The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hallo salam kenal ya, Namaku Masriani Tarigan. Aku adalah mahasiswi Desain Komunikasi Visual dari Mercu Buana Meruya. Disini saya mengenalkan tentang buku Ilustari “ Perancangan Buku Ilustrasi “ 34 Pakaian Adat Nusantara ” Sebagai Media Edukasi Untuk Anak usia 9-12 Tahun” yang merupakan karya yang saya gunakan untuk Tugas Akhir di Semester ini. Buku ini adalah buku yang mengenalkan dan memberikan edukasi kepada audiens mengenai pakaian adat dari 34 provinsi di Indonesia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masrianitarigan4, 2022-12-24 23:41:05

Buku " 34 PAKAIAN ADAT NUSANTARA"

Hallo salam kenal ya, Namaku Masriani Tarigan. Aku adalah mahasiswi Desain Komunikasi Visual dari Mercu Buana Meruya. Disini saya mengenalkan tentang buku Ilustari “ Perancangan Buku Ilustrasi “ 34 Pakaian Adat Nusantara ” Sebagai Media Edukasi Untuk Anak usia 9-12 Tahun” yang merupakan karya yang saya gunakan untuk Tugas Akhir di Semester ini. Buku ini adalah buku yang mengenalkan dan memberikan edukasi kepada audiens mengenai pakaian adat dari 34 provinsi di Indonesia.

Keywords: #pakaian #buku #adat #istiadat #nusantara #tradisional #anak #bukuanak

Masriani Tarigan

34

PAKAIAN ADAT

NUSANTARA



34

PAKAIAN ADAT

NUSANTARA

34 Pakaian Adat Nusantara

Penulis : Masriani Tarigan
Ilustrasi : Masriani Tarigan
Desainer : Masriani Tarigan
Penata Letak : Masriani Tarigan



DAFTAR ISI

ACEH
Aceh Barat : Aceh
SUMATERA UTARA
Kabupaten Tona : Sumatera Utara
SUMATERA BARAT
Minang Kabau : Sumatera barat

BENGKULU
Melayu Bengkulu : Bengkulu

RIAU
Riau Daratan : Melayu

KEPULAUAN RIAU
Tanjung Pinang : Melayu

JAMBI
Jambi : Melayu Jambi
SUMATERA SELATAN
Palembang : Melayu Palembang

LAMPUNG
Lampung Pedalaman : Pepadun
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Belitung Timur : Melayu Belitung

DKI JAKARTA
Jakarta : Busana Abang & None

JAWA BARAT
Wilayah Priyangan : Sunda

BANTEN
Banten : Badui
JAWA TENGAH
Solo : Suku Jawa
Daerah Istimewa Yogyakarta
D I Yogyakarta : Suku Jawa
JAWA TIMUR
Madura : Jawa Timur

KALIMANTAN BARAT
Pontianak : Melayu

KALIMNTAN TENGAH
Kalimantan Tengah : Dayak Ngaju

KALIMANTAN SELATAN
Daerah Banjar : Banjar
KALIMANTAN TIMUR
Kabupaten Malinau : Dayak Kenyah
KALIMANTAN UTARA
Kalimantan Utara : Kalimantan Utara

BALI
Pulau Bali : Suku Bali
NUSA TENGGARA BARAT

Lombok : Sasak
NUSA TENGGARA TIMUR
Nusa Tenggara Timur : Suku Rote

SULAWESI BARAT
Polewali Mandar : Mandar

SULAWESI UTARA
Minahasa : Suku Minahasa

SULAWESI TENGAH
Sulawesi Tengah : Suku Kaili

SULAWESI SELATAN
Makasar : Bugis

SULAWESI TENGGARA
Kabupaten Muna : Suku Muna

GORONTALO
Gorontalo : Gorontalo

MALUKU
Ambon : Suku Ambon

MALUKU UTARA
Ternate : Suku Ternate

PAPUA BARAT
Papua Barat : Dani

PAPUA
Papua : Suku Asmat



ACEH

8

ACEH BARAT

ACEH

Wilayah Aceh barat, Khususnya Meulaboh, adalah
pusat kerajinan sulaman yang terkemuka untuk busana
adat perkawinan. Busana ini dikenal dengan sebutan Linto
baro untuk busana pengantin laki-laki dan Daro baro
untuk busana pengantin perempuan.

