ASHOK MITRA Chief Executive Officer 07 Februari 2024 HENDRO ICHWANTO Chief Operating Officer/Kepala Teknik Tambang 07 Februari 2024 SUBHASHISH DATTA Chief Financial Officer 07 Februari 2024 VISI: Perusahaan terkemuka Indonesia dalam penyediaan batubara dan produk-produk hilirnya yang memberikan nilai optimal bagi seluruh pemangku kepentingan. MISI: 1. Menempatkan fokus utama pada kesehatan dan keselamatan para karyawan, serta pengelolaan lingkungan yang berkomitmen untuk emisi nol bersih. 2. Memperjuangkan tata kelola, hak asasi manusia, dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. 3. Mendorong pertumbuhan melalui pembelajaran berkesinambungan, inovasi digital, praktik berkelanjutan, serta keunggulan operasional untuk mengoptimalkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan. NILAI-NILAI: Keunggulan, Integritas, Kerjasama, Resiliensi, Akuntabilitas. VISION: Indonesia’s leaders in the supply of coal and downstream products delivering optimum value to all stakeholders. MISSION: 1. Placing a paramount focus on the health and safety of our people, as well as environmental stewardship committing to the pursuit of net-zero emissions. 2. Championing governance, human rights, and sustainable community well-being. 3. Fueling growth through continuous learning, digital innovation, sustainable practices, and operational excellence to optimise returns for all stakeholders. VALUES: Mastery, Integrity, Teamwork, Resilience, Accountability. KEBIJAKAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN, LINGKUNGAN HIDUP, DAN KEAMANAN MINING SAFETY, ENVIRONMENT, AND SECURITY POLICY Management and employees of PT Kaltim Prima Coal (KPC) are committed to achieve excellent performance and continual improvement in the areas of occupational health and safety, mining operation safety, environment, and security, in alignment with the Vision, Mission and Values of the Company. In realizing these commitments, KPC will: • Comply with all applicable government rules and regulations and other relevant requirements. • Meet the requirements of all stakeholders including employees, local community, government, shareholders, contractors, suppliers and customers. • Implement management system that defines elements, standards, and procedures applicable in all KPC operational area to continually identify and control the risks of OHS, mining operation safety, environment, and security. • Plan, implement, measure, report and review OHS, mining safety, environment, and security objectives, targets, and programs regularly. • Endorse mining employees’ involvement in OHS, mining operation safety, environment, and security aspects. • Conduct regular independent audits of OHS, mining operation safety, environment, and security. • Optimize the conservation of coal reserves to support sustainability development. • Implement the principles of good mining services governance, including the application of good mining practice principles for service businesses in accordance with regulations. OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY POLICY KPC commits to provide working environment in which KPC and its contractor’s employees can perform their work free from accidents and work-related illnesses. Occupational Health and Safety must become priority in all aspects of the Company’s operations. All parties, including KPC and contractor’s employees, have shared responsibilities to work in safe manner in accordance with KPC occupational health and safety standards and procedures. They also have responsibilities to develop and motivate safe and healthy behaviour. MINING OPERATION SAFETY POLICY KPC commits to create operational environment in which KPC and contractors’ employees can perform their operations in a productive, efficient, and safe manner, free from incidents which may result in loses or production stoppage. This includes: • Developing and maintaining management systems and conducting maintenance for tools, infrastructures, installation, and mining equipment. • Ensuring installation protection. • Ensuring readiness of tools, infrastructures, installation, and mining equipment. • Ensuring competency of technical personnel. • Conducting evaluation on mining technical report. • Conducting continuous improvement of mining operations safety to prevent from property damage and production stoppage. • Developing a safe, efficient, and productive mining operations. ENVIRONMENTAL POLICY KPC commits to effectively manage the environmental impacts resulting from its operations. This includes: • Preventing pollution. • Returning all mined areas to a safe, stable, and productive state in accordance with mine closure plan. • Maintaining biodiversity. • Implementing water conservation. • Implement energy efficiency and climate change mitigation, as well as participate in efforts towards net zero emissions. Environmental impacts must be considered in all aspects of the company’s operations, and all KPC and its contractor’s employees must act in environmentally responsible manner. SECURITY POLICY All parties, including KPC and its contractor’s employees, have shared responsibility to create conducive security condition in the working areas. KPC management conduct initiatives to secure its personnel and both physical and non-physical assets. KPC management also implement integrated security concepts that integrate elements of internal security, POLRI/ TNI, and community to minimize disruption of company’s operations in order to ensure KPC’s business continuity. KPC commits to provide leadership, resources, and supports to achieve maximal results in the mining safety, environment, and security aspects. Manajemen PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan para karyawannya bertekad untuk mencapai kinerja yang terbaik dan peningkatan yang terus menerus di bidang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, keselamatan operasi pertambangan, lingkungan, dan keamanan, yang selaras dengan Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan. Dalam merealisasikan komitmen ini, KPC akan: • Mematuhi semua perundangan-undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku serta persyaratan lain yang relevan. • Memenuhi harapan yang realistis semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, masyarakat setempat, pemerintah, pemegang saham, kontraktor, pemasok, dan pembeli. • Menerapkan sistem manajemen yang menetapkan elemen, standar, dan prosedur yang berlaku di seluruh wilayah operasional KPC untuk secara terus menerus mengidentifikasi dan mengontrol risiko K3, keselamatan operasi pertambangan, lingkungan, dan keamanan. • Merencanakan, melaksanakan, mengukur, melaporkan dan mengkaji ulang secara teratur tujuan, sasaran, dan program K3, keselamatan operasi pertambangan, lingkungan dan pengamanan. • Mendukung keterlibatan pekerja tambang dalam aspek K3, keselamatan operasi pertambangan, lingkungan dan pengamanan. • Melaksanakan audit independen secara teratur atas kinerja K3, keselamatan operasi pertambangan, lingkungan, dan pengamanan. • Mengoptimalkan konservasi cadangan batubara untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. • Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan jasa pertambangan yang baik, termasuk penerapan kaidah teknik pertambangan usaha jasa sesuai ketentuan perundangan. KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KPC bertekad untuk memberikan lingkungan kerja di mana karyawan KPC dan kontraktornya dapat melaksanakan pekerjaan mereka bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja harus mendapatkan prioritas dalam semua aspek operasional perusahaan. Semua pihak, termasuk karyawan KPC dan kontraktor, memiliki tanggung jawab bersama untuk bekerja dengan aman dan sehat sesuai dengan prosedur dan standar keselamatan dan kesehatan kerja KPC. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan membangun perilaku aman dan sehat. KEBIJAKAN KESELAMATAN OPERASI PERTAMBANGAN KPC bertekad untuk memberikan lingkungan operasi dimana karyawan KPC dan kontraktornya dapat menjalankan operasinya dengan cara yang produktif, efisien dan aman, bebas dari kejadian yang berakibat kehilangan atau terhentinya produksi. Hal ini meliputi: • Membangun dan mengelola sistem manajemen serta melaksanakan perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan tambang. • Memastikan pengamanan instalasi. • Memastikan kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. • Memastikan kompetensi tenaga teknik. • Melakukan evaluasi laporan kajian teknis pertambangan. • Melaksanakan peningkatan berkelanjutan kinerja keselamatan operasi pertambangan dalam upaya mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi. • Menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif. KEBIJAKAN LINGKUNGAN KPC bertekad untuk secara efektif mengelola dampak lingkungan hidup sebagai akibat dari kegiatan operasinya. Hal ini meliputi: • Mencegah pencemaran. • Mengembalikan semua areal pascatambang ke dalam kondisi yang aman, stabil, dan produktif sejalan dengan rencana pascatambang. • Memelihara keanekaragaman hayati. • Melaksanakan upaya konservasi air. • Melaksanakan efisiensi energi dan mitigasi perubahan iklim, serta berpartisipasi dalam upaya menuju emisi nol bersih. Dampak lingkungan hidup harus dipertimbangkan di dalam semua aspek kegiatan operasional perusahaan dan semua karyawan KPC dan kontraktornya harus bertindak secara bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. KEBIJAKAN KEAMANAN Semua pihak, termasuk karyawan KPC dan kontraktornya, memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan kondisi keamanan yang kondusif di wilayah kerja. Manajemen KPC melakukan inisiatifinisiatif pengamanan personil dan aset fisik maupun non-fisik. Manajemen KPC juga menerapkan konsep-konsep pengamanan terpadu yang memadukan unsur pengamanan internal, Polri/TNI, dan masyarakat dalam rangka meminimalkan gangguan terhadap operasional perusahaan untuk memastikan keberlangsungan bisnis KPC. Manajemen KPC memiliki tekad untuk memberikan kepemimpinan, sumber daya, dan dukungan untuk mencapai hasil yang maksimal di bidang keselamatan pertambangan, lingkungan, dan keamanan. <<No_Registration No>>
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page d of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 d
i Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page i of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 DAFTAR ISI Bab 1. Pengantar..................................................................................................................................... 1 Bab 2. Lingkup dan Tujuan ..................................................................................................................... 1 Bab 3. Peraturan Perundangan yang Terkait . ........................................................................................ 1 Bab 4. Definisi ........................................................................................................................................ 5 Bab 5. Hierarki Pengelolaan Limbah....................................................................................................... 7 Bab 6. Identifikasi dan Klasifikasi Limbah KPC ...................................................................................... 8 Bab 7. Tanggung Jawab ......................................................................................................................... 11 Bab 8. Prosedur Pengelolaan Limbah KPC ............................................................................................ 13 WMP 1: Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah Non B3)..................... 15 WMP 2: Pengelolaan Limbah Domestik Padat (Sampah Umum) .................................................... 19 WMP 3: Pengelolaan Limbah Logam................................................................................................ 25 WMP 4: Pengelolaan Limbah Non B3 Terdaftar dan Limbah Non B3 Khusus.................................. 28 WMP 5: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).................................... 30 WMP 6: Kebijakan Satu Pintu (One Gate Policy) ............................................................................. 39 WMP 7: Pengelolaan Limbah Hidrokarbon ....................................................................................... 41 WMP 8: Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon .............................................................. 48 WMP 9: Pengelolaan Limbah Baterai (Aki Bekas) ............................................................................ 54 WMP 10: Pengelolaan Limbah Klinis ................................................................................................. 58 WMP 11: Pengelolaan Limbah Kimia Berbahaya dan Beracun ......................................................... 62 WMP 12: Pengelolaan Limbah Kemasan Bekas................................................................................ 66 WMP 13: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Lainnya .......................................... 70 WMP 14: Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun..................................................... 77 WMP 15: Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun............................................ 82 WMP 16: Inspeksi Pengelolaan Hidrokarbon dan Limbah ................................................................. 86 WMP 17: Pengelolaan Kedaruratan Bahan Berbahaya dan Beracun dan/atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.......................................................................................................... 91 Bab 9. Lembar Pengesahan.................................................................................................................... 93 Bab 10. Lampiran .................................................................................................................................... 94 Lampiran 1. Internal Dokumen Limbah B3......................................................................................... 94 Lampiran 2. Prosedur Pengelolaan Hidrokarbon (HMP) 7: Penanganan Terpadu Hidrokarbon ....... 95 Lampiran 3. Daftar Periksa TPS Antara ............................................................................................ 98 Lampiran 4. Formulir Pengajuan Chemical Approval......................................................................... 99 Lampiran 5. Daftar Periksa Inspeksi Pengelolaan Hidrokarbon & Limbah ........................................ 100 Lampiran 6. Formulir Permohonan Pengangkutan Besi ke Scrapt Yard ........................................... 107 Lampiran 7. Foto Hasil Pengelolaan Limbah di PT. KPC .................................................................. 109
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page ii of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 ii
1 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 1 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 BAB 1. PENGANTAR Limbah atau yang lebih dikenal sebagai sampah adalah buangan atau sisa dari suatu aktivitas. Jumlah atau volume suatu limbah sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari. Demikian pula dengan jenis limbah yang sangat tergantung pada jenis barang atau material yang digunakan. Limbah sebagai sisa/buangan dari suatu aktivitas dapat menjadi berbahaya dan/atau berpotensi menimbulkan kerugian terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia, antara lain dengan adanya pencemaran. Pengelolaan limbah yang benar sangat diperlukan untuk meminimalkan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kerugian pada kesehatan manusia maupun lingkungan hidup. Pengelolaan limbah yang baik, benar, dan efisien akan mengurangi resiko operasional, biaya operasional, dan dampak negatif lain yang mungkin timbul. BAB 2. LINGKUP DAN TUJUAN Areal pertambangan KPC yang merupakan suatu lingkungan aktivitas penambangan beserta fasilitas pendukung seperti bengkel-bengkel dan areal perumahannya menghasilkan limbah yang beragam. Dengan makin berkembangnya kegiatan penambangan KPC dan makin banyaknya kegiatan yang dilakukan maka akan semakin besar pula timbulan limbah yang terjadi. Kondisi ini akan membawa dampak yang cukup luas terkait dengan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dimana limbah yang tidak terkelola dengan baik dan benar akan menimbulkan pencemaran dan dampak negatif lainnya, baik terhadap manusia yang ada di sekitarnya maupun terhadap lingkungan hidup. Mengacu pada kondisi yang ada saat ini dan dengan dilandasi keinginan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat, aman, bebas dari pencemaran, dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah Buku Pedoman Pengelolaan Limbah ini dengan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. Buku Pedoman Pengelolaan Limbah ini bertujuan untuk: • Memberikan pemahaman tentang jenis limbah yang ada di KPC dan cara penanganannya. • Mengurangi timbulan limbah dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkannya, misalnya pencemaran air, udara, dsb. • Memberikan arahan dalam melakukan pemenuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku, khususnya untuk penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun. Catatan: Buku pedoman ini tidak mencakup pengelolaan air limbah, baik air limbah domestik maupun air limbah produksi. Buku Pedoman Pengelolaan Limbah ini merupakan panduan dalam menangani/mengelola limbah yang ditimbulkan di area kerja KPC dan kontraktor. Semua karyawan KPC dan kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan aturan dan/atau prosedur yang tercantum di dalam buku ini. Kontraktor dapat menyesuaikan aturan dan/atau prosedur yang ada di dalam buku pedoman ini dengan aturan dan/atau prosedur yang berlaku di perusahaannya, dengan tetap mendasarkan aturan/prosedur tersebut kepada peraturan perundangan yang berlaku dan dengan persetujuan Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support). Departemen Lingkungan KPC akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Silakan hubungi: Departemen Lingkungan KPC, telepon : 0549 52 1212. BAB 3. PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT Sejumlah peraturan perundangan menjadi dasar dalam penyusunan Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC ini dan setiap karyawan KPC maupun kontraktornya harus memenuhi ketentuan dalam peraturan perundangan tersebut. Adapun peraturan perundangan tersebut adalah sebagai berikut:
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 2 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 2 NDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2009 JUNCTO UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 Peraturan ini berisi tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 2008 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah PERATURAN PEMERINTAH NO. 27 TAHUN 2002 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan limbah radioaktif. PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2021 Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai pengganti Peraturan Pemerintah no. 101 tahun 2014 mengenai pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2001 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. PERATURAN PEMERINTAH NO. 81 TAHUN 2012 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. PERATURAN PEMERINTAH NO. 27 TAHUN 2020 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah spesifik PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NO. P.56/MENLHK-SETJEN/2015 Peraturan ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NO. 33 TAHUN 2009 Peraturan ini mengatur tentang tata cara pemulihan lahan terkontaminasi limbah lahan berbahaya dan beracun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NO. 19 TAHUN 2010 Peraturan ini mengatur tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi (baku mutu kualitas air keluaran area bioremediasi (BTU) dan hasil olahan BTU) PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NO. 14 TAHUN 2013 Peraturan ini mengatur tentang simbol dan label limbah bahan berbahaya dan beracun. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NO. P.6 TAHUN 2021 Peraturan ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NO. P.74/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/10/2019 Peraturan ini mengatur tentang program kedaruratan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan/atau limbah berbahaya dan beracun. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NO. 5 TAHUN 2009 Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan limbah di pelabuhan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NO. 23/M-IND/ PER/4/2013 Peraturan ini mengatur tentang perubahan atas peraturan menteri perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang sistem harmonisasi global klasifikasi dan label pada bahan kimia.
