42 3.1 Teknologi dan Perangkat Lunak yang digunakan dalam Sistem Manajemen Dalam jurnal The Role of Information Technology in Management: A Review of the Literature menjelaskan Beberapa peran teknologi informasi dalam manajemen perusahaan maupun. Teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen melalui penggunaan perangkat lunak seperti ERP, CRM, SCM, BI, KM, dan HRM. Pada bab ini akan dijelaskan lebih dalam mengenai Knowledge Management 1. Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengintegrasikan seluruh aktivitas bisnis di dalam sebuah perusahaan, seperti pengelolaan keuangan, produksi, persediaan, dan pemasaran. ERP dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen sumber daya perusahaan. 2. Customer Relationship Management (CRM) CRM adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan. CRM dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat hubungan dengan mereka. 3. Supply Chain Management (SCM) SCM adalah sistem yang digunakan untuk mengelola rantai pasokan dari produksi hingga pengiriman produk ke pelanggan. SCM dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen rantai pasokan. 4. Business Intelligence (BI) BI adalah teknologi yang digunakan untuk menganalisis data bisnis dan memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. BI dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan akurat. 5. Knowledge Management (KM) KM adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan berbagi pengetahuan di dalam sebuah perusahaan. KM dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pengetahuan di dalam perusahaan. 6. Human Resource Management (HRM) HRM adalah sistem yang digunakan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam perusahaan. HRM dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen SDM di dalam perusahaan.
43 3.2 Pengertian Data dan Knowledge Management Data merupakan kumpulan informasi yang dapat diolah untuk mendapatkan kumpulan fakta, angka, atau simbol yang dihasilkan dari pengamatan, pengukuran, atau pengumpulan informasi. Data umumnya berupa bentuk mentah yang belum diolah atau diinterpretasikan. Data dapat berupa teks, gambar, suara, video, atau kombinasi dari beberapa bentuk tersebut. Definisi tentang manajemen pengetahuan memiliki variasi yang cukup luas karena konsep pengetahuan itu sendiri memiliki makna yang ambigu. Tidak ada kesepakatan yang jelas tentang apa sebenarnya pengetahuan itu. Beberapa ilmuwan menyamakan pengetahuan dengan informasi, sementara yang lain membedakannya. Informasi bukanlah pengetahuan, tetapi informasi dikomunikasikan melalui sistem kognitif (Wenig, 1996). Sistem kognitif dapat berupa individu, kelompok, organisasi, sistem komputer, atau kombinasi dari semuanya. Informasi dan pengetahuan memiliki hubungan yang saling terkait, tetapi bukan berarti mereka setara. Sementara itu, dalam kutipan Kirk (1999) mendefinisikan informasi sebagai pengetahuan atau setidaknya menganggap informasi sebagai pengetahuan (Buckland, 1991). (Addleson, 2000) melihat pengetahuan dari dua sudut pandang: sebagai wujud fisik yang dapat digambarkan sebagai aset, dan sebagai proses yang terjadi ketika seseorang berinteraksi dan berbagi pengetahuan dengan orang atau kelompok lain. Akibatnya, definisi tentang manajemen pengetahuan bervariasi tergantung pada siapa yang memberikan definisi tersebut dan dalam konteks apa definisi tersebut diterapkan. Dalam konteks pendidikan, misalnya, manajemen pengetahuan merupakan kombinasi antara proses dan penerapan teknologi untuk mengelola, menyimpan, dan menyediakan pengetahuan secara universal melalui jaringan elektronik. Tujuan dari manajemen pengetahuan dalam konteks pendidikan adalah untuk memfasilitasi proses penciptaan dan penyebaran pengetahuan serta kebijakan mengenai pengalaman pendidikan (Galbreath, 2000: 29). Dalam perspektif organisasi, knowledge management didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman organisasi, kebijakan, dan saling berbagi pengalaman antar individu untuk mencapai tujuan organisasi (Wenig, 1996). Aktivitas ini melibatkan penggunaan teknologi, struktur organisasi, dan strategi berbasis kognisi (cognitive-based strategies) untuk mendapatkan pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru. Tujuannya adalah meningkatkan sistem kognisi (baik organisasi, manusia, komputer, atau kombinasi dari manusia dan sistem komputer) dalam hal penyimpanan dan pemanfaatan pengetahuan untuk kegiatan belajar, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Meskipun konsep dan penerapan knowledge management dapat bervariasi di berbagai bidang, secara umum, dapat disimpulkan bahwa knowledge management menekankan upaya serius untuk meningkatkan sistem kognisi (organisasi, manusia, komputer, atau kombinasi di antaranya). Hal ini dilakukan dengan mengelola aset pengetahuan yang berasal dari dalam dan luar organisasi, individu, atau kelompok. Proses pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan pengetahuan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Penyebaran pengetahuan dan pengalaman dilakukan melalui akses langsung ke basis data serta melalui berbagi dan kolaborasi
44 dengan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Selain itu, kreativitas dan inovasi juga menjadi bagian penting dalam menciptakan pengetahuan baru. 3.3 Fungsi Knowledge Management Knowledge management memiliki berbagai fungsi yang bermanfaat bagi individu. Pertama, knowledge management membantu individu dalam melaksanakan tugas pekerjaan mereka dengan lebih efisien. Hal ini karena akses mudah terhadap pengetahuan yang relevan memungkinkan individu untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah dengan lebih cepat dan efektif. Kedua, knowledge management dapat menghemat waktu individu dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Dengan memiliki sistem penyimpanan dan penyebaran pengetahuan yang baik, individu dapat dengan mudah mengakses informasi yang relevan tanpa perlu menghabiskan waktu mencari atau meminta bantuan dari orang lain. Ketiga, knowledge management memungkinkan individu untuk membangun ikatan komunitas di dalam organisasi. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, individu dapat terhubung dengan rekan kerja lainnya, saling belajar satu sama lain, dan menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif. Keempat, knowledge management membantu individu untuk tetap terkini dan mengikuti perkembangan terbaru di bidangnya. Melalui akses terhadap sumber pengetahuan yang mutakhir, individu dapat terus meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya, sehingga tetap relevan dalam lingkungan kerja yang terus berkembang. Kelima, knowledge management memberikan tantangan dan kesempatan bagi individu untuk berkontribusi dalam organisasi. Dengan berbagi pengetahuan dan ide-ide inovatif, individu dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menciptakan nilai tambah bagi organisasi. Selain manfaat bagi individu, knowledge management juga memiliki manfaat yang signifikan bagi organisasi secara keseluruhan. Terdapat lima fungsi aplikasi knowledge management dalam suatu organisasi (Frappaolo dan Toms, 2000). 1. Intermediation Fungsi ini berperan sebagai perantara dalam transfer pengetahuan antara penyedia pengetahuan dan pencari pengetahuan. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kebutuhan pencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan secara optimal, sehingga memastikan transfer pengetahuan berjalan dengan lebih efisien. 2. Externalization Fungsi ini melibatkan transfer pengetahuan dari pemiliknya ke tempat penyimpanan eksternal, seperti repositori. Proses ini dilakukan dengan cara yang efisien untuk mengubah pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit yang dapat diakses oleh orang lain.
45 3. Internalization Fungsi ini terkait dengan mengambil pengetahuan dari tempat penyimpanan eksternal dan menyajikannya kepada pengguna yang relevan. Pengetahuan tersebut perlu disaring dan disajikan dalam format yang sesuai dengan pemahaman pengguna. Fungsi ini juga mencakup interpretasi atau restrukturisasi penyajian pengetahuan. 4. Cognition Fungsi ini melibatkan penggunaan pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Sistem yang menerapkan fungsi ini menggunakan pengetahuan yang telah mengalami perubahan melalui fungsi-fungsi sebelumnya untuk mendukung proses pengambilan keputusan. 5. Measurement Fungsi ini berkaitan dengan pengukuran, pemetaan, dan identifikasi pengetahuan dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana penerapan solusi knowledge management memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi tersebut. Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut, knowledge management dapat mendukung transfer pengetahuan yang efisien, perubahan pengetahuan dari tacit menjadi eksplisit, penyediaan pengetahuan yang relevan bagi pengguna, penggunaan pengetahuan dalam pengambilan keputusan, serta pengukuran dan pemetaan pengetahuan dalam organisasi. 3.4 Manfaat dan Goals dari Knowledge Management Penerapan knowledge management dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas proses bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan knowledge management: 1. Penghematan waktu dan biaya Dengan adanya knowledge management, organisasi atau perusahaan tidak perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk mencari kembali pengetahuan yang sama setiap kali terjadi perubahan dalam anggota tim. Pengetahuan yang telah terdokumentasi dan tersedia secara mudah memungkinkan akses yang cepat dan menghemat waktu serta biaya. 2. Peningkatan aset pengetahuan Knowledge management membantu individu-individu dalam organisasi atau perusahaan untuk tidak perlu memulai dari awal dalam mempelajari suatu pengetahuan. Dengan adanya knowledge management, mereka dapat dengan cepat mengakses pengetahuan yang sudah ada, yang pada gilirannya meningkatkan kompetensi individu-individu tersebut.
46 3. Meningkatkan pengambilan keputusan Knowledge management membantu individu dalam mendapatkan akses kepada informasi dan laporan yang sudah ada di dalam organisasi atau perusahaan. Hal ini membantu mencegah pengambilan keputusan yang salah dalam situasi yang sama, karena dapat memanfaatkan pengetahuan yang sudah tersedia. 4. Meningkatkan efisiensi proses dan cara kerja Knowledge management memungkinkan organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi kinerja mereka dari periode sebelumnya. Dengan melihat pengetahuan yang sudah terdokumentasi, organisasi dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengembangkan proses yang lebih efisien. 5. Meningkatkan kemampuan berinovasi terhadap produk dan jasa Knowledge management membantu organisasi atau perusahaan dalam menganalisis pengetahuan yang telah dikumpulkan. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap pengetahuan yang ada, organisasi dapat mengembangkan produk dan jasa mereka dengan lebih baik dan lebih inovatif. Dengan adanya penerapan knowledge management, organisasi atau perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada dengan lebih efektif dan efisien, meningkatkan kinerja, dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar. Dalam penerapan knowledge management di suatu organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1. Menangkap Pengetahuan (Capture Knowledge) Tujuan ini melibatkan pembuatan repository Knowledge Management yang terstruktur. Repository ini berisi dokumen-dokumen yang mengandung pengetahuan, seperti laporan, artikel, dan sejenisnya, yang disimpan dan dapat diakses dengan mudah di masa yang akan datang. 2. Meningkatkan Akses Pengetahuan (Improve Knowledge Access) Tujuan ini bertujuan untuk mempermudah pertukaran pengetahuan antara individu ke individu dan individu ke organisasi. Proses akses terhadap pengetahuan perlu ditingkatkan agar pengetahuan dapat dengan mudah diakses dan digunakan oleh semua pihak yang membutuhkannya. 3. Meningkatkan Lingkungan Pengetahuan (Enhance the Knowledge Environment) Tujuan ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan pengetahuan dalam lingkungan organisasi. Dalam mencapai tujuan ini, penting untuk secara aktif memfasilitasi dan memberikan penghargaan kepada individu yang menggunakan dan mengembangkan pengetahuannya.
47 4. Mengelola Pengetahuan sebagai Aset (Manage Knowledge as an Asset) Tujuan ini melibatkan meningkatkan pengetahuan sebagai aset yang berharga dan mengelolanya sebagai investasi. Dengan menganggap pengetahuan sebagai aset yang bernilai, organisasi dapat menghasilkan pendapatan baru dan mengurangi biaya yang ada. Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, penerapan knowledge management di organisasi atau perusahaan dapat menghasilkan manfaat yang signifikan, termasuk peningkatan akses terhadap pengetahuan, peningkatan efisiensi dan produktivitas, dan pengurangan biaya operasional. 3.5 Jenis-jenis Knowledge Management Knowledge management dapat dianggap sebagai tiga tingkat yang melibatkan teknik, teknologi, dan sistem yang mendorong pengumpulan, organisasi, akses, berbagi, dan pemanfaatan pengetahuan di tempat kerja dan dalam suatu perusahaan. Dalam konteks ini, perusahaan dapat menghasilkan pengetahuan yang terdiri dari dua jenis, yaitu Tacit Knowledge (pengetahuan yang tidak terstruktur dan sulit dinyatakan secara eksplisit) dan Explicit Knowledge (pengetahuan yang dapat diekspresikan secara jelas dan terstruktur). Knowledge management memiliki dua dimensi, yaitu operasional dan strategis (Efraim dkk, 2007). Secara operasional, knowledge management dilihat sebagai aktivitas pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan dalam perusahaan atau organisasi. Sedangkan secara strategis, knowledge management bertujuan untuk menjadikan organisasi atau perusahaan sebagai entitas yang berbasis pengetahuan. Dalam era teknologi dan informasi, pengetahuan memainkan peran penting dalam pengembangan proses bisnis. Pengetahuan ini diperoleh melalui pengolahan data dan informasi yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Dengan mengumpulkan dan memanfaatkan pengetahuan secara berkelanjutan, organisasi atau perusahaan mampu menghadapi persaingan dari pesaingnya. Knowledge management didasarkan pada pengetahuan, yang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Manajemen Pengetahuan Eksplisit Manajemen pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang mencakup topik yang mudah didokumentasikan secara sistematis (tertulis) dan dibagikan dalam skala informasi yang terstruktur. Manajemen pengetahuan eksplisit mencakup hal-hal seperti buku, jurnal, karya ilmiah, referensi, dan lain sebagainya. Pengetahuan ini diperoleh dan berkembang melalui isi dan informasi yang ada di dalamnya.
