MODUL PELATIHAN
Penulis :
Iis Istiqamah
Wiwit Liftiani
Elyawati
Editor:
Suci Apriani
KERJASAMA
YASMINA Foundation dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sawahlunto
2021
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini kami mengucapkan syukur
kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kini telah terbit Modul
Pedoman Program SILO yang merupakan
bagian penting dari pelaksanaan Program SILO
kedepan. Program SILO merupakan salah satu
program inovasi dalam rangka menyambut
Gerakan Sinergi Terpadu Pengasuhan Anak
(GESIT ASUH) yang diluncurkan oleh ibu Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
pada akhir Januari 2020.
Filosofi diambilnya nama SILO karena di Sawahlunto terdapat 3 Silo
yang berdiri kokoh sejajar di pusat Kota Sawahlunto. Dahulunya Silo
digunakan untuk penyimpanan batu bara, dan kini Silo menjadi kawasan
wisata di Kota Sawahlunto. Bangunan 3 Silo ini hanya ada satu-satunya di
Sumatera Barat dan terdapat di Kota Sawahlunto. 3 Silo inilah yang menjadi
dasar kami memberi nama program ini dengan SILO. Makna 3 peran istri,
yakni peran pertama istri adalah Istri bagi suami, kedua peran domistik istri
dalam pengasuhan anak dan ketiga peran sosial istri dalam masyarakat
sehingga ketahanan keluarga akan terwujud. Alasan dipilihnya sekolah
untuk istri bukan berarti sosok ayah tidak berperan penting bagi keluarga
tetapi karena istri memiliki peran yang strategis dimana istri memiliki
waktu yang lebih banyak di rumah setiap hari bersama anak sedangkan
ayah lebih banyak waktu diluar untuk mencari nafkah. Istri adalah pondasi
utama dalam keluarga untuk tumbuh kembang generasi bangsa, jika
pondasinya kuat maka akan menghasilkan generasi yang berkualitas dalam
menghadapi berbagai guncangan.
Mengingat GESIT ASUH sangat penting sebagai upaya pemenuhan
hak anak dan perlindungan anak dalam pengasuhan berkualitas, maka
program unggulan ini sangat diharapkan dapat terlaksana dimasyarakat
Kota Sawahlunto melalui kegiatan terkoordinasi dan bersinergis mulai
dari tingkat Desa/ Kelurahan maupun Lintas Sektor terkait. Maka dari itu
ii Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak dalam
mewujudkan ketahanan keluarga yang harmonis dan ucapan terimaksih
sebesar-besarnya kepada semua pihak, semoga Allah SWT menjadikan
kegiatan ini sebagai sarana ibadah bagi kita semua.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Walikota, Bapak Wakil
Walikota, dan Ibu Ketua GOW Kota Sawahlunto, semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi penyelenggaran Program SILO. Sesuai dengan istilah tiada
gading yang tak retak, untuk itu kami menerima kritik dan masukan dari
pembaca akan kekurangan modul “Pedoman Program SILO ini”.
Sekian dan terimakasih.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat,Desa,
Perempuan dan Perlindungan anak Kota Sawahlunto
EFRIYANTO, S.Sos, MM
NIP. 19720808 199302 1 002
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) iii
SAMBUTAN YASMINA FOUNDATION
Sampai saat ini, keluarga merupakan institusi terkecil yang
memiliki peran sangat penting dalam masyarakat. Nilai-
nilai budaya dalam masyarakat sampai pada individu
diinternalisasi melalui keluarga. Oleh karena itu,
menguatkan institusi keluarga akan sangat berarti bagi
keberlangsungan budaya suatu bangsa. Penguatan
keluarga artinya menguatkan seluruh struktur yang ada
dalam keluarga; ayah, ibu dan anak-anak. Memastikan
peran masing-masing anggota keluarga berjalan dengan
baik akan berkontribusi pada berjalannya fungsi keluarga.
Di dalam keluarga, perempuan memiliki kedudukan yang strategis,
sebagai istri dan ibu. Sayangnya, walaupun peran istri dan ibu itu penting,
sedikit sekali pembekalan yang didapatkan para istri/ibu atau calon istri/
ibu. Karena masih dianggap sebagai peran yang berjalan secara alamiah,
anggapan bahwa semua perempuan dapat menjalankan peran tersebut
dengan optimal masih sering kita dengar.
SILO atau Sekolah Istri Teladan Sawahlunto adalah sebuah inisiasi
program yang sangat baik dalam menguatkan institusi keluarga. Program
ini merupakan kerjasama YASMINA Foundation dengan Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak
(Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kota
Sawahlunto. Tujuan program ini adalah memberikan edukasi kepada para
ibu di Kota Sawahlunto agar dapat mengoptimalkan perannya sebagai istri
dan ibu sehingga keluarga-keluarga di Sawahlunto dapat menjadi keluarga
yang kuat.
Modul SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) ini dibuat sebagai panduan
agar para Motivator SILO dapat melakukan edukasi secara terstruktur di
wilayah dampingan. Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi teman-
teman di YASMINA Foundation : Ibu Wiwit Liftiani dan Ibu Eliyawati yang
telah berkontribusi atas hadirnya modul ini, juga pada tim Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak
(Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kota Sawahlunto
serta GOW Kota Sawahlunto. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat
dan kebaikan bagi semua.
Direktur YASMINA Foundation
Iis Istiqamah, SP., M.Si
iv Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
SAMBUTAN KETUA GABUNGAN ORGANISASI WANITA
KOTA SAWAHLUNTO
Keluarga memiliki kedudukan yang penting dalam
sebuah Negara. Kondisi rata-rata keluarga yang baik
merupakan cermin kondisi masyarakat di daerah
tersebut. Oleh karena itu diperlukan peran istri untuk
mewujudkan cita-cita dalam menghasilkan generasi
penerus yang berkualitas. Dipilihnya sekolah teladan
untuk istri karena istri memiliki berbagai peran penting
dalam keluarga, selain itu belum adanya sekolah untuk
menjadi istri yang teladan membuat program SILO (Sekolah
Istri Teladan Sawahlunto) ini menjadi program unggulan kota Sawahlunto.
Diharapkan dengan adanya Program SILO dapat meningkatkan kemampuan
peran istri untuk suami, pengasuhan berkualitas terhadap anak serta
meningkatkan peran sosial istri di lingkungan masyarakat sekitar.
Modul Pedoman Program SILO ini dapat menjadi bahan pembelajaran
bagi masyarakat terutama keluarga tentang peran istri dikeluarga dan
di masyarakat. Modul ini juga bertujuan untuk menambah edukasi
dan informasi yang akurat terkait Program SILO (Sekolah Istri Teladan
Sawahlunto).
Tentunya dalam pembuatan modul Pedoman Program SILO ini
tidak terlepas dari kendala, hambatan maupun tantangan. Saya sangat
menghargai semua upaya dalam menyusun modul ini sebagai pedoman
dalam menjalankan program SILO. Akhirnya saya sebagai seorang istri
dan ibu sekaligus sebagai Ketua GOW Kota Sawahlunto yang berperan
sebagai mitra pelaksana program SILO menyampaikan penghargaan
dan terimakasih kepada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak (Bidang Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak) Kota Sawahlunto yang tetap konsisten dalam
upaya menciptakan generasi yang berkualitas melalui program unggulan
ini serta kerjasama yang terjalin selama ini.
Semoga modul Pedoman Program SILO ini dapat dijalankan
sebagaimana yang kita harapkan dan bermanfaat bagi kita semua.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kota Sawahlunto
Eti Zohirin
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) v
SAMBUTAN WALIKOTA SAWAHLUNTO
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala Rahmat,
Taufik dan Karunia-Nya, Modul “Pedoman Program
SILO” ini dapat terbit untuk menjadi acuan untuk
menjalankan program SILO kedepannnya.
Anak merupakan generasi penerus bangsa
dimasa depan. Permasalahan yang dialami pada
anak dimasa pandemi sekarang akan memberikan
pengaruh pada kehidupan bangsa. Salah satu faktor
penyebab permasalahan yang terjadi pada anak umumnya
disebabkan karena kurangnya peran dan fungsi orang tua terutama ibu
dalam keluarga. Dimasa pandemi sekarang istri memiliki peran ektra tidak
hanya sebagai ibu dan istri bagi suami tetapi juga sebagai guru untuk anak
belajar secara daring, sebagai dokter saat anggota keluarga sakit, sebagai
manajemen gizi bagi anggota keluarga serta sebagai manajer keuangan
dalam keluarga. Sejalan dengan permasalahan tersebut, dan untuk
memastikan generasi penerus bangsa yang berkualitas, maka Program
SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) dirasa sangat penting untuk dapat
dilaksanakan. Hal ini berguna agar kasus atau permasalahan yang berkaitan
dengan pengasuhan dan pemenuhan hak anak dapat terpenuhi.
Saya sebagai Walikota Kota Sawahlunto memberikan atas terbitnya
modul pedoman program SILO ini. Selanjutnya saya ucapkan selamat
kepada masyarakat Kota Sawahlunto yang tersebar disetiap Desa/
Kelurahan karena program ini akan meningkatkan pengasuhan berkualitas
untuk ketahanan keluarga. Modul ini juga dimaknai sebagai momentum
untuk terus berupaya meningkatkan sekaligus mengajak masyarakat untuk
menguatkan pondasi utama tumbuh kembang generasi bangsa melalui
Program SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto).