Linto baro memiliki warna dominan hitam. Bagi
warga Aceh, warna hitam melambangkan kebesaran seh-
ingga menggunakan pakaian tersebut dianggap menggu-
nakan pakaian kebesaran.

Pengantin laki-laki menggunakan topi meukotop.
Tutup kepala miri kopiah ini dililit tengkulok dan emas
yang mencerminkan pengaruh Islam yang kuat di Aceh.
Baju atasannya disebut meukasah yang berbentuk jas dari
kain tenun dengan potongan terbuka dan berkancing dua
atau jas tertutup berkancing lima. Di bagian kerah,
biasanya terdapat sulaman emas yang menggambarkan
pengaruh China.

Busana Pengantin perempuan Aceh menggunakan
warna-warna cerah, seperti merah, hijau, atau kuning,
yang terbuat dari kain bermutu seperti sutra. Atasan terse-
but dipadankan dengan celana berwarna hitam yang juga
terbuat dari bahan sutra.

Pengantin wanita juga menggunakan sarung ija plang
dan ija lunggi yang dililitkan diluar baju, mulai dari ping-
gang sampai beberapa jengkal dibawah lutut. Kain sarung
ini diperkuat dengan menggunakan tali pinggang yang
disebut talo kling ulee yang terbuat dari emas ataupun
perak.

9



SUMATERA UTARA

12

KABUPATEN TOBA

SUMATERA UTARA

Nama pakaian adat Sumatera utara, salah satun-
ya adalah Kain Ulos. Kain ulos telah dijadikan sebagai
identitas guna Provinsi Sumatra Utara.

Laki-laki Batak biasa menggunakan setelan jas, lalu
kain ulos yang dililitkan ke seluruh bagian tubuhnya.
Sementara kaum wanita biasanya mengenakan kebaya,
yang diselaraskan dengan kain ulos yang telah dibuat men-
jadi rok.

Kain Ulos berupa kain tenun berbentuk selendang
yang dianggap sebagai simbol restu, kasih sayang, dan per-
satuan. Masyarakat Batak menganggap kain ulos sebagai
benda sakral, yang sejalan dengan semboyan mereka “Ijuk
pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong”. Artinya:
“jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka
Ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama”.

Sortali (Mohkota Batak) merupakan ikat kepala yang
berasal dari kebudayaan Batak Toba. Sortali dipakai
dalam suatu acara pernikahan di suku Batak.

Sortali juga bisa menambah keanggunan dan keinda-
han bagi pengantin wanita dan pengantin pria yang meng-
gunakannya. Namun untuk perhiasan kepala bagi pengan-
tin pria disebut “Tali-tali” menggunakan bahan ulos yang
bernama ulos “bintang maratur” yang memiliki simbol “su-
kacita”. Tali-tali ini merupakan mahkota yang berbentuk
segitiga yang juga dililitkan di kepala.

13



SUMATERA BARAT

16

MINANG KABAU

SUMATERA BARAT

Ciri khas pakaian adat Sumatera Barat adalah
tampak mewah, kain tenun, dan melibatkan emas. Semen-
tara untuk wanita seringkali menggunakan penutup kepala
yang menyerupai atap Rumah Gadang. Siapa saja yang
melihat pasti sudah bisa menebak dengan mudah dari
daerah mana setelah pakaian adat ini.

Penutup kepala atau Tingkolok yang berbentuk seper-
ti tanduk runcing yang berumai emas memiliki makna
bahwa orang yang mengenakannya adalah seorang pemilik
rumah gadang.

Perhiasan digunakan sebagai simbol yang men- gand-
ung norma-norma dan nilai-nilai yang dapat digu- nakan
sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat.

Bagian atas penutup kepala laki-laki disebut dengan
nama seluk atau destar. Kerut-kerut yang terdapat pada
penutu kepala ini melambangkan banyaknya undang-un-
dang yang perlu diketahui oleh penghulu.

Sarawa atau celana penghulu atau laki-laki yang
berukuran besar memiliki makna bahwa seorang
pemangku adat adalah orang yang besar dan bermartabat.

Keris dibagian pinggang dengan posisi condong kekiri
melambangkan bahwa seorang penghulu harus berpikir
sebelum menggunakan senjatanya.

