Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Pelurusan Sejarahbahwa Pangeran Sabakingkin atau Sultan Maulana Hasanuddin nikah dengan Putri Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf), pelurusan sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan Mahmud Badaruddin II Kesultanan Palembang Darussalam sedang anak ketiga Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad Nazaruddin bergelar Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama (inilah Sejarah Bikinan Belanda). Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan nama lengkap Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat Pengawal Kesultanan masing-masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan Muhammad Nazaruddin yang bergelar Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke Palembang pada masa Inggeris masuk ke Palembang...bukan untuk memerangi palembang tetapi menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah dengan Sultan Mahmud Badaruddin II). Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Pada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 16
4. Kerajaan Mataram Islam Sejarah Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang. Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan dianugerahi wilayah tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta). Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi desa yang makmur dan setelah ia meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar). Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Pertempuran antara Pajang dan Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya. Setelah Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan kesultanan Mataram. Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam, Sutawijaya menghadapi banyak rintangan, terutama dari bupati di pantai utara Jawa yang dulunya tunduk kepada Pajang. Mereka terus melakukan pemberontakan karena ingin melepaskan diri dari Pajang dan menjadi kerajaan yang merdeka. Kendati demikian, Sutawijaya tetap berhasil melakukan perluasan wilayah hingga berhasil menduduki seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram sempat beberapa kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk memerangi VOC. Selain itu, wilayah kekuasaan Mataram hampir meliputi seluruh Pulau Jawa. Letak Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kota Gede, Yogyakarta. Karena posisinya berada di pedalaman, kerajaan ini menggantungkan perekonomiannya pada hasil pertanian. Sedangkan daerah pesisir pantai di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Penarikan upeti dari wilayah-wilayah kekuasaan penghasil beras membuat perekonomian berkembang dengan cepat. Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I. Amangkurat I memiliki sifat yang bertolak belakang dengan sang ayah, bahkan disebut sebagai raja yang bengis. Setelah tragedi demi tragedi terjadi, rakyat mulai takut dan terbentuk sikap antipati. Akibatnya, rakyat bersatu menyerang kerajaan di bawah pimpinan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Dalam serangan itu, Amangkurat I wafat dan putra mahkota meminta dukungan VOC untuk membubarkan pasukan Trunojoyo. Dengan bantuan VOC, putra mahkota pun berhasil menyingkirkan Trunojoyo. Putra mahkota kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II dan memindahkan ibu kota Mataram ke Kartasura. Pada masa pemerintahan raja-raja Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 17 Gubernur Jender al Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.
berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar. Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dalam kesepakatan tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.Kerajaan Mataram Islam banyak menyisakan peninggalan baik di Surakarta ataupun Yogyakarta. Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Surakarta. Benteng Vastenburg Pasar Gedhe Hardjonagoro Rumah Sakit Kadipolo Masjid Agung Kraton Surakarta Taman Sriwedari Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Masjid Agung Gedhe Kauman Masjid Kotagede Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning Pasar Kotagede Kompleks Makam Kerajaan Imogiri 5. Kerajaan Pajang Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa. Keberadaannya mulai muncul setelah runtuhnya kesultanan demak. Kerajaan Pajang berdiri pada tahun 1549 hingga 1587 Masehi. Keberadaannya digagas oleh pendirinya yaitu Jaka Tingkir setelah ia memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang. Simak sejarah Kerajaan Pajang disini. Saat terjadi perselisihan antara Jaka Tingkir (Hadiwijaya) dan Arya Penangsang, kondisi Kerajaan Demak menjadi tidak stabil. Peperangan itu terjadi sekitar tahun 1546 sesaat setelah Sultan Demak wafat. Jaka Tingkir sebagai pemenang pertempuran memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Pajang. Awalnya dalam kisah sejarah diceritakan bahwa sebelum kerajaan tersebut resmi berdiri, Jaka Tingkir telah menjabat sebagai pemimpin Wilayah Pajang. Beliau menjabat pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Karena kemenangannya melawan Arya Penangsang, pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindah ke daerah Pajang. K Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah lebih tepatnya di wilayah Kertasura yang pada saat itu merupakan salah satu wilayah pedalaman di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang juga tidak terlalu luas yaitu hanya meliputi wilayah Jawa Tengah. Pasca wafatnya Sultan Trenggono, banyak wilayah Jawa Timur yang melepaskan diri. Walaupun saat itu kekuasaannya melemah, Sultan Hadiwijaya tidak lantas tinggal diam. Pada tahun 1586 Sultan Hadiwijaya melakukan pertemuan dengan para petinggi atau adipati di Jawa Timur. Pertemuan tersebut membuahkan hasil yang baik. Para petinggi Jawa Timur bersedia mengakui Kedaulatan Kerajaan Pajang atas wilayahnya. Dalam kisah sejarah Kerajaan Pajang, masa kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan sultan yang pertama yaitu Sultan Hadiwijaya Beliau adalah orang yang pandai berpolitik sehingga bisa mengajak para pemimpin wilayah Jawa Timur untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang. Selain itu dirinya juga ahli dalam menentukan taktik ekspansi wilayah. Kerajaan Pajang menjadi kerajaan yang makmur karena rakyatnya hidup melalui aspek aspek pertanian. Kondisi alamnya yang subur karena lokasinya yang diapit oleh dua sungai membuat perekonomiannya maju. Bahkan pada abad ke 16 hingga 17 masehi kerajaan ini menjadi salah satu lokasi produksi padi yang mampu mengekspor hasil berasnya ke luar wilayah Pajang Peninggalan Kerajaan Pajang Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 18
a. Bandar Kabanaran Bandar Kabanaran adalah saah satu bukti peninggalan Kerajaan Pajang. Tak heran jika keberadaannya menjadi salah satu bukti sejarah Kerajaan Pajang, Situs ini terletak di tepi Sungai Jenes yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Pada masanya, Sungai Janes atau yang dukunya disebut dengan Sungai Kabanaran merupakan jalur perdangan yang cukup ramai. b. Pasar Laweyan Hasil peninggalan Kerajaan Pajang yang berikutnya adalah Pasar Laweyan. Pada masanya, pasar ini merupakan pusat perekonomian rakyat. Bahkan hingga saat ini Pasar Laweyan masih digunakan sebagai salah satu lokasi jual beli oleh masyarakat. Sayangnya hingga saat ini belum ada kisah spesifik tentang pembangunan Pasar Laweyan dalam sejarah Kerajaan Pajang. c. Masjid Laweyan Tak hanya pasar, bukti peninggalan Kerajaan Pajang adalah Masjid Laweyan. Masjid yang satu ini menjadi salah satu bukti penyebaran agama islam di Solo. Hingga saat ini masjid tersebut masih berfungsi dan memang telah dilakukan beberapa perbaikan. Walaupun sudah beberapa kali diperbaiki, masih terlihat beberapa hasil peninggalan Kerajaan Pajang. GlOSARIUM : - DAFTAR PUSTAKA : Kemendikbud.2017. Sejarah untuk SMK/MAK Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017: Jakarta LP2IP. 2020. Sejarah Indonesia X berdasarkan kurikulum 2013: Yogyakarta Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 19
MODUL AJAR SMK KESATRIAN KESEHATAN 2 PURWOKERTO SEJARAH INDONESIA Kelas/Fase : X/E Semester : Gasal I. INFORMASI UMUM : A. Identitas Modul Nama Penyusun : Meta Dewi Larasati, S.Pd Nama Sekolah : SMK Kesatrian Purwokerto Tahun Penyusunan : 2022 – 2023 Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Alokasi Waktu : 180 menit ( 2 pertemuan @2 x 45menit) Capaian Pembelajaran & Elemen : Fase E Capaian Pembelajaran Sejarah Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsepkonsep dasar manusia, ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia. Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Elemen Pemahaman Konsep Sejarah Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji peristiwa sejarah; menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis. Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup lokal, nasional, serta global; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, serta masa depan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 1
Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan HinduBuddha; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan HinduBuddha; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan HinduBuddha dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan HinduBuddha dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Elemene Keterampilan Proses Sejarah Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar dasar ilmu sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam meliputi: 1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat (sejarah keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain-lain); mengumpulkan sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana lingkungan sekitar, perpustakaan, dan internet; melakukan seleksi dan kritik terhadap sumbersumber primer maupun sekunder; melakukan penafsiran untuk mendeskripsikan makna di balik sumber-sumber primer dan/atau sekunder; dan menuliskan hasil penelitian dalam bentuk historiografi. 2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang menitikberatkan pada proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya. 3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa kini, dan masa depan; Penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan. 4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; Mengaitkan hubungan antara peristiwa sejarah lokal, nasional, dan global. 5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini. 6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain. B. Kompetensi Awal Peserta didik memahami tentang kerajaan-kerajaan islam yang tersebar di Indonesia Peserta didik memahami tentang awal mula berdirinya kerajaan Islam C. Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Berkebinekaan Global Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 2
Gotong royong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif D. Sarana & Prasarana Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain: 1. Laptop/ PC / Handphone 2. Jaringan internet yang bagus 3. Alat tulis & buku 4. Akun Gmail, pengumpulan tugas melalui Google Classroom 5. LK 6. Lembar bimbingan/ Konsultasi E. Target Peserta Didik Terdapat 3 target Peserta Didik, yaitu: 1. Peserta didik regular /tipikal 2. Peserta didik dengan kesulitan belajar (hanya menonjol pada salah satu gaya belajar saja) 3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran yang digunakan adalah dengan metode Problem Based Learning. II. KOMPONEN INTI : A. Tujuan Pembelajaran Menjelaskan tiga pola penyebaran Islam dari pendekatan kolaboratif antara perdagang dan pemimpin, pendekatan Pesisir ke Pedalaman dan pendekatan Istana ke Rakyat Jelata Mampu menjelaskan keterkaitan sifat toleransi pemimpin dan penyebaran Islam di wilayah kerajaan Hindu/Buddha B. Pemahaman Bermakna 1. Masa lalu merupakan pijakan untuk kebaikan di masa depan 2. Belajar sejarah akan memperkuat literasi, dan dengan literasi kita akan terhindar dari racun berita “hoax”. C. Pertanyaan Pemantik 1. Apakah kamu mengetahui tentang bukti pengaruh islam yang masih ada hingga kini ? 2. Apa saja peninggalan atau kebudayaan pengaruh Islam di Indonesia ? D. Persiapan Pembelajaran Menyiapkan bahan ajar/materi Menyiapkan alat dan bahan Menyiapkan rubric penilaian Menyiapkan alat penilaian Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 3
Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 4 – 5 Islam di Indonesia (bukti-bukti pengaruh Islam yang masih ada hingga kini) Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. Aperpepsi Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik Apakah kamu mengetahui tentang bukti pengaruh islam yang masih ada hingga kini ? Apa saja peninggalan atau kebudayaan pengaruh Islam di Indonesia ? Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguhsungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : bukti-bukti pengaruh Islam yang masih ada hingga kini Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan Memberitahukan materi pelajaran yang di bahas pada pertemuan itu. 15 menit Kegiatan Inti Stimulation /rangsangan Membaca buku paket sejarah Indonesia tentang bukti-bukti pengaruh Islam yang masih ada hingga kini Menampilkan video/gambar bukti-bukti pengaruh Islam yang masih ada hingga kini Problem statetmen Melalui pengamatan gambar dan cerita singkat yang disajikan guru. Guru memberikan kesempatan/ motivasi untuk merumuskan masalah yang didiskusikan Menanya melalui kegiatan diskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lain yang terdapat di buku Kerajaan Islam di Indonesia Siswa sebelumnya sudah membaca terlebih dahulu bukti-bukti pengaruh Islam yang masih ada hingga kini Siswa diberi tugas untuk menganalisis Kerajaan Islam di Indonesia hasil tersebut dibahas dalam pertemuan tatap muka, dan menghasilkan sebuah kesimpulan Kerajaan0kerajaan Islam di Indonesia Data Processing (pengolahan data) Peserta didik merumuskan jawaban dari rumusan masalah yang muncul. Verification (pembuktian) • Peserta didik mencocokkan antara hasil pengamatan gambar dengan buku sumber mengenai pertanyaan atau rumusan masalah yang muncul. 60 menit Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 4
Generalization (menarik kesimpulan) 1. Peserta didik masing-masing kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan diri dengan saling berdiskusi menarik kesimpulan bersama. Penutup 1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini 2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini 3. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar. 15 menit E. Asesmen - Individu & Kelompok - Jenis: Unjuk Kerja & Tertulis F. Pengayaan & remidial - Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai diatas rata-rata untuk mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan. - Remedial diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata untuk mendapatkan ulang penjelasan terkait materi yang dibahas. G. Metode Tanya Jawab dan diskusi H. Refleksi Peserta Didik dan Guru Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran? Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran? Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik? Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran? Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi? Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 5
Lampiran 1 ( Ringkasan Materi) Lampiran 2 ( Lembar Observasi Peserta Didik) RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI HASIL OBSERVASI UPAYA MENGATASI PERUBAHAN INSTRUMEN PENILAIAN : PROSES DAN PRODUK ASPEK TIDAK KOMPETEN CUKUP KOMPETEN KOMPETEN Proses diskusi Peserta didik tidak terlibat dalam diskusi Peserta didik terlibat dalam diskusi namun kurang aktif Peserta didik terlibat dalam diskusi secara aktif Proses Presentasi hasil Peserta didik tidak mampu mempresentasikan hasil diskusi Peserta didik mampu mempresentasi kan hasil diskusi namun dengan sikap yang kurang baik Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan sikap yang baik Hasil penyusunan laporan diskusi Peserta didik tidsk Menyusun laporan diskusi Peserta didik mampu mengidentifik asi permasalaha n namun, kurang menyusun hasil laporan diskusi Peserta didik mampu mengidentifikasi permasalahan dalam diskusi Keterangan : Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidiasi. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 6
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK A. Asesmen Non Kognitif B. Asesmen Kognitif 1. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif : Dengan instrument Via Google form : Berilah skor 1 bila jawabanmu “YA” dan 0 bila “TIDAK” pada kotak di belakangnya ! No Pernyataan skor 1. Saya lebih suka banyak ilustrasi (gambar-gambar) saat belajar 2. Saya lebih mudah memahami pelajaran dengan bantak ilustrasi gambar 3. Saya sangat menyukai obyek yang warna warni 4. Saya sering mengantuk dan susah focus kalau guru menerangkan atau berbicara 5. Saya lebih mudah mengingat materi tayangan film dari pada penjelasan guru 6. Saya lebih mudah mengingat dari penjelasan atau pemapaparan guru 7. Saya lebih mudah hafal apabila diucapkan berulangkali 8. Saya lebih nyaman melafalkan dengan keras saat belajar 9. Saya merasa asik kalau mendengarkan orang yang sedang berbicara 10. Saya lebih suka mendengarkan rekaman daripada membaca buku teks 11. Bongkar pasang peralatan adalah kegemaranku 12. Saya lebih menyukai pembelajaran yang banyak melibatkan gerak badan 13. Saya kurang suka diam lama dikit 14. Saya lebih suka banyak gerak mesti saat belajar 15. Saya lebih mudah belajar melalui praktik daripada mendengarkan Klasifikasi diagnostik : 1 - 5 : lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Visual 6 - 10: lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Auditori 11-15: lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Kinestetik 2. Asesmen Formatif Kuis berbentuk uraian melalui Google Form dan rubrik penilaian tugas. Berikut adalah pertanyaan yang harus dijawab siswa: Kisi-kisi Naskah Evaluasi Tujuan Pembelajaran Jenis Soal Soal Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh Islam pada sistem kalender Essay Jelaskan mengenai pengaruh Islam pada sistem kalender di Indonesia! Peserta didik dapat menganalisis perkembangan seni aksara pada masa Islam Essay Deskripsikan perkembangan seni aksara pada masa Islam di Indonesia! Peserta didik dapat menguraikan makna akulturasi tradisi lokal dengan ajaran islam Essay Uraikan makna akulturasi tradisi lokal dengan ajaran islam! Peserta didik dapat menjelaskan perpaduan tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia Essay Jelaskan perpaduan tradisi Lokal, HinduBudha, dan Islam di Indonesia Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 7