3 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 3 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67/PMK.06/2012 JUNCTO PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 107/PMK.06/2014 Peraturan ini memuat tentang pengelolaan barang milik negara yang berasal dari perjanjian kerjasama/ karya pengusahaan pertambangan batubara. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 33 TAHUN 2010 Peraturan ini memuat tentang pedoman pengelolaan sampah KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP SK.182/MENLHK/SETJEN/ PSLB.3/3/2016 Keputusan ini memuat izin pengoperasian insinerator KPC untuk pembakaran limbah padat terkontaminasi limbah B3 (filter dan majun terkontaminasi) serta limbah B3 infeksius dari kegiatan klinik KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP No. SK.163/MENLHK/SETJEN/ PSLB.3/2/2016 Keputusan ini memuat izin pengolahan tanah terkontaminasi minyak secara biologis eksitu milik KPC. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP No. SK.415/1/KLHK/2020 Keputusan ini memuat izin pemanfaatan pelumas bekas sebagai bahan bakar pembantu dalam peledakan (Anfo-Emulsi) kegiatan penambangan KPC. KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL NO. 1827 K/30/MEM/2018 Keputusan ini memuat tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik KEPUTUSAN KEPALA BAPETEN NO. 03/Ka-BAPETEN/V-99 Peraturan ini mengatur tentang ketentuan keselamatan untuk pengelolaan limbah radioaktif PERATURAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NO. 01 TAHUN 2014 Peraturan ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. KEPUTUSAN BUPATI KUTAI TIMUR No. 503/09/DPMPTSP-PPNP/TPS-LB3/X/2020 Keputusan ini memuat izin penyimpanan limbah klinik milik KPC (TPS Limbah Klinis). KEPUTUSAN BUPATI KUTAI TIMUR No. 503/08/DPMPTSP-PPNP/TPS-LB3/X/2020 Keputusan ini memuat izin penyimpanan limbah Hidrogen Peroksida milik KPC (TPS M15). KEPUTUSAN BUPATI KUTAI TIMUR NO. 503/10/DPMPTSP-PPNP/TPS-LB3/IV/2021 Keputusan ini memuat izin penyimpanan limbah, hose, filter, majun dan kain penyerap terkontaminasi hidrokarbon (TPS Sangatta North) dan pelumas bekas (TPS Murung Lube Farm Area) KEPUTUSAN BUPATI KUTAI TIMUR NO. 660/K.894/2016 Keputusan ini memuat izin penyimpanan filter bekas beroli, majun bahan penyerap terkontaminasi, hose bekas beroli, aki bekas, grease bekas, oli bekas dan tanah terkontaminasi milik KPC (TPS Bengalon). KEPUTUSAN BUPATI KUTAI TIMUR NO. 660/K.507/2017 Keputusan ini memuat izin penyimpanan aki Bekas, grease bekas, toner, abu hasil pembakaran incinerator, dry battery, lampu TL, wadah terkontaminasi B3, limbah kimia dan limbah electronik milik KPC (TPS Tanjung Bara Yard 2). KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KUTAI TIMUR NO. 503/33/DPMPTSP-PPNP/IPLC/XII/2018 Keputusan ini memuat izin pembuangan air limbah instalasi pengolahan air limbah dari fasilitas bioremediasi PT. KPC KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL NO. 1827 K/30/MEM/2018 Keputusan ini memuat tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 4 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 4 KEPUTUSAN KEPALA BAPETEN NO. 03/Ka-BAPETEN/V-99 Peraturan ini mengatur tentang ketentuan keselamatan untuk pengelolaan limbah radioaktif PERATURAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NO. 01 TAHUN 2014 Peraturan ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3 – TERINTEGRASI DENGAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN KPC Dokumen ini memuat tata cara penyimpanan limbah B3 milik KPC DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH NON B3 – TERINTEGRASI DENGAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN KPC Dokumen ini memuat tata cara penyimpanan limbah Non B3 milik KPC DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PEMANFAATAN LIMBAH NON B3 – TERINTEGRASI DENGAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN KPC Dokumen ini memuat tata cara pemanfaatan limbah Non B3 milik KPC SURAT DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN No. S.739/PPKL/PPA/PKL.2/11/2022 Surat ini memuat perihal Persetujuan Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan di PT KPC, termasuk dari fasilitas bioremediasi PT. KPC.
5 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 5 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 BAB 4. DEFINISI LIMBAH Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai bentuk: padat, cair, gas, maupun campuran. LIMBAH ORGANIK Limbah yang mudah diuraikan secara alamiah, terdiri dari bahan yang berasal tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam, atau ditimbulkan dari kegiatan pertanian, perikanan, atau yang lain. LIMBAH ANORGANIK Limbah yang tidak dapat diuraikan oleh alam atau hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Limbah ini berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti mineral dan minyak bumi, atau berasal dari proses industri. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Suatu bahan diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya dan beracun apabila memenuhi satu atau lebih karakteristik di bawah ini: a. Mudah meledak (explosive) b. Pengoksidasi (oxidising) c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) d. Sangat mudah menyala (highly flammable) e. Mudah menyala (flammable) f. Amat sangat beracun (extremely toxic) g. Sangat beracun (highly toxic) h. Beracun (moderately toxic) i. Berbahaya (harmful) j. Korosif (corrosive) k. Bersifat iritasi (irritant) l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) m. Karsinogenik (carcinogenic) n. Teratogenik (teratogenic) o. Mutagenik (mutagenic) Daftar bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 74/2001. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) Sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup dan/atau kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON-B3) Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun selanjutnya disebut Limbah non B3 adalah sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak menunjukkan karakteristik Limbah B3. (PP 22/2021) LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON-B3) TERDAFTAR Limbah non B3 terdaftar merupakan limbah yang sudah tidak memiliki karakteristik B3 dan telah memenuhi ketentuan penggunaan minimal teknologi terbaik dan ramah lingkungan. Daftar limbah non B3 terdaftar tertuang dalam Lampiran XIV Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 6 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 6 LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON-B3) KHUSUS Limbah non B3 khusus merupakan limbah yang sebelumnya adalah limbah B3 dari sumber spesifik umum dan sumber spesifik khusus yang telah melalui prosedur pengecualian. PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 (PP 22/2021) PENGOLAHAN LIMBAH B3 Proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racunnya. PEMANFAATAN LIMBAH B3 Kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/ atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. LEMBAR DATA KESELAMATAN (SAFETY DATA SHEET) Lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan informasi lain yang diperlukan. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) / Rubbish tip Tempat pembuangan akhir limbah non B3 dengan sistem lahan urug terkendali (controlled landfill), dengan cara diratakan, dipadatkan, dan ditimbun dengan tanah penutup secara berkala. WASTE RECOVERY SHELTER Tempat pengumpulan sementara sampah umum yang akan dimanfaatkan/dikelola lebih lanjut BERIZIN Sesuatu hal/kegiatan yang telah mendapatkan izin (secara tertulis) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan/atau instansi pemerintah lainnya sesuai kewenangan dan peraturan yang berlaku. TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) Tempat penyimpanan limbah B3 sebelum dikelola lebih lanjut (dimanfaatkan/dibakar/dikirim ke pihak ketiga yang memiliki izin dari bupati/gubernur). TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA ANTARA (TPS ANTARA) / COLLECTING POINT Tempat penyimpanan limbah B3 di area penghasil yang pengelolaannya dilakukan secara terpadu dengan tempat penyimpanan sementara limbah B3 DISETUJUI Sesuatu hal/kegiatan yang telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Lingkungan PT Kaltim Prima Coal (KPC). PENGANGKUT LIMBAH B3 BERIZIN Badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3; yang telah memiliki izin pengangkutan limbah B3 dari Departemen Perhubungan atas rekomendasi tertulis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Izin pengangkutan tersebut akan menjelaskan secara spesifik jenis limbah B3 yang boleh diangkut, daerah lintasan angkutan, kode kendaraan yang digunakan dan masa berlaku izin pengangkutan. PENGUMPUL LIMBAH B3 BERIZIN Badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke tempat pengolahan dan/atau pemanfaatan dan/atau penimbunan limbah B3; yang
7 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 7 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 telah memiliki izin pengumpulan satu/beberapa jenis limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur, atau Bupati/Walikota. PENGOLAH LIMBAH B3 BERIZIN Badan usaha yang mengoperasikan sarana pengolahan limbah B3; yang telah memiliki izin pengolahan satu/beberapa jenis limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PEMANFAAT LIMBAH B3 BERIZIN Badan usaha yang menggunakan/memanfaatkan satu/beberapa jenis limbah B3 dalam kegiatannya dan telah memiliki izin pemanfaatan limbah B3 tersebut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PENGELOLA LIMBAH B3 BERIZIN Badan usaha yang melakukan pengelolaan limbah B3 (pengangkutan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan maupun penimbunan) dan telah memiliki izin kegiatan pengelolaan limbah B3 dari Departemen Perhubungan,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,Gubernur, atau Bupati/Walikota MANIFEST INTERNAL LIMBAH B3 Dokumen yang diberikan pada waktu penyerahan limbah B3 dari penghasil ke TPS maupun dari TPS ke pengelolaan internal (diolah/dimanfaatkan). MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) PENGANGKUTAN LIMBAH B3 Festronik adalah dokumen elektronik yang memuat pernyataan serah terima dan informasi mengenai limbah B3 (PERMENLHK No. P.6 Tahun 2021: Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3). Festronik digunakan untuk pengangkutan dari TPS ke pengumpul/pengolah/pemanfaat limbah B3. BAB 5. HIERARKI PENGELOLAAN LIMBAH Dalam melakukan pengelolaan limbah ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu bagaimana melakukan upaya meminimalkan jumlah limbah yang ditimbulkan, memaksimalkan penggunaan suatu benda/material sebelum benar-benar digolongkan sebagai limbah, baik sesuai dengan peruntukannya ataupun dengan peruntukan yang lain (misalnya dengan mengubah bentuk, fungsi, dsb), serta melakukan pengolahan yang tepat guna dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berikut adalah hierarki pengelolaan limbah yang sering disingkat dengan 4R: reduce, reuse, recycle, dan recovery. Limbah yang tidak dapat dikelola dengan metode 4R maka dikelola dengan disposal. 5.1 PENGURANGAN (REDUCE) Pengurangan adalah upaya untuk mengurangi timbulan limbah dari suatu kegiatan. Adapun pengurangan tersebut dapat dilakukan dengan cara: a. Meminimalkan penggunaan barang/material yang berpotensi menjadi limbah. b. Mengganti jenis barang atau material yang digunakan dengan barang/material yang lebih tahan lama dan menghindari penggunaan barang sekali pakai. c. Perubahan teknologi, antara lain dengan pemilihan/modifikasi peralatan yang dapat mengurangi limbah. d. Memberikan pemahaman kepada karyawan tentang pentingnya minimalisasi limbah atau dapat pula dilakukan secara prosedural (hal ini terkait dengan kebiasaan/tata cara/habit karyawan dalam memakai suatu barang/material). 5.2. PENGGUNAAN KEMBALI (REUSE) Penggunaan kembali adalah memaksimalkan nilai/fungsi suatu barang/material sebelum dibuang tanpa melakukan pemrosesan ulang (reprocessing atau remanufacturing). Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan barang/material yang dapat dipakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu penggunaan material/barang sebelum material/barang tersebut menjadi limbah. 5.3. DAUR ULANG (RECYCLE) Daur ulang adalah mengembalikan nilai barang/material yang telah menjadi limbah dengan cara memproses
