1. Hipofisis (pituitari), organ berbentuk oval, melekat di bagian dasar hipotalamus otak, sebesar
kacang, dan memiliki berat 0,5 gram. Hipofisis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu lobus anterior,
intermedia, dan posterior.
1.1 Hipofisis lobus anterior, menghasilkan hormon – hormon sebagai berikut.
(1) Hormon pertumbuhan (growth hormone / GH) atau hormon somatotropin
(STH) yang berfungsi :
Mengendalikan pertumbuhan dan perbanyakan sel – sel tubuh. Contoh pada
pertumbuhan tulang dan pertambahan massa otot rangka.
Menyebabkan hati memproduksi somatomedin yang berperan dalam pertumbuhan
tulang dan kartilago.
Mempercepat laju sintesis protein dengan cara meningkatkan pemasukan asam
amino melalui membran sel.
Menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel – sel tubuh, sehingga menambah
kadar glukosa darah.
Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi.
Abrnormalitas sekresi growth hormone / GH :
Kerdil (dwarfism), jika kekurangan (hiposekresi) GH selama masa anak – anak
sehingga pertumbuhan terhenti.
Gigantisme, akibat kelebihan (hipersekresi) GH selama masa remaja sebelum
penutupan cakram epifisis yang menyebabkan pertumbuhan tulang panjang
berlebihan.
Akromegali, pembesaran tulang yang tidak proporsional seperti penambahan
ketebalan tulang pipih pada wajah, serta pembesaran pada tangan dan kaki.
Akromegali terjadi akibat hipersekresi GH selama masa remaja setelah penutupan
cakram epifisis.
(2) Hormon perangsang tiroid (tirotropin, thyroid stimulating hormone / TSH), yang
berfungsi :
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel – sel kelenjar tiroid (kelenjar
gondok), laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme sel.
197
Pajanan udara dingin dalam waktu lama akan merangsang produksi tiroksin
sehingga mempercepat metabolisme untuk menghangatkan tubuh.
(3) Hormon adrenokortikotropik atau kortikotropin (adrenocorticotropic hormone /
ACTH), yang berfungsi :
Merangsang kelenjar korteks adrenal untuk menyekresi glukokortikoid (hormon
untuk metabolisme karbohidrat).
(4) Hormon gonadotropin atau gonadotropik yang mengatur fungsi gonad. Hormon ini
terdiri atas :
FSH (follice stimulating hormone)
Pada wanita : FSH berfungsi menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan
memproduksi hormon estrogen.
Pada laki – laki : FSH berfungsi menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.
LH (luteinizing hormone)
Pada wanita : LH bekerja sama dengan FSH menstimulasi produksi estrogen.
LH berperan dalam ovulasi dan sekresi progesteron.
Pada laki – laki : LH menstimulasi sel – sel interstisial tubulus seminiferus
testis untuk memproduksi androgen (testosteron).
(5) Hormon prolaktin (PRL), disekresikan pada saat hamil dan menyusui.
1.2 Hipofisis lobus intermedia (tengah), menghasilkan endorfin dan melanocyte stimulating
hormone (MSH). Hormon ini juga dihasilkan di lobus anterior.
Endorfin, zat penghilang nyeri alamiah, merespons stres, dan aktivitas seperti
olahraga.
MSH, merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel – sel penghasil
pigmen (melanosit) pada epidermis.
1.3 Hipofisis lobus posterior, menghasilkan hormon ADH (antidiuretic hormone) dan
oksitosin.
ADH, berfungsi menurunkan volume air yang hilang dalam urine melalui
peningkatan reabsorpsi air dari tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus di
ginjal. Hiposekresi ADH menyebabkan diabetes insipidus disertai dengan rasa haus
yang terus menerus. Hipersekresi ADH menyebabkan peningkatan volume darah.
Oksitosin, berfungsi menstimulasi kontraksi otot polos pada saat melahirkan dan
pengeluaran ASI pada ibu menyusui. Pelepasan oksitosin dan ASI dihambat oleh
stres emosional.
2. Tiroid (kelenjar gondok), terdiri atas folikel – folikel dalam dua lobus lateral yang terletak di
bawah laring. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin sebanyak 90% dan triiodotironin
198
sebanyak 10% dari seluruh sekresi tiroid. Hormon tersebut terbuat dari asam amino tirosin yang
mengandung iodin. Hormon tiroksin berfungsi meningkatkan laju metabolisme sel, menstimulasi
konsumsi oksigen, meningkatkan pengeluaran energi panas, serta mengatur pertumbuhan dan
perkembangan normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf.
Abnormalitas sekresi tiroid :
Hipotiroidisme (penurunan sekresi hormon), menyebabkan penurunan
metabolisme, konstipasi, reaksi mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak.
