The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by puputakromah01, 2022-08-24 23:38:10

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

BANUA WALIO

didirikan hanya dengan menggunakan yaitu ruang depan untuk menerima tamu
pengait serta tanpa menggunakan paku laki-laki, bagian tengah untuk menerima
untuk pengikat. Pada umumnya bagian tamu perempuan, dan ruang belakang
rumah ini dibagi menjadi tiga bagian, yang menjadi ruang untuk kamar tidur.

banyumas

BANYUMAS, ORANG adalah salah 401.840 jiwa, tahun 1900 telah menjadi
satu sub kelompok orang Jawa yang 1.368.298 jiwa, dan pada sensus tahun
memiliki variasi kebudayaan tersendiri 1930 berjumlah 2.067.409 jiwa. Pada
dibandingkan dengan sejumlah sub periode yang lebih akhir ini (sensus tahun
kelompok Jawa lainnya. Variasi budaya 1990) penduduk ke empat kabupaten tadi
orang Banyumas ini biasa disebut budaya telah menjadi 4.340.185 jiwa. Namun,
Banyumas, yang ditandai oleh sejumlah tentu tidak dapat diketahui berapa di
variasi unsur kebudayaannya, misalnya antara jumlah tersebut yang termasuk
dialek bahasa yang digunakan, kesenian kelompok orang Banyumas.
rakyat, upacara-upacara rumah tangga,
makanan, dan lain-lain Bahasa yang digunakan oleh
orang Banyumas biasa disebut bahasa
Orang Banyumas berdiam di bagian Banyumasan. Bahasa ini merupakan
barat daerah Kebudayaan Jawa, terutama salah satu dialek dari bahasa Jawa yang
di sekitar aliran sungai Serayu. Daerah itu penuturnya terdapat di keempat wilayah
bisa juga disebut yang dahulu merupakan kabupaten tersebut di atas. Dialek ini juga
daerah keresidenan Banyumas, dan yang dipakai di daerah-daerah yang dahulunya
kemudian menjadi empat kabupaten, pernah masuk wilayah kekuasaan para
yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten bupati Banyumas, misalnya daerah
Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Gombong, Kebumen, dan Karangnyar.
dan Kabupaten Cilacap. Dari cerita rakyat Bahasa Jawa umumnya mempunyai
dikenal bahwa nama kota Banyumas tingkatan dalam penggunaannya,
dahulunya adalah Selarong. Nama yaitu ngoko, krama dan krama inggil.
Selarong berubah menjadi Banyumas Orang Banyumas umumnya lebih suka
mulai dari suatu peristiwa di mana orang menggunakan bahasa ngoko atau ngoko
berteriak-teriak menyambut datangnya andhap terutama antara sesama orang
hujan setelah masyarakat dan daerah Banyumas yang dirasakan lebih akrab.
ini dilanda kemarau panjang. Pada saat Hal ini karena daerah mereka relatif
turun hujan itu orang-orang berteriak : jauh dari lingkungan kraton. Bahasa
banyu, banyu, emas, emas; artinya mereka orang banyumasan agak berbeda logat
merasa sangat gembira mendapatkan air dan dialeknya jika di bandingkan
(banyu) itu seperti mendapatkan emas dengan bahasa Jawa umumnya atau
layaknya. dialek mataram. Oleh karena itu bahasa
banyumasan disebut bahasa jawa ngapak.
Gambaran jumlah penduduk
Keresidenan Banyumas dapat diketahui Khusus Kabupaten Banyumas yang
misalnya pada tahun-tahun tertentu luasnya 132.795 hektar terbagi atas
sepanjang abad ke 19. permulaan abad 35.514 hektar sawah dan 97.245
ke-20, sensus penduduk tahun 1930 dan hektar tanah kering. Sebagian besar
seterusnya. Sebagai contoh, keresidenan penduduknya bermata pencaharian di
ini pada tahun 1845 berpenduduk sektor pertanian. Tanahnya yang subur

147

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banyumas

didukung pula dengan sistem pengairan Mereka mengenal tari-tarian
yang baik. Pada tahun 1988 kabupaten menggunakan topeng yang disebut
ini merupakan penghasil padi peringkat tarian angguk atau topeng angguk. Tarian
lima di Provinsi Jawa Tengah. Di sektor lainnya adalah tarian laran-laran atau
perkebunan kabupaten ini merupakan bedhaya. Di kalangan masyarakat desa
penghasil gula merah dan cengkeh. juga ada pula penari-penari taledhek yang
tergabung dalam rombongan dan penari
Orang Banyumas mengenal beberapa akrobat serta sulap yang dinamakan
macam jenis kesenian tradisional. langger. Orang Banyumas juga sangat
misalnya dhalang jemblung, dagelan, menggemari wayang kulit. Dalangnya
begalan, macapat, angguk, ebeg menggunakan dialek Banyumas untuk
(jaran kepang atau kuda lumping), memerankan tokoh-tokoh punakawan,
aplang, ujungan, calung, boncis, tetapi dalam memerankan tokoh-tokoh
braen, manongan, slawatan, gending pahlawan digunakan bahasa kesusastraan
Banyumasan, seni batik, gagrak Jawa yang halus. Daerah Banyumas ini
Banyumas. Dhalang jemblung yang juga memiliki Meuseum Wayang dengan
menonjol karena seni bertuturnya. nama “Sendhang Mas”, yang merupakan
Begalan merupakan kesenian yang singkatan dari Seni Pedalangan Banyumas.
menjadi bagian dari upacara perkawinan. Koleksi museum ini berisi antara lain
Kesenian ini menjadi sarana untuk wayang kulit gagrak Banyumas, gagrak
menyampaikan petuah kepada penganten Solo, gagrak Yogyakarta.
dalam rangka mengarungi bahtera hidup
berumah tangga. Dalam tuturan yang Data tahun 1989 menunjukkan
muncul dalam kesenian ini penganten sebagian besar (97,93 %) warga
diingatkan pada hak dan kewajiban suami Kabupaten Banyumas memeluk agama
dan isteri agar tercapai kebahagiaan, Islam. Selebihnya beragama Kristen,
kerukunan bagi kehidupan rumah tangga Budha, dan Hindu. Namun, kepercayaan
baru ini selanjutnya. leluhur masih tersisa dalam sistem

antarafoto.com

TRADISI BEGALAN. Tradisi pengantar acara pernikahan asli Banyumas.

148

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banyumas

kepercayaan masyarakatnya, yang daerah di Jawa Tengah yang tujuannya
dapat diketahui dengan adanya nama- untuk memperoleh berkah (ngalap
nama makhluk halus seperti bujungan, berkah).
gendruwo, dhemit, dan lain-lain. Mereka
juga mengadakan upacara sehubungan Seperti telah disinggung di atas,
dengan kehamilan tiga bulan, empat bulan orang Banyumas ini selain sebagai bagian
(ngupati), tujuh bulan (mitoni), sembilan dari etnik Jawa yang mewujudkan ciri
bulan (mrocoti). Seterusnya masih ada budaya Jawa umumnya, mereka juga
upacara-upacara dalam kaitannya dengan menunjukkan kekhasan dalam unsur-
jenjang-jenjang dalam lingkaran hidup unsur budaya tertentu. Unsur makanan
individu (life cycle). sering memberi ciri dari masyarakat
daerah ini, misalnya kripik Purwokerto
Dalam rangka memperingati hari gethuk, Soka raja. Unsur makanan lain
besar Islam, seperti bulan Sura, bulan yang dianggap khas adalah : nopia, buntil,
Maulud, mereka juga melakukan upacara- sroto, gembus, ciwel, dan lain-lain. Batik
upacara yang bersifat khas Jawa yang Banyumas mirip dengan batik Surakarta.
sinkritisme. Dalam bulan Sura itu mereka Namun ada ciri khusus pada batik
mengadakan pertunjukan wayang dan Banyumas, di mana motifnya kebanyakan
menziarahi makam leluhur yang dianggap miring, tidak ada wiron, warna coklat
keramat. Dalam bulan Maulud mereka kekuning-kuningan. Batik Banyumas ini
menyucikan benda-benda pusaka seperti tidak sehalus batik Surakarta.
keris, cundrik, tombak, yang merupakan
peninggalan Sunan Amangkurat I. Rujukan
Pusaka ini ditinggalkan di desa Kalisalak
dalam pelariannya ke Batavia karena Koentjaraningrat
pemberontakan Trunojoyo. Upacara 1984 Kebudayaan Jawa, Jakarta : PN Balai Pustaka
pencucian itu disebut “siraman jiat”.
Biasanya upacara ini akan dikunjungi oleh Tohari, A. (Ed.)
ribuan orang yang datang dari daerah- 1991 Banyumas, Wisata dan Budaya, Purwokerto :
CV. Metro Jaya

(Lily S.P.)

www.duaberita.com

Lengger-
Calung
Kesenian
tradisional
Banyumas.
Tarian lengger-
calung terdiri
dari lengger
(penari)
dan calung
(gamelan
bambu).

149

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

barai

BARAI adalah salah satu kelompok keluargasiregar.blogspot.com
orang Dayak yang berada di Provinsi
Kalimantan Barat. Kelompok ini mendiami Patung adat dari salah satu kelompok Dayak
wilayah Kabupaten Sintang, terutama di Kalimantan Barat. Patung ini biasanya
di wilayah Kecamatan Nanga Pinoh, terletak di depan rumah suku dayak.
dan Kecamatan Kayan Hilir. Oleh pihak
Departemen Sosial sebagian dari mereka
masih dikategorikan sebagai kelompok
‘masyarakat terasing’. Pada tahun 1974
anggota kelompok ini di Kabupaten
Sintang tercatat sebesar 28.847 jiwa. Di
tahun 2000-an, jumlah penduduknya
sudah mencapai sekitar 500.000 jiwa.
Pada masa yang lebih akhir, misalnya
tahun 1988, jumlah penduduk kecamatan
Nanga Pinoh telah menjadi 31.303 jiwa
dan penduduk kecamatan Kayan Hilir
18.049 jiwa. Jumlah orang Barai tidak
diketahui lagi di antara penduduk kedua
kecamatan tersebut di atas. Dalam
kecamatan Nanga Pinoh ini berdiam pula
beberapa kelompok kecil orang Dayak
lainnya, misalnya Dayak Randu, Keninjal,
Undau, Kebahan, dan lain-lain. Sejak
tahun 2005, kecamatan Nanga Pinoh tidak
lagi menjadi bagian wilayah kabupaten
sintang, melainkan masuk ke Kabupaten
Melawi, Kalimantan Barat.

BARALEK

BARALEK, dalam tradisi Minang,
adalah upacara pernikahan terdiri dari
enam kegiatan yaitu pinang-maminang,
batimbang tando, malam bainai,
pernikahan (resepsi), basandiang dan
perjamuan dan terakhir yaitu manjalang.
Pinang Meminang adalah acara yang
diadakan oleh pihak calon mempelai
wanita dimana mereka meminang calon

NET

Baralek, sebuah tradisi upacara pernikahan
adat Minang, Sumatra Barat.

150

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BARALEK

mempelai pria. Batimbang tando, yaitu di rumah anak daro (tempat mempelai
upacara pertunangan. Malam bainai, wanita) atau di masjid. Basanding dan
upacara yang dilakukan beberapa hari perjamuan adalah bagian dari rangkaian
sebelum acara pernikahan berlangsung, acara pernikahan, dimana kedua
dimana kuku-kuku calon mempelai mempelai duduk berdampingan dengan
wanita diberi hiasan berwarna merah. menggunakan pakaian adat Minangkabau.
Kemudian dilanjutkan dengan pernikahan, Manjalang, merupakan acara kunjungan
yang biasanya berlangsung pada hari yang dilakukan pihak keluarga pengantin
kamis atau jumat, acara berlangsung wanita kepada keluarga pengantin pria.

BARAPAN KEBO

BARAPAN KEBO merupakan salah satu garis finis. Untuk mencapai finis dan
bentuk kegiatan tradisional masyarakat menjatuhkan saka tidak mudah untuk si
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hampir kerbau. Hal ini dikarenakan di garis finis,
serupa dengan Karaban Sapi di Madura, terdapat seorang juri atau shaman yang
Jawa Timur. Kegiatan ini melibatkan memberikan kekuatan spiritualnya agar
sepasang kerbau yang dikendalikan si kerbau tidak berani mendekati saka.
oleh seorang joki yang saling beradu Namun jika ada kerbau yang berhasil
kecepatan waktu untuk mencapai dan menjatuhkan saka, dialah pemenangnya.
menjatuhkan saka (tiang kayu) di

(node2.bbcimg.co.uk)

“Barapan
Kebo”,
permainan
rakyat di
Kabupaten
Sumbawa,
Pulau
Sumbawa, NTB.
Balapan kerbau
yang diadakan
saat sawah
sedang basah/
menjelang
musim tanam
padi.

BARONG

BARONG menurut mitologi Bali adalah Rangda, dalam mitologi Bali. Kata Barong
raja dari semua roh dan melambangkan diduga diambil dari kata bahrawang atau
kebaikan. Musuh dari barong ini adalah beruang, yaitu seekor binatang yang

151

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BARONG

memiliki kekuatan gaib dan dianggap
sebagai pelindung. Terdapat lima bentuk
barong yang menjadi pelindung, yaitu babi
hutan, harimau, ular atau naga, dan singa.
Barong singa merupakan yang paling
dikenal. Salah satu tarian tradisional Bali
yang terkenal adalah Tarian Barongan
Singa yang menggambarkan pertempuran
antara Barong dan Rangda. Dalam tarian
ini, barong digambarkan sebagai hewan
pelindung berkaki empat. Topeng barong
yang ditampilkan dalam tarian ini terbuat
dari kayu yang hanya diambil dari tempat-
NET tempat yang angker, seperti kuburan.

BARONG BLORA

BARONG BLORA, merupakan masyarakat Blora ini, memiliki alur
kesenian yang berbentuk tarian kelompok yang bersumber dari hikayat panji. Di
yang terdiri dari tokoh Singo Barong, dalam seni Barong tercermin sifat-sifat
Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. kerakyatan seperti spontanitas, sederhana,
Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit. keras, dan kompak yang dilandasi
Kesenian yang sangat terkenal di kalangan kebenaran.

baso

BASO adalah satu kolektifa yang
daerah asalnya di hulu sungai Wiruwai;
dan sungai ini bermuara di pantai utara
dalam wilayah Kabupaten Jayapura,
Provinsi Papua. Di Wilayah asalnya
tadi mereka hidup sebagai kelompok
pengembara dengan mata pencaharian
berburu dan meramu. Pada tahun 1961
sebanyak 56 orang Baso bermigrasi
menyusur sungai Wiruwai ke arah
muara. Di daerah pantai utara itu

(Kal Muller)

Wajah dan tubuh wanita Irian (Papua) ini
dilumuri lumpur selama masa berkabung

karena kematian kerabatnya.

152

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

baSO

mereka bertemu dengan perkampungan etnik lain. Peter J Silzer dalam Index of
orang Bgu. Di sini mereka mendapat Irian Jaya Languages (1991) mencatat
tanah untuk berkebun dan mendapat bahwa orang Baso, yang bermukim dalam
hutan sagu untuk diambil sagunya wilayah Kecamatan Memberamo Hulu,
sebagai makanan. Migrasi orang-orang Kabupaten Jayapura, hanya berjumlah
kelompok pedalaman semacam itu telah 175 orang. Mereka inilah yang menjadi
berlangsung sejak sekitar 100 tahun yang penutur bahasa Baso. Jumlah penduduk
lalu. Migrasi semacam ini terjadi biasanya Kecamatan Memberamo Hulu pada tahun
karena kekurangan bahan makanan 1986 memang tampak tidak begitu besar,
atau karena konflik dengan kelompok yaitu 2.826 jiwa.

BATAGAK PANGHULU

BATAGAK PANGHULU, Upacara berdiskusi tentang calon-calon penghulu
pengangkatan penghulu baru, pengulu baru, kemudian panyarahan baniah,
adalah pemimpin adat dalam masyarakat penyerahan calon penghuni baru dan yang
Sumatra Barat. Prosesi ini dilakukan terakhir yaitu manakok ari, yaitu acara
dalam empat tahap yaitu baniah, dimana persemian atau pengukuhan penghulu
ditentukannya calon penghulu baru, lalu yang baru.
dilanjutkan dengan proses dituah cilakoi,

BATAGAK RUMAH

BATAGAK RUMAH, Tradisi yang bahan untuk membangun rumah gadang.
dilakukan sebelum mendirikan rumah Mancatak tiang tuo, masuk pada tahap
gadang dan dibangun secara gotong membangun rumah, dengan mengolah
royong. Tradisi ini terdiri dari enam bahan-bahan yang sudah ada. Batagak
kegiatan yaitu mufakat awal, maelo tiang, mendirikan tiang-tiang utama diatas
kayu, mancatak tiang tuo, batagak tiang, batu layah (gepeng). Tahapan selanjutnya
manaiakkan kudo-kudo dan manaiak-i disebut manaikkan kudo-kudo, dimana
rumah. Mufakat awal yaitu musyawarah rumah mulai dibangun setelah tiang-tiang
yang dilakukan untuk menentukan letak, ditegakkan. Setelah selesai dibangun,
ukuran dan waktu membangun rumah. maka masuk dalam kegiatan manaiak-i
Maelo kayu adalah menyiapkan bahan- rumah.

batak

BATAK, SUKU BANGSA berasal administratif Provinsi Sumatra Utara.
dari Pulau Sumatra bagian utara, yang Daerah asal kediaman orang Batak itu
merupakan sebagian besar wilayah dikenal dengan Dataran tinggi Karo,

153

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

Sumber: Berbagai sumber orang Alas, dan orang Aceh di bagian
barat daya yang seluruhnya berada di
Peta : Sub Suku bangsa Batak. Provinsi Aceh. Orang Melayu berada
di bagian timur, dan di arah selatan
Keterangan : Batak Angkola bertetangga dengan orang Riau dan
Batak Mandailing Minangkabau.
Batak Toba. Batak Pakpak
Batak Karo Dilihat dari wilayah administratif,
Batak Simalungun mereka mendiami wilayah beberapa
kabupaten atau bagian dari wilayah
Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, kabupaten di Sumatra Utara. Kabupaten-
Simalungun, Dairim, Toba, Humbang, kabupaten tersebut adalah Kabupaten
Silindung, Angkola, Mandailing, dan Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara,
Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan
rangkaian Bukit Barisan yang tali-temali Asahan (Bangun, 1983).
sepanjang Pulau Sumatra. Di tengah
rangkaian Bukit Barisan di daerah Kebudayaan Batak ini telah banyak
Sumatra Utara itu terdapat sebuah danau mendapat perhatian sebagai objek
besar dan indah dengan nama Danau kajian ilmiah, antara lain dapat dilihat
Toba, yang seolah menjadi pusat daerah dalam buku R. Kennedy, Bibliography of
kediaman orang Batak tersebut. Wilayah Indonesian Peoples and Cultures (1945),
kediaman orang Batak ini bertetangga yang antara lain memuat daftar buku-
dengan wilayah kediaman orang Singkil, buku yang pernah ditulis tentang Batak.

