The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi adat istiadat pada masing-masing daerah. Tapanuli Selatan adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tradisi upacara adat perkawinan yang khas. Begitu juga dengan busana, perhiasan dan tata rias wajah pengantin Tapanuli Selatan yang khas dan memiliki filosofi sesuai kepercayaan nenek moyang orang Tapanuli Selatan. Baju godang, Bulang, kain tenun sipirok, hampu, horis, sasilon sere dan lain-lain memiliki filosofi tersendiri. Untuk mempertahankan budaya ini kita perlu mempelajari mengenai sejarah upacara adat perkawinan, busana dan perhiasan serta tata rias pengantin Tapanuli Selatan.
Dengan hadirnya modul ini diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dan pendidik untuk mempelajari lebih detail tentang Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by astridsitompul123, 2021-10-26 07:00:28

TATA RIAS PENGANTIN TAPANULI SELATAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi adat istiadat pada masing-masing daerah. Tapanuli Selatan adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tradisi upacara adat perkawinan yang khas. Begitu juga dengan busana, perhiasan dan tata rias wajah pengantin Tapanuli Selatan yang khas dan memiliki filosofi sesuai kepercayaan nenek moyang orang Tapanuli Selatan. Baju godang, Bulang, kain tenun sipirok, hampu, horis, sasilon sere dan lain-lain memiliki filosofi tersendiri. Untuk mempertahankan budaya ini kita perlu mempelajari mengenai sejarah upacara adat perkawinan, busana dan perhiasan serta tata rias pengantin Tapanuli Selatan.
Dengan hadirnya modul ini diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dan pendidik untuk mempelajari lebih detail tentang Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan.

Keywords: #ebooktapanuliselatan #TRPTapanuliSelatan #tatariaspengantintapanuliselatan

TATA RIAS
PENGANTIN
TAPANULI SELATAN

Oleh
Siti Wahidah
Marnala L.Tobing
Astrid Sitompul

Cipta Media Nusantara
2021

TATA RIAS PENGANTIN TAPANULI SELATAN

Penulis : Siti Wahidah
: Marnala L. Tobing
: Astrid Sitompul

Tim Pendukung : Ayudyah Wardani (Fotografer)
: Bela Dina Fitrin (Make Up Artist)
: Ashya Lucyana Susi (Model)
: Muhammad Novrianto (Model)

Editor :
Layout :
Cover : Astrid Sitompul

Diterbitkan dan Dicetak Oleh:
Cipta Media Nusantara (CMN), 2021
Anggota IKAPI: 270/JTI/2021
Alamat : Jl. Jemurwonosari 1/39, Wonocolo, Surabaya
Email : [email protected]
Web : www.ciptapublishing.com
ISBN :

Cetakan Pertama: Agustus 2021

Copyright © 2021 Cipta Media Nusantara

Ketentuan Pidana Pasal 112-119
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada Tim
Penulis sehingga dapat menyelesaikan dengan baik modul yang
berjudul “Tata Rias Pengantin Indonesia Daerah Tapanuli
Selatan”. Dalam modul ini akan dipelajari tentang tata cara
upacara adat perkawinan, busana, perhiasan dan langkah-langkah
tata rias pengantin Tapanuli Selatan.

Berkat bantuan berbagai pihak modul ini dapat diselesaikan.
Namun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan e-modul ini. Untuk itu, Tim Penulis
berharap pembaca dapat dapat memberikan masukan maupun
saran untuk menyempurnakan modul ini

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang membantu penyelesaian modul
ini.

iii

Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk
berbagai pihak, baik untuk Program Studi Pendidikan Tata Rias,
dosen, mahasiswa maupun pembaca.

Medan, Juli 2021

iv

Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………….. III

DAFTAR ISI ………………………………………………..... V
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….. VIII

PETA KEDUDUKAN MODUL XII

DAFTAR ISTILAH .......................................................................XIV
PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

A. Deskripsi ……………………………………………........ 2

B. Waktu ………………………………………………........ 4
C. Prasyarat …………………………………………............ 4

D. Petunjuk Penggunaan Modul ……………....... 5
E. Tujuan Akhir ……………………………………............ 5
F. Capaiam Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)……......... 5

G. Sub-CPMK………………………………………………. 5

H. Kegiatan Pembelajaran………………………………….. 6

TATA RIAS PENGANTIN TAPANULI SELATAN.................... 7

A. Pembelajaran Pertemuan Ke – 5……………..……........ 7

1. Tujuan Pembelajaran………………………………. 7
2. Topik………………………………………………. 7

B. Uraian Materi ……………………………………............ 8

1. Upacara Adat Perkawinan Tapanuli Selatan ……….......... 9

a. Perlengkapan Adat Istiadat…………………… 9

1) Burangir 9

2) Pangupa 15

b. Perlengkapan Horja 16
[v]

Daftar Isi

c. Upacara Adat Perkawinan 27

1) Upacara Adat Pra Perkawinan (Perjodohan) 27

2) Perkawinan Manjujur (Adat Perkawinan Tapsel) 28

3) Upacara Adat di Pihak Pengantin Wanita 30

4) Upacara Adat di Pihak Pengantin Pria 43

2. Busana Pengantin dan Perhiasan ………………………… 50

a. Busana dan Perlengkapan Pengantin Wanita 50

b. Perhiasan Pengantin Wanita 54

c. Busana dan Perlengkapan Pengantin Pria 64

d. Perhiasan Pengantin Pria 67

3. Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan ……………............ 70

a. Tata Rias Pengantin Wanita 70

1) Tahapan Tata Rias Wajah 70

2) Tahapan Penggunaan Busana dan Perhiasan

Pengantin Berkerudung 81

3) Tahapan Pembentukan Sanggul Pengantin

Tidak Berkerudung 84

4) Tahapan Pemasangan Perhiasan Kepala

Pengantin Tidak Berkerudung 86

b. Tata Rias Pengantin Pria 88

1) Tahapan Penggunaan Busana dan Perhiasan 88
C. Rangkuman …………..………………………….......... 92

[vi]