Hipertiroidisme (sekresi hormon berlebihan), menyebabkan peningkatan
metabolisme, berat badan menurun, gelisah, diare, frekuensi denyut jantung
meningkat, toksisitas hormon, dan penyakit Grave.
3. Paratiroid (kelenjar anak gondok), terdiri atas empat organ kecil berukuran sebesar biji apel,
terletak pada permukaan belakang tiroid. Paratitoid menyekresi hormon parathormon
(Parathyroid hormone/PTH). PTH berfungsi mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat
dalam tubuh melalui :
Stimulasi aktivitas osteoklas yang menyebabkan pengeluaran kalsium,
Pengaktifan vitamin D yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium dalam
makanan, dan
Stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal sehingga menurunkan kehilangan
ion kalsium dalam urine dan meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Abnormalitas sekresi PTH :
Hiperparatiroidisme, menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan
pelemahan tulang.
Hipoparatiroidisme, menyebabkan penurunan kadar kalsium dalam darah,
peningkatan iritabilitas sistem neuromuskular, dan tetanus.
4. Adrenal (suprarenalis/kelenjar anak ginjal), terletak di kutub atas ginjal, berwarna kuning,
dan tertanam pada jaringan adiposa. Kelenjar adrenal terdiri atas korteks di bagian luar dan medula
di bagian dalam. Kelenjar adrenal bagian medula menghasilkan hormon :
Adrenalin, meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi
oksigen.
Noradrenalin, meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot jantung.
Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormon :
Aldosteron, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian
kadar natrium dan kalium dalam darah
Glukokortikoid, memengaruhi metabolisme glukosa, protein, lemak, serta
menjaga membran lisosom sehingga mencegah kerusakan jaringan.
Gonadokortikoid, sebagai prekursor pengubahan testosteron dan estrogen oleh
jaringan lain.
199
Abnormalitas sekresi kelenjar adrenal :
Hiposekresi menyebabkan Addison, dengan gejala ketidakseimbangan natrium
dan kalium dalam darah sehingga kulit menghitam.
Hipersekresi menyebabkan peningkatan tekanan darah , kelemahan otot serta
penumpukan lemak di leher dan wajah, sindrom adrenogenital, serta perempuan
dewasa yang memiliki karakteristik pria.
5. Pankreas, organ berbentuk pipih terletak di bagian belakang bawah lambung. Pankreas sebagai
endokrin menghasilkan hormon :
Glukagon, dihasilkan oleh sal alfa, berfungsi meningkatkan penguraian glikogen
hati menjadi glukosa sehingga kadar gula darah meningkat, dan sintesis glukosa
dari sumber nonkarbohidrat dalam hati.
Insulin, dihasilkan oleh sel beta, berfungsi menurunkan katabolisme lemak dan
protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan sintesis protein dan
lemak.
Somatostatin, dihasilkan oleh sel delta, merupakan penghalang hormon
pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon dan insulin.
Polipeptida pankreas, hormon pencernaan yang dilepaskan setelah makan,
fungsi belum diketahui
Abnormalitas sekresi kelenjar pankreas :
Defisiensi insulin menyebabkan diabetes mellitus, dapat disebabkan oleh faktor genetik,
obesitas, penyakit autoimun, virus, lingkungan, ekonomi, dan budaya.
6. Pineal (epifisis serebri), terletak di langit – langit otak, menghasilkan melatonin yang
berpengaruh pada pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin. Produksi melatonin
terendah terjadi pada siang hari dan terbesar pada malam hari.
7. Timus, terdiri atas dua lobus berwarna kemerah – merahan, terletak di bagian posterior toraks
di atas jantung. Pada bayi yang baru lahir, bentuknya sangat kecil, hanya sekitar 10 gram.
Ukurannya bertambah pada masa remaja/pubertas, menjadi sekitar 30 - 40 gram. Namun setelah
dewasa berangsur-angsur menyusut. Timus menghasilkan timosin untuk pengendalian
perkembangan sistem imun.
8. Ovarium, testis, dan plasenta. Ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Testis menghasilkan hormon testosteron. Plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen,
progesteron, dan somatotropin.
