- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
i
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Judul Buku :
PUBLIC SPEAKING ITU MENARIK
Penulis :
Supriyanto, S.H., M.E., CI.,CH., CHt., CI., CPS®
Layout & Cover :
Luthfi Rosyad
Cetakan :
Pertama, Februari 2018
ISBN :
-
Penerbit :
TRUSTCO
Anggota IKAPI Jakarta No. 497/DKI/X/2014
Talavera Office Park Lt.26 Jl. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jaksel
Operational Office: - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jl. Melati 2 No. 106 Jatiwarna - Pondok Melati - Kota Bekasi 17415
Telefax : 021-84992559 web: www.trustco.or.id email:[email protected]
ii
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
KATA PENGANTAR
Public speaking diperlukan oleh semua orang, apapun tugas dan jabatannya.
Kemampuan berbicara di depan umum saat ini merupakan kebutuhan utama
dalam pelaksanaan tugas yang dapat menunjang karir. Buku ini merupakan
bacaan yang sangat bermanfaat bagi para pemula namun juga sangat
membantu bagi para public speaker yang sudah memiliki jam terbang.
Tugas pembicara tidak hanya menghabiskan materi atau sekedar
menghabiskan alokasi waktu yang disediakan baginya. Pembicara harus
berhasil menyampaikan pesan sehingga audiens nya memahami isi pesan
serta memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu sesuai maksud dan
tujuan pembicara. Teknik yang benar saja tidak mencukupi untuk mencapai
tujuan tersebut. Diperlukan persiapan yang matang, latihan yang penuh
semangat serta olah pentas yang baik agar public speaking dikatakan berhasil.
Menarik atau tidaknya sebuah speech tergantung banyak hal, diantaranya
skenario yang direncanakan dan dipraktikkan oleh sang pembicara.
Bumbu-bumbu yang menyegarkan suasana tersedia di buku ini. Saya sangat
menyarankan Anda menekuni bab demi bab dalam buku ini, kemudian
menyusun rencana bicara Anda di depan umum dengan gaya Anda sendiri.
Nikmati kesuksesan yang lebih besar dengan public speaking yang lebih
menarik.
Sumarjono
Direktur Perencanaan Strategis dan Tl
BPJS Ketenagakerjaan
iii
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ~ iii
Daftar Isi ~ iv
Pendahuluan ~ vi
BAB 1
Kunci Sukses Public Speaking : 3P (Persiapan, Praktik, Pentas) ~ 1
A. Persiapan ~ 2
B. Praktik ~ 11
C. Pentas ~ 15
BAB 2
Hidupkan Tubuh Anda ~ 19
A. Pesan Kinesik ~ 20
B. Pesan Prosemik ~ 22
C. Pesan Artifaktual ~ 22
D. Pesan Paralinguistik ~ 22
E. Pesan Sentuhan dan Bau - bauan ~ 23
BAB 3
Dahsyatnya Kekuatan Story Telling ~ 25
A. Pengertian Story Telling ~ 26
B. Story Telling sebagai Pendahuluan ~ 27
C. Story Telling sebagai Pemecah Kebekuan ~ 30
D. Story Telling sebagai Ilustrasi ~ 31
E. Story Telling sebagai Metafora ~ 33
F. Story Telling sebagai Penutup ~ 34
G. Tips dalam Membawakan Story Telling ~ 36
BAB 4
Sirami dengan Humor ~ 41
A. Tips Membawakan Humor dalam Sebuah Presentasi ~ 45
B. Contoh Humor ~ 48
iv
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
BAB 5
Hypnosis lah Audiens Anda ~ 53
A. Beberapa Istilah Pokok dalam Hypnosis ~ 55
B. Aplikasi Hypnosis dalam Presentasi ~ 58
BAB 6
Kumpulan Game Menarik ~ 65
A. Perkenalan ~ 67
B. Energizer ~ 78
C. Perlombaan ~ 91
Referensi ~ 106
Penulis ~ 107
v
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
PENDAHULUAN
Wiwit jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Vas bunga dengan
warna putih yang terpajang elegan di sebuah etalase sebuah super market.
Bentuknya bagus, dan warnanya begitu menggoda di bawah kilauan lampu
etalase itu. Ia ingat beberapa hari lalu melihat vas yang bentuknya sama,
dengan warna yang kurang menggoda di sebuah toko kecil di kompleks
Pasar Raya. Saat itu Wiwit tidak begitu tertarik, tapi entah mengapa, saat ini
vas itu begitu menarik. Cara menyajikan vas itu ke mata pembeli ternyata
berbeda. Di toko kecil, vas diatur menumpuk dengan vas-vas lain dan jarang
dibersihkan. Debu sudah mengurangi daya tarik warna putih vas itu.
Jika kita analogikan vas tersebut dengan sebuah presentasi, maka kita dapat
mengatakan bahwa sebuah presentasi dengan materi yang sama namun jika
packaging-nya kurang menarik, maka audiens menjadi kurang berminat.
Petugas toko, salesman, presenter, pemimpin, semuanya memiliki tugas
yang sama: menjual barang atau jasa kepada customer atau anak buah.
Ketertarikan bisa diciptakan dengan sedikit upaya berupa kemasan. Dalam
sebuah presentasi, seberapa baik kita mengemas materi dan seberapa
menarik suasana pembelajaran kita buat, sedemikian juga rasa ketertarikan
audiens itu akan muncul.
vi
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
vii
--------------------------Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ---------------------------
--------------------------
“- - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
Sesuatu yang bagus
akan lebih bernilai jika
disajikan dengan lebih
menarik.
~Kak Yo~
viii
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Public Speaking itu
MENARIK
BAB 1
Kunci Sukses Public Speaking :
3P (Persiapan, Praktik, Pentas)
1
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
“Only the prepared speaker deserves to be confident,”
~ Dale Carnegle
“All the great speakers were bad speakers at first.”
~ Ralph Waldo Emerson
Keberhasilan sebuah kegiatan public speaking tidak semata-mata hanya
tergantung pada kemampuan berbicara dari pembicara. Banyak faktor yang
ikut menentukan berhasil atau tidaknya sebuah presentasi. Kualitas topik
yang dipilih, latar belakang audiens, pengetahuan audiens, sikap audiens,
dukungan peralatan, lamanya waktu presentasi, serta banyak faktor lainnya.
Pernahkah Anda mengikuti sebuah kegiatan di sebuah tempat dan suara yang
terdengar seperti gema? Bisakah Anda bayangkan jika kita diminta berbicara
di sebuah ruangan yang berada tepat di pinggir rel kereta api yang digunakan
untuk lalu lalang kereta api? Pernahkah Anda mengalami kacaunya panitia
sebuah kegiatan mengatur jadwal sehingga Anda harus menunggu sangat
lama untuk tampil?
Dalam sebuah kegiatan public speaking, banyak hal yang dibawah kendali
seorang pembicara dan banyak juga hal-hal yang di luar kendali si pembicara.
Kendali pembicara memiliki porsi yang lebih besar dibanding faktor di luar
kendalinya. Bagi audiens tidak penting itu di bawah kendali pembicara
atau tidak. Bagi audiens acara yang baik, menarik, dan bermanfaat ingin
dinikmatinya sebagai bagian dari profesionalisme pembicara. Oleh karena
itu, pembicara perlu melakukan upaya mulai dari awal sampai dengan akhir
agar audiens mendapatkan manfaat dari kegiatan public speaking tersebut.
Bagi pembicara sendiri, kepuasan dari audiens akan materi dan cara
penyampaian materi merupakan kebanggaan tersendiri. Dari hal-hal yang
diluar kendali pembicara dapat juga dilakukan upaya jauh hari sebelumnya.
Kemudian untuk hal-hal yang dalam kendali pembicara, perlu perhatian serius
dari pembicara untuk melakukan pengorganisiran yang baik. Agar sebuah
kegiatan public speaking dikatakan berhasil, dalam buku ini disampaikan
sebuah kunci sukses public speaking yang terdiri atas 3 P yaitu preparation
(persiapan), practice (praktik), dan perfomance (pentas).
A. PERSIAPAN
“It takes one hour of preparation for each minute of presentation time.”
~ Wayne Burgraff
2
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Tak seorangpun yang ingin gagal atau merencanakan kegagalan. Namun
Winston Churchill mengatakan,” He who fails to plan is planning to
fail.” Dengan demikian dapat dipahami setiap public speaker yang telah
berpengalaman sebelum tampil telah melakukan persiapan yang cukup.
Kredibilitas para pembicara ulung itu ditentukan saat pentas. Kualitas
persiapan dan latihannya akan teruji ketika ia tampil di depan umum. Kegiatan
yang dilakukan di belakang panggung ini sangat menentukan keberhasilan
speaker dalam membawakan materinya. Semakin baik persiapan dilakukan,
maka semakin baik juga kemungkinan keberhasilan public speaking yang
akan dilakukan. Dampak yang paling nyata bagi kondisi psikologis bagi
speaker dengan persiapan yang baik ini antara lain mengurangi nervousness
dan menambah kepercayaan diri.
Dalam persiapan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Mengetahui dan memastikan kegiatan public speaking itu diadakan dalam
rangka apa?
2. Siapa saja audiens nya?
3. Apa alasan penunjukkan kita sebagai speaker?
4. Siapa saja speaker selain kita?
5. Kapan dan berapa lama waktu yang disediakan bagi kita?
6. Siapa personal in charge (PIC) kegiatan yang dapat kita hubungi?
7. Bagaimana kondisi tempat yang akan digunakan? Berapa luas? Dingin?
8. Bagaimana kesiapan alat pendukung seperti sound system, pencahayaan,
pendingin ruangan, LCD, kursi, dan lain-lain?
9. Apa output (atau bahkan outcome) dari kegiatan tersebut?
10. Bagaimana skenario yang akan kita jalankan?
Sebagai gambaran berapa lama waktu yang kita perlukan untuk melakukan
persiapan, Arina Nikitina mengatakan bahwa untuk tampil selama 1 menit
kita membutuhkan waktu 1 jam persiapan. Jadi jika kita akan presentasi
selama 20 menit maka kita membutuhkan waktu persiapan 20 jam termasuk
untuk mencari materi yang mendukung presentasi kita. Mengapa begitu
lama? Jadi kalau saya akan tampil selama dua jam (120) menit, maka saya
harus melakukan persiapan selama 120 jam? Kalaulah satu hari kita bisa
melakukan 10 jam persiapan, maka kita butuh 12 hari persiapan? Wow ….
apa tidak berlebihan itu? Itulah kondisi idealnya jika kita ingin dikatakan well
3
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
prepare. Perbandingan yang sangat ekstrim tersebut menandakan pentingnya
kegiatan persiapan.
Waktu yang begitu lama dalam persiapan dimaksudkan untuk dapat
menjawab 10 pertanyaan di atas. Untuk itu seorang pembicara perlu
mengumpulkan informasi agar dapat menyiapkan materi dengan tepat. Jika
dalam pencapaian sebuah tujuan sering digunakan sebuah teknik dengan
akronim SMART (specific, measurable, achievable, realistic, dan time related)
maka dalam public speaking kali ini SMART merupakan akronim dari:
1. Select your material
Materi yang akan disampaikan harus disiapkan dengan baik. Dalam memilih
materi yang tepat, beberapa hal perlu diperhatikan misalnya kondisi audiens,
ketersediaan waktu, dukungan sarana dan prasarana. Pilihlah materi yang
tepat dan sesuai dengan tujuan kegiatan, sesuai dengan kebutuhan audiens,
serta sesuai dengan gaya audiens.
