45 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 45 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 yang disetujui. 7.4.5. PENANGANAN DRUM LIMBAH HIDROKARBON 7.4.5.1. Kemasan oli bekas lebih direkomendasikan menggunakan tangki. Kemasan drum hanya digunakan apabila timbulan oli bekas relatif sedikit. 7.4.5.2. Drum yang digunakan sebagai kemasan limbah hidrokarbon harus dalam kondisi baik, tidak bocor atau berpotensi bocor, dan dilengkapi tutup yang sesuai. 7.4.5.3. Drum yang berisi limbah hidrokarbon harus ditangani dengan posisi tegak. Pengangkatan drum dengan alat angkat harus mempertimbangkan kesesuaian alat untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran. 7.4.5.4. Sebelum diangkut dengan truk, drum limbah hidrokarbon disusun dan diikat pada palet kayu, kemudian muat ke atas bak truk. Setiap muatan lain di bak truk harus dibatasi supaya tidak bersentuhan dengan drum. 7.4.5.5. Drum harus dipastikan tidak bergerak/bergeser selama perjalanan sehingga terhindar dari potensi bocor atau jatuh dari kendaraan. 7.4.5.6. Selama proses pembongkaran, periksa tutup pada setiap drum untuk memastikan bahwa tutup tersebut disegel dengan benar. Juga selalu periksa kondisi setiap drum dan kemungkinan kebocoran yang terjadi sebelum memasukkannya ke dalam tempat penyimpanan atau mengangkutnya ke tempat lain. Jangan menjatuhkan drum ke tanah karena dapat menyebabkan kerusakan. 7.4.5.7. Jika drum bocor, pompa isinya ke drum yang lain atau tempatkan drum pada daerah yang ditanggul sehingga isinya tidak mencemari lingkungan. 7.4.5.8. Drum yang berisi limbah hidrokarbon harus selalu disimpan di TPS limbah B3. 7.4.6. SISTEM TANGGAP DARURAT 7.4.6.1. Penanganan tumpahan oli bekas mengacu pada prosedur penanganan tumpahan hidrokarbon (HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon) untuk tumpahan skala kecil (terlampir). 7.4.6.2. Lihat pada Rencana Tanggap Darurat Lingkungan KPC (EEMP – Environmental Emergency
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 46 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 46 Management Plan) untuk tumpahan pada skala besar. DIAGRAM ALIR Oli bekas yang dikelola oleh PT. KPC dikategorikan menjadi 2, yaitu oli bekas bersih dan oli bekas kotor. Oli bekas bersih adalah pelumas bekas yang tidak terkontaminasi air dan kotoran serta memenuhi spesifikasi untuk dimanfaatkan sebagai campuran bahan peledak. Oli bekas kotor adalah pelumas bekas yang terkontaminasi air dan kotoran sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Oli bekas kotor ini akan disimpan
47 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 47 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 sementara di TPS Pelumas Bekas dan selanjutnya dikirim ke pihak pengelola pelumas bekas berizin untuk dikelola lebih lanjut. 7.5. DOKUMEN TERKAIT 7.5.1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 415/1/KLHK/2020 tentang pemanfaatan pelumas bekas sebagai bahan bakar pembantu dalam peledakan (Anfo-Emulsi) kegiatan penambangan KPC. 7.5.2. Keputusan Bupati Kutai Timur No. 503/10/DPMPTSP-PPNP/TPS-LB3/IV/2021 tentang Izin Penyimpanan Limbah, Hose, Filter, Majun dan Kain Penyerap Terkontaminasi Hidrokarbon (TPS Sangatta North) dan Pelumas Bekas (TPS Murung Lube Farm Area). 7.5.3. Keputusan Bupati Kutai Timur No. 660/K.894/2016 tentang Izin Penyimpanan Filter Bekas Beroli, Majun Bahan Penyerap Terkontaminasi, Hose Bekas Beroli, Aki Bekas, Grease Bekas, Oli Bekas dan Tanah Terkontaminasi Milik KPC (TPS Bengalon). 7.5.4. HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon 7.5.5. WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 7.5.6. WMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Hidrokarbon 7.5.7. WMP 8 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon 7.5.8. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 7.5.9. KPC Environmental Emergency Management Plan 7.5.10. KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures 7.5.11. Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 48 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 48 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 8 PENGELOLAAN LIMBAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON 8.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat limbah terkontaminasi hidrokarbon ditimbulkan dari suatu kegiatan. 8.2. TUJUAN Memastikan bahwa limbah terkontaminasi hidrokarbon yang ditimbulkan di KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. 8.3. TANGGUNG JAWAB 8.3.1. SUPERINTENDENT AREA / KONTRAKTOR PENGHASIL LIMBAH 8.3.1.1. Melakukan identifikasi atas jenis dan potensi timbulan limbah terkontaminasi hidrokarbon di area kerjanya. 8.3.1.2. Menyediakan wadah untuk pengumpulan limbah terkontaminasi hidrokarbon di area kerjanya, dan memastikan kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya). 8.3.1.3. Memastikan limbah terkontaminasi hidrokarbon di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku. 8.3.1.4. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk limbah terkontaminasi hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya. 8.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon di area kerjanya. 8.3.1.6. Memastikan semua limbah terkontaminasi hidrokarbon yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 8.3.1.7. Memastikan pengemasan limbah terkontaminasi hidrokarbon yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/pengelola/pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar 8.3.1.8. Memastikan semua pengiriman limbah terkontaminasi hidrokarbon dilengkapi dengan dokumen yang disediakan (dokumen internal limbah B3) dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar. 8.3.1.9. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon tetap melekat pada penghasil limbah terkontaminasi hidrokarbon (polluter pays principle). 8.3.1.10. Memastikan petugas pengelola limbah terkontaminasi hidrokarbon di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 8.3.1.11. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap jenis limbah B3 yang dikelola di area kerjanya. 8.3.1.12. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 8.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON 8.3.2.1. Penanggungjawab TPS limbah terkontaminasi hidrokarbon di wilayah operasional Sangatta adalah Superintendent Site Support, sedangkan untuk wilayah operasional Bengalon adalah Site
49 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 49 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 Manager PT. Darma Henwa. 8.3.2.2. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 8.3.2.3. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 memahami cara pengelolaan limbah B3 yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai. 8.3.2.4. Memastikan penyimpanan limbah terkontaminasi hidrokarbon di TPS limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan 90 hari. 8.3.2.5. Memastikan pengemasan limbah terkontaminasi hidrokarbon yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/pengelola/pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar. 8.3.2.6. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3 limbah terkontaminasi hidrokarbon. 8.3.2.7. Memastikan limbah terkontaminasi hidrokarbon yang terkumpul hanya dikirimkan ke pihak ketiga berizin yang disetujui. 8.3.2.8. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah terkontaminasi hidrokarbon yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan. 8.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 8.3.3.1. Menetapkan lokasi yang memenuhi ketentuan peraturan perundangan untuk tempat penyimpanan, pengolahan, maupun pemanfaatan limbah B3. 8.3.3.2. Memastikan semua limbah terkontaminasi hidrokarbon dikelola dengan benar sesuai dengan tujuan akhirnya (pengolahan di lokasi KPC atau dikirim ke pihak ketiga yang berizin yang disetujui). 8.3.3.3. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/ kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon yang ditimbulkan di area tersebut. 8.3.3.4. Memberikan pelatihan mengenai prosedur ini bila diperlukan. 8.4. PROSEDUR 8.4.1. PROSEDUR UMUM 8.4.1.1. Siapkan wadah untuk limbah terkontaminasi hidrokarbon berdasarkan jenis limbahnya: filter bekas; majun, absorbent, dan sejenisnya; slang hidrolik; sludge IPAL bengkel/tanah terkontaminasi hidrokarbon; dsb. Standar pewarnaan dan pemberian simbol tempat sampah mengacu pada WMP 5. 8.4.1.2. Tempatkan limbah yang dihasilkan di area kerja pada wadah yang sesuai. Pastikan limbah non B3 tidak bercampur dengan limbah yang terkontaminasi hidrokarbon, agar jumlah sampah terkontaminasi hidrokarbon dapat diminimalkan. 8.4.1.3. Tiriskan terlebih dahulu limbah yang terkontaminasi hidrokarbon sebelum dibuang ke tempat sampah. 8.4.1.4. Pisahkan limbah terkontaminasi hidrokarbon berdasarkan jenis limbahnya: filter bekas; majun, absorbent, dan sejenisnya; slang hidrolik; sludge IPAL bengkel/tanah terkontaminasi hidrokarbon; dsb. 8.4.1.5. Kirim limbah terkontaminasi hidrokarbon yang telah dikumpulkan dan ditiriskan sesuai dengan tujuan akhirnya: disimpan di TPS limbah B3 atau diolah secara biologis di Biological Treatment Unit (BTU). Gunakan alat angkut yang sesuai untuk masing-masing jenis limbah terkontaminasi hidrokarbon untuk mempermudah pada saat proses bongkar-muat. 8.4.1.6. Petugas TPS limbah B3 dan BTU berhak menolak limbah B3 yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 50 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 50 8.4.1.7. Kirim limbah terkontaminasi hidrokarbon ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal limbah B3 yang ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 8.4.1.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 8.4.2. SLUDGE IPAL BENGKEL/ TANAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON 8.4.2.1. Sludge IPAL bengkel merupakan endapan tanah (sedimen) yang terkumpul di perangkap oli dan terkontaminasi hidrokarbon (memiliki kandungan Total Petroleum Hydrocarbon -TPH di atas 1%). Sludge IPAL bengkel memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B323-5. 8.4.2.2. Tempatkan sludge IPAL bengkel ke dalam wadah yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai dan diletakkan pada tempat yang terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung, serta beri warna pada wadah sludge IPAL bengkel dan simbol yang mengacu pada WMP 5. 8.4.2.3. Apabila terdapat genangan hidrokarbon pada sludge IPAL bengkel/tanah terkontaminasi, maka harus dilakukan penyedotan sebelum dilakukan pengiriman 8.4.2.4. Dilarang memasukkan limbah hidrokarbon (oli bekas, grease, oil sludge, dll.) maupun sampah umum ke dalam wadah atau kemasan sludge IPAL bengkel/ tanah terkontaminasi 8.4.2.5. Kirim sludge IPAL bengkel ke lahan pengolahan biologis (Biological Treatment Unit-BTU) yang berizin dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani oleh petugas BTU harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 8.4.2.6. Gunakan alat angkut yang sesuai untuk mengangkut sludge IPAL bengkel/ tanah terkontaminasi agar mempermudah saat proses bongkar-muat. 8.4.2.7. Selain sludge IPAL, tanah maupun pasir penyerap yang terkena ceceran atau tumpahan hidrokarbon juga harus dikirim ke BTU untuk dilakukan pengolahan. 8.4.2.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 8.4.3. FILTER OLI BEKAS 8.4.3.1. Filter bekas digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B110d. 8.4.3.2. Tempatkan filter oli bekas pada fasilitas penirisan oli (drip tray). Pastikan seluruh filter oli bekas telah ditiriskan secara benar (dengan posisi tegak lurus menghadap ke bawah) dan tidak kurang dari 48 jam. Penempatan wadah penirisan oli harus terlindung dari masuknya air hujan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 8.4.3.3. Setelah ditiriskan, tempatkan filter oli bekas ke dalam kemasan yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai dan diletakkan pada tempat yang terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung, serta simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. Pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik sesuai dengan poin 5.4.2 tentang Kemasan Limbah B3. 8.4.3.4. Kirim filter oli bekas yang telah ditiriskan tersebut ke TPS limbah B3, dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3.
