The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Pegangan Dosen by Afif Rofii

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rofiiafif69, 2022-07-05 07:40:09

Buku Pegangan Dosen

Buku Pegangan Dosen by Afif Rofii

Unsur religi dalam sastra merupakan sebuah identitas keberadaan sastra tersebut.
Istilah religius mengarah pada kata religios yang bermakna agama. Religius dan agama
sangat berkaitan erat, berdampingan, bahkan dapat melebur sebagai satu kesatuan
meskipun keduanya memiliki makna yang berbeda. Perbedaan tersebut terlihat jika
agama merujuk pada kelembagaan dan religi merujuk pada hati nurani (Nurgiyantoro,
2009). Semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri sendiri.
Semangat kebangsaan dan nasionalisme merupakan sinergi yang seimbang untuk
menciptkan rasa kebanggaan terhadap bangsa. Semangat kebangsaan juga akan
melahirkan rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban, dan menumbuhkan
jiwa patriotisme. Semangat kebangsaan juga menghindarkan dari rasa ketakutan akan
perpecahan bangsa (Lestyarini, 2013).

Cinta tanah air dan bangsa (Erwanti, 2011) merupakan sebuah kebanggan bagi
anak bangsa karena menjadi salah satu orang yang mampu membuat perubahan bagi
negaranya. Cinta tanah air dapat diwujudkan melalui cara berpikir dan bertindak
yang menunjukkan kesetiaan terhadap bangsa dan negara. Selain itu, cinta tanah air
juga dapat dilakukan dengan peduli terhadap permasalahan bangsa seperti ekonomi,
sosial, budaya, Bahasa, dan politik. Rasa semangat pada tanah air disebut juga
patriotisme, sedangkan rasa cinta terhadap negara disebut nasionalisme.
Mewujudkan rasa patriotisme dan nasionalisme merupakan bukti nyata terhadap sila
ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Cinta tanah air juga bermakna keseriusan anak bangsa menggali potensi dan
talenta agar dapat berkembang. Bangsa yang memiliki sumber daya manusia rendah,
tidak akan pernah dapat mempertahankan kedaulatan bangsanya. Bangsa yang tidak
memiliki keunggulan kerap menjadi “mangsa” bagi bangsa-bangsa besar lainnya
(Nasution, 2012).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Babad
Tanah Jawa. Data penelitian ini berupa hasil telaah dokumen Babad Tanah Jawa
berupa kutipan-kutipan teks yang menunjukkan bentuk-bentuk nilai pendidikan
karakter.

188 | Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
noninteraktif dengan metode content analysis. Content analysis atau analisis isi yang
dipergunakan untuk menganalisis dokumen sehingga diketahui isi dan makna yang
terdapat dalam dokumen tersebut. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis interaktif. Model analisis interaktif meliputi tiga komponen penting yang
selalu bergerak yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data (data display), dan (3)
penarikan kesimpulan (conclusion drawing).

PEMBAHASAN
Pada pembahasan Babad Tanah Jawa yang selanjutnya disingkat menjadi BTJ,
ditemukan tiga nilai pendidikan karakter yang dominan Tiga nilai pendidikan karakter
tersebut adalah religius, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Ketiga nilai
pendidikan karakter tersebut diuraikan dalam pembahasan di bawah ini.

4.1 Religius
Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut. Selain mematuhi ajaran agama yang dianut, sikap religius juga berarti
menghormati dan toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama pemeluk lain. Religius
sebagai salah satu nilai karakter dideskripsikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Dalam cerita BTJ, nilai religius ditunjukkan melalui ajaran-ajaran sunan yang
menjadi guru bagi para raja-raja tanah Mataram. Sunan yang terkenal pada saat itu
adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan sunan yang terkenal karena
mempunyai sikap rendah hati, tutur kata yang tidak menyakiti orang lain, dan mampu
mengajari murid-muridnya dengan pandangan kebenaran dalam agama Islam. Sunan
Kalijaga juga mengajarkan bagaimana sikap-sikap yang harus ditunjukkan oleh seorang
raja sesuai dengan syariat Islam. Sunan Kalijaga juga tidak segan-segan mengingatkan
jika ada raja yang mulai takabur pada kekuatannya.

Sunan Kali Jaga berkata, “Senopati berhentilah bersombong diri memamerkan
kedigdayaan. Itu namanya takabur. Para wali tidak mau berbuat demikian, takut akan
murka Allah (Olthof, 2011: 163).

Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018 | 189

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa seorang ulama mampu memberikan nasihat
kepada Senopati Mataram agar memiliki sikap rendah hati dan tidak menyombongkan
kesaktiannya. Sunan Kalijaga meminta Senopati Mataram agar tidak menjadi orang
yang takabur karena Senopati Mataram hanyalah seorang manusia yang mempunyai
derajad yang sama dengan lainnya. Senopati Mataram dinasihati agar menjadi orang
yang tidak menyombongkan diri atas kehebatannya dan merasa dirinya paling mulia
karena sikap tersebut akan membuat Allah murka.

Nasihat Sunan Kalijaga tentang ajaran Islam juga digambarkan melalui
tindakannya yang menasihati Senopati Mataram untuk membuat pagar rumah. Ketika
Sunan Kalijaga mengunjungi rumah (istana) Senopati Mataram, Sunan Kalijaga melihat
rumah Senopati Mataram belum berpagar. Hal tersebut membuat Sunan Kalijaga
prihatin dan menasihati Senopati Mataram agar membuat pagar.

Lalu mereka berangkat bersama. Sesudah sampai di Mataram, Sunan menyaksikan rumah
Senopati belum berpagar, Sunan berkata, “Rumahmamu tidak berpagar bata. Itu tidak baik.
Kamu dapat disebut orang sombong, sebab tidak ada curiga karena mengandalkan kesaktian,
teguh kedigdayaan (Olthof, 2011: 163).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sunan Kalijaga menasihati Senopati
Mataram agar tidak bersikap sombong melalui perumpamaan pagar rumah. Pagar rumah
dalam hal ini merupakan perlambangan dari watak seseorang yang selalu waspada akan
bahaya yang mengancam. Orang yang belum membuat pagar rumah merupakan
perumpamaan dari orang yang sombong dan tidak mawas diri. Orang yang sombong
akan selalu mengandalkan diri sendiri dan tidak ingat akan penciptanya yaitu Allah
subhanahu wa taala. Dengan membuat pagar di rumahnya, orang tersebut akan selalu
terlindungi karena berserah diri kepada Allah subhanahu wa taala.

Selain mengingatkan Senopati Mataram agar tidak menjadi orang yang
sombong, Sunan Kalijaga juga memberikan nasihat kepada Senopati Mataram agar
menjadi orang yang selalu bersyukur. Bersyukur merupakan ungkapan rasa terima kasih
kepada Allah subhanahu wa taala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat lebih. Bersyukur juga merupakan ungkapan bahwa doanya telah terkabul dan
cita-citanya tercapai.

Jika kamu ingin menjadi raja, selalu bersyukur sebagai makhluk ciptaan-Nya. Marilah
bersama ke Mataram saya ingin melihat rumahmu” (Olthof, 2011: 163).

190 | Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018

Dari kutipan di atas dapat menjelaskan bahwa Sunan Kalijaga memberikan
pemahaman kepada Senopati Mataram untuk selalu bersyukur. Sebagai seorang Raja,
Senopati Mataram harus selalu bersyukur karena ia telah dipilih oleh Allah sebagai
pemimpin rakyat Mataram. Rasa syukur tersebut menunjukkan bahwa ia merupakan
makhluk istimewa yang dipilih oleh Allah sebagai pemimpin rakyat yang akan
membawa rakyat ke jalan Allah. Bersyukur juga dapat menjadikan Senopati Mataram
sebagai raja yang selalu rendah hati dan mengingat kebesaran Allah.

Dalam BTJ, karakter religius juga digambarkan melalui raja-raja yang sudah
melaksanakan ajaran Islam. Raja-raja tersebut digambarkan selalu berdoa memohon
pertolongan Allah jika mendapat kesulitan. Hal tersebut digambarkan oleh Senopati Ing
Alaga yang berdoa meminta petunjuk dari Allah ketika ia sudah melakukan kesalahan
dan ingin memperbaikinya.

“Jika itu menjadi niatmu, bermohonlah kepada Allah secara khusuk agar kelak jika Sultan
sudah mangkat engkau dapat menggantikan takhtanya. Jangan sekali-kali punya pikiran melawan
ayahmu Kanjeng Sultan” (Olthof, 2011: 149).

