Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Kue Ulang Tahun Ibu
Tak terasa hari ulang tahun Ibu semakin dekat,
hingga hati ini tidak bisa tenang rasanya.
Di setiap hari libur, Ibu selalu membuat
kue. Ibu terlihat sibuk mencari bahan-bahan kue
di tempat biasa. Namun, beberapa bahan kue
yang Ibu cari itu sudah aku gunakan.
“Kak, beberapa bahan kue Ibu kok habis?
Padahal baru seminggu yang lalu Ibu
membelinya,” tanya Ibu sambil menghampiriku.
Hatiku berdebar-debar karena rasa takut
hingga membuatku terdiam. Benar dugaanku, Ibu
curiga. Akhirnya aku memberanikan diri untuk
menjawab.
"Sebenarnya yang memakai bahan kue Ibu
adalah aku,” jawabku lirih.
38
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Kue Ulang Tahun Ibu
"Kamu gunakan untuk apa bahan kue milik
Ibu, Kak? Seharusnya kamu minta izin dulu
kepada Ibu,” kata Ibu.
Mukaku langsung memerah karena malu.
Saatnya aku berkata jujur kepada Ibu, kalau aku
bermaksud membuat kue ulang tahun untuknya.
“Sebelumnya maafkan aku, karena sudah
memakai bahan-bahan kue Ibu karena suatu
alasan,” jelasku.
"Kakak, ingin membuat kue? Kenapa tidak
membuat kue bersama Ibu?” tanya Ibu.
"Aku ingin membuat kue sebagai kado
spesial buat Ibu. Sebentar lagi hari ulang tahun
Ibu, ‘kan?” jelasku.
39
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Kue Ulang Tahun Ibu
Mendengar alasanku, mata Ibu terlihat
berkaca-kaca. Seolah terharu mendengar
alasanku.
“Kenapa kamu melakukan itu, Kak?" tanya
Ibu.
"Aku hanya ingin membuat sebuah kejutan
untuk Ibu,” jawabku.
“Terima kasih, karena Kakak selalu ingat
hari ulang tahun Ibu,” ucap Ibu sambil
tersenyum kemudian memelukku.
“Maafkan aku, Bu,” ucapku.
“Bagaimana kalau sekarang kita membuat
kue itu bersama-sama?” ajak Ibu.
“Ide yang bagus, Bu” sahutku dengan
penuh semangat.
40
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Kue Ulang Tahun Ibu
Akhirnya aku dan Ibu membuat kue
bersama. Ibu memang jago membuat kue. Kue
buatan Ibu selalu enak.
41
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Penyanyi Hebat
PENYANYI HEBAT
Oleh Pradnya Paramita
Sinta adalah seorang penyanyi yang telah
membuat puluhan album. Kini ia telah menjadi
terkenal lewat beberapa lagunya yang memikat
banyak hati para pendengar. Ia sendiri senang
sekaligus bangga dengan bentuk apresiasinya
selama ini. Bahkan kedua orang tuanya selalu
mendukung dari titik terendah sampai
keinginannya berhasil.
Salah satu album, ia cetak lalu dipajang
dengan bingkai yang menghiasi dinding kamar
tamu. Sinta sangat menyukai albumnya itu.
Sehingga setiap orang yang masuk ke rumahnya
pasti akan disambut oleh bingkai tersebut. Sinta
42
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Penyanyi Hebat
benar-benar sangat bahagia dan juga bangga
atas semua pencapainnya. Itu berkat beberapa
lagu yang telah membuat sukses.
Sejujurnya, Sinta pribadi pun pernah
merasa ragu saat awal menjadi penyanyi, tetapi
dia tetap optimis dan percaya diri. Bukankah
pepatah juga mengatakan, ‘Bahwa usaha tidak
akan mengkhianati hasil’. Mungkin ia berpegang
teguh pada prinsip itu.
Ternyata dia juga memiliki kebiasaan saat
akan melakukan sesuatu harus dipikir dengan
baik-baik dan matang. Hal-hal itulah yang
mampu mengantarkan Sinta ke sebuah
kesuksesan.
43
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Penyanyi Hebat
Nyatanya pencapaian Sinta saat ini tidak
juga selalu berjalan mulus. Pernah pada suatu
ketika, dia mengalami sedikit peristiwa yang
tidak diinginkan. Saat akan menyanyikan sebuah
lagu, microphone yang ia pakai mengalami sedikit
kerusakan. Alat itu harus diperbaiki dan untuk
memperbaikinya memerlukan waktu yang cukup
lama.
