1
2 Prakata Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan banyak nikmat, terutama nikmat kesehatan, kesempatan dan yang terutama nikmat Iman sehingga proses pembuatan buku solo kedua ini bisa terlaksana meskipun masih banyak ketidaksempurnaannya. Buku kedua ini saya memilih e-book dengan pertimbangan waktu yang lebih singkat dalam mempersiapkannya dibanding buku fisik dan ingin mencoba sesuatu yang baru, teknologi memang selalu menarik untuk dicoba. Masih konsentrasi dengan opini, namun karena waktu penyusunan bertepatan dengan bulan Desember, identik dengan hari ibu, penulis ingin mengumpulkan opini yang berkaitan dengan kondisi perempuan dalam sistem sekuler kapitalistik yang dihimpun penulis dari tulisan yang tayang di media sepanjang tahun 2023. Mengambil judul “ Perempuan Dalam Opini Sekularisme” masih berisi keresahan penulis sebagai seorang muslimah, penulis, dan anggota masyarakat yang melihat berbagai ketimpangan dan ketidakadilan yang dialami perempuan di dunia, khususnya di Indonesia. Sementara, Islam telah jauh-jauh hari menawarkan solusi hakiki agar kemuliaan perempuan tetap terjaga. Tentulah karya ini masih jauh dari kata sempurna, namun dunia memang bukan tempat kesempurnaan, melainkan tempat berproses semata. Semoga buku ini bisa menjadi kontribusi dalam proses memenangkan Islam. Meski hanya secuil opini. Dan berharap dengan penuh kefakiran akan kemudahan dari Allah swt. Aamiin ya Rabbal Aalamin. E-book ini sekaligus untuk memenuhi syarat kelulusan di Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) tahun 2023, skripsi berupa kumpulan karya sepanjang tahun berjalan. Demikian penulis ucapkan terima kasih dengan ketulusan hati kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis selama menyusun skripsi ini, yakni kepada: Suami Andi
3 Indra Gunawan, SE, Ath Thariq jagoan ibu dan Aaqilah bidadari manis ibu. Terimakasih pula kepada mbak Lilik Yani yang tak lelah terus menularkan semangat istikamah dan semua pihak yang tak mungkin saya sebut satu persatu. Semoga Allah membawa kita semua berkumpul kembali di JannahNya. Aamin. Semoga Allah Ta’ala memberikan pahala yang berlimpah atas upaya ini dan memberi izin buku ini memberikan manfaat dunia akhirat. Wassalam. Sidoarjo, 3 Desember 2023
4 Daftar Isi Judul.........................................................................................................................................................1 Prakata.....................................................................................................................................................2 Daftar Isi...................................................................................................................................................4 Wanita Terjebak Pesona Kecantikan ala Dunia .......................................................................................5 Childfree Anti Aging Alami,....................................................................................................................12 Narasi Sesat Salahi Fitrah.......................................................................................................................12 Prostitusi dan Eksploitasi, Wajah Kelam Anak Indonesia ......................................................................18 Pemuda, Agen of Change atauPekerja Produktivitas Tinggi?................................................................22 Ketika Cinta Berujung Petaka ................................................................................................................25 Beban Berat Keluarga Dalam Sistem Kapitalisme .................................................................................28 Literasi dan Inklusi Keuangan untuk Perempuan, Mampukah Wujudkan Kesejahteraan? ..................31 Belanja Rumah Tangga Pendorong Pertumbuhan Ekonomi, Yang Benar Saja! ....................................35 Kerudungmu Tak Mampu Halangi Jilatan Api Neraka ...........................................................................38 Insentif Nakes dan Kakes, Nasib Belum Tentu “ Renes”.......................................................................41 Pacaran Halal, Jangan Buat Aturan Baru!..............................................................................................44 Ada Persatuan di Jember Fashion Carnaval?.........................................................................................47 Setelah Bertunangan, Bagaimana Hukum Pernikahannya? ..................................................................52 Program Kurma, Pemberdayaan Perempuan Masih yang Utama ........................................................55 Pemuda Berdaya Ekonomi (saja), Cara Jitu Musnahkan Potensi ..........................................................61 Bunuh Diri Marak: Atasi Masalah Dengan Masalah ..............................................................................65 Zonasi Makin Kisruh, Siapa Bikin Rusuh?...............................................................................................70 Sistem Zonasi Bikin Zonk Hak Berpendidikan Anak Negeri ...................................................................73 Ada Uang Abang disayang, Tak Ada Uang Abang ditendang.................................................................78 Aborsi Marak, Bukti Gugurnya Ketakwaan Umat..................................................................................81 Pernikahan Menyatukan Perbedaan, Tapi Bukan Agama .....................................................................85 Ketika Pelangi Terjatuh di Kampus Padang ...........................................................................................90 Putri Ariani dan Konsep Merdeka Belajar .............................................................................................94 Menutup Aurat Perintah Agama, Bukan Saat Jadi Tersangka...............................................................98 Kasih Sayang Sebatas Uang .................................................................................................................102
5 Bukan Lagi Zaman Cinta Galih dan Ratna............................................................................................106 Miss Universe, Ilusi Pemberdayaan Perempuan .................................................................................110 Bio Narasi .............................................................................................................................................115 Wanita Terjebak Pesona Kecantikan ala Dunia
6 Cantik bisa diartikan beragam. Setiap zaman menghadirkan kriteria kecantikan sendiri, Bahkan oleh wanita itu sendiri, yang notabene makluk paling identik dengan kecantikan. Mulai dari tatanan rambut, bentuk bahu, bentuk wajah dan lain sebagainya mereka memiliki perbedaan. Dilansir dari Bored Panda, Selasa (3/2/2015), semisal zaman Mesir Kuno (c. 1292-1069 B.C.), dimana perempyan cantik adalah mereka yang memiliki memiliki tubuh yang ramping dengan bahu sempit. Dengan bentuk wajah simetris, tatanan rambut para wanita Mesir biasanya didominasi dengan rambut panjang berwarna gelap. Atau zaman Golden Age Of Hollywood (c. 1930s – 1950s), dimana wanita yang cantik adalah yang memiliki bentuk payudara dan bokong yang seksi. Sementara berbicara tentang rambut, para wanita ini cenderung memiliki jenis rambut ikal, blonde yang dipotong pendek seperti aktris cantik Marilyn Monroe (Liputan6.com, 3/2/2015). Dan lain sebagainya. Beragamnya standar kecantikan dan begitu ambisinya perempuan untuk tampil cantik dan menarik, bisa jadi inilah awal dibuatnya kontes kecantikan, muncullah berbagai even Miss, seperti Miss World, Miss Universe, dan lain sebagainya. Harapannya bisa menjadi tred setter kecantikan yang valid. Dengan mengusung nilai Beauty, Brain and Behavior, berbagai acara kontes kecantikan ini sukses mendulang peserta dari berbagai belahan dunia yang ingin berkompetensi dan menjadi yang tercantik di dunia. Setelah bertahun-tahun berjalan, beberapa waktu lalu muncul berita tak sedap, dengan adanya peristiwa tak senonoh kepada sejumlah finalis kontes kecantikan Miss Universe Indonesia (MUID) 2023. Dimana pada saat sesi body checking tanpa busana, sebagian finalis bahkan diambil fotonya dalam kondisi tak berbusana. Sontak berita itu mengundang keprihatinan selebriti tanah air yang pernah berkompetisi dalam ajang kontes kecantikan. Salah satunya
7 Vena Melinda, pemenang kontes kecantikan Puteri Indonesia 1994, “Yang pasti saya turut prihatin atas kasus yang terjadi ya,”katanya. (Republika.co.id, 9/8/2023) Di sisi lain, Venna mengapresiasi keberanian para finalis untuk angkat bicara mengenai isu yang mereka hadapi meski mungkin tidak mudah. Menurut Venna, keberanian para finalis tersebut juga mencerminkan bahwa mereka memahami apa yang menjadi hak mereka di negara hukum. Mellisa Anggraini sebagai kuasa hukum yang ditunjuk sejumlah kontestan telah melaporkan kejadian pelecehan seksual tersebut ke Polda Metro Jaya, pada Senin 7 Agustus 2023 kemarin. “Alhamdulilah sudah diterima laporan kami di SPKT tadi terkait dengan adanya dugaan tindak pidana tindak kekerasan seksual,” kata Mellisa (liputan6.com, 10/8/2023). Mellisa menduga ada keterlibatan pihak penyelenggara di balik pelecehan yang terjadi pada 1 Agustus 2023 lalu tersebut. Bersuara sejauh ini baik-baik saja. Diketahui, dugaan pelecehan terjadi di sebuah ballroom salah satu hotel mewah di kawasan Jakarta Pusat. Para kontestan Miss Universe Indonesia 2023 diminta melakukan body checking dengan tanpa sehelai pakaian pun menempel di badan. Sontak, 30 kontestan merasa terlecehkan dan merasa tidak dihargai. Terlebih lagi pengecekan badan dilaksanakan tidak di tempat privat. Mellisa menduga ada keterlibatan pihak penyelenggara di balik pelecehan yang terjadi pada 1 Agustus 2023 lalu tersebut. Apalagi peristiwa itu dua hari jelang grand final mendadak ada body screening. “Logikanya kalau mau melakukan body screening mestinya di awal. SOP harus jelas, menerapkan asas kehati-hatian, dan ruangan harus steril dari orang-orang yang tidak berkepentingan,” katanya. Steril yang dimaksud yakni termasuk bersih dari penggunaan kamera dan ponsel dari mereka yang tak berkepentingan mengingat yang diperiksa adalah area privat. Mellisa Anggraini mengingatkan, finalis mesti mendapat rasa aman saat menjalani sesi body screening. Pelecehan Dalam Wadah Kebebasan ala HAM
