The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book profesi keguruan kelas B 2020 Tadris Matematika IAIN Kudus

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 36 Aris Setyaningsih, 2023-06-26 22:19:39

E-Book Profesi Keguruan

E-book profesi keguruan kelas B 2020 Tadris Matematika IAIN Kudus

Keywords: #ebook #proferikeguruan #tadrismatematikaB2020

i KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan segenap rahmat, nikmat, dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan e-book yang sudah lama dipersiapkan ini dengan tepat waktu. E-book ini menjelaskan mengenai guru sebagai salah satu tenaga kependidikan yang sangat berperan dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan bermartabat yang mempunyai mutu tinggi. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam bidang pendidikan tak lain untuk meningkatkan kemampuan guru agar dapat menjalankan kewajiban dengan baik. E-book ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran umum tentang profesi guru. Sehingga pembaca khususnya calon pendidik dapat menambah wawasan teori- teori keguruan maupun prakteknya secara langsung. Buku yang disajikan ini, kami ambil berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber baik itu buku maupun internet. Semoga e-book yang singkat ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca khususnya untuk calon pendidik dan pendidik yang ingin menjadi guru yang sukses dan professional. Walaupun buku ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun meminta saran dan kritiknya. Atas saran dan kritiknya kami sampaikan terima kasih.


ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB 1 DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, SERTA TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA PENDIDIK............... 1 A. Dasar Pendidikan Nasional ...................................................................... 1 B. Fungsi Pendidikan Nasional..................................................................... 3 C. Tujuan Pendidikan Nasional .................................................................... 4 D. Tugas Tenaga Pendidik ............................................................................ 5 E. Hak dan Kewajiban Tenaga Pendidik ...................................................... 7 BAB 2 PEKERJAAN GURU SEBAGAI PROFESI........................................ 11 A. Makna Guru............................................................................................ 11 B. Guru Sebagai Profesi.............................................................................. 12 C. Tanggung Jawab Guru............................................................................ 14 D. Peran Guru.............................................................................................. 15 E. Profesionalisme Guru ............................................................................. 18 BAB 3 ALUR PENGEMBANGAN PROFESI GURU .................................... 22 A. Pengertian Pengembangan Profesi Keguruan ........................................ 22 B. Pengembangan Profesi Guru .................................................................. 24 C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir Guru ......................................... 35 BAB 4 KARIR GURU DAN PROGRAM PELATIHAN GURU ................... 38 A. Karir Guru .............................................................................................. 38 B. Program Pelatihan Guru ......................................................................... 42 BAB 5 PENILAIAN KINERJA GURU ............................................................ 55 A. Pengertian Kinerja Guru......................................................................... 55 B. Dasar Hukum Penilaian Kinerja Guru.................................................... 56 C. Syarat-syarat Penilaian Kinerja Guru (PKG) ......................................... 57 D. Fungsi Penilaian Kinerja Guru (PKG) ................................................... 58 E. Prinsip Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru.......................................... 59


iii F. Perangkat Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru......................................... 60 G. Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru....................................... 63 H. Penilai Kinerja Guru dan Sanksi ............................................................ 75 I. Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-pihak dalam Pelaksanaan PKG .......... 76 BAB 6 SISTEM PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN GURU........... 77 A. Pengembangan Guru .............................................................................. 77 B. Sistem Penghargaan Terhadap Guru ...................................................... 79 C. Jenis-Jenis Penghargaan Yang Diberikan Kepada Guru........................ 80 BAB 7 ETIKA PROFESI GURU....................................................................... 90 A. Etika Profesi ........................................................................................... 90 B. Tujuan dan Manfaat Etika Profesi.......................................................... 92 C. Prinsip Etika Profesi............................................................................... 95 D. Kode Etik................................................................................................ 97 E. Contoh Pelanggaran Kode Etik .............................................................. 99 BAB 8 PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ................................... 104 A. Peran Guru dalam Pembelajaran .......................................................... 104 B. Masalah-Masalah Internal dan Eksternal Belajar................................. 106 C. Pengolahan Sumber Belajar ................................................................. 110 BAB 9 EMPAT KOMPETENSI GURU ......................................................... 113 A. Pengertian Kompetensi Guru ............................................................... 113 B. Kompetensi Pedagogik......................................................................... 115 C. Kompetensi Kepribadian...................................................................... 117 E. Kompetensi Profesional ....................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 120 TENTANG PENULIS....................................................................................... 123


1 BAB 1 DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, SERTA TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA PENDIDIK A. Dasar Pendidikan Nasional Dasar adalah landasan tempat berpijak atau sandaran daripada dilakukannya suatu perbuatan. Jadi, yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah suatu landasan yang dijadikan pegangan dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun dasar pendidikan nasional bangsa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu dasar ideal, dasar konstitusional dan dasar operasional. Berikut ini adalah penjelasannya : 1. Dasar Ideal Pancasila adalah dasar negara. Oleh karena itu, segala usaha warga negara Indonesia harus berdasarkan kepada Pancasila, lebih-lebih di bidang pendidikan yang merupakan usaha untuk membentuk warga negara yang berjiwa Pancasilais, yang meliputi : a. Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa landasan ideal pendidikan nasional adalah Pancasila. 2. Dasar Konstitusional


2 UUD 1945 adalah dasar negara sebagai sumber hukum. Oleh karena itu UUD 1945 juga menjadi sumber hukum bagi segala aktivitas bagi warga negaranya, terutama di bidang pendidikan. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat dapat dilihat bahwa pemerintah: a. Memajukan kesejahteraan umum. b. Mencerdaskan kehidupan bangsa. c. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Karena UUD 1945 sebagai sumber hukum, maka sumber-sumber hukum lain tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Sebagaimana dalam Bab XIII pasal 31 berbunyi: Ayat 1: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang Pasal 32 ayat 1 berbunyi: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. 3. Dasar Operasional a. UU RI No. 4 Tahun 1950 Jo. UU No. 12 Tahun 1954 Bab III Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran, pada pasal 4 berbunyi Pendidikan dan Pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan Kebudayaan Bangsa Indonesia. b. TAP MPR No. II/MPR/1978 pasal 4 menyatakan: Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah dan dilaksanakan secara bulat dan utuh.


