142 b) Memberikan kenyamanan pada pelanggan dalam membeli produk yang mereka butuhkan, misalnya dengan merespons dengan cepat terhadap keinginan pelanggan juga ketepatan waktu dalam pengiriman barang pesanan. Tujuannya adalah menawarkan produk yang baik dengan pelayanan yang memuaskan. 2. Meningkatkan profitabilitas pelanggan yang telah dimiliki perusahaan (Enhancing the profitability of existing cost) Perusahaan harus menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggan dengan cara perusahaan mendengarkan keluhan dan meningkatkan pelayanan. Hubungan dengan pelanggan dapat ditingkatkan dengan cara: a) Cross-selling, sebuah strategi penjualan yang menawarkan barang pelengkap dari barang yang telah dimilikinya. b) Up-selling, adalah menawarkan barang yang sama tetapi dengan kualitas yang lebih baik. 3. Mempertahankan pelanggan potensial (retaining profitable customer for life) a) Menyediakan waktu untuk mendengarkan kebutuhan pelanggan, termasuk ketidakpuasan pelanggan terhadap produk atau pelayanan perusahaan. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan. b) Memberikan pelayanan dan aplikasi pendukung yang bermanfaat sehingga hubungan dengan pelanggan dapat tetap terpelihara. E. Kendala Dalam Penerapan Customer Relationship Management (CRM) 1. Pada aplikasi TI, terbuangnya feature atau kelebihan-kelebihan yang ditawarkan TI dengan percuma. 2. Pelanggan tetap mengeluh. 3. Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional. 4. Tidak ada peningkatan efisiensi. 5. Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data. 6. Keuntungan perusahaan masih stagnan.
143 7.2 Global Information Systems (GIS) Menurut Jahangir Karimi dan Benn R. Konsynski dalam bukunya Raymond Mc. Leod, Jr:79), Sistem Informasi Global adalah suatu sistem informasi yang terdiri dari jaringan-jaringan yang melintasi batas-batas negara. Sistem Informasi Global adalah sistem informasi yang diterapkan di perusahaan multinasional. Sistem Informasi Global (Global Information Systems atau GIS) adalah bidang studi yang berfokus pada penggunaan sistem informasi untuk mendukung operasi dan pengambilan keputusan dalam skala global. Sistem-sistem ini menyediakan platform untuk mengelola dan menyebarkan informasi di seluruh batas geografis. A. Strategi dalam Menerapkan Sistem Informasi Global 1. Pada perusahaan multinasional yang menggunakan strategi multinasional perlu dibentuk tim pengembang di semua anak perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan adanya desentralisasi sistem informasi anak perusahaan, sehingga antara anak perusahaan yang satu dengan lain akan berbeda. 2. Jika perusahaan multinasional menggunakan strategi Global maka Tim Pengembang Sistem Informasi Global berasal dari perusahaan induk dan mengerjakan sebagian besar pekerjaan pengembangan Sistem Informasi Global di perusahaan induk. Kunjungan Tim Pengembang Sistem Informasi Global dalam implementasi dari apa yang sudah dikerjakan di perusahaan induk. 3. Jika perusahaan multinasional menggunakan strategi internasional maka Tim Pengembang Sistem Informasi Global dari perusahaan induk dapat berkunjung ke anak perusahaan untuk memastikan penyesuaian sistem informasi yang mungkin dilakukan anak perusahaan. 4. Jika perusahaan multinasional menggunakan strategi Transnasional maka Tim Pengembang Sistem Informasi Global terdiri dari wakil-wakil Perusahaan Induk dan Anak Perusahaan. B. Keuntungan Perusahaan Multinasional dengan Memiliki Sistem Informasi Global dalam Berkoordinasi Seperti telah dikemukakan di depan, bahwa kunci keberhasilan menjalankan perusahaan multinasional adalah koordinasi. Tetapi koordinasi secara efektif dan efisien dengan berbagai pihak yang terpisah secara geografis dan kadang pada waktu yang tidak sama membutuhkan suatu tertentu. Media tertentu yang dimaksudkan adalah sistem
144 informasi global yaitu sistem informasi yang menghubungkan sistem informasi anakanak perusahaan dengan perusahaan induk. Manfaat yang diperoleh perusahaan multinasional dengan adanya sistem informasi global yang dimiliki adalah sebagai berikut: 1. Fleksibilitas dalam memberi respons terhadap pesaing. 2. Kemampuan memberi respons terhadap perubahan di negara atau wilayah lain. 3. Kemampuan mengikuti kebutuhan pasar di seluruh dunia. 4. Kemampuan mentransfer pengetahuan antar unit-unit di berbagai negara. 5. Pengurangan keseluruhan biaya. 6. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. C. Masalah dalam Menerapkan Sistem Informasi Global 1. Kendala Politis Kendala Politis adalah Kendala-kendala yang diakibatkan akibat peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di mana anak perusahaan tersebut berada. Kendala-kendala tersebut adalah: a) Pembatasan Impor Perangkat Keras Pemerintah di mana anak perusahaan berada berusaha melindungi perusahaan manufaktur lokal dan mendorong investasi lokal dengan menentukan hanya boleh menggunakan peralatan yang diproduksi atau dirakit dalam negeri. b) Pembatasan Pemrosesan Data Pemerintah di mana anak perusahaan tersebut berada mempunyai kebijakan nasional yang mengharuskan data diproses di dalam negeri. c) Pembatasan komunikasi Data Pemerintah di mana anak perusahaan berada mempunyai kebijakan yang mengharuskan untuk menggunakan jaringan komunikasi data perusahaan setempat.
145 2. Kendala Teknologi Perusahaan multinasional sering menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan tingkat teknologi yang dimiliki negara tempat anak perusahaan tersebut berada. 3. Kurangnya Dukungan dari Manajer Anak Perusahaan Bisa terjadi manajer anak perusahaan tidak mendukung pembentukan dari sistem informasi global, karena dengan adanya sistem informasi global koordinasi dan pengawasan dapat dilakukan setiap saat, sehingga secara psikologis sebagai orang yang menganggap dirinya sukses (sebagai manajer perusahaan asing) dan mampu menjalankan perusahaan, mereka kurang menyukai adanya pengawasan yang terus menerus. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari GIS: 7.2.1 Enterprise Resource Planning Global (Global ERP) Menurut O'Brien et al. (2011) mendefinisikan ERP sebagai dasar dari e-bisnis. keseluruhan transaksi perusahaan dibuat terhubung, proses jual pesan, manajemen dan kontrol peralatan, perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan. ERP adalah sistem multifungsi perusahaan yang digerakkan oleh modul aplikasi terintegrasi yang membantu proses bisnis internal perusahaan. Sistem ERP dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan mempercepat semua proses dan akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Sistem ERP sering disebut sebagai suatu sistem back-office. Sebagai contoh dalam sebuah kasus penjualan, SISTEM ERP tidak menangani proses penjualan di sisi depan, tetapi SISTEM ERP lebih pada bagaimana menangani suatu order dan memberikan suatu solusi untuk mempermudah alur proses penyelesaian suatu order yang melalui berbagai tahapan. Semua orang dalam perusahaan dapat mengakses informasi yang sama dan juga bisa melakukan perubahan terhadap informasi tersebut. Jika suatu bagian sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka secara otomatis sistem ERP akan melanjutkan ke bagian berikutnya. Jika sewaktu-waktu ingin diketahui status order, maka hanya perlu masuk ke sistem ERP dan bisa melakukan pelacakan status terakhir. Dengan adanya sistem ini, maka proses order akan dapat diproses dengan cepat dan pelanggan dapat cepat menerima hasilnya dengan risiko kesalahan yang ditimbulkan semakin kecil. Saat ini berbagai sistem ERP beredar di pasaran, sistem ERP yang komersial antara lain SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan J.D. Edwards, sedangkan sistem ERP open source yang popular sekarang ini adalah Compiere, Adempiere, WebErp.
146 A. Arsitektur ERP Sistem ERP sekarang ini banyak menganut sistem arsitektur 3-tier atau lebih. Dalam sistem arsitektur 3-tier, user interface berjalan di client. 1. Presentation Layer Graphical User Interface (GUI) atau browser untuk memasukkan data atau mengakses fungsi sistem. 2. Application Layer: aturan bisnis, logika fungsi, dan program yang menerima/mengirim dari/ke server database. 3. Database Layer Manajemen transaksi data termasuk pula metadatanya. B. Karakteristik ERP Karakteristik ERP menurut Daniel E. O'Leary meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan. 2. Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis. 3. Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan. 4. Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja. 5. Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time). 6. Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan. 7. Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional. 8. Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.
147 C. Keuntungan Penggunaan ERP Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan sistem informasi terpadu dalam konsep ERP ini antara lain dapat disebutkan sebagai berikut: 1. ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. 2. ERP juga memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa perbedaan valuta, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan. 3. ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan sinkronisasi banyak sistem komputer yang terpisah. 4. ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar memonitor saja. Dengan ERP, manajemen tidak hanya mampu untuk menjawab pertanyaan 'Bagaimana keadaan kita? tetapi lebih-lebih mampu menjawab pertanyaan 'Apa yang kita kerjakan untuk menjadi lebih baik?' 5. ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain dengan kemampuan memadukannya. 7.2.2 Alat kolaborasi dan komunikasi dalam Global Information System (GIS) Alat kolaborasi dan komunikasi dalam Global Information System (GIS) dapat memfasilitasi kerja tim yang terdistribusi secara geografis dan memungkinkan komunikasi yang efektif antara individu-individu di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa materi yang terkait dengan alat kolaborasi dan komunikasi dalam GIS: 1. E-mail E-mail adalah salah satu alat komunikasi yang paling umum digunakan dalam GIS. Hal ini memungkinkan pengiriman pesan teks, lampiran, dan kolaborasi melalui surat elektronik. 2. Konferensi Video Konferensi video memungkinkan pertemuan langsung antara orang-orang yang berada di lokasi yang berbeda secara real-time. Dengan adanya video dan audio berkualitas tinggi, anggota tim dapat berkomunikasi dan berkolaborasi seolah-olah mereka berada dalam ruangan yang sama.
148 3. Chat dan Pesan Instan Alat chat dan pesan instan seperti Slack, Microsoft Teams, atau Google Chat memungkinkan komunikasi langsung antara anggota tim. Mereka menyediakan fitur untuk berbagi pesan, file, dan membuat saluran percakapan untuk topik-topik tertentu. 4. Kolaborasi Dokumen Alat kolaborasi dokumen seperti Google Docs, Microsoft Office 365, atau Zoho Docs memungkinkan anggota tim untuk bekerja bersama dalam waktu nyata pada dokumen yang sama. Mereka dapat mengedit, memberikan komentar, dan berbagi pembaruan secara instan. 5. Sistem Manajemen Proyek Sistem manajemen proyek seperti Trello, Asana, atau Jira membantu tim dalam mengatur tugas, memantau perkembangan proyek, dan berkolaborasi secara efisien. Mereka menyediakan fitur untuk mengatur tugas, mengontribusikan tanggung jawab, dan melacak kemajuan proyek. 6. File Sharing dan Penyimpanan Alat seperti Google Drive, Dropbox, atau Microsoft OneDrive memungkinkan anggota tim untuk menyimpan, mengakses, dan berbagi file dengan mudah. Mereka juga menyediakan fitur sinkronisasi yang memungkinkan akses ke file dari berbagai perangkat. 7. Intranet dan Portal Kolaborasi Intranet dan portal kolaborasi perusahaan memungkinkan tim untuk berbagi informasi, dokumen, dan sumber daya lainnya secara internal. Mereka sering menyediakan fitur seperti forum, papan pengumuman, dan kalender untuk meningkatkan kolaborasi tim. 8. Sosial Media dan Jaringan Profesional Platform sosial media seperti LinkedIn, Twitter, atau Facebook dapat digunakan untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan anggota tim atau profesional lainnya di industri yang relevan. Mereka juga menyediakan kelompok diskusi atau komunitas khusus yang dapat digunakan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
149 7.2.3 Business Intelligence dalam Global Information System (BI-GIS) Business Intelligence (BI) adalah sebuah konsep dan praktik yang digunakan dalam pengelolaan informasi bisnis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengubah data menjadi wawasan yang berharga dan berarti. Business Intelligence Global Information System (BI-GIS) adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan teknologi informasi, analisis data, dan pemodelan geografis untuk menyediakan wawasan yang mendalam mengenai data bisnis dan lokasi. BI-GIS digunakan untuk mengintegrasikan data geografis dan non-geografis dalam suatu organisasi guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. A. Komponen BI-GIS 1. Sumber Data BI-GIS mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik geografis maupun nongeografis. Sumber data dapat mencakup data geospasial, data penjualan, data pelanggan, data demografis, dan sebagainya. 2. Ekstraksi, Transformasi, dan Pemuatan (ETL) Proses ETL digunakan untuk mengumpulkan, membersihkan, mengubah format, dan memuat data ke dalam sistem BI-GIS. 3. Data Warehouse Data dari berbagai sumber dimuat ke dalam data warehouse, yang merupakan basis data terpusat yang dirancang untuk analisis dan pelaporan. 4. Analisis Data BI-GIS menyediakan alat dan teknik analisis data yang canggih, seperti pemodelan prediktif, analisis spasial, dan visualisasi data, untuk mengidentifikasi tren, pola, dan wawasan bisnis yang berharga. 5. Pelaporan BI-GIS menghasilkan laporan yang berguna dan dapat dipersonalisasi untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih baik.