Dari kutipan itu, dapat digambarkan bahwa Senopati Ing Alaga memang raja yang
memeluk agama Islam dan menjalankan ajaran Islam. Senopati Ing Alaga dalam
menjalankan ajaran Islam terlihat pada saat ia mendapatkan kesulitan ia berdoa kepada
Allah dan meminta petunjuk jalan keluar. Sebagai seorang muslim, ia menunjukkannya
dengan cara berdoa kepada Allah dan bukan meminta bantuan pada yang lain. Akan
tetapi, jalan yang ia tempuh untuk mengerti apakah doanya dikabulkan oleh Allah
tidaklah mudah. Senopati Ing Alaga sempat terkecoh dengan godaan dari bintang yang
bersinar dan dapat berbicara.

Bintang tadi sesudah berbicara demikian lalu musnah. Senopati berkata berkata dalam hati.
“Sekarang permohonan kepada Allah sudah terkabul. Niatku untuk menjadi raja menggantikan
Sultan Pajang, turun-temurun ke anak cucu, menjadi lampunya di tanah Jawa. Semua orang jadi
takhluk kepadaku” (Olthof, 2011: 157).

Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu sendiri
(Nurgiyantoro, 2009). Istilah “religious” membawa konotasi pada makna agama.
Religius dan agama memang erat berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur
dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya menyarankan makna bebeda. Agama
lebih menunjuk pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum
resmi. Religi lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beberapa

Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018 | 191

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius yang merupakan nilai
kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan
manusia.

Nilai pendidikan karakter religius dalam cerita BTJ, digambarkan melalui soosk
sosok Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu walisongo yang sangat
terkenal di masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga merupakan sunan yang terkenal dengan
kemampuannya memasukkan Islam ke dalam tradisi Jawa. Sunan Kalijaga merupakan
guru raja-raja di Mataram yang mampu memberikan wejangan dan ajaran kepada raja-
raja Mataram untuk selalu berada di jalan agama Islam.

Salah satu murid Sunan kalijaga yaitu Senopati Mataram (Senopati Ing Alaga).
Senopati Ing Alaga digambarkan sebagai raja baru yang masih mempunyai ambisi
besar, hingga terkadang melupakan ajaran-ajaran Islam yang telah diajarkan oleh
gurunya. Melihat hal seperti itu, sebagai guru, Sunan Kalijaga mengingatkan Senopati
Mataram agar selalu ingat dengan ajaran Islam. Sunan Kalijaga memberikan arahan dan
nasihat kepada Senopati Mataram agar bersikap rendah hati, selalu waspada akan
bahaya, menjadi raja yang mempunyai sikap tidak sombong akan kemampuan yang
dimiliki, dan menjadi raja yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.

Sikap religius yang ditunjukkan oleh Sunan Kalijaga dapat menjadi panutan di
sekolah maupun di lingkungan keluarga. Sebagai seorang guru, Sunan Kalijaga mampu
memberikan nasihat kepada muridnya. Saat muridnya melakukan kesalahan dan mulai
meninggalkan ajaran yang benar, maka sebagai guru Sunan Kalijaga wajib menegur dan
memberi nasihat yang mampu mengembalikan murid tersebut ke jalan yang benar.

Begitu pula dengan seorang pendidik, pendidik harus mampu mempunyai sikap
seperti Sunan Kalijaga yang selalu memberi nasihat kepada murid jika ada murid yang
sudah melakukan kesalahan. Begitu juga di lingkungan keluarga, karakter yang dimiliki
Sunan Kalijaga dapat dicontoh oleh orang tua untuk diterapkan dalam pola mendidik
anak-anak. Orang tua harus menasihati anaknya jika melakukan kesalahan sehingga
anak tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan masa depan.

4.2 Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsan dapat diartikan sebagai sebuah cara warga negara untuk berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang meletakkan kepentingan negara di atas kepentingna

192 | Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018

pribadi . Dalam BTJ, semangat kebangsaan ditunjukkan dengan melawan penjajah,
yaitu orang Belanda. Dalam cerita BTJ, orang Belanda digambarkan telah menduduki
Jakarta dan menguasainya serta sudah membangun benteng.

Orang Jawa maju ke medan perang dengan serempak, bersorak gegap-gempita bertekad
menggempur benteng lawan. Orang Belanda menyambut. Meriam dinyalakan bertubi-tubi.
Suaranya menggelegar seperti gunung runtuh. Mimis berjatuhan seperti hujan, ada yang seperti
cahaya jatuh. Orang Jawa banyak yang mati, roboh bergelimpangan dan terluka, ada yang
merangkak-rangkak dengan luka parah (Olthof, 2011: 290).

Data di atas menunjukkan bahwa semangat kebangsaan yang ditunjukkkan oleh
masyarakat Jawa sangatlah besar. Orang Jawa dengan ikhlas dan dengan semangat
mereka melawan Belanda yang telah menduduki Jakarta. Orang Jawa merelakan jiwa
dan raga mereka demi negaranya agar negaranya tidak dapat direbut oleh bangsa
Belanda.

Semangat kebangsaan tidak hanya digambarkan melalui prajurit Jawa yang
dengan ikhlas merelakan jiwa dan raganya demi negara. Semangat kebangsaan juga
ditunjukkan oleh tokoh panglima perang yaitu Panembahan Purbaya. Panembahan
Purbaya dalam cerita digambarkan dengan berani melawan Belanda sampai membuat
Belanda kehilangan banyak pasukan.

Panembahan Purbaya sudah tiba di laut Jakarta, lalu perang dengan Belanda yang ada di kapal.
Serdadu Belanda yang ada di kapal. Serdadu Belanda kalah lalu melarikan diri. Panembahan
Purbaya lalu menepi akan naik ke daratan. Di situ masih berlangsung perang. Meriam orang
Jawa diarahkan ke orang Belanda, kena bibirnya. Ambrol. Kapal pecah, korbannya banyak,
orang Belanda banyak yang mati (Olthof, 2011: 290-291).

Data di atas menjelaskan bahwa semangat kebangsaan juga ditunjukkan oleh
Panembahan Purbaya. Panembahan Purbaya dengan kesaktiannya mampu menumpas
orang Belanda. Panembahan Purbaya menunjukkan keberaniannya dengan melawan
orang Belanda yang memang pada saat itu sudah mempunyai peralatan perang yang
cukup canggih. Akan tetapi, Pangeran Purbaya tidak gentar dan mampu membuat
serdadu Belanda lari ketakutan.

Semangat kebangsan dapat diartikan sebagai sebuah cara warga negara untuk
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang meletakkan kepentingan negara di atas
kepentingna pribadi. Semangat kebangsaan dan nasionalisme merupakan sebuah
perpaduan dan sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Adanya semangat
kebangsaan yang tinggi dari warga negara dapat menepiskan ancaman terhadap
keutuhan negara. Jika warga negara mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi,

Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018 | 193

maka rasa kesetiakawanan, patriotisme, dan rela berkorban akan tumbuh dengan
sendirinya (Lestyarini, 2013).

Semangat kebangsaan ditunjukkan oleh bala tentara Mataram pada saat
menyerang Belanda. Bala tentara Mataram dengan semangat bahu membahu menolak
kehadiran Belanda di Jakarta dengan mengangkat senjata. Bala tentara Mataram yang
bergabung dengan tentara dari kerajaan lain bersemangat untuk mengusir pasukan
Belanda. Semangat kebangsaan tidak hanya ditunjukkan oleh prajurit, tetapi oleh
panglima perang yaitu Panembahan Purbaya. Panembahan Purbaya dengan gagah
berani mampu memporak-porandakan pasukan Belanda. Meskipun Mataram mengalami
kekalahan dalam peperangan, semangat prajurit dan Pangeran Purbaya menunjukkan
semangat kebangsaan yang tidak mau dijajah oleh bangsa lain.

Pada abad ke-17 Sunda menerima kehadiran pengaruh Mataram Islam dan
melanjutkan kerja sama dengan menolak kehadiran Belanda di Jayakarta (Jakarta).
Prajurit Mataram dibantu prajurit Sunda bahu-membahu berjuang mengusir penjajah
Belanda. Jejak-jejak prajurit Mataram yang tinggal di Sunda saat ini dapat terlihat di
Indramayu. Saat itu prajurit Mataram dikirim ke daerah tersebut sebagai pasukan
logistik yang menyiapkan beras untuk keperluan prajurit Mataram (Sudardi, 2010).

Sikap tersebut dapat dijadikan contoh bagi generasi muda bangsa untuk selalu
mempunyai semangat kebangsaan yang ditanamkan di dalam diri. Semangat
kebangsaan yang mampu dicontoh yaitu sikap untuk menolak pengaruh bangsa lain
yang mampu memberikan dampak negatif bagi bangsa. Meskipun tidak dengan cara
berperang seperti prajurit Mataram, hal itu dapat dilakukan dengan menjunjung tinggi
adat bangsa sendiri dan menjadi pribadi yang mampu menunjukkan jati diri sebagai
bangsa Indonesia.

