The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by E_BOOK SMK BATIK 1 SURAKARTA, 2023-01-26 23:39:04

PRODUK KREATIF & KWU

Mapel Produktif BDP

Keywords: KWU BDP

136 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN setidaknya sama dengan harga yang dibayarkan. Dengan demikian, baik utilitas maupun permintaan akan suatu produk mempengaruhi harganya. c. Tingkat Persaingan di Pasar Faktor penting berikutnya yang mempengaruhi harga suatu produk adalah sifat dan tingkat persaingan di pasar. Suatu perusahaan dapat menetapkan harga berapa pun untuk produknya jika tingkat persaingannya rendah. Namun, ketika tingkat persaingan sangat tinggi, harga suatu produk ditentukan berdasarkan harga produk pesaing, fitur, dan kualitasnya, dan lainnya. Sebagai contoh, perusahaan Ban MRF tidak dapat menetapkan harga Ban tanpa mempertimbangkan harga Bridgestone Tire Company, Goodyear Tire company, dan lainnya. d. Peraturan Pemerintah dan Hukum Perusahaan-perusahaan yang memiliki monopoli di pasar, biasanya mengenakan harga tinggi untuk produk mereka. Untuk melindungi kepentingan publik, pemerintah mengintervensi, dan mengatur harga komoditas untuk tujuan ini. Hal itu menyatakan beberapa produk sebagai produk penting misalnya, obat penyelamat hidup dan lainnya. e. Keadaan perekonomian Keadaan perekonomian pada saat produk diproduksi sangat mempengaruhi harga jual produk. Keadaan perekonomian tersebut sangat dipengaruhi oleh daya beli konsumen dan pendapatan masyarakat di daerah tersebut. f. Elastisitas permintaan Naik turunnya permintaan produk di pasar dapat mempengaruhi harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kerugian, maka pelaku usaha atau perusahaan harus memperhitungakan elastisitas permintaan di pasar. g. Tujuan perusahaan Tujuan perusahaan berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dan siapa yang menentukan kebijakan tersebut. Karena pehitungan beban dari setiap bidang pada perusahaan tersebut akan berpengaruh pada penentuan harga akhir yang sesuai dengan tujuan perusahaan. D. Metode Penetapan Harga Jual Metode penetapan harga jual dengan pendekatan biaya (cost approach) terdiri dari dua jenis, yaitu metode dalam proses penetapan harga biaya plus (Cost Plus Pricing) dan metode penetapan harga i (Mark up Pricing). 1. Metode Penetapan harga biaya plus (Cost Plus Pricing) Penetapan harga biaya plus adalah metode di mana harga jual ditetapkan dengan mengevaluasi semua biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan dan menambahkan persentase mark up atau laba untuk menetapkan harga. Rumus: Harga jual = HPP + (presentase laba yang diinginkan X HPP)


137 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Keterangan: HPP = Harga Pokok Produksi 2. Metode Penetapan Harga Mark up (Mark up Pricing) Metode penetapan harga mark up adalah metode menambahkan persentase tertentu dari mark up ke biaya produk untuk menentukan harga jual. Untuk menerapkan harga mark up, pertama-tama, perusahaan harus menentukan biaya suatu produk dan memutuskan jumlah laba yang akan diperoleh, kemudian menambahkan pada harga jual produk. Manfaat menggunakan harga mark up adalah sangat mudah untuk menghitung dan memahami. Jenis penetapan harga yang sama digunakan oleh semua perusahaan dalam industri, harganya cenderung serupa dan karenanya, persaingan harga berkurang di pasar. Namun demikian, kekurangan dari metode ini adalah mengabaikan permintaan aktual untuk produk dan mengabaikan jumlah konsumen serta persaingan yang ada dipasaran. Metode ini banyak dipakai oleh pedagang perantara. Rumus: Harga Jual = Harga Beli + mark up E. Proses Penetapan harga Proses penetapan harga yang dapat dilakukan oleh seorang wirausahawan terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Pengembangan Tujuan Penetapan Harga Mengembangkan tujuan penetapan harga diperlukan karena semua keputusan selanjutnya didasarkan pada sasaran. Tujuan harus konsisten dengan tujuan keseluruhan perusahaan dan tujuan pemasaran. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, perusahaan umumnya memiliki beberapa tujuan penetapan harga dengan tetap memperhatikan kepentingan jangka pendek Gambar 7.7 Proses Penetapan Harga Sumber: http://www.iibmindialms.com/library/management-basicsubjects/marketing-management/price-setting-procedure/


138 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN dan jangka panjangnya. Tidak ada perusahaan yang dapat tetap puas hanya dengan satu tujuan penetapan harga yang tidak berubah. Semua perusahaan biasanya mengubah tujuan penetapan harga mereka dari waktu ke waktu sebagai tanggapan terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Dalam hal prioritas tujuan, sebagian besar perusahaan menetapkan tujuan penetapan harga dalam hal optimasi laba, pangsa pasar, atau laba atas investasi. 2. Memperkirakan permintaan untuk barang tersebut dan elastisitas harganya Perkiraan permintaan memberikan perkiraan potensi penjualan suatu produk yang mencerminkan jumlah yang dapat dijual dalam periode tertentu. Perkiraan ini membantu dalam memeriksa hubungan antara harga produk dan jumlah yang mungkin dituntut. 3. Estimasi Biaya Dalam jangka panjang, harga harus melebihi biaya unit rata-rata untuk mendapatkan keuntungan. Biaya menetapkan batas harga yang lebih rendah. Realitas ekonomi pasar bebas sedemikian rupa sehingga pelanggan sekarang melewatkan nama merek tertentu jika mereka membayar lebih sedikit tanpa mengorbankan kualitas. Tujuan dari penetapan harga prosedur untuk perusahaan adalah menetapkan harga untuk menutup biaya yang terlibat dalam produksi, penjualan, dan distribusi produk, serta beberapa tingkat keuntungan yang diinginkan untuk upaya dan risikonya. Biaya produk menetapkan titik terendah di bawahnya di mana perusahaan tidak akan menetapkan harga dan permintaan menentukan batas atas harga. 4. Meneliti Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing Meneliti permintaan pasar dan biaya perusahaan, berbagai kemungkinan harga dapat dipertimbangkan. Namun, perusahaan juga harus memeriksa biaya, harga, dan kemungkinan tanggapan dari pesaing di industri. Mempelajari biaya, harga, dan penawaran pesaing merupakan fungsi berkelanjutan dari riset pemasaran. Ketika satu perusahaan mendominasi sebuah industri, itu mungkin mengatur nada untuk keputusan harga dalam industri, seperti De Beers Consolidated Mines Ltd., atau Intel dalam hal prosesor komputer. Perusahaan harus menghargai bahwa perusahaan lain dalam industri dapat mengubah harga mereka sebagai reaksi terhadap harga yang ditetapkan oleh perusahaan. Jelas, pesaing terdekat adalah pilihan pertama yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan harga. Langkah pertama adalah memastikan fitur diferensiasi positif apa yang terdapat dalam penawaran perusahaan dan tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat. Langkah kedua adalah memastikan nilai fitur positif tambahan bagi konsumen dan nilai ini harus ditambahkan ke harga pesaing untuk menetapkan harga produk perusahaan. Jika nilai fitur diferensiasi positif dari produk pesaing lebih banyak dan produk perusahaan tidak memiliki fitur tersebut pada penawarannya, maka nilai tersebut harus dikurangi dari harga pesaing untuk menetapkan harga produk perusahaan. Latihan ini dapat membantu apakah menjaga harga lebih tinggi, atau lebih rendah dari pesaing, atau sama.


139 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 5. Memilih Strategi Harga Strategi penetapan harga adalah tindakan yang dibingkai untuk memengaruhi dan memandu keputusan penentuan harga. Strategi-strategi ini membantu merealisasikan tujuan penetapan harga dan menjawab berbagai aspek tentang bagaimana harga akan digunakan sebagai variabel dalam bauran pemasaran, seperti, pengenalan produk baru, situasi persaingan, peraturan penetapan harga pemerintah, kondisi ekonomi, atau implementasi tujuan penetapan harga. Lebih dari satu strategi penetapan harga dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berbeda atau untuk memanfaatkan peluang di pasar tertentu. 6. Pemilihan Metode Penentuan Harga Setelah pemilihan strategi penetapan harga atau strategi untuk mencapai tujuan penetapan harga, perusahaan memutuskan tentang metode penetapan harga. Metode penetapan harga adalah prosedur sistematis untuk menetapkan harga secara teratur. Metode penetapan harga menyusun perhitungan harga aktual suatu produk berdasarkan pertimbangan permintaan, biaya, dan persaingan. Pada akhirnya akan menghasilkan harga jual final yang akan dilaunchingkan ke pasaran. F. Faktor-Faktor Biaya Produksi Faktor-faktor produksi adalah segala sesutu yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Faktor-faktor produksi termasuk tanah, tenaga kerja, kewirausahaan, dan modal. Beberapa faktor produksi yang harus diperhatikan, di antaranya sebagai berikut. Sementara tanah merupakan komponen penting dari sebagian besar usaha, kepentingannya dapat berkurang atau meningkat berdasarkan industri. Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi dapat dengan mudah memulai operasi dengan nol investasi dalam tanah. Di sisi lain, tanah adalah investasi paling signifikan untuk usaha real estate. 1. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia) Tenaga kerja adalah pendorong utama nilai ekonomi. Pekerja produksi dibayar untuk waktu dan upaya mereka dalam upah yang tergantung pada keterampilan dan pelatihan mereka. Tenaga kerja oleh pekerja yang tidak berpendidikan dan tidak terlatih biasanya dibayar dengan harga rendah. Pekerja yang terlatih dan terlatih disebut sebagai sumber daya manusia dan dibayar dengan upah yang lebih tinggi karena mereka membawa lebih dari kapasitas fisik mereka pada tugas tersebut. Misalnya, pekerjaan seorang akuntan membutuhkan sintesis dan analisis data keuangan untuk suatu perusahaan. Negara-negara yang kaya akan sumber daya manusia mengalami peningkatan produktivitas dan efisiensi. 2. Sumber Daya Modal Dalam ekonomi, modal biasanya mengacu pada uang. Tetapi, uang bukan merupakan faktor produksi karena tidak terlibat langsung dalam menghasilkan barang atau jasa. Sebaliknya, ini memfasilitasi proses yang digunakan dalam


140 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN produksi dengan memungkinkan pengusaha dan pemilik perusahaan untuk membeli barang modal atau tanah atau membayar upah. Sebagai faktor produksi, modal mengacu pada pembelian barang yang dibuat dengan uang dalam produksi. Misalnya, traktor yang dibeli untuk pertanian adalah modal. Di sepanjang garis yang sama, meja dan kursi yang digunakan di kantor juga merupakan modal. Penting untuk membedakan modal pribadi dan pribadi dalam faktorfaktor produksi. Kendaraan pribadi yang digunakan untuk mengangkut keluarga tidak dianggap sebagai barang modal. Tetapi kendaraan komersial yang secara eksplisit digunakan untuk tujuan resmi dianggap sebagai barang modal. Selama kontraksi ekonomi atau ketika mereka mengalami kerugian, perusahaan mengurangi belanja modal untuk memastikan keuntungan. Namun, selama periode ekspansi ekonomi, mereka berinvestasi dalam mesin dan peralatan baru untuk membawa produk baru ke pasar. 3. Sumber Daya Pengusaha Sumber daya pengusahaan yang dimaksud adalah kewirausahaan. Kewirausahaan adalah metal, kreativitas seorang wirausahawan dalam menciptakan suatu produk yang memiliki nilai lebih dan dibutuhkan oleh konsumen. Kewirausahaan merupakan gabungan dari semua faktor produksi. Contoh kewirausahaan adalah Starbucks Corporation (SBUX). Rantai kopi ritel membutuhkan keempat faktor produksi: tanah (real estat utama di kotakota besar untuk rantai kopinya), modal (mesin besar untuk memproduksi dan mengeluarkan kopi), dan tenaga kerja (karyawan di pos-pos ritel untuk layanan). Pendiri perusahaan Howard Schulz adalah orang pertama yang menyadari bahwa pasar untuk rantai semacam itu ada dan menemukan hubungan antara tiga faktor produksi lainnya. G. Analisis Kelayakan Usaha 1. Penentuan Break Even Point atau BEP Break Even Point atau BEP adalah analisis tingkat produksi di mana total pendapatan untuk suatu produk sama dengan total pengeluaran. Rumus titik impas ditentukan dengan membagi total biaya tetap yang terkait dengan produksi dengan pendapatan per unit individu dikurangi biaya variabel per unit. Dalam hal ini, biaya tetap mengacu pada biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah unit yang terjual. Dengan kata lain, titik impas adalah tingkat produksi di mana total pendapatan untuk suatu produk sama dengan total pengeluaran. BEP terdiri dari dua jenis, yitu BEP produksi dan BEP harga. Berikut rumus untuk menghitung BEP. BEP Unit (Q) = BEP (Rp) = BEP Unit X Harga Jual


