The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by puputakromah01, 2022-08-24 23:38:10

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Abal sampai Berangas (Jilid 1) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

BAJU BODO

usia 17-25 tahun. 6. Warna Ungu dikenakan oleh merea
4. Warna Putih dikenakan oleh para yang janda.

inang atau duku. Penggunaan baju adat biasa dikenakan
5. Warna Hijau dikenakan oleh para pada acara-tertenu, seperti pada upacara
penikahan serta pada pesta-pesta adat.
puteri bangsawan.

BAJU CELE KAIN SALELE adalah BAJU CELE KAIN SELE
pakaian yang dikenakan pada upacara
adat seperti saat acara pelantikan raja, pesta negeri, cuci negeri. Baju ini biasa
dikombinasikan dengan kain sarung
(disalele) dan dilengkapi dengan lenso.

baka

BAKA, ORANG biasa pula disebut mereka hidup terkucil dari dunia luar
Umaq Baka. Mereka merupakan salah satu tanpa ada prasarana komunikasi yang
sub kelompok dari orang Dayak Kenyah. berarti, namun mereka mendengar ada
Daerah asalnya berada di dataran tinggi berbagai kemajuan di dunia luar terutama
Apo Kayan, yang merupakan bagian dari di daerah pantai. Itulah sebabnya mereka
wilayah Kabupaten Bulungan, Provinsi
Kalimantan Timur. Dataran tinggi Apo
Kayan terletak di tengah Kalimantan,
seolah-olah menjadi pusat pulau raksasa
itu, sudah mendekati garis batas Indonesia
dengan Serawak (Malaysia Timur).

Lebih khusus lagi, kampung asal orang
Baka berada di desa Murung, bagian
dari Kecamatan Kayan Hulu. Lingkungan
yang berupa hutan primer Kalimantan
itu menyebabkan mereka hidup dari

perladangan serta
meramu hasil hutan
dan berburu.
Dalam rentang
sejarahnya,

cgi.ebay.com markajohnson.com

Bentuk Tas Wanita Dayak dengan tradisi menggendong
Dayak untuk anak.
menggendong
anak.

97

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BAKA

ingin juga menikmati kemajuan itu. Dikabupaten ini sekelompok orang Baka
Meskipun bermigrasi dan di antaranya berdiam di desa Buluk Sen, Kecamatan
ada yang bermukim di Kab­ upaten Kutai. Long Bagun.

BAKAR BATU

BAKAR BATU merupakan salah satu kayu yang dimaulai dengan menumpuk
acara yang dilakukan sebelum memulai batu pada bagian paling bawah yang
suatu upacara besar. Upacara bakar batu diikuti dengan kayu, dan begitu
atau oleh masyarakat setempat biasa seterusnya hingga bagian teratas ditutupi
disebut barapen merupakan upacara dengan kayu dan batu menjadi panas.
yang dilakukan untuk mengucap syukur Semua proses ini dilakukan oleh kaum
atas hasil panen maupun dalam acara laki-laki, sedangkan para perempuan
perdamaian setelah berperang. Banyak menyiapkan bahan makanan yang akan
pihak yang terlibat dalam upacara ini, dipanggang ke dalam tumpukan batu.
mulai dari mengumpulkan kayu bakar dan Bahan makanan yang biasa dibakar dalam
batu yang akan digunakan untuk proses acara ini adalah babi, sayur-sayuran serta
membakar hingga penyusunan batu dan umbi-umbian.

bakifan

BAKIFAN adalah satu kelompok sosial (TP. PKK-NTT)
yang berdiam dalam wilayah Kabupaten
Timor Tengah Utara, di Provinsi Nusa Salah satu Corak Tenunan dari NTT.
Tenggara Timur (NTT). Mereka umumnya
bermukim dalam wilayah Kecamatan
Biboki Selatan. Pada tahun 1989 jumlah
mereka diperkirakan sekitar 1.000 jiwa, di
antara 15.122 jiwa penduduk Ke­camatan
Biboki Selatan tadi. Mereka masih hidup
dengan budaya yang sederhana, dan
sementara pihak menggolongkannya
sebagai satu kelompok “masyarakat
terasing”. Jumlah penduduk saat ini
belum diketahui secara pasti.

BAKU PUKUL MANYAPU

BAKU PUKUL MANYAPU atau dilaksanakan setiap tahunnya pada
Pukul Sapu merupakan atraksi yang tanggal 7 Syawal. Atraksi ini dilakukan

98

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BAKU PUKUL MANYAPU

secara berkelompok, dimana masing- pada saat melawan Belanda dibawah
masing kelompok berjumlah 20 orang. Kapitan Telukabessy. Dalam melakukan
Atraksi ini dilakukan untuk mengenang atraksi ini, mereka memukulkan sapu lidi
perjuang dan persaudaraan rakyat Maluku ke badan lawan, setiap tetesan darah dari
tubuh mereka yang jatuh dan meresap ke
tanah akan menjadi tanda bahwa mereka
suatu saat akan kembali berkumpul.
Upacara ini terkenal di Kabupaten Maluku
Tengah.

myrmnews.com

Upacara adat Pukul Sapu Salah satu tarian
adat pukul sapu masyarakat Desa Mamala,
Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

bakumpai

BAKUMPAI adalah salah satu dan orang Maanyan di bagian utara.
kelompok dari orang Dayak yang sebagian Berdasarkan sensus tahun 2000,
berdiam di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan dan sebagian lainnya. berdiam diperkirakan orang Bakumpai berjumlah
di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. sekitar 41.000 jiwa. Para ahli, misalnya
Orang Bakum-umumnya bermukim Ch. F.H. Duman (lihat J.U. Lontaan,
di sekitar aliran sungai Barito. Sungai Sejarah-Hukum Adat dan Adat Istiadat
ini mengalir melalui wilayah Provinsi Kalimantan Barat, 1975) menyatakan
Kalimantan Tengah. Di Kalimantan bahwa orang Bakumpai merupakan salah
Selatan orang Bakumpai berdiam satu sub kelompok dari suku-bangsa
di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Ngaju. Bahasa yang digunakan oleh orang
terutama dalam Kecamatan Bakumpai; Bakumpai memiliki ciri-ciri yang sama
sedangkan di Kalimantan Tengah berdiam dengan bahasa Dayak Ngaju itu.
di Kabupaten Barito Sel­atan. Mereka
ini bertetangga dengan orang Banjar di Daerah tempat tinggal mereka dilintasi
bagian selatan dan dengan orang Ngaju oleh banyak sungai atau anak sungai.
Mereka mem­buat rumah umumnya di tepi
jalan yang sejajar atau tegak lurus dengan

99

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BAKUMPAI

sungai. Pada masa ini rumah mereka perempuannya. Pada masa lalu mereka
merupakan rumah tunggal yang berdiri di umumnya berdiam dalam satu rumah
atas tiang dengan bahan dari kayu dengan panjang (betang) dengan puluhan bilik
atap sirap. Rumah semacam ini didiami atau ruang yang masing-masing dihuni
oleh satu keluarga inti atau satu keluarga oleh satu keluarga inti atau satu keluarga
inti senior ditambah dengan keluarga luas.
ini anak laki-laki atau keluarga inti anak
Pertanian sawah yang mereka kerjakan
lalimpala.blogspot.com adalah sawah pasang surut. Pekerjaan
lainnya adalah berladang, menangkap
Beberapa prosesi Upacara adat Badewa ikan di sungai, berdagang, dan membuat
Masyarakat Dayak Bakumpai, Kalimantan kerajinan alat-alat rumah tangga.
Tengah. Upacara ini bertujuan untuk Menjaga
kebun dari gangguan-gangguan alam. Walau orang Bakumpai termasuk
dalam rumpun yang sama dengan orang
Dayak Ngaju, kehidupan sosial dan
kebudayaan mereka lebih dipengaruhi
oleh kebudayaan orang Banjar. Pada masa
lalu, ketika wilayah Banjarmasin masih
dikuasai kerajaan-kerajaan Hindu, sistem
kemasyarakatan juga dipengar­ uhi oleh
pelapisan soaial menurut agama Hindu.
Tetapi pada masa kini, setelah orang
Banjar memeluk agama Islam, orang
Bakumpai umumnya telah juga menjadi
penganut agama Islam. Bahkan daerah
Marabahan, yaitu pusat kediaman orang
Bakumpai, telah menghasilkan ulama-
ulama besar yang menyebarkan agama
Islam sampai ke hulu Sungai Barito.

Sistem kekerabatan orang Bakumpai
juga sama dengan sistem kekerabatan
orang Banjar, yaitu bilateral. Di samping
suami, istri juga memegang peranan
penting dalam keluarga inti. Adat menetap
sesudah nikahnya juga membebaskan
pasangan suami istri untuk memilih,
apakah mereka membeb­ askan pasangan
suami istri untuk memilih, apak­ ah mereka
akan tinggal di tempat kediaman kerabat
suami, di rumah kerabat istri, atau
terpisah di rumah yang sama sekali baru.
Sistem pewarisan cenderung dilaksanakan
menurut aturan agama Islam.

Pengaruh kebudayaan Banjar
juga terdapat dalam kesenian yang
berkembang pada masyarakat Bakumpai.
Bentuk-bentuk kesenian orang Bakumpai
antara lain tari-tarian, teater, dan sastra
lisan, yang sebagian besar bernafaskan
agama Islam.

100

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bakung

BAKUNG ORANG yang dikenal juga kelompok Bakung di Kecamatan Kayan
dengan nama Umaq Bakung. Mereka ini Hulu tidak diperoleh data yang jelas,
merupakan salah satu sub kelompok dari namun sebagai gambaran penduduk
orang Dayak Kenyan, yang daerah asalnya kecamatan ini pada tahun 2005 berjumlah
adalah di dataran tinggi Apo Kayan, 22.067 termasuk anggota kelompok
Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalim­ antan lainnya.
Tirnur. Di dataran tinggi Apo Kayan itu
mer­ eka lebih terpusat di daerah yang Daerah Apo Kayan berada dekat
bernama Long Payau dan Metulang yang dengan perbatasan Serawak, malaysia
merupakan bagian wilayah administratif Tirnur, seakan menjadi pusat pulau
Kecamatan Kayan Hulu. Berapa jumlah raksasa Kalimantan itu. Dalam lokasi
semacam itu mereka tertutup dari
myopera.com berbagai informasi dari luar dalam
rentang waktu yang panjang. Mereka
Pakaian adat kenyah, alam acara pernikahan pun menghadapi kesulitan dalam mengisi
adat suku dayak kenyah di Desa Gemar baru kebutuhan hidup, seperti kebutuhan
Kutai Timur sengatta. ekonomi. pendidikan, dan lain-lain.
Mereka hanya hidup dari perladangan
yang menghasilkan padi, serta meramu
hasil hutan dan berburu sebagai pekerjaan
tambahan.

Namun. perkembangan di dunia
luar itu akhirnya lerdengar juga kepada
mereka. Itulah sebabnya mereka ingin
juga menikmati apa yang telah dinikmati
orang lain di luar dunia mereka. Dengan
dalih utama yang bersifat ekonomi,
mereka pun mulai keluar dari daerah
asalnya itu. Keluarnya itu sudah mulai
sejak lama dan biasanya pergi dalam
kelomp­ ok. Mereka ada yang pergi ke
daerah sekitarnya yang sudah lebih
terbuka; yang kini mereka berada antara
lain di desa Mekar Baru, Kecamatan
Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur,
dan desa Datah Bilang di Kecamatan
Long Iram, Kabupaten Kutai Barat. Kedua
Kecamatan ini merupakan bagian dari
wilayah Kabupaten Kutai.

balaesang

BALAESANG, ORANG merupakan Kecamatan ini merupakan satu dari 17
penduduk asal dari Kecamatan Balaesang, kecamatan dalam wilayah administratif
terutama di semenanjung Manimbaya. Kab­ upaten Donggala, Provinsi Sulawesi

101

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BALAESANG

Tengah. Sumber tertentu menyebutkan Tengah. Namun orang Balaesang memiliki
bahwa orang Balaesang merup­ akan sub bahasa sendiri yaitu
kelompok dari orang Kaili yang juga
mer­ upakan penduduk asli di Sulawesi Bahasa Balaesang. Bahasa ini malahan
masih memp­ unyai dua buah dialek, yaitu
dialek Balaesang dan dialek Pendau.
Jumlah penutur bahasa ini belum
diketahui dengan pasti. Pada tahun 2008,
Kecamatan Balaesang berpenduduk lebih
dari 20.890 jiwa. Berapa jumlah orang
Balaesang di antara penduduk kecamatan
tersebut juga tidak tersedia data. Data
lain tentang masyarakat ini belum sempat
didapatkan.

jgbua.wordpress.com

Seorang wanita sedang bertenun “sarung
Donggala “, Sarung Donggala Merupakan
pakaian adat Kaili.

BALAI SALASO JATUH

BALAI SALASO JATUH, Rumah adat disebut dengan Balai Salaso, rumah adat
Provinsi Riau, Berfungsi sebagai tempat ini juga disebut dengan Balairung Sari,
melakukan kegiatan-kegiatan adat, Balai Pengobatan, Balai Kerapatan dan
musyawarah, rapat dan lain-lain. Selain lain-lain.

NET

BALAI SALASO JATUH, Rumah adat Provinsi Riau.

