The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini dibuat untuk memenuhi tugas "SMEDI"

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nabiladiahp14, 2021-03-28 08:19:45

SPECIFIC INFORMATION ON DRUG

E-book ini dibuat untuk memenuhi tugas "SMEDI"

Keywords: #ebook #SPECIFIC INFORMATION ON DRUG

81. LACTULAX SYRUP

 Kandungan Zat. : Lactulose

 Manfaat : Untuk mengobati konstipasi kronis atau memperlancar buang air

besar (BAB), dan Ensefalopati sistemik.

 Golongan Obat : Obat bebas
 Dosis Maksimum : 30–45 ml, 3–4 kali sehari

 Dosis Lazim :

a) Dapat diberikan Bersama atau tanpa makanan

1. Dewasa :
• Penderita berat : di berikan 2 sendok makan (30 ml)
• kasus Sedang : di berikan 1-2 sendok makan (15-30 ml)
•Kasus ringan : di berikan 1 sendok makan (15 ml)

2. Anak :
•Usia 6-14 tahun : di berikan 3 sendok teh (15 ml)
•Usia 1-5 tahun : di berikan 1-2 sendok teh (5-10 ml)

3. Bayi < 1 tahun ; di berikan 1 sendok teh (5 ml)

 Interaksi Obat dan Makanan :

100

1. L-glutamin, antasida, non-absorbable, neomisin.
Laktosa dapat berinteraksi dengan obat di atas sehingga efek terapinya menurun
2. Antikoagulan, Warfarin, Antagonis vit k
Dapat menganggu koagulasi darah dan meningkatkan INR sampai diatas 0,6
3. Furosemid dan Ondansetron
Dapat menyebabkan perburukan efek samping seperti dehidrasi, diare, dan imblans
elektronik.

 Kontraindikasi Ibu Hamil :

 Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin,
tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Atau studi reproduksi
hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) namun
tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester
pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

 ESO :

 Perut kembung
 Mual, Muntah
 Dosis tinggi : Diare, kehilangan cairan tubuh

82. LAPIBROZ KAPLET

 Kandungan. : Gemfibrozil 600 mg
 Kegunaan : Lapibroz digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliseride

yang tinggi.
 Golongan. : Obat Keras
 Dosis maks . : 1.500 mg per hari
 Dosis Lazim : 900-1.500 mg setiap hari, diberikan dalam 2 dosis terbagi.
 Interaksi Obat : Meningkatkan kadar plasma jika diberikan bersamaan dengan warfarin.
 Kontraindikasi Ibu Hamil

 Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol
pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan

101

hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada
janin.
 ESO :
 Gangguan saluran pencernaan,
 Mual
 Pusing.

83. LASIX

 Kandungan. : Furosemide
 Kegunaan : untuk mengurangi kadar garam yang lebih didalam tubuh, untuk

mengurangi pembengkakan yang terjadi pada penyakit gagal jantung, penyakit hati dan
penyakit kronis lainnya.
 Golongan obat : obat keras
 Dosis Lazim :

 Awal: 20 – 80 mg / dosis
 Pemeliharaan: tingkatkan secara bertahap dari 20 – 40 mg / dosis setiap 6 – 8

jam.
 Berikan 1 – 2 x sehari, dengan dosis harian maksimum 600 mg.
 Dosis maksimum : 600 mg./hari
 Kontraindikasi Ibu Hamil :
 Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika
manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
 Interaksi obat dan makanan :

102

 Lithium, antibiotik aminoglikosida , asam ethacrynic, salisilat, cephalosporin
dapat meningkatkan potensi toksisitasnya.

 ACE inhibitor dapat menyebabkan hipotensi berat dan penurunan fungsi ginjal.
 Sukralfat obat ini dapat menurunkan efek natriuretik dan antihipertensi dari

furosemide. Jika tetap digunakan beri jarak setidaknya 2 jam.
 Fenitoin obat ini menyebabkan penurunan penyerapan furosemide di usus, dan

akibatnya menurunkan konsentrasi serum puncak furosemide. Akibatnya
efektivitas furosemide sedikit berkurang.
 Indometasin jika indometasin dan furosemide digunakan bersamaan dapat
mengurangi efek natriuretik dan antihipertensi dari furosemide.

 ESO :

 Mual, muntah, anoreksia, iritasi mulut dan lambung, diare, dan sembelit.
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam tubuh), hiperurikemia
(peningkatan kadar asam urat), hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah),
gangguan pendengaran, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur.

84. LOPERAMIDE

 Kandungan. : Imodium
 Kegunaan. : meredakan diare
 Golongan obat : obat keras
 Dosis Lazim :

103

 Dewasa: dosis awal 4 mg diberikan setelah BAB, dilanjutkan dengan 2 mg
setiap kali selesai BAB.

 Dosis maksimal 16 mg per hari.
 Anak-anak usia 6–8 tahun: dosis awal 2 mg diberikan setelah BAB, dilanjutkan

dengan 1 mg setiap kali selesai BAB.
 Dosis maksimal 4 mg per hari.
 Anak-anak usia 9–11 tahun: dosis awal 2 mg diberikan setelah BAB,

dilanjutkan dengan 1 mg setiap kali selesai BAB.
 Dosis maksimal 6 mg per hari.

 Interaksi obat dan makanan :

 Peningkatan kadar loperamide dalam darah jika dikonsumsi bersama ritonavir,
abiraterone, amiodarone, cimetidine, atau ketoconazole

 Penurunan efektivitas loperamide jika dikonsumsi bersama cholestyramine
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung dan efek samping yang fatal

jika dikonsumsi bersama azithromycin, clarithromycin, clopidogrel, atau
ciclosporin

 Kontraindikasi Ibu Hamil :

 Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

 ESO :

 Pusing, sembelit, kelelahan, dan mual.

85. LORATADINE

 Kandungan. : Loratadine
 Kegunaan. : mengatasi alergi

104

 Golongan obat : Obat keras
 Dosis Lazim. :

 Dewasa: di minum 1 kali sehari 1 tablet.
 Anak usia 2-12 tahun: berat badan < 30 kg: ½ tablet sekali sehari.
 Berat badan > 30 kg: 1 tablet, di minum 1 kali sehari.
 Dosis maksimum :10 mg/hari
 Interaksi obat dan makanan :
 Dapat meningkatkan konsentrasi plasma jika di berikan bersamaan dengan

ketoconazole, fluconazole, erythromycin, clarithromycin, cimetidine.
 Kontraindikasi Ibu Hamil :

 Kategori B : Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.

 ESO :

105

1. Sakit kepala
2. Mengantuk
3. Gugup.
4. Hipotensi.
5. Jantung berdebar
6. Mulut kering
7. Sakit perut
8. Mual, muntah
9. Diare.

86. LUVOX

 Kandungan : Fluvoxamine Maleate 50 mg
 Kegunaan . : Penyakit depresi dan gejala gangguan depresi.
 Golongan : Obat Keras
 Dosis Lazim : 300 mg per hari.