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 8 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 8 ulang menjadi barang/material yang sama atau menjadi barang/material lain (barang baru). 5.4. RECOVERY Recovery adalah mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat dengan mengubah susunan kimiawinya, misalnya dengan metode composting dan waste to energy. 5.5. PENGOLAHAN (TREATMENT) Pengolahan adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan potensi pencemar pada limbah tersebut. Pengolahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode fisika (crusher, pengendapan, dll.), kimia (elektro koagulasi, penetralan pH, dll), maupun biologis (bioremediasi). 5.6. PEMBUANGAN (DISPOSAL) Pembuangan merupakan alternatif terakhir dalam suatu rangkaian pengelolaan limbah. Fasilitas pembuangan biasanya berupa penimbunan (landfilling) yang memiliki peryaratan khusus. Untuk fasilitas penimbunan limbah B3 harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 6. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH KPC Sebelum melakukan pengelolaan limbah, karyawan KPC maupun kontraktor di masing–masing wilayah kerja wajib melakukan identifikasi limbah yang ditimbulkan sesuai dengan klasifikasi limbah yang telah ditetapkan dalam Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC ini, serta melakukan sosialisasi kepada karyawan lain yang belum mengetahuinya. Secara umum limbah di KPC diklasifikasikan sebagai berikut : 6.1 LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON B3) Limbah non B3 adalah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak menunjukkan karakteristik limbah B3. Berikut ini contoh limbah non B3 berdasarkan karakter dan sumbernya di KPC: NO. Karakter Jenis Limbah Sumber 1. Organik Limbah dapur dan sisa makanan Perkantoran, Bengkel, Perumahan Limbah kebun dan tanaman Perkantoran, Perumahan Kayu dan serbuk gergaji Bengkel Limbah kertas Perkantoran, Bengkel, Perumahan Minyak goreng bekas (jelantah) Perumahan, Mess karyawan Limbah buangan manusia Perumahan, Mess karyawan
9 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 9 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 2. Anorganik Limbah kardus Perkantoran, Bengkel, Perumahan, Mess karyawan Limbah plastik Perkantoran, Bengkel, Perumahan, Mess karyawan Limbah kaleng Perkantoran, Bengkel, Perumahan, Mess karyawan Limbah kaca Perkantoran, Bengkel, Perumahan, Mess karyawan Ban bekas Bengkel Limbah karet selain ban Perkantoran, Bengkel, Perumahan, Mess karyawan Besi bekas Bengkel *Limbah non-B3 yang terkontaminasi dengan B3/limbah B3 maka dikategorikan sebagai limbah B3 Selain limbah non B3 di atas, berdasarkan PP No. 22 tahun 2021 terdapat limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus. 6.2. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) Suatu limbah diklasifikasikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun bila memenuhi satu atau lebih karakteristik di bawah ini: a. Mudah meledak (explosive – E) b. Mudah menyala (ignitable – I) c. Reaktif (reactive - R) d. Beracun (toxic - T) e. Infeksius (infectious – X) f. Korosif (corrosive – C) Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas: a. Limbah B3 Kategori 1; dan b. Limbah B3 Kategori 2. Limbah B3 berdasarkan sumbernya terdiri atas: a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik b. Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3; dan c. Limbah B3 dari sumber spesifik Limbah B3 dari sumber spesifik pada item c di atas meliputi: a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus Daftar limbah B3 berdasarkan sumbernya ini dapat dilihat dalam Lampiran IX Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021. Berikut contoh identifikasi limbah B3 di KPC: NO SUMBER JENIS LIMBAH KODE LIMBAH SUMBER LIMBAH 1. Tidak spesifik Oli Bekas B105d Bengkel Grease bekas Limbah Elektronik B107d Bengkel, Perkantoran Limbah Lampu TL Bengkel, Perkantoran Majun, filter, slang bekas beroli B110d Bengkel Kemasan bekas B3 B104d Bengkel, PLTU, Laboratorium
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 10 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 10 2. Spesifik umum Baterai bekas (aki bekas) B355-2 Bengkel Toner bekas B353-1 Perkantoran Cartridge bekas B321-4 Perkantoran Limbah baterai kering B326-1 Perkantoran Abu insinerator A347-1 Insinerator limbah B3 Limbah Medis Infeksius A337-1 Klinik KPC Limbah Peroksida (H2O2) A338-1 Laboratorium lingkungan Catatan: Identifikasi limbah B3 yang tidak terdapat pada contoh di atas dapat dikonsultasikan ke Superintendent Site Support Dalam rangka memastikan kepatuhan terhadap peraturan pengelolaan limbah B3, KPC menerapkan sistem Kebijakan Satu Pintu (One Gate Policy) untuk pengeluaran limbah B3. Kebijakan ini berlaku di seluruh areal operasional KPC (Sangatta maupun Bengalon). Seluruh penghasil limbah B3 di dalam lease area KPC harus mengirimkan limbah yang dihasilkan ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 di wilayah KPC. Berikut adalah diagram alir identifikasi dan klasifikasi limbah KPC:
11 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 11 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 Keterangan dari skema di atas: 1. Limbah yang tidak teridentifikasi wajib dilaporkan ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support), dimana sampel limbah tersebut oleh Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) akan dikirimkan ke laboratorium limbah B3 yang terakreditasi dan hasil analisa dari sampel tersebut akan diinformasikan ke penghasil limbah sebagai limbah yang telah teridentifikasi. Catatan: Biaya analisa laboratorium akan dibebankan kepada pihak penghasil limbah. 2. Setiap limbah B3 yang ditimbulkan, harus dikirim ke TPS untuk selanjutnya akan dimanfaatkan/diolah/ dikirim ke pengelola limbah berizin yang disetujui, harus selalu tercatat dan terdokumentasi dengan baik dan benar. 3. Sebelum ditimbun ke TPA, penghasil limbah non B3 perlu mengupayakan 3R terhadap jenis limbah yang berpeluang untuk dilakukan 3R Apabila ada pertanyaan terkait dengan skema identifikasi dan klasifikasi limbah di atas, hubungi Superintendent Site Support untuk meminta penjelasan. BAB 7. TANGGUNG JAWAB 7.1. MANAGER AREA 7.1.1. Mengimplementasikan Buku Pedoman Pengelolaan Limbah ini di area kerjanya. 7.1.2. Memastikan pengelolaan limbah yang dilakukan di area kerjanya sesuai dengan buku pedoman ini dan memenuhi peraturan perundangan yang berlaku, serta dilengkapi dengan sumber daya yang memadai. 7.1.3. Melakukan identifikasi atas limbah yang ditimbulkan di area kerjanya dan menentukan jenis pengelolaan yang akan dilakukan terhadap limbah tersebut. 7.1.4. Mengetahui jenis dan jumlah limbah yang ditimbulkan maupun disimpan di area kerjanya. 7.1.5. Memastikan dilakukannya pencatatan (recording) atas semua limbah yang ditimbulkan, disimpan, dimanfaatkan, dan/atau dibuang oleh area kerjanya. Hasil pencatatan ini dilaporkan ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) apabila diminta. 7.1.6. Menyediakan fasilitas pengelolaan limbah di area kerjanya seperti: tempat sampah, Tempat Penyimpanan Sementara (TPS Antara), dan lain-lain. 7.1.7. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah B3 tetap melekat pada penghasil limbah B3 (polluter pays principle). 7.1.8. Memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk pengelolaan limbah di area kerjanya. 7.1.9. Memastikan semua bahan yang digunakan di area kerjanya memiliki/ dilengkapi dengan SDS dan penggunaannya telah mendapat persetujuan dari Divisi HSES KPC (Sesuai SOP Persetujuan Penggunaan Bahan Kimia). 7.1.10. Memastikan semua fasilitas pengelolaan limbah di area kerjanya seperti Tempat Penyimpanan Sementara (TPS), TPS Antara, dll sudah disetujui oleh Departemen Lingkungan KPC. 7.1.11. Membuat rencana tanggap darurat (emergency response plan) untuk tumpahan/kebocoran dan kecelakaan terkait dengan limbah bahan kimia/ hidrokarbon yang ada di area kerjanya. 7.1.12. Mengetahui dan menindaklanjuti setiap kejadian tumpahan/kebocoran, kecelakaan, maupun pencurian limbah di area kerjanya, termasuk melakukan investigasi. 7.1.13. Memastikan semua pekerja di area kerjanya (termasuk kontraktor dan sub-kontraktor) mengetahui
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 12 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 12 dan memahami prosedur pengelolaan limbah, termasuk pula prosedur tanggap daruratnya. 7.2. DEPARTEMEN LINGKUNGAN KPC – SEKSI SITE SUPPORT 7.2.1 Memastikan implementasi Buku Pedoman Pengelolaan Limbah ini telah dilakukan dengan baik dan benar di semua area kerja (termasuk di wilayah perkantoran, perumahan, dan fasilitas akomodasi perusahaan). 7.2.2 Membantu mengidentifikasi suatu jenis limbah dan memberikan masukan tentang pengelolaannya. 7.2.3 Memberikan masukan/ pertimbangan teknis terkait dengan pengelolaan limbah, baik dari segi mutu, alat, teknis pengerjaan, dsb. 7.2.4 Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah kepada semua karyawan KPC dan kontraktor. 7.2.5 Membantu membuat rencana tanggap darurat, penanganan tanggap darurat di lapangan, dan melakukan investigasi bila terjadi keadaan darurat di suatu area kerja (tumpahan/ kebocoran, kecelakaan, dan pencurian limbah). 7.2.6 Melakukan inspeksi pada semua area kerja yang meliputi pengelolaan limbah dan hidrokarbon. 7.2.7 Memberikan persetujuan terkait aspek lingkungan untuk penggunaan bahan kimia di dalam area KPC. (Sesuai SOP Persetujuan Penggunaan Bahan Kimia) 7.2.8 Memberikan persetujuan untuk rancangan fasilitas pengelolaan limbah. 7.2.9 Melakukan rekonsiliasi atas semua jenis limbah yang ditimbulkan di KPC (termasuk kontraktor) dan melakukan analisa atas penyimpangan yang terjadi (mengacu kepada hierarki 4R). 7.2.10 Memberikan arahan dan masukan terhadap pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)/ rubbish tip KPC. 7.2.11 Melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap penyimpanan dan pengelolaan limbah di area KPC. 7.2.12 Melakukan pencatatan dan pengawasan terhadap lalu lintas limbah B3, baik di dalam area KPC maupun limbah yang dikirim ke pengelola limbah B3 yang berizin yang disetujui. 7.2.13 Membuat laporan kepada pemerintah atas pengelolaan limbah B3 yang dilakukan di area KPC. 7.2.14 Memperbaharui dan mengembangkan, prosedur sesuai dengan persyaratan peraturan maupun perkembangan teknologi terkait dengan pengelolaan limbah. 7.2.15 Memastikan kesesuaian dan ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku untuk semua kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan di area KPC, antara lain kewajiban perizinan, teknis bangunan pendukung, teknis peralatan, teknis pengelolaan limbah, dsb. 7.3. SELURUH KARYAWAN KPC DAN KONTRAKTOR 7.3.1. Memahami dan melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC ini. 7.3.2. Melaporkan kepada atasannya dan/atau Departemen Lingkungan KPC apabila terjadi tumpahan/ kebocoran, kecelakaan, maupun pencurian limbah, terutama limbah B3.
