ii Penanggung jawab: Drs.H Ahmad Suyuti M.Pd.i Tim Redaktur dan Editing: Eny Susiani S.Pd, Khizna Azizah S.Pd, Nurul Hidayah S.Pd, Anggiek Aditya S.pd, dan Ahmad Zatmiko Ayatulloh Tim Jurnalis: Izzah Afcarina Fillah, Safira Nayla Ramadani, Fahira Dwi Desmita, Ghanina Najmannufus, Khusnul Khotimah, Revani Puspita Sari, Aliya Azzahra Pangestuti, Moh. Firdaus Febriawan Support By: Tim Penjamin Mutu dan Tim Kreatif IT
iii Kata Pengantar Assalamu’alaikum wr.wb Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku “Antologi Cerpen” ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama seluruh keluarga MAN 3 Banyuwangi yang telah memberikan motivasi, dukungan baik moril maupun material, serta kerja keras sampai terwujudnya buku “Antologi Cerpen” ini. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi seluruh keluarga MAN 3 Banyuwangi terutama para guru dan peserta didik untuk bisa ikut berkarya dan mengembangkan kreatifitas dalam menulis. Tak ada gading yang tak retak begitupun “Antologi Cerpen” karenanya kami berharap masukan untuk penyempurnaan buku berikutnya. Wassalamu’alaikum wr.wb Banyuwangi, 08 September 2023
iv Daftar Isi Kata Pengantar.....................................................iii Tertangkap Satpol PP...........................................1 Pesepakbola Juara Kampung ................................3 Dia Lyza ..............................................................5 Bintang Yang Tak Tergengam..............................12 Kata Yang Tertunda .............................................22 Masalahku............................................................27 Pendidikan Yang aku Tunggu ..............................30 Anak Bermalasan.................................................31 Masa Kecil Penuh Kenangan................................33 Setitik Cahaya......................................................35 Perjalanan Panjang Cristiano Ronaldo..................39 Sahabat Sejati ......................................................42 Persahabatan Hancur Karena Cinta ......................48 Kehidupan Orang Tua Yang Ketat .......................51 Perubahan Si Cupu...............................................54 Strict Parent .........................................................69 Our Story .............................................................73 Biografi Singkat KHR. As’ad Syamsul Arifin ......80 Abadi...................................................................96 Lari dan Sembunyi...............................................99 Bekerja Sesuai Passion Itu Bikin Bahagia ............107 Aku Adalah Aku ..................................................112 Buaya Yang Serakah............................................116 Terlalu Percaya ....................................................118 Persahabatan Kelas 3 SMP...................................126 Sepeda Untuk Yasmin..........................................130 Sahabatku Egois...................................................136 Perpisahan............................................................139 Sahabatkui ...........................................................142 Teman Baik .........................................................144 Salahku Bila Aku Jatuh Cinta...............................149
1 TERTANGKAP SATPOL PP Aditya Erlangga Pada hari selasa Dika dan teman temanya terlambat sekolah mereka dan teman temannya sekolah setalah itu pada hari selasa Dika dan teman temannya mau makan di warung belakang sekolah setelah itu mau masuk sekolah udah telat dan Dika mengajak teman temannya biar ngga masuk sekolah dan teman temannya Dika mau di ajak ngga sekolah Dika dan teman temannya kembali lagi di warung belakang. Setelah sampai di warung belakang Dika dan temannya nongkrong disana dan salah satu temannya ada yang nge game dan ada yang tidur lainya ngobrol bareng dan setelah itu ada anak sekolah lain kesana dan bisa ngobrol breng sama Dika dan temannya mereka sangat asik dan tidak takut ketemu guru jam 8 semuanya tidur² an karena ngantuk semalem bergadang. Dan setelah itu ternyata ada satpol pp dan semua tidak tahu kalok ada satpol pp dan satpol pp itu lanngsung nyamperin Dika dan temannya langsung semua yang disana langsung kaget dan langsung di bangunin semua dan langsung di suruh baris di bawah terik matahari. Setelah itu semua barang harus di kumpulan dan hp satu persatu di geleda biar aman dan semua udah di geleda dan aman dan ngga ada apa apa di ponsel mereka dan semua tas juga di geleda dalam nya cuma buku sekolah dan jaket setelah itu
2 langsung di tanya tanya dan di tanya in kenapa ngga sekolah Dika dan teman temannya ngmong udah terlambat dan mereka di tanya in mau ke Polsek apa kembali di sekolah Dika dan temannya menjawab kembali di sekolah dan setelah itu Dika dan temannya di hukum skot jam sebanya 80 kali dan setelah itu Dika dan temannya kapok karena kena satpol pp dan mereka langsung di hantar ke sekolah an nya. Setelah di sekolah Dika dan temannya di hukum dan di panggil orang tuanya dan setelah itu mereka harus menelfon orang tuanya agar mereka kapok dengan apa yang mereka lakukan dan setelah orang tuanya datang Dika dan temannya di suruh meminta maaf atas kelakuan bolos sekolah dan mereka semua meminta maaf kepada orang tuanya semua setelah itu mereka di suruh mengikuti plajaran seperti biasa lagi.
3 Pesepakbola Juara Kampung Ahmad Rafi’ Muharomi Alkisah, seorang anak kecil yang pandai bermain bola bernama Aslan Martinez. Ia lahir di Argentina, ayahnya merupakan orang Argentina Asli sedangkan, ibunya merupakan orang Indonesia. Ia besar di Indonesia, tidak heran apabila ia berperilaku layaknya orang asli Indonesia. Ia tinggal di sebuah kampung bernama "Manalagi, ia disukai banyak orang karena sifatnya yang ramah dan sopan. Dikampung nya ia biasa dipanggil "Bule", hal tersebut sudah dianggap biasa oleh Aslan, karena hal itulah Aslan bisa dekat dengan masyarakat kampung nya. Ia terlahir dengan bakat sepakbolanya, ia sangat pandai bermain bola. Pada waktu kecil permainan bolanya diatas rata-rata anak seusianya bahkan ia mampu mengimbangi permainan anak yang usianya lebih tua darinya. Sungguh hal yang luar biasa untuk anak umur segitu. pada waktu kecil Aslan belajar Sepakbola di SSB manalagi jaya SSB yang ada di kampung nya itu sendiri. Ia di tempatkan Pada posisi Striker bertipikal pemburu gol, ia sering diikutkan turnamen sepakbola oleh pelatihnya yang bernama coach Alan , coach Alan melakukan ini smeata-mata untuk mengasah skill dan mental Aslan. Pada suatu ketika Aslan mengikuti turnamen yang diadakan oleh desa tempat ia tinggal. Saat laga sedang berlangsung Aslan mendapat tendang bebas hal tersebut tidak di sia-siakan oleh Aslan, ia melakukan tendang pisang dengan baik hingga membuahkan gol untuk timnya.
4 Selesai pertandingan coach Alan memberikan selamat kepada Aslan karena penampilan apiknya dalam pertandingan tadi, hal tersebut menambah semangat Aslan dalam berlatih dan berlatih. Setiap hari ia berlatih di lapangan dekat rumahnya.