Kunci Jawaban, Rubrik dan Norma Penilaian N o Uraian Jawaban Rubrik Penilaian 1 Pada masa berkembangnya Islam, dikenal sistem kalender Hijriyah. Sistem kalender Hijriah dimulai saat hijrahnya Nabi Muhammad saw. pada tahun 622 M. Selain tahun Hijriyah, di Jawa juga berlaku kalender Jawa Islam yang diciptakan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam. Sistem kalender Jawa Islam didasarkan pada perhitungan waktu perputaran bulan atau komariah. Dalam kalender Jawa Islam, satu tahun ada 354 hari. Sistem penanggalan Jawa Islam mulai berlaku sejak tahun 1633 M atau tahun 1555 Saka. 25 2 Pada masa perkembangan Islam, dikenal tulisan Arab-Melayu yang merupakan wujud akulturasi antara budaya lokal dan budaya Islam. Tulisan Arab-Melayu berwujud tulisan Arab, tetapi berbahasa Melayu. Tulisan Arab-Melayu juga dikenal sebagai tulisan Jawi atau Arab Gundul. Selain tulisan Arab-Melayu, di Indonesia juga berkembang seni kaligraf. Kaligraf adalah seni melukis indah dalam bentuk tulisan Arab. Seni kaligraf muncul dan berkembang karena adanya larangan dalam agama Islam untuk menggambarkan sesuatu makhluk hidup sesuai bentuk aslinya. 25 3 Salah satu jalur penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui perangkat budaya. Ajaran Islam yang ditanamkan melalui perangkat budaya pada akhirnya menyisakan warisan agama lama dan kepercayaan yang sudah ada yang tumbuh subur di masyarakat pada waktu itu, untuk dilestarikan kemudian dibersihkan dari anasir syirik. Pembersihan anasir syirik ini merupakan satu upaya untuk meneguhkan konsep monoteisme (tauhid) dalam ajaran Islam. 25 4 Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha. 25 Jumlah Skor Total 100 a. Kuis: 1) Jelaskan isi teori mekah dalam proses masuknya Islam di Nusantara ! 2) Jelaskan proses masuknya Islam Nusantara melalui teori Gujarat ! 3) Menurut pendapatmu, teori manakah yang paling kuat yang menyatakan adanya Islam masuk ke Nusantara ? b. Rubrik Penilaian Tugas: 1. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas (40%) 2. Kesesuaian karya dg materi (40%) 3. Estetika/keindahan (20%) Nilai = Jumlah Skor Diperoleh X 100 = 100 3. Asesmen Sumatif Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat ! 1) Penyebaran agama islam di Indonesia, salah satunya melalui jalur .... A. B. Peperangan C. Perdamaian D. Pertanian E. Perdagangan F. Perburuan 2) Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari .... A. Gujarat, Mesir, Arab B. Persia, Mesir, Arab C. Tiongkok, Mesir, Turki D. Arab, Turki, Tiongkok E. Gujarat, Arab, Persia 3) Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari ... A. Arab B. Gujarat C. Persia D. Cina E. Turki Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 8
4) Berikut ini merupakan khalifah yang mendapat gelar Khulafaur Rasyidin, kecuali .... A. Abu Bakar B. Umar bin Khattab C. Mu'awiyah D. Usman bin Affan E. Ali bin Abi Thalib 5) Pesatnya penerimaan dan perkembangan agama Islam di Indonesia disebabkan oleh faktor .... A. sikap terbuka dan akomodatif bangsa Indonesia B. diakuinya sistem kasta dalam Islam selama sesuai dengan syariat C. ajaran agama Islam tidak jauh berbeda dengan ajaran Hindu D. seluruh kerajaan Hindu melindungi para pedagang Islam E. telah disesuaikannya Islam dengan alam pikiran masyarakat Indonesia 6) Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan perekonomian yang cukup pesat sebagai akibat dari kondisi .... A. kebijakan ekonomi yang menitikberatkan pada produksi logam mulia B. sebagai kerajaan agraris yang menghasilkan produksi beras melimpah C. letaknya strategis di sekitar Selat Sunda D. memiliki peranan sebagai bandar transit E. berada di tepi selat Malaka 7) Latar belakang Kerajaan Samudra Pasai dijuluki sebagai daerah Serambi Mekkah adalah disebabkan oleh .... A. berkembangnya budaya syiah yang memiliki kesamaan dengan wilayah Iran B. diterapkannya aturan-aturan hukum Islam sehingga memiliki kesamaan dengan masyarakat Arab C. fisik masyarakat Kerajaan Samudera Pasai mirip dengan orang-orang di jazirah Arab D. banyaknya penggunaan nama-nama dari budaya arab yang digunakan oleh masyarakat Kerajaan Samudera Pasai E. banyaknya pedagang Arab dari Mekah yang melakukan aktivitas dagang di wilayah kerajaan 8) Kedatangan agama dan kebudayaan Islam datang ke nusantara dan mewarnai kebudayaan masyarakat Indonesia, di pulau Jawa, terdapat pertunjukan wayang kulit yang bernafaskan Islam meskipun Lakonnya berasal dari Epos Hindu, hal tersebut adalah terjadinya .... A. Asimilasi kebudayaan B. Akulturasi kebudayaan C. sinkretisme D. pergeseran E. degradasi nilai 9) Ajaran mistik dalam islam mendapatkan tempat di penduduk nusantara yang pada saat itu sangat tertarik kepada segala hal yang berbentuk magis dan ajaib, para guru sufi adalah bagian masyarakat Islam yang sudah tidak lagi menghiraukan berbagai perihal duniawi, seluruh hidupnya difokuskan pada mencapai kesalehan dan kepatuhan terhadap Allah SWT, seringkali pada sufi ini diliputi oleh berbagai keajaiban dan keunikan yang membuat masyarakat Nusantara sangat tertarik dan rela mengikuti para guru sufi ini, berdasarkan ilustrasi di atas, saluran islamisasi di Nusantara yang dimaksud adalah .... A. Pendidikan B. Perkawinan C. Penaklukan D. Kesenian E. Tasawuf 10) Faktor yang mendorong proses Islamisasi berjalan dengan baik di kalangan masyarakat adalah ... A. Pendekatan budaya yang dilakukan dalam penyebaran agama Islam B. Aliran sufisme yang melembaga C. Pembawanya adalah pedagang D. Islam tidak mengenal penggolongan masyarakat E. Keramahan dari para pendakwahnya Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 9
Kunci Jawaban : N o Jawaban No Jawab an 1 . D 6. D 2 . E 7. B 3 . B 8. B 4 . C 9. E 5 . A 10 . D Pengayaan & Remedial Pengayaan Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki, mengirim ulang tugas-tugas Remedial Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki, mengirim ulang tugas -tugas Refleksi Peserta Didik & Guru “Segala sesuatu memiliki sejarahnya sendiri. Setiap individu, kelularga, masyarakat dan bangsa, tumbuh dan berkembang melalui sejarahnya sendiri. Semua hal yang telah terjadi di masa lampau tidak dapat diubah. Waktu terus bergerak. Peristiwa demi peristiwa terus ada dan terus terjadi. Oleh karena itu, kita harus benarbenar menghargai waktu. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 10
I. LAMPIRAN A. Lembar Kegiatan siswa 1 Kerjakan secara mandiri dengan memanfaatkan fasilitas internet, carilah minimal 1 (satu) foto/ mengenai bentuk karakteristik peninggalan kebudayaan Islam dilingkungan sekitar. Nama Siswa : ............................................... Kelas : ............... Np Karakteristik budaya Islam Gambar/foto 1 . 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 11
Rubrik Penilaian siswa Aspek Belum kompeten 0-6 Cukup kompeten (6-7) Kompeten 8-9 Sangat kompeten (10) Proses Presentasi Peserta didik tidak mampu mempresentasi kan hasil observasi Peserta didik mampu mempresentasi kan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik Peserta didik mampu mempresenta sikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidak mampu berdiskusi Peserta didik mampu mempresentas ikan hasil observasi dengan sikap yang baik dan mampu Berdiskusi Hasil informasi terkait analisis karakteris tik kebudaya an kerajaan Islam Peserta didik tidak mampu mendapat informasi, tidak menyebutkan hasil budaya islam di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, < 3 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, 4 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, 5 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 12
B. Bahan Bacaan Peserta Didik dan Guru Ringkasan Materi Masuknya Islam di Indonesia A. Teori Masuknya Islam Ada banyak teori yang menerangkan bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia, dari semua teori tersebut kebanyakan menggambarkan Islam masuk pada masa awal-awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Pada masa kekhilafan Islam di tanah Arab, kekhilafahan tersebut mengutus utusannyauntuk datang ke nusantara dan menyebarkan agama Islam di nusantara. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab di pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya Islam di Indonesia. Namun ada juga beberapa teori lain misalnya teori dari India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. Masuknya agama Islam di Indonesia memiliki banyak teori, karena tidak ada yang tahu pasti, kapan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan teori masuknya agama Islam ke nusantara. 1. Teori India (Gujarat) Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh Snouck Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau teori Gujarat ini juga di yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula masuknya islam di Indonesia adalah melalu india (Gujarat). Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai. Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam Malik As-Saleh. 2. Teori Arab (Mekah) Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan teori Islam yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah. Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun 1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di Indonesia. bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi. Teori ini juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan bahwa pada masa itu Bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam perdagangan di nusantara. Kemudian mereka menikah dengan warga pribumi dan berdakwah di nusantara. 3. Teori Persia (iran) Teori yang menyatakan bahwa asal mula Islam masuk ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat berpendapat jika teori Persia ini selaras dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia. Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafikaligrafi yang ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam. Akan tetapi seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang berkembang di Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori Persia ini di anggap kurang relevan dengan fakta yang ada. B. Karakteristik Kebudayaan Kerajaan Islam 1. Kerajaan Samudra Pasai Pasai didirikan pada abad ke-11 oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak dipesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pendiri dan raja pertama. Kerajaan Samudra Pasai adalah Meurah Khair. Ia bergelar Maharaja Mahmud Syah (10421078). Pengganti Meurah Khair adalah Maharaja Mansyur Syah dari tahun 1078-1133. Pengganti Maharaja Mansyur Syah adalah Maharaja Ghiyasyuddin Syah dari tahun 1133-1155. Raja Kerajaan Samudra Pasai Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 13