141 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Untuk kriteria BEP Produksi adalah sebagai berikut. a. Jika BEP Produksi < Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi menguntungkan. b. Jika BEP Produksi = Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi titik impas atau tidak laba/tidak rugi. c. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Sementara untuk BEP Harga kriterianya adalah sebagai berikut. a. Jika BEP Harga < Harga Jual, maka usaha berada pada posisi yang menguntungkan. b. Jika BEP Harga = Harga Jual, maka usaha berada pada posisi titik impas atau tidak laba/tidak rugi. c. Jika BEP Harga > Harga Jual, maka usaha berada pada posisi yang tidak menguntungkanberada pada posisi titik impas atau tidak laba/tidak rugi. d. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada posisi yang tidak menguntungkan. 2. Penentuan R/C Ratio Laporan keuangan harus dianalisis dengan ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya. Bisnis hanya dapat berjalan secara berkelanjutan ketika pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis secara umum melebihi biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnis. Ketika biaya melebihi pendapatan, ada laba negatif, atau kerugian. Para siswa dalam usaha sederhana perlu menentukan apakah mereka dapat memperoleh keuntungan dari bisnis yang mereka jalankan atau tidak dan mengetahui seberaba efektif dan efesien usaha yang meraka jalankan. Rumusnya: R/C = TR/TC Keterangan: TR = Penerimaan total (total revenue) TC = Biaya total (total cost) Dengan kriteria: a. Jika, hasil R/C lebih besar dari 1, maka usaha yang dijalankan mendapatkan keuntungan. b. Jika hasil R/C sama dengan 1, maka perusahaan tidak untung maupun rugi (impas). c. Jika hasil R/C lebih kecil dari 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keugian.


142 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA 7 Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan Harga Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam berbisnis adalah memnentukan harga jual produk. Kesalahan menentukan harga jual produk dapat membuat perusahaan mengalami kerugian bahkan dapat menyebabkan perusahaan tersebut gulung tikar. Terdapat beberapa cara untuk menentukan harga jual produk. Cara penentuan harga jual akan berbeda-beda antara satu produk dengan produk yang lainnya. Hal itu dipengaruhi oleh jenis produk, model usaha, dan target pasarnya yang berbeda-beda. Dalam menetapkan harga, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di antaranya segementasi pasar, persaingan harga, dan kualitas produk. Dua hal yang harus diperhatikan oleh wirausahawan dalam menentukan harga jual, yaitu, pertama, penetapan harga jual yang murah atau terlalu rendah dapat mempengaruhi kegiatan pembuatan produk. Walaupun pada kenyataannya, harga jual yang murang sangat disukai oleh konsumen dan meningkatkan jumlah penjualan. Namun jika harga yang ditetapkannya terlalu murah dan tidak mempertimbangkan pasar atau harga pesaing, jumlah penjualan malah akan mengalami penurunan, karena konsumen meragukan kualitas produk tersebut. Sehingga, perusahaan dapat mengalami kerugian. Poin kedua, jika pelaku usaha menerapkan harga terlalu tinggi atau mahal, maka konsumen yang sangat memperhatikan harga akan meninggalkan produk kita dan memilih produk pesaing. Oleh karena itu, alangkah pentingnya untuk melihat kemampuan daya beli konsumen yang menjadi segem pasar kita. Oleh karena itu, perlu dialakukannya survei pasar untuk mengetahui harga produk dipasaran yang ditawarkan pesaing. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan harga adalah sebagai berikut. Gambar 7.8 Harga Jual Sumber: https://www.growthforce.com/blog/the-importance-of-pricing-forthe-profitability-of-your-business


143 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA 1. Menentukan keuntungan atau pendapatan yang ingin dicapai. Pendapatan atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan akan digunakan untuk menutupi biaya pengeluaran dalam proses produksi maupun untuk melakukan pengembangan usaha. Kebanyakan wirausahawan beranggapan bahwa tingkat penjualan produk hanya ditentukan oleh harga saja, namun pada kenyataannya sangat dipengaruhi oleh minat konsumen dan strategi penjualan yang dilakukan apakah tepat atau tidak. 2. Menentukan prioritas usaha Kemampuan wirausahawan dalam menentukan arah usaha pun penting. Karena arah usaha pun dapat digunakan untuk menetapkan harga jual produk. Namun yang peliang penting adalah menjaga kualitas produk, sehingga yang diingat oleh konsumen adalah kualitas barang yang ditawarkan bukan harga murah saja. 3. Mempertimbangkan kemampuan konsumen. Dalam mementukan harga, perlu mempertimbangkan daya beli konsumen. Untuk mengetahui daya beli kosnumen, perlu dilakukannya survey langsung ke lapangan. Survei yang dilakukan dapat berdasarkan demografis dan produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan mengetahui kemampuan daya beli konsumen, maka akan memaksimalkan proses penentuan harga jual produk. Saah satu caranya adalah dengan melakukan survei berdasar demografis dan barang apa saja apa yang biasa di beli. 4. Biaya Produksi. Harga jual produk sangat bergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang dikeluarkan. Biasany harga jual yang ditentukan sudah ditambahkan dengan persentase keuntungan yang ingin didapatkan perusahaan. Contohnya, total biaya yang harus dikeluarkan Sinta dalam memproduksi kue sus adalah biaya Rp. 30.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 3000, maka harga kue sus yang ditawarkan adalah Rp. 13.000. Namun selain biaya produksi, biaya lain yang perlu diperhatikan adalah harga yang ditawarkan sudah termasuk biaya overhead. 5. Harga pesaing Untuk menentukan harga jual, kita harus mengetahui juga harga produk pesaing. Apabila harga produk pesaing sebanding dengan produk kita, maka harga tersebut dapat kita jadikan patokan dalam menentukan harga. Selain itu, nilai tambah pada produk yang kita tawarkan juga harus diperhatikan. Misalnya, kemasan yang menarik dan dapat digunakan kembali, layanan return barang dan lain sebagainya. 6. Monitor harga. Hal selanjutnya yang harus diperhatikan setelah penentuan harga adalah memonitor harga yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan perushaan. arena harga juga menentukan tingkat keuntungan yang didapatkan. Sumber: https://zahiraccounting.com/id/blog/7-hal-yang-harus-diperhatikan-dalammenentukan-harga/


144 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN JELAJAH INTERNET Perhitungan biaya produksi dan penentuan harga pokok produksi (HPP) dan harga jual produk (HJP) sangatlah penting. Oleh karena itu, di bawah ini beberapa informasi mengenai biaya produksi, HJP dan HPP. RANGKUMAN 1. Produksi adalah segala kegiatan untuk menciptakan sebuah produk barang atau jasa atau menambah kegunaan suatu benda yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2. Terdapat tiga aspek dalam proses produksi, yaitu,: jumlah produk yang diproduksi, bentuk produk, dan pendistribusian produk. 3. Manajemen produksi merupakan proses pengelolaan sumber daya yang mendukung proses produksi, seperti peralatan produksi, bahan baku, tenaga kerja yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan, dan sasaran usaha. Beberapa tujuan dari manajemen produksi adalah menentukan dan mengatur jumlah produk, menentukan kualitas produk, menentukan harga jual produk, menentukan waktu dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 4. Luas produksi menunjukkan jumlah atau volume produk yang seharusnya yang dihasilkan dalam satu periode tertentu. Jumlah produk yang diproduksi semakin banyak, maka semakin besar luas produksinya. 5. Faktor yang dapat mempengaruhi luas produksi adalah ketersediaan bahan baku, kapasitas mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja, dan faktor lain yang mendukung produksi. 6. Biaya Produksi atau produk mengacu pada biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah usaha atau bisnis dari pembuatan produk atau menyediakan layanan. Biaya produksi dapat mencakup berbagai biaya, seperti, tenaga kerja, bahan baku, pasokan manufaktur yang dapat dikonsumsi, dan overhead umum. 7. Tiga kategori umum biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. https://m.youtube.com/watch?v=5eCvO4nn37o https://m.youtube.com/watch?v=eQ9N2A1YCuc


145 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN RANGKUMAN 8. Berdasarkan volume kegiatan produksi, biaya produksi dibedakan menjadi, biaya Tetap (Fixed Cost/FC), biaya variabel (Variabel Cost/VC), biaya total (Total Cost/TC), dan biaya marjinal (Marginal Cost/MC). 9. Faktor terpenting yang mempengaruhi harga suatu produk adalah biaya produk, tingkat kepuasan konsumen dan permintaan, tingkat persaingan di pasar, peraturan pemerintah dan hukum, keadaan perekonomian, elastisitas permintaan, dan tujuan perusahaan. 10. Metode penetapan harga jual dengan pendekatan biaya (cost approach) terdiri dari dua jenis, yaitu metode penetapan harga biaya plus (Cost Plus Pricing) dan metode penetapan harga mark up (Mark up Pricing). 11. Proses penetapan harga yang dapat dilakukan oleh seorang wirausahawan terdiri dari beberapa tahap, yaitu, pengembangan tujuan penetapan harga, memperkirakan permintaan untuk barang tersebut, elastisitas harganya, estimasi biaya, meneliti Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing, memilih Strategi Harga dan pemilihan Metode Penentuan Harga. 12. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia), Sumber Daya Modal, dan Sumber Daya Pengusaha. TUGAS MANDIRI TUGAS MANDIRI 1 Buatlah perhitungan HPP dan HJP dari produk yang kamu buat! TUGAS MANDIRI 2 Bentuklah sebuah kelompok dengan jumlah anggota maksimal 3 orang, kemusian buatlah proses penentuan harga dari produk yang telah kamu buat berdasarkan tahapan proses penentuan harga dari buku ini! PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Penentuan harga jual merupakan salah satu tahapan yang penting dalam sebuah usaha atau bisnis, karena kesalahan dalam penetapan harga jual dapat menyebabkan kegagalan sebuah usaha atau bisnis. Menurut pendapatmu mengapa demikian? Jelaskan jawabanmu! 2. Dalam penetapan harga jual terdapat salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah kemampuan konsumen yang disesuaikan dengan segementasi pasar yang akan dibidik. Jika kamu sudah lama berjualan sebuah produk makanan, namun tiba-tiba terjadi kenaikan harga bahan-bahan untuk membuat poduk


146 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN PENILAIAN AKHIR BAB tersebut, sedangkan kemampuan konsumen yang menjadi segamentasi pasar kamu berpenghasilan menengah. Strategi apa yang dapat kamu lakukan agar jumlah konsumen tetap, tetapi tidak mengurangi persentase keuntungan yang didapatkan? 3. Rini, Anti, dan Akbar sedang merintis sebuah usaha dengan produk yang dijualnya berupa tanaman hias. Pada awalnya, usahanya berjalan dengan cukup baik, namun dipertengahan jalan, tanaman hias mereka terkena wabah hama sehingga 30% tanamannya mati, dan untuk menghambat perkembangan hama tersebut dibutuhkan obat yang lebih mahal harganya dibandingkan dengan obat untuk tanaman yang biasa mereka berikan. Bagaimana cara perhitungan harga jual tanaman hisa tersebut, agar mereka tetepa menadapatkan keuntungan? 4. Jelaskan perbedaan HPP dan HJP! 5. Biaya tetap dan biaya variabel sangatlah berpengaruh pada penentuan harga jual suatu produk, oleh karena dalam membuka usaha perlu adanya perhitungan dan pertimbangan yang matang dalam menentukan tempat berjualan, apakah akan berjualan dengan gerobak, di ruko atau membuat toko. Mengapa demikian? Jelakan jawabanmu! REFLEKSI No Deskripsi/ Teks 1. Pilihlah gambar ekspresi wajah yang palling mendekati perasaan Anda setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran ini: 2. Apa hal paling penting yang Anda telah pelajari pada kegiatan Pembelajaran ini? 3. Apa hal berbeda yang ingin Anda lakukan untuk perbaikan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya?