Pemahaman kita terhadap materi dapat diibaratkan dengan gunung es yang
ada di lautan. Bagian di atas air yang kelihatan oleh mata tidak terlalu besar
hanya sekitar 20%, namun di bawah air, gunung es itu melebar dan besar
sekitar 80%. Demikian juga sebaiknya pemahaman kita terhadap sebuah
topik. Pengetahuan dan pengalaman kita terhadap materi seharusnya lebih
luas dan mendalam dibandingkan apa yang akan kita presentasikan nanti.
Hal ini perlu dipertimbangkan untuk menghindari audiens kita memiliki
anggapan bahwa mereka jauh lebih mengerti dan paham tentang materi itu
dibanding kita sebagai pembicara.
Bagaimana caranya agar kita dapat memiliki pemahaman yang komprehensif
terkait materi? Ada beberapa langkah agar pada tahap persiapan ini materi
kita dapat kuasai dengan baik dengan bahan yang memadai:
a. Mulailah dengan apa yang sudah kita kuasai dan pahami terkait materi
b. Kumpulkan dan tuliskan semua informasi yang menarik dan relevan bagi
audiens kita
c. Pilihlah 1-3 poin utama yang akan kita organisir dan akan disampaikan
kepada audiens
d. Sadari bahwa audiens akan terkesan ketika menemukan “aha moment”
sehingga perlu disiapkan materi presentasi yang belum dimilikinya dan
ingin didengarnya
4
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
e. Cobalah berpikir out of the box serta temukan sudut yang unik untuk
menyampaikan materi kepada audiens
f. Kumpulkan buku, kisah, pengalaman orang lain, pengalaman diri sendiri,
hasil penelitian, jurnal, koran, majalah, dan lain sebagainya untuk
melengkapi presentasi kita yang akan dikemas baik dengan cerita, ilustrasi,
contoh-contoh, fakta menarik, data statistik maupun sebagai alat bantu
nantinya. Dengan kumpulan bahan tersebut maka kita akan menemukan
ide baru dan segar yang mewarnai presentasi kita nantinya. Pastikan
bahan-bahan tersebut up-to date dan mempermudah pemahaman audiens
nantinya.
2. Map out an outline
Langkah kedua setelah kita memilih materi atau topik kita adalah memetakan
garis besar dari presentasi kita. Kita perlu membuat outline dari presentasi
yang akan kita sajikan. Ini merupakan awal yang sangat bagus untuk kita
dapat mengorganisir dengan baik semua bahan yang sudah kita miliki. Dalam
outline kita juga menyebutkan poin-poin utama untuk dapat ditindaklanjuti
dengan unsur-unsurnya secara logis. Jika kita gagal mengelaborasi outline
yang baik, bisa jadi keseluruhan presentasi kita menjadi tidak meyakinkan.
Outline mengandung lima elemen dasar yaitu attention grabber, introduction,
body, conclusion, dan call to action.
a. Attention grabber
Dalam outline perlu dituliskan cara kita untuk menarik perhatian audiens.
Banyak cara yang dapat dilakukan sebagaimana diuraikan dalam bab
mengenai opening. Cara yang sering disampaikan oleh para pembicara
terkenal antara lain dengan memberikan pertanyaan, pernyataan, cerita
maupun menyampaikan fakta yang mengejutkan. Tujuan dari penulisan
outline dengan elemen attention grabber ini adalah menarik perhatian
audiens agar memasuki nuansa pembelajaran dan sekaligus membantu
pembicara untuk menghadirkan kepercayaan diri. Sebagai contoh kita
menuliskan pertanyaan dalam outline : “Pernahkah terpikir oleh Bapak/
Ibu untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui menyemangati diri
sendiri?” Sering juga digunakan pernyataan seperti: “Orang sukses adalah
orang yang mampu menemukan masalah dalam usahanya sebelum
pesaingnya menemukan.” Saya sering menggunakan kalimat: “Senang
5
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
sekali rasanya saya bisa ada di ruangan ini bersama-sama dengan para
pemimpin hebat di instansinya masing-masing.”
Penggunaan kalimat tanya atau kalimat positif (pernyataan) dimaksudkan
untuk menarik perhatian peserta dan agar peserta mengijinkan pikirannya
masuk ke suasana pembelajaran. Ini merupakan upaya awal dari pembicara
untuk secara langsung melibatkan audiens dalam presentasinya. Dengan
pertanyaan atau pernyataan tersebut, audiens mulai mengisi pikirannya
dengan sesuatu yang berbeda ketika berangkat dari rumah masing-masing.
Perhatian audiens akan bergeser ke arah pembicara dan materinya. Itulah
inti perlunya kita menuliskan attention grabber dalam outline kita.
b. Introduction
Setelah kita rencana cara menarik perhatian audiens, kita melanjutkan
dengan menulis pendahuluan dari presentasi kita. Ada dua pertanyaan
penting yang harus kita jawab dan kita sampaikan dalam pendahuluan
ini. Pertama, Apa manfaat atau keuntungan audiens menyimak presentasi
kita? Kedua, Mengapa para audiens harus peduli terhadap presentasi kita?
Oleh karena itu dalam pembukaan kita sampaikan inti dari presentasi
kita, permasalahan yang perlu dipecahkan dan dicarikan solusinya, atau
kumpulan inti kunci.
Setelah audiens kita tarik perhatiannya, kemudian kita sodorkan kepada
audiens keuntungan mengikuti presentasi kita. Agar audiens mampu
menangkap keuntungan tersebut maka kita perlu melihat sisi kepentingan
audiens. Jika audiens sudah mengatakan di dalam hati : Wah … materinya
menarik ini, Wah …. ini penting buat saya. Kereeen …. saya harus mengikuti
sampai selesai. Jika audiens sudah memiliki kalimat itu di dalam hatinya,
maka introduction kita berhasil. Dalam outline kita perlu merencanakan
cara agar kalimat tersebut ada di pemikiran audiens. Dalam bab mengenai
opening, hal ini diuraikan lebih lengkap.
c. Body
Dalam body inilah inti dari presentasi kita. Bahan-bahan yang kita sudah
dapatkan dalam select your materials dan telah kita pelajari merupakan isi
dari presentasi kita. Outline yang kita buat memuat poin-poin penting dari
body. Perlu disadari bahwa body ini memiliki porsi 80% dari keseluruhan
presentasi kita. Penyajiannya dibahas tersendiri dalam bab Sajikan Materi
dengan Mudah dan Menawan. Dalam penyajian ini penjelasan secara detil
6
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
dari poin kunci yang kita sudah sampaikan dalam introduction. Selain itu
penyajian juga mendukung teori inti dan menyampaikan hal terkini terkit
dengan materi kita.
Para pembicara terkenal memiliki gaya yang berbeda-beda dalam
menyampaikan presentasinya. Sebagian mengorganisir dengan runtut
presentasinya dengan menggunakan urutan waktu. Materi disusun
berdasarkan urutannya berdasarkan waktu, perjalanan waktu, atau proses.
Dengan demikian audiens dapat dengan mudah memahami berdasarkan
urutan-urutan yang sistematis dan logis.
Sebagian pembicara menyusun presentasinya seperti mendaki gunung,
urut dari bawah atau yang kurang penting sampai puncak gunung yang
paling penting. Presentasinya diarahkan kepada kondisi puncak. Pikiran
dan emosi audiens digiring atau diarahkan sehingga berhasil mencapai
puncak.
Banyak juga ditemui dalam berbagai macam seminar, pembicara yang
berusaha memberikan pemahaman kepada audiensnya dengan metode
cause-effect atau sebab akibat. Pembicara pada awalnya menyampaikan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh audiens yang menyita
waktu, pemikiran, dan tenaga audiens di tempat kerjanya. Setelah
permasalahan diidentifikasi, pembicara melanjutkan pada alternatif
solusi yang memungkinkan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut. Terkadang bukan alternatif solusi, namun
hanya satu solusi yang digiring oleh pembicara. Terakhir, pembicara
menyampaikan benefit yang didapat dengan melakukan solusi tersebut.
Sebagian pembicara lainnya menggunakan cara yang dimulai dari
menyampaikan sebuah visi atau gagasan yang lebih luas (complex)
kemudian mengajak audiens untuk menguraikan menjadi rincian tindakan
yang khusus (specific). Dengan cara ini audiens seperti dikondisikan untuk
melakukan tindakan tertentu dengan tetap menggunakan logika dan
sistem yang terstruktur.
Semua cara di atas adalah pilihan yang dapat diambil oleh pembicara dalam
menyajikan presentasinya. Semua skenario ini perlu dipertimbangkan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam menuliskan outline untuk
body ini gaya atau cara yang akan digunakan dalam presentasi harus
sudah dipikirkan dan dituangkan dalam tulisan oleh pembicara. Dalam
7
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
praktiknya tidak menutup kemungkinan gabungan dari beberapa gaya
tersebut tergantung dari materi yang akan dibawakan.
d. Conclusion
Setelah menguraikan ide, gagasan, pemikiran dalam body, di penghujung
presentasi perlu disampaikan kesimpulan. Dalam outline kesimpulan
ini juga perlu dituliskan sehingga rangkaian penjelasan menuju kepada
satu pemahaman akhir. Dari pesan dalam materi, kita lakukan ringkasan
yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat dengan ide utama yang sudah
dipaparkan dalam keseluruhan presentasi. Kesimpulan ini memiliki porsi
sekitar 5-10% dari presentasi kita. Sebagaimana dalam pembukaan, dalam
kesimpulan ini juga perlu diakhiri dengan catatan yang bermakna. Jika
dihubungkan dengan bab terdahulu, kesimpulan ini merupakan bagian
dari rangkaian penutupan presentasi.
e. Call to action
Langkah terakhir dalam presentasi adalah mengajakaudiens untuk
melakukan suatu tindakan tertentu. Jika Anda bergerak di bidang
marketing, tentu call to action nya adalah membeli produk barang atau jasa
yang Anda tawarkan. Apabila presentasi kita tentang perubahan mind set
maka call to action nya adalah mengajak audiens untuk memiliki growth
mind set misalnya.
Rangkaian kegiatan dalam presentasi yang sudah diuraikan di atas, sekali
lagi, perlu dituangkan dalam outline sehingga akan memudahkan kita
dalam pentas di panggung presentasi yang sebenarnya. Kemampuan
menuangkan ide dalam outline akan sangat membantu kita meraih
kesuksesan dalam presentasi.
