The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aries.wahyuwitomo, 2022-06-11 12:14:05

Modul PPNK JUNI 2022

Modul PPNK JUNI 2022

GEREJA KATOLIK
SANTO CORNELIUS

MADIUN

MATERI PEMBINAAN

PRA NIKAH KATOLIK

TAHUN 2022

PAROKI ST. CORNELIUS MADIUN

11-12 JUNI 10-11
DESEMBER

KATA PENGANTAR

Kami memanjatkan syukur kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga Modul
Pembinaan Pra Nikah Katolik Tahun 2022 untuk Peserta dapat dirampungkan. Modul ini bertujuan untuk
memberikan informasi tentang materi selama menjalani Pembinaan Pra Nikah Katolik yang di selenggarakan
oleh Paroki St Cornelius Madiun. Semua aktifitas diatas bertujuan untuk memberikan bimbingan sekaligus
pendampingan bagi calon mempelai untuk membangun Keluarga Katolik.

Modul ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi yang
sangat berarti bagi penyusunan modul ini, baik berupa moril maupun materiil, terutama para Romo Paroki,
Pemandu PPNK 2022, Seksi Keluarga Paroki St Cornelius, Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya serta semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, mereka-mereka telah memberikan bantuan yang cukup
besar dalam penyusunan Modul ini.

Tentunya Modul PPNK 2022 ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu
saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan di masa yang
akan datang. Akhir kata, semoga Modul PPNK tahun 2022 ini dapat berguna dan bermanfaat bagi calon
mempelai guna membangun keluarga baru yang harmonis.

Madiun, 10 Juni 2022

i

DAFTAR ISI Halaman
i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi 1
Materi I : Hukum dan Moral Perkawinan
Materi 2 : Spiritualistas 26
Materi 3 : Pendidikan anak 46
Materi 4 : Relasi dan Komunikasi 63
Materi 5 : Komitment Dalam Perkawinan 91
Materi 6 : Penyelesaian Konflik dan indahnya pengampunan 105
Materi 7 : Upaya agar cinta tetap hidup 123

ii

HUKUM & MORAL

PERKAWINAN KATOLIK

PEMBINAAN PRA-NIKAH KATOLIK
KEUSKUPAN SURABAYA
***

1

KATA HATIKU:

1. Apa yang paling aku sukai sehingga aku tertarik dan mau menikah
dengan calon suami/istriku?

2. Apa yang paling aku benci dan tidak kusukai dari calon
suami/istriku?

2

MEMBANGUN RUMAH TANGGA

3

TAHAP MEMBANGUN…

4

TAHAP MEMBANGUNAN KELUARGA:

• Waktu Perkenalan
• Masa Pacaran
• Masa Pertunangan
• Persiapan Perkawinan:

• Penyelidikan Kanonik
• Penerimaan Sakramen: Baptis, Penguatan, Tobat & Ekaristi

5

HAKIKAT & TUJUAN

• Kan. 1055 – §1. Perjanjian (foedus) perkawinan, dengannya seorang
laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka
persekutuan (consortium) seluruh hidup, yang menurut sifat khas
kodratnya terarah pada kebaikan suami-istri (bonum coniugum) serta
kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis,
oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen.

• PERKAWINAN adalah sebuah perjanjian atau kesepakatan seorang
♂+♀ untuk bersekutu secara total demi bonum coniugum, kelahiran
& pendidikan anak.

6

SIFAT HAKIKI

• Kan. 1056 – Ciri-ciri hakiki esensial (proprietates
essentiales)perkawinan ialah unitas (kesatuan) dan indissolubilitas
(sifat tak-dapat-diputuskan), yang dalam perkawinan kristiani
memperoleh kekukuhan khusus atas dasar sakramen.