Acara itu harus tetap berjalan. Agar
situasi tetap kondusif, sebuah ide terlintas di
pikirannya. Tanpa pengeras suara, ia dengan
yakin mengajak bernyanyi semua penontonnya.
Sinta sedikit melantangkan suaranya.
44
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Penyanyi Hebat
“Halo, sobat-sobatku. Biar lebih syahdu,
mari kita menyanyi bersama, ya!” ajak Sinta
dengan suara sedikit lantang.
Sinta mengajak penonton ikut bernyanyi
bersama. Mereka bersahut-sahutan dengan
diiringi suara musik yang lirih.Suasana saat itu
akhirnya dapat terkendali. Bahkan tidak jarang
terdengar sorakan yang memanggil dirinya.
Sinta menganggap bahwa menjadi
penyanyi sangatlah menyenangkan, tetapi dibalik
itu semua tetap membutuhkan perjuangan.
45
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
SAHABAT SEJATI
Oleh Fatahillah Wahyu Pratama
Hari yang indah kini menjadi suram seperti
keadaan hati yang meratapi hari indahku. Itu
karena aku ditinggal sahabat yang selama ini
setia menemaniku baik suka maupun duka. Di
sepanjang waktu, kami sering bermain bersama-
sama.
Sahabatku bernama Zainal. Zainal tinggal
di Sidotopo. Zainal anak pertama dari dua
bersaudara. la adalah seorang anak ceria dan
pemberani. Kami bersahabat sudah cukup lama.
Aku mengenal Zainal waktu kami bersama
mendaftar di SDN Tanah Kalikedinding II
Surabaya.
46
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
Setelah awal perkenalan itu, pertemanan
kami berlanjut. Kami sering bermain dan belajar
bersama. Itu juga karena kami teman sekelas.
Kami selalu bersama bagaikan amplop dan
perangko yang tak bisa terpisahkan. Itulah kami.
Tidak terasa kami sudah naik ke kelas 5.
Hari pertama, aku dan Zainal sangat senang. Bisa
bertatap muka setelah sekian lama sekolah
dirumah karena adanya wabah covid-19. Disaat
pelajaran di kelas, ada seorang Kakak kelas yang
memberi pengumuman kalau Sabtu besok
diadakan Persami.Kakak kelas itu sangat ramah
dan murah senyum.
Hari ini hari Sabtu. Kami berkumpul
dilapangan untuk diberi arahan mengenai
47
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
Persami. Kami saling berbagi tugas danceria
dalam mengikuti kegiatan Persami. Kami diajari
banyak hal tentang kemandirian oleh Kak Rani.
Saya mengira Persami itu kegiatan yang
membosankan. Ternyata tidak, kita malah bisa
belajar banyak.
Waktu malam tiba diadakanlah api
unggun. Kami bernyanyi dan bercanda bersama.
Begitu asyiknya acara tersebut, ternyata ada
kejadian kurang enak.
GUBRAK….
“Maaf, Nal. Aku tidak sengaja. Aku tidak
melihatmu kalau kamu di belakang,” ucapku.
Aku tidak sengaja menyenggol Zainal.
Zainal punterjatuh, sehingga jam tangan
48
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
kesayangannya pecah. Zainal sangat marah
padaku karena jam tangan tersebut kado ulang
tahun dari Ayahnya. Permintaan maafku tidak
dijawab.
Suasana acara itu berubah, muka
Zainalmarah dan cemberut. Tidak lama, acara api
unggun pun selesai. Kami bersiap untuk istirahat.
Zainal tetap diam dan tidak mau bicara, meski
aku sudah meminta maaf.
Pagi pun telah datang. Kami bersiap untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya. Zainal tetap
diam padaku dengan kejadian semalam. Zainal
juga tidak mau duduk di sebelahku saat kegiatan
dilanjutkan. Aku sangat sedih karena sebelumnya
kami selalu bersama-sama.
49
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
Akhirnya aku memberanikan diri untuk
meminta bantuanKak Rani untuk meminta maaf
ke Zainal. Aku bercerita ke Kak Rani tentang
kejadian saat api unggun. Alhamdulillah, Kak
Rani mau membantuku. Zainal dipanggil oleh Kak
Rani. Setelah itu, kami bertiga masuk dalam satu
kelas. Kak Rani menjelaskan dan membantuku
menyampaikan permintaan maafku.