51 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 51 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 8.4.3.5. Pindahkan oli dari drip tray ke dalam tangki oli bekas dan hindari terjadinya ceceran. Kelola limbah oli bekas sesuai WMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Hidrokarbon. 8.4.3.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 8.4.4. SLANG HIDROKARBON BEKAS 8.4.4.1. Slang hidrokarbon bekas digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B110d. 8.4.4.2. Tempatkan slang hidrokarbon bekas pada fasilitas penirisan oli (drip tray). Pastikan seluruh slang hidrokarbon bekas telah ditiriskan secara benar dan tidak kurang dari 72 jam. Penempatan wadah penirisan oli harus terlindung dari masuknya air hujan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 8.4.4.3. Setelah ditiriskan, tempatkan slang hidrokarbon bekas ke dalam kemasan yang sesuai dan letakkan pada tempat yang terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung. Ketentuan mengenai pewarnaan, pemberian simbol dan label pada kemasan slang hidrokarbon bekas mengacu pada WMP 5. Pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik sesuai dengan poin 5.4.2 tentang Kemasan Limbah B3. 8.4.4.4. Kirim slang hidrokarbon bekas yang telah ditiriskan tersebut ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 8.4.4.5. Pindahkan oli dari drip tray ke dalam tangki oli bekas dan hindari terjadinya ceceran. Kelola limbah oli bekas sesuai WMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Hidrokarbon. 8.4.4.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 8.4.5. BAHAN PENYERAP (ABSORBENT), MAJUN BEKAS, DAN MATERIAL TERKONTAMINASI 8.4.5.1. Bahan penyerap (absorbent), majun bekas, dan material terkontaminasi digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B110d. 8.4.5.2. Kumpulkan absorbent, majun bekas, dan material lain (serbuk gergaji, kardus, dll.) yang terkontaminasi hidrokarbon pada tempat sampah khusus yang telah disediakan. 8.4.5.3. Bila memungkinkan, pisahkan kandungan hidrokarbon pada absorbent dan, majun bekas untuk mengurangi kandungan hidrokarbon di dalamnya dan pindahkan ke dalam tangki oli bekas. 8.4.5.4. Tempatkan absorbent, majun bekas, dan material lain (serbuk gergaji, kardus, dll.) yang terkontaminasi hidrokarbon ke dalam wadah yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai dan letakkan pada tempat yang terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung. Ketentuan mengenai pewarnaan, pemberian simbol dan label pada kemasan absorbent, majun dan material lain (serbuk gergaji, kardus, dll.) yang terkontaminasi hidrokarbon mengacu pada WMP 5. Pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik sesuai dengan poin 5.4.2 tentang Kemasan Limbah B3 8.4.5.5. Apabila terdapat genangan hidrokarbon di dalam kemasan limbah absorbent, majun dan material lain (serbuk gergaji, kardus, dll.) yang terkontaminasi hidrokarbon, maka harus dilakukan recovery sebelum dilakukan pengiriman. 8.4.5.6. Kirim drum berisi absorbent, majun bekas dan material lain yang terkontaminasi hidrokarbon ke TPS limbah B3 yang berlokasi di Sangatta North, dengan menyertakan dokumen internal limbah
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 52 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 52 B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 8.4.5.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut 8.4.6. AIR YANG TERKONTAMINASI HIDROKARBON 8.4.6.1. Air buangan dari kegiatan pencucian alat berat, kendaraan ringan, drum bekas, maupun dari pencucian lantai bengkel digolongkan sebagai air yang telah terkontaminasi hidrokarbon sehingga harus dialirkan ke dalam perangkap oli untuk dipisahkan kandungan oil yang ada di dalamnya. 8.4.6.2. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut 8.5. DIAGRAM ALIR
53 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 53 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 8.6. DOKUMEN TERKAIT 8.6.1. Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya No. S.456/PSLB3/VPLB3/PLB.3/09/2021 perihal Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3 PT Kaltim Prima Coal. 8.6.2. Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya S.381/ PSLB3/PLB3/PLB.3/6/2022 perihal Surat Kelayakan Operasional di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3Dengan Cara Termal Menggunakan Insinerator dan Demgam Cara Lain Menggunakan Fasilitas Bioremediasi PT Kaltim Prima Coal. 8.6.3. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC. 8.6.4. WMP 5 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 8.6.5. WMP 7 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Hidrokarbon 8.6.6. WMP 14 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 8.6.7. WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 8.6.8. HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon 8.6.9. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 : Formulir Internal Dokumen Limbah B3
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 54 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 54 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 9 PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI (AKI BEKAS) 9.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat aki bekas ditimbulkan dari suatu kegiatan. 9.2. TUJUAN Memastikan bahwa aki bekas yang ditimbulkan di KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. 9.3. TANGGUNG JAWAB 9.3.1. SUPERINTENDENT AREA / KONTRAKTOR PENGHASIL LIMBAH 9.3.1.1. Melakukan identifikasi potensi timbulan aki bekas di area kerjanya. 9.3.1.2. Memastikan aki bekas di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku. 9.3.1.3. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk aki bekas yang ditimbulkan di area kerjanya. 9.3.1.4. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan aki bekas di area kerjanya. 9.3.1.5. Memastikan semua aki bekas yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 9.3.1.6. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengangkutan aki bekas dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan aki bekas tetap melekat pada penghasil aki bekas (polluter pays principle). 9.3.1.7. Memastikan petugas pengelola aki bekas di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 9.3.1.8. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk aki bekas yang ditimbulkan di area kerjanya. 9.3.1.9. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 9.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS AKI BEKAS 9.3.2.1. Penanggungjawab TPS aki bekas di wilayah operasional Sangatta adalah Superintendent SIC, sedangkan untuk wilayah operasional Bengalon adalah Site Manager PT. Darma Henwa. 9.3.2.2. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 9.3.2.3. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 telah mendapat pelatihan yang sesuai. 9.3.2.4. Memastikan penyimpanan aki bekas di TPS limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan 90 hari. 9.3.2.5. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3 aki bekas. 9.3.2.6. Memastikan aki bekas yang terkumpul harus hanya dikirimkan ke pihak ketiga berizin yang disetujui. 9.3.2.7. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap aki bekas yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan.
55 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 55 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 9.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 9.3.3.1. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan aki bekas dilakukan dengan benar. 9.3.3.2. Memastikan setiap aki bekas yang dihasilkan di area KPC dikelola dengan benar, sehingga tidak terdapat transaksi/serah terima ilegal. 9.3.3.3. Melakukan koordinasi pelaksanaan tanggap darurat bila terjadi insiden lingkungan yang terkait 9.3.3.4. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan aki bekas yang ditimbulkan di area tersebut. 9.3.3.5. Memberikan pelatihan mengenai prosedur ini bila diperlukan. 9.4. PROSEDUR 9.4.1. PENYIMPANAN DI AREA PENGHASIL 9.4.1.1. Aki bekas memiliki karakteristik korosif dengan kode limbah B355-2. 9.4.1.2. Gunakan APD yang diwajibkan sebelum melakukan pekerjaan ini. 9.4.1.3. Periksa kondisi aki: pastikan semua tutup aki masih lengkap dan terpasang dengan benar dan aki tidak dalam keadaan bocor. Bila ternyata aki bocor dan/ atau pecah, tuang/pindahkan sisa air aki yang masih tertinggal di dalam aki ke dalam jerigen plastik khusus untuk air aki. Setelah dikosongkan, bungkus aki yang bocor dan/atau pecah untuk mempermudah proses pemindahan. 9.4.1.4. Dilarang melakukan pengeluaran air aki dari dalam aki kecuali karena alasan pecah dan/atau bocor. 9.4.1.5. Pindahkan aki bekas dengan cara pengangkatan yang benar, bila diperlukan gunakan alat bantu (misalnya troli atau forklift). 9.4.1.6. Masukkan aki ke dalam TPS Antara dan letakkan di atas palet kayu. 9.4.1.7. Bangunan TPS Antara aki bekas harus dilengkapi simbol yang sesuai, terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung, dan dilengkapi dengan ventilasi dan tanggul pengaman tanpa valve keluaran. 9.4.1.8. Air limbah yang terkumpul di dalam tanggul pengaman harus diperlakukan sebagai limbah B3 dan dikirim ke TPS limbah B3. 9.4.1.9. Simbol limbah korosif harus dipasang pada setiap aki bekas sedangkan label dipasang di setiap palet yang disimpan di dalam. 9.4.1.10. Susun aki dengan rapi dan hindari penumpukan aki bila memungkinkan. 9.4.1.11. Susun palet yang berisi aki bekas dengan rapi dan beri jarak antar palet untuk memudahkan pemeriksaan. 9.4.1.12. Catat setiap penambahan aki bekas yang ditimbulkan ke dalam format logbook dan neraca limbah B3. 9.4.1.13. Sebelum meninggalkan tempat, pastikan TPS Antara aki bekas dalam kondisi rapi dan sudah terkunci. 9.4.2. PEMERIKSAAN DI AREA PENGHASIL 9.4.2.1. Lakukan pemeriksaan rutin (minimal satu kali seminggu) terhadap jumlah dan kondisi visual aki dengan menggunakan daftar periksa ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 (terlampir).
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 56 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 56 9.4.2.2. Gunakan APD yang diwajibkan sebelum melakukan pekerjaan ini. 9.4.2.3. Apabila ditemukan kebocoran pada aki, segera serap bocoran tersebut menggunakan absorbent yang khusus untuk bahan kimia. Absorben yang telah digunakan dan simpan dalam tempat sampah khusus limbah terkontaminasi bahan kimia untuk kemudian dikirim ke TPS limbah B3. Catatan: Absorbent untuk bahan kimia harus disimpan pada setiap lokasi penyimpanan bahan kimia. 9.4.2.4. Tuang/pindahkan sisa air aki yang masih tertinggal di dalam aki ke dalam jerigen plastik khusus untuk air aki. Setelah dikosongkan, bungkus aki yang bocor dan/atau pecah untuk mempermudah proses pemindahan. Kirim air aki yang dikumpulkan ke TPS limbah B3. 9.4.2.5. Penyimpanan aki bekas di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 9.4.3. PENGANGKUTAN 9.4.3.1. Gunakan APD yang diwajibkan. 9.4.3.2. Periksa kondisi truk pengangkut aki bekas. Pastikan semua ketentuan dalam daftar periksa kendaraan telah dipenuhi. 9.4.3.3. Periksa kondisi aki: pastikan semua tutup aki masih lengkap dan terpasang dengan benar dan aki tidak dalam keadaan bocor. Dilarang mengangkut aki dalam kondisi bocor yang belum ditangani sesuai poin 9.4.1.3. 9.4.3.4. Dilarang mengangkut aki bekas yang tidak dilengkapi dengan simbol dan label. 9.4.3.5. Pindahkan aki bekas dengan cara pengangkatan yang benar, bila diperlukan gunakan alat bantu (misalnya troli atau forklift). 9.4.3.6. Susun aki bekas atau palet yang berisi aki bekas di dalam bak truk. Hindari penumpukan aki bekas atau palet bila memungkinkan. 9.4.3.7. Susun jerigen yang berisi air aki pada posisi yang aman sehingga terhindar dari kemungkinan tumpah, pecah atau terjatuh dari kendaraan. 9.4.3.8. Pastikan muatan truk tersusun dengan baik dan pintu bak truk ditutup dengan benar agar muatan truk tidak jatuh ataupun tumpah. 9.4.3.9. Isi dan lengkapi dokumen internal limbah B3 untuk pengangkutan limbah B3 (ENV_KPC_ENV_ MSE2.06_DOC_FRMb_002- lihat WMP 15). Khusus aki bekas harus menyertakan informasi kapasitas (Amphere hours - Ah) aki bekas. 9.4.3.10. Apabila terdapat air aki yang dikirimkan terpisah dari aki bekasnya (di dalam jerigen plastik), maka dokumen internal limbah B3 untuk air aki harus dipisahkan dari dokumen internal limbah B3 untuk aki bekas. 9.4.3.11. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 9.4.4. PENYIMPANAN DI TPS LIMBAH B3 9.4.4.1. Gunakan APD yang diwajibkan sebelum melakukan pekerjaan ini. 9.4.4.2. Periksa dokumen internal limbah B3 yang dibawa bersama truk pengangkut aki bekas. Pastikan kesesuaian dokumen dengan jumlah aki bekas yang dikirim. 9.4.4.3. Turunkan aki bekas dari truk dengan cara pengangkatan yang benar, bila diperlukan gunakan alat bantu, misalnya forklift. 9.4.4.4. Periksa kondisi aki: pastikan semua tutup aki masih lengkap dan terpasang dengan benar dan aki tidak dalam keadaan bocor. Bila ternyata aki bocor dan/atau pecah, tempatkan aki dalam wadah yang terbuat dari plastik (misalnya ember atau bak plastik). Hubungi penghasil untuk melakukan penanganan pada aki bekas rusak seperti poin 9.4.1.3.