• PERKAWINAN bersifat MONOGAM dan TIDAK TERCERAIKAN

7

SAHNYA PERKAWINAN

Ada KONSENSUS atau KESEPAKATAN nikah: perbuatan kemauan dengan mana suami-istri saling menyerahkan diri

dan saling menerima untuk membentuk perkawinan dengan perjanjian yang tak dapat ditarik kembali. Konsensus membuat
suatu perkawinan menjadi ada. Konsensus harus:

• = Verus (sungguh-sungguh): menikah dengan serius, tidak simulatif atau berpura-pura (kan. 1101§2) dan tanpa syarat
(kan. 1102)

• = Plenus (penuh): menikah tanpa mengecualikan unsur hakiki perkawinan (kan. 1101§2)
• = Liber (bebas): menikah tanpa paksaan dan ketakutan besar dari luar (kan. 1103)

Dirayakan dalam FORMA CANONICA:

• Forma canonica ordinaria atau tata peneguhan biasa, yaitu di hadapan seorang petugas resmi Gereja sebagai peneguh
perkawinan dan dua orang saksi.

• Forma canonica extra-ordinaria atau tata peneguhan nikah luar biasa=> peneguh yang berwenang tidak ada adalah
tetap sah dan halal menikah di hadapan awam yang terpilih dan mendapatkan delegasi (kan. 1112), bahkan tetaplah sah
perkawinan dihadapan saksi-saksi saja: (a) dalam bahaya mati, (b) keadaan itu akan berlangsung selama satu bulan (kan.
1116).

Status LIBER (bebas dari halangan-halangan kanonik)

8

KESEPAKATAN

• Kan. 1057 – §1. Kesepakatan pihak-pihak yang dinyatakan secara
legitim antara orang-orang yang menurut hukum mampu, membuat
perkawinan; kesepakatan itu tidak dapat diganti oleh kuasa
manusiawi manapun.

• §2. Kesepakatan perkawinan adalah tindakan kehendak dengannya
seorang laki-laki dan seorang perempuan saling menyerahkan diri
dan saling menerima untuk membentuk perkawinan dengan
perjanjian yang tak dapat ditarik kembali.

• KESEPAKATAN itu: personal, internal, dinyatakan scr eksternal, bebas,
utuh, timbal balik, dan tidak dapat ditarik kembali.

9

HALANGAN2 PERKAWINAN

• Halangan nikah umur (kan. 1083)
• Hukum Romawi: mampu menikah jika sudah mencapai usia pubertas, laki 14th dan perempuan 12th.
• Kanon 1083 §1: laki berumur genap 16th dan perempuan berumur genap 14th.
• UU Perkawinan RI no 1 th 1974 usia minimal laki-laki 19th dan perempuan 16th. UU no.16 th 2019
merevisi pasal 7 menjadi: (1) “Perkawinan hanya diizinkan apabila Pria dan wanita sudah
mencapai umur 19 tahun.” (2)“Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur, sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua pihak wanita dapat mem minta dispensasi
kepada pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.”

• Halangan nikah impotensi (kan 1084)
• Kan. 1084 §1 impotensi adl halangan yang menyebabkan perkawinan tidak sah dari kodratnya
sendiri
• jika impotensi ada sejak pra-nikah dan bersifat tetap, entah bersifat mutlak ataupun relatif.

• Halangan nikah ikatan perkawinan (kan 1085)
• Monogam adalah tuntutan yang tak bisa didispensasi.
• Kan 1085 § 1: “Adalah tidak sah perkawinan yang dicoba dilangsungkan oleh orang yang terikat
perkawinan sebelumnya, meskipun perkawinan itu belum disempurnakan dengan persetubuhan”.

10

HALANGAN2 PERKAWINAN

• Halangan nikah beda agama/disparitas cultus (kan 1086)
• Gereja Katolik menginginkan agar anggotanya tidak melakukan perkawinan campur, entah dibaptis non-
katolik (mixta religio) maupun tidak baptis (disparitas cultus).

• Halangan nikah tahbisan suci (kan. 1087)
• Kan 1087: ‘Adalah tidak sah perkawinan yang dicoba dilangsungkan oleh mereka yang telah menerima
tahbisan suci’. Karena orang tertahbis memperoleh status kanonik yang khusus (klerikal), yang
menjadikannya pelayan rohani dalam gereja

• Halangan nikah kaul kekal publik kemurnian (kan 1088)
• Hidup religius tidak bisa dihayati bersama-sama dengan hidup perkawinan, karena seorang religius
terikat kaul kemurnian (bdk. kan. 573 § 2; 598 § 1)

11

HALANGAN2 PERKAWINAN

• Halangan nikah penculikan/raptus (kan. 1089)
• Kemauan bebas tanpa paksaan adl syarat mutlak demi keabsahan kesepakatan nikah.