5 Dia lyza Aliyatul Hima Lyza adalah gadis kecil berusia 16 tahun yang sangat egois dan keras kepala dia sedikit nakal ia bersekolh di sekolh negri MAN 3 SURAKARTA lyza sangat tidak ingin sekolh di skelh itu namun lyza sekolh situ karna paksaan seorang Abang nya yang bernama andiel ziendra dia sangat ingin adik perempuan kesayangan nya sekolh di sekolh madrasah negri namun karna kluarga mereka sedang mengalami Krisi ekonomi andiel terpaksa kerja sambil kuliah untuk membantu biaya sekolah adik nya. Pada suatu saat lyza bertanya "bagaimana dengan sekolh ku?,bukan kah MAN 3 SURAKARTA terletak cukup jauh?","Untuk itu blom aku diskusikan dengan ibu dan ayah" jawab andiel Lyza sangat cemas dan panik ia takut ketika ia masuk sekolh itu ia tidak akan mendapat teman Pada suatu malam lyza sedang bermain game free firee (FF) ketika lyza sedang asik memainkan game itu ia mendapat notif dari nomer tidak di kenal notif itu berisi cht "jual akun ff ga?" Lyza berpikir sejenak ia bertanya di suatu grup yang berisi anggota calon siswa siswi MAN 3 SURAKARTA "apakah ada yang jual akun ff?" Tanya lyza ke grup. "Cewe Ff kah" tanya seorang gadis yang sangat menyukai game ff ia bernama Fani tak lama itu lyza menjawab pertanyaan Fani ia balas secara pribadi iya menjawab "iya,jual akun ff kah" "Engga,mau beli kah?" Tanya Fani "Tadi ada orang yang cari akun ff soalnya"
6 jawab lyza sejalan dengan seiringnya waktu lyza dan Fani makin akrab ia saling bertukar crita dengan Fani. Lyza pun menceritakan sesosok Fani kepada Abang,ayah,dan ibunya iya berkata "yah,buk lyza punya temen Lo dia sekolh di man 3 juga". "Wah bagus itu mana rumhnya" tanya sang ayah,Lyza nga tau rumah Fani ia pun segera menghubungi Fani menanyakan alamat nya Fani ingin sekali lyza main dan menginap ke rumh nya.Lyza mengadu pada ayah nya "yah aku boleh nga nginap di rumh fani?" Tanya lyza"Boleh rumh fani di mana biar Ayah antar besok" saut sang ayah. "Yey asikk,rumh nya di jln Ahmad Yani no 22". Keesokan harinya pagi" sekali tepatnya pukul 6:00 si lyza sudah selesai mandi dan berkemas ia sangat terantusias untuk mengunjung i si Fani ia pun menghubung i Fani dan berkata "Sherlocklah aku berangkat sekarang ke rumh mu" cht lyza kepada Fani "Hah srius oke oke" balas Fani Lyza pun segera membangunkan sang ayah "yah ayoo Uda siang lo ini katanya mau anterin lyza ke rumh fani" Ayah nya yang sedang tidur pun kaget mendengar lyza yang membangunkan ayahnya dengan suwaranya yang lumayan keras ayah lyza pun segera mandi dan mengantar lyza. Setelah 38 menit berlalu lyza pun sampe di depan rumah Fani ia melihat Fani sedang menunggu kedatangannya di depan kursi lyza pun segera turun dari motor ayahnya, ia berlari ke arah Fani,Fani sangat senang dengan kedatangan lyza dia pun memeluk lyza dengan wajah yang ceria setelah beberapa jam meraka
7 bersantai di rumah Fani,Fani pun mengajak lyza ke pantai mereka berdua sangat senang sekali .. Haripun semakin gelap "pulang yu udah sore ni" ucap lyza "Iya ayo nanti sambil cari camilan di jalan ya" balas Fani Lyza dan Fani segera pulang mreka menemukan seorang penjual es degan lyza dan Fani pun berhenti membeli es dengan tersebut "Enak ya es degannya" tanya Fani "Iya enak apalagi pemandangannya sawah kek gini" saut lyza "Udah yu cepat habisin keburu makin sore" kata Fani sambil menyeruput es degan Lyza pun mengaguk dan segera menghabiskan es itu setelah itu mereka ber dua pulang. Sesampai di rumh,lyza dan Fani segera mandi sehabis mandi dan dandan Rapi mereka mengambil Selfi untuk kenang" an malam pun tiba mreka berdua tidur bersama sambil berbagi cerita tak lama itu mreka melihat jam menunjukan pukul 00.00 WIB mreka pun segera tidur.... Keesokan harinya di pagi hari Minggu seusai mereka bangun tidur mereka merencanakan ingin main ke pantai lagi sialnya, lyza sudah di jemput sang ayah untuk pulang, Fani pun sangat merasa sedih tapi Fani dan lyza Masi sering kontakan hingga tiba waktunya masuk sekolh baru mereka MAN 3 SURAKARTA sialnya lyza dan Fani beda kelas lyza beda di kelas X MIPA 2 Fani di X MIPA 4 meski beda kelas mereka ga mau pisah sampe swatu saat ada swatu frolem yang menjauhkan Fani dan lyza....
8 Semenjak itu lyza tidak pernah ber dua dengan Fani lagi lyza juga jarang senyum ceria lyza salalu gagal dalam hal pertemann,percintaan,maupun hal lain nya. Awal masuk di kelas X MIPA 2 lyza hanya punya teman 1 bangku bernama "NUR" lyza dan nur sama sama tidak punya teman mereka hanya berteman ber- 2 hingga pertengahan matsama si nur tiba" bilang "Aku udah ga sekolh di man 3" "Hah Maksd mu,kamu berhenti"? Tanya lyza "Iya" jawab nur Hingga waktu tiba nur sudah tidak lagi datang ke sekolh si lyza sangat kesepian hingga ada 2 orang gadis perempuan yng mernama zulwa&amalea,amalea bertanya "siapa kah nama dia" tanya amalea kepada zulwa,zulwa pun memanggil lyza "heh kmu,siapa namamu" Lyza menjawab "aku?,nama ku lyza" sejak itu Meraka ber- 3 saling bermain bersama hingga suwatu hari ada 2 orang gadis perempuan iyaa bergabung bersama kami,Meraka bernama bila&Wati hingga bereka menjadi berlima waktu pun berlalu kami ber 5 melihat seorang anak X MIPA 2 yang sendirian ga ada teman,kami pun mengajak nya bergabung untuk main bersama ia bernama olif,hingga hari itu kami ber main ber 6 tiap hari,suatu hari ketika mapel informatika kami ber 6 menuju lab komputer bersama sehabis jam pelajaran informatika kami keluar leb,lyzaa memanggil zulwa ber- kali" tapi zulwa tidak menghiraukannya lalu lyza merasa tidak di pedulikan,lyza pun menuju ke kantin sendirian,setelah Lyza belanja lyza pun kembali ke kelas teman" lyza tidak ada yang menyapanya hingga itu lyza memutuskan untuk bermain sendiri,awal nya
9 temen lyza X MIPA 2 yang lain Masi asik hingga suatu saat lyza tidak di sapa sama siapa pun,Lyza sangat sedih, Suatu hari ada pratikum biologi dimana praktikum tersebut berkelompok,tidak ada yang mengajak lyza untuk 1 kelompok temen" lyza kelihatan sangat tidak menyukai lyzaa, beberapa kali ada kegiatan kelompok dan kelompok nya di suruh pilih sendiri lyza tidak ada yang mengajak, lyza capekk dengan perlakuan teman nya terhadap dia, lyza ingin menyerah tapii dia ingat dia masih mempunya i teman di X MIPA 1 bernama Sherly&Fitrie Meraka berdua selalu menemani lyza ketika istirahat tetapi lyza sering sekali sakit hati ketika mendengan perkataan teman 1 kelas nya terhadap dia,lyza pengen pindah sekolh ke sekolh NU 2 SURAKARTA tetapi Abang lyza tidak menyukai sekolh itu lyza pun makin mari makin malas malas an sekolh,karena ia sangat capek dengan sikap teman 1 kls nya. Hingga sekarang lyza ingin mengundurkan diri nya dari man 3 tetapi ia masi memikirkan kesetujuan dari keluarga Sepanjang hari lyza berdoa supaya agar terbebas dari man 3. lyza sudah benar" capekk dan muak dengan perkataan,perbuatan teman teman satu kelas nya Di sisi lain ia mempunyai 3 sosok teman baik yang teruss memberi suprort kepada lyzaa, Lyza pun berpikir habis ini kenaikan kelas 2 pastinya akan ada perpindahan kelass. tetapi seorang guru berkata bahwa 3 taun ke depan kelas tidak akan di ganti.