147 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN REFLEKSI No Deskripsi/ Teks Pembelajaran yang telah dilakukan apakah sudah cukup memberikan informasi mengenai Konsep biaya produksi? Apabila masih dikira kurang, maka dapat mencari tambahan informasi melalui berbagai literatur ataupun sumber-sumber lainnya. Tuliskan review sumber-sumber tersebut pada jurnal! Berdasarkan aktivitas pembelajaran di atas, Anda hanya diminta untuk dapat menentukan biaya produksi, harga pokok produksi (HPP), harga jual produk (HJP) dan break even poin dari produk yang telah dibuat. Untuk memenuhi keterampian Anda, cobalah membuat rincian penentuan harga jual produk dengan lengkap!


148 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menjelaskan konsep pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk, menentukan jenis pengujian prototipe produk yang sesuai dengan target pasar, mengidentifikasi perbaikan yang harus dilakukan pada saat pengembangan produk, mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan melakukan pengujian terhadap prototipe yang telah dibuat dengan rasa ingin tahu, kreatif, komuikatif, dan mandiri. Konsep pengujian prototipe produk, manfaat dan tujuan pengujian prototipe produk, tahapan pengujian prototipe produk BAB VIII PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PROTOTIPE PRODUK BAB VIII PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PROTOTIPE PRODUK TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP KATA KUNCI Pengujian kesesuaian Fungsi Prototipe Produk Konsep pengujian prototipe produk Manfaat pengujian prototipe produk Tujuan pengujian prototipe produk Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk Persyaratan pengujian prototipe produk Tahapan proses pengujian prototipe produk


149 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN Gambar 8.1 Pengujian Prototipe Produk Sumber: https://www.donixes.co.za/service-item/product-testing/ Jika berencana meluncurkan produk baru atau mengembangkan yang sudah ada, pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk merupakan langkah penting dalam proses riset pasar. Pengujian terhadap sufat dan kinerja prototipe produk akan membantu wirausahawan mendapatkan informasi yang berharga tentang sikap dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang akan dirilis serta membantu dalam menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengujian awal yang telah dilakukan dalam pengembangan prototipe produk baru atau yang sudah ada dapat juga membantu dalam menentukan biaya produksi dengan lebih tepat. Selain itu, wirausahawan perlu menilai apakah produk mendapatkan penerimaan pasar yang memuaskan. Sangat penting untuk menguji apakah produk dan konsep pemasaran memuaskan konsumen di pasar, karena adanya interaksi langsung dengan konsumen serta wirausahawan bisa mendapatkan sejauh mana kinerja produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui testimoni yang mereka sampaikan baik lisan maupun tulisan. Suatu perusahaan dapat melakukan pengujian produk pada setiap tahap pengembangan produk baik unutk produk baru maupun untuk produk yang telah ada, termasuk fase ide, pengembangan dan produksi. Alangkah lebih baiknya wirausahawan melakukan setidaknya satu putaran atau beberapa putaran pengujian, sebelum merilis produk baru ke pasar.


150 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana tahapan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk. A. Pengujian Prototipe Produk 1. Konsep Pengujian Prototipe Produk Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk mengukur kinerja atau sifat suatu produk. Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen pasar. Pengujian prototipe produk dilakukan sebelum produk dipasarkan. Kegiatan pengujian prototipe produk dilakukan pada sifat dan kinerja produk tersebut apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan melakukan kegiatan pengujian prototipe produk, dapat membantu wirausahawan dapat lebih memperkaya konsep produknya dan dapat membantunya dalam proses pemilihan produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Proses pengujian prototipe produk ini dapat diterapkan dalam berbagai jenis produk baik barang maupun jasa. Gagasan atau ide yang diwujudkan dalam bentuk prototipe, tidak akan sempurna sebelum dilakukan pengujian pada prototipe produk tersebut. Karena produk yang belum teruji akan sulit untuk masuk ke pasaran. Terutama untuk produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat luas. Pengujian produk dapat dilakukan oleh pabrik, laboratorium independen, lembaga pemerintah, dan lainnya, tergantung pada kondisinya. Seringkali metode pengujian formal yang ada digunakan sebagai dasar untuk pengujian. Dalam pengujian prototipe produk, standar yang digunakan dapat bersifat sukarela dan wajib. Standar sukarela artinya pengusaha atau wirausahawan membuat aturan atau standar sendiri dan mempraktikkannya. Sedangkan standar wajib artinya standar-standar yang dikeluarkan oleh pemerintah. Standar sukarela yang dibuat untuk beberapa jenis produk biasanya disesuaikan dengan standar yang dikembangkan oleh asosiasi perdagangan, misalnya IDEA sebagai asosiasi perdagangan secara online (E-commerce) yang menaungi lebih dari 100 pedagang atau pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan secara online. 2. Manfaat Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototipe Produk Pengujian kesesuaian fungsi prototipe dengan produk barang atau jasa yang dibuat merupakan proses yang penting dalam sebuah usaha atau bisnis. Beberapa manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya sebagai berikut. a. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Pelanggan akan lebih percaya diri pada produk yang telah diuji, terutama jika pengujain dilakukan oleh lembaga tertentu, seperti kementrian keagamaan untuk uji kehalalan dan BPOM untuk uji kelayakan produk makanan dan lain-lain. Pengujian memberikan bukti kepada


151 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN pelanggan bahwa produk tersebut aman dan dapat melakukan fungsi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain itu, dapat membuka kesempatan untuk dapat mengembangkan usaha dengan mitra ketiga atau investor. b. Peningkatan Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen Pengujian terhadap suatu prototipe produk sebelum dipasarkan, selain menambah kepercayaan diri wirausahawan dalam memasarkan produknya tetapi dapat juga membantu dalam meningkatkan kualitas produk tersebut. Menguji banyak ide dan desain dapat membantu wirausahawan untuk memilih jenis pengujian desain produk dan prototipe yang paling efektif dan membantu mengungkap dan memperbaiki kekurangan untuk meningkatkan kualitas produk. Sehingga produk yang kenalkan ke pasaran adalah produk yang sudah matang dan berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. c. Pengurangan Biaya Pengujian fungsi prototipe juga dapat membantu wiruasahawan untuk mengurangi biaya produksi. Dari hasil pengujian tersebut, wirausahawan dapat menghitung dan memperkirakan biaya produksi yang harus dikeluarkan dengan begitu wirausahawan dapat mengefisienkan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Selain itu, dengan pengujian fungsi prototipe sebelum produk di pasarkan secara luas, membantu wirausahawan terhindar dari pembayaran garansi yang berlebihan dan kemungkinan biaya hukum. d. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing Produk yang telah melewati proses pengujian fungsi prototipenya akan lebih unggul dengan pesaing, karena dari pengujian tersebut akan menghasilkan produk yang berkualitas. e. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan Selain kualitas produk, informasi mengenai kelarluarsa produk pun sangat penting bagi konsumen terutama produk makanan dan minuman. Dengan pengujian prototipe produk, wirausahawan dapat menentukan dengan pasti masa kadarluarsa produk, sehingga selain aman untuk konsumen juga dapat menambah kepercayaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. f. Memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk Pada proses pengujian produk, selain menguji kualitas produk. Hal lain yang dapat diperoleh dari hasil pengujian produk adalah informasiinforasi dalam penentuan harga, nama merek dan kualitas kemasan produk dan gambaran daya terima konsumen terhadap produk. Dengan adanya informasi tesebut, seorang wirausaha dapat mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang muncul dari aspek-aspek tersebut. Karena jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak di atasi dari awal, maka dapat memberikan dampak negatif bagi usaha atau bisnis yang


152 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN sedang dijalankan bahkan dapat terbentur oleh masalah hukum seperti plagiasi dan lain-lain, terutama pada saat proses promosi dan pemasaran. 3. Tujuan Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototipe Produk Bagi wirauwsahawan, hasil pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk dapat digunakan untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu, pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan pengembangan produk baru, sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama. Tujuan lain dari pengujian produk, antara lain sebagai berikut. a. Memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI. b. Memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk. c. Menjadi data standar dan komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah dan kegiatan penjaminan mutu produk. d. Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain. e. Memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk. f. Mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi. g. Memastikan keamanan. 4. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Prototipe Produk Proses pengujian prototipe produk dapat melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut dapat berkaitan dengan aspek keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan produk oleh konsumen. Pada aspek keamanan produk, pihak yang berperan salah satunya adalah pemerintah. Adapun beberapa pihak yang berperan dalam pengujian produk adalah sebagai berikut. a. Pemerintah Peran pemerintah di sini adalah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan seorang wirausaha menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk untuk konsumen. Pemerintah dapat membantu wirausaha dalam meningkatkan mutu produknya dengan menerbitkan rangkaian standar secara nasional, yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia). b. Organisasi Konsumen Peran Organisasi konsumen sebagai perwakilan konsumen agar konsumen mendapatkan produk sesuai standar dan berkualitas. Ketika pemerintah dan pengusaha atau wirausahawan tidak menetapkan standar kualitas suatu produk, maka organisasi konsumen tersebut dapat menuntutnya karena beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen. 5. Persyaratan Pengujian Prototipe Produk Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut. a. Pendekatan Sistem Metode dan prosedur pengujian produk ini mengharuskan wirausahawan untuk memiliki sistem yang standar, sehingga setiap produk


153 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN yang sejenis dapat diuji dengan cara yang sama. Termasuk dalam hal-hal sebagai berikut. 1) Produk yang disiapkan harus sama, baik kemasan dan pengkodean. 2) Kuesioner yang diajukan harus sama. 3) Rencana sampling yang sama. 4) Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama. b. Data Normatif Pengujian Produk Data dari hasil dari pengujian produk diarsipkan dan dilakukan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk membangun data base normatif sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai dan memudahkan dalam pengembangan produk ke depannya. c. Perusahaan Penelitian yang Sama Ada baiknya pengusaha atau wirausahawan menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan semua pengujian produknya. Hal ini dilakukan agar memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang sama persis. d. Uji Lingkungan Nyata Proses ini adalah proses pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak yang berada di lingkungan tempat di mana produk tersebut akan digunakan. Misalnya, jika produk tersebut digunakan di pasar maka produk tersebut harus diuji oleh orang-orang yang berada di pasar. e. Populasi Sampel yang Relevan Sampel merupakan variable penting dalam pengujian produk. Apabila sebuah produk memiliki segmen pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merek dari pasar tersebut. f. Variabel Kritis Kegunaan dan Kualitas Produk Aspek ini harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari pengusaha itu sendiri. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk. Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang sistem pengujian produk yang akurat. g. Tindakan Konservatif Rumusan Produk Produk sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi terhadap formulasi baru. Bila pengusaha telah yakin memiliki produk yang lebih baik, diusahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang. Selanjutnya, produk dapat distribusikan ke semua pangsa pasar. Semakin kecil pangsa pasar, akan semakin besar pula resiko yang bisa diambil dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.