EVALUASI Daftar Isi
A. Tes Pilihan Berganda
B. Kunci Jawaban 94
PENUTUP 94
DAFTAR PUSTAKA 99
100
101

[vii
]



Daftar Gambar

Halaman

DAFTAR GAMBAR Halaman
8
Gambar 20
1 Peta Kabupaten Tapanuli Selatan 17
2 Susunan Burangir Dipinggan Godang 19
3 Payung Rang-rangan 20
4 Bendera Adat Tapanuli Selatan 21
5 Tapian Raya Bangunan (Masa kini) 23
6 Pintu Gerbang (Pogo-pogo) 24
7 Bale Godang 24
8 Amak Lampisan 25
9 Abit Godang 26
10 Haronduk 50
11 Indahan Tukkus 51
12 Bajo Gadang 53
13 Sarung songket/ Tenun Sipirok 54
14 Selempang Pengantin Wanita 55
15 Sendal Pengantin Wanita 56
16 Bulang 57
17 Jagar-Jagar 57
18 Tangkai Jarunjung 58
19 Paku-Paku 59
20 Suri-Suri
21 Gonjong

[xv]

Daftar Gambar 59
22 Gajah Meong 60
23 Sori Bulan 60
24 Puttu Dalahi dan Puttu Daboru 61
25 Gelang Hisik 61
26 Sasilon Sere 62
27 Ponding Bobat 62
28 Anting-Anting 63
29 Horis Dalahi 63
30 Horis Daboru 64
31 Haronduk 65
32 Contoh Model Baju Godang 65
33 Kain tenun (songket sipirok) 66
34 Basean (tenun sipirok) 67
35 Model Sepatu Pengantin Pria 68
36 Hampu 69
37 Horis Dalahi dan Horis Daboru

[xvi]

Daftar Gambar

38 Puttu Polos dan Puttu Bermotif 69

39 Pembersihan Wajah 71

40 Penyegaran Wajah 71

41 Pembersihan Area Mata 71

42 Aplikasi Moisturizer 72

43 Aplikasi Foundation 72

44 Aplikasi Shade hidung 72

45 Aplikasi Shade Tulang Pipi 73

46 Aplikasi Cream Blush On 73

47 Aplikasi Bedak Tabur 73

48 Aplikasi Bedak Padat 74

49 Aplikasi shading luar tulang hidung 74

50 Aplikasi Shading Luar Tulang Pipi 74

51 Aplikasi Blush On 75

52 Aplikasi Eye Brow 75

53 Aplikasi high light 75

54 Aplikasi Eye Shadow 76

55 Aplikasi Kurungan Mata 76

56 Aplikasi Eye Liner 76

57 Aplikasi Lem Bulu Mata 77

58 Aplikasi Bulu Mata Palsu 77

59 Aplikasi Eye Liner Pensil 77

60 Pemasangan Bulu Mata Layer ke 2 78

61 Aplikasi shadow di bawah garis bulu mata bawah 78

62 Aplikasi Bulu Mata Bawah 78

63 Aplikasi Lip Liner 79

64 Aplikasi Lipstik 79

65 Merapikan lipstick 79
[xvii]

66 Aplikasi Shimer 80

67 Modul Sebelum di Rias 80

68 Model Setelah di Rias 80

69 Pengantin mengenakan baju godang, sarung tenun

sipirok, hijab, selempang dan kalung gonjong 81

70 Pengantin mengenakan kalung sori bulan dan

gajah meong, serta ponding bobat, puttu, gelang

hisik, dan horis 82

71 Pengantin mengenakan sasilon sere dan bulang 83

72 Pengantin Wanita Memegang Haronduk 84

73 Cara Membentuk Sanggul untuk Pengantin Wanita

Tapanuli Selatan 85

73 Tahap-tahap memasang perhiasan pengantin wanita

Tapanuli Selatan (modifikasi) tanpa kerudung 86

74 Hasil pemasangan perhiasan pengantin 18anita

Tapsel (modifikasi) tanpa kerudung 87

75 Pengantin Pria Mengenakan Jas, Celana dan sarung

tenun 88

76 Pengantin Pria Mengenakan Jas, Celana dan sarung

Tenun dan puttu 89

77 Pengantin Pria Mengenakan horis dan Happu 90

78 Penggunaan sarung tenun sipirok pengantin pria

dengan lipatan pakem 91

[xviii]

Daftar Gambar
PETA KEDUDUKAN MODUL

[xvii]

Keterangan : : Memahami konsep tata rias pengantin indonesia
CPMK 1 : Menganalisis perkembangan konsep dan aspek
CPMK 2
ilmu tatariaspengantin indonesia.
CPMK 3 : Mampu menyusun alat, bahan, kosmetik, busana

CPMK 4 dan perhiasansesuai gaya pengantin indonesia
: Mampu mengaplikasikan tata rias pengantin
K1
Indonesia
K2 : Prinsip konsep dari masing-masing gaya pengantin di
K3
Indonesia
K4 : Klasifikasi pengantin paes dan non paes
: Upacara adat perkawinan berbagai adat di
K5
Indonesia
K6 : Analisis perkembangan dan tata rias pengantin
K7
K8 berbagai adat diIndonesia
P1 : Macam-macam alat, bahan, kosmetik yang
P2
P3 digunakan sesuai gayapengantin indonesia
P4 : Busana pengantin priapengantin di Indonesia
P5 : Pengantin non paes
P6 : Pengantin paes
P7 : TRP Nias dan Karo
: TRP Batak Toba dan Simalungun
: TRP Mandailing dan Tapanuli selatan
: TRP Melayu dan Aceh Besar