Harapan saya, modul Pedoman Program SILO ini benar-benar dapat
dirasakan manfaatnya dengan dijadikan rujukan atau referensi dalam
pelaksanaan program SILO di Kota Sawahlunto.
Walikota Kota Sawahlunto
Deri Asta, S.H
vi Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
DAFTAR ISI ii
iv
Kata Pengantar Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan v
Masyarakat,Desa, Perempuan dan Perlindungan anak vi
Kota Sawahlunto 2
Sambutan YASMINA Foundation 7
Sambutan Ketua GOW Kota Sawahlunto 23
Sambutan Walikota Sawahlunto 27
Modul 1 : Membangun Paradigma 32
Modul 2 : Mengenal Diri 39
Modul 3 : Menyusun Misi Keluarga 44
Modul 4 : Membangun Prioritas
Modul 5 : Menjadi Istri yang Bahagia 49
Modul 6 : Urgensi Ketahanan Keluarga 57
Modul 7 : Komunikasi Efektif Dalam Keluarga 64
Modul 8 : Menyiapkan Kehamilan Sehat dan Menyusui dengan 70
77
Benar 84
Modul 9 : Perkembangan Anak dan Remaja 93
Modul 10 : Pola Asuh Orangtua 101
Modul 11 : Gizi Seimbang Keluarga
Modul 12 : Menemani Anak di Era Digital
Modul 13 : Pendidikan Seks pada Anak
Modul 14 : Manajemen Keuangan Keluarga
Modul 15 : Menjadi Konselor Keluarga
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 1
MODUL 1
Judul Materi : PARADIGMA
Durasi : 90 menit
Penyusun : Iis Istiqamah
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Memberikan pemahaman tentang istilah paradigma
2. Menjelaskan tentang hubungan paradigma dengan sikap atau perilaku
dan kesuksesan dalam kehidupan
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta memahami tentang paradigma atau sudut pandang
2. Peserta memahami hubungan sudut pandang dengan nilai-nilai dan
kebiasaan
3. Peserta mengerti mengapa ada orang yang bisa berubah atau tidak
4. Peserta mengerti tentang berbagai sudut pandang orang lain dan
menguji sudut pandanganya sendiri akan mendapatkan paradigma yang
lebih objektif
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan
Materi pembelajaran: Metode Durasi
Games
TP Isi Materi 10
menit
TP-0 Ice Breaking
Permainan Perkenalan : Siapa Dia?
TP-1 - Motivator menanyakan kepada peserta Ceramah, 40
tentang istilah paradigma Diskusi, menit
- Motivator menunjukkan sebuah gambar Putar Film
dan menanyakan kepada peserta apa dan Simulasi
yang dilihat oleh peserta
2 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
TP Isi Materi Metode Durasi
- Motivator menjelaskan yang dimaksud
dengan paradigma
-Peserta diajak berdiskusi mengapa
terjadi perbedaan sudut pandang
dalam melihat gambar tersebut dan apa
hubungannya dalam kehidupan sehari-
hari
-Motivator menjelaskan bagaimana sudut
pandang bisa berubah
TP-2 - Motivator menjelaskan siklus paradigma Ceramah, 30
dan kesuksesan Diskusi menit
-Motivator memberikan tugas kepada Praktek di 10
peserta dan menyimpulkan materi rumah menit
MATERI PEMBAHASAN :
Secara etimologis, istilah paradigma pada dasarnya berasal dari
bahasa Yunani yaitu dari kata “para” yang artinya di sebelah atau pun
di samping, dan kata “diegma” yang artinya teladan, ideal, model, atau
arketif. Sedangkan secara terminologis, istilah paradigma diartikan
sebagai sebuah pandangan atau pun cara pandang yang digunakan untuk
menilai dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan gambaran atau pun
perspektif umum berupa cara – cara untuk menjabarkan berbagai macam
permasalahan dunia nyata yang sangat kompleks (Thomas Kuhn, The
Structure of Scientific Revolution).
Paradigma dapat disebut juga sudut pandang. Bagaimana kita melihat
diri kitasendiri, keluarga,oranglain dan kehidupan itu sendiri. Sudut pandang
terhadap suatu peristiwa terbentuk tidak seketika, tetapi berdasarkan
keyakinan yang kita anut, nilai-nilai yang terinternalisasi dan pengalaman-
pengalaman yang terbentuk. Dalam konsep diri misalnya, bagaimana kita
memandang kesukesan akan tergantung pada nilai-nilai yang kita miliki
dan pengalaman panjang melihat lingkungan di sekitar tentang kesuksesan.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 3
Demikian juga bagaimana kita memandang keluarga yang berhasil akan
dipengaruhi oleh keyakinan, nilai dan pengalaman kita.
Lihat gambar di bawah ini :
Gambar apa yang diilihat?
Dari jawaban peserta akan berbeda melihat gambar tersebut tergantung
pada di mana sudut pandang kita letakkan pada gambar tersebut.
Demikianlah yang disebut paradigma.
Bagaimana kita memandang diri dan keluarga, coba diisi tabel berikut :
No Pertanyaan Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1 Apakah Anda melihat diri anda
sebagai orang yang gigih?
2 Apakah Anda melihat diri Anda
sebagai orang yang penyabar?
3 Apakah Anda melihat diri Anda
sebagai orang yang berhasil dalam
mengerjakan pekerjaan Anda?
4 Apakah Anda melihat diri Anda
adalah seorang teman yang baik?
5 Apakah Anda melihat diri Anda
sebagai orang yang bahagia?
6 Apakah Anda melihat diri Anda
sebagai orangtua yang baik?
4 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
No Pertanyaan Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
7 Apakah Anda melihat keluarga Anda
sebagai pendengar yang baik?
8 Apakah Anda melihat keluarga Anda
sebagai keluarga religius?
9 Apakah Anda melihat keluarga
Anda sebagai keluarga yang cerdas
keuangan?
10 Apakah Anda melihat keluarga anda
saling menikmati kebersamaan?
11 Apakah Anda melihat keluarga Anda
sebagai keluarga yang memberi
manfaat bagi sekitar
12 Apakah Anda melihat keluarga Anda
penuh harapan?
Dari jawaban Anda, isilah tabel di bawah, sudut pandang yang ingin Anda
ubah tentang diri dan keluarga :
Sudut Pandang Lama Sudut Pandang Baru
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 5
Paradigma akan sangat mempengaruhi bagaimana kita berpikir. Pikiran
akan mengarahkan otak untuk mewujudkan perilaku. Perilaku yang terus
menerus akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi karakter.
Maka penting sekali kita memperhatikan karakter yang akan sangat
berhubungan dengan hasil yang kita peroleh. Hal tersebut digambarkan
dalam siklus berikut :
Karakter ibaratnya adalah akar pohon. Karakter harus kuat menghujam
agar manusia menjadi orang yang kuat dengan prinsip-prinsip hidupnya dan
mendapatkan kesuksesan yang diinginkan. Apa makna sukses bagi Anda?
SUKSES BAGI SAYA ADALAH
6 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
MODUL 2
Judul Materi : MENGENAL DIRI
Durasi : 90 menit
Penyusun : Iis Istiqamah
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. 0Peserta mengetahui konsep dirinya dengan baik
2. Peserta berusaha mengoptimalkan kekuatan dirinya dan mensiasati
keterbatasan yang dimiliki
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta mengenal dirinya dengan baik
2. Peserta mampu menyebutkan kekuatan dan keterbatasan dirinya
3. Peserta mengetahui keuntungan dan kerugian mengenal dirinya
4. Peserta mengetahui cara mengoptimalkan kekuatan dan
meminimalisir keterbatasannya
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan
Materi pembelajaran: Metode Durasi
TP Isi Materi Games
TP-0 - Senam Ramtamtam 10
menit
TP-1 - Motivator membuka sesi dengan Penugasan, 30
menanyakan kepada peserta tentang Mengisi menit
“Apakah peserta sudah mengenal diri Lembar
mereka sendiri?”. Kerja,
Ceramah,
Diskusi
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 7
TP Isi Materi Metode Durasi
-Motivator membagi lembar kerja
kepada peserta dan meminta peserta
mengisi 5 (lima) kekuatan dan 5 (lima)
keterbatasan dirinya.
-Motivator meminta 3 (tiga) peserta
untuk sharing tentang isi lembar kerja
yang sudah dikerjakan.
-Motivator menerangkan tentang potensi
diri yang Allah SWT berikan kepada
manusia. Setiap manusia diberikan
kelebihan dan potensi yang unik. Namun
kadangkala manusia tidak mengetahui
potensi dirinya dan membandingkan
dengan potensi orang lain, sehingga
muncullah rasa tidak percaya diri. Orang
yang rendah diri bukan tidak memiliki
potensi hanya belum menemukan
potensi dirinya.
-Motivator menerangkan pula tentang
konsep diri dan bagaimana konsep diri
terbentuk (lihat materi pembahasan)
TP-2 -Motivator membahas kembali tentang Ceramah, 40
keunikan manusia dan bagaimana Diskusi menit
keunikan tersebut harus dipergunakan. Kelompok
-Motivatior menerangkan tentang
bagaimana kuadran aktivitas yang akan
membawa manusia pada produktivitas
(selalu memberi manfaat).
-Peserta berdiskusi dalam kelompok
apakah selama ini sudah produktif?.
