TIDAKUNTUKDIJUAL
SERI PENGAYAAN MATERI SEJARAH UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Peperangan dan Serangan
Penasehat Muhadjir Effendy, Menteri Tim Editor Naskah Hariyono | Kasijanto
Pendidikan dan Kebudayaan Sastrodinomo | Umasih | Amurwani Dwi
Pengarah Hilmar Farid, Direktur Jenderal Lestariningsih
Kebudayaan
Penanggung Jawab Triana Wulandari, Art Director Iwan Gunawan
Direktur Sejarah Produksi dan Sekretariat Suharja | Tirmizi |
Isak Purba | Bariyo | Haryanto | Maemunah | Dwi
Penulis Indah Tjahjawulan Artiningsih | Budi Harjo Sayoga | Esti Warastika
Periset Ehwan Kurniawan | Dirga Fawakih
Ilustrator Kendra Paramita
Desain Grafis Rangga S.Rinjani
Katalog Data Terbitan (Oleh Perpusnas) Dilarang memproduksi seluruh maupun
sebagian buku ini dalam bentuk apapun,
Peperangan dan Serangan elektronik maupun media cetak, termasuk
dalam penyimpanan dan kearsipan
Diterbitkan oleh: tanpa izin tertulis dari penerbit, hak cipta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilindungi Undang-undang
Republik Indonesia
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 4-5, Senayan Cetakan Pertama 2017
Jakarta 10270 ISBN 978-602-1289-57-0
Catatan Ejaan
Seluruh teks dalam buku ini menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan kecuali nama tokoh,
nama organisasi dan kutipan langsung (jika ada) menggunakan ejaan aslinya.
SERI PENGAYAAN MATERI SEJARAH UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
4 Peperangan dan Serangan
5
Sambutan
DIREKTUR SEJARAH
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Materi pelajaran sejarah di sekolah kerap kali disajikan secara monoton. Buku pelajaran
sejarah sering kali dipenuhi dengan banyaknya teks. Belum lagi siswa diajak untuk
menghafal banyaknya nama tokoh, tahun, tempat dan peristiwa. Model pembelajaran
sejarah yang demikian seringkali membuat siswa jemu. Pada akhirnya hal tersebutlah
yang membuat pembelajaran sejarah seringkali ditinggalkan oleh siswa. Padahal, tidak
dapat dipungkiri bahwa pelajaran sejarah memiliki peran penting dalam pembentukan
kesadaran nasional dan cinta tanah air.
Melihat pentingnya pemahaman nilai-nilai sejarah kepada siswa, perlu dirumuskan
sebuah gagasan untuk mengalihwahanakan pelajaran sejarah dalam bentuk yang
menarik. Berangkat dari hal tersebut, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas penyusunan media
pembelajaran sejarah dalam bentuk visual-grafis. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai
yang terkandung dalam sejarah dapat tersampaikan dan terserap dengan baik oleh
siswa, dengan tanpa membaca banyak teks, menghafal banyak tahun dan nama tokoh.
Melalui kegiatan Pengayaan Meteri Sejarah untuk SD, SMP dan SMA ini, digagas
sebuah media pembelajaran dalam bentuk visual-grafis yang menekankan pada aspek
ilustrasi dalam bentuk buku bergambar (picture book), komik (comic) dan buku grafis
(graphic book). Buku yang terdiri dari 15 seri judul buku ini mengusung berbagai tema
menarik yang dapat menambah wawasan sejarah dan kebangsaan siswa. Tidak sampai
disitu, dengan penyajian sejarah dalam bentuk buku bergambar ini diharapkan dapat
memacu tumbuhnya daya imajinatif, kreatif dan kritis siswa.
Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran sejarah siswa yang
bukan saja menarik, namun juga efektif. Sehingga siswa benar-benar dapat mengambil
pelajaran dan hikmah yang terkandung dalam sejarah. Selain itu, kami berharap buku ini
juga turut bersumbangsih dalam menumbuhkembangkan budaya literasi di lingkungan
sekolah, yang kemudian berimplikasi tumbuhnya jiwa gemar membaca, menulis, berfikir
kritis, kontekstual dan imajinatif.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Direktur Sejarah
Triana Wulandari
6 Peperangan dan Serangan
Sambutan
DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kegiatan penulisan buku Pengayaan Materi Sejarah untuk SD, SMP dan SMA ini adalah
upaya untuk memasyarakatkan sejarah. Pembentukan kepribadian nasional beserta
identitas dan jati diri tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kesadaran sejarah sebagai
sumber inspirasi dan apresiasi. Untuk menumbuhkan ketertarikan dan kesadaran sejarah
di kalangan peserta didik, sejarah harus dikemas dengan beragam model yang menarik
dan kreatif, salah satunya adalah dalam bentuk buku visual-grafis.
Nilai-nilai kesejarahan yang dikemas dalam bentuk buku visual grafis ini, yang disusun
oleh tim illustrator, diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan peserta didik terhadap
sejarah sehingga dapat menguatkan karakter, menumbuhkan sikap kecintaan terhadap
tanah air, jiwa patriotisme, solidaritas dan integritas sosial.
Buku ini terdiri dari 15 seri buku dengan mengangkat judul-judul strategis. Enam
buku pengayaan untuk Sekolah Dasar (SD)/sederajat dalam bentuk picture book
mengangkat judul: Bendera, Lambang Negara, Lagu Kebangsaan, Kebangkitan
Nasional, Sumpah Pemuda dan Proklamasi. Empat judul buku pengayaan dalam bentuk
komik diperuntukan untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat dengan
mengusung judul: Nama Indonesia, Proklamasi, Diplomasi dan Konstitusi. Enam judul
buku dalam bentuk graphic book diperuntukkan untuk siswa Sekolah Menangah Atas
(SMA)/sederajat: Deklarasi Djuanda, Diplomasi, Kewilayahan Indonesia, Pertempuran
dan Serangan, Perdagangan.
Sebagai materi pengayaan sejarah, buku ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
minat baca, daya kreatif dan imajinatif siswa sehingga dapat menumbuhkan budaya
literasi, terutama di lingkungan sekolah. Kepada para penulis, ilustrator, editor,
narasumber dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini kami ucapkan
terima kasih. Akhirnya saya berharap buku ini dapat memberikan kontribusi bagi
penguatan karakter bangsa dan berperan dalam memperkaya dan membangun
Gerakan Literasi Nasional.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Direktur Jenderal Kebudayaan
Hilmar Farid
7
Sambutan
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pembentukan karakter bangsa tidak bisa dilepaskan dari pemahaman akan sejarah.
Sejarah memberikan peserta didik kesadaran akan pentingnya sebuah proses dari masa
lampau ke masa kini dan bagaimana keseluruhan proses tersebut akan memengaruhi
alur masa depan. Pemahaman akan sejarah juga dapat melatih daya kritis dan apresiasi,
dan memberikan inspirasi bagi peserta didik terhadap khazanah peradaban bangsa yang
mendorong tumbuhnya rasa bangga dan cinta tanah air.
Derasnya arus globalisasi membuat memori kolektif, yang berperan penting dalam
pembentukan karakter bangsa, terkikis. Dalam upaya memperkuat karakter bangsa
berbasiskan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda, pemahaman kesejarahan
penting dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif dan menarik untuk
mengemas materi kesejarahan. Salah satu bentuk pengemasan materi sejarah tersebut
adalah melalui bentuk visual-grafis, seperti buku bergambar (picture book) dan komik
kesejarahan.