4.3 Cinta Tanah Air
Cinta tanah air merupakan suatu tindakan bela negara yang dapat berupan tekad, sikap,
dan hal yang dilakukan oleh warga negara secara terus menerus, menyeluruh, dan
berlanjut. Tindakan bela negara ini dilandasi dengan rasa kecintaan terhadap tanah air
atau negara. Cinta tanah air juga dapat diartikan sebagai cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang meletakkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Cinta

194 | Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018

tanah air juga disebut dengan nasionalisme. Rasa nasionalisme merupakan suatu konsep
penting yang harus tetap dipertahankan guna menjaga eksistensi sebuah bangsa.

Sikap cinta tanah air digambarkan dalam BTJ melalui tokoh-tokoh raja. Raja-
raja yang mempunyai kekuasaan dengan segala kekuatannya mempertahankan
kerajaannya sampai titik darah penghabisan. Raja-raja tersebut mempertahankan
negerinya ketika negerinya akan direbut oleh raja dari negara lain. Dalam cerita BTJ,
negara yang ingin menguasai negara lain yaitu kerajaan Mataram. Dalam melakukan
ekspansi kekuasaan, Kerajaan Mataram banyak merebut kerajaan-kerajaan lain. Hal
tersebut menimbulkan banyak reaksi dari negara-negara jajahan, salah satunya banyak
raja yang melakukan perlawanan demi mempertahankan negaranya.

Bupati Kediri yang bernama Ratu Jalu rupanya juga telah siap menyambut datangnya musuh. Ia
telah menyiagakan bala-prajurit dengan perlengkapan perangnya (Olthof, 2011: 226).

Dari data kutipan tersebut menunjukkan bahwa raja atau bupati yang
mempunyai kedudukan di suatu negara mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi.
Mereka dengan sekuat tenaga mempertahankan negaranya atau tanah tumpah darahnya
agar tidak direbut oleh penguasa Mataram. Mereka berperang dengan mengerahkan
semua bala prajuritnya, meskipun dilihat dari segi jumlah maupun kesiapan tidak
sebanding dengan prajurit musuh. Akan tetapi, dengan usaha mempertahankan negara
dari ancaman pihak lain sudah merupakan suatu usaha untuk mencintai tanah airnya.

Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditunjukkan melalui tokoh raja atau
bupati, tetapi melalui tokoh sunan. Tokoh ulama yang mempunyai sikap mencintai
tanah air yaitu tokoh Sunan Giri. Sikap cinta tanah air yang ditunjukkan oleh Sunan Giri
terlihat pada saat ia dan murid-murid dari pesantren mempertahankan tanah Giri saat
akan direbut oleh Mataram yang dipimpin oleh Pangeran Pekik.

Sunan Giri sudah mendengar berita bahwa tanah Giri akan dibedah oleh Pangeran Pekik. Sunan
Giri memerintahkan sentana, marbot padepokan, serta para murid-muridnya supaya berhati-hati
(Olthof, 2011: 283).

Dari data tersebut terlihat bahwa Sunan Giri mempunyai kekuatan untuk
mempertahankan tanah Giri serta padepokannya dari Mataram. Ia beserta pasukannya
dengan gigih melawan bala tentara dari Mataram. Pada awalnya, Sunan Giri dan bala
tentaranya mampu memenangkan pertempuran tersebut dan mampu membunuh bala
tentara dari Mataram. Akan tetapi, bala tentara dari Mataram juga mempunyai semangat

Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018 | 195

yang lebih untuk merebut tanah Giri dan pada akhirnya Sunan Giri harus menerima
kekalahan.

Cinta tanah air dapat diartikan sebagai rasa kasih sayang atau cinta kasih
terhadap tempat kelahiran atau negaranya. pengertian ini juga bermakna keseriusan
anak bangsa untuk menggali potensi dan talenta agar dapat berkembang. Bangsa yang
memiliki sumberdaya manusia rendah, tidak akan pernah dapat mempertahankan
kedaulatan bangsanya. Bangsa yang tidak memiliki keunggulan kerap menjadi
“mangsa” bagi bangsa-bangsa besar lainnya (Nasution, 2012).

Dalam BTJ, cinta tanah air digambarkan melalui tokoh-tokoh raja maupun sunan
dalam membela negara yang dicintai. Raja-raja yang memiliki kecintaan terhadap
negaranya berjuang sekuat tenaga agar dapat mempertahankan negara yang ia cintai.
Raja-raja tersebut menunjukkan kecintaannnya terhadap negaranya dengan mengangkat
senjata berjuang melawan musuh yang hendak merebut tanah airnya. Meskipun banyak
nyawa dan harta yang mereka korbankan, mereka mempertahankan negara yang ia
cintai. Hal ini berarti ia sudah menunjukkan rasa memiliki yang lebih terhadap
negaranya.

Sikap cinta tanah air yang ditunjukkan oleh raja maupun sunan merupakan
contoh yang wajib diteladani oleh para pelajar. Seorang pelajar wajib mencintai
negaranya (dalam hal ini Indonesia) dengan cara apa pun. Jika para raja dan sunan
menunjukkan kecintaannya terhadap negaranya dengan mengangkat senjata dan
mengusir penjajah yang ingin merebut negaranya, seorang anak dapat menunjukkan
rasa cinta terhadap negara dengan cara mencintai produk dalam negri. Seorang anak
yang mencintai produk dalam negeri akan bangga menggunakan produk-produk dalam
negeri. Misalnya ia bangga berbelanja di pasar tradisional dibandingkan dengan
berbelanja di mall. Dari hal tersebut ia sudah menunjukkan rasa cintanya terhadap
negara tempat ia dilahirkan.

SIMPULAN
Terdapat tiga bentuk karakter yang dalam cerita BTJ. Tiga bentuk karakter tersebut
diantaranya, karakter religius, digambarkan pada saat Sunan Kalijaga menasihati raja
untuk selalu berada di jalan Allah dan raja-raja yang selalu meminta petunjuk dan
pertolongan Allah ketika mendapat kesulitan. Nilai karakter kedua adalah semangat

196 | Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018

kebangsaan. Karakter semangat kebangsaan terlihat pada saat raja-raja di Jawa beserta
prajuritnya dengan gigih berperang melawan Belanda. Mereka tidak ingin tanah Jawa
terjajah oleh pasukan Belanda. Nilai pendidikan karakter ketiga adalah cinta tanah air.
Nilai karakter cinta tanah air ditunjukkan ketika raja-raja mempertahankan tanah
kelahirannya agar tidak diambil oleh kerajaan lain. Nilai pendidikan karakter yang
terdapat dalam BTJ dapat digunakan sebagai acuan untuk membina dan
mengembangkan karakter anak di dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak bangsa.

Bandung: CV Yrama Widya.
Aziz, D. K. (2015). Akulturasi islam dan budaya jawa. Fikrah, I(2), 253–286.
Birsyada, M. I. (2016). Budaya keraton pada babad tanah jawi dalam perspektif

pedagogi kritis. Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(2), 174–185.
Erwanti, N. (2011). Mengembangkan Rasa Cinta Kepada Tanah Air.
Kanzunnudin, M. (2012). Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter. In Seminar Nasional

Pendidikan: Pendidikan untuk Kejayaan Bangsa (pp. 195–204).
Lestyarini, B. (2013). Improving Nationalism To Strengthen The Character Of

Indonesia Through Language Learning. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(3),
340–354.
Nasution, A. (2012). Membangun Karakter Bangsa Bercermin Pada Sosok Jendral
Besar Soedirman. Jakarta: Prenada.
Nurgiyantoro, B. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Olthof, W. L. (2011). Babad Tanah Jawa. (H. R. Sumarsono., Ed.) (Cetakan I.).
Yogyakarta: Narasi.
Rohman, S. (2011). Kepemimpinan Prakolonial: Pre-Colonial Leadership. Literasi,
1(1), 59–73.
Saddhono, K., & Supeni, S. (2014). The role of dutch colonialism in the political life of
Mataram dynasty: A case study of the manuscript of Babad Tanah Jawi. Asian
Social Science, 10(15), 1–7.
Samani, M. dan H. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudardi, B. (2010). Sastra Nusantara (Deskripsi Aneka Kekayaan Sastra Nusantara).
Surakarta: Badan Penerbit Sastra Indonesia (BPSI).
Z.F., Z. (2014). Lingkup Ilmu Sastra: Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra,
serta Hubungan antara Ketiganya. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jentera, 7 (2), 182—197, ©2018 | 197

