Bab 7 | Merencanakan Liputan 137 • Mempertimbangkan keadaan/ status narasumber (anak, traumatik, korban, terdakwa, pejabat dan lain sebagainya) • Menyiapkan materi pertanyaan fokus atau spesifik sesuai penugasan (di luar acara terjadwal) • Memperkaya informasi, verifikasi, dan memperdalam fakta data dan opini (antara lain di titip tajuk) Mengakhiri liputan • Memastikan alat perekam (suara dan gambar) bekerja dengan sempurna • Mencatat alat kontak narasumber (jejaring) • Mempunyai bahan informasi yang cukup untuk membuat berita • Menyelaraskan kembali data nama, pangkat dan kedudukan • Menyelaraskan bahasa asing atau daerah (yang ada dalam pernyataan ke dalam bahasa Indonesia yang mudah dimaknai) • Menyelaraskan kembali pernyataan yang multitafsir. D. Membangun Jejaring Salah satu kekuatan seorang wartawan adalah luasnya jaringan yang dimilikinya. Dengan luasnya jejaring yang dimilikinya, seorang wartawan dapat memiliki sumbersumber informasi yang luas pula. Jejaring ini dibangun dalam interaksi seorang wartawan dengan banyak pihak dalam menjalankan tugas jurnalistik di lapangan. Dalam merencanakan, mencari, mengumpulkan, menulis dan
138 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media menyebarluaskan berita, seorang wartawan akan bertemu dengan banyak pihak sebagai mitra interaksi dalam menghasilkan suatu produk jurnalistik. Membangun jejaring juga merupakan salah satu elemen kompetensi seorang wartawan. Jejaring dimaknai sebagai pihak-pihak yang menjadi sumber berita, yang pada umumnya merupakan pejabat public atau lembaga tertentu yang dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan untuk dimintai keterangannya demi keperluan penulisan pemberitaan. Tabel 8. Elemen Kompetensi Membangun Jejaring Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Membangun jejaring dan memanfaat- kannya Membina relasi. Dibuktikan • Memunyai database kontak dengan narasumber secara periodik (telefon, kunjungan, pertemuan) • Memunyai kontak alamat narasumber dan menyimpannya secara sistematis • Mampu memanfaatkan sarana teknologi sistem bank data. Memanfaatkan akses • Memastikan narasumber dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan • Menulis nomor telefon alternatif atau staf di bawahnya Menamba kontak baru dan memperbaha- rui basis data alamat kontak • Senantiasa mengikuti perkembangan/posisi narasumber (promosi/pindah/ mutasi) • Membina kontak dengan narasumber baru (pejabat baru)
Bab 7 | Merencanakan Liputan 139 • Meminta informasi kepada rekan lain yang memiliki nomor kontak alternatif narasumber. Menyusun dan menyimpan latar belakang • Menyimpan daftar alamat narasumber berikut biodata singkat • Menyiapkan sistem komunikasi alamat kontak agar mudah diakses • Mempunyai daftar alamat situs penting yang dapat diakses • Mencatat pernyataanpernyataan penting narasumber, pada waktu, tempat, kaitan dan jabatan.