102

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

balangan

BALANGAN adalah sub kelompok Dayak Bukit. Pada tahun
salah satu kelompok 2008, diperkirakan Kecamatan Helong
orang Dayak yang berpenduduk lebih dari 11jiwa dalam luas
bermukim di dalam wilayah 659,84 km2 . Pada tahun 1986
wilayah Keca­matan Kecamatan Kelong berpenduduk 11.749
Helong. Kecamatan jiwa dalam luas wilayah 426,86 km2 ;
ini merupakan bagian dan kecamatan ini merupakan kecam­ atan
dari Kabupaten yang terjarang penduduknya (27 jiwa per
Balangan, Provinsi km2) di antara 12 kecamatan yang ada di
Kalimantan Selatan. ka­bupaten tersebut di atas. Dari jumlah
Orang Balangan adalah penduduk tadi tidak diketahui berapa
jumlah orang Balangan. Orang Dayak
(Media Kebudtmiun. liepdikbud I Balangan mempunyai bahasa sendiri yaitu
bahasa Balangan. Mereka sangat teguh
Gendang (genderang) memagang adat-’istidaat leluhurnya.
dibunyikan dalam upacara Sebagian besar dari mereka berpegang
adat Dayak Balangan. pada kepercayaan aslinya, dan sebagian
lainnya memeluk agama Islam, dan agama
Kristen Protestan.

balantak

BALANTAK adalah satu kelompok etnik sekitar 12.000 jiwa ini menggun­ akan
yang berdiam di Kecamatan Balantak dan bahasa Balantak yang termasuk kelompok
Lamaha di Kabup­ aten Banggai, Sulawesi bah­ asa Loinang. Mereka melakukan
Tengah. Orang Balantak yang berjumlah perladangan berpindah dengan tanaman

panyingkul.com

Ketua-ketua
adat dari empat
desa di Provinsi
Sulawesi
Tengah. Mereka
mendiskusikan
sebuah aturan
bagi setiap
individu dalam
kaitan interaksi
sosial dan
lingkungannya.
Sanksi-
sanksinya juga
ikut ditetapkan.

103

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

balantak

pokok padi dan kelapa, serta berb­ uru dan endogami diseb­ ut bense.
menangkap ikan. Masyarakat Balantak, yang pada masa

Prinsip keturunan orang Balantak lalu tunduk pada kekuasaan Raja Banggai
adalah bilate­ral. Kelompok kekerabatan dan Sultan Ternate, mengenal pelapisan
yang berdiam pada satu wilayah tertentu sosial yang membedakan golongan
dan berasal dari nenek moyang yang bangsawan dengan golongan rakyat biasa.
sama disebut bosano. Perkawinan bersifat Sebelum mengenal agama Islam dan
endogami kelompok. Kelompok-kelompok Kristen, masyarakat Balantak menganut
berabat yang terjadi dari hasil perkawinan kepercayaan kepada roh-roh.

bali

BALI adalah satu suku-bangsa yang sungai Daya, sungai Petanu, sungai Ayung,
berdiam dalam wilayah asalnya yang sungai Pulukan, sungai Loloan, sungai
bernama pulau Bali dan pulau-pulau Sabah. Di pulau Bali juga ada beberapa
disekitarnya, misalnya Nusa Penida, danau, yaitu danau Batur, danau Bratan,
Lembongan, Ceningan, Serangan, dan danau Tamblingan, dan danau Buyan.
Menjangan, yang luas keseluruhannya Selain hutan tersebut di atas, bagian lain
5.567,5 kilometer persegi. Kini pulau ini pulau ini merupakan daerah perkebunan
secara administratif merupakan sebuah (31 %), sawah (17 %), tegalan (10 %),
Provinsi, yakni Provinsi Bali, satu diantara perk­ ampungan (9 %), tanah yang kurang
33 Provinsi yang ada di Indonesia. produktif (5 %), kota, jalan, sungai, dan
Provinsi Bali terbagi atas delapan danau tadi.
kabupaten yaitu Kabupaten Jembrana,
Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Demografi. Jumlah orang Bali hanya
Bangli, Karangasem, dan Buleleng. dapat diketahui dari sensus penduduk
Keseluruhan wilayah administratif ini tahun 1930, yaitu sebanyak 1.101.029
terbagi pula atas 51 kecamatan dan 564 jiwa. Data sensus yang diadakan
desa. kemudian hanya diketahui jumlah
penduduk Provinsi Bali yang tentunya
Daratan pulau ini dilalui rentangan bukan seluruhnya orang Bali. Sensus
pegunungan pada bagian tengah dengan penduduk tahun 1961 menunjukkan
arah timur-barat. Di sela-sela pegunungan angka : 1.782.529 jiwa, sensus penduduk
itu mencuat beberapa puncak, misalnya 1971 : 2.120.091 jiwa, sensus penduduk
gunung Merbuk, gunung Batukaru, tahun 1980: 2.469.930 jiwa. Sensus
Gunung Sangiang, gunung Catur, gunung penduduk tahun 1990 menunjukkan
Pohen, dengan dua gunung berapi, yaitu jumlah penduduk Provinsi Bali adalah
gunung Batur, dan gunung Agung. Di 2.777.811 jiwa. Dari jumlah ini 2.043.224
bagian utara dan selatan terdapat tanah jiwa berada di kota. Rata-rata laju
datar, di mana yang di bagian selatan pertumbuhan penduduk per tahun antara
lebih luas daripada yang di bagian utara. tahun 1980 dan tahun 1990 adalah
Pada tahun 1975 luas hutan adalah 1,18 % (Biro Pusat Statistik, 1991). Dan
158.999 hektar atau sekitar 22 persen berdasarkan sensus penduduk pada tahun
dari luas pulau Bali itu. Hutan itu menjadi 2000 penduduk Bali berjumlah 3.146.999
sumber sejumlah sungai yang sebagian jiwa. Sedangkan hasil sensus tahun 2005
besar rnengalir ke arah selatan. Di antara jumlah penduduk Bali meningkat menjadi
sungai-sungai itu adalah sungai Unda, 3.431.368 jiwa.

104

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

berbagai sumber

Peta Provinsi Bali.

Kepadatan penduduk dalam wilayah Kalimantan Selatan, dan Kalimantan
Provinsi ini di sebagian besar kabupaten Barat. Jumlah keseluruhan transmigran
tampak merata, kecuali pada kabupaten Bali selama jangka waktu tersebut adalah
tertentu cukup padat dan kabupaten 74.391 jiwa. Di antara daerah yang
lain relatif kecil. Kabupaten Badung jumlah terbesar adalah Lampung (28.067
merupakan kabupaten terpadat, yaitu 969 jiwa), Sulawesi Tengah (14.361 jiwa)
per kilometer persegi, sedangkan paling (Abu, 1981).
jarang adalah Kabupaten Jembrana yaitu
248 per kilometer persegi. Sedangkan di Bahasa. Orang Bali mempunyai
tahun 2000 jumlah kepadatan penduduk bahasa sendiri yaitu bahasa Bali, yang
Bali menjadi 555 jiwa/km persegi dan merupakan kelompok bahasa Bali-Sasak
tingkat pertumbuhan penduduk pada termasuk keluarga bahasa Indonesia
peripde 1990 – 2000 sebesar 1,19%/ Barat, dan mempunyai aksara sendiri
tahun. (aksara Bali). Peninggalan prasasti dari
zaman Bali-Hindu menunjukkan adanya
Pemukiman mereka di daerah tetangga bahasa Bali Kuno yang agak berbeda
teru­tama di Jawa dan Lombok Barat, dengan bahasa Bali sekarang . Bahasa Bali
guna mencari pekerj­aan dan pendidikan. Kuno itu di samping banyak mengandung
Selain itu antara tahun 1953 - 1976 kosakata Sansekerta, pada masa kemudian
mereka meninggalkan Bali sebagai dipengaruhi pula oleh bahasa Jawa
transmigran, dengan urutan jumlah yang Kuno dari zaman Majapahit, yaitu waktu
terbesar sampai dengan jumlah yang kecil pengaruh Jawa cukup besar kepada
adalah ke daerah Lampung, Sulawesi kebudayaan Bali. Di bawah suntingan I
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Gusti Ngurah Bagus telah disusun Kamus
Tenggara, Sumatra Selatan, Sulawesi Indonesia-Bali dan diterbitkan oleh Pusat
Utara, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Nusa Tenggara Barat, Sumatra Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

105

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

(1975). di Bali meliputi beberapa kabupaten,
Bahasa Bali dapat dibedakan atas yakni Kabupaten Jembrana, Buleleng,
Karangasem, dan Badung. Pengaruh
dialek Bali Aga dan dialek Bali Dataran kebudayaan Barat baru mulai sejak abad
atau Bali Umum. Dialek Bali Aga dipakai ke-20 (Geriya, 1988)
oleh penutur yang sebagian besar berada
di desa-desa pegunungan, misalnya Perkembangan masyarakat dan
Sembiran, Sidatapa, Pedawa, Cempaga, kebudayaan Bali menyebabkan timbulnya
Tigawasa di Kabupaten Buleleng, dan variasi ciri-ciri budaya pada sub-sub
desa-desa di beberapa kabupaten lain. kelompok Bali, sehingga ada ahli yang
Dialek Bali Dataran dipakai di daerah membaginya menjadi kelompok “tradisi
dataran atau pesisir. Dialek ini dipakai kecil” , “tradisi besar” dan “tradisi
oleh penutur yang lebih banyak mendapat modern”. “Tradisi kecil” dengan sejumlah
pengaruh Hindu dengan jumlah penutur cirinya tampak pada masyarakat desa
yang lebih besar dari penutur dialek yang kuno di daerah pegunungan (Bali Aga),
satunya (lihat misalnya Melalatoa Ed, misalnya di desa Tenganan di Kabupaten
1977). Bahasa Bali memiliki ragam bahasa Karangas­ em, desa Trunyan di Kabupaten
atau tingkatan, yaitu (1) bahasa kasar, (2) Bangli. “Tradisi besar” yang berkembang
bahasa alus madia, dan (3) bahasa alus. seiring dengan ajaran agama Hindu
dengan persebarannya yang luas di daerah
Latar Belakang Sejarah. Rentang Bali Dataran. “Tradisi modern” yang
sejarah kebudayan Bali dibuktikan dengan bermula dari masa pemerintah jajahan,
temuan-temuan prasejarah sebagai hasil zaman kemerdekaan yang telah merasuk
kebudayaan leluhur, kemudian datang ke dalam berbagai kehidupan masyarakat
pengaruh Hindu, Islam, dan pengaruh Bali (lihat Abu, 1981; Geriya, 1988).
yang datang kemudian dari Barat. Bukti
budaya prasejarah itu ada yang berasal Desa. Pada masyarakat Bali konsep
dari zaman Paleolitik, seperti kapak desa mempunyai dua pengertian dan
genggam temuan di daerah Kintamani dan nama, yaitu desa adat dan desa dinas.
Sembiran; alat-alat dari zaman Neolitik Desa adat adalah kesatuan wilayah di
seperti kapak, pahat, beliung yang telah mana para warganya secara bersama
dihaluskan tersebar diberbagai tempat di mengkonsepsikan dan mengaktifkan
pulau Bali; sisa tradisi Megalitik seperti upacara-upacara keagamaan, kegiatan-
tahta batu, punden berundak undak kegiatan sosial yang ditata oleh suatu
sebagai simbol kepercayaan bahwa roh sistem budaya. Desa dinas adalah kesatuan
orang yang telah meninggalkan naik ke wilayah administratif yang berhubungan
tempat yang tinggi melalui tingkatan- dengan pemerintahan formal, yang
tingkatan itu. Temuan yang berasal dikepalai oleh kepala desa (Perbekel) dan
dari zaman logam misalnya berupa statusnya berada di bawah kecamatan.
nekara dengan motif hiasan kodok, pilin Kedua lembaga ini terjalin secara
berganda, lingkaran matahari, tumpal. fungsional-struktural, tetapi menunjukkan
beberapa variasi, misalnya satu desa dinas
Pengaruh Hindu datang ke Bali sekitar mencakup beberapa desa adat; satu desa
700 masehi. Bekas pengaruh Hindu ini dinas juga merupakan satu desa adat;
ada pada masya­rakat Bali Aga. Kemudian satu desa adat mencak­ up beberapa desa
pengaruh Jawa-Hindu masuk pula ke dinas; satu desa adat terbagi ke dalam
Bali. Pengaruh ini begitu meluas meliputi beberapa desa dinas. Kedua macam desa
berbagai aspek, seperti agama, seni ini mempunyai bagian yang lebih kecil,
rupa, arsitektur, kesusasteraan, dan lain- sebagai sub komunitas, yang masing-
lain. Pengaruh Islam masuk dari Jawa, masing disebut banjar adat yang berperan
Madura, Bugis, dan Sasak yang dimulai dalam bidang adat dan keagamaan, dan
sejak abad ke 14. Persebaran agama Islam

