The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fileskifileski, 2021-04-08 01:16:09

GORESAN MIMPI SANG PENA

KOMUNITAS NEGERI KERTAS

Namaku Siti Aisyah.
Aku tinggal di Jalan Raya Mauk Desa Buaran Jati,
Tangerang. Aku hanyalah penulis pemula yang masih

banyak belajar.
Kritik dan saran bisa menghubungi di nomor
089612831373, akun Facebook-ku Ciay Aisyah.

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 141

Meraih Mimpi dengan Khayalan

Rosita adalah orang yang sejak kecilnya selalu
berkhayaldengan mimpinya itu, Rosita ingin sekali
menjadi seorang yang sukses, namun harapan itu hilang
begitu saja.Karena Rosita tidak memiliki motivasi dalam
hidupnya, Rosita mencoba untuk mewujudkan khayalan
itu dengan sungguh-sungguh.Oleh karena itulah Rosita
terus membangkitkan semangat yang selama ini hilang.

Entahlah Rosita harus memulai dari mana, tiada
seorangpun yang membuatnya bangkit. Tiba-tiba
adiknya yang bernama Aisyah datang dan bertanya,“Apa
yang sedang kakak pikirkan?”Rositapun menceritakan
semuanya kepada adiknya.

Rosita adalah seorang yang pintar dan cerdas
dalam melakukan apapun, apalagi kreativitasnya yang
membuat semua orang bangga. Setelah ia
menceritakannya, adiknyapun memberikan solusi dan
motivasi yang biasa membangkitkan semangat itu.

Adiknya merasakan kesedihan yang selama ini
Rosita rasakan.Mungkin tak ada sebuah motivasi yang
membangkitkannya, apalagi kedua orangtuanya
meridhoi mimpi itu. Rosita hanya biasa berharap dan
berdo’a. Dia ingin sekali memberikan motivasi
kepadanya, supaya Rosita biasa semangat dan biasa
meraih apa yang Rosita inginkan.

Hampir setiap malam Rosita menyendiri dan
terdiam di kamarnya, meskipun Rosita terlihat bahagia

142 | Goresan Mimpi Sang Pena

dan selalu tersenyum, namun di benaknya masih ada
kesedihan. Rosita sering sekali membayangkan
mimpinya itu dengan berkhayal, Rosita selalu berharap
agar orangtuanya meridhoi apa yang telah Rosita
putuskan.

Setiap hari,Rosita selalu mencari informasi
kepada teman-temannya, Rosita terus berusaha dalam
meraih mimpinya itu dengan semaksimal mungkin.
Dengan semangat yang tinggi dan motivasi yang
diberikan oleh sodaranya itu, Rosita jadikan sebuah
pondasi, dia tidak pernah menyerah dalam mimpinya itu
meskipun banyak rintangan yang datang kepadanya.

Rosita meyakini bahwa suatu saat mimpinya itu
akan terwujud. Dan biasa membuktikan kepada orang
tuanya. Bahwa Rositaakan membahagiakan kedua
orangtuanya itu dengan mimpi yang selama ini Rosita
raih dan mimpi itu kelak bisa menjadi kenyataan dan
kesuksesan bagi dirinya sendiri dan orangtuanya.

Rosita memiliki sikap yang ramah, tegas dalam
bertindak, dan mandiri dalam melakukan apapun. Semua
orang bangga dalam keputusan Rosita karena
keputusannya itu biasa membuat orang lain bangkit
dalam meraih cita-citanya. Namun ia terus berfikir
bagaimana orangtuanya itu bisa meridhainya dalam
mimpinya ini.

Kemudian saya mengetahui, hampir setiap hari
Rosita belajar dikamarnya sendiri.Diantaranya buku
pelajaran yang sering Rosita dapatkan dari sekolah. Dia
sering sekali membacanya dan memahami isi buku

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 143

pelajaran tersebut. Di dalam kamarnya, dia sering sekali
lebih diam dikamar. Karena dikamarlah yang lebih baik
untuk belajar. Dikamarnya banyak sekali buku-buku
yang Rosita simpan dari sejak SD, SMP, sampai SMA
karena buku itu sangat berarti dalam hidupnya. Dan
akupun sering meminjam buku-buku lamanya itu untuk
belajar.

