I IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 33 JAKARTA Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (S.Pd.) Disusun Oleh : ANDRI SUHENDRA NIM : 15.13.01.10 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA 2021
i PERSETUJUAN PEMBIMBING Proposal skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Multikultural Melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 33 Jakarta” yang disusun oleh Andri Suhendra Nomor Induk Mahasiswa: 15.13.01.10 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke seminar proposal. Jakarta, 8 Maret 2021 Pembimbing I Pembimbing II Fathu Yasik, M.Pd. Dr. Muhammad Ishom, MA
ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Multikultural Melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 33 Jakarta” yang disusun oleh Andri Suhendra Nomor Induk Mahasiswa: 15.13.01.10 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah. Jakarta, 24 September 2021 Pembimbing I Pembimbing II Fatkhu Yasik, M.Pd. Dr. Muhammad Ishom, MA K
iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Multikultural Melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 33 Jakarta” yang disusun oleh Andri Suhendra Nomor Induk Mahasiswa: 15.13.01.10 telah diujikan dalam sidang munaqasyah pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta pada tanggal 7 Oktober 2021 dan direvisi sesuai saran tim penguji. Maka skripsi tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Jakarta, 7 Oktober 2021. Dekan, Dede Setiawan, M.M.Pd. TIM PENGUJI: 1. Dede Setiawan, M.M.Pd. (…………………….. ) (Ketua/merangkap Penguji) 7 Oktober 2021 2. Saiful Bahri, MA (…………………….. ) (Sekretaris/merangkap Penguji) 7 Oktober 2021 3. Dewi Anggraeni, Lc. MA. (……………………..) (Penguji 1) 7 Oktober 2021 4. Siti Rozinah, M.Hum (Penguji 2) (……………………..) 7 Oktober 2021 5. Fatkhu Yasik, M.Pd (……………………..) (Pembimbing 1) 7 Oktober 2021 6. Dr. Muhammad Ishom, MA (……………………..) (Pembimbing 2) 7 Oktober 2021
iv PERNYATAAN ORISINALITAS
v ABSTRAK Andri Suhendra. Implementasi Pendidikan Multikultural Melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 33 Jakarta. Skripsi, Jakarta: Program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta. 2021. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui konsep implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta. (2) Mengetahui gambaran implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Populasi penelitian adalah peserta didik SMAN 33 Jakarta. Populasi penelitian ini adalah peserta didik peserta didik SMAN 33 Jakarta yang beragama Islam di kelas X dan XI . Dengan pengambilan sampel penelitian sebanyak 254 peserta didik diambil secara acak sederhana dari populasi 787 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dikembangkan sendiri yaitu observasi, wawancara atau interview sebanyak 25 butir pertanyaan yang ditujukan kepada lima koresponden dan angket tertutup kepada peserta didik SMAN 33 Jakarta prestasi belajar mata pelajaran agama Islam peserta didik terdiri atas 11 butir soal pernyataan sikap sebagai cerminan pemahaman. Penelitian menemukan bahwa: (1). Konsep pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 diterapkan di dalam kegiatan belajar dan mengajar pada lingkungan sekolah tersebut, hal ini sesuai dengan visi dan misi SMAN 33 Jakarta yaitu cerdas, berkarakter, dan berwawasan lingkungan. (2). Gambaran implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 dilakukan secara terus menerus dalam kegiatan belajar mengajar SMAN 33 Jakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1).Konsep pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 diterapkan di dalam kegiatan belajar dan mengajar pada lingkungan sekolah tersebut, hal ini sesuai dengan visi dan misi SMAN 33 Jakarta yaitu cerdas, berkarakter, dan berwawasan lingkungan. (2). Gambaran implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 dilakukan secara terus menerus dalam kegiatan belajar mengajar SMAN 33 Jakarta oleh seluruh komponen warga sekolah
vi SMAN 33 Jakarta dalam membentuk karakter peserta didik yang bermuatan pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam seperti materi pelajaran PAI yang sudah disampaikan kepada peserta didik yang diimplementasikan oleh mereka. Kata kunci: Implementasi Pendidikan Multikultural, Pendidikan Agama Islam.
vii ABSTRACT Andri Suhendra. Implementation of Multicultural Education Through Islamic Religious Education at SMAN 33 Jakarta. Thesis, Jakarta: Islamic Religious Education Study Program. Nahdlatul Ulama University indonesia Jakarta. 2021. This research aims to: (1) Knowing the concept of multicultural education implementation through Islamic religious education at SMAN 33 Jakarta. (2) Know the picture of multicultural education implementation through Islamic religious education at SMAN 33 Jakarta. The research method used is qualitative. The research population is a student of SMAN 33 Jakarta. The population of this study is the students of SMAN 33 Jakarta who are Muslim in class X and XI. With the study sampling of 254 learners were taken at random simple from a population of 787 learners. The instrument used in this study is a selfdeveloped instrument that is observation, interview or interview as many as 25 questions addressed to five correspondents and closed to students of SMAN 33 Jakarta achievement learning of Islamic subjects of learners consisting of 11 points of attitude statement as a reflection of understanding. Research found that: (1). The concept of multicultural education through Islamic religious education in SMAN 33 is applied in learning and teaching activities in the school environment, this is in accordance with the vision and mission of SMAN 33 Jakarta, namely intelligent, character, and environmentally minded. (2). Overview of multicultural education implementation through Islamic religious education in SMAN 33 is carried out continuously in teaching and learning activities of SMAN 33 Jakarta. The study concluded that: (1). The concept of multicultural education through Islamic religious education in SMAN 33 is applied in learning and teaching activities in the school environment, this is in accordance with the vision and mission of SMAN 33 Jakarta, namely intelligent, character, and environmentally minded. (2). The overview of the implementation of multicultural education through Islamic religious education in SMAN 33 is carried out continuously in teaching and learning activities of SMAN 33 Jakarta by all components of SMAN 33 Jakarta school residents in forming the character of students who are
viii charged with multicultural education through Islamic religious education such as PAI subject matter that has been delivered to students implemented by them. Keywords: Implementation of Multicultural Education, Islamic Religious Education.