3. Add humor and personality
Kita masih dalam ranah persiapan yang tadi sudah dimulai dari select
your material, dan map out an outline. Saat ini kita masuk dalam huruf
ketiga dari SMART yaitu add humor and personality. Langkah selanjutnya
adalah menuliskan konsep presentasi kita. Apakah keseluruhan kalimat
yang akan kita ucapkan dalam presentasi? Tentu tidak. Maksudnya adalah
kita menuliskan kalimat-kalimat yang tidak boleh trlewatkan ketika kita
presentasi. Presentasi yang kita tuliskan sebaiknya tidak seperti tulisan
detil dari sebuah penelitian ilmiah. Bahasa yang digunakan tidaklah sebaku
8
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
dan sekaku laporan penelitian ilmiah. Ingat tujuan presentasi kita adalah
memengaruhi audiens kita, sehingga sesuatu yang nyaman bagi audiens yang
kita pilih. Salah satu kuncinya adalah membuat presentasi menjadi berwarna
dan menarik. Sebuah presentasi akan semakin berwarna dan menarik jika
kita mampu menambahkan sebuah ‘bumbu’ yang baik berupa humor dan
selingan lainnya. Kita presentasi selayaknya sedang melakukan entertain dan
menyajikan sesuatu yang ‘gurih’ bagi audiens. Apakah saya harus pintar main
sulap atau menjadi seperti stand up comedian? Mungkin ada yang berpikir
seperti itu setelah membaca pernyataan di atas. Tentu saja tidak. Kita tetap
perlu menjaga semangat membuat senang audiens dalam menuliskan konsep
presentasi kita. Dua hal yang perlu dilakukan untuk membuat senang audiens
yaitu : membuat presentasi menarik dan melibatkan audiens. Dengan
demikian perhatian audiens akan tetap terjaga pada materi dan pada kita
sebagai prembicara, bukan pada laptop atau pada gadget mereka. Itulah
pentingnya menuliskan konsep presentasi dengan menambahkan humor dan
sejenisnya.
4. Revise your speech
Langkah keempat dari SMART dalam persiapan ini adalah revise your speech.
Langkah ini dilakukan ketika penulisan konsep yang memasukkan unsur
humor telah selesai dilakukan. Konsep presentasi yang sudah selesai perlu
kita lihat kembali sambil memikirkan bagaimana caranya agar lebih bisa
dikembangkan lagi. Pertama, lakukan membaca cepat dari awal sampai
akhir konsep presentasi. Jika menemukan bagian yang tidak sejalan dengan
skenario kita tandai dan segera diperbaiki. Cara yang tepat untuk menemukan
bagian tersebut adalah membayangkan presentasi yang sesungguhnya.
Kemudian kedua, teliti kalimat yang kita sudah susun, jika memungkinkan
perpendek kalimatnya khususnya untuk kalimat yang diucapkan dengan
maksud melibatkan emosi audiens. Sangat disarankan menggunakan
kalimat yang lebih pendek dan memiliki tekanan di sisi emosional, misalnya :
9
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Semula tertulis: Direvisi menjadi:
Semua Pegawai Negeri Sipil baik PNS, tanpa kecuali, dilarang cuti di di
pelaksana, pejabat struktural, maupun awal tahun.
pejabat fungsional dilarang cuti di awal
tahun.
Siapa yang harus menjaga Menjaga keutuhan NKRI, jika
keutuhan NKRI? Kita bertanggung bukan kita - siapa lagi, jika bukan
jawab menjaga keutuhan NKRI. sekarang-kapan lagi.
Ini adalah saat yang tepat untuk
menunjukkannya.
Kami akan melakukan diskon yang Bayangkan besarnya keuntungan
perlu Anda manfaatkan. Dapatkanakan Anda dengan diskon kami di akhir
mendapatkan banyak keuntungan jika
membeli produk yang kami diskon tahun ini.
pada akhir tahun ini.
Ketiga, gunakanlah kata sifat yang tak terlupakan dalam merevisi
presentasi kita agar lebih dahsyat. Contohnya :
Semula tertulis: Direvisi menjadi:
Bapak/Ibu, gunakanlah kesempatan Bapak/Ibu mari manfaatkan
yang ada sebaik mungkin. kesempatan emas ini.
Kita sedang dihadapkan pada kondisi Kita sedang dihadapkan pada kondisi
yang penuh dengan permasalahan. yang penuh dengan permasalahan
yang menantang.
Beberapa perusahaan di bidang
otomotif sedang mengalami Beberapa perusahaan di bidang
peningkatan. otomotif sedang mengalami
peningkatan yang menjanjikan.
Dalam melakukan revisi, kita juga dapat melakukan cara keempat yaitu
dengan memanfaatkan cerita inspiratif agar presentasi kita lebih menarik
dan berkesan. Walaupun tipe presentasi kita cenderung datar, itu bukan
berarti kita harus menyajikannya dengan datar-datar saja. Dalam revisi
ini kita dapat memilih cerita yang tepat untuk menggambarkan poin-poin
penting dalam presentasi kita. Cara menyampaikan cerita dibahas pada bab
khusus mengenai story telling.
5. Tie loose ends together
Saat ini kita telah sampai pada huruf T pada akronim SMART. Pada awalnya
kita telah menyeleksi bahan presentasi. Kemudian kita telah memetakan
outline dari presentasi kita dengan terstruktur. Kemudian kita menuliskan
10
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
konsep presentasi dalam garis besar serta memberi bumbu dengan humor.
Setelah itu kita memastikan kembali alur dan kalimat yang digunakan. Jika
dipandang perlu kita juga melakukan revisi untuk menghasilkan presentasi
yang lebih menarik. Terakhir dalam persiapan ini adalah kita memastikan ada
benang merah mulai dari awal presentasi sampai dengan akhir presentasi.
Presentasi yang kita lakukan harus menyatu mulai dari pembukaan sampai
dengan penutup. Dalam persiapan ini kita harus memastikan bahwa ketika
kita membuka dengan sebuah pernyataan yang berkekuatan kuat, demikian
juga dalam mengakhirinya. Sangat disarankan pembicara memperhatikan
yang detil ini seperti konsistensi pernyataan dari awal sampai dengan akhir.
Pembukaan yang bagus dengan pernyataan tertentu yang masih diingat oleh
audiens, harus berkaitan dengan presentasi sampai dengan akhir presentasi.
Alat bantu yang kita pakai harus dipastikan mendukung konsistensi tersebut.
Demikian juga dengan story telling yang kita pilih harus sesuai dengan materi
presentasi. Presentasi sudah utuh, menyatu dan konsisten dari awal hingga
akhir.Apabila hal ini sudah kita pastikan terjaga, maka presentasi yang kita
rancang sudah siap untuk dipraktikkan.
B. PRAKTIK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, public speaking merupakan
keterampilan selayaknya keterampilan di bidang lainnya yang memerlukan
latihan dan praktik yang berulang-ulang. Sering kali kita menghadiri sebuah
seminar atau pelatihan dan dibuat terkagum-kagum akan penampilan
presenter. Sepertinya mudah sekali merangkai kata, penyampaiannya juga
demikian lancar, seakan tanpa keraguan dan kesulitan. Presenter itu sama
seperti kita, manusia biasa yang dilahirkan juga sama tanpa keahlian sekelas
itu. Mari kita coba melihat perjalanannya sampai dengan ia ada di depan kita
saat ini. Seorang Ippho Santosa bahkan memiliki latar belakang yang kurang
menakjubkan. Kata beliau ketika saya ikut seminarnya, dulunya beliau
bukanlah termasuk anak dengan prestasi akademik yang cemerlang. Beliau
juga mengakui awalnya sangat tidak percaya diri dalam Bahasa Inggris dan
maju ke depan kelas. Kehidupan menempanya sehingga bisa berkarya luar
biasa saat ini. Siapa yang tidak kenal dengan Ippho Santosa yang seorang
motivator, enterpreneur, dan trainer handal milik Bangsa indonesia ini?
Jamil Azzaini juga demikian halnya, beliau dahulunya memiliki pengalaman
hidup yang sangat jauh untuk disombongkan. Beberapa kali saya duduk di
11
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
bangku peserta ketika Jamil Azzaini presentasi. Selalu saja decak kagum saya
muncul. Saya berpikir awalnya kalau beliau lahir dari keluarga berada yang
percaya diri dari masa kecilnya. Menurut cerita beliau, kehidupan di masa
lalu beliau penuh dengan hinaan dari orang-orang sekitar yang melihat
kemiskinan orang tua beliau. Ternyata menurut beliau dahulu beliau tidak
percaya diri. Bahkan untuk berbicara di depan umum, barangkali Anda lebih
hebat pada awalnya. Tempaan kehidupan dan petuah dari orang tua yang
hebat membuat beliau berhasil menjadi Insinyur Pertanian, persis seperti
cita-cita beliau. Lihatlah saat ini, betapa mengagumkannya beliau ketika
tampil di depan umum. Ribuan pelatihan berskala nasional telah dikelolanya
dengan luar biasa. Betapa banyak pengusaha yang kemudian berguru kepada
beliau.
Mengapa orang-orang hebat tersebut saat ini dapat tampil begitu memukau
audiens? Latihan, praktik, latihan, praktik dan demikian
seterusnya. Adakah tentara di dunia ini yang begitu diterima
menjadi anggota tentara langsung diterjunkan ke medan
tempur? Mungkin ada, ketika dalam kondisi darurat
perang. Kalau dalam kondisi normal, seorang tentara
pasti dilatih terlebih dahulu dengan latihan yang keras.
Pelatihnya memberikan simulasi kondisi perang
yang dirancang menyerupai perang dalam
kondisi yang sesungguhnya. Bisa dibayangkan
apa yang akan ditemui oleh
tentara baru tanpa latihan
itu di medan tempur.
Ia akan bersembunyi
di balik bebatuan atau
pepohonan. Ia akan ragu
untuk sekedar melangkah
di tengah desingan peluru
lawan. Bisa-bisa ia berakhir
dengan kematian yang mengenaskan
pada pertempuran pertama.
Mari kita pergunakan dengan logika yang
sama dalam public speaking. Seorang
pembicara dadakan dapat saja berdiri
12
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
di podium. Alat pelantang suara sudah siap dipergunakan. Materi belum
disiapkan dengan baik. Kesempatan sudah diberikan. Ia tidak tahu siapa
saja di depannya. Ia tidak paham bagaimana saja latar belakang audiensnya.
Bahkan ia tidak mengerti apakah yang dibutuhkan oleh sekumpulan
orang yang duduk rapi di ruangan itu. Jangankan latihan, keberanian saja
belum dimilikinya. Anda dapat memperkirakan hasil dari presentasinya.
Menyedihkan.
Dengan membayangkan hasilnya dari sebuah presentasi yang tidak siap
dilakukan, kita menjadi sadar bahwa persiapan itu penting. Dalam uraian
terdahulu sudah disampaikan secara menyeluruh langkah persiapan. Langkah
selanjutnya setelah bahan siap disajikan adalah kita mempraktikkan
skenario yang sudah disusun dengan baik. Banyak tips yang diberikan oleh
para pakar public speaking dalam melakukan latihan atau praktik ini. Salah
satunya dengan cara berdiri di depan kaca sambil memperagakan gerakan
yang dirancang agar nanti kalau presentasi bisa menarik. Tips ini disarankan
untuk dilakukan agar kita terbiasa dengan gaya yang akan dipakai. Secara
psikologis praktik model ini juga akan meningkatkan kepercayaan dirinya
karena dapat melihat ekspresinya di depan kaca. Penampilan di depan kaca
yang dapat diamati sendiri adalah ekspresi, pergerakan dari satu tempat ke
tempat lainnya, serta bagaimana cerita dibawakan dengan dukungan bahsa
tubuh yang memadai.