57 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 57 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 9.4.4.5. Masukkan aki bekas ke dalam TPS limbah B3 dan susun di atas palet. 9.4.4.6. Susun palet yang berisi aki bekas dengan rapi dan atur sesuai dengan ukuran aki untuk memudahkan penumpukan palet. 9.4.4.7. Beri jarak antar palet untuk memudahkan pemeriksaan. 9.4.4.8. Catat setiap limbah B3 yang ditimbulkan ke dalam format logbook dan masukkan dalam format neraca limbah B3. 9.4.4.9. Setelah aki bekas disimpan/disusun dengan rapi, kunci kembali pintu gudang penyimpanan. 9.4.4.10. Lengkapi kolom penerimaan pada dokumen internal limbah B3 (ENV_KPC_ENV_MSE2.06_ DOC_FRMb_002) dan kembalikan lembar asli dokumen tersebut ke penghasil aki. 9.4.4.11. Simpan salinan dokumen internal limbah B3 untuk dokumentasi. 9.4.5. PEMERIKSAAN DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 9.4.5.1. Lakukan pemeriksaan rutin (minimal satu kali seminggu) terhadap jumlah dan kondisi visual aki dengan menggunakan daftar periksa ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 (terlampir). 9.4.5.2. Gunakan APD yang diwajibkan sebelum melakukan pekerjaan ini. 9.4.5.3. Apabila ditemukan kebocoran pada aki, segera serap bocoran tersebut menggunakan absorbent yang khusus untuk bahan kimia. Absorben yang telah digunakan dan simpan dalam tempat sampah khusus limbah terkontaminasi bahan kimia untuk kemudian dikirim ke TPS limbah B3. Catatan: Absorbent untuk bahan kimia harus disimpan pada setiap lokasi penyimpanan bahan kimia. 9.4.5.4. Tuang/pindahkan sisa air aki yang masih tertinggal di dalam aki ke dalam jerigen plastik khusus untuk air aki. Setelah dikosongkan, bungkus aki yang bocor dan/atau pecah untuk mempermudah proses pemindahan. Kirim air aki yang dikumpulkan ke TPS limbah B3. 9.4.5.5. Lakukan pengiriman aki bekas secara rutin untuk menghindari penumpukan aki bekas di lokasi TPS limbah B3 dan potensi melebihi batas waktu penyimpanan 90 hari. 9.5. DOKUMEN TERKAIT 9.5.1. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC 9.5.2. WMP 5 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 9.5.3. WMP 14 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 9.5.4. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 9.5.5. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002: Formulir Internal Dokumen Limbah B3
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 58 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 58 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 10 PENGELOLAAN LIMBAH KLINIS 10.1. KAPAN DIGUNAKAN Digunakan pada saat limbah klinis ditimbulkan dari suatu kegiatan. 10.2. TUJUAN Memastikan agar limbah klinis yang ditimbulkan di KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku 10.3. TANGGUNG JAWAB 10.3.1. PENANGGUNG JAWAB KLINIK DAN KONTRAKTOR PENGHASIL LIMBAH KLINIS 10.3.1.1. Melakukan pendataan potensi timbulan limbah klinis. 10.3.1.2. Memastikan limbah klinis dikelola dengan benar sesuai aturan yang berlaku. 10.3.1.3. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon tetap melekat pada penghasil limbah terkontaminasi hidrokarbon (polluter pays principle). 10.3.1.4. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk limbah klinis yang ditimbulkan, serta melaporkannya kepada Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) setiap bulan. 10.3.1.5. Memastikan petugas pengelola limbah klinis di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan penanganan limbah klinis maupun limbah B3 lainnya. 10.3.1.6. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3 10.3.2. SUPERINTENDENT MEDICAL SERVICES & HEALTH INSURANCE 10.3.2.1. Memastikan pelaksanaan pengelolaan limbah di area klinik perusahaan sesuai ketentuan dalam Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC, khususnya untuk limbah klinis. 10.3.2.2. Menyediakan TPS limbah B3 untuk limbah klinis yang memenuhi ketentuan dalam peraturan perundangan maupun sesuai dengan Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC. 10.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 10.3.3.1. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah klinis dilakukan dengan benar. 10.3.3.2. Melaporkan jumlah limbah klinis yang ditimbulkan, disimpan, diolah, dan dikirim ke pihak ketiga berizin setiap bulannya. 10.3.3.3. Melakukan koordinasi pelaksanaan tanggap darurat bila terjadi insiden lingkungan yang terkait. 10.3.3.4. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/ kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan limbah klinis yang ditimbulkan di area tersebut. 10.3.3.5. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah klinis bila diperlukan.
59 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 59 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 10.4. PROSEDUR Limbah yang dihasilkan dari klinik terbagi atas limbah non B3, limbah B3, dan limbah air buangan. Beberapa jenis limbah non B3 dan limbah B3 yang dihasilkan dari klinik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No. Kategori Limbah Kelompok Limbah Contoh Jenis Limbah Karakteristik Limbah Penanganan Limbah 1. Limbah non B3 Limbah non B3 daun, sisa makanan, kertas, plastik, kardus, dll. - WMP 2 tentang Sampah Umum 2. Limbah B3 Limbah infeksius kapas, kain kasa/pembungkus luka, dan bahan lain yang terkontaminasi cairan tubuh Infeksius WMP 10 tentang Limbah Klinis Limbah bahan kimia limbah laboratorium, ampul obat, obat kedaluwarsa, obat terkontaminasi, barang yang terkontaminasi bahan kimia Beracun WMP 11 tentang Limbah Bahan Kimia B3 Limbah benda tajam jarum suntik, skapel, pisau bedah, dll. Infeksius WMP 10 tentang Limbah Klinis Limbah perkantoran household, battery bekas, lampu TL bekas, toner bekas Beracun WMP 13 tentang Limbah B3 Lainnya Limbah kaleng bertekanan Beracun WMP 12 tentang Kemasan Bekas Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut mengenai jenis dan karakteristik limbah klinis. 10.4.1. PENYIMPANAN LIMBAH KLINIS 10.4.1.1. Limbah klinis memiliki karakteristik infeksius dan memiliki kode limbah A337-1. 10.4.1.2. Gunakan APD yang diwajibkan sebelum menangani penyimpanan limbah klinis. 10.4.1.3. Pisahkan tempat sampah limbah klinis dengan tempat sampah limbah non B3 maupun limbah B3 lainnya. 10.4.1.4. Limbah harus ditempatkan dalam wadah sesuai dengan jenis dan karakteristik limbah. Tempatkan limbah klinis tajam (misal: jarum suntik) pada wadah yang dirancang khusus untuk menyimpan limbah klinis tajam. 10.4.1.5. Bungkus limbah infeksius dengan kantong kedap. Ikat dengan membentuk model ikatan kepang tunggal. Dilarang mengikat dengan model ikatan “telinga kelinci” atau dengan selotipe. Pastikan kantong kedap dalam kondisi baik dan tidak bocor. X Contoh bentuk ikatan kepang tunggal Contoh bentuk ikatan “telinga kelinci” dan ikatan dengan selotipe yang DILARANG untuk digunakan
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 60 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 60 10.4.1.6. Masukkan kantong limbah infeksius ke dalam kemasan kardus, tutup kardus dengan rapat, segel, dan lengkapi dengan simbol dan label. 10.4.1.7. Dilarang melakukan pemadatan atau penekanan limbah dalam wadah atau kantong limbah dengan alasan apapun. 10.4.1.8. Kirim limbah klinis yang telah tersegel ke TPS limbah B3. 10.4.1.9. Pastikan TPS limbah B3 selalu tertutup dan terkunci. 10.4.1.10. Catat setiap limbah B3 yang ditimbulkan ke dalam format logbook dan masukkan dalam format neraca limbah B3. 10.4.1.11. Lakukan pengiriman limbah klinis secara rutin ke incinerator untuk menghindari penumpukan limbah klinis di lokasi TPS limbah B3 dan potensi melebihi batas waktu penyimpanan. 10.4.1.12. Dalam hal incinerator tidak beroperasi maka limbah klinis disimpan ke dalam container freezer yang merupakan bagian dari TPS limbah klinis. Tata cara penyimpanan di dalam container freezer mengacu pada Work Instruction ENV_HSE_ENV_MSE2.06_DOC_WINi_098 10.4.2. PENGIRIMAN LIMBAH KLINIS 10.4.2.1. Gunakan APD yang diwajibkan. 10.4.2.2. Periksa kemasan tersegel yang digunakan untuk menyimpan limbah klinis. Pastikan tidak ada indikasi kebocoran pada kemasan limbah klinis. 10.4.2.3. Bila ternyata ada indikasi kebocoran, minta petugas TPS limbah B3 untuk melakukan perbaikan dengan cara melapisi kemasan yang bocor dengan kantong plastik, ikat sesuai dengan poin 10.4.1.6. 10.4.2.4. Masukkan limbah klinis ke dalam mobil pengangkut dan susun dengan rapi. 10.4.2.5. Isi dan lengkapi dokumen internal limbah B3 untuk pengangkutan limbah B3 (ENV_KPC_ENV_ MSE2.06_DOC_FRMb_002- lihat WMP 15). 10.4.2.6. Simpan dokumen internal yang telah ditandatangani penerima limbah (petugas insinerator/ TPS limbah B3) sebagai bukti serah-terima limbah B3. 10.4.3. PENGOLAHAN LIMBAH KLINIS Pengolahan limbah klinis dilakukan secara termal dengan menggunakan insinerator berizin. Kegiatan insinerator dilakukan sesuai prosedur operasional incinerator yang merujuk pada izin pengolahan limbah B3. 10.5. DOKUMEN TERKAIT 10.5.1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.56/MenlhkSetjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 10.5.2. Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya No. S.456/PSLB3/VPLB3/PLB.3/09/2021 perihal Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3 PT Kaltim Prima Coal. 10.5.3. Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Bahan Beracun Berbahaya S.381/ PSLB3/PLB3/PLB.3/6/2022 perihal Surat Kelayakan Operasional di bidang Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3Dengan Cara Termal Menggunakan Insinerator dan Demgam Cara Lain Menggunakan Fasilitas Bioremediasi PT Kaltim Prima Coal 10.5.4. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC. 10.5.5. WMP 5 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
61 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 61 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 10.5.6. WMP 14 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 10.5.7. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 10.5.8. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 : Formulir Internal Dokumen Limbah B3
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 62 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 62 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 11 PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN 11.1. KAPAN DIGUNAKAN Digunakan pada saat suatu limbah bahan kimia berbahaya dan beracun ditimbulkan dari suatu kegiatan/ aktivitas. 11.2. TUJUAN Memastikan agar limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 11.3. TANGGUNG JAWAB 11.3.1. SUPERINTENDENT AREA / KONTRAKTOR PENGHASIL LIMBAH 11.3.1.1. Melakukan identifikasi potensi timbulan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun di area kerjanya. 11.3.1.2. Memastikan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang ditimbulkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. 11.3.1.3. Menyediakan wadah untuk pengumpulan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun di area kerjanya, dan memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya). 11.3.1.4. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang ditimbulkan di area kerjanya. 11.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun di area kerjanya. 11.3.1.6. Menyediakan sarana transportasi pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah B3 tersebut tetap melekat pada penghasil limbah B3 (polluter pays principle). 11.3.1.7. Memastikan petugas pengelola limbah bahan kimia berbahaya dan beracun di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 11.3.1.8. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang ditimbulkan di area kerjanya 11.3.1.9. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 11.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN 11.3.2.1. Penanggungjawab TPS limbah bahan kimia berbahaya dan beracun adalah Superintendent -Operational Store 11.3.2.2. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 11.3.2.3. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 memahami cara penanganan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai. 11.3.2.4. Memastikan pengemasan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/pengelola/pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar.
