The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Pegangan Dosen by Afif Rofii

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rofiiafif69, 2022-07-05 07:40:09

Buku Pegangan Dosen

Buku Pegangan Dosen by Afif Rofii

Model Pembelajaran Menulis Artikel Ilmiah
Berbasis

Contextual Teaching and Learning

(Buku Pegangan Dosen)

Afif Rofii, M.Pd.
Dr. Fathiaty Murtadho, M.Pd.
Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd.

i

Kata Pengantar

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt., atas rahmat dan
hidayahnya penyusunan buku pegangan model pembelajaran untuk dosen ini
dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari buku utama
yaitu buku Model Pembelajaran Menulis Artikel Ilmiah Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL). Buku ini dirancang untuk memudahkan dosen
dalam menerapkan pembelajaran menulis artikel ilmiah menggunakan model
pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL yang telah dikembangkan.

Buku ini berisi penjelasan terkait model pembelajaran menulis artikel
ilmiah berbasis CTL yang telah dikembangkan. Penjelasan tersebut meliputi:
a) pengertian model pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL; b)
komponen model pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL (sintak,
sistem social, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional, dan
dampak pengiring); c) komponen CTL dalam model pembelajaran menulis
artikel ilmiah berbasi CTL (konstruktifisme, inkuiri, masayrakat belajar,
pemodelan, bertanya, refleksi dan penilaian autentik); dan d) rubrik penilaian
menulis artikel ilmiah berbasis CTL.

Penulis menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, dan saran dari
berbagai pihak. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
dosen pengampu mata kuliah keterampilan menulis dalam menerapkan
pembelajaran menulis artikel ilmiah.

Jakarta, Januari 2022

Penulis

ii

Daftar Isi

halaman
Halaman sampul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii
Daftar Lampiran ............................................................................................ iv
Daftar Tabel.................................................................................................... v
A. Pengertian Model Pembelajaran Menulis Artike Ilmiah Berbasis CTL ...... 1
B. Komponen Model Pembelajaran Menulis Artike Ilmiah Berbasis CTL ...... 2

1. Struktur Pembelajaran (Sintak)............................................................ 2
a. Membanguan Pengetahuan Lapangan ..................................... 2
b. Pemodelan dan Dekonstruksi ................................................... 3
c. Konstruksi Teks Bersama ......................................................... 4
d. Konstruksi Teks Independen ....................................................... 12

2. Sistem Sosial ..................................................................................... 13
3. Prinsip Reaksi.................................................................................... 13
4. Sistem Pendukung............................................................................. 14
5. Dampak Instruksional ........................................................................ 14
6. Dampak Pengiring ............................................................................. 15
C. Komponen CTL dalam Model Pembelajaran Menulis Artikel Ilmiah
Berbasis CTL ......................................................................................... 15

a. Konstruktivisme ............................................................................ 15
b. Inkuiri............................................................................................ 17
c. Masyarakat Belajar....................................................................... 17
d. Pemodelan ................................................................................... 18
e. Bertanya ....................................................................................... 19
f. Refleksi......................................................................................... 20
g. Penilaian Autentik......................................................................... 21
D. Rubrik Penilaian Menulis Artikel Ilmiah .................................................. 22
Daftar Rujukan .................................................................................. 38

iii

Daftar Lampiran
halaman

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Semester (RPS) .................................. 26
Lampiran 2 Rincian Kegiatan Pembelajaran 1 ............................................. 40
Lampiran 3 Rincian Kegiatan Pembelajaran 2 ............................................. 45
Lampiran 4 Rincian Kegiatan Pembelajaran 3 ............................................. 56
Lampiran 5 Artikel Ilmiah Nilai-Nilai Pembentuk Karakter dalam Cerita

Rakyat Asal-Usul Watu Dodol.................................................... 65
Lampiran 6 Struktur Artikel Nilai-Nilai Pembentuk Karakter dalam Cerita

Rakyat Asal-Usul Watu Dodol.................................................... 66
Lampiran 7 Artikel ILmiah Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Babad

Tanah Jawa ............................................................................... 79
Lampiran 6 Struktur Artikel Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Babad

Tanah Jawa ............................................................................... 80

iv

Daftar Tabel

halaman

Tabel 1 Kriteria Penilaian Artikel Ilmiah
(dimodivikasi dari Weigle (2002:116)) .......................................................... 22

v

Model Pembelajaran Menulis Artikel Ilmiah Berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL)

A. Pengertian
Model pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL merupakan

sebuah sistem pembelajaran yang terdiri atas 6 komponen yang dikembangkan
secara empiris dan konsisten untuk mencapai tujuan pembelajaran, sekaligus
sebagai alat pemecahan berbagai masalah dalam pembelajaran menulis artikel
ilmiah di perguruan tinggi. Kelima komponen tersebut meliputi: struktur
pembelajaran (sintak), sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung dan
dampak instruksional dan pengiring. Struktur pembelajaran (sintak) ialah
tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah model
pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL. Sistem sosial adalah situasi
atau suasana, dan norma yang berlaku dalam model tersebut. Sementara
prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana
seharusnya dosen melihat dan memperlakukan mahasiswa, termasuk
bagaimana seharusnya para pengajar menggunakan aturan permainan yang
berlaku pada model tersebut. Sistem pendukug ialah segala sarana, bahan dan
alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut. Dampak
Instruksional adalah hasil belajara yang dicapai lamgsung dengan cara
mengarahkan para mahasiwa pada tujuan yang akan dicapai. Dampak
pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses
pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yanhg dialami
langsung oleh para mahasiwa tanpa pengarahan langsung dari pengajar.

Model pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis CTL ini memadukan
dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan berbasis kontekstual
(contextual teaching and learning dan pendekatan berbasis genre/genre-based
approach). Model ini dikembangkan dengan mengintergrasikan tujuh
komponen CTL. Adapun tujuh komponen utama CTL tersebut meliputi:
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian
autentik dan refleksi.

1

B. Komponen Model Pembelajaran Menulis Artike Ilmiah Berbasis
CTL
Model ini terdiri atas 5 komponen. Komponen tersebut meliputi: struktur

pembelajaran (sintakmatik), sistem social, prinsip reaksi, sistem pendukung,
dampak istruksional, dan dampak pengiring.

1. Sintak/Struktur Pembelajaran
Struktur pembelajaran atau sintakmatik adalah tahapan-tahapan

kegiatan sebuah model pembelajaran. Struktur pembelajaran yang
dilaksanakan dalam model pembelajaran menulis artikel ilmiah berbasis
CTL, diuraikan sebagai berikut.

a. Membangun Pengetahuan Lapangan
Tujuan dari tahap ini adalah membangun pegetahuan atau latar

belakang pengetahuan mahasiswa mengenai topik yang akan mereka tulis.
Untuk membantu mahasiswa menguasai topik, dalam tahap ini, dosen
mengajarkan berbagai keterampilan berbahasa, termasuk membaca,
menyimak, dan berbicara. Dalam konteks pembelajaran menulis artikel
ilmiah, tahap ini sangat membantu mahasiswa mempelajari pengetahuan
dan kosakata yang relevan.

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan dosen antara lain,
sebagai berikut.
1) Dosen meminta mahasiswa untuk mencari genre teks majemuk berupa

artikel di surat kabar online.
2) Dosen meminta mahasiswa untuk membaca artikel tersebut.
3) Dosen meminta mahasiswa untuk menentukan tujuan sosial dari artikel

tersebut.
4) Dosen menjelaskan perbedaan antara artikel populer dan artikel ilmiah.
5) Mahasiswa diperkenalkan dengan konteks sosial genre teks majemuk

yaitu artikel ilmiah.
6) Mahasiswa ditugaskan untuk mengeksplorasi fitur-fitur konteks budaya

umum dimana artikel ilmiah digunakan serta tujuan sosial yang hendak
dicapai.