154 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 6. Tahapan Proses Pengujian Prototipe Produk Bagaimana cara kerja pengujian, dan seperti apa prosesnya, bervariasi sesuai dengan produk mana, dan aspek kinerja yang akan diuji, tetapi sebagian besar proses berlangsung melalui fase pengujian produk dengan cara yang sama. Pengujian produk bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang keberhasilan sebuah produk, mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan produk, dan untuk menetapkan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu sebagai berikut. a. Pengujian Teknik (Technical Testing) Prototipe merupakan gambaran akhir dari sebuah produk. Pengujian yang dilakukan atas kinerja prototipe produk dapat memberikan informasi mengenai siklus hidup produk dan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan tingkat kerusakan produk, baik pada saat pemakaian oleh konsumen maupun pada saat pengiriman barang dari produsen ke konsumen, yang berdampak pada biaya pemasaran produk. b. Pengujian Preferensi dan Kepuasan konsumen (preference and satisfaction testing) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan pada proses pemasaran serta dapat membuat gambaran mengenai hasil awal dari penjualan produk. Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif konsumen individu, diukur dari kepuasan mereka terhadap produk yang mereka beli. Kepuasan ini sering disebut sebagai utilitas. Nilai konsumen dapat ditentukan oleh bagaimana utilitas konsumen membandingkan antara berbagai item. Pada tipe pengujian ini, terdapat komponen yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan produk oleh pelanggan dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu, konsumen diberikan pertanyaan mengenai kepuasan mereka terhadap produk yang ditawarkan. Untuk membandingkan kualitas produk kita dengan produk pesaing adalah dengan melakukan “blind test”. Beberapa manfaat dari pengujian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui kelebihan atau keunggulan dari produk yang ditawarkan, terlebih apabila usaha atau bisnis yang dijalankan ingin menonjolkan keunggulan produk yang ditawarkan. 2) Perkiraan tingkat pembelian ulang (repeat order) sangatlah penting untuk memperkirakan pangsa pasar dalam jangka panjang. Apabila hasilnya kurang bagus, maka yang dapat dilakukan adalah membatalkan peluncuran produk atau perancangan ulang prototipe produk. 3) Dapat memperkirakan kapan dilakukan pengembangan produk 4) Dapat memberikan kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.


155 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN c. Pengujian Pasar Simulasi (Simulated Test Markets) Pengujian dilakukan pada secara langsung ke segementasi pasar yang dituju. Pengujian ini bertujuan mengetahui gambaran mengenati segmentasi pasar yang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan. Pengujian ini juga disebut prosedur riset pemasaran. Beberapa model yang dapat dipakai, yaitu, bases, designor, assessor, dan litmus. d. Test Markets ( Pengujian Pasar ) Pengujian pasar ini dilakukan dengan menawarkan sebuah produk untuk dijual disuatu wilayah terbatas yang merupakan sampel yang mengambarakan semua wilayah yang dapat mewakili keseluruhan wilayah produk akan dipasarkan. Metode dalam pengujian ini adalah sebagai berikut. 1) Sales Wave Research Awalnya konsumen ditawarkan untuk mencoba produk secara percuma, kemudian konsumen ditawarkan produk pesaing yang memiliki harga lebih murah.  2) Simulated Test Marketing Pada metode ini, konsumen yang terdapat pada tempattempat belanja seperti mal, supermarket, atau tempat lainnya diberi pertanyaan mengenai alasan memilih produk dengan merek tertentu. Selain itu, konsumen juga biasa diajak untuk melihat beberapa iklan singkat beberapa produk pesaing dan produk yang kita tawarkan. Selanjutnya, mereka diminta untuk membeli beberapa produk sesuai dengan yang ada di iklan di toko yang telah ditentukan dengan uang yang kita berikan. dari metode itu, kita bisa melihat posisi kita di mata konsumen dibandingkan dengan produk pesaing. 3) Controlled Test Marketing Metode digunakan untuk menguji faktor-faktor yang terdapat dalam took dan iklan terbatas yang ditampilkan tanpa melibatkan konsumen secara langsung. 4) Test Market Pengujian ini biasanya dilakukan untuk menguji produk baru, di mana keadaan pengujain ini buat sesuai dengan keadaan pada saat produk akan diluncurkan. Pada umumnya pengusaha akan bekerja sama dengan perusahaan riset untuk mendapatkan informasi kota mana yang cocok untuk menawarkan produk agar distributor tertarik untuk memasarkan produknya. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan oleh perusaahaan.


156 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA BPOM Perubahan dari berbagai bidang terutama teknologi produksi, semakin meningkatkan resiko yang mungkin muncul dari produk yang digunakan konsumen terhadap kesehatan mereka. Kerusakan yang terjadi pada produk, misalnya terkontaminasinya produk oleh zat berbahaya dapat membahayakan konsumen dengan jumlah besar dan luas yang berlangsung dengan sangat cepat. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi di Indonesia terdapat suatu instansi yang bertujuan untuk melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumen dari produk yang ditawarkan dipasaran. Instansi itu adalah BPOM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Kebanyakan pelaku usaha makanan kebingungan jika diberi pertanyaan apakah produknya sudah memiliki izin BPOM atau belum. Oleh karena itu, BPOM membagi izin atau sertifikasi menjadi 4 bagian, yaitu, PIRT, MD, ML, dan SP. Setiap perizinan memiliki biaya yang berbeda-beda. Perbedaan biaya tersebut didasarkan kepada jenis peralatan yang digunakan, jumlah produk yang diproduksi dan jumlah tenaga kerja. Jadi biaya pengurusan izin ini bervariasi dan mengikuti kemampuan dari usaha itu sendiri. 1. PIRT adalah izin untuk industri skala rumahan Banyak home industri atau industri rumahan yang bisnisnya tumbuh sehingga kapasitas produksi meningkat, kemasan, dan produknya pun semakin varuatif dan kreatif. Sehingga aspek legalitasnya harus diperhatikan. Perizinan ini diberikan kepada olahan hasil industri rumah tangga yang dijual secara eceran dan memiliki label. Dengan memiliki perizinan ini industri rumahan tersebut mendapatkan jaminan tertulis yang ditandatangani oleh Bupati atau Walikota sesuai dengan wilayah kerjanya. Namun, produk tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Gambar 8.2 BPOM Sumber: https://www.indonesia.go.id/layanan/kesehatan/sosial/ peraturan-bpom-tentang-pengawasan-pangan-olahan-untukkeperluan-gizi-khusus


157 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA 2. Makanan Dalam (MD) Merupakan perizinan yang diberikan oleh industri dalam negeri yang berskala besar. Kode MD yang diberikan BPOM berbeda-beda sesuai dengan lokasi diproduksinya produk tersebut. 3. Makanan Luar (ML) Merupakan perizinan yang diberikn BPOM terhadap industri berskala besar yang berasal dari luar negeri. Kode ML digunakan pada produk impor yang masuk ke Indonesia baik berupa produk utuh maupun harus dikemas ulang di Indonesia. 4. Sertifikat Penyuluhan (SP) Sertifikat ini merupakan sertifikat untuk pengusaha-pengusaha kecil di bawah pengawasan Dinas Kesehatan. Penyuluhan akan diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten pada pelaku usaha kecil tersebut. Pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan langsung secara mendadak untuk memastikan proses produksi sesuai standar atau tidak. Sumber: https://www.pom.go.id/new/view/direct/job https://bplawyers.co.id/2017/03/22/inilah-alasan-kenapa-izin-produksiindustri-rumah-tangga-pangan-harus-menjadi-izin-edar-bpom/ JELAJAH INTERNET Pengujian prototipe produk sangatlah penting. Metode yang dilakukan untuk pengujian prototipe produk berbeda-beda tergantung jenis produknya. Namun semua alat uji produk harus terstandarisasi, baik terstandarisasi dengan standar yang dibuat perusahaan tersebut maupun standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Di bawah ini salah satu contoh pengujian prototipe produk. https://www.youtube.com/watch?v=2PzT0aAi9Lw https://m.youtube.com/watch?v=piHza3CT7Ag


158 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN RANGKUMAN 1. Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk mengukur kinerja atau sifat suatu produk. 2. Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen pasar 3. Manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya, meningkatkan kepercayaan konsumen, peningkatan kualitas produk, kepuasan konsumen, pengurangan biaya, produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing, dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan, memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk. 4. Tujuan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk, di antaranya, untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan pengembangan produk baru. Sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama, memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI, memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk, menjadi data standar, komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah, kegiatan penjaminan mutu produk, sebagai sarana perbandingan dengan produk lain, memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk, mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi, dan memastikan keamanan. 5. Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk adalah pemerintah dan organisasi konsumen 6. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benarbenar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut: pendekatan sistem, data normatif pengujian produk, perusahaan penelitian yang sama, uji lingkungan nyata, populasi sampel yang relevan, variabel kritis kegunaan dan kualitas produk, tindakan konservatif rumusan produk 7. Tahapan proses pengujian prototipe produk, secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu sebagai, Technical Testing (Pengujian Teknis), Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan), Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi), Test Markets (Pengujian Pasar). TUGAS MANDIRI TUGAS MANDIRI 1 1. Buatlah sebuah langkah kerja tahapan pengujian produk yang akan kamu pasarkan dalam sebuah bagan! 2. Lakukan analisis terhadap beberapa produk yang ada dipasaran sesuai dengan tahapan pengujian produk dan isilah hasil analisisimu pada tabel di bawah ini!


159 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN TUGAS MANDIRI Tabel 8.1 Analisis Uji Produk TUGAS MANDIRI 2 Buatlah artikel mengenai pengujian prototipe produk, berdasarkan literatur dari beberapa sumber (internet, buku, majalah, dan lain-lain)! No Nama Produk Hasil analisis tahapan pengujian produk Technical Testing (Pengujian Teknis) Pengujian Preferensi dan Kepuasan PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Pengujian prototipe sangatlah penting dalam dunia usaha atau bisnis. Salah satu tujuan dari pengujian prototipe adalah dapat mengurangi biaya produksi. Jelaskan maksud dari penyataan tersebut! 2. Dalam proses pengujian prototipe produk, alat ujinya harus terstandarisasi baik standar yang dibuat oleh perusahaan maupun standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah sehingga hasil pengujian akan selalu sama. Buatlah standar untuk menguji menguji prototipe berupa makanan ringan! 3. Menurtmu mengapa perlu adanya pengujian terkait dengan merek selain pengujian kelayakan produk? 4. Pada setiap produk makanan dan minuman kemasan selalu tercantum tanggal kadalursa produk. Tujuan dari pencantuman tanggal kadaluarsa pada produk adalah? 5. Risna memulai sebuah bisnis dengan menjual kue nastar, pada awal berjualannya, Risna membagikan beberapa tester kuenya ke beberapa teman dan tetangganya. Apakah yang dilakukan oleh Risna termasuk ke dalam proses pengujian produk? Jelaskan jawabanmu!