• Halangan nikah kejahatan/crimen (kan. 1090)
• Pembunuhan terhadap pasangannya sendiri atau pasangan pihak ketiga ataupun
bersekongkol untuk membunuh pasangan perkawinan masing-masing.

• Halangan nikah hubungan darah/consanguinitas (kan. 1091)
• Gereja ingin menghindarkan perkawinan incest. Karena hubungan ini berakibat buruk
terhadap kesehatan fisik, psikologis, mental dan intelektual anak-anak yang dilahirkan. Garis
keturunan menyamping sampai tingkat ke-4 inklusif gak boleh…

12

HALANGAN2 PERKAWINAN

• Halangan nikah hubungan semenda/affinitas (kan. 1092)
• Hubungan semenda tercipta ketika dua keluarga saling mendekatkan batas-batas hubungan
kekeluargaan lewat perkawinan yang terjadi antar anggota dari dua keluarga tersebut. Kan. 1092:
“Hubungan semenda dalam garis lurus menggagalkan perkawinan dalam tingkat manapun”. Misalnya:
menantu dan mertua (garis lurus ke atas tingkat 1).

• Halangan nikah kelayakan publik/publica honesta (kan. 1093)
• Kan. 1093 halangan nikah kelayakan publik dibatasi pada garis lurus tingkat I

• Halangan nikah pertalian hukum karena adopsi/cognatio legalis (kan. 1094)
• Kanon 1094: “Tidak dapat menikah satu sama lain dengan sah mereka yang mempunyai pertalian
hukum yang timbul dari adopsi dalam garis lurus atau garis menyamping tingkat kedua”.

13

TATA PENEGUHAN

• Kan. 1108 – §1. Perkawinan hanyalah sah bila dilangsungkan di
hadapan Ordinaris wilayah atau pastor paroki atau imam atau
diakon yang diberi delegasi oleh salah satu dari mereka itu, yang
meneguhkannya, serta di hadapan dua orang saksi, tetapi hal itu
harus menurut peraturan-peraturan yang dinyatakan dalam kanon-
kanon di bawah ini, serta dengan tetap berlaku kekecualian-
kekecualian yang disebut dalam kanon-kanon 144, 1112-§1, 1116 dan
1127-§1-2.

14

• Kan. 1114 – Pelayan perkawinan bertindak tidak licit kecuali baginya nyata status bebas calon mempelai menurut
norma hukum, dan sedapat mungkin dengan izin pastor paroki, setiap kali ia meneguhkan perkawinan berdasarkan
delegasi umum.

• Kan. 1112 – §1. Dimana tiada imam dan diakon, Uskup diosesan dapat memberi delegasi kepada orang-orang awam
untuk melayani perkawinan, setelah ada votum yang mendukung dari Konferensi para Uskup dan diperoleh izin dari
Tahta Suci.

• Kan. 1116 – §1. Jika pelayan yang berwenang menurut norma hukum tidak ada atau tidak dapat dikunjungi tanpa
kesulitan besar, mereka yang bermaksud melangsungkan perkawinan yang sejati dapat menikah secara sah dan licit di
hadapan saksi-saksi saja:
• l0 dalam bahaya maut;
• 20 di luar bahaya maut, asalkan diperkirakan dengan arif bahwa keadaan itu akan berlangsung selama satu bulan.
• §2. Dalam kedua kasus tersebut, jika ada imam atau diakon lain yang dapat hadir, haruslah ia dipanggil dan
bersama para saksi menghadiri perayaan perkawinan, tanpa mengurangi sahnya perkawinan di hadapan dua
orang saksi saja.