Demografi. Data Sensus penduduk
tahun 1930 menunjukkan jumlah
anggota suku bangsa Batak lebih kurang
1.000.000 jiwa. Ini berarti bahwa suku
bangsa Batak merupakan salah satu dari
delapan suku bangsa di Indonesia yang
anggotanya berjumlah 1.000.000 atau
lebih, selain suku bangsa Jawa, Sunda,
Madura, Bali, Minangkabau, Melayu, dan
Bugis-Makassar. Kini jumlah anggota suku
bangsa Batak tentu sudah menjadi lebih
besar lagi. Namun jumlahnya yang tepat
tidak dapat lagi diketahui, karena dalam
sensus-sensus yang diadakan kemudian
di Indonesia tidak lagi dicatat identitas
menurut kesukubangsaan. Penduduk dari
keseluruhan kabupaten tersebut di atas
misalnya pada tahun 1968 berjumlah
2.806.999 jiwa; atau menurut sensus
penduduk tahun 1990 jumlah penduduk
kabupaten-kabupaten tersebut termasuk
kotamadia Pematang Siantar dan Sibolga
telah menjadi 4.380.719 jiwa.

Jumlah populasi 9 juta jiwa. Kawasan
dengan jumlah penduduk yang signifikan
Sumatra Utara : 5,6 juta jiwa. Dalam
jumlah tersebut sudah semakin tidak jelas
berapa jumlah orang Batak karena dalam

154

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

wilayah-wilayah kabupaten tersebut sudah memasuki daerah sebelah timur dari
berdiam penduduk dengan aneka ragam Provinsi ini dan membuka areal pertanian
latar belakang etnik. Sebaliknya orang (lihat Canningham, 1958). Selanjutnya
Batak sendiri sudah tersebar di berbagai mereka merantau ke kota Medan, kota-
bagian wilayah Indonesia di luar kampung kota besar sampai kota kecamatan
asalnya tadi. tertentu di Sumatra, pulau Jawa terutama
ke kota Jakarta, dan daerah lainnya.
Migrasi orang Batak keluar daerahnya
sudah mulai berlangsung dari sejak zaman Ada beberapa faktor yang mendorong
penjajahan Belanda yang lalu. Pada zaman mereka pergi merantau, yaitu faktor
itu yang lebih banyak pergi merantau ekonomi dan faktor budaya. Orang
adalah orang Mandailing dari Tapanuli Mandailing, Angkola yang berdiam di
Selatan dibandingkan dari Tapanuli Utara, Tapanuli bagian selatan termasuk ke
karena mereka lebih dahulu mendapat dalam “peta kemiskinan” daerah Sumatra
kesempatan memperoleh pendidikan. Utara. Seperti biasanya kemiskinan
Sesudah penyerahan kedaulatan petani- menjadi faktor pendorong, dan
petani Batak Toba mulai mengalir gemerlapnya kota dan bayangan lapangan

Sumber: Berbagai sumber Sumber: Berbagai sumber Sumber: Berbagai sumber

Busana Tradisional Busana Tradisional Busana Tradisional
Batak Karo. Batak Simalungun. Batak Mandailing.

Sumber: Berbagai sumber Sumber: Berbagai sumber Sumber: Berbagai sumber

Busana Tradisional Busana Tradisional Busana Tradisional
Batak Pakpak. Batak Angkola. Batak Toba.

155

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

kerja yang melimpah di kota menjadi menentukan pula corak hubungan antara
faktor yang menarik adanya migrasi. Akan rantau dan kampung halaman. Orang
tetapi bagi orang Batak umumnya, atau Mandailing dan Angkola misalnya melihat
orang Batak di Tapanuli bagian selatan Alam Rantau (Bona ni Ranto) sebagai
khususnya, faktor budaya cukup kuat perluasan dari Alam Kampung (Bona ni
perannya dalam mengambil keputusan Pasogit). Missi budayanya didasarkan
untuk merantau, yaitu apa yang disebut pada esensi teritorial, artinya tanah yang
“missi budaya” (cultural mission) oleh dimiliki di rantau dianggap sebagai bagian
Pelly (1982; 1985). intergral dari kampung halaman. Ini cocok
dengan pandangan beberapa ahli lain
Menurut penulis tersebut di atas missi yang dikutip oleh Usman Pelly, misalnya
budaya itu tidak hanya mempengaruhi tanah yang mereka kuasai di rantau
keputusan merantau atau tidak, tetapi dianggap bagian dari “Kerajaan Batak”
juga berperan dalam menentukan (Batak Harajaon); Orang Batak merantau
pola adaptasi hidup diperantauan, dan dengan motto: “carilah anak dan carilah
pula tanah” (halului anak halului tano).
horasmadina.blogspot.com Anak dan tanah merupakan buah dari
“harkat pribadi” (sahala hasangopan)
Rumah atap ijok di tamiang mandailing. yang diterjemahkan sebagai “harga diri”
(self respect). Harga diri inilah yang telah
banyak mendorong orang Batak merantau.

Sub Kebudayaan. Sumber tertentu
mengemukakan bahwa orang Batak itu
bisa dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu kelompok Toba dan kelompok
Pakpak-Dairi. Kelompok Toba terbagi
lagi ke dalam beberapa sub kelompok
yaitu Toba, Angkola, Mandailing dan
Simalungun. Kelompok Pakpak-Dairi
(Dairi) terbagi pula menjadi sub kelompok
Dairi, Karo, Alas dan Gayo. Perbedaan
pokok di antara dua kelompok itu adalah

commons.wikimedia.org roysianipar.wordpress.com

Rumah Tradisional Batak Toba. Dokan ialah Rumah Tradisional Batak Karo.

156

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

dalam aspek tertentu dari bahasanya, di berasal dari satu nenek moyang, yaitu Si
mana kelompok Dairi mengenal bunyi Raja Batak (Bangun, 1983).
pepet, sedangkan dalam bahasa kelompok
Toba tidak ada bunyi pepet (Siahaan, Untuk mengenali logat-logat bahasa
1982). tersebut di atas ada yang telah ditulis dan
diterbitkan dalam bentuk kamus. Pusat
Sumber lain membagi suku-bangsa Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Batak menjadi enam sub suku-bangsa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1) Karo yang mendiami satu daerah telah menerbitkan kamus yang masing-
induk meliputi dataran Tinggi Karo, masing ditulis oleh Tindi Radja Manik,
Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Kamus Bahasa Dairi Pakpak-Indonesia,
dan sebagian Dairi. (2) Simalungun (1977); Anggur P. Tambunan, Kamus
mendiami daerah induk Simalungun. (3) Bahasa Batak Toba-Indonesia, (1977);
Pakpak mendiami daerah induk Dairi. Ahmad Samin Siregar et al, Kamus Bahasa
(4) Toba mendiami suatu daerah induk Karo-lndonesia (1985).
meliputi daerah tepi Danau Toba, pulau
Samosir, Dataran Tinggi Toba, daerah Isolasi. Suku bangsa Batak umumnya
Asahan, Silindung, daerah antara Barus relatif belum lama keluar dari isolasinya,
dan Sibolga, daerah pegunungan Pahae dalam arti belum lama tersentuh oleh
dan Habinsaran. (5) Angkola mendiami budaya asing. Dalam periode sekitar
daerah induk Angkola dan Sipirok,
sebagian dari Sibolga dan Batang Toru, bonapasogit.eu
dan bagian utara dari Padang Lawas.
(6) Mandailing mendiami daerah induk Rumah Tradisional Batak Angkola.
Mandailing, Ulu, Pakatan, dan bagian
selatan dari Padang Lawas. Dilihat dari
bahasa, orang Batak mengenal beberapa
logat: (1) Logat Karo dipakai oleh orang
Karo; (2) logat Pakpak dipakai oleh
orang Pakpak; (3) Simalungun dipakai
oleh orang Simalungun; dan (4) logat
Toba di pakai oleh orang Toba, Angkola,
dan Mandailing. Menurut sejarah lisan
(tarombo) semua sub suku-bangsa ini

asiaexplorers.com bonapasogit.eu

Rumah Bolon atau rumah panjang, rumah Rumah Tradisional Batak Angkola.
tradisional Batak Simalungun.

157

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

tahun 1800 anggota masyarakat di Organisasi Sosial. Organisasi sosial
daerah pedalaman masih menganut tradisional orang Batak dikenal mulai dari
kepercayaan animisme, sedangkan di kelompok kerabat yang terkecil, keluarga
daerah pesisir ada yang sudah dikuasai inti, sampai kepada kelompok klien.
oleh sultan-sultan dari luar kalangan Istilah-istilah bagi kelompok-kelompok
orang Batak. Orang Batak di pedalaman kekerabatan itu terkadang berbeda sesuai
tersentuh budaya asing secara cukup dengan logat bahasa dari sub suku-
berarti sekitar pertengahan abad ke-19, bangsanya, misalnya untuk keluarga inti
yakni setelah masuknya penyiar agama pada orang Karo disebut jabu. sedangkan
Kristen ke daerah itu. Para penyiar agama pada orang Toba disebut ripe. Mereka
Kristen itu pun tidaklah dengan mudah juga mengenal klen patrilineal, yang bisa
menerobos tembok isolasi tersebut. dibedakan menjadi klen kecil (minimal
Misalnya daerah dan masyarakat Karo lineage) yang disebut sada nini (Karo) dan
baru dapat dimasuki Belanda pada tahun saompu (Toba); dan klen besar (maximal
1905, artinya 37 tahun sebelum Belanda lineage) yang disebut merga (Karo) dan
mengakhiri penjajahannya di Indonesia, marga (Toba). Masih banyak istilah-istilah
Padahal, secara umum Indonesia telah kekerabatan yang berbeda seperti pada
dijajah Belanda selama 350 tahun contoh di atas. Namun dalam prinsip-
sebelum kehadiran balatentara Jepang. prinsip kekerabatan semua sub suku-
Namun, daerah kediaman subsuku bangsa itu mempunyai dasar-dasar yang
bangsa Mandailing, yang berbatasan sama, misalnya dalam penarikan garis
dengan wilayah orang Minangkabau, keturunan yang bersifat patrilineal. Dalam
telah didatangi oleh tentara Paderi sekitar adat lama mereka mengenal pasangan
awal abad ke-19. Orang Mandailing dan ideal dalam memilih jodoh, dimana
Angkola kemudian memeluk agama Islam seorang pria seharusnya kawin dengan
karena pengaruh tentara Paderi tersebut anak perempuan dari saudara laki-laki
(lihat juga Hutauruk, 1987). ibunya; mengamalkan adat eksogami klen;

asiaexplorers.com

Tarian tradisional Batak Toba.

158

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

pola menetap sesudah nikah umumnya Nainggolan, Simatupang, Aritonang,
virilokal meskipun ada yang uxorilokal. Di Siregar, Nai Ambaton, Nai Rasaon, dan
sana sini tentu ada variasi adat di antara lain-lain, yang juga mempunyai sub marga
sub-sub suku bangsa itu. Merga pada lagi. Orang Simalungun mengenal nama
orang Karo adalah satu kolektif yang tidak marga seperti Purba, Saragih, Damanik,
harus satu nenek moyang, sedangkan Sinaga, Sipajung dengan sub marganya
marga pada orang Toba menunjukkan pula (Bangun, 1983). Orang Mandailing
nama dan nenek moyang asal. Orang mengenal marga Nasution, Harahap,
Batak Toba, Orang Angkola, dan Lubis, dan lain-lain. Dalam kenyataan
Mandailing biasanya dapat menunjukkan sehari-hari penggunaan konsep marga
garis hubungan kekerabatan sampai dipakai untuk menunjuk satuan-satuan
generasi ke 20 ke atas, sedangkan pada kerabat yang kecil atau yang lebih besar,
orang Karo tidak mempunyai perhatian dan malahan kelompok-kelompok yang
sampai sejauh itu (Bangun, 1983). paling besar (Vergouwen, 1986).

Bagian terbesar anggota suku bangsa Orang Batak memiliki pranata penting
Batak berdiam di daerah pedesaan yang lainnya yang pada masyarakat Batak
disebut huta atau kuta menurut istilah Toba disebut dalihan na tola, dalam
Karo. Biasanya satu huta didiami oleh bahasa Karo disebut sangkep sitelu, atau
keluarga yang berasal dari satu marga. dalikan sitelu (Pakpak), yang meliputi
Ada pula kelompok kerabat yang disebut hubungan kerabat darah dan hubungan
marga taneh yaitu kelompok patrilineal perkawinan, yang melahirkan kedudukan
keturunan pendiri dari kuta, seperti dan peranan-peranan dalam adat dengan
yang terdapat di Karo dan Simalungun. hak-hak serta kewajibannya. Kalau
Marga yang para anggotanya merasa dalihan na tolu dengan terjemahan
berasal dari satu nenek moyang itu terikat harafiah berarti “tungku nan tiga”, maka
oleh simbol-simbol tertentu, misalnya unsur-unsurnya adalah kerabat-kerabat
nama marga, totem, dan lain-lain. Klen yang disebut (1) dongan sabutuha yaitu
kecil tadi merupakan kelompok kerabat pihak orang-orang semarga, (2) boru
patrilineal yang anggotanya masih saling yaitu pihak yang menerima isteri; dan (3)
kenal mengenal dan berdiam dalam hula-hula yaitu pihak yang memberi isteri
satu kawasan tertentu. Sebaliknya, klen (Siahaan, 1982). Kalau kelompok dongan
besar (marga) yang anggotanya sudah sabutuha disebut sebagai ego, maka pihak
sedemikian banyak dan hidup tersebar, hula-hula dalam hubungannya dengan
sehingga tidak kenal-mengenal lagi. kelompok ego mempunyai kedudukan
Namun mereka masih dapat mengenali adat yang lebih tinggi; sedangkan boru
anggotanya melalui nama marga yang dalam hubungannya dengan ego memiliki
selalu disertakan di belakang nama kedudukan adat yang lebih rendah.
kecilnya. Namun hendaknya jangan diambil
kesimpulan yang salah, seolah-olah hula-
Jumlah keseluruhan klen atau marga hula secara absolut menempati kedudukan
pada masyarakat Batak ini terbilang amat yang terhormat. Semua ini ditentukan
banyak, apalagi bila dihitung dengan oleh jenis hubungan kekerabatan tertentu,
submarganya. Setiap marga atau sub- sebab satu kelompok terhadap pihak
marga mempunyai nama tersendiri tertentu kedudukannya tinggi, yaitu
pula. Masyarakat Karo mengenal klen terhadap keluarga yang telah mengambil
(merge) Makaro-karo, Ginting, Sembiring anak perempuannya sebagai menantu,
Perangin-angin, Tarigan, yang masing sedangkan terhadap kelompok lain, yaitu
mempunyai sub marga lagi. Orang Batak kelompok kerabat ayah dari isterinya ia
Toba mengenal nama klen (marga) mempunyai kedudukan lebih rendah (lihat
seperti Situmorang, Sinaga, Pandiangan,

159

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

T.O. Ihromi dalam Vergouwen, 1986). perempuan (istri) dalam kegiatan suatu
Semua kegiatan yang bertalian upacara. Laki-laki semacam ini disebut pa
beru, artinya laki-laki yang diperintah oleh
dengan adat unsur-unsur dalihan na istri atau laki-laki yang ke perempuan-
tolu tadi mempunyai peranan penting. perempuanan.
Setiap anggota masyarakat Batak dapat
saling terikat, baik antara perorangan Di segi lain, meskipun dalam budaya
maupun sebagai warga kelompok dengan Batak laki-laki (suami) dipandang lebih
para kelompok lain. Aktivitas bersama tinggi, seorang istri berusaha keras
itu terwujud dalam pesta atau upacara menjaga “harga dirinya” dilingkungan
seperti perkawinan, mendirikan rumah, kerabat suaminya. Karena adat menetap
atau upacara keagamaan. Setiap orang sesudah nikah yang bersifat patrilokal,
masuk ke dalam salah satu dari ke-tiga seorang istri harus menjaga harga
kelompok tadi dan peranan serta fungsi dirinya dengan jalan bekerja keras dalam
seseorang tergantung atau ditentukan kehidupan keluarga atau lingkungan
oleh hubungan kekerabatan dalam rangka kerabat suaminya. Itulah sebabnya
pranata tersebut diatas. perempuan (ibu-ibu) dari Tanah Batak
tampak tidak segan-segan bekerja berat
Masyarakat Batak mengenal adat untuk menegakkan harga diri dan
teknonimi, artinya menyebut atau keluarganya, misalnya untuk kepentingan
menyapa seseorang dengan nama yang kemajuan pendidikan anak-anaknya.
berbeda dengan nama kecil orang itu, Wanita seperti itulah yang diidam-
dengan mengacu pada nama anaknya idamkan dalam budaya Batak. Lalu
yang sulung. Hal ini ada kaitannya dengan bagaimana dengan kaum laki-laki atau
perubahan status seseorang dari masa sang suami? Jawaban atas pertanyaan ini
sebelum dan masa sesudah kawin dan sering diungkapkan : “Suami biasanya
mempunyai anak. Seorang Batak yang duduk-duduk bersantai di kedai tuak”.
belum menikah masih dianggap anak- Hal ini tidak sepenuhnya benar karena
anak. Ia belum berhak ikut memberikan keberhasilan yang dicapai masyarakat
pendapat dalam pembicaraan yang Batak dewasa ini bukan hanya hasil kerja
berkenaan dengan adat. Dengan adanya keras para istri saja.
anak, ia seakan diberi gelar baru yang
memberi petunjuk tentang perubahan Budaya Batak mengenal nilai budaya
statusnya. yang tidak berorientasi ke atas, melainkan
lebih horizontal. Hal ini ada kaitannya
Pelapisan Sosial. Pelapisan sosial dengan pendapat para ahli bahwa
orang Batak antara lain ditentukan oleh pelapisan sosial masyarakat ini dasarnya
senioritas umur atau senioritas status tidak begitu jelas. Dasar pelapisan sosial
karena kerabat penghubung. Orang yang horizontal menyebabkan adanya
yang umurnya lebih tua dihormati atau kontrol yang besar dan ketat dalam
dipandang tinggi oleh yang lebih muda; masyarakat. Kontrol itu didasarkan pada
tetapi hal inipun masih tergantung orientasi untuk mengejar persamaan
pada status orang tersebut; apakah ia dalam berbagai lapangan kehidupan.
sudah kawin atau belum. Pelapisan Orientasi semacam ini tampaknya tersirat
sosial masyarakat Karo juga didasarkan pula dalam pranata dalihan na tolu, yang
atas perbedaan jenis kelamin. Laki- mengatakan bahwa setiap orang adalah
laki dipandang lebih tinggi daripada “raja” pada waktunya.
perempuan, atau suami dipandang
lebih tinggi daripada istri. Orang Karo Orang Batak umumnya memiliki
memandang “martabat” laki-laki sebagai berbagai unsur budaya yang khas. Mereka
suami akan turun kalau ia melakukan memiliki arsitektur rumah yang khas
pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh baik di Toba, Karo, Simalungun, dan lain-