2

7) Mahasiswa ditugaskan untuk mengeksplorasi konteks situasi terdekat
dengan meneliti register teks artikel ilmiah. Kegiatan ekplorasi register
dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berkut:
(a) membangun pengetahuan tentang artikel ilmiah dan pengetahuan
tentang kegiatan sosial di mana artikel ilmiah tersebut digunakan,
misalnya kegiatan akademik di perguruan tinggi;
(b) memahami peran dan hubungan orang-orang yang menggunakan
teks tersebut dan bagaimana mereka membangun dan memelihara
hubungan, misalnya hubungan antara antara penulis dan pembaca
artikel ilmiah; dan
(c) memahami saluran komunikasi yang digunakan misalnya bahasa
yang digunakan dalam artikel ilmiah.
Selama tahap ini berlangsung, dosen harus menciptakan kegiatan

yang membantu mahasiswa untuk memahami isi teks, tujuan teks, fungsi
teks, dan jenis situasi. Kegiatan pemahaman dapat bervariasi dari kegiatan
sederhana misalnysa menemukan informasi tentang ‘apa’ ke kegiatan yang
lebih kompleks. Tahap ini dapat dilakukan lebih dari satu pertemuan karena
building knowledge yang intensif akan membuat mahasiswa benar-benar
memahami topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Hal ini akan
memudahkan mahasiswa menulis tentang topik dalam jenis teks yang
sama.

b. Pemodelan dan Dekonstruksi
Pada tahap modeling dosen memberikan model genre teks majemuk

yaitu artikel ilmiah untuk diterangkan kepada mahasiswa, termasuk struktur
organisasi dan ciri-ciri linguistiknya. Pada tahap ini dilakukan analisis dan
diskusi tentang bagaimana dan mengapa contoh teks dari jenis teks tertentu
ditata untuk mengungkapkan makna. Melalui dekonstruksi teks,
dimungkinkan bagi mahasiswa untuk menganalisis komponen-komponen
teks artikel ilmiah.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh dosen pada tahap
modeling adalah sebagai berikut.

3

1) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi
informasi-informasi penting dalam artikel ilmiah.

2) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi tujuan
artikel ilmiah.

3) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi hal-hal
penting dalam artikel ilmiah.

4) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk menganalisis sistematika
artikel ilmiah.

5) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk menganalisis
kebahasaan artikel ilmiah yang meliputi: (a) diksi (kata baku, makna
lugas, penggunaan istilah); (b) struktur kalimat; (c) jenis paragraf.

6) Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk membandingkan hasil
analisis artikel berjudul Nilai-Nilai Pembentuk Karakter dalam Cerita
Rakyat Asal-Usul Watu Dodol dengan artikel ilmiah lain berjudul Nilai-
Nilai Pendidikan Karakter dalam Babad Tanah Jawa.
Secara singkat, pada tahap ini mahasiswa menginvestigasi pola-pola

struktural dan fitur-fitur bahasa teks model dan membandingkan teks model
tersebut dengan contoh-contoh lain dari jenis teks yang sama. Dosen
disarankan untuk menggunakan asas diagnostik untuk memutuskan berapa
banyak waktu yang diberikan untuk fitur bahasa tertentu dan jenis
presentasi atau praktik yang dibutuhkan setiap mahasiswa dengan setiap
fitur. Pada tahap inilah dosen dapat menggunakan berbagai teknik untuk
menangani tatabahasa dan struktur teks. Namun demikian, semua kegiatan
dan butir ajar ditangani dalam kaitannya dengan jenis teks yang sedang
dipelajari, tujuan sosial yang akan dicapai, dan makna yang harus
dihasilkan.

c. Konstruksi Teks Bersama
Tahap ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengimplementasikan pemahaman dan kemampuan mereka untuk
memproduksi artikel ilmiah dari jenis teks yang diajarkan. Pada tahap ini
mahasiswa mulai berkontribusi dalam penyusunan seluruh contoh jenis
teks sasaran dan menyusunnya menjadi sebuah artikel ilmiah. Dosen

4

sedikit demi sedikit mengurangi kontribusinya dalam proses penyusunan
teks. Untuk membuat mahasiswa percaya diri dalam memproduksi teks,
mahasiwa saling berbagi dan bekerjsama dengan teman sebaya untuk
menghasilkan sebuah teks majemuk berupa artikel ilmiah. Pada tahap ini
walaupun dominasi dosen berkurang, dosen harus memastikan bahwa
mahasiswa tetap sungguh-sungguh bekerja. Karena apabila partisipasi
mahasiswa berkurang atau pasif, tujuan tahap ini tidak bisa tercapai.

Pada tahap ini, dosen menugaskan mahasiswa untuk menulis
sebuah artikel secara berkelompok dengan memedomani langkah-langkah
menulis artikel sebagai berikut;

1) Pengumpulan Bahan /Data (masyarakat belajar dan bertanya)
Bahan/ data diperlukan ketika akan menulis, karena tidak semua

orang selalu memiliki bahan dan informasi yang benar-benar siap dan
lengkap. Penulis perlu mencari, mengumpulkan, dan memilih informasi
yang dapat mendukung, memperluas, memperdalam, dan memperkaya
isi tulisan. Tanpa pengetahuan dan wawasan yang memadai, maka
tulisan akan dangkal dan kurang bermakna.

Di dalam langkah ini, mahasiswa ditugaskan untuk menentukan
bahan, data dan informasi pendukung yang relevan dengan topik
permasalahan yang akan ditulis menjadi artikel ilmiah. Bahan atau data
utama diperoleh dari laporan lengkap hasil penelitian atau contoh artikel
yang berjudul Nilai-Nilai Pembentuk Karakter dalam Cerita Rakyat Asal-
Usul Watu Dodol serta data pendukung diperoleh dari berbagai sumber
baik dari buku maupun internet. Pada kegiatan ini mahasiswa diarahkan
kepada aktivitas-aktivitas untuk mengumpulkan data dan informasi
pendukung.

Adapun aktivitas yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut (komponen masyarakat belajar dan bertanya)

a. Dosen membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar untuk
berbagi gagasan dan pengalaman.

b. Dosen mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa untuk
mengarahkan kepada materi yang akan dipelajari.

5

c. Dosen memfasilitasi mahasiswa mengemukakan gagasan-gagasan
mereka terkait dengan artikel ilmiah.

d. Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan
kepemimpinan, kerja sama, dalam pencarian data dan informasi
pendukun yang akan digunakan untuk menulis artikel ilmiah.

e. Dosen menggunakan pemikiran, pengalaman, dan minat mahasiswa
untuk mengumpulkan data/bahan dan informasi pendukung.

f. Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan alternatif
sumber informasi baik dalam bentuk tertulis maupun bahan-bahan
yang lain seperti internet.

g. Dosen mengusahakan agar mahasiswa mengemukakan pikiran dan
gagasan-gagasannya.

h. Dosen melibatkan mahasiswa dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan dalam artikel ilmiah

i. Dosen mendorong mahasiswa untuk melakukan analisis sendiri,
mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasan-gagasannya.

2) Pengelompokkan Bahan/Data (inkuiri)
Bahan/ data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya

kemudian diseleksi lagi dan dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, dan
bentuk datanya. Misalnya data yang diperlukan untuk mendukung latar
belakang tentu berbeda dengan data yang diperlukan untuk hasil dan
pembahasan. Hal ini bertujuan agar mempermudah penulis untuk
membuat kerangka tulisan (artikel imiah).

Aktivitas yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut.
a. Dosen mengajak mahasiswa mengingat kembali apa-apa yang telah

dipelajari pada kegiatan sebelumnya,
b. Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam proses pengelompokkan

data melalui berbagai kegiatan;
c. Dosen mengajak mahasiswa melakukan identifikasi data-data yang

terkait dengan topik /permasahan yang yang akan dikembangkan
menjadi tulisan;

6

d. Dosen mengajak mahasiswa menginventarisasikan informasi-
informasi pendukung yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya.

e. Dosen mengajak mahasiswa untuk mengevaluasi semua data dan
informasi pendukung yang telah diperoleh dikaitkan dengan topik
permasalahan yang diangkat.

3) Perancangan Kerangka Tulisan (pemodelan)
Setelah data dikelompokkan, langkah selanjutnya adalah

merancang kerangka tulisan. Kerangka tulisan adalah suatu rencana
yang memuat garis-garis besar gagasan yang akan dikembangkan.
Merancang kerangka tulisan bisa dilakukan dengan menerapkan cara
berpikir sistematis dengan mempedomani template jurnal ilmiah yang
dituju.

Pada kegiatan ini mahasiswa diarahkan kepada aktivitas-aktivitas
untuk membuat garis-garis besar artikel ilmiah ke dalam kerangka
tulisan (komponen refleksi, bertamya dan pemodelan).
a. Dosen mengajak mahasiswa mengingat kembali hal-hal yang telah

dipelajari pada kegiatan sebelumnya,
b. Dosen bertanya kepada mahasiswa tentang pengertian kerangka

tulisan
c. Dosen memberikan contoh pola penyusunan kerangka tulisan yang

tepat.
d. Dosen memberikan kesempatan bertanya kepada para mahasiwa.
e. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk menyusun

kerangka tulisan berdasarkan pola kerangka artikel ilmiah.