Penyajian sejarah dalam bentuk visual-grafis berperan penting untuk menumbuhkan
ketertarikan generasi muda terhadap sejarah. Peristiwa, tokoh dan tempat bersejarah
yang divisualisasikan dalam bentuk buku bergambar dapat memacu daya imajinatif
peserta didik yang kemudian diharapkan dapat memberikan pemahaman dan inspirasi
terhadap kejadian masa lampau sebagai sebuah kearifan. Selain mendorong ke arah
kesadaran sejarah, sejarah yang dikemas dalam bentuk buku bergambar juga dapat
menumbuhkembangkan minat baca dan kemampuan literasi peserta didik yang
selanjutnya berperan dalam pembudayaan ekosistem literasi di sekolah.
Penerbitan buku ini, diharapkan mampu memberikan pemahaman nilai-nilai kearifan
sejarah bagi peserta didik. Kami berharap buku ini juga dapat menjadi pendorong bagi
tumbuhnya pemikiran kritis, imajinasi, kreativitas dan minat baca peserta didik yang dapat
menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah dan menciptakan generasi yang tidak
hanya cerdas namun berkarakter.
Akhirnya, kami menyambut baik penerbitan buku ini. Mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat dan berkontribusi dalam pembangunan dan pembentukan karakter bangsa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy
8 Peperangan dan Serangan
9
DAFTAR ISI
4
Sambutan
5
Pengantar
1 8-35
Perang Diponegoro
2 38 -69
Perang Aceh
3 70 -91
Palagan Ambarawa
4 92 - 119
Serangan Umum 1 Maret
120
Daftar Pustaka
10 Peperangan dan Serangan
11
“… saya akan menikmati perang:
Kematian [dalam pertempuran]
adalah baik, demikian kata orang ”
(Babad Dipanegara II:127)
12 Peperangan dan Serangan
Perang diponegoro
1825-1830
Perang Diponegoro merupakan
perlawanan terhadap Pemerintah
Hindia Belanda yang ingin
menguasai Pulau Jawa secara
politik, ekonomi dan sosial karena
Pulau Jawa mempunyai tanah
yang subur dan kaya akan sumber
alam. Perang yang awalnya
disebabkan oleh ketidaksukaan
para bangsawan kraton Yogyakarta
terhadap campur tangan Belanda
dalam negeri Yogyakarta, meluas
menjadi perlawanan rakyat karena
mendapat dukungan seluruh lapisan
masyarakat.
PANGERAN DIPONEGORO
Apa penyebabnya?
Perlawanan terhadap Hindia
Belanda, pemilik kedaulatan
Kesultanan Yogyakarta
Berapa lama?
Sekitar 5 Tahun
Berapa banyak korban tewas?
Belanda: Sekitar 15.000
Jawa: sekitar 500.000
Perang Diponegoro 13
AWAL MULA KONFLIK
Konflik Diponegoro dan Belanda yang Peristiwa itu membuat Residen
berlangsung antara 1825-1830, diawali mengirimkan surat panggilan pada 20
saat Residen Smissaert memerintahkan Juli 1825 kepada Diponegoro, untuk
Patih Danurejo memasang pancang datang ke loji dan bertanggungjawab.
untuk membuka jalan baru melintasi
tanah Diponegoro di Tegalrejo. Diponegoro menolak panggilan
Selanjutnya insiden itu menjadi konflik itu. Pada 21 Juli 1825, Residen
terbuka antara Residen Smissaert dan memerintahkan satu detasemen yang
Patih Danurejo melawan Diponegoro dipimpin oleh asisten residen Chevallier
yang melibatkan kekuatan bersenjata. untuk menangkap Diponegoro dan
menghancurkan Tegalrejo.
Didukung oleh rakyat yang bersimpati,
pada pertengahan Juli 1825 Setelah memberikan perlawanan,
Diponegoro bersama ulama dan para Diponegoro dan pasukannya pindah
sahabatnya, Kyai Taptayani dan Kyai ke Selarong, sebuah desa di kaki bukit
Nitiprojo memobilisasi sekitar 1.500 kapur berjarak 9 kilometer dari Kota
rakyat di Tegalrejo, untuk melawan Yogyakarta.
Belanda.
Pasukan Diponegoro
berlatih perang di
Tegalrejo
14 Peperangan dan Serangan
STRATEGI PANGERAN DIPONEGORO
Strategi pendanaan
Strategi perang Pangeran Diponegoro: Dana untuk membiayai perang
Pangeran Diponegoro didapat dari:
• Menguasai seluruh wilayah • Sumbangan emas pemata, uang,
Kesultanan dengan cara
mengepung dari semua penjuru dan barang berharga lain dari para
dan mengisolasi untuk mencegah pangeran dan priyayi Yogya.
datangnya pasukan bantuan dari • Rampasan dari konvoi Belanda
luar Yogyakarta. yang membawa logistik dan
persenjataan.
• Menyulut perlawanan lokal untuk
memecah kekuatan lawan dan PERSENJATAAN
yang membantunya.
Persenjataan pasukan DIponegoro:
• Mengirim pesan perintah • Senjata-senjata tradisional seperti
bersamaan ke seluruh pasukan di
wilayah Kesultanan; Kedu, Bagelen, katapel, gada, dan bambu runcing
Banyumas, Serang, dan ke wilayah • Senjata api hasil pembelian,
Mancanegara Timur: Magetan,
Madiun, Rajegwesi, Kertosono, senjata dan meriam hasil rampasan
Berbek, Ngrowo. Belanda.
• Pasokan mesiu dan amunisi dari
• Menyusun daftar bangsawan yang produk pabrikan lokal berkualitas
dinilai sebagai lawan atau kawan. tinggi yang dikerjakan oleh wanita-
wanita desa dan daerah pengrajin
• Membagi wilayah kesultanan logam (Kota Gede) di Yogyakarta.
menjadi beberapa daerah perang, • Keris yang diikat pada ujung
mengangkat komandan wilayah bambu berfungsi sebagai tombak.
dan komandan pasukan, para
pemimpin daerah militer dengan
kekuatan pasukan 1.000 orang.
• Menyusun pasukan pengawal
keraton yang terdiri dari pasukan
Mantrirejo pimpinan Pangeran
Adinegoro, Pasukan Daeng
pimpinan Pangeran Soerjodipoero,
Pasukan Mandung pimpinan
Pangeran Kecokusmo. Pasukan
Ketanggung pimpinan Pangeran
Adiwijoyo, pasukan Kanoman,
pimpinan Pangeran Teposono.
Perang Diponegoro 15
taktik MENYERANG • Melakukan penghadangan
dan penyergapan dengan cara
Gaya menyerang pasukan Diponegoro: bersembunyi di rerumputan tinggi
di sisi jalan yang akan dilewati
• Mengerahkan kekuatan lokal musuh lalu menembak dalam
pedesaan untuk mencegah formasi setengah lingkaran, yakni
kedatangan bala bantuan Belanda, prajurit yang bersembunyi dalam
dengan cara menebangi pohon- posisi tiarap menembakkan bedil
pohon dan ditaruh melintang mereka langsung kearah musuh
di jalan, membakar jembatan- yang disergap dari depan dan dari
jembatan kayu, dan memblokade kedua sayap.
jalan dengan menggali lubang
jebakan yang di dalamnya telah • Memanfaatkan tembok batu
menunggu bambu-bambu runcing. yang mengitari desa-desa seperti
benteng.
• Melumpuhkan jalur komunikasi dan
perbekalan musuh. • Penduduk desa-desa yang
ikut bergabung dalam perang,
• Menjaga agar jalur suplai pasukan menggunakan peralatan petani
sendiri aman. mereka dan mengganggu gerak
mundur pasukan gerak cepat
• Merekrut para bandit untuk Belanda.
mengamankan jalur-jalur
komunikasi dan ikut ambil bagian • Strategi perang Diponegoro dapat
dalam pasukan Diponegoro. dikatakan merupakan gabungan
dari perlawanan kaum tani, perang
gerilya, dan operasi militer biasa.