10 Lyza terdiam menahan tangis,ia sangat tidak menyukai suwasana kelas nya saat ini karena mulut-mulut teman satu kelas nya sangat jahatt Hingga tetapi di suatu waktu menjelang mendekati kenaikan kelas ada beberapa guru berkata bahwa akan ada perpisahan kelas. Lyza yang mendengar kabar itu dia sangat sangat gembiraaa Semenjak lyza mendengan berita itu lyza sangattt Ter antusias untuk pergi ke sekolah dan pengen cepat cepat naik ke kelas 2 . Lyzaa berbadan kurus,tetapi semenjak ia ber sekolah di man 3 ia sangat suka ngemil ciki ciki an dan juga sering sekali ke kantin untuk membeli bakso. Ia sangat rutin membeli baksonya seporsi demi seporsi hingga lama lama badan dia semakin berisi. Ibu lyzaa sering bertanya "kok badan mu makin hari makin gemuk" lyza menjawab "engga Masi sama loh" si ibu bilang "kalo skolah jangan makan bakso terus mangkanya" "iyaa bu enggak ko" Jawab lyza si ibu melanang lyza untuk makan bakso terus menerus tetapi lyza tidak mendengarkan perkataan sang ibu. Karena lyza anak yang cukup keras kepala lyzaa sangat suka bermain.setiap pulang sekolah ia selalu bermain. Di sisi lain Abang lyza sangat menyayangi lyza sehingga si lyza tidak di bolehkan keluar terlalu lama tetapi lyza selalu melawan larangan sang Abang. Pada suatu hari sehabis sepulang sekolah lyza tidak langsung pulang ke rumh nya namu lyza langsung bermain ke rumh teman nya ia bermain ke rumh teman nya cukup lama
11 Sehingga Abang lyza terus menelpon dan menghubungi lyza untuk sengera pulang ke rumah Namun lyzaa tidak menghiraukan hal itu ia terus bermain dan bermain. Waktu pun menunjukan pukul 17.00 lyza yang melihat nya,ia segera berkemas dan cepat cepat pulang se sampai di rumh si lyza di tanya sang Abang nya "Dari mana aja dek jam segini baru pulang" Lyza berbohong ia menjawab "ini tadi habis latihan Pramuka" Padahal pas hari itu ekstrakulikuler Pramuka sedang di liburkan Lyzaa makin hari makin nakal. Ngga tau kenapa lyza yang biasa nya ceria dan rahma terhadap teman nya namun sekarang ia sangat judes dan selalu menjadi seorang pendiam namun tetapi di balik sosok lyza yang pendiam,lyza sangat ingin sekali membalas kan amarahnya kepada teman teman nya. Namun lyza mengingat kembali kejadian waktu pas SMP di SMP nya dulu ia berantem hingga masuk ke ruang BK dan ortunya Sampek di pangi ke sekolh, karna lyza ingat akan hal itu lyza pun memutus kan untuk diam dan tidak membalas teman teman nya itu karena ia berpikir kalo ia membalasnya maka hal yang terjadi di SMP nya dulu akan terjadi juga di masa SMA nya sekarang.
12 Bintang Yang Tak Tergenggam Anisak Nurul Hikmah "Ayo berjuang!" Seru Clara dalam hati. Angin serasa tak bersahabat. Berlalu membawa debu. Membuat Clara kesulitan untuk bernapas. Ia tampak tersengalsengal. Sesekali ia terbatuk. Terpaksa ia harus berhenti, menenangkan diri dan mengatur napas lagi. "Hufth...! syukurlah" Pujinya kepada Tuhan. Sesampainya di rumah, Clara langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur kamarnya. Dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya. Matanya seakan menatap langit-langit kamar. Namun, sebenarnya ia sedang melamunkan suatu hal. Sesuatu yang membuatnya gelisah beberapa hari ini. Spontan Clara bangun dan melirik lemari kacanya yang mungil. Ada dua tempat disitu. Di bagian bawah terisi bertumpuk-tumpuk koran yang tertata rapi. Sedangkan bagian atasnya hanya ada beberapa lembar kertas saja. Tangan Clara meraih pada bagian atas. Diambilnya lembaran tersebut. "Piagam ini " Ucap Clara lirih. Tanpa ia sadari air mata telah menetes sedikit demi sedikit. Dilihatnya pada kertas selanjutnya, piagam dan kertas terakhir, piagam juga. Siang hari yang terik. Matahari menyorot tajam. Lorong rumah sakit sedikit panas akibat pantulan sinarnya. Seorang gadis cantik tampak terkulai lemas dengan selang oksigen di hidungnya. Ia tetap terlihat tersenyum meski wajahnya pucat pasi. Matanya terkatup rapat.
13 "Sebenarnya, apa yang terjadi pada adik saya, Dok?" Tanya Della pada seorang Dokter di ruangannya. "Begini mbak Della. Adik anda mengalami asma yang sudah fatal. Itu disebabkan karena ia penderita asma namun memaksa untuk mengikuti lomba baca puisi. Sedangkan paru-parunya sudah tidak kuat namun terus dipaksa dan dipaksa. Akhirnya seperti ini. Saya harap, adik anda tidak diijinkan lagi untuk mengikuti kegiatankegiatan yang dapat mengganggu kondisinya." Jelas Dokter. "Apa dia masih punya harapan untuk bisa sembuh?" Tanya Della khawatir. "Kalau sembuh sepertinya tidak bisa mbak. Sudah terlambat. Tapi, jangan khawatir. Asmanya dapat diringankan. Asalkan dijauhi hal-hal yang dapat memicu asmanya kambuh." Jawab Dokter. "Terima kasih, Dok. Saya permisi dulu." "Clara " Ucap Della lirih sambil meneteskan air mata. Ia berlalu keluar dari ruangan Dokter. Clara mendekap erat piagam-piagam itu. Wajahnya melukiskan kesedihan yang dalam dan seperti orang yang kehilangan. Air mata yang keluar semakin deras. Masa lalu yang membuatnya tak dapat lagi memperoleh piagam baca puisi. Menjadi pembaca puisi yang hebat adalah mimpinya sejak Clara masih belia. Mimpi yang mesti diperjuangkan sampai akhir, sampai terwujud. Hambar dunia ini! Ketika Clara divonis mengidap penyakit asma. Dua tahun sudah Clara menggeluti sastra. Baginya, ini sebagai penawar atas vonis yang telah menyambar hatinya. Ia memang bukan pembaca puisi lagi. Tapi,
14 Clara adalah pengarang puisi. Kategori penyair muda Indonesia. Hijan rintik-rintik membasahi bumi. Membasuh pepohonan sehingga terlihat segar dan sejuk. Udara pun kian dingin. Merasuk dan menusuk tulang. Pertanda buruk! Di kamarnya, Clara sudah dalam keadaan tak berdaya. Ia merangkak dengan begitu memiriskan. Clara sudah tak mampu bangun. Napasnya terasa terikat. Bahkan suaranya tak terdengar lagi. Tangannya mencoba meraih daun pintu kamar. Memukul-mukul dengan sisa tenaganya. Perlahan semakin redup...redup dan, gelap! Tak ada cahaya sedikit pun. Tapi, Clara sempat melihat seseorang datang menghampirinya . Setelahnya, ia tak tahu lagi. "Apa yang terjadi kepadaku, Kak?" Tanya Clara setelah siuman. "Kamu pingsan karena tidak tahan dengan udara dingin." Jawab Della singkat. Mimpi hidup dalam sanubari namun, jiwa tak mampu miliki tiada daya tuk meronta hanya kenang yang berselip dalam lubuk dan tak pernah terhapuskan oleh apapun dan siapapun Sore ini terlihat sejuk. Hujan telah usai. Airnya masih tergenang pada beberapa daun. Clara menyeka kursi taman dengan sehelai "tissue". Ia duduk dengan lepi yang sudah ada diatas pangkuannya. Sesekali ia menyeruput sebotol jus melon yang ada disamping kanannya. "Segarnya!" Seru Clara.
15 Tangannya kembali disibukkan dengan keyboard. Tampak ada ekspresi lain dari wajahnya. Clara sempat tersenyum sendiri sambil memandangi lepinya, kemudian mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman. "Puisi yang indah. Semangat terus untuk penyair muda!" Ucap Clara lirih. Matanya tertuju pada nama pengirimnya yang ada pada obrolan facebooknya. Devan manusia usyll. Melihat nama itu Clara tertawa kecil. Hanya beberapa detik. Setelahnya, ia kembali serius dengan facebooknya. Sabtu, 2 Agustus 2010. Clara asyik berbincangbincang dengan seorang pria di alun-alun kota. Sesekali terdengar tawa kecilnya yang khas. Tak biasanya, Clara dapat tertawa riang seperti itu karena seorang pria. Biasanya, ia menyikapinya dengan cuek. "Apa? Coba kau ulangi lagi! Aku tidak mendengarnya." Pinta Clara pada pria itu sambil tersenyum menandakan ketidaktahuannya. "Aku mencintaimu sejak kita bertemu di bangku SMP. Namun, kita tak pernah bertemu setelah itu. Sekarang, ketika kita sudah sama-sama kuliah, aku rasa sudah cukup pantas aku mengungkapkan hal ini." Ungkap Devan sambil menatap sayu wajah Clara. Gadis itu nampak tetap tenang "Lalu, apa yang kau sukai dariku?" Tanya Clara penasaran. "Sebuah cinta tulus, cinta yang sejati tak dapat tuk dikatakan bagaimana aku mencintai seseorang dan apa yang aku cintai darinya. Hanya rasa yang tak dapat diartikan." Kata Devan dengan penuh keyakinan. "Hm....hm..." Gumam Clara
16 "Aku menghargai perasaanmu kepadaku. Cinta tulus yang telah lama kau jaga hingga pada saatnya harus kau ungkapkan. Ya, hari ini. Tapi, aku tidak tertarik untuk mencintai atau pun berpacaran. Maaf, tapi bagiku itu hanya akan membuang-buang waktuku yang sangat berharga. Layaknya pelajar, mahasiswa pun memiliki tugas yang sama. Belajar, hanya belajar. Mungkin, suatu saat nanti bila Tuhan mempertemukan kita lagi dalam usia maupun mental yang sudah matang, berarti kita memang berjodoh. Tapi, bila kau bertemu gadis yang lebih baik dariku, aku pun ikut berbahagia atas dirimu." Jawab Clara panjang lebar. Ucapnya lembut dengan tatapan yang polos. Tatapan yang biasa ia berikan kepada teman-teman yang lain. Perbincangan itu berakhir setelah Devan mendengar jawaban Clara. Tampak sekali kesedihan dan kekecewaan di raut wajahnya. Namun, mencoba untuk tetap tersenyum didepan Clara. Di sepanjang perjalanan pulang tak ada keramaian yang menyelimuti mereka seperti tadi. Keceriaan dan kebahagiaan yang hanya sesaat. Lalu, hangus terbakar karena jawaban Clara yang tidak sejalan dengan mimpinya. Mobil Devan berhenti tepat didepan rumah Clara. Ia mencoba untuk menawari Clara agar mampir ke rumahnya. Namun, Devan menolaknya dengan halus. Malam ini, tak banyak bintang yang muncul. Hanya beberapa, itupun dapat dihitung. Mungkin juga sembilan. Clara duduk di kursi balkon kamarnya. Ia tampak terisak. Rasa rindu, cinta dan ego bercampur jadi satu dan meledakkan hati Clara. Yang kini tengah meratapi apa yang dirasanya.