Analisis Struktur Teks Majemuk Artikel Ilmiah

Nilai-Nilai Pendidikan Karakt

Teks M
Artikel ilmiah (Art
No Struktur Teks
1 Judul
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Babad Tanah Jawa
2 Abstrak
Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan karakter yang t
penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah
hasil telaah dokumen naskah lama Babad Tanah Jawa berupa k
bentuk nilai pendidikan karakter. Teknik pengumpulan data yan
noninteraktif dengan metode content analysis. Teknik analisis data
interaktif.. Dalam teks Babad Tanah Jawa, terdapat tiga nilai
pendidikan karakter tersebut di antaranya (1) nilai karakter religi
dengan agama yang dianut, (2) nilai karakter semangat kebangsaa
penjajah di tanah Mataram, dan (3) nilai karakter cinta tanah air yan
kerajaan agar tidak diambil oleh kerajaan lain.
3 Kata Kunci
Nilai Pendidikan Karakter, Babad Tanah Jawa, Naskah Lama
4 Pendahuluan
Sastra (Kanzunnudin, 2012) dapat diartikan sebagai karya seni yang
digunakan sebagai sarana mengajar atau memberikan petunjuk. O
seni bahasa untuk menyampaikan ajaran. Setidaknya, sastra men
diantaranya memberikan sesuatu kepada pembaca atau decore, me
declarate, dan mampu menggerakkan kreatuvitas pembaca atau dis

Sastra (Z.F., 2014) merupakan sebuah cabang dari seni yang mem
sudah cukup tua. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidu

8

ter dalam Babad Tanah Jawa

Majemuk:
tikel Jurnal Jentera)

Jenis Teks

terdapat dalam teks Babad Tanah Jawa. Jenis
h Babad Tanah Jawa. Data penelitian ini berupa
kutipan-kutipan teks yang menunjukkan bentuk-
ng digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
a pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

pendidikan karakter yang dominan. Nilai-nilai
ius yang digambarkan melalui sikap yang sesuai
an yang digambarkan melalui semangat mengusir
ng digambarkan melalui kegigihan menjaga tanah

g bermediakan bahasa. Bahasa dalam karya sastra Eksplanasi:
Oleh karenanya, sastra dapat dinyatakan sebagai Penjelasan
ngungkapkan tiga aspek utama secara mendasar,
emberikan kenikmatan melalui unsur estetik atau
sebut dengan movore.

mpunyai unsur integral kebudayaan dan usianya Eksplanasi:
up manusia sejak dahulu, baik dari aspek manusia Penjelasan

80

sebagai penciptanya maupun aspek manusia sebagai penikmatnya
batinnya tentang fenomena kehidupan sosial dan budaya masyara
peristiwa, ide, gagasan, serta nilai-nilai kehidupan yang diamanatk
dalam segala aspek kehidupannya sehingga karya itu berguna untuk
waktu tertentu.

Dari uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra merup
Sastra merupakan suatu petunjuk yang baik untuk mengajarkan kep
yang cukup tua yang berisikan kehidupan manusia dari berbagai a

(Z.F., 2014) berpendapat bahwa karya sastra bukanlah karya yang
sebagaimana merunut kebenaran berita surat kabar tentang peristiw
kebenaran yang bersifat faktual tetapi kebenaran yang bersifat
diperkenalkan kepada kekayaan-kekayaan batin yang memungk
refleksi diri sehingga kita dapat masuk ke dalam pengalaman nyata
dalam karya sastra yang hanya dapat diperoleh dengan hatinya ma

Salah satu karya sastra yang menarik untuk dikaji adalah sastra lam
dapat diartikan sebagai sebuah dongeng yang segaja digubah menja
beberapa cerita digambarkan secara berlebihan atau hiperbolis, se
dalam bentuk babad ini sesungguhnya adalah cerita yang digub
melayu, karya sastra dalam bentuk babad disebut dengan salasilah
Raja Pasai, dan Hikayat Salasilah Perak. Karya sastra yang berben
Babad Giyanti, Sejarah Hasanudin, dan Sejarah Banten Rante-Ran

(Olthof, 2011) berpendapat bahwa babad merupakan cerita klasik
kerajaan. Penelitian ini mengkaji salah satu babad yang terkenal ya
cikal-bakal (nenek moyang) raja-raja Mataram Islam yakni bermu
yang pernah berkuasa di tanah Jawa. Raja-raja yang pernah mengu
hingga Mataram Islam (Kasunanan Surakarta). Karya sastra Ba
pengkultusan tersebut memiliki keragaman versi. Namun, men

8

a. Karya sastra merupakan curahan pengalaman
akat pada masanya. Ia juga merupakan ungkapan
kan di dalamnya. Sastra mempersoalkan manusia
k mengenal manusia dan budayanya dalam kurun

pakan cabang dari seni yang bermediakan bahasa. Eksposisi:reiterasi
pada manusia. Sastra juga merupakan kebudayaan
aspek persoalan.

g ilmiah yang dapat dirunut kebenaran faktualnya Eksplanasi:
wa tertentu. Kebenaran pada karya sastra bukanlah Penjelasan

kemanusiaan. Saat membaca karya sastra, kita
kinkan kita mendapatkan insight, persepsi, dan
a hidup. Inilah kenyataan faktual yang terdapat di
asuk ke dalam karya sastra.

ma berbentuk babad. Menurut (Aziz, 2015) babad Eksplanasi:
adi sebuah cerita sejarah. Di dalam sebuah babad, Penjelasan
eperti tokoh, tempat, dan peristiwa. Karya sastra
bah sebagai cerita sejarah. Dalam tradisi sastra
h dan tambo atau hikayat, misalnya Hikayat Raja-
ntuk babad antar lain adalah Babad Tanah Jawa,
nte, Babad Cirebon, dan Babad Pakepung.

yang mengisahkan asal muasal suatu daerah atau Rekaman Kejadian
aitu Babad Tanah Jawa. Karya ini memuat tentang
ula dari nabi Adam, dewa-dewa, hingga raja-raja
uasai tlatah Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang,
abad Tanah Djawi yang berunsur mitologi dan
nurut Hoesein Djajadiningrat, keragaman versi

81

tersebut disederhanakan menjadi dua. Kelompok pertama: Babad
perintah Sunan Pakubuwono III. Kelompok kedua: Babad Tana
Pangeran Adilangu II.

Dari beberapa versi Babad Tanah Jawa yang sudah ada, dipilih cerit
ke dalam Bahasa Indonesia oleh HR. Sumarsono dan diterbitkan
didasarkan bahwa Babad Tanah Jawa yang dialihbahasakan oleh H
yang disusun oleh W.L. Olthof di Belanda tahun 1941 dan lebih len
Babad Tanah Jawa juga memberikan nilai pengajaran yang ba
penelitian ini adalah menganalisis bentuk-bentuk nilai pendidika
Penelitian lain yang membahas Babad Tanah Jawa adalah penelitia
yang membahas “Pengaruh Kolonial pada Kerajaan Mataram dala
ini dapat dilihat dari segi pemerintahan, politik, hingga memp
Perempuan-perempuan yang mendapat pengaruh kolonial cend
ketidakadilan dan mengemukakan hak-hak mereka. Perempuan ju
dalam peperangan.

Penelitian (Birsyada, 2016) berjudul “Keraton Pada Babad Tana
dimual dalam jurnal Sejarah dan Budaya juga membahas Babad Tan
Babad Tanah Jawi menunjukkan sisi dominasi budaya keraton d
yang penuh dengan cerita mitologi, magis dan penuh kesakralan. O
Babad Tanah Jawi tidak lain hanyalah representasi dari legitimasi
Tanah Jawi juga menunjukkan upaya imperiumisasi budaya keraj
praIslam.