160

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

lainnya. Rumah Batak merupakan rumah yang merupakan kekuatan, oleh karena
panggung dengan bahan kayu tertentu itu tondi memberi nyawa kepada manusia.
dan atap ijuk. Pada rumah itu juga ada Tondi di dapat sejak seseorang di dalam
motif-motif hiasan. Unsur teknologi kandungan.Bila tondi meninggalkan
lain adalah kain ulos, yang merupakan badan seseorang, maka orang tersebut
kain tenunan yang mempunyai banyak akan sakit atau meninggal, maka diadakan
fungsi dalam kehidupan adat Batak. Kain upacara mangalap (menjemput) tondi dari
ini selalu ditampilkan dalam upacara sombaon yang menawannya.
perkawinan, mendirikan rumah, upacara
kematian, penyerahan harta warisan, • Sahala
menyambut tamu yang dihormati, upacara Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan
menari tortor, dan lain-lain. Kain adat ini yang dimiliki seseorang. Semua orang
dalam upacara itu mempunyai arti sesuai memiliki tondi, tetapi tidak semua orang
dengan sistem keyakinan yang diwariskan memiliki sahala. Sahala sama dengan
nenek moyang. sumanta, tuah atau kesaktian yang
dimiliki para raja atau hula-hula.
Kepercayaan. Orang Batak umumnya • Begu
telah memeluk agama resmi, di mana Begu adalah tondi orang telah
sebagian mereka memeluk agama Islam meninggal, yang tingkah lakunya sama
dan sebagian lainnya memeluk agama dengan tingkah laku manusia, hanya
Kristen. Tetapi dan ada pula yang muncul pada waktu malam.
menganut agama Malim (pengikutnya Beberapa begu yang ditakuti oleh
bisasa disebut dengan Parmalim) dan juga orang Batak, yaitu:
penganut kepercayaan animisme (disebut • Sombaon, yaitu begu yang bertempat
Pelebegu atau Parbegu). Kepercayaan tinggal di pegunungan atau di hutan
warisan leluhur dalam lapangan rimba yang gelap dan mengerikan.
kehidupan tertentu masih tampak sisa- • Solobean, yaitu begu yang dianggap
sisanya, misalnya saja dalam rangka usaha penguasa pada tempat tempat tertentu
pertanian. • Silan, yaitu begu dari nenek moyang
pendiri huta/kampung dari suatu marga
Batak telah menganut agama Kristen • Begu Ganjang, yaitu begu
Protestan yang disiarkan oleh para yang sangat ditakuti, karena dapat
Missionaris dari Jerman yang bernama membinasakan orang lain menurut
Nomensen pada tahun 1863. Gereja yang perintah pemeliharanya.
pertama berdiri adalah HKBP (Huria Demikianlah religi dan kepercayaan
Kristen Batak Protestan)di huta Dame, suku Batak yang terdapat dalam pustaha,
Tarutung. Sekarang ini gereja HKBP yang walaupun sudah menganut agama
ada dimana-mana di seluruh Indonesia Kristen, dan berpendidikan tinggi. Namun
yang jemaatnya mayoritas suku Batak orang Batak belum mau meninggalkan
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba). religi dan kepercayaan yang sudah
Sebelum suku Batak menganut agama tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Kristen Protestan, mereka mempunyai Ada juga kepercayaan yang ada di
sistem kepercayaan dan religi tentang Tarutung tentang ular (ulok) dengan
Mulajadi Nabolon yang memiliki boru Hutabarat bahwa boru Hutabarat
kekuasaan di atas langit dan pancaran tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung.
kekuasaanNya terwujud dalam Debata Apabila dikatakan cantik maka nyawa
Natolu. wanita tersebut tidak akan lama lagi,
menurut kepercayaan orang itu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Perubahan. Kalau di atas disebutkan
mengenal tiga konsep, yaitu: bahwa orang Batak dengan budayanya

• Tondi
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang

161

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batak

belum lama keluar dari isolasinya, pada berkembang di kalangan Mandailing,
abad ini mereka mengalami perubahan Padang Lawas, dan sebagian Angkola.
yang sangat cepat. Perubahan tersebut
terjadi dengan masuknya sistem dan Agama Kristen baru berpengaruh di
sekolah model Barat serta timbulnya kalangan Angkola dan Batak (Silindung-
kesempatan untuk memperoleh prestise Samosir-Humbang-Toba) setelah beberapa
sosial. Di sela-sela perubahan yang kali misi Kristen yang dikirimkan
menyeluruh itu, seorang ahli antropologi, mengalami kegagalan. Misionaris yang
Hildred Geertz, melihat bahwa jaringan paling berhasil adalah I.L. Nommensen
hubungan kekerabatan yang berdasarkan yang melanjutkan tugas pendahulunya
adat dapat berjalan dengan baik. Adat menyebarkan agama Kristen di wilayah
itu sendiri bagi orang Batak adalah suci; Tapanuli. Ketika itu, masyarakat
melupakan dan menyia-nyiakan adat Batak yang berada di sekitar Tapanuli,
dianggap sangat berbahaya. Pengakuan khususnya Tarutung, diberi pengajaran
hubungan darah dan perkawinan baca tulis, keahlian bertukang untuk kaum
memperkuat tali hubungan dalam pria dan keahlian menjahit serta urusan
kehidupan sehari-hari. Saling menolong rumah tangga bagi kaum ibu. Pelatihan
antara kerabat dalam dunia dagang dan dan pengajaran ini kemudian berkembang
dalam lapangan lain di tengah kehidupan hingga akhirnya berdiri sekolah dasar
kota modern sekarang ini umum sekali dan sekolah keahlian di beberapa wilayah
terlihat di kalangan orang Batak. di Tapanuli. Nommensen dan penyebar
Keketatan jaringan kekerabatan yang agama lainnya juga berperan besar dalam
mengelilingi mereka itulah yang memberi pembangunan dua rumah sakit yang ada
mereka keuletan luar biasa dalam saat ini, RS Umum Tarutung dan RS HKBP
menjawab berbagai tantangan dalam abad Balige, yang sudah ada jauh sebelum
ke-20 ini. Indonesia merdeka.

Sejarah Batak modern dipengaruhi Sementara itu, perkembangan
oleh dua agama Samawi yakni Islam dan pendidikan formal juga terus berlanjut
Kristen. Islam makin kuat pengaruhnya hingga dibukanya sebuah perguruan
pada saat Perang Padri, melalui aktivitas tinggi bernama Universitas HKBP
dakwah yang dilakukan para da’i dari dari I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954.
negeri Minang. Perluasan penyebaran Universitas ini menjadi universitas swasta
agama Islam juga pernah memasuki pertama yang ada di Sumatra Utara
hingga ke daerah Tapanuli Utara dibawah dan awalnya hanya terdiri dari Fakultas
pimpinan Tuanku Rao dari Sumatra Barat, Ekonomi dan Fakultas Theologia.
namun tidak begitu berhasil. Islam lebih
in Medan North Sumatra, Urbana Champaign :
Rujukan University of Illinois (disertasi).
1985 “Brain Drain : Sebuah Dampak Pola
Bangun, Payung Perantauan Orang Mandailing dan Angkola di
Sumatra Utara”, Ilmu dan Budaya, No. 12, VII,
1983 “Kebudayaan Batak”, Manusia dan September.

Kebudayaan di Indonesia (Koentjaraningrat, Ed.), Siahaan, Nalom
1982 Adat Dalihan Na Tolu, Prinsip dan
Jakarta : Djambatan. Pelaksanaannya, Jakarta : Grafina.

Cunningham, C.E. Vergouwen, J.C.
1986 Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba,
1958 The Postwar Migration of the Toba-Bataks to Jakarta: Pustaka Azet.

East Sumatra, New Haven http://wapedia.mobi/id/Suku_Batak

Hutauruk, M.

1987 Sejarah Ringkas Tapanuli, Suku Batak, Jakarta

: Erlangga

Pelly, Usman.

1982 Urban Migration in Indonesia : A Case Study

of Minangkabau and Mandailing Batak Migrants

162

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATEWAH

BATEWAH, PERMAINAN ANAK sebagai undas (alat pelempar). Jarak
DAERAH, merupakan permainan anak lemparan kayu minimal 4 meter. Peraturan
yang berkembang di daerah Banjarmasin yang berlaku dalam permainan batewah
dan Marabahan, Kalimantan Selatan. adalah pemain melempar tumpukan kayu,
Batewah dapat dimainkan oleh anak apabila kena dan berhasil menjatuhkan
laki-laki dan perempuan yang berjumlah tumpukan kayu tersebut, maka pemain
minimal tiga orang dan maksimal delapan yang jaga menyusun kembali kayu sambil
orang. Peralatan yang dibutuhkan adalah pemain yang lain bersembunyi. Setelah
beberapa buah kayu dengan panjang pemain yang jaga selesai menyusun kayu
sekitar 30 cm dan lebar 3 cm. Kayu-kayu lalu pemain tersebut mencari pemain
tersebut kemudian disusun menyerupai lainnya yang sedang bersembunyi. Pemain
susunan untuk api unggun. Lalu disiapkan yang pertama kali ditemukan akan
juga potongan kayu lain yang berfungsi menjadi penjaga berikutnya.

batiK

BATIK, merupakan seni lukis di atas pakaian rakyat yang digemari pria dan
kain yang biasanya dipergunakan sebagai wanita.
bahan untuk membuat pakaian. Batik
juga diartikan sebagai kain mori yang Pada masa lampau, bahan kain putih
digambari dan diproses secara tradisional, yang dipergunakan untuk membatik
untuk dikenakan sebagai pakaian bawah adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan
oleh banyak suku di Indonesia, khususnya bahan pewarnanya diambil dari tumbuh-
yang tinggal di Pulau Jawa. Untuk tumbuhan asli Indonesia. Beberapa bahan
Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah, pewarna tersebut antara lain pohon
sentra kerajinan batik tersebar di daerah mengkudu, soga, dan nila. Bahan sodanya
Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kab. dibuat dari soda abu dan garamnya dari
Sragen. tanah lumpur.

Awalnya batik hanya dikerjaan terbatas Saat ini masyarakat Indonesia,
dalam keraton saja dan hasilnya hanya umumnya, serta masyarakat Pekalongan
dipakai oleh kalangan kerajaan dan dan sekitarnya, pada khususnya, pantas
pengikut - pengikutnya saja. Khususnya berbangga karena sejak 2 Oktober 2009
pada Kerajaan Mataram, Kerajaan Keraton lalu, batik telah ditetapkan sebagai
Solo, dan Yogyakarta. Oleh karena Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
banyaknya pengikut raja yang tinggal dan Nonbendawi (Masterpieces of the
di luar keraton, maka kesenian batik ini Oral and Intangible Heritage of Humanity)
dibawa oleh mereka keluar keraton untuk oleh UNESCO.
dikerjakan di tempat masing-masing.
Berdasarkan pada cara
Seiring berjalannya waktu, kesenian pembuataannya, batik terbagi menjadi
batik ini ditiru oleh rakyat setempat dan dua, yaitu batik tulis dan batik cap. Batik
kemudian menjadi pekerjaan kaum wanita tulis merupakan proses pembuatan batik
dalam rumahnya untuk mengisi waktu dengan cara tradisional, yaitu dengan
senggang. Batik yang awalnya hanya menggunakan canting dan lilin (malam).
untuk keluarga keraton akhirnya menjadi Proses pembuatan batik tulis memakan
waktu lama, tergantung seberapa besar

163

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATIK

NET

Beberapa contoh motif batik yang ada di Indonesia.

tingkat kesulitan ragam hias atau motif dikenakan oleh kalangan orang banyak.
yang digunakan. Batik cap lebih banyak
digunakan untuk produksi secara besar-
besaran dengan teknik yang lebih modern.

Berikut ini adalah macam-macam
ragam hias batik yang ada di Indonesia
dilihat dari wilayah berkembangnya,
diantaranya :

Batik Cirebon yang terkenal adalah http://gambar.iklanmax.com
motif Mega Mendung, yaitu dengan
bentuk awan menggumpal. Motif ini Motif mega-mendung pada batik Cirebon.
merupakan hasil kreasi dari Pangeran
Cakrabuana (1452-1479) dan mendapat
pengaruh dari Keraton Cirebon. Motif ini
awalnya digunakan oleh kalangan keraton
saja. Namun saat ini, batik motif ini sudah

164

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATIK

Batik Jambi, Kain tradisional asal yaitu Tuban, Magetan, Ponorogo,
Jambi yang memiliki keunikan motif Sidoarjo, dan Madura.
dan proses pewarnaan. Biasanya bentuk
motif batik Jambi tidak berangkai, namun NET
berdiri sendiri-sendiri. Batik Jambi tidak
monoton dalam memberi sentuhan Motif pada Jawa Timur
motif pada kain. Pada selembar kain
misalkan, terdapat lebih dari satu motif Batik Tuban. Proses pembuatan batik
batik, namun terdapat satu motif pokok ini masih menggunakan cara dan bahan-
yang merupakan inti dari motif batik itu. bahan tradisional. Motif yang ditampilkan
Keharmonisan motif itulah yang menjadi menunjukkan adanya pengaruh dari Islam
daya tarik batik Jambi. Beberapa motif yang tampak pada nama motif kijing
Batik yang ada seperti motif tampuk miring, Jawa yang ditunjukkan dengan
manggis, daun kangkung, riang-riang, motif bunga-bungaan, dan Tiongkok yang
bungo matahari, kaca piring, kepak lepas, mengangkat motif burung hong. Terdapat
taritang, bungo pauh, bungo melati, dua cara dalam proses pembuatan batik
bungo jatuh dan lain-lain. ini, yaitu dengan ditulis dan ditenun.
Batik yang kainnya ditenun lalu dibatik
dinamakan batik gedog. Sama dengan
batik Yogya dan Solo, terdapat beberapa
motif yang hanya boleh dikenakan oleh
pangeran, yaitu motif panji krentil, panji
serong dan panji konang. Motif panji
krentil diyakini dapat menyembuhkan
penyakit.

NET Batik Magetan atau yang lebih dikenal
dengan nama batik Sidomukti. Pusat
Motif pada Batik Jambi. kerajinan ini berada di Desa Sidomukti,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Batik Jawa Timur memiliki Yang menjadi cirri khas dari batik ini
karakteristik dan kekhasan yang berbeda adalah motifnya. Motif yang digunakan
dengan batik dari daerah lainnya. Yang adalah motif pring sedapur atau serumpun
membedakan batik Jawa Timur dengan bambu. Motif tersebut diilhami dari
batik dari daerah lain adalah warna dan rumpunan bamboo yang banyak ditemui
coraknya. Terdapat beberapa daerah di dusun Papringan, Desa Sidomukti,
penghasil batik terkenal di Jawa Timur, tempat batik ini pertama kali di buat.
Pembuatannya pun masih menggunakan
cara tradisional.

165

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATIK

Batik Ponorogo. Motif yang
ditunjukkan dari batik Ponorogo ini
adalah motif merak. Disamping batik tulis,
dikenal pula batik cap di Ponorogo. Ciri
khasnya dan yang membuatnya dikenal
adalah warna nilanya yang tidak luntur.
Batik Ponorogo yang terkenal adalah batik
cap mori biru.

Batik Sidoarjo. Terdapat dua jenis NET
batik dari Sidoarjo ini yang terkenal,
yaitu batik jetis dan batik kenongo. Kedua Motif batik Yogyakarta.
jenis batik tersebut berwarna cerah dan
mencolok. Motifnya adalah motif abangan Sawat, Gurda, Meru, dan Sindur.
dan ijo-ijoan, beras kutah, krubutan dan Motif Parang merupakan motif batik
burung merak. Sedangkan batik kenongo
menggunakan motif udang, dan daun sirih. yang dahulunya hanya digunakan oleh
keluarga kerajaan. Terdapat beberapa
Batik Madura. Mengedepankan jenis dari motif ini, diantaranya parang
warna-warna merah, kuning. Bahan barong, parang blingon, parang rusak,
pewarnanya diambil dari pewarna alam. parang nitik, dan parang tuding. Motif
Motif-motif yang ditonjolkan adalah motif ini sangat dikeramatkan, bahkan dalam
pucuk tombak, belah ketupat, serta flora proses pembuatannya, tiap garisnya ditulis
dan fauna. Beberapa jenis batik Madura dalam satu kali helaan nafas. Sehingga
antara lain Batik Tanjungbu,o, Batik membutuhkan konsentrasi penuh agar
Genthong dan Batik Tulis Kristal. garisnya tidak terputus. Motif parang ini
dipercaya mampu membawa rezeki dan
NET menjauhkan dari segala macam penyakit.

Motif batik Solo. Kawung. Motif ini juga dahulunya
hanya digunakan oleh keluarga kerajaan.
Batik Yogyakarta memiliki Motif ini melambangkan kehidupan
karakteristik dan keistimewaan tersendiri manusia dan proses terjadinya.
dari motif batik lainnya. Motif-matif batik Maksudnya adalah agar manusia selalu
yang ada pun dapat menentukan dan ingat akan asal-usulnya. Motif Kawung
memperlihatkan kedudukan sosial dari memiliki beberapa arti. Pertama, motif ini
pemakainya. Terdapat beberapa motif serupa dengan biji kawung yang menurut
batik yang terkenal di Yogyakarta, yaitu kepercayaan Jawa adalah lambang
Batik Parang, Kawung, Nitik, Semen, kesuburan. Kedua, motif ini diidentikkan
dengan bunga teratai dengan empat buah
kelopak bunga yang menggambarkan
kesucian. Jenis-jenis kawung ini antara
lain kawung ceplok, truntum dan
sidomukti.

