Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
pernikahan yaitu rangkaian adat-adat pernikahan yang akan
dilakukan seperti patobang hata, patibal sere, dan pabuat boru.
Proses inilah yang disebut manguso boru.
Dalam manguso boru ini, ayah dan ibu dengan rendah hati
menerima dengan baik niat sang pria. Lalu sang gadis diminta
untuk keluar dan memberi isyarat akan kesediaannya untuk
menjadi istri sang pria. Lebih lanjut keluarga pihak perempuan
akan dibicarakan mengenai mas kawin (jumlah sere silehen on),
waktu yang tepat untuk pertemuan kerabat secara adat (patobang
hata), dan pelepasan perempuan dari rumah orangtua ke rumah
orang tua laki-laki (pabuat boru). Setelah antar keluarga sang gadis
telah mendapatkan kesepakatan tentang hal-hal tersebut maka akan
disampaikan kepada orang tua laki-laki dalam sebuah pertemuan
antara kerabat Dalihan Na Tolu dan para kerabat yang dinamakan
martahi sabagas (mustawarah dalam satu keturunan). Kewajiban-
kewajiban ini harus dipenuhi pada pertemuan berikutnya dengan
keluarga perempuan.
c. Meminang (Patobang Hata)
Para kerabat Dalihan Na Tolu (anak boru, kahanggi dan
hatobangon) pihak laki-laki dating ke rumah perempuan untuk
menyampaikan semua kewajiban-kewijaban adat yang telah
dibebankan kepada laki-laki. Pertemuan dengan pihak perempuan
terlebih dahulu ke kahanggi yaitu anak boru keluarga ayah
perempuan untuk menyelesaikan berbagai aturan-aturan adat di
[32]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
huta perempuan.
Dalam rangkaian upacara mangkobar boru, secara umum ada
tiga hal yang harus dipersiapkan pihak laki-laki yaitu :
Tompas kandang adalah bayaran ganti rugi yang diberikan
kepada goruk-goruk hapinis (anak boru dari ayah
perempuan) oleh pihak laki-laki karena telah menjaga dan
mengawasi gading dari masa kecil. Setelah hal ini
ditunaikan, tahapan adat selanjutnya dapat dilakukan. Anak
boru inilah nanti yang bertugas dalam acara mangkobar boru
sebagai sisurdu burangir (menyuguhkan daun sirih).
Pemberian itu merupakan holong ate (kasih sayang) yang
disebut piringan.
Boli atau Batang boban (kewajiban bagi pihak laki-laki).
Pihak laki-laki memberikan sere sigumorsing (emas kuning)
dalam satuan 120, 80, atau 40 kepada orangtua perempuan.
Ini merupakan hak perempuan yang yang akan diberikan
padanya berupa barang-barang pada saat mebat. Jika jumlah
yang diberikan pihak lelaki tidak mencukupi, orang tua
perempuan akan menambahkan. Hal ini dikarenakan ini
adalah pemberian terakhir mereka kepada sang putri. Pada
adat Tapanuli Selatan, biaya adat yang besar dapat diperkecil
sesuai kemampuan tanpa mengurangi makna adat itu sendiri.
Jika tidak memiliki uang yang cukup, maka pernikahan adat
dapat dilakukan tanpa membayar tuhor (mahar), cukup
dengan kebaikan atau tenaga atau janji akan melaksanakan
[33]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
adat setelah pasangan ini memiliki anak suatu hari nanti.
Na muhut (uang hangus)
Merupakan berbagai pengeluaran di luar tompas
kandang dan boli atau batang boban yang diserahkan
utusan pihak laki-laki di huta perempuan. Tompas
kandang diberikan kepada yaitu raja, hatobangon,
harajaon, kahanggi, anak boru, mora, dan lainnya.
Pengeluaran ini berjumlah 23 macam, dengan tujuh
macam untuk raja. Namun saat ini, jumlah yang harus
diserahkan sudah berkurang dan unsur yang tetap
dilaksanakan yaitu memberikan kain bugis atau kain
sarung (perkayaan).
Kain sarung (perkayaan) diberikan kepada :
- Penutup kepala atau Tutup uban untuk nenek perempuan.
- Upa tulang (terima kasih) untuk saudara ibunya.
- Penghapus air mata atau apus ilu untuk ibu perempuan.
- Tanda bersaudara atau tando parkahanggian untuk saudara laki-laki
dari ayahnya.
- Pendingin atau uduk api untuk inang udanya (isteri paman).
- Upah pengasuh atau upa parorot untuk saudara perempuan
ayah/namborunya.
- Pembuka jalan masuk atau tompas bona bulu untuk anak boru
bayo-bayo na godang/ goruk-goruk hapinis.
- Uang ganti rugi untuk membuka mangolat. Mangolat atau menahan
perjalanan pengantin oleh anak laki-laki saudara perempuan ayah
[34]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
(anak namboru) karena anak namboru ini yang telah bertugas
mengamankan wanita dari gangguan atau tindakan
menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Tahap-tahap pembicara dimulai dari pihak laki-laki
(kahanggi nya), dilanjutkan anak boru dan hatobangon. Dari
pihak perempuan tujuh orang yaitu dari suhut sihabolonan,
kahanggi, anak boru, mora, hatobangon, harajaon, orang
kaya, dan terakhir raja panusunan bulung/ raja pamusuk.
Ada tiga hal yang akan dibicarakan yakni:
1) Lopok ni tobu suanon (pelebah tebu yang hendak
ditanam) bermakna meminta kepada pihak keluarga
perempuan untuk menjadi penerus keturunan.
2) Andor na mangolu parsiraisan (akar kayu yang hidup
untuk pegangan atau penuntun) bermakna meminta
kepada pihak keluarga perempuan agar mau menjadi
mora tempat berlindung.
3) Titian batu na sora buruk (jembatan kuat yang tidak bisa
rusak), bermakna meminta agar kedua belah pihak
mengikat tali kekerabatan.
Pada pertemuan ini kedua belah pihak telah bersepakat
maka maka lamaran atau peminangan laki-laki berarti
diterima oleh orangtua dan kerabat perempuan.