150 6. Integrasi GIS Komponen GIS dalam BI-GIS memungkinkan analisis data berdasarkan lokasi geografis. Hal ini memungkinkan organisasi untuk memahami hubungan antara data bisnis dan lokasi, serta melakukan pemetaan dan analisis spasial. B. Manfaat BI-GIS 1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik BI-GIS membantu organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih baik dengan memberikan wawasan yang mendalam tentang data bisnis dan lokasi. 2. Identifikasi Peluang Bisnis Dengan menganalisis data bisnis dan lokasi, BI-GIS membantu dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru, pasar potensial, dan tren pasar. 3. Pemetaan dan Analisis Spasial Integrasi GIS dalam BI-GIS memungkinkan pemetaan dan analisis spasial yang membantu organisasi memahami hubungan antara data bisnis dan lokasi geografis. 4. Penghematan Biaya BI-GIS membantu dalam mengidentifikasi peluang penghematan biaya dengan mengidentifikasi pola pengeluaran yang tidak efisien atau mengoptimalkan rantai pasokan. Dengan analisis data yang mendalam, BI-GIS dapat mengungkapkan area di mana perusahaan mengalami pemborosan atau ketidaksempurnaan dalam proses bisnis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan mengoptimalkan pengeluaran. Selain itu, BI-GIS juga dapat membantu dalam mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki rantai pasokan dengan mengidentifikasi titik-titik lemah dan mengoptimalkan proses logistik. 7.2.4 Manajemen Pengetahuan Global (Global Knowledge Management) Manajemen Pengetahuan Global (Global Knowledge Management) adalah sebuah pendekatan strategis dalam pengelolaan pengetahuan yang melibatkan organisasi di tingkat global. Konsep ini berfokus pada pengumpulan, penyimpanan, pengorganisasian, dan penyebarluasan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi di berbagai lokasi dan negara.
151 Manajemen Pengetahuan Global (Global Knowledge Management) adalah pendekatan strategis dalam mengumpulkan, menyimpan, mengorganisasi, dan menyebarluaskan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi di seluruh dunia. Tujuan dari Manajemen Pengetahuan Global adalah untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar anggota organisasi yang berada di berbagai lokasi, sehingga dapat meningkatkan inovasi, efisiensi, dan keunggulan kompetitif secara global. A. Proses Manajemen Pengetahuan Global 1. Identifikasi Pengetahuan Proses pertama dalam Manajemen Pengetahuan Global adalah mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi di berbagai lokasi. Hal ini melibatkan pengumpulan dan dokumentasi pengetahuan yang relevan untuk kemudian diintegrasikan dalam sistem manajemen pengetahuan global. 2. Penyimpanan dan Pengorganisasian Pengetahuan Pengetahuan yang teridentifikasi disimpan dalam sistem manajemen pengetahuan global. Pengetahuan ini diorganisir dengan menggunakan struktur dan metode yang memungkinkan akses yang mudah dan efisien. 3. Berbagi Pengetahuan Salah satu tujuan utama Manajemen Pengetahuan Global adalah untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan antara anggota organisasi yang berbeda lokasi. Ini dapat dilakukan melalui platform kolaboratif, jaringan sosial, pertemuan virtual, atau alat komunikasi lainnya. 4. Pembelajaran dan Inovasi Manajemen Pengetahuan Global juga mendorong proses pembelajaran dan inovasi di seluruh organisasi. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman yang ada, organisasi dapat meningkatkan kapabilitas mereka dalam menghadapi tantangan global dan mengembangkan solusi yang inovatif. B. Teknologi Dukungan Manajemen Pengetahuan Global 1. Sistem Manajemen Pengetahuan Organisasi dapat menggunakan sistem manajemen pengetahuan (Global Knowledge Management) untuk menyimpan, mengorganisir, dan mengakses
152 pengetahuan yang terkait dengan aktivitas global mereka. Sistem ini mencakup basis data, repositori pengetahuan, mesin pencari, dan alat kolaborasi. 2. Jaringan Sosial dan Kolaborasi Platform jaringan sosial internal dan alat kolaborasi memungkinkan anggota organisasi untuk terhubung, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi secara efektif, terlepas dari lokasi geografis mereka. 3. Analitik Pengetahuan Teknologi analitik pengetahuan (knowledge analytics) digunakan dalam Manajemen Pengetahuan Global untuk menganalisis dan menggali wawasan dari data pengetahuan yang ada. Ini melibatkan penerapan teknik analisis data dan algoritma yang canggih untuk mengidentifikasi pola, tren, dan wawasan yang bermanfaat dari pengetahuan yang tersedia. Dengan analitik pengetahuan, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih baik, mengidentifikasi peluang inovasi, dan meningkatkan kinerja mereka secara global. 7.2.5 Manajemen Rantai Pasokan Global (Global Supply Chain Management) Manajemen Rantai Pasokan Global (Global Supply Chain Management) adalah pendekatan strategis dalam pengelolaan seluruh aliran barang, informasi, dan jasa yang melibatkan berbagai mitra bisnis di berbagai negara dan lokasi geografis. Konsep ini berfokus pada pengelolaan efisien dan efektif dari rantai pasokan yang melintasi batasbatas nasional dan memastikan aliran yang lancar dari pemasok hingga konsumen akhir. Manajemen Rantai Pasokan Global (Global Supply Chain Management) adalah pendekatan strategis yang melibatkan perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian aliran barang, informasi, dan jasa yang melintasi batas negara dan melibatkan berbagai mitra bisnis di seluruh dunia. Tujuan utama Manajemen Rantai Pasokan Global adalah untuk menciptakan rantai pasokan yang efisien, fleksibel, dan responsif, serta memastikan pemenuhan kebutuhan pelanggan secara global. A. Komponen Manajemen Rantai Pasokan Global 1. Pengadaan (Procurement) Komponen ini melibatkan proses pengidentifikasian, evaluasi, dan pemilihan pemasok yang dapat memberikan bahan baku, komponen, atau produk jadi dengan kualitas yang diinginkan, harga yang kompetitif, dan waktu pengiriman yang tepat.
153 2. Produksi (Production) Komponen ini mencakup proses perencanaan dan pelaksanaan produksi barang atau jasa sesuai dengan permintaan pasar dan persyaratan pelanggan. Hal ini melibatkan koordinasi antara pemasok, pabrik, dan mitra produksi di berbagai lokasi. 3. Penyimpanan dan Distribusi (Warehousing and Distribution) Komponen ini melibatkan pengelolaan inventaris, penyimpanan, dan distribusi barang yang melibatkan berbagai lokasi dan jaringan distribusi global. 4. Logistik Internasional (International Logistics) Komponen ini mencakup perencanaan dan pengelolaan kegiatan pengiriman internasional, termasuk pengaturan transportasi, kepabeanan, dan manajemen risiko yang terkait dengan pergerakan barang melintasi batas negara. 5. Koordinasi dan Kolaborasi Komponen ini melibatkan koordinasi dan kolaborasi yang erat antara semua mitra bisnis dalam rantai pasokan global, termasuk pemasok, produsen, perusahaan logistik, dan pelanggan. B. Tantangan dalam Manajemen Rantai Pasokan Global 1. Kompleksitas Global Manajemen Rantai Pasokan Global menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan rantai pasokan lokal, termasuk perbedaan bahasa, budaya, hukum, dan regulasi di berbagai negara. 2. Pengelolaan Risiko Rantai pasokan global rentan terhadap risiko seperti gangguan politik, bencana alam, perubahan kebijakan perdagangan, fluktuasi nilai tukar, ketergantungan pada pemasok tunggal, dan lainnya. Manajemen Rantai Pasokan Global harus mampu mengidentifikasi, mengelola, dan merespons risiko-risiko ini dengan cepat dan efektif. Hal ini melibatkan pengembangan strategi pengelolaan risiko, diversifikasi pemasok, penggunaan teknologi informasi untuk pemantauan dan pelacakan, serta upaya kolaborasi dengan mitra bisnis untuk mengurangi risiko yang terkait dengan rantai pasokan global.
154 3. Komunikasi dan Koordinasi Manajemen Rantai Pasokan Global memerlukan komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik antara mitra bisnis yang berlokasi di berbagai negara. Perbedaan bahasa, budaya, dan zona waktu dapat menjadi hambatan dalam komunikasi dan koordinasi yang efektif. Oleh karena itu, penting untuk membangun saluran komunikasi yang jelas, memanfaatkan teknologi komunikasi yang memadai, dan membangun hubungan kerja yang kuat dengan mitra bisnis di seluruh rantai pasokan global. 4. Kompleksitas Regulasi dan Kepabeanan Rantai pasokan global harus mematuhi berbagai regulasi dan kebijakan perdagangan yang berbeda di setiap negara. Ini termasuk peraturan kepabeanan, sertifikasi produk, perizinan, dan aturan-aturan lain yang berkaitan dengan impor dan ekspor. Manajemen Rantai Pasokan Global perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang regulasi ini, mengelola dokumentasi yang diperlukan, dan memastikan kepatuhan yang tepat untuk menghindari masalah hukum dan penundaan dalam pergerakan barang. 5. Teknologi dan Transformasi Digital Rantai pasokan global semakin mengadopsi teknologi dan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi, ketepatan waktu, dan transparansi. Namun, adopsi teknologi ini juga menimbulkan tantangan dalam hal integrasi sistem, keamanan data, dan kesesuaian teknologi di seluruh rantai pasokan global. Manajemen Rantai Pasokan Global harus dapat mengelola perubahan dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk mendukung operasi rantai pasokan global secara keseluruhan.
155 SOAL DAN JAWABAN 1. Apa yang dimaksud dengan Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS)? Jawaban: Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS) adalah bidang studi yang berfokus pada penggunaan sistem informasi untuk mendukung kolaborasi dan komunikasi antara organisasi-organisasi dalam skala global. Sistemsistem ini memungkinkan pertukaran informasi, sumber daya, dan pengetahuan antara berbagai entitas, seperti bisnis, lembaga pemerintah, dan organisasi nirlaba. 2. Apa manfaat utama dari Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS)? Jawaban: Manfaat utama dari Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS) meliputi peningkatan komunikasi dan kolaborasi antara organisasi, pengurangan biaya dan waktu dalam pertukaran informasi, peningkatan efisiensi operasional, peningkatan visibilitas dan transparansi dalam rantai pasokan global, serta peningkatan koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik. 3. Bagaimana Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS) dapat meningkatkan rantai pasokan global? Jawaban: Interorganizational and Global Information Systems (IOIS dan GIS) dapat meningkatkan rantai pasokan global dengan memfasilitasi pertukaran informasi yang cepat dan akurat antara mitra bisnis di seluruh rantai pasokan. Hal ini dapat mempercepat proses pengadaan, meminimalkan risiko kekurangan persediaan, meningkatkan visibilitas persediaan, meningkatkan koordinasi produksi dan distribusi, serta memungkinkan respons yang cepat terhadap perubahan permintaan atau kondisi pasar. 4. Apa komponen-komponen utama dalam Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)? Jawaban: Komponen-komponen utama dalam Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) meliputi pengadaan (procurement), produksi (production), penyimpanan dan distribusi (warehousing and distribution), logistik internasional (international logistics), serta koordinasi dan kolaborasi antara mitra bisnis di seluruh rantai pasokan.
156 5. Mengapa Manajemen Rantai Pasokan Global (Global Supply Chain Management) penting? Jawaban: Manajemen Rantai Pasokan Global penting karena memungkinkan perusahaan untuk mengelola aliran barang dan informasi di tingkat global, memperluas jangkauan pasar, memanfaatkan keunggulan komparatif dari berbagai negara, dan meningkatkan efisiensi operasional dalam rantai pasokan yang melibatkan berbagai mitra bisnis di seluruh dunia.
157 BAB VIII Managerial Support Systems Sub Bab Pembahasan 8.1 Pengertian Managerial Support Systems 8.2Komponen utama dari Managerial Support Systems yaitu: 8.2.1Decision Support Systems (DSS) 8.2.2 Executive Information Systems (EIS) 8.2.3 Expert Systems 8.3 Manfaat Managerial Support Systems Tujuan Pembelajaran 1. Memahami pengertian Managerial Support Systems. 2. Mengetahui komponen utama dari Managerial Support Systems. 3. Memahami fungsi dan karakteristik Decision Support Systems (DSS). 4. Mengetahui peran dan manfaat Executive Information Systems (EIS). 5. Memahami konsep dan penggunaan Expert Systems dalam Managerial Support Systems. 6. Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Managerial Support Systems. 7. Memahami bagaimana Managerial Support Systems dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. 8. Mengetahui cara-cara implementasi Managerial Support Systems dalam berbagai organisasi dan industri.