4) Pengembangan Kerangka Tulisan (pemodelan)
Setelah kerangka tulisan didapatkan berdasarkan template jurnal yang
dituju, kegiatan selanjutnya adalah mengorganisasikan atau menata ide-
ide tulisan ke dalam kerangka tulisan tersebut.

Pada kegiatan ini mahasiswa diarahkan kepada aktivitas-aktivitas
untuk mengorganisaikan ide dan informasi ke dalam kerangka tulisan
yang telah dibuat.
a. Dosen mengajak mahasiswa mengingat kembali hal-hal yang telah

7

dipelajari pada tahap perancangan kerangka tulisan,
b. Dosen memberikan contoh penyusunan topik-topik atau ide tulisan

ke dalam kerangka tulisan dengan memedomani pola tertentu.
Misalnya pada bagian pendahuluan memakai pola piramida terbalik
dan sebagainya.
c. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk menyusun topik
atau ide-ide ke dalam kerangka tulisan berdasarkan pola kerangka
artikel ilmiah. Pada tahap ini topik serta informasi pendukung yang
telah diperoleh pada tahap sebelumnya ditempatkan pada kerangka
tulisan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.
d. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk menyampaikan
atau menyajikan hasil karyanya kepada, teman, atau kepada dosen.
e. Dosen menugaskan mahasiswa untuk mengumpulkan kerangka
tulisan yang telah dibuat oleh mahasiswa untuk dinilai dan diberikan
masukan.

5) Pengembangan Gagasan (konstruktivisme dan inkuiri)
Pada tahap ini, penulis mengembangkan topik atau gagasan

yang telah disusun pada kerangka tulisan. Adapun pengembangan
gagasan ini mencakup dua kegiatan utama yaitu a) pengembangan
kalimat (pemilihan kata dan kaidah penulisan) dan b) pengembangan
paragraph. Pada kegiatan ini mahasiswa akan mengeksplorasi
keterampilannya dalam menciptakan sebuah teks artikel ilmiah secara
berkolaborasi sesuai dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya.

a) Pengembangan Kalimat
Kalimat yang baik tentu tidak terlepas dari pemilihan kata (diksi) dan
tanda baca yang tepat. Pada dasarnya pemilihan kata dalam tulisan
ilmiah harus memenuhi kriteria ketepatan pemakaian kata yaitu
tepat, konsep, tepat nilai rasa, dan tepat konteks. Tepat konsep
berarti bahwa kata yang digunakan dapat mengungkapkan
pengertian suatu objek secara tepat; tepat nilai rasa berarti bahwa
kata yang digunakan dapat mengungkapkan perasaan penutur atau
penulis secara tepat; tepat konteks berarti bahwa kata yang

8

digunakan sesuai dengan konteks pemakaian. Selain ketepatan
dalam pemakaian kata, dalam mengembangkan kalimat, penulis
juga harus memperhatikan kaidah penulisan. Kaidah penulisan yang
harus diperhatikan meliputi teknik penggunaan ejaan, termasuk di
dalamnya penggunaan huruf, kaidah penulisan istilah, dan
penggunaan tanda baca. (komponen konstruktivisme dan inquiri)
b) Pengembangan Paragraf/Teks

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan
pikiran penulis yang diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat
yang padu dan logis. Dalam upaya menata kalimat menjadi
paragraph/teks yang baik, perlu diperhatikan adanya kesatuan
(kohesi) dan kepaduan (koherensi). Kohesi berarti seluruh kalimat
dalam paragraph membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal),
sedangkan koherensi berarti seluruh kalimat dalam paragraph itu
kompak dan saling berkaitan dalam mendukung gagasan tunggal.
Untuk menghasilkan kohesi dan koherensi antarkalimat yang baik,
paragraph/teks dikembangkan dengan memperhatikan syarat-syarat
paragraph yang baik, serta pola pengorganisasian paragraf yang
baik. Dalam kegiatan ini mahasiswa diarahkan untuk
mengorganisasikan kalimat yang telah dihasilkan pada kegiatan
sebelumnya berdasarkan pola pengembangan paragraph tertentu
misalnya paragraph deskripsi, eksposisi, eksplanasi, prosedur,
ataupun argumentasi, sehingga menghasilkan sebuah teks majemuk
berupa tulisan akademik yang baik.
Jika pengembangan kerangka tulisan telah dilakukan, artinya draf I
tulisan telah selesai. Tahap berikutnya adalah memeriksa, menilai, dan
memperbaiki draf I tersebut sehingga benar-benar menjadi tulisan yang
baik.

6) Penilaian Teman Sejawat (penilaian otentik dan bertanya)
Agar gagasan yang ditulis dalam draft dapat dipahami oleh pembaca
dengan baik, perlu dilakukan penilaian oleh teman sejawat. Penilaian
teman sejawat dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang

9

luput dari pengawasan penulis, misalnya gagasan yang kurang logis,
penataan pikiran yang tumpang tindih, kalimat yang tidak afektif,
pemilihan diksi yang kurang tepat, serta kesalahan bersifat mekanik.
Pada tahap ini, mahasiswa diarahkan melakukan aktivitas untuk
memeriksa, menilai, memberikan masukan, terhadap kesalahan dan
kekurangan draf I hasil pekerjaan temannya.
a. Dosen menginstruksikan kepada penulis untuk memberikan draf

tulisannya kepada teman sebayanya.
b. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain untuk

memeriksa dan menilai draf tulisan penulis
c. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain untuk

memberikan komentar atau masukan terhadap kesalahan atau
kekurangan terhadap draf tulisan.
d. Dosen memberikan kesempatan kepeda penulis untuk memberikan
tanggapan atas masukan dan komentar dari teman-temannya
e. Dosen memberikan arahan kepada penulis terhadap kesalahan dan
kekurangan yang terdapat pada draf tulisannya.

7) Perbaikan dan Penyuntingan (refleksi dan Inkuiri)
Untuk menghasilkan sebuah tulisan akademik yang baik, perlu

dilakukan revisi terhadap draft tulisan yang telah dibuat. Pada kegiatan
ini, mahasiswa diarahkan pada aktivitas-aktivitas untuk memperbaiki
kesalahan berdasarkan kritik, dan saran yang diperoleh dari hasil
penilaian teman sejawat. Kegiatan ini menitikberatkan pada perubahan
penambahan gagasan baru, penghilangan gagasan yang tidak relevan,
pembetulan kalimat-kalimat yang salah, dan aktivitas lainnya berkenaan
dengan aspek kebahasaan dan mekanik. (komponen refleksi dan ikquiri)

8) Penulisan Kembali (refleksi)
Tahap penulisan kembali bertujuan untuk menghasilkan draft II.

Draf II ini berupa tulisan yang lebih halus agar mudah dipahami oleh
pembaca. Pada tahap ini, dilakukan penulisan kembali draft I dengan
memperhalus bahasa yang digunakan serta meminimalisasi kesalahan
yang ada. Setelah dihasilkan draf II, kemudian dilakukan pembacaan

10

secara berulang-ulang, untuk melengkapi kekurangan dan memperbaiki
kesalahan yang ada. (komponen refleksi)

9) Pengevaluasian (inkuiri)
Tahap pengevaluasian ditujukan untuk memperbaiki tampilan

tulisan agar terlihat lebih rapi dan lebih menarik. Pada tahap ini,
mahasiswa diarahkan kepada aktivitas-aktivitas untuk melakukan
perbaikan terhadap layout tampilan, penyesuian jenis dan ukuran huruf,
pengaturan margin, dan segala sesuatu yang terkait dengan template
jurnal yang dituju.

Penting bagi dosen untuk melakukan penilaian diagnostik karena
dosen harus menentukan apakah mahasiswa sudah siap untuk lanjut ke
tahap berikutnya, atau apakah mereka masih perlu diberikan tugas-tugas
tambahan pada dua tahap sebelumnya. Penilaian diagnostic dilakukan
dengan cara membuat persentase jumlah kesalahan yang dilakukan oleh
mahasiswa.

d. Konstruksi Teks Independen
Pada kegiatan ini, mahasiswa diarahkan kepada aktivitas menulis

secara individu. Aktivitas menulis secara individu adalah suatu rangkaian
tahapan kegiatan menulis di mana mahasiswa secara individu
memproduksi sebuah tulisan akademik berupa artikel ilmiah/artikel jurnal.
Kegiatan belajar pada tahap ini sama dengan kegiatan belajar pada tahap
sebelumnya, hanya pada tahap ini mahasiswa menyusun teks secara
individu bukan berkelompok. Dengan diberi kesempatan untuk menyusun
teks secara individu, mahasiswa memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan menulis yang telah mereka dapatkan pada
tahap-tahap sebelumnya.