Selanjutnya penyerahan manulak sere (emas kawin)
dengan rentang waktu satu hingga dua minggu ke depan,
[35]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
untuk memberikan kesempatan pihak laki-laki untuk menyediakan
semua kewajibannya.
d. Memberi uang jujur yang disebut manulak sere
Musyawarah dilakukan pihak laki-laki antara anggota kerabat
dekat yang terdiri dari kahanggi, anak boru, mora dan hatobango
tentang berbagai persiapan manulak sere dan delegasi yang diutus
pada manulak sere. Utusan berkisar antara 10 sampai 15 orang
yaitu para ibu dan bapak yang mewakili unsur kerabat Dalihan Na
Tolu dan unsur hatobangon.
Barang bawaan oleh pihak laki-laki ke rumah perempuan adalah
sebagai berikut:
- Indahan tungkus (nasi lengkap dengan lauk pauknya/ nasi adat),
dan indahan sipulut (nasi ketan) beserta intinya.
- Beban yang telah dibicarakan menjadi kewajiban pihak laki-laki
harus diberikan kepada pihak keluarga perempuan.
- Parkayaan (barang yang akan diserahkan) berupa tujuh kain
sarung dan na muhut lainnya.
Pada manulak sere yang menjadi pembicara yaitu unsur kahanggi,
anak boru, dan hatobangon. Dari pihak keluarga perempuan adalah
kahanggi, anak boru, mora, hatobangon dan harajaon. Setelah
selesai pembicaraan adat dilanjutkan penyerahan semua kewajiban
pihak laki-laki kepada keluarga perempuan. Selanjutnya
penyeraharan barang-barang dan mahar oleh anak boru pihak
[36]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
laki-laki kepada mora yang dibungkus di dalam kain gendong
dan diteruskan oleh ibu perempuan kepada anak gadis
(putrinya). Demikian pula parkayaan berupa kain dan na muhut
lainnya (dibagi-bagikan kepada mereka yang telah ditentukan
menerimanya).
e. Memberi makan yang disebut mangalehen mangan/
mambutongi
Memberi makan kepada calon pengantin perempuan setelah
resmi dipinang. Ada dua macam acara pemberian makan, yaitu
(1) calon pengantin perempuan makan bersama teman-teman
sebaya di rumah orangtuanya, dan (2) calon pengantin
perempuan datang makan ke rumah-rumah kerabat dekat.
Maknanya adalah untuk menunjukkan keakraban sesama teman
dan keluarga. Pada mangalehen mangan, teman dan keluarga
memberi nasehat kepada calon pengantin perempuan salam
menghadapi keluarga suami kelak dan calon pengantin
berpamitan secara resmi kepada sanak keluarga terdekat baik
dalam satu huta maupun di huta lain.
Kata-kata nasehat untuk calon pengantin perempuan pada saat
mangalehen mangan adalah:
1) Menyangkut perilaku dan sosialisasi : a). Peranan dan
kedudukannya sebagai isteri, b). berkelakuaan baik, c).
mempelajari adat-istiadat keluarga suami dan
menyesuaikan tingkah laku dengan adat tersebut,
[37]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
d). Adanya saling pengertian dan kepaduan sebagai suami isteri
dalam rumah tangga, e) kebaikan dan menolong orang agar
mendapat balasan kebaikan pula kelak (bahat disabur sabi anso
bahat salongon).
2) Bina rumah tangga untuk masa depan yang lebih baik : a) ramah
tamah, hindari pelit, hemat dalam menggunakan uang dan
merencanakan masa depan, b) tidak memandang rendah yang
miskin, 3). Menyangkut ajaran agama Islam : a) Harus terus
belajar tentang Islam dan aktif pada kegiatan agama
dimasyarakat. b) Menegakkan sholat dan saling mengingatkan
kewajiban sholat, c) mengingat kebaikan yang didapatkan dan
memberikan yang lebih baik dikemudian hari, d) Jangan
mengungkit-ungkit pemberian kepada orang lain, e) Dalam
bertindak harus selalu tulus dan ikhlas.
Pada adat mangelehen mangan kepada perempuan yang akan
melaksanakan perkawinan hanya pada boru na di pabuat
(perempuan yang diberangkatkan) secara adat. Pada acara adat
mangalehen mangan, kerabat juga memberikan kain sarung,
selendang dan perlengkapan sholat. Atau bisa pula diganti dalam
bentuk uang.
f. Ijab Qabul / pernikahan yang disebut
marnikah
Pernikahan biasanya dilakukan di rumah orang tua pengantin
perempuan. Tata cara pernikahan adat Tapanuli Selatan
dilaksanakan berdasarkan aturan agama Islam dan tidak
[38]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
menonjolkan upacara adat. Pengantin perempuan tidak
dihadirkan di depan orangtuanya pada saat ijab qobul setelah
sah pengantin wanita didudukkan berdampingan dengan sang
suami. Setelah ijab qobul dilanjutkan dengan pemberian nasehat
pernikahan. Lalu dilanjutkan dengan upacara adat yang
melibatkan unsur Dalihan Na Tolu dan hatobangon dari kedua
belah pihak.
g. Menyerahkan barang bawaan pengantin wanita ke pihak
pengantin pria (pasahat barang boru)
Pasahat boru yaitu penyerahan barang bawaan pengantin
perempuan kepada pihak keluarga pengantin laki-laki. Barang-
barang yang biasa diserahkan adalah berupa barang yang dapat
digunakan oleh pengantin setelah membina rumah tangga.
Keluarga perempuan menyerahkan :
- Abit godang yang menandakan anak gadis mereka
diberangkatkan dengan upacara adat dan dapat disambut
dengan upacara adat (horja godang). Sesampainya di rumah
orang tua pengantin laki-laki, abit godang tersebut akan
disangkutkan dalam rumah. Ini menandakan akan dilakukan
horja godang.
- Indahan tukkus yang bermakna agar seluruh keluarga
terhindar dari bahaya.