158 Perkembangan teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan cepat dan memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu implikasi nyata adalah memfasilitasi berbagi informasi antar sesama. Tentu saja, teknologi informasi memiliki banyak kegunaan positif, seperti di bidang pendidikan, manajemen, dan industri. Namun ada juga sebagian orang memanfaatkan kemudahan teknologi informasi tersebut untuk melakukan hal-hal yang menyalahi aturan atau disalahgunakan untuk melakukan kejahatan. Saat ini teknologi informasi telah banyak digunakan terutama sistem informasi. Penggunaan sistem informasi itu sendiri bermula dari kebutuhan suatu instansi untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi nya. Dalam era bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, para manajer perlu menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola operasi perusahaan dan membuat keputusan yang tepat. Untuk mendukung mereka dalam tugas-tugas ini, sistem pendukung manajerial (Managerial Support Systems) telah menjadi komponen penting dalam lingkungan bisnis modern. Sistem ini menyediakan alat dan teknologi yang membantu manajer dalam mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan yang efektif. Kecepatan perubahan sangat pesat, menyebabkan tantangan manajemen menjadi lebih sulit. Dengan demikian Manajer harus lebih canggih, harus belajar bagaimana menggunakan tool dan teknik-teknik baru yang selalu berkembang di bidangnya masingmasing. Teknik-teknik ini banyak menggunakan analisis kuantitatif dan dikelompokkan serta disebut dengan Ilmu Management (Operation Research). 8.1 Pengertian Managerial Support Systems Manajemen adalah proses di mana tujuan organisasi dicapai melalui penggunaan sumber daya (orang, uang, energi, material, ruang dan waktu). Sumber daya adalah input sementara mencapai tujuan adalah output. Keberhasilan organisasi dan keberhasilan tugas manajemen diukur dengan produktivitas. Support adalah tindakan atau upaya untuk memberikan dukungan teknis atau sebagai penunjang yang diberikan kepada pengguna. Sedangkan systems merupakan suatu kumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan . Sistem Pendukung Manajemen (Management Support System/MSS) adalah sistem berbasis komputer yang memberikan informasi kepada manajer untuk tujuan perencanaan dan pengambilan keputusan. Sistem ini menggunakan data internal dan eksternal serta berbagai alat analisis data untuk memberikan informasi kepada manajer di tingkat menengah dan atas dalam hierarki manajerial. (O’Brien, J.A.,& Marakas, G.M. 2011) Sistem pendukung manajerial (Managerial Support Systems) merujuk pada seperangkat alat dan teknologi yang membantu manajer dalam mengambil keputusan dan mengelola operasi bisnis. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menyediakan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu kepada manajer, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang efektif dan efisien.
159 Menurut Laudon, K. C., & Laudon, J. P. 2016 "Sistem Pendukung Manajerial (Managerial Support Systems) merujuk pada sistem informasi yang membantu manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah di dalam suatu organisasi. Sistem ini menyediakan akses kepada manajer terhadap data yang relevan, alat analisis, dan antarmuka interaktif, sehingga membantu dalam proses pengambilan keputusan manajerial.” Dalam penggunaannya, MSS membutuhkan dukungan manajemen yang kuat untuk memastikan keberhasilannya. Dalam pengembangan MSS, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti biaya, kebutuhan pengguna, dan perbaikan efisiensi. Selain itu, pengembangan MSS juga harus mempertimbangkan faktor keamanan dan privasi data. 8.2 Komponen utama dari Managerial Support Systems yaitu: 8.2.1 Decision Support Systems (DSS) Menurut Gorry dan Scot Morton (1997), sistem pendukung keputusan adalah “sistem berbasis komputer interaktif yang membantu pengambil keputusan menggunakan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur”. Sementara itu, Keen dan Scot Morton (1998) memberikan definisi yang berbeda yaitu, “Sistem pendukung keputusan menggabungkan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Mereka adalah sistem pendukung terkomputerisasi untuk pembuat keputusan manajemen yang menangani masalah semi-terstruktur.”. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System didefinisikan sebagai sistem yang mampu memecahkan dan memproses maupun menangani masalah dalam kondisi semi-terstruktur dan tidak terstruktur di mana tidak ada yang tahu pasti terkait bagaimana seharusnya dibuat keputusan (Kusrini, 2007). Sistem pendukung keputusan dapat memberikan dukungan keputusan di semua tingkat manajemen, baik secara individu maupun kelompok, terutama dalam situasi semiterstruktur dan tidak terstruktur, serta mengarah pada keputusan bersama dan informasi yang objektif. (Turban, 1985) DSS juga dapat diartikan sebagai suatu sistem yang berguna untuk mendukung proses analisis data Ad Hoc, untuk memodelkan pengambilan keputusan, untuk dipandu oleh perencanaan masa depan dan juga untuk pengambilan keputusan. Keberadaan DSS ini dapat membantu instansi dalam memecahkan masalah atau mengkomunikasikan kendala yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur. A. Karakteristik Decision Support System Ada beberapa karakteristik Decision Support System diantaranya: Mampu mendukung proses pengambilan keputusan dan fokus pada manajemen berdasarkan pengamatan dan informasi yang tersedia.
160 Memiliki interface mesin atau manusia di mana sisi pengguna atau manusia lebih mengontrol rangkaian saat membuat keputusan menggunakan DSS. Mendukung berbagai proses pengambilan keputusan, memungkinkan isu-isu didiskusikan dengan cara yang lebih terstruktur, terstruktur, atau semi-terstruktur. Memiliki beberapa subsistem yang sangat terintegrasi sehingga bekerja dengan handal dalam sistem yang seragam. Membutuhkan struktur informasi yang lebih komprehensif dan mampu merespon kebutuhan informasi di semua level manajemen perusahaan atau organisasi. B. Jenis dan Tipe Decision Support System 1. Communication-Driven Tipe pertama dari DSS atau sistem pendukung keputusan dikendalikan oleh komunikasi atau lebih khusus lagi oleh kontrol komunikasi. Sebagian besar layanan DSS berbasis komunikasi ini diarahkan pada tim internal, termasuk mitra atau rekan dalam perusahaan atau organisasi. Tujuannya adalah untuk membantu mengatur pertemuan atau membantu pengguna berkolaborasi. Teknologi paling umum yang digunakan untuk mengimplementasikan jenis atau kelas DSS ini adalah web atau server klien, contohnya adalah sistem kolaborasi online dan konferensi web. 2. Data-Based Jenis berikutnya adalah data-driven, data-driven, atau data-based DSS. Sebagian besar sistem pendukung keputusan berbasis informasi ditujukan untuk manajer, karyawan, dan pemasok produk, layanan, atau layanan. Ini digunakan untuk menanyakan database atau gudang data untuk jawaban spesifik untuk tujuan tertentu. Implementasi berlangsung melalui sistem komputer pusat, koneksi klien dan server atau jaringan. Contohnya adalah sistem basis data terkomputerisasi dengan sistem kueri untuk verifikasi (termasuk menggabungkan data untuk menambah nilai pada basis data yang ada). 3. Document-Driven Jenis kategori sistem pendukung keputusan berbasis dokumen, berbasis dokumen atau berbasis dokumen ini agak lebih umum dan menargetkan berbagai pengguna. Tujuan Decision Support Systems semacam itu untuk mencari halaman web atau menemukan dokumen yang menggunakan kata kunci atau istilah pencarian tertentu. Sebuah teknologi yang biasa digunakan untuk mengatur sistem pendukung keputusan (DSS). Salah satu caranya adalah melalui jaringan atau sistem klien dan server, contoh umum adalah platform yang mendukung pengambilan dokumen . 4. Knowledge-Driven Kita paling familiar dengan data atau sistem data DSS. Ini adalah kategori umum yang mencakup banyak sistem yang menyertakan pengguna organisasi yang mengelolanya, tetapi mungkin juga orang lain. yang berinteraksi dengan organisasi, misalnya pelanggan bisnis. Ini pada dasarnya digunakan untuk saran manajemen atau untuk memilih produk
161 atau layanan. Teknologi tipikal untuk mengimplementasikan sistem tersebut dapat berupa sistem klien dan server, jaringan, atau perangkat lunak yang dijalankan pada komputer terpisah. 5. Model-Driven DSS berbasis model, didorong model, atau berbasis model adalah sistem kompleks yang membantu menganalisis keputusan atau memilih di antara opsi yang berbeda. Kategori tipe ini digunakan oleh manajer dan personel bisnis atau orang yang berinteraksi berulang kali dengan organisasi. Bergantung pada bagaimana model dikonfigurasi. C. Contoh Pengaplikasian Decision Support System (DSS) a. Perencanaan Tanaman Dalam menentukan waktu terbaik untuk menanam, memupuk, dan memanen tanaman petani menggunakan teknologi DSS. Bayer Crop Science menerapkan analitik dan dukungan keputusan untuk setiap aspek bisnisnya, termasuk membuat "pabrik virtual" untuk melakukan analisis "eca-se" di fasilitas produksi jagungnya. Gambar 8.1 Perencanaan tanaman. Sumber https://www.slavatoth.com/bayer-cropscienceb. Clinical Decision Support Systems Sistem Decision Support System klinis membantu dokter mendiagnosis pasien mereka. Perusahaan populer seperti Penn Medicine adalah contoh perusahaan yang telah mengembangkan DSS klinis untuk membantu pasien ICU melepaskan ventilator lebih cepat.
162 Gambar 8.2 Clinical Decision Support Systems Sumber : https://www.prnewswire.com/in/newsc. Perencanaan Rute GPS Untuk menemukan rute tercepat dan terbaik antara dua titik dengan menganalisa opsi yang tersedia ini menggunakan Decision Support Systems.. Sistem ini seringkali memiliki kemampuan untuk memantau lalu lintas pada rute di sekitar kemacetan secara real time. Gambar 8.3 perencanaan rute GPS Sumber : https://images.app.goo.gl/DVWnogXwWpS9MSdF8 D. Kelebihan Decision Support Systems Pengambilan keputusan yang lebih baik : DSS memberikan dukungan informasi yang kuat dan analisi yang mendalam dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
163 Kecepatan dan Efisiensi : DSS dirancang untuk memberikan informasi secara real-time atau near-time yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data terkini dan melakukan analisis dengan cepat. Serta mengoptimalisasi proses pengumpulan, pengolahan,pemodelan data, meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan. Kustomisasi dan Fleksibilitas : DSS dapat dikostumisasi dengan kebutuhan dan menyesuaikan parameter analisis, memilih metode pemodelan yang sesuai, mengatur tampilan visualisasi informasi sesuai dengan prefensi mereka. Fleksibilitas memumngkinkan digunakan dalam berbagai konteks dan situasi bisnis yang berbeda. Integrasi data yang luas : DSS dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang berbeda. Integrasi data yang luas memungkinkan pengguna mendapatkan pandangan yang komprehensif ddan terkait tentang situasi bisnis. E. Kekurangan Decision Support Systems Keterbatasan Sumber Daya Ketergantungan pada Kualitas Data Keterampilan dan Pelatihan Keterbatasan Model 8.2.2 Executive Information Systems (EIS) Sistem Informasi Manajemen (Executive Information System) adalah sistem yang dibuat untuk menyediakan dan memberikan informasi yang dibutuhkan manajer dalam proses pengambilan keputusan (Bernadi dan Suharjito, 2016). Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems atau disingkat EIS) adalah sistem yang dirancang khusus untuk membantu manajemen tingkat atas dalam pengambilan keputusan strategis. EIS menyediakan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu kepada para eksekutif perusahaan agar mereka dapat memantau kinerja organisasi, menganalisis tren bisnis, dan mengidentifikasi peluang serta tantangan di lingkungan bisnis. Dengan EIS, informasi dapat dilihat dalam bentuk yang ringkas dan dilihat saat dibutuhkan, membuat pengelolaan menjadi lebih mudah bagi manajer pada setiap saat. Contoh penerapan EIS di lingkungan pemerintahan adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sebagai lembaga pemerintah yang besar, penting bagi para manajer untuk memiliki informasi terbaru untuk meningkatkan efisiensi, kecepatan pengambilan keputusan dan ketepatan anggaran (Kusdinar, 2010). Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi ditandai dengan penggunaan perangkat lunak dalam pengembangan instansi/perusahaan. Media pemanfaatan teknologi informasi bagi instansi/perusahaan, diantaranya bisnis elektronik, perdagangan