17



BENGKULU

20

BENGKULU

MELAYU BENGKULU

Busana adat Bengkulu yang populer adalah gaya
Melayu Bengkulu. Busana yang biasanya digunakan pada
pesta-pesta adat penting ini mendapat pengaruh gaya
Melayu dari seluruh Sumatra, khususnya Minangkabau,
Jambi, dan Riau. Meskipun demikian, busana adat Melayu
Bengkulu masih menampilkan kekhasannya.

Busana adat untuk perempuan berupa baju kurung
berlengan panjang yang terbuat dari bahan beledu dengan
motif sulaman benang emas dan hiasan berbentuk
bulat-bulat menyerupai lempengan uang logam. Warna
yang dipakai untuk busana adat ini umumnya warna-war-
na tua, seperti merah tua dan biru tua.

Sebagai pelengkap, di bagian bahu diselempangkan
sehelai kampuh dari satin sutra bersulam emas. Di atas
kampuh ini terdapat kalung berukir atau glamor dalam
jumlah yang cukup banyak. Untuk bawahannya, digu-
nakan sarung songket benang emas atau perak.

Busana adat laki-laki Melayu Bengkulu lebih sederha-
na, terdiri dari jas, sarung, celana panjang, alas kaki, dan
dilengkapi penutup kepala. Jas yang digunakan biasanya
berasal dari kain bermutu dan berwarna gelap, seperti
hitam dan biru tua.

Sarung dari songket berbenang emas atau perak atau
disebut sarung segantung dipakai sebagai samping yang
dililitkan di pinggang sampai Sedikit di atas lutut.

21



RIAU

24

RIAU DARATAN

MELAYU

Wilayah Riau daratan merupakan wilayah yang pen-
duduknya mayoritas suku Melayu Riau yang masih meme-
gang adat istiadat bersendikan syariat Islam.

Awalnya, penggunaan busana adat Riau dibedakan
sesuai dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat
dengan ketentuan khusus dalam penggunaan warna, seper-
ti warna kuning emas yang hanya boleh digunakan oleh
bangsawan atau keturunan raja-raja Riau. Seiring dengan
perkembangan zaman, ketentuan ini sudah tidak berlaku.

Pakaian untuk menghadiri acara resmi dan pakaian
pengantin berbeda pada bahan yang digunakan dan akse-
sorinya. Untuk menghadiri upacara adat dan acara resmi,
perempuan Riau umumnya menggunakan baju kurung satu
sut. Bahannya terbuat dari kain songket, satin, ataupun
sutra. Sementara perhiasan yang digunakan terdiri dari
kalung, anting-anting, gelang tangan, dan cincin yang ter-
buat dari emas.

Laki-laki Riau menggunakan baju teluk belanga yang
di lilit dengan pending dan dilengkapi dengan sebilah keris.
Dalam aturannya, pemakaian keris sebaiknya tidak
tampak menonjol dan hanya terlihat bagian hulunya saja.
Bagian kepala menggunakan penutup kepala yang disebut
tanjak.
Di bagian pundak terdapat selendang yang disebut serebai,
Hanya saja, selendang ini tak mutlak dipakai. Jika tetap
ingin dipakai, warna selendang dipadukan dengan warna
baju.

25



KEPULAUAN
RIAU

28

TANJUNG PINANG

MELAYU

Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas gugusan
pulau-pulau yang berbatasan dengan negara Malaysia dan
Singapura. Kepulauan Riau banyak mendapat pengaruh
budaya Melayu yang memengaruhi adat istiadat dan
busananya.

Busana adat Kepulauan Riau memiliki kesamaan
dengan busana adat yang ada di Riau. Perbedaannya ada
pada aksesori dan jenis kain songket yang digunakan.
Busana adat di wilayah tersebut dipakai dalam berbagai
acara, mulai dari acara resmi, upacara adat, upacara keag-
amaan, hingga upacara pernikahan. Dalam upacara per-
nikahan, terutama di daerah Tanjung Pinang, digunakan
busana Melayu Riau yang terlihat unik dan mewah.

Pengantin laki-laki Tanjung Pinang menggunakan
baju cekak musang yang terbuat dari kain songket atau
kain terpilih lainnya. Busana cekak musang dilengkapi
dengan kain samping dengan motif serupa dengan celana
dan baju. Pelengkap lain berupa selempang songket yang
diselempangkan di bahu dan sebuah kalung dukoh papan.