Akupun sering memberikan saran kepadanya
agar Rosita tetap semangat dalam meraih mimpinya itu,
Rosita sangat bahagia karena masih ada orang yang
memberikan motivasi kepadanya. Dan Rositaakan terus
semangat atas motivasi itu.

Beberapa bulan kemudian teman-temannya
memberikan informasi bahwa Rosita diterima untuk
berkuliah di Bandung, danRosita memberikan informasi
bahagia ini kepada orangtuanya.

Namun orangtuanyatidak setuju untuk
mengambil kuliah di Bandung. Berbagai alasan Rosita
ucapkan agar meyakinkan orangtuanya, namun
ketetapan orangtuanya masih seperti itu. Orangtuanya
menginginkan Rosita itu bekerja sebagai karyawan di
sebuah PT. Karena orangtuanya melihat teman-
temannya banyak anaknya yang kuliah dengan
mengeluarkan banyak modal. Namun setelah mereka
lulus dia malah ingin menikah tidak meraih mimpi yang
merka ingin kan dan orangtuanya. Disitulah orangtuanya
tidak memberikan persetujuan kepadanya, mereka takut
kalau dia seperti anak temannya itu.

144 | Goresan Mimpi Sang Pena

Banyaknya informasi yang mereka berikan
kepada Rosita dari guru maupun temannya, diapun
mulai mencari kuliah dengan cari diam-diam agar
orangtuanya tidak mengetahui tindakannya itu.Sering
kali Rosita itu kewarnet untuk mencari informasi kuliah,
Rosita sering ikut tes namun sering juga gagal padahal
dia sudah sangat berusaha.Kegagalan itulah yang tidak
pernah patah untuk terus bersemangat, Rosita terus
berusaha dalam meraih mimpinya itu.

Namun disaat inilah Rosita mulai bingung apakah
Rosita harus meneruskan mimpinya ataupun tidak.
Tetapi Rosita terus semangat walaupun semangatnya itu
mulai luntur, Rosita sedih dan berharap setiap
langkahnya itu, namun kesedihan itu dia lampiaskan
kepada buku diarinya itu, buku diarinya itu banyak sekali
kisah-kisah pejuangan Rosita dalam meraih mimpi
itu,sungguh mengharukan perjuangannya itu.

Di saat seperti itu dia justru teringat motivasi
yang telah diberikan oleh saudaranya itu. Rosita terus
berpikir bagaimana caranya bahwa Rosita tidak patah
semangat dalam meraih mimpinya itu, padahal Rosita
sudah mulai putus asa dalam mimpinya itu. Tetapi
karena Rosita teringat motivasi dan solusi yang telah
saudaranya berikan, maka semangatnya itu bangkit dan
penuh perjuangan yang sangat tinggi.

Namun, tetap saja orangtuanya tidak setuju
dengan mimpinya itu, malah orangtuanya hendak
memasukan Rosita ke pabrik yang gajinya begitu
besardibandingkan dengan mimpinya. Karena menurut
mereka belum tentu mimpinya itu terwujud namanya

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 145

juga hanya mimpi khayalan, namun Rosita menyakini
kepada orangtuanya bahwa mimpinya itu akan terwujud.
Rosita berusaha menyakininya namun tetap saja
orangtuanya masih begitu.

Dengan sikap yang sabar dia mulai berdo’a
kepada Allah dan berusaha dengan semaksimal mungkin.
Rosita terus menatap langit dan memejamkan matanya.
Kemudian Rosita berkata, “Aku pasti akan berhasil,
Karena mimpi itu adalah kesukesanku yang selama ini
aku cari dan aku perjuangkan.”

Namun kesedihan itu tetap datang karena
teringat ucapan orangtuanya.Rosita sering sekali
menangis di depan kaca dan menatatap wajahnya.

Suatu saat Rosita bertemu dengan temannya lalu
temannya bertanya, “Kamu kuliah atau kerja?”

Dengan muka bahagia, lalu Rosita menjawab,
“Aku tidak kuliah,” dengan muka yang ragu.

“Kenapa tidak kuliah? Katanya kamu ingin
menjadi orang yang sukses dengan mimpimu itu,”
dengan muka yang serius.