berikutnya adalah Meurah Noe yang bergelar Maharaja Nuruddin berkuasa dari tahun1155-1210. Raja ini dikenal juga dengan sebutan Tengku Samudra atau Sulthan Nazimuddin Al-Kamil. Sultan ini sebenarnya berasal dari Mesir yang ditugaskan sebagai laksamana untuk merebut pelabuhan di Gujarat. Raja ini tidak memiliki keturunan sehingga pada saat wafat, kerajaan Samudra Pasai dilanda kekacauan karena perebutan kekuasaan. Meurah Silu bergelar Sultan Malik-al Saleh (1285-1297). Meurah Silu adalah keturunan Raja Perlak (sekarang Malaysia) yang mendirikan dinasti kedua kerajaan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahannya, system pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut dan darat sudah terstruktur rapi. Kerajaan mengalami kemakmuran, terutama setelah Pelabuhan Pasai dibuka. Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dan Perlak berjalan harmonis. Meurah Silu memperkokoh hubungan ini dengan menikahi putri Ganggang Sari, anak Raja Perlak. Meurah Silu berhasil memperkuat pengaruh Kerajaan Samudra Pasai di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan perdagangan yang kuat di Selat Malaka. Raja-raja Samudra Pasai selanjutnya adalah Sultan Muhammad Malik Zahir (12971326), Sultan Mahmud Malik Zahir (1326-1345), Sultan Manshur Malik Zahir (13451346), dan Sultan Ahmad Malik Zahir (1346-1383). Raja selanjutnya adalah Sultan Zainal Abidin (1383-1405). Pada masa pemerintahannya, kekuasaan kerajaan meliputi daerah Kedah di Semenanjung Malaya. Sultan Zainal Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam kepulau Jawa dan Sulawesi dengan mengirimkan ahli-ahli dakwah, seperti Maulana Malik 2. Kerajaan Demak Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam. Dukungan daerahdaerah yang juga merupakan jalur perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit. Raden Patah adalah raja pertama Kerajaan Demak. Ia memerintah dari tahun 15001518. Pada masa pemerintahan agama Islam mengalami perkembangan pesat. Raden Patah bergelar Senopati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Pengangkatan Raden Patah sebagai Raja Demak dipimpin oleh anggota wali lainnya. Pada masa pemerintahannya, wilayah kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahannya juga dibangun Masjid Agung Demak yang dibantu oleh para wali dan sunan sahabat Demak. Pada masa Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Raden Patah merasa berkewajiban untuk membantu. Jatuhnya kerajaan Malaka berarti putusnya jalur perdagangan nasional. Untuk itu, ia mengirimkan putrannya, Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Namun, usaha itu tidak berhasil. Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518, ia digantikan oleh putranya Pati Unus. Pati Unus hanya memerintah tidak lebih dari tiga tahun. Ia wafat tahun 1521 dalam usahanya mengusir Portugis dari kerajaan Malaka. Saudaranya, Sultan Trenggono, akhirnya menjadi raja Demak ketiga dan merupakan raja Demak terbesar. Sultan Trenggono berkuasa di kerajaan Demak dari tahun 1521-1546. Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak oleh Sultan Gunung Jati. Ia memerintah Demak dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya dan agama Islam berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggono mengirim Fatahilallah ke Banten. Dalam perjalanannya ke Banten, Fatahillah singgah di Cirebon untuk menemui Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Bersama-sama dengan pasukan Kesultanan Cirebon, Fatahillah kemudian dapat menaklukan Banten dan Pajajaran. Setelah wafatnya Sultan Trenggono pada tahun 1546, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena terjadinya perebutan kekuasaan. Perebutan tahta Kerajaan Demak ini terjadi antara Sunan Prawoto dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah Bupati Jipang (sekarang Bojonegoro) yang merasa lebih berhak atas tahta Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik berdarah dengan terbunuhnya Sunan Prawoto oleh Arya Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 14 Ibrahim dan Maulana Ishak.
Penangsang. Arya Penangsang juga membunuh adik Sunan Prawoto, yaitu Pangeran Hadiri. Usaha Arya Penangsang menjadi Sultan Demak di halangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan dari para tetua Demak, yaitu Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang menjadi Perang Saudara. Dalam pertempuran ini, Arya Penagsang terbunuh sehingga tahta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka Tingkir. Jaka Tingkir menjadi raja Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Hadiwijya. Ia kemudian memindahan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang.Walaupun sebenarnya sudah menjadi kerajaan baru, kerajaan Pajang masih mengklaim diri sebagai penerus Kerajaan Demak. Sebagai tanda terima kasih kepada Ki Gede Pemanahan yang telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebuah daerah Perdikan (otonom) yang disebut Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan di sebut Ki Gede Mataram. Sultan Hadiwijaya bukanlah digantikan oleh putranya, yakni Pangeran Benawa, melainkan putra Sunan Prawoto, Aria Pangiri. Pangeran Benawa sendiri diangkat sebagai penguasa daerah Jipang. Pangeran Benawan kurang puas dengan keputusan ini. Apalagi, pemerintahan Aria Pangiri di Pajang juga dikelilingi oleh para bekas pejabat Kerajaan Demak. Pangeran Benawa kemudian minta bantuan kepada Sutawijaya, putra Ki Ageng Mataram, untuk merebut kembali tahta Kerajaan Pajang. Pada tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawan berhasil merebut kembali tahta Kerajaan Pajang. Kemudian, Benawa menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui penyerahan pusaka Pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, Pajang menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Mataram. 3. Kerajaan Banten Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 15 Peninggalan Kerajaan Demak
Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Pelurusan Sejarahbahwa Pangeran Sabakingkin atau Sultan Maulana Hasanuddin nikah dengan Putri Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf), pelurusan sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan Mahmud Badaruddin II Kesultanan Palembang Darussalam sedang anak ketiga Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad Nazaruddin bergelar Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama (inilah Sejarah Bikinan Belanda). Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan nama lengkap Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat Pengawal Kesultanan masing-masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan Muhammad Nazaruddin yang bergelar Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke Palembang pada masa Inggeris masuk ke Palembang...bukan untuk memerangi palembang tetapi menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah dengan Sultan Mahmud Badaruddin II). Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Pada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 16
4. Kerajaan Mataram Islam Sejarah Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang. Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan dianugerahi wilayah tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta). Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi desa yang makmur dan setelah ia meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar). Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Pertempuran antara Pajang dan Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya. Setelah Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan kesultanan Mataram. Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam, Sutawijaya menghadapi banyak rintangan, terutama dari bupati di pantai utara Jawa yang dulunya tunduk kepada Pajang. Mereka terus melakukan pemberontakan karena ingin melepaskan diri dari Pajang dan menjadi kerajaan yang merdeka. Kendati demikian, Sutawijaya tetap berhasil melakukan perluasan wilayah hingga berhasil menduduki seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram sempat beberapa kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk memerangi VOC. Selain itu, wilayah kekuasaan Mataram hampir meliputi seluruh Pulau Jawa. Letak Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kota Gede, Yogyakarta. Karena posisinya berada di pedalaman, kerajaan ini menggantungkan perekonomiannya pada hasil pertanian. Sedangkan daerah pesisir pantai di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Penarikan upeti dari wilayah-wilayah kekuasaan penghasil beras membuat perekonomian berkembang dengan cepat. Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I. Amangkurat I memiliki sifat yang bertolak belakang dengan sang ayah, bahkan disebut sebagai raja yang bengis. Setelah tragedi demi tragedi terjadi, rakyat mulai takut dan terbentuk sikap antipati. Akibatnya, rakyat bersatu menyerang kerajaan di bawah pimpinan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Dalam serangan itu, Amangkurat I wafat dan putra mahkota meminta dukungan VOC untuk membubarkan pasukan Trunojoyo. Dengan bantuan VOC, putra mahkota pun berhasil menyingkirkan Trunojoyo. Putra mahkota kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II dan memindahkan ibu kota Mataram ke Kartasura. Pada masa pemerintahan raja-raja Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 17 Gubernur Jender al Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.
berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar. Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dalam kesepakatan tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.Kerajaan Mataram Islam banyak menyisakan peninggalan baik di Surakarta ataupun Yogyakarta. Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Surakarta. Benteng Vastenburg Pasar Gedhe Hardjonagoro Rumah Sakit Kadipolo Masjid Agung Kraton Surakarta Taman Sriwedari Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Masjid Agung Gedhe Kauman Masjid Kotagede Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning Pasar Kotagede Kompleks Makam Kerajaan Imogiri 5. Kerajaan Pajang Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa. Keberadaannya mulai muncul setelah runtuhnya kesultanan demak. Kerajaan Pajang berdiri pada tahun 1549 hingga 1587 Masehi. Keberadaannya digagas oleh pendirinya yaitu Jaka Tingkir setelah ia memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang. Simak sejarah Kerajaan Pajang disini. Saat terjadi perselisihan antara Jaka Tingkir (Hadiwijaya) dan Arya Penangsang, kondisi Kerajaan Demak menjadi tidak stabil. Peperangan itu terjadi sekitar tahun 1546 sesaat setelah Sultan Demak wafat. Jaka Tingkir sebagai pemenang pertempuran memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Pajang. Awalnya dalam kisah sejarah diceritakan bahwa sebelum kerajaan tersebut resmi berdiri, Jaka Tingkir telah menjabat sebagai pemimpin Wilayah Pajang. Beliau menjabat pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Karena kemenangannya melawan Arya Penangsang, pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindah ke daerah Pajang. K Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah lebih tepatnya di wilayah Kertasura yang pada saat itu merupakan salah satu wilayah pedalaman di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang juga tidak terlalu luas yaitu hanya meliputi wilayah Jawa Tengah. Pasca wafatnya Sultan Trenggono, banyak wilayah Jawa Timur yang melepaskan diri. Walaupun saat itu kekuasaannya melemah, Sultan Hadiwijaya tidak lantas tinggal diam. Pada tahun 1586 Sultan Hadiwijaya melakukan pertemuan dengan para petinggi atau adipati di Jawa Timur. Pertemuan tersebut membuahkan hasil yang baik. Para petinggi Jawa Timur bersedia mengakui Kedaulatan Kerajaan Pajang atas wilayahnya. Dalam kisah sejarah Kerajaan Pajang, masa kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan sultan yang pertama yaitu Sultan Hadiwijaya Beliau adalah orang yang pandai berpolitik sehingga bisa mengajak para pemimpin wilayah Jawa Timur untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang. Selain itu dirinya juga ahli dalam menentukan taktik ekspansi wilayah. Kerajaan Pajang menjadi kerajaan yang makmur karena rakyatnya hidup melalui aspek aspek pertanian. Kondisi alamnya yang subur karena lokasinya yang diapit oleh dua sungai membuat perekonomiannya maju. Bahkan pada abad ke 16 hingga 17 masehi kerajaan ini menjadi salah satu lokasi produksi padi yang mampu mengekspor hasil berasnya ke luar wilayah Pajang Peninggalan Kerajaan Pajang Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 18
a. Bandar Kabanaran Bandar Kabanaran adalah saah satu bukti peninggalan Kerajaan Pajang. Tak heran jika keberadaannya menjadi salah satu bukti sejarah Kerajaan Pajang, Situs ini terletak di tepi Sungai Jenes yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Pada masanya, Sungai Janes atau yang dukunya disebut dengan Sungai Kabanaran merupakan jalur perdangan yang cukup ramai. b. Pasar Laweyan Hasil peninggalan Kerajaan Pajang yang berikutnya adalah Pasar Laweyan. Pada masanya, pasar ini merupakan pusat perekonomian rakyat. Bahkan hingga saat ini Pasar Laweyan masih digunakan sebagai salah satu lokasi jual beli oleh masyarakat. Sayangnya hingga saat ini belum ada kisah spesifik tentang pembangunan Pasar Laweyan dalam sejarah Kerajaan Pajang. c. Masjid Laweyan Tak hanya pasar, bukti peninggalan Kerajaan Pajang adalah Masjid Laweyan. Masjid yang satu ini menjadi salah satu bukti penyebaran agama islam di Solo. Hingga saat ini masjid tersebut masih berfungsi dan memang telah dilakukan beberapa perbaikan. Walaupun sudah beberapa kali diperbaiki, masih terlihat beberapa hasil peninggalan Kerajaan Pajang. GlOSARIUM : - DAFTAR PUSTAKA : Kemendikbud.2017. Sejarah untuk SMK/MAK Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017: Jakarta LP2IP. 2020. Sejarah Indonesia X berdasarkan kurikulum 2013: Yogyakarta Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 19
MODUL AJAR SMK KESATRIAN KESEHATAN 2 PURWOKERTO SEJARAH INDONESIA Kelas/Fase : X/E Semester : Gasal I. INFORMASI UMUM : A. Identitas Modul Nama Penyusun : Meta Dewi Larasati, S.Pd Nama Sekolah : SMK Kesatrian Purwokerto Tahun Penyusunan : 2022 – 2023 Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Alokasi Waktu : 90 menit ( 1 pertemuan @2 x 45menit) Capaian Pembelajaran & Elemen : Fase E Capaian Pembelajaran Sejarah Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsepkonsep dasar manusia, ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia. Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Elemen Pemahaman Konsep Sejarah Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji peristiwa sejarah; menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis. Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup lokal, nasional, serta global; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, serta masa depan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 1
Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan HinduBuddha; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan HinduBuddha; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan HinduBuddha dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan HinduBuddha dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Elemene Keterampilan Proses Sejarah Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar dasar ilmu sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam meliputi: 1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat (sejarah keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain-lain); mengumpulkan sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana lingkungan sekitar, perpustakaan, dan internet; melakukan seleksi dan kritik terhadap sumbersumber primer maupun sekunder; melakukan penafsiran untuk mendeskripsikan makna di balik sumber-sumber primer dan/atau sekunder; dan menuliskan hasil penelitian dalam bentuk historiografi. 2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang menitikberatkan pada proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya. 3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa kini, dan masa depan; Penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan. 4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; Mengaitkan hubungan antara peristiwa sejarah lokal, nasional, dan global. 5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini. 6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain. B. Kompetensi Awal Peserta didik memahami tentang kerajaan-kerajaan islam yang tersebar di Indonesia Peserta didik memahami tentang awal mula berdirinya kerajaan Islam C. Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Berkebinekaan Global Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 2
Gotong royong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif D. Sarana & Prasarana Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain: 1. Laptop/ PC / Handphone 2. Jaringan internet yang bagus 3. Alat tulis & buku 4. Akun Gmail, pengumpulan tugas melalui Google Classroom 5. LK 6. Lembar bimbingan/ Konsultasi E. Target Peserta Didik Terdapat 3 target Peserta Didik, yaitu: 1. Peserta didik regular /tipikal 2. Peserta didik dengan kesulitan belajar (hanya menonjol pada salah satu gaya belajar saja) 3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran yang digunakan adalah dengan metode Problem Based Learning. II. KOMPONEN INTI : A. Tujuan Pembelajaran Menjelaskan tiga pola penyebaran Islam dari pendekatan kolaboratif antara perdagang dan pemimpin, pendekatan Pesisir ke Pedalaman dan pendekatan Istana ke Rakyat Jelata Mampu menjelaskan keterkaitan sifat toleransi pemimpin dan penyebaran Islam di wilayah kerajaan Hindu/Buddha B. Pemahaman Bermakna 1. Masa lalu merupakan pijakan untuk kebaikan di masa depan 2. Belajar sejarah akan memperkuat literasi, dan dengan literasi kita akan terhindar dari racun berita “hoax”. C. Pertanyaan Pemantik 1. Apakah kamu mengetahui tentang kerajaan islam di Indonesia? 2. Bagaimana awal berdirinya kerajaan Islam di Nusantara ? D. Persiapan Pembelajaran Menyiapkan bahan ajar/materi Menyiapkan alat dan bahan Menyiapkan rubric penilaian Menyiapkan alat penilaian Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 3
Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 3 – Islam di Indonesia (Kerajaan Islam di Indonesia) Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. Aperpepsi Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik Apakah kamu mengetahui tentang kerajaan islam di Indonesia? Bagaimana awal berdirinya kerajaan Islam di Nusantara ? Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguhsungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Kerajaan Islam di Indonesia Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan Memberitahukan materi pelajaran yang di bahas pada pertemuan itu. 15 menit Kegiatan Inti Stimulation /rangsangan Membaca buku paket sejarah Indonesia tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Menampilkan video/gambar kerajaan Islam di Indonesia Problem statetmen Melalui pengamatan gambar dan cerita singkat yang disajikan guru. Guru memberikan kesempatan/ motivasi untuk merumuskan masalah yang didiskusikan Menanya melalui kegiatan diskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lain yang terdapat di buku Kerajaan Islam di Indonesia Siswa sebelumnya sudah membaca terlebih dahulu kerajaan Islam di Indonesia Siswa diberi tugas untuk menganalisis Kerajaan Islam di Indonesia hasil tersebut dibahas dalam pertemuan tatap muka, dan menghasilkan sebuah kesimpulan Kerajaan0kerajaan Islam di Indonesia Data Processing (pengolahan data) Peserta didik merumuskan jawaban dari rumusan masalah yang muncul. Verification (pembuktian) • Peserta didik mencocokkan antara hasil pengamatan gambar dengan buku sumber mengenai pertanyaan atau rumusan masalah yang muncul. 60 menit Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 4