• Kan. 1127 – §1. Mengenai forma yang harus digunakan dalam perkawinan campur hendaknya ditepati ketentuan-
ketentuan kan. 1108; tetapi jikalau pihak katolik melangsungkan perkawinan dengan pihak tidak katolik dari ritus timur,
forma kanonik perayaan itu digunakanhanya untuk licitnya saja; sedangkan demi sahnya dituntut campur-tangan
pelayan suci, dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan lain yang menurut hukum harus ditaati.
• §2. Jika terdapat kesulitan-kesulitan besar untuk menaati forma kanonik, Ordinaris wilayah dari pihak katolik
berhak untuk memberikan dispensasi dari forma kanonik itu dalam tiap-tiap kasus, tetapi setelah minta
pendapat Ordinaris wilayah tempat perkawinan dirayakan, dan demi sahnya harus ada suatu forma publik
perayaan; Konferensi para Uskup berhak menetapkan norma-norma agar dispensasi tersebut diberikan dengan
alasan yang disepakati bersama.

15

KATA HATIKU:

1. Apa motivasi/alasanku mau menikah dengan calon suami/istriku?
2. Menurutku apakah sich Hakikat Perkawinan itu?
3. Sampai hari ini, Masih adakah keraguan di dalam hatiku untuk

menikah dengan calon suami/istriku? Apakah itu? Mengapa?

16

SETARA…

TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan
dia.’ (Kej. 2:18)
‘Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur,
TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup
tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah
dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-
Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan,
sebab ia diambil dari laki-laki.” (Kej. 2:21-23)

Perempuan/istri yang sepadan/sederajat dengan Laki-laki/suami dipanggil
untuk memperkembangkan kehidupan & kebahagiaan dalam rumah tangganya

17

SUARA HATI

• Sebagai orang beriman, kita percaya pada Tuhan yang Mahakuasa,
Mahakasih, Penyelenggara segala sesuatunya. Iman ini hadir dan
bersuara dalam Suara Hati. Bagaimana kita melatih, mendengarkan
dan mengolah suara hati kita?

18

KITAB SUCI

(1). Jangan berzinah (Kel. 20:14)

(2). Perkawinan unitas et indissolubilitas, harus setia dan terbuka pada
kelahiran anak [prokreasi] ‘Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka
laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu
daging. o Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu,
apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ (Mark
10:6-9)

(3). ‘Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini istrinya, atau
hamba-hambanya laki-laki ,atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau
keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu’ (Kel.20:17)

19

AJARAN GEREJA

• ENSIKLIK HUMANAE VITAE Paus Paulus VI: kasih suami-istri itu manusiawi, total, setia,
eksklusif & berbuah (HV.9) – prokreasi (HV.10)

• ENSIKLIK FAMILIARIS CONSORTIO Paus Yohanes Paulus II: Perkawinan merupakan
TANDA kesetiaan Allah kepada manusia, kesetiaan Kristus kepada GerejaNya. Keluarga
dipanggil menjadi Ecclesia Domestica (FC.49)

• DOKUMEN AMORIS LAETITIA Paus Fransiskus: KASIH itu sabar, kasih itu murah hati, ia
tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi
karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1Kor. 13:4-7)

20

TANTANGAN ZAMAN INI

• SEKULARISME: cerai, kumpul kebo, selingkuh/zinah,
poligami/poliandri, etc.

• TANGGAPAN GEREJA: PAUS FRANSISKUS menegaskan bahwa ‘Kita
tidak punya keluarga (istri, anak, suami) yang sempurna. Maka
dibutuhkan sikap berani mengakui kesalahan, saling mengampuni dan
memperbaiki diri.

21

TANTANGAN ZAMAN INI

• KONTRASEPSI: Kondom, Sterilisasi, IUD, Aborsi, Bayi tabung, etc.

• TANGGAPAN GEREJA: PAUS YOHANES PAULUS II mengatakan soal KBA: ‘Ketika suami-istri
memanfaatkan masa-sama ketidaksuburan, mereka menghormati hubungan yang tak
terceraikan antara makna pemersatu dan makna prokreasi pada seksualitas manusiawi.
Mereka bertindak sebagai pelayan rencana Allah dan mereka memanfaatkan seksualitas
mereka seturut dinamisme asli penyerahan diri seutuhnya, tanpa manipulasi atau
pengubahan makna’ (FC.32).