200
Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin :
Kelenjar Hormon yang dihasilkan
Hipofisis GH/STH, TSH, ACTH, FSH, LH, Endorfin, MSH, ADH, Oksitosin
Tiroid Tiroksin
Paratiroid Parathormon (PTH)
Adrenal Adrenalin (epinefrin), noradrenalin (norepinefrin), aldosteron, glukokortikoid
Pankreas Glukagon, Insulin, Somatostatin, Polipeptida pankreas
Pineal Melatonin
Timus Timosin
Ovarium Estrogen, Progesteron
Plasenta Gonadotropin korion, Estrogen, Progesteron, Somatotropin
Testis Testosteron
201
Analisis Sistem Indra
Disusun oleh :
Jeremy Limanto (18)
Kelas : XI IPA 2
Guru Mata Pelajaran : Puspani, M.Pd
SMA NEGERI 1 BALIKPAPAN
Tahun Ajaran 2020/2021
202
Analisis Sistem Indra
4. Indra Penglihatan (Mata)
Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Aksesori mata: alis yang berfungsi untuk
melindungi mata dari keringat, orbita lekukan tulang berisi bola mata, kelopak mata melindungi
mata dari kekeringan dan debu, otot mata untuk menggerakkan mata ke arah vertikal, horizontal,
dan menyilang, dan air mata untuk membasahi permukaan mata dan mempertahankan
kelembapannya.
Struktur dan Fungsi :
8. Lapisan Luar Bola Mata :
Tunika Fibrosa, merupakan lapisan terluar yang keras.
Sklera, Sklera adalah bagian berwarna putih dan keras pada bola mata. Sklera yang
terbentuk dari jaringan ikat ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata dan
melindungi bagian penting di dalam mata, seperti retina dan lensa mata. Sklera
ditutupi oleh konjungtiva, yakni selaput lendir berwarna bening yang berfungsi untuk
melumasi mata. Sklera terdiri dari: Episklera, yaitu jaringan ikat longgar yang letaknya
tepat di bawah konjungtiv, Sklera, yaitu bagian putih pada mata, Lamina fusca, yang
terdiri dari serat elastis dan berada di lapisan dalam bola mata.
Kornea, Kornea atau selaput bening adalah bagian depan mata yang tembus pandang
yang menutupi iris dan pupil. Bila kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup
secara refleks. Kornea tidak memiliki pembuluh darah. Kornea memiliki tingkat
kelengkungan yang bervariasi dari kelengkungan kecil (landai) pada tepi luar kornea
dan kelengkungan besar (curam) pada pusat tengah kornea, dengan demikian kornea
mampu membiaskan cahaya yang datang dari luar untuk diteruskan melewati
komponen media refraktif lain di dalam bola mata. Kornea berfungsi untuk
mentransmisi dan memfokuskan cahaya.
203
9. Lapisan Tengah Bola Mata :
Koroid, Merupakan bagian yang terpigmentasi dan berfungsi untuk mencegah refleksi
internal berkas cahaya, dan mengandung banyak pembuluh darah untuk memberikan
nutrisi. Koroid adalah lapisan pembuluh darah pada mata, yang terletak di antara retina
dan sklera. Koroid berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina. Struktur koroid
secara umum dapat dibagi menjadi empat lapisan: Lapisan Haller, Bagian terluar dari
koroid yang memiliki diameter pembuluh darah yang paling besar, Lapisan Sattler,
Lapisan dengan pembuluh darah menengah, Koriokapilaris merupakan Lapisan
kapiler, Membran bruch merupakan Bagian terdalam dari lapisan koroid.
Badan Siliari, Badan siliaris terbuat dari pembuluh darah dan otot bersilia. Struktur ini
terutama berfungsi akomodasi penglihatan ( mengubah fokus objek) dan menjaga agar
lensa tetap pada tempatnya.
Iris, Merupakan bagian yang berwarna pada mata, terdiri atas jaringan ikat dan otot.
Selaput pelangi atau iris adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh
pupil dan sklera (bagian putih dari mata). Selaput pelangi berfungsi sebagai pengendali
diameter dan ukuran pupil, dan karena itu dapat mengatur jumlah cahaya yang sampai
ke retina.
Pupil, merupakan ruang terbuka yang bulat pada iris untuk dilalui cahaya. Pupil adalah
pembukaan di tengah mata. Cahaya masuk lewat pupil dan diteruskan melalui lensa
mata, yang memusatkan bayangan ke retina. Pupil terletak di belakang retina bagian
tengah. Ukuran pupil dikendalikan oleh otot. Bila perlu banyak cahaya, pupil
membesar. Bila cahaya bertambah terang, pupil bertambah kecil. Perubahan ini terjadi
secara refleks. Pupil dapat dibandingkan dengan pengatur cahaya pada kamera.
10. Lensa, merupakan struktur bikonveks yang bening di belakang pupil dan bersifat elastis.
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa didukung oleh otot yang
disebut muskulus siliaris (otot daging yang melingkar). Apabila otot ini berkontraksi akan
terjadi perubahan ukuran lensa. Kemampuan lensa mata ini dinamakan daya akomodasi.
