The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Tanah Kalikedinding II Surabaya

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Ameilia_Cristiani, 2022-07-28 22:35:00

AKSARA MUDA

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Tanah Kalikedinding II Surabaya

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Perjuangan Ibu

PERJUANGAN IBU

Oleh Cinta Aurellia Dzakirah

Namaku Kirana, aku terlahir dari keluarga yang
kurang mampu. Ayahku bekerja sebagai tukang
becak. Ibuku berjualan roti yang dititipkan di
warung-warung dan dijajakan keliling kampung.
Hasil dari kerja Ayah dan Ibu terkadang hanya
cukup untuk makan.

Aku memiliki seorang Adik laki-laki
bernama Gio. Aku sering membantu Ibu
berjualan kue di sekolah untuk memenuhi
kebutuhan sekolahku dan Adik. Aku mendapatkan
beasiswa di sekolah sehingga membantu
meringankan beban orang tua.

138

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Perjuangan Ibu

Berbeda dengan Gio yang akhir-akhir ini
sering tidak mau berangkat sekolah. Dia malu
dengan teman-temannya karena sering dipanggil
oleh gurunya. Gio sudah beberapa bulan ini
sudah menunggak biaya sekolah.

“Gio, ayo berangkat sekolah!” teriak Ibu
memanggil Gio yang tak mau beranjak dari
tempat tidurnya.

“Aku malas sekolah. Bayar dulu uang
sekolahku, Bu,” jawab Gio tegas.

Aku yang mendengarnya ikut sedih. Aku
kasihan pada Ibu dan Ayah yang sudah
membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan.
Gio memang bisa dibilang anak yang malas. Dia
tidak mau tahu apa yang terjadi di keluarga. Ibu

139

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Perjuangan Ibu

berusaha meminjam uang untuk membayar uang
sekolah Gio.

Ayah dan Ibu memutar otak untuk
membayar biaya sekolah Gio. Jualan Ibu akhir-
akhir ini sepi pembeli. Tidak banyak kue yang
laku, membuat Ibu juga kadang merugi. Aku
memiliki ide untuk membantu Ibu menjual kuenya
secara online.

“Bu, bagaimana kalau aku membantu
menjual kue Ibu secara online? Jadi Ibu hanya
membuat kue yang sudah pasti pembelinya,”
kataku.

“Bisa begitu ya, Nak?” tanya Ibu.
“Bisa, Bu. Hanya bermodal ponsel yang aku
miliki ini saja,” jelasku pada Ibu.

140

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Perjuangan Ibu

Aku mencoba memfoto semua jenis kue
dagangan Ibu. Aku mengatur sedemikian rupa
dagangan Ibu supaya terlihat lebih menarik.
Kucoba mengunggah foto-foto tersebut di
instagram pribadiku, grup, dan status Whatsapp.
Aku berharap usaha membantu Ibu berhasil.

Minggu-minggu awal usaha yang
kulakukan untuk membantu Ibu tidak begitu
membuahkan hasil. Namun, aku tetap
menyemangati Ibu dan terus berusaha. Sewaktu
aku dan Ibu berbelanja bahan kue, kami bertemu
dengan Bu Sari, tetanggaku yang sudah lama
pindah.

“Aurel, kamu sudah besar ya sekarang.
Kalian sedang apa disini?” tanya Bu Sari.

141

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Perjuangan Ibu

“Kami sedang belanja bahan kue untuk
dijual, Bu Sari,” jawab Ibu.

“Wah kebetulan sekali saya sedang
mencari penjual kue untuk membantu di toko kue
baru saya. Bersediakah Ibu membantu saya?”
tanya Bu sari.

Ibu menyetujui tawaran Bu Sari. Mulai
besok Ibu sudah bisa bekerja di toko kue Bu Sari.
Mendengar hal itu aku sangat senang. Ibu bisa
mendapat pekerjaan tetap sehingga bisa
membantu ekonomi keluarga dan membayar
biaya sekolah Gio.

142

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Jadi Dokter

JADI DOKTER

Oleh Adelia Suci Aszahra

Banyak orang memanggilku dengan panggilan
Adel. Aku adalah bocah mungil dengan rambut
yang dikepang ke belakang. Aku adalah anak
ketiga dari empat bersaudara. Rumahku dekat
dengan taman di Jalan Songgolangit.

Kebetulan sepulang sekolah, aku dan
beberapa teman-teman akan belajar bersama di
taman dekat rumahku.Waktu telah menunjukkan
pukul 13.00. Selesai makan siang, aku
berpamitan kepada Ibuuntuk pergi belajar
bersama di taman sebelah rumah. Ibu
memberikan izin dengan syarat kalau berangkat
harus diantar dan ditemani oleh Kakak. Sesampai

143

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Jadi Dokter

di taman, sudah ada tiga temanku yang sudah
menunggu di sana.Saat melihat mereka, lantas
dengan suara lantang aku langsung menyapa.

“Halo, gaes!Di sana kalian rupanya,”
sapaku.

Sambil menunggu satu teman yang belum
datang, kami bercerita bersama. Tidak lama
kemudian, dari kejauhan terlihat Rara sedang
mengayuh sepedanya dengan kencang. Tak lama
kemudian terdengar suara yang sangat keras.

BRUAK ….
Kami menoleh ke arah selatan, ternyata
Rara tertabrak oleh pengendara sepeda motor.
Seketika itu, kami langsung menghampiri Rara.
Kakak langsung menyuruh untuk mengambil

144

Gendis Sewu Berkarya:
Aksara Muda – Jadi Dokter

peralatan medis yang ada di rumah. Setelah itu
Kakak langsung memberikan pertolongan
pertama dengan membersihkan lukanya dengan
air. Kemudian menyeka lukanya dengan alkohol.
Lukanya dibalut dengan perban yang di dalamnya
sudah diberi kapas dengan obat merah. Setelah
itu, Kakak mengantar Rara pulang ke rumahnya.

Acara belajar bersama pun akhirnya
ditunda. Dari kejadian itu, aku sempat berpikir
ingin menjadi seperti Kakak. Kakaksebagai dokter
bisa membantu meringankan beban orang yang
terkena musibah.Terlebih lagi tugas sebagai
dokter itu sangat mulia. Aku merasa bangga
mempunyai Kakak seperti itu.

145


Click to View FlipBook Version