ix امللخص البحث )أندري سوهندرا( تنفيذ التعليم المتعدد الثقافات من خالل التربية الدينية اإلسالمية في 33 SMAN جاكرتا. أطروحة، جاكرتا: برنامج دراسة التربية الدينية اإلسالمية. جامعة نهضة العلماء إندونيسيا جاكرتا. 2021. يهدف هذا البحث إىل: )١ )معرفة مفهوم تنفيذ التعليم متعدد الثقافات من خالل التعليم الديين اإلسالمي يف 33 SMANجاكرتا. )٢ )تعرف على صورة تنفيذ التعليم املتعدد الثقافات من خالل التعليم الديين اإلسالمي يف 33 SMAN جاكرتا. طريقة البحث املستخدمة نوعية. األحباث السكانية هي طالب يف هم مسلمون يف الصف العاشر واحلادي عشر. مع أخذ عينات من الدراسة 33 SMAN جاكرتا. سكان هذه الدراسة هم طالب 33 SMAN جاكرتا الذين األداة املستخدمة يف هذه الدراسة هي أداة ذاتية التطوير هي املالحظة أو من ٢54 املتعلمني اختذت عشوائيا بسيطة من السكان من 7۸7 املتعلمني. املقابلة أو املقابلة اليت يصل عددها إىل ۲۵ سؤاال موجهة إىل مخسة مراسلني للمتعلمني تتكون من ١١ نقطة من بيان املوقف عكاس للفهم. ومغلقة أمام طالب 33 SMAN جاكرتا تعلم التحصيل من املواد اإلسالمية التعليم الديين اإلسالمي يف 33 SMAN يطبق يف أنشطة التعلم والتدريس يف وجدت األحباث أن: )١ .)مفهوم التعليم متعدد الثقافات من خالل البيئة املدرسية، وهذا يتماشى مع رؤية ومهمة 33 SMAN جاكرتا، وهي ذكية، خالل التعليم الديين اإلسالمي يف 33 SMAN بشكل مستمر يف أنشطة شخصية، والتفكري البيئي. )٢ )يتم استعراض تنفيذ التعليم متعدد الثقافات من التدريس والتعلم يف 33 SMAN جاكرتا. من خالل الرتبية الدينية اإلسالمية يف 33 SMAN يطبق يف أنشطة التعلم وخلصت الدراسة إىل ما يلي: )١ .)مفهوم التعليم متعدد الثقافات والتدريس يف البيئة املدرسية ، وهذا يتماشى مع رؤية ومهمة 33 SMAN جاكرتا ، وهي ذكية ، والطابع ، والتفكري البيئي. )٢ )يتم تنفيذ نظرة عامة على تنفيذ التعليم متعدد الثقافات من خالل التعليم الديين اإلسالمي يف 33 SMAN مكونات سكان مدرسة 33 SMAN جاكرتا يف تشكيل طابع الطالب املكلفني بشكل مستمر يف أنشطة التدريس والتعلم يف 33 SMAN جاكرتا من قبل مجيع بالتعليم متعدد الثقافات من خالل التعليم الديين اإلسالمي مثل موضوع PAI الذي مت تسليمه للطالب الذين ينفذوهنا. الكلمات الرئيسية: تنفيذ التعليم املتعدد الثقافات، الرتبية الدينية اإلسالمية
x
xi MOTTO َ ِم س لُ َ َّ ع رالت ُ ُذ ْق م َ ي ْ ََل ْ ن َ م ة َ اع َ ه ِ يات َ َل ح ْ ِل طُو ْ ه َ ل ا ْْل َّ ذُ َ َّع ر َ ََت “Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat, maka ia akan terjerumus ke dalam kebodonhan sepanjang hidupnya”. (Diwan AssSyafi’iy:57)
xii
xiii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah yang selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada pendidikan multikultural dalam bingkai rahmatan lil ‘alamin. Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (S.Pd.) di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta. Begitu juga kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan. Ucapan terimakasih ini saya sampaikan kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Maksum Machfoedz, M.Sc sebagai rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta, yang telah memberi ilmu melalui program yang diadakannya 2. Bapak Fatkhu Yasik, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang senantiasa membimbing dengan tulus ikhlas, menasehati, memberi pengarahan serta ilmu selama proses bimbingan. 3. Bapak Dr. H. Muhammad Ishom, MA sebagi dosen pembimbing II yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga selesainya penyusunan skripsi ini. 4. Bapak/Ibu dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta, yang telah memberikan ilmu selama saya kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta. 5. Ibu Noviolaleni, S.Pd Kepala SMAN 33 Jakarta, yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
xiv 6. Seluruh guru-guru SMAN 33 Jakarta yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, diantaranya guru-guru pendidikan agama Islam yaitu bapak Drs. H. Achyadi, Ustadz Ahmad Fahri Rizal, S.Pd,, Ustadz Muhammad Royyan, M.Pd.I, S.Pd, guru-guru bimbingan kenseling dan karir yaitu Ibu Dra. Sri Hardiningsih dan Bensu Rohila, S,Pd, juga bapak Muhammad Ikhsan, S.Pd selaku ketua Sarana dan prasarana, bapak Eddy Gunadi, S.Kom selaku staff kurikulum dan penjaga sekolah juga kepada seluruh peserta didik yang membantu dalam memberikan informasi dan data terkait muatan pendidikan multikultural yang mereka pelajari. 7. Kedua Orang Tua kami, Ayahanda bapak Sanusih dan Ibunda Sudarmi juga orang tua kami almarhum bapak H. Alimin dan alamarhumah ibunda Hj. Mursyiah yang selalu mendoakan dan memberikan support serta dukungan baik moral maupun material untuk terus bangkit dan melangkah maju untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Istriku tercinta Atikah, Anak-anak kami serta dan Kakak-Kakak dan Adik-Adik saya yang tidak henti-henti merikan doa dan semangat dalam menulis penelitian ini. 8. Almarhumah Dra. Hj. Nani Sukarni dan bapak H. Asep Zainal Arifin selaku Kepala Sekolah SD Asih Mulia dan Ketua Yayasan SD Asih Mulia yang mendukung dan memberikan semangat agar saya harus terus menambah ilmu. 9. Sahabat-sahabatku yang senantiasa mensupport tanpa kenal lelah agar aku terus bangkit dan terus berjuang hingga meraih kesuksesan dan keberkahan. 10. Guru saya Abah KH. M. Hisyambudi, S.Ag, pengasuh Ponpes Al-Hisyam dan Abah KH. Ahmad Fauzi pengasuh Ponpes Sabilil Muhtadin dan seluruh kiai Buntet Pesantren Cirebon yang sudah mendoakan saya dalam