Nitik. Motif ini merupakan perpaduan
dari kebudayaan luar yang dibawa
oleh pedagang Gujarat. Oleh karena
itu mengakibatkan adanya banyak

166

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATIK

warna pada motif ini. Umumnya dikombinasikan dengan motif-motif
motif ini berbentuk bujur sangkar dan batik lainnya. Contohnya adalah motif
persegi panjang. Makna dari motif ini parang sawat. Motif tersebut hanya bisa
menggambarkan kebijaksanaan dari si digunakan oleh raja dan putranya.
pemakai. Salah satu jenis motif nitik ini,
Nitik cakar, biasanya digunakan pada Gurda berasal dari kata garuda yang
upacara perkawinan. Motif nitik cakar ini menurut kepercayaan orang Yogyakarta
melambangkan pasangan yang menikah adalah hewan suci. Motif ini berbentuk
dapat mencari nafkah yang halal. dua buah sayap yang ditengah-tengahnya
terdapat badan dan ekor. Garuda adalah
Semen. Motif ini memiliki hubungan hewan tunggangan Batara Wisnu (dewa
dengan motif Meru yang menunjukkan matahari). Menurut orang-orang Jawa,
berseminya tumbuh-tumbuhan yang Garuda melambangkan kejantanan. Motif
ada di Gunung Mahameru (meru). ini biasanya juga dipadukan dengan motif-
Motif semen berkaitan dengan makna motif batik lainnya.
keagamaan, khususnya agama Hindu.
Karena itu, motif ini umumnya hanya Meru berasal dari kata mahameru,
digunakan oleh keluarga kerajaan. Salah yaitu nama sebuah gunung yang dianggap
satu jenisnya adalah Semen Kuncoro sacral karena merupakan tempat tinggal
yang digunakan sebagai pakaian harian Tri Murti (Dewa Wisnu, Dewa Brahma
Keraton, memiliki makna bahwa si dan Dewa Siwa) menurut kepercayaan
pemakainya dapat memancarkan Hindu. Motif batik yang berbentuk
kebahagiaan. Semen Romo Sata Gurdo puncak gunung ini diharapkan dapat
Cantel digunakan pada saat upacara memberikan berkah dari Tri Muti bagi
mitoni (syukuran 7 bulan kehamilan) para pemakainya.
yang dipercaya dapat membawa berkah
Tuhan. Sindur adalah motif batik yang
merupakan kombinasi dua warna,
Sawat. Motif batik berbentuk sayap merah dan putih. Warna putih
sebelah ini melambangkan senjata melambangkan kehidupan dan warna
pusaka milik dewa Batara Indra. Nama merah melambangkan kesucian. Kain
Sawat diambil dari proses penggunaan dengan motif ini biasanya digunakan
senjata pusaka tersebut yang dilempar pada upacara pernikahan dengan maksud
atau disawat. Motif ini biasanya mempertemukan laki-laki dan perempuan
sebagai awal kehidupan baru.

batin

BATIN berdiam disekitar Pegunungan Batin adalah suku-bangsa Kerinci yang
Bukit Barisan di wilayah Kabupaten pindah ke daerah tempat tinggal mereka
Sarolangun Bangko dan Bungo Tebo, sekarang ini. Oleh sebab itu, daerah orang
Jambi. Wilayah tempat tinggal orang Batin ini pada masa lalu disebut juga
Batin di Kabupaten Sarolangun Bangko “Kerinci Rendah”. Sementara kalangan
meliputi Kecamatan Jangkat, Muara Siau, memperkirakan bahwa daerah ini dahulu
Bangko, dan Tabir. Di Kabupaten Bungo merupakan pusat sebuah kerajaan kecil
Tebo, Orang Batin terutama menyebar di yang berhubungan dengan kerajaan-
kecamatan Muara Bungo. Menurut cerita kerajaan di Tiongkok. Hal ini dibuktikan
rakyat setempat, nenek moyang orang dengan ditemukannya pecahan-pecahan

167

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batin

porselen yang diperkirakan berasal dari yang mereka sebut umo talang. Selain
jaman kerajaan-kerajaan di Tiongkok. menanam padi, sayur-sayuran, dan buah-
Penemuan sejarah lain adalah batu bergigi buahan, mereka juga menanam karet,
panjang yang disebut betung bertakuk dan kulit manis, dan kopi. Di beberapa daerah
batu larung, yang diperkirakan merupakan yang memiliki padang rumput cukup luas,
sisa-sisa peninggalan agama Hindu. misalnya desa Jangkat, Muara Kadras, dan
Serampas, penduduk mengembangkan
Orang Kerinci, yang berdiam di daerah mata pencaharian beternak kerbau dan
asalnya di kaki Gunung Kerinci, sangat kambing. Sungai yang banyak terdapat di
dipengaruhi oleh budaya Minangkabau. daerah ini selain menghasilkan ikan juga
Pengaruh Minangkabau ini juga terlihat menjadi lalu lintas penghubung antara
pada kehidupan orang Batin. Dengan desa. Sungai yang melintasi wilayah
demikian, Kebudayaan orang Batin tempat tinggal orang Batin antara lain
merupakan perpaduan unsur-unsur Batang Merangin, Batang Bungo, dan
kebudayaan Minangkabau dan Melayu Batang Masumai.
Jambi. Perpaduan tersebut dapat dilihat,
misalnya dalam hal bahasa. Bahasa Batin Pengaruh Minangkabau terlihat
termasuk bagian dari bahasa Melayu dalam sistem kekerabatan orang Batin.
Jambi. Tetapi dialek bahasa Batin banyak Walau adat menetap sesudah nikahnya
dipengaruhi oleh bahasa Minangkabau, adalah bilateral, artinya pasangan
misalnya perubahan bunyi pada akhir kata bebas menentukan tempat tinggalnya,
: at menjadi ek (membuat-membuek), as matrilokal, patrilokal, atau neolokal,
menjadi eh (lepas-lapeh). garis keturunan tetap di tarik dari pihak
ibu (matrilineal). Dalam kehidupan
Dari haril sensus tahun 1976 orang sehari-hari, orang Batin cenderung lebih
Batin diperkirakan berjumlah sekitar dekat dengan kerabat pihak ibu daripada
90.000 jiwa. Kini jumlah orang Batin kerabat pihak ayah. Tetapi laki-laki tetap
yang bermukim di Kabupaten Sarolangun berperan sebagai kepala keluarga dalam
Bangko tidak dapat diketahui secara pasti. rumah tangganya.
Tetapi di empat kecamatan yang disebut
di atas orang Batin merupakan penduduk Dalam sistem kemasyarakatannya,
mayoritas. Sebagai gambaran, penduduk orang Batin lebih banyak mengikuti
Kabupaten Sarolangun Bangko pada tahun bentuk-bentuk pemerintahan seperti pada
1988 berjumlah 317.986 jiwa, sementara orang Melayu Jambi, terutama semasa
pada tahun yang sama jumlah penduduk berdirinya Kesultanan Jambi. Hal ini
kecamatan Tabir 64.123 jiwa, Kecamatan sesuai pula dengan prinsip adat mereka
Jangkat 12.174 jiwa, Kecamatan Muara yang berbunyi “adat dari Minangkabau,
Siau 14.417 jiwa, dan Kecamatan Bangko teliti mudik (hukum dan peraturan) dari
76.826 jiwa. Di Kabupaten Bungo Jambi”. Sebuah desa (dusun) dihuni oleh
Tebo orang Batin terutama tersebar di sejumlah keluarga luas yang disebut piak.
Kecamatan Muara Bungo, yang pada Pemimpin desa adalah seorang depati,
tahun 1988 penduduknya berjumlah yang dibantu oleh rio. Pengangkatan
91.330 jiwa. Dari jumlah tersebut tidak depati dilakukan bukan berdasarkan
dapat diketahui jumlah orang Batin, keturunan, melainkan atas musyawarah
karena di daerah tersebut juga menetap dari seluruh pihak ninik mamak yaitu para
beberapa suku-bangsa lain, misalnya kepala keluarga luas. Dalam menjalankan
orang Penghulu dan orang Melayu Jambi. kepemimpinannya, depati dan rio
didampingi oleh ninik mamak.
Wilayah kediaman orang Batin
merupakan daerah berhutan yang Pada masa sekarang hampir semua
tergolong subur. Di daerah berhutan- orang Batin adalah pemeluk agama Islam.
hutan ini orang Batin membuka ladang Dalam setiap kampung biasanya terdapat

168

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

batin

mesjid dan tempat-tempat pengajian. dalam rumah. Napas agama Islam juga
Orang Batin mempunyai cerita mengenai terlihat dalam berbagai bentuk kesenian
asal-usul agama Islam di daerahnya. yang berkembang di daerah ini. Walaupun
Konon agama Islam di daerah ini pertama demikian, masih ada juga kepercayaaan
kali disebarkan oleh seorang anak angkat terhadap makhluk halus dan roh. Daerah
raja Jambi yang bernama Rajo Tiangso. yang disebut negeri Serampas, misalnya,
Ia ditugaskan menyiarkan agama Islam terkenal dengan penduduk yang memiliki
untuk memperbaiki kehidupan masyarakat ilmu-ilmu berlatar belakang magis. Di
yang penuh dengan ilmu hitam. Sampai daerah ini ditemukan kuburan keramat
kini Al Quran pusaka milik Rajo Tiangso, dari tokoh sakti bernama Si Mata Empat
yang disebut “Quran Berjanggut”, masih dan Si Pahit Lidah. Kedua wanita sakti
disimpan oleh keturunannya. ini dipercaya telah menurunkan sifat-
sifat keramat bagi orang Batin. Bentuk
Orang Batin dikenal sebagai pemeluk kepercayaan lama yang masih diwujudkan
agama Islam yang taat. Para orang tua sampai sekarang tampak dalam berbagai
cenderung menyekolahkan anaknya di upacara, misalnya upacara sebelum mulai
sekolah-sekolah agama. Mereka juga mengerjakan sawah, upacara menyambut
mempunyai kebiasaan memasang hiasan kelahiran, dsb.
bertulisan Arab atau ayat-ayat suci di

BATU BATUNGKUP, DONGENG

BATU BATUNGKUP, DONGENG. Batungkup kemudian mengabulkan
Dongeng ini memiliki nilai-nilai adat, permintaan Mak Minah.
dimana seorang anak harus hormat
kepada orangtuanya. Mengisahkan Pada hari kedua, setelah Mak Minah
tentang seorang wanita tua bernama Mak ditelan batu Batungkup, anak-anak
Minah, ia tinggal di sebuah gubuk yang Mak Minah mencari Mak Minah karena
sudah reyot, terletak di dusun Indragiri mereka lapar dan tidak ada makanan
Hilir. Ia memiliki 3 orang anak, satu lagi dirumah. Lalu mereka menghampiri
perempuan dan dua laki-laki. Setiap hari, batu Batungkup dan memohon agar Mak
anak-anaknya hanya sibuk bermain dari Minah dikeluarkan dan mereka berjanji
pagi sampai sore, mereka baru pulang akan taat, patuh dan mau membantu Mak
kerumah ketika lapar, setelah makan dan Minah. Batu Batungkup mengabulkan
kenyang, mereka bermain lagi. permintaan mereka, kemudian Mak Minah
keluar dari batu itu.
Suatu ketika Mak Minah sudah tidak
kuat lagi melihat tingkah laku anak- Mereka lalu menepati janjinya untuk
anaknya itu. Kemudian ia pergi ke sebuah taat, patuh dan mau membantu Mak
sungai, dimana terdapat sebuah batu yang Minah. Namun itu berlangsung hanya
bisa berbicara, batu itu dapat membuka sebentar, mereka kembali ke watak asal
dan menutup seperti kerang, orang- mereka. Melihat hal itu, Mak Minah
orang menyebut batu Batungkup. “Wahai kembali bersedih, ia menghampiri lagi
Batu Batungkup, telanlah saya. Saya tak batu batungkup, dan batu itu kemudian
sanggup lagi hidup dengan ketiga anak menelan Mak Minah. Dan anak-anak Mak
saya yang tidak pernah menghormati Minah, kemudian menghampiri lagi batu
orang tuanya,” kata Mak Minah. Batu Batungkup, mereka memohon agar Mak
Minah dikeluarkan dan kali ini mereka

169

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATU BATUNGKUP

mengaku telah menyesali perbuatannya. gunanya,” kata batu Batungkup. Setelah
Namun kali ini batu Batungkup marah itu, batu Batungkup masuk ke dalam
besar, “Kalian memang anak nakal. tanah dan tidak pernah muncul kembali.
Penyesalan kalian kali ini tidak ada

BATU GANTUNG-PARAPAT

BATU GANTUNG-PARAPAT, CERITA menghimpitnya. Dengan putus asa ia
RAKYAT. Parapat atau sering juga disebut berteriak meminta tolong dan sampai
Prapat, adalah kota kecil yang berlokasi pada akhirnya ia sudah menyerah. Namun
di kabupaten Simalungun, Sumatra batu itu terus bergerak menghimpit
Utara. Cerita Rakyat ini mengisahkan asal Seruni, di tengah kepasrahannya, Seruni
muasal dari nama kota Parapat. Berawal berseru, “Parapat! Parapat batu…
dari sepasang suami istri yang memiliki Parapat!”. Anjing Seruni kebingungan
seorang anak perempuan yang sangat melihat majikannya masuk ke dalam
cantik, bernama Seruni. Pada suatu ketika, lubang, ia hanya dapat menggonggong.
Seruni pergi ke lading seorang diri, sebab Dan tak lama kemudian anjing itu pulang
kedua orangtuanya ada keperluan lain. ke rumah dan bertemu dengan orang tua
Seruni pergi berladang bersama seekor Seruni. Anjing itu lalu mengonggongi
anjing kesayangannya. Disana ia tidak kedua orang tua Seruni sebagai tanda
bekerja seperti biasanya, tapi dia malah kalau Seruni dalam keadaan bahaya.
merenung dan hatinya sangat sedih, Melihat tingkah laku yang aneh dari
karena orangtuanya akan menjodohkan anjing itu, orang tua Seruni lalu mengikuti
dia dengan seorang pria yang tidak langkah anjing itu. Sebelum berangkat,
ia cintai. Disamping itu, Seruni sudah orang tua Seruni membawa obor untuk
memiliki seorang kekasih yang menjadi penerangan, karena hari sudah gelap.
pujaan hatinya. Seruni hanya mencintai
kekasih hatinya itu dan bukan pria yang Ketika sampai di lokasi jatuhnya
dijodohkan oleh orangtua Seruni. Seruni, ayah Seruni berusaha menolong
Seruni dengan masuk ke dalam lubang,
Persoalan itu membuat Seruni sangat namun warga desa yang datang untuk
tertekan dalam lamunannya itu ia berkata melihat keadaan Seruni menyarankan
“Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup agar ayah Seruni tidak turun ke bawah,
hidup dengan beban ini.” Sampai pada karena kondisinya sangat gelap dan
akhirnya Seruni memutuskan untuk dalam. Atas tekanan warga desa,
bunuh diri dengan cara melompat dari akhirnya ayah Seruni mengurungkan
jurang yang ada dipinggir ladangnya itu, niatnya untuk turun ke dalam lubang
yang posisinya nerada di pingir danau itu. “Parapat! Parapat batu… Parapat!”,
Toba. Namun ketika ia berjalan menuju sayup-sayup suara Seruni semakin lama-
bibir jurang, tanpa disadari ia kemudian semakin tidak terdengar. Tidak lama
terperosok masuk ke dalam lubang batu kemudian, terjadi gempa bumi, semua
yang sangat besar dan masuk sampai orang yang ada disekitar lubang itu berlari
dasar lubang. menyelamatkan diri. Dan lubang tempat
Seruni jatuh semakin lama-semakin rapat,
Di dalam lubang yang gelap, Seruni kemudian menutup dan Seruni tertelan
sangat ketakutan, ia merasakan batu- batu itu.
batu yang ada disekitarnya bergerak

170

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BATU GANTUNG-PARAPAT

Setelah gempa berhenti, di dinding dinding tebing. Dan warga desa setempat
tebing di tepi danau Toba, terdapat lalu meyakini bahwa batu itu adalah
sebuah batu besar yang bentuknya penjelmaan Seruni yang terhimpit batu
menyerupai seorang wanita, posisi batu cadas dan mereka menyebutnya dengan
itu tampak seperti menggantung di nama “Batu Gantung:”

baudi

BAUDI, ORANG biasa juga disebut hidup dengan mata pencaharian berburu
orang Bauji, Bauri atau Bauzi. Kelompok dan meramu. Alat yang digunakan hanya
ini berdiam dalam wilayah Kecamatan berupa panah dan dengan bantuan anjing
Waropen Atas di sebelah barat sungai dalam berburu.
Membramo, Kabupaten Yapen-Waropen,
Provinsi Papua. Ada perkiraan jumlah (Dinas Pariwisata, Irja)
mereka sebanyak 1.000 jiwa di antara
5.000 jiwa penduduk Kecamatan Waropen Sebuah patung kayu dari Papua.
Atas (1990). Orang Baudi adalah penutur
bahasa yang namanya bahasa Baudi juga.

Orang Baudi ini sering juga dinamakan
orang sebagai “suku laki” karena jumlah
laki-lakinya jauh lebih banyak dari pada
perempuan, yang konon 10:1. Karena
itu kaum laki-lakinya menjadi “haus”
perempuan dan sering terjadi tindakan-
tindakan kekerasan. Ada informasi bila
seorang bayi perempuan lahir, orang
laki-laki saling mendahului membayarnya
dengan sejumlah babi. Pada umur baru
lima tahun sudah diambil dari orang
tuanya menjadi “isteri”.

Kelompok ini hidup mengembara
di tengah lingkungan rawa berlumpur
dengan hutan tropis yang lebat. Mereka

BAU NYALE

BAU NYALE adalah upacara perburuan diselenggarakan antara Februari-Maret.
nyale (cacing laut) khas suku Sasak di Sebelum dilakukan perburuan, biasanya
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yang masyarakat sekitar melakukan ritual
diselenggarakan setiap tahun sebelum seperti memotong ayam dan ketupat.
tradisi Pasola, permainan lempar lembing Untuk mengetahui waktu dimulainya
dari atas kuda. Upacara ini biasanya upacara, adalah tugas seorang pemimpin

171

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BAU NYALE

adat (rato). Kemunculan bulan purnama
lah yang menjadi acuannya dan ia akan
berdoa di atas batu nisan yang menghadap
ke arah bulan purnama tersebut. Nyale,
menurut legenda suku Sasak, merupakan
titisan Putri Madalika, yaitu seorang
putri Raja Tonjang Beru yang pernah
memerintah Lombok, yang terjun ke laut
demi tidak mau mengecewakan pangeran-
pangeran yang mengejarnya.