Pasukan
Diponegoro
melakukan
penyerangan
dengan cara
bersembunyi di
rerumputan tinggi
dan menembak
dalam formasi
setengah lingkaran.
16 Peperangan dan Serangan
STRATEGI de kock
Letnan Jenderal de Kock adalah Van der capellen
komisaris Pemerintah yang diangkat
oleh Gubernur Jenderal van der dan Madiun, juga daerah milik
Capellen untuk Kesultanan Yogyakarta pemerintah Hindia Belanda di
dan Kesunanan Surakarta. Capellen Rembang, Demak, (Keresidenan
memberi de Kock kuasa penuh atas Semarang), Jabarangkah
kekuatan militer dan sipil untuk (Keresidenan Pekalongan),
menumpas perlawanan Diponegoro. Karangkobar (Banyumas), Kedu dan
Strategi de Kock: Bagelen, dan Bogowonto,
• Membuat persekutuan dengan
• Memanggil pasukan yang
Sunan Surakarta dan Mangkunagoro beroperasi di luar Jawa, antara
untuk mengisolasi Diponegoro. lain, Sulawesi Selatan di bawah
• Merebut Yogyakarta dari tangan pimpinan Mayor Jenderal van Geen,
pemberontak, dan membebaskan Kalimantan Barat dipimpin Mayor
pasukan garnisun Yogya dari Sollewijn dan Selatan oleh Kapten
kepungan lawan. Roest, Palembang, Bangka dan
• Mengamankan jalur komunikasi pasukan Michiels di Sumatera Barat.
darat yang strategis antara lain
Surakarta-Klaten-Yogya, Semarang- • Menetapkan garis awal di beberapa
Salatiga-Surakarta, Pantai Utara pelabuhan pendaratan di Pantai
antara Semarang-Rembang, dan Utara.
Pekalongan-Semarang.
• Membebaskan daerah milik • Merekrut mata-mata dan orang-
kesultanan seperti Serang, Ngawi, orang yang dipercaya untuk mencari
informasi tentang lawan.
DE KOCK
• Menggiring “pemberontak”
ke suatu killing area di daerah
antara Sungai Progo dan Sungai
Bogowonto dan menerapkan
strategi “Benteng Stelsel”. Dari
Perang Diponegoro 17
aspek strategi, benteng merupakan membuat pasukan Diponegoro
tanda batas operasi atau prestasi makin terkuras energinya, frustrasi
penguasaan medan. Secara dan kehilangan motivasi untuk
politis benteng dibangun untuk berperang. Meski dalam praktiknya
mempersempit ruang gerak lawan perang tetap berlarut-larut karena
dan merupakan simbol penguasaan pasukan Diponegoro dengan
daerah. Benteng memaksa pasukan mudah mampu mengisolasi benteng
Diponegoro untuk selalu berpindah. yang dibangun.
Sempitnya medan diharapkan untuk
• Membujuk Sentot Prawirodirdjo
melalui Aria Prawirodiningrat untuk
berunding dan menandatangani
Perjanjian Imogiri, 17 Oktober 1829
yang berisi:
- Sentot Prawirodirdjo diizinkan
tetap memeluk agama Islam dan
memakai sorban.
- Pasukan Sentot Prawirodirdjo
tidak dibubarkan dan tetap
sebagai komandan.
- Sentot Prawirodirdjo dengan
pasukannya secara resmi
menyerahkan diri, 24 Oktober
1829.
Pekalongan Demak
Semarang
Banyumas Magelang
Jati Anom
Kemit Panjar Dekso Surakarta
Merden Kemiri
Yogyakarta Kejiwan
Pembangunan benteng di berbagai daerah Kalasan
Pengasi Bantul Pasargede
Brosol
18 Peperangan dan Serangan
kronologi peperangan
• Strategi perang melawan Belanda Diponegoro, menangkap 10 orang
direncanakan Diponegoro mulai pangeran, diantaranya Pangeran
Juli 1825 di Desa Selarong bersama Joyokusumo, Pangeran Blitar,
Pangeran Mangkubumi, Pangeran Pangeran Abubakar, Pangeran
Adinegoro, Pangeran Panular, Hadisuryo.
Adiwinoto Suryodipuro, Blitar, Kyai
Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabei • Setahun kemudian, 8 Juli 1826,
Mangunharjo, dan Pangeran Kolonel Cochius dengan kekuatan
Surenglogo. 7.342 orang menyerbu Plered,
Pasukan Diponegoro mundur ke
• Pada 7 Agustus 1825, pasukan arah Barat dan berpindah lagi
Diponegoro melakukan penyerbuan menuju kaki Gunung Merapi
ke Yogyakarta dengan kekuatan sebelah selatan. Sampai di Kejiwan
6.000 orang yang terbagi dalam pasukannya diserang oleh pasukan
tiga pasukan. Pangeran Abu Bakar Sollewijn, namun Diponegoro
memimpin pasukan pertama menang dan berhasil merebut
bergerak dari timur menyerbu ke beberapa meriam, mortir, dan
dalam Pakualaman menghancurkan beberapa ekor kuda. Selanjutnya
jembatan Kali Code, perkampungan pasukan Diponegoro bergerak
Cina, Eropa dan gerbang pajak. menuju Pajang bergabung dengan
Pangeran Adinegoro memimpin pasukan Kyai Mojo.
pasukan kedua menguasai jalan
penghubung Yogya-Magelang- • 28 Agustus 1826 pasukan
Surakarta. Pangeran Blitar Diponegoro dengan kekuatan
memimpin pasukan ketiga bergerak sekitar 10.000 menghancurkan
dari selatan, menguasai jalan raya pasukan Belanda, merampas
Bantul berusaha merebut keraton. sejumlah kereta pengangkut uang
dan logistik, dan berhasil menguasai
• Sementara itu, 9-14 Agustus 1825, Delanggu yang merupakan titik
di wilayah Banyumas, perlawanan kekuatan untuk merebut Surakarta.
terjadi di Batur. Semua pos di
Sembong dibakar oleh Raden • Pada Juli 1827, Pasukan Pangeran
Ngabei kemudian meluas ke Notoprojo adik dari Pangeran
Selomanik, Selomerto, Gowong, Mangkudiningrat di wilayah
Brengkelan, Lingis dan sekitarnya. Gunung Kidul menyerah dan
Perlawanan juga menjalar hingga gagal menghalangi pembangunan
ke Madiun dan timur Yogyakarta benteng Donoloyo. Untuk
dipimpin oleh Mangkunagara, mengacaukan operasi lawan.
Kertodirdjo, Surodirjo, Tumenggung Diponegoro memerintahkan
Alap-alap, Pangeran Serang, dan Tumenggung Sosrodilogo
Pangeran Sukur. menguasai Rajegwesi, Ibu kota
Kabupaten Jipang, Keresidenan
• Pada 24 September 1825, Letnan Rembang—jalur lalu lintas
Jenderal de Kock merebut kembali perdagangan yang menghubungkan
Yogyakarta dengan kekuatan Surabaya, Gresik, Sidayu sampai
7.500 orang menyerang Selarong, Ngawi.
memukul mundur pasukan
Perang Diponegoro 19
KIAI MAJA penjuru. Pasukan pimpinan
Griesheim bergerak dari Rembang
• Agustus-September 1827 dilakukan ke Blora, sementara pasukan yang
kesepakatan kedua belah pihak bergerak dari Jatirogo lewat Blora
untuk gencatan senjata. dan Ngawen ke Planturan.