xv menuntut ilmu. Penulis sangat menyadari kapasitasnya sebagai manusia tidak luput dari salah dan khilaf karena pada prinsipnya tidak ada manusia yang sempurna. Maka dari itu dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, sehinggak ritik dan saran sangat diharapkan guna membangun semangat dan kinerja agar lebih baik lagi d imasa yang akan datang. Besar harapan saya semoga skripsi yang saya susun ini dapat berguna khususnya bagi saya selaku penulis dan umumnya bagi masyarakat juga bagi kampus tercinta Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta. Jakarta, 21 September 2021 Penulis Andri Suhendra NIM : 15.13.01.10
xvi
xvii DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................iv ABSTRAK ....................................................................................................v KATA PENGANTAR.............................................................................. xiii DAFTAR ISI............................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Rumusan Penelitian .......................................................................13 C. Pertanyaan Penelitian.....................................................................14 D. Tujuan Penelitian ...........................................................................14 E. Manfaat Penelitian .........................................................................14 F. Sistematika Penulisan ....................................................................15 BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................17 A. Pendidikan Multikultural...............................................................17 B. Kerangka Berfikir ..........................................................................31 C. Tinjauan Penelitian Terdahulu.........................................................34 BAB III METODE PENELITIAN...........................................................47 A. Metode Penelitian ..........................................................................47 B. Waktu Dan Lokasi Penelitian .......................................................48 C. Deskripsi Posisi Peneliti ................................................................48 D. Informan Penelitian........................................................................54 E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................54 F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian .....................................................66 G.Teknik Analisis Data........................................................................72
xviii H. Validasi Data (Validitas Dan Reliabilitas Data) ..............................74 BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................77 A. HASIL PENELITIAN......................................................................77 B. PEMBAHASAN ..............................................................................80 BAB V PENUTUP....................................................................................105 A. Kesimpulan ....................................................................................105 B. Saran...............................................................................................105 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................107 LAMPIRAN..............................................................................................109 BIODATA PENULIS...............................................................................161
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat yang akan eksis. (Acetylena, 2018). Dikarenakan di dalam pendidikan multikultural tercakup nilai-nilai karakter yang dibutuhkan sebagaimana pengertian pendidikan multikultural yaitu: “Pendidikan multikultural dalam konteks Indonesia adalah suatu pendekatan untuk mentransformasi nilai-nilai yang mampu mencerdaskan dan memuliakan manusia dengan menghargai identitas dirinya, menghargai perbedaan suku bangsa, budaya, ras, agama dan kepercayaan, cara pandang serta mengggali dan menghargai kearifan lokal budaya Indonesia”. (Agustian, 2019). Penerapan pendidikan multikultural butuh proses yang panjang. Hal ini dibuktikan pada masa pemilihan Capres dan Cawapres Negara Indonesia, bermunculan temuan-temuan problematika bangsa yaitu gesekan-gesekan antar pemilih salah satu Paslon yang di bumbui dengan isu Agama sehingga pemandangan dan rasa toleransi antar umat beragama
2 mulai terkikis. Kondisi ini merambat sampai masuk ke dalam ranah pemikiran pelajar SD, SMP, dan SMA serta yang sederajat dengannya yaitu SMK. Pendidikan multikultural diimplementasikan untuk mencegah gagalnya pembentukan karakter pada peserta didik khususnya, karena remaja rentan mengalami penyimpangan. Sumber penyimpanganpun dapat bersumber dari penyimpangan proses belajar yang menyimpang melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat belajar dari proses belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan sebagainya. Salah satu cara melihat gagal atau tidaknya pembentukan karakter dapat dilihat dari sikap intoleran atau tidak menerima perbedaan terhadap sesama peserta didik atau sesama manusia. Pendidikan multikultutral menjadi kontrol sosial bagi terbinanya masyarakat yang damai sesuai dengan prinsip demokrasi, penyelesian konflik dan tawuran pelajar. Hal ini sebagaimana dikemukakan Suparlan Al Hakim sebagai berikut: “Penyelesaian konflik dan tawuran pelajar, dalam jangka panjang, tidak cukup hanya dilakukan dengan pendekatan keamanan (security approach) melainkan harus dijawab dengan pendekatan pendidikan (educational approach). Oleh karena itu, misi pendidkan sosial di Indonesia harus diarahkan pada praktik pendidikan multikultural yang secara kontekstual lekat dengan karakteristik masyarakat yang bersifat plural (majemuk). Dengan pendidikan multikultural peserta didik terbiasa membangun pendidikan yang bernuansa ‘democratic and belief’ (NCSS,