Jika belum, bagaimana agar selanjutnya
dapat menjalankan kehidupan yang
produktif tersebut
8 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
TP Isi Materi Metode Durasi
-Selanjutnya perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi di
kelompoknya kepada forum
-Motivator memberikan kesimpulan Penugasan 20
materi dan memberikan tugas untuk menit
mengisi asesmen ST 30 secara online di
www.temabakat.com untuk mengetahui
lebih jauh tentang bakat yang dimiliki
sehingga lebih yakin dengan potensi/
kekuatannya. Kegiatan dilakukan jika
ada waktu tambahan. Peserta juga
dapat mengisi kuis kepribadian dengan
mengisi kuesioner yang ada (kepribadian
Plus)
LEMBAR KERJA : SIAPAKAH DIRI SAYA? KETERBATASANKU
KEKUATANKU
Tindakan yang akan saya lakukan dalam upaya meningkatkan/
mengoptimalkan kekuatan yang saya miliki :
1.………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….……
……………………………………………………………………………………………………............
2.………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….……
……………………………………………………………………………………………………….........
3.………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….……
……………………………………………………………………………………………….................
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 9
Tindakan yang akan saya lakukan dalam upaya menyiasati keterbatasan
yang saya miliki :
1.…………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………………..
.........……………………………………………………………………………………………………….
2.…………………………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………………………………….....
.....…………………………………………………………………………………………………………..
3.…………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………...……..
.........……………………………………………………………………………………………………….
MATERI PEMBAHASAN:
Konsep diri (self concept) adalah cara pandang dan sikap seseorang
terhadap diri sendiri (Rogers). Hurlock menyebutkan konsep diri adalah
gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri, karakter fisik,
psikologis, sosial, emosional dan prestasi. Keyakinan seseorang terhadap
dirinya sendiri akan menentukan tindakan dan pandangannya terhadap
lingkungan dan orang lain.
Konsep diri juga merupakan inti dari kepribadian seseorang dan
sangat berperan dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan
kepribadian serta perilaku seseorang di dalam lingkungannya. Seseorang
yang mampu mengembangkan konsep dirinya menjadi konsep diri yang
positif akan memiliki kepribadian positif serta akan mengarahkan pada
perilaku yang positif pula.
Menurut Hurlock, konsep diri yang pertama kali terbentuk disebut
konsep diri primer. Hal ini didapat dari lingkungan keluarga terutama
pada tahun-tahun pertama kehidupan. Kemudian konsep diri akan terus
berkembang seiring dengan semakin luasnya interaksi sosial yang diperoleh
anak.
Bagaimana orang-orang di sekitarnya memperlakukan dirinya, apa yang
orang lain katakan tentang dirinya, status yang diraihnya dalam kelompok
akan memperkuat dan memodifikasi konsep diri yang telah terbentuk
dalam keluarga. Orang lain yang bisa mempengaruhi konsep diri seseorang
adalah orangtua, anggota keluarga, teman sebaya dan masyarakat sekitar.
10 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Konsep diri dibagi menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep
diri negatif. Lingkungan yang memberikan dukungan positif akan
mempermudah individu untuk membentuk konsep diri positif. Sebaliknya,
lingkungan yang memberikan dukungan negatif akan membentuk konsep
diri negatif. Lingkungan akan menghasilkan stigma dan persepsi yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam membentuk konsep diri.
Seseorang yang mampu membentuk konsep diri positif, ia akan mudah
menerima dan berdamai dengan dirinya sendiri maupun masa lalunya.
Hal tersebut tentu berpengaruh ke perilaku seseorang. Selain itu, konsep
diri juga dibentuk dari pengalaman, perilaku diri, dan penilaian orang
lain terhadap individu. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menilai
pengalaman dan lingkungan agar konsep diri yang kita bentuk benar dan
positif.
Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif sebagai berikut :
1. Memiliki pengetahuan menyeluruh tentang dirinya secara benar, baik
kekuatannya maupun keterbatasannya
2. Bisa menerima diri apa adanya. Bila memiliki kekuatan tidak sombong,
jika memiliki keterbatasan tidak kecewa
3. Memiliki kesadaran diri untuk fokus pada kekuatan dan menyiasati
keterbatasan/kelemahan dan siap menerima umpan balik
Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif sebagai berikut :
1. Tidak memiliki pengetahuan menyeluruh tentang dirinya secara
benar, baik kekuatannya maupun keterbatasannya
2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku. Sulit mengubah
konsep diri yang dianggap benar dan menolak informasi yang baru
tentang dirinya
3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan yang dimiliki
Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky meliputi :
a) Aspek fisik, yaitu penilaian individu terhadap segala sesuatu
yang dimiliki individu seperti tubuh, pakaian, benda miliknya dan
sebagainya.
b) Aspek sosial, meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh
individu dan sejauh mana penilaian individu terhadap performanya.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 11
c) Aspek moral, meliputi nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang memberi
arti dan arah bagi kehidupan individu
d) Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap-sikap individu
terhadap dirinya sendiri.
MATRIKS AKTIVITAS
Abah Rama, penemu Talents Mapping memperkenalkan tentang peta
kekuatan manusia yang akan membawa manusia pada aktivitas yang
produktif/bermanfaat. Aktivitas sehari-hari merupakan kumpulan kegiatan
yang dilakukan secara rutin dan melalui upaya keras untuk memotivasi diri
dari segala kendala yang ada. Rumusan yang dibuat dikenal dengan istilah
4 E atau ABAH.
ENJOY EASY
ASYIK BISA
EXCELLENT EARN
ANDALAN HASIL
Selain itu, akivitas yang dilakukan juga dibagi menjadi 4 (empat) kuadran
sebagai berikut :
Passion 2 1
HOBI KEKUATAN
Bukan
Passion 4 3
KOMPETENSI
Tidak Produktif
Produktif
12 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Matriks ini memperlihatkan hal sebagai berikut :
1. Kegiatan yang disukai dan bermanfaat/produkif
2. Kegiatan yang disukai dan tidak bermanfaat/tidak produktif
3. Kegiatan yang tidak disukai dan bermanfaat/produktif
4. Kegiatan yang tidak disukai dan tidak bermanfaat/tidak produktif
Bagaimana aktivitas anda sehari-hari? Masuk dalam kuadran yang
manakah?
Test Kepribadian Plus
Isilah kuesioner berikut dengan jujur.
Kelemahan
1.
A. Suka pamer, memperlihatkan apa yang gemerlap dan kuat, terlalu
bersuara.
B. Suka memerintah, mendominasi, kadang-kadang mengesalkan antar
hubungan orang dewasa.
C. Menghindari perhatian akibat rasa malu.
D. Memperlihatkan sedikit emosi/mimik.
2.
A. Kurang teraturannya mempengaruhi hampir semua bidang kehidupannya.
B. Merasa sulit mengenali masalah dan perasaan orang lain.
C. Sulit memaafkan dan melupakan sakit hati yang pernah dilakukan, biasa
mendendam.
D. Cenderung tidak bergairah, sering merasa bahwa bagaimanapun sesuatu
tidak akan berhasil.
3.
A. Suka menceritakan kembali suatu kisah tanpa menyadari bahwa cerita
tersebut pernah diceritakan sebelumnya, selalu perlu sesuatu untuk
dikatakan.
B. Berjuang, melawan untuk menerima cara lain yang tidak sesuai dengan
cara yang diinginkan.
C. Sering memendam rasa tidak senang akibat merasa tersinggung oleh
sesuatu.
D. Tidak bersedia ikut terlibat terutama bila rumit.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 13
4.
A. Punya ingatan kurang kuat, biasanya berkaitan dengan kurang disiplin
dan tidak mau repot-repot mencatat hal-hal yang tidak menyenangkan.
B. Langsung, blak-blakan, tidak sungkan mengatakan apa yang dipikirkan.
C. Bersikeras tentang persoalan sepele, minta perhatian besar pada
persoalan yang tidak penting.
D. Sering merasa sangat khawatir, sedih, dan gelisah.
5.
A. Lebih banyak bicara daripada mendengarkan, bila sudah bicara sulit
berhenti.
B. Sulit bertahan untuk menghadapi kekesalan.
C. Kurang percaya diri.
D. Sulit dalam membuat keputusan.
6.
A. Bisa bergairah sesaat dan sedih pada saat berikutnya. Bersedia membantu
kemudian menghilang. Berjanji akan datang tapi kemudian lupa untuk
muncul.
B. Merasa sulit memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka.
C. Tuntutannya akan kesempurnaan terlalu tinggi dan dapat membuat
orang lain menjauhinya.
D. Tidak tertarik pada perkumpulan atau kelompok.
7.
A. Tidak punya cara yang konsisten untuk melakukan banyak hal.
B. Bersikeras memaksakan caranya sendiri.
C. Standar yang ditetapkan begitu tinggi sehingga orang lain sulit
memuaskannya.
D. Lambat dalam bergerak dan sulit untuk ikut terlibat.
8.
A. Memperbolehkan orang lain, termasuk anak-anak untuk melakukan apa
saja sesukanya untuk menghindari diri kita tidak disukai.
B. Punya harga diri tinggi dan menganggap diri selalu benar dan yang
terbaik dalam pekerjaan.
C. Dalam mengharapkan yang terbaik, biasanya melihat sisi buruk sesuatu
terlebih dahulu.
D. Memiliki kepribadian yang biasa saja dan tidak suka memperlihatkan
banyak emosi.
14 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
9.
A. Memiliki perangai seperti anak-anak yang mengutarakan diri dengan
ngambek dan berbuat berlebihan tetapi kemudian melupakannya
seketika.
B. Mengobarkan perdebatan karena biasanya selalu benar dan terkadang
tidak peduli bagaimana situasi saat itu.