17 Ia tahu sebenarnya hatinya tak mampu tuk menolak ungkapan Devan tadi. Perasaannya sama dengan Devan. Bahkan, beberapa bulan yang lalu ia sempat berharap akan bertemu Devan kembali sebagai seorang kekasihnya. Namun, keinginan itu ia sanggah sendiri. "Apa aku tega, apa aku mampu melihatmu menyesal nanti? Kalau nantinya aku hanya beban untukmu. Aku hanya menjadikanmu kelelahan, susah bahkan sakit. Aku ini orang yang sakit-sakitan, orang yang tak dapat meraih mimpinya. Pantaskah bila aku bersanding dengan Devan. Pria yang bertanggung jawab, setia, penyabar, penuh perhatian dan apapun melekat padanya sifat-sifat baik. Umurku mungkin tak lama lagi. Penyakit ini semakin merajalela di paru-paruku. Tuhan, aku berharap yang terbaik dari-Mu, Allah." Ucap Clara dalam tangis kesedihannya. Cinta hanyalah simbolik rasa perasaan jiwa lebih dari lebih tak mau berlogika dan tak dapat diterka arti tiap keping maknanya Cinta tak kenal memiliki karena ia terikat dalam jiwa raga hanya perantara semata Cinta tulus berbuah kesetiaan meski raga tak dapat jumpa Namun, jiwa kan selalu terjaga dalam raga yang pelihara
18 tak tergoyah oleh apa pun Pagi hari yang cerah. Mentari menyapa riang. Dedaunan berlomba-lomba mendapatkan sapaan mentari. Burung-burung bernyanyi dengan merdu dan nyaring. Seuntai senyum manis terlukis dibibir gadis cantik itu. Ia menyusuri jalan dengan semangat yang tak dapat redup. "Kita jadi latihan?" Tanya gadis itu kepada Devan. "Tentu Ra, kau sudah siap?" Devan gantian bertanya kepada gadis itu yang tak lain Clara. "Siap! Pak guru. Hihihi." Jawab Clara dengan tawa kecilnya. Diikuti Devan yang ikut tertawa. "Aku harus yakin. Bahwa aku mampu melakukannya. Sudah sangat lama aku tidak membaca puisi. Aku sangat merindukan detik-detik ini. Apalagi dengan Devan disampingku." Ucap Clara dalam hati. Clara mulai mengatur napasnya. Tenang, tenang. Ia mulai membacanya. Dari baris ke baris. Dari bait ke bait. Puisi yang berjudul "MIMPI" karyanya beberapa hari yang lalu. Kini sampai pada puncaknya. Clara harus mampu menahan napasnya dan mengalunkannya dengan cantik. Dengan semangat yang tak pernah redup, ia mengambil nada tinggi itu. Semangat! Semangat! Semangat! Mimpi tak harus mimpi namun, mimpi itu kan tampak dalam juang yang kekal berkobar Dadanya terasa sangat sesak. Namun, Clara mencoba untuk menyelesaikan baca puisi itu. Devan sempat khawatir dengan wajah Clara yang tiba-tiba pucat.
19 Ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Clara setelah Clara mengisyaratkan agar Devan tetap dalam duduknya. "Aku berhasil.....!!" Teriak Clara sambil berlari menghampiri Devan. Sontak ia langsung memeluk Devan. Devan pun tak menolaknya. Ia membalas dengan pelukan juga. Namun, pelukan Clara mulai lepas. Devan baru menyadari kalau Clara telah pingsan saat tubuh Clara hampir terjatuh. Devan segera membawanya ke rumah sakit. Wajah Devan terlihat "shock" ketika keluar dari ruangan Dokter. Ternyata gadis yang dicintainya selama ini mengidap asma. Dan penyakit itu sudah lama diderita Clara. Lemas. Devan tak mampu membendung air matanya. Ia marah kepada dirinya sendiri. Tidak tahu akan keadaan Clara yang menjerit kesakitan sendiri. Della, satu-satunya keluarga yang Clara punya. Kakak yang setia merawat, mendampingi bahkan seperti pengganti ibunya yang telah lama tiada. Della cerita panjang lebar mengenai Clara kepada Devan. Devan merasa semakin besar rasa bersalahnya. Lampu rumah sakit telah menyala. Pertanda malam mulai merayap. Menghampiri. Jari-jari Clara mulai bergerak pelan. Tampaknya ia akan segera sadar. Pelan. Katup mata Clara mulai membuka sedikit. Menutup. Kemudian membuka lagi lebih sempurna. Ia telah sadar! "Kenapa kau tak pernah bilang kepadaku tentang penyakitmu?" Tanya Devan. "Dev....." Clara masih sempat tersenyum dengan keadaannya yang terkulai lemas. "Memangnya kau siapa?" Imbuhnya
20 "Iya, iya. Maafkan aku." Kata Devan mengaku kalah atas pertanyaan Clara. "Kak Della kemana?" "Masih menebus obat obat di apotek." "Devan ..." Panggil Clara lemas. "Iya, kenapa?" Jawab Devan penuh perhatian "Aku menjawab iya atas pertanyaanmu di alunalun kota dulu." Jelas Clara "Hah? Benarkah?" Devan terkejut setengah kegirangan. "Ehm...oya, besok aku mau pulang." Kata Clara sesuka hatinya. "Sembuh duku. Baru boleh pulang. Sekarang tidurlah. Kau perlu banyak istirahat." Pinta Devan kepada Clara. Sebelumnya Clara sempat berkata hal yang sama kepada kakaknya Della seusai ia menebus obat. Namun, Della menganggapnya sebagai gurauan dari adiknya. Pagi yang benar-benar kelam. Kelam untuk Della dan Devan. Bahkan semua orang. Clara benar-benar membuktikan ucapannya. Ia telah pulang. Allah sudah memanggilnya, tadi subuh pukul 05:11. Namun, Clara masih sempat mempersembahkan senyum manis terakhir yang dapat ia berikan. Tubuhnya dingin, matanya terkatup rapat. Wajah cantiknya tetap tak bisa sirna meski ia telah mendahului orang-orang yang dicintainya. Bunga-bunga gugur menjatuhi gundukan tanah yang masih baru. Tetesan-tetesan air mata mengiringi kepergian Clara untuk selamanya. Kesedihan yang tak dapat diukur bagi Della dan Devan. Devan hanya semalam dapat mendampingi Clara di saat-saat
21 terakhirnya. Pengakuan cinta untuk yang pertama dan terakhir bagi Clara.