• AwMSb=> H1mens + (siklus terpendek – 19)

• AkMSb=> H1mens + (siklus terpanjang – 11)

• Daya tahan ovum 12 – 24jam

22

AKHIRNYA…

• KELUARGA dibangun demi terwujudnya KEBAIKAN suami-istri,
terbuka pada KELAHIRAN anak dan PENDIDIKANNYA

• SEKOLAH pertama dan utama adalah KELUARGA

23

MARI BERBAGI

1. Bagaimana pemahaman Anda mengenai Kesetaraan Laki-Laki -
Perempuan dan Kontrasepsi? Bagaimana Anda akan mensikapinya
dalam keluarga yang akan Anda bangun nanti?

2. Menurut Anda, tantangan apa yang paling besar akan Anda hadapi
setelah perkawinan nanti? Apa yang telah Anda siapkan untuk
menghadapinya?

24

IMAN PANGKAL KESETIAAN…

Rumah tangga tidak cukup sekedar dibangun TETAPI bagaimana
dengan setia dirawat dan dikembangkan.

Homili (Alm.) Mgr. J. Hadiwikarta dalam sebuah tahbisan imam: ‘Agar
mampu setia dibutuhkan iman. Karena kesetiaan terbangun dari
iman. Tanpa iman tiada mungkin akan mampu untuk setia.’

SETIA ber-akar/dasar pada IMAN
BAHASA LATIN:
fidelia (setia) dari fides (iman)
INGGRIS:
faithful (setia) dari faith (iman)

25

MATERI 2 SPIRITUALITAS

PERKAWINAN KATOLIK

26

Yang akan kita bicarakan adalah:

Perkawinan (Marriage); Peresmian nikah (Wedding).
“Wedding is a day, Marriage is a lifetime”.

Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta.
Perkawinan: Panggilan menjadi kudus.
Cinta Kristus: Dasar utama spiritualitas perkawinan.
Perkawinan dan Keluarga Kecil.

27

Perkawinan: Bukan Peresmiaan Nikah

• Perkawinan Kristiani:

• Bukan sekedar legalisasi hidup Bersama.
• Perkawinan Katolik: Sakramen

• “Persekutuan Hidup dan kasih suami istri yang
mesra… diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan
dengan huku—hokum-Nya.. Allah sendirilah Pencipta
Perkawinan” (Gaudium et Spes 48,1).

• Perkawinan Katolik tidak bisa dilepaskan dari akar
yang menjadi pusat hidup perkawinan itu sendiri,
yakni Yesus Kristus.

28

Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta

• Kesalahan Pemahaman Nikah:

• Perkawinan dianggap hanyalah suatu pilihan dari
pria dan wanita yang bersepakat untuk menikah.

• Perkawinan itu bukan soal cocok dan tidak
cocok.

• Perkawinan itu panggilan Allah kepada manusia:
• “Tidak baik, kalua manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,
yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18).

29

Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta

• Perkawinan itu hak semua dengan menjalankan
kewajiban dari Allah.

• Seorang yang menikah itu selalu mengikuti apa yang
Allah mau dengan perkawinan sejak semula.

• Perkawinan bukanlah institusi manusia, tetapi institusi
ilahi.

• Seorang yang menikah secara Kristiani berarti
perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita
yang dipenuhi oleh kasih mesra diantara mereka dengan
terang Kasih Allah sendiri.

30

Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta

• Perkawinan selalu menyertakan Allah sendiri:

• “Perkawinan yang diberkati oleh Allah menjaga ikatan
pria dan wanita yang Allah telah berkati dari awal
penciptaan dunia; dan itu merupakan sumber damai dan
kebaikan bagi seluruh kehidupan perkawinan dan
keluarga” (Paus Fransiskus, Audiensi 29 April 2015).

• Konsekuensi Perkawinan sebagai Panggilan Allah:

• Terbuka pada kelahiran anak.

• “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah

bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan

di laut dan burung-burung di udara dan atas segala

binatang yang merayap di bumi” (Kej 1:28). 31

Perkawinan: Panggilan Menjadi Kudus

• Tujuan Utama Perkawinan:

• Panggilan Menjadi Kudus.
• “Jadilah sempurna seperti Bapamu di Sorga
sempurna”.