• Sebulan kemudian, Oktober 1827 • 24 Januari 1828, pasukan Schippers
pasukan Diponegoro berpindah dengan kekuatan 1.000 orang
dari Tanggung ke Junggrangan, bergerak ke arah selatan dari
dan pasukan yang lain dari Klepu Tuban ke Kapas dihadang di Desa
ke Bagelen Selatan. Mendengar Bogong daerah dekat Rengel.
kepindahan itu, 20 November Kedua pasukan bertemu dan
1827, Pasukan Kolonel Cleerens pecah pertempuran besar di desa
menyerbu ke Klepu, namun Tambakan. Keesokan harinya, dari
Pasukan Diponegoro yang dipimpin Tambakan, Pasukan Kloosterhuis
Tumenggung Wiropotro telah bergerak ke arah selatan dari
pindah ke Bogowonto dan menuju Babad menuju Bawerno. Pasukan
Sumawung. lain yang bergerak dari Ngawen
ke Rajegwesi, diserang Pasukan
• Pada 9 Desember 1827, pasukan Sosrodilogo secara mendadak.
Diponegoro yang dipimpin Sementara itu, 26 Januari 1828,
Meloyokusumo menyergap pasukan Pasukan pimpinan Ten Have dari
Nahuijs dan Dezentje di Desa Ngaji Jatirogo lewat Blora dan Ngawen
sehingga membuat Belanda mundur ke Planturan diserang oleh Pasukan
ke Ngawi. Kemudian, 21 Desember Sosrodilogo yang berkekuatan 1.000
1827, pasukan Sosrodilogo orang.
melakukan serangan di Pantai Utara
dari Rembang hingga Tuban dan • Pada 21 Maret 1828, pasukan
Bancar (galangan kapal dan tempat Cochius membersihkan daerah utara
penimbunan kayu). Mataram, memasang barikade,
menguasai jalan tembus Boyolali-
• Setelah dua bulan Rajegwesi Muntilan, dan membangun benteng
dikuasai oleh Pasukan Sosrodilogo, di Desa Grabyak.
23 Januari 1828, Jenderal Holsman
memerintahkan untuk melakukan • Tanggal 8 April 1828, Belanda juga
operasi merebut Rajegwesi. membangun benteng di desa
lima pasukan dikerahkan untuk Kemuloko yang terletak antara
menyerang Rajegwesi dari tiga Pisangan dan Tempel, di jalan Raya
Yogyakarta-Magelang.
• Pada 18 April 1828 Pasukan Letnan
Kolonel Sollewijn dengan kekuatan
300 orang melakukan penyerangan
di Desa Semin, pegunungan
Selatan, mereka membakar
desa. Pangeran Bulkiyo dan 20
orang pengikutnya dan Pangeran
Notodiningrat menyerah.
20 Peperangan dan Serangan
• Pasukan Letnan Kolonel Sollewijn KOLONEL COCHIUS
berhasil membersihkan sektor
utara Yogyakarta. Di sektor selatan Cleerens langsung membangun
operasi berakhir dengan memukul benteng untuk mengantisipasi
mundur pasukan induk Diponegoro serangan pasukan Diponegoro.
yang dipimpin Sosrodilogo ke
daerah barat Sungai Progo. • Awal Juni 1828, Jendral de Kock
Akhirnya seluruh wilayah Pajang memerintahkan membangun
seluas 1.075 kilometer presegi yang benteng di Kanigoro desa di sekitar
berpenduduk 180.000 jiwa berhasil pegunungan Gamping, untuk
dikuasai Belanda. mempersempit pergerakan pasukan
Diponegoro di daerah Bantul.
• Pada 4 Mei 1828, pasukan Letnan Sementara itu di Bagelen Barat,
Kolonel Sollewijn mengejar pasukan pasukan Diponegoro di bawah
Diponegoro di Bantulkarang, pimpinan Tumenggung Banyakwide
namun berhadapan dengan dengan kekuatan besar menyusuri
pasukan Diponegoro, dan pantai menuju Karangbolong,
mengakibatkan pertempuran untuk merebut kembali daerah
sengit. Pasukan Diponegoro Bagelen. Benteng pertahanan yang
mundur ke Desa Kemusuk di kaki lemah menjadi sasaran serbuan
pegunungan Selarong. Patroli dan wilayah Bagelen selatan dapat
Belanda mencoba mengejar namun dikuasai kembali oleh pasukan
mengalami kesulitan dan hambatan, Diponegoro.
karena pasukan Diponegoro
memasang ranjau bambu sebelum • Di bulan Juli 1828 ini, pasukan
meninggalkan desa tersebut. Letnan Kolonel Sollewijn semakin
banyak membangun benteng antara
• Pasukan Letnan Kolonel Sollewijn lain di Gunung Wijil, Mandang,
kembali menyerang pasukan Brosot, dan Desa Gegulu.
Diponegoro yang dipimpin oleh
pasukan Pangeran Abdul Samsu, • 26 Juli 1828 , di dekat Plunjaran desa
Tumenggung Joyoleksono, dan perbatasan Bagelen dan Gowong,
Sumodiningrat. Pada 12 Mei 1828, pasukan Diponegoro yang berhasil
Belanda berhasil memukul mundur mencegat konvoi transportasi
Diponegoro. Keberhasilan Belanda logistik Belanda dan merampas
mengejar pasukan Diponegoro 1.980 butir peluru tajam, uang
berkat bantuan Pangeran sejumlah 11.0750 gulden, 130 kaleng
Notodiningrat dan Tumenggung arak, satu ton beras, dan dua kuintal
Reksoprojo yang dipaksa Belanda garam.
untuk menunjukkan lokasi pasukan
Diponegoro.
• 26 Mei 1828, Pasukan Diponegoro
yang dipimpin Tumenggung
Banyakwide, Alibasyah Kerto
Pengalasan, dan Diponegoro
anom melakukan balasan dengan
menyerang Cengkawak sebuah
desa di simpang tiga menuju
Kedungkebo dan Plipir. Kolonel
Perang Diponegoro 21
• Untuk mengantispasi berbagai • 6-25 Agustus 1828, Pasukan
serangan, Belanda membangun Cleerens mempersiapkan operasi
benteng di Plunjaran dan di Desa penyergapan terhadap pasukan
Wedi di Kutowinangun. Diponegoro, sasaran pertama desa
Krajan dan Wunut, selanjutnya ke
• Kolonel Cochius melakukan operasi Desa Rawung, namun pasukan
pembersihan, di sekitar Sungai Opak Diponegoro sudah menghilang.
dan Sungai Progo yang dikuasai Kemudian berlanjut menyerang
Pangeran Diponegoro. Tiga pasukan pasukan Diponegoro di Desa
mobil bergerak ke arah selatan dari Pinoto. Dalam pertempuran
pos komandonya di Bantul. Terjadi ini Tumenggung Puspodirejo
pertempuran sengit dari 5-9 Agustus bersama dengan seorang ronggo,
1928, antara pasukan Diponegoro Joyowinoto, dan bekel Pinoto
melawan Belanda. bersama Secowinoto tertangkap.
Selanjutnya pasukan Cleerens
• Di Bagelen, Diponegoro membagi menuju Desa Watukuro, namun
dua pasukannya, pasukan mobil dan pasukan Diponegoro telah bergerak
pasukan teritorial. Pasukan mobil ke Brosot, Yogya Selatan.
adalah pasukan yang tidak pernah
berhenti lama di suatu tempat dan • Pada 14 September 1828, Jendral
terus menerus bergerak berpindah de Kock memerintahkan menyerang
dari satu tempat ke tempat lain Sambiroto dengan kekuatan dua
untuk melakukan serangan dan pasukan dan membangun benteng.
membebaskan daerah, selanjutnya
diberikan ke pasukan teritorial untuk
menyelenggarakan pemerintahan
setempat.
tolak CIUM
TANGAN raja
PmBtmIaVaueenhwynnguacogenningru.gaoamSnnwVuttDalyaitfkiaanpaanngotngan.kHenebgacaSomirluruyeoltanbamngengkreuuHndsoBaiialamuanwke3gonkngaoktu
SkseeumcltauardnaiaHmnaismstaeeanrtgiukdsuepwBaaudswaaonumoseiaVn,inggal
20-an.