 Dosis awal: 50-100 mg per hari.
 Dosis efektif yang biasa: 100 mg/hari.
 Dosis Maksimal : 300 mg / hari. Pencegahan kekambuhan depresi 100 mg dosis tunggal
harian.
 Interaksi obat :
 Obat dengan indeks terapi sempit (misalnya. Warfarin, fenitoin, teofilin,

siklosporin, taurin, metadon, clozapine, & carbamazepine), benzodiazepin,
neuroleptik, thioridazine, propranolol, litium, alkohol.
 Kontraindikasi Ibu Hamil :
 Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya)

106

dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan
binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika
manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko yang mungkin timbul pada
janin.
 ESO :
 timbul mual,
 muntah.

87. MERTUS CREAM

 Kandungan : Mupirocin Calcium 2 %
 Kegunaan : mengobati impetigo, luka bakar, luka pasca operasi, dan luka terinfeksi.
 Golongan : Obat Keras
 Dosis Lazim :

 Infeksi kulit sekunder :
 Anak usia > 3 bulan dan Dewasa: Oleskan krim pada kulit yang terinfeksi. Lama

pengobatan hingga 10 hari.
 Impetigo (infeksi kulit yang berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit)
 Dewasa dan Anak usia ≥2 bulan: Oleskan krim pada kulit yang terinfeksi. Lama

pengobatan hingga 5-10 hari.
 Interaksi Obat :

107

 Apabila digunakan bersamaan dengan Kloramfenikol dapat mengganggu atau
aksi antibakteri mupirocin dalam sintesis RNA.

 Kategori Kehamilan :
 Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan
Mertus ke dalam
 Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin,
tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan
telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak
dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan
tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

 ESO :
 Membakar, menyengat, gatal, nyeri, ruam, kulit kering, nyeri tekan, infeksi pada
kulit dan jaringan bawah kulit (selulitis), nyeri atau perdarahan sekunder akibat
peradangan kulit(eksim), infeksiluka sekunder, biduran (urtikaria), pembengkakan.

88. MESTINON

 Kandungan. : Pyridostigmine bromide 60 mg
 Kegunaan : mengobati kelemahan otot (Miastenia gravis), kelumpuhan pada otot

usus (leus paralitik), dan gangguan pada kandung kemih (retensi urin) pasca operasi.
 Golongan obat : Obat Keras
 Dosis Maks. : 0,3-1,2 g/hari
 Dosis Lazim. :

108

 Penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot (Myasthenia gravis)
 Dewasa: di berikan dosis 30-120 mg setiap hari.
 Anak usia 6-12 tahun: di berikan dosis 60 mg setiap hari,
 Kelumpuhan pada otot usus(leus paralitik), dan gangguan pada kandung kemih

(retensi urin) pasca operasi.
 Dewasa: di berikan dosis 60-240 mg setiap hari.
 Anak: di berikan dosis 15-60 mg setiap hari.
 Interaksi obat :
 Dapat memperburuk masalah penglihatan malam hari jika di berikan bersamaan

dengan obat anti-glaukoma.
 Antagonis efek pelumpuh otot non-depolarisasi (misal. Pancuronium,

vecuronium).
 Memperpanjang efek relaksan otot depolarisasi (misal. Suxamethonium).
 Kontraindikasi Ibu hamil :
 Kategori C: studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik
atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang diperoleh
lebih besar dari potensi risiko pada janin.
 ESO : Mual, muntah, peningkatan air liur, diare, kram perut.

89. METHYCOBAL

109

 Kandungan zat : vitamin B12

 kegunaan : Mengatasi kekurangan vitamin B12

 Golongan obat : obat keras

 Dosis maks. : 2,4 mcg

 Dosis Lazim :

 Kondisi Bentuk obat Dosis :
a) Neuropati perifer Kapsul 1500 mcg/hari, dibagi ke dalam 3 jadwal konsumsi.
b) Suntik (parenteral) 500 mcg/hari, 3 kali seminggu.
c) Anemia defisiensi B12 Suntik (parenteral) 500 mcg/hari, 3 kali
seminggu.Setelah 2 bulan pengobatan, kurangi dosis secara bertahap tiap 1-3
minggu.

 Interaksi obat dan makanan:

 Menurunkan penyerapan methylcobalamin dalam saluran cerna, jika digunakan
dengan neomycin, colchicine, metformin, obat proton pump inhibitor seperti
omeprazol , dan obat penghambat H2 seperti ranitidin.

 MengurangiMengurangi kadar methylcobalamin dalam darah, jika digunakan
dengan pil KB dan vitamin C.

 Kontraindikasi ibu hamil :

 Kategori N: Belum dikategorikan.

 ESO:

1. Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi methylcobalamin kapsul
adalah:
•Nafsu makan menurun
•Diare
•Mual dan muntah

2. Sedangkan pada penggunaan methylcobalamin suntik, efek samping yang mungkin
terjadi adalah:
•Ruam
•Sakit kepala
•Sensasi terbakar
•Keringat berlebih

110

90. MOLAKRIM CREAM

 Kandungan zat : Methol 53, 4 mg, Eugenol 13,6 mg, Methlty Salicylate 102 mg

 Manfaat. : Untuk mengurangi nyeri punggung, sakit kepala karena kekakuan

otot, nyeri pasca trauma, keseleo

 Golongan obat : obat bebas

 Dosis maksimum : -

 Dosis lazim : 1-3 x sehari atau sesuai kebutuhan. Dioleskan pada bagian yang sakit,

seperlunya saja

 Interaksi obat dan makanan : -

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 ESO :

• Dapat terjadi gatal-gatal (urtikaria),
• pembengkakan yang terjadi pada area kulit (angioneurotik cedema
• peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit akibat alergi (dermatitis kontak)

111

91. MOLAPECT SYRUP

 Nama Obat. : Molapect Sirup

 Kandungan Zat. : ambroxol HCL dan alcohol sebagai zat aktifnya

 Manfaat. : Sebagai Sekretolitik (pengencer dahak) pada gangguan saluran

pernapasan akut dan kronis khususnya pada eksasebasi bronchitis kronik dan bronchitis

asmatik
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maks. : 30-120 mg, 2-3 kali per hari.
 Dosis lazim. :

 Dikonsumsi sesuai petunjuk dokter
 Dewasa dan 12 tahun keatas : 2 sendok takar (10 ml) sebanyak 2-3 kali/hari
 2 tahun kebawah : ½ sendok takar (2,5 ml) sebanyak 2/hari
 2-6 tahun : ½ sendok takar (2,5 ml) sebanyak 3 kali/hari
 6-12 tahun : 1 sendok takar (5 ml) sebanyak 2-3 kali/hari

 Interaksi obat dan Makanan :

112

 Jangan dinggunakan bersamaan dengan ;
 Amoxycililin
 Cefuroxime
 Eritromisin
 Doksisiklin

 Kontraindimasi Ibu Hamil :

 Kategori C: studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya
jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

 ESO :

1. Reaksi intoleran
2. Reaksi alergi
3. Reaksi hipersensitif
4. Ruam
5. Gangguan saluran cerna
6. Pembengkakan pada wajah
7. Demam

92. MOLASON CREAM

 Kandungan zat : Betamethasone valerate

113

 Manfaat. : Untuk meredakan inflamasi & pruritus pada dermatitis yang responsif

terhadap kortikosteroid

 Golongan obat : Obat Keras

 Dosis maks. : 45 – 50 gram per minggu

 Dosis lazim. : Gunakan 1-2 x sehari. Oleskan tipis-tipis pada bagian kulit yang luka,

jangan ditutup dengan pembalut

 Interaksi obat. : -

 Kontraindikasi pada ibu hamil:

 Meskipun obat ini digunakan secara topikal, hati-hati menggunakan obat ini
untuk wanita hamil dan ibu menyusui. Hal ini karena, komponen obat ini
diketahui berefek buruk terhadap perkembangan janin, terutama pertumbuhan
tulang.