140 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media [halaman ini sengaja dikosongkan]
DASAR MENULIS KARANGAN KHAS/FEATURE 8 141 A. Teknik Menulis Karangan Khas/Feature Meskipun berbeda dengan berita, namun struktur penulisan feature relatif tidak ada bedanya dengan struktur penulisan berita. Dalam feature juga ada judul, lead, body berita yang di dalamnya ada closing yang menjadi pembeda dari tulisan berita. Judul. Judul feature sama dengan berita, harus mengandung sesuatu yang menarik, namun bedanya judul feature tidak harus menggunakan kalimat yang langsung ke inti informasi yang akan disampaikan. Judul feature dapat ditulis dengan tidak langsung menggambarkan informasi yang akan disampaikan dalam tulisan. Judul feature dapat menggunakan kalimat sastra, menggunakan bahasa asing, menggunakan pengandaian, dan juga kalimat kutipan, atau bahkan kalimat yang belum lengkap. Contoh tulisan feature antara lain:
142 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media • Keyakinan Lasniah... • Kisah The Red Army Hajj • Mexicana: No Problemo Lead. Lead atau teras berita adalah paragraf pertama dalam tulisan yang posisinya persis di bawah judul tulisan. Dalam penulisan lead feature tidak banyak berbeda dengan penulisan lead berita. Lead dalam penulisan feature juga harus dibuat secara memikat, sebagaimana lead berita. Dengan memikat maka pembaca akan terbujuk untuk meneruskan membaca isi tulisan. Bedanya, lead feature tidak menggunakan rumus piramida terbalik. Artinya unsur-unsur 5W + 1H tidak harus ada di dalam lead feature. Tetapi yang paling penting adalah bahwa diksi yang ditampilkan harus menarik untuk menggambarkan detail suatu peristiwa atau informasi yang ingin disajikan. Contoh lead feature antara lain: Menulis lead bukan hal yang gampang, tetapi juga bukan merupakan sesuatu yang sulit untuk dikerjakan. Apa yang perlu dilakukan seorang untuk menulis feature adalah mengalirkan rasa dan pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Dari beberapa feature yang ditulis dan berdasarkan literasi yang ada, dalam menulis lead feature menggunakan beberapa teknik, di antaranya: 1. Lead Deskriptif: Lead ini berusaha menggambarkan situasi dan kondisi atau peristiwa atau pun menyangkut tokoh tertentu secara detail tentang suatu tokoh atau suatu kejadian. Tujuan lead ini untuk membawa pembacanya membayangkan situasi dan kondisi yang digambarkan oleh si penulis. Beberapa contoh lead deskriptif:
Bab 8 | Dasar Menulis Karangan Khas/Feature 143 Contoh 1: Di tengah hujan lebat mambasahi Kota Medan, Lasniah duduk bengong, di bawah emperan di dekat persimpangan Jl.Brigjen Katamso. Lalu lalang kendaraan yang mondar mandir jadi temanya menikmati lamunan. Feature ini tergolong jenis profil, yakni mengangkat profil seorang penjual kacang rebus di emperan. Lead ditulis dengan mendiskripsikan suasana yang tengah terjadi berdasarkan pengalaman penulis ketika meliput si penjual kacang rebus. Lead ini menggambarkan kondisi hujan yang sedang terjadi, lalu lalang kendaraan dan lamunan si penjual kacang rebus yang terjadi secara bersamaan. Lead ini biasa disebut lead deskriptif yang bertujuan membawa pembacanya sebagaimana yang dilihat oleh di penulis. Contoh 2: Kuat hatinya, teguh perjuangannya, dan mengagumkan keberaniannya. Meski sering terdengar keluhan sakit-sakit badannya, linu persendiannya, batuk, demam, dan pilek, namun mereka siap menghadapi risiko terbesar perjuangannya: kematian. Feature ini menceritakan tentang jamaah haji Indonesia yang berisiko tinggi (Risti) yang pada umumnya berumur lanjur usia dan memiliki penyakit bawaan sebelum berangkat haji. Pada setiap jamaah Risti ini diberi tanda dengan gelang berwarna merah yang senantiasa digunakan selama musim haji berlansung. Red Army yang dimaksud dalam judul tulisan ini adalah pasukan bergelang merah karena Risti. Lead sebagai pembuka tulisan ini menggambarkan kondisi para jamaah Risti
144 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media yang memiliki tekad yang sangat kuat meski kondisi mereka pada umumnya lemah karena penyakit dan faktor usia. Melalui lead seperti ini, penulis ini mengajak pembacanya untuk membayangkan kondisi para jamaah Risti seperti yang diceritakan dalam tulisan. Body tulisan feature. Body tulisan adalah isi tulisan setelah judul dan lead dan sebelum closing (ending) tulisan. Informasi penting yang ingin disajikan dalam berita bergaya lead dapat dimuat di bagian mana saja dalam berita. Karena dalam setiap bagian tulisan di feature tidak sekedar menyuguhkan informasi, namun juga berusaha menghibur pembaca, termasuk di body tulisan. Karenanya di dalam body tulisan feature bisa saja berisi informasi penting yang akan disampaikan. Itu sebabnya dalam setiap bagian tulisan feature adalah bagian yang sama-sama penting. Ending atau closing (penutup). Dalam sebuah tulisan feature, penutup adalah hal yang penting, bahkan hampir sama pentingnya dengan lead. Penutup adalah tempat bagi penulis untuk meninggalkan kesan yang menggoda dari keseluruhan tulisan. Penutup bisa berisi kalimat yang menggoda, sindiran ataupun kalimat yang menarik lainnya. Penutup berupaya untuk meninggalkan “rasa” kepada pembaca, sebelum mengakhiri membaca tulisan. Rasa yang dimaksud, bisa merupakan rasa lucu, geli, marah, penasaran, sedih, gembira, atau meninggalkan jejak bagi pembaca untuk membayangkan sesuatu. 2. Lead Kutipan: Syarat utama untuk menulis lead kutipan ini adalah kutipan yang diambil haruslah sesuatu yang menarik dan berkaitan dengan isi tulisan yang disajikan.