48 2. Pengetahuan Implisit Manajemen pengetahuan implisit pada dasarnya melibatkan keterampilan yang dipelajari atau keahlian praktis (know-how). Tipe pengetahuan ini diperoleh dengan mengadaptasi pengetahuan eksplisit dan menerapkannya pada situasi tertentu. Jika pengetahuan eksplisit adalah buku tentang mekanisme penerbangan dan diagram tata letak kokpit pesawat, maka pengetahuan implisit adalah penerapan buku panduan tersebut dan kondisi saat menerapkannya. 3. Pengetahuan Tacit Pengetahuan tacit adalah informasi yang bersifat implisit dan tidak mudah dijabarkan. Jenis pengetahuan ini masih berbentuk pemikiran yang ada di dalam pikiran manusia. Pengetahuan tacit termasuk bagian yang sangat sulit dipahami, dikomunikasikan, dan diubah menjadi bentuk yang lebih terstruktur. Hal ini karena pengetahuan ini berkembang melalui interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Pengetahuan tacit bersifat informal, dipelajari melalui pengalaman dari waktu ke waktu, dan umumnya berlaku untuk situasi tertentu. Gambar 3.1. SECI model 3.6 Komponen Knowledge Management Manajemen pengetahuan memiliki tiga elemen kunci yang saling terhubung, yaitu manusia, proses, dan teknologi (Bhatt, 2000). Ketiga elemen ini dapat menghasilkan pembelajaran bagi organisasi. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga elemen tersebut (Debowski, 2006):
49 Gambar 3.2. Komponen Knowledge Management 1. Manusia Elemen manusia dalam manajemen pengetahuan mencakup individuindividu dalam organisasi yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang berkontribusi pada pengetahuan organisasi. Manusia adalah sumber utama pengetahuan, dan mereka perlu terlibat dalam kegiatan berbagi pengetahuan, kolaborasi, dan pembelajaran bersama untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasi. 2. Proses Elemen proses dalam manajemen pengetahuan mencakup kerangka kerja atau metode yang digunakan untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi. Proses ini melibatkan kegiatan seperti pengumpulan, penyimpanan, penyebaran, dan penerapan pengetahuan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memfasilitasi aliran pengetahuan yang efektif, pembaruan pengetahuan, dan penciptaan pengetahuan baru. 3. Teknologi Elemen teknologi dalam manajemen pengetahuan melibatkan penggunaan alat dan sistem teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan pengetahuan. Teknologi ini dapat mencakup basis data, sistem manajemen pengetahuan, platform kolaborasi, dan aplikasi lainnya yang memfasilitasi akses, penyimpanan, dan berbagi pengetahuan. Penerapan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pengetahuan dalam organisasi.
50 3.7 Proses pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data dan pengetahuan Proses pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data dan pengetahuan melibatkan beberapa langkah penting. Berikut adalah penjelasannya 1. Exploration Setiap organisasi memiliki beragam sumber pengetahuan, baik dari karyawan maupun data dan catatan. Sumber-sumber ini mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan serta data yang tersimpan dalam hard drive. Selama tahap eksplorasi, penting untuk mengidentifikasi semua sumber data ini, terutama data dan informasi yang rentan rusak atau hilang. 2. Compilation Setelah sumber-sumber data penting teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi tersebut. Untuk memudahkan akses, file kompilasi dapat disimpan di cloud storage agar dapat diakses oleh pihak yang terlibat dalam proses ini. 3. Analysis Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis. Dengan melakukan analisis terhadap data, perusahaan dapat melakukan kategorisasi untuk mengelompokkan data berdasarkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya, berikan label atau nama yang sesuai dengan informasi yang terkandung dalam setiap data tersebut. 4. Sharing Data yang telah berhasil dikumpulkan, dianalisis, dan dikategorikan siap untuk disimpan dalam sistem. Pertimbangkan untuk menggunakan perangkat lunak manajemen pengetahuan agar proses berbagi ini dapat lebih mudah bagi pihak-pihak yang terlibat. 5. Application Data dan pengetahuan yang luar biasa hanya akan menjadi tumpukan data jika perusahaan tidak mendorong karyawan untuk memanfaatkannya. Siapkan pertemuan khusus untuk membahas sistem pengetahuan perusahaan dan cara mengaksesnya. Pastikan juga bahwa data tersebut bersifat umum dan tidak bersifat rahasia atau terbatas.
51 3.8 Proses Inti Knowledge Management Gambar 3.3. Proses Knowledge Management Pada Gambar 3, Dalam dilihat bagaimana sebuah proses inti dari suatu knowledge management. Sebuah knowledge management memiliki enam proses inti (Probst dkk, 2000) 1. Knowledge Identification Knowledge Identification merupakan tahap dalam manajemen pengetahuan yang bertujuan untuk mengenali pengetahuan yang bersifat tacit atau explicit. Dalam proses ini, dilakukan analisis dan pemahaman terhadap pengetahuan yang ada dalam lingkungan organisasi atau perusahaan. Penting untuk memastikan kejelasan antara pengetahuan internal dan eksternal serta menentukan apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan. 2. Knowledge Acquisition Knowledge Acquisition merupakan tahap pengumpulan data dari para pakar ke dalam suatu sistem. Sumber pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti buku, jurnal ilmiah, literatur, pakar, pencarian internet, laporan, dan lain sebagainya. Sumber-sumber tersebut dijadikan dokumen yang digunakan untuk dipelajari, diproses, dan dikumpulkan secara terstruktur menjadi basis pengetahuan. 3. Knowledge Development Knowledge Development adalah tahap di mana manajemen dalam organisasi atau perusahaan berusaha menciptakan atau mengembangkan kemampuan atau pengetahuan yang belum ada sebelumnya, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Fokus pada tahap pengembangan pengetahuan adalah pembangunan kemampuan baru, produk baru, ide-ide baru, dan proses efisiensi lainnya.
52 4. Knowledge Sharing and Distribution Knowledge Sharing and Distribution adalah tahap untuk membagikan dan menyebarkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah mengubah informasi dan pengalaman yang hanya dimiliki oleh individu-individu di dalam organisasi menjadi pengetahuan yang dapat dimiliki oleh semua individu untuk kemajuan dan perkembangan organisasi atau perusahaan. Penting untuk menganalisis transfer pengetahuan dari individu ke individu, individu ke kelompok, dan individu ke organisasi. 5. Knowledge Utilization Knowledge Utilization adalah tahap di mana pengetahuan harus disimpan dengan baik untuk mendukung aktivitas atau proses bisnis di dalam organisasi atau perusahaan. Meskipun pengetahuan telah berhasil dibagikan dan didistribusikan, hal itu belum cukup untuk menjamin penggunaan yang produktif dalam proses bisnis. Oleh karena itu, tahap ini bertujuan memastikan pengetahuan yang ada diorganisasi atau perusahaan digunakan secara produktif untuk keuntungan mereka. 6. Knowledge Retention Knowledge Retention adalah tahap di mana pengetahuan baru yang dibentuk atau dikembangkan di dalam organisasi atau perusahaan dipilih, disimpan, dan diperbarui. Tahap ini memiliki nilai dan potensi yang sangat berharga bagi masa depan organisasi atau perusahaan, dan diperlakukan dengan maksimal. 3.9 T-based Tools pada Knowledge Management Dalam membangun Knowledge Management, tidak hanya dibutuhkan konsep, tetapi juga tools yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh Tools Berbasis Teknologi Informasi (IT-Based Tools) yang digunakan dalam Knowledge Management beserta peran masing-masing: 1. Sistem Groupware Groupware merupakan perangkat lunak yang membantu kelompok kerja atau relasi dalam mengelola kegiatan. Tools ini mendukung pengelolaan kegiatan seperti email dan pesan, jadwal dan kalender kelompok, sistem pertemuan daring, konferensi waktu nyata, dan manajemen dokumen kelompok. 2. Intranet dan Extranet Intranet dan Extranet adalah tools yang menggunakan teknologi jaringan. Keduanya berperan dalam menghubungkan individu di dalam organisasi
53 atau perusahaan untuk pertukaran informasi dan data. Intranet digunakan untuk pertukaran informasi di dalam organisasi, sedangkan Extranet memungkinkan pertukaran informasi dengan pihak eksternal. Tools ini memberikan batasan akses agar tidak semua orang memiliki akses ke informasi atau data tersebut. 3. Data warehousing, data mining, dan OLAP Tools ini melibatkan teknik dan aplikasi untuk mendapatkan informasi dari database organisasi atau perusahaan. Tools ini dapat mengekstrak informasi prediktif dari database berdasarkan analisis statistik dan teknik pemodelan. Mereka juga dapat mendeteksi hubungan data dan memberikan prediksi berdasarkan data yang terkumpul. 4. Sistem Pendukung Keputusan (DSS) DSS menggunakan berbagai macam informasi yang diolah untuk memberikan pilihan atau solusi kepada individu yang menggunakannya. 5. Sistem Manajemen Konten Tools Knowledge Management ini bertanggung jawab dalam pengelolaan konten yang memiliki nilai dan relevansi dalam periode waktu tertentu. Tools ini mencakup pembuatan, perubahan, penggabungan, peringkasan, dan pengemasan ulang konten. 6. Sistem Manajemen Dokumen Tools ini mengelola data dan dokumen dalam suatu organisasi atau perusahaan. 7. Intelligent Filtering Tools Tools ini berfungsi sebagai program perangkat lunak yang membantu dalam pengumpulan informasi dan berita. Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kinerja dan memberikan informasi yang relevan. 8. Adaptive Technologies Tools ini digunakan untuk mendapatkan konten yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan seorang knowledge worker dalam pekerjaannya. Mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan dan kebutuhan yang berbeda. Penggunaan tools-tools tersebut dalam Knowledge Management bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi, pertukaran informasi, pengelolaan konten, pengambilan keputusan, dan adaptabilitas dalam organisasi atau perusahaan.
54 3.10 Masalah dalam Implementasi Knowledge Management Dalam domain knowledge management, penelitian masih terbatas terutama dalam bentuk studi kasus. Berdasarkan beberapa studi kasus yang berfokus pada perusahaan kecil dan menengah, terdapat enam faktor penentu keberhasilan dalam implementasi proses knowledge management. Faktor-faktor ini juga dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi atau perusahaan. 1. Budaya perusahaan Keberhasilan implementasi knowledge management erat kaitannya dengan budaya yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Perubahan budaya membutuhkan waktu dalam proses implementasi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana knowledge management dapat berinteraksi dengan budaya yang ada dan menentukan perubahan yang perlu dilakukan. 2. Kualifikasi karyawan Kompetensi dan motivasi individu yang bekerja di dalam organisasi atau perusahaan memiliki peran penting dalam keberhasilan knowledge management. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia sangat penting dalam implementasi tersebut. 3. Budaya belajar Implementasi knowledge management dapat dipandang sebagai proses pembelajaran yang harus dipelihara dari satu bagian organisasi ke bagian lainnya. 4. Dukungan manajemen Keberhasilan knowledge management dalam implementasinya sangat tergantung pada dukungan yang diberikan oleh dewan eksekutif organisasi atau perusahaan. Keterlibatan dan dukungan mereka dalam sosialisasi dan implementasi sangat penting. 5. Integrasi proses knowledge ke dalam proses organisasi Mengintegrasikan knowledge management dengan proses-proses yang ada di dalam organisasi membantu mendapatkan pengakuan dan penerimaan secara ekonomis. 6. Teknologi informasi dan komunikasi baru Implementasi knowledge management tidak selalu berarti menginvestasikan dalam teknologi informasi dan komunikasi baru. Namun, potensi teknologi tersebut untuk berkembang membutuhkan kondisi yang sesuai dengan budaya organisasi yang ada.