Saya juga sering melakukan latihan berbicara dengan cara mengucapkan
kalimat yang akan saya gunakan nanti di presentasi pada saat mengendarai
mobil. Saya membayangkan saya sudah berdiri di panggung dan mengucapkan
kalimat demi kalimat dengan volume yang cukup. Tidak ada kekhawatiran
kalau suara di dengar orang di luar mobil karena kaca tertutup dan mobil
posisi berjalan. Suatu ketika saya menuju ke sebuah hotel di Jalan Parangtritis
Yogyakarta tempat diselenggarakannya capacity building salah satu kantor
vertikal Kementerian Keuangan. Saya berangkat dari tempat menginap dua
jam sebelum jadwal kegiatan karena hujan deras dan ada beberapa ruas jalan
yang macet (biasa terjadi pada saat long weekend). Saya membayangkan
sudah berada di meeting room hotel dan memulai latihan berbicara sambil
mengemudikan mobil. Kemudian mulai dari opening saya praktikkan kalimat
demi kalimat. Di dalam mobil itu saya bisa melatih intonasi bicara dan
mencoba menyampaikan materi yang akan dipresentasikan. Latihan seperti
ini sangat disarankan bagi para pembicara untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik lagi.
13
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sebagian pembicara juga melakukan latihan di kamar mandi. Kamar mandi
merupakan tempat alternatif untuk melakukan latihan. Aktifitas di dalam
kamar mandi dapat dibarengi dengan latihan menyampaikan materi. Bagi
sebagian orang mungkin menganggap kamar mandi adalah tempat yang
tidak tepat untuk latihan. Namun perlu diingat kamar mandi adalah tempat
persembunyian yang ideal karena minim gangguan. Bukankah itu sebuah
tempat yang aman untuk berlatih jurus-jurus andalan? Tentu saja.
Beberapa teman saya melakukan latihan langsung dengan audiens. Namun
karena mencari audiens yang mau diajak latihan agak susah, maka biasanya
yang dijadikan audiensnya adalah anak atau istri/suaminya. Mereka adalah
orang terdekat yang akan dengan suka rela memberikan feed back kepada
kita. Selain itu gratis lagi, tidak perlu memberi honor. Manfaat lainnya dengan
melibatkan keluarga dalam latihan ini adalah untuk mengatasi demam
panggung serta melatih otak kita untuk menghubungkan public speaking
dengan pengalaman baik dalam praktik.
Keluarga dekat tersebut diminta duduk di tempat yang disimulasikan sebagai
tempat presentasi. Kemudian pembicara memulai dengan opening sampai
dengan closing. Pembicara melibatkan audiens ‘kecil’ nya dalam keseluruhan
presentasi. Presentasi juga dapat disertai dengan simulasi pengajuan
pertanyaan dan cara menjawab yang benar oleh pembicara. Simulasi ini
dibuat selayaknya presentasi sebenarnya sehingga kepercayaan diri pembicar
meningkat dan kesiapan materi dan mental juga meningkat. Praktik di depan
orang (sungguhan) bermanfaat untuk mendapatkan masukan perkembangan.
Jika kita mendapat komentar dari orang lain tentang penampilan kita yang
buruk, itu bukan akhir segalanya. Bahkan itu adalah awal yang menarik untuk
dapat dikembangkan.
Pembicara yang sudah terkenal mungkin tidak memerlukan latihan
sebagaimana pemula. Dalam kesiapan materi saja, bagi pembicara profesional
hal itu sudah sangat memadai. Tinggal kesiapan mental biasanya tinggal
mengkondisikan batin saja setelah semua persiapan termasuk mengetahui
audiens yang akan ada dalam presentasinya. Latihan yang dilakukan terus
menerus akan menambah kehebatan siapapun yang melakukan presentasi.
Alternatif lain untuk selalu melakukan praktik adalah mengikuti perkumpulan
yang mengharuskan anggotanya untuk mengasah kemampuan public
speaking. Manfaatkan perkumpulan itu untuk memperbaiki kemampuan
14
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
dalam public speaking. Komunitas yang anggotanya berkecimpung di dunia
public speaking sangat membantu mengembangkan potensi sehingga seorang
pembicara akan selalu meningkatkan kemampuannya.
C. PENTAS
“There are three things to aim at in public speaking: first, to get into your
subject, then to get your subject into yourself, and lastly, to get your subject
into the heart of your audience”
~ Alexander Gregg
Inilah saat yang ditunggu-tunggu, atau barangkali bagi sebagian orang inilah
saat yang paling ditakutkan. Pentas atau menunjukkan kemampuan kita
di panggung merupakan sebuah aktifitas yang bisa dimaknai berbeda oleh
orang yang berbeda. Ketika diminta (hanya diminta saja) untuk mengisi
sebuah pelatihan mengenai leadership di salah satu perusahaan otomotif,
saya memiliki kebahagiaan yang luar biasa. Dalam benak saya, saya akan bisa
mengaktualisasikan diri saya di depan para pemimpin perusahaan otomotif
itu. Kebahagiaan sekaligus kebanggaan seperti inilah yang dapat menjadi
energi yang siap mendukung penampilan kita di pentas sesungguhnya.
Beberapa kali saya juga diminta untuk mengisi sesi motivasi dengan tema
yang sangat menarik yaitu dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi
Sedunia. Wow….terbayang sama saya betapa orang yang ada di kelas nanti
adalah orang-orang yang memiliki latar belakang yang beragam. Barangkali
ada penggiat anti korupsi, atau jangan-jangan sebagian ada yang masih
menganggap korupsi itu biasa saja. Dalam menyiapkan materi, saya memiliki
semangat untuk mengajak agar siapapun audiens nanti, bersatu hati untuk
memerangi korupsi. Korupsi yang melemahkan segala sendi bangsa ini.
Korupsi yang mendistorsi hasil pembangunan selama ini. Perasaan antusias
ini saya pertahankan hingga detik terakhir memberi materi di instansi-
instansi tersebut.
Gregg dalam kutipan di atas mengingatkan kita bahwa kita tidak hanya materi
berguna bagi kita saja, namun lebih jauh lagi, materi itu akan membuat
audiens kita tergerak mengikuti semua persuasi yang kita sampaikan. Materi
itu masuk di dalam hati audiens kita dan kita punya kesempatan untuk
mengajak audiens untuk mewujudnyatakan isi materi presentasi kita.
15
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Persiapan dan latihan yang kita lakukan sebelumnya merupakan setengah
dari keberhasilan kita dalam presentasi. Ketika kita sampai pada saatnya
presentasi di panggung, itulah kesempatan kita untuk membuatnya menjadi
100% berhasil. Oleh karena itu dalam melakukan presentasi, pada P yang
ketiga ini, kita harus benar-benar tampil total. Kita hilangkan perasaan
dengan awalan : jangan-jangan. Seperti, jangan-jangan audiens tidak
tertarik, jangan-jangan saya berbuat salah, jangan-jangan presentasi saya
membosankan, dan jangan-jangan presentasi saya gagal. Kita buang semua
kalimat dengan awalan jangan-jangan tersebut dengan menggantinya dengan
kalimat yang optimis.
Ketika kita di atas panggung melakukan pentas kita, pikiran kita harus
selalu positif. Hal ini akan sangat menolong kita menghadapi segala situasi.
Skenario yang telah kita susun dan latih biarkan mengalir dengan fleksibel.
Apabila di pentas ini asumsi kita tentang audiens meleset entah berapa
persenpun, hal itu bukan akhir segalanya. Bukankah dalam menyusun materi
kita sudah perhitungkan semuanya? Bukankah dinamika di dalam presentasi
akan membuat pembelajaran semakin berwarna? Oleh karena itu mantapkan
dengan skenario awal, jika tidak berjalan dengan baik, segeralah beralih
kepada skenario yang sudah kita perhitungkan, tentu dengan berbesar
hati dan tidak ada kesan memaksakan skenario kita berjalan sepenuhnya.
Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi kendala-kendala dalam
presentasi yang akan mengganggu performa kita. Persiapan yang detail akan
sangat menolong kita disaat-saat genting tersebut.
Sebelum tampil, sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan
yang berminyak dan makanan berat yang mengenyangkan. Sarapan, makan
siang atau makan malam sesaat sebelum tampil harus kita perhatikan agar
tidak mengganggu kita dalam melakukan presentasi. Suara Anda akan sangat
dibutuhkan dalam presentasi, maka hindari makanan atau minuman yang
bisa mengganggu kualitas suara kita.
Dalam bab mengenai sajikan presentasi dengan nyaman dan menawan telah
diuraikan banyak hal agar presentasi kita membuat audiens menikmatinya.
Di luar yang telah disajikan, dalam sub bab pentas ini disarankan beberapa
hal sebagai berikut:
a. Bersikaplah santai ketika akan memulai presentasi. Hindari sikap gugup
apalagi ketakutan. Yakinkan hati bahwa persiapan kita untuk presentasi
ini sudah sangat baik dan saat ini kita siap untuk ‘naik panggung’.
16
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
b. Awali dengan senyum indah ketika menyapa audiens. Hal ini akan membuat
Anda semakin tenang, percaya diri dan audiens pun akan semakin merasa
nyaman.
c. Talk to audiences, not only talk at them. Anda berbicara dengan audiens
bukan hanya berbicara sendiri pada audiens. Libatkan emosi audiens di
dalam presentasi kita.
d. Bersikaplah fleksibel untuk menanggapi pendapat audiens. Sikap yang
kaku akan merugikan diri kita sendiri.
e. Jaga mood Anda selama presentasi. Buatlah semua menyenangkan baik
bagi diri kita maupun bagi audiens kita.
f. Jagalah bahasa tubuh Anda. Ingat baik-baik materi terkait hidupkan
tubuhmu pada bab setelah ini.
Rangkaian 3 P tersebut di atas merupakan rangkaian yang perlu kita lakukan
sebagai bagian dari keberhasilan kita. Mulailah dengan persiapan yang
matang, detail dan penuh perhitungan. Kemudian latihlah diri kita dengan
berbagai cara yang paling nyaman bagi kita. Terakhir nikmatilah kepuasan
atas manfaat dari presentasi kita di depan umum. Keberhasilan pada satu
presentasi merupakan modal yang besar untuk melakukan persiapan di
presentasi berikutnya.
17
--------------------------Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ---------------------------
--------------------------
“- - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
Persiapkan materi
presentasi dengan detil,
praktikkan dengan
sering, dan pentaskan
dengan sepenuh hati.
~Kak Yo~
18
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Public Speaking itu
MENARIK
BAB 2
Hidupkan Tubuh Anda
19
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
“Body language is a very powerful tool. We had body language before we
had speech, and apparently, 80% of what you understand in a conversation
is read through the body, not the words.”