Pada tahap ini, dosen menugaskan mahasiswa untuk menulis
sebuah artikel secara individu berdasarkan hasil penelitiannya masing-
masing dengan memedomani langkah-langkah menulis artikel ilmiah
sebagai berikut;
a) pengumpulan bahan /data; (konstruktivisme)
b) pengelompokkan; (bertanya)

11

c) perancangan kerangka tulisan; (pemodelan)
d) pengembangan kerangka tulisan; (pemodelan)
e) pengembangan gagasan; (inkuiri)
f) penilaian teman sejawat; (masyarakat belajar)
g) perbaikan dan penyuntingan; (inkuiri, refleksi)
h) penulisan kembali; (inkuiri)
i) pengevaluasian. (penilaian otentik)

Tahap pembelajaran di atas dapat dilaksanakan dalam beberapa
pertemuan dengan alokasi waktu yang berbeda untuk setiap tahap sesuai
dengan kecepatan dan daya tangkap mahasiswa. Hal ini berarti bahwa satu
tahap pembelajaran dapat memerlukan waktu yang berbeda-beda bisa
relatif pedek atau bisa menjadi lebih panjang daripada yang lain. Ketika
teksnya rendah dan sederhana, atau jenis teksnya tidak asing bagi
mahasiswa, siklusnya dapat lebih pendek karena dosen dapat melewatkan
penjelasan secara rinci tentang jenis teks tersebut.

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran berbasis CTL
dikombinasikan dengan pendekatan berbasis teks tersebut, dapat diketahui
bahwa dosen masih dapat menggunakan teknik-teknik yang mereka kuasai
untuk pembelajaran menulis artikel ilmiah selama segala sesuatunya
berkaitan dengan teks sasaran dan dilaksanakan untuk mendukung
pegembangan kemampuan dan keterampilan mahasiswa untuk
memproduksi teks majemuk berupa artikel ilmiah. Perhatian dosen masih
diperlukan dalam upaya membantu mahasiswa mengembangkan daya
berpikir kritis ketika menganalisis teks dan melakukan penilaian diri dan
penilaian sejawat, kemampuan kerjasama, dan kemandirian.

2. Sistem Sosial
Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku

dalam sebuah model pembelajaran. Sistem sosial yang diperhatikan di dalam
penyusunan model pembelajaran menulis berbasis kontekstual melalui modul,
meliputi hal-hal berikut:
1) melakukan hubungan yang bermakna;
2) melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan;

12

3) belajar yang diatur sendiri;
4) bekerja sama;
5) pembelajar dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara

kritis dan kreatif;
6) mengasuh atau memelihara pribadi pembelajar;
7) mencapai standar yang tinggi;
8) menggunakan penilaian autentik;

3. Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana

seharusnya dosen melihat dan memperlakukan para mahasiswa, termasuk
bagaimana seharusnya dosen memberikan respons terhadap mereka. Prinsip
ini memberikan petunjuk bagaimana seharusnya mahasiswa menggunakan
aturan permainan yang berlaku pada sebuah model pembelajaran. Adapun
prinsip reaksi yang diperhatikan di dalam penyusunan model pembelajaran
menulis artikel ilmiah berbasis CTL, meliputi hal-hal berikut:
1) membangun konteks,
2) merekonstruksi informasi,
3) melakukan pemodelan,
4) melakukan dekonstruksi,
5) memberikan pelatihan,
6) memberikan bimbingan,
7) memfasilitasi proses pembelajaran,
8) melakukan refleksi, dan
9) melakukan penilaian autentik.

4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung adalah segala sarana, bahan dan alat yang

diperlukan untuk menerapkan sebuah model pembelajaran. Adapun sistem
pendukung yang terdapat dalam model pembelajaran menulis artikel ilmiah
berbasis CTL ini adalah sebagai berikut:
1) rencana pembelajaran semester (RPS);
2) materi pembelajaran;
3) media pembelajaran;

13

4) sistem evaluasi pembelajaran; dan
5) sarana prasarana.

5. Dampak Instruksional
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung

dengan cara mengerahkan para mahasiswa pada tujuan yang diharapkan.
adapun dampak instruksional dalam model pembelajaran yang dikembangkan
ini meliputi hal-hal berikut.

1) Mahasiswa dapat mengidentifikasi artikel ilmiah dengan baik.
2) Mahasiswa dapat menentukan artikel ilmiah topik dengan baik.
3) Mahasiswa dapat menganalisis sistematika artikel ilmiah dengan baik.
4) Mahasiswa dapat menganalisis kebahasaan artikel ilmiah dengan baik.
5) Mahasiswa dapat menulis artikel ilmiah secara berkelompok dengan

baik
6) Mahasiswa dapat menulis artikel ilmiah secara individu dengan baik.

6. Dampak Pengiring
Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh

suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang
dialami langsung oleh mahasiswa tanpa pengerahan langsung dari dosen.
Adapun dampak pengiring dalam model pembelajaran menulis yang
dikembangkan meliputi hal-hal berikut.
1) Terbangunnya pemahaman sendiri mengenai konsep menulis teks

majemuk/artikel ilmiah secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan
pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.
2) Pencarian/penyelidikan dan penemuan konsep menulis teks/artikel
ilmiah melalui proses berpikir secara sistematis.
3) Terbentuknya budaya bertanya di kalangan mahasiswa.
4) Sharing antarteman, antarkelompok, antara yang mahasiswa yang tahu
kepada mahasiswa yang tidak tahu.
5) Mahasiswa terampil dalam mengkomunikasikan atau menyajikan
tulisannya kepada pembaca, teman sekelas, atau audiensi yang lain.
6) Mahasiswa terampil dalam menelaah dan merespon semua kejadian,
aktivitas menulis, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran

14

menulis teks/artikel ilmiah.

C. Komponen CTL dalam Model Pembelajaran Menulis Artikel
Ilmiah Berbasis Contextual Teaching and Learning
Adapun penerapan CTL dalam model pembelajaran menulis artikel

ilmiah dijelaskan sebagai berikut.

a. Konstruktivisme
CTL dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki

anggapan bahwa pengetahuan dibangun peserta didik secara sedikit demi
sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas. Ciri konstruktivisme
adalah pengetahuan dibangun oleh pelajar sedikit demi sedikit melalui
pengalaman nyata, strategi memperoleh lebih utama dibanding dengan
seberapa banyak pembelajar memperoleh dan mengingat suatu
pengetahuan.

Secara umum komponen konstruktivisme diaplikasikan dalam model
pembelajaran berupa sintak/struktur pembelajaran yaitu membangun
pengetahuan lapangan. Tujuan dari tahap ini adalah membangun
pegetahuan atau latar belakang pengetahuan mahasiswa mengenai topik
yang akan mereka tulis. Selain itu, komponen konstruktivisme juga
diaplikasikan di dalam model berupa tahapan pembelajaran menulis artikel
ilmiah yaitu pada kegiatan pengembangan gagasan.

Kegiatan konstruktivisme yang dapat dilakukan oleh dosen dalam
pembelajaran menulis artikel ilmiah, adalah sebagai berikut.
1. Mengajukan pertanyaan dan gagasan mahasiswa untuk mengarahkan

materi yang dipelajari.
2. Memfasilitasi mahasiswa mengemukakan gagasan-gagasan mereka

terlebih dahulu.
3. Memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan kepemimpinan, kerja

sama, dan pencarian informasi.
4. Menggunakan pemikiran, pengalaman, dan minat mahasiswa untuk

mengarahkan proses pembelajaran.
5. Memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan alternatif sumber

15

informasi baik dalam bentuk tertulis maupun bahan-bahan yang lain.
6. Mengusahakan agar mahasiswa mengemukakan sebab-sebab

terjadinya suatu peristiwa dan mendorong mahasiswa untuk
menprediksi akibat-akibatnya.
7. Membuat agar mahasiswa tertantang dengan konsepsi dan gagasan-
gagasannya sendiri.
8. Mendorong mahasiswa untuk melakukan analisis sendiri,
mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasan-gagasannya
sesuai dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya.
9. Melibatkan mahasiswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan nyata.