55 Faktor-faktor ini menjadi kunci keberhasilan dalam penerapan knowledge management, dan dapat menjadi pedoman bagi organisasi atau perusahaan dalam membangun dan merancang strategi knowledge management yang efektif. 3.11 Manfaat Implementasi Knowledge Management Pengetahuan merupakan aset penting bagi perusahaan atau organisasi dalam memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Implementasi Knowledge Management (KM) memiliki dampak yang signifikan pada berbagai bidang, antara lain: 1. Bidang operasi dan pelayanan Perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang memiliki pengetahuan (knowledge worker) dapat mengakses basis pengetahuan pelanggan. Hal ini membantu karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, karena mereka dapat mengetahui masalah yang dihadapi pelanggan dan solusi yang sudah terbukti efektif. 2. Bidang pengembangan kompetensi personal Proses pembelajaran berlangsung dalam siklus yang terus-menerus. Pengetahuan yang diterapkan memiliki potensi untuk menghasilkan pengetahuan baru melalui proses penciptaan pengetahuan (knowledge creation). Pengetahuan ini kemudian dipertahankan dan dibagikan kembali agar dapat diakses dan dimanfaatkan secara luas. Siklus ini merupakan proses utama dalam KM, meliputi proses penciptaan pengetahuan, pemeliharaan pengetahuan, transfer/pembagian pengetahuan, dan pemanfaatan pengetahuan. 3. Bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dalam sebuah perusahaan perlu dikelola untuk mencegah terjadinya kehilangan pengetahuan (knowledge loss), di mana perusahaan kehilangan pengetahuan yang diperlukan meskipun pengetahuan tersebut pernah dimiliki atau digunakan oleh perusahaan. 4. Bidang inovasi dan pengembangan produk Salah satu hasil dari manajemen pengetahuan adalah proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kemampuan inovasi melalui penciptaan pengetahuan baru. Inovasi yang dikombinasikan dengan kebutuhan pelanggan akan menjadi solusi atau produk yang efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi pelanggan.
56 Dengan memfokuskan pada bidang-bidang tersebut, manajemen pengetahuan memberikan kontribusi pada keunggulan kompetitif, pertumbuhan, dan inovasi perusahaan atau organisasi. 3.12 Kesimpulan Knowledge Management System (KMS) adalah sistem informasi yang menyediakan dukungan untuk berbagai kegiatan terkait dengan penciptaan, penyimpanan, transfer, pengambilan, dan penggunaan pengetahuan [1]. Dengan adanya sistem ini, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dapat disimpan dan tidak hilang begitu saja. Implementasi Knowledge Management System dalam sistem dan jaringan organisasi memungkinkan pengetahuan disimpan secara terstruktur, sehingga mudah diakses ketika diperlukan. Penerapan manajemen pengetahuan diperlukan oleh organisasi atau perusahaan yang memiliki jumlah sumber daya manusia yang besar. Melalui Knowledge Management System, pengetahuan yang dimiliki dapat dielaborasi dengan baik, sehingga dapat tersebar ke setiap individu yang terkait dalam organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, implementasi ini dapat membantu kemajuan organisasi atau perusahaan dalam hal pengolahan informasi dan pengetahuan.
57 Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Data dan Knowledge Management System 1. Apa itu data, informasi, dan pengetahuan? Jawab : Data merupakan kumpulan informasi yang dapat diolah untuk mendapatkan kumpulan fakta, angka, atau simbol yang dihasilkan dari pengamatan, pengukuran, atau pengumpulan informasi. Data umumnya berupa bentuk mentah yang belum diolah atau diinterpretasikan. Data dapat berupa teks, gambar, suara, video, atau kombinasi dari beberapa bentuk tersebut. Informasi adalah data yang telah diolah, diorganisir, dan diinterpretasikan menjadi bentuk yang memiliki makna dan relevansi bagi penerimanya. Informasi memberikan pemahaman atau wawasan tentang suatu situasi atau fenomena tertentu. Informasi memberikan konteks, relasi, atau konsekuensi dari data. 2. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan implisit dan pengetahuan eksplisit? serta berikan contohnya Jawab : Explicit knowledge management adalah pengetahuan yang mencakup topik yang mudah didokumentasikan secara sistematis (tertulis), dan dibagikan dalam skala informasi terstruktur. Explicit knowledge management mencakup halhal seperti buku, jurnal, karya ilmiah, referensi, dan lainnya. Pengetahuan ini didapatkan dan berkembang dari isi dan informasi yang ada di dalamnya. Sedangkan Implicit knowledge management pada dasarnya adalah keterampilan yang dipelajari atau know-how. Tipe ini diperoleh dengan mengadaptasi explicit knowledge dan menerapkannya pada situasi tertentu. Jika explicit knowledge adalah buku tentang mekanisme penerbangan dan diagram tata letak kokpit pesawat, maka implicit knowledge adalah penerapan buku panduan tersebut dan kondisi ketika menerapkannya. 3. Berikan contoh manfaat knowledge management yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Jawab : Beberapa manfaat knowledge management dalam kehidupan sehari-hari untuk penghematan waktu dan biaya, peningkatan aset pengetahuan, meningkatkan pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi proses dan cara kerja, serta meningkatkan kemampuan dalam berinovasi terhadap produk dan jasa 4. Sebutkan manfaat penggunaan T-based Tools dalam Knowledge Management Penggunaan T-based Tools dalam Knowledge Management memiliki beberapa manfaat, antara lain: membantu mengorganisir pengetahuan menjadi struktur hierarkis yang mudah dipahami, mudah menavigasi melalui berbagai topik dan subtopik pengetahuan. Mereka dapat langsung menuju area yang paling relevan atau tertarik bagi mereka, menemukan informasi yang mereka butuhkan tanpa harus mencari di berbagai sumber atau melalui tumpukan dokumen, mudah berbagi pengetahuan, memberikan kontribusi, dan mengembangkan pengetahuan bersama dalam lingkungan yang terstruktur, serta memungkinkan pencarian yang
58 lebih efisien untuk menyaring hasil pencarian dan fokus pada area yang relevan atau tertentu, menghemat waktu dan upaya dalam menemukan pengetahuan yang dibutuhkan. 5. Apa peran proses dan metode dalam Knowledge Management? Jawab : Proses dan metode dalam Knowledge Management membantu dalam pengumpulan, penyimpanan, pengorganisasian, pembaruan, dan penggunaan pengetahuan. Mereka memberikan kerangka kerja untuk mengelola siklus pengetahuan, termasuk identifikasi pengetahuan yang relevan, validasi, penyimpanan, pemeliharaan, dan distribusi pengetahuan. Proses dan metode yang efektif memastikan bahwa pengetahuan dapat diakses dengan mudah, diperbarui secara teratur, dan digunakan dalam konteks yang sesuai.
59 BAB IV Network Computing: Discovery, Communication, and Collaboration Sub Bab Pembahasan : 4.1 : Network Computing 4.2 : Discovering dalam Networking Computing 4.3 : Communication dalam network computing 4.4 : Collaboration dalam Network Computing 4.5: Teknologi jaringan untuk Discovery, Communication, dan Collaboration 4.6:Tantangan dalam implementasi Discovery Communication dan Collaboration 4.7: Strategi penanganan tantangan dalam Network Computing 4.8 : Kesimpulan Tujuan Pembelajaran : 1. Memahami konsep jaringan komputer 2. Menguasai teknologi komunikasi 3. Menggunakan alat kolaborasi 4. Memahami keamanan jaringan 5. Meningkatkan keterampilan kerjasama
60 4.1) Network Computing (Komputasi Jaringan) A. Definisi Network Working (Komputasi jaringan) Komputasi jaringan adalah konsep yang melibatkan penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komputasi dan memanfaatkan sumber daya komputasi yang didistribusikan secara luas. Ahli dalam bidang ini memberikan pengertian yang berbedabeda, berikut adalah beberapa pengertian komputasi jaringan menurut para ahli: - Menurut Doug Tygar, profesor di University of California, Berkeley: "Network computing is a computational model that involves the use of widely distributed computational resources to solve problems and run applications over computer networks." (Tygar, 2013) - Menurut Ian Foster, peneliti di Argonne National Laboratory: "Network computing is a paradigm in which widely distributed computing resources are collectively used to solve complex computational tasks." (Foster, 2002) -Menurut Leonard Kleinrock, profesor di University of California, Los Angeles: "Network computing involves the use of distributed computing resources across a network to process data, run applications, and produce desired outcomes." (Kleinrock, 2006) B. Arsitektur dan komponen dalam Network Computing Arsitektur Jaringan: Arsitektur jaringan menggambarkan struktur dan organisasi jaringan komputer yang digunakan dalam Network Computing. Beberapa contoh arsitektur jaringan yang umum digunakan yaitu: a. Arsitektur Client-Server: Merupakan model di mana terdapat satu atau beberapa server yang menyediakan layanan dan banyak klien yang memanfaatkan layanan tersebut. Klien mengirim permintaan ke server, dan server merespons dengan memberikan layanan yang diminta. b. Arsitektur Peer-to-Peer: Merupakan model di mana setiap komputer dalam jaringan dapat bertindak sebagai klien dan server secara bersamaan. Komputer-komputer tersebut saling berbagi sumber daya dan bekerja sama tanpa adanya satu entitas pusat yang mengendalikan seluruh jaringan. c. Arsitektur Terdistribusi: Merupakan model di mana tugas komputasi terdistribusi ke berbagai sumber daya komputasi yang tersebar di seluruh jaringan. Tugas komputasi
61 dibagi-bagi menjadi sub-tugas yang dikerjakan secara paralel pada sumber daya yang tersedia. (Kurose, J. F., & Ross, K. W., 2017). C. Keuntungan dan Tantangan Network Computing 1. Keuntungan Network Computing: - Skalabilitas: Network Computing memungkinkan organisasi untuk dengan mudah menambah atau mengurangi sumber daya komputasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola beban kerja yang berfluktuasi. - Efisiensi Sumber Daya: Dengan menggunakan sumber daya yang didistribusikan secara luas, Network Computing memungkinkan pemanfaatan sumber daya komputasi secara lebih efisien. Sumber daya yang tidak terpakai pada suatu lokasi dapat digunakan oleh lokasi lain yang membutuhkan, mengurangi pemborosan dan meningkatkan utilitas. - Kolaborasi yang Ditingkatkan: Network Computing memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif dan terdistribusi di antara individu atau organisasi. Pengguna dapat dengan mudah berbagi data, aplikasi, dan sumber daya lainnya melalui jaringan, memungkinkan kolaborasi real-time dan akses bersama terhadap informasi. - Ketersediaan Tinggi: Dengan menggunakan sumber daya yang didistribusikan, Network Computing dapat meningkatkan ketersediaan sistem secara keseluruhan. Jika satu sumber daya gagal, sistem masih dapat berjalan dengan memanfaatkan sumber daya alternatif. 2. Tantangan Network Computing : - Keamanan: Network Computing memperkenalkan tantangan keamanan baru terkait dengan akses dan pengiriman data melalui jaringan yang luas. Perlindungan terhadap ancaman keamanan seperti serangan siber, pencurian data, dan penyalahgunaan sumber daya menjadi penting dalam lingkungan Network Computing. - Kompatibilitas dan Interoperabilitas: Kompatibilitas dan interoperabilitas antara sistem dan aplikasi yang berbeda dalam jaringan menjadi tantangan. Integrasi yang efektif antara sistem yang berbeda diperlukan agar mereka dapat saling berkomunikasi dan beroperasi secara harmonis. - Ketergantungan pada Infrastruktur Jaringan: Network Computing sangat tergantung pada ketersediaan dan keandalan infrastruktur jaringan. Gangguan jaringan, keterbatasan bandwidth, atau kegagalan perangkat jaringan dapat menghambat kinerja dan ketersediaan sumber daya komputasi.