3 c. TAP MPR No. IV/MPR/1983 Ketetapan MPR No. IV/MPR/1983 tentang GBHN mengenai pendidikan menyatakan: Pendidikan Nasional berdasarkan atas Pancasila. Dalam GBHN, pada Bab II tentang landasan pembangunan nasional menyatakan pokok pikiran bahwa hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia, maka landasan pelaksanaan pembangunan nasional adalah Pancasila dan UUD 1945. d. Keputusan Presiden No. 145 Tahun 1965 tentang nama dan rumusan induk sistem pendidikan nasional, menerangkan :Pancasila adalah moral dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dasar atau asas pendidikan nasional sebagai landasan bagi semua pelaksanaan pendidikan nasional adalah Pancasila. Jadi, dasar pendidikan nasional ada tiga, yaitu dasar ideal adalah Pancasila, dasar konstitusional adalah UUD 1945, dan dasar operasional adalah Tap MPR tentang GBHN. B. Fungsi Pendidikan Nasional 1. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sesuai bunyi UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 berbunyi : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.“ 2. Menghilangkan penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. 3. Membentuk pribadi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membentuk warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan mempunyai kesadaran hukum. 5. Membentuk bangsa yang bersatu dan setia pada cita-cita kemerdekaan dan keadilan sosial.


4 6. Membentuk rakyat yang bersedia mempertahankan dan melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. 7. Membentuk budaya yang tinggi serta manusianya sanggup mensyukuri dan memanfaatkan alam semesta dengan segala isinya. Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa Indonesia lebih mengedepankan pada pembangunan sikap, karakter, transformasi nilai-nilai filosofis negara Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme serta mampu bersaing di tingkat internasional. C. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah : 1. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945, tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2023 pasal 3 tentang Sisdiknas, tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 3. Berdasarkan UU No 2 Tahun 1989 pasal 4, tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan bangsa. 4. Berdasarkan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan undang-undang.


5 5. Tap MPR RI No. IV/MPR/1978 dan TAP MPR RI No. II/MPR/1983 tentang GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) dirumuskan, Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Indonesia lebih cenderung mengutamakan pembangunan sikap sosial dan religius. Hal tersebut sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menunjukkan bahwa Indonesia sangat mengedepankan sikap spiritual. D. Tugas Tenaga Pendidik Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (Guru dan Dosen) didasarkan pada UU No 14 Tahun 2005, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa: kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni : a. Tugas dalam bidang profesi Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai . nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu


6 pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. b. Tugas guru dalam bidang kemanusian Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskanbangsa menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila. Dalam Undang . Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa: 1. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta penelitian dan pengabdian pada masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzakiey ada beberapa hal mendasari dari tugas dan tanggung jawab seorang guru, khususnya dalam proses pendidikan dan pelatihan pengembangan kesehatan ruhani (ketakwaan), antara lain : a. Sebelum melakukan proses pelatihan dan pendidikan, seorang guru harus benar-benar telah memahami kondisi mental, spiritual, dan moral, atau bakat, minat, maka proses aktivitas pendidikan akan dapat berjalan dengan baik.


7 b. Membangun dan mengembangkan motivasi anak didiknya secara terus. Menerus tanpa ada rasa putus asa. Apabila motivasi ini selalu hidup, maka aktivitas pendidikan atau pelatihan dapat berjalan dengan dengan baik dan lancar. c. Membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat senantisa berkeyakinan, berfikir, beremosi, bersikap dan berprilaku, positif yang berparadigma pada wahyu ketuhanan, sabda, dan keteladanan kenabian. d. Memberikan pemahaman secara mendalam dan luas tentang materi pelajaran sebagai dasar pemahaman teortis yang objektif, sistematis, metodologis, dan argumentatif. e. Memberikan keteladanan yang baik dan benar bagaimana cara berfikir, berkeyakinan, beremosi, bersikap, dan berprilaku yang benar, baik dan terpuji baik di hadapan Tuhannya maupun dilingkungan kehidupan sehari-hari. f. Membimbing dan memberikan keteladanan bagaimana cara melaksanakan ibadah-ibadah vertical dengan baik dan benar, sehingga ibadah – ibadah itu akan mengantarkan kepada perubahan diri, pengenalan, dan perjumpaan dengan hakikat diri, pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhannya serta menghasilkan kesehatan ruhaninya. g. Menjaga, mengontrol, dan melindungi anak didik secara lahiriah maupun batiniah selama proses pendidikan dan pelatihan, agar terhindar dari berbagai macam gangunaan. h. Menjelaskan secara bijak (hikmah) apa yang ditanyakan oleh anak didiknya tentang persoalan-persoalan yang belum dipahaminya. i. Menyediakan tempat dan waktu khusus bagi anak didik agar dapat menunjang kesuksesan proses pendidikan sebagaimana diharapkan. E. Hak dan Kewajiban Tenaga Pendidik


8 Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan mendidik peserta didik. Tenaga dan waktunya dicurahkan dalam rangka mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak dan karakter peserta didik. Guru merupakan salah satu profesi dari tenaga kependidikan. Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki hak dan kewajiban yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak guru merupakan apa saja yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru dan kewajiban guru adalah apa saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. A. Hak tenaga pendidik (Guru) Berdasarkan Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat 5 hak guru, diantaranya : 1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas. 4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual. 5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Dan pada pasal 43, hak lain yang akan diperoleh guru adalah promosi dan sertifikasi. yakni: 1. Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan. 2. Sertifikasi pendidik dilselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi 3. Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.