[39]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
h. Penyerahan pengantin wanita oleh ayahnya kepada
pengantin pria (Pabuat Boru)
Upacara adat pabuat boru dan mangalap boru (menjemput boru)
dilaksanakan pada hari yang sama. Pabuat boru dilakukan oleh
pihak keluarga perempuan, sedangkan mangalap boru adalah
pihak laki-laki. Upacara pabuat boru adalah upacara puncak bagi
orangtua anak perempuan. Walaupun upacara ini termasuk horja
siriaon (pesta kegembiraan), namun pada saat upacara
berlangsung si perempuan sedih karena harus meninggalkan
rumah orang tuanya dan ikut ke rumah suaminya serta orang tua
perempuan juga bersedih karena melepas kepergian anak
perempuan ke rumah suaminya. Pengantin perempuan pamit
kepada orangtua, dan anggota kerabat dekat, dan teman-teman
sebaya. Dalam adat Tapanuli Selatan hak untuk mangupa
pengantin ada pada orangtua pengantin laki-laki, dan pengantin
hanya satu kali diupa, yaitu di rumah pihak laki-laki.
Upacara ini sebagai pernyataan kasih sayang (holong) orangtua
kepada anak perempuan. Pada upacara pabuat boru juga
dilakukan pemberian barang-barang serta nasihat untuk bekal
hidup berumah tangga. Juga dihidangkan makanan adat yang
memiliki makna serta melambangkan permohonan ke Tuhan agar
selalu sehat dan mendapat keturunan. Pada acara ini juga
dilakukan mangupa-upa, yang bermaksud untuk membekali anak
perempuan agar mangetahui apa yang harus dilakukan dalam
berumah tangga dan terus mengajarkan cara-cara ini kepada anak
cucunya untuk melestarikan adat.
[40]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Nasehat lainnya adalah agar perempuan bila terjadi konflik
dengan suami agar tidak menyampaikan kepada orang tua
karena merupakan aib. Jika terjadi konflik, perempuan harus
mengadu kepada suaminya sendiri dan amang borunya (ibu dan
ayah suaminya), kerabat dekat suami.
Menurut adat, laki-laki tidak boleh tinggal dirumah orang tua
istri setelah menikah. Mereka harus tinggal dirumah orang tua
laki-laki (suaminya). Oleh karena hal tersebut, upacara
perkawinan dilaksanakan dikedua belah pihak. Puncak acara
perkawinan dilaksanakan di rumah orang tua laki-laki yang
disebut horja godang (pesta besar). Pesta ini tidak bisa
terlaksana apabila pasangan baik laki-laki maupun perempuan
bukan dari sesame etnis Tapanuli Selatan.
Setelah serangkaian acara mangupa selesai, rombongan
pengantin laki-laki masuk ke rumah perempuan. Menerima
barang-barang bawaan perempuan. Posisi duduk pengantin laki-
laki yaitu pada bagian uluan (tengah yang berarti terhormat),
pengantin perempuan duduk di bagian telaga (dekat pintu)
ruangan rumah. Barang-barang bawaan diletakkan di tengah
posisi duduk kerabat melingkari barang bawaan. Pada acara ini
kerabat perempuan memberikan pesan kepada pengantin laki-
laki dalam Bahasa tradisional berikut: “maroban sangap on nian
dohot maroban tua. Boru haholongan do on di hami, muda
madabu on angkon madabu tu ginjang do, muda mayup on
mayup tu julu, muda humolik ulang busuk”. Artinya: semoga
anak perempuan ini membawa kehormatan dan bertuah,
[41]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
boru ini adalah sangat kami sayangi, jika ia terjatuh, jatuhnya
harus ke atas, dan jika dia hanyut, hanyutnya harus ke hulu, jika
dia hilang, jangan sampai dibiarkan. Selanjutnya penyampaian
pesan dari orang tua perempuan yaitu agar putri mereka dituntun
dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agaman islam. Penyerahan
secara langsung ini dilakukan di anak tangga bawah pintu depan
rumah. Selanjutnya ibotonya (saudara perempuannya atau anak
borunya pihak laki-laki) memegang tangan perempuan yang
berarti menerimanya. Dua orang kerabat anak boru laki-laki
menunrun pengantin laki-laki. Dan rombongan pihak laki-laki
membawa barang bawaan yang posisinya dibarisan paling
belakang dari iring-iringan pengantin. Para gadis mengiri di
barisan belakang pengantin dengan menyanyikan lagu tradisional
dan barzanji. Ada pula kelompok bapak-bapak yang memukul
rebana. Sampai dirumah laki-laki, tepat dihalaman rumah
dilakukan upacara penyambutan pengantin. Selanjutnya
memasuki rumah laki-laki. Kedua pengantin diupa-upa adat
sebagai pernyataan terima kasih dan syukur atas keselamatan dan
telah sampai di rumah keluarga pihak laki-laki. Ayah dan ibu
pengantin laku-laki secara langsung menerima dan menyambut
pengantin di pintu gerbang rumah dan mengantarkan ke
pelaminan yang telah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan acara
manjagit boru.
[42]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
i. Menghadang pengantin oleh beberapa pemuda anak
namboru pengantin Wanita (Mangolat boru)
Sebelum pengantin Wanita keluar dari rumah menuju rumah
laki-laki, maka akan dihadang oleh beberapa pemuda naka
namboru pengantin Wanita. Mereka mempersilahkan
pengantin duduk dikursi dan menyediakan minuman dari
buah kelapa dan mangolat menyurduhon burangir kepada
pengantin. Lalu pemuda bertanya kepada pengantin laki-laki
kemana tujuan dan apakah sudah diberangkatkan dengan
adat atau hendak jalan-jalan. Kemudian dijawab oleh
pengantin laki-laki, kami pergi untuk membina rumah
tangga. Lalu pemuda bertanya lagi apakah hutanga dat sudah
diselesaikan, lalu pengantin pria merogoh kantongnya dan
memberikan uang kepada pemuda itu secara berulang-ulang
sampai sesuai dengan permintaan pemuda. Inilah yang
membuat suasana menjadi gembira. Setelah mendapat izin
dari anak namboru perempuan, maka pengantin
dipersilahkan minum air kelapa agar dalam perjalanan tidak
kehausan.