13 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 13 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 BAB 8. PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH KPC KPC memiliki sejumlah prosedur yang berhubungan dengan pemilahan, penyimpanan, dan pembuangan limbah, baik limbah domestik maupun limbah B3, yaitu sebagai berikut: WMP 1 : PENGELOLAAN LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON B3) Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah yang tidak berbahaya dan tidak beracun, mencakup pengumpulan, pengangkutan, dan penimbunan limbah. WMP 2 : PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK PADAT Menjelaskan prosedur pembuangan limbah non B3 sesuai dengan jenis limbahnya. WMP 3 : PENGELOLAAN LIMBAH LOGAM Menjelaskan prosedur pembuangan limbah logam. Prosedur ini dipisahkan dari WMP 2 karena limbah logam yang termasuk Barang Milik Negara (BMN) mempunyai sistem pembuangan khusus sesuai ketentuan yang tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.06/2012 juncto Peraturan Menteri Keuangan No. 107/PMK.06/2014 yang berisi tentang pengelolaan barang milik negara. WMP 4 : PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 TERDAFTAR DAN LIMBAH NON B3 KHUSUS Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus WMP 5 : PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, mencakup pengumpulan, pengemasan, penyimpanan, penandaan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3. WMP 6 : KEBIJAKAN SATU PINTU (One Gate Policy) Menjelaskan prosedur kebijakan satu pintu untuk limbah B3 WMP 7 : PENGELOLAAN LIMBAH HIDROKARBON Menjelaskan prosedur pengelolaan oli bekas dan grease bekas. WMP 8 : PENGELOLAAN LIMBAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah yang terkontaminasi hidrokarbon, mencakup filter oli bekas, majun dan sarung tangan terkontaminasi oli/grease, slang terkontaminasi hidrokarbon, dan lumpur terkontaminasi oli/grease. WMP 9 : PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI (AKI) Menjelaskan prosedur pengelolaan aki bekas. WMP 10 : PENGELOLAAN LIMBAH KLINIS Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah rumah sakit/klinik. WMP 11 : PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah bahan kimia dan/atau campuran bahan kimia yang termasuk pada kategori limbah B3. WMP 12 : PENGELOLAAN LIMBAH KEMASAN BEKAS Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah kemasan bekas B3 dan non B3 WMP 13 : PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LAINNYA Menjelaskan prosedur pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun selain limbah hidrokarbon, limbah terkontaminasi hidrokarbon, aki bekas, limbah klinis, dan limbah kimia berbahaya dan beracun.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 14 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 14 WMP 14 : PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Menjelaskan prosedur pengiriman limbah B3 di dalam wilayah kerja KPC maupun pengiriman limbah B3 ke pengelola limbah B3 yang berizin yang disetujui yang ada di luar wilayah KPC. WMP 15 : PENGISIAN DOKUMEN LIMBAH B3 Menjelaskan prosedur pengisian dokumen serah terima (dokumen) limbah B3, meliputi dokumen internal dan dokumen resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). WMP 16 : INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROKARBON DAN LIMBAH Menjelaskan tujuan dan sasaran pelaksanaan inspeksi prakterk pengelolaan hidrokarbon dan limbah di area KPC dan kontraktornya. WMP 17 : PENGELOLAAN KEDARURATAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN/ ATAU LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Menjelaskan mengenai pengelolaan keadaan darurat akibat bahan berbahaya dan beracun dan/atau limbah bahan berbahaya dan beracun
15 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 15 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 1 PENGELOLAAN LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH NON B3) 1.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat akan menangani limbah non B3 yang ditimbulkan dari suatu kegiatan. Penanganan ini mencakup pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) / rubbish tip KPC. 1.2. TUJUAN Mengelola limbah non B3 dengan cara efektif dan efisien sehingga dapat meminimalkan limbah yang akan dibuang dan meminimalkan potensi pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi. 1.3. TANGGUNG JAWAB 1.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 1.3.1.1. Mengidentifikasi semua jenis limbah yang ditimbulkan di area kerjanya, berikut jumlah dan sistem pengelolaannya. 1.3.1.2. Menyediakan tempat sampah yang sesuai dengan jenis limbah yang ditimbulkan di area kerjanya. 1.3.1.3. Memastikan dilakukannya pemilahan dan pembuangan limbah yang benar di area kerjanya. 1.3.1.4. Melakukan upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) sebelum limbah dibuang ke TPA. 1.3.1.5. Memastikan pengangkutan dan pembuangan limbah dari area kerjanya ke TPA Waste Recovery Shelter, atau bank sampah dilakukan dengan benar. 1.3.2. MANAGER INFRASRUCTURE FACILITIES 1.3.2.1. Mengoperasikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)/rubbish tip KPC sesuai ketentuan yang berlaku. 1.3.2.2. Memastikan limbah yang ditimbun di TPA/rubbish tip hanya jenis limbah yang boleh ditimbun di TPA, apabila ada jenis limbah yang tidak sesuai maka harus ditolak dan dikembalikan ke penghasil. 1.3.2.3. Melakukan pendataan atas semua pembuangan limbah yang dilakukan di TPA / rubbish tip maupun pengumpulan limbah anorganik di Waste Recovery Shelter, meliputi: tanggal pembuangan, waktu pembuangan, nama departemen/perusahaan penghasil limbah, nomor kendaraan pengangkut limbah, jenis limbah, volume limbah, dan tanda tangan penghasil/pengangkut limbah, serta melaporkannya kepada Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) setiap bulan. 1.3.2.4. Mencatat semua ketidaksesuaian yang terjadi di area TPA/rubbish tip KPC dan segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Mengkonsultasikan ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) apabila ditemukan kendala dalam melakukan tindakan perbaikan. 1.3.2.5. Mencatat dan melaporkan terjadinya kesalahan pembuangan limbah di TPA/rubbish tip ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support). 1.3.3. MANAGER/PENANGGUNG JAWAB SCRAP YARD 1.3.3.1. Memastikan ketersediaan petugas dan alat angkut untuk mengangkut limbah logam dari area penghasil ke tempat penumpukan limbah logam di area scrap yard yang ditentukan. 1.3.3.2. Melakukan pencatatan terhadap semua pembuangan limbah logam di area scrap yard yang
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 16 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 16 ditentukan. 1.3.3.3. Mengontrol dan memelihara tempat penumpukan limbah logam di area scrap yard yang ditentukan. 1.3.3.4. Mencatat dan melaporkan terjadinya kesalahan pembuangan limbah di scrap yard ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support). 1.3.4. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (RECLAMATION OPERATION) 1.3.4.1. Memastikan fasilitas komposter tersedia dan terpelihara untuk pengolahan sampah organik. 1.3.4.2. Mengatur penerimaan sampah organik sebagai bahan baku pembuatan kompos dari internal KPC. 1.3.4.3. Jika tidak tercukupi, maka bahan baku kompos bisa dipenuhi dari sumber di luar KPC. 1.3.4.4. Mencatat dan melaporkan jumlah penerimaan dan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos.. 1.3.5. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 1.3.5.1. Memastikan pengelolaan limbah non-B3 di area KPC telah memenuhi ketentuan yang berlaku. 1.3.5.2. Mendorong terlaksananya hierarki pengelolaan limbah (4R – reduce, reuse, recycle, recovery) untuk meminimisasi timbulan limbah di semua bidang kegiatan dan meminimalkan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi. 1.3.5.3. Melakukan audit dan evaluasi terhadap pengelolaan TPA/ rubbish tip KPC. 1.3.5.4. Memberikan petunjuk teknis terkait pengelolaan limbah non B3, baik dari segi pemilahan limbah, pemanfaatan ulang limbah, dan penyiapan serta pengoperasian TPA/rubbish tip. 1.3.5.5. Memberikan arahan dan masukan kepada Petugas Pengelola TPA/ rubbish tip apabila ditemukan ketidaksesuaian pada pengoperasian TPA/ rubbish tip. 1.3.5.6. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah non-B3. 1.3.5.7. Mengevaluasi kapasitas TPA/rubbish tip dan mengkoordinir rencana terkait pembangunan TPA/ rubbish tip baru. 1.4. PROSEDUR 1.4.1. PENGUMPULAN LIMBAH NON B3 1.4.1.1. Wadah untuk tempat penampungan limbah non B3 dapat terbuat dari beragam material dan ukuran, disesuaikan dengan kapasitas dan jenis limbah yang akan mengisinya. 1.4.1.2. Pewarnaan dan pelabelan wadah limbah/tempat sampah mengacu pada standar warna Prima Nirbhaya berikut ini: JENIS LIMBAH WARNA TEMPAT SAMPAH WARNA TULISAN TEMPAT SAMPAH Sampah umum Hijau tua Putih SAMPAH UMUM Sampah Anorganik Hijau tua Kuning SAMPAH ANORGANIK Limbah logam Biru muda Hitam LIMBAH LOGAM 1.4.1.3. Pelabelan wadah limbah non B3 lainnya dapat disesuaikan dengan masing-masing jenis limbah. Misalnya : sampah plastik tidak terkontaminasi menggunakan wadah limbah/ tempat sampah berwarna hijau tua dengan label “Sampah Anorganik - Plastik” dan warna tulisan kuning. 1.4.1.4. Penyediaan tempat sampah pada suatu area kerja ditentukan dari jenis limbah yang ditimbulkan di area tersebut. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali ataupun dikelola dengan metode lain hendaknya dipisahkan dari limbah yang akan ditimbun ke TPA/rubbish tip, dan dilengkapi dengan
17 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 17 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 pelabelan yang jelas. 1.4.1.5. Pilah limbah yang ditimbulkan berdasarkan jenis dan peruntukannya (dimanfaatkan kembali, dikelola, atau ditimbun) dan tempatkan dalam wadah/ tempat sampah yang telah disediakan, yang sesuai dengan labelnya. 1.4.1.6. Tempat sampah limbah non B3 harus bebas dari kontaminasi limbah B3. 1.4.2. PENGANGKUTAN LIMBAH 1.4.2.1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai selama melakukan penanganan dan pengangkutan limbah. 1.4.2.2. Pastikan limbah non B3 yang akan diangkut telah dipisahkan dengan baik dan tidak tercampur dengan limbah B3. 1.4.2.3. Periksa kondisi wadah/ tempat sampah yang akan diangkut, pastikan semua wadah dalam kondisi baik. 1.4.2.4. Penempatan muatan harus dilakukan dengan baik sehingga beban dapat terdistribusi secara proporsional pada sumbu-sumbu kendaraan. Pastikan muatan tidak melebihi batas maksimum beban. 1.4.2.5. Pastikan pintu bak truk ditutup dengan benar agar muatan truk tidak jatuh ataupun tumpah. 1.4.2.6. Ikat wadah/ tempat sampah dengan benar dan kuat menggunakan pengikat yang sesuai. 1.4.2.7. Bila diperlukan, tutup muatan dengan menggunakan jaring/jala untuk menghindari ceceran selama pengangkutan berlangsung. 1.4.2.8. Patuhi batas kecepatan maksimum truk pada daerah yang dilalui. 1.4.2.9. Truk pengangkut sampah dilarang mengangkut penumpang selain petugas sampah. 1.4.2.10. Muatan hanya boleh dibongkar di lokasi tujuan (misal: TPA, Waste Recovery Shelter, Nursery, scrap metal yard yang ditentukan). 1.4.3. PENIMBUNAN LIMBAH 1.4.3.1. Limbah padat yang boleh ditimbun di TPA/ rubbish tip KPC merupakan limbah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan dan tidak terkontaminasi dengan B3/ limbah B3. Apabila terjadi keraguan dalam menentukan apakah suatu jenis limbah dapat ditimbun di TPA/ rubbish tip ini, hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk meminta saran. 1.4.3.2. Semua petugas yang berada di lokasi TPA/rubbish tip KPC harus menggunakan APD yang sesuai. 1.4.3.3. Pada saat membongkar muatan di area TPA/rubbish tip KPC, petugas pengangkut limbah harus mengikuti arahan dari petugas TPA. 1.4.3.4. Penempatan limbah dari truk pengangkut tidak boleh menghalangi akses jalan menuju TPA maupun menuju lubang timbunan (trench). 1.4.3.5. Khusus untuk sisa olahan limbah buangan manusia (sludge tinja) dalam penempatannya harus langsung diarahkan ke dalam lubang timbunan (trench) untuk menghindari bau dan dampak kesehatan yang mungkin terjadi. Hanya limbah manusia yang telah diolah di Sewage Treatment Plant (STP) yang boleh ditimbun di TPA/ rubbish tip KPC. Lihat WMP 2 1.4.3.6. Pemadatan limbah harus dilakukan secara berkala untuk menghindari timbulan bau dan dampak kesehatan yang mungkin terjadi. Pemadatan limbah hanya boleh dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk. 1.4.3.7. Penutupan timbunan sampah dengan tanah penutup harus dilakukan secara berkala untuk menghindari timbulan bau dan dampak kesehatan yang mungkin terjadi.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 18 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 18 1.4.3.8. Semua pembuangan limbah yang dilakukan di TPA/rubbish tip KPC harus tercatat dalam log book TPA/rubbish tip KPC. Data log book TPA dilaporkan kepada Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) setiap bulan. 1.4.3.9. Kesalahan pembuangan jenis limbah yang terjadi di area TPA/rubbish tip KPC harus dicatat dalam log book TPA dan dilaporkan sesegera mungkin ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) untuk ditindaklanjuti. 1.4.3.10. Ketidaksesuaian terkait dengan operasional, misal: kerusakan dozer/ backhoe, akses tertutup, dan lain-lain; dicatat dan dilaporkan ke penanggungjawab pengelola TPA/rubbish tip untuk ditindaklanjuti. 1.4.3.11. Petugas TPA berhak dan wajib untuk mengembalikan/ menolak pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan ketentuan jenis limbah yang boleh ditimbun di TPA/rubbish tip KPC. 1.4.3.12. Semua limbah yang telah ditempatkan di TPA/rubbish tip KPC tidak boleh dibawa keluar area TPA/ rubbish tip KPC. Pengeluaran limbah untuk keperluan program 3R harus dengan persetujuan Departemen Lingkungan. 1.4.3.13. Limbah non B3 hanya boleh ditimbun di TPA/rubbish tip yang telah disetujui. 1.5. DOKUMEN TERKAIT 1.5.1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja 1.5.2. WMP 2 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Domestik Padat. 1.5.3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. 1.5.4. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