 ESO :

1. gatal,
2. iritasi,
3. kulit kering,
4. rasa terbakar,
5. erupsi yang menyerupai akne,
6. hipopigmentasi

93. MYOBAT

 Kandungan : Eperison HCl 50 mg
 Kegunaan. : pengobatan pereda gejala dari kondisi yang berhubungan dengan kejang

muskuloskeletal.
 Golongan. : Obat Keras
 Dosis maks : 50 mg/hari

114

 Dosis lazim :
 Dewasa: 1 tablet, di minum 3 x sehari.

 Interaksi Obat : Tidak boleh di berikan bersamaan dengan methocarbamol, tolperisone
HCl.

 Kontraindikasi Ibu Hamil :
 Kategori N: Belum dikategorikan.

 ESO :
 Dapat menyebabkan disfungsi hati dan ginjal, perubahan hematologis, ruam,
gangguan saluran pencernaan, gangguan kemih, kelemahan dan pusing.

94. NATABION KAPSUL

 Kandungan : Fe fumarate 360 mg, asam folat 1,5 mg, vit amin B12 15 mcg, Ca
karbonat 200 mg, vitamin C 75 mg, dan cholecalciferol 400 IU

 Kegunaan. : Mengatasi anemia
 Golongan obat : obat bebas
 Dosis Lazim : 1 kapsul/hari.
 Dosis maks. : -
 Interaksi obat. : jangan digunakan bersama penisilin
 Kontraindikasi ibu hamil

 Kategori A : Obat yang terkategori A merupakan obat-obat yang cukup aman
dikonsumsi ibu hamil.

 ESO :

115

.
 Muntah.
 Kesulitan buang air besar (konstipasi).
 Nyeri lambung.
 Kejang.
 Diare.
 Kelebihan kalsium dalam darah (hiperkalsemia).

95. NATRIUM DIKOLFENAK

 Kandungan : Diclofenac Sodium 25 mg; Diclofenac Sodium 50 ; Diclofenac Potassium
25 mg; Diclofenac Sodium 50 mg

 Kegunaan : membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan (inflamasi).
 Golongan : Obat Keras
 Dosis Maks : 150 mg per hari
 Dosis Lazim :

o Nyeri akut
 Dewasa: Untuk kasus ringan hingga sedang: 50 mg diminum 2-3 kali
sehari.

o Tablet salut enterik: 75-150 mg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi.
 Anak usia > 14 tahun: 25 mg diminum 3 kali sehari atau 50 mg diminum
2 kali sehari.

o Dismenorea primer (nyeri saat menstruasi)
 Dewasa: 50 mg diminum 3 kali sehari.

o Migrain
 Dewasa: Dosis awal: diberikan dosis 50 mg pada tanda-tanda pertama
serangan. Jika gejalanya menetap setelah 2 jam, mungkin perlu dosis
tambahan 50 mg. Jika masih diperlukan, minum 50 mg setiap 4-6 jam.

116

o Demam yang berhubungan dengan infeksi telinga, hidung atau tenggorokan
(THT), nyeri pasca operasi
 Anak usia > 9 tahun dengan berat badan ≥35 kg: Tablet salut enterik: 2
mg / kg berat badan setiap hari dalam 3 dosis terbagi.

o Gangguan persendian
 Dewasa: 50 mg diminum 2-3 kali sehari. Tablet salut enterik: 75-150
mg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi.
 Anak usia > 14 tahun: 25 mg diminum 3 kali sehari atau 50 mg diminum
2 kali sehari.

 Interaksi obat:
 Lithium, digoxin, diuretik dan antihipertensi lainnya, kortikosteroid, antibakteri

kuinolon, inhibitor CYP2C9, antikoagulan, antiplatelet, metotreksat, siklosporin,
warfarin, antidiabetik, fenitoin.
 Kontraindikasi Ibu Hamil :
 Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh
digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.
 ESO :
 Rasa nyeri perut bagian atas, nafsu makan hilan, mual, muntah, diare, kram perut, perut
kembung, sakit kepala, mengantuk, pusing, vertigo, ruam kulit dan kemeraham,
pandangan kabur, gangguan pengecapan dan tuli.

117

96. NEBACETIN POWDER

 Kandungan zat : neomycin sulfate dan zinc bacitracin

 Manfaat : untuk mengobati infeksi bakteri pada kulit dan membran mukosa

luar, infeksi kulit menular, luka pasca-pembedahan, luka bakar, dan infeksi kulit yang

disebabkan kosmetik atau kuman

 Golongan obat. : obat keras

 Dosis maksimum. :

 Dosis lazim. :

 Ditaburkan pada bagian kulit yang terinfeksi bakteri. Penggunaan obat harus
sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

 Interaksi obat dan makanan :

 Obat penghambat otot atau pelumpuh otot (penghambat neuromuskuler).

 Penggunaan bersama obat tersebut dapat menyebabkan gagal napas, jika
neomycin diserap secara keseluruhan

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -
 ESO :

118

 Penggunaan dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat menyebabkan
masalah pendengaran akibat terpapar obat-obatan (ototoksisitas) dan masalah
ginjal karena tubuh terpapar obat-obatan (nefrotoksisitas)

 Reaksi alergi.

97. NESTACORT CREAM

 Kandungan zat : hydrocortisone acetate
 Manfaat :

 untuk meredakan peradangan, dan mengobati penyakit kulit, seperti eksim (
alergi pada kulit yang ditandai dengan timbulnya warna kemerahan dan rasa
gatal serta tidak nyaman)

 Golongan obat : obat keras
 Dosis maks. : 100–200 mg
 Dosis lazim. :
 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 Interaksi obat dan makanan :

119

•Peningkatan risiko terjadinya hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) dan
hipokalemia jika digunakan dengan thiazide
•Peningkatan risiko terjadinya tukak lambung dan perdarahan saluran pencernaan
jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid
•Penurunan kadar obat antimuskarinik atau salisilat
•Penurunan efektivitas hydrocortisone jika digunakan dengan carbamazepine,
phenytoin, pirimidone, barbiturat, atau rifampicin
•Penurunan efektivitas dari hydrocortisone jika digunakan dengan estrogen dan
obat kontrasepsi oral
•Peningkatan kadar kedua obat dalam darah jika hydrocortisone digunakan dengan
ciclosporin

 ESO : Hipersensitif ( gatal-gatal, kulit memerah, rasa terbakar)

98. NEURALGIN RX

 Kandungan zat : Metampiron, Vitamin B1, B6, dan B12, serta Kafein.

 kegunaan :

120

 Meringankan nyeri ringan sampai dengan berat.
 Mengatasi sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri haid.
 Meringankan gejala peradangan pada sendi (osteoarthritis).
 Meredakan gejala peradangan sendi yang disebabkan karena kekebalan tubuh

yang menyerang jaringannya sendiri (rheumatoid arthritis).
 Meringankan nyeri karena kanker.
 Meringankan nyeri setelah menjalani operasi.
 Mengatasi nyeri akibat peradangan pada saraf (neuritis).
 Mengatasi nyeri akibat gangguan saraf (neuralgia).