63 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 63 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 11.3.2.5. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah bahan kimia berbahaya dan beracun yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan. 11.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 11.3.3.1. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah kimia dilakukan dengan benar. 11.3.3.2. Melaporkan jumlah limbah kimia yang ditimbulkan, disimpan, dan dikirim ke pihak ketiga berizin setiap bulannya 11.3.3.3. Melakukan koordinasi pelaksanaan tanggap darurat bila terjadi insiden lingkungan yang terkait 11.3.3.4. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/ kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan limbah kimia yang ditimbulkan di area tersebut 11.3.3.5. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah kimia bila diperlukan. 11.4. PROSEDUR Setiap bahan kimia yang digunakan memiliki potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan sehingga perlu diidentifikasi dan dikendalikan sejak awal. KPC memiliki sistem persetujuan penggunaan bahan kimia (Chemical Approval System – CAPPS) untuk mengendalikan potensi bahaya yang meliputi aspek keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan penanganan keadaan darurat. Bahan kimia hanya dapat digunakan jika sudah mendapatkan persetujuan penggunaan bahan kimia. Setiap bahan kimia yang termasuk dalam kategori B3 berpotensi menjadi limbah bahan kimia berbahaya dan beracun. Limbah bahan kimia berbahaya dan beracun terbagi atas sisa limbah bahan kimia berbahaya dan beracun, material terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun, serta bahan kimia berbahaya dan beracun kedaluwarsa/tidak habis pakai/tidak bisa dipakai. 11.4.1. SISA LIMBAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN 11.4.1.1. Pastikan dilakukan pengendalian potensi bahaya dari sisa limbah bahan kimia berbahaya dan beracun merujuk pada SDS dan rekomendasi persetujuan penggunaan bahan kimia. 11.4.1.2. Tampung sisa limbah bahan kimia berbahaya dan beracun pada wadah khusus yang sesuai dengan karakteristiknya dan tempatkan pada TPS Antara. Lengkapi wadah limbah kimia dengan label, simbol, dan kode limbah yang sesuai. 11.4.1.3. Bangunan TPS Antara limbah bahan kimia berbahaya dan beracun harus terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung, dilengkapi dengan ventilasi dan tanggul pengaman tanpa valve keluaran, serta dilengkapi simbol yang sesuai. Antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat batas pemisah/tanggul untuk menghindari tercampurnya atau masuknya tumpahan limbah B3 ke bagian penyimpanan limbah B3 lainnya. 11.4.1.4. Lakukan pemeriksaan berkala pada TPS Antara. Pastikan tidak ada kemasan limbah yang bocor. Bila ditemukan kebocoran dan/atau kemasan pecah, tuang/pindahkan sisa limbah bahan kimia yang masih tertinggal di dalam kemasan ke dalam kemasan pengganti. Cairan limbah bahan kimia yang terkumpul di bak penampung dipindahkan ke dalam kemasan pengganti. 11.4.1.5. Hindari pencampuran bahan kimia yang tidak saling cocok dan/atau saling bereaksi. 11.4.1.6. Penyimpanan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 11.4.1.7. Kirim limbah bahan kimia berbahaya dan beracun ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 11.4.1.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 64 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 64 11.4.2. MATERIAL TERKONTAMINASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN 11.4.2.1. Material yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai limbah B3. Material ini dapat berupa kemasan bekas bahan kimia berbahaya dan beracun, kain penyerap, maupun material lain yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun tersebut. 11.4.2.2. Kemasan bekas bahan kimia berbahaya dan beracun termasuk limbah B3 kategori kemasan bekas B3 dan prosedur pengelolaannya diatur pada WMP 12 Buku Pedoman Pengelolaan Limbah tentang Pengelolaan Kemasan Bekas. 11.4.2.3. Tempatkan limbah terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun dalam tempat sampah khusus dan lengkapi dengan label, simbol serta kode limbah. Hindari penempatan limbah yang tidak saling cocok. 11.4.2.4. Tempatkan limbah yang telah dikemas ke dalam bangunan TPS Antara. Lakukan pemeriksaan berkala pada TPS Antara untuk memastikan tidak ada kemasan limbah yang bocor. 11.4.2.5. Penyimpanan limbah material terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 11.4.2.6. Kirim limbah material terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan beracun ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 11.4.2.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut 11.4.3. BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN KEDALUWARSA/TIDAK HABIS PAKAI/TIDAK BISA DIPAKAI 11.4.3.1. Simpan bahan kimia B3 kedaluwarsa/tidak habis pakai/tidak bisa dipakai dalam kemasan aslinya sendiri, tutup rapat, segel bila memungkinkan, dan lengkapi dengan label, simbol, dan kode limbah yang sesuai. Pastikan kemasan dalam kondisi baik dan tidak bocor dan tempatkan kemasan pada bangunan TPS Antara. 11.4.3.2. Lakukan pemeriksaan berkala pada TPS Antara. Pastikan tidak ada kemasan limbah yang bocor. Bila ditemukan kebocoran dan/atau kemasan pecah, tuang/pindahkan sisa bahan kimia yang masih tertinggal di dalam kemasan ke dalam kemasan pengganti. Cairan bahan kimia yang terkumpul di bak penampung dipindahkan ke dalam kemasan pengganti. 11.4.3.3. Hindari pencampuran bahan kimia yang tidak saling cocok dan/ atau saling bereaksi. 11.4.3.4. Penyimpanan bahan kimia B3 kedaluwarsa/tidak habis pakai/tidak bisa dipakai di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 11.4.3.5. Kirim bahan kimia B3 kedaluwarsa/tidak habis pakai/tidak bisa dipakai ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 11.4.3.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 11.5. DOKUMEN TERKAIT 11.5.1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
65 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 65 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 11.5.2. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 11.5.3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). 11.5.4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 11.5.5. Peraturan Menteri Keuangan 107/PMK.06/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri No. 67/PMK.06/2012 Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Perjanjian Kerjasama/ Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara11.5.6. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 11.5.6. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC 11.5.7. WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 11.5.8. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 11.5.9. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 Formulir Internal Dokumen Limbah B3 11.5.10. HSE_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_027 Persetujuan Penggunaan Bahan Kimia
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 66 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 66 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 12 PENGELOLAAN LIMBAH KEMASAN BEKAS 12.1. KAPAN DIGUNAKAN Digunakan pada saat limbah kemasan bekas ditimbulkan dari suatu kegiatan 12.2. TUJUAN Memastikan agar limbah kemasan bekas yang dihasilkan oleh KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 12.3. TANGGUNG JAWAB 12.3.1. SUPERINTENDENT AREA / PENGHASIL LIMBAH 12.3.1.1. Melakukan identifikasi potensi timbulan limbah kemasan bekas di area kerjanya. 12.3.1.2. Melakukan upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) pada limbah kemasan non B3 sebelum dibuang ke TPA. 12.3.1.3. Memastikan limbah kemasan bekas di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku 12.3.1.4. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk limbah kemasan B3 yang ditimbulkan di area kerjanya. 12.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah kemasan B3 di area kerjanya. 12.3.1.6. Menyediakan sarana transportasi pengangkutan limbah kemasan bekas B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah kemasan B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah kemasan B3 tetap melekat pada penghasil kemasan bekas B3 (polluter pays principle). 12.3.1.7. Memastikan petugas pengelola limbah kemasan bekas di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 12.3.1.8. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk limbah kemasan yang ditimbulkan di area kerjanya. 12.3.1.9. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 12.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH KEMASAN BEKAS B3 12.3.2.1. Penanggungjawab TPS limbah kemasan B3 di wilayah operasional Sangatta adalah Superintendent Operational Store, sedangkan untuk wilayah operasional Bengalon adalah Site Manager PT. Darma Henwa. 12.3.2.2. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 12.3.2.3. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 telah mendapat pelatihan yang sesuai. 12.3.2.4. Memastikan penyimpanan limbah kemasan B3 di TPS limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan 90 hari. 12.3.2.5. Memastikan pengemasan limbah kemasan B3 yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/ pengelola/pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar.
67 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 67 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 12.3.2.6. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3 limbah kemasan B3. 12.3.2.7. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah kemasan B3 yang dikelola dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support). 12.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 12.3.3.1. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah kemasan bekas dilakukan dengan benar. 12.3.3.2. Mendorong upaya pengurangan timbulan limbah kemasan bekas dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku serta aspek operasional perusahaan. 12.3.3.3. Melaporkan jumlah limbah kemasan B3 yang ditimbulkan, disimpan, dimanfaatkan, dan dikirim ke pihak ketiga berizin setiap bulannya. 12.3.3.4. Melakukan koordinasi pelaksanaan tanggap darurat bila terjadi insiden lingkungan yang terkait 12.3.3.5. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/ kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan limbah kemasan non-B3 maupun limbah kemasan B3 yang ditimbulkan di area tersebut. 12.3.3.6. Memberikan pelatihan mengenai prosedur ini bila diperlukan. 12.4. KLASIFIKASI KEMASAN BEKAS Penanganan kemasan bekas di KPC terdiri atas: a. Penanganan Kemasan Bekas B3 Penetapan kemasan bekas sebagai kemasan bekas B3 dapat dilihat dari PP. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 maupun keterangan dari SDS serta simbol B3 yang terdapat pada suatu kemasan. Seluruh kemasan B3 yang terdaftar di PP. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 akan menjadi limbah kemasan B3. Limbah kemasan bekas B3 memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B104d. b. Penanganan Kemasan Bekas Non-B3 Kemasan bekas yang tidak diatur dalam PP 74 tahun 2001 maupun tidak dikategorikan sebagai bahan B3 sesuai SDS serta tidak dilengkapi simbol B3 dari pabrik, tidak termasuk bahan B3 dan dikelola sebagai kemasan bekas non B3 Kemasan bekas non B3 yang digunakan sebagai wadah limbah B3 maka dikategorikan sebagai limbah B3 dan dikelola sesuai aturan yang berlaku. 12.5. PROSEDUR 12.5.1. PENANGANAN KEMASAN BEKAS B3 12.5.1.1. Pastikan tidak ada sisa produk yang terdapat dalam kemasan bekas B3. Sisa produk harus dikelola sebagai bahan kimia berbahaya dan beracun mengacu pada WMP 11.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 68 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 68 12.5.1.2. Ketentuan pengelolaan kemasan bekas B3 adalah sebagai berikut: Limbah kemasan logam (drum, kaleng, dll.) Limbah botol kaca Limbah kemasan plastik (drum, IBC, jerrycan, dll.) Limbah kemasan tabung bertekanan (kemasan freon, acetilen, dll.) a. pastikan wadah pembuangan limbah kemasan logam tidak tercampur dengan limbah logam non B3. b. lakukan pengepressan untuk menghemat ruang saat pengemasan. c. khusus untuk kemasan kaleng bertekanan pastikan telah dilubangi sebelum dibuang a. limbah botol kaca dapat digunakan berulang selama kondisinya baik b. limbah botol kaca yang tidak dapat digunakan lagi dikelola sebagai limbah B3 c. botol kaca dapat dipecah untuk menghemat ruang saat pengemasan a. limbah kemasan bekas B3 yang berbentuk drum/ IBC/ jerrycan dapat dimanfaatkan kembali sebagai kemasan limbah B3 lain selama kondisinya baik sesuai dengan poin 5.4.2 tentang Kemasan Limbah B3. b. lakukan pemotongan untuk menghemat ruang saat pengemasan. a. kemasan bekas freon yang tidak terdaftar dalam PP 74/2001 dikelola mengacu pada WMP 3 tentang Pengelolaan Limbah Logam non B3. Sedangkan kemasan bekas freon yang terdaftar dalam PP 74/2001 dikelola mengacu pada WMP 12 ini. b. dilarang melepas semua jenis gas freon yang masih tersisa di dalam tabung ke udara. c. limbah kemasan tabung freon yang masuk dalam kategori B3 dapat dipotong untuk menghemat ruang saat pengemasan. Selanjutnya limbah dikelola bersama dengan limbah kemasan logam pada poin 12.5.2 d. kemasan bekas asetilen dapat digunakan kembali untuk diisi ulang dengan produk asetilen selama kemasan tersebut masih dalam kondisi baik. 12.5.1.3. Siapkan wadah untuk limbah kemasan bekas B3 dan pastikan wadah yang digunakan dalam kondisi baik sesuai dengan poin 5.4.2 tentang Kemasan Limbah B3. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah kemasan bekas B3 mengacu pada WMP 5. 12.5.1.4. Bangunan TPS Antara limbah kemasan bekas B3 harus terlindung dari masuknya air hujan secara langsung maupun tidak langsung, dilengkapi dengan ventilasi dan tanggul pengaman tanpa valve keluaran, serta dilengkapi simbol yang sesuai. 12.5.1.5. Penyimpanan limbah kemasan bekas B3 di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 12.5.1.6. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3, pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 12.5.1.7. Kirim limbah kemasan bekas B3 ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS berizin harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 12.5.1.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 12.5.2. PENANGANAN KEMASAN BEKAS NON B3 12.5.2.1. Pastikan tidak ada sisa produk yang terdapat dalam kemasan bekas non B3. 12.5.2.2. Siapkan wadah untuk limbah kemasan bekas non B3 dan pastikan wadah yang digunakan dalam kondisi baik sesuai dengan WMP 1 tentang Pengelolaan Limbah Non B3. 12.5.2.3. Kemasan bekas non B3 seperti IBC, drum, jerrycan, dll. dapat dimanfaatkan sebagai kemasan limbah B3 maupun limbah non B3 lainnya. Kemasan bekas non B3 yang tidak dapat dimanfaatkan dikelola sebagai sampah umum mengacu pada WMP 2 tentang Pengelolaan Limbah Domestik Padat. 12.5.2.4. Khusus kemasan oli ataupun grease yang tidak termasuk dalam kategori B3 sesuai SDS, harus dibersihkan terlebih dahulu sisa oli ataupun grease yang masih menempel pada dinding drum
69 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 69 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 dengan cara meniriskan ataupun mengelap drum, dan kemudian mencucinya menggunakan sabun oli (degreaser) sebelum dimanfaatkan. 12.5.2.5. Kemasan bekas non B3 yang telah digunakan sebagai kemasan limbah B3 maka termasuk limbah B3 dan pengelolaannya mengacu pada poin 12.5.1. 12.5.2.6. Pemanfaatan kemasan bekas non B3 di luar area KPC harus dengan persetujuan Manager Lingkungan yang merujuk pada SOP Pengeluaran Kemasan Bekas. 12.6. DOKUMEN TERKAIT 12.6.1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan DAN Pengelolaan Lingkungan Hidup 12.6.2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 12.6.3. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC 12.6.4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 12.6.5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun 12.6.6. WMP 1 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Non B3 12.6.7. WMP 2 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Domestik Padat / Sampah. 12.6.8. WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 12.6.9. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 12.6.9. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 Formulir Internal Dokumen Limbah B3 12.6.10. ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_010 SOP Penanganan Drum Kemasan Bekas
