i mc
Celoteh Riang Sang Pemenang Penulis: Calysta Aurellya Inges Jatmiko, dkk ISBN Editor: Khoen Eka Anthy S.A. Penata Letak: @timsenyum Desain Sampul: @timsenyum Copyright © Pustaka Media Guru, 2022 xii, 116 hlm, 14,8 x 21 cm Cetakan Pertama, November 2022 Diterbitkan oleh CV Pustaka MediaGuru Anggota IKAPI Jalan Dharmawangsa 7/14 Surabaya Website: www.mediaguru.id Dicetak dan Didistribusikan oleh Pustaka Media Guru Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, pasal 72
iii Halaman Persembahan Menulis akan menjadi sebuah kebutuhan bila terbiasa menulis. Karya ini kami persembahkan untuk: 1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ini bisa selesai. 2. Orang Tua kami tercinta, atas segala dukungan, bantuan dan kasih sayang yang diberikan kepada kami. 3. Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang beserta staf, atas dukungannya. 4. Kepala SMPN 5 Ambarawa atas segala bantuan, motivasi, dan dukungannya. 5. Guru-guru di SMPN 5 Ambarawa, atas segala bimbingan, dan bantuannya. 6. Teman-teman SMPN 5 Ambarawa, atas segala bantuan ide dan kerjasama lainnya. 7. Orang-orang sekitar yang kami temui, yang disengaja ataupun kadang tak sengaja kami temui tetapi sangat berarti dalam terselesainya karya ini.
iv Kata Pengantar Bismillaahir-rahmaanir-rahim As-salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin-Nya, buku Celoteh Riang Sang Pemenang (antologi siswa SMPN 5 Ambarawa), karya peserta didik di SMP Negeri 5 Ambarawa, telah terbit. Selain mengajak membaca, setiap guru sebaiknya memberi kesempatan luas kepada anak didiknya untuk menuliskan apapun yang sedang dipelajari serta membiasakan peserta didik untuk, berdiskusi, merenung, lalu menulis. Menulis dapat mengasah kemampuan peserta didik untuk menjadi berpikir secara kritis, kreatif, inovatif serta menumbuhkan budi pekerti. Keterampilan berliterasi juga meningkat S
v karena peserta didik dapat memahami informasi secara reflektif, analitis, dan krisis. Melalui menulis, seseorang akan menyajikan informasi serta pemahamannya tentang sesuatu dengan selengkap-lengkapnya. Semua yang dibagikan itu pun tentu telah melewati proses ‘dipikirkan’ secara matang hingga diolah sebaikbaiknya. Karena itu, menulis membutuhkan waktu lebih lama ketimbang berbicara secara spontan. Menulis membiasakan peserta didik menyimpan atau mendokumentasikan gagasannya. Sebab lewat tulisan, gagasan seseorang akan tersimpan ‘abadi’ dan menjadi jejak sejarah bagi penulisnya. Saya bangga dengan Bapak/Ibu guru yang menjadi pegiat literasi dan mengembangkan potensi peserta didik dalam menulis. Bukan hal mudah menjadi teladan bagi peserta didik dalam kegiatan menulis. Pesan saya, teruslah bergerak untuk perubahan pendidikan yang lebih merdeka dan berkarakter. Semoga buku antologi Celoteh Riang Sang Pemenang ini menjadi inspirasi pendidik dan peserta didik lain di Kabupaten Semarang.