Persamaan kedua penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adala
sastra lama yaitu Babad Tanah Jawa. Penelitian sebelumnya dengan
Babad Tanah Jawa dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan
permasalahan yang diangkat. Jika penelitian pertama mengan
kolonialisme, penelitian ini mengangkat nilai-nilai pendidikan kar

8

d Tanah Djawi yang ditulis oleh Carik Braja atas
ah Djawi bertarikh 1722 yang diterbitkan oleh

ta Babad Tanah Jawa yang sudah dialihbahasakan Rekaman Kejadian
n oleh penerbit Narasi, Yogyakarta. Hal tersebut
HR. Sumarono merujuk pada Babad Tanah Jawa
ngkap dari versi lain. Sebagai sebuah karya sastra,
aik kepada masyarakat. Oleh karena itu, fokus
an karakter yang ada pada Babad Tanah Jawa.
an yang dilakukan oleh Saddhono & Supeni, 2014
am cerita Babad Tanah Jawi”. Pengaruh kolonial
pengaruhi pola pikir perempuan pada saat itu.
derung mempunyai keberanian untuk melawan
uga ikut andil dalam bidang politik, seperti ikut

ah Jawi dalam Perspektif Pedagogi Kritis” yang Rekaman Kejadian
nah Jawa. Pada penelitian ini diungkapkan bahwa
dengan memaparkan genealogi keluarga keraton
Oleh sebab itu, pengetahuan yang terdapat dalam
kekuasaan dan budaya keraton. Selain itu, Babad
jaan dan mengembalikan sistem kelas atau kasta

ah sama-sama mengangkat objek penelitian karya Eksposisi: Argumen
n penelitian ini sama-sama mengangkat keunikan
penelitian ini dengan penelitian pertama adalah
ngkat Babad Tanah Jawa dari sudut pandang
rakter.

82

Selanjutnya, perbedaan penelitian ini dengan penelitian kedua pa
kedua mengangkat permasalahan legitimasi kekuasaan dan domina
Babad Tanah Jawa. Dominasi tersebut ditunjukkan lewat cerita-ce
menumbuhkan kesadaran magis rakyat atau kawula. Sementara
karakter yang terdapat dalam Babad Tanah Jawa sebagai suatu pem

Babad Tanah Jawa menarik untuk dikaji. Hal tersebut disebabkan B
pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah maupun lingkunga
sastra lama dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untu
membaca karya sastra lama, baik guru, keluarga, maupun masyara
terdapat dalam cerita untuk mengambil bagian yang terbaik guna m

5 Tinjauan Pustaka
Babad adalah sebuah karya tulis yang menceritakan pendirian se
hanya mengenai pendirian negara tersebut, melainkan juga cerit
tersebut. Uraian tersebut juga berlaku pada cerita dalam Babad
tentang silsilah raja di kerajaan Mataram. Khususnya dalam buku in
silsilah awal Nabi Adam AS, kemudian dilengkapi dengan silsilah
cerita Panji di Kediri, hingga berakhir pada masa Kartasura, tepatn
dengan Pangeran Purbaya dan Sultan Blitar yang masih sedarah
terjadi di sekitar tahun 1647 (Olthof, 2011).

Menurut (Rohman, 2011) kata babad tanah jawi memberikan penge
Jawi ditulis secara naratif dalam bahasa dan huruf Jawa. Ketebala
seragam, tetapi secara umum penulis BTJ menceritakan kepemim
hingga Mataram Islam (abad ke-17). Penulisan sekuen dan kutipan
teks asli. Karena tidak berbentuk tembang, BTJ lebih mirip cerita

(Birsyada, 2016) menjelaskan bahwa Babad Tanah Jawa selain me
berusaha mengintegrasikan legitimasi antara ideologi Hindu dan Is

8

ada permasalahan yang diangkat. Pada penelitian Eksposisi: Argumen
asi budaya trah keraton yang dimunculkan dalam
erita mitos, magis, sakral dan supranatural untuk
itu, penelitian ini mengangkat nilai pendidikan
mbelajaran yang dapat diberikan pada masyarakat.

Babad Tanah Jawa mempunyai hubungan dengan Reorientasi
an masyarakat. Hubungannya yaitu bahwa karya
uk memberikan pengajaran yang baik. Dengan
akat dapat mengambil gambaran masyarakat yang
mengembangkan karakter anak.

ebuah negara atau kerajaan. Cerita babad bukan Rekaman Kejadian
ta-cerita yang terjadi pada kerajaan atau negara

Tanah Jawa. Babad Tanah Jawa menceritakan
ni, sejarah Jawa dipaparkan dengan menarik garis
h dewa-dewa agama Hindu, tokoh Mahabharata,
nya saat terjadi perselisihan antara Raja Kartasura
h. Menurut perkiraan penyusunnya, peristiwa ini

ertian tentang sejarah wilayah Jawa. Babad Tanah Rekaman Kejadian
an naskah mencapai 470 halaman. Isi cerita tidak
mpinan pada masa Kerajaan Demak (abad ke-15)
n dalam penelitian ini merupakan transliterasi dari
fiksi dari jenis prosa.

enunjukkan upaya dominasi budaya kerajaan juga Rekaman Kejadian
slam. Dengan demikian, kekuasaan raja dianggap

83

sah menurut tradisi Hindu dan Islam karena jalur genealogi raja-r
jalur keturunan Nabi Adam (Islam) juga keturunan para Dewa (Hi
Islam di Jawa, raja direpresentasikan sebagai pusat kosmos di m
ardhi adalah payung bagi genealogi tradisi Hindu Jawa maupun tra
menghubungkan secara genealogi antara trah versi ideologi Hind
tradisi kekuasaan Jawa, dengan menyatukan trah dari kedua jalur ge
rakyat Jawa dari ideologi budaya kedua belah pihak karena telah m
Hindu-Budha lewat dewa-dewa maupun dari jalur Islam melalui N
legitimasi kekuasaan raja lewat genalogi tersebut akan dikuku
mewujudkan ketertiban tatanan masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Babad Tanah Jawa me
kisah kerajaan Mataram di tanah Jawa. Sebagai sebuah cerita se
perjalanan berdirinya kerajaan Mataram dan raja-raja yang menjad
Tanah Jawa juga menghadirkan konflik-konflik yang ada di dalam
dapat menjadi pedoman hidup.

Platform pendidikan karakter bangsa Indonesia telah dipelopori ole
pendidikan karakter yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara, tertu
Tuladha, (2) Ing Madya Mangun Karsa, dan (3) Tut Wuri handay
yang di depan memberikan teladan, contoh, dan panutan. S
(menyatukan cita-cita dan tujuan agar dapat diraih bersama). terak

Guru mempunyai makna digugu lan ditiru (dipercaya dan diconto
contoh pendidikan karakter kepada siswa atau peserta didik. O
penampilan yang mampu membawa siswanya kea rah pendidikan

Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai hal positif yang d
siswanya. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk mengajarka
Pendidikan karakter harus mampu mendukung pengembangan sos

8

raja Jawa sampai dengan Mataram Islam adalah
indu). Dalam tradisi kekuasaan kerajaan-kerajaan
muka bumi disimbolkan sebagai khalifatulloh fil
adisi Islam. Singkatnya, Babad Tanah Jawa ingin
duBudha dengan Islam. Dengan demikian, dalam
enealogi tersebut diharapkan dapat menundukkan
mendapat keabsahan dari jalur keturunan baik dari
Nabi Adam. Dalam konteks inilah, secara kultural
uhkan secara simbolik dalam memerintah serta

erupakan sebuah cerita sejarah yang menceritakan Reiterasi
ejarah, Babad Tanah Jawa menghadirkan kisah
di pemimpin di tanah Mataram. Selain itu, Babad
m lingkungan kerajaan serta nasihat-nasihat yang

eh tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dalam Eksplanani:
uang dalam tiga konsep yaitu (1) Ing Ngarsa Sung Penjelasan
yani. Ketiga konsep tersebut memiliki arti bahwa
Selanjutnya, di tengag membangun kehendak
khir, di belakang memberikan dorongan.

oh) secara tidak langusng juga harus memberikan
Oleh karena itu, guru harus memiliki profil dan

karakter yang kuat. (Aqib, 2011)

dapat dilakukan oleh guru yang mempengaruhi
an nilai-nilai yang baik kepada siswa yang diajar.
sial, emosional, dan etik siswa (Samani, 2012).

84

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai p
nilai yang harus ditumbuhkan dan diajarkan kepada generasi pe
lingkungan sekolah. Nilai pendidikan karakter harus diwujudka
karakter harus terus menerus diajarkan agar generasi penerus bang
dijunjung oleh Indonesia.

Unsur religi dalam sastra merupakan sebuah identitas keberadaan
kata religios yang bermakna agama. Religius dan agama sangat ber
sebagai satu kesatuan meskipun keduanya memiliki makna yang
merujuk pada kelembagaan dan religi merujuk pada hati nurani (N
diartikan sebagai cara berpikir, bertindak, dan berwawasan un
kepentingan diri sendiri. Semangat kebangsaan dan nasionalis
menciptkan rasa kebanggaan terhadap bangsa. Semangat kebangs
sosial, semangat rela berkorban, dan menumbuhkan jiwa patriotis
dari rasa ketakutan akan perpecahan bangsa (Lestyarini, 2013).