11. Rongga Mata, merupakan ruang anterior berisi aqueous humor atau cairan bening yang
mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea, sedangkan ruang posterior berisi Vitreous
Humor atau gel transparan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina
terhadap kornea.
12. Retina, merupakan lapisan terdalam mata serta tipis dan transparan. Retina adalah selapis
tipis sel yang terletak pada bagian belakang dari bola mata. Retina merupakan bagian mata
yang mengubah cahaya menjadi sinyal saraf. Retina memiliki sel fotoreseptor ("rods" dan
"cones") yang menerima cahaya. Retina tersusun dari :
Bagian Luar, terpigmentasi dan menyimpan Vitamin A.
Bagian Dalam, merupakan lapisan jaringan saraf dari sel-sel batang dan sel-sel
kerucut. Sel batang mengandung pigmen rodopsin, tidak sensitif terhadap warna, dan
bekerja pada intensitas cahaya rendah atau malam hari. Sementara itu, sel kerucut
204
mengandung iodopsin, sensitif terhadap warna, dan bekerja saat intensitas cahaya
tinggi atau siang hari.
Lutea Makula, area berkas berwarna kekuningan terletak agak lateral dari pusat.
Fovea Sentralis (Bintik Kuning), perlakukan sentral lutea makula, mengandung sel
kerucut dan tidak memiliki sel batang, merupakan pusat visual mata atau bayangan
objek yang berfokus di bagian ini akan interprestasikan oleh kontak. Jika bayangan
benda jatuh tepat di bintik kuning bayangan akan terlihat dengan jelas.
Saraf mata, terbentuk dari Akson sel-sel Ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung di sisi Superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.
Bintik Buta (Diskus Optik), bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.
5. Indra Pembau (Hidung)
Hidung (nasal) berfungsi sebagai Organ Pernapasan atau penyaring udara, Indera
Penciuman, Pemberi rasa pada makanan, Pengaturan Suara, dan Pembersihan saluran pernapasan.
Sebagai indra pembau (penciuman) memiliki komoreseptor olfaktori yang berfungsi menerima
rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas. Komoreseptor olfaktori merupakan
neuron khusus yang terletak pada epitelium olfaktori di langit – langit rongga hidung. Epitelium
olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori. Sel olfaktori berupa neuron
bipolar yang berakhir pada rambut-rambut halus (silia) yang menonjol ke dalam mukus di dalam
rongga hidung.
Mekanisme menghidu adalah gas masuk ke hidung, lalu larut pada selaput mukosa,
kemudian merangsang silia sel reseptor, setelah itu rangsangan diteruskan ke otak untuk diolah,
hingga akhirnya jenis bau dapat diketahui. Komoreseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat
tetapi terkadang tak dapat menyadari bau menyengat hingga sekitar 1 menit.
Struktur dan Fungsi :
1. Epitel Olfaktori, merupakan jaringan reseptor berada pada langit langit rongga hidung
yang lebih dikenal sebagai Epitelium Olfaktori yang berperan sebagai sel reseptor untuk
205
memonitor langsung bau bauan yang berasal dari udara yang masuk kedalam jaringan
pernafasan.
2. Saluran Olfaktori, merupakan saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf ini
penting dalam penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke
dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa aroma dan palatabilitas
dari makanan dan minuman
3. Bulbus Olfaktori, merupakan struktur otak yang memengaruhi penciuman. Semakin
baik perkembangannya, semakin tajam penciuman. Bulbus olfaktori berfungsi untuk
memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau, menyaring bau untuk
mendeteksi suatu bau.
4. Konka Nasal, berbentuk panjang, sempit, rak tulang melengkung yang menonjol ke
saluran pernapasan hidung pada manusia. Konka nasal berbentuk seperti kerang yang
memanjang, konka membagi saluran napas hidung menjadi empat saluran udara seperti
alur, dan bertanggung jawab untuk memaksa udara yang dihirup mengalir dalam pola
yang teratur dan stabil di sekitar area permukaan mukosa hidung seluas mungkin.
5. Silia (Rambut Hidung), Seperti namanya, saraf pembau yang ada di dalam hidung
berfungsi sebagai penerima rangsang berupa bau. DIa lah yang menjadi reseptor utama
indera penciuman kita. Ketika ada aroma di dekat kita, saraf pembau akan menerimanya
dan melanjutkannya ke otak, sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
6. Saraf Pembau, Seperti namanya, saraf pembau yang ada di dalam hidung berfungsi
sebagai penerima rangsang berupa bau. DIa lah yang menjadi reseptor utama indera
penciuman kita. Ketika ada aroma di dekat kita, saraf pembau akan menerimanya dan
melanjutkannya ke otak, sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
7. Selaput Lendir, Selaput lendir di dalam hidung adalah bagian yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, atau, dalam bahasa yang lebih sederhana, disebut, ,ehem, ingus.