“Nal, ada apa diantara kamu dengan
Fatah?” tanya Kak Rani.
“Semalam dia menjatuhkanku hingga jam
kesayanganku rusak, Kak,” ucap Zainal sambil
menunjuk aku.
“Fatah bilang kalau dia tidak sengaja, jadi
dia tidak bermaksud begitu. Kalian berdua ‘kan
50
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Sahabat Sejati
bersahabat. Lebih baik kalian berdua baikan saja
ya,” pesan Kak Rani.
“Nal, aku minta maaf sekali. Sumpah aku
tidak sengaja dan aku berjanji tidak akan seperti
itu lagi,” sahutku.
Setelah sempat berdebat, akhirnya Zainal
mau memaafkanku. Aku sangat senang, karena
kita bisa berbaikan. Terima kasih sahabatku,
Zainal dan Kak Rani. Aku berjanji tidak akan
menjadi anak yang ceroboh lagi. Sahabat sejati
akan selalu memaafkan dan saling mendukung
disaat suka maupun duka.
51
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Salah Paham
SALAH PAHAM
Oleh Musdalifah Aprilia
Dulu waktu masih SD. Aku mempunyai empat
orang sahabat yang selalu setia bersama. Mereka
adalah Anggun, Ira, Savira, dan Keisa. Kami
kemana-mana selalu bersama. Aku beruntung
punya sahabat seperti mereka. Mereka selalu
membuat aku senang. Kadang-kadang juga
membuat emosi.
Hari Senin, mereka semua bermain di
rumahku. Kami mengerjakan tugas daring dulu.
Selesai mengerjakan tugas, lanjut bermain. Kami
juga tertawa, bercanda, dan lain sebagainya.
Menjelang ashar, teman-temanku pulang. Lalu
aku makan, mandi, dan berangkat ke masjid.
52
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Salah Paham
Kami ke masjid untuk membantu membersihkan
area masjid.
Sudah azan kita langsung wudu dan
langsung Salat Maghrib. Sesudahnya, kami
mengaji hinggamenunggu Salat Isya.
Keesokan harinya, Ira datang ke rumahku
untuk pinjam buku cerita.
“Lia, bolehkah aku pinjam buku ceritamu?”
tanya Ira.
“lya, Ira. Silahkan dipinjam,” sahutku.
"Terimakasih, Lia," jawab Ira
"Sama-sama, Ira,” kata Lia.
Keesokan harinya, Savira dan Keisa
melihat Anggun bermain dengan Kansa. Mereka
berdua tertawa bersama. Melihat itu, Savira dan
53
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Salah Paham
Keisa cemburu, kalau sahabatnya dekat dengan
orang lain. Lalu Savira dan Keisa melaporkan
kejadian itu padaku. Sebenarnya aku sudah tahu
kalau Anggun dan Kansa memang teman dekat.
Aku cuek saja. Aku tidak berhak buat melarang
Anggun dekat dengan siapapun.
Aku tahu kalau mereka cuma berteman.
Lagi pula Kansa tidak membuat persahabatan
kita hancur. Aku kemudian menjelaskan ke
mereka.
“Anggun juga ingin bermain dengan
temannya,” kataku.
Mendengar itu, mereka berdua tetap tidak
terima. Ternyata Savira dan Keisa ingin membuat
hubungan Anggun dengan Kansa tidak akur.
54
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Salah Paham
Savira dan Keisa mempunyai ide ingin mendekati
Mita.
Tujuannya agar Anggun merasa cemburu.
Sesudah itu, Anggun melihat Savira dan Keisa
akrab dengan Mita. Ternyata Anggun pun
cemburu, karena mereka berdua dekat dengan
Mita. Tidak disangka, Anggun marah besar,
bahkan menangis. Sementara itu, aku dan Ira
tidak tahu kalau ada masalah.
Keesokan harinya, pukul 8 pagi, Ira chat di
Whatsapp. Ira bercerita kalau Anggun cemburu
melihat Savira dan Keisa dekat dengan Mita.
Mendengar kabar itu, aku langsung ke rumah
Anggun.
55
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Salah Paham
Aku langsung berbicara dengan Anggun.
Pertama Anggun tidak percaya dengan
penjelasanku. Aku berusaha membujuknya dan
mengatakan kalau Anggun itu salah paham.
Akhirnya Anggun percaya. Kemudian aku
meminta Anggun, Savira, dan Keisa untuk saling
meminta maaf.