Bab 8 | Dasar Menulis Karangan Khas/Feature 145 Jika kutipan adalah sesuatu yang menarik belum cukup bila tidak berkaitan dengan inti dari tulisan. Demikian juga, jika pun isi kutipan berkaitan dengan isi tulisan yang disajikan tetapi bukanlah sesuatu yang menarik, maka tidak juga cukup untuk merayu pembaca untuk meneruskan membaca. Contoh lead kutipan: “Bukan salahku bahwa aku belum mati sekarang,” kata Fidel Castro dengan senyum lucu. 3. Lead Personifikasi: merupakan lead yang mem-person-kan sesuatu benda mati seakan-akan hidup. Atau dengan kata lain, lead personifikasi adalah lead yang mengumpamakan benda mati sebagaimana manusia hidup. Contoh lead personifikasi: Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunanbangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. 4. Lead Ringkasan. Teknik penulisan lead seperti ini dengan cara mengumpulkan inti cerita di awal tulisan. Teknik seperti ini biasa digunakan para pemula yang mulai menulis feature, karena sifatnya yang ringkas dan tidak berbeda jauh dengan teknik menulis berita. Kelebihan teknik ini adalah apabila objek tulisan menyangkut peristiwa penting atau yang tengah hangat terjadi, atau menyangkut orang penting dan terkenal. Contoh lead ringkasan adalah: Sebagai petani Wayan telah menghabiskan separuh waktu hidupnya di ladang. Bekerja keras dari pagi sampai petang. Dan hasilnya adalah sebuah gubuk reot
146 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media dan sebuah sepedamotor butut. Tapi itu dulu, sebelum dia jadi anggota dewan yang terhormat... 5. Lead Pertanyaan: tujuan penggunaan lead ini adalah untuk merangsang rasa ingin tahu pembaca. Lead ini juga ingin melibatkan pembaca ke dalam tulisan dengan menawarkan jawaban di dalam tulisan. Sebagaimana lead pada umumnya, lead ini juga menggunakan kalimat yang ringkas dan padat. Contoh: Menjadi orang yang hidup sukses, kaya raya, memiliki bahagia, dan mati masuk surga. Mengapa tidak? B. Menulis Feature Human Interest Feature tentang human interest adalah topik tentang segala sesuatu yang menggugah dan menarik minat orang untuk mengetahuinya yang berkaitan dengan cerita kemanusiaan, penderitaan, harapan, ketakutan, ketidaklaziman, perjuangan, cerita sukses, cerita menyentuh dan sebagainya. Ricketson (2004 hlm.12) feature human interst menekankan tentang apa yang baru dan berbeda serta yang aneh. Nilai berita ini sebagian besar berlaku untuk fitur human interest. Misalnya cerita menyentuh kematian seorang pria tunawisma yang tinggal dan tidur di halte bus di luar Rumah Sakit St Vincent di Sydney. Karangan bunga dan kartu ditinggalkan di tempat penampungan, berduka atas kehilangan seorang pria yang akan membantu penumpang menemukan bus yang tepat dan akan memberi tahu staf St Vincent tentang tunawisma lain yang mungkin mengalami kesulitan.