Eits, jangan menganggap remeh ingus, lho. Ingus/mukus ini yang melindungi kita dari
berbagai macam kotoran dan bakteri. Makanya, ketika kita sedang tidak enak badan,
warna dan kepadatan mukus kita berubah.Lidah adalah kumpulan otot rangka pada
bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak
balik makanan dalam mulut.
206
6. Indra Pengecap (Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai
indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut. Lidah sebagai
indra pengecap memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap (taste bud). Kuncup
pengecap terdapat pada papila lidah, palatum (langit-langit) lunak, epiglotis, dan faring.
Struktur dan Fungsi :
Secara garis besar, bagian-bagian lidah bisa dikelompokkan menjadi lima area, yaitu:
1. Dasar lidah, terletak di bagian sepertiga belakang. Bagian lidah ini terletak di mulut bagian
belakang yang dekat dengan tenggorokan. Berbeda dari bagian lidah lain, dasar lidah tidak
bisa digerakkan secara bebas. Bagian inilah yang menempel dengan tulang hyoid dan
tulang rahang bawah.
2. Badan lidah, dua per tiga bagian lidah lain, disebut dengan badan lidah. Bagian ini bisa
digerakkan secara bebas dan bertanggung jawab atas beberapa fungsi lidah.
3. Ujung lidah, ujung lidah adalah bagian lidah paling depan, dekat dengan bagian belakang
gigi seri. Sama seperti badan lidah, ujung lidah juga bisa digerakkan dengan bebas.
4. Dorsum lidah, Bagian ini terletak di antara dasar dan badan lidah. Dorsum lidah adalah
bagian yang permukaannya terlihat sedikit lebih naik dari badan lidah.
5. Bawah lidah, merupakan bagian yang terlihat saat Anda mengangkat lidah. Di bagian ini,
pembuluh vena telihat jelas berwarna ungu kebiruan. Bawah lidah juga terkadang berfungsi
sebagai tempat pemberian obat. Sebab untuk jenis obat tertentu, penyerapannya terjadi
lebih cepat apabila diletakkan di bagian ini pada lidah.
Papila lidah dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan bentuknya, yaitu:
Papila filiformis, berbentuk kerucut, kecil, menutupi bagian dorsum lidah
(permukaan atas), dan tidak mengandung kuncup pengecap.
207
Papila fungiformis, berbentuk bulat, banyak terdapat di dekat ujung lidah,
mengandung lima kuncup pengecap pada setiap papila.
Papila sirkumvalata, berbentuk menonjol dan tersusun seperti huruf V, banyak
terdapat di bagian belakang lidah, serta mengandung 100 kuncup pengecap.
Papila foliata, berbentuk seperti daun, terletak di bagian tepi pangkal lidah, dan
mengandung sekitar 1.300 kuncup pengecap di setiap lipatannya.
Kuncup pengecap terdiri atas sel-sel penunjang dan sel sensor atau sel pengecap yang
berambut. Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam air ludah. Area
kepekaan rasa pada lidah sebagai berikut :
Pengecap rasa manis, terdapat di bagian ujung lidah.
Pengecap rasa asin, terdapat pada hampir seluruh area lidah. Tetapi reseptor banyak
terkumpul pada bagian samping lidah.
Pengecap rasa asam, terdapat di bagian samping lidah agak ke belakang.
Pengecap rasa pahit, terdapat di bagian belakang pangkal lidah.
7. Indra Pendengar (Telinga)
Telinga berfungsi sebagai indra pendengar yang mampu mendeteksi gelombang bunyi
atau suara, serta berperan penting dalam keseimbangan dan menentukan posisi tubuh. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem
saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga
dan otak. Manusia dengan kondisi telinga normal pada umumnya mampu mendeteksi suara
dengan frekuensi antara 20 hingga 20.000 Hertz.
Struktur dan Fungsi :
Telinga terdiri atas tiga bagian, antara lain :
1. Telinga Bagian Luar, meliputi :
208
Pinna/aurikula, yaitu daun kartilago yang menangkap gelombang bunyi untuk
diteruskan ke kanal auditori eksternal (meatus) yang panjangnya 2,5 cm hingga
membran timpanum.
Membran timpanum (gendang pendengar), merupakan perbatasan antara bagian
luar dengan bagian tengah telinga yang berbentuk kerucut. Permukaan luar membran
timpanum dilapisi kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam dilapisi oleh membran
mukosa. Membran Timpanum memiliki tegangan dan ketebalan yang sesuai untuk
menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.