3 1992) atau rasa tanggung jawab kemasyarakatan, yang oleh Lickona (1992) ditegaskan sebagai ‘respect and responbility’, yang diyakini sebagai inti warga Negara yang cerdas dan baik, yang mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian konflik, rekonsiliasi nasional, dan manajemen konflik. Dalam rangka ini, pendidikan di sekolah (baca: pendidikan multikultural) harus dipandang sebagai gerakan sosial-budaya multikultural yang secara sinergik dilakukan untuk membangun kebijakan (civic virtue) dan budaya multikultural (civic cultural) yang secara realistis mampu memahami perbedaan-perbedaan, memiliki sikap multidimensional, dan menyelesaikan persoalan hidup secara demokratis.”(Untari, 2018). Apa yang disampaikan Suparlan Al Hakim merupakan penyelesaian atas berbagai kasus yang menyimpang dari pendidikan multikultural seperti contoh temuan-temuan kasus yang dilakukan berbagai lembaga riset. Penelitian yang dilakukan oleh Wahid Foundation bekerjasama dengan LSI (2016) dengan sebaran 1.520 siswa di 34 Provinsi menyebutkan, 7,7% peserta didik SMA bersedia melakukan tindakan radikal. Disamping itu, Setara Institut (2015) juga melakukan penelitian terhadap peserta didik di Bandung dan Jakarta menyebutkan sebanyak 7,2% setuju dan tahu dengan paham ISIS. Hasil penelitian tersebut menyebutkan angka yang sama yakni di bawah kisaran 10% terhadap peserta didik SMA/SMK yang tergolong radikal. Meskipun presentasinya kecil, tetapi jika 10% dari jumlah peserta didik maka menemukan jumlah yang banyak. Mengapa ini bisa terjadi? Brenda Watson dalam Education and Belief (1987) pernah mengatakan ada tiga sebab utama yang menjadikan gagalnya pembelajaran agama di sekolah-sekolah. Pertama, proses
4 pendidikan yang diajarkan guru lebih mengarah kepada proses indoktrinasi sehingga pembelajaran agama diposisikan sebagai suatu yang bersifat absolute dan tak terbantahkan. Kedua, lebih menekankan pada pembelajaran agama yang bersifat normatif-informatif. Ketiga, kuatnya ideologi atau komitmen agama yang dianut oleh sang guru. Hasil riset kementrian pendidikan menunjukkan adanya benih-benih intoleran di lingkungan sekolah. Benih-benih intoleransi itu terpotret dari masih adanya siswa maupun guru yang menganggap ketua OSIS seharusnya berasal dari klangan beragama mayoritas, pemimpin harus seagama, memilih teman yang seagama ataupun satu etnis, dan masih ada yang memilih tidak mengucapkan selamat hari raya kepada orang yang beda agama. (Puslitjakdikbud, 2015). Penelitian tersebut dilakukan dengan metode studi kasus dengan responden kalangan siswa SMA sederajat, guru, dan kepala sekolah dua SMA negeri dan dua SMA swasta di Salatiga, Jawa Tengah dan Singkawang, Kalimantan Barat. Ada juga kasus yang terjadi di SMAN 58 Jakarta pada tahun 2020 yaitu perihal pemilihan ketua OSIS harus muslim (https://jakarta.suara.com/read/2020/10/31/). Kejadian tersebut bermula dari pesan guru TS kepada murid-muridnya yang viral di media sosial. Guru TS meminta murid-murid dalam grup WA Rohis 58 memilih paslon 3 dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS karena beragama Islam.
5 Bunyi pesan di grup WA Rohis 58 adalah sebagai berikut: "Assalamualaikum...hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam...jadi ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita," demikian pesan guru TS dalam tangkapan layar grup WA 'Rohis 58' yang beredar di media sosial. "Mohon doa dan dukungannya untuk Paslon 3, Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3, Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya," ucap TS dalam grup WhatsApp bernama Rohis 58. Kepala SMA Negeri 58 Jakarta telah memanggil dan menegur guru yang mengajak murid-muridnya memilih ketua OSIS seagama itu. Kepsek menilai guru tersebut teledor sehingga pesannya ke murid-murid tersebar viral. Kejadiannya itu hari Kamis, 22 Oktober, kemudian tanggal 23 Oktober langsung saya panggil karena dapat aduan orang tua, ada di Twitter," kata Kepala SMAN 58 Dwi Arsono kepada (News.detikcom, 2020). “Berdasarkan Survei yang dialakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menyatakan bahwa lebih dari separuh pelajar dan mahasiswa responden survei PPIM UIN Jakarta memiliki opini intoleran terhadap kelompok agama minoritas sekaligus cenderung terpengaruh gagasan keagamaan yang radikal”. (Ppim.uinjkt.ac.id, 2020). Hasil survei tersebut menunjukkan pengaruh intoleransi dan radikalisme menjalar ke banyak sekolah dan universitas di Indonesia.