C. Mudah merasa terasing dari orang lain dikarenakan rasa tidak aman atau
takut jangan-jangan orang lain tidak merasa senang bersamanya.
D. Bukan orang yang suka menetapkan tujuan dan tidak berharap menjadi
orang yang seperti itu.
10.
A. Memiliki perspektif yang sederhana dan kekanak-kanakan, kurang
pengertian terhadap tingkat kehidupan yang lebih mendalam.
B. Penuh keyakinan, semangat, dan keberanian (sering dalam pengertian
negatif).
C. Sikapnya jarang positif dan sering hanya melihat sisi buruk dari setiap
situasi.
D. Mudah bergaul, tidak peduli, dan masa bodoh.
11.
A. Merasa senang mendapat penghargaan dari orang lain. Sebagai
penghibur menyukai tepuk tangan, tawa, dan penerimaan penonton.
B. Menetapkan tujuan secara agresif serta harus terus produktif, merasa
bersalah bila beristirahat, bukan terdorong oleh keinginan untuk
sempurna melainkan imbalan.
C. Suka menarik diri dan memerlukan banyak waktu untuk sendirian atau
mengasingkan diri.
D. Secara konsisten merasa terganggu atau resah.
12.
A. Suka berbicara dan sulit mendengarkan.
B. Kadang-kadang menyatakan diri dengan cara yang agak menyinggung
perasaan dan kurang pertimbangan.
C. Terlalu introspektif dan mudah tersinggung kalau disalahpahami.
D. Lebih suka mundur dari situasi sulit.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 15
13.
A. Kurang memiliki kemampuan dalam membuat kehidupan menjadi
teratur.
B. Dengan paksa mengambil kontrol atas situasi atau orang lain, biasanya
dengan mengatakan apa yang harus dilakukan.
C. Hampir sepanjang waktu merasa tertekan.
D. Mempunyai ciri khas selalu tidak tetap dan kurang keyakinan bahwa
suatu hal akan berhasil.
14.
A. Tidak menentu, serba berlawanan dengan tindakan dan emosi yang
tidak berdasarkan logika.
B. Tampaknya tidak bisa menerima sikap, pandangan, dan cara orang lain.
C. Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri.
D. Merasa bahwa kebanyakan hal tidak penting dalam suatu cara atau cara
yang lain.
15.
A. Hidup dalam keadaan tidak teratur, tidak dapat menemukan banyak
benda.
B. Mempengaruhi dengan cerdik dan penuh tipu untuk kepentingan sendiri;
dengan suatu cara dapat memaksakan kehendak.
C. Tidak punya emosi yang tinggi, tetapi biasanya semangatnya merosot
sekali, apalagi bila merasa tidak dihargai.
D. Bicara pelan kalau didesak, tidak mau repot-repot bicara dengan jelas.
16.
A. Perlu menjadi pusat perhatian, ingin dilihat.
B. Bertekad memaksakan kehendaknya, tidak mudah dibujuk, keras kepala.
C. Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik suatu perkataan.
D. Tidak sering bertindak atau berpikir cepat, sangat mengganggu.
17.
A. Tawa dan suaranya dapat didengar di atas suara lainnya di di dalam
ruangan.
B. Tidak ragu-ragu mengatakan benar dan dapat memegang kendali.
C. Memerlukan banyak waktu pribadi dan cenderung menghindari orang
lain.
D. Menilai pekerjaan dan kegiatan dengan ukuran berapa banyak tenaga
yang dibutuhkan.
16 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
18.
A. Tidak punya kekuatan untuk berkonsentrasi atau menaruh perhatian
pada sesuatu.
B. Punya kemarahan yang menuntut berdasarkan ketidaksabaran.
Kemarahan yang dinyatakan saat orang lain tak bergerak cukup cepat
atau tidak menyelesaikan apa yang diperintahkan.
C. Cenderung mencurigai atau tidak mempercayai gagasan orang lain.
D. Lambat untuk memulai, perlu dorongan yang kuat untuk termotivasi.
19.
A. Menyukai kegiatan baru terus-menerus karena tidak merasa senang
melakukan hal yang sama sepanjang waktu.
B. Bisa bertindak tergesa-gesa tanpa memikirkan dengan tuntas terlebih
dahulu, biasanya karena ketidaksabaran.
C. Secara sadar maupun tidak mendendam, menghukum orang yang
melanggar, diam-diam menahan persahabatan/kasih sayang.
D. Tidak bersedia untuk ikut terlibat dalam suatu hal.
20.
A. Rentang perhatian kekanak-kanakan dan pendek, butuh banyak
perubahan dan variasi supaya tak merasa bosan.
B. Cerdik, orang yang selalu bisa menemukan cara untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
C. Selalu mengevaluasi dan membuat penilaian, sering memikirkan dan
menyatakan reaksi negatif.
D. Sering mengendurkan pendiriannya, bahkan ketika merasa benar untuk
menghindari terjadinya konflik.
Kekuatan
21.
A. Penuh kehidupan, sering menggunakan isyarat tangan, lengan, dan
wajah secara hidup.
B. Orang yang mau melakukan sesuatu hal yang baru dan berani bertekad
untuk menguasainya.
C. Suka menyelidiki bagian-bagian yang logis.
D. Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam setiap situasi.
22.
A. Penuh kesenangan dan selera humor yang baik.
B. Meyakinkan seseorang dengan logika dan fakta, bukan dengan pesona
atau kekuasaan.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 17
C. Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai yang lain.
D. Tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap bentuk
kekacauan.
23.
A. Orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk
bersikap manis dan menghibur, bukannya sebagai tantangan atau
kesempatan bisnis.
B. Orang yang yakin dengan caranya sendiri.
C. Bersedia mengorbankan dirinya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
D. Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa
perlu banyak mengungkapkan pendapat sendiri.
24.
A. Bisa merebut hati orang lain melalui pesona kepribadian.
B. Mengubah setiap situasi, kejadian atau permainan sebagai sebuah
kontes dan selalu bermain untuk menang.
C. Menghargai keperluan dan perasaan orang lain.
D. Mempunyai perasaan emosional tapi jarang memperlihatkannya.
25.
A. Memperbaharui dan membantu membuat orang lain merasa senang.
B. Bisa bertindak cepat dan efektif dalam semua situasi.
C. Memperlakukan orang lain dengan segan sebagai penghormatan dan
penghargaan.
D. Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme.
26.
A. Penuh gairah dalam kehidupan.
B. Orang mandiri yang bisa sepenuhnya mengandalkan kemampuan dan
sumber dayanya sendiri.
C. Secara intensif memperhatikan orang lain maupun hal apapun yang
terjadi di sekitar.
D. Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja.
27.
A. Dapat mendorong atau memaksa orang lain mengikuti dan bergabung
melalui pesona kepribadiannya.
B. Mengetahui segalanya akan beres bila kita yang memimpin.
18 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
C. Memilih mempersiapkan aturan yang terinci sebelumnya dalam
menyelesaikan suatu proyek dan lebih menyukai keterlibatan dalam
tahap-tahap perencanaan dan produk jadi, bukan dalam melaksanakan
tugas.
D. Tidak terpengaruh oleh penundaan. Tetap tenang dan toleran.
28.
A. Memilih agar semua kehidupan adalah kegiatan yang impulsif, tidak
dipikirkan terlebih dahulu dan tidak terhambat oleh rencana.
B. Yakin, tidak ragu-ragu.
C. Membuat dan menghayati hidup menurut rencana sehari-hari. Tidak
menyukai bila rencananya terganggu.
D. Pendiam, tidak mudah terseret dalam percakapan.
29.
A. Orang yang periang dan dapat meyakinkan diri sendiri dan orang lain
bahwa semuanya akan beres.
B. Bicara terang-terangan dan terkadang tidak menahan diri.
C. Orang yang mengatur segala-galanya secara sistematis dan metodis.
D. Bisa menerima apa saja, cepat melakukan sesuatu bahkan dengan cara
orang lain.
30.
A. Punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja
menjadi peristiwa yang menyenangkan.
B. Pribadi yang mendominasi dan mampu menyebabkan orang lain ragu-
ragu untuk melawannya.
C. Secara konsisten dapat diandalkan, teguh, setia, dan mengabdi, bahkan
terkadang tanpa alasan.
D. Orang yang menanggapi. Bukan orang yang punya inisiatif untuk memulai
percakapan.
31.
A. Orang yang menyenangkan sebagai teman.
B. Bersedia mengambil resiko tanpa kenal takut.
C. Melakukan segala sesuatu secara berurutan dengan ingatan yang jernih
akan segala hal yang terjadi.
D. Berurusan dengan orang lain secara penuh siasat, perasa, dan sabar.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 19
32.
A. Secara konsisten memiliki semangat yang tinggi dan suka membagikan
kebahagiaan kepada orang lain.
B. Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan kesuksesannya sendiri.
C. Orang yang perhatiannya melibatkan sesuatu yang berhubungan dengan
intelektual dan artistik.
D. Tetap memiliki keseimbangan secara emosional, menanggapi
sebagaimana yang diharapkan orang lain.
33.
A. Mendorong orang lain untuk bekerja dan terlibat serta membuat
seluruhnya menyenangkan.
B. Memenuhi diri sendiri, mandiri, penuh percaya diri dan nampak tidak
begitu memerlukan bantuan.
C. Memvisualisasikan hal-hal dalam bentuk yang sempurna dan perlu
memenuhi standar itu sendiri.
D. Tidak pernah mengatakan atau menyebabkan apapun yang tidak
menyenangkan atau menimbulkan rasa keberatan.