 Golongan obat : obat keras
 Dosis maksimum : 8-16 mg/kgBB
 Dosis lazim :

 Dewasa: 1-2 kaplet sebanyak 3-4 kali/hari.
 Anak-anak: ½-1 kaplet sebanyak 3-4 kali/hari.

 Interaksi obat dan makanan:

 (jangan digunakan bersamaan dengan)
1. Fenotiazin dan klorpromazin.

2. Penggunaan bersama metampiron meningkatkan risiko penurunan
suhu tubuh secara drastis (hipotermia).

3. Obat metotreksat.

4. Penggunaan bersama metampiron meningkatkan efek keracunan
darah (hematotoksisitas).

5. Obat antidiabetik oral, sulfonamid, dan fenitoin.

6. Penggunaan bersama metampiron dapat meningkatkan efek dari
obat antidiabetik oral, sulfonamid, dan fenitoin.

7. Bupropion dan siklosporin.

8. Penggunaan obat di atas bersama metampiron mengurangi kadar
dari bupropion dan siklosporin.

9. Obat antidepresan trisiklik, kontrasepsi oral, monoamine oxidase
inhibitors (MAOIs), dan allopurinol.

121

10. Penggunaan bersama metampiron meningkatkan efek keracunan
(toksisitas) obat-obat tersebut.

11. Barbiturat, glutetimid ,dan fenilbutazon
12. Penggunaan bersama metampiron dapat menurunkan efektivitas dari

barbiturat, glutetimid ,dan fenilbutazon.
13. Obat antikoagulan.
14. Penggunaan bersama metampiron meningkatkan risiko terjadinya

penurunan kadar trombosit di bawah nilai normal (trombositopenia).

 Kontraindikasi ibu hamil :
 Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Neuralgin RX
kaplet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu
perkembangan dan pertumbuhan janin.

 ESO :
•Gangguan pada saluran pencernaan, seperti mual atau muntah.
•Tetaplah mengonsumsi makanan sederhana dan hindari makanan pedas. Jangan makan
dalam porsi besar. Minumlah cukup air untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan
atau dehidrasi.
•Gangguan pembekuan darah.
•Gangguan kardiovaskuler.
•Reaksi alergi.
•Gangguan fungsi ginjal.

122

99. NISAGON CREAM

 Kandungan Zat : Betamethasone Valerate, Neomycin Sulfate

 Manfaat :

 Digunakan untuk membantu meringankan kelainan dan infeksi pada kulit,
seperti dermatitis (peradangan kulit), Eksim ( pembengkakaan, kemerahan, rasa
pada kulit), dan Psoriasis (peradangan akut pada kulit)

 Golongan obat : Obat Keras
 Dosis Maks. : 45 – 50 gram per minggu
 Dosis lazim. :

 1-3 kali sehari. Oleskan Nisagon Cream ditempat yang terinfeksi sampai
sebagaian bekas krim menghilang. Gunakan Nisagon Cream hanya untuk
menutupi daerah yang terinfeksi

 Interaksi obat. : Berinteraksi dengan Alkohol dan Tembakau
 Kontraindikasi Ibu Hamil :

 kategori C. yang artinya belum ada penelitian jelas pada manusia. Namun,
terbukti menimbulkna kecacatan janin pada penelitian terhadap hewan mamalia

 ESO :

123

1 Gatal
2. Ruam kulit
3. Kemerahan
4. Bengkak

100. NORFLAM

 Kandungan :

 Ekstrak kering echinacea 150 mg, vitamin B1 HCl 1.5 mg, vitamin B2 1.5 mg,
vitamin B6 HCl 2 mg, vitamin B12 4 mcg, nicotinamide 10 mg, curcuma
xanthorrhiza 10 mg, Mucilago acacia 10 mg

 Kegunaan. : membantu meredakan pembengkakan atau peradangan pasca infeksi dan

operasi

 Golongan : Obat bebas

 Dosis maks : -

 Dosis lazim : 1-3 kapsul perhari.

 Interaksi obat :

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 ESO : Belum ada efek samping yang dilaporkan.

124

101. NOROS

 Kegunaan : antioksidan untuk perlindungan terhadap radikal bebas.
 Golongan. : Obat Bebas
 Kandungan :

 Ekstr biji anggur 50 mg, lycopene 5 mg, vitamin E 30 IU, vitamin C 100 mg,
vitamin B1 15 mg, vitamin B2 15 mg, vitamin B6 25 mg, vitamin B12 15 mcg,
folic acid 0.4 mg, niacinamide 100 mg, Zn 25 mg, biotin 150 mcg, selenium 60
mcg

 Dosis maks. :-

 Dosis lazim :

 Interaksi obat :

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 ESO : Noros tidak menimbulkan efek samping jika dikonsumsi sesuai dosis.

125

102. NORVASK 10 MG TABB

 Kandungan : Amlodipine 5 mg; Amlodipine 10 mg
 Kegunaan :

 untuk membantu mengobati penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), nyeri
dada (angina pektoris), mencegah serangan stroke, mencegah serangan jantung
dan Mencegah penyakit ginjal.

 Golongan obat : obat keras
 Dosis lazim :

 Hipertensi:
o Dewasa: 5-10 mg per hari.
o Anak-anak 6-17 tahun: 2.5-5 mg per hari.

 Angina pektoris:
o Dewasa: 5-10 mg per hari.

 Dosis maksimum :10 mg/hari
 Interaksi obat dan makanan:

 obat anti jamur golongan azole (misalnya ketoconazole)
 conivaptan dapat meningkatkan konsentrasi Amlodipine dalam darah.
 ritonavir dapat meningkatkan kinerja Amlodipine sehingga penurunan dosis

dapat dipertimbangkan
 ESO :

126

1. Merasa lelah
2. Pusing
3. Mual
4. Pembengkakan tungkai
5. Jantung berdebar

103. NOTISIL

 Kandungan : Natrium Walfarin 2 mg; Natrium Walfarin 5 mg
 Kegunaan. :

 mengobati trombosis vena, serta digunakan sebagai terapi tambahan dalam
pengobatan oklusi koroner.

 Golongan : Obat Keras
 Dosis pemakaian obat

 Dosis awal: 5-10 mg setiap hari selama 2 hari. Sesuaikan dosis dengan hasil INR
(indikator mengevaluasi pengobatan dengan antikoagulan).

 Dosis pemeliharaan: 2-10 mg setiap hari.
 Interaksi obat:

127

 Efek berkurang jika diberikan bersamaan dengan aminoglutethimide,
barbiturat, carbamazepine, griseofulvin, phenobarb, primidone, rifampicin dan
vitamin K.

 Efek meningkat jika diberikan bersamaan dengan steroid anabolik, amiodarone,
antibiotik tertentu, cimetidine, clofibrate, danazol, disulfiram, imifazole,
antifotone tiroksin.

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -
 ESO :

 Pendarahan, ileus paralitik (otot usus mengalami kelumpuhan, sehingga fungsi
pencernaan terganggu), perdarahan uterus berlebihan dan nekrosis (Kematian)
jaringan kulit.