6 Menurut survei ini, terdapat 51,1 persen responden mahasiswa/siswa beragama Islam yang memiliki opini intoleran terhadap aliran Islam minoritas, yang dipersepsikan berbeda dari mayoritas, seperti Ahmadiyah dan Syiah. Selain itu, 34,3 persen responden yang sama tercatat memiliki opini intoleransi kepada kelompok agama lain selain Islam. Survei ini juga menunjukkan sebanyak 48,95 persen responden siswa/mahasiswa merasa pendidikan agama mempengaruhi mereka untuk tidak bergaul dengan pemeluk agama lain. Lebih gawat lagi, 58,5 persen responden mahasiswa/siswa memiliki pandangan keagamaan pada opini yang radikal. Saiful Umam, Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, menjelaskan survei lembaganya menyimpulkan pengaruh intoleransi dan radikalisme di kalangan generasi Z Indonesia, yakni mereka yang lahir setelah 1995, dapat dikatakan dalam kondisi seperti “api dalam sekam”. “Survei ini menganggap bahwa kondisi keberagamaan siswa dan mahasiswa mempunyai potensi yang harus diwaspadai. Kewaspadaan dapat dimaklumi sebab tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional adalah: “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
7 kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Kegagalan penerapan pendidikan multikultural juga disebabkan tidak Sesuainya penyimpangan yang dilakukan peserta didik dengan tujuan pendidikan dalam Al-quran, yaitu: ْ ُكم ُ ِّم عل ُ ُكم ي ْ ز ِِي ِّ ُ ي َ ا و َ ن ِ ت ٰ أيي ْ ُكم ْ اعلي ْ لُو ْ يت ْ ْ ُكم من ال ِّ ْ و ُ س َ ر ْ ُكم ْ ي ِ ا ف َ ْسلْن َر ا ا َ َكم ن ْ و ُ لم ْ اتع ْ ُو ن ْ ت ُكو ْ ماَل ْ ُكم ُ ِّم عل ُ ْكمة وي تاب وا ْحلِ ِ الْك ﴿البقرة ١5١ ﴾ “Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan AlHikmah, serta mengajarkan kepadakamu apa yang belum kamu ketahui”.(As-Suyuthi, t.t.). Al-Jalalain menafsirkan ayat ini berkenaan dengan diutusnya Rasul sebagai penyempurna Akhlak yang kaitannya dengan tujuan pendidikan. Perilaku pelajar yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mendapatkan hasanah (kebaikan) di dunia dan di akhirat. Hal ini dapat dilihat dalam hadis berikut: حدثىن زهري بن حرب حدثنا امساعيل يعىن ابن علية عن عبد العزيز وهو ابن صهيب قال: سأل قتدة أنسا دعوة كان يدعو هبا النيب ص م اكثر؟ قال: كان اكثر دعوة يدعو هبا يقول اللهم اتنا ىف الدنيا حسنة و ىف االخرة حسنة وقنا عذاب النار )رواه مسلم (“Menceritakan kepada kami Zuhair bin harb, Menceritakan kepada kami Ismail Yakni Ibnu Ulayyat dari Abdul aziz dan dia adalah Ibnu Shuhaib, ia berkata Qotadah bertanya kepada Anas, “Doa apakah yang paling sering
8 digunakan Rasulullah saw?” Anas menjawab: “Kebanyakan doa Nabi saw adalah Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan periharalah kami dari siksa Neraka” (H.R. Muslim). (Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, 2015) Perilaku sikap peserta didik yang tidak selaras tersebut bertolak belakang dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya manusia agar memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan budaya sekitarnya. (Idris, 1987). 1 Oleh karena itu dibutuhkan implementasi pendidikan multikultural dari konsep multikulturalisme inilah kemudian muncul gagasan normative mengenai kerukunan, toleransi, saling menghargai perbedaan dan hak-hak masing-masing kebudayaan penyusun suatu bangsa. (Idris, 1987). Pemahaman mengenai keragaman budaya merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan, sehingga para generasi muda benar-benar memahami konsep multikultural secara baik. Namun demikian, pemahaman saja belum lah memadai, karena pemahaman secara kognitif tidak berarti apa-apa jika tidak disertasi dengan perbuatan nyata. Kenyatannya orang yang memahami konsep multikultur dengan
9 baik, belum tentu mampu menerapkan nilai-nilai multikultur tersebut. (Zuhdi, t.t.) Pertautan antara pendidikan dan multikhultural merupakan solusi atas realitas budaya yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran atau agama. (Driyarkara, 1980). Setelah penulis mendeskripsikan latar belakang masalah secara global dan pengambilan dari berbagai contoh kasus yang telah terjadi, penulis menfokuskan subjek penelitiannya di SMAN 33 Jakarta untuk melihat implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta. SMA Negeri 33 Jakarta awalnya merupakan sekolah filial dari SMA Negeri 27 Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 023 /M/1978 tanggal 13 September 1978, mulai terhitung 1 April 1978 menjadi SMA Negeri 33 Jakarta di jalan Utama Raya Cengkareng, Jakarta Barat. Sejak itu tanggal 1 April dijadikan sebagai hari Ulang Tahun Sekolah. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta Nomor 206a/2004 tanggal 11 November 2004, SMA Negeri 33 Jakarta dinyatakan sebagai SMA Plus Tingkat Kota Madya Jakarta