Menggunakan bahan yang sama dengan busana
laki-laki, pengantin perempuan memakai kebaya panjang
yang dipadu dengan sarung songket dan selop sebagai
penutup kaki.

Untuk mempercantik penampilan, rambut pengantin
perempuan dirias menjadi sanggul. Terdapat beberapa
jenis sanggul yang dipakai perempuan Tanjung Pinang,
seperti sanggul siput tanduk, siput lipat pandan, dan siput
buntut sigak untuk bagian belakang. Sanggul ini kemudian
ditambahkan aksesori seperti sunting.

29



JAMBI

32

JAMBI

MELAYU JAMBI

Busana adat Melayu Jambi umumnya dihiasi dengan
sulaman benang emas dan pemakaian hiasan sebagai
pelengkapnya.

Busana adat Pengantin laki-laki yang menggunakan
baju kurung dari bahan beledu. Sulaman benang emas
pada busana ini memiliki motif kembang bertabur di
bagian tengah dan kembang berangkai atau pucuk rebung
di bagian pinggirnya.

Dengan bahan yang sama, pengantin laki-laki me-
makai celana atau cungge yang dilengkapi dengan tali
pengikat. Busana ini juga dilengkapi kain songket yang
dipasang di pinggang setinggi lutut. Sementara itu, untuk
menunjukkan kewibawaan dan kebijaksanaan, pengantin
laki-laki menggunakan penutup kepala bernama lancak.
Tutup kepala ini memiliki dua bagian yang menjulang
tinggi dengan julangan yang lebih tinggi pada bagian
depannya.

Busana adat pengantin perempuan Melayu Jambi ter-
diri dari kain sarung songket Jambi sebagai bawahan dan
baju kurung yang bersulam benang emas dengan motif
hiasan bunga melati, kembang tagapo, dan pucuk rebung.

Bagian kepala pengantin perempuan ditutup dengan
tutup kepala khas Melayu Jambi bernama pesangkon yang
terbuat dari kain beledu merah dengan bagian dalam
diberi kertas karton agar teksturnya lebih keras. Bentuk
topi ini bergerigi menyerupai pucuk rebung atau bambu
yang baru tumbuh.

33



SUMATERA SELATAN

36

PALEMBANG

MELAYU PALEMBANG

Awalnya, busana adat Palembang hanya dipakai oleh
golongan keturunan raja dan priayi. Seiring berjalannya
waktu, busana adat ini dapat digunakan oleh siapapun,
terutama untuk acara pernikahan.

Salah satu pakaian adat Palembang yang dipakai
untuk upacara pernikahan dikenal dengan nama aesan
gede yang memiliki arti ‘pakaian kebesaran’. Pakaian ini
didominasi warna merah yang dilengkapi dengan benang
emas.

Pengantin perempuan dan laki-laki menggunakan
dodot dari kain songket Palembang yang melilit tubuhnya.
Bagian dada dan bahu pengantin ditutupi dengan menggu-
nakan penutup atau terate berwarna keemasan yang men-
gandung arti kemegahan dan kesucian. Sebagai bawahan,
pengantin perempuan menggunakan kain songket yang
dibentuk menjadi sebuah sarung, sedangkan pengantin
laki-laki menggunakan celana yang ditutupi dengan kain
songket lepus sebatas lutut.

Pengantin laki-laki menggunakan kopiah cuklak
dengan hiasan sumping, sedangkan pengantin perempuan
menggunakan mahkota karsuhun dengan hiasan berupa
tusuk socal berbunga yang menghadap belakang, kembang
goyang beringin atau tanjung, dan tusuk kembang.

Busana ini juga ditambah dengan selendang sawit
yang dipakai menyilang dari bahu kanan ke pinggang
bagian kiri dan dari bahu kiri ke pinggang bagian kanan.
Pada bagian lengan dipasangkan beragam jenis gelang,
seperti kilat bahu di lengan atas, gelang palak ulo, gelang
kecak, gelang sumpuru, dan gelang kanu di lengan bawah.