160 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN REFLEKSI No Deskripsi/ Teks 1. Pilihlah gambar ekspresi wajah yang palling mendekati perasaan Anda setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran ini: 2. Apa hal paling penting yang Anda telah pelajari pada kegiatan Pembelajaran ini? 3. Apa hal berbeda yang ingin Anda lakukan untuk perbaikan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya? Apakah kegiatan Pembelajaran yang telah dilakukan memberikan informasi yang lengkap mengenai pengujian fungsi prototipe produk? Jika tidak, maka Anda dapat mencari tambahan informasi melalui berbagai literatur ataupun sumber-sumber lainnya. Tuliskan review sumber-sumber tersebut pada jurnal! Berdasarkan aktivitas pembelajaran di atas, Anda hanya diminta untuk mengidentifikasi pengujian fungsi prototipe produk. Untuk memenuhi keterampian Anda, cobalah membuat standar untuk pengujian prototipe produk yang telah Anda buat!


161 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menjelaskan konsep produksi massal, memberi contoh produksi massal, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan produksi massal, dan membuat perencanaan produksi massal dengan rasa tanggung jawab, kreatif, komuikatif, dan mandiri. BAB IX PETA KONSEP PRODUKSI MASSAL BAB IX PRODUKSI MASSAL Produksi Massal Pengertian produksi massal Ciri-ciri produksi massal kekurangan dan kelebihan produksi massal Tahapan produksi massal Prinsip-prinsip yang harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Skala Produksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Massal KATA KUNCI Produksi massal


162 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN Gambar 9.1 Produksi Massal Sumber: http://www.rotary-oven.com/bread-production-line/cake-production-line. html Sekarang ini, kita semakin dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Contohnya semakin banyaknya alat-alat elektronik yang dibuat dan digunakan untuk keperluan seharihari, seperti, hair dryer, televisi android, komputer, telepon gengam, mobil, motor, dan lain sebagainya yang semakin hari semakin canggih. Semua orang dapat merasakan manfaatnya, baik orang-orang yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Bisa kita bayangkan bagaimana usaha yang dilakukan produsen atau pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat banyak, apalagi pertumbuhan penduduk semakin terus bertambah. Pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berjumlah sagat banyak, pada produsen atau pelaku usaha atau wirausahawan, melakukan produksi produk dengan jumlah yang sangat banyak dan terus-menerus yang dikenal dengan istilah produksi massal. Dengan melakukan produksi massal, selain dapat menjangkau konsumen lebih banyak lagi, keuntungan yang lainnya adalah dapat menurunkan biaya produksi. Oleh karen itu, saat ini hampir semua produsen atau pelaku usaha atau wirausahawan sudah melakukan sistem produksi massal pada usaha yang dijalankannya.


163 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan pengetian dan tahapan produksi massal. A. Produksi Massal 1. Pengertian Produksi Massal Pengertian produksi adalah kegiatan menciptakan sebuah benda atau meningkatkan nilai guna benda tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan arti massal berarti melibatkan banyak orang. Jadi produksi massal adalah proses menghasilkan sebuah produk yang telah terstandarisasi dalam jumlah banyak menggunakan perakitan dengan teknologi otomasi. Pada prosesnya produksi massal mengacu pada produksi produk yang sama dalam jumlah banyak dengan efisien. Mekanisasi pada produksi massal digunakan untuk mencapai jumlah produk yang banyak, perincian bahan-bahan yang digunakan, pengendalian standar kualitas yang cermat, dan pembagian kerja. Selain produksi massal, sebagian perusaha pun melakukan pola produksi yang lain yaitu pola produksi sesuai dengan pesanan khusus (Job Order). Keputusan dalam pemilihan proses produksi sesuai pesanan atau produksi secara massal, sangat bergantung kepada perhitungan keuntungan yang mungkin didapatkan, khususnya dilihat dari penguasaan pasar. Jika yang dipilih adalah produksi secara massal, maka wirausahawan harus melakukan analisis pasar tentang situasi dan kondisi pasar terlebih dahulu terutama untuk melihat pesaing. Analisis pasar yang dilakukan, bertujuan untuk memprediksi tingkat penjulan di masa yang akan datang. Pola produksi yang dilakukan perusahaan berbeda-beda, ada yang melakukan produksi secara massal dan ada yang memproduksi sesuai dengan pesanan khusus atau ada yang menggunakan kombinasi dari keduanya. Biasanya yang menggunakan pola produksi kombinasi, di mana perusahaan melakukan produksi secara massal, tetapi juga menerima pesanan secara khusus adalah perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan lama. Untuk perusahaan yang masih baru, kebanyakan menggunakan pola produksi sesuai dengan pesanan yang diminta oleh konsumen. 2. Karakteristik Utama Produksi Massal a. Alur kerja seimbang. b. Produksi berkelanjutan dari produk yang sama. c. Spesialisasi Produksi Tinggi. d. Prosedur standardisasi dan penyatuan bagian dengan perakitan dan konstruksi. e. Jumlah produk yang dihasilkan berskala besar. f. Biaya produksi perunit rendah. g. Memiliki stok produk. 3. Kelebihan dan Kekurangan a. Kelebihan Produksi Massal Jika proses produksi dipantau secara ketat, produksi produk secara massal dapat menghasilkan perakitan presisi atau memiliki ketepatan yang hamper sempurna karena produk sudah terstandarisasi.


164 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Beberapa kelebihan produksi massal adalah sebagai berikut. 1) Hemat biaya 2) Efisiensi waktu 3) Tingkat keakuratan tinggi 4) Tingkat produksi cepat 5) Produk yang dihasilkan memiliki keunggulan untuk bersaing dengan produk lain dan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. b. Kekurangan atau kelemahan dari Produksi Massal Tidak semua produksi massal dapat berhasil dan berguna dalam pendapaian keberhasilan perusahaan. Ada beberapa kelemahan dan kekurangan dari produksi massal, di antaranya sebagai berikut. 1) Membutuhkan modal besar dan waktu jika ada kesalahan dari desain produksi. 2) Tidak adanya variasi produk. 3) Proses produksi terlihat kaku. 4) Mesin yang digunakan mahal. 5) Produk yang dipasarkan belum tentu laris di pasaran. B. Tahapan Produksi massal Tahapan produksi massal diawal dengan perencanaan produksi yang matang, perrencanaan produksi diawali dengan penentuan produk, penyaringan ide dan gagasan, pembuatan desain produk, dan gambar kerja produk, dilanjutkan dengan pembuatan dan pengujian fungsi ptototipe produk. Semuanya telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Setelah prototipe melalui proses pengujian dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan, maka proses selanjutnya adalah memproduksi produk tersebut dalam jumlah yang banyak atau produksi sercara massal. Sebelum dilakukan produksi secara massal, diperlukan perencanaan proses produksi dengan tahapan sebagai berikut. 1. Penyusunan urutan proses produksi (Routing) Routing adalah langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan produksi dan kontrol.  Routing merupakan proses penentuan urutan proses produksi. Routing perbaikan atau kontrol yang digunakan pada hal berikut. a. Jumlah dan mutu produk. b. Sumber daya produksi, seperti tenaga kerja, peralatan, bahan baku, dan lainnya. c. Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur. d. Tempat pembuatan produk. Routing dapat dibuat dengan sederhana atau kompleks tergantung dari sifat produksi. Dalam produksi massal lebih baik memakai routing yang sederhana. Namun, dalam job order atau pesanan khusus, routing yang digunakan adalah routing kompleks. Tujuan utama dari routing untuk menentukan jalur atau ururtan operasi produksi yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik. Sehingga dengan tahap routing ini akan memberikan kemudahan untuk semua lini produksi dalam mencapai tujuan dari perusahaan.


165 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 2. Scheduling Penjadwalan adalah langkah kedua setelah routing. Penjadwalan berarti sebagai berikut. a. Mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diperbaiki. b. Membuat daftar prioritas operasi manufaktur yang berbeda. c. Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi. Penjadwalan juga dilakukan untuk sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal tersebut dapat membantu seorang wirausaha untuk untuk memanfaatkan waktu secara optimal, karena semua rencana produksi sudah disusun secara sistematis. 3. Dispaching Dispatching merupakan tahap penetapan dan penentuan proses pemberian serta pembagian tugas yang telah disesuaikan dengan tahap routing dan scheduling.Dispatching berarti memulai proses produksi. 4. Follow-up Tahap ini merupakan tahap penetapan dan penentuan berbagai kegiatan, seperti pengadan bahan baku produk dari luar, pembelian, dan pemesananya. Hal itu dilakukan untuk mengkoordinasikan semua perencanaan produksi. Selain pengadaan bahan baku, aspek lain yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan. Tindak lanjut menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi. 5. Menyampaikan jadwal pada pemesan C. Prinsip-prinsip yang Harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Skala Produksi Penentuan skala produksi baik produksi secara massal maupun produksi sesuai pesanan khusus, harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini. 1. Penentuan skala produksi sesuai dengan tujuan perusahaan, artinya jangan sampai ada perubahan tujuan perusahaan dikarenakan skala produksi yang terlanjur ditentukan. 2. Skala produksi bersifat sederhana dan praktis, sehingga mudah dilaksanakan oleh siapa pun. 3. Skala produksi yang telah ditetapkan bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan proses produksi. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Massal Dalam kegiatan produksi membutuhkan faktor produksi. Beberapa faktor yang memperngaruhi di antaranya sumber daya alam, sumber daya manusia atau tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. 1. Sumber daya alam Merupakan segala sesuatu yang tersedia di alam yang menunjang proses pembuatan produk, seperti tanah, iklim, cuaca, air, laut, dan sebagainya. Faktor alam termasuk ke dalam faktor produksi karena selain menunjang proses produksi faktor alam pun dapat memberikan nilai tambah produk.


166 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Misalnya pada saat kita memproduksi tanaman sayuran, maka faktor alam seperti tanah, iklim, ketinggian tempat, suhu pH dan sebagainya sangat berperan penting untuk menghasilkan tanaman sayuran yang berkualitas. 2. Sumber daya Manusia Faktor produksi tenaga kerja atau sumber daya manusia terdiri dari dua kelompok, yaitu tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya. Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut. a. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang menempuh pendidikan formal, seperti contohnya guru, dokter, insinyur, dan sebagainya. b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mengutamakan pengalaman dan keahlian tertentu, seperti contohnya sopir, koki, penjahit, dan sebagainya. c. Tenaga kerja kasar merupakan tanaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan formal maupun pengalaman atau keahlian secara khusus, seperti contohnya tukang beca, tukang kebun, kuli angkut, buruh tani, dan sebagainya. Sedangkan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut. a. Tenaga kerja jasmani lebih mengutamakan tenaga dalam melakukan pekerjaannya, seperti tukang cuci, kuli bangunan, dan sebagainya. b. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih mengandalkan pikiran dan perasaan dalam melakukan pekerjaannya, misalnya psikolog, pelukis, dan sebagainya. Faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia merupakan faktor produksi langsung. Karena dengan hanya menggunakan kedua faktor produksi tersebut proses produksi dapat dilakukan meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun semakin meningkat, sehingga kegiatan produksi produk pun semakin hari semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan faktor produksi lain selain sumber daya alam dan sumber daya manusia, yaitu modal dan keahlian menejarial atau kemampuan untuk mengelola suatu usaha. 3. Modal Untuk membantu kelancaran produksi, modal sangatlah penting. Modal dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. Modal menurut asalnya, terdiri dari berikut ini. a. Modal sendiri, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari perusahaan itu sendiri b. Modal asing, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari pinjaman luar perusahaan.


