101 bagi dirinya maupun masyarakat. Salah satunya firman Allah SWT yang artinya,”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” (TQS Al-‘Ankabut: 2). Ujian itu adalah amal shalih. Akankah manusia taat atau justru kufur? Jika hari ini simbol Islam, seperti jilbab dan kerudung yang sejatinya merupakan perintah Allah swt hanya digunakan sebagai pencitraan, ini karena taraf berpikir kaum Muslim sedang mengalami kemunduran. Racun kafir dengan Islamophobianya telah sukses mengkotak-kotakkan Kaum Muslim menjadi beberapa bagian dan banyak di antaranya bermusuhan . Hal ini juga karena kaum Muslim tak memiliki junnah pelindung, sehingga mudahnya terbelokkan dengan pemahaman yang batil pun terhadap agamanya sendiri. Kalaulah ada komunitas hijaber atau kemudian Muslimah di Indonesia masih bebas mengenakan penutup aurat, tidak sebagaimana di negeri-negeri yang muslimnya minoritas ini hanya pembiaran, tanpa tekanan bahwa ini ketetapan agama. Negara seharusnya membantu penerapan syariat ini berjalan sebagaimana mestinya. Dengan memberi sanksi kepada wanita manapun ketika berada di ranah sosial tidak menutup aurat. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… ( TQS At Taubah : 65-66). Sudah semestinya, negara menjatuhkan hukuman yang tegas bagi siapa saja yang menjadikan agamanya sebagai candaan, agar kejadian tidak berulang, juga agar semua orang tahu bahwa apapun perbuatannya, siapapun pelakunya, ia akan mendapatkan balasan baik di dunia maupun akhirat. Bahkan pada tingkat tertentu, hingga terbukti melakukan penistaan agama, negara bisa menjatuhkan hukuman mati pada pelakunya. Wallahu a’lam bish showab. Tayang di:https://dimensi.id/menutup-aurat-perintah-agama-bukan-saat-jadi-tersangka
102 Kasih Sayang Sebatas Uang Benar saja jika dikatan uang bisa segalanya. Atau kalimat ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang. Di era serba sulit seperti hari ini uang adalah segalanya, jangan bicara halal haram, tak laku! “Soal makan gak bisa kasbon” demikian kata seorang mantan istri artis yang sedang proses cerai dan mulai membuka cadarnya saat disentil netizen mengapa masa Iddah malah berdandan? Sungguh malang nian nasib seorang balita berinisial F, berusia 2 tahun 10 bulan, yang ditemukan meninggal di rumah kos pengasuhnya di Desa Masangan Kulon, RT 04 RW 02, Sukodono, Sidoarjo. Di duga meninggal dunia setelah mengalami penyiksaan pengasuhnya yang tak lain pasangan suami istri bernama Bambang Suprijono (49) dan Sriyati Indayani (43). Keduanya merupakan warga Surabaya yang menyewa rumah kos di Desa Masangan Kulon (detik.com, 1/6/2023). Pasutri pengasuh balita yang tewas dengan luka lebam resmi ditetapkan sebagai tersangka. Pasutri tersebut juga sudah langsung ditahan. Demikian menurut keterangan Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo. Dengan delik membuat laporan palsu tentang kematian balita di rumah kos mereka ke ketua RT setempat. Kombes Kusumo Wahyu Bintaro juga menjelaskan pelaku mengasuh korban sejak September 2022. Selama ini keduanya menerima bayaran dan keperluan lainnya sekitar Rp 5 juta per bulan dari orang tua korban berinisial A dengan cara ditransfer. Namun, menginjak bulan Maret 2023, transfer uang dari orang tua korban sudah tak pernah terkirim. Sedangkan nomor telepon orang tua korban saat dihubungi juga sudah tidak aktif. Kekesalan meliputi kedua suami istri itu sehingga sepakat untuk menghabisi korban sebagai pelampiasan. Hingga hari ini kasus ini masih belum menemukan titik jelas dimana kedua orangtua sang balita.