Di situ mereka akur lagi. Senang sekali
kalau sahabat sudah berdamai. Sebagai sahabat,
aku wajib menyelesaikan masalah di antara kami
dan yang terpenting tidak sampai terulang lagi.
56
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
SECUIL MAKNA
Oleh Savira Azura Putri
Aku akan sedikit bercerita tentang keseharianku
selama pandemi. Perkenalkan namaku Savira.
Aku siswa kelas 4 dari SDN Tanah Kalikedinding
II Surabaya. Aku adalah siswa yang imut dan
lucu. Setidaknya itu menurutku dan orang tua.
Suatu hari matahari bersinar sangat cerah
dan awan terlihat begitu indah. Keadaan seketika
itu berubah, karena munculnya Virus Corona.
Kejadian itu memberikan dampak buruk, seperti
banyak para pekerja yang kehilangan mata
pencaharian. Dampak buruk yang aku rasakan
adalah sekolah yang ditutup.
57
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
Ditutupnya sekolah mengakibatkan siswa-
siswi harus belajar di rumah atau melakukan
daring. Meskipun belajar di sekolah dilakukan
secara daring, aku tetap tidak lupa membantu
kedua orang tua. Tentunya sebagai anak yang
berbakti, itu adalah sebuah kewajiban dan salah
satu hal yang patut disyukuri.
Keseharianku dimulai pukul 5 pagi.Aku
bergegas mandi lalu melaksanakan SalatSubuh di
musala. Setelah semua sudah selesai, aku
kembali ke rumah. Sembari menunggu Ibu datang
dari pasar, aku merapikan tempat tidur.
TOK … TOK… TOK….
Bergegas aku membukakan pintu.
58
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
“Eh, ternyata Ibu sudah datang!”
sambutku.
Barang bawaanya, langsung aku bawa ke
dapur. Saat berjalan menuju dapur, aku
penasaran masakan yang akan dibuat oleh Ibu.
“Ibu… Ibuingin memasak apa?” tanyaku.
“Memasak sayur sup, Nak,” jawab Ibu.
“Boleh aku membantu?” tanyaku.
“Potong saja sayurnya,” jawab Ibu.
Aku bergegas memotong sayuran. Aku
potong panjang-panjang dan tidak dipisah antara
daun dengan batang. Lalu Ibu melihat hasil
pekerjaanku. Ibu tersenyum.
59
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
“Jangan dipotong terlalu panjang.Paling
penting adalah batang sayur dan daunya harus
dipisahkan, Nak,” ucap Ibu.
“Kenapa, Bu?” tanyaku.
“Agar saat direbus batang sayur yang
keras bisa lunak terlebih dahulu, kemudian
daunnya dimasukkan,” jelasIbu sambil memasak.
Tidak berapa lama, masakan sudah matang
dan kami bersiap sarapan pagi bersama. Setelah
selesai sarapan, aku dan Ibu membersihkan meja
makan dan mencuci piring kotor. Ayah berangkat
kerja, sedangkan Kakak berangkat untuk
magang.
Setelah beres-beres selesai, aku bergegas
untuk melihat HP, karena sudah pukul 7 pagi.
60
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
Saatnya mengisi absen untuk sekolah secara
daring. Sambil menunggu tugas dari guru dikirim,
aku menyiapkan semua peralatan untuk
mengerjakan tugas.
Saat mengerjakan tugas, ternyata aku
menemukan soal yang sulit terjawab seperti soal
mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam soal itu,
ada kata-kata yang kurang aku pahami atau tidak
mengerti. Seperti terjemahan Bahasa Inggris -
Bahasa Indonesia atau sebaliknya. Kesulitan
tersebut seringkali aku hadapi, tetapi juga
seringkali cepat teratasi.
Banyaknya waktu di rumah karena sekolah
dilakukan secara daring, membuat aku jadi punya
banyak waktu untuk belajar tentang banyak
61
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Secuil Makna
hal.Seperti masalah menerjemahkan soal Bahasa
Inggris,aku bisa menyelesaikan dengan cara
menggunakan Google Translate atau bahkan
bertanya kepada Kakak.
Meskipun tiap hari selalu mengalami
beberapa kesulitan dalam belajar. Ibu selalu
memberi solusi dan memberi semangat agar terus
belajar. Ibu juga memberikan pesan untuk selalu
berdoa agar pandemi cepat berakhir dan mulai
bisa kembali beraktivitas normal kembali. Amin.