106

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

banjar dinas yang berperan dalam bidang lain atau batas antara banjar biasanya
administratif. Jumlah desa adat jauh lebih merupakan batas alam.
banyak dibandingkan dengan desa dinas.
Pada tahun 1980 desa dinas berjumlah Dalam sistem kepercayaan orang Bali,
564 buah, dan desa adat berjumlah 1.610. konsep mengenai arah adalah sangat
Dalam sistem pemerintahan Indonesia penting. Hal-hal yang keramat atau sakral
sekarang desa adat tidak terjalin secara diletakkan pada arah gunung (kaja),
struktural dengan desa dinas, tetapi ada sedangkan yang biasa atau tak kerabat
hubungan fungsional yaitu bidang adat dilet­akkan pada arah laut (kelod). Untuk
dan agama (Abu, 1981). orang Bali Selatan, £a/’a berarti” utara
“.dan untuk orang Bali Utara, kaja berarti
Pola perkampungan yang menyebar “ selatan “, dan demikian sebaliknya
adalah pola yang umum pada desa-desa tentang kelod. Klasifikasi dualistik ini
di daerah dataran. Pola mengelompok tercermin pula pada letak susunan rumah
umumnya terdapat pada desa-desa di dan bangunan-bangunan pusat dari desa.
pegunungan, yaitu desa-desa Bali Age. Pura desa diletakkan pada arah gunung,
Desa di daerah dataran terbagi dalam sedangkan pura desa diletakan pada arah
kesatuan banjar yang terdiri dari sejumlah gunung, sedangkan pura dalem pada
keluarga yang menempati rumah-rumah arah laut. Daerah yang mengenal sistem
dalam satu pekarangan yang ditutup banjar ada bale banjar sebagai tempat
dengan pagar. Selain itu ada bangunan warga banjar mengadakan rapat dan
tempat pemujaan yang disebut pura kegiatan lainnya; dan di sekelilingnya
dengan bermacam jenisnya, yaitu Pura terdapat perumahan warga. Kompleks
Desa, pura keluarga, pura klen, dan lain- bangunan (bale) yang ditempati keluarga
lain; bangunan umum misalnya balai inti maupun keluarga luas dibangun di
banjar, dan lain-lain. atas suatu pekarangan yang biasanya
dikelilingi dinding dengan gapura sempit
Tiap desa biasanya memiliki (Bagus, 1983).
perempatan desa yang biasanya terdapat
di pusat desa. Peremp­ atan ini juga Dalam kehidupan masyarakat Bali,
merupakan tempat untuk upacara sistem kepercayaan, nilai-nilai, dan
tertentu, misalnya upacara pecaruan desa norma-norma keagamaannya mempunyai
yang ditujukan kepada makhluk halus. kaitan yang kompleks dengan arsitektur
Batas antara satu desa dengan desa rumah tinggalnya. Mereka percaya bahwa

Garuda

Kelengkapan
sajen, tidak
ketinggalan

warna hitam-
putih, simbol
rwa bhineda,
yaitu dua hal

yang selalu
bertentangan
tapi merupakan
satu kesatuan

107

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

arsitektur rumah tinggal itu sebagai atau dapur, jineng atau kelumpu (d) atau
bangunan yang hidup, bukan sebagai lumbung untuk menyimpan hasil bumi.
benda mati. Bangunan itu sebagai simbol Bale dauh (e) untuk tempat pertemuan
bhuana agung yang mengayomi manusia keluarga dan sebagai ruang tidur para
sebagai bhuana alit, yang keduanya pemuda; letaknya dekat dengan pintu
mempunyai hubungan dengan Sang Hyang masuk dengan pertimbangan sekalian
Widhi. Bhuana Agung terdiri dari tiga berfungsi sebagai penjaga. Bale delod
dunia (tri loka), yaitu (1) alam atas (swah (f) berfungsi sebagai tempat persiapan
loka) merupakan kehidupan para dewa; upacara dan tempat berlangsungya acara
(2) alam tengah (bwah loka) merupakan yang berhubungan dengan daur hidup
kehidupan manusia, dan (3) alam bawah seperti potong gigi dan pernikahan.
(bhur loka) merupakan kehidupan Bale daja (g) sebagai ruang tidur ayah,
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bhuana ibu, atau anak gadisnya. Bale dangin
alit pun terdiri dari tiga bagian (tri angga) (h) yang letaknya dekat dengan daerah
yaitu (1) kaki (nista angga), (2) badan suci (i) tempat sembahyang (sanggah)
(madya angga), dan (3) kepala (utama dipakai sebagai ruang tidur orang tua,
angga). Tata ruang denah pekarangan hingga tercermin bahwa orang tua lebih
terbagi pula atas tiga bagian, yaitu mendekatkan diri dengan Tuhan. Tempat
(1) parhyangan, tempat suci keluarga sembahyang (sanggah) terletak di daerah
seperti merajan atau sanggah diletakkan paling suci (utama ning utama). Selain itu
di bagian yang seperti merajan atau di daerah madya ning utama (i. 1) yang
sanggah diletakkan di bagian yang sakral, terletak di ruang yang ada antara massa
yang mewakili swah loka; (2) pawongan bangunan sebagai ruang tengah yang
sebagai tempat kegiatan kehidupan rumah dijadikan orientasi bangunan sekelilingnya
tangga, yang mewakili bwah loka; dan (3) yang disebut natah (j) dan bangunan
palemahan sebagai tempat kegiatan umum
dan pelayanan yang mewakili bhur loka (Media Kebudayaan, Depdikbud)
(Patra, 1985; Sulistyawati, 1989).
Barongan, bagian dari gamelan Gong Kebyar
Orang Bali yang terdiri atas lapisan dengan ukiran yang indah.
sosial atau kasta: brahmana, ksatria,
weysya, sudra, masing-masing mempunyai
istilah tersendiri untuk menyebut rumah,
yaitu masing-masing : geria, puri, jero,
dan Umah. Kompleks rumah tradisional
Bali, misalnya pada lapisan sudra
berkaitan dengan mata pencah­ arian
dan fungsi lainnya dalam kehidupan
masyarakat umumnya ; sembahyang,
tidur, mempersiapkan sesaji, menerima
tamu, memasak, dan sebagainya. Berikut
ini adalah contoh massa bangunan dalam
sebuah pekarangan.

Pekarangan dibatasi oleh tembok
penyengker (a) dengan pintu masuk yang
disebut pemesuan (b.l) atau angkul-angkul
(b.2) dengan aling-aling berfungsi sebagai
penghalang, sehingga keadaan di dalam
pekarangan tidak langsung kelihatan.
Massa bangunan lain adalah paon (c)

108

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

tempat sesaji di daerah palemahan atau keluarga luas sebagai kesatuan kerja.
disebut dengan penunggu karang (i. 2) Dalam tahap pekerjaan tertentu terkadang
(Sulistyawati, 1989) (Lihat Denah Massa diperlukan tenaga dari luar keluarga
Bangunan). tadi, misalnya untuk mengolah tanah,
menanam, atau panen, yang dilakukan
Sebenarnya di Bali tidak ada satu dengan gotong-royong (ngajakang) atau
kesatuan sosial yang dapat dicakup oleh dengan upahan (ngupahang). Sistem
istilah “desa” itu, kalau orang memandang bagi hasil antara penggarap dan petani
akan jaringan-jaringan hubungan pemilik dengan pembagian separo-separo
sosial yang nyata, dan tidak hanya yang disebut nadu pada, atau 3/5 : 2/5
menggunakan sebuah konsep abstrak (nelon), 2/3:1/3 (ngapit), 3/4 : 1/4
yang hidup dalam bayangan umum. (merapat.) Ada pula lingkup pekerjaan
Meskipun perkampungan-perkampungan pertanian yang menjadi tanggung jawab
di Bali itu tampak seragam wujudnya, bersama di kalangan petani itu, misalnya
tetapi dalam jaringan-jaringan susunan memperbaiki saluran air, berburu tikus,
kemasyarakatannya terdapat suatu mengaktifkan upacara, dan lain-lain.
aneka warna yang besar dengan banyak Untuk aktivitas semacam ini peranan
kekecualian-kekecualian di berbagai dari organisasi yang disebut subak sangat
tempat (Geertz, 1984). penting.

Mata Pencaharian. Bertani adalah Subak adalah organisasi petani
mata pencaharian pokok dari sebagian terutama dalam hal pengairan sawah yang
besar anggota masyarakat Bali, dan jumlahnya sekitar 1.240 buah di desa-
yang terpenting adalah bercocok tanam desa seluruh Bali. Dalam setiap desa ada
di sawah. Usaha pertanian lain adalah beberapa subak yang anggotanya tidak
perkebunan yang menghasilkan kelapa, harus warga desa setempat, sebaliknya
kopi, cengkeh, kapok, jambu mete, dan seseorang bisa menjadi anggota subak
tembakau. Jenis mata pencahrian lain dibeberapa desa, karena ia memiliki
adalah industri rumah tangga, nelayan, sawah di sana. Batas satu subak adalah
dan perdagangan. Pariwisata suatu sektor semua sawah yang diairi yang berasal
yang berkembang pesat sejak tahunl969, dari sebuah bendungan (empelan) dan
sebagai contoh data tahun 1974 saja satu saluran utama (telabah gede). Air
telah mampu menyerap sebesar 34.485 dari saluran utama ini terbagi ke dalam
tenaga kerja. Tenaga kerja itu meliputi puluhan saluran kecil yang akan masuk ke
bidang pekerjaan perhotelan, restoran, sawah-sawah.
biro perjalanan, pramuwisata, art shop,
transportasi, pertunjukan kesenian, Subak mempunyai pengurus
pengrajin; dan yang terbesar di antaranya yang diketuai oleh klian subak, yang
adalah pengrajin (Abu, 1981). membawahi sejumlah klian tempek yang
mengurus bidang administratis sejumlah
Dalam hal pertanian sawah, mereka pekaseh yang mengurus pembagian air,
membedakan menjadi dua macam sistem memelihara irigasi, membersikan saluran.
penanaman, yaitu sistem tulak sumur Pekaseh diberi upah yang berasal dari
dan sistem kerta masa. Sistem pertama para anggota subak itu. Subak ini pun
dengan menanami padi secara terus merupakan kelompok keagamaan di mana
menerus karena air mencukupi tanpa mereka melaksanakan sejumlah upacara
diselingi tanaman lain seperti palawija. sehubungan dengan kegiatan pertanian
Sistem kedua penanaman padi diselingi itu. Di tengah sawah itu sendiri memang
tanaman palawija karena sewaktu-waktu ada sejumlah pura, misalnya pura masceti,
kekurangan air. pura ulun sawi. Upacara itu dilaksanakan
sesuai dengan sistem waktu yang digilir
Dalam usaha tani sebagian besar
dikerjakan oleh anggota keluarga inti

109

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

yang disebut sistem masa untuk mencegah makan dari satu dapur. Satu keluarga
permintaan air yang berlebihan pada masa batih yang sudah berdiri sendiri pindah
yang sama. ke tempat tinggal yang baru. Salah satu
keluarga batih anak laki-laki akan tetap
Selain subak seperti tersebut di atas, berdiam di rumah keluarga batih orang
yang disebut “subak tanah basah”, ada tuanya, untuk dapat nanti membantu
pula “subak tanah kering”. Subak yang orang tuanya kalau sudah tidak berdaya.
terakhir ini biasanya disebut subak abian, Keluarga ini berfungsi untuk pengasuhan
dimana kata abian berarti “kebun “. Subak anak, melaksanakan aktivitas ekonomi,
abian ini dilakukan oleh petani-petani melaksanakan upacara adat dan agama
yang menanam cengkeh seperti yang dan lain-lain (Abu, 1981; Bagus, 1983).
dilakukan di desa Asah Duren, Kecamatan
Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Subak Masyarakat Bali juga mengenal
itu diwujudkan sesuai dengan falsafah klen (clan) yang disebut tunggal dadia.
hidup Tri Hita Karana atau “tiga penyebab Struktur klen berbeda di desa-desa
kebajikan”, dan prinsip Desa kala Patra, pegunungan dan didesa-desa dataran.
artinya dimana pun berada hendaknya Di desa pegunungan orang-orang dari
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. dadia yang tinggal memencar, karena
Dengan subak abian itu mereka bekerja adat neolokal tidak usah mendirikan
sama mengusahakan pipa air, bekerja tempat pemujaan leluhur di masing-
sama pula menyiram cengkeh terutama masing tempat kediamannya. Di desa-
pada musim kemarau. Pengurus subak desa tanah datar orang-orang dari dadia
juga mengadakan penyuluhan tentang yang hidup neolokal wajib mendirikan
fungsi hutan, pembukaan hutan dan tempat pemujaan di masing-masing
akibat yang ditimbulkannya. Semua itu tempat kediamannya, yang disebut
menyangkut pembinaan keselarasan kemula taksu. Satu kuil di tingkat dadia
hubungan manusia dengan lingkungan merayakan upacara-upacara daur hidup
alamnya yang menunjang kehidupan, dari semua warganya. Dengan demikian
seperti kebutuhan mereka akan air. Usaha satu kuil serupa itu mempersatukan dan
yang juga dilakukan dalam kebersamaan mengintensifkan rasa solidaritas klen. Di
dengan subak ini adalah pemupukan, samping itu ada lagi kelompok kerabat
pembersihan kebun, pemberantasan yang lebih besar yang memuja kul leluhur
hama. Aspek lain yang sangat penting yang disebut paibon atau panti, yang
adalah upacara keagamaan dengan dapat disebut klen besar. Klen besar itu
mensyukuri karunia yang diberikan oleh sering mempunyai sejarah asal usul yang
Tuhan (Utomo, 1989) ditulis dalam bentuk babad yang disimpan
sebagai pusaka oleh keluarga yang senior
Organisasi Sosial. Kelompok (Bagus, 1983).
kekerabatan yang terkecil adalah keluarga
batih yang disebut kuren. Keluarga batih Anggota satu klen adalah orang-orang
itu pada mulanya mengikuti adat menetap yang setingkat kedudukannya dalam adat
sesudah kawin virilokal atau neolokal. dan agama dan juga dalam kasta. Klen
Adat juga membenarkan perkawinan ini berfungsi memelihara norma-norma
poligini, meskipun jumlahnya tidak adat, mengaktifkan upacara-upacara,
banyak. Kelompok yang lebih besar memelihara pusaka klen. Menurut aturan
adalah keluarga luas virilokal, yaitu adat lama, perkawinan sedapat mungkin
gabungan dari keluarga batih senior dilakukan antara anggota satu klen
dengan keluarga batih anak laki-lakinya. (endogami klen), atau setidak-tidaknya
Kelompok kerabat ini biasa disebut antara orang-orang yang dianggap
pekurenan, dimana mereka berada sederajat dalam kasta, sehingga terjaga
dalam satu kesatuan ekonomi atau kemungkinan terjadi ketegangan. Yang