167 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Modal menurut bentuknya, terdiri dari berikut ini. a. Modal konkrit atau nyata, yaitu modal berupa peralatan dan perlengakapan perusahaan. b. Modal abstrak atau tidak nyata, yaitu modal berupa nama baik, merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya. Modal menurut sifatnya, terdiri dari berikut ini. a. Modal tetap adalah segala jenis aset fisik nyata yang digunakan berulang kali dalam produksi suatu produk. b. Modal lancar merupakan bagian dari modal perusahaan yang digunakan untuk operasi sehari-hari, dan karena itu diharapkan bahwa perusahaan mempertahankan aset lancar jauh lebih banyak daripada kewajiban lancar. Tingkat modal perusahaan saat ini juga merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mampu memenuhi kewajiban dan hutang jangka pendeknya disebut aktiva lancar bersih atau modal kerja. 4. Keahlian Manajerial Keahlian manajerial adalah kemampuan mengelola kegiatan produksi dengan efektif dan efisien. Keahlian manajerial juga sering disebut sebagai kewirausahaan. Ada beberapa keahlian yang harus dimiliki dalam faktor produksi ini, daintaranya sebagai berikut. a. Manajerial skill, yakni pengetahuan dan kemampuan individu dalam posisi manajerial untuk memenuhi beberapa kegiatan atau tugas manajemen tertentu. Pengetahuan dan kemampuan ini dapat dipelajari dan dipraktikkan. Namun, mereka juga dapat diperoleh melalui implementasi praktis dari kegiatan dan tugas yang diperlukan. b. Technical skill atau keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tindakan, tugas, dan proses yang rumit yang berkaitan dengan teknologi komputasi dan fisik serta beragam kelompok perusahaan lain. Mereka yang memiliki keterampilan teknis sering disebut sebagai "teknisi", seperti ,teknisi audio, teknisi elektronik, teknisi pasar, teknisi komputer, teknisi teknik, dan berbagai sebutan lain. Keterampilan teknis adalah yang praktis, biasanya terkait dengan bidang mekanika, teknologi informasi, matematika, dan sains. Merupakan keahlian yang sifatnya teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga proses produksi tersebut bisa berjalan dengan baik. c. Organizational skill atau keahlian organisasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan proses untuk menyelesaikan sesuatu dengan mengagumkan dan efektif. Itu tidak melekat tetapi keterampilan yang diperoleh yang harus dikembangkan dan diasah dengan waktu untuk membuatnya lebih sempurna dan efektif.


168 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA Berakhirnya Era Produksi Massal Pada abad 18 merupakan periode awal terjadinya revolusi industri. Revolusi indurtri tersebut terjadi pertama kali di Inggris yaitu pada saat ditemukannya mesin uap yang mendukung pertanian (agriculture). Revolusi industri yang terjadi saat itu, menimbulkan perubahan pada sumber daya manusia atau tenaga kerja yang ada. Di mana tenaga kerja yang pada awalnya hanya sebagai tenaga kerja kasar kini berubah menjadi tenaga kerja atau sumber daya manusia yang terampil dalam menjalankan messin-mesin produksi, sehingga bisa menghasilkan produk dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat. Adanya perkembangan teknologi terutama pada mesin-mesin produksi, mengubah pola produksi dari produksi dengan skala kecil menjadi produksi berskala besar atau massal dengan biaya yang cukup tinggi. Walaupun biaya yang dibutuhkan cukup tinggi, namun biaya perunitnya terbilang rendah. Sehingga, semakin ekonomis yang dikenal dengan istilah skala ekonomis (economies of scale) yang bercorak industri. Berkembangnya produksi massal yang dilakukan perusahaan-perusahaan industri menggeser pola-pola lainnya menjadi berskala massal, misalnya, konsumsi massal, distribusi massal, media massa, atau bahkan senjata pembunuh massal. Selain itu, dengan berkembangnya produksi massal yang ada saat ini mendorong terbentuknya daerah-daerah baru sebagai segmen atau target pasar di berbagai negara. Hal tersebut dkarena semakin meningkatknya permintan dan penawaran, namun faktor lain yang mempengaruhi perkembangan pasar dunia saat ini adalah kualitas produk dan selera konsumen. Perkembangan dalam teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat mendorong dihasilkannya media baru yang mampu menggabungkan kemampuan komputerisasi, televisi, radio, dan telepon. Agar tidak tertinggal, saat ini pemerintah di seluruh negara semakin serius dalam memperhatikan kemajuan-kemajuan diberbagai bidang terutama bidang teknologi dan komunikasi, dalah satunya internet. Perubahan tersebut diikuti pula oleh perubahan pola kerja lebih membutuhkan kreatifitas individu untuk menghasilkan nilai tambah industri. Sehingga, muncullah industri kreatif yang Gambar 9.2 Produksi Massal Makanan Sumber: https://hock.id/blog/izin-usaha-makanan/


169 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA lebih menekankan pada kreativitas tenaga kerjanya. Kekurangan modal bukan lagi merupakan tantangan besar dalam melakukan proses produksi, tetapi kekurangan ide dan kreatifitaslah yang saat ini menjadi tantangan besar dalam kelangsungan suatu usaha agar dapat bersaing dengan pasa baik nasional maupun internasional. Melalui industri kreatif, terjadi perbedaan dengan asumsi dasar yang digunakan pada era produksi massal di gelombang kedua. Pada produksi masal era gelombang kedua lebih menekankan pada efisiensi sebagai akibat dari kurangnya sumber saya yang tersedia sebagai bahan baku dalam melakukan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen yang tidak terbatas. Sedangkan industri kreatif lebih menekankan pada keragaman dan kelimpahan melalui eksploitasi ide dan gagasan kreatif setiap orang yang tentunya tidak terbatas. Industri kreatif yang berkembang saat ini bukan hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar tetepi pemenuhan terhadap kebutuhan emosional konsumen yang menjadi target pasar. Hal itu sebabkan semakin beragamnya gaya hidup masyarakat dan permintaan pasar yang semakin meluas pada jenisjenis produk barang atau jasa baru yang sangat beragam berbeda dengan yang terjadi pada era produksi massal sebelumnya. Sumber: http://indonesiakreatif.bekraf.go.id/iknews/berakhirnya-era-produksi massal/ JELAJAH INTERNET Bagi seorang wirausahawan ataupun sebuah perusahaan, dalam menentukan pola produksi sesuai dengan pesanan khusus ataupun produksi secara massal memerlukan pertimbangan dan perencanaan yang matang. Di bawah ini contohcontoh produk yang diproduksi secara massal. https://www.youtube.com/watch?v=llyN8CBDbaY https://www.youtube.com/watch?v=KJeN6RSqbOc


170 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN RANGKUMAN 1. Produksi massal adalah proses pembuatan produk yang telah terstandarisasi dalam jumlah besar dengan teknologi otomatisasi. 2. Pola produksi terdiri dari pola produksi sesuai dengan pesanan khusus (Job Order) dan pola produksi massal. Pemilihan pola produksi sangat tergantung dari perhitungan keuntungan berdasarkan pasar yang dikuasai. 3. Jika proses produksi secara massal yang dipilih, maka wirausahawan harus melakukan analisis terlebih dahulu mengenai keadaan pasar dan persaingan yanga ada. 4. Perusahaan dapat memilih salah satu dari pola produksi tersebut atau kombinasi dari produksi massal dengan produksi sesuai dengan pesanan khusus. 5. Karakteristik produksi massal antara lain sebagai berikut. Alur kerja seimbang, produksi berkelanjutan dari produk yang sama, spesialisasi produksi tinggi, prosedur standardisasi, penyatuan bagian dengan perakitan dan konstruksi, jumlah produk yang dihasilkan berskala besar, biaya produksi perunit rendah, dan memiliki stok produk. 6. Kelebihan produksi massal, di antaranya, hemat biaya, efisiensi waktu, tingkat keakuratan tinggi, tingkat produksi cepat, menciptakan keunggulan kompetitif, dan keuntungan yang lebih tinggi. Sedangkan kekurangan atau kelamannya adalah membutuhkan modal besar dan waktu jika ada kesalahan dari desain produksi, tidak bervariasinya produk yang dihasilkan, dan biaya produksi mahal. 7. Tahapan produksi massal diawal dengan perencanaan produksi yang matang, Sebelum dilakukan produksi secara massal, diperlukan perencanaan proses produksi dengan tahapan sebagai berikut. Routing, Scheduling, Dispatching, Follow up, menjadwalkan proses operasi tiap unit, dan menyampaikan jadwal pada pemesan 8. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi massal, yaitu, sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan keahlian manajerial. TUGAS MANDIRI TUGAS MANDIRI 1 Carilah dai berbagai sumber (intenet, buku, dan sumber lain), contoh-contoh produk terkenal yang diproduksi secara massal, kemudian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya, catatlah pada tabel di bawah ini!


171 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN TUGAS MANDIRI Tabel 9.1 Menganalisis Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Produksi Massal TUGAS MANDIRI 2 Buatlah sebuah kelompok dengan anggora 4-5 orang, kemudian pilihlah sebuah produk untuk dijualbelikan dan buatlah rincian tahapan perencanaan produksi massal dari awal sampai terakhir! No Nama Produk Lama produksi Faktor keberhasilan Faktor kegagalan PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Dari semua faktor proses produksi, faktor manakah yang menurutmu paling penting? Jelaskan jawabanmu! 2. Pola produksi terdiri dari produksi berdsarkan pesanan khusus (job order) dan produksi secara massal. Peeusahaan baru biasanya menggunakan pola produksi sesuai pesanan, karena produk yang dihasilkannya belum dikenal oelh masyarakat luas. Menurutmu apa yang harus dilakukan agar sebuah produk baru dapat diproduksi secara massal dan bersaing di pasaran? Jelaskan jawabanmu! 3. Jelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam produksi massal sebuah produk! 4. Jelaskan alasan mengapa jika suatu produk akan diproduksi secara masaal harus dilakukan analisis pasar terlebih dahulu? Jelasakan jawabanmu! 5. Jelaskan manfaat dari produksi massal bagi seorang wirusahawan!


172 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN REFLEKSI No Deskripsi/ Teks 1. Pilihlah gambar ekspresi wajah yang paling mendekati perasaan Anda setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran ini: 2. Apa hal paling penting yang Anda telah pelajari pada kegiatan Pembelajaran ini? 3. Apa hal berbeda yang ingin Anda lakukan untuk perbaikan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya? Apakah kegiatan Pembelajaran yang telah dilakukan memberikan informasi yang cukup mengenai produksi massal? Apabila masih kurang, silahkan mencari informasi tambahan dari berbagai literatur ataupun sumber-sumber lainnya. Tuliskan review sumber-sumber tersebut pada jurnal! Berdasarkan aktivitas pembelajaran di atas, Anda hanya diminta untuk mengidentifikasi conroh-contoh produksi massal. Untuk memenuhi keterampian Anda, cobalah membuat rincian tahapan produksi massal dan mencoba membuat produk dalam jumlah banyak untuk dijualbelikan!


173 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menganalisis indikator keberhasilan tahapan produksi massal, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tahapan produksi massal, menjelaskan perbedaan prduksi massal dengan produksi kotumisasi, dan membuat indikator keberhasilan produksi massal untuk produk yang telah dibuat dengan rasa ingin tahu, kreatif, komuikatif, dan mandiri. BAB X PETA KONSEP INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAPAN PRODUKSI MASSAL BAB X INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAPAN PRODUKSI MASSAL Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Massal Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal Hubungan Keberhasilan Tahapan Produksi Massal dengan keberhasilan usaha Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tahapan Produksi Produksi Massal Menuju Produksi Kostumisasi KATA KUNCI Mass cutomization, Produktivitas, customer oriented


174 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN Gambar 10.1 Robot untuk Produksi Massal Sumber: http://www.jagatreview.com/2014/09/china-bersiap-produksi-massal-robot-industri/ Perkembangan pesat usaha atau bisnis saat ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi khususnya pada jaringan internet maupun dari bidang alat-alat elektronik dan kendaraan yang semakin hari semakin canggih. Perkembangan teknologi tersebut bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun, jika kita lihat, tidak semua produk yang ada dipasarkan mendapatkan respon positif dari konsumen, bahkan tidak sedikit perusahaan atau pelaku usaha yang rugi besar karena produknya tidak dapat terjual dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, saat ini banyak perusahaan atau pelaku usaha yang sangat berhati-hati dalam memilih apakah produknya akan diproduksi secara massal atau hanya diproduksi sesuai pesanan saja atau gabungan keduanya. Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan gambaran oleh pelaku usaha atau perusahaan apakah produksi massal yang dilakukan berhasil atau tidak, salah satunya adalah produktivitas usaha yang dilakukan.