62 - Pengelolaan dan Monitoring: Mengelola dan memantau sumber daya komputasi yang didistribusikan dan kompleks dalam jaringan memerlukan upaya yang lebih besar. Administrasi yang efisien dan alat monitoring yang canggih diperlukan untuk memastikan ketersediaan dan kinerja yang optimal. (Buyya, R., Yeo, C. S., Venugopal, S., Broberg, J., & Brandic, I., 2009) 4.2) Discovery dalam Network Computing Discovery dalam Network Computing merujuk pada proses identifikasi dan penemuan sumber daya yang tersedia dalam jaringan komputer. Ini melibatkan pencarian dan pengenalan otomatis terhadap perangkat, layanan, atau aplikasi yang ada dalam jaringan, sehingga pengguna dapat mengetahui dan mengakses sumber daya tersebut. A. Pengertian Discovery "Penemuan jaringan adalah proses mengidentifikasi dan menemukan perangkat jaringan dan sumber daya dalam jaringan komputer. Ini melibatkan deteksi otomatis dan pengenalan perangkat, layanan, dan aplikasi yang ada di jaringan, memungkinkan pengguna atau sistem untuk menemukan dan mengakses sumber daya ini ." (Nallamothu, N., & Varma, V., 2018). B. Manfaat Discovery dalam jaringan Manfaat Discovery dalam jaringan adalah memberikan kemudahan dan keuntungan dalam mengelola jaringan serta akses terhadap sumber daya yang ada. Berikut adalah beberapa manfaat dari Discovery dalam jaringan: 1. Identifikasi Perangkat: Discovery memungkinkan pengguna atau sistem untuk mengidentifikasi perangkat-perangkat yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membantu dalam pemantauan jaringan, manajemen inventaris perangkat, dan pemecahan masalah jika terjadi gangguan. 2. Akses ke Layanan: Dengan Discovery, pengguna dapat menemukan dan mengakses layanan-layanan yang tersedia dalam jaringan, seperti berbagi file, pencetakan bersama, atau server aplikasi. Ini memudahkan kolaborasi dan berbagi sumber daya antara pengguna dalam jaringan. 3. Pemetaan Topologi Jaringan: Discovery memungkinkan pemetaan dan pemahaman tentang struktur dan topologi jaringan. Ini membantu administrator jaringan untuk merencanakan dan mengelola infrastruktur jaringan dengan lebih efisien. 4. Pemantauan dan Pengelolaan Jaringan: Discovery dapat digunakan untuk memantau dan mengelola kinerja jaringan secara efektif. Penggunaan alat
63 discovery yang tepat dapat membantu mendeteksi masalah, memonitor lalu lintas jaringan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. 5. Keamanan Jaringan: Dengan Discovery, administrator jaringan dapat mendeteksi perangkat-perangkat yang tidak sah atau tidak diinginkan yang terhubung ke jaringan. Hal ini membantu dalam melindungi jaringan dari ancaman keamanan dan menerapkan kebijakan keamanan yang sesuai. C. Protokol dan alat pencarian dalam discovery Dalam Discovery dalam jaringan komputer, terdapat beberapa protokol dan alat pencarian yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menemukan sumber daya dalam jaringan. Berikut adalah beberapa protokol dan alat pencarian yang umum digunakan: · Protokol Simple Service Discovery Protocol (SSDP): SSDP adalah protokol jaringan yang digunakan untuk penemuan perangkat dan layanan dalam jaringan berbasis IP. Protokol ini memungkinkan perangkat untuk mengumumkan diri mereka sendiri dan mengizinkan pengguna untuk mencari dan mengakses layanan yang tersedia. · Protokol Link Layer Discovery Protocol (LLDP): LLDP adalah protokol jaringan yang digunakan untuk pertukaran informasi tentang perangkat dan sumber daya jaringan pada lapisan link atau lapisan fisik dalam jaringan. Protokol ini memungkinkan perangkat untuk mengirim informasi tentang dirinya sendiri, seperti identitas perangkat, port yang terhubung, dan kemampuan yang dimilikinya. · Bonjour: Bonjour adalah suatu teknologi yang dikembangkan oleh Apple Inc. yang digunakan untuk penemuan layanan dalam jaringan lokal. Protokol ini memungkinkan perangkat untuk mengumumkan dan menemukan layanan seperti file sharing, pencetakan, atau streaming media dalam jaringan. · Alat Pencarian Jaringan (Network Discovery Tools): Ada beberapa alat pencarian jaringan yang digunakan untuk membantu dalam proses discovery, seperti Nmap, Zenmap, Wireshark, atau Cisco Discovery Protocol (CDP). Alat-alat ini dapat memindai jaringan, mendeteksi perangkat-perangkat yang terhubung, dan memberikan informasi detail tentang perangkat dan layanan dalam jaringan. 4.3) Communication dalam Network Computing A. Pentingnya komunikasi dalam jaringan Komunikasi dalam jaringan memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi pertukaran informasi, kolaborasi, dan interaksi antara pengguna dan
64 sumber daya jaringan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa komunikasi dalam jaringan sangat penting: ○ Pertukaran Informasi: Komunikasi dalam jaringan memungkinkan pengguna untuk saling berbagi informasi, data, dan file antara satu sama lain. Hal ini mendukung kolaborasi dan kerja tim, serta memungkinkan akses yang mudah terhadap informasi yang dibutuhkan. ○ Akses Terhadap Sumber Daya: Melalui komunikasi dalam jaringan, pengguna dapat mengakses sumber daya yang terletak di tempat yang berbeda secara efisien. Misalnya, pengguna dapat mengakses file yang tersimpan di server jaringan, menggunakan perangkat keras yang terhubung dalam jaringan, atau menjalankan aplikasi yang dihosting secara terpusat. ○ Komunikasi Real-time: Komunikasi dalam jaringan memungkinkan interaksi dan pertukaran informasi secara real-time. Pengguna dapat berkomunikasi melalui pesan instan, panggilan suara, atau konferensi video dalam jaringan, memungkinkan kolaborasi dan koordinasi yang lebih efektif. ○ Pengelolaan Jaringan: Komunikasi dalam jaringan juga penting dalam pengelolaan dan pemantauan jaringan. Protokol komunikasi seperti SNMP (Simple Network Management Protocol) digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kesehatan jaringan, kinerja perangkat, dan pemantauan jaringan secara keseluruhan. ○ Keamanan Jaringan: Komunikasi dalam jaringan juga melibatkan pertukaran informasi tentang keamanan, seperti autentikasi, enkripsi, dan integritas data. Protokol dan mekanisme keamanan seperti SSL/TLS, VPN (Virtual Private Network), atau firewall digunakan untuk melindungi komunikasi dalam jaringan dari ancaman dan serangan. (Tanenbaum, A. S., & Wetherall, D. J., 2011). B. Protokol komunikasi yang umum digunakan Ada beberapa protokol komunikasi yang umum digunakan dalam jaringan komputer. Berikut adalah beberapa contoh protokol komunikasi yang umum: ● Transmission Control Protocol (TCP): TCP adalah protokol yang digunakan untuk mengatur pengiriman data yang handal dan terurut antara perangkatperangkat dalam jaringan. Protokol ini memastikan data yang dikirim tiba dengan aman dan lengkap. ● Internet Protocol (IP): IP adalah protokol yang bertanggung jawab untuk mengarahkan paket data dalam jaringan. IP memastikan pengiriman paket dari sumber ke tujuan dengan menggunakan alamat IP. ● Hypertext Transfer Protocol (HTTP): HTTP adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer data antara server web dan browser pengguna. Ini digunakan dalam komunikasi web untuk mengambil halaman web, gambar, video, dan konten lainnya.
65 ● Simple Mail Transfer Protocol (SMTP): SMTP adalah protokol yang digunakan untuk mengirim email melalui jaringan. Ini memungkinkan pengiriman email dari pengirim ke penerima melalui server email. ● File Transfer Protocol (FTP): FTP adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer file antara perangkat-perangkat dalam jaringan. Protokol ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah (upload) dan mengunduh (download) file dari server FTP. (Forouzan, B. A., 2017). C. Keamanan dan privasi dalam komunikasi Keamanan dan privasi dalam komunikasi jaringan merupakan aspek penting untuk melindungi data dan informasi dari ancaman dan pelanggaran keamanan. Berikut adalah beberapa langkah dan mekanisme yang umum digunakan untuk menjaga keamanan dan privasi dalam komunikasi jaringan: ● Enkripsi Data: Enkripsi data melibatkan penggunaan algoritma kriptografi untuk mengubah data menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Ini memastikan kerahasiaan data yang dikirim melalui jaringan. ● Protokol Keamanan: Penggunaan protokol keamanan seperti SSL/TLS (Secure Sockets Layer/Transport Layer Security) memungkinkan komunikasi yang aman antara pengguna dan server. Protokol ini menyediakan enkripsi, autentikasi, dan integritas data. ● Otentikasi Pengguna: Sistem otentikasi digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses ke sumber daya jaringan. Ini melibatkan penggunaan kata sandi, sertifikat digital, atau metode otentikasi lainnya untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses jaringan. ● Firewall: Firewall digunakan untuk melindungi jaringan dari serangan dan ancaman eksternal. Ini membatasi akses yang tidak sah ke jaringan dan menerapkan kebijakan keamanan yang sesuai. ● Pemantauan Jaringan: Pemantauan jaringan secara teratur membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan atau serangan yang mungkin terjadi. Ini dapat melibatkan penggunaan sistem deteksi intrusi (IDS) dan sistem pencegahan intrusi (IPS) untuk mendeteksi dan mengatasi serangan yang terdeteksi. ● Kebijakan Privasi: Penting untuk memiliki kebijakan privasi yang jelas untuk mengatur pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data pengguna. Ini melibatkan perlindungan data pribadi dan pengaturan izin akses yang tepat. ● Pembaruan Keamanan: Perangkat lunak dan perangkat keras dalam jaringan perlu diperbarui secara teratur untuk mengatasi kerentanan keamanan yang baru ditemukan. Pembaruan keamanan dan patch yang diterbitkan oleh produsen membantu menjaga keamanan jaringan. ● Selalu penting untuk mengadopsi praktik keamanan terbaik dan mempertahankan up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam domain keamanan jaringan untuk menjaga keamanan dan privasi dalam komunikasi jaringan (Stallings, W., 2020).