10 Barat.Pada tahun 2004 SMA Negeri 33 dalam pengembangannya berubah alamat menjadi Jalan Kamal Raya No 54 Cengkareng, Jakarta Barat. Perjalanan SMA Negeri 33 Jakarta selama 35 tahun telah mengukir prestasi akademis maupun non-akademis dan mampu bersaing, berkompetisi dengan sekolah lain di tingkat lokal maupun regional. Predikat terakhir sebagai sekolah Plus Standar Provinsi berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta nomor 460/2006. Sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 33 Jakarta memiliki visi yaitu ” Bertakwa, Berkarakter, Berprestasi, Berinovasi dan Berwawasan Lingkungan”. Misi SMA Negeri 33 Jakarta adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa., meningkatkan pembinaan akhlak dan budi pekerti yang luhur, mengembangkan budaya sesuai dengan karakteristik sekolah, meningkatkan prestasi akademik dan non akademik ditengah era globalisasi, mengembangkan minat,bakat dan kreativitas siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang dapat memotivasi siswa dalam, berinisiatif, berinovasi dan berkreasi dan meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan.sekolah.SMA Negeri 33 Jakarta mampu mencetak Sumber Daya Manusia yang kompeten. Indikasi tersebut ditunjukkan dari hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012-2013 menempati peringkat
11 ke-12 SMA Negeri se-DKI Jakarta. Indikasi lain adalah bahwa SMA Negeri 33 Jakarta mampu memfasilitasi peserta didik diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta favorit lebih dari 80% yang tersebar di Perguruan Tinggi papan atas. SMAN 33 Jakarta dengan Akreditasi A dan Nomor Pokok Sekolah Nasional 20101620 di bawah kepemimpinan Noviolaleni, S.Pd, SMA Negeri 33 Jakarta masih tetap menjadi sekolah yang diminati dengan konsep visi ” Bertakwa, Berkarakter, Berprestasi, Berinovasi dan Berwawasan Lingkungan” dan Misi mereka yaitu meningkat ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pembinaan akhlak dan budi pekerti yang luhur, mengembangkan budaya sesuai dengan karakteristik sekolah, meningkatkan prestasi akademik dan non akademik ditengah era globalisasi, mengembangkan minat,bakat dan kreativitas siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang dapat memotivasi siswa dalam, berinisiatif, berinovasi dan berkreasi dan meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan.sekolah. Hal itu dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang ada di SMA Negeri 33 Jakarta pada tahun pelajaran 2021-2022 yaitu 756 siswa dengan jurusan atau peminatan IPA, IPS, dan IPB serta memiliki Rentang kelas
12 X IPA, X IPS, X IPB, XI IPA, XI IPS, XI IPB, XII IPA, XII IPS dan XII IPB. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Data di atas menyebutkan ada 756 siswa yang semuanya itu memiliki keadaan yang heterogen dalam hal agamanya, dengan rincian: pertama kelas X MIPA 1 jumlah siswa ada 39 orang dengan status agama 31 orang beragama Islam dan 8 orang beragama Kristen Protestan, kedua kelas X MIPA 2 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 31 orang beragama Islam dan 9 orang beragama Kristen Protestan, ketiga kelas X MIPA 3 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 34 orang beragama Islam, 3 orang beragama Budha dan 3 orang beragama Hindu, keempat kelas X MIPA 4 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 37 orang beragama Islam dan 3 orang beragama Kristen Katolik, kelima kelas X IPS 1 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 31 orang beragama Islam dan 9 orang beragama Kristen Protestan, keenam kelas X IPS 2 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 31 orang beragama Islam dan 9 orang beragama Kristen Protestan, ketujuh kelas X IPS 3 jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 35 orang beragama Islam, 3 orang beragama Kristen Katolik, 1 orang beragama Budha dan 1 orang beragama Hindu, kedelapan kelas X BB jumlah siswa ada 40 orang dengan status agama 37 orang beragama Islam dan 3 orang beragama Kristen Protestan, kesembilan kelas X BB jumlah siswa ada 40 orang
13 dengan status agama 37 orang beragama Islam dan 3 orang beragama Kristen Protestan. Berdasarkan data di atas terlihat keadaan peserta didik yang heterogen oleh karena itu untuk terciptanya kehidupan serta suasana yang kondusif maka perlu dilihat implementasi pendidikan multikultural di SMAN 33 Jakarta. Dalam hal ini penulis hanya menfokuskan pada implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta. Atas dasar itu penulis melakukan penelitian tentang “Implementasi Pendidikan Multikultural melalui Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini penulis memfokuskan objek penelitiannya di SMAN 33 Jakarta. B. Rumusan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Konsep pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta 2. Gambaran Implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta.
14 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana konsep pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta? 2. Bagaimana gambaran implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui konsep implementasi pendidikan multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMAN 33 Jakarta. b. Untuk mendapatkan gambaran implementasikan pendidikan multikultural melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 33 Jakarta. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Secara Umum. a. Manfaat penelitian dalam bidang ilmu, hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam.