: TRP Sunda

: TRP Yogya Corak Putri

: TRP Solo Putri

Daftar Istilah DAFTAR ISTILAH

Abit godang : Kain adat
Anak boru : Seluruh keluarga (besan) yang

Anak namboru semarga sebagai pembantu dan
penyokong keluarga
Abit godang : Anak laki-laki dari abang atau adik
Amak lampisan laki-laki ibu kita
Bale godang : Kain adat
Bendera Halatan : Tikar berlapis/ tikar adat
Boru tulang : Bale besar
: Bendera-bendera adat
Bulang : Anak perempuan dari kakak atau adik
perempuan ayah
Burangir : Perhiasan kepala yang digunakan
Gondang pengantin wanita
: Sirih
Hampu : Alat music tradisional batak dari
Harajoan Tapanuli, mandailing yang terbuat dari
kayu
Haronduk : Topi yang digunakan pengantin pria
Hatobangon : Raja-raja dikampung yang berasal dari
keluar besar pendiri kampung
: Tempat sirih pada acara-acara adat
: Orang dikampung yang dituakan
(fungsionaris adat

Horja : Pesta untuk pernikahan dan kematian

Horja godang : Pesta adat dengan menyembelih
kerbau
Horja menek
: Pesta adat dengan menyembelih
Horja patobang anak Kambing
Hula-hula
: Pesta kedatangan menantu
Huta : Keluarga gadis yang dinikahi atau
Indahan Tukkus
Pinggan Godang pihak keluarga istri
Mora : Kampung
restu : Nasi yang dibungkus
Mangalehen mangan : Piring besar
Mangupa : Keluarga pemberi nasehat dan

kepada : Memberi makan
: Upacara adat upah-upah (kata-kata
Manortor
Manyorahon boru pengharapan dan permohonan
Marbondong
Tuhan)
: Menari tor-tor pada upacara adat
: Menyerahkan boru
: Berkunjung/ Silaturrahmi

Martahi godang : Musyawarah besar
Martahi sabagas : Musyawarah keluarga dekat
Martahi sahuta : Musyawarah kampung
Martandang : Pertemuan
Nahombang : Dikembangkan
Orang kaya : Anak boru di bona bulu yang

diserahkan oleh raja untuk
melaksanakan adat dan aturan-
aturannya.

Pabuat boru : Memberangkatkan pengantin
Panaek Gondang : Upacara adat dengan membunyikan

Payung rang-rangan Gendang
Raja pamusuk : Payung kebesaran
: Orang / pendiri kampung yang menjadi
Raja panusunan
pimpinan dikampung juga pemimpin
Sisurduhon adat.
Suhut : orang (raja) yang dipilih diantara raja
Sopo godang Pamusuk dari kampung
: Mempersembahkan
: Pelaksana horja (pesta)
: Tempat musyawarah masyarakat

Kampung
Tapain Raya Bangunan : Bangunan dengan tangga, yang dihiasi

dan diberi tempat duduk diatas untuk
pengantin berpangir dan pemberian
gelar

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki banyak
keanekarangam suku bangsa, etnis, ras, budaya serta bahasa yang
khas pada setiap daerahnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun
2010, Indonesia memiliki 1340 suku bangsa (Badan Pusat
Statistik, 2010). Keanekaragaman suku bangsa, etnis dan ras ini
menciptakan kekhasan, salah satunya dari segi upacara adat
perkawinan dan tata rias pengantin.

Kekayaan budaya Indonesia dapat dilihat dari perbedaan
tradisi bahkan dalam satu suku yang sama. Perbedaan tradisi ini
mengakibatkan perbedaan pada tata cara adat pernikahan, busana,
dan tata rias pengantin. Banyak diantara kita dan generasi muda
yang tidak mengenal tradisi suku sendiri. Oleh karena itu,
keanekaragaman ini perlu dilestarikan salah satunya melalui
implementasi kurikulum pada mata kuliah Tata Rias Pengantin
Indonesia di program studi Pendidikan Tata Rias.

Mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia membahas
konsep tata rias pengantin, perkembangan tata rias pengantin
Indonesia hingga bentuk riasan tata rias pengantin berbagai
daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberi
pengetahuan tentang sejarah tata rias di Indonesia dan membekali
mahasiswa untuk dapat menerapkan tata rias pengantin Indonesia
dengan menguasai teknik riasan, penataan sanggul, pemakaian
busana dan pemasangan perhiasan.

[1]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

A. Deskripsi

Tata Rias Pengantin Indonesia Daerah Tapanuli Selatan
merupakan judul dari modul ini yang diuraikan dari sub-cpmk 4
yaitu mampu mengaplikasikan tata rias pengantin indonesia
dengan indikator penilaian menganalisis upacara adat perkawinan
dan tata rias pengantin Mandailing dan Tapanuli Selatan. Namun
modul ini akan membahas spesifik mengenai "upacara adat
perkawinan dan tata rias pengantin Tapanuli Selatan" pada mata
kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia di Program Studi
Pendidikan Tata Rias, Universitas Negeri Medan.

Modul ini merupakan luaran dari penelitian yang berjudul
"Pengembangan E-Modul Pembelajaran Rias Pengantin Berbasis
Integratif Learning Design Framework (ILDF). Pada Mahasiswa
Prodi Pendidikan Tata Rias UNIMED".

Mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia akan membentuk
mahasiswa/ pembaca menjadi perias dan pendidik yang
profesional melalui kajian teoritis dan praktek secara intensif.
Tentu saja keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh banyak
faktor, salah satunya ketekunan belajar dan latihan secara
terbimbing maupun mandiri berdasarkan materi yang terdapat
dalam modul maupun bahan bacaan lain yang releven.

[2]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Pada modul ini akan membahas mengenai TRP Tapanuli
Selatan baik secara teori maupun prosedur dalam melakukan
tata rias pengantin secara sistematis. Kegiatan perkuliahan
secara terbimbing maupun mandiri memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran
dengan membaca modul sebelum pertemuan, mempraktekkan
TRP Tapanuli Selatan secara daring maupun luring sesuai
dengan yang ditetapkan oleh pemerintah yang dalam hal ini
yaitu keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi RI. Adapun kompetensi yang akan dipelajari pada
modul TRP Daerah Tapanuli Selatan yaitu sebagai berikut :

1. Upacara Adat Perkawinan
Penyajian tentang sejarah adat pra perkawinan dan tahapan
upacara adat perkawinan Tapanuli Selatan dari awal hingga
akhir.