66 4.4) Collaboration dalam Network Computing Konsep kolaborasi dalam jaringan merujuk pada kerjasama antara individu, kelompok, atau organisasi melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam suatu jaringan komunikasi. Hal ini melibatkan berbagi informasi, saling berinteraksi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. A. Konsep Kolaborasi dalam jaringan Dalam konteks Network Computing, kolaborasi dalam jaringan berfokus pada penggunaan teknologi dan infrastruktur jaringan untuk memfasilitasi kerjasama yang efektif. Beberapa konsep kunci dalam kolaborasi dalam jaringan meliputi: 1. Berbagi Informasi: Kolaborasi dalam jaringan memungkinkan individu atau entitas untuk berbagi informasi, baik itu berupa dokumen, data, atau pengetahuan, melalui jaringan komunikasi yang terhubung. 2. Komunikasi Interaktif: Kolaborasi dalam jaringan memungkinkan komunikasi interaktif antara individu atau kelompok melalui berbagai alat komunikasi, seperti email, pesan instan, konferensi video, dan lain sebagainya. 3. Koordinasi Aktivitas: Kolaborasi dalam jaringan memfasilitasi koordinasi aktivitas antara anggota tim atau entitas yang terlibat dalam suatu proyek atau tugas tertentu, dengan menggunakan alat kolaborasi yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan tugas secara efisien. 4. Berbagi Sumber Daya: Kolaborasi dalam jaringan memungkinkan berbagi sumber daya, seperti file, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, dan kapasitas komputasi, sehingga memungkinkan penggunaan yang lebih efisien dan optimal. 5. Penciptaan Nilai Bersama: Kolaborasi dalam jaringan mendorong penciptaan nilai bersama dengan memanfaatkan keahlian, pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki oleh berbagai pihak yang terlibat dalam jaringan. B. Alat dan aplikasi kolaborasi yang umum digunakan Ada beberapa alat dan aplikasi kolaborasi yang umum digunakan dalam konteks Network Computing. Berikut adalah beberapa di antaranya: 1. Microsoft Teams: Microsoft Teams adalah platform kolaborasi yang memungkinkan komunikasi tim, pertemuan virtual, berbagi file, dan kolaborasi secara real-time. Ini memiliki fitur seperti obrolan grup, panggilan suara dan video, serta integrasi dengan alat produktivitas Microsoft Office. 2. Slack: Slack adalah platform komunikasi tim yang memungkinkan obrolan grup, saluran topik, pertukaran file, dan integrasi dengan berbagai alat bisnis dan layanan pihak ketiga. Ini juga mendukung pemberitahuan dan integrasi dengan alat pengelolaan tugas. 3. Google Workspace (sebelumnya G Suite): Google Workspace menyediakan berbagai alat kolaborasi seperti Google Drive (untuk berbagi dan mengedit file),
67 Google Docs (untuk kolaborasi penulisan), Google Sheets (untuk kolaborasi spreadsheet), Google Slides (untuk kolaborasi presentasi), dan Google Meet (untuk pertemuan video). 4. Trello: Trello adalah alat manajemen proyek yang menggunakan sistem papan dan kartu untuk mengorganisir tugas dan kolaborasi tim. Ini memungkinkan anggota tim untuk melihat status tugas, mengatur deadline, dan berbagi catatan. 5. Zoom: Zoom adalah platform konferensi video yang populer untuk pertemuan virtual dan kolaborasi jarak jauh. Ini menyediakan fitur-fitur seperti panggilan video, obrolan teks, dan berbagi layar. 6. Asana: Asana adalah alat manajemen tugas yang memungkinkan kolaborasi tim dalam mengatur, melacak, dan menyelesaikan proyek. Ini menyediakan fitur-fitur seperti penugasan tugas, pengaturan deadline, komentar, dan pemantauan kemajuan. 7. Jira: Jira adalah alat manajemen proyek dan pelacakan pekerjaan yang banyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Ini memungkinkan tim untuk mengatur tugas, melacak bug, mengelola backlog, dan berkolaborasi dalam siklus pengembangan perangkat lunak. C. Manfaat kolaborasi dalam peningkatan produktivitas Kolaborasi memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa manfaat kolaborasi dalam peningkatan produktivitas: 1. Berbagi Pengetahuan dan Keterampilan: Kolaborasi memungkinkan individu untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mereka. Dengan bekerja sama dalam tim, anggota tim dapat saling belajar satu sama lain dan memanfaatkan keahlian yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini membantu dalam meningkatkan kualitas dan keahlian individu serta meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan tugas. 2. Pemecahan Masalah yang Lebih Baik: Melalui kolaborasi, berbagai sudut pandang dan pendekatan dapat digabungkan untuk mencapai pemecahan masalah yang lebih baik. Dengan melibatkan berbagai perspektif, tim dapat memperluas wawasan mereka dan menemukan solusi yang lebih inovatif dan efektif. 3. Pembagian Beban Kerja: Dalam kolaborasi, tugas dapat dibagi dan dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini membantu dalam mengurangi beban kerja individual dan memungkinkan tim untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Dengan adanya kolaborasi, pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efisien dan produktivitas individu maupun tim dapat ditingkatkan. 4. Sinergi Tim: Kolaborasi memungkinkan tim untuk mencapai sinergi yang kuat. Ketika individu bekerja bersama-sama dengan saling menghormati dan menghargai kontribusi masing-masing, mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik daripada yang dapat mereka capai secara individu. Kebersamaan dalam
68 kolaborasi menghasilkan semangat tim yang tinggi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama. 5. Inovasi dan Kreativitas: Melalui kolaborasi, ide-ide baru dapat muncul dan inovasi dapat terjadi. Diskusi dan pemikiran kolektif dapat memicu kreativitas tim dan membantu dalam menghasilkan solusi yang inovatif dan lebih baik. Kolaborasi juga menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi ide-ide baru dan pengujian konsep, yang dapat mendorong perkembangan dan inovasi. 4.5) Teknologi jaringan untuk Discovery, Communication dan Collaboration Dalam konteks Discovery, Communication, dan Collaboration, terdapat berbagai teknologi jaringan yang digunakan untuk memfasilitasi interaksi dan kerjasama antara pengguna dalam suatu jaringan. Berikut adalah beberapa teknologi jaringan yang umum digunakan dalam konteks ini: ● Cloud Computing: Cloud computing memungkinkan akses yang mudah dan fleksibel terhadap sumber daya komputasi, penyimpanan, dan aplikasi melalui jaringan. Dengan adanya cloud computing, pengguna dapat dengan mudah berbagi dan mengakses data serta aplikasi secara terpusat, memungkinkan kolaborasi yang efektif dan komunikasi yang lancar. ● Virtual Private Network (VPN): VPN adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses jaringan secara aman melalui koneksi internet publik. VPN memastikan keamanan dan privasi dalam komunikasi antara pengguna yang terhubung ke jaringan yang sama, memungkinkan kolaborasi yang aman dan terlindungi. ● Video Conference: Teknologi video conference memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi secara visual dan audio dalam waktu nyata, meskipun mereka berada di lokasi yang berbeda. Pengguna dapat melakukan pertemuan virtual, berbagi presentasi, dan berkolaborasi secara langsung melalui video conference, mengurangi keterbatasan jarak geografis. ● Instant Messaging: Instant messaging adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi melalui pesan teks dalam waktu nyata. Pengguna dapat saling bertukar pesan, berbagi file, dan berkolaborasi dalam obrolan grup, memfasilitasi komunikasi yang cepat dan efisien dalam kerjasama tim. ● Groupware: Groupware adalah teknologi yang dirancang khusus untuk memfasilitasi kolaborasi antara anggota tim dalam lingkungan jaringan. Groupware menyediakan fitur-fitur seperti pengelolaan tugas, kalender bersama, penjadwalan pertemuan, dan berbagi dokumen, memungkinkan kolaborasi yang terkoordinasi dan produktif. ● Unified Communication: Unified communication mengintegrasikan berbagai saluran komunikasi seperti suara, video, pesan teks, dan email ke dalam satu platform yang terpadu. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk mengakses
69 dan berinteraksi melalui berbagai saluran komunikasi dalam satu antarmuka, memudahkan kolaborasi dan koordinasi dalam lingkungan jaringan. A. Teknik pencarian otomatis Dalam teknologi jaringan untuk discovery, communication, dan collaboration, terdapat beberapa teknik pencarian otomatis yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa contoh teknik pencarian otomatis yang umum digunakan: ● Algoritma Pencarian: Algoritma pencarian digunakan untuk mencari dan menemukan informasi yang relevan dalam jaringan. Beberapa algoritma pencarian yang umum digunakan adalah algoritma pencarian linier, algoritma pencarian biner, algoritma pencarian graf, dan algoritma pencarian heuristik. ● Indeks dan Basis Data: Indeks dan basis data digunakan untuk mengindeks dan menyimpan informasi dalam jaringan. Dengan menggunakan teknik indeksasi yang efisien, pengguna dapat dengan mudah mencari dan mengambil data yang diperlukan dengan cepat. ● Pencarian Berbasis Kata Kunci: Teknik pencarian berbasis kata kunci memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian berdasarkan kata kunci atau frasa yang relevan dengan informasi yang mereka cari. Mesin pencari seperti Google menggunakan teknik ini untuk mencari dan menampilkan hasil yang sesuai dengan kueri pengguna. ● Pencarian Berbasis Konteks: Pencarian berbasis konteks melibatkan mempertimbangkan konteks pengguna, lokasi, preferensi, dan sejarah browsing untuk memberikan hasil yang lebih relevan dan personalisasi. Teknik ini memanfaatkan teknologi seperti pelacakan lokasi, analisis perilaku pengguna, dan personalisasi hasil pencarian. ● Pencarian Berbasis Metadata: Metadata adalah informasi yang menggambarkan karakteristik suatu data. Dalam pencarian otomatis, metadata dapat digunakan untuk melakukan pencarian yang lebih spesifik dan terfokus. Misalnya, menggunakan metadata seperti tanggal, pengguna, tipe file, atau atribut lainnya untuk mempersempit hasil pencarian. ● Pencarian Berbasis Semantik: Pencarian berbasis semantik melibatkan pemahaman konten dan makna di balik kata-kata atau frasa yang dicari oleh pengguna. Ini melibatkan analisis bahasa alami, pemahaman konteks, dan pengenalan pola untuk memberikan hasil yang lebih relevan dan akurat. (Mell, P., & Grance, T., 2011) 4.6) Tantangan dalam implementasi Discovery, Communication dan Collaboration Implementasi Discovery, Communication, dan Collaboration dalam suatu lingkungan jaringan dapat melibatkan beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan umum yang sering dihadapi:
70 ● Kompleksitas Teknis: Implementasi teknologi Discovery, Communication, dan Collaboration sering melibatkan infrastruktur jaringan yang kompleks, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, protokol, dan integrasi sistem. Mengelola dan mengintegrasikan semua komponen ini dengan benar bisa menjadi tantangan teknis. ● Keamanan dan Privasi: Ketika berbagi informasi dan berkolaborasi dalam jaringan, keamanan dan privasi menjadi faktor penting. Mengamankan data dan komunikasi, melindungi informasi sensitif, dan memastikan akses yang terbatas hanya kepada pihak yang berwenang dapat menjadi tantangan yang signifikan. ● Koordinasi dan Sinkronisasi: Dalam kolaborasi tim, koordinasi dan sinkronisasi antara anggota tim menjadi penting. Tantangan ini dapat mencakup manajemen waktu, penugasan tugas, sinkronisasi perubahan dalam dokumen bersama, dan pemantauan kemajuan proyek secara keseluruhan. ● Integrasi dan Interoperabilitas: Mengintegrasikan berbagai teknologi dan aplikasi yang digunakan dalam Discovery, Communication, dan Collaboration dapat menjadi tantangan. Interoperabilitas yang baik antara sistem dan aplikasi yang berbeda diperlukan agar pengguna dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lancar. ● Pengadopsian Pengguna: Mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi baru dalam lingkungan kerja seringkali menghadapi tantangan dari sisi pengguna. Mempersiapkan dan melibatkan pengguna dalam proses perubahan, memberikan pelatihan yang memadai, dan menyediakan dukungan pengguna yang efektif penting untuk memastikan penerimaan dan penggunaan yang baik oleh pengguna. ● Skalabilitas dan Kinerja: Dalam lingkungan yang berkembang dan dinamis, skalabilitas dan kinerja sistem Discovery, Communication, dan Collaboration menjadi kunci. Menangani peningkatan jumlah pengguna, volume data, dan lalu lintas jaringan dapat menjadi tantangan untuk memastikan kinerja yang optimal. ● Pengelolaan Kompleksitas: Dengan adanya banyak teknologi, aplikasi, dan data yang terlibat dalam lingkungan Discovery, Communication, dan Collaboration, pengelolaan kompleksitas menjadi tantangan. Memiliki proses pengelolaan yang efisien, pemantauan yang tepat, dan kebijakan pengelolaan yang jelas diperlukan untuk mengatasi tantangan ini (Shukla, R., 2017). A. Keamanan dan Privasi Data Keamanan data dan privasi menjadi salah satu tantangan utama dalam implementasi teknologi ini. Perlindungan terhadap serangan siber, pengamanan data yang sensitif, dan pengelolaan hak akses yang tepat menjadi penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data yang dikirim dan dibagikan dalam jaringan. B. Integrasi Sistem yang Kompleks Implementasi teknologi Discovery, Communication, dan Collaboration sering melibatkan integrasi dengan berbagai sistem yang berbeda, seperti sistem manajemen konten, aplikasi kolaborasi, alat komunikasi, dan lainnya. Mengintegrasikan sistem-
71 sistem ini dengan lancar dan memastikan interoperabilitas yang baik bisa menjadi tantangan yang kompleks. C. Skalabilitas dan Penanganan Jaringan yang Luas Lingkungan jaringan yang luas dan kompleks dapat menghadirkan tantangan dalam hal skalabilitas. Memastikan bahwa infrastruktur jaringan mampu menangani volume pengguna yang tinggi, lalu lintas yang padat, dan pertumbuhan yang cepat menjadi penting. Menyusun strategi penanganan jaringan yang efisien dan memilih teknologi yang skalabel akan membantu mengatasi tantangan ini (Lu, Y., & Yang, S., 2019). 4.7) Strategi Penanganan Tantangan dalam Network Computing A. Penggunaan protokol yang aman dan enkripsi data: ● Mengimplementasikan protokol komunikasi yang aman seperti HTTPS, SSH, dan VPN untuk melindungi integritas dan kerahasiaan data. ● Menggunakan enkripsi data untuk mengamankan informasi yang dikirim melalui jaringan, termasuk enkripsi end-to-end dalam komunikasi antara pengguna. B. Standar komunikasi yang diakui secara umum: ● Mengadopsi standar komunikasi yang umum digunakan, seperti TCP/IP, HTTP, dan SMTP, untuk memastikan interoperabilitas dan kompatibilitas yang baik antara sistem yang berbeda. ● Memastikan bahwa perangkat dan aplikasi yang digunakan mendukung standar komunikasi yang diterima secara luas. C. Pemantauan jaringan dan manajemen performa: ● Melakukan pemantauan jaringan secara teratur untuk mendeteksi masalah performa, kegagalan jaringan, atau serangan siber. ● Menggunakan alat manajemen jaringan untuk memantau kinerja jaringan, kapasitas, dan penggunaan sumber daya. ● Menerapkan kebijakan pengelolaan yang efektif, termasuk manajemen lalu lintas, alokasi sumber daya, dan penjadwalan tugas, untuk memastikan performa optimal jaringan. ● Selain itu, penting juga untuk melibatkan pengguna dalam proses perubahan dan menyediakan pelatihan yang memadai untuk memaksimalkan penggunaan teknologi Network Computing. Komunikasi yang efektif, pemantauan yang berkelanjutan, dan pembaruan perangkat lunak yang teratur juga merupakan bagian penting dari strategi penanganan tantangan dalam Network Computing. (Kreger, H., & Guynes, J., 2016).