175 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan indikator keberhasilan tahapan produksi massal, hubungan antara keberhasilan produksi massal dengan keberhasilan usaha, faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan tahapan produksi massal, dan perkembangan produksi massal menuju produksi kostumisasi. A. Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal Keberhasilan tahapan produksi massal dapat juga menggambarkan keberhasilan usaha. Pengukuran keberhasilan tahapan produksi massal, dapat dilihat dari beberapa indikator, di antaranya sebagai berikut. 1. Produktivitas Produktivitas diukur dari tingkat efesiensi input yang digunakan seperti tenaga kerja dan modal baik berupa modal uang maupun modal barang untuk menghasilkan sebuah produk barang atau jasa (output). Salah stau perhitungan produktivitas yang umum adalah dengan menghitung produksi kotor selama 1 jam kerja, perhitungan ini dapat mengukur efesiensi tenaga kerja yang dipekerjakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Sedangkan rumus perhitungan produktivitas adalah sebagai berikut. Produktivitas = Hasil perhitungan produktivitas berupa persentase, besar kecilnya persentase dari perhitungan tersebut menunjukkan efesiensi produktivitas, semakin besar dan mencapai 100%, maka sistem produksi massal yang dilakukan berhasil. Langkah pertama dalam meningkatkan produktivitas adalah pengukuran sedangkan langkah kedua yang harus diperhatikan adalah mengenali faktor yang mempengaruhi produktivitas dan memilih faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas pada berbagai situasi tertentu. Faktor yang mempengaruhi produktivitas dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai berikut. a. Faktor Eksternal atau faktor dari luar. Seperti persaingan, permintaan dan sebagainya. Semua hal tersebut tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Apabila faktor luar terlalu kuat, maka kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak akan dapat meningkatkab produktivitas. b. Faktor Internal atau faktor dari dalam, yang termasuk ke dalam faktor dalam, di antaranya sebagai berikut. 1) Tenaga kerja, seperti, personalia, seleksi penempatan, pengembangan tenaga kerja, dan sebagainya. 2) Proses produksi yang terdiri dari pola produksi, otomatisasi, aliran proses, dan tata letak. 3) Pengembangan produk dan evaluasi produk. 4) Daya tamping produksi, seperti, bahan baku dan perencanaan daya tamping. 5) Kualitas produk ini mengacu pada penyempurnaan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan target pasar.


176 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 2. Kaspasitas Produksi Kapasitas dapat diartikan jumlah total yang dapat ditampung atau diproduksi sedangkan yang dimaksud dengan kapasitas produksi sebagai produksi atau output maksimum, yang dapat diproduksi dalam bisnis dengan bantuan sumber daya yang tersedia. Kapasitas dihitung selama beberapa hari atau minggu atau bulan. Pengukuran dilakukan sedemikian rupa sehingga kami dapat menyesuaikan kapasitas produksi kami sesuai dengan permintaan dari pasar. Dengan memperhitungkan kapasitas produksi, maka seorang wirauasahawan dapat memperkirakan kemungkinan pendapatan atau omset yang diperoleh. Kapasitas produksi berbanding lurus dengan target produksi. Semakin tinggi target produksi yang ingin dicapai maka kapasitas produksi semakin besar. Apabila target produksi yang di tentukan terlalu tinggi dibandingkan kapasitas produksi itu artinya memaksakan diri, sebaliknya jika target lebih rendah dibandingkan kapasitas produksi maka dianggap tidak efisien. Oleh karena itu, seorang pelaku uasaha atau wirausaha harus dapat secara cermat dalam memperhitungkan target produksi maupun kapasitas produksi. Sebagai contoh perhitungan kapasitas produksi sebuah kedai kopi. Jika sebuah kedai kopi di mal yang menjual sebuah kopi susu seharga 20.000. Kedai kopi ini memiliki sebuah outlet di mall dengan seorang pegawai yang melayani pada setiap shift. Pegawai ini dapat membuat kopi dengan waktu mulai dari pelanggan datang, meracik, membayar, dan memberikan kembalian selama total 6 menit. Dengan demikian, pegawai tersebut dapat membuat kopi satu jam sejumlah 60 menit/6 = 10 kopi perjam. Misal kedai kopi ini membuka outlet pada jam 10.00 dan tutup pada jam 22.00 maka kapasitas produksinya adalah 10 kopi x 12 = 120 kopi. Kemudian kapasitas produksi outlet itu dalam 1 bulan atau 30 hari adalah 120 x 30 = 3600 kopi. Jika harga setiap kopi adalah 20.000 maka maksimum peluang penghasilan perbulan adalah Rp 20.000 x 3600 = 72.000.000. Kita juga dapat menghitung omset per hari, kemudian dibuat satu bulan. Jika dalam satu jam bisa menghasilkan 10 kopi, maka dalam satu jam bisa menghasilkan Rp 200.000. Dalam satu hari bisa menghasilkan omset Rp 200.000 x 12 = Rp 2.400.000 atau 2,4 juta per hari. Dalam sebulan maka omset bisa 2,4 juta x 30 = 72 juta. Selain target produksi, kapasitas produksi juga erat kaitannya dengan jadwal produksi yang direncanakan pada awal akan dilakukan produksi massal. Karena dalam jadwal produksi dapat terlihat apa dan berapa jumlah produk yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Jadi indikator keberhasilan produksi masal dapat dilihat dari keseimbangan target produksi dengan kapasitas produksi yang akan diproses sesuai dengan jadwal produksi setiap minggu. Untuk dapat mengontrol target produksi dan kapasitas produksi maka diperlukan evaluasi. 3. Pengelolaan Permintaan Pengelolaan permintaan erat kaitannya dengan peramalan permintaan terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Untuk dapat melakukan pengelolaan permintaan dengan lebih efektif dan efisien


177 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN adalah dengan melakukan demand management. Demand Management adalah upaya yang dilakukan untuk membuat permintaan agar lebiih mudah dipenuhi oleh supply chain. Proses ini lebih baik dibandingkan degan hanya meramalkan permintaan konsumen. Mengelola permintaan berarti mengubah pola permintaan, sehingga lebih menguntungkan bagi ketersediaan pasokan produk. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi pola permintaan, di antaranya sebagai berikut. a. Promosi b. Harga c. Self management atau manajemen diri d. Deal structure atau pengelolaan manajemen Jika pengelolaan permintaan stabil dan semua permintaan kosumen dapat dipenuhi, menunjukkan bahwa tahapan produksi massal yang dilakukan sudah cukup baik. B. Hubungan Keberhasilan Tahapan Produksi Massal dengan Keberhasilan Usaha Bagi seorang wirausaha, usaha yang dijalankannya bertujuan mendapatkan keuntungan. Dalam mengelola usahanya, wirausahawan harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan segala faktor sumber daya yang ada untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha lain. Selain itu, kemampuan dalam memanfaatkan kesempatan serta berinovasi sangat diperlukan untuk tuk meraih keberhasilan. Keberhasilan dalam sebuah usaha sangat identik dengan pendapatan atau keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu, pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan sebuah usaha. Selain itu, keberhasilan suatu usaha dapat diartikan juga sebagai suatu posisi lebih unggul dari pesaing atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu sebagai berikut. 1. Kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terus terjadi. 2. Produktifitas produksi. 3. Kepuasan kerja, baik untuk para tenaga kerja maupun kepuasan yang dirasakan oleh pelaku usaha itu sendiri. 4. Kemampuan dalam mendapatkan keuntungan dan kejelian untuk mencari sumber daya, sehingga produksi tidak terhenti. Untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan sesuai dengan yang diharapkan, seorang pelaku usaha atau wirausaha dapat memilih memproduksi produk barang atau jasa dalam jumlah banyak dan terus-menerus (produksi massal) atau memproduksinya sesuai dengan pesanan khusus (job order), bahkan bisa gabungan dari keduanya. Pada dasarnya kriteria keberhasilan kedua sistem tersebut dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu usaha. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan produksi massal dapat menunjang keberhasilan usaha yang dijalankan. Kesuksesan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat dipengaruhi oleh karakter wirausaha yang menjalankannya. Di mana karakter wirausaha tersebut akan membentuk kerangka berpikir yang dapat menghantarkan


178 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN usahanya untuk meraih sukses. Beberapa karakter wirausaha, di antaranya sebagai berikut. 1. Kemampuan dan ketelitian dalam mencari peluang-peluang baru. 2. Dapat mengejar dan memanfaatkan peluang usaha yang ada dengan baik. 3. Fokus pada satu usaha yang ditekuni. 4. Memiliki motivasi tinggi dalam mencapai tujuan usahanya. 5. Memiliki tujuan usaha yang jelas dan terukur. 6. Memiliki kemampuan dalam memotivasi lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan bersama. Adapun indikator keberhasilan usaha baik dengan sistem produksi massal atau produksi sesuai pesanan khusus secara keseluruhan menurut beberapa ahli, di antaranya sebagai berikut. 1. Modal Modal adalah  sekumpulan uang atau barang yang digunakan seorang pelaku usaha atau wirausaha sebagai dasar untuk membangun sebuah usaha. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam memulai sebuah usaha. Suatu usaha yang dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan modal yang diterima dalam kurun waktu tertentu dari modal awal yang dikeluarkan. 2. Pendapatan Indikator yang dapat terlihat secara langsung dalam menentukan keberhasilan suatu usaha adalah peningkatan pendapatan atau omset dalam kurun waktu tertentu. Omset adalah jumlah uang hasil penjualan barang atau jasa tertentu selama suatu masa jual. Peningkatan omset yang siginifikan menunjukkan keberhasilan usaha yang dijalankan. 3. Volume Penjualan Peningkatan volume penjualan juga dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu usaha, semakin meningkatnya volume penjualan mengindikasikan bahwa produk barang atau jasa yang diproduksi mendapatkan respon positif dari konsumen. Selain itu, peningkatan volume penjualan juga berhubungan dengan peningkatan jumlah pelanggan yang membeli produk barang atau jasa yang diproduksi. Peningkatan volume penjualan sangat dipengaruhi oleh perluasan pemasaran dan perluasan usaha yang dilakukan oleh pelakun usaha. 4. Output Produksi Output produksi atau jumlah produksi yang meningkat sangat berpengaruh pada peningkatan omset usaha, namun peningkatan jumlah produksi ini harus mendapatkan perhatian lebih, karen harus diikuti dengan perhitungan untuk pengeluaran biaya kirim, pengemasan, dan lain-lain. Sehingga, keuntungan bersih yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. 5. Tenaga Kerja Peningkatan jumlah tenaga kerja pada sebuah usaha dapat mengindikasikan keberhasilan usaha yang sedang dijalankan. Semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan menunjukkan peningkatan pendapatan usaha yang diterima.