22 Kata Yang Tertunda Anjani Wardani Tampak siluet jingga di ujung-ujung langit yang mengembang. Bayu berhembus pelan. Menyelami jejakjejak rumput liar. Beliau masih dengan tatapan kosongnya. Kucoba menatapnya, tapi beliau tidak membalas tatapanku. Di bawah nyiur Hijau ini aku duduk bersama beliau. Seorang wanita baya yang teramat kucintai. Yang selalu mencintaiku dalam diam. Pipinya telah membentuk alur-alur yang tak terungkap maknanya. Matanya ya, mata itu terlalu kekal dengan kepedihan dan kepahitan dalam mengarungi samudra kehidupan ini. "Bu.." panggilku dalam hati ingin sekali aku memanggil beliau secara gamblang dan penuh cinta. Tapi aku tak kuasa. Ketika kusebut namanya. Ketika kulihat sorot matanya. Ketika ku lihat keringkihan tubuhnya. Ketika dan ketika. Ketika itu pula bulir metiara ini mengintip dan membuat anak sungai di kedua pipiku. Saat itulah aku hanya bisa terdiam. "Run, tolong belikan minyak goreng di toko Bu salma !" Perintah ibu padaku "Aduh. Bu, Runi itu baru pulang sekolah, capek. Malah disuruh beli minyak goreng. Runi mau tidur." Jawabku dengan nada kesal "Ibu hanya minta tolong sekali ini aja. Kalaupun ibu bisa, ibupasti beli sendiri, ibu sibuk masak" keluh ibu "Ya ya. Ya sudah Runi mau." Jawabku penuh keterpaksaan
23 Siang itu. Terukur jelas kata-kata kasar yang kulontarkan untuk ibu. Salah sata potongan masa lalu yang mungkin membuat luka di hati ibu. Air mataku kembali menetes. Terkuaknya cerita-cerita masa lalu yang penuh.. emh, yang penuh luka di hati ibu. Ingin kupeluk tubuhnya yang kini masih terduduk di atas rumput segar itu. Mencium pipinya yang menyisakan bekas air mata. Mungkin untukku. Maksudnya kerena kelakuan ku Setengah jam telah berlalu. Ibu masih terkejut dalam diamnya. Dan tidak menanyakan mengapa aku menangis. Terisak hingga tak ada suara. Bola jingga itu semakin tampak jelas tak tertutup awan. Sesekali daun melayan dan terjatuh pelan dari pohon. Dramatis. Mungkin. "Bu.. " dengan gemetar aku memanggil beliau. Kemudian menatapnya. "Iya. Kenapa ?" Ucapnya singkat. Namun, membuatku tak mampu berkata-kata "Oh, tidak. Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku rindu memanggil ibu." Jawabku "Apa kamu tidak bahagia bisa bekerja di pemerintahan ? Apa ibu terlalu memaksamu ?" tanya ibu sambil menatapku penuh tanya. "Oh, bukan itu maksud Runi, Bu. Runi bahagia bisa jadi DPR di Samarinda. Maafkan kata-kata Runi ya, Bu." Ucapku sambil mencoba meraih tangan ibu dan menciumnya. Lagi-lagi air mata ini mengalir. Membasahi tangan ibu. Yang kini tanpa diminta sudah penuh dengan lipatan. Tapi, itulah yang ditunggu beliau. Aku berusaha sekuat batinku menahan kekalutan ini. Sebenarnya aku tak hendak jadi DPR. Tapi ibu punya mimpi cantik dan harapan pada pekerjaan di
24 pemerintahan. Beliau berharap aku bisa menyalurkan aspirasi rakyat, mengayomi dan adil terhadap rakyat. Karena kini demokrasi bukanlah demokrasi yang dahulu pernah dikatakan oleh abraham Lincoln. Apalagi sekarang pekerjaanku di Samarinda. Jauh dari ibu yang tinggal di malang. Tak ada lagi orang yang selalu memarahiku, memanjakanku, dan mencintaiku dalam diam. Pergolakan batin ini seakan mengoyak-ngoyak ulu hati. Namun, tak pernah kuungkapkan kepada beliau tentang hal ini. Dukanya adalah dukaku. Senyumnya adalah senyumku. Tapi, deritanya kadang bukan deritaku. Karena itulah diriku. Runi gadis kecil ibu yang tak pernah mau mengerti tentang kekelan derita ibu. Kini telah tumbuh menjadi wanita burusia tiga puluh tiga tahun dengan satu orang anak laki-laki meski demikian, aku tetap manja dengan ibu. Sama seperti aku kecil dulu. Kelap-kelip lampu menghiasi hajatan milik teman ayah. Di sepanjang jalan dipadati pedagang kaki lima yang menjual beraneka macam mainan, permen maupun makanan ringan. Mataku membelalat berbinar-binar melihat begitu banyak mainan di sepanjang jalan. Aku meraih tangan ibu dan menarik-nariknya. Berharap beliau melihat mimikku. "Ibu, ibu, Runi mau itu. Runi mau." Rengekku kepada ibu sembil menunjuk mainan itu "Ayo masuk dulu, nanti pulangnya saja kita beli." Ucap ibu lembut "Ngak mau! Pokoknya beli sekarang. Anti masakmasakannya hilang" aku merengek lagi namun kali ini lebih memaksa.
25 "Ngak, ngak. Sedah ayo! Nanti ayahmu marah." Perintah ibu sambil menarik tanganku. Sentak aku menangis keras. Mengguling-gulingkan tubuh di atas tanah. Aku tak peduli dengan semua orang yang ada di sekeliling melihatku penuh tanda tanya. Ibu terlihat kebingungan melihat tingkahku. Beliau lalu menggendong dan membelikanku mainan itu baru kami masuk tempat undangan dan aku telah berhenti dari tangisku. Diakhiri tawa-tawa kecil kerena mainan baru. Ibu sama sekali tidak memperhatikan tingkah lakuku beliau asyik ngobrol bersama istri teman ayah Yang hari ini mengkhitankan anak pertamanya. Bayu bertiup mesra. Mengiringi dadaunan kering yang berlari-lari kecil menghadirkan nostalgia yang mengundang senyum, getir, haru, lucu bahkan air mata. Si raja sing mulai Menyelinap di ujung laut yang membiru menyisakan siluet mega. Menghadirkan sang Dewi malam yang penuh keheningan dan kepekatan, namun tetap menyisakan cercah-cercah cahaya yang menembus rimbunnya dedaunan hutan. Begitu pula ibu sang Dewi malam dalam hidupku. Oh, bukan, bukan sang belahan jiwaku, penuh cinta. Kutatap wajah ibu yang teduh dan tenang. Menyisakan kepuasan dan sebersit senyum dari raut wajahnya yang tak pernah bosan kupandang. Ada seonggok kebanggaan tersendiri dalam diriku karena dapat meraihkan cita-cita beliau. Cita-cita seseorang yang selalu kusanggah setiap katanya. Maaf. Begitulah batin kotor ini menjerit, yah begitulah. Lama kutatap mata beliau yang kini mulai cekung. Menyelami masa-masa bersama orang yang terkasih ini.
26 Sungguh, aku tak kuasa berdiam diri saja memandangi dan hanya menatap beliau sedari tadi. Kupeluk tubuhnya. Kesandarkan kepalaku di bahunya. Aku ingin mencium aroma perjuangan beliau yang telah membesakkan putrinya ini. Kurasakan kehangatan menyelimuti tubuhku. Ibu masih tak mengucapkan apa-apa tapi, pelukan darinya sudah mampu melukiskan betapa rindunya ibu dengan diriku. Yang telah bertahun tahun berpisah dengan beliau. Tak terasa hujan telah membasahi pundak ibu. Lagi-lagi aku menangis. Dan kali ini kulihat matanya berkaca-kaca dan ternyata beliau membendung anak sungai itu. Ya, aku tahu. Begitulah ibuku yang sejati. Ibu paling kuat di dunia. "Sebentar lagi Maghrib, ayo kita pulang Run." Ajak ibu kepadaku Deg!! Aku tersentak. Sejak kami duduk-duduk di bawah nyiur, beliau sama sekali tidak memanggil namaku. Tapi kali ini beliau benar-benar mengucapkannya, memanggilku. Runi. Aku berlari menjajari langkahnya dan meraih tangannya. Menggenggam erat. Dalam batinku menangis. Mengaduh-aduh. Menghadapi beribu polemik yang menggunung yang harus ditimpakan wakil rakyat sepertiku. Dan sungguh aku merasa sudah tak sanggup dengan beban-beban ini ditambah kerinduan kepada ibuku mulutku selalu terkunci untuk topik yang satu ini. Ini bukanlah mimpiku. Bukan mimpi gadis kecil yang bernama Runi. Namun, kebahagiaan ibu adalah mimpiku. Maka cita-cita beliau yang begitu luhur akan kuperjuangkan sampai akhir.