b. Inkuiri
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan

proses menemukan terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan.
Komponen inkuiri (menemukan) dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah
dituangkan dalam model berbentuk kegiatan pembelajaran yang
melibatkan penalaran. Mahasiswa dituntun dan diajak untuk menemukan
sendiri konsep berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga
konsep yang diperoleh merupakan suatu pemahaman, bukanlah suatu
yang dihafalkan semata. Mahasiswa juga dapat menemukan cara lain
untuk menyelesaikan suatu permasalah yang berhubungan dengan materi
menulis artikel ilmiah. komponen inkuiri diaplikasikan dalam model berupa
sintak pembelajaran menulis artikel ilmiah. Kegiatan inkuiri tersebut
meliputi: kegiatan pengelompokan bahan; pengembangan gagasan;
perbaikan dan penyuntingan; dan pengevaluasian.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh dosen sebagai upaya
mewujudkan inkuiri dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah, adalah
sebagai berikut:
1. memfasilitasi mahasiswa dalam proses penemuan melalui berbagai

kegiatan;
2. memfasilitasi mahasiswa untuk merumuskan masalah;
3. mengumpulkan data melalui observasi;

16

4. menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, laporan, tabel, dan
karya lainnya;

5. menyampaikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman,
atau laporan kepada dosen.

c. Masyarakat Belajar
Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antarpeserta

didik, antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan
lingkungannya. Proses belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok
belajar, baik secara homogen atau heterogen sehingga di dalamnya akan
terjadi proses berbagi masalah, berbagi informasi, berbagi pengalaman,
berbagi solusi dalam memecahkan masalah yang memungkinkan semakin
banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.

Secara umum, komponen masyarakat belajar diaplikasikan dalam
model pembelajaran berupa sintak/struktur pembelajaran yaitu konstruksi
teks bersama. Pada tahap ini, mahasiswa ditugaskan untuk menyusun
sebuah teks majemuk berupa artikel ilmiah secara berkelompok. Dosen
sedikit demi sedikit mengurangi kontribusinya dalam proses penyusunan
teks. Selain itu, komponen masyarakat belajar juga diaplikasikan dalam
model berupa tahapan pembelajaran menulis artikel ilmiah yaitu pada
kegiatan pengumpulan bahan/data dan informasi pendukung.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh dosen dalam pembelajaran menulis
artikel ilmiah agar terjadi masyarakat belajar adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi mahasiswa terbentuknya kelompok belajar yang

berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan pengalaman.
2. Memfasilitasi kerja sama untuk memecahkan masalah.
3. Mendorong mahasiswa untuk saling bertanggung jawab dalam

kelompok.
4. Memotivasi mahasiswa kepada mahasiswa yang belum mampu

membangun komunikasi banyak arah.
5. Mendorong mahasiswa untuk saling menghargai pendapat teman.
6. Mendorong mahasiswa untuk saling bertanya, saling membantu, dan

saling menghargai.

17

d. Pemodelan
Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung adanya

pemodelan yang dapat ditiru, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang
berkaitan dengan cara mengoperasikan suatu aktivitas, ataupun cara untuk
menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu. Komponen pemodelan
diaplikasikan dalam model berupa sintak/struktur pembelajaran pemodelan
dan dekonstruksi. Pada tahap ini dosen memberikan model genre teks
kepada mahasiswa, kemudian dilakukan analisis dan diskusi tentang
bagaimana dan mengapa contoh teks dari jenis teks tertentu ditata untuk
mengungkapkan makna. Selain itu komponen pemodelan juga
diaplikasikan dalam model berupa tahapan pembelajaran menulis artikel
ilmiah yaitu pada kegiatan peracangan kerangka tulisan.
Kegiatan pemodelan yang dapat dilakukan oleh dosen dalam
pembelajaran menulis artikel ilmiah, adalah sebagai berikut.
1. Dosen membahasakan sesuatu yang masih bersifat abstrak, menjadi

lebih paham dengan cara memberi contoh cara melakukan sesuatu
2. Dosen mendemonstrasikan cara-cara melakukan sesuatu.
3. Dosen memberi contoh cara-cara melakukan sesuatu agar mahasiswa

dapat melakukannya.

e. Bertanya
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali dengan

proses bertanya. Proses bertanya yang dilakukan peserta didik sebenarnya
merupakan proses berpikir yang dilakukan peserta didik dalam rangka
memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Untuk mewujudkan kegiatan bertanya, dalam pembelajaran menulis
artikel ilmiah, dosen dapat melakukan kegiatan berikut:
1. memfasilitasi mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan;
2. mendorong mahasiswa untuk menanggapi pertanyaan mahasiswa lain;
3. mendorong terjadinya tanya jawab banyak arah;
4. memberi kesempatan kepada mahasiswa yang belum bertanya untuk

mengajukan pertanyaan.
Komponen bertanya dalam model diapilkasikan dalam bentuk

18

diskusi kelompok yang melibatkan beberapa mahasiswa. Komponen
modeling diaplikasikan dalam model berupa sintak/struktur pembelajaran
yaitu membangun pengetahuan lapangan. Selain itu, komponen bertanya
juga dituangkan dalam model berupa tahapan pembelajaran menulis artikel
ilmiah, yaitu pada kegiatan pengumpulan bahan/data dan informasi
pendukung; dan penilaian teman sejawat.

f. Refleksi
Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang

baru dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah
dilakukan atau dipelajari di masa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan
respons terhadap aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru
diterima dari proses pembelajaran. Mahasiswa dituntut untuk
mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan
dan keterampilan yang baru sebagai revisi dari pengetahuan dan
keterampilan sebelumnya.

Dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah, dosen dapat melakukan
kegiatan refleksi dengan cara-cara berikut.
1. Mengajak mahasiswa mengingat kembali apa-apa yang telah dipelajari

dalam materi menulis artikel ilmiah.
2. Mengajak mahasiswa melakukan identifikasi tentang apa-apa yang

telah dipahami dan apa-apa yang belum dipahami terkait dengan
pembelajaran menulis artikel ilmiah.
3. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan kesan
tentang pembelajaran menulis artikel ilmiah yang baru diikuti.
4. Mendorong mahasiswa untuk memberikan komentar tentang apa-apa
yang telah dipelajari dan merencanakan kegiatan berikutnya.

Secara umum komponen refleksi diaplikasikan pada setiap kegiatan
yang dilakukan dalam model pembelajaran. Dosen selalu melakukan
kegiatan refleksi di awal atau di akhir pembelajaran. Secara spesifik
komponen refleksi diaplikasi dalam model berupa tahapan/kegiatan menulis
artikel ilmiah yaitu pada tahap perbaikan dan penyuntingan; dan penulisan
kembali.

19

g. Penilaian Autentik
Penilaian merupakan proses pengumpulan data yang dapat

mendeskripsikan perkembangan perilaku peserta didik. Penilaian ini
menekankan pada proses pembelajaran, data yang dikumpulkan dari
kegiatan nyata yang dikerjakan oleh mahasiswa pada saat proses
pembelajaran.
Dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah, dosen dapat melakukan
kegiatan penilaian autentik sebagai berikut.

1. Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran menulis artikel
ilmiah berlangsung.

2. Mengukur keterampilan menulis dan performansi mahasiswa.
3. Melakukan penilaian secara berkesinambungan dalam pembelajaran

menulis artikel ilmiah.
4. Melakukan penilaian melalui berbagai jenis penilaian: proyek, tes,

karya tulis mahasiswa, laporan, jurnal, portofolio, dsb).
5. Melakukan penilaian berdasarkan pedoman penskoran keterampilan

menulis yang jelas.
Komponen penilaian autentik ini selalu dilakukan oleh dosen selama
proses pembelajaran. Komponen penilaian autentik juga diaplikasikan dalam
model berupa tahapan/kegiatan menulis artikel ilmiah yaitu pada tahap
penilaian teman sejawat. Selain itu, untuk mengukur keterampilan mahasiswa
dalam menulis artikel ilmiah, di akhir pembelajaran dosen akan melakukan
penialian terhadap artikel ilmiah mahasiswa berdasarkan rubrik penilaian dan
pedomen penskoran yang telah ditetapkan.