2. Telinga Bagian Tengah, rongga berisi udara yang terletak di dalam tulang temporal,
meliputi bagian-bagian:
Tabung Eustachius (auditori), menghubungkan telinga tengah dengan faring, dan
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpanum.
Tabung ini biasanya tertutup, tetapi dapat terbuka saat menguap, mengunyah, dan
menelan.
Osikel auditori, meliputi tiga tulang pendengaran yaitu maleus (martil), inkus
(landasan), dan stapes (sanggurdi). Tulang pendengaran berfungsi mengarahkan
getaran dari membran timpanum ke fenestra vestibuli (tingkap oval) yang
membatasi telinga bagian tengah dengan bagian dalam.
3. Telingan Bagian Dalam, terletak di dalam tulang temporal, terdiri atas dua bagian yaitu
labirin tulang dan labirin membranosa.
Labirin osea (labirin tulang), merupakan ruang berliku berisi cairan perilimfa (seperti
cairan serebrospinalis). Labirin tulang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu vestibula
(mengandung reseptor keseimbangan tubuh), kanalis semisirkularis (tiga buah saluran
setengah lingkaran), dan koklea (berbentuk seperti rumah siput yang mengandung reseptor
pendengaran). Koklea terdiri atas tiga bagian, yaitu skala vestibuli (bagian atas), skala
timpani (bagian bawah), dan bagian yang menghubungkan keduanya. Skala vestibuli dan
skala timpani berisi cairan perilimfa. Skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi
melalui jendela berselaput, yaitu tingkap oval. Skala timpani berhubungan dengan telinga
bagian tengah melalui tingkap bulat. Diantara skala vestibuli dengan skala timpani terdapat
skala media yang berisi cairan endolimfa. Skala media bagian atas dibatasi oleh membran
vestibularis, sedangkan bagian bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran
basilaris terdapat organ corti yang terdiri atas reseptor sel-sel rambut dan sel-sel penunjang.
Labirin membranosa, terletak di dalam labirin tulang, merupakan serangkaian tuba
berongga dan berkantong yang berisi cairan endolimfa. Labirin membranosa terdiri atas
dua kantong, yaitu utrikulus dan sakulus yang dihubungkan oleh duktus endolimfa. Di
dalam saluran setengah lingkaran terdapat duktus semisirkular yang berisi cairan
endolimfa. Pada duktus semisirkular, utrikulus, dan sakulus mengandung reseptor untuk
keseimbangan (ekuilibrium).
8. Indra Peraba (Kulit)
Struktur dan Fungsi :
209
1. Epidermis, merupakan bagian terluar kulit yang tersusun dari sel-sel epitel pipih berlapis
banyak dengan susunan yang sangat rapat dan mengalami keratinasi. Keratin adalah
protein keras, anti air, yang berfungsi melindungi permukaan kulit. Jaringan ini tidak
memiliki pembuluh darah. Pada tubuh manusia bagian terluar kulit yang sangat tebal
terdapat pada telapak kaki dan tangan. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu ;
Stratum Korneum, merupakan lapisan epidermis paling atas yang terdiri atas 25
sampai 30 lapisan fisik dari sel-sel yang tidak hidup. Lapisan ini akan diganti oleh
sel-sel dari dasar ke atas setiap 15 sampai 30 hari.
Stratum Lusidum, merupakan lapisan jernih dan transparan yang terdiri atas 4
sampai 7 lapisan sel-sel pipih yang tidak berinti yang mati atau hampir mati.
Stratum Granulosum, merupakan kan lapisan yang terdiri atas tiga sampai lima
lapisan sel-sel bergranula keratohialin yang merupakan prekursor dalam
pembentukan keratin.
Stratum Spinosum, merupakan lapisan sel-sel spina atau tanduk yang memiliki
tonjolan penghubung intraseluler atau desmosom.
Stratum Basalis atau germinativum, merupakan lapisan sel-sel yang melekat pada
jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya atau dermis. Pembelahan sel-sel ini
berlangsung sangat cepat dan sel-sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya. Di
bawah dan di antara sel-sel stratum basalis terdapat melanosit yang menghasilkan
pigmen melanin. Melanin berfungsi dalam pewarnaan kulit dan melindungi kulit
dari bahaya radiasi sinar ultraviolet matahari.
2. Dermis, dipisahkan oleh membran Dasar atau lamina yang tersusun dari dua lapisan
jaringan ikat. Dua lapisan tersebut antara lain;
Lapisan papilar, merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel
mast, dan makrofag. Papila kulit ada yang menyerupai jari menonjol ke dalam nya,
mengandung banyak pembuluh darah, dan reseptor sensor taktil atau sentuhan.