~ Deborah Bull
Bahasa tubuh merupakan proses dari komunikasi non verbal yang telah
dibahas dalam bab terdahulu memiliki porsi 55% dari keberhasilan sebuah
komunikasi menurut Albert Mehrabian. Dalam konteks presentasi yang
kita sajikan, selain bahasa tubuh kita penting diperhatikan, juga kita perlu
mengerti atau bisa membaca bahasa tubuh audiens kita. Bagi diri kita sebagai
presenter, fisik, mental dan emosional kita dinyatakan melalui gerakan baik
yang disadari maupun yang tidak disadari. Meskipun kita hebat memilih
diksi yang tepat namun jika bahasa tubuh tidak mencerminkan pemikiran
maupun perasaan kita maka komunikasi tidak berjalan dengan baik. Kutipan
dari Deborah Bull di atas menyadarkan kita betapa pentingnya bahasa tubuh
kita, bahkan orang akan memahami pembicaraan bukan dari kata-kata
namun dari bahasa tubuh kita. Dampak dari bahasa tubuh lebih dahsyat dari
kalimat yang kita ucapkan. Disinilah nilai penting kita memiliki kemampuan
menghidupkan tubuh kita sebagai bagian dari kemampuan public speaking
kita.
Pesan non verbal menurut Rakmat (1994) dalam bukunya Psikologi
Komunikasi dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu pesan kinesik, pesan
prosemik, pesan artifaktual, pesan paraluinguistik, dan pesan sentuhan dan
bau-bauan. Dalam tulisan ini akan diuraikan satu persatu mengenai kelima
pesan non verbal tersebut sebagai pertimbangan dalam menyusun strategi
penyampaian materi.
A. PESAN KINESIK
Pesan kinesik adalah pesan non verbal yang dalam menyampaikan pesan
tersebut menggunakan gerakan tubuh. Gerakan tubuh yang masuk dalam
komponen pesan kinesik adalah pesan fasial, pesan gestural, dan pesan
postural. Ketiga pesan ini sangat mendukung keberhasilan penyampaian pesan
verbal karena dari ketiga pesan non verbal ini audiens akan mendapatkan
kesan yang menambah keyakinannya.
1. Pesan Fasial
Bayangkan seorang presenter yang sedang menceriterakan sebuah
malapetaka di suatu daerah berupa angin topan. Angin tersebut berkekuatan
sangat besar sehingga mampu membuat pohon tercabut dari tanah, atap
20
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
rumah beterbangan, serta korban bergelimpangan. Bagaimana penilaian
audiens kalau presenter itu membawakan cerita tersebut dengan wajah
yang ceria dan penuh dengan senyuman. Ia bahkan menguraikan secara
detil korban yang penuh penderitaan itu dengan ekspresi wajah yang datar.
Apakah ini kedengaran wajar? Tentu saja tidak. Bagaimana perasaan audiens
ketika mengetahui malapetaka yang membawa korban? Sedih, haru, dan
empati. Pesan kesedihan yang disampaikan dengan wajah ceria tidak akan
menguatkan isi pesan verbalnya. Wajah dapat menyampaikan pesan tertentu,
meskipun tanpa suara dan kata-kata.
Salah satu cara untuk membuat presentasi kita menarik adalah dengan
memanfaatkan wajah atau mimik kita dalam menyampaikan pesan. Ekspresi
wajah dapat membuat hubungan antara presenter dan audiens lebih baik lagi.
Ekspresi wajah sangat efektif dalam menguatkan pesan verbal. Alam bawah
sadar setiap manusia menyimpan memori yang luar biasa tentang peristiwa
yang telah berlalu. Di dalamnya tersimpan bagaimana ekspresi-ekspresi yang
apabila diperagakan akan secara otomatis memunculkan kesan.
Menurut pendapat para ahli, ekspresi wajah dapat menyampaikan makna
tertentu seperti: kebahagiaan, rasa terkejut, rasa ketakutan, kemarahan,
keramahan, kesedihan, rasa muak, rasa takjub, minat, semangat atau tekad dan
kecaman. Audiens dapat dengan mudah membedakan ekspresi senang atau
tidak senang, maupun ekspresi minat atau tidak berminat. Awali presentasi
dengan senyuman yang hangat. Hal ini akan membuat nyaan audiens karena
menunjukkan sikap persahabatan dan keramahan. Bagaimana jika seorang
presenter hanya memeragakan mengangkat kedua bahunya dengan tangan
terbuka di depan tubuhnya? Apa kira-kira maksud presenter jika ia menepuk
dahinya sendiri? Apakah audiens dapat memahami maksud presenter yang
hanya membelalakkan matanya sambil mulutnya terkatup? Luar biasa sekali.
Anda langsung memiliki pengertian mengenai maksud presenter ketika
melihat itu semua. Presentasipun akan menjadi lebih hidup dan natural.
Itulah letak dahsyatnya pesan fasial.
2. Pesan Gestural
Pesan non verbal ini berkaitan dengan gerakan anggota tubuh yang dapat
menguatkan penyampaian pesan. Gerakan yang bersifat visual ini memiliki
peran yang besar dalam membantu presenter dalam menanamkan
pemahaman kepada audiensnya. Gerakan yang lazim digunakan adalah
dengan tangan dan lengan kita meskipun gerkan kepala, bahu maupun kaki
juga dapat dilakukan. Tangan dapat menjadi alat komunikasi yang handal.
Gerakan tersebut dapat membuat pesan semakin efektif.
21
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Gerakan tersebut tentu saja harus yang mendukung apa yang diucapkan
secara verbal. Hal ini dapat merangsang respon dari audiens karena pada
prinsipnya pesan gestural memiliki beberapa manfaat antara lain:
a. Membuat penjelasan kalimat semakin jelas dengan dukungan gestur;
b. Menguatkan penekanan pada kata yang diucapkan;
c. Memasukkan pengertian lebih cepat ke dalam pemahaman audiens;
d. Merupakan alat bantu visual;
e. Merangang partisipasi dari audiens;
f. Mengendurkan saraf sehingga dapat mengurangi kegugupan;
g. Membantu memperjelas makna karena lebih terlihat dibanding gerakan
mata jika jumlah audiens besar.
3. Pesan Postural
Pesan non verbal berupa postural memberikan tambahan informasi yang
penting selain yang diucapkan melalui kata-kata. Dalam dunia psikologi,
postur tubuh menunjukkan pengaruh pada sisi emosinya. Pola gerakan
tubuh tertentu menunjukkan adanya emosi yang khusus. Misalnya tubuh
yang condong ke belakang dapat diartikan menarik diri, tidak nyaman atau
ingin segera keluar dari sebuah topik. Gerakan tubuh ini dapat dimaknai oleh
audiens, sehingga sebagai presenter kita harus berhati-hati menunjukkannya.
Sebaliknya kita harus berusaha mendemonstrasikan gerakan yang membuat
nyaman audiens seprti tubuh condong ke arah audiens.
B. PESAN PROSEMIK
Pesan ini menggunakan pengaturan jarak dan ruang. Jarak ini akan
menunjukkan keakraban atau keintiman presenter dengan audiensnya.
C. PESAN ARTIFAKTUAL
Pesan non verbal ini diwujudkan dalam penampilan tubuh, pakaian, maupun
kosmetik dan asesoris. Pesan ini erat kaitannya dengan bagaimana seorang
presenter berpakaian dan berpenampilan.
D. PESAN PARALINGUISTIK
Pesan non verbal ini berkaitan dengan bagaimana mengucapkan pesan
verbal. Pengucapan pesan verbal akan memiliki makna yang berbeda ketika
diucapkan dengan cara yang berbeda. Mari kita lihat kalimat di bawah ini :
22
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Ayah Sinta mengambil kotoran jangkrik.
1. Berhentilah pada Ayah dan mengucapkan dengan nada memanggil:
Ayah | Sinta mengambil kotoran jangkrik
Makna : Sinta memberitahukan kepada ayahnya bahwa ia mengambil
kotoran jangkrik.
2. Cara kedua, pengucapan berhenti pada kata Sinta :
Ayah Sinta | mengambil kotoran jangkrik.
Makna : Subyek dari kalimat di atas adalah ayah Sinta. Predikatnya
mengambil dan obyeknya adalah kotoran jangkrik. Pengertiannya adalah
ayah dari Sinta mengambil kotoran jangkrik.
3. Pengucapan ketiga adalah berhenti pada kata rantai :
Ayah Sinta mengambil kotoran | jangkrik.
Makna : ungkapan yang tidak senang dan kasar yang diwakili oleh kata
jangkrik kepada ayah Sinta yang mengambil rantai.
Cara mengucapkan yang berbeda memberikan arti yang sangat berrlainan.
Kalimat di atas, juga dapat diucapkan dengan intonasi yang berlainan
untuk menunjukkan pertanyaan, keraguan, keyakinan, atau penolakan.
Pesan paralinguistik dapat dilakukan melalui nada, kualitas suara, volume,
kecepatan dan irama suara.
E. PESAN SENTUHAN DAN BAU-BAUAN
Pesan non verbal yang berupa sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan
komunikasi yang jarang digunakan. Dari segi kepekaan manusia kepada
sentuhan dan bau-bauan sangat bervariasi. Hal ini dapat menguatkan pesan
verbal yang diucapkan oleh pembicara. Suatu ketika saya dan teman-teman
sedang mengikuti sebuah pelatihan. Pembicara menyiapkan bau-bauan yang
cara menggunakannya dengan dibakar, aroma therapy. Sebagian menikmati
bau-bauan tersebut dan membantu pembicara dalam memahami materi.
Beberapa orang justru sebaliknya, sangat terganggu dan mengalami gangguan
pernafasan. Oleh karena itu dalam menggunakan pesan ini harus diantisipasi
hal-hal seperti itu agar dampaknya positif dan bukan negatif.
23
--------------------------Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ---------------------------
--------------------------
“- - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
Tubuhmu hidup,
Hidupkan Tubuhmu lebih
lagi, dan kehidupanmu
akan lebih utuh.
~Kak Yo~
24
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Public Speaking itu
MENARIK
BAB 3
Dahsyatnya Kekuatan
Story Telling
25
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
“Tell me the facts and I’ll learn. Tell me the truth and I’ll believe. But tell me
a story and it will live in heart forever.”
~ Native American Proverb
“Story telling is about connecting to other people and helping people to see
what you see.”
~ Michael Margolis
Sebagian besar dari populasi manusia di dunia ini sangat menyenangi cerita.
Cerita yang dikemas dengan baik dan disampaikan dengan penuh penjiwaan
akan membekas di ingatan audiens. Mungkin saja paparan Anda mengenai
dasar hukum dilupakan peserta, mungkin juga grafik yang Anda buat dengan
susah payah begitu saja lenyap dari pemikiran audiens, namun tidak dengan
cerita. Cerita itu akan membekas di hati audiens jika disampaikan dengan
benar.
Manusia dewasa pada dasarnya adalah anak-anak yang berbadan besar,
sehingga kesukaan anak-anak juga tetap ada di diri manusia dewasa. Lihatlah
ketika Anda menceritakan suatu petualangan mencari harta karun kepada
anak-anak, mereka begitu antusias menyimak. Imajinasi mereka berjalan
seiring jalannya cerita. Ketika Anda mengatakan sebuah pohon besar yang
penuh dengan lumut, maka imajinasi mereka langsung membentuk sebuah
pohon besar dan ada lumutnya. Demikian juga dengan manusia dewasa.