110

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

harus dijaga agar tidak terjadi perkawinan peninggalan dari zaman perunggu terlihat
anak wanita dari kasta yang tinggi pada alat upacara, seperti nekara, tajak
dengan pria yang lebih rendah derajat perunggu, tombak, benda tembikar,
kastanya. Perkawinan ideal adalah dengan motif geometris, tumbuh-
antara anak dari dua orang laki-laki tumbuhan, binatang, dan manusia (lihat
bersaudara. Di masa lalu, perkawinan Dharmikaet al, 1988). Kemudian masuk
campuran antar kasta akan diberi sanksi pula pengaruh Hindu, Cina, Mesir, India,
dikeluarkan dari dadianya dan hukum dan lain-lain. Pada kain tenunan Bali
buang (maselong) ke tempat yang jauh. terdapat berbagai macam ragam hias yang
Sejak tahun 1951 hukuman semacam itu tak terpi sahkan dengan sistem kepercay
tidak pernah dijalankan lagi, pada waktu aan, sosial, ekonomi, Ragam hias tumbuh-
ini perkawinan campuran sudah banyak tumbuhan antara lain berupa hiasan yang
terjadi (Bagus, 1983). disebut patra (Sansekerta) artinya “daun
“. Hasil kreasi dengan mengatur komposisi
Kesenian. Bali merupakan suatu pada bidang yang dihias lahirlah macam-
kompleks unsur kebudayaan yang sangat macam patra, seperti: patra punggel, patra
dominan, sehingga dapat di katakan sari, patra gemulung, patra cina, patra
sebagai satu fokus kebudayaan Bali. Dalam wulanda, patra samblung, patra kuwung,
kehidupan sehari-harinya, orang Bali dan lain-lain (lihat contoh gambar).
selalu terkait dengan lingkungan dan alam
sekelilingnya ditandai berbagai upacara Ragam hias berbentuk binatang sesuai
ritual dan bentuk-bentuk keindahan yang dengan bentuk binatang yang dikehendaki
dimanifestasikan ke dalam bentuk-bentuk disebut kekarangan atau karang. Ragam
kesenian. Seni sebagai sarana penunjang hias ini biasanya ditiru dari bentuk
upacara keagamaan mempunyai nilai binatang yang mempunyai arti mitologis
sakral, dan pada bentuk-bentuk tertentu dan legendaris yang dianggap sebagai
kemudian mengalami perkembangan. Seni kendaraan dewa-dewa. Bentuk binatang
murni yang berunsur sakral kebanyakan itu disteril sedemikian rupa sehingga
merupakan peninggalan kuno yang tersebar tampak indah dan ada bermacam-macam
di berbagai tempat di Bali (Patra, 1985). karang, misalnya karang Boma, karang
Bentulu, karang Sae, karang Gajah, karang
Sub unsur keseniannya adalah seni Gegunungan. Yang paling menonjol
rupa, seni suara, seni tari, seni sastra, dan adalah karang Boma yang diletakkan di
seni drama, yang mempunyai kedudukan bagian atas pintu pura-pura dan puri-
dan fungsi penting dalam kehidupan puri yang menghadap ke luar. Akan
masyarakat Bali. Seni rupa Bali terdiri tetapi pada perkembangan kemudian
dari seni patung, seni relief, seni lukis, muncul juga sebagai hiasan keris, cincin
seni rias. Seni patung telah mengalami gelang sebagai pakaian tradisional. Kata
perkembangan yang panjang, dari patung- sae dihubungkan dengan kata saih yang
patung nenek moyang yang bercorak artinya “menyesuaikan “. Pengertian ini
“primitif “yang berasal dari zaman Hindu, berkembang karena orang tidak berani
dan dipandang sebagai penghubung menempatkan Boma untuk rumah tempat
manusia dengan alam gaib, patung dewa tinggal, dan mungkin juga sebagai ragam
Hindu (area), patung tokoh Ramayana hias pakaian. Karena itu dibuat bentuk
dan Mahabrata, patung naturalistik atau tiruan (sai-saihan) yang agak mirip
stilistik. (Geriya, 1988). dengan Boma yang kemudian disebut Sae
(lihat contoh karang) Dharmika, 1988).
Ragam hias di Bali hampir sejalan
dengan perkembangan ragam hias di Ragam hias berbentuk geometris pada
Indonesia lainnya. Bentuk ragam hias mulanya dikembangkan pada barang-
ada yang berasal dari zaman awal barang anyaman, kain songket, dan
bercocok tanam dan perundagian. Bentuk

111

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

kemudian pada seni bangunan, misalnya baliluwih.blogspot.com
yang berbentuk huruf T dan swastika
yang dikenal dengan mmakuta Mesir. Para penari. Tari Telek adalah tarian yang
Hiasan geometris yang lain adalah motif
rumah siput (talu kakuh), pilinan tali melambangkan keayuan/kelembutan dan
(tali Hut), segi tiga (bibir ingkel), kotak-
kotak (poleng), belah ketupat, garis silang keramah-tamahan seseorang. Telek ini
(tapak dara), segi enam, segi tiga, dll.
Motif kotak-kotak hitam putih (poleng) sebagai sarana untuk memohon keselamatan
melambangkan persatuan dua unsur yang
berlawanan (rwabhineda) yang ada di bagi segala makhluk hidup di muka bumi dari
alam ini, yang menimbulkan kekuatan
magis untuk menghalau semua kekuatan ancaman marabahaya.
negatif yang merugikan masyarakat.
Aspek dualistik ini antara lain adalah Seni suara meliputi seni instrumental
laki-laki dan perempuan, siang dan dan seni vokal. Seni instrumental, atau
malam, luan dan teben. Ragam hias gamelan Bali, dapat digolongkan menjadi
tubuh manusia sudah ada sejak zaman tiga kelompok, yaitu (1) seni gamelan
prasejarah, misalnya pada tutup peti tua, seperti slonding, gambang, (2)
mayat (sarkopag), motif kain songket dan seni gamelan madia, misalnya semar
sebagainya (Dharmika, 1988). pegulingan, dan (3) seni gamelan baru,
misalnya gong kebyar, joget bumbung.
Seni relief tradisional dan baru pada Seni vokal terdiri dari kekawin, kidung,
dinding-dinding bangunan dan gapura dan geguritan. Seni tari tradisional
pekarangan telah lama hidup dalam menurut fungsinya dapat dibagi menjadi
kebudayaan Bali. Seni ukir terdapat tiga golongan, yaitu : (1) Tari wali,
pada tiang-tiang dan balok-balok atap tari keramat yang berfungsi sebagai
rumah, kusen, dan pintu. Seni ukir topeng pengiring upacara di pura atau dinya
mencapai perkembangan yang canggih. tari Sanghyang, tari Rejang, tari Baris
Seni lukis pun mempunyai riwayat yang Upacara, dan tari Pender, (2) Tari Bebali,
panjang, mulai dari yang bersifat simbolik, tari upacara yang berfungsi sebagai
bersifat keagamaan, lukisan naturalistrik pengirim upacara di pura atau di liar
dengan nilai-nilai sekuler. pura, seperti tari Wayang, tari Gambuh,
dan tari Topeng. (3) Tari Balih-balihan,
baliluwih.blogspot.com atau tari-tari sekuler yang berfungsi
sebagai hiburan, misalnya tari Joged, tari
Para Penari Rangda dan Rarung sedang
bersembahyang di Pura Dalem - Bali.

112

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

Gadis Bali dengan mahkotanya. misalnya drama Gong yang sangat
populer, yang timbul sejak tahun 1960
Gandrung, tari Janger. (Geriya, 1988).
Seni sastra merupakan warisan
Religi. Orang Bali umumnya memeluk
budaya yang merupakan referensi serta agama Hindu. Pada tahun 1980, dari
sumber ilham bagi jenis-jenis seni lainnya. jumlah 2.469.000 jiwa penduduk Provinsi
Keseluruhan kesusastraan Bali dapat Bali sebagian besar: 2.304.925 jiwa
di bagi dalam beberapa zaman, yaitu (93,3%) beragama Hindu. Selebihnya
zaman kesusastraan Bali-Hindu, Bali- beragama Islam (5,23%), Budha (0,58%),
Jawa, Bali Baru, dan Bali Modern. Seni Protestan (0,51%), Katolik (0,33%).
drama dalam masyarakat Bali merupakan
campuran dari unsur beberapa jenis Agama Hindu yang dianut oleh orang
kesenian, meliputi seni rias, seni vokal, Bali berpangkal pada kitab suci Wedha,
seni instrumental, seni sastra, dan seni yang merupakan wahyu dari Hyang Widhi
tari. Pertumbuhan drama tradisional Bali atau Tuhan Yang Maha Esa. Di samping
dimulai dari munculny a lakon Wayang itu terdapat pula buku-buku dalam bentuk
Wong dan Parwa, yang kedua-duanya lontar yang menganut banyak tuntunan
bersumber pada seni pewayangan mengenai pelaksanaan agama, kumpulan
(wayang kulit), yakni Wayang Ramayana mantra-mantra, pelbagai undang-
dan Wayang Parwa. Di samping itu ada undang, prosa dan puisi yang diambil
drama yang mengambil lakon dari ceritera dari epos Mahabarata dan Ramayana,
Panji, yaitu Gambuh yang merupakan dan sebagainya. Tuhan Yang Maha Esa
drama tradisonai dan terwujud sebagai itu dikenal dalam konsep Trimurti yang
teater total. Arja, yang timbul setelah
Topeng, adalah suatu drama nyanyian ukmankembali.wordpress.com
(opera), yang kemudian disusul dengan
drama Prembon. Drama modern juga Seorang warga Tenganan menusukkan keris
mendapat tempat dalam kesenian Bali, ke tubuhnya pada saat Upacara Perang
Pandan yang digelar setiap tahun.

113

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

mempunyai tiga wujud, yaitu wujud ukmankembali.wordpress.com
Brahmana yang menciptakan, Wisnu yang
melindungi serta memelihara, Siwa yang Seorang Pedanda memimpin doa saat
melebur segala yang ada. Di samping itu
orang Bali percaya pula pada macam- pemelaspasan.
macam dewa dan ruh yang dihormati
dalam berbagai upacara bersaji. Agama genealogis. Pura umum yang disebut
Hindu juga menganggap penting konsepsi pertama mempunyai tingkatan menurut
ruh abadi (atman), adanya buah dari setiap kesatuan tentorial, mulai tingkat daerah,
perbuatan (karmapala), kelahiran kembali kabupaten, kecamatan, dan tingkat desa
dari jiwa (punarbawa), dan kebebasan jiwa adat. Pura leluhur juga mempunyai
dari lingkaran kelahiran kembali (moksa), tingkatan berdasarkan susunan genealogi
yang semuanya termaktub dalam kitab suatu keluarga atau klen. Tingkat
Wedha (Bagus, 1983). terendah adalah sanggah atau merajan
dan seterusnya tingkat atas adalah paibon,
Tempat memuja Hyang Widhi dadia, panti, dan terakhir padharman.
termasuk penjelmaannya disebut Pura. Demikian di Bali terdapat ribuan pura,
Menurut fungsinya dibedakan atas pura masing-masing dengan perayaannya
umum dan pura pemujaan roh suci (odolan) sendiri-sendiri menurut sistem
leluhur sesuatu keluarga yang bersifat penanggalan Hindu Bali atau Hindu Jawa.
Agama Hindu-Dharma mengandung
putu-kusuma.blogspot.com banyak unsur lokal yang merasuk ke
dalamnya sejak dahulu kala, sehingga di
Tempat Persembahyangan yang berbagai daerah tambah ada variasi lokal.
dipergunakan masyakat untuk Namun variasi ini semakin berkurang
bersembahyang, biasanya mereka dengan adanya pengaturan melalui
melakukannya secara bersama-sama di majelis agama dari agama tersebut
tempat persembahyangan keluarga di rumah (Geriya, 1988).
masing-masing atau disebut “sanggah”.
Tempat memuja Hyang Widhi
termasuk penjelmaannya disebut Pura.
Menurut fungsinya dibedakan atas pura
umum dan pura pemujaan roh suci
leluhur sesuatu keluarga yang bersifat
genealogis. Pura umum yang disebut
pertama mempunyai tingkatan menurut
kesatuan teritorial, mulai tingkat daerah,