8 Jika dirunut, Ajang Miss Universe awalnya merupakan kegiatan ajang kecantikan internasional tahunan yang sekarang di bawah Organisasi Miss Universe di Amerika Serikat, awalnya merupakan acara Pacific Mills yang mempromosikan pakaian renang Catalina 1952. Kemudian tahun 2015 kepemilikan beralih kepada agensi model yakni IMG Models Worldwide hingga sekarang yang mana sebelumnya saham dimiliki oleh Donald Trump pada tahun 1996. Miss Universe secara dasar punya misi bukan sekadar jadi ajang kontes kecantikan, juga memiliki bermisi berslogan Confidently Beautiful. Mengutip dari laman missuniverse.com, menyebutkan bahwa adanya Miss Universe bantu wujudkan ambisi dan bangun kepercayaan diri, bertindak sebagai katalis untuk kesuksesan dan pemberdayaan satu sama lain di masa depan. Artinya, ajang Miss Universe dan sejenisnya sejak awal memang berniat menjadi wadah pemberdayaan perempuan dengan kedok kontes kecantikan. Seolah, mengatakan kepada dunia, mengapa harus susah payah menjadi berharga jika kita memiliki kecantikan yang pantas dihargai? Apapun misinya, tetaplah akar persoalannya adalah gender dan gerakan feminisme. Dalam banyak tradisi, perempuan seringkali dianggap kaum yang lemah, terlebih di negara atau wilayah yang patrialismenya tinggi, terutama apa yang diajarkan dalam agama Islam bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Status ini membawa konsekwensi tersendiri di antaranya posisi perempuan seolah terbelenggu dan tak bisa bebas berekspresi padahal sama seperti pria yang juga memiliki potensi. Namun sangatlah rendah jika menjadikan ajang kecantikan ini sebagai motor penggerak pemberdayaan perempuan. Justru inilah pelecehan tingkat tinggi sedunia. Agar lolos dalam kontes setiap peserta diwajibkan mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku, diantaranya boleh tubuhnya diperiksa agar bisa dinilai sesuai standar. Bahkan salah satu penjuriannya dengan mengenakan pakaian renang yang berarti harus memperlihatkan auratnya di hadapan orang asing atau non mahram. Jika tak sesuai anda gugur, jika sesuai anda maju. Apa bedanya
9 dengan pemilihan kambing atau sapi yang siap disembelih atau diperjualbelikan? Mereka bahkan lebih mulia karena tak harus telanjang. Ada sikap permisif atas tubuh mereka , my body my authority tapi justru kepada tindakan membolehkan pelecehan atas tubuhnya sendiri, jelas itu bukan bentuk mencintai tubuh kita sendiri, bahkan sebenarnya kita samasekali tak berhak atas tubuh ini. Dalam Islam, memasukkan makanan atau minuman pun harus halal dan toyyibah agar bisa beribadah dengan lancar, demikian pula cara berpakaian ,tak sekadar menutup anggota badan. Apa yang mereka cari selain ketenaran? Eksistensi diri dan harta, hal itu tak bisa dinafikan. Ketika seseorang dinyatakan menang sebagai juara ataupun kontestan, seribu peluang sudah menanti, segudang hadiah berbaris bahkan ia berjalan di dunia ini seolah ratu, akses dimudahkan hingga sanjungan disediakan. Siapa pula yang merasa bahagia dengan pengadaan even yang kontinyu ini? Jelas mereka yang berinvestasi besar-besaran. Kecantikan menjadi komoditas, Hak Asasi Manusia menjadi payung hukumnya. Negara Hukum Jika Berdasarkan Hukum Sekuler Tak Akan Tuntaskan Persoalan Persoalannya, meskipun Indonesia adalah negara hukum, segala sesuatu ada hukumnya namun tak akan membawa dampak signifikan bagi terwujudnya keadilan. Jangankan pelecehan seksual, pembunuhan yang polisi oleh polisi tahun lalu saja, berakhir dengan pengurangan hukuman mati menjadi seumur hidup. Bicara Miss Universe maka artinya ini bicara kapitalisme besar-besaran. Penjajahan harkat dan martabat perempuan sebagai salah satu makluk ciptaan Allah swt. Meski pula Miss Universe telah berganti hak lisensinya, namun penggantinya tetap dengan mindset yang sama maka tak ada perubahan signifikan. Perempuan kian dilecehkan karena tak ubahnya barang, dinilai tinggi jika bermanfaat secara finansial. Islam Muliakan Wanita Dunia Akhirat
10 Islam tak menampik bahwa kecantikan adalah bagian dari kesenangan dunia, namun juga mengingatkan bahwa paras rupawan kelak akan menua, namun aklak dan ketaatan kepada Rabbnya adalah kekal. Terutama kedudukan perempuan sangatlah dimuliakan hingga ia tak wajib bekerja untuk menafkahi dirinya sendiri dan anak-anaknya sepanjang usianya. Wanita diperintahkan menutup aurat dengan sempurna bukan untuk membatasi geraknya, namun untuk melindungi dari fitnah sehingga ia bisa berkontribusi kepada keluarga, umat dan negara dengan seluruh potensinya. Banyak nama-nama masyhur yang lahir dari peradaban Islam. Mereka sosok taat kepada Rabbnya dan merupakan mutiara umat karena apa yang mereka amalkan. Sebut saja Siti Aisyah Ra istri Rasulullah Saw., selain cantik parasnya juga memiliki kecerdasan luarbiasa, beliau termasuk perawi hadist terbanyak dari kalangan istri Rasul dan sahabat. Kemudian Ummu Imaroh, yang menjadikan badannya tameng bagi Rasulullah di perang Uhud. Ada Laila al-Ghifariyah seorang mujahidah (pejuang perempuan) yang keluar berperang bersama Rasulullah dalam beberapa peperangan. Tugasnya mengobati orang-orang yang terluka dan merawat orang-orang sakit. Mereka bukan perempuaj biasa, bisa jadi para bidadari di surga iri melihat nilai mereka yang menjulang tinggi dunia akhirat. Justru ketaatan dan ketundukan mereka kepada syariat adalah kecantikan yang sesungguhnya. Kontes kecantikan jelas tak akan dibiarkan dalam sistem Islam, Allah SWT menciptakan pria dan wanita sudah dengan segala potensi masing-masing untuk kelestarian jenis manusia itu sendiri berikut untuk keseimbangan alam. Negara akan memberikan kesejahteraan maksimal, dengan menyediakan lapangan pekerjaan hanya bagi pria baligh, kalaulah perempuan ingin bekerja bukan pada ranah yang mengharuskan ia mengumbar aurat dan merendahkan kemuliannya.
11 Tugas mulia perempuan dalam Islam yang tak akan bisa digantikan oleh pria, sekalipun mereka adalah pemimpin atas kaum wanita adalah menjadi ibu dan pengatur rumah tangga. Di dalam pengasuhannyalah tercetak generasi cemerlang dan bertakwa. Sudah banyak buktinya, dibelakang pria hebat pasti ada wanita kuat dan cerdas. Sebut saja Imam Syafi’i, Muhammad Al Fatih dan lainnya. Selama sistem sekuler ditegakkan, hanya menyisakan perempuan sebagai komoditas dagangan maka selam itu tidak ada kemuliaan bagi wanita. Maka, tidak ada cara lain selain menerapkan syariat Islam. Wallahualam bissawab. Tayang di : https://netizen.harianaceh.co.id/2023/08/11/wanita-terjebak-pesona-kecantikanala-dunia/
12 Childfree Anti Aging Alami, Narasi Sesat Salahi Fitrah Viral di media sosial pernyataan seorang youTuber sekaligus influencer, Gitasav atau Gita Savitri soal tidak memiliki anak merupakan anti aging alami. Seketika pernyataannya menuai kontroversi dari para netizen Indonesia, hingga ada yang mengatakan Sopia Lajtuba dan Wulan Guritno pasti senyumsenyum melihat ini, sebab mereka berdua dikenal awet muda bak anak ABG meski sudah memiliki anak. Entah mendapatkan teori dari mana, namun balasan Gita pada penanya di akun Twitternya cukup menggelitik, awalnya si penanya merasa kalah muda dengan Gita yang sudah berusia 30 tahun sementara ia masih 24 tahun. Balasan Gita dalam bahasa Inggris, kurang lebih artinya begini, “Tidak punya anak memang anti penuaan alami. Anda bisa tidur selama 8 jam setiap hari, tidak stres mendengar teriakan anak-anak. Dan saat Anda akhirnya keriput, Anda punya uang untuk membayar botoks,” Dikutip dari NY Post, sebuah riset pernah dilakukan oleh para peneliti di Universitas George Mason, Virginia, Amerika Serikat dan membuktikan punya anak membuat DNA wanita menua. Dalam riset itu para ilmuwan meneliti telomere, bagian penting dari sel manusia yang mempengaruhi bagaimana sel menua. Riset terhadap telemore ini melibatkan 2.000 responden wanita berusia 20 – 44 tahun. Telomere bagaikan topi pelindung yang berada di ujung untai DNA. Telemore berfungsi melindung kromosom. Seiring pertambahan usia manusia, telemorenya semakin pendek. Oleh karena itulah para pakar meyakini semakin panjang telemore manusia, kesehatannya lebih baik
13 dan panjang umur. Dan ditemukan wanita yang memiliki anak memiliki telemore yang lebih pendek. Semakin banyak anak yang dimiliki, telemore wanita akan semakin pendek. Anna Pollack, salah satu peneliti mengatakan“Kami menemukan bahwa wanita yang memiliki lima anak atau lebih memiliki telemores yang lebih pendek dibandingkan yang tidak punya anak dan relatif lebih pendek dibandingkan yang punya anak satu, dua, tiga atau empat.” Namun studi lain menunjukkan hal yang berbeda. Bahwa tidak selalu punya anak membuat wanita tidak panjang umur atau awet muda. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal menopause melaporkan bahwa wanita yang melahirkan di usia di atas 30an tahun punya kemungkinan tiga kali lebih besar untuk memiliki tanda ‘umur panjang’ pada DNA-nya. Riset yang dilakukan di Amerika itu melibatkan 400 wanita berusia 70an tahun yang saat usia 33 tahun baru memiliki anak pertama (wolipop.detik.com, 6/2/2023). Kapitalisme Menjadikan Narasi Childfree Adalah Ide Brilian Dilansir dari Insider, 5 Juni 2021 terdapat 8 juta rumah kosong terbengkalai di daerah-daerah pedesaan yang ditinggalkan penghuninya. Rumah kosong atau disebut akiya itu terdapat di daerah-daerah pedesaan seperti di Wakayama, Tokushima, Kagoshima, dan Kochi. Untuk menarik banyak penduduk, Pemerintah Jepang menawarkan 8 juta dengan harga murah yaitu hanya 500 dolar AS atau sekitar Rp 7,2 juta per unit. Menurut Japan’s Housing and Land Survey, banyaknya rumah kosong di Jepang disebabkan penghuninya sudah meninggal, atau pindah ke daerah atau negara lain. Akibatnya, rumah ini dibiarkan kosong begitu saja dan tidak ditinggali oleh kerabat, saudara atau keluarga lainnya. Survei yang dilakukan setiap lima tahun sekali itu juga mencatat bahwa tren akiya di Jepang terus meningkat setiap tahunnya.
14 Jepang juga menghadapi masalah lain, yaitu krisis seks. Generasi muda Jepang kian antipati dengan pernikahan, bagi mereka pernikahan bukan sebuah solusi bagi masa depannya, keadaannya semakin parah. Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk membentuk badan khusus untuk menanganinya. Hal ini ditegaskan oleh Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. Sebab angka kelahiran di negaranya yang rendah dan populasi menua harus segera diatasi. Itulah mengapa tren rumah Akiya terus meningkat, karena populasi manusianya juga semakin berkurang. Menurut Kishida, banyak negara maju juga mengalami persoalan yang sama. Namun, persoalan yang dihadapi Jepang terbilang akut, mengingat Bank Dunia mencatat proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas tertinggi kedua di dunia, setelah Monaco (detik.com, 1/2/2023). Negara dengan ekonomi ketiga terbesar di dunia ini menghadapi persoalan serius, dan fakta di beberapa negara maju kelahiran melambat dikarenakan beberapa faktor, di antaranya kenaikan biaya hidup, lebih banyak wanita memasuki dunia kerja dan sebagian masyarakat yang memilih menunda untuk memiliki anak. Kapitalisme yang diterapkan hari ini tak bisa dipungkiri telah membawa sejumlah persoalan laten, terus berulang. Yaitu kemiskinan akut, jarangnya kelahiran, manusia yang gila kerja, kebebasan berperilaku bahkan seks, individual, hedonis sekaligus pragmatis. Sebab landasan kapitalisme adalah sekuler, pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga untuk menyelesaikan persoalan mereka manusia membuat aturan main sendiri, yang sesuai dengan nafsunya. Padahal, sebagai makluk manusia memiliki kelemahan, dimana setiap orang pasti memiliki keinginan dan pemikiran yang berbeda terhadap satu hal. Kapitalisme juga mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah dengan sebanyak mungkin mendapatkan manfaat materi, uang, kedudukan, popularitas, sehingga mendorong seseorang untuk terus bekerja mengumpulkan materi agar bahagia.