4) Upacara Adat di Pihak Pengantin Pria
a. Painte dan Manjagit Boru (Menunggu dan
Menyambut Penganten)
Acara ini dilakukan dirumah orang tua pengantin laki-
laki. Tim rombongan penjemput pengantin perempuan
menyerahkannya kepada harajaon dan na mora natoras
[43]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
yang menunjukkan tugas mereka telah selesai. Tim rombongan
terbagi atas (1) rombongan laki-laki yang ke rumah perempuan
dan (2) sebagian lain dari keluarga pihak laki-laki menunggu
(painteon) kedatangan rombongan dari rumah perempuan. Acara
margondang dilaksanakan ketika kedua pengantin telah berada di
rumah pengantin laki-laki dan margondang biasanya dilakukan
malam hari. Pada acara margondang dilaksanakan pula manortor
dengan mengadakan tari-tarian tradisional. Untuk acara
margondang dan manortor dapat dilakukan dengan memenuhi
terlebih dahulu ketentuan adat. Bagi pengantin yang tidak
memenuhi persyarakata dapat diganti dengan acara seni mardikir,
barzanzi dan haflah al-Qur’an. Mardikir dilakukan dengan
nyanyian sya’ir-syair barjanzi diiringi dengan rebana. Mardizir
merupakan tradisi yang hingga kini masih terpelihara dan
dilakukan hingga menjelang waktu sholat subuh.
b. Pataonkon (Pemberitahuan dan Sekaligus Mengundang)
Pelaksanaan Harjo godang menjadi tanggungjawab hatobangon
dan orang kaya. Orang-orang muda ditugaskan untuk
memberitahu kepada seluruh kerabat. Petugas-petugas diberi
penjelasan tentang horja yang akan dilaksanakan. Jika
menyemnelih kerbau sebagai pangupa, untuk tempat burangir
adalah haronduk dengan hidangan berhiaskan simata manik-
manik, sedangkan jika menyembelih bukan kerbau, maka tempat
burangir yang digunakan adalah salapa yaitu tempat sirih yang
lebih kecil dari haronduk. Yang bertugas membuat tempat acara,
pentas, tiang bendera dan tempat memasak adalah sebagian
[44]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
kerabat, para ibu bertugas menyiapkan keperluan
memasak dan makanan untuk horja. Setelah acara
pembagian tuga, dilakukan makan Bersama. Ini
merupakan bagian akhir dari proses martahi sada ina
(satu keturunan) dan martahi godang (musyawarah
besar). Makanan yang disuguhkan ini adalah nasi ketan
sebagai simbol doa agar yang di persiapkan dapat
terlaksana dengan baik dan penuh kebersamaan. Tahap
persiapan diselesaikan dua-tiga hari sebelum
pelaksanaan horja godang
c. Panaek Gondang (Pemasangan Gendang)
Pemasangan godang secara adat dilakukan tiga hari
menjelang upacara horja godang. Dalam acara ini
dihadiri oleh suhut sihabolonan, harajaon, hatobangon,
anak boru, dan naposo/ nauli bulung. Menurut adat,
disuguhkan makanan santan pamorgo-morgoi
(penyejuk) bersama itak (santan yang dimasak dengan
gula merah). Suguhan makanan ini bermakna agar
semua yang dikerjakan terasa ringan, dingin, tidak ada
rintangan dan gangguan dari segala pihak. Suhut
mengucapkan terima kasih kepada hadirin dan
menyampaikan tujuan martahi dan mengajak seluruh
kerabat untuk malakukan tugas adat dengan suka rela.
Lalu orang kaya yang diamanatkan bertugas oleh raja
panusunan bulung menyatakan bahwa pada pagi hari
itulah didirikan gondang agar semakin naik tuah.
[45]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Setelah itu orang kaya mengambil santan dan itak untuk
ditaburkan di rumah dan ke atas barang-barang alat musik.
Tujuannya adalah untuk menangkal segala niat jahat pada kerabat
secara keseluruhan, terutama pada saat horja. Di samping itu,
Santan dan itak bermakna sebagai semangat lahir batin serta
pengharapan agar hasil mata pencaharian semakin baik pada
masa yang akan datang. Setelah upacara ini selesai, suhut
membuka gelanggang panortoran dan memperagakan satu babak
tor-tor adat, dan dilanjutkan oleh anak boru, pisang raut, dan
lainnya. Tujuannya agar suasana horja menjadi semarak juga
untuk pembelajaran generasi muda karena hal ini sudah langka
dilaksanakan pada upacara perkawinan.
d. Pajonjong Mandera (Menaikkan Bendera)
Bendera merupakan salah satu perangkat upacara adat Tapanuli
Selatan. Bendera dinaikkan dua hari sebelum horja godang dan
dipasang dihalaman rumah dan sekitarnya. Jenis bender aini
sekitar 10 jenis yang akan dinaikkan. Adapun nama dan makna
bendera yaitu :
1. Bendera gajah, ini melambangkan kebesaran.
2. Bendera lipan-lipan, Bendera bermakna agar waspada
terhadap rencana jahat untuk mengacau upacara adat.
3. Bendera hulubalang, bendera ini bermakna penjaga ketertiban
dan keamanan upacara adat.
4. Bendera hudon (periuk). Bermakna adanya penyelenggaraan
pesta besar (horja godang).
5. Bendera halihibutongan (pelangi). Bermakna untuk menyedot
[46]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
air ke langit kemudian mencurahkannya ke bumi.
6. Bendera Dalihan Na Tolu. Bermakna bahwa upacara
adat terselenggarakan berdasarkan hasil musyawarah
kerabat Dalihan Na Tolu.
7. Bendera ihan mera (ikan jurung). Bermakna bahwa pesta
yang dilaksanakan adalah pesta besar, dan ikan dijadikan
sebagai pendamping kepala kerbau.
8. Bendera gunting. Bermakna peringatan kepada yang
pesta untuk waspada terhadap orang yang ingin
memecah belah persatuan hubungan kekerabatan pihak
yang berpesta.