34.
A. Terang-terangan menyatakan emosi terutama rasa sayang dan tidak ragu
menyentuh ketika berbicara dengan orang lain.
B. Orang yang mempunyai kemampuan membuat penilaian yang cepat dan
tuntas.
C. Intensif dan introspektif tanpa rasa senang pada percakapan dan
pengajaran yang pulasan.
D. Memperlihatkan ‘kepandaian bicara yang mengigit’. Biasanya kalimat
satu baris yang sifatnya sarkastik.
35.
A. Menyukai pesta dan tidak bisa menunggu untuk bertemu setiap orang
dalam ruangan, tidak pernah menganggap orang lain asing.
B. Terdorong oleh keperluan untuk produktif, pemimpin yang dituruti orang
lain.
C. Punya apresiasi mendalam untuk musik, punya komitmen kepada musik
sebagai bentuk seni, bukan hanya kesenangan pertunjukan.
D. Secara konsisten mencari peranan merukunkan pertikaian supaya bisa
menghindari konflik.
20 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
36.
A. Terus-menerus berbicara, biasanya menceritakan kisah lucu yang dapat
menghibur setiap orang di sekitarnya, merasa perlu mengisi kesunyian
agar orang lain merasa senang.
B. Memegang teguh dengan keras kepala dan tidak mau melepaskan hingga
tujuan tercapai.
C. Orang yang tanggap dan mengingat setiap kesempatan istimewa, cepat
memberi isyarat yang baik.
D. Mudah menerima pemikiran dan cara orang lain tanpa perlu tidak
menyetujuinya.
37.
A. Penuh kehidupan, kuat, dan penuh semangat.
B. Pemberi pengarahan karena pembawaan yang terdorong untuk
memimpin dan sering merasa sulit mempercayai bahwa orang lain bisa
melakukan pekerjaan dengan sama baiknya.
C. Setia pada seseorang, gagasan, dan pekerjaan, terkadang dapat
melampaui alasan.
D. Selalu bersedia mendengarkan apa yang orang lain katakan.
38.
A. Tak ternilai harganya, dicintai, pusat perhatian.
B. Memegang kepemimpinan dan mengharapkan orang lain mengikuti.
C. Mengatur kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah dengan membuat
daftar.
D. Mudah puas dengan apa yang dimiliki, jarang iri hati.
39.
A. Orang yang suka menghidupkan pesta sebagai diinginkan orang sebagai
tamu pesta.
B. Harus terus-menerus bekerja atau mencapai sesuatu, sering merasa sulit
beristirahat.
C. Menempatkan standar tinggi pada dirinya maupun orang lain.
Menginginkan segala-galanya pada urutan semestinya sepanjang waktu.
D. Mudah bergaul, bersifat terbuka, mudah diajak bicara.
40.
A. Kepribadian yang hidup, berlebihan, penuh tenaga.
B. Tidak kenal takut, berani, terus terang, tidak takut akan resiko.
C. Secara konsisten ingin membawa diri di dalam batas-batas apa yang
dirasakan semestinya.
D. Kepribadian yang stabil dan berada di tengah-tengah.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 21
Hitunglah jawaban Anda untuk masing-masing pilihan :
Pilihan Jawaban Jumlah
A
B
C
D
• Bila yang terbanyak adalah option A, maka kepribadian anda adalah
SANGUINIS.
• Bila yang terbanyak adalah option B, maka kepribadian anda adalah
KOLERIS.
• Bila yang terbanyak adalah option C, maka kepribadian anda adalah
MELANKOLIS.
• Bila yang terbanyak adalah option D, maka kepribadian anda adalah
PLEGMATIS.
Sumber: http://arie5758.blogspot.com/2011/10/tes-kepribadian-sanguin-koleris.
html#ixzz6pzh7QKWT
22 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
MODUL 3
Judul Materi : MENYUSUN MISI KELUARGA
Durasi : 90 menit
Penyusun : Iis Istiqamah
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. 0Mengetahui tentang insitusi keluarga sebagai organisasi terkecil yang
harus dikelola
2. Memetakan kekuatan keluarga dan menjadikan sebagai aktivitas
produktif keluarga
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta memahami tentang pentingnya institusi keluarga dan mengapa
harus dikelola
2. Peserta dapat membuat matriks kekuatan dan keterbatasan potensi
keluarganya
3. Peserta dapat mempraktikkan mebuat misi keluarga
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan
Materi pembelajaran: Metode Durasi
Games
TP Isi Materi 10
Ceramah, menit
TP-0 - Ice Breaking tentang pentingnya Presentasi,
keluarga 20
Video menit
TP-1 - Motivator menjelaskan kepada peserta Learning,
bahwa setelah mengenal diri sendiri, Diskusi
mengenal keluarga dan dinamikanya
penting dilakukan
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 23
TP Isi Materi Metode Durasi
- Motivator juga menjelaskan bahwa
keluarga sebenarnya adalah organisasi
skala kecil yang jika dikelola dengan tepat
akan menjadikan keluarga produktif
dan berkualitas. Setiap keluarga dapat
mencapai cita-cita dan tujuan yang
diinginkan
TP-2 - Motivator menjelaskan tentang tahapan Tugas 30
membuat misi keluarga dengan mengisi menit
form kekuatan keluarga masing-masing.
Dari sini dapat ditemukan benang merah
misi apa yang akan dihantarkan oleh
keluarga saya untuk menjadi produktif
bermanfaat?
TP-2 - Peserta mempraktikkan membuat misi Membuat 45
keluarga dengan berkelompok bersama Kolase Misi menit
pasangan. Misi keluarga dibuat dalam Keluarga
bentuk kolase warna warni sesuai
kreativitas masing-masing.
- Presentasi misi keluarga
MATERI PEMBAHASAN :
Keluarga adalah insitusi atau organisasi paling kecil dalam masyarakat.
Keluarga menjadi ujung tombak terbentuknya masyarakat yang berakhlak
dan sejahtera. Hal tersebut disebabkan karena proses penanaman nilai dan
prinsip-prinsip kehidupan ada di dalam keluarga tersebut. Keluarga yang
lalai menjalankan peran-peran ini akan menghadapi persoalan-persoalan
terkait perilaku dan kondisi psikologis di kemudian hari.
Keluarga terbentuk dari pernikahan sepasang manusia. Manusia
diciptakan Allah SWT dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Manusia
dilahirkan tidak secara kebutulan. Ibn Arabi mengatakan bahwa semesta
diciptakan untuk berbahagia. Sepanjang ia menempatkan dirinya sebagai
hambaNya, menjalankan hidup selaras fitrahnya, dan dipandu Kitabullah
sehingga mampu memenuhi tugasnya sebagai Khalifah di muka bumi
(Santosa, 2021).
24 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Manusia memiliki tugas dalam kehidupannya yang disebut sebagai
alasan keberadaannya. Tugas ini diistilah dengan misi kehidupan (why we
exist). Dari misi inilah lahir visi kehidupan (why we want to be). Oleh karena
itu, setiap manusia akan memiliki tugas khususnya masing-masing. Tugas
atau misi tersebut lebih penting dari visi (dream, cita-cita ke depan). Dalam
topik ini, misi keluarga bukanlah langkah mewujudkan visi, tetapi alasan
kenapa keluarga ini ada di muka bumi?. Langkah mewujudkan visi lebih
disebut sebagai strategi.
Bagaimana cara membuat misi keluarga?
Sebelum membuat misi keluarga sebaiknya kita merenungi, tentang
bagaimana kehidupan kita. Berpusat kepada apakah hidup kita selama ini?
Ada beberapa yang menjadi pusat dala kehidupan orang-orang di dunia :
1. Pasangan 10 Pusat Kehidupan
2. Keluarga 6. Teman
3. Diri 7. Kesenangan
4. Masjid 8. Barang-barang/ properti
5. Musuh 9. Kerja
10. Uang
Dari ke 10 pusat kehidupan orang-orang, kita bisa mengevaluasi apakah
hal tersebut memberdayakan diri kita atau tidak. Apakah paradigma
berpikir kita sudah benar? Hal ini menunjukkan ada satu pusat lagi yang
perlu kita renungkan yaitu : berpusat pada prinsip. Berpusat pada prinsip
akan membuat kita berusaha memisahkan diri dari emosi situasi dan faktor
lain yang akan mempengaruhi dan membuat kita dapat mengevaluasi
pilihan-pilihan kita. Keputusan yang dihasilkan sudah mempertimbangkan
seluruh faktor dan konsekuensi dari pilihan ini.
Banyak keluarga dikelola berdasarkan krisis, suasana hati, menyelesaikan
masalah dengan instan dan pemuasan yang instan pula. Akibatnya setiap
kali stress dan tekanan menumpuk, orang menjadi bersikap sinis, kritis,
julid, diam, mulai membentak dan bereaksi berlebihan. Akhirnya, anak-
anak belajar bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan lari atau
lawan.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 25
Jika sudah memahami tentang pusat dari kehidupan, berikut adalah
bagaimana memulai membuat misi keluarga :
1. Menyadari tentang kekuatan hidup berdasarkan prinsip. Apakah nilai-
nilai dan prinsip kehidupan Anda?
2. Menuliskan kekuatan masing-masing anggota keluarga dan bagaimana
keluarga akan menggunakan kekuatan tersebut untuk menjadikan
keluarga Anda produktif
3. Mendapatkan masukan dari seluruh anggota keluarga
4. Visualisasikan hal-hal yang akan terjadi jika misi Anda berjalan dan
tercapai.