19 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 19 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 2 PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK PADAT /SAMPAH 2.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat limbah domestik padat/sampah umum ditimbulkan dari suatu kegiatan. Penanganan ini mencakup pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan di lokasi yang sudah ditentukan oleh Departemen Lingkungan KPC dalam prosedur ini. 2.2. TUJUAN Mengelola limbah domestik padat/sampah dengan cara efektif dan efisien sehingga dapat meminimalkan limbah yang akan dibuang dan meminimalkan potensi pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi. 2.3. TANGGUNG JAWAB 2.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 2.3.1.1. Melakukan upaya 4R untuk meminimalkan jumlah sampah umum yang ditimbulkan di area kerjanya. 2.3.1.2. Memastikan sampah yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku, baik untuk pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan (jika ada) dan pembuangannya. 2.3.1.3. Melakukan pencatatan untuk setiap pemanfaatan sampah umum di area kerjanya. 2.3.1.4. Memastikan ketersediaan tempat sampah yang sesuai untuk jenis sampah yang ditimbulkan di area kerjanya. 2.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan sampah di area kerjanya. 2.3.1.6. Memastikan petugas pengelola limbah di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 2.3.1.7. Memastikan pengangkutan dan pembuangan sampah dari area kerjanya ke TPA, Waste Recovery Shelter, atau bank sampah dilakukan dengan benar. 2.3.2. MANAGER/ PENANGGUNG JAWAB SCRAP YARD 2.3.2.1. Melakukan pencatatan terhadap semua pembuangan di area scrap yard yang ditentukan, misalnya belt conveyor bekas dan ban bekas. 2.3.2.2. Mengontrol dan memelihara tempat penumpukan belt conveyor bekas dan ban bekas di area scrap yard yang ditentukan. 2.3.2.3. Merencanakan pembangunan area scrap yard baru apabila scrap yard yang lama hampir penuh. 2.3.3. MANAGER INFRASTRUCTURE FACILITIES 2.3.3.1. Memastikan ketersediaan petugas dan alat penimbun sampah umum termasuk fasilitas pendukung lainnya di area TPA. 2.3.3.2. Mengoperasikan TPA/rubbish tip KPC sesuai ketentuan yang berlaku. 2.3.3.3. Memastikan sampah yang ditimbun di TPA/ rubbish tip hanya jenis sampah yang boleh ditimbun di TPA, apabila ada jenis sampah yang tidak sesuai maka harus ditolak dan dikembalikan ke penghasil. 2.3.3.4. Melakukan pendataan atas semua pembuangan limbah yang dilakukan di TPA / rubbish tip maupun
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 20 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 20 pengumpulan limbah anorganik di Waste Recovery Shelter, meliputi: tanggal pembuangan, waktu pembuangan, nama departemen/perusahaan penghasil limbah, nomor kendaraan pengangkut limbah, jenis limbah, volume limbah, dan tanda tangan penghasil/pengangkut limbah, serta melaporkannya kepada Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) setiap bulan. 2.3.3.5. Mencatat semua ketidaksesuaian yang terjadi di area TPA/rubbish tip KPC dan segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Mengkonsultasikan ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) apabila ditemukan kendala dalam melakukan tindakan perbaikan. 2.3.3.6. Mencatat dan melaporkan terjadinya kesalahan pembuangan limbah di TPA/rubbish tip ke Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) untuk ditindaklanjuti. 2.3.3.7. Merencanakan dan melakukan pembangunan area TPA/rubbish tip baru, hal ini dikoordinasikan dengan Departemen Lingkungan (seksi Site Support). Rencana pembangunan TPA/rubbish tip baru harus mempertimbangkan waktu pembangunan sehingga siap digunakan sebelum TPA/ rubbish tip yang lama penuh. 2.3.4. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (RECLAMATION OPERATION) 2.3.4.1. Memastikan fasilitas komposter tersedia dan terpelihara untuk pengolahan sampah organik. 2.3.4.2. Mengatur penerimaan sampah organik sebagai bahan baku pembuatan kompos dari internal KPC. 2.3.4.3. Jika tidak tercukupi, maka bahan baku kompos bisa dipenuhi dari sumber di luar KPC. 2.3.4.4. Mencatat dan melaporkan jumlah penerimaan dan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos. 2.3.5. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 2.3.5.1. Memastikan implementasi prosedur ini dilakukan dengan baik dan benar di semua area kerja, termasuk di area kontraktor. 2.3.5.2. Mendorong terlaksananya hierarki pengelolaan limbah (4R – Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) untuk meminimisasi timbulan sampah umum di semua bidang kegiatan dan meminimalkan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi. 2.3.5.3. Mengevaluasi kapasitas TPA/rubbish tip dan mengkoordinir rencana terkait pembangunan TPA/ rubbish tip baru. 2.3.5.4. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan sampah bila diperlukan. 2.3.5.5. Mendokumentasikan serta memonitor pencapaian program pemanfaatan sampah. 2.4. PROSEDUR 2.4.1. LIMBAH PLASTIK 2.4.1.1. Limbah plastik tidak termasuk sebagai limbah B3 selama tidak terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3, misalnya hidrokarbon atau bahan kimia lainnya. 2.4.1.2. Apabila limbah plastik terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 maka plastik tersebut harus dikelola sebagai limbah B3 (lihat WMP 5). 2.4.1.3. Pilah limbah plastik yang masih dapat dimanfaatkan di area kerja dan kumpulkan dalam tempat sampah khusus plastik untuk dikelola lebih lanjut di Bank Sampah atau dibawa ke waste recovery shelter. Tempat sampah khusus ini harus dilengkapi dengan simbol daur ulang. 2.4.1.4. Limbah plastik yang tidak dapat dimanfaatkan lagi ditempatkan ke dalam tempat sampah untuk
21 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 21 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 ditimbun di TPA. 2.4.1.5. Limbah plastik tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.1.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.2. LIMBAH KERTAS, KORAN, DAN MAJALAH 2.4.2.1. Kertas, koran, dan majalah bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos maupun sebagai media pencampur dari hydroseeding. 2.4.2.2. Kumpulkan limbah kertas, koran, dan majalah dalam tempat sampah khusus kertas. Tempat sampah khusus ini harus dilengkapi dengan simbol daur ulang. 2.4.2.3. Limbah dapat dikumpulkan dalam kondisi utuh maupun setelah dicacah (di-shredder). 2.4.2.4. Apabila limbah kertas/koran/majalah telah terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak, kirim limbah tersebut ke kebun pembibitan (nursery) milik Departemen Lingkungan KPC, Waste Recovery Shelter, atau Bank Sampah untuk dikelola lebih lanjut. 2.4.2.5. Limbah kertas/koran/majalah yang tidak dapat dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA. 2.4.2.6. Limbah kertas/koran/majalah yang terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 harus dikelola sebagai limbah B3 (lihat WMP 5). 2.4.2.7. Limbah kertas, koran, dan majalah tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.2.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.3. LIMBAH KARDUS 2.4.3.1. Manfaatkan limbah kardus semaksimal mungkin di internal area kerja. 2.4.3.2. Pilah limbah kardus yang masih dapat dimanfaatkan dan kumpulkan dalam tempat sampah khusus kardus untuk dikelola lebih lanjut di Bank Sampah atau dibawa ke Waste Recovery Shelter. 2.4.3.3. Limbah kardus yang tidak dapat dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA. 2.4.3.4. Limbah kardus yang terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 harus dikelola sebagai limbah B3 (lihat WMP 5). 2.4.3.5. Limbah kardus tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.3.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.4. LIMBAH DAPUR DAN SISA MAKANAN 2.4.4.1. Limbah makanan yang berasal dari tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan kompos di area masing-masing dan pemanfaatan lainnya. 2.4.4.2. Pisahkan limbah dapur yang berasal dari tumbuhan (misal: buah-buahan, sayur–sayuran, dan sisa makanan), kumpulkan dalam tempat sampah terpisah. 2.4.4.3. Apabila unit kerja tidak dapat melakukan pengomposan sendiri, limbah dapat dikirim ke kebun pembibitan (nursery) milik Departemen Lingkungan KPC untuk pengomposan secara komunal. 2.4.4.4. Limbah dapur dan sisa makanan yang tidak dimanfaatkan dibuang sebagai sampah umum, yang kemudian dikirim ke TPA/rubbish tip KPC. 2.4.4.5. Limbah makanan yang berasal dari area tambang dapat ditimbun di area dumping aktif yang disetujui dengan persyaratan tertentu. 2.4.4.6. Limbah dapur dan sisa makanan tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara 2.4.4.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 22 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 22 2.4.5. LIMBAH KEBUN DAN TANAMAN 2.4.5.1. Limbah kebun seperti daun-daunan dan potongan rumput dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos di area masing-masing dan pemanfaatan lainnya. 2.4.5.2. Apabila unit kerja tidak dapat melakukan pengomposan sendiri, limbah kebun dapat dikirim ke kebun pembibitan (nursery) milik Departemen Lingkungan KPC untuk pengomposan secara komunal. 2.4.5.3. Limbah kebun yang tidak dapat dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA/ rubbish tip KPC. 2.4.5.4. Limbah kebun dan tanaman tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.5.5. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.6. LIMBAH KAYU DAN SERBUK GERGAJI (SAWDUST) 2.4.6.1. Manfaatkan limbah kayu dan serbuk gergaji (sawdust) semaksimal mungkin di internal area kerja. 2.4.6.2. Limbah kayu yang berbentuk palet dan peti kayu dapat dimanfaatkan kembali, misalnya untuk pengemasan material maupun limbah. 2.4.6.3. Serbuk gergaji (sawdust) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos di masingmasing unit kerja atau dikirim ke nursery. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyerap tumpahan oli: 2.4.6.4. Serbuk gergaji yang telah digunakan sebagai penyerap tumpahan oli digolongkan sebagai limbah B3 dan harus dikelola sebagai limbah terkontaminasi hidrokarbon, lihat WMP 8. 2.4.6.5. Limbah kayu dan serbuk gergaji (sawdust) yang tidak dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA/ rubbish tip KPC 2.4.6.6. Limbah kayu dan serbuk gergaji (sawdust) tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara 2.4.6.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut 2.4.7. LIMBAH KALENG 2.4.7.1. Limbah kaleng yang tidak terkontaminasi hidrokarbon dan/atau limbah B3 lainnya digolongkan sebagai limbah logam. Untuk pengelolaannya lihat WMP 3. 2.4.7.2. Limbah kaleng kemasan B3 maupun yang terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 digolongkan sebagai limbah B3. Untuk pengelolaannya lihat WMP 12. 2.4.7.3. Limbah kaleng kemasan non B3 digolongkan sebagai limbah logam. Untuk pengelolaannya dapat dilihat pada WMP 3. 2.4.7.4. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.8. LIMBAH BOTOL KACA DAN LIMBAH KACA LAINNYA 2.4.8.1. Limbah botol kaca dan limbah kaca lainnya yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dapat dibuang ke TPA/ rubbish tip KPC. 2.4.8.2. Limbah botol kaca bekas B3 dikelola sebagai limbah B3. Untuk pengelolaannya lihat WMP 12. 2.4.8.3. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.9. LIMBAH BUANGAN MANUSIA (TINJA) 2.4.9.1. Limbah buangan manusia (tinja) harus diproses melalui septic tank atau fasilitas pengolahan air limbah domestik (Sewage Treatment Plant). 2.4.9.2. Lumpur tinja hasil olahan fasilitas pengolahan air limbah domestik (Sewage Treatment Plant) dapat langsung ditimbun ke TPA/rubbish tip KPC.