22 Peperangan dan Serangan
• Awal Oktober 1828, sebagian lereng selatan Gunung Wangi untuk
pasukan bergerak ke barat dan mencegat pasukan Diponegoro.
bergabung dengan pasukan Mayor Namun peyergapan gagal.
Buschkens di Telogo. Mereka
mencoba menghadang pasukan • Kemudian pada bulan berikutnya,
Diponegoro namun gagal. yaitu tanggal 13 Desember 1828,
Belanda dengan membawa pasukan
• Kemudian 25 Oktober 1828 malam pasukan mobil 2 dengan kekuatan
hari, 300 orang pasukan Diponegoro 140 orang, menyerang Desa Terban,
menyerang Karangbolong, tetapi hanya menemukan desa yang
bermaksud mempersempit ruang kosong.
gerak pasukan Cleerens dan
mengisolasinya agar tetap berada • Hingga akhir 1828 dengan
dalam benteng. Seluruh jalur menyingkirnya sejumlah pasukan
komunikasi darat sepenuhnya Diponegoro meyebabkan desa
dikuasai pasukan Diponegoro. Sokomojo, Wadas, Terban dan
Juanggrangan berhasil dikuasai
• Akhir Oktober 1828, Pangeran Belanda, yang menyebabkan
Diponegoro bergerak ke Imogiri menyempitnya gerak pasukan
bersama Tumenggung Joyosendirgo Diponegoro, namun belum berhasil
dengan pengawalan 400 orang menghalau pasukan Diponegoro
membawa dua kanon 150 senapan dari Bagelen.
dan beberapa puluh ton mesiu.
• Belanda melakukan berbagai
• Pada November 1828, Pasukan cara lain untuk memenangkan
Belanda di bawah komando Kapten perang ini, yaitu mencoba memikat
Ten Have bergerak ke Gowong lewat rakyat dengan tidak membakar
JURUS SELOP DIPONEGORO
htcySEtpm(dPpsSeeiaamraeidaeerekironnratruolnemanitpgainphpnrhpgeakahaaaajagnoaktYPhnktsnkguerbaagoedteumnktdanhgribeaipaPkatkgaayenra,oykalejraa1algyaaanr8uarkmnduaanagnam1ha3piinngenttsrp-psdreuPtu1ekmDaeie8areaealnDnkndior4neppnagyagapan7Doagmaianannyt)ndik,ngtsapueaednpatuginrongJneryeereganoemroagaannjkemanorratwnyguaagamoaenapaInndoVw.naas.agraartuofniaakantu
Perang Diponegoro 23
wilayah yang sudah dikuasai, ALIBASAH SENTOT
mengangkat warga setempat PRAWIRODIRDJO
untuk menjabat sebagai aparatur
birokrasi pribumi setingkat residen perhatian sehingga gerakan
yang bertugas menarik pajak dari Pasukan Diponegoro ke arah barat
rakyat, membentuk barisan dan tidak terganggu. Pada akhir April
membangun sekitar 90 benteng dilaporkan pasukannya sudah
untuk menjaga dan memelihara bergerak menyeberangi Sungai
komunikasi dengan masyarakat Progo. Namun pada 12 April 1829,
daerah tersebut. Tumenggung Banyakwide dari
Banyumas tertangkap bersama
• Pada Januari 1829, Kapten Roeps seorang Ronggo, lima orang panji
bersama Kiai Hajali menemui Sentot dan 120 orang pasukannya.
di Desa Kalibondol (tepi barat
Sungai Progo) untuk menyampaikan • Pada Juni 1829, perang kembali
surat Kiai Maja. Sentot menyatakan meletus. Pasukan Belanda di bawah
hanya akan berunding dengan pimpinan Sollewijn menuju selatan
Kolonel Nahuijs (komisaris hingga Wonopeti. Desa tersebut
Keraton Yogyakarta). Kemudian, dibakar habis untuk keduakalinya.
25 Januari 1829, Nahuijs tiba di
Gamplong, Sentot mempertanyakan • Pasukan Diponegoro di bawah
apakah kedatangan Nahuijs pimpinan Sentot yang berpangkalan
mengatasnamakan orang-orang di sekitar Wates bergerak ke
Solo atau pemerintah Hindia pegunungan Gamping untuk
Belanda. Sebelum mendapat menyerang benteng. Sedang dari
kejelasan, Sentot menolak selatan di bawah pimpinan Alibasah
menyeberang ke tepi timur Sungai Kerto Pengalasan dan Pangeran
Progo. pemerintah Hindia Belanda Sumonegoro bergerak dengan 700
menafsirkan bahwa Kapten Roeps orang prajurit.
disandera oleh pasukan Sentot,
sehingga Jenderal de Kock • Sebulan kemudian, tepatnya 1 Juli
melarang Kolonel Nahuijs untuk 1829, Letnan Kolonel Ledel bersama
memenuhi permintaan Sentot tiga pasukannya balas menyerbu
Alibasah. Gentan. Dalam pertempuran
tersebut Diponegoro berhasil lolos.
• Di bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, Namun pasukannya berhasil dipukul
mulai 2 April 1829, selama seminggu mundur Belanda dan 40 senjata
disepakati untuk gencatan senjata. dirampas Belanda.
Empat hari setelah Idul Fitri
Pangeran Bei (pimpinan pasukan
Diponegoro di Pegunungan
Selatan) merasa bahwa gencatan
senjata hanya berlaku untuk daerah
operasi Sentot dan menghiraukan
kesepakatan.
• Pasukan Diponegoro memindahkan
sebagian pasukannya dari Bagelen
menuju Pajang untuk mengalihkan
24 Peperangan dan Serangan Pertempuran yang
paling berdarah
• Serangan Belanda ini dilanjutkan di Desa Siluk
tanggal 17 Juli 1829, oleh yang menjadi
Kolonel Cox Splenger yang peperangan
menyerang dari Kemijing dengan terakhir
mengerahkan Batalion Ekspedisi yang sangat
Kapten Prager dari Bantul dan menentukan bagi
Legiun Mangkunegara dari pihak Diponegoro.
Barongan. Mereka bergerak
menuju Geger.
• Kolonel Cochius yang memimpin
penyerangan mengikuti pasukan
ekspedisi. Target penyerbuan
adalah benteng dan asrama
Diponegoro. Dalam pertempuran
tersebut Tumenggung
Joyomenggolo tewas, dan
mengakibatkan benteng Geger
direbut Belanda. Tiga canon 15
senjata, sejumlah mesiu dalam
peti, dan 200 peluru tajam disita.
• Selanjutnya kondisi pasukan
Diponegoro semakin terdesak
dalam berbagai pertempuran.
Sejak Agustus 1829, beberapa
tempat strategis berhasil direbut
Belanda. Sejumlah pimpinan
juga banyak yang tertangkap dan
menyerah.
• Tanggal 19 Agustus 1829,
pasukan Diponegoro yang
berpangkalan di Desa Candi
yang terletak di jalan besar yang
menghubungkan Pulowatu
(Pajang) dengan Pisangan
(Yogyakarta) dengan kekuatan
400 pasukan dan 70 orang
berkuda sedang bersiap
menuju Pajang ketika diserang
oleh pasukan Letnan Kolonel
Sollewijn dari arah selatan dan
pasukan Kolonel Le Bron de
Vexela dari arah timur.