164 elektronik, penganggaran elektronik dan pemasaran elektronik (Marius dan Anggoro, 2015) A. Komponen Executive Information Systems Perangkat Keras (Hardware) perangkat input, unit pemroses sentral, file penyimpan data, serta perangkat output. Perangkat Lunak (Software) teks, database (basis data), visual graphics, dan basis model dari SIE. Antarmuka Pengguna (User Interface) mengambil data yang relevan untuk dapat mengambil keputusan seefektif mungkin. Telekomunikasinmengelola sistem informasi berbasis jaringan untuk membuat struktur jaringan yang andal. B. Karakteristik dan fungsi Executive Information System: 1. Ringkasan dan Penggalian Data: EIS mengumpulkan data dari berbagai sumber di dalam perusahaan dan lingkungan eksternal, kemudian meringkasnya dalam bentuk yang lebih mudah dipahami oleh eksekutif. Informasi ini bisa berupa angka-angka, grafik, tabel, atau laporan singkat yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja organisasi. 2. Kemampuan Analisis: EIS dilengkapi dengan alat analisis yang kuat untuk membantu eksekutif menganalisis data dan informasi yang disajikan. Mereka dapat melakukan pemodelan bisnis, analisis tren, pemrosesan data secara interaktif, dan menjalankan simulasi untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang situasi bisnis dan dampak dari berbagai keputusan. 3. Pemantauan Kinerja: EIS memungkinkan para eksekutif untuk memantau kinerja bisnis secara real-time. Mereka dapat melihat metrik utama seperti pendapatan, laba, pangsa pasar, atau angka penjualan secara langsung dari sistem ini. Hal ini membantu mereka mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan atau masalah yang perlu diatasi secepat mungkin. 4. Integrasi Data: EIS memungkinkan integrasi data dari berbagai sistem yang ada di perusahaan, seperti sistem manajemen keuangan, sistem penjualan, sistem persediaan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, informasi yang diperoleh lebih komprehensif dan terkait erat dengan berbagai aspek operasional perusahaan. 5. Visualisasi Data: EIS menyajikan informasi dalam bentuk visual yang menarik dan mudah dipahami, seperti grafik, diagram, atau peta. Visualisasi data membantu eksekutif dalam memahami pola, tren, dan hubungan antarvariabel dengan lebih baik. Mereka dapat dengan cepat melihat gambaran keseluruhan dan menyoroti area yang membutuhkan perhatian lebih. 6. Kecepatan dan Ketepatan Informasi: EIS memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada para eksekutif. Data dan laporan yang disajikan bersifat real-time atau
165 near real-time, sehingga eksekutif dapat merespons situasi bisnis dengan cepat dan tepat. Sistem Informasi Eksekutif sangat berguna bagi manajemen tingkat atas dalam mengambil keputusan yang strategis. Dengan memanfaatkan EIS, mereka dapat memiliki pandangan yang lebih baik tentang kinerja bisnis, memahami tren pasar, mengidentifikasi peluang baru, dan membuat keputusan yang lebih cerdas dan tepat waktu. C. Jenis dan Tipe Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems) 1. Sistem Pelaporan Eksekutif (Executive Reporting Systems): Jenis EIS ini fokus pada penyajian laporan dan informasi penting kepada para eksekutif. Mereka menyediakan data berdasarkan kebutuhan dan preferensi eksekutif, seperti laporan keuangan, analisis kinerja bisnis, informasi pasar, atau perkembangan proyek tertentu. 2. Sistem Pemantauan Kinerja (Performance Monitoring Systems): Jenis EIS ini berfokus pada pemantauan real-time atau near real-time kinerja organisasi. Mereka menyediakan metrik dan indikator kinerja yang relevan untuk membantu para eksekutif memahami tren, melacak pencapaian target, dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. 3. Sistem Pemrosesan Analitik Online (Online Analytical Processing Systems atau OLAP): OLAP merupakan jenis EIS yang digunakan untuk analisis data yang kompleks dan multidimensional. Mereka memungkinkan eksekutif untuk menganalisis data dari berbagai dimensi, seperti waktu, produk, wilayah, atau segmen pasar, dan memperoleh wawasan yang mendalam tentang situasi bisnis. 4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems): EIS yang termasuk dalam kategori ini dirancang untuk membantu para eksekutif dalam pengambilan keputusan strategis. Mereka menyediakan alat analisis, model prediktif, simulasi, dan visualisasi data yang memungkinkan eksekutif memahami implikasi dari berbagai keputusan dan skenario bisnis. 5. Sistem Peringatan Dini (Early Warning Systems): Jenis EIS ini dirancang untuk mendeteksi dan memberikan peringatan dini terhadap perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis atau kinerja organisasi. Mereka menggunakan algoritma dan analisis data untuk mengidentifikasi tren, anomali, atau sinyal risiko yang dapat mempengaruhi bisnis, sehingga eksekutif dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat. 6. Sistem Manajemen Pengetahuan Eksekutif (Executive Knowledge Management Systems): Jenis EIS ini berfokus pada pengumpulan, pengorganisasian, dan penyebarluasan pengetahuan yang relevan bagi para eksekutif. Mereka menyediakan akses ke basis pengetahuan internal dan eksternal, laporan penelitian, studi kasus, best practice, dan informasi sektor industri yang membantu eksekutif dalam mengambil keputusan yang informasional.
166 D. Pengaplikasi Sistem Informasi Eksekutif 1. Keuangan EIS mampu menggabungkan proses perencanaan anggaran dengan sistem pelaporan kinerja, yang sangat berguna untuk manajemen keuangan eksekutif. Sistem informasi ini juga berfokus pada peningkatan akuntabilitas, pendanaan dan kualitas informasi yang disajikan. 2. Manufaktur Aplikasi kedua terkait dengan industri manufaktur. Saat ini kita berada di zaman di mana bahan baku diubah menjadi bahan jadi yang siap dijual ke masyarakat. Sistem informasi manajemen memainkan peran penting dalam mengelola kontrol bisnis agar tetap selaras dengan tujuan bisnis. 3. Pemasaran Manajer pemasaran bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya pemasaran untuk membantu bisnis dalam jangka panjang. EIS sendiri juga menawarkan ramalan data penjualan dan penawaran harga produk untuk memperkirakan harga yang tepat. E. Kelebihan Executive Information System Informasi Strategis untuk Pengambilan Keputusan: EIS menyediakan informasi strategis yang relevan bagi para eksekutif untuk pengambilan keputusan. Mereka menawarkan tampilan ringkasan yang jelas tentang kinerja bisnis, tren pasar, analisis kompetitif, dan faktor-faktor strategis lainnya. Ini membantu para eksekutif dalam memahami situasi bisnis secara keseluruhan dan membuat keputusan yang tepat waktu. Akses Mudah ke Data Penting: EIS memberikan akses mudah dan cepat ke data penting dari berbagai sumber internal dan eksternal. Para eksekutif dapat melihat informasi penting dalam satu tampilan atau dashboard yang terintegrasi. Hal ini menghemat waktu dan usaha dalam mencari dan menggabungkan data dari berbagai sistem atau departemen. Visualisasi yang Kuat: EIS menggunakan visualisasi data yang kuat, seperti grafik, diagram, dan peta, untuk menyajikan informasi secara intuitif dan mudah dimengerti. Ini memungkinkan para eksekutif untuk mengidentifikasi tren, pola, dan anomali dengan lebih baik. Visualisasi yang efektif juga memudahkan komunikasi dan pemahaman antara eksekutif dan pemangku kepentingan lainnya. Pemantauan Kinerja Real-Time: EIS memungkinkan pemantauan kinerja bisnis secara real-time. Para eksekutif dapat melihat metrik dan indikator kunci kinerja yang diperbarui secara langsung, seperti pendapatan, laba, pangsa pasar, atau kepuasan pelanggan. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dengan cepat dan mengambil tindakan yang sesuai.
167 F. Kekurangan Executive Information System Ketergantungan pada Kualitas Data: Seperti halnya DSS, EIS sangat tergantung pada kualitas data yang dimasukkan ke dalam sistem. Jika data yang digunakan tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak terstruktur dengan baik, maka informasi yang dihasilkan oleh EIS dapat menjadi tidak akurat atau tidak relevan. Perusahaan harus memastikan kebersihan dan integritas data yang digunakan dalam EIS. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan: Implementasi dan pemeliharaan EIS dapat melibatkan biaya yang signifikan. Ini termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, pengembangan sistem, pelatihan pengguna, dan dukungan teknis. Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan seksama investasi yang diperlukan dan memastikan bahwa manfaat yang diharapkan melebihi biaya yang dikeluarkan. Kompleksitas Penggunaan: EIS yang kompleks dapat memiliki antarmuka yang rumit dan memerlukan pemahaman teknis yang baik. Ini dapat mempersulit penggunaan EIS oleh eksekutif yang tidak memiliki latar belakang teknologi yang kuat. Pelatihan dan dukungan pengguna yang memadai diperlukan 8.2.3 Expert Systems Sistem pakar (expert system) adalah sistem komputer yang dirancang untuk meniru kemampuan pengetahuan dan pemecahan masalah seorang ahli manusia dalam bidang tertentu. Tujuan utama dari sistem pakar adalah memberikan saran, membuat keputusan, atau menyelesaikan masalah yang kompleks dengan menggunakan pengetahuan yang tersimpan dalam sistem. Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama: basis pengetahuan knowledge base dan mesin inferensi (inference engine). Basis pengetahuan berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang terdiri dari aturan-aturan logika, fakta-fakta, dan pengetahuan yang dikumpulkan dari ahli manusia dalam domain yang spesifik. Mesin inferensi bertanggung jawab untuk memproses data masukan dan mengaplikasikan pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan untuk menghasilkan kesimpulan atau rekomendasi. Sistem pakar menggunakan pendekatan berbasis aturan (rule-based) untuk mengambil keputusan atau memberikan saran. Aturan-aturan logika dalam basis pengetahuan menyatakan hubungan antara kondisi (fakta atau gejala) dengan tindakan atau kesimpulan yang harus diambil. Mesin inferensi menggunakan aturan-aturan ini untuk melakukan penalaran dan mencapai solusi yang diinginkan. Sistem pakar (expert system) adalah sistem komputer yang menggunakan pengetahuan dan pemecahan masalah seorang ahli manusia dalam suatu bidang spesifik untuk memberikan saran, membuat keputusan, atau menyelesaikan masalah yang kompleks. Sistem ini terdiri dari basis pengetahuan yang menyimpan pengetahuan ahli dan mesin inferensi yang menerapkan pengetahuan tersebut untuk mencapai solusi yang diinginkan. (Jackson, P.2011)
168 A. Komponen-komponen utama sistem pakar (expert systems) meliputi: Basis Pengetahuan (Knowledge Base): Basis pengetahuan merupakan komponen inti dalam sistem pakar. Ini adalah tempat di mana pengetahuan ahli manusia disimpan dalam bentuk aturan-aturan logika, fakta-fakta, atau model konseptual. Basis pengetahuan berisi informasi yang diperoleh dari ahli manusia dalam domain yang spesifik, dan ini menjadi sumber pengetahuan yang digunakan oleh sistem untuk memberikan saran atau mengambil keputusan. Mesin Inferensi (Inference Engine): Mesin inferensi adalah komponen yang bertanggung jawab untuk memproses informasi dan menerapkan pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan atau solusi. Mesin inferensi menggunakan aturan-aturan logika dan mekanisme penalaran untuk melakukan inferensi atau penarikan berdasarkan data masukan yang diberikan oleh pengguna. Mesin Pencocokan (Matching Engine): Mesin pencocokan atau matching engine adalah bagian dari sistem pakar yang bertugas untuk membandingkan fakta-fakta atau gejala-gejala yang diberikan oleh pengguna dengan aturanaturan yang ada dalam basis pengetahuan. Ini melibatkan proses pencocokan atau pembandingan yang cermat untuk menemukan aturan yang sesuai dengan data masukan. Antarmuka Pengguna (User Interface): Antarmuka pengguna adalah komponen yang berinteraksi langsung dengan pengguna sistem pakar. Ini memberikan cara bagi pengguna untuk memasukkan data masukan, menerima saran atau hasil dari sistem, dan berinteraksi dengan sistem secara umum. Antarmuka pengguna dapat berupa antarmuka teks, antarmuka grafis, atau bahkan antarmuka suara tergantung pada implementasi sistem pakar. Penyimpanan Fakta (Fact Repository): Penyimpanan fakta adalah tempat di mana data fakta atau informasi yang relevan dengan masalah atau domain tertentu disimpan. Ini dapat digunakan untuk menyimpan data masukan pengguna, data historis, atau hasil pengamatan sebelumnya. Penyimpanan fakta memungkinkan sistem pakar untuk mengakses dan memanfaatkan data yang relevan dalam proses pengambilan keputusan atau penarikan kesimpulan. Komponen-komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan sistem pakar yang dapat memberikan solusi atau rekomendasi yang berguna dalam domain yang spesifik. Implementasi dan struktur komponen dapat bervariasi tergantung pada desain dan tujuan sistem pakar yang dikembangkan. B. Karakteristik sistem pakar (Expert systems): 1. Pengetahuan Ahli: Sistem pakar memanfaatkan pengetahuan yang dikumpulkan dari ahli manusia dalam suatu bidang tertentu. Pengetahuan ini dapat berupa aturan-aturan logika, fakta-fakta, prosedur, atau model konseptual yang digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks. 2. Penerapan Pengetahuan: Sistem pakar menerapkan pengetahuan ahli dalam situasi yang serupa dengan masalah yang sedang dihadapi. Mereka menggunakan pengetahuan