9. Bendera ulok tudung api (ular berkepala merah).
Bermakna peringatan kepada yang pesta adat agar
waspada adanya racun yang dimasukkan orang lain pada
makanan.
10. Bendera tapian raya bangunan, Bendera pertanda bahwa
disini kedua pengantin meninggalkan prilaku masa
remaja dan membuang segala sesuatu yang tidak baik,
dan bermohon kepada Tuhan akan keberhakan hidup.
Pembuatan bendera berdasarkan kemiringan arah tiang
bendera terdapat dua macam menurut luat (daerah) yaitu
(1) diarahkan ke rumah tempat upacara, (2) diarahkan ke
halaman atau jalan menuju rumah.
[47]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Pemasangan bendera biasanya dilakukan oleh keluarga raja-
raja. Pihak yang telah memenuhi ketentuan adat yang boleh
memasang bendera dan tidak bisa memasang bendera bagi yang
tidak memenuhi ketentuan adat.
e. Manortor
Manortor adalah satu satu bentuk kesenian yang masuk dalam
upacara adat bagi orang-orang Tapanuli Selatan. Dalam manortor
ikut terlibat seluruh anggota kerabat baik dari pihak laki-laki
maupun perempuan, kedua pengantin, kelompok muda-mudi.
Jenis tor-tor yang ditampilkan sesuai dengan jenis irama gendang
yang diikuti dengan nyayian/ lagu onangonang/ ende dari seorang
ahli. Manortor dilakukan diatas pentas yang disaksikan oleh
semua kerabat dan kedua pengantin. Pentas untuk manortor
biasanya diletakkan dihalaman rumah. Jaman dahulu, maortor
dilaksanakan selama 7 hari namun saat ini dilakukan 1 hari 1
malam. Syair-syair yang dilantunkan untuk mengiri manortor ini
berisi do’a, harapan atas Kesehatan rezeki, keturunan dan umur
yang panjang. Bila tidak melaksanakan manortor, pihak yang
sedang melakukan horja dapat menggantinya dengan mardikir.
f. Mambaen Goar (Membuat Nama) Harajaon
Dalam tradisi adat Tapanuli Selatan terdapat duan ama yang dapat
diberikan pada seseorang yaitu (1) nama pada masa kecil; (2)
nama saat melangsungkan pernikahan. Pemberian naam saat
pernikahan dengan upacara adat disebut dengan harojoan.
Harojoan pada pengantin laki-laki diambil dari nama nenek
moyang laki-laki (kakek) atau nama tingkatan keturunan kakek.
[48]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Dan yang berhak memberi nama pada masa kecil adalah
alim ulama yang beliau terlebih dahulu menilai makna
yang diberikan, dan yang berhak memberi nama pada
saat pernikahan adalah namora-mora sekaligus
menabalkan gelar (goar) kepada pengantin.
Berdasarkan tradisi adat Tapanuli Selatan, pemberian
gelar dilakukan saat di bawa ke tapain raya bangunan
dan diberikan saat pangupa. Acara pemberian gelar ini
hanya dapat dilakukan bagi yang melakukan horja
dengan menyembelih kerbau. Bagi penerima gelar,
terlebih dahulu diberi tahu apa saja yang harus dijaga
untuk menghargai gelar adat yang diberikan semasa ia
mengarungi hidup berumah tangga.
[49]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
2. Busana Pengantin dan Perhiasan
Pada modul ini disajikan busana pengantin dan perhiasan
Tapanuli Selatan yang telah di modifikasi namun tetap
mendekati unsur-unsur adat yang baku dari adat Tapanuli
Selatan. Pada penjelasan busana dan aksesoris mengikuti unsur-
unsur baku adat Tapanuli Selatan.
A. Busana dan Perlengkapan Pengantin Wanita
1)Baju Godang
Baju Godang adalah baju kebesaran pengantin wanita.
Baju berbahan beludru berwarna hitam dengan model
baju kurung sebagai perlambang magis. Baju dihiasi
tabur-tabur bentuk segitiga yang terbuat dari lempengan
berwarna emas.
Gambar 12. Bajo Gadang
[50]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Model baju kurung longgar tanpa kupnat, leher bagian
depan terdapat belahan sedikit dan bagian belakang baju
menggunakan resleting atau boleh menggunakan
kancing. Panjang baju keseluruhan baju hingga
menutupi lutut kurang lebih 10 cm (dibawah lutut
termasuk hiasan atau manik-manik). Hiasan manik-
manik (simata-mata) bagian bawah baju berwarna
merah, putih dan hitam dengan bentuk motif hiasan raga-
raga ruang-ruang dan bindu (motif khas Tapanuli
Selatan).
2) Sarung Songket/ Tenun Sipirok
Sarung yang digunakan pengantin wanita terbuat dari
tenunan asli Sipirok Tapanuli Selatan yang disebut
"abit". Sarung asli yang digunakan pengantin wanita
berwarna merah. Sedangkan pada saat ini sering
digunakan yang berwarna hitam.
Gambar 13. Sarung songket/ Tenun Sipirok
[51]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Motif tenun songket terdapat ragam hias geometris
tumpal andang (pagar). Ini melambangkan pertahanan
dan penjagaan. Pada bagian kepala abit, terdapat motif
garis-garis silang dan belah ketupat yang bermakna agar
pengantin hidup rukun dan damai, menjalin hubungan
yang baik dengan kahanggi (saudara) dan dimasa depan
menjadi keluarga terpandang di masyarakat. Pada bagian
dada songket terdapat motif hias flora (motif bunga)
yang melambangkan keselamatan dan rezeki yang
melimpah. Motif pucuk rebung terdapat pada kepala
songket bermakna agar setiap individu menjunjung
kebenaran, hormat kepada yang lebih tua dan menjadi
panutan. Cara menggunakan kain songket yaitu posisi
kepala kain ditempoatkan berada ditengah-tengah
bagian depan. Atur kain bagian bagian bawah menutupi
mata kaki, lalu lipat dari arah kiri ke arah kanan. Bagian
pinggang dirapikan ditutup dengan menggunakan
korset.