15 Sedangkan agama yang semestinya bisa mengerem nafsu dianggap terlalu mengekang, sehingga hanya dipeluk secara individual saja, atau pilihan. Namun faktanya, kapitalisme malah menimbulkan persaingan tidak sehat, siapa saja yang memiliki modal besar secara otomatis mampu menguasai aset-aset perekonomian pun yang menguasai hidup orang banyak seperti kepemilikan umum yang seharusnya milik rakyat dan tidak boleh diprivatisasi. Karena persaingan tidak sehat inilah, akhirnya menciptakan kondisi bak di hutan rimba, siapa kuat dia berkuasa. Artian berkuasa itu hingga bisa menjajah bangsa lain. Mereka yang lemah akhirnya tersingkir, depresi dan mati. Jika pun hidup mereka terbebani dengan biaya hidup yang mahal, potret keluarga yang tidak harmonis sebab semua sibuk mencari harta agar bisa terus hidup. Ayah dan ibu tak bisa lagi bercengkrama dengan anak-anaknya sehingga tidak terbangun komunikasi yang baik, wajar jika kemudian sang anak berfikir berkeluarga, menikah dan punya anak adalah derita dunia akhirat. Pendidikan pun turut menyumbang pemikiran nyeleneh, terutama kebijakan penguasanya yang jelas mengabaikan kepentingan rakyat, keberlangsungan peradaban mulia. Kurikulum didasarkan pada apa mau kafir, terlebih ekonomi , yang sebetulnya menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Islam, Benahi Sistem, Keluarga Sejahtera Memiliki anak adalah anjuran agama. Memiliki keturunan dan beranak adalah sebuah prinsip yang ditetapkan syariat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya,”Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu sendiri anak-anak dan cucu-cucu.” ( TQS an-Nahl 16:72). Syariat Islam telah menetapkan berbanyak anak sebagai hal yang disunnahkan ( mandzub), di dorong, dan dipuji pelakunya. Anas Ra menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Nikahilah oleh kalian wanita penyayang lagi subur, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya kalian di hadapan para Nabi pada hari kiamat.”( HR. Ahmad).
16 Artinya, setiap muslim memang didorong untuk menikah dan memiliki anak, jelas childfree adalah narasi sesat yang lahir bukan dari syariat Islam yang mulia, ia lahir dari ideologi sekulerisme, yang kemudian melahirkan sistem kapitalisme. Bak peribahasa buruk muka cermin di belah, kesulitan pasca menikah bahkan ketika sudah dikaruniai anak yang akhirnya membuat hidupnya lebih repot sehingga menua sebelum waktunya sebagai akar persoalan. Islam datang untuk Rahmatan Lil Aalamin, Rahmat bagi sekalian alam, sangat mustahil bertentangan dengan hadits riwayat Ahmad dimana Rasulullah memerintahkan untuk menikah dan memiliki banyak anak. Akar persoalan yang berdampak seseorang enggan menikah dan memiliki anak jelas kapitalisme itu sendiri. Setiap perbuatan standarnya bukan halal haram, bahkan kesulitan hidup dianggap beban individu, padahal semestinya ada pada negara. Sebab, secara fitrah manusia tak sama dalam hal kemampuan, dan pasti ada yang lemah, lantas siapa yang menanggung? Rasulullah Saw bersabda, “Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggungjawab atas rakyat yang dia urus”. (HR al-Bukhari). Maka, dalam pandangan syariat, imam atau Khalifah lah penjamin kesejahteraan rakyat,sehingga pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan ada di tangan negara atau pemimpin. Semua aspek didasarkan kepada syariat pengaturannya, bukan yang lain. Sehingga kesejahteraan bisa terwujud, seorang individu rakyat tidak akan kesulitan menafkahi keluarganya karena sudah dijamin kemudahannya oleh negara. Hal ini terekam sejarah dala masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau memerintah memang hanya 2 tahun, namun kemakmuran rakyatnya sangat luar biasa. Sang Khalifah berhasil membangun perekonomian yang kuat, sehingga Baitul mal atau kas negara dalam keadaan surplus. Pada masa itu hingga tidak ditemukan orang yang pantas menerima zakat, beberapa wali diperintahkan untuk berkeliling di seluruh wilayah Daulah, hingga ke Afrika untuk mencari penerima zakat, penanggung utang hingga pemuda yang ingin menikah namun tak punya biaya.
17 Semua nol, karena rakyat dalam keadaan sejahtera sempurna. Will Durant jelas mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.” (Will Durant – The Story of Civilization). Bisa dijawab bukan bahwa teori Gita gagal total, semua kesulitan hidup hari ini hanya karena bukan Islam yang dijadikan pedoman dan aturan. Maka, sebagai orang beriman, tidaklah pantas membuat aturan dan teori sendiri sementara Penciptanya telah menetapkan qada dan qadarnya. Sebagaimana firman Allah SWT,” Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” ( QS al-Ahzab :36). Wallahu a’lam bish showab. Tayang di : https://netizen.harianaceh.co.id/2023/02/06/childfree-anti-aging-alami-narasisesat-salahi-fitrah/
18 Prostitusi dan Eksploitasi, Wajah Kelam Anak Indonesia Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan pihaknya telah menangkap seorang perempuan berinisial FEA (24 tahun), muncikari pada kasus prostitusi anak di bawah umur atau perdagangan orang (TPPO) melalui media sosial (republika.co.id, 24/9/2023). Dalam kasus itu, Ade menyebutkan, dua anak terjerat dalam kasus prostitusi tersebut, yakni SM (14) dan DO (15) yang mengenal pelaku dari jaringan pergaulan. SM mengaku melakukan pekerjaan tersebut dengan tujuan ingin membantu neneknya. Korban dijanjikan mendapatkan uang sebesar Rp 6 juta. Kemudian, DO juga pertama kali dipekerjakan oleh pelaku yang menjanjikan diberikan uang sebesar Rp 1 juta. Mirisnya, menurut pengakuan pelaku, seluruh penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Kasus eksploitasi anak juga terjadi di kota Medan. Ketua Forum Panti Kota Medan Besri Ritonga mengatakan sebanyak 41 anak menjadi korban eksploitasi oleh pengelola dua panti asuhan di Kota Medan. Kini, polisi masih mendalami persoalan tersebut. Besri menjelaskan untuk kasus di Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya yang beralamat di Jalan Pelita didapati ada 26 anak. Sedangkan di Panti Asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia yang terletak di Jalan Rinte ditemukan ada 15 anak (detik.com, 23/9/2023). Tentu di wilayah lain akan lebih banyak ditemukan data yang menunjukkan wajah kelam anak Indonesia, padahal merekalah kelak yang akan menggantikan kita menjaga peradaban bangsa.
19 Anak Tak Aman, Tersebab Riayah Berubah Menjadi Proyek Dunia anak seharusnya adalah dunia yang menyenangkan, aman dan tentram. Namun, mirisnya di negeri ini, eksploitasi anak terus terjadi dengan berbagai mekanisme, termasuk cara haram demi mendapatkan keuntungan. Kita seharusnya merasa prihatin dan mulai memikirkan persoalan ini secara serius. Sebab realita ini menunjukkan bahwa anak berada dalam lingkungan yang tidak aman. Dan secara tidak langsung kita mempertanyakan hasil dari kota layak anak yang selama ini digagas pemerintah. Kota Layak Anak (KLA) adalah Kabupaten/kota Layak Anak adalah Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Secara umum KLA bertujuan untuk memenuhi hak dan melindungi anak. KLA kemudian dikompetisikan, dan kota yang dianggap layak anak akan mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas segala komitmen dan keseriusan para Gubernur, Bupati, Walikota, dan jajarannya yang telah serius berupaya menghadirkan wilayahnya yang aman bagi anak. Dalam KLA terdapat 5 klaster hak anak, yaitu pertama, hak sipil dan kebebasan, Kedua, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, ketiga, hak kesehatan dan kesejahteraan keluarga, keempat, hak pendidikan, hak waktu luang dan aktifitas kebudayaan dan kelima hak perlindungan Khusus. Sedemikian bagus program itu namun, jika belum berkorelasi dengan meningkatnya angka prostitusi dan Eksploitasi anak, artinya ada yang salah. Yang patut dikritisi, negara dalam hal ini gagal menjamin keamanan anak. Yang seharusnya negara menjadi pengurus (riayah) urusan rakyat secara hakiki, kini berubah menjadi penyelenggara penghargaan KLA. Dengan kata lain, urusan anak ternyata diserahkan kepada masing-masing daerah yang pada akhirnya menjadi proyek. Yang mana urusan ini menjadi
20 urusan investor. Pihak yang memiliki modal besar untuk sebuah proyek besar. Urusan penjaminan kesejahteraan anak berubah menjadi kapitalisasi urusan anak. Sebab, jika ingin dihargai, atau menjadi daerah yang layak mendapat penghargaan Kota Layak Anak, di antaranya harus memenuhi berbagai klaster hak anak, maka realisaasinya tak sekadar teori tapi butuh pembangunan infrastruktur berupa perpustakaan, taman bermain, pusat hiburan, pusat perbelanjaan dan lainnya yang itu saling terkoneksi dengan berbagai kebutuhan anak. Fokus pemerintah sudah melenceng dari seharusnya karena arus kompetisi yang kuat. Di sinilah urgensitasnya, ketika jaminan kesejahteraan yang seharusnya dijamin oleh negara berubah menjadi proyek untuk sebuah penghargaan maka saat itulah tak ada harapan ada perubahan. Semua samasekali tak menyentuh kebutuhan hakiki anak, padahal sangatlah sederhana, namun pemerintah jumud ( buntu) terkait dengan solusi. Kapitalisme Harus Dicabut Sumber permasalahannya adalah penerapan sistem kapitalisme yang hanya fokus pada asas manfaat. Sehingga jaminan negara 100 persen yang seharusnya bisa menyelesaikan persoalan tidk didapatkan. Semua pihak berdiri di atas kepentingan masing-masing, sedang rakyat tak punya kuasa kecuali saat pemilu saja, suara mereka dihargai bak bongkahan emas Sedangkan dalam pandangan Islam, negara ditetapkan syara sebagai pihak yang berkewajiban menjamin keamanan anak. Syara pun mengatur beberapa mekanisme yang harus dilakukan oleh negara dalam rangka mewujudkan perlindungan anak, termasuk dengan jaminan kesejahteraan, pendidikan kepribadian Islam, dan pemberian sanksi yang menjerakan bagi pelaku kejahatan. Yang paling utama adalah mewujudkan kesejahteraan keluarga, dengan membuka lapangan pekerjaan , sehingga setiap kepala keluarga mampu memberi nafkah berupa sandang, pangan
21 dan papan kepada keluarganya secara layak. Sedangkan pemenuhan kebutuhan pokok lainnya seperti kesehatan, pendidikan dan keamanan, negara hadir memenuhinya dari pos pendapatan dalam Baitul Maal yaitu pos kepemilikan umum, pos kepemilikan negara dan zakat. SDM, kurikulum pembelajaran, infrastruktur Rumah sakit, sekolah, laboratorium, lapangan olahraga, masjid, jembatan dan apapun yang dianggap negara penunjang terselenggaranya pemenuhan pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan disediakan negara secara seratus persen. Tanpa campur tangan asing, investasi atau utang luar negeri yang berbasis riba, dan juga bukan untuk berkompetisi. Melainkan untuk kemaslahatan umat. Dan hal demikian tidak akan tegak kecuali telah dicabut sistem kapitalisme dalam sistem aturan negara ini. Allah swt memperingatkan kita dengan firmanNya yang artinya,”Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (TQS al-Ahzab:36). Wallahualam bissawab. Tayang di: https://jurnalkota.online/prostitusi-dan-eksploitasi-wajah-kelam-anak-indonesia/