Mereka sangat menikmati cerita yang Anda sampaikan. Sebuah kesalahan
yang biasa dilakukan oleh para speaker atau leader adalah menghindari
bercerita ketika melakukan presentasi. Mereka beranggapan bahwa cerita
itu akan merusak nuansa serius atau formal. Padahal audiens menantikan
cerita itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan suatu
pemahaman.
A. PENGERTIAN STORY TELLING
Story telling merupakan salah satu cara yang digunakan dalam public speaking
yang berupa penuturan cerita yang terstruktur dengan baik mengenai
peristiwa nyata atau imajiner. Story telling terdiri atas dua kata yaitu story
berarti cerita dan telling berarti penceritaan. Penggabungan dua kata story
telling berarti penceritaan cerita atau menceritakan sebuah cerita. Story telling
merupakan usaha yang dilakukan oleh pemberi cerita dalam menyampaikan
isi materi, perasaan, buah pikiran atau sebuah nilai dengan kemasan sebuah
cerita kepada orang lain. Story telling ini sering digunakan dalam sebagai
26
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
media untuk berbagi perasaan dan kisah untuk menawarkan sebuah nilai
secara terselubung dan dengan cara yang menarik kepada audiens.
Persyaratan dalam bercerita yang dipegang teguh oleh para presenter adalah :
presenter tidak boleh berbohong. Cerita yang kita bawakan sebaiknya tidak
menipu audiens. Penipuan yang terang-terangan di depan audiens ini tidak
akan pernah dilupakan. Oleh karena itu kita harus berusaha sebaik mungkin
mengemas cerita tanpa harus membohongi audiens. Andaikata ada bagian
cerita yang tidak kita sampaikan, namun alur cerita kita percantik dengan
tidak menyampaikan beberapa baris kalimat dalam cerita tersebut, hal ini
bukan termasuk pembohongan terang-terangan. Kita ingin memberikan
penekanan di satu sisi dan menghemat waktu di sisi yang lain.
B. STORY TELLING SEBAGAI PENDAHULUAN
Kisah yang diceritakan pada awal presentasi akan mengajak audiens kepada
nilai yang akan kita presentasikan. Sebagai pengantar materi, kisah tersebut
diusahakan untuk dapat membuat audiens seakan-akan mengalami atau
dapat membayangkan kisah itu dengan lebih jelas. Sifat pesan dalam story
telling ini adalah naratif. Untuk membawa masuk perhatian audiens, story
telling dapat dilakukan dengan berbagai cara. Walaupun cara yang digunakan
bervariasi, menurut Labov biasanya paling tidak mengandung lima bagian:
opener (pembuka), orientation (orientasi), complicating events (bagian
sulitnya), resolution (resolusi), dan coda (hubungan antara masa lalu dan
sekarang). Opener dimaksudkan untuk memberitahukan cerita yang akan
kita bawakan. Biasanya diawali dengan pernyataan singkat yang menarik
perhatian audiens. Orientation biasanya pengantar mengenai waktu kejadian,
tempat atau sebuah karakter tertentu. Complicating events adalah bagian
yang sulit yang akan melibatkan perasaan audiens. Resolution merupakan
bagian akhir dari cerita atau lebih tepatnya bagaimana kita mengakhiri cerita.
Kemudian coda (juga dikenal dalam musik) yang dimaksudkan adalah kita
mengaitkan kejadian dalam cerita tersebut dengan kondisi atau kejadian
sekarang ini. Coda ini merupakan potongan yang merupakan penutup dari
cerita yang bermakna.
Contoh lima bagian dalam cara menyajikan story telling sebagaimana
pendapat Labov adalah sebagai berikut:
27
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Opener “Saya selalu ingat kejadian ketika kami sekeluarga mau naik ke
Orientation kawah Gunung Bromo”
Complicating
events “Liburan Natal Tahun 2016 itu, saya sekeluarga melakukan
perjalanan ke Bromo”
Resolution
Coda “Sesampainya di parkiran hardtop, kami disambut oleh penyedia
jasa angkutan kuda untuk naik ke dekat kawah tanpa harus
berjalan kaki. Setelah disepakati tarif sewa ke atas dan baliknya
ke bawah lagi, kami berempat naik ke kuda masing-masing.
Paling depan Rendy, anak terakhir, kemudian Rema, anak sulung,
Si Mama, baru saya.
Sesampainya di jalan naik yang kelihatannya cukup sulit, Rendy
dan Rema dengan senang mengikuti gerakan kuda yang lincah.
Tapi kemudian si Mama berteriak keras, “Mama takuuuuuttt.
Sudah Mama sampai sini saja, gak usah naik.” Si pemilik kuda
berusaha menenangkan dan meyakinkan jalan akan aman.
Tetapi si Mama tetap tidak mau ke atas. Saya bilang, “Kan sudah
sepakat harga Ma, udah gak papa, pas di depan yang sempit itu
pejamkan mata. Aman kok Ma … aman Ma,” paksa saya. Dengan
setengah menangis dan suara yang bergetar si Mama memohon,
”Pa, Please …… Mama benar-benar takut. Orang tidak berani kok
dipaksa lho. Udah sana Papa nyusul anaknya.”
Saya bingung sekali Bapak/Ibu …… kedua anak saya sudah
naik ke atas dan tidak dapat saya lihat lagi. Pasti mereka sudah
menunggu di atas. Sementara si Mama sudah keluar air mata
ketakutan namun jika saya tinggal ke atas maka dia sendirian di
bawah. “Ya sudah. Pak bisa keliling di lapangan sini saja kan, jadi
istri saya bisa menikmati naik kuda keliling-keliling di sekitar
sini?” Tanya saya kepada tukang kudanya. “Bisa Pak, nanti saya
ajak lihat pemandangan di sekitar sini saja,” begitu jawabnya.
Kemudian saya segera menyusul kedua anak saya ke atas Bapak/
ibu sekalian. Sesampainya di parkiran kuda di bawah tangga
ke arah puncak Bromo itu saya lihat anak saya sudah bosan
menunggu. “Lho mana Mama, Pa?” Tanya Rema. “Mamamu
takut mas, kita bertiga saja ya,” jawab saya. Mereka memaklumi
keadaan itu dan kami bergegas menuju tangga.
Kamipun mendaki satu demi satu anak tangga sampai di puncak.
Betapa cerianya wajah kedua anak saya. Mereka mengajak foto
selfie dan seperti terbayar sudah rasa lelah mendaki dari bawah
tadi. Kami bertiga begitu takjub akan Kuasa Tuhan atas bumi ini.
Sungguh berat perjuangan batin naik ke atas puncak Bromo
tersebut, namun secara keseluruhan kami menikmati perjalanan
kali ini dengan hati gembira dan terkenang sampai dengan saat
ini.
28
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Cerita yang disampaikan sebagai pendahuluan diusahakan melibatkan
indera penglihatan dan pendengaran dari audiens yang penggunaannya
dikombinasikan dengan baik. Permainan intonasi harus menarik bagi
pendengaran audiens. Ketika sedih harus dengan nada sedih, demikian
juga ketika perasaan lega juga harus terdengar perasaan kelegaan itu dalam
pengucapan kalimat kita. Ekspresi kita juga harus mendukung suasana hati
pada saat kejadian yang diceritakan. Kalau cerita berisi dialog dua orang maka
disarankan kita mengambil posisi di dua tempat untuk membantu visualisasi
audiens pada tokoh pertama dan kedua.
Contoh cerita di atas dapat digunakan sebagai pembuka untuk materi kita
terkait :
- ethical dillema yaitu satu saat dimana kita harus memilih langkah terbaik
khususnya penekanan di bagian cerita :
“Saya bingung sekali Bapak/ Ibu …… kedua anak saya sudah naik ke atas
dan tidak dapat saya lihat lagi. Pasti mereka sudah menunggu di atas.
Sementara si Mama sudah keluar air mata ketakutan namun jika saya
tinggal ke atas maka dia sendirian di bawah.”
Langkah mengaitkan dengan materi menjadi bagian yang penting, seperti
contoh kalimat berikut:
“Kita sering berada dalam kondisi tersebut, bingung harus mengutamakan
siapa. Saat ini kita akan membahas tuntas mengenai pengambilan
keputusan dalam kondisi sulit. Bapak/Ibu sekalian akan merasakan
mudahnya mengambil keputusan ketika kita tahu apa yang terbaik dari
sisi etika.”
- Karakter manusia : quiters, campers, dan climbers dengan penekanan cerita
pada bagian berikut :
“Tapi kemudian si Mama berteriak keras, “Mama takuuuuuttt. Sudah Mama
sampai sini saja, gak usah naik.”
Langkah mengaitkan dengan materi sebagaimana contoh kalimat berikut:
“Mentalitas orang yang menyerah sebelum mencoba yang kita sebut
dengan quiters. Quiters melihat gunung begitu tinggi, bahaya untuk
mendakinya walaupun menggunakan alat bantu sekalipun. Quiters memilih
untuk mundur pada suatu kondisi ketika merasa diri tidak nyaman dan
aman. Quiters tidak ada kemauan untuk mencoba dan memilih lari dari
permasalahan. Bapak/Ibu sekalian tipe seperti apa kita ini? Quiters,
campers, ataukah climbers? Materi berikut ini akan mengantarkan kita
29
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
menjadi pejuang tangguh yang tetap semangat sampai dengan tercapainya
tujuan hidup kita.”
C. STORY TELLING SEBAGAI PEMECAH KEBEKUAN
Kisah atau cerita yang ditujukan untuk membuka berbeda dengan cerita yang
diarahkan untuk memecah kebekuan. Cerita pemecah kebekuan kita sajikan
ketika presentasi sudah berjalan dan perhatian peserta sudah keluar dari
materi presentasi. Sebagai contoh, setelah coffee break atau istirahat siang,
biasanya peserta telah melakukan pembicaraan yang bersifat umum dan
sangat dimungkinkan keluar dari materi.
Cerita pemecah kebekuan juga dapat ditujukan untuk mengembalikan
semangat peserta di tengah-tengah presentasi. Sebagai pemecah kebekuan,
cerita yang kita pilih adalah cerita yang sifatnya menyenangkan, atau
provokatif, dan memberikan insight bagi peserta untuk ‘menginjak gas’ ke
materi kita.
Berikut beberapa contoh cerita pemecah kebekuan:
Opener:
“Sebelum masuk ke materi, saya punya sebuah kisah ketika itu saya dan
rombongan pergi ke Singapura dan tertahan pemeriksaan imigrasi di Bandara
Changi.”
Orientation:
“Tahun 2105 kami melakukan perjalanan inovasi ke kampus NUS bersama
dengan teman-teman program Doktoral UNDIP. Salah satu teman kami
bernama Pak Aos.”
Complicating event:
“Pihak imigrasi Singapura memeriksa Pak Aos cukup lama. Mereka berulang
kali menanyakan nama untuk meyakinkan:
“What is your name?”