Cinta tanah air dan bangsa (Erwanti, 2011) merupakan sebuah ke
satu orang yang mampu membuat perubahan bagi negaranya. Cinta
dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan terhadap bangsa dan
dilakukan dengan peduli terhadap permasalahan bangsa seperti ek
semangat pada tanah air disebut juga patriotisme, sedangkan ra
Mewujudkan rasa patriotisme dan nasionalisme merupakan bu
Indonesia. Cinta tanah air juga bermakna keseriusan anak b
berkembang. Bangsa yang memiliki sumber daya manusia rend
kedaulatan bangsanya. Bangsa yang tidak memiliki keunggulan ke
lainnya (Nasution, 2012).

6 Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data pe
penelitian ini berupa hasil telaah dokumen Babad Tanah Jawa b
bentuk-bentuk nilai pendidikan karakter.

8

pendidikan karakter dapat diartikan sebagai nilai-
enerus baik di lingkungan keluarga maupun di
an dalam kegiatan sehari-hari. Nilai pendidikan
gsa tidak lupa akan adab dan budaya timur yang

n sastra tersebut. Istilah religius mengarah pada
rkaitan erat, berdampingan, bahkan dapat melebur

berbeda. Perbedaan tersebut terlihat jika agama
Nurgiyantoro, 2009). Semangat kebangsaan dapat
ntuk menempatkan kepentingan bangsa di atas
sme merupakan sinergi yang seimbang untuk
saan juga akan melahirkan rasa kesetiakawanan
sme. Semangat kebangsaan juga menghindarkan

ebanggan bagi anak bangsa karena menjadi salah
a tanah air dapat diwujudkan melalui cara berpikir
n negara. Selain itu, cinta tanah air juga dapat
konomi, sosial, budaya, Bahasa, dan politik. Rasa
asa cinta terhadap negara disebut nasionalisme.
ukti nyata terhadap sila ketiga yaitu persatuan
bangsa menggali potensi dan talenta agar dapat
dah, tidak akan pernah dapat mempertahankan
erap menjadi “mangsa” bagi bangsa-bangsa besar

enelitian ini adalah Babad Tanah Jawa. Data
berupa kutipan-kutipan teks yang menunjukkan

85

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ad
analysis. Content analysis atau analisis isi yang dipergunakan untu
dan makna yang terdapat dalam dokumen tersebut. Teknik analis
analisis interaktif. Model analisis interaktif meliputi tiga kompone
data, (2) penyajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpul

7 Hasil dan pembahsan
Pada pembahasan Babad Tanah Jawa yang selanjutnya disingkat
karakter yang dominan Tiga nilai pendidikan karakter tersebut a
tanah air. Ketiga nilai pendidikan karakter tersebut diuraikan dalam

4.1 Religius
Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksan
ajaran agama yang dianut, sikap religius juga berarti menghormati
pemeluk lain. Religius sebagai salah satu nilai karakter dideskripsi
melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksan
pemeluk agama lain.

Dalam cerita BTJ, nilai religius ditunjukkan melalui ajaran-ajaran s
Mataram. Sunan yang terkenal pada saat itu adalah Sunan Kalijaga
karena mempunyai sikap rendah hati, tutur kata yang tidak meny
muridnya dengan pandangan kebenaran dalam agama Islam. Sun
sikap yang harus ditunjukkan oleh seorang raja sesuai dengan syar
mengingatkan jika ada raja yang mulai takabur pada kekuatannya.

Sunan Kali Jaga berkata, “Senopati berhentilah bersombo
takabur. Para wali tidak mau berbuat demikian, takut akan murka

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa seorang ulama mampu mem
memiliki sikap rendah hati dan tidak menyombongkan kesaktiann

8

dalah teknik noninteraktif dengan metode content
uk menganalisis dokumen sehingga diketahui isi
sis data pada penelitian ini menggunakan teknik
en penting yang selalu bergerak yaitu (1) reduksi
lan (conclusion drawing).

t menjadi BTJ, ditemukan tiga nilai pendidikan Deskripsi;Pernyataan
adalah religius, semangat kebangsaan, dan cinta umum
m pembahasan di bawah ini.

nakan ajaran agama yang dianut. Selain mematuhi Eskplanai:
i dan toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama Penjelasan
ikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam
naan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan

sunan yang menjadi guru bagi para raja-raja tanah Interpretasi
a. Sunan Kalijaga merupakan sunan yang terkenal
yakiti orang lain, dan mampu mengajari murid-
nan Kalijaga juga mengajarkan bagaimana sikap-
riat Islam. Sunan Kalijaga juga tidak segan-segan
.

ong diri memamerkan kedigdayaan. Itu namanya Narasi
a Allah (Olthof, 2011: 163).

mberikan nasihat kepada Senopati Mataram agar Ekplanasi:Penjelasan
nya. Sunan Kalijaga meminta Senopati Mataram

86

agar tidak menjadi orang yang takabur karena Senopati Matara
derajad yang sama dengan lainnya. Senopati Mataram dinasihati a
diri atas kehebatannya dan merasa dirinya paling mulia karena sika
Sunan Kalijaga tentang ajaran Islam juga digambarkan melalui t
untuk membuat pagar rumah. Ketika Sunan Kalijaga mengunju
Kalijaga melihat rumah Senopati Mataram belum berpagar. Hal
menasihati Senopati Mataram agar membuat pagar.

Lalu mereka berangkat bersama. Sesudah sampai di Mataram
berpagar, Sunan berkata, “Rumahmamu tidak berpagar bata. Itu
sebab tidak ada curiga karena mengandalkan kesaktian, teguh ked

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sunan Kalijaga menasihati
melalui perumpamaan pagar rumah. Pagar rumah dalam hal ini
yang selalu waspada akan bahaya yang mengancam. Orang y
perumpamaan dari orang yang sombong dan tidak mawas diri. Ora
sendiri dan tidak ingat akan penciptanya yaitu Allah subhanahu
orang tersebut akan selalu terlindungi karena berserah diri kepada

Selain mengingatkan Senopati Mataram agar tidak menj
memberikan nasihat kepada Senopati Mataram agar menjadi oran
ungkapan rasa terima kasih kepada Allah subhanahu wa taala, Tuha
lebih. Bersyukur juga merupakan ungkapan bahwa doanya telah te
menjadi raja, selalu bersyukur sebagai makhluk ciptaan-Nya. M
rumahmu” (Olthof, 2011: 163).

Dari kutipan di atas dapat menjelaskan bahwa Sunan Kalijaga mem
untuk selalu bersyukur. Sebagai seorang Raja, Senopati Mataram h
Allah sebagai pemimpin rakyat Mataram. Rasa syukur tersebu
istimewa yang dipilih oleh Allah sebagai pemimpin rakyat yang a
juga dapat menjadikan Senopati Mataram sebagai raja yang sela

8

am hanyalah seorang manusia yang mempunyai
agar menjadi orang yang tidak menyombongkan
ap tersebut akan membuat Allah murka. Nasihat
tindakannya yang menasihati Senopati Mataram
ungi rumah (istana) Senopati Mataram, Sunan
tersebut membuat Sunan Kalijaga prihatin dan

m, Sunan menyaksikan rumah Senopati belum Narasi
tidak baik. Kamu dapat disebut orang sombong,

digdayaan (Olthof, 2011: 163).

Senopati Mataram agar tidak bersikap sombong Ekplanasi:Penjelasan
merupakan perlambangan dari watak seseorang
yang belum membuat pagar rumah merupakan
ang yang sombong akan selalu mengandalkan diri
wa taala. Dengan membuat pagar di rumahnya,
Allah subhanahu wa taala.

jadi orang yang sombong, Sunan Kalijaga juga Ekplanasi:Penjelasan
ng yang selalu bersyukur. Bersyukur merupakan
an Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
erkabul dan cita-citanya tercapai. Jika kamu ingin
Marilah bersama ke Mataram saya ingin melihat

mberikan pemahaman kepada Senopati Mataram Ekplanasi:Penjelasan
harus selalu bersyukur karena ia telah dipilih oleh
ut menunjukkan bahwa ia merupakan makhluk
akan membawa rakyat ke jalan Allah. Bersyukur
alu rendah hati dan mengingat kebesaran Allah.

87

Dalam BTJ, karakter religius juga digambarkan melalui raja-raja y
tersebut digambarkan selalu berdoa memohon pertolongan Allah ji
oleh Senopati Ing Alaga yang berdoa meminta petunjuk dari Allah
memperbaikinya.

“Jika itu menjadi niatmu, bermohonlah kepada Allah seca
engkau dapat menggantikan takhtanya. Jangan sekali-kali pun
(Olthof, 2011: 149).