3) Selempang
Selempang dikenakan oleh pengantin wanita.
Selempang yang digunakan adalah abit (kain tenun
sipirok). Berjumlah 2 lembar (kain kecil). Kedua kain
selempang ini disebut abit ulos selendang tonun patoni
yang merupakan perlambang Dalihan Na Tolu. Sisi Kiri
[52]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
melambangkan mora dan sisi kanan melambangkan
kahanggi. Sedangkan sudut bagian bawah
melambangkan anak boru.
Gambar 14. Selempang Pengantin Wanita
Cara menggunakan selempang yaitu disampirkan/
diletakkan pada bahu kiri dan kanan dengan Panjang
depan dan belakang sama panjangnya. Selempang
disilangkan ke depan dada (untuk bagian depan) dan
disilangkan pula dipunggung (untuk bagian belakang
Dari bahu kanan diarahkan ke kiri jatuh ke pinggul kiri
dan dari bahu kiri diarahkan ke kanan jatuh ke pinggul
kanan.
4) Alas Kaki (Sendal)
Pengantin menggunakan sandal model tertutup di bagian
depan dan terbuka dibagian belakang. Sendal memakai
tumit berwarna hitam.
[53]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Gambar 15. Sendal Pengantin Wanita
B. Perhiasan Pengantin Wanita
1) Bulang
Bulang merupakan aksesoris yang dikenakan dibagian
kepala pengantin wanita. Bulang adalah mahkota yang
dipasang tegak di bagian dahi. Bulang terbuat dari
lempengan yang berwarna emas. Hiasan motif bulang
yaitu motif titik melambangkan suatu kampung yang
banyak penduduknya. Hiasan motif daun
melambangkan kesuburan. Bulang ini memiliki rantai
yang tergantung pada bagian depan bulang, dikaitkan
dibagian sisi kanan, tengah dan sisi kiri. Rantai ini
melambangkan pesan bagi yang memakainya adalah
seseorang yang sudah dituakan adat. Oleh karena itu
penglihatan sudah terbatas, menjaga martabat dan
wibawa keluarga. Bulang terdiri atas beberapa tingkat
yaitu tingkat satu, dua, tiga, lima atau lebih.
[54]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Bulang dikaitkan dengan hewan yang diselmebih.
Bulang melambangkan kebesaran dan kebangsawanan.
Bulang dipakai hanya pada saat pesta adat (Horja
Godang) namun sekarang bulang juga dapat digunakan
pada pesta kecil tanpa adat. Zaman dahulu tingkatan
bulang dipergunakan sesuai dengan strata kehidupan
masyarakat dan memiliki makna tersendiri.
Gambar 16. Bulang
Adapun makna tingkatan bulang yaitu:
Bulang tingkat satu digunakan oleh kalangan
masyarakat biasa yang tidak ada kaitannya dengan
kaum bangsawan.
Bulang tingkat dua disebut Bulang Hambeng. Bulang
Hambeng digunakan oleh kalangan masyarakat biasa
namun masih ada hubungan keturunan dari
bangsawan. Pengantin yang menggunakan Bulang
Hambeng ini biasanya memotong kambing saat pesta.
[55]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Bulang tingkat tiga, lima atau lebih disebut Bulang
Horbo. Bulang ini digunakan oleh keturunan bangsawan
(namora-mora). Pengantin yang menggunakan bulang
ini biasanya memotong kerbau untuk pesta.
2) Perhiasan Pendukung/Pelengkap Bulang
1) Jagar-Jagar
Jagar-jagar adalah hiasan bulang berbentuk bunga
panjang terdapat dibagian kiri dan kanan bulang.
Gambar 17. Jagar-Jagar
2) Tangkai Jarunjung
Tangkai Jarunjung merupakan bagian dari perhiasan
kepala yang penggunaannya di sanggul untuk
menopang bulang agar tetap tegak. Pemakaian
tangkai jarunjung diatas sanggul (antara sanggul dan
kepala).
[56]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Gambar 18. Tangkai Jarunjung
3) Paku-Paku
Paku-paku merupakan perhiasan kepala yang berbentuk
seperti paku payung, Terbuat dari lempengan emas.
Bagian atas paku-paku berbentuk bunga (bulat). Paku-
paku berjumlah ganjil yaitu lima, tujuh atau sembilan di
tengah sanggul. Paku-paku digunakan sebagai penolak
bala.
Gambar 19. Paku-Paku
4) Suri-Suri
Suri-suri merupakan perhiasan kepala yang berbentuk
[57]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
seperti sirkam (sisir kecil). Bagian atas suri-suri
berbentuk melengkung, terbuat dari lempengan
berwarna emas. Lalu menempel padanya sisir kecil.
Suri-suri diletakkan disanggul tepatnya diatas tangkai
jarunjung.
Gambar 20. Suri-Suri
5) Gonjong
Gonjong merupakan aksesoris yang dikenakan
pengantin Wanita dibagian dada. Gonjong terdiri dari
kalung gajah meong yang berbentuk kepala gajah dan
ekor tergulung, kepala gajah menghadap ke kanan
melambangkan kekuatan. Sori bulan yang berbentuk
bulan sabit melambangkan cahaya sinar bulan.
Dijahit pada kain beludru berwarna hitam bersama
goni atau gonjong. Pada kain beludru juga
ditambahkan dengan taburan lempengan emas
berbentuk galak najoji yang bermakna agar pasangan
ramah dan hormat kepada semua orang.
[58]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Motif titik titik pada gajah meong dan bulan sabit
melambangkan sebuah kampung yang banyak
penduduknya.
Gambar 21. Gonjong
Motif lingkaran melambangkan persatuan dan kebulatan
hati. Motif natolu (flora) melambangkan sistem
kekerabatan masyarakat yang memiliki fungsi penjaga
ketertiban adab ditengah masyarakat. Motif angkasa
bintang lima pada bagian tengah gonjong
melambangkan sholat lima waktu yang bermakna agar
pengantin taat pada ajaran agama Islam.