23 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 23 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 2.4.9.3. Dalam pembuangannya di TPA, lumpur tinja harus diletakkan pada bagian dasar trench atau disiramkan ke bagian bawah timbunan sampah yang belum ditimbun dengan tanah penutup dan ditutup dengan tanah penutup secara berkala untuk menghindari terjadinya bau dan dampak kesehatan yang mungkin terjadi. 2.4.9.4. Hanya limbah manusia yang telah diolah di Sewage Treatment Plant (STP) yang boleh ditimbun di TPA/rubbish tip KPC. 2.4.9.5. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.10. LIMBAH KARET SELAIN BAN 2.4.10.1. Belt conveyor bekas dapat dimanfaatkan di area KPC, misalnya sebagai lapisan kedap dari suatu struktur bangunan. 2.4.10.2. Belt conveyor bekas yang belum termanfaatkan ditempatkan di lokasi penyimpanan sementara yang ditentukan. Belt conveyor yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dikirim ke scrap yard. 2.4.10.3. Slang angin, slang air, dan potongan karet lainnya yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dapat dibuang menjadi satu dengan limbah lainnya dalam tempat sampah umum, untuk kemudian dikirim ke TPA/rubbish tip KPC. 2.4.10.4. Limbah karet yang terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 (misalnya karet terkontaminasi oli bekas) harus dikelola sebagai limbah B3 (lihat WMP 8). 2.4.10.5. Limbah karet tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.10.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.11. BAN BEKAS 2.4.11.1. Ban bekas yang ditimbulkan oleh KPC terbagi atas 3 (tiga) ukuran: ban ukuran kecil, sedang, dan besar. 2.4.11.2. Ban bekas ukuran kecil disimpan di lokasi penyimpanan sementara yang ditentukan. Hubungi Superintendent Material Handling & Transport KPC untuk informasi penyimpanan lebih lanjut. 2.4.11.3. Ban bekas ukuran sedang dan besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan bangunan pengendali erosi (drop structure). Sebelum dimanfaatkan ban bekas ukuran sedang dan besar ini disimpan di sekitar lokasi bengkel perawatan ban. 2.4.11.4. Ban bekas tidak boleh dibakar karena akan menyebabkan polusi udara. 2.4.11.5. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.12. MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) 2.4.12.1. Kumpulkan minyak goreng bekas pada suatu wadah yang tidak bocor dan lengkap dengan tutup. 2.4.12.2. Hindari pembuangan minyak goreng bekas pada saluran air buangan karena minyak goreng bekas dapat menggumpal dan menyebabkan kebuntuan pada saluran air . 2.4.12.3. Minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan, antara lain untuk: alternatif bahan bakar, bahan dasar pembuatan sabun, dll. 2.4.12.4. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 2.4.13. BESI BEKAS Lihat WMP 3.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 24 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 24 2.4.14. LIMBAH PADAT NON B3 LAINNYA 2.4.14.1. Limbah padat non B3 lainnya yang tidak dimanfaatkan lagi dapat dibuang ke TPA/rubbish tip KPC. 2.4.14.2. Limbah padat no B3 lainnya yang terkontaminasi bahan dan/atau limbah B3 harus dikelola sebagai limbah B3, lihat WMP 5. 2.5. DOKUMEN TERKAIT 2.5.1. WMP 1 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah Non B3) 2.5.2. WMP 3 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Logam 2.5.3. WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 2.5.4. WMP 8 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon 2.5.5. WMP 12 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Kemasan Bekas 2.5.6. WMP 13 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Lainnya
25 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 25 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 3 PENGELOLAAN LIMBAH LOGAM 3.1 KAPAN DIGUNAKAN Pada saat limbah logam ditimbulkan dari suatu kegiatan. Penanganan ini mencakup pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan di area scrap yard yang ditentukan. 3.2 TUJUAN Memastikan bahwa limbah logam yang ditimbulkan oleh KPC dan kontraktor dikelola dan dibuang sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC. 3.3 TANGGUNG JAWAB 3.3.1 SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 3.3.1.1 Memastikan bahwa semua karyawan di area kerjanya telah memahami prosedur pengelolaan limbah logam. 3.3.1.2 Memastikan bahwa semua limbah logam di area kerjanya telah dikelola dengan benar. 3.3.2 PENANGGUNG JAWAB SCRAP YARD 3.3.2.1 Memastikan ketersediaan petugas dan alat angkut untuk mengangkut limbah logam dari area penghasil ke tempat penumpukan limbah logam di area scrap yard yang ditentukan. 3.3.2.2 Melakukan pencatatan terhadap semua pembuangan limbah logam di area scrap yard yang ditentukan. 3.3.2.3 Mengontrol dan memelihara tempat penumpukan limbah logam di area scrap yard yang ditentukan. 3.3.2.4 Memastikan limbah logam yang diterima di area scrap yard bebas dari kontaminasi B3/limbah B3. 3.3.3 SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 3.3.3.1 Memberikan pelatihan pengelolaan limbah bila diperlukan. 3.3.3.2 Memastikan bahwa pengelolaan limbah logam telah dilakukan dengan benar di semua area kerja. 3.4 PROSEDUR 3.4.1 UMUM 3.4.1.1 Limbah logam termasuk potongan logam (besi, baja, aluminium, tembaga, dsb) yang bebas kontaminasi B3/ limbah B3 digolongkan sebagai limbah non B3. 3.4.1.2 Limbah logam yang terkontaminasi hidrokarbon termasuk ke dalam limbah B3 dan penanganannya mengacu ke WMP 8. 3.4.1.3 Limbah kaleng bertekanan akan dibahas di WMP 12 tentang Pengelolaan Limbah Kemasan bekas 3.4.1.4 Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 3.4.2 LIMBAH LOGAM MILIK KPC 3.4.2.1 Pastikan limbah logam bebas dari kontaminasi B3/ limbah B3, tempatkan dalam wadah khusus limbah logam non B3 (berwarna biru dengan label warna hitam – lihat WMP 1).
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 26 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 26 3.4.2.2 Apabila wadah untuk limbah logam non B3 hampir penuh maka limbah logam tersebut harus dibuang ke area scrap yard yang ditentukan. Hindari penyimpanan limbah logam yang melebihi kapasitas wadah (over load) 3.4.2.3 Sebelum limbah diangkut pastikan bahwa tidak ada pengotor (limbah lain) dalam wadah untuk limbah logam tersebut, untuk menghindari penolakan oleh pihak pengangkut dan penerima (penanggung jawab scrap yard). 3.4.2.4 Hubungi penanggung jawab scrap yard untuk mengatur pemindahan limbah logam dari area kerja ke area scrap yard yang ditentukan. Lengkapi dengan form permohonan memasukkan scrap ke scrap yard (Lampiran 6). 3.4.2.5 Angkut limbah logam bersih sesuai dengan prosedur pengangkutan limbah non B3 (WMP 1). 3.4.2.6 Tempatkan limbah logam bersih yang telah diangkut di area scrap yard yang ditentukan (sesuai jenis/ukurannya). 3.4.2.7 Lakukan pencatatan untuk setiap pembuangan limbah logam, baik jumlah, jenis, maupun penghasilnya. 3.4.2.8 Pastikan limbah logam yang diterima di area scrap yard bebas dari kontaminasi B3/ limbah B3. Apabila terdapat limbah logam terkontaminasi, penanggung jawab scrap yard berhak menolak, meminta pembersihan, atau meminta limbah logam diambil kembali. 3.4.2.9 Pastikan limbah logam di area scrap yard yang termasuk Barang Milik Negara (BMN) dikontrol dengan baik sebelum diserahkan kepada Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Batubara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.06/2012 juncto Peraturan Menteri Keuangan No. 107/PMK.06/2014. 3.4.2.10 Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 3.4.3 LIMBAH LOGAM BUKAN MILIK KPC 3.4.3.1 Limbah logam yang ditimbulkan dari fasilitas kontraktor (bukan milik KPC) dan tidak terikat dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.06/2012 juncto Peraturan Menteri Keuangan No. 107/ PMK.06/2014, pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing penghasil. 3.4.3.2 Pastikan limbah logam bebas dari kontaminasi B3/ limbah B3, dalam wadah khusus limbah logam non B3 (berwarna biru dengan label warna hitam – lihat WMP 1). 3.4.3.3 Limbah kaleng bertekanan yang tidak termasuk dalam kategori limbah B3 harus dipastikan habis dan dilubangi sebelum dibuang. 3.4.3.4 Apabila wadah limbah logam non B3 hampir penuh, maka tersebut harus dikirim ke pihak yang bekerjasama dengan penghasil. 3.4.3.5 Pastikan saat melakukan pengiriman limbah logam dilengkapi dengan dokumen pengeluaran limbah logam yang sudah disetujui custodian. 3.4.3.6 Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut.
27 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 27 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 DIAGRAM ALIR PENGELOLAAN LIMBAH LOGAM 3.5 DOKUMEN TERKAIT 3.5.1 WMP 1 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah Non-B3) 3.5.2 WMP 8 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon 3.5.3 WMP 12 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Kemasan Bekas 3.5.4 Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.06/2012 juncto Peraturan Menteri Keuangan No. 107/ PMK.06/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Perjanjian Kerjasama/ Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 28 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 28 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 4 PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 TERDAFTAR DAN LIMBAH NON B3 KHUSUS 4.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus ditimbulkan dari suatu kegiatan. 4.2. TUJUAN Mengelola limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dengan cara efektif dan efisien sehingga dapat meminimalkan limbah yang akan dibuang dan meminimalkan potensi pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi 4.3. TANGGUNG JAWAB 4.3.1. SUPERINTENDENT AREA/ PENGHASIL LIMBAH 4.3.1.1. Melakukan identifikasi atas jenis dan potensi timbulan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus di area kerjanya. 4.3.1.2. Memastikan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang dihasilkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. 4.3.1.3. Menyediakan tempat penyimpanan yang memenuhi ketentuan untuk limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang ditimbulkan di area kerjanya. 4.3.1.4. Memastikan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan perizinan yang diperoleh dan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus tetap melekat pada penghasil limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus (polluter pays principle). 4.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus di area kerjanya. 4.3.1.6. Memastikan semua pemanfaatan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dilengkapi dengan dokumen internal dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar. 4.3.1.7. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah untuk setiap limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang ditimbulkan di area kerjanya. 4.3.1.8. Memastikan petugas pengelola limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 4.3.2. PENANGGUNGJAWAB TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH 4.3.2.1. Mengelola tempat penyimpanan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 4.3.2.2. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap tempat penyimpanan limbah memahami cara pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai. 4.3.2.3. Memastikan penyimpanan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus di tempat penyimpanan limbah tidak melebihi batas waktu penyimpanan. 4.3.2.4. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di tempat penyimpanan limbah.
29 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 29 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 4.3.2.5. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah untuk setiap limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) 4.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 4.3.3.1. Menetapkan lokasi yang memenuhi ketentuan peraturan perundangan untuk tempat penyimpanan, pengolahan, maupun pemanfaatan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus 4.3.3.2. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dilakukan dengan benar. 4.3.3.3. Memastikan semua limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus dikelola dengan benar sesuai dengan rincian teknis pemanfaatannya. 4.3.3.4. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/penghasil limbah terkait pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus jika diperlukan. 4.3.3.5. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah non B3 terdaftar dan limbah non B3 khusus bila diperlukan. 4.4. PROSEDUR 4.4.1. LIMBAH NON B3 TERDAFTAR 4.4.1.1 ABU BATUBARA 4.4.1.1.1. Abu batubara yang terdiri dari fly ash dan bottom ash digolongkan sebagai limbah non B3 terdaftar dengan kode limbah N106 untuk fly ash & N107 untuk bottom ash. 4.4.1.1.2. Penanggungjawab tempat penyimpanan limbah non B3 terdaftar adalah: No. TPS Limbah B3 Penanggung jawab 1. TPS Coal Ash Stockpile Tanjung Bara Superintendent PGTO Production Planning & Optimisation KPC 2. TPS Coal Ash Stockpile Jupiter Superintendent Road & Earthwork KPC 4.4.1.1.3. Pengelolaan abu batubara harus dilakukan sesuai dengan dokumen rincian teknis yang disetujui dan sudah diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan KPC. 4.4.1.1.4. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 4.4.2. LIMBAH NON B3 KHUSUS Apabila KPC mendapatkan persetujuan pengecualian pada jenis limbah B3 tertentu, maka limbah B3 tersebut berubah statusnya menjadi limbah non B3 khusus. Pengelolaan limbah non B3 khusus dilakukan sesuai tatacara yang disyaratkan dalam persetujuan pengecualian Hingga buku pedoman ini diterbitkan, limbah B3 yang ditimbulkan di KPC belum ada yang dikecualikan dari daftar limbah B3. 4.5. DOKUMEN TERKAIT 4.5.1 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4.5.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2021 tentang tata cara pengelolaan limbah non bahan berbahaya dan beracun (Limbah Non B3).