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 70 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 70 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 13 PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LAINNYA 13.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat ada limbah B3 lainnya (selain yang sudah dibahas pada WMP 7 hingga WMP 12) yang dihasilkan dari suatu kegiatan. 13.2. TUJUAN Memastikan agar semua limbah B3 lainnya yang dihasilkan oleh KPC dan kontraktor dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 13.3. TANGGUNG JAWAB 13.3.1. SUPERINTENDENT AREA / KONTRAKTOR PENGHASIL LIMBAH 13.3.1.1. Melakukan identifikasi atas jenis dan potensi timbulan limbah B3 di area kerjanya. 13.3.1.2. Menyediakan wadah untuk pengumpulan limbah B3 di area kerjanya dan memastikan kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku (warna, penamaan, simbol, dan tanda-tanda keselamatan lainnya) 13.3.1.3. Memastikan limbah B3 yang dihasilkan di area kerjanya dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. 13.3.1.4. Menyediakan TPS Antara yang memenuhi ketentuan untuk limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya. 13.3.1.5. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah B3 di area kerjanya. 13.3.1.6. Memastikan semua limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya dikirim ke TPS limbah B3. 13.3.1.7. Memastikan semua pengiriman limbah B3 dilengkapi dengan dokumen internal limbah B3 dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar. 13.3.1.8. Menyediakan sarana pengangkutan limbah B3 ke TPS limbah B3. Apabila pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak lain, maka tanggung jawab pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon tetap melekat pada penghasil limbah terkontaminasi hidrokarbon (polluter pays principle). 13.3.1.9. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah B3 yang ditimbulkan di area kerjanya. 13.3.1.10. Memastikan petugas pengelola limbah B3 di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai. 13.3.1.11. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 13.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LAINNYA 13.3.2.1. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 13.3.2.2. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap TPS limbah B3 memahami cara pengelolaan limbah B3 yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai. 13.3.2.3. Memastikan penyimpanan limbah B3 di TPS limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan. 13.3.2.4. Memastikan pengemasan limbah B3 yang akan dikirim ke pihak ketiga (pengumpul/pengelola/
71 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 71 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 pemanfaat limbah B3) yang berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar. 13.3.2.5. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3. 13.3.2.6. Memastikan limbah B3 yang terkumpul hanya dikirimkan ke pihak ketiga berizin yang disetujui. 13.3.2.7. Memastikan dilakukannya pencatatan harian dalam format logbook dan neraca limbah B3 untuk setiap limbah B3 yang dikelola dilakukan dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) 13.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 13.3.3.1. Menetapkan lokasi yang memenuhi ketentuan peraturan perundangan untuk tempat penyimpanan, pengolahan, maupun pemanfaatan limbah B3. 13.3.3.2. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan pengumpulan, penanganan, dan pengangkutan limbah B3 lainnya dilakukan dengan benar. 13.3.3.3. Memastikan semua limbah B3 dikelola dengan benar sesuai dengan tujuan akhirnya (pemanfaatan di lokasi KPC atau dikirim ke pihak ketiga yang berizin yang disetujui). 13.3.3.4. Memberikan saran teknis kepada Superintendent Area/ kontraktor penghasil limbah terkait pengelolaan limbah B3 lainnya yang ditimbulkan di area tersebut. 13.3.3.5. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah B3 bila diperlukan. 13.4. PROSEDUR 13.4.1. LIMBAH TONER/CARTRIDGE DARI PRINTER DAN MESIN FOTOKOPI 13.4.1.1. Limbah toner dari printer dan mesin fotokopi digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B353-1. 13.4.1.2. Limbah cartridge tinta printer digolongkan sebagai limbah B3 dengan kode limbah B321-4. 13.4.1.3. Limbah toner/cartridge dari printer dan mesin fotokopi memiliki karakteristik beracun 13.4.1.4. Apabila memungkinkan limbah toner/cartridge dari printer dan mesin fotocopy dikembalikan kepada penyedia barang (supplier) sebagai upaya pengurangan limbah (Extended Producer Responsibility). 13.4.1.5. Limbah toner yang tidak dapat dikembalikan kepada supplier harus ditempatkan dalam wadah khusus untuk limbah toner/cartridge. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah toner/cartridge mengacu pada WMP 5. 13.4.1.6. Pastikan wadah penyimpanan selalu dalam kondisi kering dan tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.1.7. Penyimpanan limbah toner/cartridge di TPS Antara tidak boleh melebihi batas waktu 14 hari. 13.4.1.8. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.1.9. Kirim limbah toner/cartridge ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 72 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 72 TPS berizin harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 13.4.1.10. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.2. LIMBAH HOUSEHOLD BATTERY 13.4.2.1. Limbah household battery digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B326-1. 13.4.2.2. Limbah household battery harus ditempatkan dalam wadah khusus untuk limbah household battery. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah household battery mengacu pada WMP 5. 13.4.2.3. Pastikan wadah penyimpanan selalu dalam kondisi kering dan tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.2.4. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.2.5. Kirim limbah household battery ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS berizin harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 13.4.2.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.3. LIMBAH RESIDU CAT 13.4.3.1. Limbah cat yang berupa sisa atau residu cat digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B355-1. 13.4.3.2. Limbah residu cat harus ditempatkan dalam wadah khusus untuk limbah cat. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah residu cat mengacu pada WMP 5. 13.4.3.3. Limbah residu cat harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat, akan lebih baik bila menggunakan wadah/kaleng aslinya. 13.4.3.4. Pastikan wadah penyimpanan selalu tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.3.5. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.3.6. Kirim limbah residu cat ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 13.4.3.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut.
73 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 73 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 13.4.4. PELARUT, PEREKAT, PERNIS, DAN ZAT PEMBERSIH OLI 13.4.4.1. Limbah dan/atau residu pelarut, perekat, pernis, dan zat pembersih oli digolongkan sebagai limbah B3. Pengecualian dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil persetujuan penggunaan bahan kimia, bahan tersebut tidak dinyatakan sebagai B3. 13.4.4.2. Simpan pelarut, perekat, pernis, dan zat pembersih oli yang tidak dipergunakan lagi atau telah kedaluwarsa dalam kontainer aslinya, tutup rapat, segel bila memungkinkan, serta pasang label dan simbol yang sesuai. 13.4.4.3. Hindari pencampuran bahan kimia yang tidak saling cocok dan/atau saling bereaksi. 13.4.4.4. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.4.5. Kirim limbah residu pelarut, perekat, pernis, dan zat pembersih oli digolongkan sebagai limbah B3 ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 13.4.4.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.5. ABU INSINERATOR 13.4.5.1. Abu insinerator digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah A347-1. 13.4.5.2. Kemas abu insinerator menggunakan drum yang dilengkapi dengan tutup yang sesuai, tidak bocor/ berlubang, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label, simbol, dan kode limbah. 13.4.5.3. Pastikan kemasan limbah abu insinerator selalu tertutup rapat dan terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.5.4. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.5.5. Kirim limbah abu insinerator ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 13.4.5.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.6. LIMBAH LAMPU TL 13.4.6.1. Limbah lampu TL digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B107d. 13.4.6.2. Limbah lampu TL harus dibuang dalam wadah khusus. Wadah harus dalam keadaan baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah residu cat Lampu TL mengacu pada WMP 5. 13.4.6.3. Pastikan wadah penyimpanan selalu tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang terlindung
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 74 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 74 dari air (termasuk air hujan) 13.4.6.4. Pastikan limbah lampu TL yang akan dikelola dalam kondisi utuh, kering dan tidak pecah. 13.4.6.5. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.6.6. Kirim limbah lampu TL ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 13.4.6.7. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.7. LIMBAH ELEKTRONIK 13.4.7.1. Limbah elektronik (termasuk PCB) digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah B107d. 13.4.7.2. Limbah elektronik harus ditempatkan dalam wadah khusus untuk limbah elektronik. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol, dan kode limbah. 13.4.7.3. Pastikan wadah penyimpanan selalu tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.7.4. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.7.5. Kirim limbah elektronik ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 13.4.7.6. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.8. GAS REFRIGERANT 13.4.8.1. Gas refrigerant berbahan dasar CFC/HCFC merupakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut PP 74/2001 yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon (Ozon Depletion Potential). Gas refrigerant yang tidak tercantum dalam PP 74/2001 tidak termasuk B3 namun dapat menyebabkan efek rumah kaca (Global Warming Potential). 13.4.8.2. Semua jenis gas refrigerant tidak boleh dilepaskan ke lingkungan, oleh karena itu setiap akan melakukan pembongkaran komponen pendingin maka gas refrigerant yang ada di dalam sistem pendingin harus dipindahkan ke tabung penampung. 13.4.8.3. Gas refrigerant yang terkumpul dalam tabung penampung harus dikirim kembali ke supplier asal untuk dikelola lebih lanjut. 13.4.8.4. Setiap pengiriman gas refrigerant ke supplier asal harus dicatat dan didokumentasikan. 13.4.8.5. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut.
75 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 75 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 13.4.9. ASBES 13.4.9.1. Penggunaan material asbes pada konstruksi bangunan dan lainnya harus diupayakan untuk dihindari. 13.4.9.2. Limbah asbes digolongkan sebagai limbah B3 yang memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah A103d. 13.4.9.3. Identifikasi dan penanganan limbah asbes harus berkoordinasi dengan Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) dan Superintendent Occupational Health KPC, misalnya saat pembongkaran bangunan, dll. 13.4.9.4. Limbah asbes dengan volume kecil seperti pelindung panas berbahan asbes, harus ditempatkan dalam wadah terpisah. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol limbah B3. 13.4.9.5. Saat menangani limbah asbes selalu pastikan penanganan dalam kondisi basah untuk menghindari terbangnya serat asbes. 13.4.9.6. Sebelum dikirim ke TPS limbah B3 pastikan kemasan yang digunakan dalam kondisi baik, diberi simbol dan label yang mengacu pada WMP 5. 13.4.9.7. Kirim limbah asbes ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen internal yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3 13.4.9.8. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.10. PENGELOLAAN LIMBAH YANG MENGANDUNG SENYAWA POLYCHLORINATED BIPHENYLS (PCBS) 13.4.10.1. Limbah oli transformer (minyak dielektrik) digolongkan sebagai limbah B3 yang mengandung senyawa polychlorinated biphenyls (PCB) dan memiliki karakteristik beracun dengan kode limbah A101d 13.4.10.2. Siapkan drum khusus untuk pengumpulan limbah oli transformer (minyak dielektrik) di setiap lokasi yang menghasilkan limbah oli transformer, dilengkapi dengan tutup yang sesuai. 13.4.10.3. Hindari pencampuran limbah oli transformer (minyak dielektrik) dengan jenis oli lainnya. 13.4.10.4. Hindari terjadinya tumpahan pada saat pengisian maupun penyimpanan limbah oli transformer (minyak dielektrik). 13.4.10.5. Limbah oli transformer (minyak dielektrik) harus ditempatkan dalam wadah khusus untuk limbah oli transformer. Wadah harus dalam kondisi baik, tidak bocor/berlubang, dilengkapi dengan tutup yang sesuai, dan bagian luar wadah harus dilengkapi dengan label dan simbol. Standar pewarnaan dan pemberian simbol wadah limbah oli transformer mengacu pada WMP 5. 13.4.10.6. Pastikan wadah penyimpanan selalu tertutup rapat, serta disimpan pada TPS Antara yang terlindung dari air (termasuk air hujan). 13.4.10.7. Bersihkan segala tumpahan limbah oli transformer mengacu pada HMP 7 Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 76 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 76 13.4.10.8. Kumpulkan setiap bahan yang tercemar oli transformer sebagai limbah B3 yang mengandung senyawa polychlorinated biphenyls (PCBs) dalam wadah khusus dilengkapi dengan symbol dan label limbah B3. Pengelolaan bahan yang tercemar oli transformer maupun limbah tanah yang terkontaminasi oli transformer dikirim ke pihak ketiga berizin melalui TPS. 13.4.10.9. Kirim limbah oli transformer dan bahan yang terkontaminasi oli transformer ke TPS limbah B3 dengan menyertakan dokumen internal limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah B3. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 13.4.10.10.Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.11. LIMBAH RADIOAKTIF Limbah radioaktif termasuk ke dalam limbah B3. Limbah radioaktif harus dikelola oleh secara khusus. Departemen yang menggunakan radioaktif harus melakukan identifikasi terhadap potensi timbulan limbah radioaktif yang ada di areanya dan menghubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penjelasan lebih lanjut. 13.4.12. LIMBAH B3 LAIN YANG BARU TERIDENTIFIKASI 13.4.12.1. Selain limbah B3 yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimungkinkan adanya timbulan limbah B3 baru karena perubahan metode kerja, penggunaan bahan, dan perubahan peraturan pemerintah. 13.4.12.2. Hubungi Superintendent Lingkungan KPC (Site Support) untuk penetapan jenis limbah B3 baru dan pengelolaannya. 13.5. DOKUMEN TERKAIT 13.5.1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 13.5.2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 13.5.3. Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC 13.5.4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.29 Tahun 2020 pengelolaan Polychlorinated Biphenyls (PCBs) 13.5.5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 13.5.6. WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 13.5.7. WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun 13.5.8. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 : Formulir Internal Dokumen Limbah B3.