37



LAMPUNG

40

LAMPUNG PEDALAMAN

PEPADUN

Terdapat dua adat di Lampung, yaitu adat Pepadun
dan adat Paminggir. Sebutan Pepadun diberikan kepada
mereka yang tinggal di daerah pedalaman, sedangkan
Paminggir atau disebut juga Saibatin untuk menyebut
orang yang tinggal di daerah pantai. Keduanya memiliki
busana adat yang sangat indah dan mewah karena
dipenuhi warna kuning keemasan, mulai dari kepala
hingga kaki.

Pengantin perempuan pada upacara pernikahan adat
Pepadun mengenakan sesapuran, yaitu baju kurung tanpa
lengan berbahan brokat atau satin berwarna putih.
Namun, sekarang banyak yang menggunakan baju kurung
lengan panjang.

Pada bagian dada memakai bebe handak yang terbuat
dari sulaman kain satin atau sutra putih dan benang sutra
yang dibentuk menyerupai tali lalu dijahit. Bentuk bebe ini
menyerupai bunga teratai yang sedang mengembang.
Selain itu, pengantin perempuan juga menggunakan kain
lapis dewa sano pada bagian bawah. Kain ini berbahan
katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk
rebung.

Pakaian adat yang digunakan oleh pengantin laki-laki
Lampung terdiri atas Kemeja putih lengan panjang, celana
panjang dengan warna sama, kain tumpal, dan sesapuran.
Bagian pinggang dilingkari bulu serti, yaitu ikat pinggang
yang terbuat dari kain beledu berlapis kain merah dengan
hiasan berupa beberapa lempeng kuningan berbentuk
bulat.

41



KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG

44

BELITUNG TIMUR

MELAYU BELITUNG

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari Pulau
Bangka, Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil lainnya yang
terletak di Selat Malaka. Masyarakat yang tinggal di
wilayah tersebut umumnya suku Melayu yang memiliki cirj
khasnya sendiri, baik adat maupun busananya.

Pakaian adat Belitung Timur biasanya digunakan
untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti upacara adat dan
upacara resmi lainnya.

Terdapat dua jenis pakaian adat laki-laki yang dapat
digunakan, yaitu bajuk kancing limak dan bajuk eluk
belange yang terbuat dari bahan dan warna yang dise-
suaikan dengan bagian bawah berupa celana biasa. Bajuk
kancing limak melambangkan rukun Islam.

Pakaian adat perempuan Belitung Timur adalah
bajuk kebayak panjang atau bajuk seting dan bajuk
kurong. Bajuk seting umumnya memiliki bahan dan warna
yang sama dengan pakaian laki-laki. Baju ini melambang-
kan kebulatan tekad untuk menjaga kelestarian adat istia-
dat daerah.

Untuk melengkapi pakaian adat ini, pada bagian
bawah, perempuan menggunakan kain cual. Kain ini juga
digunakan sebagai pelapis celana pada laki-laki. Kain cual
merupakan kain tenun khas Bangka Belitung yang berarti
‘celupan benang pada proses awal’. Kain cual biasanya ber-
warna cerah dan dihiasi dengan motif flora dan fauna, sep-
erti bunga mawar, teratai, nanas, burung, ikan, atau
kupu-kupu.

45



DKI JAKARTA

48

JAKARTA

BUSANA ABANG DAN NONE

Busana Abang dan None Jakarta dahulu merupakan
busana yang boleh dipakai setelah akad nikah, tetapi kini
busana ini kerap dipakai oleh masyarakat umum untuk
menghadiri acara-acara resmi.

Busana abang none merupakan kombinasi dari
busana pengantin rias bakal untuk laki-laki dengan busana
perempuan Betawi.

Laki-laki Betawi menggunakan pakaian adat yang
terdiri dari jas tertutup dan pantalon. Busana ini dilengka-
pi dengan kain lokcan yang dililitkan di pinggang dan ber-
fungsi untuk menyelipkan pisau raut sehingga penampilan-
nya tampak lebih gagah serta menyiratkan selalu siaga
dalam segala situasi.

Berbeda dengan busana laki-laki Betawi yang meng-
gunakan warna netral atau dasar, perempuan Betawi cend-
erung menggunakan pakaian berwarna cerah atau terang.

Mereka biasa menggunakan baju kurung tabur atau
kebaya panjang dan berkain batik lasem. Pada kebaya
tampak aksesori berupa peniti tiga untai. Hiasan lain yang
digunakan adalah gelang listring di kedua tangan.


Click to View FlipBook Version