vi Terima kasih telah bergerak dan berkontribusi positif dalam dunia pendidikan di Kabupaten Semarang pada khususnya. Semoga Allah SWT meridai upaya yang telah Bapak/Ibu lakukan. Amiin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ungaran, 30 September 2022 Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kab. Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo, S.H.,M.M. Pembina Utama Muda NIP 19640404 199203 1 014
vii Prakata lhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Penguasa alam. Atas segala karunia dan nikmat-Nya, kami bisa menyelesaikan buku inovasi kumpulan karya siswa ini. Buku ini berisi 23 cerita siswa SMPN 5 Ambarawa. Cerita-cerita tersebut dituangkan secara gamblang dengan bahasa anak kemudian diedit oleh salah satu guru. Buku ini juga menjadi motivasi anak didik untuk belajar menulis yang harapannya bisa berlanjut terbiasa dan mencintai literasi. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materi maupun non-materi dalam penulisan buku ini. Kami juga sadar bahwa buku ini dan segala isi di dalamnya masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran A
viii yang membangun untuk bisa kami perbaiki dalam penulisan karya-karya selanjutnya. Kami berharap buku ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, serta memberi motivasi untuk memulai dan terus menulis. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca. Salam, Penulis
ix Daftar Isi Halaman Persembahan .......................................................... iii Kata Pengantar .......................................................................... iv Prakata ......................................................................................... vii Daftar Isi ....................................................................................... ix 1. Ten Days Program with Desa Bahasa Borobudur Oleh: Calysta Aurellya Inges Jatmiko .......................... 1 2. Pengalamanku saat Mengikuti Karnaval Oleh: Fadila Novitasari ................................................... 14 3. Setia Kawan Untukmu Oleh: Zaenal Syarifudin ................................................... 19
x 4. Pengalaman Pertamaku Berkarnaval Ria Oleh: Keysha Husna Reifan Al Zahra ......................... 22 5. Shintia dan Lima Sekawan Oleh: Shintia Anggraeni ................................................. 26 6. Terik Matahari, Iringan Terhenti Oleh: Shintia Anggraeni ................................................. 32 7. Bahagiaku dengan Berlibur Oleh : Linda Dwiyanti ...................................................... 38 8. Wisata Taman Bunga Celosia Oleh: Hanny Sabrina Biyandari .................................... 43 9. Kalah dan Menang? Itu Sudah Biasa Oleh: Husnuzon Khoirifan Soprayitno ...................... 48 10. Riuhnya Desaku Oleh: Husnuzon Khoirifan Soprayitno ...................... 51 11. Baju Bodho, Baju Karnavalku Oleh: Ulfatullaily Alifa Mareta ...................................... 54 12. Lelah? Oleh: Naomi Chiquita Kanigara ................................... 58 13. Kelompokku, Kotak Suara Oleh: Jevina Emeralda Prasasti .................................... 62
xi 14. Gembira? Pastinya Oleh: Jevina Emeralda Prasasti .................................... 66 15. Hidup Penuh Akan Liku-Liku Oleh: Adhwa Jingga Media Panambah .................... 70 16. Axel, Sang Koki Oleh: Qanita Zahra Maheswari .................................... 75 17. Bukan Bintang Biasa Oleh: Anindita Putri Mahadewi ................................... 85 18. Makanan Tradisional di Pawai Kemerdekaan Oleh: Faiza Aprilliani ........................................................ 89 19. Tari Nusantara Oleh: Adinda Juwieta Kurniasheilla ............................ 92 20. Upacara Virtual Oleh: Vina Septiani Saputri ........................................... 95 21. Lomba Puisi Oleh: Meysa Kasih Hendarwati .................................... 98 22. Tak Pelit Berbagi Kebahagiaan dengan Menulis Oleh Jevina Emeralda Prasasti .................................. 102
xii 23. Berharganya Selembar Kertas Biru karena Menulis Oleh: Linda Dwiyanti ..................................................... 108 Profil Editor .............................................................................. 113 Profil Desainer dan Layouter ............................................. 115
1 Ten Days Program with Desa Bahasa Borobudur Oleh: Calysta Aurellya Inges Jatmiko ama saya Calysta Aurellya. Saat ini duduk di kelas 9, SMPN 5 Ambarawa. Kehidupan yang Ndijalani sebagai anak tunggal tidak
2 membuat saya merasa kesepian, karena keluarga kami penuh dengan kehangatan dan keterbukaan. Awal mula mengikuti pembelajaran di Desa Bahasa, karena saya merasa kurang mampu dalam pelajaran Bahasa Inggris. Dengan support kedua orang tua dan izin dari pihak sekolah, ibu mendaftarkan saya untuk mengikuti Ten Days Program With Desa Bahasa Borobudur. Pilihan tempat ini didasarkan dari informasi internet dan saudara yang sudah pernah belajar disana. Saat pertama kali tiba di Desa Bahasa tanggal 9 Agustus 2022 malam, saya merasa malu dan agak sedikit canggung. Seiring dengan berjalannya waktu, saya dengan mudah beradaptasi dengan teman teman baru karena kami datang dengan tujuan yang sama, yaitu belajar bahasa Inggris. Memang tidak gratis maka saya harus bersungguh-sungguh dalam belajar. Di Desa Bahasa Borobudur diterapkan English Area, artinya tempat-tempat yang diwajibkan berdialog dengan bahasa Inggris. Begitu juga area kawasan tempat belajar. Awal pertama memulai saya merasa kesulitan, namun dengan tekat harus bisa maka tercipta pembiasaan.