• Kekudusan ini digambarkan dengan:

• Karakter Perkawinan Kristiani:
• Monogami
• Tak terceraikan (Indisolubilitas).

32

Perkawinan: Panggilan Menjadi Kudus

• Wujud Panggilan Kekudusan adalah
Keterbukaan pada Prokreasi.

• Keterbukaan pada kehadiran anak ini dipandang
sebagai pengudusan karena tujuan perkawinan itu
sendiri yakni bahwa perkawinan adalah penyatuan
dua orang yang saling mencintai satu sama lain
untuk hidup dengan setia dan terbuka pada anak
sebagai karunia Allah.

33

Cinta Kristus:
Dasar Utama Spiritualitas Perkawinan

• Tantangan-Tantangan Kehidupan Perkawinan
• memilih perceraian sebagai solusi
ketidakcocokan,
• memilih kontrasepsi dalam perencanaan
keluarga,
• menggunakan teknologi untuk ‘meciptakan’
anak.

34

Cinta Kristus:
Dasar Utama Spiritualitas Perkawinan

• Spiritualitas Perkawinan menguatkan Orang Kristiani
berhadapan dengan tantangan-tantangan yang ada.

• Bagaimana spiritualitas Kristiani itu?

• Dasar: Cinta Allah pada manusia; Cinta Kristus pada umat-Nya
• “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
untuk menguduskannya, sesuda Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlah tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela” (Ef
5:27).

35

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Bagaimana membangun hidup keluarga itu?

• Keluarga dibangun seturut gambaran Gereja, maka
Keluarga itu ecclesia domestica (Keluarga kecil).

• Bagaimana mewujudkan Gereja Kecil ini?

• Ekaristi: sumber dan Puncak Hidup Perkawinan
• Pengakuan Dosa: Pembaharuan Hidup Perkawinan dan

Keluarga
• Membaca Sabda Allah: Penerang Hidup Perkawinan
• Doa: Perekat Hidup Perkawinan Suami Istri dan Keluarga
• Rekoleksi/Retret: Kembali pada Semangat Awal

36

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup Perkawinan

• Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup orang kristiani,
sehingga Ekaristi “bagaikan dari sumber, mengalirlah
rahmat kepada kita, dan dengan hasil guna yang amat
besar diperoleh pengudusan manusia dan permuliaan
Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya”
(SC 10).

• Pasutri yang merayakan Ekaristi dan menerima tubuh
Kristus:

• “Dalam rahmat kasih ekaristi keluarga kristiani menemukan
dasar dan jiwa kesatuan dan misinya, yang merupakan kasih
sebagai Allah yang mengasihi” (bdk. Familiaris Consortio, n. 57).

37

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup Perkawinan

• Pasutri melalui Ekaristi dapat bercermin bagaimana kasih
Kristus itu kepada Gereja-Nya yang memberikan diri-Nya
kepada Gereja, mempelai-Nya. Maka, ekaristi sejatinya
memberikan kepada pasutri arti perjuangan agar terus
menerus hidup dalam kesetiaan.

• Bagaimana menghidupinya?
• Pasutri menjadikannya makanan dan minuman
rohani.
• Ekaristi menjadi santapan, sumber kekuatan dalam
perkawinan suami dan istri.

38

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Pengakuan Dosa: Pembaharuan Hidup Perkawinan
dan Keluarga

• Perkawinan selalu berhadapan dengan banyak masalah
• Sakramen Dosa akan membantu pasutri untuk menyadari

bahwa dia bersalah dan mendorong dia untuk membawa
orang menjadi baik karena penyesalan.

• “Pertobatan mendorong pendosa untuk menerima
segala sesuatu dengan rela hati: di dalam hatinya ada
penyesalan, di mulutnya ada pengakuan, dalam
tindakannya ada kerendahan hati yang mendalam atau
penetensi yang menghasilkan buah” (Catech. R.
2,5,21; KGK 1450).

39

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Bagaimana Pengakuan Dosa Itu Baik Untuk Pasutri?