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 30 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 30 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 5 PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) ditimbulkan dari suatu kegiatan. 5.2. TUJUAN Mengatur agar semua limbah B3 yang ditimbulkan oleh KPC dan kontraktornya dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan perizinan yang diperoleh dan peraturan perundangan yang berlaku. 5.3. TANGGUNG JAWAB 5.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 5.3.1.1. Melakukan pendataan atas jenis dan potensi timbulan jumlah limbah B3 di area kerjanya. 5.3.1.2. Menyediakan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS Antara) termasuk wadah penyimpanan yang memenuhi ketentuan untuk limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya. 5.3.1.3. Memastikan limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan perizinan yang diperoleh dan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah B3 tetap melekat pada penghasil limbah B3 (polluter pays principle). 5.3.1.4. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah B3 di area kerjanya. 5.3.1.5. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap jenis limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya 5.3.1.6. Memastikan petugas pengelola limbah B3 di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 5.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.3.2.1. Penanggungjawab TPS limbah B3 adalah: No. TPS Limbah B3 Penanggung jawab 1. TPS Tanjung Bara Yard 2 Superintendent Operational Store KPC 2. TPS Lube Farm Murung Superintendent Operational Store KPC 3. TPS Sangatta North Superintendent Site Support KPC 4. TPS M15 Superintendent Monitoring & Compliance KPC 5. TPS Limbah Klinis Superintendent Medical Services & Health Insurance KPC 6. TPS Bengalon Site Manager PT. Darma Henwa 5.3.2.2. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 5.3.2.3. Memastikan TPS Limbah B3 selalu mematuhi ketentuan teknis dan administrasi sesuai izin 5.3.2.4. Melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin pada fasilitas TPS Limbah B3
31 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 31 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 5.3.2.5. Memastikan pengemasan limbah B3 yang akan dikirim ke pihak ketiga berizin yang disetujui (pengumpul pengolah/pemanfaat limbah B3) telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar. 5.3.2.6. Memastikan dilakukannya pencatatan untuk setiap penerimaan maupun pengeluaran limbah B3 (pemanfaatan internal sesuai izin maupun pengiriman limbah B3 ke pihak ketiga berizin) dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan. 5.3.2.7. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 memahami cara menangani limbah B3 yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai. 5.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 5.3.3.1. Melakukan penilaian terhadap kesesuaian fasilitas pengelolaan limbah B3 yang akan dibangun, meliputi aspek administrasi, teknis, dan operasional agar memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku. 5.3.3.2. Memastikan implementasi semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah B3 di semua area kerja KPC dilakukan dengan sesuai. 5.3.3.3. Memastikan semua pengelolaan limbah B3 yang tidak dapat dilakukan di KPC hanya akan dilakukan oleh pihak ketiga yang berizin yang disetujui. Pihak ketiga yang dimaksud adalah pengumpul/pengolah/pemanfaat limbah B3 yang memiliki izin yang sesuai dan masih berlaku dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 5.3.3.4. Memastikan setiap pengiriman limbah B3 hanya dilakukan oleh pengangkut limbah B3 yang memiliki izin pengangkutan limbah B3 yang sesuai dan masih berlaku dari Departemen Perhubungan atas rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan disetujui. 5.3.3.5. Memastikan kepatuhan terhadap semua ketentuan di dalam izin penyimpanan/pemanfaatan/ pengolahan limbah B3. 5.3.3.6. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah B3 bila diperlukan. 5.4. PROSEDUR 5.4.1. PENGUMPULAN LIMBAH B3 5.4.1.1. Wadah untuk tempat pengumpulan limbah B3 dapat terbuat dari beragam material, disesuaikan dengan karakteristik limbah B3. 5.4.1.2. Pilah limbah B3 yang ditimbulkan berdasar jenis dan karakteristiknya. Tempatkan pada wadah/ tempat sampah/tempat penyimpanan yang telah disediakan. 5.4.1.3. Pewarnaan dan pelabelan wadah limbah/tempat sampah B3 mengacu pada tabel berikut ini: JENIS LIMBAH WARNA WADAH WARNA TULISAN TEMPAT SAMPAH Limbah terkontaminasi hidrokarbon (majun, filter, hose, sludge IPAL/ perangkap oli bengkel) dan grease Coklat (golden brown) Putih LIMBAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON Limbah terkontaminasi bahan kimia, limbah toner/catridge, baterai kering, abu incinerator, baterai bekas, lampu TL bekas, kemasan bekas B3, dll. Merah Hitam LIMBAH TERKONTAMINASI BAHAN KIMIA LIMBAH TONER/CATRIDGE LIMBAH BATERAI KERING Limbah Klinis Kuning Hitam LIMBAH KLINIS Oli bekas Putih dengan pita/ garis warna coklat Hitam OLI BEKAS Catatan: Kemasan limbah B3 yang akan digunakan untuk pengiriman ke pihak ketiga berizin
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 32 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 32 tidak perlu mengikuti standar pewarnaan sesuai tabel di atas 5.4.1.4. Limbah B3 yang pewarnaan dan pelabelan wadahnya belum diatur pada tabel di atas agar mengkonsultasikan kepada Superintendent Lingkungan KPC (Site Support). 5.4.1.5. Bagi kontraktor yang memiliki standar khusus untuk pewarnaan dan pelabelan, dapat mengkomunikasikan dan meminta persetujuan dari Departemen Lingkungan KPC (Section Site Support) apabila akan menerapkan standar tersebut di area kerjanya. 5.4.1.6. Lengkapi semua tempat sampah limbah B3 dengan simbol yang sesuai dengan karakteristik limbah tersebut (lihat point 5.4.6. di bawah), dan dilengkapi dengan tutup yang sesuai. 5.4.1.7 Letakkan tempat sampah limbah B3 pada area yang terlindung dari air dan hujan. 5.4.1.8 Dilarang melakukan pembuangan limbah B3 di tempat sampah limbah non B3 ataupun sebaliknya. 5.4.2. KEMASAN LIMBAH B3 5.4.2.1. Bentuk, ukuran, dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan mempertimbangkan segi keamanan, kompatibilitas, dan kemudahan dalam penanganannya. 5.4.2.2. Kemasan yang digunakan harus dalam kondisi baik, tidak bocor dan tidak berpotensi bocor, tidak berkarat atau rusak dan memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan. 5.4.2.3. Kemasan yang telah diisi limbah B3 harus ditandai dengan simbol dan label yang sesuai, selalu dalam keadaan tertutup rapat dan hanya dapat dibuka jika akan dilakukan penambahan atau pengambilan limbah di dalamnya. 5.4.2.4. Apabila kondisi kemasan yang berisi limbah B3 sudah tidak layak (misalnya terjadi pengkaratan atau terjadi kerusakan permanen) atau bocor, maka limbah B3 tersebut harus segera dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan limbah B3. 5.4.2.5. Kemasan yang telah dikosongkan dan akan digunakan kembali disimpan dengan memasang label “kosong”. 5.4.2.6. Kemasan yang telah rusak (bocor atau berkarat) harus diperlakukan sebagai limbah B3. 5.4.2.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 5.4.3. TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 5.4.3.1. Lokasi bangunan tempat penyimpanan limbah B3 harus merupakan daerah bebas banjir dan mempunyai jarak minimum 50 meter dari lokasi ke fasilitas umum. 5.4.3.2. Bangunan tempat penyimpan kemasan limbah B3 harus memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah limbah B3 yang akan disimpan. 5.4.3.3. Tempat penyimpanan limbah B3 harus terlindung dari masuknya air hujan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 5.4.3.4. Bangunan dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta dipasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan. 5.4.3.5. Ruang penyimpanan harus memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan. 5.4.3.6. Bangunan harus dilengkapi dengan sistem penangkal petir. 5.4.3.7. Pada bagian luar tempat penyimpanan harus diberi papan nama yang memuat informasi minimal nama lokasi, koordinat, dan simbol limbah B3 yang sesuai.
33 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 33 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 5.4.3.8. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat, dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1%. Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir ke arah menjauhi bangunan penyimpanan. 5.4.3.9. Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu) karakteristik limbah B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. ruang penyimpanan harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan untuk menyimpan satu karakteristik limbah B3 atau limbah-limbah B3 yang saling cocok. b. di antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat tanggul atau tembok pemisah untuk menghindarkan tercampurnya atau masuknya tumpahan limbah B3 yang tidak saling cocok ke bagian penyimpanan lainnya. c. setiap bagian penyimpanan harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah masingmasing dengan kapasitas yang memadai. d. sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding dengan kapasitas maksimum limbah B3 yang tersimpan sehingga cairan yang masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke tempat penampungan yang telah disediakan. 5.4.3.10. Penyimpanan limbah B3 cair dalam jumlah besar disarankan menggunakan tangki dengan ketentuan sebagai berikut: a. di sekitar tangki harus dibuat tanggul kedap dengan dilengkapi saluran pembuangan yang menuju bak penampung. b. bak penampung harus kedap air dan mampu menampung cairan minimal 110% dari kapasitas maksimum tangki. c. posisi tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga apabila terguling akan terjadi di daerah tanggul dan tidak akan menimpa tangki lain. d. tangki harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air hujan secara langsung, jika Limbah B3 yang disimpan memiliki sifat mudah mengembang dan/atau menghasilkan gas dan/atau bereaksi akibat temperatur dan tekanan. e. khusus untuk penyimpanan limbah hidrokarbon diatur dalam WMP 7. 5.4.3.11. Sarana yang harus tersedia di bangunan penyimpanan limbah B3 adalah sebagai berikut: a. peralatan dan sistem pemadam kebakaran. b. pagar pengaman. c. fasilitas pertolongan pertama. d. peralatan komunikasi. e. gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan. f. pintu darurat. g. alarm. 5.4.3.12. TPS limbah B3 harus dilengkapi dengan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 5.4.3.13. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 5.4.4. PENYIMPANAN LIMBAH 5.4.4.1. Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok (2x2 kemasan) agar dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap setiap kemasan, sehingga apabila terdapat kerusakan dan/atau tumpahan dapat segera ditangani. 5.4.4.2. Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya. Lebar gang untuk manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 34 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 34 5.4.4.3. Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Apabila kemasan berupa drum logam (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi palet dan dilengkapi dengan tali pengikat. Apabila tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari plastik maka harus dipergunakan rak. 5.4.4.4. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter. 5.4.4.5. Kemasan-kemasan yang berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan harus dengan syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah tersebut bila terguling/ tumpah akan tercampur masuk ke dalam bak penampungan bagian penyimpanan lain. 5.4.4.6. Harus dilakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi kemasan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu satu kali, dan apabila ada kemasan yang mengalami kerusakan (karat atau bocor) maka isi kemasan tersebut harus segera dipindahkan ke dalam kemasan yang lain. 5.4.4.7. Batas waktu penyimpanan limbah B3 di TPS adalah sebagai berikut: a. limbah klinis dengan suhu penyimpanan di atas 00 C adalah 2 hari b. limbah klinis dengan suhu penyimpanan 00 C atau kurang adalah 90 hari c. limbah B3 selain di atas adalah 90 hari. Sedangkan penyimpanan limbah B3 di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 5.4.4.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 5.4.5. PENGANGKUTAN LIMBAH Lihat WMP 14 Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 5.4.6. SIMBOL DAN LABEL 5.4.6.1. Setiap kemasan, tempat pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah B3, serta kendaraan pengangkut limbah B3 harus dilengkapi dengan simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 yang bersangkutan. 5.4.6.2. Label limbah B3 harus dilengkapi dengan kode limbah. Kode limbah yang digunakan di area kerja KPC dapat dilihat pada WMP 14. 5.4.6.3. Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 mempunyai ukuran minimal 10 cm x 10 cm, sedangkan simbol untuk kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan limbah mempunyai ukuran minimal 25 cm x 25 cm. 5.4.6.4. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan/atau bahan kimia yang kemungkinan mengenainya. 5.4.6.5. Simbol yang dipasang pada kendaraan pengangkut limbah B3 harus terbuat dari bahan warna berpendar (fluorescence) dan dapat terlihat jelas dari jarak 30 meter. 5.4.6.6. Simbol tidak boleh dilepas atau diganti sebelum kemasan/muatan dikosongkan dan kemasan/ kendaraan pengangkut dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3. 5.4.6.7. Kemasan limbah B3 yang telah dikosongkan dan akan dipergunakan kembali untuk mengemas limbah B3 harus diberi label “kosong”. 5.4.6.8. Label identitas limbah harus dipasang pada kemasan limbah B3 saat pengisian limbah B3 pertama kali dilakukan. Label identitas limbah ini mempunyai ukuran minimal 15 cm x 20 cm dan terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan/atau bahan kimia yang kemungkinan mengenainya. 5.4.6.9. Pengisian label harus memuat informasi nama penghasil, tanggal pengemasan, jenis limbah, kode limbah, jumlah dan karakteristik atau sifat limbah B3.