77 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 77 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 14 PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 14.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat melakukan pengangkutan/pengiriman limbah B3 dari penghasil ke TPS limbah B3 maupun dari TPS limbah B3 kepada pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola/pemanfaat limbah B3 berizin yang disetujui. 14.2. TUJUAN 14.2.1 Memastikan pengangkutan limbah B3, baik di dalam lingkungan KPC maupun keluar area KPC, dilakukan secara aman sehingga resiko terjadinya pencemaran lingkungan dapat dihindari. 14.2.2 Memastikan dipenuhinya aturan yang berlaku, baik dari aspek lingkungan maupun tata cara pengangkutan limbah B3 menggunakan moda transportasi darat dan laut. 14.3. TANGGUNG JAWAB 14.3.1. SUPERINTENDENT AREA/KONTRAKTOR PENGHASIL 14.3.1.1. Memastikan pengangkutan limbah B3 dari area kerjanya telah dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur ini. 14.3.1.2. Memastikan ketersediaan APD yang sesuai untuk pengelolaan limbah B3 di area kerjanya. 14.3.1.3. Memastikan petugas pengelola limbah B3 di area kerjanya telah memahami prosedur ini, dan bila perlu diberikan pelatihan yang sesuai, termasuk pula untuk petugas/kontraktor/subkontraktor yang bertugas menangani pengangkutan limbah B3 dari area kerjanya ke TPS limbah B3. 14.3.1.4. Memastikan semua limbah B3 yang dihasilkan di area kerjanya diangkut ke TPS limbah B3. 14.3.1.5. Memastikan semua pengangkutan limbah B3 dilengkapi dengan dokumen internal limbah B3 dan dokumen tersebut didokumentasikan dengan benar. 14.3.1.6. Menyediakan alokasi dana untuk proses pengiriman dan pengelolaan lanjutan limbah B3. 14.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH B3 14.3.2.1. Mengelola TPS limbah B3 dan memastikan dilakukannya pemeriksaan rutin. 14.3.2.2. Memastikan kemasan limbah B3 yang diterima di TPS limbah B3 dalam kondisi baik sesuai dengan prosedur ini. 14.3.2.3. Memastikan dilakukannya pendokumentasian untuk setiap penerimaan maupun pengiriman limbah B3 yang dilakukan dan melaporkannya kepada Departemen Lingkungan KPC (seksi Site Support) setiap bulan. 14.3.2.4. Memastikan ketersediaan peralatan tanggap darurat di TPS limbah B3. 14.3.2.5. Memastikan penyimpanan limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan limbah B3. 14.3.2.6. Memastikan pengemasan limbah B3 yang akan dikirim ke (pengumpul/pengelola/pemanfaat limbah B3) berizin yang disetujui telah sesuai dengan tata cara pengemasan yang benar. 14.3.2.7. Memastikan setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap TPS limbah B3 telah mendapat pelatihan yang sesuai. 14.3.2.8. Memastikan setiap pengiriman limbah B3 hanya dilakukan oleh pengangkut limbah B3 yang memiliki izin pengangkutan limbah B3 yang masih berlaku dari Departemen Perhubungan atas rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta disetujui oleh
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 78 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 78 Departemen Lingkungan KPC. 14.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 14.3.3.1. Memastikan implementasi prosedur ini dilakukan dengan baik dan benar di semua area kerja, termasuk di area kontraktor. 14.3.3.2. Memastikan semua pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun limbah B3 telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis sebelum bekerjasama dengan KPC. 14.3.3.3. Memastikan pengiriman limbah B3 ke pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun limbah B3 hanya dilakukan setelah memiliki perjanjian kerjasama. 14.3.3.4. Memastikan setiap pengiriman limbah B3 hanya dilakukan oleh pengangkut limbah B3 yang memiliki izin pengangkutan limbah B3 yang masih berlaku dari Departemen Perhubungan atas rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta disetujui oleh Departemen Lingkungan KPC. 14.3.3.5. Melakukan pelacakan festronik dengan melihat secara online pada web festronik KLHK untuk memastikan limbah B3 telah diterima oleh pihak ketiga berizin yang disetujui. 14.3.3.6. Memastikan penyimpanan limbah B3 tidak melebihi batas waktu penyimpanan limbah B3. 14.3.3.7. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah B3 bila diperlukan. 14.4. PROSEDUR 14.4.1. PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI DALAM LINGKUNGAN KPC 14.4.1.1. Gunakan APD yang sesuai selama melakukan penanganan limbah B3. 14.4.1.2. Pastikan limbah yang akan diangkut telah dipisahkan dengan baik dan tidak tercampur dengan limbah lainnya, serta telah dikemas dengan benar (jenis kemasan disesuaikan dengan jenis limbah). 14.4.1.3. Periksa kondisi kemasan limbah B3 yang akan diangkut, pastikan semua kemasan dalam kondisi baik dan tidak terdapat kebocoran. Apabila ditemukan kemasan dalam kondisi rusak atau bocor segera perbaiki atau ganti kemasan dengan kemasan yang tidak rusak/bocor sebelum pengiriman dilakukan. 14.4.1.4. Pastikan semua tutup, klem, maupun valve dalam kondisi baik dan tertutup/terpasang dengan benar. 14.4.1.5. Pastikan semua kemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol dan label limbah B3 yang sesuai. 14.4.1.6. Siapkan peralatan keadaan darurat (spill kit) untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat tumpahan limbah B3. 14.4.1.7. Angkat dan masukkan limbah B3 yang telah dikemas ke dalam truk pengangkut dengan menggunakan alat bantu angkat yang sesuai (forklift, crane, dsb) untuk menghindari cidera pada pekerja dan kerusakan pada kemasan limbah ataupun terjatuhnya kemasan limbah yang dapat mengkibatkan tumpahnya limbah. 14.4.1.8. Susun limbah B3 dengan baik sehingga beban dapat terdistribusi secara proporsional pada sumbu-sumbu kendaraan. Pastikan muatan tidak melebihi batas maksimum beban. 14.4.1.9. Ikat kemasan limbah B3 dengan benar untuk menghindari terjatuh, terguling, dan/atau tercecer selama pengiriman. 14.4.1.10. Tutup pintu bak truk dengan benar agar muatan truk tidak jatuh ataupun tumpah. 14.4.1.11. Bila diperlukan, tutup muatan dengan menggunakan terpal untuk menghindari air hujan selama pengangkutan. Ikat terpal dengan kuat dan rapi. Limbah B3 yang dikirim dalam kemasan tangki
79 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 79 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 tidak perlu diberi pelindung air hujan. 14.4.1.12. Isi dan lengkapi dokumen internal untuk pengangkutan limbah B3 sesuai WMP 15 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 14.4.1.13. Pastikan jumlah limbah B3 yang dikirim sesuai dengan dokumen internal limbah B3 dan jumlah sisa limbah sesuai dengan logbook limbah B3. 14.4.1.14. Dokumen internal limbah B3 bukanlah pengganti gate pass. Apabila pengiriman ke TPS limbah B3 melewati pos security maka gate pass harus dibuat secara terpisah. 14.4.1.15. Dokumen internal limbah B3 yang telah ditandatangani petugas TPS limbah B3 harus disimpan sebagai bukti serah-terima limbah B3. 14.4.1.16. Lengkapi truk pengangkut limbah B3 dengan peralatan keadaan darurat (spill kit) untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan apabila terjadi tumpahan limbah B3. 14.4.1.17. Patuhi batas kecepatan maksimum truk sesuai dengan batas rambu kecepatan di jalan. 14.4.1.18. Truk pengangkut limbah B3 dilarang berhenti di sembarang tempat. Muatan hanya boleh dibongkar di lokasi tujuan. 14.4.1.19. Truk pengangkut limbah B3 dilarang mengangkut penumpang selain petugas. 14.4.2. PENERIMAAN LIMBAH DI TPS LIMBAH B3 ATAU FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI LOKASI KPC 14.4.2.1. Lokasi penerimaan limbah B3 di KPC adalah sebagai berikut. No. Jenis Limbah Kode Limbah TPS limbah B3 1. Oli bekas B105d TPS Lube Farm Murung/ TPS Bengalon 2. Grease bekas TPS Tanjung Bara Yard 2/ TPS Bengalon 3. Limbah elektronik B107d TPS Tanjung Bara Yard 2/ TPS Bengalon 4. Limbah lampu TL TPS Tanjung Bara Yard 2/ TPS Bengalon 5. Majun, filter, slang bekas beroli B110d TPS Sangatta North/ TPS Bengalon 6. Kemasan bekas B3 B104d TPS Tanjung Bara Yard 2/ TPS Bengalon 7. Baterai bekas (aki bekas) B355-2 TPS Tanjung Bara Yard 2/ TPS Bengalon 8. Toner bekas B321-4 TPS Tanjung Bara Yard 2 9. Cartridge bekas B321-4 TPS Tanjung Bara Yard 2 10. Limbah baterai kering B326-1 TPS Tanjung Bara Yard 2 11. Abu insinerator A347-1 TPS Tanjung Bara Yard 2 12. Sludge waste A331-2 TPS Tanjung Bara Yard 2 13. Limbah medis infeksius A337-1 TPS Limbah Klinis 14. Limbah peroksida (H2O2) A338-1 TPS M15 15. Sludge IPAL bengkel/ tanah terkontaminasi B323-5 Biological Treatment Unit (BTU) 16. Limbah B3 lainnya Lihat WMP 13 TPS Tanjung Bara Yard 2 14.4.2.2. Gunakan APD yang sesuai selama melakukan penanganan limbah B3. 14.4.2.3. Pastikan pengangkutan limbah B3 dilengkapi dengan dokumen internal limbah B3. 14.4.2.4. Petugas TPS limbah B3 berhak untuk menolak limbah B3 yang tidak dilengkapi dengan dokumen internal limbah B3. 14.4.2.5. Siapkan peralatan keadaan darurat (spill kit) untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat tumpahan limbah B3. 14.4.2.6. Turunkan kemasan dari truk dengan menggunakan alat bantu angkat yang sesuai (forklift,
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 80 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 80 crane, dsb) untuk menghindari kemungkinan terjadinya bocoran ataupun tumpahan limbah B3. 14.4.2.7. Periksa kondisi kemasan limbah B3, apabila kemasan limbah dalam kondisi bocor atau berpotensi bocor atau tidak dilengkapi dengan tutup yang sesuai maka kemasan harus diperbaiki oleh pengirim sebelum serah terima dilakukan. Apabila perbaikan tidak dapat dilakukan saat itu juga, maka limbah B3 harus dibawa kembali ke lokasi penghasil untuk perbaikan. 14.4.2.8. Periksa kesesuaian limbah yang diterima dengan dokumen internal limbah B3, apabila ada ketidaksesuaian jenis limbah maka limbah yang tidak sesuai harus langsung dikembalikan kepada pemilik limbah (ditolak). 14.4.2.9. Susun kemasan limbah B3 di tempat yang telah disiapkan. 14.4.2.10. Lengkapi dokumen internal limbah B3 dan kembalikan lembar asli dokumen tersebut ke penghasil limbah. 14.4.2.11. Simpan copy dokumen internal limbah B3 untuk dokumentasi. 14.4.3. PENGIRIMAN LIMBAH B3 KE PIHAK KETIGA YANG BERIZIN DAN DISETUJUI 14.4.3.1. Siapkan limbah B3 yang akan diangkut sesuai dengan rencana pengangkutan yang telah dibuat. 14.4.3.2. Pastikan kendaraan pengangkut yang akan memasuki area KPC dalam kondisi baik dan sesuai dengan persyaratan kelayakan kendaraan KPC. 14.4.3.3. Gunakan APD yang sesuai selama melakukan penanganan limbah B3. 14.4.3.4. Pastikan limbah B3 yang akan diangkut telah dikemas dengan benar, sesuaikan kemasan limbah B3 dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan. 14.4.3.5. Periksa kondisi kemasan limbah B3 yang akan diangkut, pastikan semua kemasan dalam kondisi baik dan tidak terdapat kebocoran. Apabila ditemukan kemasan dalam kondisi rusak atau bocor segera perbaiki atau ganti kemasan dengan kemasan yang tidak rusak/bocor sebelum pengiriman dilakukan. 14.4.3.6. Limbah B3 dalam kemasan drum harus diletakkan diatas palet dan diikat. 14.4.3.7. Pastikan semua kemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol dan label limbah B3 yang sesuai. 14.4.3.8. Siapkan peralatan keadaan darurat (spill kit) untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat tumpahan saat pemuatan limbah B3. 14.4.3.9. Pastikan nomor polisi truk yang digunakan sesuai dengan yang tercantum di dalam Kartu Pengawas dan izin pengangkutan limbah B3 dari Departemen Perhubungan. 14.4.3.10. Angkat dan masukkan limbah B3 yang telah dikemas ke dalam kontainer truk pengangkut dengan menggunakan alat bantu angkat yang sesuai (forklift, crane, dsb). Hal ini untuk menghindari cidera pada pekerja dan kerusakan pada kemasan limbah ataupun terjatuhnya kemasan limbah yang dapat mengkibatkan tumpahnya limbah. 14.4.3.11. Limbah B3 dalam kemasan tangki dapat langsung dimuat ke atas truk pengangkut. 14.4.3.12. Susun kemasan dengan baik sehingga beban dapat terdistribusi secara proporsional pada sumbu-sumbu kendaraan. Pastikan muatan limbah tidak bergeser atau berubah posisi selama perjalanan. 14.4.3.13. Pastikan muatan tidak melebihi kapasitas aman alat angkut, baik berat, volume, ataupun susunannya. 14.4.3.14. Pastikan truk pengangkut dilengkapi dengan simbol limbah B3 yang sesuai dengan limbah yang diangkut. 14.4.3.15. Pastikan truk memiliki sistem dan peralatan keadaan darurat (spill kit) seperti penyerap/ absorbent. 14.4.3.16. Lengkapi pengiriman limbah dengan dokumen limbah B3 (PERMENLHK P.6 Tahun 2021).