• Menyesali dosa yang dilakukan dalam relasi suami-istri.
• Belajar Jujur akan segala kesalahan yang dilakukannya supaya

dalam memperoleh kedamaian.
• Silih yang ada dalam Sakramen Pengakuan Dosa akan

membantu pasutri untuk berkomitmen agar tidak berdosa
lagi.

• Kapan Waktu yang Baik untuk Pengakuan Dosa?

• Sakramen Pengakuan dosa sebaiknya dilakukan bukan
menunggu waktu persiapan merayakan Natal dan Paskah
melainkan setiap waktu ketika membutuhkan rahmat dari
Allah ketika dalam kesulitan hidup.

40

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Membaca Sabda Allah dalam Hidup Perkawinan:

• Sabda Allah menjadi penerang kehidupan perkawinan bukan buku-buku
tips-tips perkawinan.

• Sabda Allah membantu pasutri untuk memberikan kekuatan dalam
kehidupan yang sulit:
• “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum: ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun
yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab ssegala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggung jawab” (Ibr 4:12-13).

• “Sabda Allah bukan hanya kabar sukacita hidup pribadi seseorang
tetapi juga merupakan kriteria penilaian dan cahaya dalam melihat
tantangan-tantangan yang pasutri dan keluarga-keluarga jumpai”
(Amoris Laetitia, n. 227).

41

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Doa: Perekat Hidup Perkawinan Suami Istri dan
Keluarga

• Perkawinan selalu memusatkan diri pada Kristus.
• Doa memberikan kekuatan dan peneguhan dalam kehidupan

perkawinan.
• Doa menghindarkan pasutri dari kuasa Jahat:

• Bangunlah, adinda, mari kita berdoa dan mohon kepada
Tuhan kita, semoga dianugerahkan-Nya belas kasihan
serta perlindungan” (Tob 8:4).

• Doa menjadi perekat kehidupan perkawinan karena doa
membangun relasi antara Pasutri dan Tuhan

42

Perkawinan dan Keluarga Kecil

• Retret dan Perkawinan

• Kehidupan perkawinan bisa membawa kepada
kebosanan, maka Retret membawa kepada
pembaharuan perkawinan.

• Jenis-Jenis yang bisa diikuti:

• Marriage Encounter (ME)
• Tulang Rusuk.

• Apa yang diupayakan?

• Menyepi supaya pasutri dapat mengisi hidup
perkawinan mereka dengan sumber-sumber rohani
yang memberikan kepada mereka damai karena
bertemu dengan Kristus sendiri, pusat dan hidup
perkawinan mereka

43

Penutup

• Kehidupan perkawinan tidak pernah bisa dianggap remeh.
• Perkawinan Katolik sejati selalu bersatu dengan Yesus Kristus sendiri

yang mengikatkan hidup suami-istri.
• Perkawinan selalu dibakar oleh kehidupan spiritual yang memberikan

daya kekuatan ilahi dengan bantuan dan terang Roh Kudus sendiri.
• Suami istri hendaknya senantiasa menyadari benar bahwa “Kasih

sejati suami-istri ditampung dalam cinta Ilahi, dan dibimbing serta
diperkaya berkat daya penebusan Kristus serta kegiatan Gereja yang
menyelamatkan supaya suami-istri secara nyata diantar menuju Allah,
lagi pula dibantu dan diteguhkan dalam tugas mereka yang luhur
sebagai ayah dan ibu” (Gaudium et Spes, n. 48).

45

MATERI 3

Goyang

PENDIDIKAN ANAK DALAM
KELUARGA

SC_APRIL -22 46

Pendidikan dalam keluarga

01 02

Keluarga Orangtua

pendidikan/sekolah pendidik/guru yang
yang pertama dan utama pertama dan utama

47

1. Keluarga sebagai “sekolah” yang pertama dan
utama

• Dikatakan pertama, karena anak itu pertama kali
berkenalan dengan lingkungan serta belajar pada
keluarga

• Pendidikan yang pertama ini dapat dipandang sebagai
fondasi pengembangan-pengembangan berikutnya.

• Pertama anak-anak memperoleh pengajaran
mengenai keutamaan-keutamaan sosial – hal yang
sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat

48


Click to View FlipBook Version