62
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
GARA-GARA NGAJI
Oleh Clarissa Ghina Almeyra Putri
Pagi ini, aku dan Ara berjanji akan pergi di rumah
Dina. Kemarin Dina mengajak kami untuk
bertemu menyelesaikan tugas dari guru mengaji
kami.
"Catatanmu sudah selesai belum, Din?"
tanyaku ke Dina.
"Huh, hari ini aku sebel. Kepala pusing
gara-gara belum makan. Catatan soalnya banyak
banget lagi, belum hafalan buat nanti di musala.
Jadi malas rasanya,” jawab Dina.
"Loh... Kamu nggak boleh gitu, Din. Ini kan
tugas, tujuannya supaya kita bisa memahami arti
63
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
Bahasa Arab. Pak Ustaz sudah baik ngasih tugas
ini ke kita!" kata Ara.
"Bener tuh yang Ara bilang. Kita nggak
boleh males ngaji. Udah kita kerjakan bareng-
bareng aja, yuk!” ajakku.
Dina memang terbilang anak yang agak
pemalas. Lagi pula dia anak yang gampang marah
dan baperan. Beda lagi dengan Ara yang kalem,
pemalu, dan polos. Ara yang selalu mengalah tiap
ada perdebatan antara kami bertiga. Mereka
memang sahabatku sejak kecil, aku pun sudah
paham dan hafal dengan sifat mereka masing-
masing.
"Dari mana kita memulai ini?" tanya Ara.
64
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
"Gimana kalau kita tulis dulu di buku. Lalu
kita hafalkan masing-masingayat, satu persatu
beserta artinya,” kataku.
"Huh, aku jadi males, sekarang
peraturannya sangat ketat di musala. Kalau
enggak masuk ngaji dihukum suruh baca surat-
surat pendek. Aku mau pindah tempat ngaji
saja,” kata Dina.
“Jangan gitu dong, Din. Cuma hafalan dan
nulis surat-surat pendek aja kamu udah nyerah?
Aku aja meskipun belum hafal setidaknya
mencoba dihafalin," kata Ara.
Siang berganti sore menjelang magrib. Di
musala anak-anak yang lain sudah berkumpul
untuk mengaji.
65
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
"Ca, Dina mana?" tanya Ara padaku.
"Loh… Mana aku tau, dari tadi aku di sini.
Aku kira bareng kamu berangkatnya. Apa kita
jemput dia saja di rumahnya?” tanyaku.
"Ya udah, yuk! Kitata izin dulu ke Pak
Ustaz,” jawab Ara.
Sesampainya di rumah Dina. Aku dan Ara
memanggil Dina, tapi ternyata rumahnya kosong.
"Kayaknya Dina anggak ada deh," kataku.
"Ke mana ya dia? Apa dia sengaja pergi
supaya enggak hadir ngaji," tanya Ara sambil
celingukan.
“Hm ... Sudahlah kita balik saja ke musala,
yuk!" ajakku kepada Ara.
66
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
Sepulang mengaji, Ara menemuiku di
rumah. Dia memberitahu kalau Dina habis jatuh
dari sepedanya. Dina menabrak tong sampah
karena kabur sewaktu mau mengaji. Dia ingin
melarikan diri karena takut disuruh hafalan oleh
Pak Ustaz.
"Apa? Beneran kamu, Ra?" tanyaku kaget.
“lya, Ca. Aku diberitahu sama Ibuku tadi,"
jawab Ara.
"Ya, itulah akibatnya kalau banyak alasan
jadi kualat. Diajak ngaji malah males. Alasannya
banyak aturanlah, yang inilah, yang itulah.
Akhirnya jadi begini ‘kan."
“Makanya kalian jadi anak yang pintar.
Jangan ikut-ikutan malas. Apa lagi ngaji banyak
67
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Gara-Gara Ngaji
pahala. Dapat ilmu yang bermanfaat dunia
akhirat. Semoga kalian bisa mengambil
hikmahnya dari kejadian ini!” kata Ibuku.
Aku mendengar dengan seksama nasihat
Ibu.
68
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
ARTI SAHABAT
Oleh Dhiarra Putri Ayudea Yusuf
Hai, namaku Salsa. Aku punya sahabat bernama
Putri dan Diana. Kami sudah bersahabat sejak
masih SD. Putri orangnya suka usil dan cerewet,
sedangkan Diana lebih pendiam, tetapi
perhatian. Rumah kami tidak berdekatan, tetapi
masih dalam satu kompleks perumahan. Kami
memiliki tempat favorit untuk berkumpul yaitu
rumah pohon di taman komplek.