Contoh pernyataan misi keluarga :
1. Menciptakan tempat untuk memelihara keyakinan, keteraturan,
kebenaran, cinta, kebahagiaan dan relaksasi dan untuk memberikan
kesempatan bagi setiap individu untuk menjadi mandiri secara
bertanggungjawab dan saling tergantung secara efektif, agar dapat
memberikan pelayanan-pelayanan yang berharga dalam masyarakat
2. Membangun keluarga yang produktif di bidang bisnis, harmonis dan
banyak manfaatnya sesuai dengan potensi uniknya masing-masing
3. Menjadikan keluarga yang berkhidmat untuk masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan dengan
mengoptimalkan potensi seluruh anggota keluarga
4. Membangun keluarga yang penuh kebersamaan, saling mengisi dan
selalu ceria melakukan kegiatan masing-masing dengan tidak lupa
untuk memperhatikan lingkungan sekitar
5. Satu keluarga menghafal Alquran dan menerapkan nilai-nilai Islam
Misi ini bisa disambungkan pada visi besar keluarga untuk mendapatkan
ridho Allah SWT dan meraih surgaNya Bersama-sama
Pernyataan misi selanjutnya akan menjadi kerangka berpikir untuk
mengatur keluarga. Ketika masalah dan krisis datang, keluarga memiliki
panduan untuk mengingatkan para anggota keluarga tentang hal-hal
yang paling penting dan memberikan arah untuk pengambilan keputusan
pemecahan masalah berdasarkan prinsip yang tepat.
26 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
MODUL 4
Judul Materi : MEMBANGUN PRIORITAS
Durasi : 90 menit
Penyusun : Iis Istiqamah
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Memahami bahwa prioritas adalah salah satu kunci efektivitas
2. Menganalisa kuadran aktivitas diri
3. Praktik menentukan big rock
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta dapat memahami tentang makna kata efektivitas
2. Peserta dapat memahami tentang konsep prioritas dalam kehidupan
3. Peserta dapat menganalisa kuadran aktivitas diri dan praktik
menentukan big rock dalam kehidupan sehari-hari
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan
Materi pembelajaran: Metode Durasi
TP Isi Materi Games
TP-0 Ice Breaking
TP-1 - Motivator menerangkan tentang Metafora, 30
efektivitasdanperbedaanantaraefisiensi Studi Kasus menit
dan efektivitas. Dan menganalogikan
dengan kisah angsa emas
- Motivator menjelaskan makna efektif,
yaitu keseimbangan antara dua sumbu
(produksi dan kapasitas produksi)
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 27
TP Isi Materi Metode Durasi
TP-2 - Motivator memberikan pemahaman Ceramah 30
tentang kuadran aktifitas menurut menit
Stephen Covey.
- Motivator mengajak peserta untuk
melakukan simulasi analisa kuadran
aktifitas diri
TP-3 - Motivator menjelaskan tentang konsep Ceramah, 30
menit
big rock Video
- Motivator mengajak peserta untuk Learning
praktik menentukan big rock dalam
kaitannya dengan peran dalam keluarga
- Motivator juga menjelaskan tentang
bagaimana praktik membuat weekly
planning dikaitkan dengan peran yang
dijalankan sehari-hari
MATERI PEMBAHASAN:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai
arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Stephen Covey
menghubungkan efektivitas dengan kisah Angsa dan Telur Emas, sebagai
berikut :
Dahulu kala, hidup seorang petani miskin yang memiliki seekor angsa.
Ajaibnya pada suatu hari si angsa mengeluarkan telur emas dan telur
tersebut terus diproduksi setiap hari.
Si Petani pun menjadi petani kaya dengan menjual telur-telur emasnya.
Tetapi karena keserakahan, si petani tidak sabar dengan telur emas yang
hanya keluar 1 butir per hari. Sampai suatu hari si petani memotong sang
angsa agar dapat menjadi lebih kaya dengan cepat karena berpikir di dalam
tubuh angsa itu terdapat alat penghasil telur emas. Malangnya, ketika
sudah dipotong, si petani tidak menemukan apapun di dalam tubuh angsa.
Sekarang dia tidak bisa mendapatkan telur emas lagi dan kembali menjadi
petani miskin.
Dari cerita dongeng di atas, si petani telah membunuh keefektivitasan.
Jadi dimana letak efektivitas? Jawabannya ada pada proses yang terjadi
dalam produksi telur emas. Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People
28 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
karya Stephen R. Covey dikatakan bahwa Efektivitas adalah keseimbangan
antara produksi (P) dan kapasitas produksi (KP). Di dalam cerita ini P adalah
telur emas dan KP adalah si angsa, efektivitas terjadi ketika keduanya
seimbang sehingga menghasilkan kekayaan yang luar biasa secara terus
menerus bagi si petani apabila si angsa dirawat dengan baik.
Nah bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan?
Coba tuliskan menurut Anda, kegiatan apa yang sudah efektif dilakukan
dalam kehidupan berkeluarga:
1.Dalam mengasuh anak: …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………...............
.......................................................................................................................
2.Dalam kehidupan bersama pasangan: ……………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..................................
Dalam kehidupan, biasanya manusia akan dihadapkan pada aktivitas yang
penting dan tidak penting dan juga aktivitas yang mendesak dan tidak
mendesak. Perhatikan matriks berikut :
Penting 1 2
Krisis Masalah yang Persiapan Pencegahan
menekan
Tidak Penting 3 4
Interupsi yang tidak perlu. Hal-hal remeh.
masalah orang lain TV, medsos yang berlebihan
Mendesak Tidak Mendesak
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 29
Semakin manusia memperhatikan aktivitas di kuadran kedua, semakin
mendekat aktivitasnya pada pencapaian misi/tujuan yang ingin dicapai.
Bisakah Anda menyebutkan saat ini, anda lebih banyak berkegiatan di
kuadran berapa? Dan Mengapa?
Salah satu hal yang akan membantu kita dalam membuat prioritas
kegiatan adalah memahami filosofi "Big Rock". Buatlah daftar pekerjaan
yang penting untuk dilakukan setiap minggunya, dan lakukan review
harian pada daftar tersebut. Selalu utamakan hal-hal yang paling penting
untuk dilakukan. Stephen Covey menyebutnya “batu-batu besar”. Bayangkan
sebuah ember, dimana ember adalah tempat kita menempatkan kegiatan,
sedangkan batu diasumsikan sebuah kegiatan. Ada batu-batu besar dan
ada batu-batu kecil atau kita menyebutnya kerikil. Untuk memenuhi ember
dengan batu-batu tersebut kita akan mengutamakan batu-batu besar
untuk dimasukkan ke dalam ember terlebih dahulu, kemudian mengisi
ruang-ruang kosong dengan kerikil. Apabila kita memasukkan kerikil
terlebih dahulu, maka batu-batu besar tersebut kemungkinan tidak bisa
masuk ke dalam ember, mungkin saja bisa, tapi tidak bisa semua. dari
perumpamaan tersebut diatas, Stephen R. Covey menggambarkan bahwa
kita harus mementingkan yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Prioritas
adalah yang memiliki dampak besar terhadap tujuan kita, yang menjadi
target terdekat dan bisa jadi berpengaruh bagi orang banyak.
Setiap perempuan akan memiliki peran lebih dari satu dalam keluarga.
Perempuan dapat berperan sebagai dirinya sendiri, sebagai isteri, sebagai
anak, sebagai orangtua dan sebagai anggota masyarakat aau pekerja. Tentu
masing-masing peran tersebut memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri.
Jika dihubungkan dengan big rock, apa yang harus Anda lakukan?
30 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
PERAN BIG ROCK JADWAL PEKANAN
Dengan membuat prioritas kegiatan ini, hidup seseorang akan lebih
bermakna karena tidak lagi merasa sibuk tetapi tidak mendapatkan hasil
yang diharapkan.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 31
MODUL 5
Judul Materi : MENJADI ISTRI YANG BAHAGIA
Durasi : 90 menit
Penyusun : Wiwit Liftiani
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Memberikan penjabaran tentang maraknya kasus perceraian dan hal-
hal yang melatarbelakanginya
2. Menjelaskan tentang hakekat perkawinan dan tujuannya
3. Memberikan pemahaman tentang membentuk keluarga yang harmonis
dan bahagia
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta memahami hakikat perkawinan
2. Peserta memahami tentang membentuk keluarga yang harmonis dan
bahagia
3. Peserta mengetahui ciri pernikahan bahagia
4. Peserta mengetahui bagaimana menjadi istri bahagia
5. Peserta mengetahui peran dan kewajiban seorang istri
Metode: Alat/ Bahan: Durasi
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano 10
3. Simulasi 3. Spidol menit
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan 20
Metode menit
Materi pembelajaran: Games
TP Isi Materi
TP-0 Ice Breaking
TP-1 -Motivator menanyakan kepada peserta Ceramah,
tentang penyebab fenomena maraknya Diskusi
cerai gugat, atau perceraian yang
diajukan dari pihak istri
32 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
TP Isi Materi Metode Durasi
- Motivator mengajak peserta berdiskusi Ceramah, 30
tentang alasan istri menggugat cerai Diskusi menit
suami
Ceramah, 30
TP-2 - Motivator menunjukkan sebuah gambar Diskusi menit
suatu keluarga dan menanyakan kepada
peserta apa pendapat mereka tentang
gambar itu
- Motivator menjelaskan tentang hakekat
pernikahan dan tujuan dari pernikahan
itu sendiri, salah satunya untuk bahagia
TP-3 - Motivator menjelaskan tentang
membentuk keluarga yang harmonis dan
bahagia yang secara otomatis akan lahir
istri yang bahagia pula
- Motivator menjelaskan kebahagian
istri dapat muncul melalui peran dan
kewajibannya yang dilaksanakan dengan
sebaik baiknya
MATERI PEMBAHASAN :
Pendahuluan
Perkawinan, yang merupakan perjanjian yang kokoh , diharapkan tidak
akan pernah putus, kecuali oleh kematian yang menimpa salah satu dari
keduanya. Tetapi dalam realitas kehidupan, ternyata putusnya perkawinan
di tengah perjalanan, dari waktu ke waktu jumlahnya semakin banyak dan
sebabnya pun semakin beragam. Perceraian yang seharusnya menjadi
alternatif terakhir dalam aturan agama, bila keadaannya memang sangat
sulit dan tidak ada jalan lain lagi untuk menjaga kepentingan suami isteri.