Lalu Rosita jawab, “Emm… mungkin tahun
depan,” dengan muka yang ragu.

“Aku tunggu ya…” namun pertanyaan ini Rosita
tidak menjawabnya, Rosita langsung pergi meninggalkan
temannya itu.

Pas tiba di rumah, Rosita langsung masuk kamar
dan menangis dengan penuh harapan, Rosita melihat
banyak temannya yang kuliah demi mengejar mimpinya
itu. Diapun kadang semangatnya mulai hilang kadang

146 | Goresan Mimpi Sang Pena

juga mulai semangat.Rosita selalu menyisihkan uang
gajinya itu untuk membeli buku dan daftar kuliah.
Namun kadang uangnya terpakai oleh orangtuanya,
namun dia tetap berusaha mengumpulkan uangnya itu.

Malam hari Rosita sering menatap khayalannya
itu, “Seandainya khayalan itu bisa terwujud, pasti aku
biasa sangat bahagia.”

Orangtuanya pun sering melihat ada keanehan
dalam diri anaknya itu, mengira bahwa Rosita itu sudah
nggak waras lagi, padahal dia masih waras dan tidak
sedikitpun ada kegilaan padanya.Sungguh sangat
mengkhawatirkan sekali. Dan ibunya langsung
memanggil Rosita.

Kemudian ibunya bertanya, “Apa kamu sudah gila
setiap hari terus berkhayal?’’dengan muka yang
khawatir.

Lalu Rosita menjawab, “Aku tidak gila Bu, aku
baik-baik saja,” dengan muka terkejut.

Kemudian ayahnya pun bertanya, “Apa yang
kamu pikirkan sekarang ini, Nak?” dengan muka yang
khawatir.

Lalu Rositapun menjawabnya, “Aku ingin meraih
mimpi, Ayah,” dengan muka yang menyakinkan.

Kemudian ayahnya juga bertanya lagi, “Kamu itu
harus kerja, memang kalau dengan kuliah kamu bisa
mengejar mimpimu itu?” dengan suara yang tinggi dan
wajah kesal.

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 147

Lalu dia menjawab dengan kata yang halus,
“Ayah harus mendukung aku, insyaAllah aku bisa
mewujudkannya, Ayah.” Dengan muka penuh harapan.

Ayahnyapun terdiam dan langsung meninggalkan
Rosita. Dengan penuh harapan dan banyak sekali
dimatanya penuh dengan air mata dan harapan. Lalu
Rosita shalat dan berdo’a kemudian Rosita membaca
ayat-ayat suci Al Qur’an supaya hatinya itu bisa tenang,
namun perjuangan dia tidak berakhir sampai disini saja.

Keesokan harinya Rosita berangkat bekerja
seperti biasa Rosita hanya penjaga toko saja. Namun
Ayah menyuruh Rosita itu untuk berhenti dari
pekerjaannya itu. Rosita tidak mau karena kerjaan itu
sangat baik untuk dia. Tetapi ayahnya malu karena ijazah
Rosita itu SMAN masa hanya kerja toko saja, yang gajinya
hanya sedikit tidak seperti orang yang bekerja di pabrik
yang setiap bulannya mendapatkan 5 juta.

Namun, Rosita tidak sangat berminat sekali
untuk kerja di pabrik, karena kebanyakan temannya
yang kerja di pabrik pada kecewa karena banyak
atasannya yang bertindak semaunya. Bahkan temannya
itu sering sekali pulang malam berangkat pagi.Padahal
mereka itu otaknya itu cerdas dan mempunyai banyak
kreativitas yang baik.Namun mereka tidak menggunakan
dan memanfaatkan kreativitasnya itu.

Kemudian, Rosita terus berpikir, “Harus
bagaimana aku meraih mimpi ini supaya berhasil,
padahal terusberjuang namun hasilnya tetap saja masih
begini.” Rosita mulai merasa kesal dengan usahanya

148 | Goresan Mimpi Sang Pena

sendiri. Dia mencoba untuk terus berusaha. Tapi Rosita
sudah pasrah dengan semuanya ini. Rosita sudah
berusaha dan berdo’a, namun Rosita tetap menunggu
hasilnya.