114

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

kabupaten, kecamatan, dan tingkat desa luhur budi dan susila, sehingga kemudian
adat. Pura leluhur juga mempunyai dapat membentuk masyarakat susila.
tingkatan berdasarkan susunan genealogi
suatu keluarga atau klen. Tingkat (2) Putra yadnya, upacara yang
terendah adalah sanggah atau merajan ditujukan kepada ruh-ruh leluhur dan
dan seterusnya tingkat atas adalah paibon, meliputi upacara-upacara kematian
dadia, panti, dan terakhir padharman. sampai pada upacara penyucian ruh
Demikian di Bali terdapat ribuan pura, leluhur (nyekah, memukur). Upacara itu
masing-masing dengan perayaannya merupakan penghormatan kepada leluhur
(odolan) sendiri-sendiri menurut sistem yang mengadakan atau melahirkan serta
penanggalan Hindu Bali atau Hindu Jawa. memelihara manusia dari bayi sampai
Agama Hindu-Dharma mengandung dewasa. Disamping itu mendoakan leluhur
banyak unsur lokal yang merasuk ke agar mendapat tempat yang sebaik-
dalamnya sejak dahulu kala, sehingga di baiknya di alam baka.
berbagai daerah tambah ada variasi lokal.
Namun variasi ini semakin berkurang (3) Dewa yadnya, upacara-upacara
dengan adanya pengaturan melalui persembahyangan pada para Dewa-Dewa
majelis agama dari agama tersebut yang dipercayai menyelamatkan dunia
(Geriya, 1988). yang bersemayam di pura-pura, sanggah
atau pemerajan.
Orang Bali mengenal banyak upacara
yang amat kompleks, yang tidak mungkin (4) Resi yadnya, upacara-upacara
dideskripsikan satu-persatu. Secara berkenaan dengan pentahbisan pendeta
keseluruhan dapat dibagi menjadi (mediksa) yang telah memimpin upacara
lima macam upacara (panca yadnya) yadnya demi untuk keselamatan bersama.
berdasarkan sistem penanggalan tertentu,
yaitu : (5) Buta yadnya upacara-upacara
yang ditujukan kepada kala dan buta,
(1) Manusia yadnya, meliputi upacara yaitu ruh-ruh yang sifatnya mengganggu
siklus hidup dari masa kecil sampai (Melalatoa, Ed., 1977; Bagus, 1983).
dewasa. Maksudnya adalah agar manusia
selamat sejahtera, menjadi manusia yang Upacara daur hidup bisa berbeda
menurut tempat dan golongan kasta,
tetapi semua melewati tahap-tahap
penting seperti berikut ini. Di antara

ukmankembali.wordpress.com

Umat Hindu yang melintas di Pantai Legian, Bali untuk melaksanakan Upacara Melasti.

115

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

upacara itu adalah (a) upacara lepas mana rambutnya dipotong untuk pertama
tali pusat (kepus pungsed); (b) pada saat kalinya. Upacara lain setelah dewasa
bayi berumur 12 hari; (c) bayi berusia 42 antara lain upacara menginjak dewasa
hari (tutug akambuh) untuk mengakhiri (upacara nenek kelih), upacara potong gigi
masa cemar dari sang bayi dan orang (metatah). Upacara potong gigi ini untuk
tuanya; (d) pada saat bayi berusia 105 menghilangkan keangkaramurkaan dan
hari (tiga sasih) di mana pada saat itu keserakahan, dengan enam sifat negatif,
bayi diberi nama; (e) ketika sang bayi yaitu nafsu (kama), marah (kroda), loba
berusia 210 hari (paweton atau oton) di (loba), durhaka (mada), mabuk (moha),
dan iri hati (irsia). Upacara perkawinan
yang disebut masa-kapan diwarnai dengan
upacara-upacara sakral dan pesta meriah,
merupakan upacara daur hidup yang
dianggap sangat penting dalam kehidupan
mereka (Melalatoa Ed., 1977).

mediaindonesia.com Ngaben adalah upacara pembakaran atau
kremasi jenazah umat Hindu Bali.
Dalam ajaran agama Hindu Bali, dipercaya
bahwa jazad manusia dibentuk oleh 5 unsur
yaitu api, air, tanah, udara, dan ether yang
disebut dengan “Panca Maha Butha”.
Melalui upacara Ngaben ini, keluarga dari
orang yang meninggal, ingin mengembalikan
perwujudan badan kasarnya ke tempat
asalnya yaitu api, air, tanah, udara, dan
ether (Panca Maha Butha), sehingga jiwa
(spirit, roh) yang bersemayam di badan
kasar itu akan memperoleh tempat yang baik
dialamNya yang disebut dengan istilah “Amor
ring Acintya” (Bersatu dengan kepribadian
Yang Maha Esa).

hobit.wordpress.com

116

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

Kematian seseorang mengakibatkan dinyatakan sebagai hari libur nasional.
keluarga si mati itu berada dalam Rangkaian upacara peringatan hari
keadaan cemar (sebel) Keadaan cemar raya itu bertujuan memarisudha bumi,
itu berlaku juga bagi sejumlah kerabat menjadikan alam semesta bersih, serasi,
dekat, tetangga tertentu, dan warga selaras, dan seimbang. Dengan upacara itu
banjar dari desa-desa yang mengenal dunia diharapkan bebas dari malapetaka,
sistem banjar karena banjar terlibat dalam kekacauan, dan perang, sehingga manusia
kegiatan yang berhubungan dengan hidup sejahtera, terbebas dari kebodohan
upacara kematian itu. Warga banjar itu dan kemiskinan.
ikut mempersiapkan dan melaksanakan
pemakaman sampai kepada upacara Rangkaian upacara adalah (1) Mekiis
pembakaran mayat atau ngaben. Tidak atau Melasti, mensucikan segala sarana
semua pemeluk agama Hindu membakar dan prasarana perangkat sembahyang
mayat dengan beberapa alasan seperti dilakukan dua hari sebelum hari raya;
pencemaran dan alasan ekonomi. (2) Taur Agung atau Mecaru, korban suci
dengan memotong kerbau, bebek, atau
Upacara ngaben dilakukan dengan ayam, sebagai persembahan bagi ruh-ruh
dua cara, yaitu : (1) membakar mayat yang membahayakan, yang dilakukan
orang yang meninggal itu, dan (2) sehari sebelum hari raya; (3) Nyepi pada
membakar suatu “simbol” (adegan) dari tahun baru Saka dengan melakukan
yang meninggal. Baik mayat yang akan pantangan (berata), yaitu (a) tidak
dimakamkan maupun yang akan dibakar menyalakan api atau lampu (amati geni),
memerlukan suatu rangkaian perawatan (b) tidak bekerja (amati karya), (c) tidak
mayat yang disebut sawa preteka dan bepergian (amati lalunganan), (d) tidak
rangkaian upacara lainnya. Menurut mengadakan hiburan atau bersukaria
kepercayaan agama Hindu perlu diadakan (amati lelalungan). Arti dari semua ini
pengembalian manusia kepada sumber- adalah sunyi dari pikiran buruk, perkataan
Nya. Jasad manusia yang kasar terdiri buruk, sepi dari birahi, sepi dari amarah,
dari lima unsur, yaitu zat tanah (pertiwi), sepi dari loba, tamak, rakus, Di tempat
air (apah), angin (bayu), panas(teja), dan yang damai, tenang, dan suci, orang
akasa (akasa). Pengembalian jasad kasar memandang cahaya ilahi, mendengarkan
ini dilakukan dengan upacara ngaben suara hati, suara-suara alam hakiki,
dengan suasana yang gegap gempita. jiwa kembali kepada Hyang Widhi,
Pengembalian jiwa (atma) yang sudah Tuhan Yang Esa (Nyoman S. Pendit, ENI,
disucikan kehadapan seru sekalian alam 1990). Dengan kata lain setiap orang
dilaksanakan dengan upacara nyekah, dengan khusuk menilai diri sendiri,
dengan suasana-suasana yang penuh kasih melakukan introspeksi serta bersiap untuk
sayang, yang disertai dengan gamelan menghadapi tugas-tugas yang lebih berat
angklung, gending tantri, dan sebagainya. pada tahun mendatang. Keesokan harinya
Deskripsi yang rinci tentang upacara mereka kembali melakukan kegiatan
kematian ini telah ditulis oleh Si Luh seperti biasanya.
Swarsi dkk dalam sebuah buku berjudul
Upacara Tradisional (Upacara Kematian) Perubahan dan Pariwisata. Sejak
Daerah Bali, Departemen Pendidikan dan sebelum Perang Dunia yang lalu pulau Bali
Kebudayaan (1985). dan masyarakat Bali telah menjadi tujuan
wisata yang penting di Indonesia. Di
Umat Hindu Bali mengenal Hari samping itu C. Geerts (1984) menyatakan
Raya Nyepi, yaitu pergantian tahun Bali adalah pulau di Indonesia yang paling
Saka, yang diperingati setiap tahun sejak terkenal. Sebagai satu-satunya daerah di
tahun 78 Masehi. Sejak tahun 1983 Hari Nusantara tempat sisa-sisa kebudayaan
Raya Nyepi oleh pemerintah Indonesia Indonesia-Hindu masih tampak jelas.

117

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

Balai-balai pemujaannya telah banyak industri pariwisata. Sehubungan dengan
dipotret, upacara-upacara keagamaannya hal itu telah muncul berbagai pendapat
telah banyak dilukiskan, keseniannya telah yang sebagian mengkhawatirkan
banyak dianalisis, cara berfikir rakyatnya kelestarian budaya Bali itu, tetapi
telah banyak dikupas secara mendalam, sementara yang lain berpendapat
dan kecantikan wanitanya telah banyak sebaliknya. Umar Kayam (1981)
dipuji oleh para ahli etnografi. Sampai mengemukakan bahwa selama ini
sekarang, karangan-karangan antropologi sedang terjadi “tawar menawar” antara
mengenai daerah ini adalah yang paling nilai-nilai setempat dengan nilai-nilai
lengkap dibandingkan dengan daerah modern dari sentuhan tangan raksasa
lainnya di Indonesia. Karangan-karangan pariwisata itu. Industri pariwisata itu
tentang manusia dan kebudayaan Bali dalam masyarakat yang relatif masih
sebelum Perang Dunia yang lalu dapat homogen dan tradisional, di samping
dilihat dalam karya Raymond Kennedy, kemungkinan perkembangan baru juga
Bibliography of Indonesian Peoples and bisa menumbuhkan suatu situasi yang
Cultures (New Haven, Yale University rawan. Ada gejala timbulnya perubahan
Press, 1945). Sebagian dari karangan dari gaya hidup total dan homogen, lalu
atau buku yang menyangkut budaya atau muncul bibit individualisasi.
folklor Bali khususnya (tidak kurang dari
340 karangan) telah dikumpulkan dan Gelombang pengaruh luar yang
dibuat anotasinya oleh I Gusti Ngurah amat besar, yang dikhawatirkan akan
Arinton, “Bibliografi Beranotasi Folklor mengikis budaya dari satu kelompok etnik
Bali”, Berita Antropologi No. 40, XII, tertentu, ternyata tidaklah terjadi pada
OKtober 1985). masyarakat Bali. Hubungan dengan dunia
luar itu menyebabkan semakin gairahnya
Selama ini Bali telah disentuh oleh mereka mencari dan mempertahankan
identitasnya yang ditunjang oleh unsur
panoramio.com kepercayaan, sistem pengetahuan, nilai-
nilai dan norma-norma dari budaya
Kori Agung. Puri Saren Ubud di Gianyar. lamanya. Sementara itu, kesenian
mereka mempunyai arti ekonomis
sebagai fungsi baru, yang menunjang
kreativitas guna melahirkan mutu estetik
dan memantapkan pesan budaya yang
tersirat didalamnya (Sulistyawati, 1989).
Hampir senada dengan pendapat di atas,
Selo Soemardjan (1987) menyatakan,
kekhawatiran bahwa kebudayaan dan
kesenian Bali akan tercemar karena
arus wisatawan internasional, ternyata
sampai sekarang tidak banyak terwujud.
Masyarakat Bali sendiri karena pengalaan
sejarahnya mampu mengukir kebudayaan
yang dengan kuat mengkait adat, agama,
dan seni, sehingga sukar sekali dapat
dicemarkan oleh pengaruh budaya luar.

Pandangan yang lebih akhir dari S.
Budhisantoso dinyatakan, bahwa tidak
ada alasan untuk terlalu curiga terhadap
pengaruh kebudayaan asing, apalagi yang

118

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bali

terbawa serta oleh kegiatan pariwisata. bagaimana mengambil alih dan menyerap
Selama masyarakat telah dipersiapkan unsur-unsur kebudayaan baru dalam
secara kultural, mereka akan sanggup mengembangkan kebudayaan mereka
menyerap unsur-unsur seni kebudayaan tanpa harus mengorbankan kepribadiannya
baru secara selektif dalam mengembangkan (Suara Pembaruan, 11-11-1992).
kebudayaan masing-masing. Betapa
besar peranan sentuhan budaya dalam Wayan Geriya (1988) semacam
perkembangan kebudayaan lewat memberi beberapa kesimpulan tentang
pariwisata, tercermin dalam perkembangan keajegan dari perjalanan sejarah
kebudayaan di Bali. Masyarakat Bali kebudayaan Bali dalam berkomunikasi
dengan cakapnya memanfaatkan dengan kebudayaan luar. Butir-butir
peluang yang terbuka untuk memperoleh simpulan itu adalah (1) kebudayaan Bali
keuntungan materi dan kultural. Berkat bersifat terbuka, fleksibel dan adaptatif;
pengalamannya, mereka tahu apa yang (2) kebudayaan Bali senantiasa mampu
boleh dijual sebagai tontonan, kemasan menerima, mengolah dan memperkaya
untuk menarik perhatian wisatawan, dan kebudayaan sendiri tanpa hilangnya
apa yang harus dipertahankan keasliannya identitas; (3) terwujudnya satu ketahanan
sebagai kekayaan budaya yang bersifat budaya dan local genius, kebudayaan
luhur dan sakral. Mereka juga tahu Bali cukup jelas menampilkan diri secara
potensial.