22 Pemuda, Agen of Change atauPekerja Produktivitas Tinggi? Presiden Joko Widodo mengingatkan Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 berkat bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Untuk itu Jokowi mengajak masyarakat bersama memajukan Indonesia (beritasatu.com, 28/10/2023). Presiden Jokowi menekankan bahwa bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang ini melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan sebagai generasi tua yang pernah menjadi muda, ingin menyampaikan pesan,” Jika engkau punya “privilege”, ambillah kesempatan untuk terus men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya,” tulis Menko Luhutlewat akun instagram @luhut.pandjaitan (liputan6.com, 28/10/2023). Menko Luhut menyoroti popularitas publik figur muda dan kanal-kanal media sosial yang mereka gawangi dengan puluhan juta follower , adalah kesempatan untuk berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara. Menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menyuarakan apa saja program yang akan, sedang dan berhasil dikerjakan. Refleksi Peringatan Sumpah Pemuda: Pemuda Harus Menjadi Agen Perubahan sejati
23 Pernyataan dua pejabat di atas seolah baik, namun jika ditelaah lebih dalam, hanya bermuara pada kepentingan ekonomi. Pemuda dengan segala potensinya hanya berakhir pada peningkatan tenaga kerja, pemenuhan pasar kerja dan kontribusi melalui kanal-kanal media sosial yang kebanyakan nir manfaat. Para pemuda publik figur itu tak jarang hanya menunjukkan gaya hidup borjuis dengan berbagai previle yang mereka miliki. Terakhir malah bisa langsung melejit menjadi calon wakil presiden di pemilu 2024 mendatang. Masyarakat menanyakan prestasinya sekaligus kapabilitasnya. Itulah fakta, yang harus rakyat telan mentahmentah. Lantas, tidakkah kita cemas dengan keadaan pemuda hari ini, momen peringatan sumpah pemuda hanya seremonial tanpa tujuan pasti. Yaitu menjadikan pemuda sebagai agen perubahan sejati, yang cerdas, takwa, terampil teknologi sekaligus merasakan perjuangan Islam, meninggikan kalimat Allah dan menjadi garda terdepan bagi umat dalam hal tsaqofah, agar umat pun paham amar makruf nahi mungkar. Sayangnya hari ini, tak butuh otak, hanya butuh otot dan previle maka anda akan menjadi “seseorang”. Begitulah kira-kira motto yang tepat. Sungguh sangat disayangkan. Padahal semestinya, peringatan sumpah pemuda seharusnya menjadi refleksi peran pemuda hari ini untuk memajukan bangsa di tengah berbagai program pembajakan potensi pemuda dalam berbagai bidang. Di sisi lain, sistem hari ini melahirkan pemuda yang berpikir pragmatis individualistis. Mental mereka sedemikian rapuh hingga tak tahan menghadapi tekanan hidup sedikit saja. Namun mereka juga sadis, menghilangkan nyawa tanpa ampun hanya karena perkara sepele, seoalah nyawa tak ada harganya. Pemuda dalam Sistem Islam Islam memperhatikan peran pemuda dan mengarahkan negara untuk membangun pemuda menjadi generasi pembangun peradaban mulia yang berkepribadian islam, orientasi hidup jauh ke depan, bukan hanya duniawi semata. Ini adalah sebuah proses yang berkesinambungan,
24 melibatkan banyak pihak, jelas tidak akan bisa terwujud selama sistem kapitalisme hari ini masih bercokol. Dalam sistem kapitalisme, Islam dipandang sebagai perongrong potensi pemuda, seharusnya pemuda lebih toleran, bebas berpikir dan tak terlalu banyak aturan agama agar bisa mengglobal. Jumlah demografi yang melimpah, justru dipandang hanya sebagai komoditas untuk dunia kerja. Sementara pemahaman mereka tentang kepemilikan umum dari kekayaan alam karunia Allah, negara yang meriayah bukan yang zalim, kesejahteraan bukan penjajahan samasekali tak tersentuh. Kepribadian mereka jadi ganda, di sisi lain mereka yakin Allah Sang Pencipta, namun di sisi lain, mereka menggunakan aturan manusia dalam menyelesaikan persoalan hidupnya. Padahal, dalam kapitalisme berlaku siapa bermodal dia kuat. Negara hanya regulator kebijakan, investor eksekutor. Rakyat pun harus bayar pajak agar bisa hidup enak. Padahal Allah SWT berfirman yang artinya,” Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (TQS alMaidah:50). Sungguh hanya sistem Islam yang mampu mewujudkan generasi cemerlang, dengan pendidikan berbasis akidah. Yang mudah diakses setiap individu rakyat serta gratis. Negara menyokong seoptimal mungkin berjalannya pendidikan terbaik dengan menjamin sistem yang lainnya berjalan dengan baik pula. Seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan. Sistem holistik inilah yang menjadikan umat Islam terkemuka dan negaranya kuat karena sumber daya manusianya pun berkualitas. Wallahualam bissawab. Tayang di: https://www.muslimahtimes.com/pemuda-agen-of-change-atau-pekerjaproduktivitas-tinggi
25 Ketika Cinta Berujung Petaka Pria bernama Nando (25) membunuh istrinya, Mega Suryani Dewi (24), di rumah kontrakan mereka di Kampung Cikedokan, Desa Sukada, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekas. Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusnawati mengatakan pembunuhan itu terjadi pada 7 September 2023, pukul 22.00 WIB. Namun, jenazah korban ditemukan pada Minggu (10/9) setelah ibunda Mega mencarinya di kontrakannya. Kanit Reskrim Polsek Cikarang Barat Iptu Said Hasan mengungkapkan alasan Nando tega membunuh Mega karena sakit hati dengan perkataan Mega. Juga oleh faktor ekonomi. Kapolres Metro Bekasi Kombespol Twedi Aditya Bennyahdi mengatakan terlihat pelaku merasa menyesal, Nando masih memandikan istrinya setelah kejadian pembunuhan itu (detikNews.com, 18/9/2023). Nasi sudah menjadi bubur dan penyesalan datangnya selalu terlambat. Sang istri tak bisa lagi menjadi pendamping hidupnya, cinta berujung petaka, hilangnya nyawa seolah biasa, astaghfirullah. Keluarga Terkurung Prahara, Sebab Penerapan Kapitalisme Membina biduk rumah tangga memang tak mudah, ada saja persoalannya. Jika bukan perceraian, perselingkuhan, KDRT, perdagangan orang, pencurian hingga pembunuhan. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof Dr Kamaruddin Amin mengatakan, jumlah perceraian di Indonesia ini terbilang fantastis. “Ada kenaikan angka perceraian di Indonesia, menjadi 516 ribu setiap tahun. Sementara, angka pernikahan semakin menurun, dari 2 juta menjadi 1,8 juta peristiwa nikah setiap tahun,” kata dia dalam agenda Rakornas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2023, di Jakarta, Kamis (21/9/2023) (Republika.id, 22/9/2023). Padahal, keluarga adalah institusi terkecil dalam lingkup masyarakat yang didalamnya ada berbagai proses pembentukan pribadi-pribadi unggul. Jika keluarga rentan menghadapi berbagai hambatan, tentulah yang dihasilkan adalah generasi yang tidak berkualitas, dampak selanjutnya adalah kelemahan negara sebab disokong oleh SDM yang buruk.
26 Pemicu perceraian, selain kemiskinan ekstrem, pergaulan bebas, angka putus sekolah yang tinggi sehingga pasangan kurang ilmu, terlibat judi online atau pinjaman online, dan yang lebih memrihatinkan, yaitu penyebab tingginya angka perceraian di Aceh, menurut Kepala Kanwil Kementerian Agama atau Kakanwil Kemenag Aceh, Drs Azhari bukan karena persoalan ekonomi atau KDRT, melainkan karena si suami seorang penyuka sesama jenis atau homoseksual (tribunnews.com, 25/8/2023). Jelas ini tak bisa lagi dikatakan sebagai persoalan, tapi prahara bahkan bencana. Kasusnya ada dimana-mana dan tentu melibatkan banyak pasangan dan keluarga. Artinya, ini sudah masuk dalam ranah penerapan sistem aturan yang salah, sehingga imbasnya semakin memburuknya kualitas keluarga. Negeri ini, faktanya menerapkan sistem kapitalisme, dengan asas sekuler. Yaitu meniadakan aturan agama dalam kehidupan sosial. Islam, sebagai agama mayoritas di negeri ini pun hanya sebagai simbol keyakinan, bukan way of life, atau pandangan hidup seseorang dalam berkeluarga, bermasyarakat hingga bernegara. Jelas dampaknya sangatlah buruk, ibarat karena nila setitik rusak susu Sebelanga. Keluarga yang tak mendapatkan sistem support terbaik akan kalah dan hancur, sebab, kapitalisme tak pandang bulu, ia hanya konsentrasi pada siapa yang bermodal besar, dalam aspek ekonominya malah hanya mementingkan produksi, soal apakah produk tersebut bisa diakses masyarakat dengan mudah atau sulit tidak jadi soal. Kapitalisme juga tak mengenal batas-batas kepemilikan, kepemilikan umum yang menjadi hak rakyat, bisa saja dimiliki oleh satu orang saja. Dengan payung kebijakan negara, maka hal itu menjadi sebuah keniscayaan. Berapa ratus keluarga di Pulau Rempang yang kehilangan hak kepemilikan pribadinya karena diklaim oleh satu perusahaan. Hanya karena memiliki modal besar. Pada akhirnya tidak tercipta pemerataan kesejahteraan, rakyat kian susah. Lebih khusus lagi, para ayah atau suami semakin kesulitan mendapatkan nafkah untuk keluarga. Islam: Negara Support Sistem Terbaik
27 Tingginya perceraian menunjukkan rapuhnya bangunan keluarga. Terlebih jika sampai pada tindak penghilangan nyawa pasangan. Ini musibah. Ada berbagai sebab yang menjadi pemicu. Hal ini juga menjadi tanda lemahnya visi keluarga saat ini yang hanya berorientasi kepada duniawi. Juga lemahnya negara sehingga tak mampu mewujudkan perlindungan terhadap anak dan kaum perempuan. Keluarga muslim seharusmya memiliki visi dan misi keluarga, yang dilandaskan kepada Islam. Sebab, sebuah pernikahan diawali dengan ikrar sebuah perjanjian yang kuat ( Mitsaqan Ghalidan). Bahwa biduk rumah tangga akan diisi dengan hubungan saling melengkapi. Mengedepankan komunikasi dan amar makruf, juga terdapat hubungan pendidikan dan pengasuhan. Namun, secara fitrah fungsi keluarga yang demikian tak akan berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dari lingkungan masyarakat yang kondusif. Terutama negara. Negara dalam pandangan Islam, memilki berbagai mekanisme untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman. Tentram dan bahagia lahir batin. Di antaranya dengan penerapan sistem ekonomi Islam. Berikutnya sistem sanksi dan hukum yang tegas dan adil, sebab mustahil rasa aman bisa tercipta jika hukum masih bisa dibeli dan ditawar. Sistem pendidikan diselenggarakan oleh negara dengan basis akidah, kurikulum disusun berdasarkan syariat yang bertujuan membentuk kepribadian Islam. Hari ini, semestinya sudah jelas arah perjuangan kita, sebab Allah dan RasulNya telah memberikan teladan kepada kita, masihkah belum muncul keyakinan itu? Allah swt. Berfirman yang artinya,”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (TQS al-Ahzab :36). Tayang di: https://www.kompasiana.com/jellyhitam6948/654ac9fee794a2cb7091e62/ketikacinta-berujungpetaka?utm_source=Telegram&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile
28 Beban Berat Keluarga Dalam Sistem Kapitalisme Dalam acara peluncuran Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama ( GKMNau) tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung, Jumat, 29 September 2023, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan peran penting keluarga sebagai unsur terkecil masyarakat dalam upaya membangun sebuah peradaban. “Jika ingin mengubah peradaban, mustahil jika tidak dimulai dari keluarga,” kata Yaqut, yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Nasional GKMNU (republika.co.id, 1/10/2023). Gerakan Keluarga Maslahah NU merupakan Satgas yang ditunjuk langsung PBNU bekerja sama dengan Kementerian Agama dan akan didirikan di seluruh provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa/kelurahan se Indonesia. Gerakan ini untuk memberikan penguatan dan pendampingan bagi keluarga tidak hanya bagi warga NU melainkan juga masyarakat umum. Wakil Ketua Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) Alissa Wahid menambahkan ada 10 provinsi yang akan menjadi piloting untuk tahun 2023. Yakni Jatim, Jateng, DI Yogyakarta Jabar, Banten, Lampung, Sumut, Kalsel, Sulsel dan NTB. Program rencana GKMNU jangka pendek diantaranya konsulidasi, pematangan kemitraan, program stunting, penyiapan instrumen pelaksanaan program, uji coba kegiatan bimbingan keluarga, uji coba kegiatan bimbingan remaja di sekolah. “Ada juga prototyping kegiatan bimbingan belajar, pendataan ajuan perhutanan sosial, halaqoh kebangsaan untuk sosialisasi fikih peradaban serta peningkatan kapasitas kader NU untuk kegiatan-kegiatan kerja sama,” ujar Alissa Wahid (kemenag.go.id, 10/6/2023). Support Sistem Keluarga Pembangun Peradaban adalah Negara Keluarga dibidik sebagai institusi perubahan peradaban memang bukan sesuatu yang salah. Dari sebuah keluargalah memang terciptanya kebiasaan pendidikan dan kematangan
29 kepribadian seseorang. Namun, jika ini hanya dikerjakan oleh satgas yang bekerja sama dengan kementerian berikut partai politik sangatlah rancu. Fungsi ketiganya sangatlah berbeda, dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan di telah jalan karena beberapa faktor. Pertama sekaligus kedua, keluarga dan negara, fungsi keluarga memang mencetak generasi cemerlang. Yang pasti berkepribadian Islam ( syaksiyah Islam) dimana pola sikap dan pola pikirnya bersumber dari asas yang kokoh yaitu akidah Islam. Namun, keberhasilan keluarga tak mungkin bisa dilepas dari support sistem terbaiknya yaitu negara. Dimana negara berdiri sebagai pihak penjamin tercukupinya seluruh kebutuhan individu rakyat dari mulai sandang, pangan, papan, kesehatan , pendidikan dan keamanan. Dengan fakta seperti hari ini dimana negara hanya bertindak sebagai regulator kebijakan dikarenakan menerapkan sistem kapitalisme, keberhasilan keluarga sebagai agen perubahan peradaban sangatlah sulit diwujudkan. Bahkan bebannya sangat berat, posisi keluarga sebagai institusi masyarakat terkecil akan sangat rentan terhadap goncangan yang terjadi akibat penerapan sistem yang salah. Banyak data yang bisa diakses hari ini yang menunjukkan betapa rapuhnya keluarga karena goncangan ekonomi, banyak pengangguran, lapangan pekerjaan sempit, hingga menarik fungsi ibu yang asalnya adalah ibu dan pengatur rumah tangga menjadi pekerja di luar dan berganti menjadi tulang punggung keluarga. Anak kehilangan figur teladan, di luar keluarga, negara tidak menjamin adanya pergaulan sosial yang menciptakan ketenangan lahir batin bagi individu masyarakat. Liberalisasi, hedonisme, Flexing , memicu kriminal seperti perdagangan orang, zina, aborsi dan lainnya. Sementara di sisi pendidikan, negara hanya mampu menyediakan kurulikulum merdeka, yang intinya hanya mencetak tenaga kerja terampil nir aklak dan adab. Merdeka bagi perusahaan besar yang butuh tenaga kerja murah. Masih panjang lagi efek domino dampak hilangnya support sistem bagi keluarga ini. Terutama muslim. Ketiga, partai politik semestinya bukan menjadi bagian satgas, namun berdiri di garda terdepan mencerdaskan umat, memahamkan politik hakiki yang diperintahkan Islam untuk diterapkan.
30 Sebagaimana firman Allah swt yang artinya,” Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS ali-Imran:104). Fungsi yang benar dari partai politik, menjadikan umat cerdas dalam segala hal yang berkaitan dengan posisi mereka di dunia, yaitu hamba Allah SWT. Sehingga sebuah keluarga pun akhirnya memiliki asas yang sama. Jika melihat pada program satgas, mustahil bisa mencapai kesuksesan sesuai tujuan, sebab program hanya menyentuh teknis, bukan akar persoalan. Demikian juga maknanya terlalu kabur, gagalnya keluarga mencetak generasi cemerlang penyangga perubahan bukan disolusikan misal dengan bimbingan remaja atau keluarga semata. Harus lebih dari itu, sesuatu yang mendasar. Yaitu menjadikan akidah Islam sebagai asas dan cara pandang dalam kehidupan. Keluarga Penyangga Peradaban Mulia Hanya dengan Sistem Islam Allah SWT berfirman,” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (TQS al- Ahzab:21). Rasulullah manusia utama pilihan Allah SWT adalah manusia mulia yang paling utama harus kita ittibai (ikuti), dalam artian meneledani apapun yang beliau lakukan selama perbuatan itu tidak dikhususkan bagi beliau saja. Dalam perjalanan hidup beliau, tidak pernah lepas dari dakwah kepada Islam, menjadikan Islam tak hanya tertera diingatan atau mushaf Alqur’an tapi juga diterapkan dalam kehidupan sehingga muncul generasi luarbiasa yang tak lekang oleh waktu hingga hari ini. Wallahualam bissawab. Tayang di: https://www.muslimahtimes.com/beban-berat-keluarga-dalam-sistem-kapitalisme
31 Literasi dan Inklusi Keuangan untuk Perempuan, Mampukah Wujudkan Kesejahteraan? Program Financial Literacy for Women yang digelar sejak April 2023, menargetkan peserta perempuan yang tinggal di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Kali ini, program tersebut menyasar peserta di Lombok Utara di Nusa Tenggara Barat dan Halmahera Barat di Maluku Utara. Kegiatan diikuti sekitar 1.700 peserta yang bergabung secara tatap muka maupun daring. Acara tersebut menghadirkan perwakilan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Prudential Indonesia, dan perencana keuangan. Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Indonesia, Indrijati Rahayoe mengatakan, “Dengan menjangkau lebih banyak perempuan, kami optimistis dapat turut mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia karena kami melihat peran penting perempuan dalam mengatur keuangan keluarga.” Dan sejak 2009 hingga 2023, Prudential Indonesia telah menjangkau dan memberikan pelatihan perencanaan keuangan rumah tangga kepada lebih dari 56 ribu perempuan Indonesia yang bergabung secara daring maupun luring Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2021 yang dilakukan oleh OJK, tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia sebesar 49,68 persen dan 85,1 persen. Angka itu mengalami kenaikan dari hasil survei OJK pada 2019, yaitu sebesar 38,03 persen dan 76,19 persen. Dari sisi gender, untuk pertama kalinya indeks literasi perempuan lebih tinggi (50,33 persen), dibandingkan dengan laki-laki (49,05 persen). Tingkat inklusi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan literasi keuangan menunjukkan, masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengakses jasa keuangan, namun tidak dibarengi dengan pemahaman produk dan jasa keuangan yang digunakan.
32 Rista Zwestika Financial Planner & Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), mengatakan, kontribusi perempuan terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia mencapai 61 persen. Oleh karena itu sangat penting bagi para perempuan untuk mengasah skill financial management dari mulai mengatur keuangan sehari-hari hingga memiliki layanan asuransi bagi keluarga (republika.co.id, 26/10/2023). Kesejahteraan Bukan Soal Literasi dan Inklusi Keuangan Lagi-lagi perempuan menjadi sasaran empuk program yang digadang mampu menyejahterakan mereka. Hanya dengan berpatokan pada data kenaikan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang berbasis gender maka prediksi sejahtera akan mudah teraih. Sungguh dangkal, ujungujungnya hanya memanfaatkan posisi perempuan itu sebagai pelaku ekonomi dan penghasil pundi keuangan keluarga berbasis asuransi. Dengan prinsip asuransi yang disamakan dengan pengelolaan keuangan untuk masa depan, berupa tabungan dengan sistem pembayaran premi. Benarkah demikian? Sejatinya perubahan tingkat literasi dan inklusi keuangan adalah sesuatu yang alamiah di era digitalisasi. Kelemahannya memang dari sisi literasi terkait banyaknya produk keuangan berbasis digital yang kini seringnya abu-abu, terutama bagi muslim. Akhirnya banyak korban berjatuhan akibat pinjaman online, judi online atau malah memunculkan perilaku konsumtif, hedonis, Flexing dan lain sebagainya akibat maraknya transaksi eletronik mulai dompetku, pay later, dan lain sebagainya. Padahal asuransi apapun, di era kapitalisme berbasis riba dan fasad dari sisi pengelola asuransi itu sendiri. Dari sisi akad yang multi akad juga riskan bagi muslim untuk terjebak dalam muamalah haram. Jelas hal ini jauh panggang dari api, sejahtera kian menjauh, sebanyak apapun pelatihan literasi dan inklusi keuangan yang diberikan. Sebab tidak menyentuh akar persoalan, yaitu penyebab mengapa perempuan tidak sejahtera. Terlebih untuk perempuan yang tinggal di daerah 3 T ( Terdepan, Tertinggal dan Terluar) dan Jikapun saat ini perempuan diposisikan sebagai pengatur keuangan, namun jika sistem aturan yang melingkupi sumber pendapatannya tidak sahih,
33 apakah bisa tetap disebut solusi? Bahkan jika akhirnya perempuan harus terjun ke masyarakat sebagai tulang punggung pendapatan keluarga, apakah akan ada perubahan? Sebab sejahtera bukan semata sudah melek literasi dan inklusi keuangan, namun bagaimana setiap individu bisa mengakses dengan mudah setiap kebutuhan pokok, sekunder dan tersiernya tanpa halangan berarti. Atau dengan kata lain mudahnya distribusi setiap produksi diterima masyarakat. Islam, Sistem Sempurna Sejahterakan Perempuan. Perempuan dalam pandangan Islam tidak wajib menafkahi keluarganya, melainkan ada pada suami atau walinya. Pengetahuan pengaturan keuangan, jika dibarengi dengan kemudahan memberi nafkah pada kaum pria akan menghasilkan sinergi yang luarbiasa. Yaitu terciptanya generasi cemerlang dan bertakwa. Negara dalam hal ini adalah support sistem terbaik. Sayangnya hari ini tidak ada, perempuan hanya dibekali pengetahuan minim, sementara para pria dipersulit dalam mencari nafkah. Jadi, semestinya selain memberi edukasi keuangan kepada perempuan, negara di sisi lain juga mengubah sistem yang tidak kondusif dan menggantinya dengan sistem Islam. Sebab, Islam akan menerapkan halal haram sebagai standar perbuatan. Termasuk muamalah-muamalah yang tidak syar’i. Salah satunya asuransi. Asuransi ada di era kapitalisme ini karena memang tak ada jaminan negara terkait kesejahteraan rakyat di bidang pendidikan, masa tua, kesehatan dan lain sebagainya. Kapitalisme hari ini telah mereduksi peran negara hanya sebagai pengetok sahnya kebijakan, bukan melayani, lebih mirip negara pihak penjual, rakyat pihak pembeli. Padahal Rasulullah saw. Bersabda,” Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari). Artinya, bukan rakyat yang harus menggunakan asuransi untuk menjamin kesejahteraannya, melainkan negara dengan berbagai mekanisme yang ditentukan syariat.