169 tersebut untuk menganalisis data masukan, melakukan penalaran, dan menghasilkan solusi atau rekomendasi yang sesuai. 3. Kemampuan Penalaran: Sistem pakar menggunakan mesin inferensi untuk melakukan penalaran berdasarkan pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan. Mesin inferensi menerapkan aturan-aturan logika dan metode penalaran untuk mencapai kesimpulan atau solusi yang diinginkan. 4. Justifikasi: Sistem pakar dapat memberikan alasan atau justifikasi terkait dengan solusi atau rekomendasi yang diberikan. Mereka dapat menjelaskan bagaimana mereka mencapai suatu kesimpulan berdasarkan aturan-aturan atau penalaran yang dilakukan. 5. Adaptabilitas: Beberapa sistem pakar dapat belajar dan beradaptasi seiring waktu. Mereka dapat mengubah pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman baru atau data masukan yang diterima. Kemampuan adaptasi ini memungkinkan sistem pakar untuk menjadi lebih efektif dan akurat seiring berjalannya waktu. 6. Kemampuan Pengambilan Keputusan: Sistem pakar dapat memberikan saran atau membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan informasi yang tersedia. Mereka dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang kompleks, memberikan rekomendasi, atau mengidentifikasi solusi terbaik dalam suatu domain tertentu. 7. Keterbatasan Pengetahuan: Sistem pakar memiliki batasan pengetahuan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan atau disediakan dalam basis pengetahuan mereka. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk memperoleh pengetahuan baru secara otomatis tanpa interaksi dengan ahli manusia. 8. Interpretasi dan Komunikasi: Sistem pakar dapat memahami dan berkomunikasi dengan pengguna melalui antarmuka yang sesuai. Mereka dapat memahami pertanyaan, memberikan jawaban yang dipahami pengguna, dan menjelaskan proses penalaran yang dilakukan. Karakteristik ini memberikan dasar bagi sistem pakar dalam memberikan solusi, saran, atau keputusan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dalam domain tertentu. Namun, perlu diingat bahwa implementasi dan karakteristik spesifik dapat bervariasi tergantung pada desain dan tujuan sistem pakar yang dikembangkan. C. Jenis dari sistem pakar (Expert systems): 1. Sistem Pakar Berbasis Aturan (Rule-Based Expert Systems): Jenis sistem pakar ini menggunakan basis pengetahuan yang terdiri dari aturan-aturan logika yang menyatakan hubungan antara kondisi dan tindakan atau kesimpulan yang harus diambil. Sistem ini menggunakan mesin inferensi untuk memproses data masukan dan menerapkan aturanaturan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau rekomendasi. 2. Sistem Pakar Berbasis Kasus (Case-Based Expert Systems): Jenis sistem pakar ini berfokus pada penyimpanan dan penggunaan kasus-kasus sebelumnya yang relevan. Basis pengetahuan dalam sistem ini terdiri dari kasus-kasus yang disimpan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk menyelesaikan masalah yang serupa. Sistem ini
170 membandingkan kasus baru dengan kasus yang ada untuk menemukan solusi yang paling relevan. 3. Sistem Pakar Berbasis Jaringan Semantik (Semantic Network Expert Systems): Jenis sistem pakar ini menggunakan struktur jaringan semantik untuk merepresentasikan pengetahuan. Basis pengetahuan dalam sistem ini terdiri dari simpul-simpul yang mewakili konsep atau fakta dan hubungan antara simpul-simpul tersebut. Mesin inferensi dalam sistem ini melakukan navigasi dalam jaringan semantik untuk mencapai solusi atau kesimpulan. 4. Sistem Pakar Berbasis Logika Fuzzy (Fuzzy Logic Expert Systems): Jenis sistem pakar ini memanfaatkan logika fuzzy yang memungkinkan penanganan ketidakpastian atau ambiguitas dalam pengetahuan. Basis pengetahuan dalam sistem ini menggunakan aturan-aturan fuzzy yang menghubungkan kondisi-kondisi kabur (fuzzy) dengan tindakan atau kesimpulan yang kabur pula. Sistem ini dapat menghasilkan solusi yang tidak hanya bersifat biner (benar atau salah), tetapi juga mencakup derajat keanggotaan dalam solusi tersebut. 5. Sistem Pakar Berbasis Probabilitas (Probabilistic Expert Systems): Jenis sistem pakar ini memanfaatkan konsep probabilitas untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengetahuan. Basis pengetahuan dalam sistem ini menggunakan distribusi probabilitas untuk menghubungkan kondisi-kondisi dengan tindakan atau kesimpulan yang mungkin. Sistem ini menggunakan prinsip-prinsip statistik dan probabilitas untuk menghasilkan solusi yang paling mungkin berdasarkan data masukan. 6. Sistem Pakar Berbasis Neural Network (Neural Network Expert Systems): Jenis sistem pakar ini menggabungkan kecerdasan buatan dan jaringan saraf tiruan (neural network) untuk membangun basis pengetahuan. Basis pengetahuan dalam sistem ini terdiri dari bobot-bobot dan koneksi-koneksi antara neuron-neuron dalam jaringan saraf. Sistem ini menggunakan proses pembelajaran dan adaptasi jaringan saraf untuk mencapai solusi atau rekomendasi. D. Pengaplikasian sistem pakar (Expert systems) : Kesehatan: Sistem pakar dapat digunakan untuk membantu dalam diagnosis medis, memberikan rekomendasi pengobatan, dan menyarankan obat yang sesuai berdasarkan gejala pasien dan riwayat medisnya. Keuangan dan Perbankan: Sistem pakar dapat digunakan untuk tugas seperti penilaian kredit, penilaian risiko, deteksi penipuan, dan manajemen portofolio investasi. Sistem ini menganalisis data keuangan dan menerapkan pengetahuan ahli untuk membuat keputusan yang berinformasi. Manufaktur dan Teknik: Sistem pakar digunakan dalam pengendalian proses, penjaminan kualitas, dan diagnosis kesalahan dalam pabrik manufaktur. Mereka dapat membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah, mengoptimalkan parameter produksi, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
171 Dukungan Pelanggan: Sistem pakar dapat memberikan dukungan pelanggan otomatis dengan menjawab pertanyaan yang sering diajukan, menyelesaikan masalah umum, dan membimbing pengguna melalui tugas tertentu. Mereka dapat mengurangi beban kerja tim dukungan dan memberikan bantuan segera kepada pelanggan. Pendidikan dan Pelatihan: Sistem pakar dapat digunakan di lingkungan pendidikan untuk mendukung pembelajaran personal, memberikan bimbingan dalam mata pelajaran tertentu, dan menawarkan panduan dalam pemilihan karier. Sistem ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajar individu dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan. Hukum dan Kepatuhan: Sistem pakar dapat digunakan untuk menafsirkan dan menerapkan regulasi hukum dan persyaratan kepatuhan. Mereka dapat membantu dalam penelitian hukum, analisis kontrak, dan memberikan panduan dalam pematuhan terhadap kerangka hukum tertentu. E. Manfaat Expert System Pengetahuan Ahli yang konsisten : Hal ini memastikan bahwa pengetahuanyang digunakan dalam pengambilan keputusan sudah konsisten, tanpa dipengaruhi oleh fakor-faktor emosional atau perbedaan individual. Ketersediaan dan Aksesibilitas : Expert system memungkinkan pengetahuanahli tersedia secara terus-menerus dan dapat diakses oleh pengguna kapan pun diperlukan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan saran atau rekomendasi dalam waktu nyata, tanpa harus bergantung pada ketersediaan langsung dari ahli manusia. Pengambilan Keputusan yang Akurat: Sistem pakar dapat membantu meningkatkan akurasi pengambilan keputusan. Mereka menerapkan pengetahuan ahli dengan menggunakan metode penalaran yang konsisten dan logis, yang dapat menghasilkan solusi atau rekomendasi yang lebih tepat dan akurat. Pembagian Pengetahuan: Expert system memungkinkan pengetahuan ahli dapat dibagikan dan disebarluaskan kepada orang lain. Ini memungkinkan peningkatan kolaborasi antara ahli dan non-ahli dalam memecahkan masalah yang kompleks, dan juga memfasilitasi transfer pengetahuan yang penting dalam organisasi. Penghematan Biaya: Dengan menggunakan sistem pakar, biaya yang biasanya terkait dengan konsultasi atau penggunaan jasa ahli manusia dapat dikurangi. Sistem pakar dapat memberikan saran atau rekomendasi tanpa perlu biaya tambahan atau pembayaran langsung kepada ahli.
172 F. Kekurangan Expert System: Keterbatasan Pengetahuan: Expert system hanya sebaik pengetahuan yang telah diprogramkan atau disimpan dalam basis pengetahuan mereka. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengakuisisi pengetahuan baru secara otomatis, sehingga mungkin ada keterbatasan dalam penanganan situasi yang tidak tercakup dalam pengetahuan yang ada. Ketidakpastian dan Ketidakpastian: Expert system mungkin tidak dapat menangani ketidakpastian atau ambiguitas dengan baik. Mereka mungkin sulit dalam mengatasi situasi yang tidak memiliki data yang cukup atau memiliki banyak variabel yang tidak pasti. Ketergantungan pada Ketersediaan Data: Expert system memerlukan data yang akurat dan relevan untuk melakukan analisis dan penarikan kesimpulan. Jika data yang dibutuhkan tidak tersedia atau tidak dapat diakses, kinerja sistem dapat terpengaruh. Kesulitan dalam Representasi Pengetahuan yang Rumit: Beberapa bidang atau domain pengetahuan mungkin memiliki kompleksitas yang tinggi dan sulit direpresentasikan secara formal dalam basis pengetahuan. Representasi yang kurang tepat atau terbatas dapat mengurangi efektivitas sistem pakar. Ketergantungan pada Keandalan Teknologi: Expert system mengandalkan teknologi komputer dan perangkat lunak. Jika ada masalah dengan keandalan. Secara keseluruhan, sistem pakar (expert systems) merupakan teknologi yang inovatif dan memiliki potensi besar dalam membantu manusia dalam pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan ahli. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dan pengetahuan yang mendalam, sistem pakar mampu memberikan rekomendasi yang akurat, mempercepat proses diagnosa, mengoptimalkan efisiensi, dan meningkatkan kualitas keputusan di berbagai bidang, mulai dari kesehatan dan keuangan hingga manufaktur dan pertanian. Dalam era digital yang terus berkembang, sistem pakar menjadi alat yang tak ternilai untuk mengatasi kompleksitas dan meningkatkan kinerja di berbagai sektor, sambil tetap menjaga interaksi manusia-ahli yang tak tergantikan. 8.3 Manfaat Managerial Support Systems 1. Meningkatkan Efisiensi: Sistem dukungan manajerial membantu manajer dalam melakukan tugas-tugas administratif dan rutin secara lebih efisien. Misalnya, dengan menggunakan perangkat lunak pengelolaan proyek, manajer dapat mengatur tugas, sumber daya, dan jadwal proyek dengan lebih baik, sehingga meningkatkan efisiensi pelaksanaan proyek. 2. Peningkatan Pengambilan Keputusan: Sistem dukungan manajerial menyediakan data dan informasi yang relevan kepada manajer untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Contohnya, dengan menggunakan
173 sistem pendukung keputusan yang didukung oleh analisis data, manajer dapat menganalisis tren pasar, performa bisnis, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan strategis. 3. Memperbaiki Pengawasan dan Kontrol: Sistem dukungan manajerial memberikan alat untuk pengawasan dan kontrol yang lebih baik terhadap operasi bisnis. Contohnya, dengan menggunakan sistem manajemen inventaris, manajer dapat memantau stok barang, mengelola persediaan, dan memprediksi permintaan di masa depan. 4. Meningkatkan Kolaborasi: Sistem dukungan manajerial memfasilitasi kolaborasi antara tim dan departemen yang berbeda. Misalnya, dengan menggunakan sistem manajemen proyek yang terintegrasi, tim proyek dapat berbagi informasi, berkoordinasi, dan bekerjasama secara lebih efektif. 5. Meningkatkan Analisis Kinerja: Sistem dukungan manajerial menyediakan alat untuk menganalisis kinerja individu, tim, atau departemen. Dengan menggunakan sistem manajemen kinerja, manajer dapat mengevaluasi tujuan kinerja, memberikan umpan balik kepada karyawan, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, sistem dukungan manajerial memiliki manfaat yang signifikan dalam membantu manajer meningkatkan efisiensi operasional, pengambilan keputusan yang lebih baik, pengawasan dan kontrol yang lebih baik, kolaborasi yang lebih baik, serta analisis kinerja yang lebih baik dalam konteks manajemen bisnis. 8.4 Tantangan dan kekurangan Managerial Support Systems Berikut adalah beberapa kekurangan atau tantangan terkait dengan Sistem Pendukung Manajerial (Managerial Support Systems): 1. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan: Implementasi dan pemeliharaan Sistem Pendukung Manajerial dapat melibatkan biaya yang signifikan. Ini termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, pelatihan pengguna, pemeliharaan, dan peningkatan sistem. Organisasi perlu mempertimbangkan anggaran yang diperlukan untuk memperoleh dan menjaga sistem ini. 2. Kompleksitas dan Kesulitan Penggunaan: Sistem Pendukung Manajerial cenderung memiliki antarmuka kompleks dan fitur yang luas. Hal ini dapat membuat penggunaan sistem menjadi sulit bagi beberapa manajer atau pengguna yang tidak terbiasa dengan teknologi. Pelatihan yang tepat dan dukungan pengguna yang baik diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. 3. Ketergantungan pada Data dan Sumber Daya Tertentu: Efektivitas Sistem Pendukung Manajerial bergantung pada data yang akurat dan tersedia secara tepat waktu. Jika data yang dimasukkan ke dalam sistem tidak akurat atau tidak lengkap, maka keputusan yang dihasilkan oleh sistem tersebut juga dapat menjadi kurang dapat diandalkan. Selain itu, keberhasilan sistem ini juga bergantung pada ketersediaan sumber daya yang cukup, termasuk infrastruktur IT yang handal.