3 Kegiatan di Desa Bahasa begitu padat setiap harinya. Mulai pukul 05.00 hingga 19.30 WIB. Apa saja yang dilakukan di sana? Yuk ikuti saja. Hari pertama pukul 05.00 hingga pukul 08.00 diisi dengan salat Subuh, jalan sehat, mandi, kemudian sarapan. Pukul 08.00 - 09.00 Kegiatan opening of Desa Bahasa, how to master easily, differenses of English the spirit to speak English dan simple adjective. Pukul 09.00 - 10.00 The first pronoun memorize of 16 tenses, Pukul 10.00 - 10.15 Istirahat, berkenalan dengan teman Pukul 10.15 - 11.00 Secon pronoun present adjective Pukul 11.00 - 12.00 Greating Pukul 12.00 - 13.00 Istirahat, makan siang dan salat dhuhur Pukul 13.00 - 15.00 Greating by translation no what what and why question words by fingers
4 Pukul 15.00 – 15.15 Istirahat, salat ashar dan makan snak Pukul 15.00 - 16.00 Review all lessons Pukul 16.00 - 19.30 Istirahat, mandi, salat Magrib dan Isya’ kemudian makan malam Pukul 19.30 – 21.00 extra time (short introduction) Rasanya hari pertama saya menjalankan kegiatan ini terasa berat, bagaimana tidak selain jauh dari orang tua juga tak ada TV maupun handphone. Pihak penyelenggara meminta kami untuk benar-benar fokus dalam belajar. Hari ke dua aktivitas pagi seperti biasanya mulai dari mandi dan salat subuh, setelah semua siap maka, Pukul 07.30 - 08.00 Breakfast conversation Pukul 08.00 - 08.30 Have breakfast Pukul 08.30 - 10.15 I Have a Dream Song Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 To be 8 nominal sentences (present) short introduction dialogue
5 Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest, lunch, dan salat Zuhur Pukul 13.00-15.00 Short introduction Pukul 15.00-15.15 Take a rest dan salat Asar Pukul 15.15 - 16.00 Counting, time, dan price Pukul 16.00 - 19.30 Take a rest, salat, dan makan malam Pukul 19.30 - 21.00 Extra time Hari ke tiga dengan aktivitas yang sama, mandi, salat serta makan pagi. Kegiatan dimulai: Pukul 08.30 - 10.15 The mop vocabularies Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 Practice about the map Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest, lunch, dan salat Zuhur Pukul 13.00 - 15.00 Developing how are you and what are you doing Pukul 15.00 - 15.15 Take a rest Pukul 15.15 - 16.00 Introducing Pukul 16.00 - 19.30 Take a rest Pukul 20.00 - 21.00 Extra time
6 Hari ke empat dilalui dengan kegiatan: Pukul 08.30 - 10.15 Modals present Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 Modals Present dan Modals Past Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest, lunch, dan salat Zuhur Pukul 13.00 - 15.30 Pergi ke tempat kerajinan gerabah Pukul 15.30 - 16.00 Pulang ke Desa Bahasa Pukul 16.00 - 19.00 Take a rest mandi, makan malam Pukul 20.00 - 21.00 Extra time Hari ke lima kegiatan pagi secara rutin, yaitu salat dan mandi, selanjutnya: Pukul 08.30 - 10.15 How to practice with foreigner Pukul 10.15 - 12.00 Greeting, short introduction, how to practice with foreigner Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest, lunch, dan salat Zuhur
7 Pukul 13.00 - 17.00 Hunting tourist at Borobudur temple. Pukul 17.00 - 20.00 Take a rest Pukul 20.00 – 21.00 Extra Time Kegiatan hari ini sangat menyenangkan selain ada teman yang sedang berulang tahun juga kesempatan berinteraksi dengan wisatawan asing. Hal inilah sebagai implementasi dari pembelajaran selama ini. Hari ke enam kegiatan dimulai sesudah makan pagi, kemudian: Pukul 08.30 - 10.15 Opening speeach Pukul 10.15 - 12.00 Simple present for conversation Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest cas cis cus lunch, dan salat Zuhur Pukul 13.00 - 15.00 Simple present by qw Pukul 15.00 - 15.15 Take a rest, salat Asar Pukul 15.15 -16.00 Speech contest Pukul 16.00 -20.00 Take a rest Pukul 20.00 - 21.00 Extra time