103 Ada kisah yang lebih memilukan lagi selama F di asuh oleh kedua suami istri ini, ternyata sebelum kejadian pun sudah sering mendapat siksaan, semisal ketika ngompol di lantai maka akan mendapat hukuman berdiam di kamar mandi. Materi Dicari, Perlakuan Manusiawi Tak Lagi dihargai Sungguh sadis! Dan berapa banyak anak di negeri ini mengalami masa kecil yang tak bahagia, trauma, mengalami siksaan, bullying, hingga pembunuhan? Tak dapat dinalar lagi, sebab tren kriminal terkini dirajai oleh anak muda bahkan hingga usia SD untuk melakukan ancaman, penjarahan hingga pembunuhan. Tentu hal ini tidak terjadi begitu saja. Pola sikap dan pikir manusia hari ini dipengarungi oleh banyak faktor salah satunya adalah ketiadaan kesejahteraan rakyat diakibatkan abainya negara dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyatnya. Ketika ayah, pihak yang oleh syariat diperintahkan untuk menafkahi keluarga mendapatkan banyak halangan, mulai dari rendahnya pendidikan ,usia yang tidak sesuai dengan lowongan pekerjaan, upah minim, sempitnya lapangan pekerjaan hingga semakin tingginya harga bahan kebutuhan pokok. Jika hanya untuk menafkahi, tentulah cukup, namun ini ditambah dengan pembayaran beberapa kebutuhan komunal seperti jelas-jelas kemampuan setiap individu tak sama mengakibatkan perbedaan kaya dan miskin sangatlah kentara. Standar kebahagiaan pun bergeser, seiring bebasnya konten-konten yang tak sesuai syariat sebab menyerukan paham hedonisme, seks bebas dan lainnya telah menggiring sedemikian jauh kepada banyak harta bahagia. Kekuasaan pun menjadi puncak kebahagiaan dimana dengannya memiliki kewenangan di luar batas manusia biasa.
104 Melihat pada kasus suami istri di atas, gelap matanya mereka jelas karena di depan mereka melihat “kesendirian” dengan hanya bermodal ketrampilan seadanya, mengasuh jadi sandaran. Satu pekerjaan yang di era hari ini, kapitalisme menjadi solusi bagi kedua orangtua pekerja. Islam Memberikan Kesejahteraan Rasulullah bersabda, “ Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari). Artinya di pundak pemimpinlah diserahkan urusan kesejahteraan rakyat. Salah satunya dengan memastikan setiap lelaki baligh bisa bekerja. Dengan menyediakan lapangan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan individu rakyat. Lowongan pekerjaan akan banyak tersedia ketika negara mengelola SDA yang menjadi kepemilikan umum dan negara. Lowongan pekerjaan pun bisa ditawarkan melalui pegawai negara, pengurus zakat, penjaga Baitul mal, pencatat diwan-diwan Baitul mal dan lain sebagainya. Bagi mereka yang ingin berwiraswasta negara akan menyediakan modal baik bergerak atau tidak dan juga pelatihan, sarana dan prasarana dan semuanya gratis. Baitul Maal sebagai kas negara juga akan menyediakan banyak dana guna berjalannya penjaminan negara atas pembangunan rumah sakit sekolah, jalan, moda transportasi dan lainlain. Termasuk support bagi keluarga agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Sebab dalam Islam, keluarga adalah benteng utama anak dari serangan pemikiran kufur dan sekaligus wadah bagi pembentukan kepribadian Islam. Seorang istri tidak wajib untuk bekerja, jikapun ingin negara akan memastikan ia bekerja di tempat yang aman dan hanya bekerja di bidang yang diperbolehkan agama. Ketika, keluarga tak kesulitan akan kebutuhan sehari-harinya. Maka bisa dipastikan kesejahteraan terwujud sempurna. Negara akan mensuasanakan keimanan yang kokoh dengan pendidikan baik formal maupun tidak. Agar umat merasa puas dan rida dengan apapun yang diterima sebagai karunia dari Allah SWT.