174 4. Perubahan Organisasi yang Tidak Sesuai: Pengimplementasian Sistem Pendukung Manajerial seringkali memerlukan perubahan dalam proses bisnis dan kebiasaan kerja organisasi. Tantangan terkait dengan perubahan budaya organisasi, resistensi pengguna, atau kurangnya pemahaman tentang manfaat sistem dapat menyulitkan adopsi yang sukses dan memanfaatkan sistem dengan maksimal. 5. Keamanan dan Privasi Informasi: Dalam Sistem Pendukung Manajerial, data sensitif dan penting seringkali disimpan dan diproses. Keamanan dan privasi informasi menjadi kekhawatiran yang serius. Organisasi harus mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang memadai untuk melindungi data dari akses yang tidak sah atau pelanggaran privasi. Melalui sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, dan sistem manajemen pengetahuan, MSS memfasilitasi pengambilan keputusan yang terinformasi dan membantu manajer merumuskan strategi yang tepat. Dengan memanfaatkan data dan wawasan yang disediakan oleh MSS, manajer dapat mengoptimalkan kinerja organisasi, meningkatkan efisiensi, dan mencapai keunggulan kompetitif. Secara keseluruhan, managerial support systems merupakan elemen penting dalam upaya manajemen yang sukses. Dengan menggabungkan teknologi dan pengetahuan manajerial, sistem ini memungkinkan manajer untuk menjadi lebih responsif, adaptif, dan efektif dalam menghadapi tantangan bisnis yang kompleks. Dengan demikian, penggunaan yang bijak dari MSS dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi perusahaan.
175 Soal Dan Jawaban 1. Sebutkan apa saja komponen dari Managerial Support Systems? Jawaban: Managerial Support Systems terdiri dari 3 komponen yaitu · Decision Support Systems · Executive Information Systems · Expert Systems 2. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan Managerial Support Systems? Jawaban: terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti biaya, kebutuhan pengguna, dan perbaikan efisiensi. Selain itu, pengembangan MSS juga harus mempertimbangkan faktor keamanan dan privasi data. 3. Sebutkan Contoh Pengaplikasian atau penerapan Decision Support System? Jawaban: 1) Perencanaan Tanaman 2) Clinical Decision Support Systems 3) Perencanaan rute GPS 4. Sebutkan apa saja yang menjadi kelebihan dari Executive Information Systems? Jawaban: a) Informasi Strategis untuk Pengambilan Keputusan: EIS menyediakan informasi strategis yang relevan bagi para eksekutif untuk pengambilan keputusan. Mereka menawarkan tampilan ringkasan yang jelas tentang kinerja bisnis, tren pasar, analisis kompetitif, dan faktor-faktor strategis lainnya. Ini membantu para eksekutif dalam memahami situasi bisnis secara keseluruhan dan membuat keputusan yang tepat waktu.
176 b) Akses Mudah ke Data Penting: EIS memberikan akses mudah dan cepat ke data penting dari berbagai sumber internal dan eksternal. Para eksekutif dapat melihat informasi penting dalam satu tampilan atau dashboard yang terintegrasi. Hal ini menghemat waktu dan usaha dalam mencari dan menggabungkan data dari berbagai sistem atau departemen. c) Visualisasi yang Kuat: EIS menggunakan visualisasi data yang kuat, seperti grafik, diagram, dan peta, untuk menyajikan informasi secara intuitif dan mudah dimengerti. Ini memungkinkan para eksekutif untuk mengidentifikasi tren, pola, dan anomali dengan lebih baik. Visualisasi yang efektif juga memudahkan komunikasi dan pemahaman antara eksekutif dan pemangku kepentingan lainnya. d) Pemantauan Kinerja Real-Time: EIS memungkinkan pemantauan kinerja bisnis secara real-time. Para eksekutif dapat melihat metrik dan indikator kunci kinerja yang diperbarui secara langsung, seperti pendapatan, laba, pangsa pasar, atau kepuasan pelanggan. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dengan cepat dan mengambil tindakan yang sesuai. 5. Apa saja Tantangan dan kekurangan Managerial Support Systems? Jawaban: 1. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan: Implementasi dan pemeliharaan Sistem Pendukung Manajerial dapat melibatkan biaya yang signifikan. Ini termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, pelatihan pengguna, pemeliharaan, dan peningkatan sistem. Organisasi perlu mempertimbangkan anggaran yang diperlukan untuk memperoleh dan menjaga sistem ini. 2. Kompleksitas dan Kesulitan Penggunaan: Sistem Pendukung Manajerial cenderung memiliki antarmuka kompleks dan fitur yang luas. Hal ini dapat membuat penggunaan sistem menjadi sulit bagi beberapa manajer atau pengguna yang tidak terbiasa dengan teknologi. Pelatihan yang tepat dan dukungan pengguna yang baik diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. 3. Ketergantungan pada Data dan Sumber Daya Tertentu: Efektivitas Sistem Pendukung Manajerial bergantung pada data yang akurat dan tersedia secara tepat waktu. Jika data yang dimasukkan ke dalam sistem tidak akurat atau tidak lengkap, maka keputusan yang dihasilkan oleh sistem tersebut juga dapat menjadi kurang dapat diandalkan. Selain itu, keberhasilan sistem ini juga bergantung pada ketersediaan sumber daya yang cukup, termasuk infrastruktur IT yang handal. 4. Perubahan Organisasi yang Tidak Sesuai: Pengimplementasian Sistem Pendukung Manajerial seringkali memerlukan perubahan dalam proses bisnis dan kebiasaan kerja organisasi. Tantangan terkait dengan perubahan budaya organisasi, resistensi pengguna, atau kurangnya pemahaman tentang manfaat.
177 sistem dapat menyulitkan adopsi yang sukses dan memanfaatkan sistem dengan maksimal. 5.Keamanan dan Privasi Informasi: Dalam Sistem Pendukung Manajerial, data sensitif dan penting seringkali disimpan dan diproses. Keamanan dan privasi informasi menjadi kekhawatiran yang serius. Organisasi harus mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang memadai untuk melindungi data dari akses yang tidak sah atau pelanggaran privasi.
178 BAB IX IT Application and Infrastructure Sub Bab Pembahasan 9.1 IT Application 9.1.1 Konsep Dasar IT Application 9.1.2 Contoh Aplikasi IT 9.2 IT Infrastructure 9.2.1 Konsep Dasar IT Infrastructure 9.2.2 Komponen IT Infrastructure 9.2.3 Infrastruktur Jaringan 9.2.4 Infrastruktur Server 9.2.5 Manajemen Infrastruktur IT 9.2.6 Integrasi Aplikasi dan Infrastruktur IT Tujuan Pembelajaran 1. Memahami konsep dan pentingnya manajemen infrastruktur IT. 2. Menjelaskan aspek-aspek penting dari manajemen infrastruktur TI. 3. Menyadari perlunya perencanaan pemulihan bencana dalam manajemen infrastruktur TI. 4. Memahami hubungan antara integrasi aplikasi dan infrastruktur TI. 5. Menjelaskan pentingnya pemeliharaan rutin dalam manajemen infrastruktur TI. 6. Menyadari pentingnya manajemen keamanan dalam menjaga infrastruktur TI. 7. Menjelaskan tugas-tugas yang terkait dengan pemeliharaan rutin dalam manajemen infrastruktur TI. 8. Memahami implikasi dari tidak menjalankan manajemen infrastruktur TI yang efektif dalam operasi bisnis.
179 9.1 IT Application 9.1.1 Konsep Dasar IT Application Teknologi informasi telah membawa kita melakukan berbagai hal secara berbeda dan efisien, semuanya terasa berjalan lebih cepat dan lebih mudah. Era globalisasi melibatkan literasi teknologi informasi dalam segala aspeknya seperti ekonomi dan bisnis, pemerintahan, gaya hidup, pendidikan, termasuk penelitian dan pengembangan (Kamayani & Mugisidi, 2017). Teknologi informasi (IT) adalah istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu dalam produksi, manipulasi, penyimpanan, komunikasi, dan/atau penyebaran informasi. Secara luas, kumpulan sistem komputasi yang digunakan oleh sebuah organisasi disebut teknologi informasi (IT). Teknologi Informasi (IT) adalah penggunaan komputer, jaringan, penyimpanan data, dan perangkat terhubung lainnya, bersama dengan infrastruktur dan proses yang terlibat, untuk memfasilitasi solusi bisnis atau administrasi (J & K., 2020).. Konsep dasar dalam penggunaan teknologi informasi (IT) dalam aplikasi melibatkan penggunaan teknologi dan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pengguna dalam konteks bisnis atau lingkungan lainnya. IT application berperan dalam memberikan fitur yang dibutuhkan oleh bisnis. Aplikasi bekerja di atas infrastruktur yang mendukungnya dan berinteraksi dengan berbagai kemampuan yang disediakan oleh infrastruktur tersebut. Infrastruktur aplikasi ini memastikan semua fitur, layanan, dan fungsi dari aplikasi dapat berjalan dengan baik. Jenis infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung aplikasi tertentu bergantung pada fitur-fitur dan cara kerja aplikasi tersebut (Kamayani & Mugisidi, 2017). IT application sekarang digunakan juga dalam dunia bisnis dan organisasi. Dalam bisnis, teknologi informasi dapat dimanfaatkan dengan menggunakan perangkat lunak OLAP (online analytical processing) untuk pelaporan bisnis seperti penjualan, pemasaran, pelaporan manajemen, analisis trend, dan bidang serupa. Selain itu, IT capability memiliki peran penting dalam meningkatkan proses inovasi perusahaan dengan membantu perusahaan dalam mengakuisisi pengetahuan dan merangkai pengetahuan tersebut untuk menciptakan pengetahuan baru, yang pada akhirnya membawa kesuksesan inovasi (Ananda et al., 2023). Sementara itu, dalam konteks organisasi, IT capability juga dapat meningkatkan kinerja organisasional. Perusahaan yang memiliki kemampuan IT yang baik dapat meraih keunggulan dalam kinerja organisasional. Kemampuan IT tersebut membantu meningkatkan produktivitas karyawan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan, serta memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat. Dengan demikian, penggunaan informasi teknologi dalam bisnis dan organisasi dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam hal pelaporan bisnis, inovasi, dan kinerja organisasional (Ananda et al., 2023).
180 Salah satu jenis pengaplikasian IT yang dapat digunakan secara umum adalah dalam menyelesaikan studi sesuai dengan waktu dan anggaran yang ditentukan. Beberapa langkah penting seperti pengumpulan data dan literatur, kolaborasi dengan peneliti lain, penulisan laporan, dan publikasi harus ditetapkan sejak awal. Pada bagian ini, teknologi informasi memainkan peran penting. Selain itu, IT juga membantu dalam mencari literatur, menyimpan dan mengelola data penelitian, terutama dalam penelitian medis untuk mengubah catatan kesehatan elektronik menjadi database penelitian medis, serta meningkatkan produktivitas Departemen R&D di perusahaan (Axford, Grunwald, & Hyndman, 1996; Castro, 2009; Mairesse, Greenan, & Topiol-Bensaid, 2001 dalam Kamayani & Mugisidi, 2017). 9.1.2 Contoh Penggunaan IT Application 1. Sistem Enterprise Resource Management System Enterprise Resource Management (ERP) adalah jenis perangkat lunak yang digunakan organisasi untuk mengelola aktivitas bisnis sehari-hari seperti akuntansi, pengadaan, manajemen proyek, manajemen risiko dan kepatuhan, dan operasi rantai pasokan. Perangkat lunak ERP digunakan untuk mengintegrasikan semua proses yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan dengan satu sistem. Modul ERP yang paling banyak digunakan meliputi keuangan, pengadaan, manajemen rantai pasokan, inventaris, manufaktur, pemeliharaan, dan manajemen aset perusahaan. 2. Sistem Manajemen Konten Sistem manajemen konten atau content management system (CMS) adalah aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengedit, berkolaborasi, menerbitkan, dan menyimpan konten digital. CMS biasanya digunakan untuk manajemen konten perusahaan atau enterprise content management (ECM) dan manajemen konten web atau web content management (WCM). CMS dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk mengelola konten digital untuk situs web, blog, dan situs e-commerce. 3. Aplikasi E-commerce dan E-payment E-commerce mengacu pada pembelian dan penjualan barang dan jasa melalui internet. E-payment adalah aspek penting dari e-commerce, karena memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran online untuk barang dan jasa yang mereka beli. Secara keseluruhan, sistem e-payment sangat penting untuk keberhasilan e-commerce. Mereka menyediakan cara yang cepat, nyaman, dan aman bagi pelanggan untuk membayar barang dan jasa yang mereka beli secara online.