8 Di hari ini terasa saya merindukan orang tua. Untuk melipur hati, segera beristirahat dengan harapan bertemu dalam mimpi. Hari ke tujuh seperti hari sebelumnya, kegiatan pagi dengan salat subuh dan breakfast, selanjutnya: Pukul 08.30 - 10.15 Simple past for conversation Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 We are the champion song Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest cas cis cus lunch, dan salat Zuhur Pukul 13.00 - 15.00 Future tense Pukul 15.00 - 15.15 Take a rest, salat Asar Pukul 15.15 - 16.00 Yesterday activity story Pukul 16.00 - 20.00 Take a rest Pukul 20.00 - 21.00 Extra time Sebelum beristirahat saya memanfaatkan waktu melepas kerinduan dengan menghubungi orang tua di rumah. Hari ke delapan dengan aktivitas pagi yang belum berubah, dilanjutkan dengan:
9 Pukul 08.30 - 10.15 Present continuous for conversation Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 Four tenses for conversation Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest Pukul 13.00 - 14.30 The important of English story Pukul 14.30 - 15.30 Present perfect for conversation Pukul 15.30 - 17.00 Belajar membuat gantungan kunci dari kayu Pukul 17.00 - 20.00 Take a rest Pukul 20.00 - 21.00 Extra time Setiap hari saat istirahat saya tetap berinteraksi dengan teman lain, saling menjalin silaturahmi dengan tujuan yang sama, yaitu mencari ilmu. Hari ke sembilan dengan rutinitas pagi yang sama, bersih-bersih kamar, jalan-jalan pagi hingga saatnya berkumpul pada: Pukul 08.30 - 10.15 Five tenses for conversation Pukul 10.15 - 10.30 Take a rest, makan snek Pukul 10.30 - 12.00 Tive tenses by qw
10 Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest Pukul 13.00 - 15.00 Review all lessons Pukul 15.00 - 15.15 Take a rest Pukul 15.15 - 17.00 Desa Bahasa Borobudur Story Pukul 17.00 19.30 Take a rest Pukul 19 30 -21.00 Extra time Pukul 21.00 - 23.00 Malam perpisahan diisi dengan makan malam bersama, bermain game, saling memberi kesan dan pesan, foto bersama. Pukul 23.00 Kembali ke kamar untuk beristirahat Hari ke sepuluh atau hari terakhir saya berada di Desa Bahasa Borobudur masih dengan salat Subuh, mandi, dan breakfast dilanjutkan dengan: Pukul 08.30 -10.15 Review all materies Pukul 10.15- 10.30 Take a rest Pukul 10.30 - 12.00 Present passive voice Pukul 12.00 - 13.00 Take a rest Pukul 13.00 - 16.00 Final examination
11 Pukul 16.00 -16.15 Take a rest Pukul 16.15 -17.30 Bermain musik angklung, Pukul 17.30 Closing Tak terasa waktu begitu cepat. Selama sepuluh hari berada di Desa Bahasa Borobudur memperoleh pengalaman yang tak terlupakan. Selain bertambah teman baru dari berbagai daerah, saya juga berkesempatan belajar bahasa Inggris secara langsung. Pada kenyataannya apabila kita rela berkorban, dalam artian saat ini harus terpisah dengan orang tua, jauh dari media sosial seperti gawai dan televisi maka manfaat yang dituai lebih banyak. Contohnya adalah konsentrasi apa yang akan dikerjakan saat ini. Pembelajaran yang saya ikuti di Desa Bahasa Borobudur sangatlah menyenangkan, berbeda ketika belajar di sekolah. Di sini metode yang dilakukan secara langsung, mempraktikkan apa yang dipelajari dengan bertemu wisatawan asing. Diawali dengan kurang percaya diri dalam berbicara dengan bahasa Inggris hingga mampu berucap tanpa takut. Di tempat inilah saya yang
12 mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran menjadi lebih mudah karena disampaikan dengan cara menyenangkan. Saya rasa harus lebih giat belajar agar impian dan cita-cita bisa tercapai. ***
13 Profil Penulis Calysta Aurellya Inges Jatmiko, lahir pada tanggal 21 Desember 2007 di Kab. Semarang, Jawa Tengah. Anak tunggal putri dari Bapak Jatmiko dan Ibu Ari. Saat ini penulis duduk di kelas 9. Bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected] atau WA: 081573075677