2. Busana Pengantin dan Perhiasan
Menyajikan tentang busana pengantin wanita, pengantin pria
serta perhiasan yang digunakan pada upacara perkawinan.

3. Tata Rias Pengantin
Menyajikan tentang proses tata rias wajah, penggunaan busana
[3]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

dan perhiasan pada pengantin adat Tapanuli
Selatan.

B. Waktu
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi

pada tiap capaian kegiatan belajar adalah 3 x 100 menit yang
dilakukan dalam kelas dan laboratorium tata rias.
C. Prasyarat

Sebelum mempelajari modul ini, terlebih dahulu mahasiswa
telah lulus mata kuliah :
 Dasar Rias
 Tata Rias Wajah Khusus

Selain itu, mahasiswa terlebih memiliki pengetahuan dan
kemampuan tentang :
 Konsep tata rias pengantin Indonesia
 Macam dan jenis tata rias pengantin Indonesia
 Perkembangan tata rias pengantin Indonesia
 Upacara adat dan tata rias pengantin Batak Toba, Karo,

Nias dan Simalungun.

[4]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
D. Petunjuk Penggunaan Modul

Modul ini peruntukkan digunakan oleh dosen dan
mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah
“Tata Rias Pengantin Indonesia” secara mandiri. Mahasiswa
dapat belajar menurut urutan materi ajar dalam modul, maupun
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kecepatan
belajar masing-masing.

Mahasiswa dapat belajar mulai dari materi manapun yang
ia sukai, namun pada saat praktek TRP Tapanuli Selatan tetap
harus sesuai prosedur. Artinya mahasiswa telah terlebih dahulu
memahami seluruh teori yang dipersyaratkan untuk melakukan
praktek TRP Tapanuli Selatan walaupun pada saat belajar, tidak
berdasarkan urutan teori pada modul.
E. Tujuan Akhir

Tujuan pembelajaran pada pokok bahasan ini diharapkan
mahasiswa dapat merias wajah, menata rambut, dam
memakaikan busana dan perhiasan pengantin sesuai dengan
ketentuan dan ciri khas daerah Tapanuli Selatan.
F. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

Capaian pembelajaran pada pokok bahasan ini
diharapkan mampu membuat tata rias pengantin Indonesia
daerah Tapanuli Selatan dengan baik dan benar.
G. Sub – CPMK

Setelah mempelajari pokok bahasan dalam modul ini,
diharapkan mahasiswa mampu :

[5]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
 Menganalisis upacara adat perkawinan daerah Tapanuli
Selatan
 Menyebutkan dan menjelaskan busana adat pria, busana
adat wanita, perhiasan yang digunakan pengantin beserta
makna filosofinya.
 Melakukan tata rias pengantin daerah Tapanuli Selatan

H. Kegiatan Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam modul ini meliputi:
1. Upacara adat perkawinan Tapanuli Selatan
a. Perlengkapan adat istiadat
b. Perlengkapan horja
c. Upacara adat perkawinan
2. Busana pengantin dan perhiasan
a. Busana dan perlengkapan pengantin wanita
b. Perhiasan pengantin wanita
c. Busana dan perlengkapan pengantin pria
3. Tata rias pengantin Tapanuli Selatan
a. Tata rias pengantin wanita
b. Tata rias pengantin pria

[6]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

TATA RIAS PENGANTIN TAPANULI SELATAN

A. Pembelajaran Pertemuan Ke – 5
Modul ini merupakan uraian materi ajar pada pertemuan ke 5
pada mata kuliah “Tata Rias Pengantin Indonesia”. Sebelum
memulai pembelajaran, mahasiswa terlebih dahulu harus
mengetahui tujuan dan topik yang akan dipelajari pada
pembelajaran ini.

1) Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan 5, mahasiswa diharapkan mampu :
 Melakukan tata rias pengantin Tapanuli Selatan

2) Topik
a. Upacara adat perkawinan Tapanuli Selatan : (1)
Perlengkapan adat istiadat; (2) Perlengkapan horja; (3)
Upacara adat perkawinan.
b. Busana pengantin dan perhiasan : (1) Busana dan
perlengkapan pengantin wanita; (2) Perhiasan
pengantin wanita; (3) Busana dan perlengkapan
pengantin pria.
c. Tata rias pengantin Tapanuli Selatan : (1) Tata rias
pengantin wanita; (2) Tata rias pengantin pria.

[7]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
B. Uraian Materi

Gambar 1. Peta Kabupaten Tapanuli Selatan

Tapanuli Selatan merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di
provinsi Sumatera Utara. Ibu kota Tapanuli Selatan adalah
Sipirok. Tapanuli Selatan memiliki 15 Kecamatan saat ini.
Bahasanya adalah bahasa batak angkola. Dan mayoritas
beragama islam. Masyarakat Tapanuli Selatan masih menjunjung
tinggi adat istiadat sukunya. Hingga saat ini masyarakat masih

[8]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

menjalankan adat/ budaya dari nenek moyang.
Dalam menjalankan prosesi perkawinan juga menerapkan hukum
adat, menyiapkan perlengkapan sesuai syarat adat untuk adat pra
perkawinan,pabuat boru, haroan boru hingga horja patobang
anak. Tak lupa pakaian adat pernikahan dan riasan pengantin
yang digunakan juga sarat akan makna kebaikan dan
mengandung filosofi yang tinggi menurut masyarakat Tapanuli
Selatan.

1. Upacara Adat Perkawinan Tapanuli Selatan
Upacara adat pernikahan daerah Tapanuli Selatan yang sangat
berperan penting yaitu dalihan na tolu. Dalihan na tolu adalah
sistem kekerabatan yang terdiri atas 3 kelompok yaitu (1)
kahanggi (semua satu keturunan dan semarga); (2) anak boru
(keluarga pihak menantu laki-laki / pihak yang menerima wanita
atau istri); (3) mora (keluarga dari pihak istri/ pihak pemberi
wanita atau istri).