9 Berdasarkan pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terdapat 11 hak guru: 1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. 2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. 4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. 5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. 6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan. 7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. 9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. 10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. 11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. B. Kewajiban tenaga pendidik (Guru) Berdasarkan Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kewajiban Guru mencakup : 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.


10 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Kewajiban Guru, diantaranya: 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika. 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.


11 BAB 2 PEKERJAAN GURU SEBAGAI PROFESI A. Makna Guru Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Guru adalah orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid baik secara individual maupun secara kelompok/klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah sebagai tenaga pendidik dikuatkan oleh UU SPN no. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi: "Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi". Selanjutnya dalam ayat 3 berbunyi: "Pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut duru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen". Dalam mewujudkan fungsi, peran dan kedudukan tersebut gara perlu memiliki klasifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Guru yang profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


12 B. Guru Sebagai Profesi Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sardiman (2009: 133) berpendapat, secara umum profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat. Menurut Uno (2008:15), Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru melalui pendidikan dan latihan khusus serta tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan Profesi guru merupakan sebuah jabatan yang profesional, yang memiliki tugas pokok dalam proses pembelajaran. Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur proses pendidikan dan peserta didik. Tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan secara profesional bila persyaratan profesional yang ditetapkan terpenuhi. Adapun tugas guru sebagai profesi adalah sebagai berikut: 1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna. 2. Membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tumbuh dengan menguasai berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, nilai, dan sikap. 3. Menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan menggunakan pendekatan dan metodologi yang penuh dengan kreativitas sehingga kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang. 4. Menanamkan berbagai nilai-nilai dalam diri peserta didik sehingga melekat dan tumbuh menjadi satu dengan perilaku peserta didik setiap hari. 5. Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang memiliki watak dan kepribadian tertentu yang diperlukan oleh masyarakat luas.


13 6. Mengajar peserta didik bagaimana berhubungan dengan orang lain. 7. Mengembangkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak mulia. Fungsi guru dalam proses pendidikan adalah mengajar, mendidik, membina, mengarahkan, dan membentuk watak dan kepribadian sehingga manusia itu berubah menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, cerdas, dan bermartabat. Oleh karena itu, tidak setiap orang dapat menjad guru, tidak setiap orang dapat melaksanakan tugas guru. Guru memerlukan persyaratan dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan yang dirancang khusus untuk itu sehingga dalam melakasakan tugasnya, guru akan terhindar dari kesalahan. Alasannya, bila terjadi kesalahan, hal itu akan berakibat fatal terhadap masa depan peserta didik dan tentu saja amat merugikan dunia pendidikan. Dengan demikian, guru memerlukan pendidikan profesional yang dapat menghasilkan guru yang memiliki kemampuan profesional yang diisyaratkan oleh jabatan guru sebagai sebuah profesi. Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efisien, dan efektif, guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Menguasai ilmu pendidikan, termasuk konsep, teori, dan proses 2. Menguasai teaching learning strategies 3. Memehami ICT dan menguasainya untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran, terutama untuk mendukung penerapan learning strategies yang dikembangkan oleh guru. 4. Menguasai developmental pcychology, psikologi anak, dan psokologi kognitif, 5. Menguasi teori belajar 6. Memahami berbagai konsep sosiologi dan antropologi yang relevan dalam proses pendidikan dan pertumbuhan anak. 7. Menguasai bidang studi tertentu yang relevan dengan tugasnya sebagai guru pada jenjang persekolahan tertentu.


14 8. Memahami administrasi pendidikan, terutama tentang management of learning 9. Menguasasi konsep dan prinsip pengembangan kurikulum 10. Memahami dan menguasi pendidikan nilai, 11. Memahami proses dan dampak globalisasi serta implikasinya terhadap proses pendidikan peserta didik 12. Memahami strategic environment yang environment yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik, 13. Memahami peran dan pengaruh aspek sosial, kultural, dan ekonomi terhadap proses pendidikan. C. Tanggung Jawab Guru Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik dan menjadikan pribadi yang berperilaku baik adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik dan tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya berperilaku buruk untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik. Setiap guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadir di tengah-tengah anak didiknya, guru tidak pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu ketika ada anak didiknya berbuat kurang sopan pada orang lain. Bahkan dengan sabar dan bijaksana guru memberikan nasehat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain. Karena profesi sebagai guru adalah berdasarkan panggilan jjiwa maka bila guru melihat anak didiknya sedang berkelahi, meminum-minuman keras, menghisap ganja, datang ke rumah rumah bordil dan sebagainya guru juga merasakan sakit hati. Guru selalu mencari cara agar anak didiknya terhindar dari perbuatan yang kurang baik. Guru yang seperti itulah yang diharapkan untuk bisa mengabdi di lembaga pendidikan, bukan guru yang hanya bisa


15 mengembangkan ilmu pengetahuan saja dalam otak anak didik. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah tetapi untuk membentuk jiwa anak didik itulah yang sulit sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk yang memiliki otak dan potensi perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi falsafah dan bahkan agama. Menjadi tanggung jawab guru memiliki tujuan untuk memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar bisa melakukan perbuatan yang susila dan bermoral baik. Semua norma itu tidak bisa diberikan ketika di kelas, di luar kelas pun sebaiknya guru memberikan contoh sikap tingkah laku dan perbuatan yang baik. D. Peran Guru Peran guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal yaitu : a) Guru sebagai demonstrator Guru memiliki peran sebgai demonstrator adalah memiliki peran yang mana dapat menunjukkan sikap sikap yang bisa menginspirasi murid untuk melakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik. b) Korektor Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan perannya sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan peserta didik. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap dan sifat peserta didik tidak hanya di sekolah, tetapi juga diluar sekolah.