Setelah lulus SD, Diana masuk di SMP yang
berbeda denganku dan Putri. Aku dan Putri masih
satu sekolah meskipun berbeda kelas. Diana satu
SMP dengan Keyla, musuh kami di SD. Kami tidak
suka dengannya karena dia lebay. Dia juga suka
69
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
mencari perhatian dengan guru-guru dan
menjelekkan teman-teman yang lain.
Awal-awal tahun di SMP, kami masih
sering berkomunikasi dan bertemu walau cuma
sebentar. Kami masih sering berkumpul di rumah
pohon saat sore hari setelah pulang sekolah.
“Diana, aku kangen banget sama kamu,”
kataku sambil memeluk Diana yang berjalan
mendekati rumah pohon.
“Aku juga kangen denganmu dan Putri,”
kata Diana.
“Bagaimana keadaanmu di sekolah? Apa
disana kamu sudah punya teman baru?” tanya
putri penasaran.
“Aku baik-baik saja sih, tetapi aku masih
70
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
belum punya teman lagi. Aku masih sering
sendirian di kelas. Hanya Keyla yang kukenal,”
jawab Diana.
“Mungkin memang butuh waktu, Na,”
kataku menenangkan Diana.
Waktu terus berjalan, kami sIbuk dengan
tugas sekolah masing-masing. Itu membuat kami
hampir tidak pernah bertemu. Kami hanya
berkomunikasi melalui grup Whatsapp. Namun,
akhir-akhir ini grup sepi sekali, tidak ada obrolan
sama sekali selama beberapa hari.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu
Putri dan mengajak Putri untuk bertemu dirumah
pohon saat akhir minggu.
“Put, besok sore kita kumpul di rumah
71
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
pohon, ya. Aku juga akan mengajak Diana,”
ajakku.
“Oke, sampai ketemu nanti ya, Sa,” teriak
Putri sambil meninggalkanku masuk ke kelasnya.
Aku mencoba menghubungi Diana juga,
tetapi dia beralasan ada acara keluarga sehingga
tidak bisa bertemu. Aku tidak memberitahu Putri
bahwa Diana tidak bisa datang karena aku takut
Putri kecewa.
Keesokan harinya, aku datang terlebih
dulu. Setelah aku menunggu lebih dari 1 jam,
Putri datang dan membawa beberapa camilan.
“Diana mana, Sa?” tanya Putri.
“Dia tidak bisa datang karena ada acara
keluarga,” jawabku pelan.
72
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
“Acara keluarga? Aku tadi bertemu dengan
Ayah dan Ibu Diana sedang duduk santai di
depan rumah ketika aku berjalan ke sini,” kata
Putri.
Putri yang penasaran akhirnya mencoba
mencari tahu melalui status Whatsapp, tetapi
tidak menemukan apapun. Lalu mencari di
instagram, Putri menemukan bahwa Diana
sedang pergi bersama Keyla di story
instagramnya. Putri menjadi marah karena
mengetahui Diana berbohong. Aku mencoba
untuk menenangkan Putri. Kejadian tersebut
terjadi lagi dan lagi hingga Putri memutuskan
untuk keluar dari grup Whatsapp kami. Putri
benar-benar jengkel dengan Diana.
73
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
Diana susah sekali dihubungi. Aku
memutuskan untuk pergi ke rumahnya untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Aku tak ingin
persahabatan kami rusak begitu saja. Diana pasti
punya alasan. Akhirnya aku berhasil menemui
Diana dan mencoba mencari tahu alasannya
membohongiku dan Putri. Diana mengajakku
masuk ke kamarnya.
“Na, kenapa akhir-akhir ini kamu tidak bisa
di hubungi? Apa terjadi masalah denganmu?” aku
langsung bertanya tanpa basa-basi sesampai di
kamar Diana.
“Aku sibuk dengan tugas sekolahku yang
banyak kok, Sa,” elak Diana.
“Ya, aku tahu kamu mungkin sibuk dengan
74
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
tugas sekolahmu. Aku merasa akhir-akhir ini
kamu berbeda. Ada yang kamu sembunyikan
dariku dan Putri?” desakku.
“Maafkan aku, Sa! Aku terpaksa
berbohong pada kalian. Aku tak ingin kalian tahu
kalau aku berteman dengan Keyla karena aku
tahu Putri sangat tidak menyukainya,” Diana
mengaku.