Lapisan retikuler, merupakan lapisan yang tersusun dari jaringan ikat ireguler yang
rapat, kolagen, dan serat elastik. Sejalan dengan bertambahnya usia di dapat terjadi
Deteriorasi atau penurunan mutu yang menyebabkan pengeriputan kulit.
210
3. Hipodermis, merupakan lapisan yang mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ
yang terdapat di bawahnya Lapisan ini mengandung sel lemak pembuluh darah dan ujung
saraf.
Ujung Cakram
Saraf Merkel
Bebas Korpuskula
Meissner
Korpuskul Korpuskula
a Ruffini Pacini
Pleskus
akar
Kulit sebagai indra peraba memiliki beberapa reseptor sensor untuk mentransduksi
stimulus dari lingkungan menjadi impuls saraf. Reseptor sensor pada kulit sebagai berikut :
Korpuskula Pacini, dapat mendeteksi tekanan yang dalam atau kuat dan getaran. Reseptor
ini terdapat di jaringan subkutan, berbentuk bulat atau lonjong, memiliki panjang 2 mm,
serta berdiameter 0,5 – 1 mm. Korpuskula Pacini terdapat pada jari, telapak tangan dan
kaki.
Korpuskula Meissner, dapat mendeteksi rangsangan berupa sentuhan. Reseptor ini
terdapat pada papila dermis, terutama pada ujung jari, bibir, papila mamae, dan genitalia
luar. Korpuskula Meissner berbentuk silindris, dengan panjang 80 mikron dan lebar 40
mikron.
Cakram Merkel, dapat mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba yang beradaptasi
lambat. Reseptor ini dapat ditemukan pada kulit yang tidak berambut, misalnya pada ujung
jari dan diantara folikel rambut pada epidermis.
Korpuskula Ruffini, berperan sebagai reseptor tekanan dan tegangan di sekitar jaringan
ikat. Korpuskula Ruffini terdapat di bagian dermis.
Ujung bulbus Krause, dapat mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan.
Reseptor ini berbentuk bulat dengan diameter 50 mikron. Ujung bulbus Krause terdapat di
bibir dan genitalia luar, serta bagian dermis yang berhuungan dengan rambut.
Ujung saraf bebas atau tidak memiliki lapisan seluler, dapat mendeteksi rasa nyeri,
sentuhan ringan, dan suhu dapat berupa panas atau dingin. Ujung saraf bebas terdapat
menyebar di jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensor utama pada kulit.
211
212
BAB X
SISTEM REPRODUKSI
A. Jurnal Belajar
Selasa, 4 Mei 2021
Pada Selasa, 4 Mei 2021 kami melaksanakan Program pembelajaran via daring melalui
google meet, kami memulai jam pelajaran biologi pada jam 08.14. Kami terlambat memulai jam
pelajaran karena ibu Puspa sedang berada di sekolah dan sedang hujan sehingga membuat jaringan
internet menjadi buruk. Saat pembelajaran kelas kami digabung dengan kelas XI IPA 1.
Seperti biasa ibu Puspa mengawali jam pelajaran dengan doa menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh Hisyam. Lalu ibu Puspa memberikan
informasi kepada kami bahwa akan diadakan ulangan susulan jika waktu masih ada. Ibu Puspa
juga menginformasikan kepada kami bahwa materi kami hanya sisa 2 bab yaitu sistem reproduksi
dan sistem imun. Pada pertemuan kali ini kami mempelajari materi sistem reproduksi. Ibu Puspa
mulai dengan menjelaskan alat kelamin laki-laki yaitu penis, penid dibagi menjadi 3 bagian.
Setelah selesai menjelaskan alat kelamin laki-laki ibu Puspa melanjutkan materi dengan
menjelaskan alat kelamin perempuan yaitu vagina hingga selesai. Sehingga materi sistem
reproduksi sudah berakhir dan pada pertemuan selanjutnya kita akan mempelajari tentang sistem
imun.
Ibu Puspa juga menmemrintahkan sekretaris untuk memeriksa daftar kehadiran. Pada
pertemuan kali ini walaupun sangat singkat namun saya sangat senang karena bisa bertemu,
belajar, dan melihat teman-teman. Pembelajaran kali ini juga berlangsung dengan aktif dengan
Ilhan, Denis, dan Bagas memberikan pendapatnya. Saya bersyukur masih dapat belajar walaupun
dengan cara daring dan saya bersyukur karena pembelajaran kali ini berlangsung dengan baik serta
aktif dan kami semua masih diberikan kesehatan. Saya juga sangat berharap agar pandemi
COVID-19 ini dapat cepat berlalu dan semuanya dapat kembali secara normal.