16 c) Inspirator Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar dari pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya tetapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik. d) Organisator Sebagai organisator, dalam bidang ini guru memiliki peran mengelola kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik. e) Motivator Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak tidak malas belajar dan sebagainya. f) Inisiator Dalam perannya sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Keterampilan guru dan pengajaran kepada anak didik harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini. g) Fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia menyebabkan anak tidak malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru


17 bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik. h) Pembimbing Peran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia yang bersusila baik. Tanpa bimbingan anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya, kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri. i) Pengelola Kelas Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpunnya semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran, dan juga siswa akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik tidak memungkinkan terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Jadi Maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. j) Mediator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material. Media berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang sesuai dengan pencapaian tujuan pengajaran.


18 k) Supervisor Sebagai supervisor guru hendaknya dapat membantu memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisor harus dikuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan keterampilan yang dimilikinya. l) Evaluator Seorang guru dituntut mampu melakukan proses evaluasi, baik untuk mengetahui keberhasilan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran, maupun untuk menilai hasil belajar siswa. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Untuk mewujudkan peran ini, seorang guru dituntut memiliki keterampilan sebagai berikut : Pertama, Mampu merumuskan alat tes yang valid dan reliable. Kedua, Mampu menggunakan alat tes dan non-tes yang tepat. Ketiga, Mampu melaksanakan penilaian secara objektif, jujur dan adil. Keempat, Menindak lanjuti hasil evaluasi secara profesional. E. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru Menurut kamus umum bahasa Indonesia kompetensi berarti kekuasaan atau kewenangan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. dengan gambaran Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan kewenangan guru dalam melaksanakan dan profesi keguruannya. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang


19 ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan Kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena Suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti Guru, Dokter, Hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat Profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Istilah profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan atau performance seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau profesi. Ada yang profesionalisme yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Profesi yang berasal dari istilah profesi atau dalam bahasa Latin Profecus artinya mengakui, mengakukan menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan praktek tertentu, secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mencatatkan tinggi bagi pelaku yang ditekankan pada pekerjaan mental bukan pekerjaan manual, merujuk pada definisi ini, maka guru merupakan profesi, karena berkaitan kemampuan mental yang mensyaratkan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis. pendidikan dengan pengetahuan. Guru adalah jabatan profesional. Artinya mereka memangku suatu jabatan yang merupakan suatu profesi Profesi juga merupakan budaya yang berlaku bagi manusia sebagai makhluk sosial yang dilandasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, sebagai dasar untuk pengembangan diri dan kemandirian ekonomi. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai Citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat, bahwa ia layak menjadi panutan sekelilingnya. atau teladan masyarakat. 2. Persyaratan profesi


20 Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain dikemukakan berikut ini: a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam. b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya. d. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain persyaratan tersebut, menurut hemat penulis sebetulnya masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi antara lain: 1. Memiliki kode etik etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2. Memiliki objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya,guru dengan muridnya. 3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. 3. Jenis - jenis kompetensi Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.


21 Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali, peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan dasar yang harus dimiliki sebagai profesionalisasi tugas guru (2002:102-110) menurut Zainal Aqib adalah : 1. Menguasai bahan. 2. Etik mengelola program belajar. 3. Kelas. 4. Media sumber. 5. Landasan-landasan kependidikan. 6. Interaksi belajar mengajar. 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 8. Fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. 9. Menyelenggarakan administrasi sekolah. 10. Prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.


22 BAB 3 ALUR PENGEMBANGAN PROFESI GURU A. Pengertian Pengembangan Profesi Keguruan Sebelum menguraikan definisi Pengembangan profesi keguruan, terlebih dahulu kita mengetahui apa sebenarnya definisi dari ketiga kata tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengembangan bisa diartikan dengan proses atau perbuatan mengembangkan. Sedangkan menurut UU no. 18 tahun 2002, Pengembangan adalah kegiatan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Menurut KBBI, profesi bisa diartikan dengan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan, tertentu. Selain istilah profesi kita mengenal istilah profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Ketiga istilah tersebut memiliki definisi masing-masing. Sudarwan Danim membedakan ketiga istilah tersebut sebagai berikut: Profesional merujuk pada dua hal yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan kinerja dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan ters menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Sedangkan profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Keguruan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa diartikan perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode


23 pengajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Joan Dean mengemukakan bahwa, pengembangan profesionalitas guru (professional development teacher) dimaknai sebagai a process wherebyteacher become more professional. yakni suatu proses yang dilakukan untuk menjadikan guru dapat tampil secara lebih profesional. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru. Pengembangan dan peningkatan profesi guru juga dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Sedangkan pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Keduanya disesuaikan dengan jabatan fungsional masing-masing. Urgensi program pengembangan guru sendiri didasarkan pada sebuah asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang dihasilkan telah memenuhi kriteria guru profesional. Dengan berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, agar guru dapat memberikan kontribusinya secara maksimal bagi pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka harus ada upaya pengembangan profesi guru yang yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan (terusmenerus). Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi guru dilakukan