Generalization (menarik kesimpulan) 1. Peserta didik masing-masing kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan diri dengan saling berdiskusi menarik kesimpulan bersama. Penutup 1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini 2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini 3. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar. 15 menit E. Asesmen - Individu & Kelompok - Jenis: Unjuk Kerja & Tertulis F. Pengayaan & remidial - Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai diatas rata-rata untuk mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan. - Remedial diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata untuk mendapatkan ulang penjelasan terkait materi yang dibahas. G. Metode Tanya Jawab dan diskusi H. Refleksi Peserta Didik dan Guru Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran? Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran? Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik? Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran? Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi? Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 5
Lampiran 1 ( Ringkasan Materi) Lampiran 2 ( Lembar Observasi Peserta Didik) RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI HASIL OBSERVASI UPAYA MENGATASI PERUBAHAN INSTRUMEN PENILAIAN : PROSES DAN PRODUK ASPEK TIDAK KOMPETEN CUKUP KOMPETEN KOMPETEN Proses diskusi Peserta didik tidak terlibat dalam diskusi Peserta didik terlibat dalam diskusi namun kurang aktif Peserta didik terlibat dalam diskusi secara aktif Proses Presentasi hasil Peserta didik tidak mampu mempresentasikan hasil diskusi Peserta didik mampu mempresentasi kan hasil diskusi namun dengan sikap yang kurang baik Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan sikap yang baik Hasil penyusunan laporan diskusi Peserta didik tidsk Menyusun laporan diskusi Peserta didik mampu mengidentifik asi permasalaha n namun, kurang menyusun hasil laporan diskusi Peserta didik mampu mengidentifikasi permasalahan dalam diskusi Keterangan : Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidiasi. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 6
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK A. Asesmen Non Kognitif B. Asesmen Kognitif 1. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif : Dengan instrument Via Google form : Berilah skor 1 bila jawabanmu “YA” dan 0 bila “TIDAK” pada kotak di belakangnya ! No Pernyataan skor 1. Saya lebih suka banyak ilustrasi (gambar-gambar) saat belajar 2. Saya lebih mudah memahami pelajaran dengan bantak ilustrasi gambar 3. Saya sangat menyukai obyek yang warna warni 4. Saya sering mengantuk dan susah focus kalau guru menerangkan atau berbicara 5. Saya lebih mudah mengingat materi tayangan film dari pada penjelasan guru 6. Saya lebih mudah mengingat dari penjelasan atau pemapaparan guru 7. Saya lebih mudah hafal apabila diucapkan berulangkali 8. Saya lebih nyaman melafalkan dengan keras saat belajar 9. Saya merasa asik kalau mendengarkan orang yang sedang berbicara 10. Saya lebih suka mendengarkan rekaman daripada membaca buku teks 11. Bongkar pasang peralatan adalah kegemaranku 12. Saya lebih menyukai pembelajaran yang banyak melibatkan gerak badan 13. Saya kurang suka diam lama dikit 14. Saya lebih suka banyak gerak mesti saat belajar 15. Saya lebih mudah belajar melalui praktik daripada mendengarkan Klasifikasi diagnostik : 1 - 5 : lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Visual 6 - 10: lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Auditori 11-15: lbh banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Kinestetik 2. Asesmen Formatif Kuis berbentuk uraian melalui Google Form dan rubrik penilaian tugas. Berikut adalah pertanyaan yang harus dijawab siswa: Kisi-kisi Naskah Evaluasi Tujuan Pembelajaran Jenis Soal Soal Peserta didik dapat menjelaskan masa kerajaan Islam Essay Masa kerajaan Islam Apa saja? Peserta didik dapat menganalisis sejarah berdirinya kerajaan Islam di Indonesia Essay Bagaimana sejarah adanya kerajaan Islam di Indonesia? Peserta didik dapat mengklasifikasikan tujuan umat muslim mendirikan kerajaan Essay Apa tujuan umat Islam mendirikan kerajaan Islam di Indonesia? Peserta didik dapat menganalisis penyeab kerajaan islam runtuh Essay Kenapa kerajaan islam di indonesia runtuh? Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 7
Kunci Jawaban, Rubrik dan Norma Penilaian N o Uraian Jawaban Rubrik Penilaian 1 Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521) Kerajaan Demak (1478-1546) Kerajaan Ternate (1257-1683) Kerajaan Gowa (1320-1667) Kerajaan Islam Cirebon (1430-1666) Kerajaan Islam Banten (1552-1813) Kerajaan Mataram Islam (1586-1755) Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1641) 25 2 Kerajaan Islam di Indonesia, diperkirakan telah ada sejak abad ke-13 yang muncul dari lalu lintas perdagangan laut. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok mulai membaur dengan masyarakat Indonesia 25 3 Berdirinya kerajaan Islam untuk menyebar luaskan agama islam sekaligus menjadi penanda masuknya agama Islam di nusantara 25 4 faktor-faktor yang memperngaruhi kemunduran kerajaan-kerajaan Islam Nusantara adalah konflik internal dalam kerajaan, perang saudara, politik adu domba dari bangsa barat, kalah bertempur dengan bangsa barat, serta kalah bersaing dalam perdagangan dengan bangsa barat 25 Jumlah Skor Total 100 a. Kuis: 1) Jelaskan isi teori mekah dalam proses masuknya Islam di Nusantara ! 2) Jelaskan proses masuknya Islam Nusantara melalui teori Gujarat ! 3) Menurut pendapatmu, teori manakah yang paling kuat yang menyatakan adanya Islam masuk ke Nusantara ? b. Rubrik Penilaian Tugas: 1. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas (40%) 2. Kesesuaian karya dg materi (40%) 3. Estetika/keindahan (20%) Nilai = Jumlah Skor Diperoleh X 100 = 100 Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 8
3. Asesmen Sumatif Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat ! 1) Penyebaran agama islam di Indonesia, salah satunya melalui jalur .... A. B. Peperangan C. Perdamaian D. Pertanian E. Perdagangan F. Perburuan 2) Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari .... A. Gujarat, Mesir, Arab B. Persia, Mesir, Arab C. Tiongkok, Mesir, Turki D. Arab, Turki, Tiongkok E. Gujarat, Arab, Persia 3) Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari ... A. Arab B. Gujarat C. Persia D. Cina E. Turki 4) Berikut ini merupakan khalifah yang mendapat gelar Khulafaur Rasyidin, kecuali .... A. Abu Bakar B. Umar bin Khattab C. Mu'awiyah D. Usman bin Affan E. Ali bin Abi Thalib 5) Pesatnya penerimaan dan perkembangan agama Islam di Indonesia disebabkan oleh faktor .... A. sikap terbuka dan akomodatif bangsa Indonesia B. diakuinya sistem kasta dalam Islam selama sesuai dengan syariat C. ajaran agama Islam tidak jauh berbeda dengan ajaran Hindu D. seluruh kerajaan Hindu melindungi para pedagang Islam E. telah disesuaikannya Islam dengan alam pikiran masyarakat Indonesia 6) Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan perekonomian yang cukup pesat sebagai akibat dari kondisi .... A. kebijakan ekonomi yang menitikberatkan pada produksi logam mulia B. sebagai kerajaan agraris yang menghasilkan produksi beras melimpah C. letaknya strategis di sekitar Selat Sunda D. memiliki peranan sebagai bandar transit E. berada di tepi selat Malaka 7) Latar belakang Kerajaan Samudra Pasai dijuluki sebagai daerah Serambi Mekkah adalah disebabkan oleh .... A. berkembangnya budaya syiah yang memiliki kesamaan dengan wilayah Iran B. diterapkannya aturan-aturan hukum Islam sehingga memiliki kesamaan dengan masyarakat Arab C. fisik masyarakat Kerajaan Samudera Pasai mirip dengan orang-orang di jazirah Arab D. banyaknya penggunaan nama-nama dari budaya arab yang digunakan oleh masyarakat Kerajaan Samudera Pasai E. banyaknya pedagang Arab dari Mekah yang melakukan aktivitas dagang di wilayah kerajaan 8) Kedatangan agama dan kebudayaan Islam datang ke nusantara dan mewarnai kebudayaan masyarakat Indonesia, di pulau Jawa, terdapat pertunjukan wayang kulit yang bernafaskan Islam meskipun Lakonnya berasal dari Epos Hindu, hal tersebut adalah terjadinya .... A. Asimilasi kebudayaan B. Akulturasi kebudayaan C. sinkretisme D. pergeseran E. degradasi nilai Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 9