81 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 81 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 14.4.3.17. Lengkapi dokumen pengangkutan limbah B3 dengan gate pass untuk melewati pos security. 14.4.3.18. Pastikan jumlah limbah B3 yang dikirim sesuai dengan Manifest Elektronik (FESTRONIK) catatan pada dokumen limbah B3 dan jumlah sisa limbah pada tempat penyimpanan sesuai dengan (log book) limbah B3. 14.4.4. SISTEM TANGGAP DARURAT Lihat SOP tanggap darurat (HMP 7 dan KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures). 14.5. DOKUMEN TERKAIT 14.5.1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 14.5.2 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan DAN Pengelolaan Lingkungan Hidup 14.5.3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 14.5.4 Dokumen Rincian Teknis Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 – Terintegrasi Dengan Persetujuan Lingkungan PT KPC. 14.5.5 WMP 5 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 14.5.6 WMP 15 - Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengisian Dokumen Limbah Berbahaya dan Beracun. 14.5.7 HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon KPC tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon 14.5.8 KPC Environmental Emergency Management Plan. 14.5.9 KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures 14.5.10 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 Formulir Internal Dokumen Limbah B314.5.12
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 82 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 82 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 15 PENGISIAN DOKUMEN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 15.1. KAPAN DIGUNAKAN Digunakan saat akan melakukan pengiriman limbah B3 ke TPS limbah B3, fasilitas pengolahan limbah B3 (BTU dan insinerator) maupun pihak ketiga berizin. 15.2. TUJUAN Prosedur ini bertujuan agar pengisian dokumen limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan. 15.3. TANGGUNG JAWAB 15.3.1. SUPERINTENDENT AREA Memastikan karyawan di area kerjanya yang bertugas mengatur pengangkutan limbah B3 telah memahami prosedur pengisian dokumen limbah B3. 15.3.2. PENANGGUNGJAWAB TPS LIMBAH B3 15.3.2.1. Memastikan petugas TPS limbah B3 yang bertugas mengatur serah terima limbah B3 memahami prosedur pengisian dokumen limbah B3. 15.3.2.2. Membuat rencana pengangkutan limbah B3 dan diserahkan ke Departemen Lingkungan KPC. 15.3.3. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 15.3.3.1. Memastikan semua petugas (dari semua area kerja maupun kontraktor) yang bertugas melakukan serah terima limbah B3, baik antar Departemen maupun ke pengelola limbah B3 berizin dan disetujui, memahami dan dapat melakukan pengisian dokumen limbah dengan baik dan benar. 15.3.3.2. Membuat dokumentasi dokumen limbah B3. 15.3.3.3. Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga berizin dalam pembuatan Manifest Elektronik (festronik)
83 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 83 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 15.4. PROSEDUR 15.4.1. DOKUMEN INTERNAL KPC Bagian yang harus diisi oleh penghasil limbah: 15.4.1.1. Kolom Divisi/Departemen/Kontraktor diisi dengan nama Divisi dan Departemen KPC penghasil limbah, atau nama kontraktor penghasil limbah. 15.4.1.2. Kolom jenis limbah B3 diisi dengan nama limbah B3 yang akan diangkut (oli bekas / aki bekas / filter oil bekas / majun bekas / dsb). 15.4.1.3. Kolom berat/isi diisi dengan berat total atau volume total limbah B3 yang akan diangkut. 15.4.1.4. Kolom jumlah total kemasan diisi dengan jumlah kemasan dan nama kemasan yang digunakan (misal: 3 drum / 5 IBC / 1 skid tank). 15.4.1.5. Kolom lokasi pemuatan diisi dengan nama tempat dilakukannya pemuatan limbah. 15.4.1.6. Kolom tanggal diisi dengan tanggal saat dilakukan pemuatan. 15.4.1.7. Kolom tujuan pengangkutan diisi dengan nama tempat akan diturunkannya limbah B3 yang diangkut. (TPS Tanjung Bara/ TPS Sangatta North / dsb). 15.4.1.8. Kolom nomor telepon yang dapat dihubungi diisi dengan nomer telepon petugas/penanggung jawab pengiriman limbah (nomor telepon kantor dan ponsel). 15.4.1.9. Kolom cost code diisi dengan cost code pemilih limbah lengkap dengan cost element-nya. Cost code ini akan digunakan untuk melakukan backcharge biaya pengelolaan limbah B3 kepada pemilik limbah. Pengaturan backcharge akan dilakukan oleh Departemen KPC yang terkait (Departemen Store and Inventory Control KPC maupun Departemen Lingkungan KPC). 15.4.1.10. Kolom nama pengirim diisi dengan nama petugas/penanggung jawab pengiriman limbah tersebut. 15.4.1.11. Kolom nomor pengangkut diisi dengan nomor lambung kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah. 15.4.1.12. Kolom pemberi wewenang diisi dengan nama Manager/Superintendent/Pengawas Area yang memberikan tugas dilakukannya pengangkutan limbah B3 tersebut. 15.4.1.13. Kolom tanda tangan diisi dengan tanda tangan Manager/Superintendent /Pengawas Area pemberi wewenang.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 84 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 84 15.4.1.14. Bagian yang harus diisi oleh penerima limbah: 15.4.1.15. Kolom nama Departemen/kontraktor pengolah/pengumpul limbah diisi dengan nama Departemen/kontraktor penerima limbah. 15.4.1.16. Kolom tanggal diisi dengan tanggal diterimanya limbah. 15.4.1.17. Kolom jenis limbah B3 diisi dengan nama limbah B3 yang diterima (oli bekas / aki bekas / filter oli bekas / majun bekas / dsb). 15.4.1.18. Kolom jumlah total kemasan diisi dengan jumlah kemasan dan nama kemasan yang diterima (misal: 3 drum / 5 IBC / 1 skid tank). 15.4.1.19. Kolom berat/isi diisi dengan berat total atau volume total limbah B3 yang diterima. 15.4.1.20. Pilihan diterima atau ditolak diisi dengan cara melingkari pilihan yang sesuai (bila diterima maka yang dilingkari adalah diterima, demikian pula sebaliknya). 15.4.1.21. Kolom alasan penolakan hanya diisi bila kiriman limbah B3 ditolak. 15.4.1.22. Kolom tanda tangan diisi dengan tanda tangan petugas penerima dan dilengkapi dengan nama penerima. 15.4.1.23. Dokumen internal terdiri dari 2 (dua) lembar: lembar asli untuk penghasil limbah dan lembar copy untuk penerima limbah. 15.4.1.24. Khusus untuk Site Bengalon, pola serah terima limbah B3 sama dengan Site Sangatta namun dengan menggunakan format dokumen limbah B3 yang berbeda. 15.4.2. DOKUMEN LIMBAH/ MANIFEST ELEKTRONIK (FESTRONIK) DARI KLHK 15.2.2.1. Penanggungjawab TPS membuat rencana pengangkutan limbah B3 dan diserahkan ke Departemen Lingkungan paling lambat satu hari sebelum dilakukan pengangkutan limbah B3. 15.2.2.2. Dokumen pengangkutan limbah B3 dari KLHK berbentuk Manifest Elektronik (festronik) yang diisi secara online. 15.2.2.3. Pembuatan festronik rencana pengangkutan limbah B3 ke pihak pengangkut limbah B3 berizin dilakukan oleh Departemen Lingkungan. 15.2.2.4. Pengisian dokumen oleh pihak pengangkut Limbah B3. 15.2.2.5. Satu lembar dokumen hanya untuk satu jenis Limbah B3. 15.2.2.6. Dokumen festronik ini sah, diterbitkan secara elektronik melalui sistem Festronik KLHK sehingga tidak memerlukan cap dan tanda tangan basah.
85 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 85 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 15.2.2.7. Pengesahan (approval) elektronik oleh penanggung jawab di perusahaan Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, atau Pengolah Limbah B3. 15.3. DOKUMEN TERKAIT 15.3.2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 15.3.3. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 15.3.4. ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_FRMb_002 : Formulir Internal Dokumen Limbah B3.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 86 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 86 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 16 INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROKARBON & LIMBAH 16.1. KAPAN DIGUNAKAN Pada saat akan melakukan inspeksi baik yang terencana (INTERNA) atau tidak terencana (OSI) terhadap praktek pengelolaan hidrokarbon dan limbah di setiap unit kerja termasuk fasilitas pengelolaan limbah (TPA, TPS limbah B3, dan fasilitas pengolahan limbah B3). 16.2. TUJUAN 16.2.1. Melihat penerapan pengelolaan hidrokarbon dan pengelolaan limbah (baik limbah B3 maupun limbah non B3) pada suatu wilayah kerja, terkait dengan kesesuaian terhadap Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon dan Buku Pedoman Pengelolaan Limbah, perizinan yang diperoleh, serta peraturan perundangan yang berlaku. 16.2.2. Memastikan efektifitas dari pelaksanaan pengelolaan hidrokarbon dan pengelolaan limbah terkait implementasi program serta pencapaian target dan objektif yang ditetapkan di masingmasing unit kerja. 16.2.3. Sebagai bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan terhadap pengelolaan hidrokarbon dan limbah di area KPC. 16.3. TANGGUNG JAWAB 16.3.1. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN (SITE SUPPORT) 16.3.1.1. Membuat perencanaan INTERNA terkait dengan sumber daya, waktu pelaksanaan, dan unit kerja yang akan diinspeksi. 16.3.1.2. Mengembangkan dan menetapkan daftar periksa inspeksi dan penilaian INTERNA. 16.3.1.3. Melakukan INTERNA untuk aspek pengelolaan hidrokarbon dan pengelolaan limbah. 16.3.1.4. Membuat tinjauan terhadap hasil inspeksi terkait penetapan KADARIGAT AWARD. 16.3.1.5. Membuat perencanaan OSI dan melaksanakan sesuai target yang ditetapkan, serta melaporkan ke unit kerja terkait. 16.3.1.6. Membuat perencanaan inspeksi, melaksanakan, dan mendokumentasikan hasil inspeksi terhadap fasilitas pengelolaan limbah. 16.3.1.7. Melakukan pengendalian rekaman/catatan terhadap data-data hasil inspeksi. 16.3.2. MANAGER AREA/ PENANGGUNG JAWAB FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH 16.3.2.1. Mendukung pelaksanaan inspeksi pengelolaan hidrokarbon dan limbah di area kerjanya. 16.3.2.2. Menyediakan data-data pendukung dan hal-hal penting yang diperlukan saat proses inspeksi. 16.3.2.3. Menindaklanjuti temuan inspeksi dan menyampaikan hasil tindak lanjut ke Departemen Lingkungan. 16.4. PROSEDUR 16.4.1. PENDAHULUAN Implementasi pengelolaan limbah dan hidrokarbon sesuai prosedur yang ditetapkan perlu dipantau secara