24 atas prakarsa pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, dan guru secara pribadi. Pemerintah idealnya berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi guru seperti dalam UU Nomor 14 tahun 2005 bahwasanya pemerintah berkewajiban untuk memberikan dana dalam rangka membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru agar terbentuk guru yang profesional dan mumpuni dari segi kompetensi. Secara pribadi, seorang guru seharusnya memposisikan diri sebagai guru pembelajar. Dimana ia akan selalu berusaha mengupgrade kapasitas dirinya dengan proses belajar mandiri sehingga pengetahuan dan skill yang dimiliki semakin terasah dan memenuhi kriteria sebagai guru yang profesional. Secara umum, kegiatan pengembangan profesi guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa yang selanjutnya meningkatkan mutu pendidikan. B. Pengembangan Profesi Guru 1. Strategi Pengembangan Profesi Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Strategi adalah siasat untuk mencapai sesuatu maksud atau tujuan. Dalam Pengembangan profesionalisme guru selalu mendapatkan perhatian secara global, karena guru berperan penting dalam mencerdaskan bangsa dan sebagai sentral pendidikan karakter. Tugas mulia yang diemban seorang guru tersebut menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda sebagai penerus yang mampu bersaing namun juga unggul dari segi karakter. Mengembangkan profesi guru bukan sesuatu yang mudah, maka diperlukan strategi yang tepat dalam upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi guru. Situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga


25 pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri ke arah profesionalisme guru. Dalam jurnal ekonomi dan pendidikan yang ditulis Mustofa dijelaskan beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi guru, yaitu: a. Strategi perubahan paradigma Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma birokasi agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang berorientasi pelayanan, bukan dilayani. b. Strategi debirokratisasi Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut diatas memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan, strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam konteks pelayanan masyarakat, sementara strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi pengembangan diri guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat. Untuk melakukan profesionalisasi ada tiga pengembangan yang ditawarkan oleh R.D.Lansbury yang dapat dijadikan sebagai kerangka dalam merumuskan strategi pengembangan yakni: a) Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang melekat dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benarbenar dijalankan sesuai dengan tuntunan profesional. b) Pendekatan institusional, pendekatan yang lebih memandang profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau perkembangan asosional.


26 c) Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara. Dari pendekatan diatas, dapat dirumuskan strategi dalam pengembangan profesionalitas kedalam tiga level yaitu: pertama, upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat dikategorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan level ketiga, adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka manajemen pendidikan nasional. Di lihat dari konteks manajemen makro dalam sistem pendidikan nasional, Tilaar menawarkan langkah-langkah yang disebut dengan strategi pengembangan profesionalitas guru yaitu: 1) Mengupayakan terjadinya peningkatan status profesi guru agar dapat sejajar dengan profesi lain. 2) Pengembangan profesionalitas guru harus lebih berorientasi pada peningkatan kualitas, bukan kuantitas. Dalam hal ini maka dperlukan SDM maupun finansial. 3) Profesionalitas guru membutuhkan upaya pendataan kembali terhadap guru agar mereka dapat dikembangkan. 2. Prinsip Pengembangan Profesi Guru Sudarwan Danim menyebutkan ada dua prinsip pengembangan profesi guru yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum pengembangan profesi guru adalah sebagai berikut:


27 a) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminati dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nila keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. b) Satu kesatuan yang sitematis dengan sistem terbuka dan multimakna. c) Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat. d) Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam pembelajaran. Prinsip khusus atau operasional pengembangan profes guru meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. b) Relevan, dimana rumusnya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru sebagai pendidik professional. c) Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d) Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antar kompetensi dan indikator. e) Aktual dan kontekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti perkembangan iptek. f) Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. g) Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan keprofesionalitasnya. h) Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karimya dengan mengacu pada hasil. penilaian yang


28 dilaksanakan berdasarkan indikator- indikator terukur dari kompetensi profesinya i) Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan pendidikan. j) Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya. k) Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas. l) Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan secara bertahap agar guru benar- benar mancapai puncak profesionalitas. m) Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompeten yang ada pada standar kompetensi. n) Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara berkelanjutan perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan seni serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru. o) Accountable, dimana pengembangan profesi guru dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik. p) Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu menberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak terkait. q) Efisien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk hasil yang optimal. 3. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru


29 Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa lepas dari kegiatan pengemban profesi guru itu sendiri Secara inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banyak berasal dari prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan munculnya proses pembiasaan, yang kemudian guru dapat tumbuh dengan sendirinya. Tentu saja, semua itu juga berawal dari prakarsa guru secara individual. Menurut Sudarwan Danim apabila dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir termasuk juga kependidikan pada umumnya dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain: 1) Pendidikan dan Pelatihan a. In-House Training (IHT) Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan Implementa karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal tetapi bisa juga secara internal dengan cara dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki guru lain. Program ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya. b. Program magang Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu misalnya, magang di sekolah Program magang ini dipilih dengan tertentu alasan bahwa keterampilan memerlukan pengalaman nyata. c. Kemitraan sekolah


30 Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapa dilaksanakan antara sekolah yang baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah negeri atau sekolah swasta Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa agar terjadi transfer nilai-nilai kebaikan dari beberapa keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra kepada mitra lain. manajemen sekolah. Misalnya dalam bidang manajemen sekolah. d. Belajar jarak jauh Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu. melainkan dengan sistem pelatihan internet dan sejenisnya. Pelatihan jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau provinsi. e. Pelatihan berjenjang dan khusus Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga- lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar menengah lanjut dan tinggi Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi Sedangkan pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu. f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa


31 kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. g. Pembinaan internal oleh sekolah Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan rekan sejawat. h. Pendidikan lanjut Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guruguru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi. 2) Non-pendidikan dan pelatihan a. Diskusi masalah pendidikan Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan kariernya. b. Seminar Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya


32 berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. c. Workshop Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan kariernya. Workshop dapat dilakukan, misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus, serta penulisan rencana pembelajaran. d. Penelitian Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran. e. Penulisan buku/bahan ajar Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan. f. Pembuatan media pembelajaran Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran. g. Pembuatan karya teknologi/ karya seni Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat. Berbagai model profesionalisme guru yang dikemukakan oleh para ahli ternyata memiliki banyak persamaan. Ahmad Yusuf Sobri menjelaskan dalam jurnalnya pada Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) VIII Tahun 2016 beberapa implementasi model-model