72 4.8) Kesimpulan A. Discovery, Communication, dan Collaboration memainkan peran penting dalam Network Computing. Discovery memungkinkan identifikasi dan penemuan sumber daya jaringan yang tersedia, Communication memfasilitasi pertukaran informasi dan komunikasi antar pengguna, sedangkan Collaboration memungkinkan kerja tim dan kolaborasi dalam lingkungan jaringan. B. Terdapat manfaat yang signifikan dari implementasi Discovery, Communication, dan Collaboration dalam Network Computing. Manfaat tersebut meliputi peningkatan efisiensi dan produktivitas, pengurangan biaya dan waktu, peningkatan kolaborasi dan inovasi, serta peningkatan responsivitas dan kepuasan pengguna. Namun, implementasi juga dihadapkan pada tantangan, seperti keamanan dan privasi data, kompleksitas integrasi sistem, dan skalabilitas serta penanganan jaringan yang luas. C. Teknologi dan kebijakan memainkan peran penting dalam mendukung implementasi yang sukses. Teknologi yang tepat, seperti protokol komunikasi yang aman, standar komunikasi yang diakui secara umum, dan alat dan aplikasi kolaborasi yang efektif, akan membantu memfasilitasi Discovery, Communication, dan Collaboration. Di sisi lain, kebijakan yang tepat, seperti kebijakan keamanan dan privasi data, kebijakan manajemen performa, dan kebijakan penggunaan yang jelas, akan memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk mendukung penggunaan yang aman dan efektif dari teknologi tersebut. Dalam rangka mencapai keberhasilan implementasi Discovery, Communication, dan Collaboration dalam Network Computing, penting untuk memperhatikan manfaat yang diharapkan, mengatasi tantangan yang mungkin muncul, dan menggunakan teknologi dan kebijakan yang sesuai. Dengan pendekatan yang tepat, Network Computing dapat menjadi landasan yang kuat untuk memfasilitasi kerja tim yang efektif, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan produktivitas dalam lingkungan jaringan.
73 SOAL DAN JAWABAN 1. Jelaskan konsep Discovery dalam Network Computing dan berikan contoh bagaimana proses discovery dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan jaringan. Jawaban : Discovery dalam Network Computing mengacu pada proses identifikasi dan penemuan sumber daya jaringan yang tersedia. Contoh proses discovery adalah penggunaan protokol seperti Link Layer Discovery Protocol (LLDP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) untuk mengidentifikasi perangkat yang terhubung dalam jaringan. Melalui proses discovery ini, administrator jaringan dapat dengan cepat mengenali perangkat baru yang terhubung, mengalokasikan alamat IP, dan mengelola sumber daya jaringan secara efisien. 2. Bagaimana komunikasi efektif berperan dalam mendukung kolaborasi dalam Network Computing? Berikan contoh bagaimana komunikasi yang baik dapat memfasilitasi kerja tim dan pencapaian tujuan bersama. Jawaban : Komunikasi efektif menjadi kunci dalam mendukung kolaborasi dalam Network Computing. Contoh pentingnya komunikasi yang baik adalah dalam platform kolaborasi berbasis cloud, di mana anggota tim dapat berkomunikasi secara realtime melalui fitur chat atau video conference. Melalui komunikasi yang terbuka dan jelas, anggota tim dapat saling berbagi ide, memberikan umpan balik, dan berkoordinasi dalam melaksanakan tugas. Komunikasi yang baik memfasilitasi kolaborasi yang lebih efektif, meningkatkan kreativitas, dan membantu mencapai tujuan bersama dengan lebih efisien. 3. Apa peran penting alat dan aplikasi kolaborasi dalam Network Computing? Berikan contoh alat dan aplikasi yang umum digunakan untuk meningkatkan kolaborasi dalam lingkungan jaringan. Jawaban :: Alat dan aplikasi kolaborasi memainkan peran penting dalam Network Computing dengan menyediakan platform yang memfasilitasi kerja tim dan kolaborasi yang efektif. Contoh alat dan aplikasi yang umum digunakan termasuk Microsoft Teams, Slack, dan Google Drive. Misalnya, Microsoft Teams menyediakan fitur chat, video conference, dan berbagi dokumen yang memungkinkan anggota tim berkolaborasi secara real-time, sementara Google Drive memungkinkan pengguna untuk berbagi, menyimpan, dan mengedit dokumen bersama-sama dalam lingkungan cloud.
74 4. Apa tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasi Discovery dalam Network Computing? Jelaskan bagaimana tantangan tersebut dapat diatasi untuk mencapai manfaat maksimal dari proses discovery. Jawaban :: Salah satu tantangan dalam implementasi Discovery dalam Network Computing adalah kompleksitas jaringan yang tinggi, terutama dalam lingkungan yang besar dan heterogen. Untuk mengatasi tantangan ini, dapat digunakan teknik otomatisasi seperti penggunaan algoritma dan alat otomatis untuk memantau dan mengelola perangkat dalam jaringan. Selain itu, pemilihan protokol yang sesuai dan standar komunikasi yang diterima secara umum dapat membantu mempermudah proses discovery. 5. Bagaimana kolaborasi dalam Network Computing dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi? Berikan contoh bagaimana kolaborasi yang efektif dapat mempercepat penyelesaian masalah dan pengembangan solusi dalam konteks jaringan. Jawaban :: Kolaborasi dalam Network Computing dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi dengan memungkinkan pengguna untuk berbagi pengetahuan, berkolaborasi, dan berkontribusi pada pemecahan masalah. Misalnya, dalam lingkungan jaringan, tim yang terdiri dari ahli dari berbagai bidang dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Dengan berbagi pengetahuan dan berkolaborasi, tim dapat menggabungkan pemikiran dan keahlian mereka untuk menghasilkan solusi yang lebih baik dan inovatif, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan kemajuan dalam domain Network Computing.
75 BAB V E-Business and E-Commerce Sub Bab Pembahasan : 5.1 :Teknologi Informasi dalam Era Digital 5.2 : Ekonomi Digital 5.3 : Pengertian E-Business 5.4 : Sejarah, Keuntungan dan Sisi Negatif E-Business 5.5 : Aplikasi E-Business 5.6 : Faktor keberhasilan dan Kegagalan E-Business 5.7 : Pengertian dan Sejarah E-Commerce 5.8 : Tipe Aplikasi dan Komponen E-Commerce 5.9 : Elemen Pembentuk Komunitas E-Commerce 5.10 : Tantangan dan Tujuan E-Commerce 5.11 : Hubungan E-Business dan E-Commerce Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami peran sistem informasi dalam era digital terutama dalam pelaksanaan ekonomi digital. 2. Memahami pengertian dan asal mula dari konsep E-Business dan E-Commerce. 3. Memahami berbagai macam jenis aplikasi yang ada dalam E-Business. 4. Mengetahui keuntungan, sisi negatif, serta faktor yang mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan dalam penggunaan E-Business. 5. Memahami macam-macam tipe aplikasi dalam E-Commerce dan apa saja komponen yang ada di dalamnya. 6. Mengetahui elemen apa saja yang berperan dalam pembentukan komunitas ECommerce
76 7. Memahami tujuan serta tantangan yang akan dihadapi dalam penggunaan ECommerce sebagai sarana bisnis antar perusahaan dan pelanggan. 8. Memahami hubungan antara E-Business dan E-Commerce sebagai bentuk penerapan dari kemajuan teknologi.
77 5.1 Teknologi Informasi dalam Era Digital Dunia telah memasuki era dimana informasi dan pengetahuan tersebar luas tanpa terbatas oleh tempat, ruang, dan waktu. Era ini disebut dengan era digital atau Revolusi Industri 4.0. Pada perkembangan era digital yang semakin pesat ini, Teknologi Informasi menjadi salah satu lingkup penting yang banyak digunakan oleh manusia. Era digital merupakan periode dimana kemajuan teknologi berkembang dengan cepat sesuai dengan perkembangan zaman. Perangkat teknologi tidak lagi menjadi barang langka yang sulit ditemukan. Hampir semua aktivitas yang terkait dengan pendidikan, sosial, budaya, olahraga, ekonomi, dan politik selalu menggunakan kemajuan teknologi untuk mencari informasi dan membantu menyelesaikan setiap kegiatan dengan lebih efisien dalam mengatasi suatu masalah. Maka dari itu, teknologi informasi mengambil peran penting dalam pelaksanaan era digital ini. Teknologi informasi meliputi lebih dari sekadar teknologi komputer, baik hardware maupun software yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi. Namun juga mencakup teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi (Gunawan, 2022). Peran teknologi informasi mencangkup lingkup pendidikan, kesehatan, perbankan, pemerintahan, perusahaan, hingga sektor bisnis. Dari perannya yang berada pada setiap sektor ini, dapat terlihat bahwa teknologi informasi adalah aspek penting dalam kehidupan manusia pada era digital ini. Bidang Contoh Penerapan Teknologi Informasi Pendidikan E-Learning Kesehatan Smart Card (Riwayat penyakit) Perbankan M-Banking Pemerintahan E-Government Perusahaan Enterprise Resource Planning (ERP) Bisnis E-Commerce Tabel 5.1. Penerapan Teknologi Informasi Penerapan teknologi informasi ini juga berkaitan dengan adanya internet. Internet adalah jaringan global yang terdiri dari jutaan perangkat komputer yang saling terhubung. Internet memberikan akses ke berbagai layanan dan sumber daya, termasuk situs web, email, media sosial, streaming video, e-commerce, dan lainnya. Internet dikenal sebagai basis (foundation) dari “New Digital Networked Economy”. Maka dari itu, internet adalah fondasi awal dari kemajuan teknologi informasi dalam segala aspek.