35 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 35 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 5.4.6.10. Label penunjuk tutup kemasan harus dipasang di dekat tutup kemasan dengan arah panah menunjukkan posisi penutup kemasan. Label ini mempunyai ukuran minimal 7 cm x 15 cm dan terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan/atau bahan kimia yang kemungkinan mengenainya. 5.4.6.11. Simbol dan label limbah berbahaya dan beracun yang digunakan adalah sebagai berikut: Simbol limbah B3 mudah meledak Simbol limbah B3 reaktif Simbol limbah B3 cair mudah menyala Simbol limbah B3 padat mudah menyala Simbol limbah B3 beracun Simbol limbah B3 korosif Simbol limbah B3 menimbulkan infeksi
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 36 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 36 5.4.6.12. Tata cara pemasangan simbol dan label pada kemasan limbah B3 dapat dilihat pada gambar berikut 5.4.7. PENGOLAHAN LIMBAH 5.4.7.1. Semua pengolahan limbah B3, harus dilengkapi dengan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Izin pengolahan limbah B3 yang dimiliki KPC saat ini adalah pengolahan secara insinerasi (incinerator) dan secara biologis (Biological Treatment Unit – BTU) 5.4.7.2. Persyaratan lokasi, sarana dan prasarana, teknis pengolahan, dan prosedur perizinan diatur secara lengkap dalam peraturan perundangan. 5.4.7.3. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. Label identitas limbah Label kemasan kosong Label penunjuk tutup kemasan
37 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 37 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 5.4.8. PELATIHAN Setiap petugas pengelola limbah B3 wajib mengikuti pelatihan tentang pengelolaan limbah B3. 5.4.9. SISTEM TANGGAP DARURAT 5.4.9.1. Setiap TPS limbah B3 harus dilengkapi dengan SOP Tanggap Darurat yang disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan. 5.4.9.2. Khusus untuk penanganan tumpahan limbah hidrokarbon skala kecil dapat mengacu pada HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC (terlampir) dan untuk tumpahan limbah hidrokarbon skala besar mengacu pada Rencana Tanggap Darurat KPC (KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures). 5.4.9.3. Penanganan keadaan darurat akibat B3 maupun limbah B3 dapat dilihat pada WMP 17 tentang pengelolaan kedaruratan bahan berbahaya dan beracun dan/atau limbah bahan berbahaya dan beracun 5.4.9.4. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk informasi lebih lanjut. 5.4.10. PEMBIAYAAN 5.4.10.1. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan limbah B3 ditanggung oleh penghasil limbah B3. 5.4.10.2. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan kondisi darurat dan pemulihan pencemaran lingkungan akibat limbah B3 ditanggung oleh penghasil limbah B3. 5.5. DOKUMEN TERKAIT 5.5.1 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 5.5.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3 5.5.3 Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya No. S.456/PSLB3/VPLB3/PLB.3/09/2021 perihal Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3 PT Kaltim Prima Coal). 5.5.4 Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya S.381/ PSLB3/PLB3/PLB.3/6/2022 perihal Surat Kelayakan Operasional di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3Dengan Cara Termal Menggunakan Insinerator dan Demgam Cara Lain Menggunakan Fasilitas Bioremediasi PT Kaltim Prima Coal. 5.5.5 Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC. 5.5.6 Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. SK.415/1/ KLHK/2020 tentang izin pemanfaatan pelumas bekas sebagai bahan bakar pembantu dalam peledakan (ANFO-Emulsi) kegiatan penambangan KPC 5.5.7 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol Dan Label Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. 5.5.8 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.74/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Program Kedaruratan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracum dan/atau Limbah Berbahaya dan beracun. 5.5.9 WMP 7 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Hidrokarbon 5.5.10 WMP 8 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 38 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 38 5.5.11 WMP 9 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Aki Bekas 5.5.12 WMP 10 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Klinis 5.5.13 WMP 11 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Kimia 5.5.14 WMP 12 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Kemasan Bekas 5.5.15 WMP 13 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Lainnya 5.5.16 WMP 14 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 5.5.17 HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon 5.5.18 KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures
39 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 39 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 6 KEBIJAKAN SATU PINTU (ONE GATE POLICY) 6.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat suatu limbah B3 yang ditimbulkan oleh Departemen/Kontraktor yang berada di dalam lease KPC akan dikeluarkan dari site KPC. 6.2. TUJUAN Mengatur agar semua limbah B3 yang ditimbulkan oleh KPC dan kontraktornya dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan perizinan yang diperoleh dan peraturan perundangan yang berlaku. 6.3. TANGGUNG JAWAB 6.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 6.3.1.1. Memastikan semua limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 6.3.1.2. Memastikan petugas pengelola limbah B3 di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 6.3.2. SUPERINTENDENT SECURITY KPC 6.3.2.1. Memastikan semua personil security yang bertugas di gate penjagaan sudah memahami prosedur pengeluaran limbah B3. 6.3.2.2. Memastikan semua limbah B3 yang dikeluarkan dari area KPC telah dilengkapi dengan dokumen limbah B3. 6.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 6.3.3.1. Memastikan implementasi prosedur ini dilakukan dengan baik dan benar di semua area kerja, termasuk di area kontraktor. 6.3.3.2. Memastikan setiap pengiriman limbah B3 yang ditimbulkan oleh penghasil di dalam area PT. KPC dikirim ke TPS limbah B3. 6.3.3.3. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah B3 bila diperlukan. 6.4. PROSEDUR 6.4.1. LIMBAH B3 DARI KEGIATAN PERBAIKAN DI DALAM AREA KPC 6.4.1.1. Setiap limbah B3 yang ditimbulkan dari kegiatan perbaikan unit/alat di dalam area PT. KPC harus dikirim ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah dilengkapi oleh tanda tangan petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah terima limbah B3. 6.4.1.2. Produk rusak yang berpotensi menjadi limbah B3 dilarang untuk dikeluarkan dari site KPC. Untuk kepentingan perbaikan yang tidak dapat dilakukan di dalam wilayah KPC, maka produk rusak dapat dikeluarkan atas persetujuan Manager Lingkungan KPC. Produk tersebut harus dibawa kembali ke wilayah KPC dan dilaporkan ke Manager Lingkungan KPC. 6.4.1.3. Dilarang mengeluarkan limbah B3 dari area KPC tanpa melalui TPS limbah B3. 6.4.1.4. Hubungi Superintendent Site Support untuk penjelasan lebih lanjut.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 40 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 40 6.5. DOKUMEN TERKAIT 6.5.1 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 6.5.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 6.5.3 Memo GM HSES No. M004/HSE-9.4.4/I/07 tentang Kebijakan Satu Pintu untuk Pengeluaran Oli Bekas dan Battery Bekas
41 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 41 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 7 PENGELOLAAN LIMBAH HIDROKARBON 7.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat limbah hidrokarbon ditimbulkan dari suatu kegiatan, seperti oli bekas dan grease bekas. 7.2. TUJUAN Memastikan bahwa limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. 7.3. TANGGUNG JAWAB 7.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 7.3.1.1. Melakukan pendataan atas jenis dan potensi timbulan limbah hidrokarbon di area kerjanya. 7.3.1.2. Menyediakan wadah untuk pengumpulan limbah hidrokarbon di area kerjanya dan memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya). 7.3.1.3. Memastikan limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. 7.3.1.4. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya. 7.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah hidrokarbon di area kerjanya. 7.3.1.6. Mengkoordinasikan pengiriman oli bekas dengan Superintendent Store & Operational KPC. 7.3.1.7. Memastikan semua limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 7.3.1.8. Memastikan semua pengiriman limbah hidrokarbon dilengkapi dengan dokumen yang disediakan (formulir pengiriman limbah B3) dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar. 7.3.1.9. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah hidrokarbon dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah hidrokarbon tetap melekat pada penghasil limbah hidrokarbon (polluter pays principle). 7.3.1.10. Memastikan petugas pengelola limbah hidrokarbon di area kerjanya telah memahami prosedur ini dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 7.3.1.11. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap jenis limbah B3 ditimbulkan di area kerjanya. 7.3.1.12. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 7.3.2. SUPERINTENDENT OPERATIONAL STORES 7.3.2.1. Mengatur pengumpulan dan pengangkutan limbah hidrokarbon, khususnya oli bekas, ke TPS limbah B3 oli bekas. 7.3.2.2. Menyediakan dan memastikan ketersediaan wadah untuk pengumpulan limbah oli bekas sesuai dengan ketentuan (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya). 7.3.2.3. Mengatur pengiriman limbah oli bekas yang terkumpul. Khusus untuk oli bekas yang bersih
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 42 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 42 diserahkan ke provider jasa peledakan untuk pemanfaatan sesuai izin KPC. Untuk oli bekas yang kotor dikirim ke pengelola limbah oli bekas yang berizin yang disetujui. 7.3.2.4. Mengirimkan neraca limbah ke Departemen Lingkungan untuk setiap limbah hidrokarbon yang disimpan, dimanfaatkan, maupun dikirim ke pihak ketiga yang berizin yang disetujui. 7.3.2.5. Memastikan pengemasan limbah oli bekas yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/ pengelola/pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar. 7.3.2.6. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah oli bekas yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan. 7.3.2.7. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3 limbah hidrokarbon. 7.3.2.8. Melaporkan semua kecelakaan (incident) yang berkaitan dengan pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan limbah hidrokarbon, khususnya oli bekas, yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dengan menggunakan sistem pelaporan Prinutama. 7.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 7.3.3.1. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah hidrokarbon dilakukan dengan benar. 7.3.3.2. Mendorong upaya pengurangan timbulan limbah hidrokarbon dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku serta aspek operasional perusahaan. 7.3.3.3. Mendorong dilakukannya upaya pemanfaatan limbah hidrokarbon, khususnya oli bekas, sesuai dengan izin yang dimiliki. 7.3.3.4. Melaporkan jumlah limbah hidrokarbon yang ditimbulkan, disimpan, dimanfaatkan, dan dikirim ke pihak ketiga berizin setiap bulannya. 7.3.3.5. Melakukan koordinasi pelaksanaan tanggap darurat bila terjadi insiden lingkungan yang terkait. 7.3.3.6. Memberikan saran teknis tentang pengelolaan limbah hidrokarbon yang dihasilkan pada suatu area kerja. 7.3.3.7. Memberikan pelatihan mengenai prosedur ini bila diperlukan. 7.3.4. KONTRAKTOR / PENGHASIL LIMBAH 7.3.4.1. Menyediakan wadah untuk pengumpulan limbah hidrokarbon di area kerjanya dan memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya). 7.3.4.2. Melakukan pendataan atas jenis dan jumlah limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya. 7.3.4.3. Menyediakan tempat penyimpanan sementara yang memenuhi ketentuan untuk limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya. 7.3.4.4. Memastikan limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. 7.3.4.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah hidrokarbon di area kerjanya. 7.3.4.6. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap jenis limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya. 7.3.4.7. Memastikan semua limbah hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 7.3.4.8. Memastikan semua pengiriman limbah hidrokarbon dilengkapi dengan dokumen yang disediakan (formulir pengiriman limbah B3) dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar.
43 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 43 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 7.3.4.9. Memastikan petugas pengelola limbah hidrokarbon di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 7.3.4.10. Biaya yang dikeluarkan untuk proses pengiriman dan pengelolaan limbah B3 akan dibebankan kepada masing-masing kontraktor penghasil limbah B3 tersebut. 7.4. PROSEDUR 7.4.1. PENGELOLAAN OLI BEKAS 7.4.1.1. Oli bekas digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B105d. 7.4.1.2. Wadah untuk pengumpulan oli bekas, baik berbentuk tangki maupun drum berkapasitas 200 liter, harus tersedia di semua tempat di mana oli bekas ditimbulkan. 7.4.1.3. Wadah untuk pengumpulan oli bekas harus diberi penamaan yang jelas minimal dalam Bahasa Indonesia yang menjelaskan isi wadah, kapasitas wadah, simbol limbah B3 dan bila diperlukan dilengkapi dengan tanda-tanda keselamatan lainnya (misal: dilarang merokok). 7.4.1.4. Tangki untuk pengumpulan oli bekas harus berwarna putih dan dilengkapi dengan pita berwarna coklat. Khusus untuk drum yang digunakan sebagai tempat oli bekas tidak harus berwarna putih tetapi harus dilengkapi dengan penamaan maupun simbol yang benar (lihat point 5.4.1.2). 7.4.1.5. Wadah untuk pengumpulan oli bekas harus ditempatkan pada tempat yang dilengkapi dengan tanggul pengaman dan perangkap oli. 7.4.1.6. Jika menggunakan pompa pengisap untuk mengumpulkan oli bekas, pastikan bahwa pompa dan slang yang digunakan telah sesuai. 7.4.1.7. Hindari terjadinya tumpahan pada saat pengisian maupun penyimpanan oli bekas. 7.4.1.8. Bila pengisian oli bekas telah mencapai batas penuh yang tertanda pada setiap wadah, segel lubang pengisiannya dengan tutup yang sesuai. Batas penuh pada setiap wadah harus menyisakan ruang untuk menghindari kepenuhan maupun tumpahan saat transportasi. 7.4.1.9. Penyerahan/pengiriman oli bekas harus dilengkapi dengan internal dokumen limbah B3. Lakukan pengisian dokumen internal sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 7.4.1.10. Bersihkan segala tumpahan oli bekas mengacu pada HMP 7 – Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon dan buang setiap material yang terkontaminasi hidrokarbon sesuai WMP 8 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon. 7.4.1.11. Simbol dan tanda peringatan yang harus dipasang di tempat penampungan/penyimpanan, yang menunjukkan bahaya yang ada dan segala persyaratan khusus, seperti “Dilarang Merokok”. Tanda peringatan minimal ditulis dalam Bahasa Indonesia. 7.4.1.12. Setiap wadah penyimpanan limbah hidrokarbon harus diberi simbol dan label yang sesuai. 7.4.1.13. Lakukan pemeriksaan semua wadah penyimpanan terhadap kemungkinan kebocoran dan tumpahan minimal satu kali seminggu.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 44 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 44 7.4.2. PENGELOLAAN GREASE BEKAS 7.4.2.1. Grease bekas digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah A101d 7.4.2.2. Siapkan drum khusus yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai untuk pengumpulan grease bekas di setiap lokasi yang menghasilkan grease bekas 7.4.2.3. Tempatkan drum grease bekas pada TPS limbah B3. 7.4.2.4. Setiap wadah penyimpanan grease bekas harus diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5 tentang pengelolaan limbah B3 poin 5.4.6. 7.4.2.5. Semua drum yang telah diisi dengan grease bekas harus ditutup rapat dan disegel. Bila jumlah drum cukup banyak maka drum dapat langsung disusun dan diikat di atas palet kayu. 7.4.2.6. Pastikan grease bekas tidak bercampur dengan limbah B3 lain misalnya oli bekas, majun terkontaminasi dan tanah terkontaminasi. 7.4.2.7. Kirim grease bekas yang telah disegel dan/atau diikat pada palet ke TPS limbah B3. 7.4.2.8. Lengkapi pengiriman grease bekas dengan dokumen internal limbah B3 sesuai dengan WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah Hidrokarbon KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah B3. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 7.4.2.9. Grease bekas yang terkumpul di TPS limbah B3 akan dikirimkan ke pengelola limbah B3 berizin yang disetujui. Pengiriman grease bekas ini diatur oleh Departemen Lingkungan KPC dan Departemen Store and Inventory Control KPC. 7.4.3. PENGELOLAAN SLUDGE WASTE (A331-2) 7.4.3.1. Sludge Waste digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah A331-2. 7.4.3.2. Sludge Waste yang dimaksud di dalam item ini adalah : a. sludge dari hasil pembersihan tangki penampungan/penyimpanan Bahan Bakar Cair (BBC) b. sludge hidrokarbon dari fasilitas perangkap oli yang telah bercampur dengan air dan tidak dapat terpisah secara gravitasi (emulsi). 7.4.3.3. Siapkan IBC/ drum khusus yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai untuk pengumpulan sludge waste di setiap lokasi yang menghasilkan sludge waste. 7.4.3.4. Cegah terjadinya ceceran maupun tumpahan saat proses transfer sludge waste ke dalam kemasan limbah. 7.4.3.5. Setiap kemasan penyimpanan sludge waste harus diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5 tentang pengelolaan limbah B3 poin 5.4.6. 7.4.3.6. Bila pengisian Sludge Waste telah mencapai batas penuh yang tertanda pada setiap wadah, tutup rapat lubang pengisiannya dengan tutup yang sesuai. Batas penuh pada setiap kemasan harus menyisakan ruang untuk menghindari kepenuhan maupun tumpahan saat transportasi. 7.4.3.7. Kirim sludge waste yang telah disegel ke TPS limbah B3. 7.4.3.8. Lengkapi pengiriman sludge waste dengan dokumen internal limbah B3 sesuai dengan WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 7.4.3.9. Sludge waste yang terkumpul di TPS limbah B3 akan dikirimkan ke pengelola limbah B3 berizin