33 profesionalisme guru sehingga memungkinkan guru dapat memilih model tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing yaitu : 1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru Program peningkatan kualifikasi guru dimulai dengan penetapan standar minimum kualifikasi guru. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 42 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut pendidik harus memiliki kompetensi minimum. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 2 ayat (1) menjelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Program ini ditujukan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal sarjana untuk mengikuti pendidikan sarjana bahkan magister pendidikan keguruan dalam bentuk tugas belajar. Namun saat ini, sangat jarang guru berkualifikasi di bawah sarjana. 2. Program penyetaraan dan sertifikasi Program penyetaraan diberikan kepada guru yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan tugas mengajarnya atau bukan dari program pendidikan keguruan. Sedangkan program sertifikasi ditujukan kepada guru yang telah memenuhi syarat (misalnya, minimal telah mengajar lima tahun, lulus UKG) agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan juga memperoleh kesejahteraan.


34 3. Program pemberdayaan KKG dan MGMP KKG adalah wadah kegiatan profesional guru, biasanya untuk guru SD (guru kelas), sedangkan MGMP untuk guru SMP dan SMA sesuai dengan bidang studi masing-masing guru. Dengan adanya wadah ini, guru dapat saling memberi masukan tentang materi pembelajaran yang diajarkan dan dapat mencari alternatif pemecahan terhadap persoalanpersoalan pembelajaran yang dihadapi di dalam kelas. 4. Program pelatihan tradisional lainnya Program pelatihan yang ditujukan kepala guru dengan hanya membahas persoalan aktual dan penting sehingga guru tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. misalnya pembelajaran kontekstual, Kurikulum 2013, blended learning, dan penelitian tindakan kelas. 5. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah Salah satu kelemahan guru adalah kurangnya membaca dan menulis karya ilmiah sehingga karir guru sedikit terhambat karena mereka kekurangan karya ilmiah. Untuk itu gugus sekolah perlu memprogram pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru sehingga mereka produktif dalam berkarya, serta perlu adanya pendampingan dari pihak kepala sekolah dan pengawas pendidikan. 6. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan Pengetahuan dan pemahaman guru tidak hanya terpacu dengan materi pembelajaran di buku, tetapi juga perlu pengetahuan yang lebih luas melalui media cetak dan elektronik, dan bahkan guru diharapkan dapat mengikuti pemberitaan melalui internet. Guru profesional akan selalu mengikuti perkembangan pengetahuan dari berbagai sumber media yang tersedia. 7. Menggalang kerjasama dengan teman sejawat Kerjasama yang erat diantara sejawat guru dapat memberikan peluang pengembangan profesionalnya melalui kegiatan ilmiah dan kegiatan lainnya sehingga profesionalisme guru meningkat.


35 8. Observasi dan Penilaian Kegiatan ini ditujukan kepada guru agar mereka dapat mengamati dan menilai program pembelajaran yang dilakukan sehingga guru memiliki data yang akurat tentang pembelajarannya untuk kemudian mereka dapat melakukan refleksi dan analisis terhadap peningkatan proses pembelajaran di kelasnya. 9. Pemberian penghargaan Agar guru giat menjalankan profesinya, maka diperlukan penghargaan terhadap prestasi yang telah ditorehkan, dan bahkan penghargaan perlu juga diberikan kepada guru tidak tetap sehingga tidak perbedaan perlakuan diantara guru. 10. Model mentoring Model pengembangan ini melibatkan dua guru (guru pemula dan berpengalaman) dan mengandung unsur konseling dan profesional. Guru yang berpengalaman memberikan pelatihan kepada guru pemula agar guru pemula dapat meningkatkan profesionalnya. Ada pula yang menyatakan model ini adalah model supervisi klinis kepada guru pemula. C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir Guru Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, dan/atau olahraga. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 32 ayat (2) bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sementara itu pada ayat (4) disebutkan, bahwa pembinaan dan pengembangan karir guru meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir guru ini harus sejalan


36 dengan jenjang jabatan fungsional mereka. Adapun pola pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru tersebut digambarkan sebagai berikut : Dalam Undang-Undang RI No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, dijelaskan bahwa pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif meningkatkan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru. Sebagaimana penjelasan PP No. 74 tahun 2005 tentang Guru, mengamanatkan bahwa terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu pembinaan dan pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional. Semua guru memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi. Program ini berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian, kebutuhan guru akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam sifatnya. Kebutuhan yang dimaksud dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu pemahaman tentang konteks pembelajaran, penguatan penguasaan materi, pengembangan metode


37 mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman tentang teori-teori terkini. Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga pelatihan non pemerintah, penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di tingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah. Pembinaan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan karir, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam kerangka pembinaan dan pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk peningkatan karir. Kenaikan pangkat ini dilakukan melalui dua termasuk ranah jalur. Pertama, kenaikan pangkat dengan sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja atau dedikasi yang luar biasa.


38 BAB 4 KARIR GURU DAN PROGRAM PELATIHAN GURU A. Karir Guru Pengembangan karir merupakan upaya dari seseorang untuk mencapai rencana karir yang telah disusun. Pengembangan karir pada hakekatnya merupakan usaha pribadi seorang pegawai, jika pegawai tersebut tidak ingin karirnya berkembang maka pengembangan karirnya tidak akan terlaksana. Pengembangan karir sangat penting, karena dapat meningkatkan kesadaran tugas dan pekerjaan, memfasilitasi pemanfaatan potensi diri karyawan, membantu karyawan dalam mengembangkan strategi pengembangan, dan pengembangan karir juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan dalam pekerjaannya. Pengembangan karir mengacu pada proses pengembangan keyakinan dan nilai-nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan seumur hidup tentang dunia kerja. Maka dengan pengertian tersebut, pengembangan karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja produktif seseorang, tetapi lebih luas yaitu sepanjang hayat seseorang. Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan nilai seseorang mengenai dunia kerja, yaitu orang tersebut harus meyakini 'kebenaran' dari apa yang dilakukannya (bekerja) untuk hidupnya dan menerapkan nilainilai yang mendorong kemajuanhidupnya,misalnya: ketekunan, keuletan, kejujuran, pantang menyerah dan hemat. Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang digelutinya juga merupakan upaya pengembangan karir yang sedikit banyak mempengaruhi kualitas dan kuantitas pekerjaan seseorang. Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dunia kerja juga perlu ditingkatkan agar karir mereka dapat berkembang.