15 b. Untuk pengembangan penelitian lanjutan atau mungkin dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian sejenis. 2. Secara Khusus a. Bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti agar dapat mengembangkan kegiatan belajar dan mengajar dalam bidang pendidikan keagamaan pada peserta didik di SMAN 33 Jakarta. b. Bagi peserta didik dapat menambah pengetahuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melalui kegiatan belajar di SMAN 33 Jakarta. F. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Teori, meliputi: kajian teori, kerangka berfikir, dan tinjauan penelitian terdahulu. BAB III Metodologi Pendidikan, meliputi metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, partisipan dan peneliti, tindakan dan tahapan, tekhnik pengumpulan data, kisi-kisi instrument penelitian, dan tekhnik analisis data.
16 BAB IV Hasil Penelitian, meliputi hasil penelitian, Penyajian dan pembahasan. BAB V Kesimpulan Dan Saran, meliputi kesimpulan, dan saran.
17 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Multikultural 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan (bahasa Inggris: education) adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pengertian Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilal moral, dan lain sebagainya.
18 Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Juga, setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Namun umumnya pendidikan dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah adalah yang paling umum ada juga sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan homeschooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka. Secara garis besar, pendidikan dapat dijalani melalui dua hal yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar sendiri melalui buku bacaan atau belajar melalui pengalaman diri sendiri dan orang lain.
19 Penjelasan-penjelasan yang telah disebutkan diatas adalah tentang teori pendidikan mulai dari segi bahasa, pengertian secara umum dan khusus sedangkan pendidikan multikultural sendiri merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Pendidikan multikultural menekankan pada sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. (Ibrahim, 2013). 2. Pengertian Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural menurut Andersen dan Cusher (Ibrahim, 2013) diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Sedangkan Hernandez mengartikan pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualianpengecualian dalam proses pendidikan.
20 Pendidikan multikultural menurut Sleeter dan Grant didefinisikan sebagai suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskriminasi yang terjadi di dunia pendidikan. 3. Pendidikan Agama Islam di SMA Kemendikbud mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya, yaitu kitab suci al-Quran dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa. Berdasarkan definisi pendidikan agama Islam menurut Kemendikbud di atas, maka ada hubungan antara pendidikan agama Islam dengan implementasi pendidikan multikultural yaitu tuntutan menghormati penganut agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa. Pendidikan agama Islam di SMA memiliki tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan karakteristik materi tersendiri. Adapun tujuan pendidikan
21 agama Islam di SMA adalah sebagai berikut: Siswa diharapkan mampu membaca al-Qur’an, menulis dan memahami ayat al-Qur’an serta mampu mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari, beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat dan qadha dan qadar-Nya dan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, prilaku dan akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari, siswa diharapkan terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji dan menghindari sifat-sifat tercela, dan bertata kerama dalam kehidupan sehari-hari, siswa diharapkan mampu memahami sumber hukum dan ketentuan hukum Islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan siswa diharapkan mampu memahami, mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia dan dunia serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Majid, 2005). Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang terlah didapat dari prosen pendidikan agama Islam. Menurut Zakiah Daradjad, pendidikan agama Islam sebagai sebuah bidang studi di sekolah mempunyai tiga fungsi yaitu: pertama, menanam tumbuhkan
22 rasa keimanan yang kuat, kedua, menanam kembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia. (Daradjad, 1995) Pendidikan agama Islam di SMA ruang lingkup tersendiri. Ruang lingkup mata pelajaran PAI meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. (Ramayulis, 2005). Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam untuk SMA meliputi lima aspek, yaitu: pertama adalah AlQuran/Hadis yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan meneijemahkan dengan baik dan benar, kedua, yaitu keimanan yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik, ketiga, akhlak yang menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela, keempat fiqih/ibadah yang menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah yang baik dan benar, dan kelima tarikh dan
23 kebudayaan Islam yang menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah) dari peristiwa- peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. (Indonesia, 2011). Pendidikan agama Islam di SMA memiliki materi-materi pembelajaran yang dituangkan ke dalamnya dibagikan kepada jenjangnya yaitu kelas X, XI dan XII. Sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 2.1 Materi pembelajaran pendidikan agama Islam SMA. KELAS TEMA X 1 Mujahadah Nafs, Husnudzdzon Dan Ukhuwwah 2. Amaul Husna . 3. Menuntut Ilmu 4. Jujur Dalam Kehidupan 5. Sumber Hukum Islam 6. Ibadah Haji 7. Dakwah Nabi Di Makkah 8. Menjauhi Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina 9. Iman Kepada Malaikat 10. Busana Muslim 11. Zakat 12. Wakaf 13. Dakwah Nabi Di Madinah XI 1. Taat Aturan, Kompetitif dalam Kebaikan dan Kerja Keras 2, Iman kepada Kitab-kitab Allah