Rujukan Kayam, U.
1981 Seni, Tradisi, Masyarakat, Jakarta: Penerbit
Abu, Rivai (Ed.) Sinar Harapan.
1981 Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali,
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Melalatoa, Y. (Ed).
Bagus, I.G.N. 1977 Adat Istiadat Daerah Bali, Jakarta :
1983 “Kebudayaan Bali”, Manusia dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
di Indonesia (Koentjaraningrat, Ed.), Jakarta:
Djambatan Biro Pusat Statistik Patra Made Susila
1991 Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 1985 Hubungan Seni Bangunan Dengan Hiasan
1990, Jakarta : Biro Pusat Statistik Dalam Rumah Tinggal Adat di Bali, Jakarta : PN
Balai Pustaka.
Dharmika, Ida Bagus et al
1988 Pakaian Adat Tradisional Daerah Bali, Jakarta : Sulistyawati
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen 1989 Berbagai Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan Wujud Arsitektur, Jakarta : Fakultas
Pasca sarjana UI (Tesis)
Geertz, C.
1983 “Tihingan : Sebuah Desa di Bali”, Masyarakat Utomo Srie Saadah
Desa di Indonesia (Koentjaraningrat, Ed.), Jakarta 1989 Sistem Subak di Bali, Jakarta : Direktorat
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi U.I. Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Geriya, W.
1988Kebudayaan Suku-bangsa Bali, Denpasar (Sulistyawati)
(Naskah ketik).

BALIA, TARI

BALIA, TARI, merupakan tarian yang berhubungan dengan pemujaan benda
dilakukan dalam kaitannya dengan keramat dan pengobatan tradisional
kepercayaan animisme. Tari ini biasanya yang dipengaruhi oleh unsur magis atau
dibawakan oleh para dukun karena berkaitan dengan roh jahat.

119

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BALIMAU menggunakan air yang telah dicampur
ramuan alami beraroma wangi. Ramuan
BALIMAU, Adat istiadat yang balimau itu terbuat dari bahan-bahan
berasal dari Provinsi Sumatra Barat alami seperti jeruk limau, pandan wangi,
ini mengandung nilai religius dan bunga kenanga, akar tanaman gambelu
masih tetap lestari sampai sekarang. dan lain-lain.
Balimau dilakukan sehari sebelum
bulan Ramadhan tiba. Balimau berarti
mandi atau menyucikan diri, dengan

NET

Balimau. Tradisi mandi atau menyucikan diri.

BALOGO

BALOGO, PERMAINAN ANAK adalah logo yaitu alat yang terbuat dari
DAERAH, merupakan permainan anak tempurung kelapa dengan ukuran garis
suku Banjar di Kalimantan Selatan tengah sekitar 5-7 cm dan tebal 1-2 cm,
yang umumnya hanya dimainkan oleh dibuat dua lapis yang direkatkan dengan
anak laki-laki saja. Permainan ini dapat bahan aspal agar berat dan kuat. Kedua,
dimainkan secara beregu maupun satu panapak atau campa yaitu stik dengan
lawan satu. Peralatan yang dibutuhkan panjang 40 cm dan lebar 2 cm yang
dalam permainan ini yaitu, pertama berfungsi sebagai alat pemukul dan alat

120

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

balogo

pendorong logo agar dapat meluncur permainan balogo disebut janggut yang
dan merobohkan logo pihak lawan. Regu biasanya mengelus-elus bagian dagu yang
yang paling banyak merobohkan logo menandakan suatu kebanggaan menjadi
pihak lawan, maka regu tersebutlah yang pemenang dalam permainan tersebut.
menjadi pemenang. Pemenang dalam

NET

BAMBU HITADI

BAMBU HITADI, ALAT MUSIK adalah kaum perempuan. Cara memainkan alat
alat musik yang terbuat dari bambu yang musik ini adalah dengan dihentakan
dibawakan oleh 15 orang yang terdiri dari tegak lurus di atas tanah. Bambu yang
pemain dan penyanyi. Alat musik ini biasa digunakan hanya sekitar dua ruas bambu
dimainkan oleh para laki-laki, sedangkan atau sekitar 1, 75 cm dan dilubangi sesuai
penyanyinya biasanya dilakukan oleh dengan nada yang diinginkan.

BAMBU TIUP

BAMBU TIUP, ALAT MUSIK, yang yang terbuat dari bambu yang bentuknya
berasal dari Halmahera Utara Provinsi menyerupai tuba, alat musik tiup yang
Maluku Utara, adalah alat musik tiup terbuat dari kuningan.

121

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bambu tiup

Alat musik ini biasa dimainkan adanya penyanyi. Alat musik ini dapat
oleh 20 hingga 30 orang. Dalam dikolaborasikan permainannya dengan
bermain alat musik ini tidak diperlukan alat musik lain seperti seruling.

NET

banda

BANDA adalah kelompok yang penduduk pendatang yang berasal dari
merupakan penduduk asal dari kepulauan berbagai etnik di Indonesia. Pada tahun
Banda, yang kini berstatus sebagai 1982, penduduk kecamatan ini berjumlah
kecamatan, yang bernama Kecamatan 14.502 jiwa, dan tidak diketahui lagi
Banda. Kecamatan ini merupakan bagian berapa jumlah orang Banda di antara
wilayah administratif dari Kabupaten jumlah tersebut. Namun ada perkiraan,
Maluku Tengah, Provinsi Maluku. bahwa jumlah orang Banda lebih kecil
Kecamatan Banda yang luas daratannya dibanding dengan jumlah pendatang.
180 km2 terdiri dari tidak kurang 11
pulau, misalnya pulau Neira, pulau Banda Pada masa yang lebih akhir, sebagian
Besar, pulau Gunung Api, pulau Ai, pulau besar (85%) penduduk kepulauan Banda
Run, pulau Hatta, pulau Pisang, dan lain- ini hidup di sektor perikanan dan buruh
lain. Kepulauan ini terbagi atas 12 desa perkebunan (PNP XXVIII), selebihnya
yang tersebar pada enam buah pulau tadi. dalam bidang perdagangan, jasa, dan
pegawai. Makanan pokok mereka adalah
Kini orang Banda yang merupakan ubi kayu dan beras.
penduduk asal itu hidup bersama
Sebagian besar anggota masyarakat

122

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banda

Banda ini adalah pemeluk agama Islam, rofaer war, upacara buka puang, all.
yaitu 12.842 jiwa dari jumlah penduduk Upacara rofear war adalah upacara
tersebut. Meskipun mereka tergolong
sebagai pemeluk agama yang fanatik, pembersihan sumur kampung yang
namun mereka tidak terlepas begitu saja dilakukan secara massal oleh warga suatu
dengan kepercayaan-kepercayaan lama desa dalam jangka waktu 10 atau 15
atau upacara-upacara adat setempat. tahun sekali. Pembersihan itu bukanlah
Sebagai contoh, mereka mengenal upacara seperti yang dilakukan menurut lahirnya
saja, akan tetapi pada hakekatnya
(VISl/Daniek G.S.) pembersihan batin dari para warganya
yang selama jangka waktu tersebut
Prosesi meriah keliling desa Selamon di mungkin melakukan perbuatan keji atau
Banda, dalam rangka upacara “memandikan kotor. Apabila satu waktu air sumur itu
perahu” (Kasih Mandi Belang) kering atau berkurang, maka mereka
menafsirkan sebagai suatu bukti adanya
anggota masyarakatnya yang melanggar
norma adat atau kaidah agama.

Upacara buka puang adalah pengajian
massal yang dimulai dan diakhiri
dengan cara-cara yang bersifat adat
setempat. Tujuan acara ini adalah untuk
keselamatan dan kebahagiaan warga desa.
Pelaksanaan upacara ini juga merupakan
ungkapan rasa terima kasih kepada
nenek moyang yang telah mengajarkan
dan menurunkan agama kepada mereka,
dalam hal ini agama Islam.

(VISl/Daniek G.S.)

Orang Banda punya Perahu Kora-kora nan indah yang dikayuh orang-orangnya dengan gerak
herois, karena memandang penggalan sejarah perjuangan membebaskan diri dari belenggu
penjajah Belanda.

123

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banggai

BANGGAI yang disebut juga suku keterampilan bertenun dan membuat
bangsa Sea-sea, berasal dari wilayah benda-benda dari kuningan dan besi.
yang sekarang termasuk Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Orang Orang Banggai penganut prinsip
Banggai tersebar dalam tujuh kecamatan, bilateral dalam menarik garis keturunan,
yaitu Kecamatan Banggai, Liang, Lo artinya menarik garis keturunan dari
Bangkurung, Bulagi, Tinangkung, Buko pihak ayah dan pihak ibu. Pada masa
dan Totikum. Wilayah pemukiman mereka lalu masyarakat Banggai terbagi atas tiga
di kepulauan, antara lain Pulau Peleng, lapisan. Lapisan atas atau bangsawan
Banggai, Salue Besar, Bangkurung, terdiri atas raja dan kerabatnya, yang
dan pulau-pulau kecil lainnya. Dengan disebut golongan tutu atau tomundu, para
adanya pemekaran wilayah, kecamatan- pembantu raja (baloso sangkap), serta
kecamatan tersebut tidak lagi termasuk para ahli adat. Lapisan kedua dan ketiga
dalam wilayah Kabupaten Banggai. adalah rakyat biasa dan budak. Sekarang
penggolongan semacam itu sudah tidak
Orang Banggai sebagian bermukim di ada lagi.
daerah perbukitan dan sebagian lainnya
di daerah pantai. Daerah dataran tidak Pada masa lalu, Kerajaan Banggai
terlalu luas, karena pulau-pulau yang merupakan suatu bagian dari Kerajaan
mereka diami itu relatif kecil. Tanah
persawahan dan kebun juga tidak infokom-sulteng.go.id
seberapa. Hutan di pulau-pulau tadi masih
sangat lebat. Di daerah ini terdapat satu Moh. Chair Amir, yang menjabat sebagai raja
jenis burung yang merupakan binatang Banggai saat ini.
langka di daerah lain, yaitu burung maleo.

Jumlah orang Banggai menurut sensus
penduduk tahun 1930 adalah 49.836 jiwa.
Berdasarkan hasil penelitian bahasa pada
tahun 1978, di tujuh kecamatan tadi,
orang yang menggunakan bahasa Banggai
sebagai bahasa ibunya tercatat sebanyak
94.446 jiwa. Anggota suku bangsa lain
di daerah ini adalah orang Bajo, Buton,
Bugis, Saluan, Gorontalo, Kaili, Sangir,
dan lain-lain. Hubungan antara orang
Banggai dan para pendatang tadi cukup
baik dan banyak terjadi perkawinan
campur di antara mereka.

Pada masa lalu, makanan pokok orang
Banggai adalah ubi-ubian. Penangkapan
ikan dan berburu merupakan mata
pencaharian yang penting pula. Selain
itu, sejak lama mereka telah mengenal
tanaman sagu, jagung, tembakau, dan
kelapa. Mereka juga mencari dan mengolah
hasil-hasil hutan, sedangkan bercocok
tanam di sawah belum begitu lama mereka
kenal. Mereka pun telah lama memiliki

124

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banggai

Majapahit di Jawa dan mempuyai kaitan
pula dengan Kerajaan Ternate di Maluku.
Meskipun sebagian besar orang Banggai
sekarang beragama Islam dan Kristen, sisa
kepercayaan lama yang bersifat animistis
masih tampak dalam kehidupan sehari-hari.

infokom-sulteng.go.id

Keraton Raja banggai masih terpelihara
dengan baik. Lokasi keraton terdapat ditengah
kota Banggai, ibukota Kabupaten Banggai.