• Serangan Belanda berlanjut
pada 16-17 September 1829,
di Desa Siluk bagian selatan
pegunungan Selarong. Belanda
Perang Diponegoro 25
26 Peperangan dan Serangan
menyerang dari ketiga penjuru, masih besar terhadap rakyat
yaitu pasukan Kolonel Le Bron de Yogyakarta dan masyarakat Jawa, de
Vexela menyerang dari tepi barat Kock ingin mengakhiri perang tanpa
Sungai Progo. Kolonel Cochius dari menjadikan Diponegoro sebagai
markasnya di Kanigoro menyerang pahlawan. Bagi de Kock hanya ada
langsung ke Desa Geger, dan dua pilihan untuk melumpuhkan
Letnan Kolonel Sollewijn dari Bantar Diponegoro yaitu menyerbu dan
bergerak ke sebelah timur Siluk. mengejar atau melakukan tipu daya.
Splenger menyerbu dari arah barat.
• Pilihan pertama dianggap
• Dengan ditandai tembakan artileri merugikan, karena akan
Ketiga pasukan Belanda menyerbu memerlukan biaya besar, sementara
Desa Siluk dan disambut oleh keberhasilannya masih diragukan
pasukan Sentot yang sudah siap karena pasukan Belanda sendiri
dengan persenjataannya. Ini sudah mengalami kelelahan.
adalah pertempuran yang paling Akhirnya de Kock memilih
berdarah dan menjadi peperangan memperdaya Diponegoro agar
terakhir yang sangat menentukan keluar dari kantong pertahanannya
bagi Diponegoro dan Sentot
sebagai panglima perang. Meski
menelan korban hingga 54 orang,
keduanya berhasil meloloskan diri
dari kepungan dan mundur ke arah
barat, sedangkan Sentot bergerak
ke selatan menuju Imogiri.
• Lolosnya Diponegoro dan Sentot
membuat geram Jenderal de Kock,
sehingga pada 21 September 1829,
ia memberikan undian hadiah uang
sebesar 20.000 gulden kepada
siapa pun yang dapat menangkap
Diponegoro hidup atau mati.
• Pertempuran Siluk membuat
pimpinan Mataram Utara
menyatakan menyerah kepada
pemerintah Belanda. Situasi ini
membuat kondisi moril pasukan
Diponegoro jatuh. Pada 17
Oktober 1829 beberapa pimpinan
pasukan Diponegoro menyatakan
menyerahkan diri dan menghentikan
permusuhan.
• Pada akhir 1829, posisi pasukan
Diponegoro sudah diketahui secara
jelas oleh Jendral de Kock. Namun
mengingat pengaruh Diponegoro
Perang Diponegoro 27
secara damai, dan kemudian • Pada 16 Februari 1830,
menangkapnya. Diponegoro tiba di Desa
Remokawal dan setuju berunding
• Pada 9 Februari 1830 Kolonel dengan Jenderal de Kock di
Cleerens mengutus bekas orang Magelang. Perundingan tidak
kepercayaan Diponegoro, yaitu mencapai kata sepakat dan
penghulu Pake Ibrahim dan Kaji Diponegoro ditangkap.
Badaruddin untuk menghubungi
Diponegoro, dan menyampaikan • Diponegoro dibawa ke Semarang
pesan Kolonel Cleerens dan kemudian diangkut dengan
Jenderal de Kock untuk bertemu kapal ke Batavia dan dihadapkan
mengajak perjanjian damai. pada Gubernur Jenderal Van
Tempat pertemuan direncanakan den Bosch, kemudian dibawa
di Desa Remokawal, di Kabupaten ke Manado dan dipindahkan ke
Remo Jatinegoro milik Kesultanan Benteng Rotterdam, Makassar
Yogyakarta. hingga wafat pada 8 Januari
1855.
Diponegoro
tiba di Desa
Remokawal
dengan hanya
dikawal 25 orang
untuk berunding
dengan de Kock
28 Peperangan dan Serangan
perang yang menyulitkan
Operasi pengejaran yang dilakukan Pasukan Diponegoro mampu
Jenderal van de Kock selama 1825- mengeksploitasi medan yang berbukit
1826 telah gagal menangkap Pangeran terjal dan dapat menerapkan taktik
Diponegoro. perang gunung—bertahan dan
menyerang setiap saat—tanpa
Sistem berperang pasukan Diponegoro dibatasi waktu, jumlah logistik dan
yang inkonvensional, secara taktis kondisi cuaca. Ditambah juga dengan
amat membingungkan Belanda karena dukungan fanatik dari para demang,
karakter dan seni perlawanannya sulit bekel, dan masyarakat yang memiliki
diduga. pemahaman kuat mengenai cita-cita
melepaskan diri dari penderitaan dan
Selain berperang secara frontal, penindasan.
pasukan Diponegoro juga
menggunakan taktik gerilya dengan Pasukan Diponegoro juga terbukti
cara menyerang tiba-tiba dan kemudian mampu mengoperasikan senjata-
menghilang di antara medan hutan senjata yang dirampas, bahkan mampu
jati dan pohon-pohon besar yang membuat senjata api dan mesiunya.
menguntungkan.
Di sisi lain de Kock menghadapi
Pangeran Diponegoro mampu problem makin merajalelanya
mengulur waktu, menguras tenaga dan pemakaian opium di kalangan prajurit.
kemampuan perang lawan, walaupun Beban pembiayaan pasukan yang berat
persenjataan lawan lebih unggul. karena istri-istri prajurit pribumi juga
ikut. Satu pasukan harus menyiapkan
logistik untuk 1.000 orang perhari.
Hingga April 1827, 1.603 atau sekitar
27% dari 6.000 serdadu Belanda tewas.
Selama 1828 de Kock mengerahkan
kekuatan 24.685 prajurit dan 1.133
kuda untuk merebut wilayah Mataram,
Bagelen, dan Ledok.
HAMENGKU BUWONO II
Perang Diponegoro 29
penduduk dalam perang
Para istri dan putri-putri bangsawan Para petani penyewa dan petani
membantu menyumbangkan harta penggarap di tanah-tanah milik
benda dan membawanya ke medan Pangeran berjuang menggunakan
perang, dan bahkan turut bertempur, peralatan bertani dan keris untuk
yaitu Raden Ayu Maja (istri Kiai Maja). menyerang Belanda.
Para wanita desa, kalang, komunitas Para petani Jawa dapat dengan
lokal tukang dan pandai besi mudah beralih dari bekerja di sawah
membantu menyumbangkan kemudian menyergap pasukan
keterampilannya untuk membuat peluru Belanda karena keris selalu mereka
dan mesiu. bawa serta. Setelah penyergapan
selesai, mereka akan mencopot keris
Penduduk desa membantu dari ujung bambu, menyimpannya
memblokade jalan, menghancurkan kembali dan bergabung dengan
jembatan dan membuat jebakan- masyarakat desa lain, kembali pada
jebakan untuk mencegah kedatangan identitas mereka sebagai petani
Belanda. biasa, seolah tidak pernah terjadi
apa-apa.
Pasukan
Diponegoro
berpindah dibantu
para petani dan
penduduk desa
30 Peperangan dan Serangan
peta perang dan Wilayah
Pendudukan diponegoro
Semarang
Pekalongan
Jabarangkah
Kedu
Banyumas
Bagelen
Yogyakarta
Perang Diponegoro 31
Blora Tuban
Demak Panolang
Jipang
Wiranari
Sokawali Kertasari
Madiun
Majakarta
Pajang
Semluyan
Garmak
32 Peperangan dan Serangan
PASUKAN
dalam perang Diponegoro
Para prajurit Diponegoro
umumnya bertelanjang dada dan
ikat kepala tanpa alas kaki. Untuk
para petingginya memakai jubah
dan surban dengan alas kaki
sandal atau selop.