NET

BAU NYALE, upacara perburuan nyale
(cacing laut) khas suku Sasak di Lombok

Barat, Nusa Tenggara Barat

bawean

BAWEAN, ORANG adalah satu langka di dunia. Berdasarkan surat
komunitas yang berdiam di pulau Bawean. keputusan Menteri Pertanian tahun 1970
Pulau yang luas 188,66 kilometer persegi rusa Bawean ini dilindungi dan tidak
ini terletak di laut Jawa, sekitar 80 mil boleh diusik dari habitat aslinya di pulau
sebelah utara kota Gresik. Wilayah pulau Bawean ini. Rusa ini termasuk berukuran
ini terbagi atas dua kecamatan, yaitu kecil. Rusa jantan berukuran panjang total
Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan 1.400 mm, tinggi sampai bahu 650 mm
Tambak, yang termasuk bagian dari dan berat hidup 45 kilogram. Tinggi bahu
wilayah administratif Kabupaten Gresik, lebih rendah dari pada pantat sehingga
Provinsi Jawa Timur. menunjukkan sikap merunduk. Masing-
masing tanduk mempunyai tiga cabang,
Keadaan alam pulau ini berbukit- yang satu pendek dan dua cabang lain
bukit dengan puncak tertinggi hanya panjang seperti garpu. Bulunya berwarna
655 meter di atas permukaan laut. Angin coklat kecuali di bagian leher dan sering
laut yang berhembus ke pulau itu dapat di sekitar matanya berwarna putih.
mengakibatkan curah hujan cukup tinggi Perlindungan dan pelestarian rusa ini
dan mengakibatkan kelembaban yang diawasi oleh delapan orang petugas.
cukup tinggi pula. Iklim yang terwujud
terasa cukup segar dibandingkan dengan Pada mulanya, pulau ini dihuni oleh
iklim di pesisir utara pulau Jawa. Sebagian penduduk yang berasal dari Madura.
besar tanah di sekitar pantai merupakan Sementara pendapat menyatakan proses
lumpur dan pasir yang mengendap. Secara masuknya orang Madura ke sini adalah
umum pulau ini tidak terlalu cocok untuk sekitar tahun 1350. Walaupun Bahasa
pertanian. Bawean dan Bahasa Madura mirip serta
Bawean merupakan salah satu bagian
Kekhasan pulau Bawean ini memiliki suku Madura, tetapi budaya dan adat
suaka margasatwa rusa Bawean (Axix mereka berbeda dengan Orang Madura.
hyelaphus kuhihi), satu jenis rusa yang

172

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bawean

Orang Bawean juga tidak mau disebut bingkul. Selain itu penduduknya ada yang
sebagai Orang Madura karena perbedaan membuat tikar sebagai hasil kerajinan.
tersebut. disamping itu tidak semua orang
yang ada di Bawean itu orang madura Sehubungan dengan pemenuhan
karena pada zaman dahulu disana sudah kebutuhan dalam bidang ekonomi,
ada kerajaan yang dipimpin oleh raja orang Bawean dikenal dengan budaya
babileono (juga dikenal sebagai raja “merantau”-nya, yang sudah berlangsung
babi). Disamping itu juga mereka ini sejak sekitar 150 tahun yang lalu. Mereka
memang merupakan hasil pembauran merantau antara lain ke Singapura,
dengan para pendatang dari Jawa, Melayu Malaka dan Malaysia, dan
Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra, tentunya ke daerah lain di Indonesia. Di
sehingga lahirlah satu masyarakat yang Singapura Melayu Malaka dan Malaysia
menamakan dirinya orang Bawean. Orang lebih mengenal dengan sebutan Boyan
dari Sulawesi itu adalah orang-orang daripada Bawean dan dalam pandangan
Bugis, dan yang dari Sumatra adalah mereka Boyan berarti sopir dan tukang
orang Palembang yang di Bawean disebut kebun (kephun dalam bahasa Bawean),
“Kemas”. karena profesi sebagian masyarakat
asal Bawean adalah bekerja di kebun
Beberapa data penduduk pulau ini, atau sebagai sopir. Waktu merantau itu
misalnya data sensus penduduk tahun ada yang dalam jangka lama, sehingga
1930 menunjukkan jumlah 29.860 jiwa. Bawean sebagai kampung halaman
Sekitar 30 tahun kemudian, yaitu dalam seolah-olah hanya untuk tempat lahir dan
sensus penduduk tahun 1961 telah untuk mati saja. Bagaimanapun selama
menjadi 52.472 jiwa; dan pada sekitar di rantau selama puluhan tahun mereka
30 tahun berikutnya lagi, yaitu sensus ingin tetap kembali ke Bawean. Namun
penduduk tahun 1990 bertambah lagi sebagian dari mereka merantau itu untuk
menjadi 61.802 jiwa. Perlu dicatat bahwa sekedar mencari uang dan setelah dapat
apabila dibandingkan antara tahun 1987 mereka kembali lagi ke kampung.
yang jumlah penduduknya 66.231 jiwa,
maka jumlah penduduk pulau ini menjadi Orang-orang Bawean merupakan
turun dibandingkan tahun 1990 tersebut satu kelompok kecil dari masyarakat
di atas. Gejala lain yang juga menarik Melayu yang berasal dari Pulau Bawean
bahwa bila dilihat jumlah menurut jenis yang terletak di Laut Jawa antara dua
kelamin pada setiap sensus itu, jumlah pulau besar yaitu Pulau Kalimantan di
jenis kelamin perempuan selalu lebih utara dan Pulau Jawa di selatan. Pulau
besar dari pada laki-laki. Itulah sebabnya Bawean terletak sekitar 80 mil ke arah
pulau ini biasa pula dijuluki dengan nama utara Surabaya, dan masuk kabupaten
“Pulau Wanita”. Gersik. Pulau Bawean terdiri atas dua
kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura
Sebagian besar orang Bawean hidup dan kecamatan Tambak. Diponggo adalah
dari pertanian sawah, tegalan dan salah satu kelurahan dari 30 kelurahan di
menangkap ikan (nelayan). Pertanian pulau Bawean yang bahasanya berbeda
sawah ada yang dilaksanakan dengan jauh dari desa-desa yang lain. Masyarakat
setengah teknis dengan menggunakan Diponggo berbahasa semi Jawa, hal mana
irigasi, sedangkan sebagian lain merupakan warisan dari seorang ulama
merupakan sawah tadah hujan. Pada wanita yang pernah menetap di desa
masa terakhir ini para nelayannya telah itu, yaitu waliyah Zainab, yang masih
menggunakan perahu motor sehingga keturunan Sunan Ampel.
hasilnya bisa langsung dibawa ke
Jawa atau ke pulau Madura. Ikan yang Kisah merantau sudah merupakan
ditangkap adalah ikan tuna dan ikan bahan obrolan sehari-hari di langgar atau
di mesjid. Bagi orang Bawean keinginan

173

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bawean

merantau itu telah ditanamkan sejak kecil dan juga Shah Alam. Mereka membeli
dan telah menjadi bagian dari budaya tanah dan membangun rumah secara
mereka. Mengalirnya orang Bawean ini berkelompok. Di Gelugor, Pulau
ke Singapura misalnya bukan lagi sebagai Pinang terdapat sekurang-kurangnya 2
hal yang unik. Sebagai contoh saja jumlah keluarga besar orang Bawean. Mereka
mereka di Singapura tahun 1901 sebanyak menggunakan bahasa Melayu dialek Pulau
2.712 orang, tahun 1921 sebanyak 6.589 Pinang untuk bertutur dengan orang
orang, tahun 1931 sebanyak 9.413 orang, bukan Bawean.
tahun 1947 sebanyak 15.434 orang, tahun
1957 sebanyak 22.167 orang, dan akhir- Anak-anak mereka yang lahir di
akhir ini (1992) telah menjadi sekitar Malaysia telah menjadi warga negara
70.000 orang. Data di atas menunjukkan Malaysia. Perantau-perantau yang datang
dari tahun ke tahun jumlah orang Bawean dari tahun 90-an ada yang telah menerima
di Singapura semakin meningkat, yang status penduduk tetap. Orang Bawean
juga ditunjukkan bahwa jumlah mereka terkenal dengan keahlian membuat
di pulau Bawean menjadi lebih sedikit bangunan dan rumah. Ada juga yang
daripada di perantauan itu. menjadi usahawan kecil seperti sub-
kontraktor pembersih bangunan dan
Sulit untuk menentukan waktu yang peniaga runcit.
tepat kedatangan orang-orang Bawean
ke Malaka karena tidak ada bukti Religi. Pada awalnya orang Bawean
dan dokumentasi sejarah mengenai ini menganut kepercayaan yang animistis.
kedatangan mereka. Tidak ada catatan Kemudian masuk pengaruh Hindu dan
resmi mengenai kedatangan mereka Budha sesuai dengan peninggalan yang
di Malaka. Berbagai pendapat yang terdapat di desa Sidogedong Batu. Kini
dikemukakan tidak bisa menunjukkan mereka adalah pemeluk agama Islam,
waktu yang tepat. Pendapat pertama yang diperkirakan setidak-tidaknya sejak
mengatakan bahwa ada orang yang sekitar tahun 1601. Pengalaman agama
bernama Tok Ayar datang ke Malaka terbilang cukup kuat yang terlihat dari
pada tahun 1819. Pendapat yang kedua banyaknya tempat-tempat ibadah, seperti
mengatakan bahwa orang Bawean datang mesjid, langgar dan madrasah. Anak-anak
pada tahun 1824, kira-kira semasa laki-laki yang berusia enam atau tujuh
penjajahan Inggris di Malaka. Pendapat tahun mendapat pelajaran agama atau
yang ketiga mengatakan orang Bawean mengaji di langgar. Anak perempuan
sudah ada di Malaka sebelum tahun mendapat pelajaran mengaji dan
1900 dan pada tahun itu sudah banyak menginap di rumah kyai perempuan. Para
orang Bawean di Malaka. Masyarakat kyai cukup dihormati dalam masyarakat
Bawean umumnya tinggal di kota atau Bawean.
daerah yang dekat dengan kota, seperti
di Kampung Mata Kucing, Klebang Besar, Budaya-Budaya Orang Bawean
Limbongan, Tengkera dan kawasan sekitar • Kercengan
Rumah Sakit Umum Malaka. Jarang Kercengan biasanya dipersembahkan
ditemui orang Bawean yang tinggal di
kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat
jumlah orang Bawean yang terdapat di Madura menyebut nama kercengan
Malaka diperkirakan tidak melebihi seribu dengan Hadrah.
orang.
Penari berbaris sebaris atau dua baris.
Selain di Malaka, orang Bawean juga Pemain kompang dan penyanyi duduk
tersebar di Lembah Klang, seperti di di barisan belakang. Lagu-lagu yang
kawasan Ampang, Gombak, Balakong dimainkan adalah lagu-lagu salawat
kepada Nabi Muhammad SAW. Pemain
kercengan terdiri dari laki-laki dan

174

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bawean

perempuan. sama seperti adat orang Melayu dan Jawa.
• Cukur Jambul Bacaan berzanji bersama paluan kompang
Bayi yang telah genap usianya 40 hari merayakan bayi yang akan dicukur
kepalanya.
mengikuti acara bercukur jambul. Adat ini
Vredenbregt, J
Rujukan 1990 Bawean dan Islam, Jakarta : INIS
http://wapedia.mobi/id/Suku_Bawean
Rona
1987 “Emas Berkilauan Pulau Bawean”, Rona,

No. 04,1, Juli

bawo

BAWO adalah salah satu kelompok perjalanan waktu bahasa Lawangan
kecil dari masyarakat Dayak yang dan bahasa yang digunakan oleh orang
mendiami Provinsi Kalimantan Tengah. Bawo tampak semakin berbeda. Dilihat
Orang Bawo bermukim di desa Bintang dari sisi lain bahasa Bawo kiranya akan
Ara dan desa Malungai. Kedua desa ini semakin terancam, karena penutur bahasa
termasuk wilayah Kecamatan Bintang ini berjumlah relatif sedikit dan kalau
Awai, Kabupaten Barito Selatan. Desa- mereka berkomunikasi dengan pihak
desa ini terletak kira-kira 70 mil arah lain tidak menggunakan bahasa Bawo,
timur laut dari kota Buntok, ibu kota tetapi menggunakan bahasa Lawangan
Kabupaten Barito Selatan tadi. atau bahasa Indonesia. Karena itulah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Para peneliti menyatakan orang Bawo terdorong untuk menelitinya dan telah
ini termasuk bagian atau pemecahan dari menghasilkan sebuah laporan, yang
orang Dayak Lawangan, yang terpisah dilakukan oleh M. Rustam Andianto et al,
karena tekanan dari pihak Belanda. Struktur Bahasa Bawo (1989).
Mereka pindah ke arah pegunungan dan
kata bawo, yang sekaligus menjadi nama Pada tahun 1985 penutur bahasa
kelompoknya, berarti “gunung” atau Bawo di kedua desa tersebut di atas
“bukit”. Dalam hal bahasa yang dipakai hanya 315 jiwa. Jumlah itu berdiam di
memang ada persamaannya dengan Desa Bintang Ara sebanyak 121 jiwa di
bahasa Lawangan. Namun dalam proses antara penduduknya yang berjumlah
126 jiwa; sedangkan yang berdiam di
Desa Malungai berjumlah 194 jiwa.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari
penduduk Kecamatan Bintang Awai yang

melayuonline.com

Ketua Adat suku Dayak sedang melakukan
ritual memandikan tengkorak musuh
(Nyobeng) yang didapat saat mengayau atau
perburuan kepala. Ritual ini merupakan upaya
untuk menghindari gangguan yang disebabkan
dari mahluk-mahluk halus dari tempat-tempat
keramat.

175

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bawO

berjumlah sekitar 8.000 jiwa. Bahasa tadi dalam nyanyian dan mantra itu ditujukan
dipakai oleh mereka sebagai sarana untuk kepada para dewa atau roh-roh nenek
mengungkapkan perasaan dan pikiran moyang, untuk mendapat keselamatan
dalam menghadapi lingkungannya, dan berhasil dalam usaha taninya.
meneruskan nilai-nilai dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Nilai-nilai itu Di antara upacara yang dilakukan
diteruskan secara langsung atau melalui, disebut balian, yang merupakan upacara
cerita rakyat, nyanyian atau mantra- syukuran dan agar dewa dan roh nenek
mantra. Cerita rakyat Bawo ini lebih moyang tidak marah kepada mereka yang
banyak berupa cerita binatang, seperti hidup. Karena itu mereka menyediakan
pelanduk, rusa, dan lain-lain. Nyanyian sesajian bagi dewa dan roh tadi. Balian
dan mantra itu disampaikan dalam juga dipakai sebagai sarana untuk
upacara dalam rangka sistem kepercayaan mengobati orang yang sakit parah, yang
Kaharingan yang mereka anut. Pesan dianggap sebagai kutukan para dewa dan
roh nenek moyang.

bayan

BAYAN satu komunitas yang masyarakat Sasak. Sementara pengamat
merupakan bagian khusus dari masyarakat mengkategorikan masyarakat Bayan ini
suku-bangsa Sasak yang lebih luas. sebagai “masyarakat terasing” seperti yang
Komunitas ini seolah terpusat pada ditulis oleh Adonis (1989). Masyarakat
sebuah desa, yang bernama Desa Bayan, Bayan ini karena adanya kekhasan adat
sebagai bagian dari wilayah Kecamatan atau religinya itu telah menjadi bahan
Bayan, Kabupaten Lombok Barat, berita popouler dari berbagai mass-media
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). di Indonesia.
Akan tetapi pengamal adat-istiadat atau
sistem religi seperti di desa Bayan itu Jumlah orang Bayan yang tersebar di
tersebar pada berbagai dusun di enam berbagai desa tadi tidak dapat diketahui
desa dalam wilayah Kecamatan Bayan, secara tepat. Gambaran yang bisa
bahkan terdapat juga di Lombok Tengah. diperoleh adalah penduduk Kecamatan
Kecamatan Bayan terletak di bagian Bayan secara keseluruhan, misalnya pada
utara pulau Lombok di sekitar kaki tahun 1987 berjumlah 38.467 jiwa, yang
gunung Rinjani. Dusun-dusun tersebut termasuk anggota masyarakat yang bukan
di atas adalah Dusun Bayan Belek Timur orang Bayan.
dan Belek Barat (desa Bayan), Dusun
Bumantar, Boyotan Asli (Desa Selengan), Orang Bayan berdiam dalam rumah
Dusun Batu Gembung (Desa Akar-Akar), yang disebut bale jajar dengan tiang-
Dusun Semokabang, Semalangkara, Sani, tiangnya di tanam di tanah, dindingnya
Karang Tanggul, Batu Menjangkung, terbuat dari bambu serta atap ilalang.
Batusan (Desa Anyar), Dusun Loang Rumah ini terdiri dari dua atau tiga buah
Godek, Batu Gerantung, Tanjung Bi desa ruangan. Selain itu ada beruga yaitu
Loloan (Editor, 1992; Suryansyah, 1992). bangunan khusus untuk menerima tamu
Masyarakat Desa Bayan ini dideskripsikan yang terletak di depan rumah induk
secara khusus di luar masyarakat Sasak, tadi. Bangunan lain yang penting adalah
karena adanya hal-hal khas di samping lumbung padi (sambi) yang merupakan
secara umum mereka bagian dari bangunan panggung, tiangnya kayu
nangka atau pohon kelapa. Dinding
lumbung ini biasanya berupa anyaman

176

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

baYAN

bambu, dan atapnya ilalang atau Jangan. Di bagian dalam ada bangunan
daun kelapa. Kini rumah-rumah tadi yang dinamakan Santren sebagai tempat
sudah banyak yang berubah dengan melaksanakan upacara perkawinan. Di
atap genteng dan bangunan setengah dalam ada pula tiga bangunan, yang satu
permanen. merupakan Baruga dan yang lain tempat
petugas agama yang disebut Pemangku
Selain rumah anggota masyarakat Belek, Bale Belek adalah rumah agung
biasa ada pula kompleks bangunan yang selalu dalam keadaan kosong,
yang disebut kampu yang dimiliki tempat raja menerima tamu-tamunya
oleh pemangku adat. Kampu dianggap (Adonis, 1989).
sebagai kemalig atau tempat suci
dalam pelaksanaan kegiatan sosial atau Mata Pencharian. Orang Bayan
keagamaan, tempat berlindung dari hidup dari pertanian ladang dan sawah.
penguasa alam. Kompleks kampu terdiri Kegiatan tambahan di luar pertanian
dari antara lain becingah atau ruang depan itu adalah membuat kerajinan anyaman
untuk memasuki kompleks itu. Di sini dan bertenun. Pengolahan tanah sawah
terdapat empat bangunan yang hampir dikerjakan dengan cara membole, yaitu
sama bentuknya tetapi mempunyai fungsi melumatkan tanah dengan bantuan kaki
yang berbeda. Bangunan pertama disebut kerbau yang digiring di tengah petak
Barugak Agung dan yang didepannya sawah itu yang diiringi dengan “nyanyian”
dinamakan Barugak Malang. Barugak sebagai komando terhadap kerbau
Agung tempat paling banyak digunakan itu. Cara yang lain adalah menggara
untuk upacara, sedangkan Barugak artinya mengolah tanah sawah dengan
Malang tempat meletakkan macam- menggunakan bajak (lenggara). Proses
macam makanan. Bangunan lainnya selanjutnya menanam dan menunggu
disebut Barugak Sembagek dan Barugak hingga masa panen tiba. Pertanian
ladang juga menggunakan bajak setelah
matanews.com dibersihkan dan dicangkul terlebih
dahulu. Di ladang itu mereka menanam
Wanita Bayan sedang menyelesaikan jagung, kacang ijo, kacang panjang,
pembuatan kerajinan berbahan ketaq (rumput gandum dan kadang-kadang padi. Dalam
hutan) di Desa Karang Bayan, Lombok Barat. kaitannya dengan pertanian tadi mereka
juga memelihara ternak kerbau dan sapi.

Orang Bayan mengenal beberapa
macam usaha kerajinan, baik sebagai
pengisi waktu senggang untuk pemenuhan
kebutuhan sendiri maupun untuk sumber
pencaharian tambahan. Mereka bertenun,
membuat barang-barang anyaman,
barang-barang dari tanah liat, serta
alat-alat rumah tangga lainnya. Barang
anyaman seperti macam-macam bakul,
wadah berupa tas atau keranjang untuk
pergi ke sawah atau ladang.