9) Ajaran mistik dalam islam mendapatkan tempat di penduduk nusantara yang pada saat itu sangat tertarik kepada segala hal yang berbentuk magis dan ajaib, para guru sufi adalah bagian masyarakat Islam yang sudah tidak lagi menghiraukan berbagai perihal duniawi, seluruh hidupnya difokuskan pada mencapai kesalehan dan kepatuhan terhadap Allah SWT, seringkali pada sufi ini diliputi oleh berbagai keajaiban dan keunikan yang membuat masyarakat Nusantara sangat tertarik dan rela mengikuti para guru sufi ini, berdasarkan ilustrasi di atas, saluran islamisasi di Nusantara yang dimaksud adalah .... A. Pendidikan B. Perkawinan C. Penaklukan D. Kesenian E. Tasawuf 10) Faktor yang mendorong proses Islamisasi berjalan dengan baik di kalangan masyarakat adalah ... A. Pendekatan budaya yang dilakukan dalam penyebaran agama Islam B. Aliran sufisme yang melembaga C. Pembawanya adalah pedagang D. Islam tidak mengenal penggolongan masyarakat E. Keramahan dari para pendakwahnya Kunci Jawaban : N o Jawaban No Jawab an 1 . D 6. D 2 . E 7. B 3 . B 8. B 4 . C 9. E 5 . A 10 . D Pengayaan & Remedial Pengayaan Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki, mengirim ulang tugas-tugas Remedial Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki, mengirim ulang tugas -tugas Refleksi Peserta Didik & Guru “Segala sesuatu memiliki sejarahnya sendiri. Setiap individu, kelularga, masyarakat dan bangsa, tumbuh dan berkembang melalui sejarahnya sendiri. Semua hal yang telah terjadi di masa lampau tidak dapat diubah. Waktu terus bergerak. Peristiwa demi peristiwa terus ada dan terus terjadi. Oleh karena itu, kita harus benarbenar menghargai waktu. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 10
I. LAMPIRAN A. Lembar Kegiatan siswa 1 Kerjakan secara mandiri dengan memanfaatkan fasilitas internet, carilah minimal 1 (satu) foto/ mengenai bentuk karakteristik peninggalan kebudayaan Islam dilingkungan sekitar. Nama Siswa : ............................................... Kelas : ............... Np Karakteristik budaya Islam Gambar/foto 1 . 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 11
Rubrik Penilaian siswa Aspek Belum kompeten 0-6 Cukup kompeten (6-7) Kompeten 8-9 Sangat kompeten (10) Proses Presentasi Peserta didik tidak mampu mempresentasi kan hasil observasi Peserta didik mampu mempresentasi kan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik Peserta didik mampu mempresenta sikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidak mampu berdiskusi Peserta didik mampu mempresentas ikan hasil observasi dengan sikap yang baik dan mampu Berdiskusi Hasil informasi terkait analisis karakteris tik kebudaya an kerajaan Islam Peserta didik tidak mampu mendapat informasi, tidak menyebutkan hasil budaya islam di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, < 3 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, 4 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Pesera didik mampu mendapatkan informasi, 5 contoh karakteristik kebudayaan kerajaan Islan di masyarakat sekitar Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 12
B. Bahan Bacaan Peserta Didik dan Guru Ringkasan Materi Masuknya Islam di Indonesia A. Teori Masuknya Islam Ada banyak teori yang menerangkan bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia, dari semua teori tersebut kebanyakan menggambarkan Islam masuk pada masa awal-awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Pada masa kekhilafan Islam di tanah Arab, kekhilafahan tersebut mengutus utusannyauntuk datang ke nusantara dan menyebarkan agama Islam di nusantara. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab di pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya Islam di Indonesia. Namun ada juga beberapa teori lain misalnya teori dari India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. Masuknya agama Islam di Indonesia memiliki banyak teori, karena tidak ada yang tahu pasti, kapan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan teori masuknya agama Islam ke nusantara. 1. Teori India (Gujarat) Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh Snouck Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau teori Gujarat ini juga di yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula masuknya islam di Indonesia adalah melalu india (Gujarat). Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai. Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam Malik As-Saleh. 2. Teori Arab (Mekah) Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan teori Islam yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah. Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun 1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di Indonesia. bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi. Teori ini juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan bahwa pada masa itu Bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam perdagangan di nusantara. Kemudian mereka menikah dengan warga pribumi dan berdakwah di nusantara. 3. Teori Persia (iran) Teori yang menyatakan bahwa asal mula Islam masuk ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat berpendapat jika teori Persia ini selaras dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia. Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafikaligrafi yang ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam. Akan tetapi seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang berkembang di Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori Persia ini di anggap kurang relevan dengan fakta yang ada. B. Karakteristik Kebudayaan Kerajaan Islam 1. Kerajaan Samudra Pasai Pasai didirikan pada abad ke-11 oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak dipesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pendiri dan raja pertama. Kerajaan Samudra Pasai adalah Meurah Khair. Ia bergelar Maharaja Mahmud Syah (10421078). Pengganti Meurah Khair adalah Maharaja Mansyur Syah dari tahun 1078-1133. Pengganti Maharaja Mansyur Syah adalah Maharaja Ghiyasyuddin Syah dari tahun 1133-1155. Raja Kerajaan Samudra Pasai Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 13
berikutnya adalah Meurah Noe yang bergelar Maharaja Nuruddin berkuasa dari tahun1155-1210. Raja ini dikenal juga dengan sebutan Tengku Samudra atau Sulthan Nazimuddin Al-Kamil. Sultan ini sebenarnya berasal dari Mesir yang ditugaskan sebagai laksamana untuk merebut pelabuhan di Gujarat. Raja ini tidak memiliki keturunan sehingga pada saat wafat, kerajaan Samudra Pasai dilanda kekacauan karena perebutan kekuasaan. Meurah Silu bergelar Sultan Malik-al Saleh (1285-1297). Meurah Silu adalah keturunan Raja Perlak (sekarang Malaysia) yang mendirikan dinasti kedua kerajaan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahannya, system pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut dan darat sudah terstruktur rapi. Kerajaan mengalami kemakmuran, terutama setelah Pelabuhan Pasai dibuka. Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dan Perlak berjalan harmonis. Meurah Silu memperkokoh hubungan ini dengan menikahi putri Ganggang Sari, anak Raja Perlak. Meurah Silu berhasil memperkuat pengaruh Kerajaan Samudra Pasai di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan perdagangan yang kuat di Selat Malaka. Raja-raja Samudra Pasai selanjutnya adalah Sultan Muhammad Malik Zahir (12971326), Sultan Mahmud Malik Zahir (1326-1345), Sultan Manshur Malik Zahir (13451346), dan Sultan Ahmad Malik Zahir (1346-1383). Raja selanjutnya adalah Sultan Zainal Abidin (1383-1405). Pada masa pemerintahannya, kekuasaan kerajaan meliputi daerah Kedah di Semenanjung Malaya. Sultan Zainal Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam kepulau Jawa dan Sulawesi dengan mengirimkan ahli-ahli dakwah, seperti Maulana Malik 2. Kerajaan Demak Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam. Dukungan daerahdaerah yang juga merupakan jalur perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit. Raden Patah adalah raja pertama Kerajaan Demak. Ia memerintah dari tahun 15001518. Pada masa pemerintahan agama Islam mengalami perkembangan pesat. Raden Patah bergelar Senopati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Pengangkatan Raden Patah sebagai Raja Demak dipimpin oleh anggota wali lainnya. Pada masa pemerintahannya, wilayah kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahannya juga dibangun Masjid Agung Demak yang dibantu oleh para wali dan sunan sahabat Demak. Pada masa Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Raden Patah merasa berkewajiban untuk membantu. Jatuhnya kerajaan Malaka berarti putusnya jalur perdagangan nasional. Untuk itu, ia mengirimkan putrannya, Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Namun, usaha itu tidak berhasil. Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518, ia digantikan oleh putranya Pati Unus. Pati Unus hanya memerintah tidak lebih dari tiga tahun. Ia wafat tahun 1521 dalam usahanya mengusir Portugis dari kerajaan Malaka. Saudaranya, Sultan Trenggono, akhirnya menjadi raja Demak ketiga dan merupakan raja Demak terbesar. Sultan Trenggono berkuasa di kerajaan Demak dari tahun 1521-1546. Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak oleh Sultan Gunung Jati. Ia memerintah Demak dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya dan agama Islam berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggono mengirim Fatahilallah ke Banten. Dalam perjalanannya ke Banten, Fatahillah singgah di Cirebon untuk menemui Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Bersama-sama dengan pasukan Kesultanan Cirebon, Fatahillah kemudian dapat menaklukan Banten dan Pajajaran. Setelah wafatnya Sultan Trenggono pada tahun 1546, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena terjadinya perebutan kekuasaan. Perebutan tahta Kerajaan Demak ini terjadi antara Sunan Prawoto dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah Bupati Jipang (sekarang Bojonegoro) yang merasa lebih berhak atas tahta Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik berdarah dengan terbunuhnya Sunan Prawoto oleh Arya Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 14 Ibrahim dan Maulana Ishak.