78 5.2 Ekonomi Digital Pada dasarnya, ekonomi digital merujuk pada semua kegiatan ekonomi yang mengandalkan internet dan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam prosesnya. Dalam ekonomi digital, internet berperan sebagai platform untuk berbagai aktivitas ekonomi, termasuk perdagangan elektronik, pemasaran online, layanan keuangan digital, pengembangan aplikasi, dan banyak lagi. Dengan bantuan internet, bisnis digital dapat menghubungkan pelanggan dan mitra bisnis di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjual produk dan layanan secara online, mencapai pasar yang lebih luas, dan mengurangi keterbatasan geografis. Selain itu, internet juga memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara pelaku ekonomi, baik dalam hal pertukaran informasi maupun kerjasama dalam pengembangan produk dan layanan. Perluasan ekonomi digital ditandai dengan banyaknya penggunaan media digital dalam proses pengembangan dan transaksi bisnis dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi, contohnya adalah penggunaan E-Business dan E-Commerce. Suatu perusahaan atau individu menjadikan media digital sebagai alat berkomunikasi dalam aspek ekonomi, dibantu dengan keberadaan internet sebagai pondasi dari berjalannya ekonomi digital. Perbedaan bisnis digital dengan bisnis di dunia nyata ada pada pelaksanaannya. Bisnis pada dunia nyata akan melakukan transaksi dan hubungan bisnis secara langsung. Namun, pada bisnis digital, suatu perusahaan atau customer melakukan segala aktivitas secara virtual dengan sebuah website atau situs yang ada pada internet untuk melaksanakan transaksi hingga hubungan bisnis. Pertukaran data dan informasi ini dilakukan tanpa adanya pertemuan fisik antara masing-masing pihak. Gambar 5.1. Kecepatan Perubahan Ekonomi Ekonomi digital memberikan perubahan ekonomi yang pesat, hal ini diperoleh dari beberapa keuntungannya. Yang pertama adalah dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Karena kemampuan internet untuk menembus ruang dan jarak, pasar yang dijangkau oleh bisnis-bisnis digital juga menjadi lebih luas. Hal ini memungkinkan suatu bisnis digital mencapai pasar global dan mengakses pelanggan dari seluruh dunia. Faktor lainnya adalah adanya wadah untuk berinovasi dengan bebas mengembangkan ide-ide kreatif dari
79 teknologi. Dengan adanya teknologi, dapat dihasilkan ide-ide bisnis beragam yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah adanya Artificial Intelligence (AI) yang dibuat berdasarkan kecerdasan teknologi. Maka dari itu, ekonomi digital memberikan peluang bagi siapapun untuk dapat bertransaksi dengan mudah dan berbisnis dengan pasar yang luas. 5.3 Pengertian E-Business Electronic Business pada dasarnya adalah bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi khususnya teknologi jaringan dan komunikasi dalam prosesnya. Menurt Turban dalam Juman (2020), bisnis elektronik tidak hanya mencakup pembelian dan penjualan barang atau jasa, namun bisnis elektronik mendukung seluruh kegiatan usaha berbasis teknologi informasi yang dilakukan pada internet, situs, maupun extranet. Jadi, E-Business adalah aktivitas bisnis yang memanfaatkan teknologi dan internet sebagai media transaksinya, untuk meningkatkan nilai dan pengembangan usaha pada bisnis elektronik. E-Business dan bisnis konvensional tidak memiliki perbedaan tujuan, namun memiliki cakupan yang berbeda. Bisnis konvensional pada umumnya mengandalkan kontak langsung antar pebisnis pada suatu tempat, namun E-Business mengandalkan internet sebagai media untuk menjalankan tujuannya. Selain itu, bisnis elektronik juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bisnis konvensional. a) E-Business lebih terintegrasi dibandingkan dengan bisnis tradisional b) Bisnis konvensional tergolong lebih mahal dibandingkan bisnis elektronik c) E-Business memudahkan beberapa peserta untuk berkolaborasi dan menjalin hubungan bisnis Tabel 5.2. Perbedaan bisnis elektronik dan konvensional Beberapa perbedaan ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga masyarakat menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang teknologi untuk salah satunya melakukan transaksi bisnis melalui media elektronik. Meskipun memiliki banyak kelebihan, masa depan dari bisnis elektronik bukanlah hal yang
80 terdefinisi dengan jelas karena diperlukan kemampuan adaptasi yang cepat untuk menghadapi perubahan pada lingkungan bisnis elektronik yang tak dapat diprediksi. Ruang lingkup terkait bisnis elektronik dapat dilihat dari prinsip 4W (what, where, who, why) yang mencakup apa saja yang dapat dilakukan dalam e-business, dimana saja e-business dapat dijalankan, siapa yang dapat menjalankan dan melakukan transaksi pada e-business, dan kenapa harus menggunakan e-business. Ruang lingkup ini menjadi penjabaran dari pengertian E-Business secara keseluruhan mengenai cakupancakupan dari masing-masing faktor (Purwaningtias dkk, 2020). Gambar 5.2. Cakupan Bisnis Elektronik 1) What: E-Business lebih dari sekadar transaksi jual beli digital, namun juga dilakukan aktivitas seperti pertukaran informasi antar beberapa perusahaan, jalinan hubungan bisnis dan relasi antar perusahaan, dan lainnya. 2) Why: Selain untuk memberikan keuntungan bagi suatu perusahaan, E-Business juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan level pendapatan secara langsung maupun tidak langsung. 3) Where: E-Business bisa dilakukan dimana saja tanpa terbatas tempat melalui berbagai kanal akses bagi pihak yang berkepentingan 4) Who: Semua pihak yang melakukan interaksi bisnis, diklasifikasinya sebagai: - Agent - Customer - Family - Employee - Government - Business - Device
81 5.4. Sejarah, Keuntungan dan Sisi Negatif E-Business Sejarah E-Business berawal pada tahun 1970-an, pengembangan aplikasi eBusiness pertama kali terjadi dan digunakan untuk transaksi pembayaran melalui internet yang disebut Electronic Fund Transfer (EFT). Dalam perkembangannya, Electronic Data Interchange (EDI) ditemukan untuk mentransfer data secara rutin, termasuk dokumen dan transaksi keuangan. Pada tahun 1990, dengan kemajuan teknologi World Wide Web (WWW), tidak hanya data yang dapat ditampilkan, tetapi juga gambar, suara, animasi, dan bahkan video. Pada tahun 2000-an, perkembangan e-Business semakin pesat, di mana banyak perusahaan di Amerika, Eropa, Asia, termasuk Indonesia, beralih ke konsep pemasaran produk mereka melalui internet (Nuraisyah, 2019). Electronic Business memiliki beberapa keuntungan bagi pengguna dan penyedia bisnis, mulai dari efisiensi transaksi hingga jangkauan pasar yang lebih luas, bisnis elektronik telah membuka peluang baru dan menghadirkan kemudahan serta keuntungan yang signifikan bagi dunia bisnis. beberapa diantaranya meliputi: 1. Efisiensi Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan adalah peningkatan tingkat efisiensi. Menurut penelitian, kurang dari 40% dari total biaya operasional dialokasikan untuk kegiatan menciptakan dan menyebarkan informasi ke berbagai bagian terkait. Dengan menggunakan teknologi informasi dalam operasi sehari-hari, perusahaan dapat mengurangi total biaya operasional yang biasanya dikeluarkannya. 2. Efektivitas Efektivitas dirasakan ketika terjadi perubahan yang signifikan dalam cara perusahaan melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Contohnya, penerapan konsep e-supply chain memungkinkan manajemen untuk meningkatkan tingkat layanan kepada pelanggan. Contoh lainnya adalah implementasi aplikasi ERP yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajemen. 3. Jangkauan Kemampuan penggunaan teknologi informasi memperluas jangkauan dan ruang gerak perusahaan. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk memperluas domain kerjasama dengan mitra secara signifikan. 4. Struktur Terjadi penciptaan berbagai jenis produk dan jasa baru akibat konvergensi sektor industri yang sebelumnya terlihat terpisah. Contohnya adalah kendaraan yang dapat dijual melalui lelang, bank virtual yang berperan sebagai penasihat keuangan, dan lainnya.
82 5. Peluang Terbuka peluang yang luas bagi pelaku bisnis untuk berinovasi dalam menciptakan produk dan jasa baru seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Contohnya, dalam bidang pendidikan, semakin banyak situs penyelenggara pendidikan secara online/virtual yang semakin populer. Meskipun banyak keuntungan yang dimiliki oleh E-Business, namun tidak menutup kemungkinan bahwa proyek ini memiliki sisi negatif. Bila dilihat kembali, segala sesuatu yang berada di internet tidak selamanya terproteksi dari bahaya, beberapa sisi negatif tersebut adalah: 1. Penyalahgunaan informasi rahasia yang berharga, di mana tindakan ini dapat mengungkapkan semua informasi rahasia organisasi kepada pihak yang tidak berhak, menyebabkan kerugian yang signifikan bagi korban. 2. Gangguan pelayanan yang mengakibatkan kehilangan peluang bisnis. Ini dapat terjadi karena faktor non-teknis seperti pemadaman listrik atau kerusakan pada jaringan. 3. Hilangnya kepercayaan dari pelanggan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk upaya yang disengaja dari pihak lain untuk merusak reputasi perusahaan tersebut. 4. Penyalahgunaan akses ke sumber daya oleh pihak yang tidak berhak. Contohnya adalah peretasan sistem perbankan oleh seorang hacker yang kemudian mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri. 5. Kerugian yang tak terduga. Ini dapat disebabkan oleh gangguan yang disengaja, perilaku tidak jujur, praktik bisnis yang tidak etis, kesalahan manusia, atau kesalahan dalam sistem elektronik.
83 5.5 Aplikasi E-Business Gambar 5.3. Penerapan E-Business 1. ERP (Enterprise Resource Planning) Aplikasi lintas fungsi perusahaan memainkan peran penting dalam mengintegrasikan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk tenaga kerja, waktu, instrumen, dan proses pengadaan barang/jasa (Juman, 2020). Adapun fungsinya adalah sebagai berikut: a. Sistem informasi untuk perusahaan manufaktur. b. Berperan mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses bisnis. c. Back office system, konsumen dan publik tidak dilibatkan. d. Client-server software, baik desktop maupun berbasis web. e. Memiliki kemampuan untuk mengelola sebagian besar transaksi. f. Data dapat diakses secara real-time. 2. CRM (Customer Relationship Management) Manajemen hubungan pelanggan bermanfaat dalam mengelola dan memelihara kepercayaan penyedia barang/jasa yang selanjutnya juga berperan sebagai tenaga perusahaan sebagai penyedia barang/jasa. Adapun fungsinya adalah: a. Merupakan penggambaran hubungan sistem dengan konsumennya. b. Usaha perusahaan dalam menjaga hubungan dengan konsumennya. c. Strategi bisnis perusahaan. d. Sebuah tool untuk memahami konsumennya
84 3. SCM (Supply Chain Management) Manajemen rantai pasok membantu perusahaan dalam mengelola dan memastikan jumlah barang/jasa dapat tersedia sesuai dengan waktu yang diperlukan. Fungsinya adalah: a. Pengelolaan yang efektif atas integrasi yang terlibat di dalam kegiatan pemasokan. b. Perencanaan dan pengendalian yang baik atas kegiatan pengadaan c. Efisiensi aliran pasokan hingga ke titik konsumsi terakhir. d. Perancangan dan kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan. e. Bertujuan untuk mendapatkan kepuasan konsumen sekarang dan dimasa yang akan datang. 4. EAI (Enterprise Application Integration) Pendekatan atau teknologi yang digunakan untuk mengintegrasikan berbagai klaster aplikasi perusahaan dengan memungkinkan pertukaran data di antara mereka sesuai dengan peran yang diturunkan dari model proses bisnis yang dikembangkan oleh pengguna. 5. ECS (Enterprise Collaboration Systems) Merupakan sistem yang dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi dan kerja sama antara individu, tim, dan departemen dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan Enterprise Collaboration Systems, pengguna dapat berkolaborasi dalam proyek, berbagi dokumen, mengatur jadwal, mengirim pesan, dan berpartisipasi dalam diskusi yang memungkinkan pertukaran ide dan pemecahan masalah secara efisien. Selain dari aplikasi E-Business yang ada, terdapat pula bentuk-bentuk interaksi dalam dunia bisnis. Bentuk-bentuk interaksi dalam dunia bisnis ini meliputi: No Nama Penjelasan 1 B2B (Business to Business) Transaksi bisnis antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainnya. Dapat berupa kesepakatan spesifik yang mendukung kelancaran bisnis. 2 B2C (Business to Consumer) Aktivitas yang dilakukan produsen kepada konsumen
85 secara langsung. 3 C2C (Consumer to Consumer) Aktivitas bisnis (penjualan) yang dilakukan oleh individu (konsumen) kepada individu (konsumen) lainnya. 4 C2B (Consumer to Business) C2B merupakan model bisnis dimana konsumen (individu) menciptakan dan membentuk nilai akan proses bisnis. 5 B2G (Busines to Government) Merupakan turunan dari B2B, perbedaannya proses ini terjadi antara pelaku bisnis dan instansi pemerintah 6 G2C (Government to Consumer) Merupakan hubungan atau interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Konsumen, dalam hal ini masyarakat, dapat dengan mudah menjangkau pemerintah sehingga memperoleh kemudahan dalam pelayanan sehari hari Tabel 5.3.Bentuk interaksi E-Business Sumber: (Shandausen, 2008) 5.6 Faktor keberhasilan dan Kegagalan E-Business Faktor keberhasilan dalam menangani E-Business ada pada kemampuan untuk menjamin bahwa E-Business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun, yaitu: a. Validitas: Dalam bertransaksi, kedua belah pihak harus dapat mengkonfirmasi keaslian identitas mereka untuk memastikan bahwa transaksi tersebut sah dan valid. b. Integritas: Kedua belah pihak harus memiliki keyakinan bahwa informasi yang mereka pertukarkan akurat dan tidak dapat diubah selama proses transaksi. c. Privasi: Kerahasiaan transaksi bisnis dan segala informasi yang dipertukarkan harus dijaga dengan baik.
86 Selain dari adanya faktor keberhasilan suatu bisnis elektronik, ada juga beberapa faktor penyebab kegagalan dari bisnis elektronik. Faktor ini mencakup: a. Kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam mendukung penerapan EBusiness secara menyeluruh. b. Penerapan e-Business yang tidak diikuti oleh proses change management c. Ketidakprofesionalan vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis dalam proyek E-Business. d. Keterbatasan infrastruktur komunikasi yang mempengaruhi efektivitas dan kecepatan transaksi dalam E-Business. e. Kurangnya keterkaitan antara strategi teknologi informasi (TI) dengan strategi perusahaan secara keseluruhan. f. Masalah keamanan dalam bertransaksi online yang dapat membahayakan integritas dan kerahasiaan data. g. Keterbatasan dukungan finansial yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan mengelola sistem E-Business. h. Kurangnya peraturan yang ada untuk melindungi dan mengatur transaksi dalam dunia e-business (cyberlaw). i. Fokus investasi E-Business yang lebih condong pada tujuan jangka pendek daripada jangka panjang. 5.7 Pengertian dan Sejarah E-Commerce E-Commerce atau Electronic commerce merupakan suatu kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service provider dan perdagangan perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks). Menurut Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi pada tahun 2001, E-Commerce merupakan suatu konsep yang mencakup berbagai teknologi, proses, dan praktik yang memungkinkan dilakukannya transaksi bisnis tanpa perlu menggunakan kertas sebagai sarana mekanisme transaksi. Jadi, pada dasarnya E-Commerce adalah penggunaan media elektronik untuk melakukan perniagaan. Media ini dapat berupa smartphone, ATM, mobile banking, maupun SMS. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, didefinisikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, atau media elektronik lainnya. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan juga disebutkan dalam Pasal 1 bahwa Perdagangan melalui Sistem Elektronik (E-Commerce) adalah perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik. Pada transaksi E-Commerce, para pihak terkait didalamnya melakukan hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang dilakukan secara elektronik dan sesuai dengan Pasal 1 butir 17 UndangUndang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik disebut sebagai kontrak elektronik, yakni perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik atau media elektronik lainnya (Nasution dkk, 2019).