105 Butuh sanksi yang tegas , bagaimanapun membunuh jiwa yang tak berdosa adalah haram. Dengan ketegasan ini, maka tidak akan ada lagi orang yang melampaui batas bahkan gelap mata. Sistem Islam tidak akan bisa disandingkan dengan kapitalisme yang batil, maka, jika kaum Muslim masih terus berharap maka kesadisan demi kesadisan akan makin merebak. Maka, kuncinya syariat Islam harus diterapkan menggantikan kapitalisme. Wallahualam bissawab. Tayang di:https://www.kompasiana.com/jellyhitam6948/647a144e4addee477b140da2/kasihsayang-sebatasuang?utm_source=Telegram&utm_medium=Referrral&utm_campaign=Sharing_Mobile
106 Bukan Lagi Zaman Cinta Galih dan Ratna Film Gita Cinta dari SMA dengan tokoh sentralnya bernama Galih & Ratna, dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman, diproduksi tahun 1979, adalah sebuah film drama remaja Indonesia, yang kemudian di remaks ulang tahun 2017 disutradarai oleh Lucky Kuswandi. Bukan hendak mengupas atau meriview kembali isi film, zaman telah berubah, bisa jadi penontonnya dulu sudah menua, namun kisah cinta anak muda tak pernah menemukan kata tua, usia mereka yang dimabuk cinta menjadi di bawah angka belasan tahun. Berita dalam media sosial kembali diisi dengan kasus pembunuhan, kali ini korbannya sesosok remaja perempuan berusia sekitar 15 tahunan ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di Gudang Peluru Kedung Cowek Surabaya, Minggu (7/5/2023) malam. Jenazah tersebut, diduga kuat adalah N, remaja asal Kenjeran yang sempat dilaporkan hilang oleh keluarga sejak 16 April 2023 lalu ke Radio Suara Surabaya. Setiawan Adi, kakak korban N, menyebut kalau adiknya bertemu dengan dua pria sebelum hilang. Dua pria itu adalah Y (16) dan satu pria lagi yang dari info terakhir berinisial R, keduanya masih berstatus pelajar. Kedua pelajar ini akhirnya sudah diamankan, AKP Arief Ryzki Wicaksana Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyatakan saat ini jenazah sedang diautopsi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, karena ditemukan beberapa hal tak wajar. Selain kondisi jenazah yang membusuk dan berumur sekitar dua minggu, terdapat luka dan bekas lakban di kaki korban (Suarasurabaya.net, 9/5/2023). Jika benar dugaan polisi ada sesuatu yang tidak biasa dari hasil otopsi jenazah N, dengan motif pembunuhan berlatar asmara, maka makin panjang saja daftar pelaku kriminal remaja di negeri
107 ini. Persoalan yang menjadi pemicu tak jauh dari asmara, rebutan pacar, pamer kelompok dan kekayaan dan yang lebih parah, demi konten. Tak peduli apakah berakhir dengan penghilangan nyawa yang penting nafsu sumbu pendek sudah bisa diledakkan. Kepuasan tercapai, bahagia di dapat meski hanya sesaat. Kapitalisme Racuni Kaum Muda Potensial Jelas ada yang tidak beres dengan generasi muda kita, usia muda sudah begitu sadis dan tak pandang bulu berani main bunuh. Seolah tokoh Hero atau Avatar dalam permainan game mereka, tindakan brutal dan agresif menjadi afirmasi kekuatan dan eksistensi mereka. Tuhan, hari akhir, akidah, pahala dan dosa, bertakwa, salih salihah? Adalah slogan usang yang tak pantas diperjuangkan. Tak ada beda muslim non muslim, tak ada beda berpendidikan tinggi atau putus sekolah. Ada sebuah artikel tentang parenting di sebuah web berjudul, “Penyebab Anak Pintar Saat SD Namun Tidak Ketika SMP-SMA”. Dimuat di