bangka

BANGKA MELAYU yang sering termasuk dalam jalur timah terkaya di
juga disebut orang Bangka, kelompok dunia, yang membentang dari Thailand,
masyarakat yang tersebar di Pulau Malaysia, Pulau Singkep, Pulau Bangka,
Bangka, yang secara administratif dan Pulau Belitung. Timah dari pulau ini,
termasuk dalam Kabupaten Bangka dan yang dikenal dengan nama timah Bangka,
Kota Madia Pangkal Pinang, Provinsi memiliki kemurnian 99,9 persen.
Sumatra Selatan. Namun sejak tahun
2000 Pangkal Pinang menjadi Ibukota Wilayah tempat tinggal orang Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan daerah datar yang berawa-
memiliki 5 kecamatan yaitu Taman Sari, rawa dengan pantai landai dan sebagian
Rangkui, Pangkalbalam, Bukit Intan dan lagi berbukit-bukit. Dengan keadaan alam
Gerunggang. Luas wilayahnya sebesar yang seperti ini, di bagian tertentu pulau
118.408 km persegi, berdasarkan hasil ini terdapat banyak sungai, sedangkan
sensus tahun 2005 jumlah penduduknya di bagian lain terdapat banyak gunung,
sebanyak 146.161 jiwa dan memiliki dengan puncaknya yang tertinggi, Gunung
tingkat kepadatan sebesar 1.737 jiwa/ Maras (sekitar 705 meter). Daerah
km persegi. Kabupaten Bangka memiliki pantai umumnya berawa-rawa sehingga
luas 2.950,68 km persegi dengan jumlah tidak dapat dipergunakan untuk tempat
penduduk sebesar 242.010 jiwa pada memelihara ikan atau persawahan. Karena
tahun 2007 dan terdiri dari 8 kecamatan, banyaknya usaha penggalian timah di
9 kelurahan, 60 desa. Jumlah aparatur daerah ini. hampir di seluruh bagian pulau
pemerintahan yang bertugas di 8 ini dapat ditemui bekas-bekas penggalian
kecamatan terdapat 1.595 orang pegawai yang tidak dimanfaatkan lagi oleh
negeri sipil (PNS). Kecamatan yang ada penduduk. Dari catatan Kantor Pemda
di Kabupaten Bangka yaitu Mendo Barat, Kabupaten Bangka, diperkirakan luas
Merawang, Puding Besar, Sungaliat, daerah rawa-rawa dan bekas penggalian
Pemalit, Bakam, Belinyu dan Riau Sirip. di pulau ini meliputi 21.96 persen dari
Menurut cerita rakyat setempat, nama luas seluruh Kabupaten Bangka.
“bangka” berasal dari kata wangsa, yang
artinya “timah”, Pulau Bangka memang Berdasarkan sensus tahun 1980,
penduduk Kabupaten Bangka diperkirakan
berjumlah 399.855 jiwa, sedangkan

125

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BANGKA

penduduk Kodia Pangkal Pinang Bahasa yang dipergunakan oleh
berjumlah 90.068. Pada tahun 1990 masyarakat Pulau Bangka untuk
penduduk Kabupaten Bangka menjadi berkomunikasi dalam kehidupan sehari-
513.946 jiwa. Selain penduduk asli yang hari adalah bahasa Melayu Bangka,
disebut orang Melayu Bangka, terdapat yang masih termasuk ke dalam rumpun
kelompok masyarakat lain yang juga bahasa Melayu. Pemakaian bahasa Melayu
dikategorikan sebagai penduduk asli Bangka ini boleh dikatakan meluas di
pulau ini, yaitu suku bangsa Sekak, yang seluruh kecamatan yang ada di pulau
umumnya bertempat tinggal di wilayah ini. Walaupun demikian, di kalangan
pantai. Di kalangan mereka sendiri masyarakat tertentu berkembang pula
masih dapat pula dibeda-bedakan antara dialek-dialek khusus yang mempunyai
orang Darat, orang Sekah, atau orang sedikit perbedaan satu sama lain.
Lom. Di daerah perkotaan menetap pula
kelompok-kelompok pendatang dari luar Berdasarkan catatan sejarah, Pulau
pulau ini, misalnya suku bangsa lain Bangka diperkirakan sudah dikenal
dari Pulau Sumatra, orang Bugis, Jawa, sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu.
bahkan kelompok etnis Cina. Pendatang Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
yang berasal dari Cina umumnya adalah peninggalan-peninggalan berupa prasasti
pekerja yang didatangkan oleh pemerintah yang ditemukan di daerah ini, misalnya
Belanda untuk dipekerjakan di tambang- Prasasti Kota Kapur yang berangka tahun
tambang timah yang telah diusahakan 686 atau sekitar abad ke-7. Selain pernah
sejak 200 tahun lalu. menjadi wilayah Kerajaan Sriwijaya, para
ahli juga memperkirakan bahwa pulau

infobangka.com

Air suci Sampek dituang ke keranjang daun ketupat sebelum di buang kelaut dalam upacara
Rabu Kasan yang diadakan setiap tahun diadakan oleh masyarakat Bangka. Upacara ini
merupakan tolak balak yang dilaksanakan tiap-tiap hari Rabu di bulan Syafar Tahun Hijriah.

126

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BANGKA

ini pernah berada di bawah kekuasaan lain yang sudah masuk ke daerah ini
beberapa kerajaan ini, antara lain, sejak lama. Pengaruh unsur luar, antara
Kerajaan Majapahit, Kerajaan Melayu, lain, tampak dari perlengkapan pakaian
Johor, Palembang, dan Banten. Pada pengantin dan tata cara pernikahannya.
masa penjajahan Inggris, Belanda, dan Di daerah kota Pangkal Pinang, misalnya,
Jepang, pulau yang lokasinya cukup pakaian pengantin yang dikenal sangat
strategis ini juga merupakan wilayah yang dipengaruhi oleh unsur agama Islam dan
sering diduduki. Oleh sebab itu, pulau Arab. Pengantin prianya mengenakan
ini didiami oleh banyak pendatang, yang surban dan jubah yang sangat mirip
menyebabkan tercampurnya kebudayaan dengan pakaian pengantin orang
asli masyarakatnya dengan berbagai Betawi. Pengantin wanita mengenakan
kebudayaan dari luar. perlengkapan dan perhiasan yang sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.
Selain menjadi buruh pada perusahaan- misalnya mengenakan penutup kepala
perusahaan tambang timah, orang Bangka yang disebut sungkun, kalung susun,
juga mengembangkan berbagai jenis pending emas, gelang sempunu, baju
mata pencaharian lain. Penduduk yang kurung dan kain songket, dsb.
berdiam di wilayah yang relatif subur
biasanya bercocok tanam di ladang. Peminangan biasanya dilakukan
Hasil perkebunan yang cukup besar dari oleh pihak laki-laki dengan memberikan
daerah ini adalah lada putih dan cengkeh. barang-barang sebagai hadiah untuk calon
Hutannya menghasilkan kayu gergajian. pengantin wanita. Acara peminangan
Hasil-hasil dari daerah ini sebagian besar
dipasarkan ke luar daerah dan dikapalkan denieksukarya.com
melalui beberapa pelabuhan yang terdapat
di daerah tersebut. Penduduk yang Busana tradisional pengantin Bangka
berdiam di daerah pantai kebanyakan Belitung.
menjadi nelayan. Untuk keperluan
menangkap ikan ini sebagian masyarakat
mengembangkan kerajinan membuat
perahu. Usaha kerajinan lainnya adalah
membuat anyam-anyaman, barang-
barang dari tembikar, dan ukiran dari
timah. Penduduk yang berdiam di sekitar
perkotaan, terutama yang berbaur dengan
masyarakat keturunan Cina, banyak pula
yang menjadi pedagang.

Sistem kekerabatan orang Bangka
bersifat bilateral, artinya garis keturunan
ditarik melalui garis laki-laki atau melalui
garis perempuan. Adat menetap sesudah
nikahnya pun cenderung di tempat yang
baru (neolokal). Hal ini sedikit-banyaknya
dipengaruhi oleh banyaknya terjadi kawin-
campur dari kalangan masyarakat Melayu
bangka asli dengan para pendatang
yang sudah turun-temurun di daerah ini.
Tata cara perkawinan di daerah ini juga
merupakan percampuran dari berbagai
unsur adat istiadat dari suku-suku bangsa

127

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

BANGKA

biasanya diadakan dengan cara berbalas berpantun dan bersyair, serta tari-tarian,
pantun. Sebagai syarat perkawinan juga misalnya taber. Masyarakat Bangka
dikenal adanya mas kawin. Pada masa lalu juga mengenal kerajinan bertenun kain
biasanya mas kawin berupa ringgit emas songket. Songket asli Bangka yang
sejumlah yang telah disepakati. Sebelum terkenal adalah kain cual, yang biasanya
upacara perkawinan dilaksanakan dipergunakan oleh pengantin pada
biasanya terlebih dahulu dilangsungkan upacara perkawinan. Tetapi akhir-akhir
acara melangir, yaitu memandikan ini sudah semakin jarang orang yang
mempelai wanita dengan air jeruk dan membuat kain cual ini, sehingga harganya
air kembang, kemudian mencukur semakin mahal.
rambut halus di sekitar muka. Tata cara
selanjutnya tidak jauh berbeda dengan Seperti halnya masyarakat lain di
tata cara perkawinan masyarakat di Pulau Sumatra Selatan, sistem kemasyarakatan
Sumatra umumnya, yaitu sesuai dengan orang Bangka juga dipengaruhi oleh
ajaran Islam. Undang-undang Simbur Cahaya.

Pengaruh Islam terlihat pula dalam Rujukan
bentuk kesenian yang berkembang di
daerah ini. Upacara mengarak pengantin http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pangkal_
biasanya diiringi dengan tabuhan rebana pinang, diakses pada tanggal 25 Juni 2009.
dan gendang. Kesenian lainnya yang
terkenal dari daerah ini adalah seni •http://www.bangka.go.id/content.php?id_
content=adm_pemerintahan, diakses pada tanggal
25 Juni 2009.

BANGRENG

BANGRENG, SENI, merupakan Seni Bangreng adalah pengembangan
kesenian khas yang berasal dari dari seni Terbang dan Ronggeng. Seni
Kabupaten Sumedang dan biasa terbang itu sendiri merupakan kesenian
dipertunjukkan pada acara-acara hiburan yang menggunakan Terbang, yaitu
dan acara khusus seperti ; ruatan rumah, semacam rebana tetapi besarnya tiga kali
mendirikan bangunan baru, dan syukuran- dari alat rebana. Dimainkan oleh lima
syukuran lainnya. Pertama kali munculnya pemain dan dua orang penabu gendang
Seni bangreng, atau yang juga dikenal besar dan kecil. Sedangkan Ronggeng
dengan seni terbang, yaitu pada waktu adalah sebutan bagi si penari dan
penyebaran Agama Islam yang dilakukan sekaligus penyanyi atau disebut pula Nyi
oleh Wangsa Kusumah dimana seni Ronggeng. Karena sebutannya Nyi, maka
terbang dijadikan media untuk Dawah. ronggeng adalah seorang perempuan.

BANGSAWAN

BANGSAWAN, merupakan bentuk mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
teater tradisional berasal dari Provinsi 1. Sumber cerita bebas dan biasanya
Sumatra Selatan, yang lahir sesudah
kehadiran teater Dul Muluk dan bercerita tentang kehidupan di Istana
2. Sifat cerita tragedi (sedih)

128

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bangsawan

3. Pemeran cerita disesuaikan dengan 4. Setting cerita disesuaikan dengan
tokoh aslinya kebutuhan cerita

NET

Bangsawan, teater tradisional.

Banjar

BANJAR, adalah suatu kelompok etnik Banjarmasin.
yang daerah asalnya di wilayah Provinsi Wilayah Kalimantan umumnya ada
Kalimantan Selatan. Dalam kenyataan
sekarang kelompok Banjar ini telah yang berupa dataran rendah, daerah
tersebar dan menetap di berbagai daerah berawa yang dilalui sungai-sungai
di luar Kalimantan Selatan, misalnya yang dapat dilayari, dan dataran tinggi
di daerah Provinsi Kalimantan Barat, yang membentang di bagian tengah
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Provinsi ini. Dataran tinggi ini dikenal
Provinsi Riau, Provinsi Nusa Tenggara dengan pegunungan Meratus yang
Timur, Maluku, dan lain-lain. tingginya antara 1000-1500 meter
di atas permukaan laut. Lingkungan
Pemukiman orang Banjar di daerah floranya berupa tumbuhan tropis, dengan
asalnya di Kalimantan Selatan berada temperatur rata-rata adalah 26 derajat C.
dalam 10 wilayah kabupaten, yaitu
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapi, Latar Belakang Sejarah. Nama suku-
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, bangsa Banjar terkait dengan nama
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sebuah kampung di muara sungai Kuin,
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten anak sungai Barito. Tempat ini sekarang
Barito Kuala, Kabupaten Kota Baru, berada dalam kota Banjarmasin. Sebelum
Kabupaten Tanah laut, dan Kota Madia berdirinya kerajaan Banjarmasin, di Kuin
itu terdapat sebuah Bandar yang dipimpin