A. Perlengkapan Adat Istiadat

Kata "Horja" berasal dari bahasa batak angkola yang berarti
pesta. Dalam adat istiadat Horja Tapanuli Selatan, terdapat
perlengkapan horja yang harus disediakan pada saat upacara
adat horja yaitu :

1) Burangir
Tradisi budaya adat Tapanuli Selatan memiliki sarana mutlak

[9]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

yang harus ada dalam pertemuan adat (permufakatan) adat yang
dalam bahasa Tapanuli Selatan disebut "Burangir".

Burangir merupakan sirih yang digunakan untuk membuka kata
saat pertemuan adat berlangsung. "Burangir do mula ni hata"
yang berarti sirih sebagai pembuka kata.
Dalam pertemuan adat (permufakatan), terdapat syarat untuk
burangir adat yaitu harus memenuhi syarat lima genap yang
terdiri atas :
 Daun sirih
 Daun Gambir
 Kapur sirih
 Buah pinang
 Tembakau

Dalam bahasa adat "Opat ganjil lima gonop" yang berarti empat
ganjil lima genap. Kata genap disini berarti lengkap yaitu
burangir memenuhi syarat, sedangkan kata ganjil berarti tidak
genap yaitu burangir tidak memenuhi syarat lima genap (ada
salah satu unsur burangir yang tidak dipenuhi).
Kelima unsur syarat burangir adat pada hakikatnya adalah simbol
dari Dalihan Na Tolu yang merupakan semangat persatuan yang
kuat. Lima unsur burangir diramu menjadi satu kesatuan yang
serasi, menciptakan aroma, rasa serta warna yaitu merah.

[10]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Meleburnya ke lima unsur burangir ini bermakna
kebersamaanyang kuat dan harmonis.

Makna/ filosofi lima unsur burangir adat untuk pembuka kata
(Burangir do mula ni hata) adalah sebagai berikut :
 Daun sirih melambangkan Suhut / Kahanggi, merupakan

sumber atau unsur pembentuk.
 Daun gambir melambangkan anak boru, rasa daun gambir

yang sepat dan manis maka anak borulah yang merasakan
pahit manisnya bersama moranya.
 Kapur sirih melambangkan unsur mora yaitu memiliki
kearifan pemberi nasehat/ petunjuk dan yang memutuskan
hasil musyawarah dalam masyarakat Dalihan Na Tolu.
 Buah pinang (pinang), melambangkan mora dari mora yaitu
penambah kekuatan bagi suhut dalam melaksanakan horja
(pesta). Unsur ini disebut hatobangon, Harajoan dan pemuka-
pemuka adat.
 Tembakau (timbako) melambangkan anak boru dari anak
boru. Berfungsi sebagai penghimpun kekuatan bagi suhut.
Unsur ini disebut memegang peranan penting dalam
pengelolaan Horja. Tokoh ini pula yang akan bertugas
menguraikan surat tumbaga holing sebelum Raja Panusunan
Bulung menyimpulkan dan memutuskan hal-hal yang
dibicarakan dalam sidang adat.

[11]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Jenis-Jenis Burangir
 Burangir Dipinggan Godang (Piring Besar)
Burangir ini dipersiapkan guna untuk marpokat atau
musyawarah apabila ada orang kampung lain ikut dalam
musyawarah. Tata cara penyusunan Burangir Dipinggan
Godang (piring besar) yaitu disusun dua barisan sirih dengan
atas daun sirih menghadap piring / menghadap ke bawah
(telungkup) lalu ditengah-tengah barisan sirih diletakkan daun
gambir, kapur sirih, buah pinang yang sudah dibelah belah dan
tembakau.

Gambar 2. Susunan Burangir Dipinggan Godang

 Burangir Nahombang

Burangir ini dipersembahkan pada saat pasahat Horja

(digunakan saat paradaton pada Horja Siriaon dan Horja

Siluluton). Burangin dipersembahkan suntuk para undangan

secara bergiliran dan berakhir pada Raja Panusunan Bulung

dan diletakkan dihadapan Raja adat. Burangir

dipersembahkan dengan Haronduk Dalahi dan

dipersembahkan saat martahi atau marpokat harajjaon saat

meralok-alok. [12]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Ada dua versi cara penyusunan burangir :
- Sediakan piring besar lalu letakkan daun sirih disekeliling

piring dengan daun sirih menghadap keatas dan tambuknya
(batangnya) menghadap pinggir (luar), kapur, gambir, buah
pinang dan tembakau diletakkan dibagian tengah piring.
- Tiga lembar daun sirih diletakkan dipiring, disusun
menghadap ke bawah (telungkup), tangkainya dibagian
pinggir piring dan ujung daun menghadap ke tengah piring.
Ditengah-tengah piring diletakkan pinang, gambir, kapur
dan tembakau.

 Burangir Sisurduhon
Burangir Sisurduhon ini merupakan sirih persembahan
pada berbagai upacara adat. Adapun Burangir Sisurduhon
ini dipersembahkan pada acara adat berikut ini :

- Untuk upacara adat mangupa, Burangir ini diberikan
kepada yang akan di upa-upa sebagai doa dan pengharapan
akan kebaikan. Misalnya upa-upa untuk orang yang baru
sembuh dari sakit agar semakin sehat dan mengembalikan
semangat tubuh.

- Untuk upacara pesta perkawianan dengan memotong
kerbau. Burangir diserahkan kepada orang yang hendak di
upa-upa setelah selesai menyerahkan Horja kepada
Hatobangon dan Harajoan.

[13]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
- Untuk persembahan kepada anak perempuan (putri) ketika
hendak kawin sebelum mangalehen mangan.
- Pada saat akan marpangir, Burangir dipersembahkan
sebelum dipangiri.
Cara penyusunan burangir :
Pertama-tama lipat dua daun surih dengan hadap melintang
tampuk dan ujung sirih bertemu, lalu lipat dua lagi hingga
tampuknya disebelah dalam dan didalamnya dimasukkan
perlengkapan sirih dan daun sirih yang telah dilipat dibalut
dengan daun pisang. Burangir ini di persembahkan satu
persatu.