87 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 87 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 rutin. Beberapa mekanisme pemantauan yang telah ditetapkan oleh Departemen Lingkungan untuk memastikan terlaksananya prosedur pengelolaan hidrokarbon dan limbah sesuai buku pedoman adalah sebagai berikut: 1. Inspeksi Terpadu dan Terencana (INTERNA) Inspeksi yang dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi terhadap seluruh unit kerja di wilayah kerja KPC. INTERNA dilakukan satu kali dalam setahun dan digunakan sebagai acuan penilaian unjuk kerja lingkungan KADARIGAT AWARD. 2. On Spot Inspection (OSI) Inspeksi yang dilakukan terhadap unit kerja di wilayah kerja KPC. OSI diprioritaskan pada unit kerja yang pengelolaan hidrokarbon dan limbahnya sangat dinamis, membutuhkan pendampingan dalam optimasi kinerja pengelolaan hidrokarbon dan limbah, atau karena pertimbangan lain yang dianggap perlu. Pelaksanaan OSI dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya ke penanggung jawab area dengan tetap menaati prosedur keselamatan kerja. 3. Inspeksi fasilitas pengelolaan limbah Inspeksi yang dilakukan terhadap persyaratan administrasi dan teknis pada fasilitas pengelolaan limbah di wilayah kerja KPC yaitu TPA, TPS limbah B3, dan fasilitas pengolahan limbah B3 (Insinerator dan Biological Treatment Unit / BTU). Pelaksanaan inspeksi dilakukan minimal satu kali dalam setahun. Corrective & Preventive Action Request (CPAR) terhadap ketidaksesuaian/ temuan pada proses inspeksi di atas dapat diterbitkan apabila: a. Ditemukan ketidaksesuaian signifikan yang terkait langsung dengan pencemaran dan pelanggaran terhadap peraturan perundangan. b. Ditemukan ketidaksesuaian yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang menjadi temuan inspeksi sebelumnya dan belum ditindaklanjuti saat inspeksi berikutnya. Adapun tahapan-tahapan dalam penerbitan CPAR mengikuti prosedur HSE_KPC_KPC_MSE3.02_ DOC_ELMb_001 tentang CPAR. 16.4.2. INSPEKSI TERPADU DAN TERENCANA (INTERNA) 16.4.3. TAHAPAN INTERNA 16.4.3.1. Menetapkan unit kerja yang akan diikutkan dalam INTERNA. 16.4.3.2. Menyusun jadwal pelaksanaan INTERNA. 16.4.3.3. Menerbitkan memo pelaksanaan INTERNA dan mendistribusikannya ke unit kerja peserta INTERNA. 16.4.3.4. Melaksanakan INTERNA sesuai jadwal yang ditetapkan. Penyesuaian jadwal dapat dilakukan bila diperlukan. 16.4.3.5. Pembuatan dan penyampaian laporan INTERNA. Laporan hasil INTERNA terdiri dari temuan inspeksi, rekomendasi, dokumentasi, nilai kepatuhan yang diperoleh oleh wilayah kerja yang diinspeksi, dan CPAR (bila ada) diberikan kepada auditee dalam waktu 1 minggu setelah pelaksanaan inspeksi. 16.4.3.6. Laporan inspeksi yang telah dilengkapi dengan akar masalah dan rencana tindak lanjut serta bukti tindak lanjut yang telah selesai dilakukan. Laporan inspeksi dikembalikan oleh auditee kepada inspektor selambat-lambatnya dalam waktu 2 minggu setelah laporan inspeksi diterima. 16.4.3.7. Melakukan verifikasi INTERNA terhadap laporan tindak lanjut yang telah disampaikan oleh unit kerja.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 88 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 88 16.4.3.8. Inspektor akan melakukan verifikasi tindak lanjut temuan inspeksi dan CPAR (bila ada) sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. 16.4.3.9. Memberikan KADARIGAT AWARD kepada unit kerja dengan kinerja terbaik. 16.4.3.10. Penetapan KADARIGAT AWARD didasarkan pada penilaian laporan INTERNA, bukan laporan hasil verifikasi setelah dilakukan perbaikan. 16.4.4. KRITERIA PENILAIAN INTERNA 16.4.4.1. Penilaian INTERNA berdasarkan pada implementasi pengelolaan hidrokarbon dan pengelolaan limbah (kategori kepatuhan/compliance) serta program 4R (kategori upaya lebih/beyond compliance). Pelaksanaan inspeksi ini menggunakan daftar periksa INTERNA (Lampiran 5). 16.4.4.2. Tingkat kepatuhan untuk setiap item yang dinilai dalam daftar periksa berada dalam range 0% hingga 100%, serta N/A apabila aspek yang dinilai tidak relevan di wilayah kerja yang diinspeksi. 16.4.4.3. Penilaian hasil INTERNA dilakukan dengan pemberian nilai (scoring) berdasarkan tingkat kepatuhan dari unit kerja yang dinilai berdasarkan daftar periksa. Nilai maksimal untuk kategori kepatuhan adalah 100% dan kategori upaya lebih adalah 25%. 16.4.4.4. Total nilai kepatuhan dibedakan atas 2 (dua) kondisi, yaitu: a. Kondisi I diterapkan untuk unit kerja yang memiliki fasilitas hidrokarbon di lingkungan kerjanya dan juga sebagai produsen limbah, baik limbah B3 maupun limbah non B3. b. Kondisi II diterapkan untuk unit kerja yang tidak memiliki fasilitas hidrokarbon di lingkungan kerjanya tetapi sebagai produsen limbah, baik limbah B3 maupun limbah non B3. Presentase penilaian INTERNA adalah sebagai berikut:
89 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 89 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 16.4.4.5. Unit kerja akan mendapatkan predikat sesuai dengan total nilai yang dicapai. Predikat yang diberikan berupa bendera sesuai tabel berikut. No. Bendera Penjelasan 1. Hitam Tingkat kepatuhan di bawah 60% 2. Merah Tingkat kepatuhan 60% - 80% 3. Biru Tingkat Kepatuhan 80.1% - 89.0% 4. Hijau Tingkat Kepatuhan 89,1% - 95%, dan nilai 4R minimal 15% 5. Emas Tingkat Kepatuhan di atas 95.1, dan nilai 4R minimal 20% Catatan: Unit kerja yang mendapat CPAR maksimal hanya mendapat bendera biru meskpiun nilai berada di atas 89% a. DIAGRAM ALIR SKEMA INSPEKSI TERPADU DAN TERENCANA (INTERNA)
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 90 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 90 16.4.5. ON SPOT INSPECTION (OSI) 16.4.5.1. OSI difokuskan pada item krusial terhadap potensi pencemaran dan ketidaksesuaian operasional. 16.4.5.2. Pelaksanaan OSI dilakukan minimal dua kali dalam sepekan. 16.4.5.3. Inspektor akan menginformasikan kepada perwakilan area yang akan dikunjungi sebelum melakukan OSI. 16.4.5.4. Apabila tidak ada perwakilan area yang dapat mendampingi inspektor, maka inspektor dapat melakukan OSI sendiri bila memungkinkan. 16.4.5.5. Dalam kondisi tertentu OSI dapat dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya ke perwakilan area. 16.4.5.6. Laporan OSI akan dikirimkan ke penanggung jawab area paling lambat dalam waktu dua hari kerja. 16.4.6. INSPEKSI FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH 16.4.6.1. Inspeksi fasilitas pengelolaan limbah dilakukan satu kali dalam setahun. 16.4.6.2. Daftar periksa untuk inspeksi TPS limbah B3 dan fasilitas pengolahan limbah B3 mengacu pada persyaratan administrasi dan teknis sesuai izin yang berlaku. 16.4.6.3. Inspektor akan menginformasikan kepada perwakilan area yang akan dikunjungi sebelum melakukan inspeksi. 16.4.6.4. Laporan inspeksi akan dikirimkan ke penanggung jawab area paling lambat dalam waktu dua pekan. 16.5. DOKUMEN TERKAIT 16.5.1. ENV_KPC_KPC_MSE3.02_DOC_FRMe_001 : Corrective and Preventive Action Request (CPAR) 16.5.2. HSE_KPC_KPC_MSE3.02_DOC_ELMb_001 : Daftar Periksa INTERNA
91 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 91 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH (WMP) 17 PENGELOLAAN KEDARURATAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN/ ATAU LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 17.1. KAPAN DIGUNAKAN Digunakan pada saat terjadi keadaan darurat terkait Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan/atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). 17.2. TUJUAN Meminimalisasi terjadinya potensi pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan manusia maupun lingkungan sekitar yang disebabkan oleh B3 maupun limbah B3. 17.3. TANGGUNG JAWAB 17.3.1. MANAGER AREA 17.3.1.1. Mengidentifikasi potensi keadaan darurat akibat B3 dan limbah B3 di area kerjanya. 17.3.1.2. Menyiapkan strategi penanggulangan keadaan darurat yang akan terjadi akibat B3 dan limbah B3. 17.3.1.3. Memastikan tersedianya peralatan penanggulangan keadaan darurat akibat B3 dan limbah B3 di area kerjanya. 17.3.1.4. Melakukan penanggulangan apabila terjadi keadaan darurat akibat B3 maupun limbah B3 di area kerjanya. 17.3.1.5. Memastikan setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap penanggulangan kedaruratan B3 dan limbah B3 memahami cara menangani kedaruratan B3 dan/atau limbah B3 yang ada di areanya dan telah mendapat pelatihan yang sesuai 17.3.2. SUPERINTENDENT LINGKUNGAN KPC (SITE SUPPORT) 17.3.3. Memberikan saran teknis terkait penanganan keadaan darurat akibat B3 maupun limbah B3. 17.3.4. Mengidentifikasi jenis peralatan tanggap darurat dan memperkirakan jumlah peralatan yang perlu disediakan/ disimpan. 17.3.5. Memberikan petunjuk lokasi pembuangan material terkontaminasi B3 maupun limbah B3. 17.3.6. Memberikan pelatihan mengenai prosedur ini bila diperlukan. 17.4. PROSEDUR 17.4.1. DEFINISI Kedaruratan penanggulangan B3 dan/atau limbah B3 adalah suatu keadaan bahaya yang mengancam keselamatan manusia, yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dan memerlukan tindakan penanggulangan sesegera mungkin untuk meminimalisasi terjadinya tingkat pencemaran dan/atau kerusakan yang lebih parah. Program kedaruratan pengelolaan B3 dan/atau limbah B3 adalah dokumen perencanaan sistem tanggap darurat yang memiliki komponen infrastruktur dan fungsi penanggulangan.
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 92 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 92 Pemulihan fungsi lingkungan hidup adalah serangkaian kegiatan penanganan lahan terkontaminasi yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemantauan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan hidup dan/atau perusakan lingkungan hidup. 17.4.2. PENANGGULANGAN KEDARURATAN B3 DAN LIMBAH B3 17.4.2.1. Penanggulangan kedaruratan B3 dan limbah B3 cair yang berbahan dasar hidrokarbon seperti oli bekas, sludge waste, solvent, dan lain sebagainya, mengacu pada HMP 7 Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon. 17.4.2.2. Penanggulangan kedaruratan B3 dan limbah B3 cair yang merupakan bahan kimia seperti asam sulfat, asam klorida, natrium hidroksida, dan lain sebagainya, mengacu pada prosedur penanganan tumpahan bahan kimia di darat (ENV_KPC_ENV_MSE2.08_DOC_SOPi_004 Ver 2.4) dan di air (ENV_KPC_ENV_MSE2.08_DOC_SOPi_003 Ver 2.4). 17.4.2.3. Unit kerja yang menggunakan bahan kimia cair B3 dan/atau menghasilkan limbah B3 cair wajib memiliki alat tanggap darurat (khususnya absorben bahan kimia) dan alat pelindung diri yang sesuai untuk penanggulangan tumpahan dalam jumlah kecil. Pastikan peralatan tanggap darurat dalam kondisi baik dan siap digunakan. 17.4.2.4. Melakukan penanggulangan tumpahan bahan kimia yang dapat diatasi sendiri dengan menggunakan absorben bahan kimia dan peralatan yang tersedia di area kerja. 17.4.2.5. Setiap tumpahan bahan kimia B3 dan limbah kimia B3 yang sangat berbahaya dan beracun harus segera dilaporkan ke rescue (ERT). 17.4.2.6. Setiap tumpahan bahan kimia yang tidak berbahaya namun dalam jumlah besar dan tidak dapat ditangani sendiri harus segera dilaporkan ke rescue (ERT). 17.4.2.7. Hasil penanggulangan tumpahan B3 dan/atau limbah B3 bahan kimia dikelola mengacu pada WMP 11 Buku Pedoman Pengelolaan Limbah tentang Pengelolaan Limbah Bahan Kimia. 17.4.2.8. Tumpahan B3 dan/atau limbah B3 yang berbentuk padat dilakukan pembersihan dan limbah dikelola sesuai dengan WMP terkait. 17.5. DOKUMEN TERKAIT 17.5.1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.74/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/10/2019 tentang Program Kedaruratan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan/atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 17.5.2. WMP 5 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 17.5.3. WMP 7 – Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KPC tentang Pengelolaan Limbah Terkontaminasi Hidrokarbon 17.5.4. HMP 7 - Buku Pedoman Pengelolaan Hidrokarbon tentang Penanganan Tumpahan Hidrokarbon 17.5.5. KPC HSE Emergency Preparedness & Response Procedures
93 Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 93 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 BAB 9. LEMBAR PENGESAHAN Created/Reviewed by Position 1. Erikson Pardamean Specialist Environmental Management System 2. Maulita Prygel Nursiana Specialist Environment 3. Yusuf Specialist Environment 4. Bunga Sulzeriana Siswanto Senior Engineer Environment 5. Rizky Muhib Superintendent Site Support 6. Kiagus Nirwan Manager Environment Approved by Position Date Signature 1. Kris Pranoto GM HSES 2. Hendro Ichwanto Pjs. KTT
Document Title Approved By Effective Date Uncontrolled Document When Printed or Out of HSE Info Buku Pedoman Pengelolaan Limbah KTT & GM HSES 17 Januari 2024 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 94 of 111 ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_MANi_003 5.1 16 Januari 2029 94 BAB 10. LAMPIRAN LAMPIRAN 1