Bab 8 | Dasar Menulis Karangan Khas/Feature 147 Feature human interest adalah tentang emosi terlebih dahulu sedangkan informasi yang disampaikan ada di nomor kedua. Seperti halnya cerita berwarna, feature tidak memberikan gambaran yang komprehensif tentang suatu peristiwa atau masalah. Cerita human interest lebih mudah ditulis daripada cerita berwarna—selama Anda memiliki perasaan terhadap orang lain. (Ricketson, 2004, hlm. 16) jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan bahkan menguras air mata khalayak. (Juwito, 2008, hlm.94) Ricketson membagi ada dua jenis cerita human interest. 1. Seputar peristiwa dramatis, seperti pelayaran solo remaja Australia Jesse Martin yang memecahkan rekor keliling dunia pada 1999 atau penyelamatan Stuart Diver yang luar biasa, 66 jam setelah ia dikubur hiduphidup di Thredbo pada 1997. Ini bukan peristiwa sehari-hari, tetapi kehausan dan ketertarikan khalayak akan emosi yang intens. Beberapa contoh lain seperti gambar wajah sedih pelari maraton Jane Saville ketika dia didiskualifikasi dalam jarak dekat dengan garis finis dan medali emas Olimpiade di Sydney. Selanjutnya, dia memenangkan emas Commonwealth Games di Manchester. 2. Menyangkut minat manusia kurang dramatis tetapi sama-sama mempengaruhi materi. Seperti karya Chris Tatman tentang seorang ibu yang kehilangan seorang anak setelah ia lahir dengan organ dalam yang cacat, kemudian melahirkan seorang gadis cacat. Atau kisah seorang anak berusia sembilan tahun. Bocah Inggris dengan tumor otak langka yang keluarganya
148 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media menerbangkannya ke Australia agar dia bisa menjalani operasi yang dirintis di Rumah Sakit Alfred Melbourne. Kejang terus-menerus yang diderita Sebastian Selo telah mencegahnya mengambil bagian dalam aktivitas normal masa kanak-kanak yang dipublikasi oleh Sunday Herald Sun. Contoh Feature Human Interest: Keyakinan Lasniah... Di tengah hujan lebat mambasahi Kota Medan, Lasniah duduk bengong, di bawah emperan di dekat persimpangan Jl.Brigjen Katamso. Lalu lalang kendaraan yang mondar mandir jadi temanya menikmati lamunan. Hujan belum reda sementara waktu hendak Magrib, waktunya untuk pulang pikirnya kala itu. Tapi berat rasanya untuk melangkah, satu keranjang kacang rebus yang dijualnya belum laku satu plastik pun. Hujan semakin deras, derasnya hujan menembus seng pada bagian emperan toko yang sudah berlubang tempatnya berteduh, takut kacangnya basah terkena air, Lasniah menutupnya dengan plastik. Semakin sedikitlah peluang
Bab 8 | Dasar Menulis Karangan Khas/Feature 149 kacangnya laku, karena akan banyak masyarakat yang tidak tau, kalau dia berjualan kacang. Lasniah sudah sangat letih berjalan, kakinya sudah tidak kuat lagi membawa tubuhnya yang gendut, Lansiah ingin pulang naik becak, tapi dia tak punya uang. Lasnia hanya duduk pasrah di emperan toko, berharap hujan segera redah dan ada yang membeli kacangnya. “Lumayan untuk ongkos becak, saya pulang di GG.Kesatria yang berada di dekat Jl.Pelangi,” ujarnya padaku yang berada di sebelahnya. Sudah 20 tahun belakangan, wanita berusia 62 tahun berjualan kacang dengan berjalan kaki. Setiap hari dia menawarkan barang dagangannya dengan mengelilingi Jl.Katamso, Jl.Sudirman, Jl.Multatuli hingga Jl.Mangkubumi. Semua dilakukannya untuk mencukupi biaya hidupnya sendiri. Selama berjualan dalam seharinya biasa Lasniah memperoleh pendapatan sebesar Rp30.000, tapi hari ini rezeki belum mendekat padanya. Dari pukul 09.00 -18.00 berjualan, belum satu plastik kacangnya laku dibeli. Sebenarnya Lasniah memiliki dua orang anak, namun keduanya sudah berkeluarga. Lasniah tidak ingin membebani kedua anaknya tersebut, karenanya dia mau hidup mandiri. Baginya berjualan kacang bukan sekedar untuk mencari nafkah, dari berjualan semangat hidupnya lebih bergairah. “Saya sudah terbiasa berjualan, rasanya ada yang berbeda kalau tidak berjualan, mudah mudahan saya bisa terus ikhlas bekerja. Kata Pak ustad, bekerja adalah ibadah,” terangnya. Dalam berjualan, Lasniah berkeyakinan kalau Allah tidak pernah akan membiarkan hamba-Nya yang mau berusaha berada kesulitan. “Allah tidak akan mendiamkan hamba yang