Perang Diponegoro 33
Pasukan Belanda memakai seragam
lengkap dengan tanda-tanda yang
membedakan kepangkatan.
34 Peperangan dan Serangan
PERSENJATAAN
dalam perang DIPONEGORO
Keris dan tombak adalah
senjata yang dipakai oleh
para prajurit Diponegoro.
Senjata api biasanya diperoleh
dari rampasan Belanda.
Bambu runcing atau bambu
berujungkan keris adalah
senjata yang dipakai oleh para
petani yang berpihak pada
Diponegoro.
Perang Diponegoro 35
Meriam, senjata api dan pedang
adalah senjata tentara Belanda, yang
sering menjadi sasaran rampas oleh
pasukan Diponegoro.
36 Peperangan dan Serangan
LINI MASA
1825
Pertengahan Juli 20 Juli 21 Juli Akhir Juli
Diponegoro, Residen Belanda membakar Diponegoro di
memobilisasi mengirimkan surat dan menghancurkan Selarong. melatih
1.500 warga di kepada Diponegoro Tegalrejo. warga untuk
Tegalrejo untuk datang ke Diponegoro pindah persiapan perang
loji. Diponegoro ke Selarong. melawan Belanda.
menolak.
9 Desember 20 November Oktober Agustus-
Pasukan Pasukan Kolonel Pasukan September
Cleerens menyerbu Diponegoro Terjadi kesepakatan
Diponegoro Klepu, namun gagal berpindah gencatan senjata.
memukul pangkalan dari
menangkap Tanggung ke
mundur Belanda Diponegoro yang Junggrangan dan
dari desa Ngaji pasukan yang
mundur ke telah pindah ke lain dari Klepu ke
Ngawi. Sumawung. Bagelen Selatan.
1828
21 Desember 3 Januari 24 Januari 25-26 Januari
Pasukan Jenderal Holsman Pertempuran besar Pasukan
Sosrodilogo merebut Rajegwesi. di Desa Tambakan. Sosrodilogo
gencar melakukan menyerang secara
serangan di Pantai mendadak
Utara dari Rembang
hingga Tuban dan
Bancar.
Perang Diponegoro 37
7 Agustus 9-14 Agustus 14 Agustus September
Pasukan Perlawanan Letnan Jenderal De Kock
Diponegoro, terhadap Belanda de Kock diberi menggalang
Pangeran terjadi di wilayah kuasa penuh kekuatan dengan
Adinegoro Banyuma-Batur, untuk menumpas cara memanggil
dan Pangeran Selomanik, perlawanan. semua pasukan
Blitar menyerbu Selomerto, yang bertugas di
Yogyakarta dan Gowong, Sulawesi Selatan,
dalem Pakualaman Brengkelan, Lingis, Kalimantan Barat
serta menguasai Bagelen hingga Palembang,
jalan penghubung ke Madiun dan Bangka dan
Yogya-Magelang- daerah Kesultanan Sumatera Barat.
Surakarta dan jalan Yogyakarta bagian
raya Bantul. timur.
1827 1826
Juli 28 Agustus 8 Juli 24 September:
Pasukan Pangeran Delanggu Kolonel Cochius Jenderal de Kock
dengan kekuatan merebut kembali
Notoprojo adik bisa dikuasai
dari Pangeran oleh pasukan 7.342 orang Yogyakarta
Diponegoro yang menyerbu benteng dengan kekuatan
Mangkudiningrat
menyerah di wilayah berjumlah Pleret memukul pasukan 7.500
10.000 orang mundur Pasukan orang
Gunung Kidul dan Diponegoro, yang
gagal menghalangi kemudian menuju
pembangunan Pajang untuk
benteng Donoloyo bergabung dengan
pasukan Kyai Mojo.
serta Kota Gede.
21 Maret 8 April Akhir April 18 April
Pasukan Cochius Belanda Pasukan Sollewijn Pasukan Sollewijn
membangun membangun memukul dengan kekuatan
benteng di Desa benteng di Jalan mundur pasukan 300 menyerang
Grabyak. Raya Yogyakarta- Diponegoro ke Desa Semin
Magelang. daerah barat Sungai
Progo.
38 Peperangan dan Serangan
4 Mei 12 Mei 26 Mei Juni
Letnan Kolonel Sollewijn Kolonel Cleerens Jendral de Kock
Sollewijn mengejar memukul mundur membangun membangun
Diponegoro di Diponegoro ke benteng benteng di
Bantul karang Desa Cade. Kanigoro
Juni 25 Januari 12 April 2 April
Belanda di Pemerintah Hindia Tumenggung Gencatan senjata
bawah pimpinan di bulan Ramadhan
Belanda mengira Banyakwide
Sollewijn) Kapten Roeps dari Banyumas dan Idul Fitri.
membakar habis disandera oleh
Desa Wonopeti. tertangkap.
pasukan Sentot.
1 Juli 17 Juli 19 Agustus 16-17 September
Belanda memukul Benteng Geger Pertempuran di Pertempuran di
mundur pasukan direbut Belanda. Pajang Desa Siluk (Selo).
Diponegoro dan Tumenggung
menyita 40 senjata. Joyomenggolo
tewas.
Perang Diponegoro 39
26 Juli 5-9 Agustus 6-25 Agustus 14 September
Pasukan Pertempuran antara Pasukan Cleerens De Kock gagal
Diponegoro pasukan Diponegoro gagal melakukan menangkap
menguasai kembali melawan Belanda. penyergapan terhadap Diponegoro
wilayah Bagelen Diponegoro
selatan dan
menyergap konvoi
transportasi logostik
di dekat Plunjaran
1829
Januari 13 Desember 25 Oktober Oktober-Nopember
Kapten Roeps Pasukan Belanda Diponegoro Belanda gagal
bersama Kiai Hajali menghalau pasukan
menemui Sentot Diponegoro dari menguasai menghadang pasukan
Alibasah untuk sepenuhnya seluruh Diponegoro
menyampaikan Bagelen. jalur komunikasi darat,
surat Kiai Maja. dan bergerak ke timur
bersama Tumenggung
Joyosendirgo.
1830
21 September 17 Oktober 9 Februari 16 Februari
Jenderal de Kock Beberapa Belanda melalui Diponegoro tiba di
dan membuat pimpinan pasukan Penghulu Pake Desa Remokawal,
undian hadiah Diponegoro Ibrahim dan setuju untuk
20.000 gulden menyerah. Kaji Badaruddin berunding dengan
untuk menangkap Akhir 1829 menyampaikan Jenderal de Kock.
Diponegoro. Jendral de Kock pesan untuk
merencanakan berunding dan
tipudaya untuk melakukan
menangkap perjanjian damai.
Diponegoro.
40 Peperangan dan Serangan
41
...tidak ada bangsa yang lebih
pemberani perang serta fanatik,
dibandingkan dengan bangsa
Aceh... (H.C. Zentgraaf)
42 Peperangan dan Serangan
Perang aceh
1873-1914
Apa penyebabnya? Perang Aceh adalah perang
Penolakan Aceh terhadap penolakan terhadap kedaulatan
kedaulatan Belanda atas Belanda atas Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh berdasarkan yang dilatarbelakangi beberapa
Traktat Sumatera perjanjian yang menentukan
pembagian kekuasaan antara
Berapa lama? Belanda dan Kesultanan Aceh
Sekitar 31 Tahun juga Belanda dan Inggris yang
Berapa banyak korban tewas? merugikan bagi Kesultanan Aceh
Belanda: sekitar 12.500
Aceh: sekitar 54.000
Perang Aceh 43
AWAL MULA KONFLIK
Perang Aceh terjadi karena berbagai Amerika Serikat untuk berperang,
peristiwa berikut: meskipun pada akhirnya Aceh gagal
memperoleh dukungan.