“My name is Aos, sir.”
“Your first name is Aos, right?”
“Yes, Aos.”
“What is your middle name, sir?”
“I have no middle name.”
30
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
“And, your last name is…?”
“I have no last name, My name is Aos. Only Aos.”
Pihak imigrasi Singapura menganggap nama teman saya tersebut cukup unik
sehingga mereka melakukan pemeriksaan dengan seksama. Satu persatu kartu
identitas Pak Aos diperiksa, mulai dari paspor, KTP, SIM, dan kartu-kartu yang
memuat identitas lainnya. Pak Aos menjelaskan dan berusaha meyakinkan
petugas imigrasi, bahwa di Indonesia nama seperti beliau dianggap biasa saja.
Bahkan ada orang dengan nama satu huruf saja. Setelah semuanya diperiksa,
mereka kemudian mengijinkan Pak Aos untuk keluar dari tempat itu. Kami
yang berjalan di depan Pak Aos kemudian menanyakan mengapa kok Pak Aos
lama sekali diperiksa. Kemudian gelak tawa kami pecah karena mengetahui
pihak imigrasi meragukan nama yang dimiliki oleh Pak Aos. “
Resolution:
Setelah puas dengan menertawakan diri sendiri, kamipun beranjak menuju
loket MRT yang ada dalam satu kompleks dengan bandara tersebut.
Coda:
Betapa pentingnya kita memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan
mempengaruhi orang lain sebagai mitra bicara kita. Informasi yang kita
sampaikan mungkin saja asing atau aneh di telinga pendengar kita, namun
tugas kitalah membuat penjelasan yang singkat dan jelas. Dengan demikian
orang akan mudah memahami dan terpengaruh dengan ide, gagasan atau
pemikiran kita.
D. STORY TELLING SEBAGAI ILUSTRASI
Cerita yang digunakan sebagai ilustrasi sangat membantu audiens dalam
memahami materi yang kita presentasikan. Dengan menggunakan cerita,
maka audiens dapat membayangkan atau membandingkan pemahaman
yang sudah dimilikinya dengan kondisi di dalam cerita. Contoh berikut
terjadi ketika saya mengadakan kelas basic hypnotherapy. Pada sesi awal
saya menerangkan terminologi yang biasa dipergunakan dalam hypnosis.
Kemudian setelah itu saya menjelaskan empat gelombang otak dimana
orang dalam kondisi deep trance memiliki gelombang tetha. Tidak semua
orang mudah diinduksi, ada tiga jenis orang yaitu mudah, rata-rata, dan sulit.
Untuk mengetahui seseorang pada saat itu ada di jenis apa, maka kita bisa
mengetes tingkat sugestibilitasnya. Kemudian saya sampaikan satu persatu
cara melakukan tes sugestibiitas. Agar audiens saya mudah membayangkan
dan memahami tes sugestibilitas, saya menggunakan cerita berikut:
31
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Opener :
“Bapak/ Ibu yang saya cintai, tes sugestibilitas itu memegang peranan penting
dalam keberhasilan kita memberikan sugesti kepada klien kita. “ (opener)
Orientation:
“Akhir Desember 2016, saya beserta Tim diundang untuk mengisi capacity
building kantor vertikal kami yang ada di Tarakan. Kegiatan dilakukan di
Pulau Derawan yang sangat indah itu. Pada malam pertama kami menginap
di pulau itu, saya bercerita dengan pemandu tour bernama Senit yang duduk
satu meja dengan saya.
Complicating event:
“Senit mengatakan kalau sampai dengan malam itu sangat ketakutan
kalau lihat jarum suntik, bahkan lihat fotonya pun sangat takut. Kemudian
beliau minta saya melakukan teraphy. Ia ingin menikah, namun untuk bisa
menikah harus diimunisasi terlebih dahulu. Imunisasi tentu menggunakan
jarum suntik. Saya katakan bahwa Senit harus dites sugestifitasnya dahulu.
Ia pun menyanggupinya. Saya kemudian meminta Senit tutup mata dan
membayangkan sebuah balon.
“Balonnya warna apa mbak Senit?” tanya saya.
“Merah Pak Yo, Balonnya besar.” Jawab mbak Senit.
Kemudian saya bilang kepada Senit,” sekarang bayangkan balonnya diikatkan
di tangan kanan mbak Senit, kekuatan terbang balon itu mengangkat tangan
kanan mbak Senit pelan-pelan.”
Kemudian tangan kanan Senit terangkat pelan sekali.
“Balonnya yang diikat sekarang ditambahkan, semuanya jadi 5 balon, semakin
kuat mengangkat tangan mbak Senit ” kata saya kemudian.
Tangan kanan Senit dengan kecepatan yang lebih tinggi terangkat ke atas dan
semakin ke atas.
Resolution:
Proses tes sugestibilitas itu tidak sampai tiga menit dari saat saya minta
tolong beliau memejamkan mata sampai dengan terangkatnya tangan kanan
itu sampai tinggi. Setelah itu saya lanjutkan dengan induksi dan Senit pun
masuk kondisi trance.
32
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Coda:
Bapak/Ibu yang saya hormati, dengan kondisi seperti itu, kita dapat katakan
bahwa Senit memiliki tingkat sugestibilitas yang tinggi. Dengan kondisi itu
kita dapat dengan mudah membawa beliau ke gelombang tetha dimana kita
dapat memberikan sugesti positif yang bermanfaat.“
Cerita saya tersebut akan menguatkan penjelasan mengenai tes sugestibilitas
kepada audiens yang hadir. Mereka akan memiliki gambaran yang semakin
jelas mengenai bagaimana cara kerja tes sugestibilitas tersebut .
E. STORY TELLING SEBAGAI METAFORA
Kemampuan seorang presenter membawakan cerita metafora merupakan
sebuah keahlian yang sangat baik. Ia menggunakan kisah atau cerita yang
sudah sering didengar oleh audiens untuk membawa sebuah pesan moral
kepada audiens. Pesan moral tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam
permasalahan saat ini dari audiens. Cerita sebagai metafora akan merangsang
perasaan audiens untuk mendapatkan insight sehingga audiens menemukan
jalan keluar atas suatu permasalahan. Kita tidak perlu membuat semakin
jelas pesan moralnya dengan membuat pernyataan yang tegas dan jelas.
Audiens diharapkan menemukan relevansi cerita metafora tersebut dengan
mengalami trance derivation search (TDS), sebuah kondisi dalam ilmu hypnosis
dimana audiens mencari kemiripan cerita dan makna yang terkandung di
dalamnya dengan keadaan masing-masing.
Berikut ini sebuah contoh cerita sebagai metafora yang lazim kita dengar:
Pada saat saya memberikan ceramah di depan mahasiswa baru salah satu
perguruan tinggi kedinasan di Tahun 2013, saya melihat wajah penuh harapan
yang duduk rapi di lantai aula perkuliahan. Saya gunakan sebuah cerita di
depan mereka sebagai berikut:
Opener:
“Hidup tak selalu mudah. Adakalanya tertawa, ada saatnya menangis.
Sebagaimana kisah mengharukan ini. “
Orientation:
“Di sebuah dasar laut yang dalam, terdengar tangisan yang tidak kunjung
berhenti. Seorang anak kerang menangis sepanjang hari, mulai dari pagi,
siang, bahkan sampai dengan tengah malam. “
33
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Complicating event:
“Ia merasakan kesakitan di tubuhnya akibat ada sebutir pasir yang masuk ke
tubuhnya. Tangisannya membuat ibu kerang iba dan berusaha menenangkan
anaknya tersebut. “Kenapa kamu menangis sepanjang hari anakku?” tanya
ibu kerang. Di sela isak tangisnya, anak kerang itu menjawab: ,” A .. a .. aku …
kesakitan ibu .. u . uu .. Butir pasir ini masuk tubuhku, sakit ibu …. Aku tidak
mau seperti ini. Tolong Aku ibu, keluarkan pasir ini dari tubuhku” Ibu kerang
tersenyum dan dengan sabar ia berkata kembali,” Pada saat seumuranmu, ibu
juga kaget dan merasakan perasaan yang sama anakku. Kita ini, kaum kerang
yang tidak dikaruniai tangan untuk mengangkat butir pasir itu dari tubuh kita.
Ibu juga tidak bisa membantumu nak, Ibu bisa merasakan penderitaanmu.
Hal yang perlu kamu lakukan hanyalah diam, tidak usah bersedih. Lama-lama
kamu akan terbiasa dengan hadirnya butir pasir itu. Jangan terlalu banyak
bergerak. Kerahkan tenagamu untuk menahan rasa sakit itu. Bungkuslah
butir pasir itu dengan getah perutmu.“
Ibu kerang itu menghela nafas sejenak dan memandang anaknya penuh kasih.
“Percayalah anakku, kesabaranmu akan menghasilkan sesuatu yang sangat
bernilai. Ibu akan selalu mendampingimu anakku. Sekarang diamlah, lakukan
apa yang ibu katakan.” Ibu kerang mengakhiri nasihatnya dengan senyum
yang sangat menyejukkan anak kerang.
Resolution:
Hari demi hari, anak kerang itu melakukan nasihat ibunya. Pasir itu lama-
lama tidak terlihat lagi, terbungkus getah perutnya yang menghilangkan
kesakitannya.
Coda:
“Tanpa anak kerang sadari, pasir yang dibungkusnya menjadi mutiara yang
halus dan sangat indah. Kesakitannya berubah menjadi kebanggaan yang
tiada tara. Perjuangannya menghasilkan manfaat yang sangat besar bagi
dunia sekitarnya.”
F. STORY TELLING SEBAGAI PENUTUP
Sebagaimana telah dibahas dalam bab mengenai menutup presentasi di bagian
Mudah, cerita merupakan sebuah alternatif yang dahsyat. Pada saat menutup
presentasi ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh seorang presenter.
Diantaranya adalah pembicara ingin memberi kesan yang mendalam bagi
audiens sehingga menimbulkan keinginan yang besar untuk melakukan suatu
34
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
tindakan (call to action). Cerita yang kita bawakan di penghujung presentasi
kita akan lebih berdampak jika berhubungan dengan keseluruhan materi
presentasi yang sudah kita sampaikan. Selain itu tips yang ada di akhir bab
ini selalu mendapat perhatian agar audiens terkesan dengan presentasi kita.
Berikut contoh cerita penutup sebuah presentasi mengenai integritas dan
anti korupsi:
Opener:
“Untuk mengakhiri keseluruhan presentasi hari ini, saya akan menutup
dengan sebuah pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup
saya.”
Orientation:
“Ketika saya sedang menjalani tugas belajar di Bandung, anak saya pertama
Rema masih kelas 1 SD. Ia mengalami musibah, dan itu adalah musibah bagi
keluarga kami.”
Complicating event:
“Di tengah menunggu kuliah siang, saya mendapat telpon dari istri saya.