dalamnya pendapat seorang pakar pendidikan sekaligus Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, menyebutkan riset turut menunjukkan fenomena ini, semakin tinggi tingkat pendidikan, siswa yang mengalami kebosanan akan berjumlah semakin banyak. Selain itu, mereka yang putus sekolah juga semakin banyak. “Jadi kalau anak-anak Indonesia itu 100 persen lulus SD, tapi untuk mencapai SMA itu hanya di sekitar angka 75 persen. Ada banyak yang tidak melanjutkan ke pendidikan menengah. Ada juga yang melanjutkan, tapi terjun bebas prestasinya,” (haibunda.com, 4/5/2023). Masih dalam bahasan artikel di atas, bahwa anak usia SMP-SMA akan bertanya-tanya untuk apa menghafalkan rumus, mengerjakan latihan soal, dan sebagainya. Mereka cenderung mencari kegiatan seru dengan mengikuti berbagai aktivitas. Kebutuhan anak ketika SMP-SMA akan berkembang menjadi bersosialisasi, membangun identitas, dan berinteraksi dengan komunitas yang lebih luas. Kemudian, banyak dari mereka yang juga mulai mendekati lawan jenis di sekolah.
108 Ada benarnya hasil riset di atas, sayangnya dunia pendidikan kita mengambil asas yang rapuh dalam menyusun kurikulum pendidikannya. Disebutkan hari ini kita memakai kurikulum merdeka, merdeka belajar yang samasekali tidak menggunakan akidah (Islam) sebagai landasan. Akibatnya, mereka tumbuh cerdas, kreatif, canggih teknologi namun kering dalam adab, kepekaan, tanggung jawab, moral dan bahkan tak tahu misi visi mengapa mereka ada di dunia ini. Padahal ketika kita buta akan misi dan visi hidup di dunia ini, bak layang-layang putus dan berakhir dalam kerugian yang besar disebabkan dunia adalah tempat berbekal ketika semua nanti diharuskan kembali ke akhirat oleh Sang Empunya alam semesta beserta isinya, Allah swt. Pendidikan hari ini hanya menempatkan individu sebagai pencari materi, sukses adalah jika memiliki banyak harta, populer, pekerjaan mapan,dan segala yang diinginkan oleh jasad terpenuhi. Oleh karenanya gempuran sistem kapitalisme yang beracun benar-benar menjadikan manusia sebagai budaknya, terlebih generasi muda yang sedang gencar-gencarnya mencari jati diri. Mereka setiap hari disuguhi tontonan tak layak, kepribadian mereka dikoyak dengan gender non gender, seks bebas, narkoba, miras, perzinahan dan sebagainya. Islam Kawah Candradimuka Generasi Rabbani Miris bukan? Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar kedua di dunia, namun tanda-tanda keislamannya tenggelam tertelan bumi. Apakah kita masih berani berharap generasi hari ini sebagai penerus keluarga, bangsa, negara dan agama? Namun kita tak boleh menyerah, sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya,”Wahai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (TQS. Yusuf 12: 87). Artinya kita tetap harus tegak berdiri
109 memperjuangkan perubahan, meski hari ini seolah utopis, namun justru berhenti berharap Rahmat Allah adalah sifat kaum kafir. Tidak ada jalan lain, selain kita mengupayakan sistem pengaturan masyarakat adalah syariat Islam bukan yang lain. Dalam Islam, anak adalah aset berharga, dan memerintahkan negara menjamin tumbuh kembangnya secara total, bukan hanya kepada keluarga atau masyarakat. Negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin bagi para pria yang sudah baligh dan mampu agar mereka mampu menafkahi keluarga maupun orang-orang yang