27 Masalahku Candys Irenia Arkazara Hai, saya akan menceritakan tentang kehidupan saya, saya sekarang duduk di kelas 1 SMA, Tujuan saya membuat cerpen ini biar saya bisa lebih tenang karena saya tipe orang yang memendam masalah, juga semoga bisa menjadi motivasi buat kalian semua. Saya itu dilahirkan oleh keluarga sederhana, tapi saya bangga ada di keluarga ini, saya anak pertama dari dua bersaudara, ayah saya seorang petani, juga ibu saya seorang ibu rumah tangga, bagi aku beliau seperti malaikat karena beliau selalu ada buat saya, pas ada di titik terendah maupun di titik tertinggi di kehidupan saya, beliau selalu mensupprot saya, tapi saya kecewa sama diri sendiri, saya itu egois, saya itu emosian, saya itu gak jelas, aku sadar aku salah, tapi alhamdulillah saya sekarang sudah bisa mengendalikan emosi saya dan juga egois, ya walaupun tertekan tapi alhamdulillah gak seegois dulu. Saya selalu di ingatin sama beliau “Fokuslah belajar, kejar cita - cita mu, jangan neko - neko, fokus pada tujuan mu ”. Ucap ayah dan ibu pada saya, bukan cuma beliau yang sering bilang gitu tapi hampir guru saya semua yang mengingatkannya, tapi hal yang bodoh bagi saya yaitu tidak mendalami apa maksud dari semua itu. Saya pernah melanggar/mengingkar apa yang beliau selalu katakan pada saya, sebelumnya pas beliau selalu mengingatkan saya, saya menjawab dengan tegasnya “Iya saya akan melakukan hal itu”. Tapi apa
28 yang terjadi, saya kecewa banget sama diri sendiri gara gara itu saya selalu merasakan pahitnya kehidupan/masalah, saya kesal sama apa yang dilakukan aku pada waktu itu, tapi aku selalu inget pesannya ibu aku bahwa “pahit manisnya kehidupanmu, jalani, itu sudah jalan terbaik untukmu”. Saya sempat mikir ibu bilang gitu, tapi aku sudah mengingkari nasehat dari beliau. Kalian tahu gak apa yang aku ingkari?,Pada waktu itu aku duduk di kelas 1 SMP, sekarang jaman sudah jaman now ya kan? jadi pas itu saya sudah dibolehkan pegang Hp/Handphone, saya diperbolehkan pegang Hp karena di sekolah saya selalu banyak tugas tugasnya selalu berkaitan dari Hp, sebelumnya ayah dan ibu saya selalu berkata “jangan pakai Hp itu untuk keperluan tidak penting”, ya menurut aku sih arti dari apa yang beliau ucapkan, saya tidak boleh pakai Hp itu untuk cinta cintaan biasa kan sekarang udah musimnya bucin bucin, juga sekarang banyak kasus yang melibatkan karena cinta cintaan. ibu dan ayah bukan melarang aku untuk tidak boleh gituan, tapi! masih bukan waktunya. Ada kalanya aku udah bisa pacaran tapi untuk sekarang saya tidak diizinkan ya saya sekarang masih dianggap kecil maksudnya itu saya harus fokus sama belajar, juga kalau pecaran sejak sekarang kalau dipikir apa coba manfaatnya? kalau dipikir sih cuman buang buang waktu aja, tapi kenapa pas itu aku pacaran heran kan. Kenapa?! kenapa aku melanggar hal ituuu…Penyesalan memang selalu ada di kehidupan kita, tapi kenapa aku ngelanggar? apa ini sudah jalan dari allah? apa aku yang gak bisa menahan diri dari godaan syetan? ntah dari mana alasannya aku jadi ngelanggar
29 hal itu. Mencari ilmu itu penting bukan cuman penting tapi wajib!, coba pikir semua apa apa pasti dari ilmu, ntah ilmu membaca, menulis, mengeja, jangankan itu kalian bisa berdiri juga ada ilmunya!. Iya kan?!!!. Bukan cuman saya yang disuruh gini tapi juga adik saya, adik kandung saya sekarang masi kls 3 SD, ayah dan ibu saya juga selalu bilang “jangan berhenti mencari ilmu selagi aku bisa membiayai kalian jangan berhenti!!!”.Tapi kenapa aku pas itu terpuruk dalam dunia percintaan, aku sebelumnya tidak tahu tentang percintaan, apa itu cinta? untuk apa ada cinta?, tapi pas itu ntah dari apa kok bisa saya mau menerima cintanya… Saya tak mikir bahwa saya sudah punya janji pada kedua orangtua saya, pas itu kenapa saya bisa lupa dengan apa yang sudah beliau tegaskan?, kenapa?, kenapa? saya terheran heran kenapa gitu? apa iya godaan syetan?, ntahlah intinya itu sudah berlalu Dari kehidupan saya, saya belajar bahwa patuhlah dan turuti pada kedua orangtua kita, juga jangan gampang gampang kegoda ama godaan godaan syetan, saya jamin apa yang telah aku lakukan itu ada kalanya itu adalah godaan syetan, tapi apa yang telah kita jalani itu adalah takdir!, ya takdir, takdir itu ada percayalah,Orang yang beriman dengan takdir, ia akan bersabar dan tetap bersyukur karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT.“Tindakan menyalahkan hanya akan membuang waktu. Sebesar apapun kesalahan yang kamu timpakan ke orang lain/diri sendiri, dan sebesar apapun kamu menyalahkannya, hal tersebut tidak akan mengubahmu”. Sekian.
30 Pendidikan yang Aku Tunggu Dafa Rizki Alfian Pendidikan, sebuah kata yang seharusnya bisa dirasakan oleh setiap orang terutama bagi anak-anak. Namun pada kenyataannya tak semua orang bisa merasakan pendidikan di sekolah, salah satu penyebabnya adalah harus mencari rezeki. Bagus, itulah nama panggilanku dan aku satu dari sekian banyak yang tak bisa merasakan apa itu arti bersekolah. Usiaku saat ini 10 tahun, kata teman-temanku, “seharusnya aku sudah kelas 4 atau 5 SD”, tetapi karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan aku harus mencari rezeki demi bisa memenuhi kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih berusia 5 tahun. Aku dan adikku hanya tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi dan itu pun milik orang lain. Tak pernah terbayangkan oleh diriku apabila tak ada rumah ini, mungkin saja aku dan adikku harus tidur di depan ruko yang setiap malam harus melawan dinginnya malah atau hujan. Pada suatu waktu, malam hari terasa lebih dingin, kami berdua tak memiliki selimut dan hanya mempunyai satu sarung, kemudian sarung itu kuberikan kepada adikku. Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena motor yang dikendarai oleh ayahku jatuh disaat hujan sedang turun dengan deras. Kedua orangtuaku sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, orangtuaku meninggal dunia dan aku yang mendengar kabar itu merasakan sedih yang mendalam.
31 Hingga akhirnya di tahun ketiga, aku dan adikku mendapatkan pembiayaan sekolah sampai lulus SMA dari lembaga pendidikan pemerintah. Setelah mendengar kabar seperti itu, aku pun merasa senang karena bisa merasakan bersekolah dan bertemu dengan teman-teman baru. Tak hanya sampai disitu. Aku sangat merasa bahagia karena adikku tercinta bisa menempuh pendidikan yang layak dan kami berdua belajar dengan sungguh-sungguh. Sejak saat itulah aku dan adikku mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat, bahkan aku juga berhasil melanjutkan pendidikan sarjana dengan beasiswa yang aku peroleh. Jadi, selalu percayalah bahwa kelak suatu saat nanti, hal yang kita inginkan bisa tercapai dan kita bisa bahagia. Anak Bermalasan Minggu adalah hari libur yang ditunggu kaum rebahan, malas beraktivitas. Ada yang hanya ingin rebahan di rumah menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas dan ada pula yang berencana akan berlibur. Danimemilih opsi pertama, Dani memilih bersantai rebahan di rumah, dan parahnya Banu aka selalu merasa kurang dengan liburnya. “Dani bangun sudah siang, nanti kamu terlambat.” Tanya ibunya. “Bu Dani masih capek, Dani bolos sehari ya.” Banu memelas pada ibunya.
32 “Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan menyepelekan menuntut ilmu” Jawab ibunya menyanggah. “Sehari saja bu, Dani tidur lagi.” Melihat kelakuan Dani Ibunya geram, hingga ibunya mengajak Dani melihat anak keterbelakangan di suatu panti asuhan. “Nah sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin sekolah sepertimu, namun tidak ada orang tua yang akan membiayai mereka bersekolah” Jelas ibunya, mereka masih di dalam mobil. Dengan kejadian itu Dani tersadar dan mau berangkat sekolah walau terlambat. Di perjalanan menuju sekolah Dani melihat seorang anak yang pincang berseragam sekolah sama dengannya, dalam hati Dani berkata, aku bersyukur masih punya fisik yang sempurna untuk bisa menuntut ilmu.