20

D. Rubrik Penilaian Artikel Ilmiah

Tabel 1 Kriteria Penilaian Artikel Ilmia

No Aspek yang Dinilai Tingkat Skor Pen
1. Isi Sangat Baik 30-27 pen
dike
2. Organisasi ide Baik 26-22 Pen
ide
Ko3sakata Cukup 21-17 kura
. Pen
Buruk 16-13 pen
Sangat Baik 20-18 mem
Tida
Baik 17-14 subs
Ide
Cukup 13-10 den
Buruk 9-7 baik
Sangat Baik 20-18 Ide
gag
seca
Ide
dan
Ide
orga
Pen
pen

21

ah (dimodivikai dari Weigle (2002:116))

Kriteria

ngetahuan tentang subjek penelitian luas; substantif;
ngembangan ide secara menyeluruh; relevan dengan topik yang
embangkan.
ngetahuan tentang subjek penelitian memadai; pengembangan

yang terbatas; sebagian besar ide relevan dengan topik tetapi
ang detail.
ngetahuan tentang subjek penelitian yang terbatas;
ngembangan ide yang terbatas; pengembangan topik yang tidak
madai.
ak menunjukkan pengetahuan tentang subjek penelitian; non-
stantif; tidak relevan; atau tidak cukup untuk dinilai.
dituangkan dengan lancar; gagasan yang dinyatakan/didukung
ngan jelas; ringkas; pengurutan logis yang terorganisir dengan
k; kompak.
dituangkan kurang lancar, terorganisir secara longgar tetapi
gasan utama menonjol, gagasan yang dinyatakan didukung
ara terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap.
dituangkan tidak lancar; tidak terstruktur; tidak memiliki urutan
n pengembangan tidak logis

dituangkan secara acak, tidak berkomunikatif; tidak ada
anisasi; atau tidak cukup untuk dinilai.
nggunaan kosa kata yang tepat dan bevariasi; pilihan dan
nggunaan kata/idiom yang efektif; penguasaan bentuk kata yang

baik

Baik 17-14 Pen

dala

terb

Cukup 13-10 Pen

terja

mak

Buruk 9-7 Pen

pen

cuku

Pe4nggunaan Bahasa Sangat Baik 25-22 Kon

. pad

prep

Baik 21-18 Kon

keci

kalim

teta

Cukup 17-11 Terd

terja

urut

men

Buruk 10-5 Ham

dido

untu

M5ekanika Sangat Baik 5 Pen

. kesa

tanp

Baik 4 Pen

terd

22

k; pengungkapan makna kata yang jelas dan tepat.
nggunaan kosa kata yang cukup bervariasi; kesalahan sesekali
am pilihan bentuk kata/idiom, penggunaan bentuk kata yang
batas tetapi maknanya tidak kabur.
nggunaan kosa kata yang terbatas dan kurang bervariasi; sering
adi kesalahan dalam bentuk, pilihan, penggunaan kata/idiom;
kna kata sering membingungkan atau kabur
nggunaan kosa kata yang terbaas dan tidak bervariai, sedikit
ngetahuan tentang kosakata, idiom, bentuk kata; atau tidak
up untuk dinilai.

nstruksi kompleks dan efektif; terdapat beberapa kesalahan kecil
da struktur kalimat, nomor, urutan/fungsi kata, artikel, kata ganti
posisi tetapi tidak memengaruhi makna.
nstruksi efektif tetapi sederhana; terdapat beberapa masalah
il dalam konstruksi kompleks; beberapa kesalahan pada strukur
mat, nomor, urutan/fungsi kata, artikel, kata ganti, preposisi
api maknanya tidak kabur.
dapat kesalahan dalam konstruksi sederhana/kompleks; sering
adi kesalahan negasi, persetujuan, strukur kalimat, nomor,
tan/fungsi kata, artikel, kata ganti, preposisi yang
ngakibatkan makna membingungkan dan kabur.
mpir tidak ada penguasaan aturan konstruksi kalimat;
ominasi oleh kesalahan; tidak berkomunikaif; atau tidak cukup
uk dinilai.
nggusaan aturan mekanik yang baik, terdapat beberapa
alahan kecil terkait ejaan, tanda baca, kapitalisasi, paragraf
pa memperngaruhi makna.

nggusaan aturan mekanik yang cukup baik, kadang-kadang
dapat kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,

Cukup para
Buruk 3 Pen

ejaa
sehi
2 Tida
ejaa
mak

23

agraf tetapi maknanya tidak kabur
nggusaan aturan mekanik yang kurang, sering terjadi kesalahan
an, tanda baca, penggunaan huruf kapital, penyusunan paragraf
ingga mengakibatkan makna yang membingungkan atau kabur.
ak menguasai aturan mekanik, didominasi dengan kesalahan
an, tanda baca, kapitalisasi, paragraf sehingga mengakibatkan
kna yang kabur, atau tidak cukup untuk dinilai.

Daftar Rujukan

Abidin, Yunus. (2013). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum.
Bandung: Refika Aditama.

Akhadiah, Sabarti., M. G. Arsjad, dan S. H. Ridwan. (1996). Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum.
Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Arifin, E.Z. (1993). Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia Yang
Benar. Pedoman Praktis untuk Perguraun Tinggi. Jakarta: PT Medyatama
Sarana Perkasa.

Depdiknas, (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California:
Corwin Press.

Joyce, Bruce., Masrha Weil, dan Emily Calhoun. (2009) Models of Teaching
(Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Martens, Nathan L. (2010). Writing, Processes and Techniques. New York: Nova
Science Publishers Inc.

Nasution, (1997). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Pribadi, Benny A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.

Rayandra, Asyar (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Perasada (GP) Press.

Suryosubroto, B. (1983). Sistem Pengajaran dengan Modul. Yogyakarta: PT
Bina Aksara.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

24

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.

Jakarta: Kencana.
Siswoyo Hardjodipuro, Siswoyo. (1092). Karya Ilmiah. Jakarta: Erlangga.
Sitepu, B. (2016). Pedoman Menulis Jurnal (2nd ed.). Bandung: Remaja

Rosdakarya.
Sudjiman, Panuji dan Dendy Sugono, (1991). Petunjuk Penulisan Kaya Ilmiah.

Jakarta: Kelompok 24 Pengajaran Bahasa Indonesia.
Sumiati dan Asra, (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Suprijono, Agus. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogakarta:

Pustaka Pelajar.
Syamsudin AR, MS., (2011). Dari Ide, Bacaan, Simakan Menuju Menulis Efektif:

Teori, Teknik, Redaksi. Bandung: Geger Sunten.
Trianto, (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Wardani, I. G. K. (2007). Karangan Ilmiah. Jakarta: Penerbit UT.
Wena, I Made. (2011) Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:

Bumi Aksara.

25

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

MATA KULIAH : Metodologi Penelitan Sastra
BOBOT : 3 sks
STATUS : Mata Kuliah Wajib Prodi
DOSEN PENGAMPU :

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi

2022

26

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

Mata Kuliah : Metode Penelitian Sastra
Bobot sks : 3 sks
Sifat : Mata Kuliah Wajib Program Studi
Kode Mata Kuliah : UBP 11641
Kode Seksi :-
Bentuk/Sifat : (1) Teori (2) Seminar (3) Praktikum*)

Pra-Syarat (jika ada) :-
Semester : VI
Periode Kuliah :-
Jumlah Pertemuan : 16 x 150 menit
Jadwal Kuliah :-
Ruang Kuliah :-
*) coret yang tidak perlu

A. DESKRIPSI MATAKULIAH

Mata kuliah ini mengkaji tentang hakikat, filsafat dan metode penelitian sastra, penelitian
bidang sastra, penelitian sastra sebagai penelitian teks, penelitian sastra lisan, penelitian
sastra klasik, penelitian sastra modern, penelitian sastra bandingan, desain penelitian sastra,
penyusunan proposal penelitian sastra, seminar penelitian sastra, menulis artikel ilmiah
kesastraan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL)

Ranah Capaian Pembelajaran Lulusan
Sikap
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius.

- Menunjukkan tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.

- Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
- Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah

air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada
negara dan bangsa.
- Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama,
dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang
lain.

27

Ranah Capaian Pembelajaran Lulusan
Pengetahuan
- Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan pancasila.

- Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan.

- Tata hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

- Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.

- Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri.

- Mempunyai ketulusan, komitmen, kesungguhan hati untuk
mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan peserta didik.

- Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan
inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya.

- Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
- Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau

implementasi ilmu pengetahuan, teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain,
atau kritik seni.
- Mampu menyusun deskrispi saintifik hasil kajiannya dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir dan menggunggahnya
dalam laman perguruan tinggi.
- Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya berdasarkan
hasil analisis informasi dan data.
- Mampu memelihara dan mengembangkan dan memelihara
jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, dan sejawat baik
di dalam maupun di luar lembaganya.
- Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja
kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
- Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan mampu
mengelola pembelajaran secara mandiri.
- Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan,
dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan
dan mencegah plagiasi.