181 9.2 IT Infrastructure 9.2.1 Konsep Dasar IT Infrastructure Infrastruktur IT mengacu pada semua aset perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan suatu aplikasi dengan lancar. Ini mencakup server, larik penyimpanan, sistem operasi, dan komponen lain yang mendukung aplikasi tersebut. Infrastruktur diperlukan untuk menjalankan aplikasi, bahkan serverless berjalan pada kontainer. Komponen infrastruktur sebagian besar unik dan bergantung pada fungsionalitas aplikasi. Infrastruktur biasanya perlu dipasang patch, diperbarui/upgrade, dan diperketat (pilihan konfigurasi yang aman). Menurut Robertson dan Sribar (2001), secara umum infrastruktur merupakan suatu istilah yang berkaitan dengan makna “suatu struktur yang ada di bawah struktur”, maksudnya adalah adanya lapisan-lapisan yang saling mendukung dan melayani. Infrastruktur memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur di atasnya. 2. Lebih permanen dan statis dibanding struktur di atasnya. 3. Terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya. 4. Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang didukungnya. Melalui Gambar 1 diilustrasikan pengelompokkan komponen di dalam infrastruktur. Lapisan infrastruktur teknologi informasi berada di atas infrastruktur lain seperti data center, bangunan, dan sebagainya, sedangkan infrastruktur teknologi informasi sebagai struktur yang memberikan dukungan terhadap lapisan di atasnya, yaitu aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas platform infrastruktur tersebut Gambar 9.1. Infrastruktur Teknologi Informasi Infrastruktur teknologi informasi merupakan prasarana penunjang utama sumber daya teknologi dalam rangka terselenggaranya proses penyebaran informasi. Terdapat beberapa pengertian infrastruktur teknologi informasi berikut.
182 1. Menurut Turban, Rainer, & Potter, infrastruktur teknologi informasi adalah fasilitas fisik, komponen teknologi informasi, layanan teknologi informasi, dan manajemen teknologi informasi yang mendukung keseluruhan perusahaan. 2. Menurut Yohan Jati Waloeyo menyatakan bahwa infrastruktur TI merupakan sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan atau organisasi terperinci. 3. Menurut ITIL V3 (Information Technology Infrastructure Library V3, 2011) definisi infrastruktur teknologi informasi adalah suatu kombinasi sekumpulan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, fasilitas, dan lainnya (termasuk seluruh teknologi informasi), untuk mengembangkan, menguji, memberikan, memantau, mengendalikan layanan teknologi informasi. Infrastruktur teknologi informasi meliputi sebagai berikut. 1. Perangkat keras merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan data dalam bentuk informasi. Contoh infrastruktur teknologi informasi perangkat keras berupa: a. server, b. client (PC, smartphone, notebook), c. jaringan, d. storage 2. Perangkat lunak, kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer. Contoh infrastruktur teknologi informasi perangkat lunak antara lain berupa: a. sistem operasi, b. middleware, perangkat lunak komputer yang menyediakan layanan untuk aplikasi perangkat lunak di luar yang tersedia dari sistem operasi, c. basis data. 3. Layanan, layanan di dalam organisasi yang terdiri dari kemampuan manusia dan teknis. 9.2.2 Komponen IT Infrastructure Komponen infrastruktur IT terdiri dari tujuh komponen utama berikut (Chandan, 2015). 1. Platform perangkat keras komputer Sebuah platform perangkat keras terdiri dari beberapa komponen, termasuk lapisan abstraksi perangkat keras (Hardware Abstraction Layer/HAL), paket dukungan papan (Board Support Package/BSP), sistem input/output dasar (Basic Input/Output System/BIOS), penggerak perangkat, dan sistem operasi 1 . Setiap platform perangkat keras tertentu memiliki bahasa mesin sendiri, dan program harus dibangun khusus untuk platform yang melibatkan jenis prosesor
183 standar dan komponen perangkat keras terkait. Dalam beberapa kasus, sistem operasi dapat diklasifikasikan sebagai platform perangkat keras. Secara teknis, sistem operasi adalah program perangkat lunak mereka sendiri yang harus dibangun untuk sebuah platform perangkat keras. 2. Platform sistem operasi Sistem operasi adalah perangkat lunak sistem yang mengatur sumber daya dari perangkat keras dan perangkat lunak, serta sebagai daemon (suatu proses dalam sistem operasi yang berjalan di-background proses) untuk program komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi. Produsen sistem operasi antara lain Linux Redhat, Centos, Microsoft Windows, Unix IBM, Unix HP, Unix Sun, Android untuk smartphone, IoS iPhone. 3. Platform peranti lunak komputer Melalui perangkat lunak data dikumpulkan, diolah, dan disajikan untuk mendukung aktivitas bisnis organisasi. Perusahaan yang menerapkan perangkat lunak ini harus terlebih dahulu memilih fungsi sistem yang ingin mereka gunakan dan kemudian memetakan proses bisnis mereka ke proses bisnis yang telah ditetapkan dalam perangkat lunak. Beberapa penyedia perangkat lunak untuk aplikasi enterprise antara lain SAP, Oracle, Microsoft, dan lain-lain. 4. Manajemen dan penyimpanan data Bertanggung jawab dalam mengelola dan mengatur data organisasi sehingga data tersebut dapat digunakan dan diakses dengan mudah. Untuk melakukan fungsi dan manajemen basis data di atas maka digunakan suatu perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS). Dan karena basis data yang digunakan entitasnya saling berhubungan (relationship), maka disebut juga Relationship DBMS (RDBMS). Beberapa penyedia perangkat lunak basis data antara lain DB2 IBM, Oracle, Microsoft SQL Server, PostgreSQL, MySql, MariaDB, MongoDB, dan sebagainya (Dewanto & Ratna, 2017). 5. Platform jaringan/telekomunikasi Platform jaringan komunikasi data dan telekomunikasi biasanya disediakan oleh perusahaan jasa komunikasi data dan telekomunikasi yang menawarkan konektivitas suara dan data, jaringan area luas, layanan nirkabel, dan akses Internet. Vendor layanan telekomunikasi dan komunikasi data antara lain AT & T, Cisco, Alcatel-Lucent, Nortel, Juniper.
184 6. Platform internet Platform internet harus berhubungan dengan infrastruktur jaringan perusahaan secara menyeluruh dan juga perangkat keras serta perangkat lunak. Tersedia perangkat keras, perangkat lunak dan layanan untuk mendukung website milik perusahaan termasuk web hosting, routers, kabel atau peralatan wireless. 7. Layanan dan konsultasi integrasi sistem Saat ini, banyak perusahaan yang tidak memiliki staf, kemampuan, atau pengalaman yang diperlukan untuk menerapkan dan memelihara keseluruhan infrastruktur teknologi informasinya. Perusahaan konsultan dapat menyediakan layanan keahlian untuk mengelola infrastruktur teknologi informasi perusahaan tersebut sehingga perusahaan dapat lebih fokus terhadap bisnis utamanya. Integrasi perangkat lunak memastikan infrastruktur baru dapat bekerja dengan sistem lama. Mengganti sistem ini umumnya tidak diperlukan karena sistem yang lebih tua dapat diintegrasikan ke dalam infrastruktur baru. 9.2.3 Infrastruktur Jaringan Infrastruktur jaringan merujuk pada komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang membentuk sebuah jaringan komputer. Ini mencakup komponen fisik, seperti router, switch, dan kabel, serta komponen perangkat lunak, seperti protokol jaringan dan sistem operasi. Berikut adalah beberapa contoh infrastruktur jaringan (Callegati, F., Cerroni, W., Contoli, C., & Foresta, F. (2017): 1. Infrastruktur Jaringan Virtualisasi : Ini merujuk pada infrastruktur jaringan yang diimplementasikan menggunakan teknologi virtualisasi. Ini memungkinkan pembuatan beberapa jaringan virtual dalam satu jaringan fisik, yang dapat meningkatkan efisiensi jaringan dan mengurangi biaya. 2. Radio-Access-Network-as-a-Service (RANaaS): Ini adalah desain berbasis cloud untuk jaringan seluler yang memungkinkan sebagian fungsionalitas jaringan akses radio (RAN) terpusat. Ini dapat meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya jaringan. 3. Infrastruktur Bioinformatika: Ini merujuk pada infrastruktur terdistribusi yang besar untuk penelitian bioinformatika. Ini melibatkan pengelolaan data heterogen, metadata, perangkat lunak, alur komputasi, dan teknologi laboratorium basah. 4. Infrastruktur Pengelolaan Longsoran Batu: Ini merujuk pada infrastruktur yang digunakan untuk mengelola longsoran batu di jalan dan infrastruktur lainnya. Ini melibatkan identifikasi dampak dari keruntuhan, menentukan zona bahaya, merencanakan proyek pemulihan, dan mengusulkan solusi sementara untuk pengelolaan risiko sisa sampai akhir pekerjaan perbaikan. 5. Infrastruktur Publik: Ini merujuk pada fasilitas infrastruktur yang merupakan fitur penting yang terkait dengan kinerja ekonomi, seperti fasilitas transportasi,
185 komunikasi, dan energi. Ini mencakup infrastruktur pribadi, institusional, material, immaterial, ekonomi, sosial, inti dan bukan inti, dasar dan komplementer, jaringan, inti, dan wilayah. Jaringan Area Lokal (Local Area Network/LAN) adalah jaringan komputer yang menghubungkan perangkat dalam area geografis yang kecil, seperti rumah, gedung kantor, atau sekolah. LAN terdiri dari workstation dan komputer pribadi yang saling terhubung dan dapat mengakses serta berbagi data dan perangkat, seperti printer, pemindai, dan perangkat penyimpanan data, di seluruh jaringan. Beberapa fungsi LAN meliputi (Goni, O., 2021): 1. Berbagi sumber daya: LAN memungkinkan perangkat untuk berbagi sumber daya, seperti printer dan perangkat penyimpanan data, yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. 2. Komunikasi: LAN memungkinkan komunikasi antara perangkat dalam jaringan, yang dapat meningkatkan kolaborasi dan produktivitas. 3. Transfer data: LAN memungkinkan transfer data dengan kecepatan tinggi, yang dapat meningkatkan kecepatan transfer data antara perangkat dalam jaringan. 4. Keamanan: LAN dapat dijamin keamanannya menggunakan langkah-langkah keamanan jaringan, seperti firewall dan enkripsi, untuk melindungi dari akses tidak sah, penyalahgunaan, dan modifikasi data. 5. Pengelolaan terpusat: LAN dapat dikelola secara terpusat, yang dapat menyederhanakan administrasi jaringan dan meningkatkan kinerja jaringan. Secara keseluruhan, LAN merupakan komponen penting dalam jaringan komputer modern, menyediakan cara yang aman dan efisien bagi perangkat untuk berkomunikasi dan berbagi sumber daya dalam area geografis yang kecil. Jaringan Luas (Wide Area Network/WAN) adalah jenis jaringan komputer yang meliputi area geografis yang luas, seperti kota, negara, atau bahkan seluruh dunia. WAN digunakan untuk menghubungkan beberapa Jaringan Area Lokal (LAN) bersama-sama, memungkinkan pengguna di lokasi yang berbeda untuk berkomunikasi dan berbagi sumber daya. Beberapa fungsi dari WAN meliputi (Mine, G., Hai, J., Jin, L., & Huiying, Z., 2020): 1. Transmisi data: WAN digunakan untuk mentransmisikan data antara lokasi yang berbeda, memungkinkan pengguna untuk mengakses sumber daya dan berkomunikasi satu sama lain dalam jarak yang jauh. 2. Konektivitas: WAN menyediakan konektivitas antara LAN yang berbeda, memungkinkan pengguna untuk mengakses sumber daya dan berkomunikasi satu sama lain di lokasi yang berbeda. 3. Keandalan: WAN dirancang untuk menjadi handal, dengan koneksi redundant dan sistem cadangan untuk memastikan bahwa data tetap dapat ditransmisikan meskipun bagian dari jaringan mengalami kegagalan.