150 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media mau berusaha menjadi kesusahan, pasti ada aja jalan dibuatNya untuk membantu hamba yang mengalami kesulitan, yang penting harus banyak bersyukur dan ibadah,” ujar Lasniah. Usai berbicara seperti itu tak berapa lama kemudian, seseorang datang kepadanya, lalu membeli kacang kacangnya, Rp20.000. Senyum Lasniah sumringah mendapat rezeki yang datang tiba-tiba. Dengan cekatan wanita paruh baya ini melayani pembeli. “Bener-kan yang ibu bilang,” ujar Lasniah setelah melayani pembeli kacangya, sambil menyetop becak. Sayup sayup suara adzan terdengar menghantarkan kepergiannya, petang itu. Aku melihatnya menghilang dari keramaian. (Rahmat Utomo) C. Menulis Feature Tokoh Feature tokoh sering disebut juga dengan feature profil merupakan tulisan yang menceritakan tentang profil seorang tokoh disajikan dari sisi yang menarik. Para tokoh bisa orang terkenal, pejabat atau orang yang sukses serta memiliki pengalaman hidup yang menarik dan layak dicontoh. Tulisan yang disajikan sebaiknya menggambarkan secara utuh dan presisi tentang subjek yang ditulis, termasuk karakter sang tokoh. Feature tokoh secara detail menggambarkan ciri fisik yang menonjol (seperti cantik manis, ganteng, tinggi, imut dan sebagainya), usia, suku, agama, jumlah keluarga, status dalam keluarga, pendidikan, juga keahlian yang dimiliki tokoh tersebut. Dengan demikian feature tokoh berupaya mengungkapkan karakter spesifik sang tokoh, pandangan hidupnya, serta hal-hal prinsip serta spesifik lainnya. Feature juga harus menceritakan tentang pengalaman hidup sang tokoh, yaitu suka duka yang dia alami, bagaimana
Bab 8 | Dasar Menulis Karangan Khas/Feature 151 dia mengatasi hambatan serta bagaimana dia menyikapi kesuksesan. Menurut Juwito (2008 hlm. 95-96) feature profil adalah: Tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, senantiasa mendapat tempat yang terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh di dunia. Feature biografi tidak saja disukai oleh para penulis novel dan jurnalis, tetapi juga sangat diminati kalangan petinggi negara dan pemuka masyarakat. Mereka bahkan menginginkan riwayat hidup mereka pun bisa dibukukan.
152 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media Contoh feature tokoh: D. Tugas Temukanlah hal sederhana di sekitar kehidupan seharihari, kemudian eksplorasi menjadi sebuah tulisan feature yang menarik. Lengkapi dengan wawancara dan foto.
DAFTAR PUSTAKA 153 Abdullah, A., & Puspitasari, L. (2018). Media Televisi Di Era Internet. ProTVF, 2(1), 101–110. https://doi. org/10.24198/ptvf.v2i1.19880 Ahmad, N. (2015). Radio Sebagai Sarana Media Massa. ATTABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 233– 254. Ashari, Muhammad. 2020. Jurnalisme Digital: Dari Pengumpulan Informasi Sampai Penyebaran Pesan. Inter Komunika: Jurnal Komunikasi Vol. 4, No 1, Juni 2019. Darmawan, F. (2005). Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika. Mediator: Jurnal Komunikasi, 6(1), 27–34. https://doi.org/10.29313/mediator. v6i1.1173.
154 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media Deuze, M. (2001). Online journalism: Modelling the first generation of news media on the World Wide Web. First Monday, 6(10), 1–21. https://doi.org/10.5210/ fm.v6i10.893. Effendi, O.U. 2002. Ilmu Komunikasl (Teori dan Praktek). Bandung: Remaja Rasdakarya, Cet, XVI. __________. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Fajri, J. (2017). Dimensi Interaktivitas Media Sosial Instagram Instamarinda Guna Memperkenalkan Daerah Pariwisata di Kota Samarinda. EJournal Lmu Komunikasi, 5(3), 87–101. Ginting, L. S. D. B. (2020). Buku Jurnalistik (Issue October). Guepedia. Habib F, M. (2017). Pers dan Bangkitnya Kesadaran Nasional Indonesia pada Awal Abad XX. ISTORIA: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sejarah, 13(1), 21–32. https://doi. org/10.21831/istoria.v13i1.17613. Hatta, H. (2018). Tingkat Pengetahuan Dan Pemahaman Wartawan Terhadap Kode Etik Jurnalistk (Wartawan Kota Makassar). Jurnal Jurnalisa, 4(2), 241–255. https://doi.org/10.24252/jurnalisa.v4i2.6897. Herfan, J. (2015). Peliputan Investigasi, Profesionalisme Wartawan Investigasi Dan Interplay Antara Struktur Dan Agency. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 19(1), 15–45.