Agama. Orang Bayan pernah
menganut agama Islam yang disebut
Islam Wetu Telu (“Islam Waktu Tiga”),
yang sekarang penganut kepercayaan itu
konon semakin berkurang jumlahnya.
Islam Waktu Tiga adalah suatu sistem

177

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bayan

kepercayaan yang dianut oleh sekelompok merayakan hari raya Islam bagi mereka
orang Sasak di beberapa desa di Pulau berarti telah melaksanakan tugas-tugas
Lombok ini. Sistem kepercayaan ini terkait keagamaan. Penghormatan kepada leluhur
dengan ajaran Islam murni, yang mereka dilakukan dengan cara pergi ke kuburan
sebut “Islam Waktu Lima”. Pengikut Islam untuk makan bersama dan meminta
Waktu Tiga percaya kepada Allah swt, keselamatan, dll.
Nabi Muhammad saw sebagai utusan
Allah, dan Al-Quran sebagai kitab sucinya. Transformasi ajaran agama itu
Menurut Jalaluddin Arzaki, pemerhati dilakukan oleh para kiai dan sudah
budaya Bayan, (Suryansyah, 1992) istilah berlangsung sejak abad ke-16. Setiap kiai
Wetu Telu itu sendiri tidak pernah dikenal harus membina enam orang santri. Bila
di awal perkembangan Islam di pulau ilmu santri tersebut sudah luas dan dalam,
Lombok, Istilah itu dikenal sejak Belanda ia dilantik menjadi kiai. Kiai baru ini harus
masuk ke pulau ini, dan menajamkan pula membina enam santri lagi sampai
istilah itu dengan “Waktu Lima” untuk menjadi kiai, dan seterusnya sehingga
memecah belah sesuai dengan naluri ajaran itu tersebar luas. Namun dalam
penjajah. kenyataannya ajaran tersebut tidak cepat
berkembang, bahkan makin lama jumlah
Dalam pelaksanaannya, mereka pengikutnya makin berkurang. Makin
melakukan upacara-upacara yang banyak banyak anggota generasi muda memilih
menyimpang dari ajaran Islam yang murni. menjadi pengikut ajaran Islam yang
Mereka hanya melaksanakan empat dari murni. Yang masih terus mengamalkan
lima rukun Islam, yaitu syahadat, salat, ajaran itu adalah orang-orang tua (lihat
zakat, dan puasa, sedangkan ibadah haji Adonis, 1989; Kompas, 1990).
tidak mereka kenal. Orang yang wajib
menjalankan ajaran itu terbatas pada Mereka mengenal Kalender Windu,
orang-orang yang disebut kiai atau lebe dalam rangkaian delapan tahun, yang
atau guru. Orang yang bukan kiai tidak tahun pertama dinamakan Alip dan
perlu mengerjakan ibadah, karena sudah seterusnya adalah Ehe, Jimawal, Se, Dal,
diwakili oleh para kiai. Be, Wan, dan Jimakhin. Pada setiap tahun
Alip diadakan upacara yang disebut
Kelompok ini memiliki mesjid, yang Ngaji Alip, yang artinya setiap delapan
hanya diperuntukkan bagi para kiai yang tahun sekali. Lewat upacara ini mereka
melaksanakan salat Jumat, salat Idul Fitri mengagungkan keesaan Allah. “Alip”
(Lebaran Nina), salat Idul Adha (Lebaran itu tegak dan satu, dan ini merupakan
Mama). Para kiai juga mempunyai surau simbol keesaan tadi, di mana dahulu para
tempat melakukan sembahyang subuh, pemuka agama itu mengajarkan agama
lohor, asar, magrib, dan isya. Pada bulan kepada jemaahnya dengan menggunakan
puasa, surau menjadi tempat sembahyang simbol-simbol (Editor, 1992).
tarawih dan mengaji Al-Quran. Ibadah
puasa dilakukan oleh para kiai selama Sumber di atas juga mengemukakan
satu bulan penuh, sedangkan umat yang bahwa sistem upacara masyarakat ini
lain berpuasa pada tiga hari pertama, tiga mengacu kepada apa yang disebut adat-
hari di pertengahan, dan tiga hari terakhir. gama dan liur-gama, yang keduanya sukar
untuk dipisahkan. Acuan pertama itu
Mereka merayakan semua hari besar terkait dengan agama (Islam), misalnya
Islam, seperti Maulud Nabi Muhammad Ngaji Alip tadi, Ngaji Makam, Maulud
saw., Isra Mikraj, Ruwah, Idul Fitri, Idul adat, Lebaran, Nyunatang, Rebo Bontong.
Adha, dll. Perayaan hari besar Islam lebih Sedang acuan kedua (liur-gama) adalah
menitikberatkan penghormatan kepada upacara adat di luar agama, misalnya
roh leluhur, yang dianggap perantara selamet padi, selamet gumi, dan lain-lain.
untuk memohon kepada Tuhan. Ikut
Apa yang masih dapat disaksikan

178

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bayan

sekarang di Bayan merupakan diminta untuk memilih salah satu agama
metamarfosis dari perkembangan awal yang disahkan. Pada masa yang lebih
Islam di daerah ini. Dulu yang disebut akhir ini terkesan adat lebih ditonjolkan
Islam Wetu Telu itu berpusat di Bayan ketimbang agama. Perkiraan terakhir
dan menyebar ke berbagai daerah lain menyatakan sebagian besar (89%)
di Lombok. Belakangan ini dibubarkan penduduk Kecamatan Bayan memeluk
oleh pemerintah dan kepada pemeluknya agama Islam.

Rujukan Kompas
1990 “Wetu Telu”, Sisi Lain Islam di Lombok”,
Adonis, Tito
1989 Suku Terasing Sasak di Bayan Daerah Kompas, 5 Mei
Suryansyah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jakarta : Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional. 1992 “Ujung Wajah Masa Lalu”, Editor, No. 11,
Editor VI, 5 Desember

1992 “Pesta Alip Islam Wetu Telu”, Editor, No.
11, VI, 5 Desember

BAYAN BELEQ

BAYAN BELEQ, MASJID merupakan arsitekturnya ini, meskipun sudah
salah satu masjid yang dibangun pada beberapa mengalami perbaikan, namun
masa awal berkembangnya Islam di tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tidak Bagunan ini terdiri dari empat buah tiang
diketahui secara pasti bangunan ini waktu yang terbuat dari kayu nangka, dinding
bangunan ini berdiri. Beberapa sumber dari anyaman bambu, atap terbuat dari
mengatakan bahwa bangunan ini berdiri santek (belahan bambu), dan masih
sejak abad ke-16, ketika Sunan Giri dan berlantai tanah. Tidak terdapat listrik di
Gresik menyebarkan Islam ke wilayah dalamnya. Penerangannya menggunakan
Lombok. Bagunan yang menggabungkan dila lilit jojor, yaitu batang bambu yang
kebudayaan Jawa dan Bali pada dililit oleh buah jarak dan kapas di salah

plnntb.co.id

Masjid Bayan Beleq, terletak di Desa Bayan kecamatan Bayan kabupaten Lombok Barat ini
menjadi saksi sejarah masuknya Islam ke pulau Lombok.

179

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bayan BELEQ

satu ujungnya. Di lingkungan masjid, yang diduga membangun masjid ini.
terdapat sebuah makam yang dikenal Terdapat pula beberapa makam lainnya
dengan “Makam Titi Mas Penghulu” yang yang usianya kurang lebih sama dengan
merupakan makam seorang penghulu usia bangunan ini.

Bedana, TARI

Bedana, Tari, adalah tari muda/i dikenal lebih halus perangainya, dan
Lampung yang biasanya dibawakan oleh cenderung membatasi diri. Namun pada
pemuda/i dalam acara2 adat dan acara2 umumnya mereka semua ramah dan baik
yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa hati.
gembira.
NET
Tari Bedana adalah salah satu jenis
seni Tari masyarakat Suku Lampung Tari Bedana.
Pepadun dan Lampung Sebatin. Namun
masing-masing memiliki karakteristik,
baik dari alat musik yang digunakan
maupun gerakan tarinya.

Tari Bedana masyarakat Lampung
Pepadun memiliki warna musik dan gerak
yang lebih kaya. Hal ini dapat dimaklumi
karena watak khas masyarakat ini lebih
terbuka dan berani apabila dibandingkan
masyarakat Lampung Sebatin. Sedangkan
untuk masyarakat Lampung Sebatin

BEDHAYA KETAWANG

BEDHAYA KETAWANG, merupakan (Panembahan Senopati) dengan Kanjeng
salah satu tarian tradisional yang berasal Ratu Kidul (penguasa laut selatan).
dari Solo dan Yogyakarta yang rutin Sebagai tarian sakral, terdapat beberapa
dibawakan dalam Istana Sultan Jawa aturan dan upacara ritus yang harus
(Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo). dijalankan oleh keraton juga para penari.
Bedhaya Ketawang merupakan suatu
upacara yang berupa tarian dengan tujuan Bedhaya Ketawang dimainkan oleh
pemujaan dan persembahan kepada Sang 9 penari yang masing-masing memiliki
Pencipta. Selain itu juga biasa ditampilkan tugas dan nama khusus. Nama mereka
pada saat upacara penobatan raja, atau adalah Batak ( penari pertama), Endhel
pada saat festival serta pertunjukan. Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit
Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan
Tarian ini diciptakan oleh Raja Boncit. Selain itu, tarian ini diiringi oleh
Mataram ketiga, Sultan Agung (1613- Musik Jawa Orkes yang disebut Gamelan.
1646) dengan latar belakang mitos Gamelan ini dinamai Gamelan Kyai
percintaan Raja Mataram pertama Kaduk Manis yang terdiri dari dari banyak

180

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BEDHANA KETAWANG

instrumen musik seperti Kendhang Ageng yang ditambah simbol-simbol yang sesuai
( kendhang besar), Kendhang Ketipung, dengan maksud dan tujuan Bedhaya
Kenong, dan Kethuk. Ketawang itu sendiri.

Bedhaya Ketawang biasa dimainkan NET
selama 5,5 jam dan berlangsung hingga
pukul 01.00 pagi. Hadirin yang terpilih Tari Bedayang Ketawang
untuk melihat atau menyaksikan tarian ini
pun harus dalam keadaan khusuk, semedi,
dan hening. Artinya hadirin tidak boleh
berbicara atau makan, dan hanya boleh
diam dan menyaksikan gerakan demi
gerakan sang penari.

Ada dua jenis perayaan Bedhaya
Ketawang, yaitu : Bedhaya Ketawang;
besar hanya di lakukan setiap 8 tahun
sekali atau sewindu sekali sedangkan
tarian Bedhaya Ketawang kecil dilakukan
pada saat penobatan Raja atau Sultan,
pernikahan salah satu anggota keraton

BEGU

BEGU, adalah tondi seseorang yang hari.
telah meninggal, ia muncul pada malam

BEGU DELENG, TARI. Dalam BEGU DELENG, TARI
bahasa Indonesia berarti tarian Hantu
Gunung, berasal dari Karo. Tarian ini menggambarkan rasa penghormatan
masyarakat karo terhadap penghuni dunia
lain.

BEKSAN JURIT AMPIL, TARIAN

BEKSAN JURIT AMPIL, TARIAN, penari Jurit Ampil yang memakai kebaya
merupakan tarian yang menggambarkan putih berlengan pendek dan bermahkota
salah satu laskar putri Raden Mas Said janur menghiasi rambutnya sambil
yang bergelar Pangeran Samber Nyawa. membawa gendewa panah dan cundrik
Tari - tarian dilakukan oleh putri-putri lalu mereka menari penuh keanggunan.

181

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BELATI TULANG tulang yang dihias tenun yang diberi
manik-manik serta diikat dengan bulu dari
BELATI TULANG, merupakan salah burung kasuari; yang kedua adalah belati
satu senjata tradisional Papua yang tulang yang tidak berhias manik-manik
terbuat dari tulang. Belati ini sangat namun terdapat gambar seorang laki-laki.
langka saat ini. Belati tulang terbagi
menjadi dua jenis, yang pertama belati

BELIAN, TARI

BELIAN, TARI, diperkenalkan pertama itupun jika ahli warisnya mau melanjutkan
kali di desa Muara Leka, Kecamatan keahlian tersebut. Kebanyakan yang
Muara Muntai, Kalimantan Timur pada menguasai Tari Belian usianya di atas 40
tahun 1970, namun hingga saat ini tahun. Tari Belian dapat dibawakan oleh
tidak diketahui siapa penciptanya, pada pria, bisa juga dibawakan wanita. Untuk
umumnya tarian ini dilakukan oleh satu pria disebut Tari Belian Bawo, sedangkan
orang dan ditujukan untuk mengobati wanita Tari Belian Dadak.
orang sakit secara tradisional dengan
membacakan mantra-mantra serta NET
dilengkapi dengan peralatan seperti
gelang tangan, gelang kaki dan ulap. Tari Belian.
Namun jika untuk dipertunjukan di
pagelaran seni bisa dilakukan oleh 3
orang, biasanya untuk menyambut tamu
penting seperti pejabat supaya acara dapat
berlangsung dengan lancar tanpa ada
gangguan. Selain untuk mengobati orang
sakit, Tari Belian juga dilakukan untuk
membersihkan pengaruh jahat. Secara
adat tradisional tarian ini hanya bisa
dibawakan oleh garis keturunan si penari,

belitung

BELITUNG, MELAYU adalah suatu termasuk dalam jalur timah dan termasuk
kelompok masyakarat, penduduk asli daerah penghasil timah terbesar di
pulau Belitung di Kabupaten Belitung, Indonesia. Pulau seluas 4.912 kilometer
Provinsi Sumatra Selatan. Kabupaten persegi ini terdiri atas empat kecamatan
ini meliputi Pulau Belitung dan pulau- dan tiga perwakilan kecamatan, yaitu
pulau kecil di sekitarnya, misalnya Pulau Kecamatan Tanjung Pandan, Membalong,
Mendanau, Gersik, Seliu, Kalimambang, Manggar, dan Gantung, serta Perwakilan
dsb. Pulau Belitung terletak di sebelah Kecamatan Selat Nasik, Simpang Pesak,
tenggara Pulau Bangka. Kedua pulau ini dan Kelapa Kampit.

182

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

belitung

Pulau Belitung juga dikenal dengan beberapa bukit, di antaranya Gunung
nama Pulau Biliton. Nama Biliton Tajam Laki dan Gunung Tajam Bini.
terutama ditemui dalam tulisan dalam Di beberapa daerah mengalir sungai-
buku-buku jaman penjajahan Belanda. sungai kecil. Di beberapa tempat ditemui
Orang Melayu Belitung sendiri menyebut danau-danau kecil yang muncul dari
diri mereka urang Belitong. Di kalangan bekas penggalian biji timah yang banyak
masyarakat, berkembang dua versi cerita ditemui di pulau tersebut. Hanya sebagian
mengenai asal-usul nama pulau ini. Cerita kecil lahan yang cocok dijadikan areal
pertama menyebutkan bahwa nama persawahan.
“Belitung” berasal dari nama raja di Jawa
Tengah, yaitu Belitung Uttunggade atau Selain bekerja di pertambangan-
Rake Watakura Dyah Belitung. Cerita pertambangan timah dan kaolin, orang
lainnya menyebutkan bahwa Pulau Belitung yang hidup di daerah perkotaan
Belitung merupakan bagian dari Pulau umumnya menjadi pegawai di kantor.
Bali yang terbelah karena mendapat Mata pencaharian utama lainnya adalah
kutukan dari dewa. Kata “Belitung” sendiri bertanam karet, lada, cengkeh, kelapa.
diduga berasal dari kata “Bali Potong” Bertanam padi umumnya dilakukan
atau “Bali Terpotong”. Potongan Pulau dengan cara membuka hutan. Selain
Bali yang hanyut tersebut, kemudian menghasilkan padi ladang, penduduk
ditambatkan oleh seorang nelayan. Batu daerah ini juga menanam jagung, ubi
tempat pulau itu ditambatkan hingga kayu, ubi jalar, dan pisang. Sebagian
kini masih dapat ditemui di Kecamatan masyarakat juga mengembangkan industri
Membalong, yang dikenal dengan nama kerajinan membuat tembikar dan anyaman
Batu Baginda atau Gunung Baginda. rotan atau pandan. Pekerjaan lainnya
adalah menjadi tukang besi. Masyarakat
Wilayah Pulau Belitung sebagian yang tinggal di wilayah pantai kebanyakan
besar merupakan dataran rendah dengan menjadi nelayan dan mengembangkan

picasaweb.google.com

Warga Belitung beramai-ramai menyaksikan Upacara tradisional Buang Jong. Buang
Jong adalah upacara ritual suci dari suku Sawang suku asli dari pulau Belitung. Upacara
diselenggarakan di tepi pantai dengan cara menghanyutkan sebuah kapal kecil yang dihiasi daun
kelapa dan beberapa macam bahan persembahan didalamnya. Tradisi ini dimaksudkan untuk
memperoleh keselamatan disaat mereka berlayar di laut.

183

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

belitung

mata pencaharian membuat perahu. Belitung masih termasuk ke dalam rumpun
Pekerjaan berdagang umumnya dilakukan bahasa Melayu, yang disebut bahasa
oleh penduduk Belitung yang berasal dari Melayu Belitung. Ciri khas bahasa Melayu
keturunan Cina. Belitung adalah tidak digunakannya huruf
h pada kata-kata tertentu dan penggunaan
Berdasarkan catatan dari Pemda Tingkat e pepet pada akhir kata, misalnya jauh
I Sumatra Selatan, penduduk Kabupaten menjadi jao, hujan menjadi ujan, atau apa
Bengkulu pada tahun 1961 diperkirakan menjadi apE, putih menjadi putE, dsb. Ciri-
berjumlah 102.000 jiwa. Pada tahun ciri lainnya adalah penggunaan kosakata
1988 penduduk kabupaten ini bertambah yang berasal dari hasil penggabungan
menjadi sekitar 182.189 jiwa. Selain dua kata atau lebih. misalnya nakmanE
penduduk asli yang disebut urang Belitong, dari hendak ke mana, dll. Setiap daerah
di kabupaten ini juga berdiam suku bangsa biasanya menggunakan dialek tertentu
asli lainnya, yaitu orang Sekak yang disebut yang mempunyai perbedaan satu sama lain.
juga orang Sawang atau orang Laut. Secara garis besar bahasa Belitung dapat
Selain itu, sejak dahulu di daerah ini juga dibagi atas 8 dialek, yaitu dialek Badau,
menetap pendatang, baik dari daerah lain Dendang, Gantung, Sijuk, Manggar, Kelapa
di Indonesia maupun orang Cina dan orang Kampit, Membalong, dan Pulau Seliu.
asing lainnya yang kebanyakan bekerja di
daerah-daerah industri di pulau ini. Pada Dalam cerita sejarah mengenai
tahun 1988 warga negara asing (WNA) Belitung dikemukakan, bahwa pulau ini
yang menetap di pulau ini menurut catatan telah didatangi oleh armada Tiongkok
pemerintah daerah setempat adalah pada tahun 1293. Dari nenek moyang
sebanyak 1986 jiwa. pendatang inilah kemudian diturunkan
penduduk Belitung keturunan Cina.
Bahasa yang dipergunakan oleh orang

wisatamelayu.com

Prosesi Kesalan. Kesalan merupakan haturan doa syukur atas panen yang telah dilewati dan
permohonan berkah untuk masa depan, yang dipimpin oleh dua orang tetua adat Selat Nasik.
Usai doa, kedua tetua adat ini menyiramkan air yang telah dicampur dengan daun Nereuse dan
Ati-ati. Penyiraman air ini merupakan simbol untuk membuang kesialan bagi warga desa.