28

Ranah Capaian Pembelajaran Lulusan

Keterampilan umum - Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan
inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya.

- Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
- Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau

implementasi ilmu pengetahuan, teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain,
atau kritik seni.
- Mampu menyusun deskrispi saintifik hasil kajiannya dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir dan menggunggahnya
dalam laman perguruan tinggi.
- Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya berdasarkan
hasil analisis informasi dan data.
- Mampu memelihara dan mengembangkan dan memelihara
jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, dan sejawat baik
di dalam maupun di luar lembaganya.
- Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja
kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
- Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan mampu
mengelola pembelajaran secara mandiri.
- Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan,
dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan
dan mencegah plagiasi.

Keterampilan Khusus - Mampu mengaplikasikan psinsip psikologi pendidikan serta
sosiologi dan antropologi pendidikan dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

- Mampu mengaplikasikan teori-teori linguistik dalam analisis
kebahasaan.

- Mampu mengaplikasikan teori-teori sastra dalam analisis
kesusastraan.

- Mampu mengaplikasikan teori belajar dan pembelajaran
dalam pelaksanaan pembelajaran pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia.

- Mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu dasar yang relevan
dengan bidang linguistik dan sastra untuk mendapatkan

29

Ranah Capaian Pembelajaran Lulusan

kajian linguistik dan sastra yang mendalam dan
komprehensif.
- Mampu mengaplikasikan prinsip manajemen pendidikan
untuk melakukan supervisi dan monitoring.
- Mampu mengaplikasikan konsep dan teknik pengembangan
program pembelajaran, penyajian (metode, prosedur, dan
teknologi informasi), pengelolaan kelas, serta evaluasi
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
- Mampu mengaplikasikan konsep teoretik kebahasaan dan
kesusastraan untuk pengembangan kemampuan
berkomunikasi lisan dan tulisan dalam berbagai keperluan.
- Mampu mengaplikasikan konsep teoretik tentang
kesusastraan, literasi serta pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia untuk pengembangan kemampuan mengajar.
- Mampu mengaplikasikan metodologi penelitian dalam
bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dalam praktik
penelitian dan pengkajian pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)

CPMK INDIKATOR
a. Sikap 1. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
artikel ilmiah dengan tepat.
dan mampu menunjukkan sikap religius. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan isi
- Menunjukkan sikap bertanggung jawab
artikel ilmiah secara tepat.
atas pekerjaan di bidang keahliannya 3. Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri
secara mandiri.
artikel ilmiah dengan tepat.
b. Pengetahuan 4. Mahasiswa mampu menjelaskan kaidah
- Mahasiswa menguasai teori/konsep
kebahsaan artikel ilmiah.
mendasar artikel ilmiah 5. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur

artikel ilmiah dengan tepat.

c. Keterampilan umum
- Mampu menerapkan pemikiran logis,

kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan dan implementasi
konsep penulisan artikel ilmiah.

d. Keterampilan khusus
- Mampu menjelaskan hakikat artikel

ilmiah
- Mampu menjelaskan isi artikel ilmiah
- Mampu menjelaskan ciri-ciri artikel

ilmiah

30

- Mampu menjelaskan kaidah kebahasaan - Mahasiswa mampu mengidentifikasi
artikel ilmiah. artikel ilmiah dengan baik.

- Mampu menjelaskan struktur artikel - Mahasiswa mampu menentukan topik
ilmiah artikel ilmiah dengan baik.

a. Sikap - Mahasiswa mampu menganalisis
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sistematika artikel ilmiah dengan baik.

dan mampu menunjukkan sikap religius. - Mahasiswa mampu menganalisis
- Menunjukkan sikap bertanggung jawab kebahasaan artikel ilmiah dengan baik.

atas pekerjaan di bidang keahliannya - Mahasiswa mampu menulis artikel ilmiah
secara mandiri. secara berkelompok dengan baik

b. Pengetahuan
- Mahasiswa menguasai konsep mendasar

tentang praktik menulis artikel ilmiah

c. Keterampilan umum
- Mampu menerapkan pemikiran logis,

kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan dan implementasi
konsep dasar tentang menulis artikel
ilmiah

d. Keterampilan khusus
- Mampu mengidentifikasi artikel ilmiah.

- Mampu menentukan topik artikel ilmiah
- Mampu menganalisis sistematika artikel

ilmiah dengan baik.
- Mampu menganalisis kebahasaan artikel

ilmiah dengan baik.
- Mampu menulis artikel ilmiah secara

berkelompok dengan baik
- Mampu menulis artikel ilmiah secara

individu dengan baik.

a. Sikap - Mahasiswa mampu mengidentifikasi
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa artikel ilmiah dengan baik.

dan mampu menunjukkan sikap religius. - Mahasiswa mampu menentukan topik
- Menunjukkan sikap bertanggung jawab artikel ilmiah dengan baik.

atas pekerjaan di bidang keahliannya - Mahasiswa mampu menganalisis
secara mandiri. sistematika artikel ilmiah dengan baik.

b. Pengetahuan - Mahasiswa mampu menganalisis
- Mahasiswa menguasai konsep mendasar kebahasaan artikel ilmiah dengan baik.

tentang praktik menulis artikel ilmiah - Mahasiswa mampu menulis artikel ilmiah
secara individu dengan baik.

31

c. Keterampilan umum
- Mampu menerapkan pemikiran logis,

kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan dan implementasi
konsep dasar tentang ejaan dan diksi.

d. Keterampilan khusus
- Mampu mengidentifikasi artikel ilmiah.
- Mampu menentukan topik artikel ilmiah
- Mampu menganalisis sistematika artikel

ilmiah dengan baik.
- Mampu menganalisis kebahasaan artikel

ilmiah dengan baik.
- Mampu menulis artikel ilmiah secara

individu dengan baik.

D. BAHAN KAJIAN/MATERI

POKOK BAHASAN SUB-POKOK BAHASAN

1. Artikel Ilmiah 2. Artikel Ilmiah
3. Diksi atau Pilihan Kata dalam Artikel Ilmiah
4. Pengembangan Kalimat Efektif dalam Artikel

Ilmiah
5. Pengembangan Paragraf dalam Artikel Ilmiah

2. Menulis Artikel Ilmiah 1. Mengidentifikasi artikel ilmiah
2. Menentukan topik
3. Menganalisis sistematika artikel ilmiah
4. Menganalisis kebahasaan artikel ilmiah
5. Menulis Artikel Ilmiah secara Berkelompok

2. Menulis Artikel Ilmiah Menulis Artikel Ilmiah secara Individu

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN (METODE)

Pendekatan Contextual teaching and learning, Genre based approach
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, Case-Based
Learning, Team-Based Project Learning,

F. MEDIA PEMBELAJARAN

- Infocus,
- Layar Proyektor,
- Laptop,
- Pointer,
- Whiteboard,
- Spidol, Penghapus

32

G. TUGAS (TAGIHAN)

- Membuat makalah topik-topik tertentu.
- Mempresentasikan makalah dalam diskusi kelas
- Menganalisis kasus dan presentasi hasil analisis kasus.
- Menulis Artikel Ilmiah

H. PENILAIAN

1. Komponen dan bobot penilaian dalam persentase:

a. Tugas-tugas (performa) 30 %

b. UTS 30%

c. UAS 30%

d. Sikap/kepribadian 10 %

2. Strategi penilaian:

a. Tes tulis.

b. Penilaian kinerja: penilaian tugas paper dan penilaian presentasi.

3. Instrumen:

a. Naskah soal tulis

b. Skala penilaian/rubrik penilaian makalah

c. Skala penilaian/rubrik penilaian presentasi dalam disusi kelas

d. Skala penilaian/rubrik penilaian artikel ilmiah.

4. Kriteria penilaian/kelulusan

Mahasiswa dikategorikan lulus mata kuliah ini apabila memiliki nilai akhir minimal C

berdasarkan rentang penilaian berikut ini:

Tingkat Penguasaan (%) Huruf Angka Keterangan
86 – 100 A 4,0 Lulus
81 – 85 A- 3,7 Lulus
76 – 80 B+ 3,3 Lulus
71 – 75 B 3,0 Lulus
66 – 70 B- 2,7 Lulus
61 – 65 C+ 2,3 Lulus
56 – 60 C 2,0 Lulus
51 – 55 C- 1,7
46 – 50 D 1,0 Belum Lulus
0 – 45 E 0,0 Belum Lulus
Belum Lulus

I. KEBIJAKAN PERKULIAHAN

a. Kehadiran : Kehadiran minimal dalam kegiatan tatap muka adalah 80%

b Keterlambatan : - Keterlambatan masuk kelas selama 1-15 menit diizinkan

. mengikuti perkuliahan, bila kelas dimulai pukul 8.
- Keterlambatan masuk kelas lebih dari 1-15 menit tidak

diizinkan mengikuti perkuliahan, bila kelas dimulai

pukul 9 dan seterusnya.