34 Di antaranya pengelolaan kepemilikan umum ( barang tambang, sungai, laut, danau, hutan, kanal dan lain sebagainya) dan kepemilikan negara yang kemudian dibagikan kepada rakyat baik berupa hasil secara zatnya, misal air, minyak bumi dan gas. Atau hasil keuntungan ketika harta kepemilikan umum itu dijual, bisa berupa uang ataupun fasilitas umum yang dibiayai dari keuntungan tersebut. Sehingga terkait masa depan, rakyat tak harus berusaha payah, berapapun penghasilan yang mereka terima dari pekerjaan mereka akan mencukupi kebutuhan mereka, sebab kebutuhan pokok yang bersifat komunal seperti kesehatan, pendidikan dan keamanan dijamin oleh negara pemenuhannya. Inilah definisi sejahtera yang sebenarnya, bukan pada bahu perempuan tapi pada negara. Wallahualam bissawab. Tayang di:https://netizen.harianaceh.co.id/2023/10/31/literasi-dan-inklusi-keuangan-untukperempuan-mampukah-wujudkan-kesejahteraan/
35 Belanja Rumah Tangga Pendorong Pertumbuhan Ekonomi, Yang Benar Saja! Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, menyampaikan berdasarkan Data Mandiri Spending Index mencatat bahwa masyarakat Indonesia seiring berbelanja barang konsumsi dan melakukan perjalanan. Sebanyak 40 persen pengeluaran masyarakat Indonesia digunakan untuk makan di restoran dan berbelanja di supermarket. Tak hanya untuk makanan saja, ternyata 9 persen pengeluaran mereka dialokasikan untuk berbelanja pakaian. Asmo memaparkan data ini dalam acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Minggu (10/9/2023). Ia menilai pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan tetap terjaga dikisaran 5 persen secara tahunan. Disisi lain, dengan terus meningkanya pengeluaran masyarakat terhadap konsumsi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yoy. Kendati demikian, Asmo menegaskan bahwa Pemerintah masih harus tetap berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi melalui mendorong kinerja investasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari segi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen (liputan6.com, 10/9/2023). Belanja Rumah Tangga Menjadi Pendorong Ekonomi, Yang Benar Saja! Belanja rumah tangga adalah pembelian sejumlah barang yang berkaitan dengan kebutuhan keluarga atau rumah tangga seperti bahan pokok makanan, keperluan dapur, kebutuhan kebersihan rumah, perlengkapan mandi, vitamin dan obat-obatan keluarga, kosmetik atau perlengkapan kecantikan.
36 Soal kuliner dan jalan-jalan tidak setiap rumah tangga menganggarkan dalam daftar kebutuhan rumah tangganya. Lantas, jika menelisik pendapat bahwa belanja rumah tangga dijadikan sebagai pendorong ekonomi negara, apalagi dunia sangatlah zalim. Sama artinya dengan mendorong keluarga Indonesia untuk konsumtif dan mengabaikan kekayaan sumber daya alam negeri ini sebagai karunia Allah swt. Angka 40 persen juga tidak bisa dijadikan tolok ukur, sebab pada kenyataannya masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ditambah dengan kenaikan harga beras, BBM non subsidi sudah bisa dipastikan semakin menambah beban rakyat. Inilah wajah sistem kapitalisme, kesejahteraan hanya dihitung dari seberapa besar belanja masyarakat. Bukan pada seberapa besar masyarakat mampu mengakses seluruh kebutuhan pokoknya. Terlebih lagi, gaya hidup hedonis para pesohor negeri ini, ditambah dengan rayuan kontenkonten di media sosial yang seolah menampakkan kesempurnaan hidup dari gaya hidup, gaya belanja, nominal yang mereka keluarkan dan lain sebagainya. Makin menunjukkan matinya empati. Angka 40 persen itu bisa jadi hanya mewakili kaum sultan atau pemangku kebijakan yang secara bebas menunjukkan perilaku tanpa melihat dampak dari sikapnya tersebut. Islam Bukan Sekadar Akidah Tapi Juga Peraturan Hidup Menjadi kaya dalam Islam tidak terlarang, memiliki kesenangan kuliner atau berbelanja kebutuhan pokok, sekunder ataupun tersier adalah kenikmatan yang dikaruniakan Allah swt kepada hambaNya. Namun, di sisi lain Allah swt juga mengatur agar kenikmatan itu bisa dinikmati dengan penuh keberkahan. Maka, perekonomian tidak sebatas didorong dari hasil belanja rumah tangga, tapi dari pengurusan negara terhadap pemenuhan seluruh kebutuhan pokok rakyat. Dari sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dari sektor-sektor inilah, jika negara
37 mampu memberi jaminan kemudahan maka secara alamiah perputaran roda ekonomi akan berjalan lancar, demikian pula dengan pertumbuhan. Dalam Islam, hubungan negara dengan rakyat bukan hubungan antara pembeli dan penjual, yang ketika barang telah terbeli dengan harga yang disepakati maka pertemuan itu usai. Namun lebih kepada seorang ibu kepada anaknya yang senantiasa memastikan sang anak tak pernah kelaparan, kedinginan, kepanasan dan mampu tumbuh dengan baik secara akademik maupun non akademik. Satu lagi, kapitalisme lebih berpihak kepada investor untuk mendukung finansial sekaligus pengembangan perekonomian. Sementara dalam Islam tidak, segala kebutuhan rakyat baik langsung ( sandang, pangan dan papan) maupun tidak langsung (kesehatan, pendidikan dan keamanan) pembiayaannya berasal dari Baitul mal. Dari sisi pos pendapatan dalam Baitul mal, di dapat dari pengelolaan kepemilikan umum ( hasil tambang, laut, hutan, sungai, danau dan lainnya) , kepemilikan negara ( jizyah, kharaj, fa’i, dan lainnya) dan zakat. Dengan demikian, negara bisa secara mandiri membiayai operasional negara termasuk pemenuhan seluruh kebutuhan rakyat. Rakyat mudah mencari nafkah, sebab didukung oleh negara, baik sebagai ASN (dengan banyaknya pembukaan industri milik negara), petani, pelaut dan lainnya. Inilah pertumbuhan perekonomian yang sesungguhnya, sebab riil terjadi pada segala potensi yang ada pada rakyat. Bukan sekadar belanja kebutuhan rumah tangga, kuliner atau bepergian. Tidaklah kita merindukan perubahan ini? Allah swt. Berfirman yang artinya,”Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orangorang yang meyakini (agamanya)?” ( TQS al-Maidah :50). Wallahu a’lam bish showab. Tayang di: https://www.muslimahtimes.com/belanja-rumah-tangga-pendorong-pertumbuhanekonomi-yang-benar-saja
38 Kerudungmu Tak Mampu Halangi Jilatan Api Neraka Pagi saat mengantar sekolah, putriku memberitahu kalau nanti jemputnya agak lambat dari biasa, ada rapat jurnalis katanya. Persiapan acara orientasi dan sertijab kepengurusan baru besok. Namun, saya hafal betul gadisku ini suka mendadak memberitahu kapan pulangnya, padahal jarak rumah dari sekolah lumayan jauh. Sama sekali tak masuk batas zonasi. Maka, begitu selesai kajian, meski masih setengah jam dari jam pulang, saya tetap meluncur ke sekolah. “ Ah, lebih baik tunggu di sana saja, nanti cari tempat duduk di fasum dekat sekolah” kata saya dalam hati. Dan, setengah celingak-celinguk saya menyusur jalan dengan sepeda motor mencari adakah tempat duduk yang kosong, maklum, saya bukan tipe mak-mak yang suka nongkrong dan hafal kafe-kafe. Terlihat di depan SMKN I ada dua anak lelaki berseragam sekolah sedang duduk dan ngobrol santai. Ah, berarti itu tempat umum, saya langsung belok kanan mengarah ke arah mereka berdua, saya lihat bangku beton di depan mereka kosong. Setelah parkir sepeda, saya duduk. Kemudian membuka cemilan yang sempat saya beli untuk menemani kegabutan selama menunggu, tak berapa lama datanglah dua gadis remaja mengendarai beat pink keluaran terbaru ke arah dua remaja cowok. Melihat gerak tubuh, terlihat keempat anak itu sudah saling mengenal, bahkan sangat akrab. Cara menyentuhnya pun saya merasa mereka bukan kawan biasa. Terus saya amati mereka berempat yang ngobrol dengan canda diselingi sentuhan-sentuhan yang membuat saya risih, pasalnya kedua remaja perempuan itu mengenakan kerudung. Selang beberapa lama, kedua cowok meninggalkan tempat. Sepertinya hendak salat. Tinggallah kedua cewek, dan mereka terlihat sibuk berbenah, merapihkan riasan di depan cermin mungil yang mereka bawa, menyemprotkan parfum, merapihkan kerudung dan ya, memoles bibir mereka dengan lipbalm yang warnanya sedikit merona.