104. NUCRAL SUCRALFATE

 Nama Obat. : Nucral Sucralfate Sirup
 Kandungan : Sucralfate
 Manfaat : Mengobati tukak lambung, ulkus duodenum, gastritis kronis, dan

mencegah pendarahan saluran cerna

 Golongan Obat : Obat Keras

 Dosis Maks. : 8 gram per hari

 Dosis lazim : Sebelum makan, harus sesuai dengan petunjuk dokter.

128

 Dewasa : 3 kali sehari 1-2 tablet
 Interaksi obat dan Makanan :

Penggunaan sukralfat bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan efek
interaksi antarobat di bawah ini:

 Menurunkan penyerapan digoxin, dolutegravir, ketoconazole, furosemide,
tetracycline, teofilin, ranitidine, cimetidine, phenytoin, norfloxacin,
warfarin, atau ciprofloxacin

 Meningkatkan kadar sukralfat di dalam darah jika digunakan bersama
suplemen vitamin D

 Meningkatkan kadar aluminum hydroxide di dalam darah
 Kontraindikasi pada ibu hamil

 Kategori B : Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin,
tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan
telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak
dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan
tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya)

 ESO :
a. Konstipasi
b. Sakit kepala
c. Mulut kering
d. Pusing
e. Diare
f. Insomnia
g. Mual atau muntah

129

105. OBH ITRASAL SYRUP

 Kandungan : Glycyrrhizae Succus, Chloretum Ammonicum, Solutio ammonia,

dan Sprituosa anisata.

 Manfaat. : Mengatasi batuk karena pilek, influenza, bronchitis, asma, dan

kebanyakan merokok.

 Golongan Obat : Obat Bebas

 Dosis Maksimum. : -

 Dosis lazim :

 Anak-anak umur 1 - 3 tahun: diminum sehari 3 kali 1/2 sendok teh (2.5 ml).
 Anak-anak umur > 3 tahun: diminum sehari 3 kali 1 sendok teh (5 ml).
 Dewasa: diminum sehari 3 kali 3 sendok teh (15 ml)
 Kocok OBH Itrasal dahulu sebelum diminum

 Interaksi obat dan Makanan :

 Informasi interaksi obat yang tersedia antara itrasal OBH sirup dan obat-obatan lain
terbatas. Dianjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter, apoteker, atau
penyedia perawatan kesehatan sebelum menggunakan obat ini bersama obat
lainnya.

 Kontraindikasi pada ibu hamil

 Kategori kehamilan : Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi
atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan
selanjutnya. Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan
obat ini.

130

 ESO :

1. Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan hipersensitif pada kandungan dalam OBH
Itrasal.
2. Munculnya asidosis jika digunakan melampaui batas dosis yang diperlukan secara
terus-menerus.
3. Kandungan Ammonium chloride dapat menyebabkan mual dan muntah.

106. OMEPRAZOLE

 Kandungan : Omeprazole

 Manfaat : Mengurangi kadar asam lambung

 Golongan Obat: Obat maag jenis penghambat pompa proton atau proton pump

inhibitors (PPIs)
 Dosis Maks : 20 mg per hari
 Dosis lazim :

131

Dosis omeprazole untuk menangani beberapa kondisi pada orang dewasa:
 Penyakit asam lambung (GERD)
o Dosis: 20-40 mg per hari.
 Tukak lambung
o Dosis: 20-40 mg per hari, selama 4 sampai 8 minggu.
 Sindrom Zollinger-Ellison
o Dosis: 60-360 mg per hari, dibagi menjadi 3 kali pemberian (setiap 8 jam).
 Ulkus duodenum
o Dosis: 20 mg per hari, selama 4-8 minggu.
 Infeksi Helicobacter pylori
o Dosis: 20 mg, 2 kali sehari, selama 10 hari.
 Esofagitis erosif
o Dosis: 20 mg per hari, selama 4-8 minggu.
 Dosis omeprazole untuk anak-anak dan penderita gangguan organ hati akan
disesuaikan oleh dokter.

 Interaksi obat dan Makanan :

 Menurunkan efektivitas obat clopidogrel dalam membantu mencegah serangan
jantung atau stroke.

 Menurunkan efektivitas obat erlotinib untuk mengobati kanker.
 Meningkatkan efek dan kadar atorvastatin dalam darah, sehingga meningkatkan

risiko seseorang mengalami kerusakan liver.
 Meningkatkan kadar dan efek alprazolam, sehingga penggunanya berisiko

mengalami gangguan pernapasan dan sangat mengantuk.

 Kontraindikasi pada ibu hamil

 Kategori N: Belum dikategorikan. Wanita hamil dan menyusui tidak
dianjurkan mengonsumsi Omeprazole sebelum berkonsultasi dengan
dokter.Omeprazole dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, tanyakan
kepada dokter sebelum menggunakannya.

 ESO :

 Selain nyeri perut dan sakit kepala, efek samping lain yang perlu diwaspadai
adalah:

132

1. Rendahnya kadar kalium dalam darah, yang menimbulkan gejala berupa kram
otot, detak jantung yang tidak normal (lambat, cepat, atau tidak beraturan), dan
kejang.
2. Bertambah parahnya gejala pada penderita lupus.
3. Gangguan pencernaan, seperti diare yang berkelanjutan serta adanya darah atau
lendir pada tinja.
4. Kekurangan vitamin B12, yang menyebabkan keluhan lemas, sariawan, mati
rasa, dan kesemutan pada tangan atau kaki.
5. Reaksi alergi obat, seperti munculnya ruam, pusing, hingga sesak napas.

107. OMEPROS

 Kandungan : Omega 3, 6, 9, DHA, EPA, dan Vitamin E
 Manfaat. :

 untuk membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida,
meningkatkan kolesterol HDL, mencegah stroke dan serangan jantung, dan
membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

 Golongan Obat : Obat bebas
 Dosis Maks. : -
 Dosis lazim :

 Dewasa: 3 kali sehari, sesudah makan.

133

 Interaksi obat dan Makanan : -

 Kontraindiasi pada ibu hamil : -

 ESO : Belum ada laporan mengenai efek samping dari Omepros

108. OPIPROL

 Kandungan : Bisoprolol Fumarate 2.5 mg; Bisoprolol Fumarate 5 mg

 Kegunaan : mengobati tekanan darah tinggi

 Golongan Obat : obat keras

 Dosis maks. : 20 mg per hari

 Dosis pemakaian obat :

 Hipertensi
o Dosis awal: 5 mg diminum sehari sekali.
o Dosis Lazim: 10 mg diminum sehari sekali, maksimal 20 mg perhari.

 Gagal jantung kronik
o Dosis awal: 1.25 mg per hari, dosis dapat ditingkatkan setelah 1 minggu,

maksimal dosis 10 mg/hari.
 Interaksi obat :

 Verapamil dan diltiazem dapat menyebabkan pemblokan atrioventrikular
(penyumbatan sebagian atau seluruh konduksi impuls listrik dari atrium jantung
menuju ventrikel).

 Clonidine dan metildopa dapat berisiko apabila dikonsumsi dengan bisoprolol
pada pasien yang memiliki kelainan jantung.

 Kontraindikasi pada ibu hamil

 Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya
jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

134

 ESO :

 Mual, muntah,
 diare,
 konstipasi,
 kelelahan,
 pusing, rasa dingin atau kebas dan sakit kepala (terjadi pada awal terapi tetapi

biasanya menghilang sesudah 1-2 minggu).