184

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

belitung

Sejak abad ke-7 dan 8, Pulau Belitung dukun, yang bertugas memimpin upacara-
termasuk wilayah taklukan Kerajaan upacara. Dengan adanya pengaruh sistem
Sriwijaya. Kemudian, pada abad ke- pemerintahan kerajaan pada masa lalu,
13 dan 14, yang menguasai daerah ini di kalangan masyarakat dikenal adanya
adalah Kerajaan Majapahit yang berada di dua kelas sosial masyarakat. Golongan
bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Dua pertama adalah keturunan Raja Balok,
abad kemudian daerah itu dikuasai oleh yang dapat dikenali dari gelar-gelar
Kesultanan Palembang, sampai akhirnya mereka, misalnya Kiai Agus, Kiai Ayu,
pada abad ke-18 jatuh ke tangan penjajah dll. Golongan kedua adalah rakyat biasa.
Belanda. Pada masa lalu kelompok masyarakat
yang mempunyai hubungan dekat dengan
Perkampungan (kampong) orang keluarga raja biasanya sangat disegani,
Belitung pada masa lalu umumnya karena diyakini mempunyai kekuatan
didirikan di daerah-daerah yang jauh dari gaib. Namun dalam kehidupan sehari-hari,
jalan raya atau pantai. Tujuannya adalah terutama sekarang, pembagian golongan
untuk menghindari serangan bajak laut seperti ini tidak lagi mempunyai pengaruh
(lanun), yang waktu itu sering datang di kalangan masyarakat.
dari arah pantai. Rumah tradisionalnya
berbentuk panggung dengan dinding Agama. Orang Belitung kini dikenal
dari kulit kayu dan atap anyaman daun sebagai pemeluk agama Islam. Agama
sagu. Ruangan dalam rumah terbagi atas Islam masuk ke daerah ini sekitar abad
tiga, yaitu ruang tamu, ruang tidur, dan ke-17. Pengaruh Islam di kalangan orang
dapur. Biasanya antara ruangan yang Belitung terlihat sangat kuat. Walaupun
satu dan lainnya hanya dibatasi oleh demikian, kepercayaan asli yang bersifat
penyekat. Mereka juga mengenal bentuk animisme masih berkembang di kalangan
perkampungan lain yang disebut “keleka”. masyarakat. Misalnya, mereka mengenal
Rumah-rumah “keleka” dibangun di tepi- upacara dalam rangka mengerjakan
tepi hutan dan biasanya ditempati pada ladang (maras taun), menangkap
musim mengerjakan ladang. Bila telah ikan (buang jong), menyelenggarakan
selesai masa panen, mereka kembali perkawinan (gawai penganten), dsb.
tinggal di pemukiman induk (kampong). Mereka juga masih percaya kepada
kekuatan gaib pada benda-benda keramat
Penarikan garis keturunan dilakukan dan mengenal pantangan-pantangan.
secara bilateral, yaitu menurut garis
ayah atau ibu. Kelompok-kelompok Bentuk-bentuk kesenian yang
keluarga luas orang Belitung pada berkembang sebagian besar juga dikaitkan
umumnya terbentuk dalam ‘keleka’, dengan upacara-upacara yang mereka
yang menempati wilayah tertentu dan kenal. Di antaranya adalah tari-tarian,
memiliki aturan-aturan tersendiri. Suatu misalnya tari Ancak, Kayu Kayan, Nirok,
‘keleka’ dipimpin oleh seorang kepala Tanggok, Pak Long Tumbak, dll. Bentuk
adat beserta pembantu-pembantunya. kesenian lainnya adalah seni suara dan
Pemimpin keagamaannya adalah seorang sendra tari.

bem

BEM yang biasa pula disebut Umaq Bem ini, seperti orang Kenyah umumnya,
Bem merupakan sub kelompok dari orang adalah di dataran tinggi Apo Kayan.
Dayak Kenyah. Daerah asal kelompok Dataran tinggi ini berada di bagian barat

185

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BEM

dan termasuk Kabupaten Bulungan di yang jauh ke semua penjuru, ke arah
Provinsi Kalimantan Timur. Dataran pantai.
tinggi ini menjadi hulu dari beberapa
sungai besar seperti sungai Mahakam, (TMII)
sungai Kayan, Wilayah asal orang Bem
di Apo Kayan terutama di Muara Bem, Wanita sub kelompok Dayak Kenyah sedang
yang kini merupakan bagian dari wilayah menganyam Anjal.
Kecamatan Kayan Hulu.

Seperti kelompok orang Kenyah
lainnya, orang Bem ini ada yang
bermigrasi ke luar daerah asalnya. Kini
mereka ada yang berdiam di desa Long
Le’es, Kecamatan Muara Ancalong,
Kabupaten Kutai. Latar belakang migrasi
ini bermotif ekonomi dan mereka juga
ingin mendapat kemajuan, karena selama
rentang sejarah kehidupannya, mereka
seperti terbelenggu di tengah rimba tropis

Bendrong Lesung

Bendrong Lesung, merupakan tradisi masyarakat setempat dalam
salah satu kesenian tradisional masyarakat menyambut Panen Raya. Tujuannya
Cilegon, Banten, yang tumbuh dan untuk mengungkapkan kebahagiaan
berkembang secara turun temurun di atas jerih payah yang dilakukan, dan
masyarakat hingga saat ini. Bendrong yang telah membuahkan hasil. Dalam
Lesung memadukan musik Lesung atau perkembangannya, Bendrong Lesung tidak
Lisung (tempat menumbuk padi) dengan hanya ditampulkan pada penyambutan
musik lainnya yang dimainkan oleh Panen Raya, tetapi ditampilkan juga
beberapa orang. pada acara-acara pesta perkawinan atau
upacara peresmian.
Awalnya kesenian ini merupakan

bengkulu

BENGKULU, MELAYU atau orang menetap dan membentuk kerajaan-
Bengkulu, adalah kelompok etnik yang kerajaan kecil di daerah ini pada masa
terbesar jumlahnya di antara penduduk lalu. Selain berasal dari daerah-daerah
yang berdiam di wilayah-wilayah di sekitarnya, seperti Jambi, Riau,
Kota Madia Bengkulu, pesisir pantai Palembang, dan Minangkabau, para
Kabupaten Bengkulu Utara dan Selatan, pendatang tersebut juga ada yang
Provinsi Bengkulu. Orang Bengkulu berasal dari Aceh, Bugis, Banten, dan
merupakan keturunan campuran dari Jawa. Bahkan diperkirakan, kebudayaan
berbagai suku bangsa pendatang yang orang Bengkulu juga dipengaruhi oleh

186

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bengkulu

kebudayaan keturunan orang India. Sebuah kampung (dusun) di daerah
Asimilasi antarsuku bangsa yang Bengkulu dipimpin oleh seorang
berlangsung dalam jangka waktu lama depati dan wakilnya yang disebut
tersebut melahirkan ciri tersendiri pada depati pemangku. Beberapa dusun
orang Melayu Bengkulu. tunduk kepada suatu pemerintahan
desa yang disebut marga. Sebagai satu
Jumlah keseluruhan orang Melayu wilayah adminstrasi, marga dipimpin
Bengkulu di antara kelompok-kelompok oleh seorang pasirah dan wakilnya
suku bangsa lainnya, tidak diketahui yang disebut pembarab Pada masa
dengan pasti. Sebagai gambaran, pemerintahan Belanda, jabatan pasirah
penduduk kota Bengkulu menurut sensus diberikan secara turun-temurun, tetapi
tahun 1930 adalah 13.418 jiwa, tahun kini pasirah dipilih langsung oleh rakyat.
1961 25.330 jiwa, tahun 1971 31.330 Selain bertindak sebagai pemimpin
jiwa. pemerintahan desa, seorang pasirah
juga bertindak sebagai kepala adat, yang
Orang Melayu Bengkulu menggunakan kadang-kadang disebut juga dengan
bahasa Melayu yang masih serumpun
dengan bahasa Melayu di daerah lainnya. bp.blogspot.com
Akan tetapi secara khusus mereka
menggunakan dialek tersendiri yang Pengantin Bengkulu dengan pakaian
sangat mirip dengan dialek Minangkabau, tradisional.
terutama dalam sistem bunyi atau
katanya. Karena kemiripan ini, sebagian
orang menamakan orang Bengkulu
sebagai “Minangkabau-Bengkulu”.
Pada masa penyebaran agama Islam,
masyarakat di daerah ini juga memakai
huruf Arab-Melayu dalam sistem
penulisannya.

Pekerjaan sebagai pegawai di kantor
dikenal oleh orang Bengkulu sejak jaman
pemerintahan Belanda. Umumnya yang
menjadi pegawai adalah penduduk
yang berdiam di daerah kota. Sebagian
besar penduduk di daerah pinggiran
kota Bengkulu mengerjakan pekerjaan
bercocok tanam di sawah dan ladang
dengan tanaman pokok padi. Dalam
rangka bertani, orang Bengkulu mengenal
berbagai upacara yang dimaksudkan
untuk mencapai keberhasilan panen, di
antaranya upacara sebelum menurunkan
benih, upacara mengikat padi, upacara
pengetaman yang pertama, dsb. Mereka
juga mengusahakan kebun kelapa sebagai
sumber penghasilan tambahan. Penduduk
keturunan dari daerah Minangkabau
mengembangkan mata pencaharian
sebagai pedagang. Penduduk yang
berdiam di pinggir pantai kebanyakan
nelayan.

187

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bengkulu

gelar rqja-penghulu. Dalam sebuah marga yang tidak mempunyai anak laki-laki,
biasanya juga terdapat seseorang yang atau anak perempuannya hanya seorang
dituakan dan sering dimintai nasihat dan ia masih memelihara adik-adik
dalam pelaksanaan upacara adat, yaitu kecil; (3) semendo menangkap burung
yang disebut tua-dusun. Pemimpin terbang. Seorang laki-laki dianggap
keagamaannya disebut penghulu atau sudah terikat dan diserahkan bulat-
khatib dan bilal. bulat kepada pihak wanita. Perkawinan
semacam ini biasanya terjadi bila seorang
Penarikan garis keturunan orang laki-laki hidup sebatang kara dan tidak
Melayu Bengkulu bersifat bilateral. mempunyai harta sama sekali atau tidak
Biasanya satu rumah hanya didiami mampu memberi uang jujur; (4) semendo
oleh satu somah, yaitu ayah, ibu, anak- rajo-rajo atau semendo samo-samo suko,
anak mereka, serta nenek. Anak-anak masing-masing laki-laki dan perempuan,
yang telah menikah biasanya tinggal memiliki hak dan kewajiban yang sama
di rumah lain yang terpisah. Bentuk dalam pernikahan, dan biasanya bebas
kekerabatan yang terpenting adalah menentukan tempat tinggal. Dewasa ini
keluarga luas (rumah tangga sebubungan), perkawinan bentuk inilah yang paling
yang anggotanya terdiri atas keluarga banyak dilakukan.
batih senior ditambah keluarga batih
anak-anaknya yang sudah menikah. Sistem pewarisan pada masyarakat
Saudara laki-laki disebut meghanai, Melayu Bengkulu dipengaruhi oleh hukum
sedangkan saudara perempuan disebut waris agama Islam. Dalam masyarakat
kelawai. Dalam setiap keluarga luas ada kebiasaan mewariskan urusan
terdapat golongan ninik mamak, yang pemeliharaan harta pusaka turun-temurun
bertindak sebagai pemimpin dan keluarga milik keluarga kepada salah seorang
tersebut. Golongan ninik mamak sangat anak yang juga berhak mendiami rumah
disegani dan dihormati. Setiap anggota peninggalan orang tuanya. Hak semacam
keluarga luas bertanggung jawab atas ini terutama dimiliki oleh anak tunggal,
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan anak tertua, atau anak bungsu, terutama
keluarga; dalam hal ini mereka disebut dari keturunan keluarga berpangkat atau
sepangka. Anggota-anggota sepangka yang bangsawan.
terikat karena hubungan perkawinan
disebut tiang garang. Sekarang orang Melayu Bengkulu
memang dikenal sebagai pemeluk agama
Pola menetap sesudah nikah pada Islam. Walaupun demikian, kepercayaan
masyarakat Melayu Bengkulu terdiri terhadap makhluk gaib dan benda
atas beberapa jenis, di antaranya: (1) keramat masih menjadi bagian hidup
semendo bleket, seorang perempuan masyarakat. Kepercayaan-kepercayaan asli
yang telah menikah tinggal dalam ini diwujudkan dalam berbagai upacara,
lingkungan keluarga suaminya. Dalam misalnya upacara yang berhubungan
perkawinan semacam ini, seorang dengan kegiatan pertanian, upacara
perempuan seolah-olah dibeli oleh laki- tolak bala, upacara mencuci kampung,
laki. Sejak masuknya pengaruh Islam, upacara menghormati leluhur, dsb.
adat perkawinan semacam ini sudah Dalam melaksanakan upacara-upacara
jarang dilakukan; (2) semendo ta abik ini orang Bengkulu mengenal pemuka
anak, seorang laki-laki setelah menikah agama yang disebut dukun. Seorang
tinggal di rumah keluarga istrinya dan dukun dianggap mempunyai kemampuan
menjadi milik pihak perempuan dan melebihi manusia biasa. melalui mantera-
dianggap sebagai anak kandung di pihak manteranya, seorang dukun dapat
keluarga istrinya. Perkawinan semacam mengobati orang sakit, menolak segala
ini biasanya dilakukan oleh keluarga kejahatan, bahkan dipercayai dapat

188

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bengkulu

membuat cidera orang lain. terdiri atas para cerdik pantai, orang kaya,
Walau sudah tidak terlalu tajam, dan pejabat tinggi.

pelapisan sosial pada masyarakat Melayu Kesenian yang mereka kembangkan
Bengkulu masih terlihat dalam gelar-gelar juga tidak berbeda jauh dengan kesenian
kebangsawanan, seperti Sutan, Raden, masyarakat rumpun Melayu lainnya.
Rajo, dan sebagainya. Selain golongan Misalnya, mereka mengenal seni suara
ninik mamak yang disegani untuk Dendang Melayu, sendra tari randai, dan
hubungan kekerabatan, ada pula golongan berbagai tarian, seperti tari payung, tari
lain yang sangat dihormati, yaitu lilin, tari piring, tari sapu tangan, dan
menengkalak. Golongan menengkalak sebagainya.

BENING ABAN

BENING ABAN, KERAJINAN,
kerajinan tangan khas suku Dayak Kenyah
yang terbuat dari kayu dan biasanya diberi
hiasan dengan ukiran khas dayak atau
dilapisi dengan manik-manik berwarna-
warni serta uang logam. Bening Aban
digunakan oleh masyarakat Dayak Kenyah
untuk memanggul anaknya.

NET

Kerajinan tangan Bening Aban.

BENJANG

NET BENJANG, merupakan seni bela
diri yang berkembang menjadi seni
Benjang, salah satu seni bela diri dari Jawa pertunjukan di daerah Jawa Barat.
Barat Benjang juga didukung musik pengiring
yang menunjang pertujukan, seperti
terompet, kendang, dan kecrek. Selain itu
pemainnya juga tak terbatas.

Kostum yang dipakai dalam
pertunjukan benjang biasanya baju bebas
dan ikat kepala. Sementara, pemain
musiknya memakai celana pangsi.
Pertunjukan kesenian tersebut biasanya
diadakan pada hari besar seperti 17
Agustus, khitanan, perkawinan, dan
lainnya.

189

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BENTENG KERATON BUTON NET
NET
BENTENG KERATON BUTON adalah
salah satu peninggalan dari kerajaan
Buton yang terletak di kelurahan Melai,
Kecamatan Betoambari, Kota Bau-bau,
Propinsi Sulawesi Tenggara. Benteng ini
memiliki luas sekitar 23,375 hektar dan
panjang sekitar 2.740 meter. Benteng ini
mengelilingi perkampungan masyarakat
asli Buton yang hingga kini masih
mempertahankan keaslian dari masa
kejayaan Sultan Buton.

BENTENG ROTTERDAM

BENTENG ROTTERDAM atau saat ini
lebih dikenal sebagai Benteng Makassar
adalah benteng yang dibangun oleh Raja
Gowa ke-10 pada tahun 1546. Benteng
ini terletak di kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Di dalam benteng ini terdapat
museum yang bernama Museum Negeri
La Galigo, museum ini berisi peninggalan
bersejarah dari Tana Toraja. Pada jaman
penjajahan Belanda, benteng ini bernama
Fort Rotterdam. Benteng ini juga pernah
beralih fungsi menjadi pusat penelitian
ilmiah bahasa pada masa pendudukan
Jepang.