 Burangir Na Markopit
Burangir Na Markopit ini biasanya dipergunakan untuk :
- Rombongan ibu-ibu yang menyertai pengantin lelaki dan
wanita ke Tapian Raya Bangunan. Indahan Tungkus Pasae
Robu pada ujung atasnya dihiasi dengan ria-ria, daun
beringin dan daun dingin-dingin kemudian diikat,
digantung untaian Burangir Namarkopit yang dililit dengan
benang benalu (benanr tiga warna yaitu merah, hitam dan
putih. Jagar-jagar dan burangir na markopit ini disematkan
di sanggul rombongan ibu-ibu tersebut.
- Untuk jagar-jagar Bale Godang sebagai hiasan yang
dipasang pada puncak batang pisang.

[14]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

2) Pangupa

Jenis-Jenis Pangupa
Ada beberapa jenis-jenis Pangupa yaitu:
 Nasi. Nasi ditumpuk di atas anduri. Hal ini

melambangkan keutuhan seluruh keluarga.
 Pira Ni Manuk Na Di Hobolan. Yaitu telor ayam

rebus dan dikupas cangkangnya. Ini melambangkan
ikatan dua jenis manusia (mempelai/ kedua
pengantin) yang tetap meyatu secara utuh. Telur
ayam melambangkan bersatunya kekuatan serta
semangat jiwa dan raga.
 Ikan Sale yaitu ikatan sungai yang disalei dengan
beberapa ekor udang sungai yang melambangkan
bahwa kedua pengantin saling menjaga hati dan
perasaan pasangan dan mampu menghadapi dinamika
manis pahit dalam menjalankan kehidupan bersama
seperti ikan dan udang yang pandai menyelam di
dalam air.
 Sira, Jahe dan Gula sesuai dengan kebutuhannya. Ini
melambangkan kehidupan yang bahagia bagi kedua
pengantin. Pada zaman dahulu, orang-orang harus
mencicipi ramuan ini agar mendapatkan hidup yang
bahagia. Sebaliknya jika tidak pernah mencicipi
ramuan ini maka hidupnya tidak akan bahagia.

[15]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
 Manuk na di ring-ringan yaitu daging ayam yang dipotong-
potong. Ini melambangkan kedua pengantin mendapat
keturunan dan mampu melindungi anaknya sebagaimana
ayam yang bersungguh-sungguh untuk melindungi anaknya.

 Kepala kambing yang disembelih maka kepala kambinglah
sebagai pengupa. Kambing melambangkan agar kedua
pengantin membawa keberuntungan dan keberkahan.
Pengupa kepala kambing ini diletakkan di atas anduri. Jika
kerbau yang disembelih maka kepala kerbau sebagai
pengupa. Kerbau melambangkan kebijaksanaan.

B. Perlengkapan Horja
Perlengkapan horja ini disediakan pada saat horja godang,
yaitu :
1) Payung Rangrangan
adalah payung kebesaran adat Tapanuli Selatan yang
digunakan saat membuat pesta (horja). Payung diberdirikan
di depan pintu 2 buah beserta tombak dan pedang (horja
sirion). Payung berwarna kuning. Payung juga digunakan
untuk memayungi kedua pengantin saat ketepian Raya
Bangunan. Pedang dan tombak dibawa anak boru.

[16]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Gambar 3. Payung Rang-rangan

2) Bendera Halatan
adalah bendera yang dipasang tiga hari sebelum acara pesta
dimulai, dipasang oleh anak boru. Bendera berjumlah 8
buah dengan 6 buah dipasang disebelah kanan dan dua buah
dipasang disebelah kiri rumah serts bendera merah putih
dipasang dipuncak gerbang, terdiri atas :

(a) Bendera Gajah-Gajah. Bendera ini melambangkan kebesaran
dan kekuatan. Bendera berwarna dasar hitam dengan gambar
gajar putih di tengah-tengah bendera.

(b) Bendera Lipan-Lipan. Bendera ini melambangkan
kewaspaan dari orang-orang pengacau. Bendera berwarna
dasar putih, gambar lipan merah di tengah-tengah bendera.

(c) Bendera Hulu Balang. Melambangkan penjaga keamanaan
acara pesta adat. Bendera berwarna dasar hitam dengan
gambar pedang dan tombak ditengah-tengah bendera.
[17]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
(d) Bendera Hudon. Bendera ini melambangkan bahwa
dikampung diselenggarakan pesta adat dengan menyembelih
hewan kerbau. Bendera berwarna dasar putih dengan gambar
periuk besar hitam dibagian tengah bendera.
(e) Bendera Halibutongan (pelangi). Bendera ini
melambangkan turunnya air dari langit dan diturunkan ke
bumi. Bendera berwarna dasar putih dan warna-warni
ditengahnya. f) Bendera Ihan Merah. Bendera ini
melambangkan ikan menjadi pendamping kerbau untuk adat.
(f) Bendera Ihan Merah. Bendera ini melambangkan ikan
menjadi pendamping kerbau untuk adat.
(g) Bendera Gunting. Bendera ini melambangkan kewaspadaan
dari orang yang ingin memecah belah. Bendera berwarna
dasar hitam dengan gambar gunting merah dibagian tengah.
(h) Bendera Ulok Tudung Api. Bender aini melambangkan
penjagaan terhadap racun tidak boleh masuk ke makanan.
(i) Bendera Dalihan Na Tolu. Bender aini melambangkan
persatuan antara suhut, anak boru dan mora pada pelaksanaan
horja adat. Bendera berwarna dasar putih dengan gambar tiga
buah tungku merah dibagian tengahnya.
(j) Bendera Merah Putih. Melambangkan bendera kebangsaan.

[18]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Gambar 4. Bendera Adat Tapanuli Selatan

3) Tapian Raya Bangunan
adalah bagunan satu pelataran (podium) yang mempunyai anak
tangga sebanyak 5-7 dan 9 tingkat menurut derajat
kebangsawanan. Janur (mere-mere), daun beringin, dingin-
dingin, daun torop dan daun sanggar-sanggar dipasang di kiri
kanan tangga sebagai hiasan. Bagian paling atas disediakan
tempat duduk pengantin. Tapian Raya ini dipasang selama 3 hari.
Tapian raya ini ditujukan untuk pemberian gelar pada pengantin.