“Bagaimana kalau kita menyelesaikan
permasalahan di antara kita? Aku tak ingin
persahabatan kita rusak,” ajakku.
Diana menyetujui. Aku dan Diana akan
menemui Putri di rumahnya untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi.
Sesampai di rumah Putri, ia tidak mau
75
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
menemuiku dan Diana. Mama Putri menyuruhku
masuk langsung ke kamar Putri. Aku berusaha
membujuk Putri hingga akhirnya dia mau diajak
bicara.
“Kenapa kamu bawa Diana kemari? Apa
dia masih teman kita?” tanya Putri ketus.
“Maafkan aku, Put! Aku terpaksa
berbohong karena aku tahu kamu tidak suka
dengan Keyla. Di sekolah hanya Keyla yang mau
mengajakku berteman karena sifatku yang
pendiam. Setelah aku berteman dengan Keyla
akhirnya aku punya banyak teman,” jelas Diana.
“Tolong maafkan Diana, Put! Mungkin
Keyla tidak seburuk yang kita yang bayangkan,
atau mungkin Keyla sudah berubah,” tambahku.
76
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Arti Sahabat
“Salsa benar, Put. Keyla tidak seburuk
yang kita bayangkan dulu. Cobalah kenal lebih
dekat dengannya!,” ajak Diana.
“Maafkan aku juga ya, Na. Aku tak
menyangka bahwa kau kesulitan berteman di
sana. Kapan-kapan kita main bersama lagi ya.
Jangan lupa ajak Keyla juga, Na,” kata Putri
sambil memelukku dan Diana.
Aku, Putri dan Diana akhirnya berbaikan.
Diana sudah tidak pernah menghindar dari kami.
Diana sering mengajak Keyla ketika bertemu
dengan kami. Memang benar bahwa Keyla
sebenarnya anak yang baik ketika kami
mengenalnya lebih dekat.
77
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
AKU PASTI BISA
Oleh Luthfiyah Nisa’ul Husna
Halo perkenalkan namaku Clarissa.Aku tinggal
bersama Nenek.Ibu dan Ayahku sudah meninggal
saat aku kelas 3 SD.
Aku menyukai sejarah karena almarhumah
Ibuku seorang guru Sejarah. Selain itu, Nenekku
juga lebih sering menceritakan kisah-kisah
sejarah perjuangan para pahlawan daripada
dongeng anak. Sehingga aku sangat menyukai
pelajaran Sejarah. Kebiasaan yang lain, aku suka
menyendiri di perpustakaan untuk menghabiskan
waktu istirahat dengan membaca berbagai
macam buku sejarah. Itu membuatku lebih
dikenal sebagai kutu buku.
78
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
Kepergian kedua orang tua terkadang
membuatku iri jika melihat teman-teman
dijemput oleh orang tua mereka ketika pulang
sekolah. Aku selalu dijemput Nenek. Aku pun
melamun membayangkan Ayah menjemputku di
sekolah.
“Clarissa,” suara Nenek memanggilku
membuyarkanlamunan.
“Iya, Nek” aku terkejut.
“Apa yang kamu lamunkan?” tanya Nenek.
“Tidak ada, Nek,” jawabku singkat sambil
mengajak Nenek pulang.
Sesampai di rumah, Nenek sudah
menyiapkan makan siang untukku. Aku tetap
bersyukur masih memiliki Nenek yang sangat
79
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
menyayangiku meskipun sudah tidak memiliki
orang tua. Nenek membiayaiku sekolah dengan
berjualan kue basah yang dititipkan di warung-
warung. Setelah selesai makan, aku langsung
bermain hingga aku lupa waktu. Nenek mencariku
dan menyuruh pulang. Aku langsung
mandi,masuk ke kamar, dan langsung tertidur
karena terlalu lelah bermain.
Keesokan harinya ketika di sekolah, aku
lupa bahwa hari ini ada ulangan Matematika. Aku
tidak menyukai pelajaran Matematika karena
menurutku itu pelajaran yang sangat sulit dan
rumit.
Sial aku semalam lupa tidak belajar,
mampuslah aku, batinku.
80
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
Pak Guru mulai membagikan kertas soal
ulangan, aku benar-benar bingung
mengerjakannya. Dari 10 soal aku hanya bisa
mengerjakan dua soal. Sisanyaaku hanya bisa
mengerjakan asal. Aku takut ketika Nenek tahu
nilaiku jelek, beliau akan marah.