• Berakhirnya Perjanjian London
(1824) yang isinya menjamin • Akibat Perjanjian Sumatera 1871,
kemerdekaan dan kedaulatan Aceh. Aceh mengadakan hubungan
diplomatik dengan Konsul
• Pembajakan kapal-kapal Belanda Amerika, Italia, Turki di Malaka. Dan
yang lewat perairan Aceh mengirimkan utusan ke Turki 1871.
• Dibukanya Terusan Suez yang • Sultan Machmud menolak
mendorong semakin terbukanya memberikan keterangan tentang
pedagangan internasional dan apa yang sudah dibicarakan di
menempatkan Aceh menjadi Malaka itu kepada Wakil Presiden
kawasan yang strategis. Dewan Hindia Nieuwenhuyzen.
• Perjanjian Sumatera 1871 antara • Pemerintah kolonial
Inggris dan Belanda yang (F.N. Nieuwenhuyzen) memberikan
memberikan kebebasan bagi ultimatum kepada Aceh untuk
Belanda untuk memperluas mengakui kedaulatan pemerintahan
kekuasaannya di Aceh. kolonial di Aceh.
• Penolakan rakyat Aceh terhadap • Aceh menolak ultimatum tersebut,
Perjanjian Sumatera, dan mencari kemudian pemerintah kolonial
bantuan ke Turki, Italia dan mengumumkan perang kepada
Aceh.
44 Peperangan dan Serangan
STRATEGI Van heutz
Po Radeu dan beberapa keluarga
terdekatnya yang berakibat
Panglima Polim pun menyerah di
Lhokseumawe pada Desember
1903.
• Menangkap Tjut Nyak Din,
kemudian mengasingkannya ke
Sumedang.
Jendral VAN Heutz
Pada 1898, J.B. van Heutz dinyatakan
sebagai gubernur Aceh (1898-1904),
kemudian Dr Snouck Hurgronje
diangkat sebagai penasihatnya, dan
bersama letnan Hendrikus Colijn
merebut sebagian besar Aceh.
Strategi van Heutz untuk menaklukkan
Aceh antara lain:
• Meniru taktik perang gerilya Aceh,
dengan cara membentuk pasukan
marsose (maréchaussée) yang
mampu menguasai pegunungan,
hutan dan rimba raya Aceh untuk
mencari dan mengejar gerilyawan
Aceh. Pasukan ini dipimpin oleh
Hans Christoffel.
• Penculikan anggota keluarga
gerilyawan Aceh agar mereka
menyerah antara lain: penculikan
permaisuri Sultan dan Tengku
Putroe (1902), penculikan putera
Sultan Tuanku Ibrahim yang
memaksa Tuanku Ibrahim untuk
menyerah dan berdamai dengan
Belanda di Sigli pada 5 Januari
1902 penangkapan putra Panglima
Polim, saudara perempuan Tjut
Perang Aceh 45
• Menciptakan Korte Verklaring atau pemimpin Aceh berjanji untuk tidak
Traktat Pendek, yaitu surat pendek mengadakan hubungan dengan
yang harus ditandatangni oleh para luar negeri, serta patuh terhadap
ulee balang dan pemimpin Aceh perintah yang ditetapkan Belanda.
yang menyerah. Surat tersebut Salah satunya yang ditandatangani
berisi tentang pengakuan para oleh Sultan Muhammad Daud Syah
pemimpin Aceh sebagai daerah ketika menyerahkan diri kepada
jajahan Belanda. Selain itu, surat Belanda pada 1903.
tersebut juga meminta para
Marsose - tentara
Belanda sedang patroli
di pedalaman Aceh
46 Peperangan dan Serangan
STRATEGI snouck hurGRonje
• Snouck juga menyarankan untuk
tidak mau berunding dengan
panglima-panglima Aceh pemimpin
gerilya.
• Menyarankan untuk mendirikan
pangkalan militer Belanda di Aceh,
serta membangun masjid dan
merperbaiki jalan serta irigasi untuk
meraup simpati rakyat Aceh.
Snouck Hurgronje
Penelitian Snouck tentang Aceh dimulai
sejak ia berada di Mekah. Ia tertarik
terhadap Aceh ketika orang-orang Arab
sering memperbincangkan sikap fanatik
rakyat Aceh melawan Belanda. Sebagai
orang Belanda, Snouck tergerak
untuk melakukan penelitian tentang
Aceh dan memberikan usulan strategi
menaklukkan rakyat Aceh kepada
pemerintah Belanda, antara lain:
• Mengusulkan kepada Pemerintah
Belanda untuk memisahkan Islam
dan politik di Aceh. Para jamaah
haji yang berangkat dari Aceh harus
diawasi, karena dikhawatirkan ketika
pulang dari Arab mereka akan
membawa ide pan-islamisme yang
bertentangan dengan kepentingan
Belanda di Aceh.
• Mengenyampingkan golongan
sultan yang berkedudukan di
Keumala, Pidie, setelah kraton
dikuasai Belanda. Sebaliknya,
Belanda dianjurkan terus
memerangi kaum ulama, yang
hanya dapat ditaklukkan dengan
kekuatan senjata.
Perang Aceh 47
• Pembersihan dengan taktik
membunuh rakyat Aceh. Taktik ini
dilakukan oleh van Daalen yang
menggantikan van Huetz. Salah
satunya adalah pembunuhan yang
terjadi di Kuta Reh pada 14 Juni
1904. Hari itu sebanyak 2.922 orang
dibunuh, yang terdiri dari 1.773 laki-
laki dan 1.149 perempuan.
Jendral VAn DAALEN
Markas Militer Belanda di Kutaraja
48 Peperangan dan Serangan
kronologi peperangan
• Empat hari setelah ultimatum, pekerja paksa dengan 50 mandor, 220
tepatnya 28 Maret 1873, F.N. wanita bumiputra, 300 pria bumiputra
Nieuwenhuyzen Komisaris sebagai pelayan para perwira.
Pemerintah Hindia Belanda
menyatakan perang terhadap • Pasukan Belanda pertama kali
Kerajaan Aceh dan bersiap mendarat di Pantai Ceuremen,
menyerang dengan kekuatan sebelah timur Ulee Lheue 6 April
armada enam kapal perang, 1873, tetapi dipukul mundur oleh
dua kapal angkatan laut, lima pejuang-pejuang Aceh. Pada 8 April
barkas, delapan kapal peronda, berikutnya seluruh pasukan Belanda
satu kapal komando, enam kapal mendarat di Aceh dan langsung
pengangkut, serta lima kapal bertempur untuk merebut Masjid
layar dipimpin oleh komandan Raya di Kutaraja (sekarang Banda
armada Kapten Laut J.F. Aceh). Para pejuang Aceh di bawah
Koopman. Sedangkan di darat pimpinan Teuku Imeum Lueng Bata
dipimpin oleh Jenderal Kohler mampu memukul mundur tentara
dan wakilnya Komandan Infanteri Belanda.
Kolonel E.C. van Daalen dengan
jumlah pasukan 168 perwira (140 • 14 April 1873, Panglima Belanda
Eropa dan 28 bumiputra), 3.198 Jenderal Kohler tewas ditembak
prajurit (1.098 Eropa dan 2.100 oleh pejuang Aceh. Belanda gagal
bumiputra), 31 kuda untuk perwira, menguasai Keraton Sultan Aceh.
149 kuda untuk pasukan, 1000 Kemudian, 29 April 1873 Belanda
meninggalkan pantai Aceh, namun