33 MASA KECIL PENUH KENANGAN Excel Satria Febriano Pada hari minggu saya dan teman teman bermain layang layang disawah kami sangat asyik bermain layang layang dan tidak menyangka bermain layang" sangat seru dan sampai lupa waktu , disitulah kami mendapat kebahagiaan teman". Keesokannya kami mengulang lagi bermain layang" pada sore hari , kami juga bermain layang" ga ditempat sawah itu aja ada banyak sawah kita kunjungi buat mencari lawan layangan di daerah lainnya dan kami pun melihat orang" sangat ramai disawah itu sehingga kami ingin menaikan layang" buat memutuskan tali layang" mereka. Kami pulang terlalu larut sampai" adzan magrib kedengaran kami pun tidak pulang smpe layangan musuh habis , kami juga sering mengambil kelapa saat haus dan mengambil jeruk saat lapar("maling") Suasana itu sangat menyenangkan dulu nya kita bermain bersama kemana kemana slalu bersama akhirnya kami udah dewasa aja moment kayak gini susah diulangi lagi banyak juga moment suka duka pada pertemanan kami masing masing punya cerita lucu tersendiri seperti maling jeruk orang dan dikejar kejar yang punya kebun dan kami pun sering mengambil kelapa orang tanpa meminta ke orang yang punya pohon kelapa itu hasilnya kena marah orang yang punya pohon kelapa tersebut. Moment yang menyenangkan kan dimasa kecil kami yang tidak bisa diulang lagi , sekarang udah tidak bisa
34 berkumpul lagi banyak yang sibuk pribadi masing masing ya itulah cerita masa kecil kami, banyak kenangan di kampong kami tercinta.
35 SETITIK CAHAYA Fajar Achmad Firdaus Aku terhanyut dalam duniawi Mengutamakan inginku bukan butuhku Bergelunggu dalam ilusi semata Menghilangkan fakta nyata. Kemana aku harus mencari jiwaku Dia sudah amat lama pergi Mencari yang tak ku mengerti Bahkan ragaku mulai letih. Sudah berapa kali kuteriak Lepaskan aku dari gelap ini Diujung sana ada setitik cahaya Bolehkah aku menghampirinya. Aku ingin kembali pada batinku Sejuta mimpi tuk buat nyata Sejuta semangat dalam hidup Sejuta senyum setiap hari. “Tapi aku sudah banyak shalat tadi. Saya sudah berkali-kali-kali menyakitimu. Selain itu akutidak bisa memaafkan diriku sendiri karena sudah membuatmu menangis seperti itu.” Katamu dalam dialog malam-malam denganku ditelepon.“Ya. Memang aku merasakan sakit ketika aku tahu ternyata kau jatuh cinta lagi dengan oranglain. Memang aku sedih. Aku sedih karena selalu membuatmu merasa tak nyaman dengan ku sehingga kau kembali menangis. Namun aku menahannya agar tak begitu berlebihan. Hanya isakankecil. Aku menangis menahananku agar kau tak menyalahkan dirimu sendiri. Kali ini aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan semua ini. “Aku memang bodoh. Aku memang egois”, katamu. Suasana mejadihening seketika itu. “Tapi, perasaan memang tidak bisa dipaksakan, kan? Jadi tak seharusnya menyalahkandirimu seperti itu”, tangisanku
36 berhenti bersamaan dengan pertanyaanku. Dan kau saat itu. hanya terdiam.Sangat sedih ketika mendengar bahwa laki-laki menawan di sebrang pulau itu kebingungan.Dia heran tentang perasaannya pada orang lain, bingung, merasa sedang mengecewakanku,dan begitu pilu.Apa yang bisa saya lakukan agar kau bisa kembali tersenyum? Apa yang harus saya lakukanagar hatimu kembali berbalik arah? Apa yang harus dilakukan berikutnya?Membiarkanmu pergi dan membawa semua kenangan indah yang kita miliki atau mempertahankan dirimu? “Seseorang pernah berkata, kau ini bodoh, kau bilang bahwa pacarmu yang ingin kau perjuangkan tapi dirimu sendiri yang ternyata malah menyerah". Dan lagi, kau juga bodoh, pacar mu menduakanmu dan kau masih saja mempertahankannya. Kau menjelaskan itu semua tanpa memperbolehkan aku untuk memotong pembicaraanmu.Dari katamu, kau bilang bahwa dirimu bodoh karena sudah menyerah dengan hubungan kita. Padahal kamu lah yang sudah mengajariku untuk berjuang. Mengajariku untuk menjadi laki-laki mandiri. Dari kata-katamu itu juga, kau bilang bahwa aku bodoh karena memilih untuk memaafkan mu yang menurutmu sudah berkali-kali membuatku kecewa. Perkataanmu itu ada benarnya, namun tak semuanya ada sedikit celah yang bisa kita uraikan bersama-sama. Ada setitik cahaya yang sepertinya lebih baik jika kita berfokus kesana.Titik cahaya yang aku maksud adalah Cinta.Masih ada benda itu di antara kita. Jadi, daripada kita berfokus untuk mengorek kesalahan masing-masing, mengapa tidak kita habiskan malam ini dengan
37 membahas cinta?. Kau benar bahwa kau bodoh. Menyianyiakan apa yang kita punya sekarang dan berfokus pada apa yang tidak kita genggam. Kau menyalahkan dirimu sendiri terus menerus seolah-olah kau adalah mahkluk yang paling berdosa. Padahal sayangku, semua manusia membuat kesalahan. Bahkan aku yang menurutmu sempurna. Bahkan siapapun. Dan sayangku,melakukan kesalahan bukan berarti kau lebih rendah dari siapapun. Bukan sama sekali.Bagiku itu berarti kau sudah mendapatkan pelajaran lebih awal dari pada orang lain. Dan bukan pula artinya aku benci padamu.Kau juga benar bahwa aku bodoh. Karena sudah memaafkan seseorang yang melakukan kesalahan berulang-ulang. Namun apakah kau tahu sayang? Aku bukanlah Tuhan yang berhak menghardik seseorang. Aku tak berhak untuk menghukummu. Aku hanyalah manusiayang belajar. Aku juga masih belajar bagaimana caranya untuk menyayangimu. Aku belajar bagaimana caranya untuk memaafkan. Aku tidak pantas untuk memberimu hukuman dan batasan. Aku tidak bisa melakukan itu pada malaikat tak bersayap ku. Dari perkataanmu tadi aku juga dapat belajar. Bahwa cinta memang tidak selalu berbentuk sekuntum bunga atau sekotak coklat. Cinta bisa juga berwujud kebohongan yang bertujuanuntuk tidak menyakiti. Amarah karena takut kehilangan. Dan bahkan memaafkan sangkeledai. Cinta bukanlah kotak mungil merah berisikan cincin, namun cinta adalah bola dunia yang terus berputar. Bukan materinya namun lebih kepada makna
38 dan cerita yang kita punya. Cinta adalah pengorbanan yang tidak sia-sia, bukan layang-layang tak bertuan yang terbang ke sanake mari tanpa arah. Cinta adalah lagu, bukan koran di pagi hari yang kaku.Meskipun aku menangis sekarang. Namun aku menjadi yakin, bahwa kau akanmembiarkanku tersenyum lepas kepadamu setelah ini. Dan meskipun kau tidak merasanyaman padaku belakangan ini. Aku berjanji aku akan menjadi singgahsana terbaik milikmu.Takkan kubiarkan orang lain memilikinya. “Jadi, kau masih memaafkanku?” tanyamu perlahan. “Ya.” Tapi aku…” kau mengulangi pernyataanmu di awal. “Tak perlu alasan untuk memaafkan seseorang. Dan tak perlu alasan juga untuk mencintai seseorang iya kan?. Kudengar kau menghembuskan nafas panjang. Akhirnya kau merasa lega. Dan kau bersyukur ini berakhir. Sama sepertiku. Kemudian kau berterima kasih untukku, entah untuk apa. “Apa bisa aku percaya padamu lagi?” tanyaku. “Aku sekarang sedang membayangkan pernikahan kita. Aku tak peduli jika kita tak bisa menikah. Aku akan tetap menikahimu. Aku sedang membayangkan pestanya, kue, orang-orang nya. Malam hening itu kini berubah menjadi malam panjang dengan obrolan tentang setitik cahaya. Tentang cinta. Tentang kau dan aku.