Dari kutipan itu, dapat digambarkan bahwa Senopati Ing Alaga
menjalankan ajaran Islam. Senopati Ing Alaga dalam menjalankan
kesulitan ia berdoa kepada Allah dan meminta petunjuk jalan kelu
dengan cara berdoa kepada Allah dan bukan meminta bantuan pa
untuk mengerti apakah doanya dikabulkan oleh Allah tidaklah mud
godaan dari bintang yang bersinar dan dapat berbicara.

Bintang tadi sesudah berbicara demikian lalu musnah. Seno
permohonan kepada Allah sudah terkabul. Niatku untuk menjadi r
ke anak cucu, menjadi lampunya di tanah Jawa. Semua orang jad

Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah kebe
Istilah “religious” membawa konotasi pada makna agama. R
berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, nam
bebeda. Agama lebih menunjuk pada kelembagaan kebaktian kep
lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beber
nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan m
keyakinan manusia.

Nilai pendidikan karakter religius dalam cerita BTJ, digambarka
Kalijaga merupakan salah satu walisongo yang sangat terkenal d
sunan yang terkenal dengan kemampuannya memasukkan Islam k

8

yang sudah melaksanakan ajaran Islam. Raja-raja
ika mendapat kesulitan. Hal tersebut digambarkan
h ketika ia sudah melakukan kesalahan dan ingin

ara khusuk agar kelak jika Sultan sudah mangkat Narasi
nya pikiran melawan ayahmu Kanjeng Sultan”

memang raja yang memeluk agama Islam dan Ekplanasi:Penjelasan
n ajaran Islam terlihat pada saat ia mendapatkan
uar. Sebagai seorang muslim, ia menunjukkannya
ada yang lain. Akan tetapi, jalan yang ia tempuh
dah. Senopati Ing Alaga sempat terkecoh dengan

opati berkata berkata dalam hati. “Sekarang Narasi

raja menggantikan Sultan Pajang, turun-temurun
di takhluk kepadaku” (Olthof, 2011: 157).

eradaan sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009). Ekplanasi:Penjelasan
Religius dan agama memang erat berkaitan,

mun sebenarnya keduanya menyarankan makna
pada Tuhan dengan hukum-hukum resmi. Religi

rapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau

an melalui soosk sosok Sunan Kalijaga. Sunan Ekplanasi:Penjelasan
di masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga merupakan
ke dalam tradisi Jawa. Sunan Kalijaga merupakan

88

guru raja-raja di Mataram yang mampu memberikan wejangan d
berada di jalan agama Islam.

Salah satu murid Sunan kalijaga yaitu Senopati Mataram (Senopa
sebagai raja baru yang masih mempunyai ambisi besar, hingga terk
diajarkan oleh gurunya. Melihat hal seperti itu, sebagai guru, Suna
selalu ingat dengan ajaran Islam. Sunan Kalijaga memberikan ara
bersikap rendah hati, selalu waspada akan bahaya, menjadi raj
kemampuan yang dimiliki, dan menjadi raja yang selalu bersyukur

Sikap religius yang ditunjukkan oleh Sunan Kalijaga dapat men
keluarga. Sebagai seorang guru, Sunan Kalijaga mampu membe
melakukan kesalahan dan mulai meninggalkan ajaran yang benar, m
dan memberi nasihat yang mampu mengembalikan murid tersebut

Begitu pula dengan seorang pendidik, pendidik harus mampu mem
memberi nasihat kepada murid jika ada murid yang sudah me
keluarga, karakter yang dimiliki Sunan Kalijaga dapat dicontoh
mendidik anak-anak. Orang tua harus menasihati anaknya jika mela
ke dalam hal-hal yang merugikan masa depan.

4.2 Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsan dapat diartikan sebagai sebuah cara warga ne
yang meletakkan kepentingan negara di atas kepentingna pribadi
dengan melawan penjajah, yaitu orang Belanda. Dalam cerita BT
Jakarta dan menguasainya serta sudah membangun benteng.

Orang Jawa maju ke medan perang dengan serempak,
benteng lawan. Orang Belanda menyambut. Meriam dinyalaka
gunung runtuh. Mimis berjatuhan seperti hujan, ada yang sepert
roboh bergelimpangan dan terluka, ada yang merangkak-rangkak

8

dan ajaran kepada rajaraja Mataram untuk selalu

ati Ing Alaga). Senopati Ing Alaga digambarkan Rekaman Kejadian
kadang melupakan ajaran-ajaran Islam yang telah
an Kalijaga mengingatkan Senopati Mataram agar
ahan dan nasihat kepada Senopati Mataram agar
ja yang mempunyai sikap tidak sombong akan
r atas nikmat yang diberikan oleh Allah.

njadi panutan di sekolah maupun di lingkungan Ekplanasi:Penjelasan
erikan nasihat kepada muridnya. Saat muridnya
maka sebagai guru Sunan Kalijaga wajib menegur
t ke jalan yang benar.

mpunyai sikap seperti Sunan Kalijaga yang selalu Persuasi
elakukan kesalahan. Begitu juga di lingkungan
h oleh orang tua untuk diterapkan dalam pola
akukan kesalahan sehingga anak tidak terjerumus

egara untuk berpikir, bertindak, dan berwawasan
. Dalam BTJ, semangat kebangsaan ditunjukkan
TJ, orang Belanda digambarkan telah menduduki

bersorak gegap-gempita bertekad menggempur Narasi
an bertubi-tubi. Suaranya menggelegar seperti
ti cahaya jatuh. Orang Jawa banyak yang mati,
k dengan luka parah (Olthof, 2011: 290).

89

Data di atas menunjukkan bahwa semangat kebangsaan yang ditu
Orang Jawa dengan ikhlas dan dengan semangat mereka melawan
Jawa merelakan jiwa dan raga mereka demi negaranya agar negara

Semangat kebangsaan tidak hanya digambarkan melalui prajurit
raganya demi negara. Semangat kebangsaan juga ditunjukkan o
Purbaya. Panembahan Purbaya dalam cerita digambarkan deng
Belanda kehilangan banyak pasukan.

Panembahan Purbaya sudah tiba di laut Jakarta, lalu pera
Belanda yang ada di kapal. Serdadu Belanda kalah lalu melarika
naik ke daratan. Di situ masih berlangsung perang. Meriam o
bibirnya. Ambrol. Kapal pecah, korbannya banyak, orang Belanda

Data di atas menjelaskan bahwa semangat kebangsaan juga ditun
Purbaya dengan kesaktiannya mampu menumpas orang B
keberaniannya dengan melawan orang Belanda yang memang pada
cukup canggih. Akan tetapi, Pangeran Purbaya tidak gentar dan m

Semangat kebangsan dapat diartikan sebagai sebuah cara warga ne
yang meletakkan kepentingan negara di atas kepentingna pri
merupakan sebuah perpaduan dan sinergi dari rasa kebangsaa
kebangsaan yang tinggi dari warga negara dapat menepiskan ancam
mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi, maka rasa kesetia
tumbuh dengan sendirinya (Lestyarini, 2013).

Semangat kebangsaan ditunjukkan oleh bala tentara Mataram pada
dengan semangat bahu membahu menolak kehadiran Belanda di J
Mataram yang bergabung dengan tentara dari kerajaan lain b
Semangat kebangsaan tidak hanya ditunjukkan oleh prajurit, te

9

unjukkkan oleh masyarakat Jawa sangatlah besar.
n Belanda yang telah menduduki Jakarta. Orang
anya tidak dapat direbut oleh bangsa Belanda.

t Jawa yang dengan ikhlas merelakan jiwa dan
oleh tokoh panglima perang yaitu Panembahan
gan berani melawan Belanda sampai membuat

ang dengan Belanda yang ada di kapal. Serdadu Narasi
an diri. Panembahan Purbaya lalu menepi akan
orang Jawa diarahkan ke orang Belanda, kena
a banyak yang mati (Olthof, 2011: 290-291).

njukkan oleh Panembahan Purbaya. Panembahan
Belanda. Panembahan Purbaya menunjukkan
a saat itu sudah mempunyai peralatan perang yang
mampu membuat serdadu Belanda lari ketakutan.

egara untuk berpikir, bertindak, dan berwawasan
ibadi. Semangat kebangsaan dan nasionalisme
an dan paham kebangsaan. Adanya semangat
man terhadap keutuhan negara. Jika warga negara
akawanan, patriotisme, dan rela berkorban akan

a saat menyerang Belanda. Bala tentara Mataram
Jakarta dengan mengangkat senjata. Bala tentara
bersemangat untuk mengusir pasukan Belanda.
etapi oleh panglima perang yaitu Panembahan

90

Purbaya. Panembahan Purbaya dengan gagah berani mampu mem
Mataram mengalami kekalahan dalam peperangan, semangat praju
kebangsaan yang tidak mau dijajah oleh bangsa lain.