Gambar 22. Gajah Meong
[59]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Gambar 23. Sori Bulan
6) Puttu Dalahi dan Puttu Daboru
Puttu merupakan gelang yang terbuat dari
lempengan berwarna emas. Puttu dikenakan di atas
siku. Puttu terbagi atas 2 yaitu, puttu polos yang
disebut puttu dalahi dan puttu bermotif yang disebut
puttu daboru (wanita).
Gambar 24. Puttu Dalahi dan Puttu Daboru
[60]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Puttu Dalahi dikenakan di lengan kiri. Dan puttu dabora
dikenakan di lengan kanan. Hal ini melambangkan
keutuhan berumah tangga.
7) Gelang Hisik
Gelang hisik terbuat dari lempengan berwarna emas yang
dikenakan dipergelangan tangan kanan dan kiri.
Gambar 25. Gelang Hisik
8) Sasilon Sere
Sasilon Sere atau kuku terbuat dari lempengan berwarna
emas berbentuk kuku panjang.
Gambar 26. Sasilon Sere
[61]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Dikenakan di jari manis dan jari tengah. Ini
melambangkan agar pengantin mendapat harta
kekayaan yang melimpah.
9) Ponding Bobat
Ponding bobat adalah tali pinggang untuk pengantin
wanita, berwarna emas.
Gambar 27. Ponding Bobat
10) Anting-Anting
Anting-anting terbuat dari lempengan berwarna
emas, berbentuk bunga.
Gambar 28. Anting-Anting
[62]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
11) Horis/ Keris
Horis atau yang disebut Keris paruh onggang. Terdapat 2
macam horis yaitu (a) Horis Dalahi yang berbentuk
melengkung, diselipkan disebelah kiri pusat.
Gambar 29. Horis Dalahi
(b) Horis Daboru yang berbentuk cabang diselipkan
disebelah kanan pusat sehingga gagang horis bertemu
saling berpatokan. Horis dipakaikan keduanya setelah
memakai tali pinggang. Horis melambangkan keberanian
dan ketegaran untuk mempertahankan martabat dan
kehormatan keluarga.
Gambar 30. Horis Daboru
[63]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
12) Haronduk
Haronduk adalah tas yang digunakan untuk tempat
sirih pada saat pesta adat. Terbuat dari daun pandan
yang dianyam dan dibalut dengan kertas warna
emas dan dihiasi dengan simata-mata yang
berwarna merah, hitam, putih yang melambangkan
Dalihan Na Tolu bermotif khas Tapanuli Selatan.
Haronduk diletakkan dilengan sebelah kiri.
Gambar 31. Haronduk
C. Busana dan Perlengkapan Pengantin Pria
1) Baju Godang dan Celana Panjang
Baju Godang digunakan oleh pengantin pria. Baju
Godang merupakan baju jas tertutup dengan kerah
tutup berwarna hitam, memakai kantong di dada
sebanyak satu buah dan dua buah saku bertutup
dibagian bawah baju. Atau juga dapat menggunakan
baju teluk belanga (baju kebesaran).
[64]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Namun saat ini kebanyak sudah dimodifikasi dengan
menggunakan jas terbuka dengan kancung 2 dibawah
berwarna hitam. Kancing nya berwarna emas di baju dan
ujung lengan. Baju berbelah dibawah kanan dan kiri.
Gambar 32. Contoh Model Baju Godang
Celana hitam banjang bahan kain berwarna hitam. Bahan
kain sama seperti bahan Baju Godang.
2) Kain Tenun/ Songket Sipirok
Gambar 33. Kain tenun (songket sipirok)
[65]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Kain tenun yang digunakan pengantin pria adalah
kain songket sipirok. Warna disesuaikan dengan
kain yang dikenakan pengantin wanita.
Cara menggunakan kain yaitu kain diukur setinggi
lebih kurang 10 cm dibawah lutut. Kepala kain
berada pada tengah-tengah depan di dalam baju
gondang. Kain digunakan sebelum memakai jas.
Kain dilipat dari kiri ke arah tengah pusat dan dari
kanan ke arah tengah pusat kemudian diikat dengan
bantuan tali.
3) Basean/ Selendang Bahu
Basean atau selendang bahu dikenakan oleh
pengantin pria pada bahu sebelah kanan. Basean
yang dikenakan adalah tenunan sipirok.
Gambar 34. Basean (tenun sipirok)
[66]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
4) Sepatu
Sepatu yang dikenakan pengantin pria adalah selop capal
kulit. Namun sekarang sepatu yang dikenakan adalah
sepatu model pansus berwarna hitam berbahan kulit.
Gambar 35. Model Sepatu Pengantin Pria
D. Perhiasan Pengantin Pria
1) Hampu
Hampu adalah penutup kepala pria (topi), berbahan
beludru warna hitam berbentuk bulat seperti topi.
Bagian bawah Hampu berbentuk bulat mengelilingi
pinggiran bawah hampu dengan bagian sisi nya seperti
simpul ikatan yang ujung-ujungnya mengarah ke atas
dan ke bawah. Hampu dihiasi dengan lempengan emas
dengan motif titik-titik, daun, dan motif bunga mawar.
Hampu melambangkan kekayaan, kebesaran dan
kemuliaan. Lempengan emas yang menghiasi keliling
topi bagian atas melambangkan pertahanan, lilitan
melingkar pada pinggir topi yang dihiasi lempengan
emas melambangkan ketertarikan antara kedua
[67]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
pengantin. Sedang Hiasan lempengan emas yang
berada di tengah-tengah topi/ hampu yang
berbentuk segi lima melambangkan sholat 5 waktu.
Ujung lilitan yang menghadap ke bawah
melambangkan kekuasaan Tuhan yang menciptakan
bumi dan setiap orang akan mati dan kembali ke
Tuhannya. Sedangkan ujung lilitan yang
menghadap ke atas melambangkan kekuasaan
Tuhan yang menciptakan langit sebagai pengingat
kepada manusia untuk melaksanakan perintah-Nya.
Hampu dikenakan di kepala, posisi ujung lilitan
diletakkan lebih kurang 5 jari dari sudut mata
sebelah kanan.