39 Ya Allah, ada rasa perih mengalir perlahan dalam hati, tahukah ibu mereka semua ini? Bagaimana jika balasan doa dan sujud malam wanita yang melahirkan mereka adalah berpacaran, padahal usia masih dikandung badan. Inilah yang seringkali mendera dalam hati saya, rasa takut apakah sudah cukup saya sebagai ibu memberikan bekal kepada anak-anak? Apakah yang saya teladankan kepada mereka akan diingat hingga akhir hayat? Dan apakah kami diizinkan untuk terus berkumpul sebagai keluarga? Jangan-jangan saya, ibu yang diseret ke neraka karena tak sukses memberi pendidikan kepada anak-anak. Astaghfirullah... Bukti terpampang di depan mata, betapa berat beban orangtua hari ini. Kerudung yang digunakan gadis itu tak mampu mencegahnya mengikuti hawa nafsu untuk berpacaran, bahkan salatnya kedua cowok remaja itu tak mampu menahannya dari perbuatan keji. Menyentuh dan memacari gadis yang bukan mahram. Berapa kali sujud salat wajib agar bisa mengurangi dosa berpacaran? Bukankah banyak dalil yang menyatakan, bahwa keburukan akan menghabisi pahala baik? Generasi muda hari ini memang telah berada pada zonasi mengkhawatirkan. Jika bukan bolos sekolah, tawuran pelajar, narkoba, seks bebas, pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya. Tindak kriminal hari ini menunjukkan pelaku terbanyak justru dari kalangan pelajar. Godaan hedonisme pesohor negeri, iklan di media sosial telah benar-benar membutakan hati hingga tak takut lagi merampasnya dari orang lain atau membunuh jika ada penghalang. Pendidikan negeri ini juga tak mampu mengikat hati agar lebih tawadu, sebaliknya malah makin tak beradab. Persis sebagaimana jawaban Nadiem Makarim, menteri pendidikan kita ketika sistem zonasi menuai protes, itu bukan program saya, saya hanya melanjutkan, itu program pak Muhajdir. Lantas, apakah ini artinya setiap pemimpin harus punya program baru supaya dianggap bekerja? Padahal faktanya, meskipun baru tapi tetap saja mengekor kebijakan lama. Parahnya, hanya beda istilah dan akronim. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
40 khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” (TQS an-Nisa:9). Kita dilarang Allah meninggalkan generasi yang lemah, tak hanya lemah dalam gizi, pakaian, rumah dan keamanan, namun juga sebenarnya lemah dalam pemikiran. Sebab, pemikiran adalah kekayaan yang tiada batas. Manusia mungkin bisa mati, dunia bisa habis namun sesungguhnya pemikiran tetap hidup. Maka, pantaslah Allah SWT menetapkan taklif hukum setelah baligh, sebab saat itulah pemikiran seseorang sudah sempurna. Inilah golden age sesungguhnya, bukan hanya pada masa batita atau balita, namun lebih tepatnya usia muda sesaat sesudah baligh. Sebab, saat itulah setiap pribadi mulai mempertanggungjawabkan setiap perilaku dan kata-katanya, malaikat mulai menghitung sebagaimana setan juga mulai mencari celah terjadinya kemaksiatan dari segala arah. Sayang , kita tidak sedang baik-baik saja, sebab tak ada support system yang kondusif yang bisa terus mengawal kita tetap berada di jalan ketaatan kepada Allah. Jadilah, pemandangan anak berpacaran begitu lazimnya sebagaimana yang terpampang di hadapan saya sore itu. Tak tergerakkah kita untuk mengadakan perubahan? Wallahualam bissawab. Tayang di:https://www.muslimahtimes.com/kerudungmu-tak-mampu-halangi-jilatan-apineraka
41 Insentif Nakes dan Kakes, Nasib Belum Tentu “ Renes” Sejak Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia hingga pasca pandemi, keberadaan Nakes (Tenaga Kesehatan) dan Kakes (Kader Kesehatan) sangat penting. Merekalah garda terdepan yang memastikan rakyat tetap sehat, baik yang terdampak maupun tidak. Pemahaman ini pula yang dirasakan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali. Menurut Gus Muhdlor, panggilan akrabnya, kader kesehatan merupakan orang-orang yang tulus mengabdikan dirinya untuk menciptakan generasi yang cerdas dan unggul. Oleh sebab itu, keselamatan kerja mereka harus terjamin. Gus Muhdlor langsung menginstruksikan dinas kesehatan untuk memberikan BPJS Ketenagakerjaan. “Saya juga menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan mulai tahun 2024, semua kader kesehatan se-Kabupaten Sidoarjo harus dilengkapi BPJS Ketenagakerjaan,” kata Gus Muhdlor saat penyerahan insentif terhadap 951 kader kesehatan Kecamatan Gedangan di GOR Gedangan, Jumat, 4 Agustus 2023 (sidoarjonews.id, 4/8/2023). Terlebih tantangan besar sedang dihadapi Kabupaten Sidoarjo yaitu sebagai daerah industri dan pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi faktor yang harus ditangani dengan baik. “Tugas kader kesehatan harus menekan angka stunting, AKI, dan AKB. Saya juga minta IPM di bidang kesehatan bisa lebih baik dari hari ini,” ungkapnya. “Saya yakin apa yang menjadi tujuan kita untuk mensejahterakan dan menyehatkan generasi emas kita menuju Indonesia emas pasti akan lebih mudah lagi,” imbuhnya. Benarkah Tulus Perhatian Negara? Sungguh berat beban dan tanggung jawab para nakes dan kader kesehatan ini. Sudahlah mereka diminta untuk menekan angka Stunting, AKI dan AKB, kesehatannya dijamin sebagai insentif tenaga yang telah dicurahkan dengan BPJS. Meski hari ini secara simbolis insentif ini akan
42 diberikan ( dibayarkan iurannya) namun akankah seumur hidupnya, atau hanya setahun atau sepanjang Gus Muhdlor menjabat sebagai bupati? Belum tentu juga Renes (makmur). Ditambah tahun 2025 dipastikan iuran BPJS Kesehatan naik. Sudahlah pasti beban semakin berat bagi Nakes dan Kader kesehatan yang gajinya tak seberapa. Kenaikan iuran BPJS ini adalah sesuatu yang wajib. Anggota BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan iuran BPJS justru harusnya naik mulai 2024. Pasalnya dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 tahun 2020 tentang perubahan kedua atas Perpres 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, besaran iuran ditinjau paling lama dua tahun sekali. Ia menyebut terakhir kenaikan iuran terjadi pada 2020. Dengan begitu, harusnya kenaikan terjadi pada 2022. Meski demikian, sampai saat ini kenaikan belum terjadi. Hal ini didukung juga dengan lahirnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan di mana terjadi kenaikan tarif kapitasi dan tarif Non INA CBG ( Case Base Groups), yaitu aplikasi yang digunakan untuk pengajuan klaim Rumah Sakit, Puskesmas dan semua Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) bagi masyarakat miskin Indonesia. “Iuran tidak naik tapi pembiayaan JKN semakin meningkat. Hal ini yang harus diantisipasi direksi BPJS kesehatan dan pemerintah agar pembiayaan JKN tidak defisit di kemudian hari,” kata Timboel. Ia pun mengusulkan agar BPJS Kesehatan dan pemerintah mendukung peningkatan pendapatan iuran dengan memastikan seluruh rakyat Indonesia terdaftar dan membayar iuran JKN (cnnindonesia.com, 22/7/2023). Pertanyaannya, benarkah pemerintah tulus dalam memperhatikan kesehatan sekaligus kesejahteraan para nakes dan kader kesehatan itu? Lebih umumnya kepada rakyat yang berada di bawah pimpinannya?
43 Jika Tulus, Terapkan Islam Kaffah Ada dua hal yang rancu, yaitu tugas negara yang dibebankan kepada rakyat. Sama artinya pula dengan kebijakan setengah hati, sebab nakes dan kader kesehatan hanyalah pegawai, ikatan dengan mereka adalah akad ijarah, yaitu antara pemberi kerja dengan pekerja. Sehingga berlaku upah sesuai kemakrufan dimana mereka tinggal dan keahlian. Sedangkan kesejahteraan include kesehatannya tanggungjawab negara dan menyediakan dana yang cukup. Terjadinya defisit sehingga tarif iuran harus disesuaikan sejatinya sudah rusak sejak akar, yaitu pendanaan kesehatan berbasis asuransi, jargon gotong royong pun hanyalah penyesatan. Hal ini jelas makin mengokohkan adanya kapitalisasi layanan kesehatan dan abainya negara atas rakyat. Hanya dengan menerapkan sistem Islam Kaffah kesejahteraan seluruh rakyat apapun profesinya akan terwujud. Khilafah (sistem Islam Kaffah) memiliki sumber pemasukan keuangan yang beragam yang mampu menjamin layanan kesehatan gratis untuk rakyat. Yaitu Baitul mal yang memuat pendapatan dan pengeluaran yang ditetapkan syariat. Dari pos pendapatan ada kepemilikan umum dan negara berupa fa’i, kharaz, jizyah, usyur dan lainnya. Kemudian dari kepemilikan individu berupa zakat yang penerimanya adalah delapan asnaf telah memberikan keleluasaan pendapatan sehingga lebih dari cukup untuk pembiayaan seluruh urusan rakyat. Wallahu a’lam bish showab. Tayang di:https://lensamedianews.com/2023/08/08/insentif-nakes-dan-kakes-nasib-belumtentu-renes
44 Pacaran Halal, Jangan Buat Aturan Baru! Muncul di reel Instagram sosok youtuber yang akhir-akhir ini naik daun. Di dalam tayangan yang hanya berdurasi beberapa menit itu memperlihatkan sang youtuber sampai di Turki dan berencana bertemu dengan gadis yang dikenalnya melalui media sosial. Rasa penasaran mengantar saya membuka YouTube sang youtuber kondang ini. Terbukalah berbagai informasi tentang dia, asli Pekanbaru, memiliki dua adik perempuan. Kisah titik balik hidupnya yang awalnya kesulitan ekonomi kemudian memperoleh banyak harta adalah dari sebuah aplikasi pertemanan internasional OmeTV. Sang youtuber yang memutuskan tidak kuliah, namun lihai berbicara dengan lima bahasa asing ini melanglang buana ke berbagai negara untuk konten youtubenya. Bertautlah hati kepada sang gadis berkebangsaan Turki. Berderet kemudian konten yang membahas pertemuan kedua insan ini selama di Turki hingga muncul episode datang ke Indonesia. Dalam sebuah podcast sang Youtuber ditanya bagaimana tanggapan keluarga si gadis ketika anda meminta izin membawanya ke Indonesia? Jawabnya cukup mencengangkan. Youtuber ini mengaku cukup takut juga awalnya, mengingat ayah sang gadis cukup ketat menjaga anaknya, bahkan izin untuk keluar kota saja sulit, but this is the fact, ayah sang gadis setuju putrinya ikut ke Indonesia bersama sang youtuber. Artinya apa? Ada trust, kepercayaan. Selanjutnya, banyak akun kemudian yang memberitakan kehangatan interaksi gadis Turki dan sang Youtuber selama di Indonesia dan memberi tag lining di akun masing-masing” pacaran syar’i” . Astaghfirullah. Sesopan-sopannya perlakuan youtuber itu kepada sang gadis Turki, tetaplah tak bisa dibenarkan bahkan hingga memberinya label pacaran syar’i, jangan buat aturan baru!