| Daftar Pustaka 155 https://www.kajianpustaka.com/2019/10/pengertiankarakteristik-jenis-dan-syarat-foto-jurnalistik.html. Iswara, L. 2007. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas. Junus, Husain & Banasuru, A. 1996. Seputar Jurnalistik, Program Pendidikan Dasar Bagi Calon Wartawan. Solo: CV. Aneka. Juwito. (2008). Menulis Berita dan Feature’s. Unesa University Press. Kurnia, S. S. (2001). Perjalanan Depth Reporting. MediaTor, 2(2), 231–243. https://www.neliti.com/id/ publications/156713/perjalanan-depth-reporting Kurnia, S. S. (2006). Wacana “Investigative Reporting.” Mediator: Jurnal Komunikasi, 7(2), 213–226. https:// doi.org/10.29313/mediator.v7i2.1289. Meinanda, Teguh.1981. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik. Bandung: Armico. Muis, A. 1996. Kontroversi Sekitar Keberadaan Pers : Bunga Rampai Masalah Komunikasi, Jurnalistik, Etika dan Hukum Pers. Jakarta: Mario Grafika, Cet.1. Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, & A.Rafiq. (2019). Etika Komunikasi Dalam Menggunakan Media Sosial. Global Komunika, 1(1), 14–24. http://ejournal. stikom-db.ac.id/index.php/processor/article/ view/107/105%0Ahttps://core.ac.uk/download/ pdf/287201763.pdf.
156 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media Permana, R. S., & Abdullah, A. (2020). Surat Kabar dan Perkembangan Teknologi: Sebuah Tinjauan Komunikatif. Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi, 10(1), 1–23. Puspitasari, E. (2017). Karakteristik Bahasa Jurnalistik Dalam Artikel Surat Kabar Priangan. Jurnal Ilmiah Diksatrasia, 1(1), 1–11. https://jurnal.unigal.ac.id/ index.php/diksatrasia/article/view/107. Ricketson, M. (2004). WRITING FEATURE STORIES How to research and write newspaper and magazine articles (I). Allen & Unwin. Romli, A.S.M. 2003. Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah bil Qalam. Bandung: Remaja Rosdakarya. ___________. 2008. Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sahputra, D. (2019). Perlindungan Hak-Hak Anak dalam Perspektif Komunikasi Massa. Jurnal HAM, 10(2), 233. https://doi.org/10.30641/ham.2019.10.233-248. __________. 2020. Sistem Komunikasi Indonesia Dalam Penggunaan Media Massa Dan Media Sosial. Jakarta. PWI Pusat. Santana, S. 2017. Jurnalisme Kontemporer. Surbakti, D. 2015. Peran dan Fungsi Pers Menurut Undangundang Pers Tahun 1999 serta Perkembangannya. Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015.
| Daftar Pustaka 157 Wahyudin, U., El Karimah, K., 2016. Etika Komunikasi Di Media Sosial. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi. Bandar Lampung. Williamson, D.R. Features Writing for Newspaper. Wijaya, Taufan. 2011. Foto Jurnalistik dalam Dimensi Utuh. Jakarta: Sahabat. Winarto, & (Ed.), A. (2017, November). Bisnis Media dan Jurnalisme, di Persimpangan. Jurnal Dewan Pers, 15, 1–69. Zelizer, B. (2005). Definitions of Journalism. In G. Overholser & K. H. Jamieson (Eds.), Institutions of American Democracy: The Press (pp. 66–80). Oxford University Press. Zulkarnain, I. (2019). Menulis untuk Media Massa di Era Digital (Issue November).
158 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media
CATATAN 159
160 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media
| Catatan 161
162 Dasar-dasar Jurnalistik di Era New Media