berada dalam tanggungan mereka. Jaminan ini agar para perempuan bisa menjalankan kewajibannya sebagai umi wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Inilah kunci keberhasilan Islam dalam membangun peradaban cemerlang melampaui masanya, sebab setiap orang mengambil bagiannya termasuk negara. Bagi yang lemah karena sesuatu hal, maka negara akan memberi santunan dari Baitul mal. Di sisi lain, kebutuhan komunal masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, sandang, pangan dan papan tidak dibebankan kepada individu masyarakat. Melainkan dijamin oleh negara penyelenggaraannya, hingga rakyat bisa mengakses dengan mudah dan murah. Kebutuhan komunal inilah yang jika tidak terlaksana dengan baik akan mengakibatkan kekacauan. Tak sedikit kasus kriminal terjadi karena salah satu dari kebutuhan komunal tak terpenuhi, semisal pangan yang dikapitalisasi, mahalnya kebutuhan pokok, memunculkan tindak kriminal penimbunan, pematokan harga, pencurian dan lain sebagainya. Negara akan menyusun kurikulum pendidikan berdasar akidah Islam, yang tak hanya mendidik manusia menjadi cerdas, kreatif namun juga berkepribadian Islam yang beradab. Output pendidikan berbasis akidah Islam sangat paham untuk apa ia diciptakan di dunia, yaitu untuk menjadi hamba Allah swt. Sehingga ia akan berjalan di dunia dengan penuh perhitungan agar di akhirat tak mengalami kerugian. Wallahualam bissawab. Tayang di:https://cemerlangmedia.com/opini/bukan-lagi-zaman-cinta-galih-dan-ratna/
110 Miss Universe, Ilusi Pemberdayaan Perempuan Publik pasti sangat hafal dengan ajang lomba putri tercantik se-Indonesia, terdiri dari para wanita muda usia, berparas cantik dan ayu, berlomba menjadi yang pertama dan tercantik di Indonesia mengandalkan kecerdasan dan berbagai potensi yang dimilikinya. Meski Yayasan Putri Indonesia ( YPI ) masih tetap menyelenggarakan Pemilihan Puteri Indonesia 2023 pada Bulan Mei mendatang, namun kali ini tidak mengirimkan pemenang putri Indonesia ke ajang Miss Universe, karena setelah 30 tahun hak cipta Miss Universe tersebut ada pada Yayasan Puteri Indonesia (YPI) kini berpindah tangan kepada PT Capella Swastika Karya (CSK). Ketua Bidang Komunikasi YPI, Mega Angkasa menjelaskan jika perubahan situasi ini menandakan perbedaan visi misi Miss Universe Organization yang tak lagi selaras dengan YPI. Ia tak terlalu mengkhawatirkan masa depan kontes kecantikan ini karena akan mengirimkan wakilnya ke ajang kontes dunia lainnya. Ketua Dewan Penasehat Yayasan Puteri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani menegaskan bahwa Yayasan Puteri Indonesia akan mengirimkan Pemenang Top 3 untuk mengikuti ajang international lainnya, selain Miss Universe. Diketahui, Miliarder asal Thailand Anne Jakrajutatip telah membeli hak atas Miss Universe, Miss USA, dan Miss Teen USA seharga USD20 juta. Dimana sistem kontes kecantikan itu sebelumnya dimiliki mantan Presiden AS Donald Trump. Jakrajutatip, yang sebelumnya menjadi tuan rumah Project Runway versi Thailand, berjanji melanjutkan warisan kontes pemberdayaan perempuan dan “mengevolusi merek untuk generasi berikutnya.” Tercatat, Jakrajutatip membuat sejarah pada Oktober 2022 ketika dia menjadi wanita pertama yang memiliki organisasi Miss Universe setelah JKN Global Group, di mana dia adalah CEOnya, membeli sistem kontes itu.