14 Pengalamanku saat Mengikuti Karnaval Oleh: Fadila Novitasari uatu hari kelasku diberi kertas untuk mengisi kegiatan yang ingin diikuti. Kutuliskan Skelompok angklung, ternyata antara alat dan
15 yang memilih lebih besar pemilihnya. Akhirnya dengan terpaksa aku mengalah. Atas anjuran dari guru aku masuk dalam kelompok pasukan seragam sekolah. Esok harinya peserta seragam dikumpulkan di lapangan. Dari berbagai jenis kelompok seragam, aku terpilih pada pasukan seragam identitas sekolah. Apa yang harus dilakukan oleh kelompokku? Yaitu belajar baris-berbaris, menyanyikan lagu Mars SMP Negeri 5 Ambarawa. Capek ya? Pastilah, aku yang tak terbiasa berjalan sekarang harus diatur dalam baris berbaris. Apalagi saat karnaval dimulai. Hm...jangan ditanya. Hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022 menjadi pengalamanku yang tak terlupakan. Bagaimana tidak? Sejak kelas 5 SD sudah tak ada lagi kegiatan karena semua yang berbau mengumpulkan orang banyak dilarang oleh masyarakat sekitar. Pukul 07.30 dianjurkan untuk berkumpul di lapangan Pangsar. Bersama teman yang sudah datang kami semua dikumpulkan di bawah pohon beringin. Matahari yang mulai merangkak naik tak menyurutkan orang untuk mendatangi lapangan besar di Ambarawa.
16 Banyak yang ingin menonton maupun pedagang yang memanfaatkan even untuk menjajakan dagangannya. Cuaca yang panas tak menyurutkanku untuk bertahan dalam barisan Pasukan Identitas. Tak ketinggalan es krim menggodaku juga. Sekolah memang menyediakan konsumsi pagi agar aku dan teman yang lain kuat saat berjalan jauh. Menunggu memang sangat membosankan. Akhirnya tibalah saat SMP Negeri 5 Ambarawa memperoleh gilirannya. Aku yang tak terbiasa berjalan jauh merasakan kehausan yang amat sangat, air menjadi kebutuhan yang sangat penting. Untung saja beberapa guru senantiasa berkeliling menawarkan air minum, jeruk dan aneka jajanan sehingga untuk masalah konsumsi tak ada kendala. Hingga sampailah pada panggung kehormatan. Panggung ini menjadi pos terakhir dari kegiatan pawai kemerdekaan. Aku bersama teman semua melontarkan yel yel yang dipandu oleh salah satu temanku. Snela ... Jaya, Narkoba ... No, Indonesia ... Harga Mati. Tak lupa lagu Mars SMP 5 Ambarawa berkumandang.
17 Inilah pengalamanku, walau lelah tetapi aku senang sekali. Sebagai bonus kuterima nasi ayam, jeruk dan air minum menjadi penutup berakhirnya kegiatan karnaval. ***
18 Profil Penulis Fadila Novitasari, adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Dilahirkan di Kab. Semarang tanggal 22 November 2009. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, bertempat tinggal di Kupang Lor, RT 4 RW 3, Ambarawa, Kab. Semarang. Saat ini penulis tercatat di SMPN 5 Ambarawa kelas VII. Ia dapat dihubungi di WA: 085640573551, Instagram: @hcxdil atau email: @[email protected]
19 Setia Kawan Untukmu Oleh: Zaenal Syarifudin ai teman ... Ini ceritaku bertema setia kawan lho. Pada suatu hari ada karnaval tingkat kecamatan di desaku, karnaval ini untuk memperingati HUT ke-77 RI. Kegiatan yang diselenggarakan hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022. H
20 Aku tidak mengikuti karnaval karena baru saja sembuh dari sakit. Sebagai bentuk rasa setia kawanku pada teman-teman, aku menjadi penyemangat mereka. Pagi hari sesudah makan, kutunggu barisan sekolah di depan jalan rumahku. Tepat pukul 11.00 mereka datang. Tepuk tangan riuh mengiringi langkah tegap dari barisan Paskibraka. Wow... panjang sekali barisan sekolahku. Selain Paskibra ada juga kelompok baju adat, Gedrug Buto, angklung, permainan tradisional, makanan tradisional, drumblek, serta baju identitas sekolahku. Ramai sekali suasananya. Ketika asyik melihat barisan sekolah, tiba-tiba adik dan kakek berada di sampingku, mereka juga antusias untuk melihat keramaian. Ada juga paman beserta keluarganya. Lumayan ada mereka pastinya keponakan yang habis sakit ini dipenuhi permintaannya untuk membeli jajanan di sepanjang jalan. Walaupun aku tak ikut berpanas ria namun aku memberikan dukungan pada temanku agar lupa dengan rasa lelahnya. Tetap semangat, ya teman. ***