24 3. Tata Cara Pengurusan Janazah 4. Perkembangan Peradaban Islam pada masa Kejayaan 5. Khutbah, Tabligh dan Dakwah 6. Toleransi dan Menghindari Diri dari Tindak Kekerasan 7. Iman kepada Rasul-rasul Allah 8.Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam 9. Perkembangan Islam pada masa modern (1800 M- sekarang) XII 1. Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Toleransi 2. Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Etos kerja 3.Iman kepada Hari Akhir 4. Perilaku-perilaku Terpuji (Adil, Ridha dan Amal Saleh) 5. Hukum Islam Tentang Pernikahan 6. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia 7. Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Iptek 8. Iman kepada Qada dan Qadar 9. Persatuan dan Kerukunan 10.Isyraf, Tabzir, Gibah, dan Fitnah 11. Hukum Waris dalam Islam 12. Islam di Dunia Pendidikan agama Islam di SMA dengan materi-materinya dari kelas X, XI, XII jika kita analisa ada keterkaitan antara pendidikan agama Islam di SMA dengan implementasi pendidikan multikultural. Hal itu dapat dilihat di materi kelas X pada bab I Mujahadah. Ukhuwah dan Husnudzon di dalam bab I terdapat indikator perilaku yang menunjukkan bagaimana sikap menjalin persaudaraan, bab XIII Dakwah Rasulullah di Madinah di dalam bab tersebut dipaparkan bagaiman cara dakwah Rasulullah di Madinah yang masyarakatnya yang heterogen yang bukan terdiri dari muslim saja melainkan ada juga
25 yang non muslim, Rasul menghormati perbedaan itu juga perbedaan budaya masyarakat Madinah dengan Mekah. Ini merupakan indikator adanya hubungan pendidikan agama Islam di SMA dengan implementasi pendidikan multikultur. Juga materi kelas XI pada bab VI Toleransi dan Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan dsn bab IX Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800 M – Sekarang). Dalam bab VI peserta didik diajarkan bagaimana cara menerapkan toleransi dalam kehidupan, dan di bab IX dijelaskan tentang perkembangan Islam pada masa modern yang dituntut untuk hidup harmonis agar Islam berkembang. Sedangkan dalam materi-materi kelas XII yang berkaitan dengan implementasi pendidikan multikultural terletak pada bab I. Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Toleransi yang isinya adalah Surah AlKafirun [109] Ayat 1–6 bercerita tentang sikap seharusnya seorang muslim kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan, kita tidak boleh mencampur adukkan tata cara kehidupan kita dengan ajaran agama orang lain, Surah Yunus [10]: 40–41 mengajarkan tentang sikap dalam berbeda pendapat dengan orang lain, saat kita meyakini kebenaran suatu pendapat apalagi pendapat yang bersifat prinsip, kita diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan tetap menghargai pendapat orang lain, surah al-Kahf [18]: 29 mengajarkan toleransi
26 untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah Swt. Setiap orang dipersilakan untuk beriman atau tidak menurut keyakinan yang mereka miliki, dalam masyarakat, perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang pasti ada. Oleh karena itu, saling menghargai sangat diperlukan agar hubungan antarsesama dapat berjalan dengan baik, sebagai umat Islam, kita harus tetap menjaga harga diri dan identitas serta sikap kita sebagai seorang muslim yang teguh dan baik hati. Dengan demikian, tugas kita sebagai rahmatan lil-alamin dapat kita tunaikan dengan baik, bab IX tentang Persatuan dan Kerukunan yang isinya menjelaskan tentang Persatuan berasal dari kata satu. Kata persatuan merujuk pada kebersamaan antara dua orang atau lebih. Kebersamaan baik itu dalam arti fisik maupun nonfisik seperti bersama dalam organisasi, kesepakatan, keluarga, maupun yang lainnya. Persatuan merupakan akibat dari adanya ikatan batin dan ikatan hukum dari beberapa orang yang berada dalam suatu kesepakatan untuk bersama. Kerukunan merupakan kata benda bentukan dari kata rukun. Persatuan dan kerukunan mempunyai hubungan yang sangat erat, persatuan hanya akan ada jika kerukunan tercipta. Kerukunan merupakan syarat utama adanya persatuan kerukunan dalam kehidupan dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk,
27 yaitu kerukunan antarumat seagama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah, dan bab bab XII. Islam di Dunia yang menjelaskan tentang Islam merupakan agama universal yang sesuai dengan fitrah manusia, ketika Islam mendapat tekanan yang berat, rasa keingintahuan masyarakat tentang semakin kuat, Islam telah menyebar di berbagai penjuru dunia dan dapat berkembang dengan baik di benua Eropa, Amerika, Asia, dan Australia dan perkembangan Islam di dunia meliputi bidang pendidikan, kebudayaan, keagamaan, dan politik. Dengan demikian jelaslah sudah adanya hubungan pendidikan agama Islam dengan implementasi pendidikan multikultura yang diejahwantahkkan kedalam materi-materi pendidikan agama Islam di SMA. 4. Implementasi pendidikan Multikultural Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to implement” yang berarti mengimplementasikan. Secara Umum, implementasi adalah tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang, cermat dan terperinci. Jadi, implementasi dilakukan jika sudah ada perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun jauh jauh hari
28 sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Yaitu suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius dan mengacu pada norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Selain penjelasan secara umum diatas, Multikultural berkaitan pula dengan prinsip-prinsip demokrasi, hak hidup kelompok-kelompok masyarakat yang ada dalam suatu komunitas karena memiliki budayanya masing-masing. (Sulhah, 2012). Dalam konteks Indonesia, multikultural dipahami sebagai kebhinekaan yang berarti perbedaan. Bhinneka berasal dari Bahasa Sansekerta dan terdapat dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Walaupun melalui buku Sutasoma tersebut Mpu Tantular mencoba menangkap substansi perbedaan paham Siwaisme dan Buddhisme, namun rumusan Bhinneka Tunggal Ika “walau berbeda tetap satu jua” yang diungkapkan dalam buku tersebut mempunyai makna keberagaman yang universal, bukan lagi terbatas pada Siwaisme dan Buddhisme. (Maksum, 2011).