Gambar 36. Hampu
2) Horis (Keris)
Horis yang dikenakan pengantin pria sama seperti
yang dikenakan pada pengantin wanita, yaitu horis
dalahi dan horus daboru.
[68]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Horis diselipkan dikain. Bagian kepala horis diluar
kancing dan bagian keris bawah di dalam baju godang.
Gambar 37. Horis Dalahi dan Horis Daboru
3) Puttu
Puttu atau gelang siku terbuat dari lempengan emas
yang dikenakan diatas siku. Puttu bermotif dikenakan
di atas siku pada lengan kanan dan Puttu polos
disebelah kiri. Hal ini melambangkan keutuhan kedua
pengantin dalam rumah tangga dan berkeluarga.
Gambar 38. Puttu Polos dan Puttu Bermotif
[69]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
3. Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Pada materi ini dibahas mengenai tata rias pengantin
Tapanuli Selatan baik pengantin wanita dan pria. Tata
rias yang disajikan merupakan tata rias pengantin
Tapanuli Selatan berkerudung dan ditambah dengan
langkah tata rias rambut (sanggul) dan pemasangan
perhiasan pengantin wanita. Riasan tetap mengikuti
aturan pakem Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
dengan sentuhan masa kini.
A. Tata Rias Pengantin Wanita
Pada pengantin wanita, tata rias/ makeup
menggunakan warna merah, kuning mas dan hitam
(coklat) pada riasan mata, merah sirih untuk bibir,
dan merah untuk blushon. Foundation yang
digunakan mengikuti warna kulit pengantin.
1) Tahap-tahap tata rias wajah pengantin wanita
1) Pembersihan wajah menggunakan milk
cleanser ke seluruh area wajah dan leher.
[70]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
Gambar 39. Pembersihan Wajah
2) Penyegaran wajah menggunakan face tonic ke seluruh area
wajah dan leher.
Gambar 40. Penyegaran Wajah
3) Pembersihan area mata dan bibir dengan eye makeup remover.
Gambar 41. Pembersihan Area Mata
[71]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
4) Pengaplikasian moisturizer
Gambar 42. Aplikasi Moisturizer
5) Aplikasi Foundation sesuai warna kulit
Gambar 43. Aplikasi Foundation
6) Aplikasi shade hidung
Gambar 44. Aplikasi Shade hidung
[72]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
7) Aplikasi shade tulang pipi
Gambar 45. Aplikasi Shade Tulang Pipi
8) Aplikasi cream blush on merah
Gambar 46. Aplikasi Cream Blush On
9) Aplikasi bedak tabur
Gambar 47. Aplikasi Bedak Tabur
[73]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
10) Aplikasi bedak padat
Gambar 48. Aplikasi Bedak Padat
11) Aplikasi shading luar untuk tulang hidung
Gambar 49. Aplikasi shading luar tulang hidung
12) Aplikasi shading luar untuk tulang pipi
Gambar 50. Aplikasi Shading Luar Tulang Pipi
[74]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
13) Aplikasi blush on powder warna merah sirih
Gambar 51. Aplikasi Blush On
14) Aplikasi eye brow cokelat tua
Gambar 52. Aplikasi Eye Brow
15) Aplikasi eye shadow kuning keemasan sebagai high light
Gambar 53. Aplikasi high light
[75]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
16) Aplikasi eye shadow merah di kelopak mata
setelah menggunakan base shadow
Gambar 54. Aplikasi Eye Shadow
17) Aplikasi shadow coklat tua sebagai
kurungan mata
Gambar 55. Aplikasi Kurungan Mata
18) Aplikasi eye liner
Gambar 56. Aplikasi Eye Liner
[76]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
19) Aplikasi lem bulu mata
Gambar 57. Aplikasi Lem Bulu Mata
20) Aplikasi bulu mata palsu layer 1
Gambar 58. Aplikasi Bulu Mata Palsu
21) Aplikasi eye liner pensil pada bagian dalam hair line
bulu mata
Gambar 59. Aplikasi Eye Liner Pensil
[77]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
22) Pemasangan bulu mata palsu layer ke 2
Gambar 60. Pemasangan Bulu Mata Layer ke 2
23) Aplikasi shadow cokelat pada bagian
bawah garis bulu mata bawah
Gambar 61. Aplikasi shadow di bawah garis
bulu mata bawah
24) Aplikasi bulu mata bawah
Gambar 62. Aplikasi Bulu Mata Bawah
[78]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
25) Aplikasi lip liner merah untuk membingkai bibir
Gambar 63. Aplikasi Lip Liner
26) Aplikasi lipstik warna merah sirih
Gambar 64. Aplikasi Lipstik
27) Area bibir yang telah diberi lipstik dirapikan dengan
foundation menggunakan flat brush
Gambar 65. Merapikan lipstik
[79]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
28) Aplikasi shimer di dahi, pipi, hidung,
dagu agar wajah lebih bersinar
Gambar 66. Aplikasi Shimer
29) Hasil riasan
Gambar 67. Modul Sebelum di Rias
Gambar 68. Model Setelah di Rias
[80]
Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan
2). Tahapan Penggunaan Busana dan Perhiasan Pengantin
Berkeerudung
Pada tata rias pakem, tidak dikenal tata rias pengantin wanita
berkerudung. Namun pada modul ini akan disajikan tata rias
pengantin wanita berkerudung dan tata rias pengantin wanita
(dengan sanggul) yang telah lebih modern (modifikasi) namun
tetap mengikuti tata cara riasan dan pemasangan aksesoris yang
pakem. Tampilan pengantin disini menggunakan aksesoris yang
beberapa telah dimodifikasi dan yang berkembang dimasyarakat.
Berikut tahapan dan tampilan penggunaan busana dan perhiasan
pengantin wanita berkerudung :
Gambar 69. Pengantin mengenakan baju godang, sarung tenun sipirok, hijab,
selempang dan kalung gonjong
1) Terlebih dahulu Pengantin mengenakan sarung tenun sipirok
yang dilipat dari arah kiri ke kanan dan kepala kain ditengah.
Setelah itu, gunakan baju godang. Sebelum mengenakan
[81]