[19]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Gambar 5. Tapian Raya Bangunan (Masa kini)
[20]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

4) Pintu Gerbang

disebut juga pago-pago yang dibuat seperti gapura di
letakkan dihalaman rumah (didepan pintu rumah). Terbuat
dari bambu (sebagai pintu gapura), dua batang pisang
kepok yang sedang berjantung ditanam sebelah kanan/kiri
tiang gapura, Janur sebagai hiasan gapura, Tikar pandan
bertulis "HORAS TONDI MADINGIN PIR TONDI
MATOGU" dipasang ditengah kedua tiang dibagian atas,
sebuah bendera merah putih dipuncak gapura, daun
sanggar-sanggar, daun ria-ria, daun beringin diikatkan di
kanan kiri tiang gapura.

Gambar 6. Pintu Gerbang (Pogo-pogo)
[21]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
5) Bale Godang

Adalah tempat nasi dan lauk pauk yang dibuat untuk acara
horja godang. Bale godang terbuat dari kayu dengan tinggi
kaki ±15 cm, bagian atas ±35cm, lebar±50 cm.
Isi bale godeng yaitu :
a) 3 butir telur repus yang telah dikupas kulitnya.
b) Daun dibentuk kerucut dan dimasukkan garam di

dalamnya.
c) Daging kerbau
d) Nasi ketan kepal yang terdiri dari 3 warna yaitu merah,

kuning, putih.
e) Ikan sungai, udang, ulos, batang pisang, janur, bendera

jagar-jagar, burangir namarkopit

Bagian atas bale digunakan untuk menaruh nasi yang bagian
tengahnya ditancapkan batang pisang. Pada bagian atas nasi
ditaruh daging kerbau, ikan, udang, telur, pulut ketan merah,
kuning, putih. Pada bagian atas batang pisang ditancapkan
jagar-jagar dan dihiasi janur. Janur dibentuk amporik
(burung), ulok-ulok (ular-ularan), ketupek (ketupat), udang-
udangan, lipan-lipanan, sambok-sambok (cambuk), pior-pior
(baling-baling) berjumlah ganjil 1-3-5-7 buah/ jenis.
Bendera kecil merah putih, burangir namarkopit diikat
dengan benang berwaarna diikatkan lagi ke lidi janur lalu
ditancapkan diatas batang pisang tadi.

[22]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Gambar 7. Bale Godang

6) Amak Lampisan
adalah tikar adat yang disebut amak langkat. Terbuat dari
anyaman daun pandan berlapis kain hitam atau merah,
dibagian tengah tikar dihiasi sulaman benang emas. Dibagian
pinggir keliling tikar diberi pinggiran (bis) warna merah,
hitam, kuning, biru muda, hijau, oranye dan biru tua berlapis-
lapis membuat tikar terlihat bertingkat-tingkat (bisanya
bertingkat 1-3-5 dan 7 sesuai tingkat derajat
kebangsawanan).

[23]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

Gambar 8. Amak Lampisan

7) Abit Godang
adalah ulos dari daerah sipirok yang disebut juga abit nasora
buruk yang dipakai hanya pada saat upacara adat. Ulos ini
merupakan ulos pusaka yang digunakan untuk manortor, tutup
nasi pangupa, tutup bale godang, pembalut indahan tukkus
sapseo robu dan lain-lain.

Gambar 9. Abit Godang
[24]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan

8) Haronduk

merupakan tempat sirih pada upacara adat, terbuat dari

anyaman daun pandan yang dibalut dengan kertas warna

emas dan dihiasi dengan simata-mata berwarna merah, hitam

dan putih. Penggunaan warna melambangkan Dalihan Na

Tolu Haronduk ada 3 macam yang masing-masing memiliki

fungsi berbeda sesuai kegunaannya untuk upacara adat, yaitu

:
- Haronduk hadangan
- Haronduk Daboru
- Haronduk Dalahi

Gambar 10. Haronduk

9) Indahan Tukkus
adalah nasi bertumpuk dengan lauk pauk yang ujungnya
dibungkus dengan daun pisang, diikat dengan tali yang sudah

[25]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
dijalin (dikepang) dengan jumlah ganjil yaitu 1-3-5-7-9 warna.
Pada bagian puncak ikatan diberi hiasan jagar-jagar, diikat
dipuncak indahan tukkus dijepit dengan pelepah batang kelapa
dengan tali yang telah dijalin. Nasi ditaruh diatas talam besar
lalu dibungkus menggunakan kain bugis dan dibalut lagi dengan
abit godang.

Gambar 11. Indahan Tukkus
10) Tappa Pargambiran

Terbuat dari anyaman daun pandan berbentuk persegi panjang,
dibalut dengan kain berwarna hitam dan dihiasi sulaman benang
emas yang dipergunakan sebagai tempat silua (oleh-oleh). Isi Tappa
Pargambiran adalah makanan seperti sasagun dan itak pohul-pohul.

[26]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
C. Upacara Adat Perkawinan

1) Upacara Pra Perkawinan (Perjodohan)
Dalam adat Tapanuli Selatan, proses perkawinan dimulai
dengan upaya perjodohan sebagai berikut:
(a) Manguning-uningi, merupakan permohonan
perjodohan dari anak boru kepada mora dengan
memberi indahan tukkus (nasi adat beserta lauk) serta
hadiah lainnya. Permohonan perjodohan ini dilakukan
saat mora baru saja melahirkan seorang putri dan
berharap kelak dikawinkan dengan putranya.
(b) Manungkus (mangido boru maradopkon mora) adalah
lamaran dari namboru kepada iboto nya dengan
membawa indahan tukkus (nasi adat). Lamaran ini
dilakukan ketika parumaen dan anaknya sudah dewasa.
(c) Mangelek-elek adalah membujuk gadis agar mau
menjadi istri seorang pemuda yang dilakukan oleh ibu,
namboru dan pemuda itu sendiri secara pribadi. Jika
sang gadis menerima, maka selanjutnya akan dilakukan
pinangan secara adat.
(d) Mangaririt adalah pendekatan secara sembunyi-
sembunyi yang dilakukan seorang pemuda kepada gadis
yang diinginkannya menjadi istri. Bila gadis ini
bersedia untuk menjadi istri maka dilakukan lamaran
secara resmi oleh keluarga pihak laki-laki.