Beberapa bulan kemudian, temannya
memberikan sebuah informasi bahwa banyak kuliahan
kedokteran sedang dibuka. Lalu Rosita pun mencoba
untuk mendaftar dan mengikuti tes tulis, namun dites ini
informasinya belum juga ada ke jelasan.Rosita mulai
berharap dengan itu namun berbeda sekali dengan
harapannya itu.

Keesokan harinya temannya yang bernama Tuti
main kerumahnya dan mereka saling bercakap-cakap.
“Apa kabar Rosita??” kata Tuti dengan muka ceria.

“Aku baik-baik saja,” kata Rosita dengan muka
yang ceria juga.

“Kamu sekarang kuliah dimana? Kalau aku kuliah
di swasta, namun aku ingin pindah kenegri, nanti kita
daftarnya sama-sama.” Dengan muka yang penuh
keyakinan.

“Aku tidak kuliah sekarang, aku masih di rumah
sekarang, orangtua aku tidak mengijinkannya.”

“Kenapa kok bisa, padahal bagus sekali kalau
kamu kuliah kan bisa meraih mimpimu untuk menjadi
seorang dokter?”

“Aku sudah mencobanya tapi orangtua aku tetap
masih begitu.”

“Yaudah, kalau masih keputusannya begitu tapi
kamu harus tetap sabar.”

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 149

“Apakah sekarang masih dibuka pendaftaran
kuliahnya?”

“Masih dibuka,kalau maudaftar nanti bareng aja
sama aku.”

Namun pertanyaan ini Rosita tidak
menjawabnya, lalu Rosita langsung tidur dan temannya
pun ikut tidur pula. Keesokan harinya dengan cuaca yang
segar, mereka pun sarapan sambil menonton televisi,
beberapa jam kemudian temannya pun harus pulang dan
Rosita pun mengantarkan temannya itu pulang. Setelah
itu Rosita langsung mencari bukunya untuk belajar dan
mempersiapkan untuk daftar serta ikut tes.

Seperti biasa, Rosita setiap malam keluar untuk
melihat bintang dan berkhayal bahwa sebentar lagi
mimpinya itu akan tercapai dan bisa membuktikannya
kepada orangtuanya. Malam semakin larut dan
Rositapun langsung masuk kedalam rumah, Rosita terus
belajar dan membaca buku-buku lamanya itu dengan
sangat teliti dan memahaminya.

Setiap malam Senin, Rosita itu tak pernah
ketinggalan dengan acara Mario Teguh, karena di acara
itu banyak sekali motivasi yang bisa membangkitkan
semangatnya. Bahkan Rosita sering mengambil gambar
dari internet tentang motivasi Mario Teguh, kalau
semangat itu sedang hilang Rosita langsung melihat dan
memahami motivasinya itu.

Waktu terus juga berlalu, namun hasilnya masih
begini dan tidak ada perkembangan. Rosita terus
menunggu dan sangat berharap dengan hasil itu, namun

150 | Goresan Mimpi Sang Pena

harus bagaimana lagi padahal Rosita itu sangat berharap.
Motivasi yang membuat Rosita tetap semangat mungkin.
Tanpa motivasi, Rosita tidak akan bisa begini, meskipun
orangtuanya tidak setuju tapi Rosita tetap maju dan
terus berusaha.

Banyak orang yang bangga dengan semangatnya
itu, namun orangtuanya sendiri tidak bangga dengan
semangat anaknya sendiri. Rosita tidak lagi putus asa
karena waktu terus berjalan dan waktulah yang bisa
menjawab semua itu. Kadang orangtuanya juga berpikir
tentanganaknya itu.Tapi harus bagaimana lagi,
keputusannya sudah begitu.

Sungguh tak dapat dikira, bahwa Rosita terus
berjuang.Tanpa disadari sedikit lagi perjuangannya itu
akan tercapai. Sedikit demi sedikit Rosita mulai
melangkah dan terus semangat. Hampir setiap kampus
Rosita kunjungi, namun hasilnya tetap saja tidak tahu.
Memang sungguh mengherankan hasilnya tetap saja
tidak jelas.