Dengan isak tangis ia berkata, ”Pa, pulang Pa. Mas Rema kesakitan ….” Betapa
kagetnya hati saya, belum sempat istri saya menyelesaikan kalimatnya, saya
potong: “Lhohh … kenapa Ma, ada apa? Jatuh? “ Suara panik di ujung telepon
itu menjelaskan: “Tadi kan main berantem-beranteman sama adik. Burungnya
ketendang Pa. Ini Mas Rema nangis terus, perih katanya. Pulang ya Pa.” Tanpa
pikir panjang lagi saya segera pulang. Sesampai di rumah, anak sulung kami
itu masih menangis dengan memegangi alat vitalnya. “Gimana ceritanya Mas,
sekarang rasanya gimana?” tanyaku tak kalah panik. Kemudian ia bercerita
secara lengkap. Kemudian saya telepon kakak kedua saya, Bude Tiek, yang
bekerja di RS Santo Borromeus dan kami diminta segera ke RS. Setelah
ditangani dokter dengan pemeriksaan USG, kami baru tahu bahwa membran
antara perut dan kantung telur Mas Rema sobek. Oh Tuhan…cobaaan apa ini.
Dosa apa aku ini….Anak sekecil itu harus dioperasi segera. Kami meminta
waktu untuk membujuk anak kami agar berani menghadapi meja operasi.
Butuh waktu dua hari sampai kami berhasil membujuknya. Pada hari yang
ditentukan kami mengantar Mas Rema sampai lift. Ia minta didoakan agar
tidak sakit. Kamipun berdoa sambil menahan tangis agar tidak terlihat oleh
Mas Rema. Anak ganteng itu tersenyum setelah berdoa dan bilang: “Papa Mama
tunggu di luar ya.” Kami pun tersenyum dan bilang : “Pasti Mas. Anak pinter
pasti hebat.” Operasipun berjalan lancar. Hari-hari pemulihan pun sangat luar
35
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
biasa perkembangannya. Kami sangat bersyukur. Itu hanyalah edisi pertama
karena setelah itu istri saya juga harus berurusan dengan dokter bedah.
Kemudian disusul berbagai cobaan-cobaan lain yang seakan-akan beruntun
dan tak habis-habisnya menguras isi tabungan kami. Tabungan yang dahulu
diperoleh dari cara-cara birokrasi model lama. Hartapun terkuras. Ya…harta
yang juga dari hasil korupsi berjamaah masa lalu. Semua habis di Bandung,
semua terkuras di Bandung. Semua dicuci di Bandung.
Resolution:
“Awalnya saya anggap kejadian demi kejadian adalah cobaan dari Tuhan.
Sampai pada satu titik dimana hati ini dijamah oleh Tuhan. Itu bukan cobaan,
namun peringatan dari Tuhan. Itu adalah teguran sekaligus kasih sayang-Nya
pada keluarga kami. “
Coda:
“Rejeki sudah diatur oleh Sang Maha Pencipta. Rejeki yang halal-lah yang baik
untuk keluarga kita. Adakah kita tega menyuapi anak bayi kita dengan bara
api yang menyala? Apakah kita sampai hati melihat orang terkasih kita celaka
akibat ulah kita? Siapapun kita, dimanapun kita, apapun pekerjaan kita …..
keluarga adalah tanggung jawab kita. Jikalau ada satu hal yang ingin saya
minta Anda selalu ingat adalah: Nafkahi keluarga kita dengan rejeki yang
halal. Saya Yo Supriyanto dari Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Selamat
sore, semoga menginspirasi dan membuat kita semakin baik.”
Dalam bab ini disampaikan kategori cerita yang dapat digunakan mulai dari
pembukaan sampai penutup. Tidak semua orang pandai bercerita, namun
kebanyakan audiens kita senang mendengar cerita. Oleh karena itu sangat
disarankan kita menguasai teknik bercerita ini. Tentu saja kemampuan
bercerita harus selalu diasah agar semakin menarik dan powerful. Sebagai
penutup berikut disampaikan beberapa tips dalam membawakan story telling.
G. TIPS DALAM MEMBAWAKAN STORY TELLING
1. Cerita yang powerful adalah cerita yang dekat dengan diri kita
Cerita yang dibawakan sebaiknya cerita yang kita alami sendiri, keluarga
dekat alami, sahabat kita alami, orang dekat yang mengalami atau sesuatu
yang kita lihat sendiri. Misalnya kita menceritakan sebuah cerita dari
orang lain baik secara lisan maupun tulisan dan kita tidak percaya diri
menceritakan maka dapat ditambahkan sumbernya.
36
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
2. Selalu kaitkan story telling dengan materi presentasi
Satu hal yang harus selalu diingat adalah bahwa story telling hanyalah
salah satu cara membuat presentasi kita semakin menarik. Hindari
menceritakan sesuatu dan kemudian audiens dalam hati mengatakan
jaka sembung naik ojek, nggak nyambung jack. Oleh karenanya sangat
disarankan cerita yang dipilih berkaitan erat dengan isi materi presentasi
itu sendiri.
3. Jujur, tidak melakukan rekayasa yang justru dapat berdampak negatif
Sekali lagi audiens tidak suka dibohongi, apalagi dengan pembohongan
terang-terangan. Syarat cerita kita adalah cerita yang jujur. Jika diperlukan
modifikasi bukanlah membelokkan cerita itu untuk kepentingan kita
dengan menghalalkan segala macam cara. Kita harus menjaga natural-nya
cerita karena intinya adalah pesan di balik cerita jujur itu adalah presenter
yang jujur.
4. Usahakan cerita yang digunakan singkat dan sederhana
Dalam memilih cerita sangat efektif jika cerita terpilih adalah cerita yang
sederhana dan singkat. Dengan demikian audiens akan mudah mencerna
cerita, mendapatkan insight dari cerita itu, dan menimbulkan niat untuk
berbuat positif sesuai makna cerita.
5. Ceritakan dengan body language dan ekspresi wajah yang mendukung
Sebagaimana teori yang sudah dibahas sebelumnya, keberhasilan
komunikasi terdiri dari beberapa elemen yaitu word, voice of tone dan
body language. Demikian juga dalam membawakan sebuah cerita, kita
harus mengkombinasikan ketiganya. Bagaimana perasaan Anda jika
ada seseorang yang bercerita tentang kematian keluarganya dengan
ekspresi yang penuh dengan senyum. Pasti akan muncul tanda tanya
di dalam pkiran kita. Orang ini sedang berbohong atau memang tidak
punya perasaan. Itulah diantaranya penilaian tersebut. Oleh karenanya
munculkan ekspresi senang dengan tepat, ekspresikan kesedihan ketika
bercerita tentang cerita sedih. Hal ini akan mendukung keberhasilan
penyampaian pesan yang terkandung di dalam sebuah cerita.
6. Jiwai cerita yang dibawakan
Sebuah cerita akan terdengar dan terlihat hambar ketika dibawakan
dengan datar tanpa penjiwaan. Suatu ketika dalam sebuah presentasi, sang
presenter menjatuhkan diri di panggung kemudian merangkak sambil
37
Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
meratap. Cerita yang dibawakannya dijiwai dengan penuh penghayatan.
Bayangkan presenter itu memakai jas, dan kemudian merangkak di
panggung. Sudah bisa dipastikan ceritanya kemudian menjadi sangat
hidup dan pesan yang ingin disampaikan masuk ke audiens dengan baik.
7. Dalam sebuah topik usahakan menggunakan hanya satu atau maksimal
dua cerita agar lebih menghasilkan dampak yang diharapkan
Fokus audiens dalam satu kesempatan pembawaan cerita sebaiknya tidak
dibagi. Cerita yang dipilih disiapkan sebaik mungkin dan direncanakan
dibawakan untuk mendukung sebuah materi. Ijinkan audiens untuk
menyerap satu cerita serta menemukan value di dalamnya. Penggunaan
cerita yang lebih dari satu tidak efektif untuk memberikan ilustrasi
sebuah topik. Berbeda halnya dengan cerita perbandingan, misalnya
kinerja pegawai di Bank A dan Bank B. Cerita yang kita rangkaikan bukan
merupakan dua cerita, namun dalam sebuah frame. Hal ini mempermudah
pemahaman audiens terhadap maksud ilustrasi yang kita kemas dalam
sebuah cerita.
8. Gunakan bahasa dan istilah yang dekat dan dikenal oleh audiens
Untuk memahami sesuatu hal, seringkali orang me recall memory di alam
bawah sadar. Oleh karena itu penggunaan bahasa yang dipahami atau
dikenal oleh audiens akan sangat membantu membentuk pemahaman
akan isi cerita kita. Bolehkah kita menggunakan idiom atau dialek di suatu
daerah untuk menceritakan sesuatu di daerah itu? Tentu saja ini akan lebih
efektif. Misalnya saya menguasai dialek di beberapa daerah di Indonesia.
Kemudian ketika diminta presentasi di suatu daerah, saya menggunakan
istilah-istilah yang dekat dengan audiens. Audiens lebih nyaman sehingga
inti dari cerita juga dapat dipetik dengan baik.
9. Usahakan dalam cerita tersebut menggunakan tokoh yang tidak terlalu
banyak, disarankan maksimal empat tokoh agar mudah dipahami oleh
audiens.
Ingatan seseorang akan sesuatu menggunakan 7+2. Dengan usaha yang
sedang, seseorang mampu mengingat antara 5-9 hal. Oleh karena itu kita
memilih angka 4 maksimal agar audiens semakin mudah mengingatnya.
Apalagi terkait tokoh yang ada dalam cerita kita. Setiap tokoh memiliki
karakter yang berbeda-beda. Audiens akan mudah memahami jika
karakter dalam tokoh tidak terlalu banyak. Paling mudah menceritakan
2-3 orang, kalaulah terpaksa gunakan 4 tokoh. Dengan demikian cerita
kita akan lebih berdampak bagi audiens kita.
38
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
10. Pilihlah cerita yang menggambarkan adegan yang sederhana
Dalam membawakan sebuah cerita baik adegan maupun dialog diusahakan
yang sederhana. Adegan yang rumit dan membuat audiens berpikir keras
justru membebani audiens. Oleh karena itu sajikan adegan dan dialog yang
mudah dibayangkan oleh audiens. Dengan demikian audiens akan mudah
mengikuti cerita kita dan cepat paham. Alangkah tidak nyaman ketika kita
sedang bercerita ada interupsi untuk memperjelas adegan. Jadi semakin
sederhana adegan semakin baik.
11. Pilihlah cerita yang bersifat netral
Cerita yang kita bawakan diusahakan tidak memihak pada kelompok-
kelompok tertentu. Baik itu kelompok politik ataupun yang terkait dengan
keyakinan dari audiens. Dengan demikian kita terhindar dari penilaian
negatif dan dianggap memihak di satu kelompok tertentu. Sangat
disarankan pula cerita tidak mengandung unsur atau dan isu SARA.
Banyak sekali cerita yang dapat kita pilih dan pilihan kita itu adalah yang
bersifat netral.
39
--------------------------Public Speaking itu MENARIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ---------------------------
--------------------------
“- - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
Ceritakan apa yang ingin
orang lain lakukan untuk
Anda. Cerita itu akan
menggerakkan hatinya
untuk rela melakukannya.
~Kak Yo~
40
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Public Speaking itu MENARIK
Public Speaking itu
MENARIK
BAB 4
Sirami dengan Humor
41