[27]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
(e) Manghiap adalah pertemuan gadis dan pemuda yang saling

mencintai dan sang gadis bersedia kawin lari kemudian
menikah.
(f) Maninian adalah perjodohan yang dilakukan karena
hubungan kedekatan oleh orang tua pemuda karena melihat
prilaku baik sang gadis.

2) Perkawinan Manjujur (Adat Perkawinan Tapanuli Selatan)
Perkawinan manjujur merupakan adat perkawinan Tapanuli
Selatan yaitu perkawinan antar suku atau antar marga. Berdasarkan
kebiasaan atau tata cara adat (paradaton), seorang laki-laki yang
akan menjadi suami disebut dengan pihak pembeli (bayo pangoli)
dan seorang Wanita yang akan menjadi isteri disebut pihak yang
dibeli boru na ni oli. Istri yang akan mengikuti suami dan
keturunannya kan mengikuti clan si suami sehingga ada imbalan
yang harus diterima orang tua wanita atas berpindahnya clan anak
wanitanya yang di sebut jujur. Imbalan sebagai jujur adalah berupa
emas (sere) yang selanjutnya dijadikan sebagai mas kawin.
Penyerahan uang jujur disebut manulak sere.

Berdasarkan hukum adat, pernikahan terlebih dahulu dilakukan di
pihak wanita selanjutnya di pihak laki-laki. Rangkaian acara
pernikahan dipihak wanita yaitu
(1) Pendekatan/penjajakan yang disebut mangaririt boru
(2) Pemantapan disebut manguso boru
(3) Meminang disebut patobang hata

[28]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
(4) Memberi uang jujur yang disebut manulak sere
(5) Memberi makan yang disebut mangalehen mangan/

mambutongi
(6) Ijab Qabul / pernikahan yang disebut marnikah
(7) Menyerahkan barang bawaan pengantin wanita ke pihak

pengantin pria yang disebut pasahat barang boru;
(8) Penyerahan pengantin wanita oleh ayahnya kepada pengantin

pria yang disebut pabuat boru;
(9) Menghadang pengantin oleh beberapa pemuda (anak namboru

pengantin wanita) yaitu mempertanyakan apakah sudah
diberangkatkan dengan adat dan meminta uang adat sehingga
pengantin pria memberikan uang. Dan adat ini membuat
suasana menjadi gembira. Keluarga yang ditinggalkan dan
naposo bulung mengucapkan kata selamat jalan dan selamat
menempuh hidup baru semoga hidup rukun dan Bahagia. Ini
disebut Mangolat boru.

Sedangkan rangkaian acara dirumah pihak laki-laki yaitu
(1) Keluarga menungu datangnya menantu /pengantin perempuan

yang disebut painte boru
(2) Keluarga menerima menantu/ pengantin perempuan yang

disebut manjagit boru
(3) Keluarga mengundang famili dekat (pataon koum sisolkot) dan

mengundang orang-orang terhormat serta pemuka adat,
masyarakat dan pemuka agama (harajaon)
(4) Memasang gendang yang disebut panaek gondang

[29]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
(5) Menaikkan bendera adat saat horja godang (pesta adat) yang

disebut pajongjong mandera
(6) Membawa penganten perempuan ke tempat pemandian yang

disebut Patuaekkon.
(7) Acara pemberian nama gelar yang disebut mangalehen goar
(8) Acara upah-upah yang disebut mangupa
(9) Memberikan nasehat dan petuah-petuah yang disebut

mangalehen ajar poda
(10) Memberi makan sebagai ucapan terima kasih kepada yang

bekerja membantu rangkaian acara yang disebut Mangoloi na
loja
(11) Berkunjung ke keluarga perempuan yang disebut marulak ari
atau mebat.

Pada acara-acara yang dilakukan baik di pihak Wanita maupun pria
melibatkan seluruh anggota kerabat Dalihan Na Tolu, hatobangan
dan harajaon yang telah bekerja berdasarkan fungsinya masing-
masing. Upacara adat ini bisa saja menghabiskan waktu hingga tiga
minggu. Namun pada saat ini kebanyakan pesta hanya dilakukan
beberapa hari saja.

3) Upacara Adat di Pihak Pengantin Wanita
Sebelum terjadinya pernikahan, ada beberapa adat/kebiasaan yang
dilakukan, diantaranya adalah :

[30]

Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
a. Pendekatan atau Penjajakan (Mangaririt Boru)

Seorang pria menyampaikan keinginannya untuk menikahi
seorang gadis kepada orang tuanya, lalu orang tua sang pria
melakukan penyelidikan kepada sang gadis. Dalam adat
Tapanuli Selatan, penyelidikan bisa saja dilakukan dengan
mengamati sikap dan prilaku ibu sang gadis. Atau bila orang
tua sudah saling kenal, bisa menanyakan langsung apakah sang
gadis sudah dipanang orang atau belum. Jika belum, orang tua
pria menanyakan secara langsung kepada orang tua sang gadis.
Dan orang tua sang gadis menjawab dengan terlebih dahulu
akan ditanyakan kepada anak gadisnya tentang kesiapan dan
kesediaannya dipinang oleh sang pria.

b. Pemantapan (Manguso Boru)
Setelah mendapatkan kepastian bahwa sang gadis telah
menyetujui untuk dilamar menjadi istri sang pria, maka orang
tua sang pria mendatangi rumah orang tua sang gadis untuk
membicarakan lebih lanjut mengenai :
1) Kesediaan sang gadis untuk dipinag menjadi istri anak laki-
laki mereka;
2) Tingkatan upacara pernikahan adat (horja adat) yang akan
dilakukan;
3) Besarnya mahar dan lain sebagainya untuk horja yang harus
disediakan pria;
4) Waktu yang tepat untuk melaksanakan upacara adat

[31]


Click to View FlipBook Version