21 Profil Penulis Zaenal Syarifudin nama kepanjangan dari penulis. Duduk di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas VII. Putra sulung dari dua bersaudara ini dilahirkan oleh Ibu Lisa Indriyani dan Ayah Agung Kurniawan. Kupang Kidul RT 5/RW 8 Ambarawa, Kab. Semarang menjadi tempat tinggal penulis. Penulis dilahirkan di Kota Batik yaitu Pekalongan tanggal 4 Desember 2009. Ia dapat dihubungi melalui WA: 083838836262
22 Pengalaman Pertamaku Berkarnaval Ria Oleh: Keysha Husna Reifan Al Zahra erita kali ini adalah pengalaman ketika mengikuti karnaval. Sesudah dua tahun Cmengalami masa pandemi yang
23 mengakibatkan segala aktivitas hiburan menjadi tertutup. Tahun 2022 adalah pertama kalinya aku mengikuti kegiatan karnaval. Bagaimana rasanya kawan? Senang nggak? Betul, aku juga mengalami kegembiraan yang luar biasa. Karnaval yang dimulai dari lapangan Pangsar mempertunjukkan keanekaragaman hiburan serta kostum yang berwarna-warni di setiap sekolah. Peserta mulai dari sekolah dasar hingga umum semua berkumpul di sini. Dapat dibayangkan berapa ribu orang yang hadir, belum mereka para orang tua dan masyarakat yang menonton. Penuh sesak hingga semuanya rela melihat dari pinggir jalan sambil menjajakan dagangan bagi penjual, atau orang tua yang dengan senang hati melihat putra-putrinya mengikuti karnaval bahkan ada juga yang memberikan makanan dan minuman secara gratis. Setelah menunggu beberapa saat, kini tibalah giliran dari sekolahku untuk mulai berjalan berkeliling. Awal perjalanan rasa malu menderaku, mengapa? Karena dilihat banyak orang. Lama-kelamaan aku sudah dapat mengurangi rasa tersebut bahkan yang timbul adalah sebuah kebanggaan diri karena aku terpilih mewakili sekolah.
24 Capek? Tentu saja karena aku tidak terbiasa berjalan jauh. Bersama teman rasa cape itu hilang sudah berganti dengan suka ria hingga tak terasa sampai finish. Senangnya hatiku, sambil beristirahat menghilangkan lelah, aku makan dan minum bercerita seru tentang keramaian karnaval bersama temanteman lain. Semoga tahun depan aku terpilih kembali menjadi wakil dari sekolah. Walaupun capek tetapi aku senang dan bangga. Sampai jumpa ya! ***
25 Profil Penulis Keysha Husna Reifan Al Zahra, nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Dilahirkan dari Ibu Rina Dwi Astuti dan Ayah Muchamad Irfan tanggal 24 April 2010. Sebagai anak sulung dari dua bersaudara, bertempat tinggal di Ngrawan Kidul Bawen, Kab. Semarang. Saat ini penulis tercatat di SMPN 5 Ambarawa kelas VII. Ia dapat dihubungi di WA: 0882-1514-2008, Instagram: @ilyjkthv97 atau email: [email protected]
26 Shintia dan Lima Sekawan Oleh: Shintia Anggraeni ai ... perkenalkan namaku Shintia Anggraeni, biasa dipanggil Shintia. Saat ini aku Hbersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa,
27 salah satu sekolah horor menurutku, maklumlah tempat yang dahulunya sebagai pemakaman orang cina atau mereka biasa menyebut dengan kata bong Cino. Tahun 2020 tepatnya bulan Juli masih dalam masa pandemi. Ketika duduk dibangku sekolah dasar, kami full belajar dari rumah. Berbeda tatkala memasuki sekolah menengah. Di sekolahku siswa tetap masuk. Walaupun dengan cara beraneka ragam menyesuaikan keadaan saat itu. Pertama kali duduk di kelas 7, sekolah mengadakan pembelajaran dengan datang ke sekolah satu minggu dua kali. Ketika dirasa aman maka frekuensi masuk kelas menjadi satu minggu tiga kali. Keadaan ini berlangsung tak lama karena beberapa guruku harus melaksanakan isolasi mandiri. Bahkan teman-teman juga ikut menyusul. Saat itu diperparah lagi dengan meninggalnya orang tua siswa yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Praktis sekolah dilaksanakan secara daring. Belajar dari rumah meninggalkan banyak ketakpahaman dengan materi apalagi aku juga belum mengenal secara baik teman satu sekolah. Ironis