87 Menurut Turban dan King (Turban, e., dan King, D., 2002), istilah E-Commerce bisa dilihat dari empat perspektif yang berbeda, yaitu: 1) Dalam perspektif komunikasi, E-Commerce merupakan penyediaan barang, jasa, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau perangkat elektronik lainnya. 2) Dalam perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah penerapan teknologi yang bertujuan untuk mengotomatisasi transaksi bisnis dan langkah-langkah dalam menjalankan pekerjaan (workflow). 3) Dalam perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, konsumen, dan manajemen dengan tujuan mengurangi biaya layanan dan meningkatkan kecepatan pelayanan konsumen. 4) Dalam perspektif online, E-Commerce memungkinkan terjadinya proses jual beli produk dan informasi melalui internet dan layanan online lainnya. Sejarah awal yang signifikan menuju E-Commerce terjadi pada awal 1990-an ketika Amerika Serikat menghapus larangan penggunaan internet untuk keperluan komersial. Pada tahun 1995, IBM menjadi perusahaan pertama yang secara aktif mempromosikan ECommerce yang menarik minat para peneliti. Keberhasilan Amazon pada tahun 1999 menjadi pemicu dikenalnya E-Commerce secara global. Namun, seperti halnya perkembangan teknologi lainnya, gelombang pertama revolusi E-Commerce mengalami kegagalan akibat model bisnis yang lemah dan proses implementasi yang kurang profesional (Rosalund, 2015). Setelah itu, popularitas Google membuka tahap baru dalam perkembangan E-Commerce, yang terus berlanjut hingga saat ini. Sedangkan pengembangan transaksi komersial elektronik (E-Commerce) di Indonesia dimulai oleh Sanur, sebuah toko buku online yang memiliki website Sanur.co.id. Sanur muncul pada tahun 1996 terinspirasi oleh jenis bisnis serupa yaitu Amazon. Sebagai toko buku pertama yang menjual melalui internet di Indonesia, Sanur saat ini mencatatkan 2.500 transaksi per bulan dan berhasil meraih pangsa pasar regional. Salah satu pelaku ECommerce lainnya adalah Indonesia Interactive (I-2) dengan website i-2.co.id. I-2 memiliki konsep sebagai portal dan menyediakan pusat perbelanjaan virtual. Pada awalnya, I-2 memiliki 10 toko online yang menjual berbagai produk seperti buku, komputer, kerajinan tangan, dan kaos. Selain toko online yang menjual barang nondigital seperti Sanur dan I-2, terdapat juga toko online yang fokus pada penjualan barang digital seperti kartubebas.com (Asnawi, 2004). Teknologi informasi mengambil peran dalam pertumbuhan E-Commerce, karena teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan pemasaran online adalah dengan bantuan internet. Salah satu keuntungan dalam menggunakan sumber internet untuk berhubungan dengan pelanggan adalah pengiriman data yang cepat dan informasi antara orang yang terlibat (Pradana, 2015). Menurut DeLone dan McLean (2004) terdapat enam dimensi keberhasilan sistem informasi yang dapat diterapkan pada lingkungan E-Commerce, antara lain:
88 1. Kualitas sistem dalam lingkungan internet dapat menggambarkan karakteristik sistem e-commerce berdasarkan kegunaannya, ketersediaannya, kehandalannya, kemampuan adaptasinya, dan waktu responnya, misalnya dalam hal waktu download dan proses data. 2. Kualitas informasi dalam konteks e-commerce berkaitan dengan kemampuan sistem untuk menangkap isu konten yang relevan. Jaringan konten tersebut harus dapat dipersonalisasi, menyediakan informasi lengkap, relevan, mudah dimengerti, dan menjaga keamanan saat calon pembeli atau pemasok melakukan transaksi melalui internet. 3. Kualitas layanan menjadi faktor penting, di mana dukungan menyeluruh disediakan oleh penyedia layanan, baik melalui departemen sistem informasi internal, unit organisasi baru, atau melalui pihak ketiga sebagai penyedia layanan internet. 4. Penggunaan sistem e-commerce dapat diukur berdasarkan kunjungan ke situs web dan kemudahan pencarian dalam situs tersebut untuk mencari informasi dan melakukan transaksi. 5. Kepuasan pengguna juga menjadi indikator penting, yang melibatkan pendapat pelanggan tentang pengalaman mereka dalam siklus pembelian, pembayaran, dan penerimaan produk atau layanan. 6. Manfaat juga menjadi faktor kritis, di mana penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak positif dan negatif dari e-commerce bagi pelanggan, pemasok, karyawan, organisasi, pasar, industri, ekonomi, bahkan masyarakat secara keseluruhan. Pada dasarnya, e-commerce telah menjadi salah satu kekuatan utama dalam dunia bisnis. Melalui platform online ini, ada berbagai kelebihan yang dapat diakui dan dinikmati oleh pelaku bisnis serta konsumen. Diantaranya adalah: 1. Menawarkan harga yang kompetitif 2. Memberikan layanan pembelian yang responsif, cepat, dan ramah. 3. Menyajikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai produk dan jasa. 4. Menyediakan berbagai bonus menarik seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus dengan menerima usulan pembelian. 6. Membangun rasa komunitas dengan memberikan ruang untuk berdiskusi, menerima masukan dari pelanggan, dan lain sebagainya. 7. Mempermudah kegiatan perdagangan bagi pengguna.
89 5.8. Tipe Aplikasi dan Komponen E-Commerce Gambar 5.4. Tipe E-Commerce Bila diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, E-Commerce memiliki empat tipe. Tipe yang pertama adalah Internet Market (I-Market). Suatu tempat di dunia maya di mana calon pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronik melalui internet. Tipe bisnis yang terjadi dalam konteks ini adalah B-to-C (Business to Customer), dimana perusahaan berusaha terhubung dengan komunitas pengguna internet di seluruh dunia. Dalam tipe ini, perusahaan menyediakan informasi lengkap tentang produk atau jasa yang ditawarkan melalui internet, dengan harapan calon pelanggan akan melakukan pemesanan atau pembelian produk atau jasa tersebut. Tipe yang kedua adalah Customer Care, yaitu merupakan tipe aplikasi ECommerce yang memiliki tujuan untuk menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan. Perusahaan menyediakan sarana seperti nomor telepon bebas pulsa atau situs web yang memungkinkan pelanggan untuk bertanya, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan terkait produk atau jasa yang mereka beli. Dengan kemajuan internet, konsumen dapat dengan mudah menghubungi customer service perusahaan melalui situs terkait yang menyediakan berbagai pelayanan seperti FAQ, chatting secara real-time, perubahan informasi pelanggan, dan lainnya. Prinsip utama yang diterapkan dalam E-Commerce jenis ini adalah memberikan pelayanan yang baik untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Tipe aplikasi ini umumnya digunakan dalam konteks B-to-C (Business to Customer). Tipe yang ketiga adalah Vendors Management, tipe ini menggunakan ECommerce untuk menghubungkan perusahaan dengan vendor. Dalam bisnis, perusahaan membutuhkan bahan mentah atau barang dari pemasok untuk menghasilkan produk atau menyediakan jasa kepada konsumen. Sehingga hal ini membantu perusahaan mengurangi biaya pengadaan barang dan mempercepat proses pembelian. Melalui aplikasi ini, perusahaan dapat memesan dan membeli bahan dari vendor melalui internet. Proses yang tidak perlu dapat dihilangkan, beberapa proses dapat diintegrasikan, dan proses manual dapat diotomatisasi. Ini membantu efisiensi dan penghematan biaya. Tipe transaksi yang digunakan adalah B-to-B (Business to Business).
90 Tipe yang keempat adalah Extended Supply Chain, yaitu merupakan serangkaian proses atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari pembelian bahan mentah hingga penawaran produk kepada konsumen. Proses umum dalam supply chain meliputi pengadaan bahan mentah, penyimpanan, produksi, distribusi, pemasaran, penjualan, dan layanan purna jual. Untuk bersaing dalam era globalisasi, perusahaan perlu bekerja sama dengan mitra bisnis lainnya untuk menciptakan produk atau layanan yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat daripada pesaing. Dalam hal ini, E-Commerce digunakan untuk mengoptimalkan supply chain dengan menjalin hubungan elektronik melalui internet dengan semua pihak yang terlibat dalam proses penciptaan produk atau layanan. Seperti dalam Vendor Management E-Commerce, prinsip yang diterapkan adalah B-to-B (Business to Business). Berdasarkan beberapa tipe aplikasi E-Commerce yang telah disebutkan, ada beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan E-Commerce dan marak digunakan oleh masyarakat, beberapa diantaranya adalah: 1. E-mail dan Messaging 2. Content Management Systems 3. Dokumen, spreadsheet, database 4. Akunting dan sistem keuangan 5. Informasi pengiriman dan pemesanan 6. Pelaporan informasi dari klien dan enterprise 7. Sistem pembayaran domestik dan internasional 8. Newsgroup 9. On-line Shopping 10. Conferencing 11. Online Banking Berdasarkan karakteristiknya, E-Commerce dibagi menjadi empat jenis: Gambar 5.5. Jenis E-Commerce 1. Business to Business (B2B): Jenis ini melibatkan perdagangan antara perusahaan dengan karakteristik sebagai berikut: a. Mitra perdagangan yang sudah saling mengenal dan memiliki hubungan yang berlangsung lama.
91 b. Pertukaran data dilakukan secara berulang dan berkala dengan format yang telah disepakati. c. Tidak perlu menunggu mitra lain untuk mengirimkan data. d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana proses intelektual dapat didistribusikan di kedua perusahaan. 2. Business to Consumer (B2C): Jenis ini melibatkan perdagangan antara perusahaan dengan konsumen dengan karakteristik sebagai berikut: a. Terbuka untuk umum dan informasi dapat diakses secara bebas. b. Layanan yang digunakan bersifat umum dan berbasis web. c. Layanan disediakan berdasarkan permintaan konsumen. d. Sering menggunakan pendekatan client-server. 3. Consumer to Consumer (C2C): Jenis ini melibatkan perdagangan langsung antara konsumen dengan konsumen lainnya, baik dalam penjualan produk maupun jasa. Contohnya adalah penjualan barang melalui iklan terklasifikasi atau situs lelang seperti eBay.com. 4. Customer to Business (C2B): Jenis ini merupakan model bisnis dimana konsumen menciptakan nilai yang dikonsumsi oleh perusahaan. Misalnya, ketika konsumen memberikan review atau ide yang berguna untuk pengembangan produk baru. Priceline.com adalah contoh situs yang memungkinkan individu menjual barang kepada perusahaan. 5. Mobile Commerce (M-Commerce): Mobile commerce adalah salah satu bentuk ecommerce di mana transaksi jual beli dan kegiatan bisnis dilakukan melalui jaringan nirkabel. Pada E-Commerce, terdapat mekanisme yang memiliki perbedaan dan keunikan dibandingkan dengan mekanisme yang terdapat pada perdagangan tradisional. Mekanisme pasar E-Commerce melibatkan beberapa komponen, yaitu: ● Pelanggan: Para pengguna internet yang menjadi target pasar untuk ditawarkan produk, jasa, atau informasi oleh penjual. ● Penjual: Pihak yang menawarkan produk, jasa, atau informasi kepada pelanggan melalui website atau marketplace. ● Produk: Perbedaan penting antara e-commerce dengan perdagangan tradisional terletak pada produk yang dapat dijual, termasuk produk digital yang dapat dikirimkan langsung melalui internet. ● Infrastruktur: Meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem jaringan yang digunakan dalam pasar elektronik. ● Front end: Aplikasi web yang berinteraksi langsung dengan pengguna, seperti portal penjual, katalog elektronik, shopping cart, mesin pencari, dan payment gateway. ● Back end: Aplikasi yang secara tidak langsung mendukung aplikasi front end, termasuk aktivitas seperti pemesanan barang, manajemen inventaris, proses pembayaran, packaging, dan pengiriman barang.