Namun, realitanya perceraian terjadi dengan sangat mudah dan karena
alasan-alasan sepele yang tidak mendasar. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya jumlah kasus perceraian di Pengadilan Agama, yang dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan cukup signifikan, dan ironisnya cerai gugat
jumlahnya lebih besar dari cerai talak.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 33
Alasan gugat cerai:
1. Tujuan hidup yang berbeda
Wanita merasa bahwa tujuan hidupnya tak lagi sejalan dengan suami.
Ini biasanya karena ada banyak konflik dalam rumah tangganya bahkan
untuk urusan yang sepele.
2. Perselingkuhan
Saat perselingkuhan dilakukan oleh satu pihak, nyaris mustahil
mempertahankan biduk rumah tangga. Kalau bisa berdamai, maka rasa
tidak percaya terhadap pasangan akan terus menghantui selamanya.
3. Pertengkaran terus menerus
Selalu ribut dan bertengkar setiap hari tentu menguras tenaga dan
perasaan, terlebih bagi wanita. Pertengkaran yang tak kunjung selesai
biasanya juga membuat kondisi psikologi wanita menjadi lebih buruk.
4. Kurangnya keintiman
Wanita kadang juga ingjn berlama-lama di ranjang dengan pasangannya,
sementara si suami mungkin terlalu sibuk bekerja. Tak bisa dipungkiri,
nafkah batin masih menjadi salah satu kebutuhan terbesar bagi pasutri.
5. Kesehatan mental
Ini bisa berasal dari dua pihak, apakah istri yang menderita ketidak
stabilan mental, atau suami. Hidup dengan pasangan yang memiliki
masalah kesehatan mental bisa menjadi tantangan tersendiri.
6. Kesalahan
Mungkin ada beberapa kesalahan dari berbagai segi yang membuat istri
begitu marah pada suami. Misalnya saja perilaku atau kebiasaan yang
dinilai salah dan suami gagal memperbaikinya.
7. Kebosanan
Cukup banyak wanita yang mengatakan bahwa hubungan mereka
membosankan. Ini bisa terjadi karena kurangnya keinginan untuk
mencoba hal-hal baru bersama pasangan atau terlalu sibuk dengan
rutinitas harian masing-masing.
8. Kekerasan dalam rumah tangga
Salah satu faktor perceraian yang cukup besar juga adanya KDRT yang
dilakukan oleh suami pada istrinya. Kekerasan yang dilakukan suami
selain menimbulkan bekas luka fisik juga melukai hati dan perasaan
wanita.Tak heran wanita yang pernah mengalami KDRT segera ingin
bercerai demi keamanannya sendiri.
9. Campur tangan orang tua
34 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Perkawinan
Berdasarkan UU Perkawinan No 1 tahun tahun 1974, di katakan bahwa
perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernikahan adalah :
1. Berpasang pasangan antara laki laki dan perempuan
2. Ikatan lahir dan bathin
3. Membentuk keluarga
4. Terbentuknya rasa tenteram
5. Terbentuknya kasih sayang
6. Terbentuknya perasaaan bahagia
Tujuan Pernikahan adalah :
1. Melaksanakan perintah Allah SWT
2. Memenuhi tuntutan naluri asasi manusia
3. Menjaga akhlak
4. Untuk mendapatkan keturunan
5. Membentuk generasi yang kuat
6. Mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan
MEMBENTUK KELUARGA YANG HARMONIS DAN BAHAGIA
Sepasang suami dan istri yang sudah terikat dalam sebuah pernikahan
tentu senantiasa berharap pernikahannya dapat berjalan langgeng dan
bahagia. Tetapi di dalam perjalanannya pernikahan tentu ada pasang
surutnya. Tidak sedikit suami istri didera konflik baik ringan maupun
berat yang tentu mengancam keharmonisan dan keutuhan pernikahan
itu. Oleh karena itu masing-masing pasangan harus berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mampu bertahan dan menjaga keharmonisan
pernikahannya dalam kondisi apapun juga. Oleh karena itu diperlukan
usaha yang gigih dalam mempertahankannya, dalam mewujudkan cita cita
luhur perkawinan itu sendiri.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 35
Hal hal yang kita perlukan dalam memperjuangkan keutuhan perkawinan
adalah :
1. Menetapkan Visi dan Misi Keluarga dengan kuat
Visi adalah cita cita luhur yang ingin diwujudkan dalam sebuah
pernikahan, dengan memegang teguh visi keluarga akan menghindarkan
perkawinan dari penyimpangan dan tetap membawa keluarga menuju
cita cita luhur. Upaya dalam mewujudkan visi perlu di internalisasikan
dalam kehidupan sehari hari dan di komunikasikan dengan seluruh
anggota keluarga, diingatkan selalu dalam setiap forum kebersamaan,
dan selalu disampaikan hikmah dari setiap masalah yang dilalui hingga
selalu tertanam harapan harapan di setiap peristiwa, sehingga akhirnya
Visi akan menjadi penguat dalam keharmonisan rumah tangga.
2. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan pasangan
Komunikasi adalah kunci utama dalam menjalankan roda kehidupan
keluarga. Dalam sebuah survey dikatakan bahwa kegagalan rumah
tangga 70% di akibatkan karena kegagalan dalam berkomunikasi.
Setiap perkawinan akan dihadapkan pada permasalahan yang datang
nya bisa dari dalam ataupun dari luar, dengan komunikasi yang kuat antar
pasangan, maka segala permasalahan akan dapat diselesaikan dengan cara
yang baik dan benar.
Karena keluarga adalah organisme hidup, yang terus berkembang,
maka pola komunikasi dan interaksi pun harus turut berkembang seiring
dengan terjadinya perubahan pada anggota keluarga.
Ciri Pernikahan Bahagia :
• Hidup jadi lebih mudah dengan kehadiran pasangan
• Ada nilai-nilai kebaikan yang ditularkan masing-masing pasangan
pada belahan hidupnya
• Senantiasa melayani pasangannya dengan senang hati, ketimbang
hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
36 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Menjadi istri bahagia :
1. Semakin mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa : dengan
semakin mendekatkan diri pada NYA untuk meminta semua pertolongan
untuk dimudahkan dari semua masalah yang hadapi. Kedekatan kita
pada Tuhan membuat kita semakin tenang dan bahagia
2. Bersyukur, ikhlas dan sabar : Hal yang tak boleh terlewat agar kita
merasa bahagia adalah bersyukur, ikhlas dan juga sabar atas segala
yang telah ditetapkan Tuhan. Ada banyak hal yang bisa kita syukuri,
mulai dari masih dalam keadaan sehat, bisa menyantap makanan
nikmat, masih bisa tidur nyenyak, hingga bersyukur karena kita masih
bisa berada di dalam rumah bersama keluarga. Kita juga akan tenang
apabila kita meyakini bahwa semua takdir adalah datangnya dari Allah
sehingga kita dapat bersikap ikhlas dan sabar dengan semua yang telah
digariskan. Hal ini tentu menjadi pangkal ketenangan dan kebahagiaan
3. Berpikir positif terhadap suami, pernikahan dan keluarga : pikiran
yang positif akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam diri.
Dan sebaliknya, pikiran yang negatif akan menimbulkan kecurigaan,
perasaan was was, tidak tenang dan gelisah.
4. Memperkuat komunikasi dengan suami : syarat komunikasi yang
mendatangkan kebahagiaan adalah dengan adanya keterbukaan,
kejujuran, kepercayaan, kesediaan mendengar dan empati
5. Melepaskan masalah bersama : masalah-masalah yang dihadapi
dalam perkawinan harus diselesaikan secara bersama suami dan istri.
Semua permasalahan harus dihadapi dan bukan dihindari. Tidak ada
masalah yang tidak ada jalan keluarnya
6. Menjalankan peran dan kewajiban dengan sebaik baiknya : istri
mempunyai tugas dan peran yang harus dijalankan. Dengan mampu
menjalanan peran ini secara baik maka akan mendatangkan kepuasaan
dan kebahagiaan tersendiri.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 37
Peran bersama (suami dan istri):
• Pengasuhan anak
• Pekerjaan di dalam rumah tangga
Kewajiban Istri terhadap suami:
• Taat dan patuh pada suami
• Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman
• Mengatur rumah dengan baik
• Menghormati keluarga suami
• Bersikap sopan dan penuh senyum pada suami
• Tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk lebih
maju
• Ridho dan syukur terhadap apa yang diberikan suami
• Menjaga harta kekayaan suami saat suami tidak ada di rumah
• Selalu berhemat dan suka menabung atau dapat mengatur kondisi
keuangan keluarga
• Selalu berhias dan bersolek untuk suami
38 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
MODUL 6
Judul Materi : URGENSI KETAHANAN KELUARGA
Durasi : 90 menit
Penyusun : Eliyawati
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. 0Memberikan pemahaman tentang latar belakang pentingnya
menguatkan ketahanan keluarga dengan menyampaikan kasus kasus
yang terjadi saat ini.