28 sekali ya. Keadaan ini memacuku untuk mencari segala informasi melalui grup kelas. Tak berselang lama aku sudah memahami masing-masing sifat di kelasku, dari berbalas pesan saat guru memberikan tugas bahkan pemberian materi. Walaupun hanya masuk kelas satu minggu tiga kali, aku menemukan lima teman yang enak diajak ngobrol. Akhirnya mereka menjadi sahabatku hingga sekarang. Kelima sahabatku ini antara lain: 1) Hanny Sabrina, 2) Cantika Yudhist, 3) Linda Dwiyanti, 4) Tiara Adinda, dan 5) Anggelina Aulia. Kalian bisa menemukanku saat bertemu mereka, bila tak ada aku diantaranya bertanyalah kepada salah satu, pasti mereka bisa menjawab keberadaanku. Bersahabat dengan mereka tentunya harus memahami sifat masing-masing. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda. Karena itulah aku berusaha menyelami keinginan mereka, seperti Hanny. Menurutku sich ia paling bersih kulitnya, maklum keturunan dari Cina. Warna putih serta mata sipit jelas terlihat mencolok di antara kami.
29 Siapa yang paling galak dari lima temanku? Ia adalah Linda. Maklum sebagai atlet karate, sifat mengayomi terlihat dari sikapnya. Apabila diantara kami ada yang dibuli oleh teman lain, pastilah ia berada di garis depan menjadi tameng untuk kami. Tiara, gadis berbadan kurus dan tinggi serta berkacamata ini dapat dikatakan sebagai pengganti guru kami. Bila ada pelajaran yang belum dapat dipahami, ialah sebagai tempat bertanya. Apalagi bila ada PR yang belum sempat kami kerjakan, berebut bukunya menjadi tempat contekan. Di antara lima sahabat yang peduli dengan kebersihan dan kerapian hanya Angelina. Ia bagaikan seorang ibu yang luwes memarahi anaknya bila meletakkan barang atau membuang sampah berceceran. Cerewet sekali. Tapi kami juga bersyukur dari dialah yang membuat kami semua menjadi pribadi yang tertata sesuai dengan kodrat seorang perempuan. Bepergian dengan Cantika tak perlu was-was dengan perut kita. Cantika yang lebih unggul dalam finansial juga hobi dengan makanan. Ia tak penah perhitungan dengan kami. Jadi, amanlah bila bepergian dengannya.
30 Sedangkan aku, menurut mereka orang yang tak pernah diam tapi hobi marah. Namun kemarahanku bukan tanpa sebab. Siapapun yang mengusik ketenangan kami pastilah teguranku bersarang di telinga, walau aku menyampaikan dengan bibir dan mata jenaka. Tetapi itulah aku, menghadapi dengan senyum tapi pedas. Kami semua memanglah berbeda sifat walaupun memiliki hobi yang tak sama namun kesamaan kami adalah adanya saling memberikan motivasi dan dorongan untuk maju demi kesuksesan kami sekolah. Tak ingin mengecewakan harapan orang tua, justru berusaha memberikan kebanggaan. Silang pendapat dari persahabatan pastinya ada namun kami akan terus menurunkan ego masingmasing agar kekal dalam pertemanan hingga besar nanti. Insyaallah. ***
31 Profil Penulis Shintia Anggraeni, biasa dipanggil Shintia. Lahir dari Ibu Sugiyarti dan Bapak Tualip. Putri kedua dari dua bersaudara lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal 12 Desember 2008. Saat ini bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas VIII. Penulis dapat dihubungi melalui laman media sosial instagram dengan nama shintiaa251, email: [email protected] atau +62 856-0008- 8178
32 Terik Matahari, Iringan Terhenti Oleh: Shintia Anggraeni amis menjadi hari bersejarah bagiku, bagaimana tidak? Aku dan 17 orang temanku Kmengisi hari kemerdekaan dengan menari.