33

c. Tidak - Keterlambatan penyerahan tugas selama 1-7 hari dari
mengikuti tenggat waktu yang ditetapkan akan mendapat
ujian/tidak pengurangan nilai sebanyak 20 poin dari total 1-100
menyerahkan poin.
tugas
- Keterlambatan penyerahan tugas selama lebih dari 7 hari
d Kecurangan dari tenggat waktu yang ditetapkan akan mendapatkan
. akademik nilai 0.)

e. Etika di dalam : Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian atau tidak
kelas menyerahkan tugas tanpa pemberitahuan akan diberikan
nilai D pada ujian/tugas tersebut.)

: Mahasiswa wajib mematuhi standar aturan dan kebijakan
tentang kejujuran akademik dan menghindari tindakan
plagiarisme dan kecurangan dalam ujian. Tindakan
plagiarisme dan kecurangan dalam ujian akan diberikan nilai
E pada ujian tersebut.

: - Mahasiswa tidak diperkenankan mengenakan pakaian
yang memperlihatkan aurat (ketat/transparan).

- Mahasiswa tidak menggunakan alat komunikasi untuk
keperluan yang tidak terkait dengan pembelajaran.

- Mahasiswa tidak membuat kegaduhan yang
mengganggu ketertiban pembelajaran.

J. SUMBER (REFERENSI)
Aleka dan Achmad. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada

Media Group.
Atmazaki. 2009. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press.
Cahyani, Isah. (2012). Pembelajaran Menulis dengan Berbasis Karakter dengan Pendekatan

Experiental.Learning. Bandung: CV Nurani.
Chaer, Abdul. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Damono, Sapardi Djoko. (2004). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Danandjaja, James. (1980). Folklore Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta:

Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang

Disempurnakan. Jakarta: Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia.
Endaswara, Suwardi. (2003). Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan

Aplikasi. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Eneste, Pamusuk. (1991). Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.
Eneste, Pamusuk. (2005). Buku Pintar Penyuntingan Naskah (Edisi Kedua). Jakarta:

Gramedia.
Faruk. (2001). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Finoza, Lamuddin. (2013). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.

34

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hutomo, Suripan Hadi. (1991). Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan.
Ibrahim, Nini. (2012). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Uhamka Press.
Jauhari, Heri. (2015). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Jauss, Hans Robert. (1974). Literaty History as a Challege to Literary Theory dalam Ralph

Cohen (ed). New Diretions in Literary History. London: Routledge&Kegen Paul
Kurniawan, Heru. (2014). Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: Rosda.
Majid, Abdul. (2011). Perencanaaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdkarya.
Marsudi, Demas dkk. (2009). Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, L.Y. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukhtar dan Iskandar. (2011). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Jakarta: GP Press.
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta:

PT BPFE.
Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press.
Nurjamal, Daeng dkk. (2011). Terampil Berbahasa: Menyusun Karya Tulis Akademik,

Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta.
Nyoman Khuta Ratna. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramadansyah. (2010). Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Bandung:

Dian Aksara Press.
Rifai, Mien A. (1995). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya-

karya Pusat Bahasa.
Segers, Rien T. (2000). Evaluasi Teks Sastra (terjemahan Suminto A. Sayuti). Yogyakarta:

Adicita.
Semi, Atar. (2009). Menulis Efektif. Padang: UNP Press.
Siti Chamamah, Soeratno. (2011). Sastra: Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera

Publshing.
Sumardi. (2012). Panduan Apresiasi Artikel.untuk Siswa dan Mahasiswa. Jakarta: Uhamka

Press.
Suparno dan Mohamad Yunus. (2007). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas

Terbuka.
Suwondo, Tirto. (2003). Studi Sastra: Beberapa Alternatif. Yogyakarta: Hanindita.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi

Revisi). Bandung: Angkasa.
Trisman, B. Sulistiati, Marthalena. (2003). Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra

Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zainurrahman. (2013). Menulis: dari Teori hingga Praktik Penawar Racun Plagiarisme.

Bandung: Alfabeta.

35

PROGRAM STUDI PENDIDIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
UNIVERSITAS BATANGHARI

RENCANA PEMBELA

MATA KULIAH KODE B
Metode Penelitian Sastra UBP 11314

OTORISASI Dosen Penga

………………

AN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ILMU PENDIDIKAN

AJARAN SEMESTER (RPS)

BOBOT (SKS) SEMESTER WAKTU TGL PENYUSUNAN
3 VI 16 Minggu

ampu Reviewer/Penjaminan Mutu Koordinator MKU

…………. ……………………. …………..

36

Pekan Sub-CPMK Materi RINCIAN REN
Ke: (Bahan Kajian)
Indikator
Keberhasilan

(1) (2) (3) (4)

1 e. Pengetahuan - Artikel Ilmiah - Mahasiswa

- Mahasiswa - Diksi atau Pilihan mampu

menguasai Kata dalam menjelaskan

teori/konsep - Artikel Ilmiah hakikat artikel
mendasar Pengembangan ilmiah
artikel ilmiah Kalimat Efektif - Mahasiswa
dalam Artikel mampu
f. Keterampilan Ilmiah menjelaskan
Pengembangan hakikat diksi
- Mampu - Paragraf dalam

menerapkan

pemikiran Artikel Ilmiah atau pilihan kata

logis, kritis, dalam aar.tikePl

sistematis, dan ilmiah e

inovatif dalam - Mahasiswan
konteks mampu g
pengembanga menjelaskane
n dan hakikat kalimmat
implementasi efektif dalamb
konsep artikel ilmiaah
penulisan
artikel ilmiah. - Mahasiswan

mampu g

menjelaskana

hakikat n

pengembanPgan

paragraf daldam

artikel ilmiahh

NCANA KEGIATAN Moda Alokasi Media dan Tugas/
Metode penilaian
luring daring waktu sumber
(5) (9)
- Ceramah (6) (7) (8) belajar
- Konstruktivisme √ - 150
- Inkuiri (9)
- Pemodelan menit
- Diskusi buku referensi,
- Tanya Jawab
- Penugasan buku dosen,
buku
mahasiswa,

infocus, layar
proyektor,
laptop,
pointer,
whiteboard,
spidol,
penghapus

37

2 e. Pengetahuan Menulis Artikel - Mahasiswa

- Mahasiswa Ilmiah mampu

menguasai - Mengidentifikasi mengidentifikasi

konsep Artikel Ilmiah artikel ilmiah

mendasar - Menentukan dengan baik.

tentang Topik Artikel - Mahasiswa

praktik Ilmiah mampu

menulis artikel - Menganalisis menentukan topik

ilmiah Sistematika artikel ilmiah

Artikel Ilmiah dengan baik.

f. Keterampilan - Menulis Artikel - Mahasiswa

- Mampu Ilmiah Secara mampu

menerapkan Berkelompok menganalisis

pemikiran sistematika artikel

logis, kritis, ilmiah dengan

sistematis, dan baik.

inovatif dalam - Mahasiswa

konteks mampu

pengembanga menganalisis

n dan kebahasaan artikel

implementasi ilmiah dengan

konsep dasar baik.

tentang - Mahasiswa

menulis artikel mampu menulis

ilmiah artikel ilmiah

secara

berkelompok

dengan baik

-

3 g. Pengetahuan Menulis Artikel - Mahasiswa dapat

- Mahasiswa Ilmiah mengidentifikasi

menguasai artikel ilmiah

konsep dengan baik.

mendasar

- Ceramah √ - 150 buku referensi, Merekonstru
- Konstruktivisme
- Inkuiri menit buku dosen, ksi artikel
- Pemodelan buku ilmiah
- Diskusi mahasiswa, secara
- Tanya Jawab infocus, layar berkelompo
- Penugasan proyektor, k
laptop,

pointer,

whiteboard,

spidol,

penghapus

- Ceramah √ - 150 buku referensi, Menulis
- Konstruktivisme
- Inkuiri menit buku dosen, artikel
- Pemodelan
- Diskusi buku ilmiah
mahasiswa,

infocus, layar

38


Click to View FlipBook Version