111 Jakrajutatip menggambarkan kontes tersebut sebagai “Olimpiade kecantikan nomor 1 di dunia” tetapi dia menambahkan, “Sistem ini bukan hanya tentang kecantikan, ini tentang wanita ikonik, kecantikan, otak, dan kepemimpinan.” Dan jika anda tahu, Anne Jakapong Jakrajutatip, adalah seorang transgender asal Thailand yang menjelma jadi miliarder di usia 38 tahun. Ia memiliki dua anak dari spermanya sendiri yang diambil sebelum dia operasi menjadi wanita. Menurut laporan Bangkok Post, seorang dokter Amerika mengumpulkan spermanya sebelum operasi penggantian kelaminnya dan kemudian digunakan untuk membuahi sel telur yang disumbangkan oleh seorang wanita Jerman. Proses tersebut memungkinkan Jakrajutatip untuk mewujudkan mimpinya menjadi “orang tua kandung”. Kapitalisme Ciptakan Perilaku Tak Wajar Sangat kentara sekali, bahwa ajang kompetesi yang diklaim sebagai salah satu bentuk pemberdayaan perempuan hanyalah piala bergilir bagi para miliader dunia. Dengan kekayaannya mereka sangat yakin bakal mendulang keuntungan berkali lipat dari ajang pencarian bakat dan kecantikan dunia. Dimana di sisi lain, menggambarkan sisi buruk wanita yang hanya dinilai fisiknya saja, meskipun ia pandai dan bertalenta, jika tak cantik, menarik dan tubuh tidak proporsional maka jangan harap bisa bergabung menjadi pesertanya. Pun, tak penting apakah pemilik lisensi ajang “bergengsi” dunia ini adalah transgender, sangat pas jika kemudian dikaitkan dengan berbagai upaya negara-negara Eropa yang mempropagandakan perilaku menyimpang ini sebagai kaum yang normal dan dilindungi HAM. Dunia memang sedang dikuasai sistem kapitalisme, tak ada standar halal haram, hanya berfokus pada perolehan keuntungan tanpa peduli dampak buruknya kepada masyarakat. Adakah hubungan Miss universe dengan kesejahteraan perempuan? Jelas tidak, ada atau tidak ada Miss universe keadaan perempuan tak ubahnya mesin uang, dihargai sebagai wanita hanya jika menghasilkan uang. Perempuan di tarik paksa dari fitrahnya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, selalu diidentikkan dengan sia-sia saat perempuan bersekolah tinggi namun
112 memilih menjadi ibu rumah tangga, mendidik anak-anaknya dan memgurus rumah suaminya. Seolah tak berharga, tak pandai balas Budi kepada orangtua dan lain sebagainya. Sejatinya, hanya di dalam sistem kapitalismelah perempuan terjajah, dan kebebasan baginya hanya ilusi, aturan kapitalisme tak akan membiarkan perempuan meraih impiannya jika tidak cantik, terbuka, bebas dan tak terikat dengan aturan apapun, termasuk agama (baca: Islam). Jadi jelas, ajang Miss universe dan lainnya, hanyalah kedok para kapitalis yang ingin mengangguk keuntungan semata, bayangkan saja, even ini akan berafiliasi dengan banyak rumah produksi, perusahaan yang bergerak di bidang garmen, pariwisata, souvenir, media massa bahkan apapun yang dibutuhkan termasuk bagi kaum pelangi. Bahkan pemenangnya otomatis menjadi pekerja kontrak, yang kembali mengkampanyekan kebebasan ilusi ala kapitalisme. Islam Memuliakan Perempuan Begitu terobsesinya perempuan untuk tampil cantik bahkan menjadi nomor satu di dunia. Sebab dengannya, ia akan mudah menjalani hidup mewah, mudah dan nyaman. Sementara sisi gelap para mantan putri Indonesia dan ajang yang sejenis tak terlalu diekspos. Di antaranya, kontes kecantikan selalu mengutamakan faktor fisik dan sering kali mengobjektivikasi perempuan (atau laki-laki), terutama karena keharusan mengenakan pakaian renang di berbagai kontes kecantikan internasional. Kontroversi yang terjadi di Indonesia sebagai negeri muslim terbesar terkalahkan dengan kampanye nilai positif ajang kontes kecantikan ini, terutama jika dilihat dari nilai pariwisata dan ekonominya. Dalam pandangan Islam, sangatlah rendah jika menilai kemuliaan atau keunggulan seseorang hanya melalui tampilan fisiknya, pandainya ia berorasi, cerdasnya dalam berpikir dan lain sebagainya. Sebab, jika semua keunggulan yang ia miliki jika tidak disandarkan kepada syariat nilainya nol.