33 Tarian yang kami tampilkan adalah tari Prajuritan. Tarian ini menggambarkan olah tubuh dari seorang prajurit. Tarian yang termasuk jenis tari tradisional dari Kabupaten Semarang. Tari ini sudah kupelajari beberapa bulan yang lalu saat aku duduk di kelas 7. Ketika itu masih masa Covid-19, Bu Atik wali kelas sekaligus guru seni budaya mengirim pesan melalui grup kelas. Bagi siswa yang ingin belajar tari Prajuritan harap datang ke sekolah besok pagi. Demikian bunyi pengumuman tersebut. Aku yang memang hobi menari mengajak sahabatku untuk datang ke sekolah. Sejak saat itulah setiap kali ada kegiatan di sekolah maupun luar sekolah pastilah kami diajak Bu Atik. Lelah? Tentu saja, namun karena aku hobi menari maka tak nampak lelah di wajahku bahkan terlihat senang. Kali ini untuk mengisi kegiatan Agustusan aku dan teman-teman di ajak berkumpul. Saat itu Bu Atik mengatakan bahwa ada beberapa kegiatan yang harus beliau kerjakan. Kami semua diminta untuk berlatih bersama yang nantinya akan ditampilkan tanggal 18 Agustus 2022 di Ngedok, belakang Pasar Projo.
34 Latihan sungguh-sungguh? Pastilah, walaupun sesekali Bu Atik mendampingi, namun kami tetap disiplin. Bila ingin berhasil maka kita harus serius dengan pekerjaan kita. Demikian yang selalu diingatkan oleh beliau. Selama dua tahun pandemi membuatku terhenti dalam berkreativitas. Dua ribu dua pulu dua seolah menyambut kegembiraan tersingkirnya Covid-19. Dimana-mana kulihat berbagai acara menyambut kemerdekaan, perhelatan pernikahan, merti desa, dan sebagainya. Aku bersyukur atas semuanya ini, namun mematuhi protokol kesehatan tetap kulakukan tak ada salahnya kebiasaan cuci tangan tetap berlanjut. Pukul 07.00 aku sudah sampai, kami semua bersiap dengan kostum masing-masing. Bu Atik selalu menegaskan bila ingin menjadi penari profesional kami semua harus mandiri. Kerja sama saling membetulkan kostum yang dikenakan. Di sinilah kami dididik untuk bergotong royong menahan ego masing-masing. Tujuh belas penari dengan dua manggala, itulah yang seharusnya terjadi namun tiba-tiba Otniel berkata, “Bu, Radit masih di rumah.”
35 “Lho, kok bisa, jam berapa ini? Masih tidur?” “Tidak, handphone-nya hilang, Bu. Nangis nggak mau datang.” “Coba kamu datangi Nang.” “Ya, Bu.” Tak berapa lama dering telepho bergema di gawai Bu Atik. “Bu... Radit tetap nggak mau berangkat,” suara Otniel dari seberang sana. “Belum ketemu handphone-nya?” “Belum Bu... sejak tadi malam nggak mau keluar dari kamar, kata ibunya.” “Ya sudah, sekarang cepat kembali ke sekolah sudah saatnya tampil.” Aku yang melihat kepanikan di wajah beliau, langsung berkata, “Bu... nggak usah bingung, biar aja manggala satu, nanti Rizky pimpin dua kelompok.” “Bisa nggak ya?” “Jangan khawatir Bu, nanti double aja nggak apa,” jawab Rizky, “Ya sudah, tantanganmu berkreativitas ya,” ujarku. “Siap Bu.”
36 Tak lama kemudian kami semua sudah bersiap berangkat, akomodasi yang mengantar terjebak kemacetan tetapi tak menyurutkan untuk tetap tampil prima. Penampilan di Ngedok lumayan menguras tenaga, maklumlah waktu sudah menunjukkan pukul 09.30. Panasnya sinar mentari tak membuatku lelah menari, bahkan kutunjukkan sikap gagah sesuai dengan namanya, tari Prajuritan. Tiba-tiba saja iringan terhenti. Aku sempat berpikir pastilah terjadi pemadaman listrik. Ternyata dari pihak panitia ada kesalahan teknis. Kesal? Jelas saja, kami belum selesai menari. Akhirnya dapat terselesaikan juga walaupun sedikit kecewa dalam hati. ***