39 PERJALANAN PANJANG CRISTIANO RONALDO Farel Wahyu Pancaka Ronaldo lahir pada 5 Februari 1985, bungsu dari empat bersaudara - dua wanita dan dua laki-laki Ibunya adalah Maria Dolores dos Santos Aveiro, juru masak dan ayahnya adalah Jose Dinis Aveiro, seorang tukang kebun. Mereka harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jose adalah sosok yang mengenalkan sepakbola pada Cristiano. Menjadi pemai di klub lokal Android,dia membuka jalan bagi anaknya untuk menjadi pesepakbola nomor satu, wajahnya dikenal seluruh dunia yang mewakili kepercayaan diri, determinasi, kegigihan, kekuatan dan kualitasnya. Karier sepakbola Cristiano membawanya dari Android ke Nacional lalu ke pulau utama bersama Sporting CP, setelah tiga hari bekerja keras di masa trial, dia dikontrak pada usia 12. Caranya berlatih, memotivasi rekan satu tim, mengoreksi mereka, keinginan menang dan memberi kesan, jauh di atas rata-rata. Cristiano lalu kembali bermain,di Santos dengan bayaran besar,Cristiano saat umur 16 ia di panggil dengan responsibilities,lalu ia bermain sampai musim yang akan datang. Masa Kecil Cristiano Ronaldo Bernama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, ia lahir pada 5 Februari 1985 di Funchal, Madeira, Portugal. Ronaldo adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari Maria Dolores dos Santos Aveiro dan Jose Dinis. Di balik nama Ronaldo, ada cerita menarik
40 yaitu alasan nama tersebut diambil karena aktor kesukaan sang ayah, Ronald Reagan. Ronaldo dibesarkan di lingkungan buruh, rumahnya sendiri hanya rumah petak kecil biasa yang beratapkan seng. Ayah Ronaldo juga saat itu merupakan seorang tukang kebun yang memiliki ketergantungan alcohol, mengakibatkan dirinya sakit dan meninggal dunia karena masalah ginjal. Dengan kondisi demikian, ibu Ronaldo harus bekerja keras untuk menjaga keempat anaknya, menjadi tukang masak yang merangkap cleaning service. Berkat pekerjaan ayahnya yang pernah menjadi manajer peralatan olahraga, Ronaldo berkenalan dengan sepak bola. Saat usia 10 tahun, ia diakui sebagai anak yang tergila-gila dengan sepak bola, membuatnya dirinya lupa makan dan melarikan diri dari kamarnya hanya untuk bermain bola. Saat remaja, kemampuannya dalam bermain sepak bola mulai terlihat. Ketika ia bermain untuk Nacional da liha da Madeira, Ronaldo ditawarkan kontrak untuk bermain bersama Sporting Lisbon di tahun 2001. Di tahun yang sama pula, keahliannya telah menarik hati manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, yang menawarkan dirinya untuk bergabung dengan nilai transfer mencapai 12 juta poundsterling. Permainan Ronaldo bersama Manchester United cukup cemerlang sehingga membawa timnya meraih sejumlah gelar, seperti Juara Piala Champion 2008. Di tahun 2009, Ronaldo ditawari klub raksasa Spanyol, Real Madrid, dengan nilai kontrak yang fantastis, yakni 131 juta dolar. Ronaldo pun menyetujui kontrak tersebut dan menjadikannya sebagai pemain
41 termahal sedunia. Saat bergabung dengan Real Madrid, Cristiano Ronaldo terus meningkatkan karirnya, membuat dirinya mendapatkan sejumlah penghargaan, seperti FIFA World Player of the year, Ballon d’Or 2014, Golden Boot dan UEFA Club Forward of the Year. Sekalipun Ronaldo terlahir dari keluarga miskin, namun kesuksesan dapat diraihnya, karena terus meningkatkan bakat atas minat yang tinggi terhadap sepak bola.
42 Sahabat Sejati Ferdi Ahmad Fahriza Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapikekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini setiamenemaninya baik syka maupun duka. Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, akumempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha. Icha tinggal di Ciracas, JakartaTimur. Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria.Kami bersahabat suddah cukup lama, aku kenal Icha waktu kami sama-sama mendaftar disalah satu SMP favorit di Jakarta. Setelah awal oerkenalan itu,pertemanan kami berlanjutkarena kami diterima di SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangkoyang tak dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas. Setelah lulus SMP aku dan Icha memutuskan untuk satu sekolah, hari pertama aku dan Ichamenjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget, tapi aku melihat seorang cowok yangsangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski akutelah minta maaf padanya, lupakan saja dia kita kembali pada cowok yang aku lihat tadi,tapi akumencaricari kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak
43 ada. Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku. Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatuhari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembaali karena aku yakin dia siswa di SMAini. Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas. Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa kakak senior masuk kekelas tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantinsekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku kembali bertemudengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu, dari beberapa orang yang aku tanya merekamengatakan dia adalah ketua osis, namanya radit, Cuma itu informasi aku dapatkan tentangdia, tapi udah cukup kok. Singkat cerita aku dan kak Radit mnjedi tambah akrab tapi cumasebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Icha, aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa, danaku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya,Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku. Mungkin inilahnasibku, setelah kejadian itu persahabatan aku dan Icha menjadi renggang, aku jarangmenyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sanma-sama lagi seperti dulu. Lagi pula aku tak sekelas dengannya.Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti. Akhir-akhir ini aku melihat Ichatampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria. Walau aku belum bisamemaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apayang sedang terjadi. Satauku dari berita yang beredar kalau Icha mengidap penyakit tumor yang
44 bersarang diperutnya sejak beberapa tahun ini, sejak dokter memfonis penyakit ituIcha berubah menjadi nak yang pemurung danpendiam. Aku sangat merasakan perubahanitu, tapi setiap kali aku tanya dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi.Seiring berjalannya waktu perut Icha makin membesar, aku belum percaya dengan apayang temen-temen bilang padaku. Aku desak Icha untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat terkejut mendangarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan, mengapa baru seekarang dia cerita semua itu padaku.Tapi laen Icha putus, Icha diputuskan kak Radit karena keadaan Icha dg perut yang makinmembesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lamakami bangun.Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu. Dengankondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit HajiPondok Gede. Aku dan teman-taman menjenguknya untuk memberikan semangat dandukungan padanya agar Icha gak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu sajakabar yang aku dengar tentang Icha, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lainaku juga mempersiapkan UN.****Pagi hari yang sangat gelap karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang, tiba-tiba aku dikejutkan denganringtone handphoneku yang berbunyi dank u lihat dilayar hpku ternyata mamanya Ichamemanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok
45 pagi-pagi gini tante telfon aku. “haloassalamu’alaikum, bisa bicara dengan Cika?”, nada suara mama Icha tampak berat,sepertinya dia sedang menangis. “ii…aaa tante, ada apa kokpagi-pagi begini telfon Cika?Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu, “Icha telah berpulang Ka” belumsempat aku mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tibaterputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernahmeluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnyasendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ca…..hik..hik..hik…!!!” tangiskuAku datang ke rumah Icha untuk melihat dia terakhir kalinya dan mengucapkan belasungkawa pada keluarga Icha. Setibaku disana aku melihat Icha terbaring kaku, dikelilingiorang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap.“Icha…..” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia tenang di Alamsana” mama Icha ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Icha buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”.“makasih tante dan Cika minta maaf kalo selama ini Cika gak pernah menjenguk dia, Cikalagi UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya samaIcha?” tanya mama Icha, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja””ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah bdulu ya” tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku melihat foto-foto
46 yang ada dimejasamping tempat tidur, betapa lembutnya senyum Icha di foto itu. aku buka kertasituperlahanlahan, dan aku pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren”, bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari lo, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, lo tau kan kalo gue gak bisa buat puisi kayak lo, tapi ini puisi gue buatkhusus sahabat sejati gue ini, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi lo,heheheh…….. Surat Terakhir Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetesMenemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir Jika hanya derita yang harus aku terimaJika hanya kemitian yang harus ku alamiAku bersedia menjalani tanpa kesedihan Namun ketika kau berucap bahwa untukkuSudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh Surat Terakhir Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetesMenemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir Jika hanya derita yang harus aku terimaJika hanya kemitian yang harus ku alamiAku bersedia menjalani tanpa kesedihan Namun ketika kau berucap bahwa untukkuSudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh iniSahabat yang slalu mengisi hariharikuSeberapa besarpun salah yang ku pandangSeberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan akuDerita karena bersalah berlarut-larut tanpa hentiDan