109. ORIXAL

 Kandungan zat : Clarithomycin 500mg

 Kegunaan : Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada saluran

pernapasan,saluran pencernaan, dan kulit.

 Golongan Obat : Obat keras

 Dosis Maksimum : 500mg 2-3 kali sehari

 Dosis lazim :

135

 Infeksi yang rentan, infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak
 Dewasa: 250 mg, dosis dapat ditingkatkan menjadi 500 mg,
 Infeksi berat, jika perlu, selama 7-14 hari.
 Anak: 7.5 mg / kgBB digunakan selama 5-10 hari.
 Pemberantasan H. pylori terkait dengan penyakit tukak lambung
 Dewasa: 500 mg, dalam kombinasi dengan antibakteri lain dan antagonis

reseptor H2 atau PPI selama 7-14 hari.
 Anak: ≥1 tahun 7.5 mg / kg 2 kali sehari, dapat diberikan dengan antibakteri

lain dan PPI selama 7 hari.

 Interaksi obat dan makanan :

 Peningkatan risiko toksisitas (keracunan) dengan dikombinasi dengan obat
digoxin.

 Penggunaan bersamaan dengan atazanavir, itraconazole atau saquinavir dapat
menyebabkan interaksi obat dua arah.

 Hipotensi, bradaritmia, dan asidosis laktat dapat terjadi bila digunakan bersama
verapamil.

 Peningkatan risiko miopati, termasuk rhabdomyolysis dengan inhibitor
reduktase HMG-CoA. Peningkatan risiko hipoglikemia dg obat hipoglikemik
oral (mis. Pioglitazone) dan insulin.

 ESO :

 Sakit kepala
 Nyeri sendi
 Nyeri otot
 Demam
 Halusinasi
 Gagal hati
 Anafilaksis
 Ruam pada kulit
 Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun)
 Trombositopenia (suatu keadaan dimana jumlah trombosit dalam tubuh

menurun atau berkurang dari jumlah normalnya)

 Kontraindikasi pada ibu hamil :

136

 Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya
jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

110. ORLISTAT

 Bentuk obat. : Kapsul

 Kandungan zat. : orlistat

 Khasiat/kegunaa : Mengurangi penyerapan lemak

 Golongan obat : obat resep

 Dosis maks : 60–120 mg, 3 kali sehari

 Dosis lazim :

 Dosis dan aturan pakai orlistat akan ditentukan oleh dokter dan disesuaikan
dengan indeks masa tubuh, sehingga perlu dilakukan dulu pengukuran indeks
massa tubuh (IMT). Orlistat hanya direkomendasikan bagi penderita obesitas
yang memiliki nilai IMT 27 kg/m² atau lebih.

 UntukUntuk pasien dengan IMT 27kg/m² atau lebih, dosis umum orlistat yang
akan diberikan oleh dokter adalah 60–120 mg, 3 kali sehari tiap waktu makan
per harinya. Pemantauan berat badan akan dilakukan secara berkala.

 Interaksi obat dan makanan:

 Menurunkan efektivitas obat antiretroviral, seperti atazanavir, ritonavir, atau
tenofovir

 Mengurangi kadar dan efektivitas dari amiodarone atau ciclosporin dalam darah
 Menurunkan penyerapan garam beryodium, beta karoten, atau vitamin yang

larut dalam lemak, ` seperti vitamin A, D, E, dan K
 Menurunkan efektivitas obat kontrasepsi, seperti pil KB
 Meningkatkan risiko terjadinya pendarahan jika digunakan dengan obat

antikoagulan, seperti

 Kontraindikasi pada ibu hamil :

137

 Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan
adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini tidak boleh dikonsumsi
wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.

 ESO:

 Tinja yang berlemak
 Perut kembung
 Inkontinensia tinja
 Timbul bercak minyak di pakaian dalam
 Tiba-tiba mulas dan muncul dorongan untuk BAB

111. OSSOPAN

 Golongan : Obat Keras
 Kandungan : Ossein Hydroxyapatite Compound (OHC) 800 mg (Ca 178 mg &

fosfor 82 mg, protein kolagen & non-kolagen, asam amino)
 Kegunaan :

 Ossopan 800 digunakan sebagai suplemen untuk memenuhi kebutuhan mineral
pada masa kehamilan dan menyusui, mengatasi nyeri punggung bawah dan
periodontitis pada masa kehamilan.

 Dosis maks : -
 Dosis lazim :

 Ossopan 800 termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu
penggunaannya harus dikonsultasikan dengan Dokter, berikut penjelasan secara
umum.

 1-2 kaplet, diminum 3 kali sehari. Diminum dalam keadaan perut kosong.

 Interaksi obat : Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)Tetrasiklin

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 ESO : Belum ada efek samping yang dilaporkan

138

112. OSTEOMAX

 Golongan obat : Obat Bebas
 Kandungan zat :

 Glucosamine HCl 250 mg, chondroitin sulfate 200 mg, methylsulfonylmethane
250 mg, dicalcium phosphate 250 mg, Vitamin D3 100 IU

 Kegunaan : Osteomax digunakan untuk memelihara kesehatan fungsi sendi.
 Dosis maks :-
 Dosis lazim :

 1 kali sehari 1-2 kaplet

 Interaksi Obat dan Makanan : -

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -

 ESO : Efek samping yang mungkin terjadi, antara lain mual, muntah, diare

dan sakit kepala

113. OTOPRAF

 Kandungan Zat : Fludrocortisone asetat, Polimiksin B Sulfat, Neomisin Sulfate,

Lidokain HCl : digunakan untuk mengobati infeksi pada telinga
 Manfaat : Obat Keras
 Golongan Obat : Antiseptik Telinga dengan Kortikosteroid
 Kelas Terapi :-
 Dosis Maksimum : penggunaan harus sesuai resep dokter
 Dosis lazim

o Dewasa : 4-5 tetes. Teteskan 4 kali sehari

o Anak-anak : 2-3 tetes. Teteskan 4 kali sehari
 Interaksi Obat dan Makanan :

o Obat-obat neofrotoksik seperti cephalothin dan aminoglikosid

 Kontraindikasi pada ibu hamil : -
 ESO :

139

o Pembengkakan (edema),
o rasa menyengat dan terbakar pada saluran telinga tengah,
o gatal-gatal

114. OXOFERIN SOLUTION

 Nama Obat : Oxoferin Solution
 Kandungan : Chlor-(IV)-oxide oxygen complex (4:1) hydrate, Glycerine, Aquadest
 Kegunaan : Merangsang dan mempercepat penyembuhan luka. Berdasarkan

sejumlah uji klinis yang telah dilakukan, OXOFERIN® membantu mempercepat

penyembuhan luka-luka sebagai berikut:

-Luka infeksi
-Penyembuhan luka pasca trauma yang lambat
-Penyembuhan luka pasca operasi yang lambat
-Penyembuhan luka pasca ampulutasi yang lambat, termasuk ampulutasi border line
pada kasus- kasus dengan gangguan sirkulasi arterial
-Dekubitus (sakrum, gluteus, tumit)
-Ulkus kruris kronik dengan gangguan fungsi vena
-Penyembuhan luka yang lambat sesudah luka bakar tingkat tiga
-Penyembuhan luka/ ulkus yang lambat pada kasus-kasus dengan gangguan
sirkulasi arterial ataupun mikroangiopati diabetika

 Golongan obat : Obat keras
 Dosis maks :-
 Dosis lazim :

140

 OXOFERIN® digunakan dua kali sehari pada luka, kecuali ada petunjuk lain dari
dokter. Penelitian jangka panjang telah menunjukkan bahwa dosis dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari sesudah tanda-tanda penyembuhan mulai terlihat.