Penangsang. Arya Penangsang juga membunuh adik Sunan Prawoto, yaitu Pangeran Hadiri. Usaha Arya Penangsang menjadi Sultan Demak di halangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan dari para tetua Demak, yaitu Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang menjadi Perang Saudara. Dalam pertempuran ini, Arya Penagsang terbunuh sehingga tahta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka Tingkir. Jaka Tingkir menjadi raja Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Hadiwijya. Ia kemudian memindahan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang.Walaupun sebenarnya sudah menjadi kerajaan baru, kerajaan Pajang masih mengklaim diri sebagai penerus Kerajaan Demak. Sebagai tanda terima kasih kepada Ki Gede Pemanahan yang telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebuah daerah Perdikan (otonom) yang disebut Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan di sebut Ki Gede Mataram. Sultan Hadiwijaya bukanlah digantikan oleh putranya, yakni Pangeran Benawa, melainkan putra Sunan Prawoto, Aria Pangiri. Pangeran Benawa sendiri diangkat sebagai penguasa daerah Jipang. Pangeran Benawan kurang puas dengan keputusan ini. Apalagi, pemerintahan Aria Pangiri di Pajang juga dikelilingi oleh para bekas pejabat Kerajaan Demak. Pangeran Benawa kemudian minta bantuan kepada Sutawijaya, putra Ki Ageng Mataram, untuk merebut kembali tahta Kerajaan Pajang. Pada tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawan berhasil merebut kembali tahta Kerajaan Pajang. Kemudian, Benawa menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui penyerahan pusaka Pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, Pajang menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Mataram. 3. Kerajaan Banten Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk. Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 15 Peninggalan Kerajaan Demak
Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Pelurusan Sejarahbahwa Pangeran Sabakingkin atau Sultan Maulana Hasanuddin nikah dengan Putri Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf), pelurusan sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan Mahmud Badaruddin II Kesultanan Palembang Darussalam sedang anak ketiga Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad Nazaruddin bergelar Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama (inilah Sejarah Bikinan Belanda). Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan nama lengkap Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat Pengawal Kesultanan masing-masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan Muhammad Nazaruddin yang bergelar Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke Palembang pada masa Inggeris masuk ke Palembang...bukan untuk memerangi palembang tetapi menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah dengan Sultan Mahmud Badaruddin II). Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Pada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 16
4. Kerajaan Mataram Islam Sejarah Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang. Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan dianugerahi wilayah tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta). Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi desa yang makmur dan setelah ia meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar). Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Pertempuran antara Pajang dan Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya. Setelah Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan kesultanan Mataram. Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam, Sutawijaya menghadapi banyak rintangan, terutama dari bupati di pantai utara Jawa yang dulunya tunduk kepada Pajang. Mereka terus melakukan pemberontakan karena ingin melepaskan diri dari Pajang dan menjadi kerajaan yang merdeka. Kendati demikian, Sutawijaya tetap berhasil melakukan perluasan wilayah hingga berhasil menduduki seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram sempat beberapa kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk memerangi VOC. Selain itu, wilayah kekuasaan Mataram hampir meliputi seluruh Pulau Jawa. Letak Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kota Gede, Yogyakarta. Karena posisinya berada di pedalaman, kerajaan ini menggantungkan perekonomiannya pada hasil pertanian. Sedangkan daerah pesisir pantai di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Penarikan upeti dari wilayah-wilayah kekuasaan penghasil beras membuat perekonomian berkembang dengan cepat. Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I. Amangkurat I memiliki sifat yang bertolak belakang dengan sang ayah, bahkan disebut sebagai raja yang bengis. Setelah tragedi demi tragedi terjadi, rakyat mulai takut dan terbentuk sikap antipati. Akibatnya, rakyat bersatu menyerang kerajaan di bawah pimpinan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Dalam serangan itu, Amangkurat I wafat dan putra mahkota meminta dukungan VOC untuk membubarkan pasukan Trunojoyo. Dengan bantuan VOC, putra mahkota pun berhasil menyingkirkan Trunojoyo. Putra mahkota kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II dan memindahkan ibu kota Mataram ke Kartasura. Pada masa pemerintahan raja-raja Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 17 Gubernur Jender al Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.
berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar. Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dalam kesepakatan tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.Kerajaan Mataram Islam banyak menyisakan peninggalan baik di Surakarta ataupun Yogyakarta. Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Surakarta. Benteng Vastenburg Pasar Gedhe Hardjonagoro Rumah Sakit Kadipolo Masjid Agung Kraton Surakarta Taman Sriwedari Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Masjid Agung Gedhe Kauman Masjid Kotagede Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning Pasar Kotagede Kompleks Makam Kerajaan Imogiri 5. Kerajaan Pajang Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa. Keberadaannya mulai muncul setelah runtuhnya kesultanan demak. Kerajaan Pajang berdiri pada tahun 1549 hingga 1587 Masehi. Keberadaannya digagas oleh pendirinya yaitu Jaka Tingkir setelah ia memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang. Simak sejarah Kerajaan Pajang disini. Saat terjadi perselisihan antara Jaka Tingkir (Hadiwijaya) dan Arya Penangsang, kondisi Kerajaan Demak menjadi tidak stabil. Peperangan itu terjadi sekitar tahun 1546 sesaat setelah Sultan Demak wafat. Jaka Tingkir sebagai pemenang pertempuran memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Pajang. Awalnya dalam kisah sejarah diceritakan bahwa sebelum kerajaan tersebut resmi berdiri, Jaka Tingkir telah menjabat sebagai pemimpin Wilayah Pajang. Beliau menjabat pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Karena kemenangannya melawan Arya Penangsang, pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindah ke daerah Pajang. K Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah lebih tepatnya di wilayah Kertasura yang pada saat itu merupakan salah satu wilayah pedalaman di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang juga tidak terlalu luas yaitu hanya meliputi wilayah Jawa Tengah. Pasca wafatnya Sultan Trenggono, banyak wilayah Jawa Timur yang melepaskan diri. Walaupun saat itu kekuasaannya melemah, Sultan Hadiwijaya tidak lantas tinggal diam. Pada tahun 1586 Sultan Hadiwijaya melakukan pertemuan dengan para petinggi atau adipati di Jawa Timur. Pertemuan tersebut membuahkan hasil yang baik. Para petinggi Jawa Timur bersedia mengakui Kedaulatan Kerajaan Pajang atas wilayahnya. Dalam kisah sejarah Kerajaan Pajang, masa kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan sultan yang pertama yaitu Sultan Hadiwijaya Beliau adalah orang yang pandai berpolitik sehingga bisa mengajak para pemimpin wilayah Jawa Timur untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang. Selain itu dirinya juga ahli dalam menentukan taktik ekspansi wilayah. Kerajaan Pajang menjadi kerajaan yang makmur karena rakyatnya hidup melalui aspek aspek pertanian. Kondisi alamnya yang subur karena lokasinya yang diapit oleh dua sungai membuat perekonomiannya maju. Bahkan pada abad ke 16 hingga 17 masehi kerajaan ini menjadi salah satu lokasi produksi padi yang mampu mengekspor hasil berasnya ke luar wilayah Pajang Peninggalan Kerajaan Pajang Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 18
a. Bandar Kabanaran Bandar Kabanaran adalah saah satu bukti peninggalan Kerajaan Pajang. Tak heran jika keberadaannya menjadi salah satu bukti sejarah Kerajaan Pajang, Situs ini terletak di tepi Sungai Jenes yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Pada masanya, Sungai Janes atau yang dukunya disebut dengan Sungai Kabanaran merupakan jalur perdangan yang cukup ramai. b. Pasar Laweyan Hasil peninggalan Kerajaan Pajang yang berikutnya adalah Pasar Laweyan. Pada masanya, pasar ini merupakan pusat perekonomian rakyat. Bahkan hingga saat ini Pasar Laweyan masih digunakan sebagai salah satu lokasi jual beli oleh masyarakat. Sayangnya hingga saat ini belum ada kisah spesifik tentang pembangunan Pasar Laweyan dalam sejarah Kerajaan Pajang. c. Masjid Laweyan Tak hanya pasar, bukti peninggalan Kerajaan Pajang adalah Masjid Laweyan. Masjid yang satu ini menjadi salah satu bukti penyebaran agama islam di Solo. Hingga saat ini masjid tersebut masih berfungsi dan memang telah dilakukan beberapa perbaikan. Walaupun sudah beberapa kali diperbaiki, masih terlihat beberapa hasil peninggalan Kerajaan Pajang. GlOSARIUM : - DAFTAR PUSTAKA : Kemendikbud.2017. Sejarah untuk SMK/MAK Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017: Jakarta LP2IP. 2020. Sejarah Indonesia X berdasarkan kurikulum 2013: Yogyakarta Meta Dewi Larasati,S.Pd_Sejarah Indonesia_FASE E_TP 2022/2023 - 19