Pada abad ke-17 Sunda menerima kehadiran pengaruh Mataram Isl
kehadiran Belanda di Jayakarta (Jakarta). Prajurit Mataram di
mengusir penjajah Belanda. Jejak-jejak prajurit Mataram yang ting
Saat itu prajurit Mataram dikirim ke daerah tersebut sebagai p
keperluan prajurit Mataram (Sudardi, 2010).

Sikap tersebut dapat dijadikan contoh bagi generasi muda bangsa
yang ditanamkan di dalam diri. Semangat kebangsaan yang mamp
bangsa lain yang mampu memberikan dampak negatif bagi bangsa
prajurit Mataram, hal itu dapat dilakukan dengan menjunjung ting
mampu menunjukkan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

4.3 Cinta Tanah Air
Cinta tanah air merupakan suatu tindakan bela negara y

dilakukan oleh warga negara secara terus menerus, menyeluruh, d
dengan rasa kecintaan terhadap tanah air atau negara. Cinta tana
bertindak, dan berwawasan yang meletakkan kepentingan negara
disebut dengan nasionalisme. Rasa nasionalisme merupakan suatu
guna menjaga eksistensi sebuah bangsa.

Sikap cinta tanah air digambarkan dalam BTJ melalui tokoh-to
dengan segala kekuatannya mempertahankan kerajaannya samp
mempertahankan negerinya ketika negerinya akan direbut oleh raja
ingin menguasai negara lain yaitu kerajaan Mataram. Dalam mel
banyak merebut kerajaan-kerajaan lain. Hal tersebut menimbulkan
satunya banyak raja yang melakukan perlawanan demi mempertah

9

mporak-porandakan pasukan Belanda. Meskipun
urit dan Pangeran Purbaya menunjukkan semangat

lam dan melanjutkan kerja sama dengan menolak
ibantu prajurit Sunda bahu-membahu berjuang
ggal di Sunda saat ini dapat terlihat di Indramayu.
pasukan logistik yang menyiapkan beras untuk

a untuk selalu mempunyai semangat kebangsaan
pu dicontoh yaitu sikap untuk menolak pengaruh
a. Meskipun tidak dengan cara berperang seperti
ggi adat bangsa sendiri dan menjadi pribadi yang

yang dapat berupan tekad, sikap, dan hal yang
dan berlanjut. Tindakan bela negara ini dilandasi
ah air juga dapat diartikan sebagai cara berpikir,
di atas kepentingan pribadi. Cinta tanah air juga
u konsep penting yang harus tetap dipertahankan

okoh raja. Rajaraja yang mempunyai kekuasaan
pai titik darah penghabisan. Raja-raja tersebut
a dari negara lain. Dalam cerita BTJ, negara yang
lakukan ekspansi kekuasaan, Kerajaan Mataram
n banyak reaksi dari negara-negara jajahan, salah
hankan negaranya.

91

Bupati Kediri yang bernama Ratu Jalu rupanya juga telah siap men
bala-prajurit dengan perlengkapan perangnya (Olthof, 2011: 226

Dari data kutipan tersebut menunjukkan bahwa raja atau bupat
mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi. Mereka dengan sekua
tumpah darahnya agar tidak direbut oleh penguasa Mataram. Mer
prajuritnya, meskipun dilihat dari segi jumlah maupun kesiapan tida
dengan usaha mempertahankan negara dari ancaman pihak lain sud
airnya.

Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditunjukkan melalui tok
Tokoh ulama yang mempunyai sikap mencintai tanah air yaitu
ditunjukkan oleh Sunan Giri terlihat pada saat ia dan murid-murid
akan direbut oleh Mataram yang dipimpin oleh Pangeran Pekik.

Sunan Giri sudah mendengar berita bahwa tanah Giri akan
memerintahkan sentana, marbot padepokan, serta para murid-mu

Dari data tersebut terlihat bahwa Sunan Giri mempunyai kek
padepokannya dari Mataram. Ia beserta pasukannya dengan gi
awalnya, Sunan Giri dan bala tentaranya mampu memenangkan pe
tentara dari Mataram. Akan tetapi, bala tentara dari Mataram juga
tanah Giri dan pada akhirnya Sunan Giri harus menerima kekalaha

Cinta tanah air dapat diartikan sebagai rasa kasih sayang atau cinta
pengertian ini juga bermakna keseriusan anak bangsa untuk meng
Bangsa yang memiliki sumberdaya manusia rendah, tidak ak
bangsanya. Bangsa yang tidak memiliki keunggulan kerap menja
(Nasution, 2012).

9

nyambut datangnya musuh. Ia telah menyiagakan Narasi
6).

ti yang mempunyai kedudukan di suatu negara
at tenaga mempertahankan negaranya atau tanah
reka berperang dengan mengerahkan semua bala
ak sebanding dengan prajurit musuh. Akan tetapi,
dah merupakan suatu usaha untuk mencintai tanah

koh raja atau bupati, tetapi melalui tokoh sunan.
u tokoh Sunan Giri. Sikap cinta tanah air yang
d dari pesantren mempertahankan tanah Giri saat

n dibedah oleh Pangeran Pekik. Sunan Giri Narasi
uridnya supaya berhati-hati (Olthof, 2011: 283).

kuatan untuk mempertahankan tanah Giri serta
igih melawan bala tentara dari Mataram. Pada
ertempuran tersebut dan mampu membunuh bala
mempunyai semangat yang lebih untuk merebut
an.

a kasih terhadap tempat kelahiran atau negaranya.
ggali potensi dan talenta agar dapat berkembang.
kan pernah dapat mempertahankan kedaulatan
adi “mangsa” bagi bangsa-bangsa besar lainnya

92

Dalam BTJ, cinta tanah air digambarkan melalui tokoh-tokoh ra
dicintai. Raja-raja yang memiliki kecintaan terhadap negaranya ber
negara yang ia cintai. Raja-raja tersebut menunjukkan kecintaa
senjata berjuang melawan musuh yang hendak merebut tanah ai
mereka korbankan, mereka mempertahankan negara yang ia cin
memiliki yang lebih terhadap negaranya.

Sikap cinta tanah air yang ditunjukkan oleh raja maupun sunan me
pelajar. Seorang pelajar wajib mencintai negaranya (dalam hal in
dan sunan menunjukkan kecintaannya terhadap negaranya dengan
ingin merebut negaranya, seorang anak dapat menunjukkan ras
produk dalam negri. Seorang anak yang mencintai produk dalam n
dalam negeri. Misalnya ia bangga berbelanja di pasar tradisional d
tersebut ia sudah menunjukkan rasa cintanya terhadap negara temp

8 Simpulan
Terdapat tiga bentuk karakter yang dalam cerita BTJ. Tiga bentuk
digambarkan pada saat Sunan Kalijaga menasihati raja untuk selal
meminta petunjuk dan pertolongan Allah ketika mendapat kes
kebangsaan. Karakter semangat kebangsaan terlihat pada saat raj
berperang melawan Belanda. Mereka tidak ingin tanah Jawa te
karakter ketiga adalah cinta tanah air. Nilai karakter cinta tanah a
tanah kelahirannya agar tidak diambil oleh kerajaan lain. Nilai pen
digunakan sebagai acuan untuk membina dan mengembangkan ka

9 Daftar Pustaka

9

aja maupun sunan dalam membela negara yang
rjuang sekuat tenaga agar dapat mempertahankan
annnya terhadap negaranya dengan mengangkat
irnya. Meskipun banyak nyawa dan harta yang
ntai. Hal ini berarti ia sudah menunjukkan rasa

erupakan contoh yang wajib diteladani oleh para
ni Indonesia) dengan cara apa pun. Jika para raja

mengangkat senjata dan mengusir penjajah yang
sa cinta terhadap negara dengan cara mencintai
negeri akan bangga menggunakan produk-produk
dibandingkan dengan berbelanja di mall. Dari hal
pat ia dilahirkan.

k karakter tersebut diantaranya, karakter religius, Eskposisi:reiterasi
lu berada di jalan Allah dan raja-raja yang selalu
sulitan. Nilai karakter kedua adalah semangat
ja-raja di Jawa beserta prajuritnya dengan gigih
erjajah oleh pasukan Belanda. Nilai pendidikan
air ditunjukkan ketika raja-raja mempertahankan
ndidikan karakter yang terdapat dalam BTJ dapat
arakter anak di dalam kehidupan sehari-hari.

93


Click to View FlipBook Version