2. Memberikan pemahaman tentang definisi dan komponen ketahanan
keluarga
3. Memberikan pemahaman tentang tanda sebuah keluarga memiliki
ketahanan keluarga dan proses membangun ketahanan keluarga
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta memahami tentang pentingnya mengokohkan ketahanan
keluarga dengan mengetahui kondisi masyarakat yang menggambarkan
lemahnya ketahanan keluarga
2. Peserta memahami definisi, dan komponen ketahanan keluarga
3. Peserta memahami tanda keluarga yang memiliki ketahanan keluarga
dan proses membangunnya
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Penugasan 4. Bahan simulasi
Materi pembelajaran: Metode Durasi
TP Isi Materi Games
10
TP-0 Ice Breaking Ceramah, menit
Diskusi
TP-1 - Motivator menyampaikan bahwa sebuah 20
keluarga ibarat sebuah bangunan. menit
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 39
TP Isi Materi Metode Durasi
- Motivator meminta pendapat dari
peserta bagaimana gambaran sebuah
keluarga dan daya tahannya sesuai
permainan yang ada.
- Motivator menjelaskan kondisi sosial
masyarakat saat ini yang menggambarkan
lemahnya ketahanan sehingga sangat
penting pengokohan keluarga.
- Motivator bertanya kepada peserta
apakah di sekitar mereka ada juga kasus
kasus yang menggambarkan rentannya
ketahanan keluarga
TP-2 - Motivator menjelaskan tentang definisi Ceramah, 30
ketahanan keluarga dan kelentingan Diskusi menit
keluarga
- Motivator menjelaskan komponen
ketahanan keluarga
- Motivator bertanya kepada peserta
diantara komponen yang ada, komponen
yang mana yang paling rentan di sekitar
masyarakat
TP-3 - Motivator menjelaskan tentang tanda Diskusi 20
sebuah keluarga memiliki ketahanan menit
keluarga yang baik
- Motivator menjelaskan tentang proses
membangun ketahanan keluarga
MATERI PEMBAHASAN :
Keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah masyarakat
dan negara yang berperan menghassilkan Sumber daya
manusia yang berkualitas. Kapasitas keluarga menggambarkan
kapasitas masyarakat dan negara dalam menghasilkan SDM.
40 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Ketidakberfungsiannya atau lemahnya keluarga memberikan impikasi
terjadinya banyak Kasus sosial masyarakat antara lain:
1. Tingginya angka perceraian
2. Banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
3. Maraknya kenakalan dan seks bebas pada remaja
4. Terjangkitnya wabah LGBT
5. Banyaknya kasus kekerasaan dan pelecehan seksual pada perempuan
dan anak
6. Fenomena trafficking di tengah masyarakat
7. Penyalahgunaan narkoba
Thomas Licons menyebutkan ada 10 tanda kemunduran bangsa akibat
rendahnya kualitas keluarga :
1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja
2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk
3. Pengaruh peer group (geng) yang kuat dalam tindak kekerasan
4. Meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, seks
bebas, dan alkohol
5. Kaburnya pedoman moral baik dan buruk
6. Penurunan etos kerja
7. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru
8. Rendahnya tanggung jawab baik sebagai individu dan warga negara
9. Ketidakjujuran yang membudaya
10. Adanya rasa curiga dan kebencian antar sesama.
Upaya penyelesaian kasus kasus di atas harus dimulai dengan kembali
kepada keluarga (back to family ) dengan menguatkan ketahanan keluarga.
Ketahanan Keluarga adalah kondisi dinamis sebuah keluarga dalam
mengelola sumber daya fisik maupun non fisik dan mengelola masalah yang
dihadapi, untuk mencapai tujuan yaitu keluarga berkualitas dan tangguh
sebagai pondasi utama dalam mewujudkan Ketahanan Nasional (PERDA
Ketahanan Keluarga).
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 41
“Komponen Ketahanan keluarga menurut Sunarti (2001) terdiri dari :
a. Ketahanan fisik apabila terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang,
perumahan, pendidikan dan kesehatan
b. Ketahanan sosial apabila berorientasi nilai agama, komunikasi
berlangsung efektif, komitmen keluarga tinggi (pembagian peran,
dukungan untuk maju dan waktu kebersamaan keluarga, membina
hubungan sosial dan mekanisme penanggulangan masalah.
c. Ketahanan psikologis keluarga apabila keluarga mampu menanggulangi
masalah non fisik, pengendalian emosi secara positif, konsep diri positif
(termasuk terhadap harapan dan kepuasan) dan kepedulian suami
terhadap istri.
Keluarga yang kokoh bukan berarti keluarga yang tidak memiliki
permasalahan. Tetapi keluarga yang memiliki kelentingan yaitu
Kemampuan keluarga untuk bangkit dari keterpurukan dan
kenelangsaan dan kembali memperoleh sumber daya untuk mengejar
tujuan hidup.
Menurut Chapman (2000) ada lima tanda adanya ketahanan keluarga
(family strength) yang berfungsi dengan baik (functional family) yaitu
1) Sikap melayani sebagai tanda kemuliaan,
2) Keakraban antara suami-istri menuju kualitas perkawinan yang baik,
3) Orangtua yang mengajar dan melatih anaknya dengan penuh tantangan
kreatif, pelatihan yang konsisten dan mengembangkan ketrampilan,
4) Suami-istri yang menjadi pemimpin dengan penuh kasih dan
5) Anak-anak yang mentaati dan menghormati orangtuanya.
Berdasarkan The International Family Strengths Model, ketahanan keluarga
terdiri dari enam kriteria, yaitu :
a) Apresiasi dan afeksi;
b) Komunikasi positif;
c) Komitmen terhadap keluarga;
d) Kenyamanan saat menghabiskan waktu bersama;
e) Kesejahteraan mental yang didasari oleh spiritualitas; dan
f) Kemampuan anggota keluarga untuk mengatasi stres dan krisis
42 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)
Untuk mengokohkan ketahanan keluarga diperlukan langkah langkah
sebagai berikut :
1. Menjalankan 8 fungsi keluarga
a. Fungsi keagamaan
b. Fungsi Sosial Budaya
c. Fungsi Cinta Kasih
d. Fungsi Melindungi
e. Fungsi Reproduksi
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
g. Fungsi Ekonomi
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
2. Memiliki manajemen sumberdaya keluarga dan manajemen ekonomi
rumah tangga (manajemen waktu dan pekerjaan, manajemen
keuangan, mengelola, perencanaan jumlah anak).
3. Melakukan kemitraan yang adil dan setara dalam keluarga (pengambilan
keputusan, pengelolaan sumberdaya, saling menghormati dan
membutuhkan)
4. Mempunyai bonding (ikatan) yang kuat antar anggota keluarga,
komunikasi dan interaksi yang baik.
5. Saling berkomitmen untuk menuju tujuan keluarga secara bersama.
Dampak Positif Keluarga yang Memilki Ketahanan yang kokoh:
1. Keluarga berpeluang besar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
yaitu keuarga yang bahagia, harmonis, sejahtera bahkan berkualitas.
2. Keluarga lebih mudah (tidak menghadapi kesulitan berarti) dalam
menghadapi kondisi atau situasi darurat.
3. Keluarga akan lebih mudah beradaptasi terhadap berbagai perubahan
situasi dan kondisi, khususnya yang tidak diinginkan.
4. Keluarga berkontribusi melahirkan SDM yang baik, generasi penerus
bangsa yang menjadi sasaran pembangunan nasional.
5. Keluarga memilki kesempatan yang besar untuk berkontribusi dalam
membangun lingkungan sosial yang sehat dan harmonis.
6. Keluarga berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto) 43
MODUL 7
Judul Materi : KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KELUARGA
Durasi : 120 menit
Penyusun : Iis Istiqamah
Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Mengetahui tentang pentingnya berkomunikasi efektif
2. Memahami tentang hal-hal yang akan menutup pintu komunikasi
3. Memahami tentang bagaimana cara mendengar efektif
4. Memahami bagaimana berkomunikasi dengan efektif
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta mengetahui tentang pentingnya berkomunikasi efektif
2. Peserta memahami tentang hal-hal yang akan menutup pintu
komunikasi
3. Peserta memahami tentang bagaimana cara mendengar efektif
4. Peserta memahai dan dapat mempraktikkan bagaimana berkomunikasi
dengan efektif
Metode: Alat/ Bahan:
1. Ceramah 1. LCD Proyektor
2. Diskusi 2. Kertas Plano
3. Simulasi 3. Spidol
4. Putar film 4. Bahan simulasi
5. Penugasan
Materi pembelajaran: Metode Durasi
TP Isi Materi Games
TP-0 -Ice Breaking tentang komunikasi efektif 10
Ceramah, menit
TP-1 - Motivator menanyakan kepada peserta Presentasi,
tentang prinsip Rekening Bank. 20
Kemudian Motivator menjelaskan Video menit
tentang Rekening Bank Emosi yang akan Learning,
mempengaruhi hubungan antar manusia Diskusi
44 Modul Pelatihan SILO (Sekolah Istri Teladan Sawahlunto)