 Jumlah OXOFERIN® yang digunakan tergantung ukuran luka. Pada umumnya, 5 – 10
ml cukup. Pada luka yang luas dapat digunakan lebih dari 10 ml. Sebelum pemakaian,
daerah sekitar luka dibersihkan terlebih dahulu dari obat-obatan yang digunakan. Untuk
pencucian luka dapat digunakan larutan garam fisiologis atau OXOFERIN®.

 Pada jaringan nekrotik yang luas harus dilakukan tindakan bedah terlebih dahulu. Luka
dapat diobati dengan menggunakan cairan OXOFERIN® secara langsung atau
menggunakan pembalut/kasa yang telah dibasahi dengan OXOFERIN®

 Bila dianggap perlu, OXOFERIN® dapat diberikan kembali dengan membasahi
pembalut tersebut secara langsung tanpa perlu mengganti pembalutnya.

 Interaksi obat dan makanan : OXOFERIN® jangan digunakan bersama obat lokal
lainnya, karena efektifitas obat tersebut dapat berkurang.

 ESO :

 Rasa terbakar atau gatal timbul pada 5% penderita yang diobati dengan OXOFERIN®,
pada sebagian kecil kasus timbul rasa nyeri. Pada umumnya, keluhan ini menandakan
diintensifkannya proses penyembuhan luka dan akan menghilang dalam minggu
pertama pengobatan. Cairan kehijauan mungkin timbul bila OXOFERIN® digunakan
secara berlebihan dan akan hilang sesudah dosis OXOFERIN® dikurangi.

 Kategori kehamilan : Penggunaan Oxoferin pada wanita hamil dan ibu menyusui
sebaiknya tetap dengan izin dokter.

115. OXYTETRACYLINE SALEP MATA

 Kandungan Zat : Oxytetracyline

 Manfaat : untuk mengatasi infeksi akibat bakteri pada mata

 Golongan Obat : Obat Keras

 Dosis Maksimum : -

 Dosis lazim : Untuk mengatasi konjungtivitis, oleskan salep mata pada

konjungtiva di kelopak mata bagian bawah (kantung mata) sebanyak 2–4 kali sehari.

 Interaksi obat dan makanan :

141

o Penurunan efektivitas obat dari obat antikoagulan
o Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika digunakan bersama

obat diuretik
o Peningkatan risiko terjadinya benign intracranial hypertension jika digunakan

bersama obat retinoid
o Penurunan efektivitas oxytetracycline jika digunakan bersama obat antasida, zat

besi, serta obat-obatan yang mengandung aluminium, kalsium, magnesium, atau
zinc
o Peningkatan kadar lithium, digoxin, atau teofilin di dalam darah
o Penurunan efektivitas atovaquone dalam darah
o Peningkatan risiko terjadinya keracunan ergotamin (ergotismus) jika digunakan
dengan ergotamine
o Penurunan efektivitas pil KB
 ESO :
o Diare
o Mual
o Muntah
o Sakit perut
o Sariawan
 Kontraindikasi pada ibu hamil :
o Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi
besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya
untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Oxytetracycline dapat terserap
ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.
o Kontraindikasi : Hindari penggunaan Oxytetracycline pada pasien yang
memiliki indikasi:1. Alergi terhadap tetrasiklin.2. Anak dibawah umur 8
tahun.3. Wanita hamil dan menyusui.

116. PANADOL

 Kandungan zat :Paracetamol,dextromethorpan,phenylephrine,pseudoephedrine,

kafein : Obat bebas
 Golongan obat : Meredakan demam, gejala flu, sakit kepala, dan sakit gigi
 Khasiat/kegunaan

142

 Dosis maksimum : 4000 mg per 24 jam
 Dosis pemakaian :

A. Panadol Extra

a. Bentuk obat: tablet
b. Dosis dewasa & anak ≥12ahun: 1 tablet, 3–4 kali sehari, maksimal 8 tablet per hari

B. Panadol Regular

a. Bentuk obat: tablet
b. Dosis dewasa & anak ≥12 tahun: 1–2 tablet, 3–4 kali sehari, maksimal 8 tablet per
hari

C. Panadol Cold & Flu dan Panadol Flu & Batuk

a. dosis Panadol untuk anak-anak adalah sebagai berikut:

D. Panadol Anak Drops

a. Bentuk obat: sirop
b. Dosis: 0,8–1,6 ml (sesuai usia), 3–6 kali sehari

E. Panadol Anak Syrup

a. Bentuk obat sirop
b. Usia 1–2 tahun: 3,75 ml, usia 2–3 tahun: 5 ml, usia 4–5 tahun: 7,5 ml, usia 6 tahun:
10 ml, 3–4 kali sehari

c. Dosis maksimal 4 kali sehari

F. Panadol Anak Suspension

a. Bentuk obat: suspensi
b. Usia 6–12 tahun: 1 sendok takar (5 ml), 3–4 kali sehari
c. Usia >12 tahun: 2 sendok takar (10 ml) 3–4 kali sehari

G. Panadol Anak Chewable

a. Bentuk obat: tablet kunyah
b. Usia 2–5 tahun: 1–2 tablet, 3–4 kali sehari
c. Usia 6–12 tahun: 2–4 tablet, 3–4 kali
d. Usia 6–12 tahun: 2–4 tablet, 3–4 kali sehari

 Interaksi obat dan makanan:

1. Phenytoin, phenobarbital, carbamazepine, atau colestyramin, yang efeknya dapat
menurunkan efektivitas Panadol
2. Warfarin, yang efeknya dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
3. Chloramphenicol, yang efeknya dapat meningkatkan risiko munculnya efek samping
chloramphenicol
4. Probenecid, yang efeknya dapat meningkatkan kadar Panadol dalam darah
5. Domperidone atau metoclopramide, yang efeknya dapat meningkatkan penyerapan
paracetamol di dalam Panadol

 ESO:

143

•Pusing
•Sulit tidur
•Muntah
•Nyeri perut
•Urine berwarna gelap
•Sulit buang air kecil
•Tubuh mudah lelah
•Kulit dan putih mata menguning atau penyakit kuning
•Reaksi kulit parah yang disebut Sindrom Stevens-Johnson

 Kategori kehamilan :

 Kategori B: Mungkin dapat digunakan oleh wanita hamil. Penelitian pada hewan
uji tidak memperlihatkan ada nya risiko terhadap janin, namun belum ada bukti
penelitian langsung terhadap wanita hamil.

117. PANTOCAIN TETES MATA

 Kandungan Zat : Tetrakain

 Manfaat : digunakan sebagai tetes mata yang bekerja sebagai anestesi lokal pada

mata.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maks : -
 Dosis lazim : teteskan 0,5-1%. Harus sesuai dengan resep dokter
 Interaksi Obat :

•Dapat menjadi antagonis dari aktivitas sulfonamida dan asam salisilat.
•Meningkatkan kadar tetracaine jika digunakan bersama anticolinesterase.
•Meningkatkan hambatan neuromuscular pada suxamethonium.