186 4. Keamanan: WAN sering digunakan untuk mentransmisikan data sensitif, sehingga keamanan menjadi perhatian utama. WAN menggunakan berbagai langkah keamanan, seperti enkripsi dan firewall, untuk melindungi data dari akses yang tidak sah. 5. Chaining Layanan: Dalam sebuah WAN, Service Chain (SC) mapping digunakan untuk menyediakan layanan jaringan dengan menjalankan Virtual Network Functions (VNFs) pada server komersial off-the-shelf. Pemetaan SC melibatkan penempatan VNF dan pengalihan lalu lintas dalam urutan melalui VNF yang membentuk Service Chain. Pemetaan SC dengan beberapa instansi SC untuk SC yang sama merupakan masalah yang sangat kompleks, karena perjalanan berurutan dari VNF harus dipertahankan sambil mempertimbangkan arus lalu lintas dalam berbagai arah. Secara keseluruhan, WAN merupakan jaringan yang penting untuk menghubungkan lokasi yang berbeda secara efisien dan aman, memungkinkan akses ke sumber daya dan komunikasi antara pengguna dalam jarak yang luas. 9.2.4 Infrastruktur Server Infrastruktur server merupakan komponen penting dari infrastruktur TI yang terdiri dari sumber daya fisik dan virtual, perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya jaringan untuk mendukung pengelolaan server dalam lingkungan TI. Sebuah server adalah sistem komputer yang dibangun untuk berbagi sumber daya seperti data, layanan, dan program, baik secara lokal maupun melalui jaringan. Organisasi dapat mengatur dua jenis infrastruktur, yaitu terpusat dan terdesentralisasi (Boella & Van Der Torre, 2004). Terdapat beberapa jenis server yang berfungsi berbeda, seperti server web, server aplikasi, server database, server file, dan server surel. Metrik perangkat keras seperti penggunaan CPU, penggunaan memori, dan penggunaan ruang disk memiliki kontribusi besar terhadap kinerja server secara keseluruhan. Memantau metrik ini membantu organisasi untuk melacak dan mendeteksi masalah kinerja dan sumber daya. Alat pemantauan server menyediakan metrik penting dan grafik perkiraan untuk melacak dan memeriksa batas ambang penggunaan sumber daya. Server cloud adalah jenis infrastruktur server yang dihabiskan dan disampaikan melalui jaringan, umumnya melalui Internet, dan diakses sesuai permintaan oleh beberapa pengguna (Gutierrez & Wiesinger-Widi, 2017). Terdapat 8 jenis server yang digunakan dalam komputasi, dan yang paling umum adalah: 1. Web server: Server ini meng-host website dan aplikasi web, menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol). 2. Application server: Server ini meng-host aplikasi yang diakses oleh beberapa pengguna. 3. Database server: Server ini menyimpan dan mengelola data yang diakses oleh server atau aplikasi lainnya.
187 4. File server: Server ini menyimpan dan mengelola file yang dapat diakses oleh beberapa pengguna. 5. Mail server: Server ini mengelola komunikasi email. 6. FTP server: Server ini memungkinkan pengguna untuk mentransfer file antara komputer. 7. DHCP server: Server ini memberikan alamat IP kepada perangkat dalam jaringan. 8. Cloud server: Server ini diposkan dan disampaikan melalui jaringan, umumnya melalui Internet, dan diakses sesuai permintaan oleh beberapa pengguna. Setiap jenis server memiliki fungsi spesifiknya sendiri dan disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Sistem operasi server dirancang untuk menyediakan fitur-fitur yang cocok untuk aplikasi multi-user yang kritis bagi bisnis. Mereka menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan sistem operasi standar, termasuk koneksi pengguna tak terbatas, memori lebih banyak, dan optimasi jaringan yang canggih (Chandan, 2015). Berikut adalah beberapa sistem operasi server yang umum digunakan: 1. Windows Server Sistem operasi server yang dikembangkan oleh Microsoft, dirancang untuk dijalankan pada server. Ini menyediakan fitur seperti Active Directory, DNS, DHCP, dan layanan file dan pencetakan. 2. Linux Sistem operasi open-source yang banyak digunakan untuk server. Ini menyediakan fitur seperti server web Apache, server database MySQL, dan server file Samba. 3. Unix Keluarga sistem operasi yang banyak digunakan untuk server. Ini menyediakan fitur seperti server web Apache, server database MySQL, dan server file Samba. 4. macOS Server Sistem operasi server yang dikembangkan oleh Apple, dirancang untuk dijalankan pada perangkat keras Apple. Ini menyediakan fitur seperti berbagi file, pencadangan Time Machine, dan server Wiki.
188 5. FreeBSD Sistem operasi mirip Unix yang banyak digunakan untuk server. Ini menyediakan fitur seperti server web Apache, server database MySQL, dan server file Samba. 6. Ubuntu Server Sistem operasi berbasis Linux yang banyak digunakan untuk server. Ini menyediakan fitur seperti server web Apache, server database MySQL, dan server file Samba. Setiap sistem operasi server memiliki kumpulan fitur dan keuntungannya sendiri, dan pilihan sistem operasi tergantung pada kebutuhan khusus organisasi. 9.2.5 Manajemen Infrastruktur IT Manajemen infrastruktur IT adalah pengendalian dan operasi harian berbagai perangkat dan perangkat lunak, yang menghasilkan implementasi dan penggunaan yang tepat dari semua sumber daya IT. Infrastruktur IT adalah sistem perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas, dan komponen layanan yang mendukung pengiriman sistem bisnis dan proses yang didukung oleh IT. Manajemen infrastruktur IT sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan secara keseluruhan dalam suatu bisnis. Jaringan infrastruktur IT yang kuat, seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan penyimpanan data, membuat operasi bisnis berjalan lebih baik dan lebih cepat (Cofflet, 2017). Manajemen Infrastruktur IT mengacu pada pengelolaan infrastruktur teknologi suatu organisasi, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan pusat data. Ini melibatkan memastikan bahwa infrastruktur teknologi tersebut dapat diandalkan, aman, dan efisien, serta mendukung tujuan dan objektif organisasi (Mardiani, G. T., 2019). Berikut adalah beberapa aspek penting dari Manajemen Infrastruktur IT: 1. Perencanaan Infrastruktur Komunikasi Ini melibatkan perencanaan komunikasi proyek dan merancang infrastruktur yang sesuai untuk komunikasi selama proyek berlangsung. Aplikasi berbasis web dapat digunakan oleh manajer proyek dalam perencanaan komunikasi, seperti membuat jadwal proyek, bertemu dengan pemangku kepentingan, dan mengirim jadwal laporan kemajuan proyek.
189 2. Manajemen Keamanan Keuangan dan Ekonomi Ini melibatkan pengelolaan keamanan keuangan dan ekonomi objek infrastruktur kritis dalam hal personel dan aspek strategis. Risiko yang disebabkan oleh pembatasan karantina terhadap keamanan keuangan dan ekonomi objek infrastruktur kritis telah diidentifikasi. Model TARGET untuk manajemen strategis keamanan keuangan dan ekonomi objek infrastruktur kritis diusulkan. 3. Manajemen Integratif Pengembangan Infrastruktur Sosial Pedesaan Ini melibatkan pengelolaan pengembangan infrastruktur sosial di berbagai negara dengan tingkat perkembangan ekonomi. Manajemen integratif pengembangan infrastruktur sosial pedesaan atau rural social infrastructure (RSI) didasarkan pada siklus pengelolaan empat tahap "rencanakan-lakukan-periksalakukan tindakan perbaikan" dan fungsi pengelolaan internal. Fungsi pengelolaan RSI meliputi penentuan permintaan konsumen terhadap layanan RSI dan tujuan pengembangan strategis, perencanaan layanan RSI, sarana dan hasilnya, organisasi penyediaan layanan RSI, koordinasi horizontal dan vertikal kegiatan RSI, penilaian pendapat konsumen layanan RSI dan keberlanjutan komunitas, pengawasan dan evaluasi kegiatan RSI (Atkočiūnienė, V., & Kiaušienė, I., 2018). 4. Indikator Kesiapan Manajemen Pengetahuan Ini melibatkan pemeriksaan dan penjelasan fitur-fitur kesiapan untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Kesiapan perusahaan eksploitasi minyak dan gas Gachsaran untuk menerapkan dimensi budaya organisasi, kemampuan sumber daya manusia, manajemen perubahan, struktur organisasi, dan kemampuan infrastruktur IT adalah faktor yang mempengaruhi perusahaan. Manajemen dan pemeliharaan infrastruktur IT sangat penting untuk memastikan bahwa infrastruktur teknologi sebuah organisasi dapat diandalkan, aman, dan efisien. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dalam manajemen dan pemeliharaan infrastruktur IT (Mardiani, G. T., 2019): 1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin infrastruktur IT sangat penting untuk memastikan bahwa sistem berfungsi secara optimal. Ini meliputi tugas seperti pembaruan perangkat lunak, penggantian komponen perangkat keras, dan pemantauan kinerja jaringan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
190 2. Manajemen Keamanan Manajemen keamanan melibatkan perlindungan infrastruktur IT dari ancaman siber seperti malware, virus, dan percobaan peretasan. Ini meliputi penerapan protokol keamanan seperti firewall, perangkat lunak antivirus, dan sistem deteksi intrusi, serta melakukan audit keamanan secara teratur untuk mengidentifikasi kerentanan dan mengatasi masalah keamanan. 3. Perencanaan Pemulihan Bencana Perencanaan pemulihan bencana melibatkan pengembangan rencana untuk memulihkan infrastruktur TI dalam situasi bencana seperti bencana alam, serangan siber, atau kegagalan perangkat keras. Ini termasuk kegiatan seperti mencadangkan data secara teratur, mengembangkan rencana pemulihan infrastruktur TI, dan menguji rencana tersebut untuk memastikan efektivitasnya. 4. Perencanaan Kapasitas Perencanaan kapasitas melibatkan meramalkan kebutuhan masa depan infrastruktur IT dan memastikan bahwa infrastruktur tersebut dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Ini meliputi pemantauan pola penggunaan, mengidentifikasi potensi bottleneck, dan merencanakan pertumbuhan ke depan. Memantau kinerja infrastruktur sangat penting untuk memastikan kelancaran fungsi berbagai sistem. Kinerja infrastruktur dapat dipantau dalam berbagai domain seperti infrastruktur jalan, lingkungan berbasis awan (cloud), sistem pemantauan kesehatan, dan infrastruktur hijau. Dalam kasus infrastruktur jalan, diperlukan analisis spasial skala besar untuk menilai kinerja, dan digunakan metode stratifikasi spasial berbasis segmen untuk mengeksplorasi dampak komprehensif kendaraan, iklim, properti jalan, dan kondisi sosio ekonomi pada kinerja infrastruktur perkerasan jalan. Pada lingkungan berbasis cloud, kinerja tingkat infrastruktur melibatkan kinerja server, jaringan, dan penyimpanan, yang berperan sebagai jantung dan jiwa dalam mendorong seluruh bisnis cloud. Diajukan suatu kerangka kerja untuk meningkatkan kinerja infrastruktur dalam lingkungan berbasis cloud, yang didasarkan pada matriks keputusan dan pemantauan di cloud menggunakan algoritma max-min berbasis matriks keputusan yang diusulkan (Song, Y., et al, 2018). 9.2.6 Integrasi Aplikasi dan Infrastruktur IT Integrasi aplikasi merujuk pada proses menghubungkan berbagai aplikasi dan sistem perangkat lunak agar dapat bekerja bersama secara mulus. Infrastruktur IT merujuk pada komponen perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang mendukung layanan teknologi informasi suatu organisasi. Integrasi aplikasi dan infrastruktur IT saling terkait karena integrasi aplikasi sering membutuhkan penggunaan
191 komponen infrastruktur IT seperti server, penyimpanan, dan perangkat jaringan (Alam, M., & Shakil, K. A., 2014). Beberapa fungsi dari Integrasi Aplikasi meliputi: 1. Berbagi data: Integrasi Aplikasi memungkinkan berbagai aplikasi untuk saling berbagi data, sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. 2. Automasi proses: Dengan mengintegrasikan berbagai aplikasi, dimungkinkan untuk mengotomatiskan proses bisnis yang kompleks, mengurangi kebutuhan untuk intervensi manual dan meningkatkan efisiensi. 3. Peningkatan kolaborasi: Integrasi Aplikasi dapat meningkatkan kolaborasi antara tim dan departemen yang berbeda dengan memungkinkan mereka berbagi data dan bekerja sama dengan lebih efektif. 4. Pengurangan biaya: Dengan mengintegrasikan berbagai aplikasi, dimungkinkan untuk mengurangi biaya yang terkait dengan memelihara sistem dan aplikasi yang berbeda. Infrastruktur IT (IT Infrastructure) mengacu pada sumber daya perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang diperlukan untuk mendukung layanan IT suatu organisasi. Ini termasuk server, perangkat penyimpanan, peralatan jaringan, dan komponen lain yang diperlukan untuk mendukung sistem IT organisasi (Xiong et al., 2019). Beberapa fungsi dari Infrastruktur IT meliputi: 1. Penyimpanan dan pengelolaan data: Infrastruktur IT menyediakan penyimpanan dan pengelolaan data, memastikan bahwa data aman dan mudah diakses oleh pengguna yang berwenang. 2. Konektivitas jaringan: Infrastruktur IT menyediakan konektivitas jaringan yang diperlukan agar pengguna dapat mengakses layanan dan sumber daya IT dari lokasi yang berbeda. 3. Keamanan: Infrastruktur IT mencakup langkah-langkah keamanan seperti firewall, sistem deteksi intrusi, dan perangkat lunak antivirus untuk melindungi dari ancaman siber. 4. Pemulihan bencana: Infrastruktur IT mencakup sistem cadangan dan pemulihan untuk memastikan bahwa data dapat dipulihkan dalam kejadian bencana atau kegagalan sistem. 5. Skalabilitas: Infrastruktur IT dirancang untuk dapat diskalakan, memungkinkan organisasi menambah atau mengurangi sumber daya sesuai kebutuhan untuk memenuhi permintaan yang berubah. Secara keseluruhan, Integrasi Aplikasi dan Infrastruktur IT saling terkait dalam menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan berfungsi dengan baik untuk mendukung operasi dan layanan IT organisasi.