BENTENG SOMBA OPU

BENTENG SOMBA OPU merupakan untuk mempertahankan pelabuhan Somba
benteng utama dari Kerajaan Gowa Opu akan adanya bahaya dari luar. Di
yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi dalam benteng ini terdapat sekitar 280
Selatan. Benteng ini didirikan oleh Raja buah meriam. Benteng ini berbentuk segi
Gowa ke-9 yang kemudian dilanjutkan empat dengan panjang 2 kilometer, tinggi
oleh Sultan Alauddin. Bangunan ini 8 meter, dan luasnya 1.500 hektar.
terbuat dari tanah liat, yang dibangun

190

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BENTENG VICTORIA

BENTENG VICTORIA terletak di
Kecamatan Sirimau, Propinsi Maluku.
Benteng ini merupakan benteng tertua di
kota Ambon, yang didirikan pada tahun
1775. Benteng ini didirikan oleh Portugis
yang kemudian diambl alih oleh Belanda.
Benteng ini pula yang menjadi tempat
pertahanan dan perlawanan masyarakat
pada masa penjajahan Belanda. Dan tepat
di depan benteng ini seorang Pattimura
dikenakan hukuman gantung. Saat ini
di dalam benteng Victoria masih dapat
dilihat sisa peninggalan penjajah seperti
meriam-meriam besar, patung dan lukisan
NET pejabat Belanda.

bentong

BENTONG, ORANG, yang dikenal juga kaki. Jumlah penduduk Kecamatan
dengan nama To Bentong, adalah satu Barru pada tahun 2006 melalui hasil
kelompok sosial yang mendiami daerah sensus penduduk mencapai 35.264 jiwa,
Bulo-Bulo, bagian dari wilayah Kecamatan sedangkan di Kecamatan Tanete Riaja
Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi pada tahun 2006 mencapai 20.990 jiwa.
Sulawesi Selatan. Daerah ini merupakan
daerah berbukit-bukit dengan ketinggian Konon, menurut dongeng yang
sekitar 400-500 meter di atas permukaan didengar oleh sebagian orang Bentong,
laut, yang ditandai hutan semak, tanah mereka adalah keturunan dari perkawinan
ladang, serta sawah yang tidak begitu putra Raja Bone dan putri raja Kerajaan
luas. Sampai tahun 1975 belum ada Tanete. Namun dalam penelitian yang
sarana jalan, kecuali jalan setapak yang dilakukan Tim Survey Departemen Sosial
naik turun bukit untuk menghubungkan (1975), kebanyakan orang Bentong tidak
daerah ini dengan dunia luarnya. mengetahui dengan pasti asal-usulnya.
Namun, bahasa yang digunakan tampak
Pada tahun 1975 orang Bentong di mengandung campuran antara bahasa
Bulo-Bulo berjumlah 934 jiwa, yang Bugis dan bahasa Makasar.
tergabung ke dalam 123 KK. Mereka ini
merupakan bagian kecil dari keseluruhan Kelompok yang oleh Departemen Sosial
penduduk Kecamatan Tanete Riaja yang dikategorikan “masyarakat terasing” ini
berjumlah sekitar 35.000 jiwa pada tahun hidup berpindah-pindah tempat, sesuai
1990. Mereka berdiam di enam kampung, dengan mata pencaharian ladang berpindah
yakni kampung Kamboti, Tabalaka, yang mereka lakukan. Mereka bertanam
Panggalungan, Rumbia, Ketopok, dan padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang
Taipabalarasa. Jarak antara satu kampung ijo, dan sayur-sayuran. Selain itu, mereka
dan kampung lain dapat diukur dengan juga berburu dan menangkap ikan, serta
menghabiskan waktu 3-4 jam berjalan meramu. Hasil ramuan di hutan adalah
damar, rotan, kayu cendana, kayu bakar,

191

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BENTONG

dan lain-lain. Peternakan belum diusahakan lingkungan kerabat istri.
di daerah ini, meskipun lingkungan mereka Kehidupan orang Bentong diwarnai
sebetulnya cocok untuk usaha ini.
oleh kepercayaan dan pemujaan terhadap
Mereka berdiam dalam rumah roh nenek moyang dan benda-benda yang
yang berdiri di atas tiang atau rumah dikeramatkan. Mereka percaya bahwa
panggung dengan ketinggian sekitar pemujaan (arajang) akan mendatangkan
satu meter di atas tanah, dengan ukuran keselamatan dan harus dilakukan
4x3 meter. Dindingnya terbuat dari untuk menghindari kutukan. Benda-
anyaman bambu, lantai dari kayu bulat benda arajang adalah keris, tombak,
atau bambu, dan atap dari daun nipah. perisai, payung, dan lain-lain, yang
Rumah yang umumnya tanpa kamar itu dikeluarkan pada saat tertentu. Benda
hanya mempunyai satu pintu dan tak yang dianggap sakti ini dikeluarkan untuk
mempunyai jendela. Unsur peralatan dipuja pada saat pelantikan pimpinan
tradisional yang dimiliki adalah keris, adat, perkawinan, bencana alam, dan
perisai, piling dari tempurung kelapa, peristiwa lain yang dianggap penting.
piring bakul yang dianyam, tempat air Pemujaan lain dilakukan terhadap
dari kulit labu, periuk dari tanah, lesung pantansa, yaitu rumah-rumahan kecil
dan alu untuk menumbuk padi, senduk yang berwarna kuning sebagai lambang
nasi dari kayu, alat pengiris ubi, tombak dewa. Berbagai upacara juga dilakukan
penangkap ikan, tombak untuk berburu, pada saat penebaran bibit padi dan masa
bubu yang dianyam dari bahan bambu, panen di ladang. Upacara itu dipimpin
dan lain-lain. Dalam berkesenian, mereka oleh pinati atau dukun yang berperan
mengenal alat semacam kecapi yang sebagai perantara manusia dengan roh
terbuat dari kayu, dan seruling bambu. nenek moyang. Pada masa terakhir
ini, mereka telah beragama Islam.
Dalam perkawinan mereka Upacara perkawinan dan penguburan
mengamalkan adat endogami, artinya telah disesuaikan dengan hukum Islam.
mencari pasangan di kalangan Walaupun demikian unsur kepercayaan
kelompok sendiri. Seorang perjaka yang asli tadi masih tampak bertahan juga.
ingin menikah dengan gadis di luar
kelompoknya diwajibkan menikahi gadis Rujukan
dari kelompoknya sendiri terlebih dahulu.
Mas kawin diberikan pihak laki-laki Team Survey Direktorat Pembinaan Masyarakat
kepada pihak perempuan, bisa berupa Terasing, Direktorat Bina Sosial, Laporan Survey
ladang atau kain. Adat menetap sesudah Jakarta
nikahnya adalah utrolokal, artinya
pasangan pengantin baru bisa menetap 1975 : Kelompok Masyarakat Suku Bentong
di lingkungan kerabat suami atau di Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru Sulawesi
Selatan.

benuaq

BENUAQ adalah salah satu Provinsi Kalimantan Timur. Di kabupaten
kelompok dari keseluruhan kelompok ini mereka tersebar di beberapa wilayah
besar Dayak yang mendiami pulau kecamatan, yaitu di Kecamatan-kecamatan
Kalimantan. Kelompok Dayak Benuaq, Muara Lawa, Bentian Besar, Damai,
yang selanjutnya disebut orang Benuaq, Jempang, Muara Muntai, Muara Wahau,
berdiam di daerah Kabupaten Kutai, Sebulu, dan di sekitar kota Tenggarong.

192

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

benuaq

Menurut sejarah lisan, orang Benuaq terbit. Bagian bagian rumah itu, seperti
berasal dari daerah Kalimantan Tengah, tiang, lisplang, diberi hiasan dengan motif
di satu tempat yang berbatasan dengan daun-daunan seperti yang disebut motif
Serawak. Di sana kelompok mereka ini jaun nguku, motif wahai lurut. Motif ini
dulunya bernama ‘Luangan’. Karena mempunyai makna penolak bala atau
konflik dan tekanan dari orang Dayak Iban, lambang kesejahteraan.
akhirnya mereka pindah ke Kalimantan
Timur dan berdiam di satu tempat yang Lingkungan alam pemukiman
bernama Bombay atau Benuaqkn. Nama merupakan hutan primer dan hutan
atau kata terakhir ini berubah menjadi skunder bekas perladangan, yang
nama kelompok mereka yang disebut ditumbuhi berbagai jenis pohon tropis
Benuaq. Dari sinilah mereka menyebar seperti kamper, ulin, tengkawang, damar,
ke wilayah-wilayah seperti tersebut di rotan, dan lain-lain. Lingkungan itu
atas (lihat Departemen Pendidikan dan juga dihuni satwa seperti macan dahan,
Kebudayaan, Upacara Tradisional (Upacara monyet, rusa, babi, berbagai jenis burung,
Kematian) Daerah Kalimantan Timur, dan lain-lain.
1984). Di daerah-daerah tadi umumnya
mereka bermukim di tepi-tepi aliran Mata pencaharian utama mereka
sungai atau tidak jauh dari aliran sungai, adalah bercocok tanam padi ladang
atau muara anak sungai di mana bertemu dengan sistem tebang bakar dan
dengan sungai yang lebih besar. berpindah-pindah. Mata pencaharian
tambahan adalah meramu hasil hutan
Sekelompok orang Benuaq berada
dalam satu lingkungan wilayah http://www.flickr.com
persekutuan hukum, yang terdiri dari
kawasan hutan, areal perladangan, dan Tarian piring dari dayak benuaq.
pemukiman. Wilayah persekutuan ini
disebut benua. Lebih rinci, benua itu
terbagi menjadi enam kawasan:

(l)Tanah bekas ladang yang ditanami
buah-buahan dan tanaman keras
(Simpukng Munan atau lembo).

(2)Hutan persediaan untuk mengambil
bahan bangunan rumah dan keperluan
pembangunan benua (Simpukng Ramung).

(3)Kawasan yang diperuntukkan
sebagai kebun (Kebotn Dukuh).

(4)Hutan cadangan yang akan dibuka
sebagai lahan perladangan (Simukng Umag
Taotn).

(5)Hutan yang diperuntukkan sebagai
penghasil hutan bukan kayu dan tempat
berburu (Simpukng Brahatn).

(6)Hutan bebas yang tidak termasuk
wilayah benua (Talutn Lautn).

Pada masa lalu mereka berdiam dalam
rumah-rumah panggung panjang berdiri
di atas tiang yang lantainya setinggi 3-
4 meter dari tanah. Rumah-rumah itu
biasanya menghadap ke arah matahari

193

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

benuaq

seperti damar, rotan, menangkap ikan sebilah mandau dihiasi bulu warna-warni.
di sungai, berburu, membuat anyaman, Seperti kelompok Dayak lainnya, orang
bertenun. Barang-barang anyaman yang Benuaq tergolong ras Mongoloid dan para
dibuat misalnya topi rotan, anjat, seraung, wanitanya terbilang cantik-cantik. Mereka
dan juga membuat patung. mempunyai cukup perhatian dalam
hal pemeliharaan kecantikannya itu.
Industri rumah tangga yang cukup Mereka memiliki sejumlah pengetahuan
menonjol adalah tenunan tradisional budaya yang terkait dengan alam
yaitu kain Ulap Doyo. Kain ini berupa kain lingkungannya untuk menjaga dan
panjang (ulap) yang bahannya diolah memelihara kecantikan. Daun-daunan,
dari daun doyo (culrculigo latifliolin). akar-akaran, dan kulit kayu merupakan
Tumbuhan doyo ini banyak tumbuh secara sumber ramuan kosmetika tradisional
liar di tepi-tepi hutan, atau di bekas-bekas yang masih digunakan sampai sekarang.
ladang. Kain tenun ini tampak indah Menjaga rambut agar tetap hitam dicuci
dengan warna dominan hitam dan merah dengan akar pohon brem puyut atau akar
dengan warna dasar putih kekuning- langir wakai. Minyak kelapa dicampur
kuningan atau kemerah-merahan, dengan dengan kemiri yang telah dibakar dan
bahan dasar pewarna diolah dari bahan digunakan untuk membuat rambut hitam
alam sekitarnya. Alat-alat tenun dibuat dan mengkilap. Mereka pun menghindari
dari kayu dan bambu. Penenunnya adalah jerawat dengan selalu membersihkan
wanita yang umumnya sudah berusia muka dengan daun bekangin; sejenis daun
lanjut. Hasil tenunan ini digunakan kaum yang mengeluarkan busa seperti sabun.
wanita untuk ulap, baju, rok, stagen, Kalau sempat tumbuh jerawat mereka
selendang, dan ikat kepala. Sedangkan menumbuk halus daun selekap dan daun
kaum pria bisa menggunakannya untuk pisak dan dioleskan ke jerawat itu.
baju, cawat, kopiah, ikat kepala (laukng),
stelan jas, dan lain-lain. Zaman dahulu Wanita Benuaq pun memelihara kondisi
raja-raja Kutai Kertanegara menetapkan tubuh dengan jamu hasil pengetahuan
kopiah doyo sebagai salah satu identitas budaya sendiri. Bahan jamu itu terdiri dari
kerajaan (lihat Sarinah, 5-1-1987). jahe, daun krehau, daun muk, kencur, dan
Produksi hasil tenunan ini tampak kunyit. Jamu ini menjadikan tubuh segar,
semakin surut, karena kalah bersaing otot-otot kencang, dan menghilangkan bau
dengan kain hasil produksi dari pabrik. tubuh. Khususnya untuk menghilangkan
bau ketiak digunakan daun langir wakai.
Secara khusus, kita bisa melihat Perias wajah cukup dengan pupur dan
pakaian yang dipakai oleh Kepala Adat memerahkan bibir dan menghitamkan
dan Kepala Suku. Kepala Adat memakai gigi dengan makan sirih saja. Pupur
destar (laukng) dari bahan serat doyo dibuat dengan menumbuk bahan dari
atau kain biasa. Kemeja tanpa lengan juga beras, bunga kaca piring, bunga mawar,
terbuat dari serat doyo. Ia juga memakai kemboja, pohon tendi, dan neraseh, dan
cawat tenunan serat doyo. daun tempesat yang mempunyai rasa
harum yang khas. Pupur yang khusus lain
Unsur pakaian ini dipakai pada dicampur dengan daun sirih kuning yang
waktu menyambut tamu yang dihormati; harus dipetik pada hari Jum’at di saat
sedangkan sehari-hari ia memakai celana matahari terbit. Pada jaman dulu, gigi
dan baju biasa. Seorang Kepala Suku, hitam, lubang telinga yang lebar dengan
terkadang merangkap Kepala Adat, anting yang berat dan menggunakan pupur
mengenakan unsur pakaian lain, yaitu dianggap lambang kecantikan.
topi dihiasi bulu burung enggang, baju
perang dan kulit harimau dahan serta Orang Benuaq mengenal upacara
tombak di tangan kanan dan perisai penguburan mayat yang disebut upacara
di tangan kiri. Di pinggangnya terikat

194

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

benuaq

kwangkai. Mereka mengenal beberapa bersifat keagamaan (wara). Hari demi hari
upacara dalam rangka kematian berganti dari satu unsur upacara ke unsur
kerabatnya. Dua macam upacara yang upacara lainnya. Berbagai unsur upacara
disebut parem api dan kenyeu adalah itu ditandai oleh alunan suara musik,
upacara penguburan yang secara simbolis nyanyian berpantun, dan tari-tarian
mengantarkan roh (lisu) kerabat yang (ngerangkau), yang semuanya mendukung
telah meninggal ke Gunung Lumut, yang suasana sakral upacara itu.
terletak di perbatasan Kalimantan Timur
dan Kalimantan Tengah. Gunung itu Dalam rangkaian upacara itu ada acara
diyakini sebagai tempat bersemayamnya mengambil mayat atau tulang belulang
roh-roh leluhur dan kerabat lainnya. para kerabat yang tersimpan dalam
peti mati (lungun). Lungun ini berukir
Orang yang masih hidup memang wajib indah dan motif ukiran itu tergantung
berusaha menempatkan roh kerabatnya di pada kelas sosial almarhum semasa
tempat kehidupan yang lebih baik lagi di hidupnya. Tulang-belulang itu dibersihkan
alam roh. Untuk itu mereka melaksanakan kemudian disatukan untuk penguburan
upacara kwangkai, sehingga roh itu berada terakhir. Rohnya akan diantarkan dengan
di usup bawo ngeno yaitu puncak tertinggi menempuh perjalanan dari satu tempat ke
Gunung Lumut. tempat lainnya dengan urut-urutan yang
sudah tetap. Perjalanan ini dilalui lewat
Pelaksanaan upacara kwangkai kata-kata, karena ini perjalanan simbolis
membutuhkan biaya cukup besar. Korrie dan diiringi tari-tarian (rangkau).
Layun Rampan (dalam majalah Sarinah
No. 110) menyajikan laporan yang cukup Suatu acara yang sangat penting
detil tentang jalannya upacara kwangkai adalah acara menombak kerbau sampai
yang berlangsung tahun 1986 di Desa mati. Upacara ini merupakan suatu
Mantar, Kecamatan Damai, Kabupaten simbol bahwa kematian itu adalah untuk
Kutai. Upacara kwangkai di Desa Mantar mendapatkan kehidupan. Itulah sebabnya
ini merupakan salah satu di antara tiga ketika kerbau itu roboh lalu mati, para
upacara terbesar yang pernah dilakukan roh yang telah berada di Gunung Lumut
oleh orang Benuaq. Upacara lainnya menjadi bersuka ria, karena sesaat lagi
dilangsungkan pada tahun 1620 di Desa mereka akan pindah ke alam baru, usuk
Muara Namun, dan tahun 1975 di Desa bawo ngeno, surga yang terakhir.
Tolan, Kecamatan Muara Lawa. Upacara
tahun 1986 menghabiskan 2,5 ton beras, Roh para kerabat atau nenek moyang
dua ekor kerbau, 42 ekor babi, 96 ekor yang sudah berada di Gunung Lumut
ayam dan jutaan rupiah untuk biaya memang selalu menunggu terlaksananya
lainnya. Untuk meringankan biaya, upacara kwangkai itu. Sesungguhnya
upacara ini diselenggarakan bersama oleh kerabat yang masih hidup itu sendiri akan
beberapa keluarga yang kerabatnya telah terus merasa berutang apabila mereka
meninggal dunia. belum sempat melaksanakan upacara
itu. Sebaliknya, apabila upacara itu telah
Upacara kwangkai berlangsung dilaksanakan, mereka akan diganjari
selama tujuh hari, atau 14 hari, bahkan hidup berkecukupan dan sejahtera. Di
berminggu-minggu. Upacara ini dipimpin Kalimantan Tengah, upacara seperti ini
oleh beberapa pemimpin upacara yang biasa disebut tiwah.

Rujukan 1993 Menjadi Orang Asing di Tanah Sendiri,
Jakarta: Yayasan Sejati.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Korrie Layun Lumpan, majalah Sarinah No. 110
1984 Upacara Tradisional (Upacara Kematian)

Daerah Kalimantan Timur. Jakarta
Harahap, D. et al

195

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

beraki di muara Sungai Barito, di Provinsi
Kalimantan Selatan. Kelompok ini dapat
BERAKI adalah salah satu di antara dikatakan sudah hampir tidak dapat
kelompok orang Dayak yang berdiam diketahui lagi identitasnya, karena
mereka telah berbaur dengan kelompok
etnik Banjar. Bahasa dan adatnya yang
lama sudah tergeser karena mereka telah
menggunakan bahasa dan adat istiadat
Banjar. Kini mereka umumnya beragama
Islam.

Periplus

Bentuk motif kain hasil tenunan wanita Dayak.
Motif Asoq, atau naga, lebih sering digunakan.

berangas

BERANGAS adalah salah satu
kelompok orang Dayak yang berdiam
di muara Sungai Barito, di Provinsi
Kalimantan Selatan. Seperti juga
kelompok Dayak Beraki, orang Dayak
Berangas pun sudah tidak dapat ditelusuri
identitas budayanya, misalnya bahasa ibu
yang berasal dari leluhurnya. Kini mereka
seolah hilang di tengah identitas suku
bangsa Banjar. Dalam kehidupan sehari-
hari. mereka menggunakan bahasa Banjar
dan mengamalkan adat istiadat Banjar.
Mereka pun umumnya beragama Islam.

hamsin.files.wordpress com

Seorang wanita Dayak sedang memakai
Mahkota tradisional suku dayak.

196

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL


Click to View FlipBook Version