Sebelum bel pulang berbunyi, Pak guru
membagikan hasil ulangan Matematika tadi. Satu
per satu nama di panggil Pak Guru ke depan.
Ketika namaku dipanggil, Pak Guru memberikan
selembar kertas ulangan yang hasilnya sangat
mengecewakan.
Tak hanya aku yang kecewa dengan hasil
ulangan. Aku juga mengecewakan Nenek. Aku
bertekad untuk memperbaiki kebiasaan burukku
81
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
dan juga belajar matematika. Aku meminta
bantuan pada Lita, teman sekelas yang jago
Matematika untuk mengajariku.
“Lita, bolehkah aku minta tolong padamu?”
tanyaku pada Lita sambil berjalan menuju
gerbang sekolah untuk pulang.
“Selama aku bisa membantu,” jawab Lita
“Aku mau belajar Matematika bersama.
Aku akan datang ke rumahmu,” kataku.
“Boleh saja, nanti sore langsung ke
rumahku saja,” kata Lita.
“Terima kasih banyak,” sahutku.
Aku bertekad untuk rajin belajar agar tidak
mengecewakan Nenek. Seperti biasa aku pulang
sekolah dijemput Nenek. Kali ini aku tidak
82
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
langsung bermain. Aku memilih untuk membaca
buku di kamar dan sorenya aku ke rumah Lita
untuk belajar bersama. Kebetulan rumah Lita
tidak jauh dari rumahku. Ketika belajar bersama,
aku susah sekali mempelajari Matematika.
Namun, aku tetap semangat dan terus berusaha.
Tiga bulan berlalu, ujian akhir semester
ganjil tiba.
“Kali ini aku akan serius belajar agar tidak
mengecewakan Nenek,” gumamku.
Saat tiba waktunya ujian Matematika aku
merasa kurang percaya diri. Aku masih merasa
kurang mampu memahami pelajaran Matematika.
“Kamu pasti bisa, Sa,”kata Lita
menenangkanku.
83
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Aku Pasti Bisa
Aku hanya membalasnya dengan
senyuman. Aku mengerjakan soal demi soal yang
ada dengan seluruh kemampuanku. Aku tidak
yakin hasilnya akan memuaskan. Namun, aku
berusaha untuk tidak membuat Nenek kecewa
padaku.
Tibalah waktu pembagian rapor. Nenek
datang untuk mengambil raporku. Sepulang
Nenek dari sekolah, beliau menunjukkan hasil
raporku. Tidak terlalu memuaskan, tapi cukup
membuat Nenek senang.
84
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – First Time On Plane
FIRST TIME ON PLANE
By Aqilah Ignacia Zahrah
One week ago my mom got the wedding news
from my family in Jakarta that my cousin would
get married on March 13rd 2022. A moment mom
and dad were looking for a flight ticket to
Jakarta.
“Is it true mom?” I’m surprised.
“Yes, of course. We will go to Jakarta by
plane on March 12th 2022 at 13:55 pm,” My Mom
said.
“Yeah I’m so happy, mom and dad thank
you,” I said.
At 12.00 PM I was going to the airport. I
was so nervous because this was my first time
85
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – First Time On Plane
going to Jakarta by plane. Before going to the
airport I had to pick up my mom at the office at
11:00 AM. After that we went to the airport.
When we are waiting for the plane I got
scissors inside My grandma’s bag. It was kinda
funny too. It’s was kindle, omg but that ok, the
plane arrived and when I got in I was so nervous
and when it started flying I was nervous but
when I saw a cloud, i`was not nervous anymore
and we arrived in Jakarta and yea our suitcase
was late but that ok cus there`s my aunt name
oca so were having a chit chatting with aunt and
I said, “Ugh finally.”
Arriving in Jakarta we went straight to
aunt oca’s house. Right at 19:30 pm we arrived
86
Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – First Time On Plane
at my aunt’s house. My aunt Oca has a pet cat
named luna. Luna is so cute I want to play with
her. But my mom won’t let me play with her.
My Mom says, “Ignas don’t hold the cat
later the allergy will recur!”
“Huuh… ok Mom” I said with a
disappointed tone.
After dawn prayer my mom woke me up to
take a quick shower, because I would go to
Bekasi soon to attend my cousin ryan’s wedding.
“Ignas woke up, we had to hurry to
Bekasi,” mom said.
“Woahhh... ok Mom”I said.
After taking a shower we immediately
rushed to Bekasi. Thank God the journey from
87