 Kategori Kehamilan :

 Kategori C: Telaah pada hewan telah menunjukkan adanya efek bahaya pada janin.
Namun, penelitian serupa terhadap wanita hamil masih belum memadai.

144

 ESO :

•Kemerahan pada mata.
•Bengkak ringan.
•Gatal.
•Sensasi menyengat.

118. PERFANAZINE

 Kandungan : Trilafon
 Khasiat/Manfaat : Mengatasi gangguan mental Skizofrenia, Skizoafektif, Bipolar
 Golongan obaat : Obat Keras (Antipsikotik)
 Dosis Maksimum : 4 mg per hari
 Dosis lazim :

o Dewasa : 4-8 mg 3 kali sehari

o Anak-anak 12 tahun keatas : Dosis sama seperti orang dewasa
 Interaksi obat dan Makanan :

o *Jangan digunakan bersamaan dengan obat :

o mifampridil, Bepridil, Cisapride, Clorgyline, Dronedarone, Droperidol,

Furazolidone,Grepafloxacin, Iproniazid, Isocarboxazid, Levomethadyl,

Linezolid, Mesoridazine, Mthylene Blue, Metoclopramid, Moclobemide,

Nialamide, Pargyline, Phenelzine, Pimozide, Piperaquine, Procarbazine,

Ranolazine, Selegiline, Sparfloxacin, Terfenadine, Thioridazine, Toloxatone,
 Kontraindikasi pada ibu hamil

o Belum ada studi terkontrol terhadap obat ini terkait keamanannya apabila
dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.

 ESO :

145

o Gatal-gatal
o Sulit bernafas
o Pembengkakan wajah, bibir lidah atau tenggorokan

119. PERSANTIN TABLET

 Kandungan : Dipyridamole
 Kegunaan : obat untuk menurunkan risiko terjadinya stroke dan terapi tambahan

antikoagulan pada penggantian katup jantung.
 Golongan Obat : obat keras
 Dosis lazim :

o Dewasa:
o Pencegahan pembekuan darah (tromboemboli) sesudah penggantian katup

jantung: 300-600 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi, dikombinasikan dengan
antikoagulan oral.
o Pencegahan sekunder stroke atau stroke ringan: 200 mg sebanyak 2 kali/hari.
 Dosis maksimum : -
 Interaksi obat dan makanan :
o Dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan efek kardiovaskular adenosin.
o Meningkatkan efek obat antikoagulan oral dan menghasilkan efek aditif dengan
anti-platelet lainnya (misalnya aspirin).
o Dapat meningkatkan efek hipotensif obat-obat penurun tekanan darah misalnya
captopril.
o Dapat menetralkan efek antikolinesterase dan memperparah miastenia gravis
bila digunakan dengan inhibitor kolinesterase.
o Dapat mengurangi khasiat fludarabin.
o Penyerapan obat ini berkurang jika digunakan bersama antasida.
o Vasodilatasi koroner hilang jika digunakan dengan obat-obat urunan xantin
(misalnya teofilin, aminofilin, kafein) selama pencitraan miokard.
 Kontraindikasi pada ibu hamil

146

o Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang
mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya. Studi
pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

 ESO :
o Kulit terasa panas dan kemerahan, sakit kepala, pusing, diare, mual dan muntah,
penurunan tekanan darah, nyeri dada, penurunan kadar trombosit dalam darah
(trombositopenia), pengikatan detak jantung, nyeri otot.

120. PIPERAZINE SIRUP

 Kandungan : Anthelmintics

 Manfaat : untuk mengobati cacing gelang umum (ascariasis) dan cacing kremi

(cacing kremi, oxyuriasis).
 Golongan Obat : Obat bebas terbatas
 Dosis Maks : 1 g./hari
 Dosis lazim :

o Orang dewasa dan remaja-2 gram tiga kali sehari selama satu hari. Pengobatan

mungkin perlu diulang dalam dua minggu.

 Untuk cacing gelang biasa atau cacing kremi:

o Orang dewasa dan remaja-1,8 gram setiap empat jam untuk total tiga dosis
dalam satu hari. Pengobatan mungkin perlu diulang dalam dua minggu.

 Untuk cacing gelang umum:

o Orang dewasa dan remaja-3,5 gram (piperazine hexahydrate) per hari selama
dua hari berturut-turut. Pengobatan mungkin perlu diulang dalam satu minggu.

 Untuk cacing kremi:

147

o Dosis untuk orang dewasa dan anak berdasarkan pada berat badan dan harus
ditentukan oleh dokter. Namun, dosis biasa adalah 65 mg (piperazine
hexahydrate) per kilogram (29,5 mg per pon) dari berat badan per hari selama
tujuh hari berturut-turut. Pengobatan mungkin perlu diulang dalam satu minggu.

 Anak-anak, Untuk cacing gelang biasa atau cacing kremi:
o Dosis pada anak didasarkan pada usia dan/atau berat badan. Pengobatan
mungkin perlu diulang dalam dua minggu.
o usia sampai 2 tahun: dosis harus ditentukan oleh dokter Anda
o usia 2 sampai 8 tahun: 2 gram sekali sehari selama satu hari
o usia 8 sampai 14 tahun: 2 gram dua kali sehari selama satu hari

 Interaksi obat dan Makanan :
o Dapat terjadi interaksi berlawanan jika dikonsumsi Bersama dengan pyrantel
o Dpat menyebabkan efek ekstrapiramidal bila digunakan Bersama
chlorpromazine dan fenotiazin.

 Kontraindikasi pada ibu hamil

o Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun penelitian terkontrol pada
wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian terhadap reproduksi binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat (selain penurunan
fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada penelitian terkontrol pada wanita hamil
trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

 ESO :
o Penglihatan kabur
o Kesemutan
o Demam
o Nyeri sendi
o Ruam kulit atau gatal
o Gangguan pergerakan tubuh
o Rasa seperti dipelintir, terutama di wajah, lengan, dan kaki

148

121. PIRACETAM/BENOCETAM

 Bentuk obat : Tablet, kapsul, sirop, dan suntik
 Kandungan zat : Piracetam
 Kegunaan :

 Memperbaiki fungsi kognitif pada pasien demensia dan memperbaiki
kemampuan motorik pasien mioklonus kortikal

 Golongan obat : obat nootropik dan neurotonik/neurotropik

 Dosis maks : 24 gram per hari

 Dosis lazim :

 Dosis : 7,2 gram per hari, dibagi menjadi 2–3 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan 4,8 gram setiap 3–4 hari sekali. Dosis maksimal adalah 24 gram
per hari.

 Interaksi obat dan makanan:

 Piracetam akan meningkatkan efek obat antikoagulan, sehingga dapat
menimbulkan efek samping perdarahan. Piracetam juga dapat menyebabkan
gangguan tidur bila dikonsumsi bersama thyroid extract.

 Selain obat-obatan di atas, konsultasikan kepada dokter mengenai penggunaan
piracetam bersama obat-obatan di bawah ini untuk menghindari interaksi yang
tidak diinginkan:

o Silostazol, Clopidogrel, Dipiridamol, Eptifibatid, Levotiroksin, Liotironin,
Prasugrel, Ticlopidine, Tirofiban

 Kontraindikasi pada ibu hamil :
 ESO :

149


Click to View FlipBook Version