Di lingkungannya, orang-orang sering
membicarakan tentang Rosita. Ada yang membicarakan
positif dan ada juga yang negatif. Padahal kalau mereka
tahu, Rosita itu sangat baik dan ramah. Mungkin
kebanyakan orang yang iri dengannya karena Rosita
terus berjuang dengan mimpinya itu, namun Rosita tidak
pernah mendengarkan omongan tetangganya karena
hanya membuatnya pusing dan melemahkan
motivasinya saja.

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 151

Temannya yang bernama Tuti itu datang lagi dan
menginap kerumah Rosita, namun mereka terus
bercakap-cakap dan bertanya lagi,

“Apa kabar Rosita?” kata Tuti.
“Aku baik-baik aja, kamu sendiri?” kata Rosita.

“Aku baik-baik saja, dan aku sangat bahagia, apa
kamu tahu aku bahagia kenapa?” kata Tuti.

“Aku tidak taulah, kamu kan belum ngasih tau,
gimana si…” kata Rosita.

“Ya maaf, hari ini pendaftaran kuliah kedokteran
sedang dibuka,” kata Tuti.

“Alhamdulillah, terus kapan kita mau daftar?
Besok juga bisa,” kata Rosita dengan muka yang sangat
bahagia.

Keesokan harinya Rosita berangkat namun hanya
sendirian. Berangkat jam 04.00 WIB, sangat pagi sekali
dan minta adik dan saudaranya mengantarkannya
sampai jalan raya. Adiknya pun mengantarkannya
dengan senang hati. Rosita pun langsung naik angkot,
adiknya dan saudaranyapun langsung pulang.

Sesampai di kampus, Rosita mulai ikut tes
dengan sangat teliti dan penuh kesungguhan dalam
hatinya itu. Tes ini sungguh banyak harapan yang tinggi,
karena tes inilah yang bisa membuat Rosita berhasil.
Rosita terus berdo’a kepada Allah supaya bisa terwujud
keinginannya ini dengan penuh perjuangan.

Dia bertemu dengan ayah dan ibunya untuk
meminta do’a nya supaya masuk dan orangtuanya pun

152 | Goresan Mimpi Sang Pena

akhirnya mengijinkan dan mendo’akan Rosita supaya
bisa masuk kuliah kedokteran. Rosita sangat bahagia
karena orangtuanya pun mengijinkannya.Seandainya
dari dulu saja Ayah dan Ibu mengijinkan, pasti akan tetap
selalu semangat dan terus berjuang.

Suatu saat Rosita mendengarkan do’a ayahnya itu
dengan penuh harapan supaya anaknya itu bisa
mewujudkan cita-citanya. Rosita menangis dan
meneteskan air mata.Lalu Rosita langsungke kamarnya
dan merenungkan do’a orangtuanya itu, maka harus
lebih semangat dan berjuang.

Keesokan harinya Rosita pun mendapat kabar
gembira bahwa Rosita diterima menjadi mahasiswa
kedokteran dengan penuh bahagia. Rosita berterima
kasih kepada semua orang yang telah memberikan
motivasinya dan bisa membangkitkannya untuk meraih
mimpinya itu.

“Jadilah orang yang mempunyai motivasi dalam
hidupmu. Raih mimpimu dengan semanagatmu itu.
Jangan merasa putus asa dalam meraih mimpi.”

Karya ini terinspirasi dari lagu Fileski berjudul Bangkitlah

Komunitas Negeri Kertas Tangerang | 153

154 | Goresan Mimpi Sang Pena

BEST SELLER

Rp 40.000

Pemesanan Ketik :
Judul_Nama _Alamat Lengkap_Jumlah_No.Hp

Kirim Ke 088 887 103 13 (SMS/WA)

KATALOG

Allah Ada di Archive Bumi Orang
Mana? Rp27.000 Sembrono

Rp36.000 Rp38.000

Fatih Sang Dream Before Lelakiku
Penakluk Death Rp48.500

Rp35.000 Rp49.000

Pemesanan Ketik :
Judul_Nama _Alamat Lengkap_Jumlah_No.Hp

Kirim Ke 087 757 691 882 (SMS/WA)




Click to View FlipBook Version