113 Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya,“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (TQS. Al Hujurat: 13). Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah swt. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564). Dua dalil ini menunjukkan fakta sekeras apapun manusia berusaha memenuhi kriteria mulia ala manusia maka sekeras itu pula tertolak di hadapan Allah SWT, tidak ada nilainya samasekali. Terlebih, perempuan dalam Islam sangatlah dijaga dan dimuliakan. Meskipun ia memiliki banyak talenta atau potensi, ia tidak wajib menafkahi dirinya dan anak, jika ia seorang istri. Melainkan wali, orangtuanya, suaminya hingga negara. Dan perempuan memang harus cerdas, sebab ia mengemban amanah mendidik generasi, kita bisa melihat bagaimana generasi hari ini yang sangat rapuh hingga mendapat julukan generasi strawberry, di luar begitu cantik, namun di dalam begitu miskin visi dan misi hidup. Tentu tak semata-mata kesalahan orangtua namun juga negara, yang tak memfokuskan pendidikan generasi berbasis akidah yang kuat. Ketika perempuan harus meninggalkan kodratnya, kemudian beramai-ramai menciptakan kebebasan ala kapitalisme disinilah negara bisa dikatakan gagal meriayah, sebab, meski dalam Islam perempuan tidak terlarang untuk berprestasi dan berkontribusi kepada masyarakat baik sebagai anggota masyarakat maupun tenaga ahli, tetap ia harus memperhatikan standar halal haram, di antaranya harus menutup aurat dengan sempurna, tidak bercampur baur, tidak berkhalwat, tidak menekuni pekerjaan yang mengekploitasi kecantikan wajah dan tubuhnya meski menghasilkan banyak uang, penghargaan dan lainnya. Demikian pula perempuan dilarang tabaruj, dilarang berserikat dalam perusahaan atau bisnis yang diharamkan Allah dan lain sebagainya.
114 Keadaan ini tak akan mungkin bisa terwujud selama kapitalisme masih menjadi aturan baku, hanya satu cara yaitu mencabutnya dan mengganti dengan aturan Allah saja. Allah SWT berfirman yang artinya,” Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” Wallahualam bissawab. Tayang di: https://netizen.harianaceh.co.id/2023/02/20/miss-universe-ilusi-pemberdayaanperempuan
115 Bio Narasi Penulis adalah seorang ibu rumah tangga dikaruniai dua orang anak. Sejak menikah tahun 2001, inggal di Sidoarjo, Jawa Timur . Asli Banyuwangi, lahir tanggal 27 Juli 1974. Kegiatan sehari-hari selain sebagai aktifis dakwah juga sebagai Redaktur Pelaksana di media Lensamedianews.com, tim approval Suara Netizen Indonesia.com, admin FP Muslimahtimes.com, admin Tsaqofah TV Official Web dan contributor tetap beberapa media nasional dan platform umum. Minat menulis sejak 2017, dan lebih menikmati tulisan opini. Inilah cara paling elegan untuk menumpahkan rasa, mengikat ilmu , berbagi ilmu dan pengalaman sekaligus silahturahmi dengan banyak orang dari berbagai daerah dan komunitas menulis. Semoga bisa memberikan manfaat dan jejak karya yang bisa menjadi penambah berat timbangan amal kebaikan al fakir. Aamiin. Bagi yang ingin kontak lebih lanjut dengan penulis, ada beberapa kontak media yang bisa dihubungi: IG:@rutyuyun1974, FB: Jelly Jelly, Blog: rutsriblogspot.com dan Channel Telegram: https://t.me/Rutyuyun1974.