213
Siswa Lembar Penilaian Guru
Teman
Nilai dan Ttd Nilai dan Ttd Nilai dan Ttd
B. Tugas-Tugas
Pada materi ini kami tidak diberikan tugas karena waktu kami terbatas dan sudah
mendekati ujian, sehingga kami belajar untuk ujian yang akan datang.
214
BAB XI
SISTEM PERTAHANAN TUBUH
A. Jurnal Belajar
Kamis, 6 Mei 2021
Pada Kamis, 6 Mei 2021 kami melaksanakan Program pembelajaran via daring melalui
google meet. Kami memulai pelajaran biologi tepat waktu. Saat pembelajaran kelas kami digabung
dengan kelas XI IPA 1. Kami melanjutkan materi yaitu sistem imun.
Seperti biasa ibu Puspa mengawali jam pelajaran dengan doa menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh Ilhan. Lalu ibu Puspa meminta kami untuk
menyalakan kamera karena saat menyalakan kamera kita dapat melihat teman teman serta bapak
ibu guru sehingga bisa membuat kita semangat. Kami mulai masuk ke materi sistem imun dengan
ibu Puspa membagikan powerpoint materi sistem imun dan ibu Puspa menjelaskan materi tersebut
hingga selesai. Pertemuan kali ini ibu Puspa membuka pertanyaan dan Mutiara bertanya mengenai
COVID-19 dan ibu Puspa menjawab dengan sangat jelas.
Pertemuan kali ini saya senang karena bisa mempelajari materi baru. Dan pertemuan kali
ini berakhir tepat waktu. Saya bersyukur karena masih dapat belajar dan bertemu dengan teman-
teman walaupun secara daring.
Siswa Lembar Penilaian Guru
Teman
Nilai dan Ttd Nilai dan Ttd Nilai dan Ttd
B. Tugas-Tugas
Pada materi ini kami tidak diberikan tugas karena waktu kami terbatas dan sudah
mendekati ujian, sehingga kami belajar untuk ujian yang akan datang.
215
REFLEKSI
PERISTIWA
Saat kami naik kelas XI terjadi pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia sehingga
membuat kami harus belajar secara daring agar kami tidak terpapar dengan virus COVID-19. Kami
mempelajari semua mata pelajaran secara daring, termasuk Biologi. Kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran Biologi selain ibu Puspa menjelaskan materi atau memberikan kami tugas.
kami juga diberikan tanggung jawab untuk menulis jurnal belajar yang berisikan apa saja yang
terjadi dan yang kami pelajari selama kegiatan belajar mengajar. Penulisan jurnal dilakukan
dengan tujuan agar kami terbiasa menulis dan meningkatkan kreatifitas kami. Selain membuat
jurnal kami memiliki tanggung jawab untuk membuat Portofolio yang berisikan jurnal belajar serta
tugas tugas selama kelas XI dan kami membuatnya di akhir semester.
PERASAAN
Perasaan saya setelah sudah membuat jurnal belajar dan mengerjakan tugas hingga
membuat portofolio ini, pada awalnya saya merasa berat mengerjakan jurnal, karena saya selalu
menunda nunda membuat jurnal belajar namun setelah saya merasa lelah akhirnya saya berusaha
berubah dengan tidak menunda-nunda tugas agar pekerjaan saya tidak menumpuk. Dan setelah
saya berubah saya tidak merasa berat mengerjakan jurnal ini justru saya bersyukur mendapat tugas
ini karena saya dapat lebih mengatur waktu saya dan saya percaya ibu Puspa pasti memiliki tujuan
mengapa menugaskan kami tugas ini sehingga kami dapat berubah dan pada akhirnya akan
berguna untuk kami sendiri.
PEMBELAJARAN
Selama menulis jurnal dan membuat tugas hingga membuat portofolio saya mendapatkan
banyak pembelajaran, seperti tidak menunda-nunda pekerjaan, melatih kita untuk membuat
kalimat seefektif mungkin, melatih kita menyimpulkan kejadian dalam pembelajaran dan masih
banyak lagi.
PERUBAHAN
Perubahan yang saya rasakan selama dua semester ini sudah menulis jurnal, membuat tugas
hingga portofolio adalah yang awalnya saya suka menunda-nunda pekerjaan akhirnya saya
216
berusaha menyelesaikan tugas secepat mungkin agar tugas tidak menumpuk. Dan saya bisa
mengatur waktu lebih baik. Saya berharap agar saya bisa terus menjaga perubahan yang sudah
terjadi agar tidak kembali ke pribadi yang dulu, dan saya juga berharap agar pandemi ini cepat
berlalu sehingga kita dapat kembali ke kebiasaan yang dulu. Serta saya berharap agar ibu Puspa
dan seluruh guru guru diberikan kesehatan dan tetap bersemangat dalam mengajar kami.
217