39 Guru merupakan profesi yang harus terus dikembangkan. Pengembangan profesi guru merupakan upaya untuk mencapai proses pembelajaran yang berkualitas. Tugas utama seorang guru sebagai pendidik profesional adalah mendidik, mendidik, mengajar, mengajar, melatih, mengevaluasi dan mengevaluasi peserta didik dengan jalur pendidikan formal. Tugas pokok tersebut efektif apabila guru memiliki kemampuan, keterampilan, keterampilan, atau tingkat profesionalisme tertentu yang tercermin dalam keterampilan untuk memenuhi standar kualitas dan etika tertentu. Secara formal, guru profesional harus memenuhi latar belakang akademik minimal s-1/d-IV dan menjadi pendidik bersertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Guru yang memenuhi standar profesi tersebut dapat menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mencapai proses pendidikan dan pembelajaran yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Menjadi warga negara yang taat, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Syarat pengembangan karir seorang guru adalah harus menjadi guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kecakapan dalam hidup dengan paparan sebagai berikut: a. Keterampilan kesadaran diri, meliputi; memiliki kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sadar akan keberadaannya dan menyadari potensinya. b. Keterampilan berpikir, meliputi; kemampuan menggali informasi, terampil dalam mengolah informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. c. Terampil dalam bersosialisasi (social skill), antara lain; terampil berkomunikasi secara lisan dan secara tertulis, dan kooperativ.


40 d. Terampil secara akademik (academic skill), antara lain; terampil dalam mengidentifikasi variabel, terampil merumuskan hipotesis, dan terampil dalam melaksanakan suatu penelitian. e. Terampil dalam Pelatihan Vokasi (Vocational Skills), meliputi; memiliki keahlian khusus di bidang pekerjaan, misalnya spesialis komputer, spesialis akuntansi dan lain-lain. Ada dua prinsip dasar pengembangan karir guru yang perlu dikerahui yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Berikut ini adalah pedoman atau prinsip umum untuk pengembangan karir guru: 1. Demokrasi dan kesetaraan, artinya pengembangan karir guru harus dilakukan atas dasar penghormatan terhadap hak asasi manusia, nilainilai agama dan budaya serta kemajemukan masyarakat. 2. Dilakukan secara sistematis dengan sistem terbuka dan kritis. 3. Proses yang dicapai dengan membina dan memberdayakan pendidik berlangsung seumur hidup. 4. Memberi keteladanan dan menstimulus guru untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan prinsip khusus (operasional) pengembangan karir guru adalah sebagai berikut: 1. Memiliki sikap ilmiah, artinya kompetensi dan semua materi dan kegiatan yang terkandung dalam kompetensi dan indikator harus valid dan dapat dibuktikan secara ilmiah. 2. Relevan, yaitu indikator yang menunjukkan tugas pokok dan fungsi guru. 3. Sistematis, yang berarti bahwa setiap komponen keterampilan harus terhubung secara fungsional. 4. Konsistensi, artinya terdapat hubungan yang konsisten antara kapasitas dan indikator.


41 5. Kontekstual dan Aktual, yaitu pengembangan kompetensi dan indikator yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 6. Fleksibel, artinya kata-kata kompetensi dan indicator dapat berubah tergantung pada kondisi dan kebutuhan. 7. Demokrasi berarti bahwa semua guru memiliki hak yang sama dalam pengembangan profesionalnya. 8. Obyektif, yaitu agar setiap guru dipromosikan dan dilatih secara profesional dan bekerja untuk menggunakan tolok ukur profesional mereka dalam penilaian. 9. Inklusif, artinya setiap guru menerima pengembangan profesional untuk meningkatkan keterampilannya. 10. Mandiri, artinya guru diberi wewenang secara konsisten untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan profesional. 11. Profesional, yaitu pengembangan keprofesian dan karir guru dilaksanakan dengan menitikberatkan pada profesionalisme dan nilainilai. 12. Bertahap, yaitu proses pengembangan profesional atan karir guru dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan aspek-aspek yang berbeda. 13. Jenjang pendidikan yaitu pengembangan profesional dan karir guru berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat kompetensi yang tertera dalam standar kompetensi yang dikembangkan. 14. Keberlanjutan, yaitu pengembangan profesi dan karir guru berlangsung secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan satuan pengajaran. 15. Bertanggung jawab berarti pelaksanaan pengembangan profesional dan profesional guru harus dilakukan secara transparan kepada pemangku kepentingan. 16. Efektivitas, yaitu pengembangan profesional dan karir guru dapat memberikan informasi yang menjadi dasar keputusan.