179 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 6. Kepuasan Pelaku Usaha Keberhasilan usaha tidak hanya dapat dilihat dari hasil secara fisik tetapi dapat juga dirasakan oleh pelaku usaha atau wirausahawan berupa kepuasaan batin wirausaha dalam menajalankan usaha tersebut. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tahapan Produksi Massa Faktor-faktor yang mampengaruhi keberhasilan usaha, baik pada tahapan sistem produksi massal maupun porduksi sesuai penanan, dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor dalam, di antaranya yaitu, kualitas sumber daya manusia modal dan kewirausahaan atau keahlian menejerial. Sedangkan faktor luar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor pemerintah dan nonpemerintah. Faktor pemerintah di antaranya, kebijakankebijakan pemerintahan di bidang ekonomi, politik, dan sebaginya. Faktor nonpemerintah, yaitu, sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhanm dan konsidisi perburuhan, kondisi infrastrukur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global. Terdapat delapan faktor agar usaha atau bisnis yang dijalankan mencapai keberhasilan, di antaranya sebagai berikut. 1. Dapat memanfaatkan peluang pasar dengan baik. 2. Memiliki kelebihan dari pesaing. 3. Memiliki kualitas produk yang baik. 4. Selalu berinovasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen. 5. Dasar budaya perusahaan. 6. Kekeluargaan yang terjalin dalam perusahaan. 7. Mutu manajemen yang baik. 8. Memiliki modal yang kuat. D. Produksi Massal Menuju Produksi Kostumisasi Adanya perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang semakin pesat saat ini. Membawa tantangan tersendiri bagi pada pelaku usaha manufaktur maupun pelaku usaha di bidang lainnya, terutama usaha atau bisnis yang berbasis pada produksi massal (mass production) untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa yang fokus pada keinginan dan kebutuhan konsumen (Customer Oriented). Oleh karena itu, muncullah produksi kostumisasi (mass customization). Produksi kostumisasi berbeda dengan produksi secara massal, perbedaanya adalah pada produksi kostumisasi, produk barang atau jasa diproduksi secara massal namun dapat mengakomodasi kebutuhan dan keinginan konsumen kecepatan proses produksi, flexibilitas, dan integrasi. Sedangkan jika produksi massal, konsumen dipaksa untuk memilih produk yang terkadang bisa jadi kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, sehingga tidak dapat mengakomodasi kebutuhan spesifik konsumen. Produksi massal terlalu identik dengan proses yang bersifat birokratis dan hirarki. Produksi kostumisasi merupakan salah satu solusi bagi pelaku usaha yang berbasis produksi massal untuk dapat bersaing dengan secara kompetitif dalam meraih pangsa pasar. Produksi kostumisasi melibatkan semua aspek pada setiap


180 BISNIS DARING DAN PEMASARAN MATERI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN tahapan produksi sampai pengiriman produk ke tangan konsumen. Tantangan ini cukup berat bagi pelaku usaha atau wirausahawan yang berbasis produksi massal, karena ada tahapan-tahapan yang harus didukung oleh adanya perkembangan teknologi informasi. Tantangan yang lebih berat lagi adalah perkembangan teknologi informasi tersebut mampu menawarkan kepada konsumen untuk mengapresiasi desain sesuai dengan yang mereka inginkan. Sehingga, diperlukan inovasi dan kreartifitas pelaku usaha dalam menghadapi tantangan tersebut dalam hal operasionalnya. Saat ini, banyak pelaku usaha atau wirausahawan mulai menerapkan produksi kostumisasi. Dalam proses menuju produksi kostumisasi terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan sistem tersebut, yaitu sebagai berikut. 1. Customer demand for variety and customization must exist. Kemampuan suatu perusahaan untuk memproduksi dan mengirimkan produk dalam waktu tertentu dan dengan biaya yang sudah disepakati sebelumnya. 2. Market Conditions must be appropriate. Kemampuan perusahaan menjadikan mass customization sebagai suatu keunggulan yang digunakan untuk berkompetisi meraih pangsa pasar. 3. Value Chain should beready. Keberhasilan mass customization tergantung pada kesiapan pemasok, distributor dan pengecer untuk mendukung pelaku usaha atau wirausaha dalam memasok bahan mentah hingga menjadi produk jadi. 4. Technology must beavailable Implementasi. Teknologi manufaktur merupakan faktor dasar keberhasilan sistem produksi kostumisasi. 5. Product should be customizable. Mass customization memerlukan kemampuan untuk membangun produk dengan cepat dan inovasi dengan daur hidup produk yang lebih pendek. 6. Knowledge must be shared Mass customization adalah suatu strategi yang dinamis dan tergantung pada kemampuan untuk menterjemahkan keinginan konsumen menjadi sebuah produk, untuk mewujudkan hal tersbut dibutuhkan pengetahuan yang baik dalam berbagai aspek, salah satunya perkembangan teknologi saat ini.


181 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN CAKRAWALA Mobil Pertama yang di Produksi Secara Massal Perkembangan di bidang otomotif sangat pesat. Pada awalnya tidak semua orang dapat membeli mobil, namun saat ini harga mobil terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah. Dalam sejarah otomotif, pada tahun 1908 Ford merupakan tahun bersejarah untuknya. Ford Model T merupakan mobil pertama dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum. Mobil tersebut pertama kali diproduksi pada 12 Agustus 1908 di Pabrik Piquette di Detroit, Michigan dan mulai dijual pada 27 September 1908. Pada tanggal 26 Mei 1927, Henry Ford, sang pendiri Ford Motor Company menyaksikan langsung Model T ke-15 juta yang diproduksi dari pabriknya. Model T adalah mobil pertama yang diproduksi secara massal dengan menggunakan perakitan modern dengan taerget pasarnya adalah kelas menengah di Amerika. Ford membuat mobil Model T mudah untuk dikemudikan oleh siapapun. Mobil yang diproduksi Ford berbeda dengan mobil saat ini, sekalipun ada 3 pedal di lantai. Namun cara kerja setirnya sama seperti mobil masa kini, tetapi beberapa komponennya berbeda dengan mobil yang ada saat ini. Sumber:https://www.otosia.com/berita/mobil-produksi-massa-pertama-di dunia.html Gambar 10.2 Mobil Model T Sumber: https://www.otosia.com/berita/mobil-produksi-massa-pertama-di-dunia.html


182 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN JELAJAH INTERNET Produksi massal sekarang berkembang menjadi produksi kostumisasi, perkembangan tersebut bertujuan untuk lebih dekat dengan konsumen dan mengerti apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen (customer oriented). RANGKUMAN 1. Pengukuran keberhasilan tahapan produksi massal yang dapat dijadikan indikator keberhasilan, di antaranya, produktivitas, kaspasitas produksi, dan pengelolaan permintaan. 2. Keberhasilan pada setiap tahapan produksi massal sangat berkaitan dengan keberhasilan usaha, jika tahapan produksi massal dapat dilakukan dengan baik dan optimal, maka akan membawa keberhasilan pada usaha yang sedang dijalankan. 3. Indikator keberhasilan usaha baik dengan sistem produksi massal atau produksi sesuai pesanan khusus secara keseluruhan, di antaranya, modal, pendapatan, volume penjualan, output produksi, tenaga kerja, dan kepuasan pelaku usaha. 4. Faktor-faktor yang mampengaruhi keberhasilan usaha, baik pada tahapan sistem produksi massal maupun porduksi sesuai pesanan, dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam di antaranya, yaitu, kualitas tenaga kerja, modal dan keahlian menejerial atau kewirausahaan. Sedangkan faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor pemerintah dan nonpemerintah. 5. Adanya perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang semakin pesat saat ini. Membawa tantangan tersendiri bagi pada pelaku usaha manufaktur maupun pelaku usaha di bidang lainnya, terutama usaha atau bisnis yang berbasis pada produksi massal (mass production) untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa yang fokus pada keinginan dan kebutuhan konsumen (Customer Oriented). https://m.youtube.com/watch?v=ciH57eXSMiM https://m.youtube.com/watch?v=NCSXkkoIaBM https://m.youtube.com/watch?v=4J_kxwT9zX4


183 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN TUGAS MANDIRI TUGAS MANDIRI 1 Carilah beberapa contoh perusahaan yang melakukan produksi massal dari berbagai sumber, kemudian analisis faktor keberhasilan produksi massal yang telah dilakukannya dan hasilnya tulis pada tabel di bawah ini! Tabel 10.1 Analisis Faktor Keberhasilan Tahapan Produksi Massal TUGAS MANDIRI 2 Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota 4-5 orang, kemudian pilihlah sebuah usaha atau bisnis di sekitar daerahmu yang memproduksi produknya secara massal! Lakukanlah wawancara mengenai faktor keberhasilan produksi massal yang dilakukan perusahaan tersebut pada setiap tahapannya, lalu buatlah dalam bentuk laporan! No Nama Perusahaan Produk yang dipasarkan Faktor keberhasilan PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Salah satu indikator keberhasilan tahapan produksi massal adalah pengelolaan permintaan, pengelolaan permintaa sangat erat kaitannya dengan tagert permintaan dan ramalan permintaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Jelaskan perbedaan antara target permintaan dengan ramalan permintaan! 2. Produktivitas menjadi salah satu indikator keberhasilan tahapan produksi massal sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha atau wirausahawan. Jelaskan mengapa demikian! 3. Keberhasilan usaha tidak hanya dapat dilihat dari hasil secara fisik tetapi dapat juga dirasakan oleh pelaku usaha atau wirausahawan berupa kepuasaan batin. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut! 4. Hampir semua perusahaan dan pelaku usaha terutama yang memproduksi produknya secara massal mulai beralih ke sistem produksi kostumisasi. Mengapa demikian? Jelaskan jawabanmu! 5. Menurutmu mengapa perkembangan teknologi menjadi salah satu alasan beralihnya sistem produksi yang awalnya diproduksi secara massal beralih ke produksi dengan kostumisasi?


184 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN REFLEKSI No Deskripsi/ Teks 1. Pilihlah gambar ekspresi wajah yang palling mendekati perasaan Anda setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran ini: 2. Apa hal paling penting yang Anda telah pelajari pada kegiatan Pembelajaran ini? 3. Apa hal berbeda yang ingin Anda lakukan untuk perbaikan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran berikutnya? Apakah kegiatan Pembelajaran yang telah dilakukan memberikan infoemasi yang cukup mengenai indikator keberhasilan tahapan produksi massal? Jika menurut Anda masih kurang, maka Anda dapat mencari tambahan informasi melalui berbagai literatur ataupun sumber-sumber lainnya. Tuliskan review sumber-sumber tersebut pada jurnal! Berdasarkan aktivitas pembelajaran di atas, Anda hanya diminta untuk menganalisis indikator keberhasilan produksi massal. Untuk memenuhi keterampian Anda, cobalah membuat rincian aspek yang dapat dijadikan indikator keberhasilan tahapan produksi massal selain yang terdapat pada buku ini!


185 BISNIS DARING DAN PEMASARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP A. Pilihan Ganda Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e yang merupakan jawaban yang paling benar! 1. Pembuatan produk (prototyping) terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan dimana wirausahawan melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi mengenai apa yang, katakan, pikirkan, dan rasakan konsumen. Termasuk ke dalam tahap.... A. Define B. Ideat C. Implementation D. Test E. Emphatize 2. Seorang pelaku usaha harus mampu berinovasi sesuai dengan perkebangan zaman dan tren yang ada saat ini. Hal tersebut sesuai dengan prinsip pembuatan produk, yaitu…. A. Suatu produk harus relevan B. Suatu produk harus mampu beradaptasi C. Suatu produk membutuhkan nama D. Suatu produk perlu dikomunikasikan E. Suatu produk harus berkualitas 3. Tidak hanya makhluk hidup saja yang memiliki siklus hidup. Sebuah produk pun mengalami siklus hidup. Tahapan dalam siklus hidup produk yang tepat adalah.... A. Tahap Pengenalan, Kematangan, Penurunan dan Tumbuh B. Tahap Pengenalan, Pertumbuhan, Penurunan dan Kematangan C. Tahap Pengenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan D. Tahap Pengenalam, Penyesuaian, Pertumbuhan dan Kematangan E. Tahap Pengenalan Pertumbuhan, Peyesuaian, Pertumbuhan dan Kematangan 4. Pada tahapan siklus hidup produk, tahapan dimana wirausawan atau pelaku usaha harus melakukan pengembangan produk dan strategi pemasaran agar produknya tidak mati adalah pada tahapan.... A. Tahap kematangan B. Tahap penurunan C. Tahap pertumbuha D. Tahap penyesuaian E. Tahap pengenalan PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP


Click to View FlipBook Version