45 Islam bukan sesuatu yang kolot sehingga harus dimoderasi dan disamakan dengan hukum lain selain Islam, hanya agar bisa diterima. Sekali haram maka selamanya haram, itulah sejatinya kemoderan manusia dan peradaban. Jika pacaran dilarang bahkan diharamkan, maka jika ada yang tetap melakukannya, melestarikan, mengabadikan, membuatnya seolah-olah jadi kebutuhan manusia modern justru merekalah yang terpental jauh jutaan tahun ke belakang. Mungkin lebih purba dari zaman dinosaurus. Sebab manusia diciptakan dengan akal yang bisa membedakan baik dan buruk. Dijadikannya akal sebagai sandaran taklif syariat karena akallah yang membedakan manusia dengan hewan. Inilah keadilan dalam Islam, ketika ada siksa dan pahala karena dari akal yang mampu memilih mana yang benar dan salah. Dari proses berpikir benar, yang melibatkan akal, informasi sebelumnya dan proses berpikir atau daya ribat itulah manusia dimintai pertanggungjawaban. Maka ayat larangan zina dalam Alqur’an sejatinya tidak sekadar pengekangan hawa nafsu, namun menjadikan posisi manusia sebagaimana adanya manusia yaitu menghargai wanita, bagaimana seharusnya memperlakukan sesuatu yang bukan miliknya, membina hubungan yang sehat dan berkah, menghindarkan manusia dari rasa sakit dan kecewa, tak ada pelecehan, dan yang terpenting, ada pertanggungjawaban atas setiap tindakan. Dalam Islam, setiap aktifitas harus ada landasan hukumnya, jika belum tahu maka harus mencari tahu. Sebab di situlah letak Allah memuliakan manusia. Kerusakan berawal dari sikap bodoh manusia yang memperturutkan hawa nafsu , kapitalisme mendandani penyelewengan fitrah manusia ini persis sebagaimana setan memperindah setiap kejahatan. Jika manusia tetap pada prinsip nafsunya dan meninggalkan kebenaran, maka kehinaan yang akan diterima, sementara setan akan mengingkari perbuatannya sejauh mungkin. Hingga dia mengatakan tak mengenal anda yang sudah mati-matian menjadikannya pemimpin. Alangkah buruknya kaum ini, Allah mengabadikannya dalam firman Allah SWT yang artinya,”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:
46 “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul” (TQS. Al-Ahzab: 66). Yah, selama di dunia ternyata amal mereka hanya menaati pemimpin suu’ yang juga mirip mereka yaitu meninggalkan syariat Allah. Kemana setan ketika di dunia menggoda manusia begitu kerasnya? Mereka pun kekal di dalam neraka. Padahal telah jelas apa dampak buruk dari pacaran, ok , anda bilang kami tak melakukan apapun, kami pacaran sesuai syariat. Jelas itu sebuah omong kosong, anak TKpun tahu mereka sedang berpacaran. Islam pun sudah mengatur ranah apa saja yang diperbolehkan bila menyangkut pergaulan pria dan wanita. Tinggalkan modernitas ala Barat, segala upaya mereka membalut keburukan dengan kebaikan tak mampu mengubah apa yang telah dinashkan Allah bahwa kebencian di hari mereka lebih besar lagi kepada Islam. Berhentilah membuat hukum baru, seolah ada pacaran syariat dan yang lainnya, bukankah Allah berfirman yang artinya,” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (TQS Al-Baqarah: 216). Ingatlah, Allah Maha Mengetahui, seorang publik figur sejatinya mampu menjadi teladan bagi pengikutnya. Namun, lebih detil lagi kita sendiri adalah pemimpin untuk diri kita, maka, perbaiki hubungan dengan Allah agar kita mampu menebarkan vibes kebaikan bagi orangorang di sekitar kita. Wallahualam bissawab. Tayang di:https://www.muslimahtimes.com/pacarana-halal-jangan-buat-aturan-baru
47 Ada Persatuan di Jember Fashion Carnaval? Jember Fashion Carnaval atau JFC kembali digelar tanggal 4- 6 Agustus mendatang. Tema yang diusung kali ini adalah Timelapse: Journey of the Earth. Akun Instagram resmi JFC, @jemberfashioncarnaval, menjelaskan akan ada sajian berbagai kostum yang merepresentasikan bumi sejak awal tercipta, hingga perjalanannya di alam semesta hingga detik ini berupa 10 subtema atau defile diantaranya Big Bang, Prehistoric, Empire, Religic, Invention, World War, Superstar, Upcycle, Metaverse, dan Nusantara (detik.com, 3/8/2023). Ada banyak yang terlibat, selain artis, pelajar , binatang, juga ada beberapa komunitas dari berbagai kabupaten dan kota di Indonesia yang mengirim perwakilannya seperti Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI), Artwear Carnival, World Kids Carnival, Grand Carnival of Jember Fashion Carnaval, Stage Performing Art dan Pets Carnival. Sebanyak 400 anak tampil dalam parade Kids Carnival di even Jember Fashion Carnival (JFC). Presiden JFC, Iwan mengatakan, penampilan anak-anak ini menyiratkan pesan persatuan. “ Jadi mereka ingin menyampaikan pesan bahwa kita ini adalah satu, We Are All One.” Iwan menambahkan, dalam parade itu juga hadir siswa yang berasal dari Jepang. Selain ikut defile, anak-anak itu juga menyanyikan lagu berbahasa Jepang. “Tadi ada siswa dari Jepang, yang melukis dari atas kereta yang dinaiki. Lalu ada juga yang menyanyikan lagu (berbahasa Jepang). Meski kita tidak tahu artinya, tapi inti pesannya adalah persatuan,” ujar Iwan (detik.com, 6/8/2023). Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun ini mendapat banyak dukungan salah satunya dari WINGS Group Indonesia. Karnaval fesyen ini akan memecahkan Rekor MURI pameran UMKM terpanjang. Budaya Fashion Karnaval Peluang Cuan Bagi Kapitalisme
48 Jember Fashion Carnival merupakan event fashion yang melambangkan kreativitas anak muda di Kabupaten Jember. Ide ini digagas pertama kali oleh Dynand Fariz, seorang desainer fashion kelahiran Jember dan dilaksanakan pertama kali pada tanggal 1 Januari 2003. Lahirnya Jember Fashion Carnaval pada tahun 2001 bersamaan dengan didirikannya rumah mode Dynand Fariz, dan direalisasikan pada awal tahun 2002 dan diberi nama Dynand Fariz International High Fashion Center. Meski sempat ditentang oleh Pemda Jember karena dianggap ikut-ikutan budaya Amerika, namun pada akhirnya program JFC disetujui juga, dan kini dianggap sebagai aset bangsa karena diakui dunia internasional. Menurut Director Program & Development of Jember Fashion Carnaval, David Susilo bahwa JFC merupakan sebuah investasi budaya dalam membangun peradaban bangsa Indonesia. “Jadi tujuan konsep awalnya itu bagaimana JFC itu membangun peradaban bangsa, khususnya dibidang fashion dan karnaval,” ujar David. Sejumlah penghargaan internasional telah diraih oleh JFC, termasuk menjadi Second RunnerUp pada International Carnaval de Victoria 2016 di Seychelles. Pada 2017, Jember dinobatkan sebagai Kota Karnaval pertama di Indonesia yang bertaraf nasional dan internasional oleh Kementerian Pariwisata. Yang awalnya JFC dimaksudkan sengaja bentuk pelestarian budaya kini setelah dua dekade telah menjadi even bergengsi yang bisa dibanggakan di mata dunia. Dan tak bisa dipungkiri, inilah tujuan sejati mengapa izin bisa keluar dari penguasa, yaitu sisi ekonomi. Baik dari pariwisata maupun pelaku UMKM, secara usaha mikro kerakyatan ini memang butuh pasar agar bisa bergerak dan meraih keuntungan. Even adalah jalan bypass UMKM mendapatkan pasar bagi produk-produknya. Dari sisi pariwisata, Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI) tahun ini kembali ikut memeriahkan Jember Fashion Carnaval (JFC) 2023. WACI adalah karnaval yang diinisiasi Kemenparekraf berkolaborasi dengan Jember Fashion Carnaval, untuk menyatukan budaya Indonesia melalui pagelaran karnaval spektakuler, yang dikuti berbagai macam perwakilan daerah di panggung JFC (detik.com, 4/8/2023).
49 Boleh dibilang, peluang mendapatkan cuan semakin terbuka lebar, even ini ajang menyatukan berbagai potensi, kemanfaat materi dibalut dengan fashion yang melenakan semua orang, termasuk rakyat karena yang bersatu bukan hati dan pikiran rakyat, melainkan berbagai peluang usaha, mulai dari kuliner, desainer, hotel dan penginapan, transportasi, destinasi pariwisata dan lainnya. Persis sebagaimana gelaran piala dunia yang seolah menyatukan berbagai bangsa namun sesungguhnya disitulah bersatunya aliran deras uang dari berbagai sektor. Yang bermain paling dominan tentulah pengusaha dengan modal besar. Tanpa terasa, kita berputar dalam permainan kapitalisme. Pun bagi Muslim, jebakannya tak sekadar pada sisi ekonomi, namun juga akidah. Sebab pada dasarnya karnaval bukan berasal dari Islam. Dasar digelar karnaval pun tidak dikenal dalam peradaban Islam. Bagaimana pula dengan pelanggaran syariat lainnya seperti ikhtilat ( bercampur baur), tabaruj, membuka aurat, tasyabuh ( menyerupai budaya kafir) dan lainnya? Budaya Kafir Melencengkan Akidah Islam yang Shahih Karnaval bisa berarti: suatu pesta besar atau pameran. Pesta di benua Eropa dan Amerika, terutama di bagian selatan untuk menyambut masa Pra-Paskah yang dirayakan umat Kristen. Dimulai dari minggu sebelum Rabu Abu sampai hari Rabu Abu sendiri (Wikipedia). Jelas, budaya karnaval bukan berasal dari Islam , ia termasuk pekerjaan yang melalaikan dari beribadah kepada Allah SWT, karena karnaval bagian dari ritual agama lain. Bukankah Allah SWT telah jelas melarang kita untuk meyakini akidah agama lain di luar Islam? “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (TQS alKafirun: 1-6).
50 Yang terjadi, bukannya berhenti malah menjadikan kegiatan ini sebagai budaya yang artinya dijadikan sebagai sebuah kegiatan rutin. Terlibatnya pelajar makin memprihatinkan, generasi penerus terjebak dalam budaya yang nir manfaat tapi dipaksakan kepada mereka dengan memberikan jargon bela Nusantara, bela bangsa, kreatifitas tanpa batas dan lain sebagainya. Jelas potensi mereka menjadi agent of change tak akan tumbuh optimal,sebab dibangun atas dasar sekularisme. Pemisahan agama dari negara bahkan kehidupan. Nasionalisme dan persatuan. Ide yang sangat rancu, persatuan yang rapuh dan mudah digoyang jika muncul gangguan sekecil apapun. Jika asasnya salah, maka bangunan yang akan dibangun di atasnya pun akan rapuh. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tak tentu arah, padahal hidup itu singkat dan problematika umat itu seabrek. Islam Tak Anti Kreatifitas, Tapi Juga Bertanggungjawab Siapa tak suka keindahan? Keindahan digabung dengan kreatifitas akan menjadi sesuatu yang menarik. Allah SWT Sang Kreator ulung tiada duanya. Tentu sudah mashyur dalil yang menunjukkan kepada kita, jika dalam penciptaan langit, bumi dan seisinya ada “daya kreasi’ Allah. Tak cukup hanya menciptakan, bahkan mengatur dan mempergilirkan setiap waktu dan kejadian bagi hamba-Nya. Namun setiap penciptaan ada tujuannya. Allah SWT berfirman yang artinya, “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (TQS adz-Dzariyyat :56). Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Yakni agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa. Dan bentuk ibadah itu sendiri banyak, intinya dalam setiap perilaku dan perkataan tidak menentang syariat Allah. Karnaval bukan cara Islam menyejahterakan hingga memuliakan umatnya. Melainkan dengan penerapan syariat Islam di berbagai lini kehidupan. Dalam hal ini negara yang mendapatkan mandat memberikan jaminan penuh enam kebutuhan pokok yaitu, sandang, pangan, papan,