42 17. Efesien, yaitu kinerja pengembangan profesional atau karir guru harus didasarkan pada berbagai aspek yang dipertimbangkan dengan penggunaan sumber daya yang minimal untuk mencapai hasil yang maksimal. B. Program Pelatihan Guru 1. Pengertian Pelatihan Guru Pelatihan didefenisikan sebagai upaya yang digunakan untuk memberikan guru baru atau guru lama mengenal keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Pendapat lain menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu proses secara sistematis mengubah tingkah laku guru untuk mencapai tujuan organisasi. Latihan itu sendiri merupakan suatu usaha meningkatkan pengetahuan dan keahlian seorang guru untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan ialah proses peningkatan kemampuan yang bertujuan untuk mengembangkan kecakapan, pengetahuan dan sikap kerja seseorang untuk memperbaiki keterampilan kerja yang dimiliki. Sebagai contoh pada saat organisasi perusahaan akan menetapkan sistem administrasi berbasis komputerisasi, maka para guru diminta untuk mempelajari dan mengasah keahlian yang dibutuhkan agar dapat menggunakan komputer. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, dimana guru opersional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu. Pelatihan mampu memberikan pengaruh terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran, hal tersebut dikarenakan dengan adanya pelatihan tersebut akan membuka ruang yang cukup untuk menciptakan


43 kondisi kreatif sehingga membuat guru mampu mengembangkan keterampilannya dalam pembelajaran secara profesional. Dalam hal ini pelatihan juga mampu memfasilitasi pengembangan keterampilan guru dalam pembelajaran melalui suatu program pelatihan profesi oleh pihak terkait. Pelatihan merupakan bagian pengembangan profesi guru, dalam hal ini guru dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya baik yang mengenai wewenangnya maupun keterampilan guru. Bentuk pelatihan bagi profesi guru secara garis besar adalah a) Peningkatan profesi secara individual, b) Peningkatan profesi melalui Iklim Organisasi, c) Peningkatan profesi melalui belajar sendiri, d) Peningkatan profesi melalui media massa. 2. Tahapan – Tahapan dalam Kegiatan Pelatihan a. Penentuan Kebutuhan Penentuan kebutuhan merupakan langkah awal yang amat penting untuk dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kebutuhan secara cermat. Melalui analisis kebutuhan yang cermat dapat diyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang benar- benar perlu dilakukan, jadi tidak hanya sekedar proyek yang sifatnya diada-adakan, tanpa hasil dan tujuan yang jelas. Dalam mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan, terdapat tiga pihak yang perlu dilibatkan, yaitu : 1) Satuan organisasi (Sekolah atau Dinas Pendidikan) yang mengelola sumber daya manusia yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara keseluruhan, baik untuk kepentingan sekarang maupun dalam kerangka mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan masa depan;


44 2) Para kepala sekolah; karena mereka merupakan orang-orang yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan satuan-satuan kerja yang dipimpinnya. Dengan demikian, mereka dianggap, sebagai orang yang paling mengetahui jenis kebutuhan pelatihan yang diperlukan. 3) Guru yang bersangkutan, banyak sekolah yang memberikan kesempatan kepada para gurunya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan tertentu. Titik tolak pemberian kesempatan ini ialah bahwa para guru yang sudah matang secara intelektual memiliki kecenderungan untuk menyadari kelemahan- kelemahan yang masih terdapat dalam dirinya, sehingga membutuhkan adanya usaha pembelajaran. Bagaimanapun kegiatan pelatihan merupakan beban anggaran tersendiri yang harus dipikul oleh sekolah. Oleh karena itu, jika kegiatan pelatihan dilakukan tanpa adanya analisis kebutuhan secara cermat, pada akhirnya dikhawatirkan tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi guru atau pun bagi sekolah. Dengan sendirinya, yang semula pelatihan dimaksudkan untuk kepentingan efektivitas dan efisiensi, malah terbalik menjadi kegiatan yang hanya pemborosan saja b. Penentuan Sasaran Berdasarkan analisis kebutuhan selanjutnya dapat ditetapkan berbagai sasaran yang ingin dicapai dari suatu kegiatan pelatihan, baik yang bersifat teknikal maupun behavioral Bagi penyelenggara, penentuan sasaran ini memiliki arti penting sebagai (1) Tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan. (2) Bahan dalam usaha menentukan Langkah selanjutnya, seperti menentukan isi program dan metode pelatihan yang sesuai. Sedangkan bagi peserta penentuan sasaran bermanfaat dalam persiapan dan usaha apa yang seyogyanya mereka lakukan agar


45 dapat memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari kegiatan pelatihan yang diikutinya. c. Penentuan Program Setelah dilakukan analisis kebutuhan dan ditetapkan sasaran yang ingin dicapai, selanjutnya dapat ditetapkan program pelatihan Dalam penentuan program terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yakni berkenaan dengan jawaban dari beberapa pertanyaan berikut: 1) Kemampuan apa yang hendak dicapai? 2) Materi apa yang perlu disiapkan? 3) Kapan waktu yang terbaik untuk dilaksanakan pelatihan? 4) Dimana tempat yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan pelatihan? 5) Berapa biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pelatihan? 6) Siapa yang paling tepat untuk ditunjuk sebagai instruktur? 7) Bagaimana pelatihan itu sebaiknya dilaksanakan? Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini pada intinya merujuk kepada efektivitas dan efisiensi kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan d. Penerapan Prinsip-Prinsip Belajar Agar pelatihan ini dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan, maka kegiatan pelatihan berlangsung seyogyanya dapat memperhatikan dan menerapkan sejumlah prinsip belajar. Karena peserta pelatihan adalah orang dewasa maka penerapan prinsipprinsip belajar bagi orang dewasa penting untuk diperhatikan. Sementara itu, Nasution mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni:


46 1) Agar-agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan. 2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain 3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya 4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai. diperolehnya pula hasil sambilan. Misalnya tidak hanya bertambah keterampilan pekerjaannya saja tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar dalam bidang yang ditekuninya. 6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya. 8) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain 9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis. 10) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan- tujuan lain. Misalnya, di samping memperoleh keterampilan dari apa yang diberikan dalam pelatihan. Juga, seseorang memiliki tujuan lain, seperti promosi jabatan, kepercayaan dari atasan dan sebagainya. 11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. 12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.


Click to View FlipBook Version