129

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

oleh Patih Masih. Bandar ini lebih dikenal Seperti telah disinggung di atas orang
dengan nama “Bandar Masih”, berasal Banjar yang merupakan etnik yang
dari Bandar Oloh Masi, dimana Oloh mobilitasnya tinggi, telah tersebar di
Masi itu adalah sebutan untuk Orang berbagai wilayah lain Indonesia. Sebagai
Melayu, yang kemudian berubah menjadi contoh saja orang Banjar tersebar di tujuh
“Banjarmasin”. Akhirnya penduduknya kecamatan di Provinsi Riau, terutama
sendiri dikenal dengan orang Banjar. di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten
Indragiri Hilir. Pada tahun 1980 jumlah
Orang Banjar ini semula berasal dari orang Banjar pada masing-masing
hului sungai Tabalong. Di sana terjadi kecamatan itu bervariasi antara 4 s/d
perpaduan antara orang Melayu, orang 80 persen. Kecamatan yang dominan
Maanyan, orang Lawangan, dan orang (80 persen) orang Banjar itu adalah
Bukit, di mana budaya Melayu lebih Kecamatan Tembilahan dari penduduknya
dominan. Kemudian ke dalam kelompok yang berjumlah 53.157 jiwa. Orang Banjar
ini masuk pula unsur Ngaju, Bugis dan sebesar 43 persen di antara 63.420 jiwa
pedagang-pedagang dari Jawa. Agama penduduk Kecamatan Gaung Anak Serka;
Islam menjadi faktor penyatu dari orang- 32 persen di antara 56.323 jiwa penduduk
orang yang berbeda latar belakang budaya Kecamatan Enok di Kabupaten Indragiri
itu. Unsur-unsur budaya Jawa tampak Hilir (Melala-toa, 1986).
sekali, misalnya gamelan, wayang, keris,
gelar-gelar seperti Temenggung, Adipati, Persebaran orang Banjar di Provinsi
Patih, Ngabehi, Kyai, Neyarsa, dan Kalimantan Timur lebih merata lagi,
banyak unsur kosakata dari bahasa Jawa. seperti yang tampak dalam data tahun
Unsur Budha yang dibawa oleh orang 1983. Semua kecamatan dalam Kabupaten
Jawa misalnya candi Laras di daerah Berau, Kabupaten Pasir, Kota Madia
Margasari, candi Agung di Amuntai. Samarinda, Kota madia Balikpapan
Namun, kebudayaan baru yang muncul terdapat orang Banjar. Jumlah mereka
dominan adalah bahasa Banjar, Islam, bervariasi antara 1-65 persen. Jumlah
dan kebudayaan sungai (Syarifuddin et al, orang Banjar tersebar di antara penduduk
1986). kecamatan di kabupaten Pasir adalah di
Kecamatan Batu Sapang dan Kecamatan
Demografi. Data sensus penduduk Muara Koman, masing-masing 20
tahun 1930 menunjukkan bahwa jumlah persen. Jumlah persentase terbesar di
orang Banjar adalah 809.842 jiwa. Data- Kabupaten Berau adalah di Kelai (10
data yang muncul kemudian dari berbagai persen). Persentase terbesar di Kota
sensus tidak lagi memberikan informasi Madia Samarinda adalah di Kecamatan
kesuku-bangsaan termasuk tentang Samarinda Ilir dan Kecamatan Samarinda
orang Banjar. Penduduk Kalimantan Ulu, masing-masing 50 persen. Persentase
Selatan misalnya pada tahun 1981 adalah terbesar di Kota Madia Balikpapan
sebesar 2.211.374 jiwa; dan ada yang adalah di Kecamatan Balikpapan Timur,
memperkirakan 90 persen dari jumlah Kecamatan Balikpapan Utara, dan
tersebut adalah orang Banjar. Dalam Kecamatan Balikpapan Seberang, masing-
sensus penduduk tahun 1990 jumlah masing 35 persen. Dari 30 kecamatan di
penduduk Provinsi ini telah menjadi Kabupaten Kutai, hanya dua kecamatan
2.597.572 jiwa. Dalam jumlah tersebut yang tidak terdapat orang Banjar, yaitu
tentu sudah termasuk macam-macam Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan
unsur penduduk dengan berbagai Bentian Besar. Persentase cukup besar
latar bekalang etnik.di tahun 2000, adalah di Kecamatan Kenohan (65
diperkirakan jumlah suku Banjar sekitar persen), di Kecamatan Jempang (50
4,5 juta dan jumlah penduduk Kalimantan persen). Hanya di Kabupaten Bulungan
Selatan itu sendiri adalah 2.271.586 jiwa.

130

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

dari 13 kecamatan orang Banjar hanya dialek, misalnya sub dialek Amuntai,
ada di enam kecamatan, dan persentase Alabio, Kalua, Kandang, Tanjung, dan
terbesar adalah di Kecamatan Tarakan mungkin masih ada variasi lain (Hapip,
(25 persen) (Kanwil Dikbud Kalimantan 1977; Moelyono et al, 1985). Kini oleh
Timur, 1984). Abdul Djebar Hapip telah disusun : Kamus
Banjar-Indonesia (1977) diterbitkan oleh
Orang Banjar ini ada yang sampai ke Pusat pembinaan dan Pengembangan
Malaysia dan Saudi Arabia. Mereka yang Bahasa, Depdikbud.
pergi ke luar negeri itu umumnya ada
keterampilan sebagai penjahit pakaian, Masyarakat Kalimantan Selatan masih
tukang mas, dan pembuat pakaian. bisa dikelompokkan ke dalam beberapa
Mereka ini dikenal sebagai masyarakat kelompok etnis yang lebih kecil. Di
bahari, yang ada kaitannya dengan minat antara kelompok-kelompok kecil itu ada
mereka sebagai pedagang. Betapapun yang memiliki bahasa sendiri, misalnya
mereka dikenal sebagai perantau, kelompok Dayak tertentu seperti Dayak
termasuk yang menetap di tempat Balangan, Dayak Maanyan, Dayak Dusun
lain, kecenderungan untuk kembali ke Deyah, dan lain-lain. Komunikasi antar
kampung halaman di Kalimantan Selatan kelompok itu biasa dilakukan dengan
selalu besar (Syarifuddin, 1986,). bahasa Banjar. Dengan kata lain bahasa
Banjar berperan menyatukan aneka ragam
Bahasa. Orang Banjar memiliki kelompok-kelompok tadi. Kini dengan
bahasa sendiri yaitu bahasa Banjar. Pada berkembangnya media TV mereka telah
mulanya penutur bahasa ini berada di
sekitar wilayah Kalimantan Selatan,
tetapi kemudian tersebar ke Kalimantan
Timur, Pulau Laut, Sampit di Kalimantan
Tengah, bahkan ke berbagai wilayah
Indonesia lainnya. Keseluruhan bahasa
Banjar dapat dibedakan ke dalam dua
dialek, yaitu dialek Banjar Kuala dan
dialek Banjar HuluSungai.Pembagian
dialek ini didasari atas perbedaan
fonologis. Dialek pertama dipakai oleh
penduduk sekitar kota Banjarmasin,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut,
Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten
Kota Baru. Dialek kedua dipakai oleh
penduduk di hulu sungai umumnya.
yaitu di Kabupaten Tapin; Kabupaten
Hulu Sungai Selatan, Kabupaten hulu
Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai
Utara serta Kabupaten Tabalong. Dialek
Banjar Hulu Sungai lebih luas dan masih
bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub

(Mrdia Kebudayaan) DtpdiOmdi)

Masyarakat Banjar memiliki pekinangan berbentuk bunga
teratai berkerawang; hiasan tumpal pada kakinya.
Kelengkapannya adalah tempat-tempat : sirih, gambir,
pinang, kapur.

131

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

diikat lagi dengan bahasa Indonesia. Bubungan Tinggi, gajah baliku, gajah
Pola Perkampungan. Pola manyusu, palimasan, dan palimbangan.
Rumah tradisional itu juga mempunyai
perkampungannya adalah mengelompok ukiran-ukiran khusus pada pintu, jendela,
padat, yang sebagian ada di daerah sekeliling bangunan bagian atas, pada
berawa, sebagian lain ada di sepanjang puncak tertinggi dari bubungan. Jenis-
aliran sungai, dan di daerah kering jenis motif hiasan adalah pucuk rabung,
atau pegunungan tadi. Rumah-rumah gigi haruan, banji, jambangan, malayap,
dibangun berderet menghadap sungai babuku, dan lain-lain.
atau menghadap jalan raya. Rumah
itu merupakan rumah panggung dan Mata Pencaharian. Sebagian besar
sebagian ada yang dibangun di atas air, penduduk Kalimantan Selatan hidup
yang disebut rumah laming. Rumah dari pertanian. Lain dari pada itu adalah
semacam ini yang letaknya di pinggir perikanan, peternakan, perdagangan,
sungai, di mana orang lalu-lalang dengan mencari hasil hutan. Luas tanah pertanian
perahunya, biasa dijadikan tempat yang terdiri dari sawah, ladang, dan
berjualan. Ditempat lain rumah terapung perkebunan merupakan 13,42 persen dari
cocok untuk memelihara ternak itik. Jadi 37.000 kilometer luas Provinsi Kalimantan
membangun rumah semacam ini bukan Selatan. Areal persawahan daerah ini
berarti tidak ada tempat di darat. dapat dibagi empat macam sawah yaitu (1)
sawah barat, (2)sawah timur, (i) sawah
Perkampungan orang Banjar biasa surung, dan (4)sawah pasang surut.
berdekatan dengan areal persawahan
atau kebun sebagai sumber penghidupan. Sawah (1) adalah terletak di daerah
Pada masa terakhir ini boleh dikatakan dataran aluvial, yang merupakan
setiap desa juga mempunyai tempat pemukiman sebagian besar penduduk
ibadah, mesjid atau langgar, sekolah daerah ini; dengan pengai ran yang baik,
atau madrasah. Kompleks pekuburan padi ditanami dua kali setahun. Sawah (2)
umum (Alkah) dipilih ditempat yang’ terdapat didaerah rawa-rawa, yang bila
tinggi agar tidak tergenang air. Selain terjadi kemarau panjang rawa menjadi
pekuburan umum keluarga tertentu kering dan dapat ditanami padi. Sawah
memiliki pekuburan keluarga. Pemukiman (3) berada di rawa yang agak dalam.
semacam ini disebut kampung atau benua. Pertumbuhan padi menurut datangnya
Pemukiman itu biasanya mempunyai nama, air dan musim panen ketika air sudah
misalnya Benua Batung, Benua Binjai, tinggi. Kalau datangnya air terlalu cepat
Benua Kupang, dan lain-lain. Tipe daerah dan tidak dapat diikuti oleh pertumbuhan
pemukiman ada yang sudah berubah tingginya padi, maka panen sering gagal.
dibandingkan dengan di masa lalu. Sawah (4) terdapat didaerah rawa pasang
srut; penanaman dilakukan sekali setahun
Rumah-rumah yang dibangun di atas (Djenen dan Wisnu Subagyo, 1985).
air berada di atas batang-batang terapung
yang dibaji dengan balok-balok menjadi Usaha peningkatan produksi pertanian
satu rakit. Bahan-bahan bangunan itu dilakukan dengan berbagai cara, yang
dari kayu dengan atap rumbia. Rumah- antara lain dengan apa yang disebut
rumah juga bisa dibedakan berdasarkan Panca Usaha tani. Akan tetapi usaha tani
status sosial ekonominya. Pada masa itu juga masih disertai upacara-upacara
lalu rumah orang kebanyakan ada yang berdasarkan sistem kepercayaan tertentu.
dibuat dengan bentuk yang namanya Aspek kepercayaan itu juga tampak dalam
balai laki, balai bini, rumah cacak burung, usaha peternakan, dan perikanan, Ciri-
tadah alas atau pondok biasa. Rumah dari ciri tradisional dalam lapangan mata
golongan atas, yaitu bangsawan, ulama, pencaharian masih cukup menonjol.
pedagang, ada yang dinamakan rumah
Upacara tradisional yang ada kaitannya

132

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

dengan pertanian yang disebut upacara serta keluarganya. Mereka ini adalah
Babunga Tahun, seperti yang terdapat seniman wayang, dengan para penabuh
di desa Barikin. Kecamatan Haruyan, gamelannya dan penari topeng atau
yang jaraknya sekitar 10 kilometer panopengan yang khusus untuk itu.
dari Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Upacara ini memang disertai pertunjukan
Sungai Tengah, Sebagian dari mereka wayang kulit (bawayang), di mana pada
yang sudah beragama Islam ini masih masa lalu ada panggung tetap. Para
menghormati dan percaya kepada pemain itu biasanya memakai pakaian
leluhurnya yang bernama Datu Taruna teluk belanga dan ikat kepala (laung)
Barikin. Mereka percaya pula ada yang berwarna hitam. Mulai dari tingkat
Batara Kala atau Sangkala yang selalu persiapan sampai selesainya upacara
mengganggu kehidupan manusia. Karena telah diuraikan secara rinci misalnya oleh
itu makhluk halus itu harus diberi sesajen, Moelyono (1985).
sehingga tanaman menjadi subur, ternak
berkembang biak, dan orang tidak Di tempat lain di kalangan orang
sakit. Selain itu upacara ini merupakan Banjar Hulu upacara semacam itu
pernyataan rasa syukur atas segala rezeki dinamakan upacara manyanggar banua,
yang telah didapat pada tahun yang sudah artinya selamatan bagi sebuah kampung
berjalan, dan sekaligus sebagai bentuk dengan semuapenghuninya, tanaman,
permohonan limpahan rezeki dan karunia sertatemaknya. Di daerah rawa dikenal
kesehatan di tahun-tahun mendatang. pula upacara mambaiki Padang yang
Caranya dengan menyelenggarakan khusus berkaitan dengan pertanian
upacara tersebut di atas. dan perikanan atau akan membuka
persawahan baru.
Pengetahuan tentang pelaksanaan
upacara itu diturunkan dari generasi ke Organisasi Sosial. Dalam sistem
generasi melalui Dalang atau Dadalang kekerabatan, mereka menganut prinsip
penarikan garis keturunan bilateral,

id.wikipedia.org

Tatah Hujung Panapih Rumah Banjar atau sebuah ornamen Rumah Adat suku Banjar
Kalimantan Selatan.

133

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

artinya menarik garis keturunan pada diungkapkan : “Apabila berani melempar
pihak ayah dan pihak ibu. Namun dalam jala, harus berani pula menyelaminya
banyak hal, dalam keluarga peranan “(Bila wani manimbai lunta wani tu
ayah tampak lebih dominan. Keluarga manajuni). Dalam menghadapi hidup
inti poligami dengan lebih dari seorang ini juga diajarkan harus hemat atau
isteri, biasanya para isteri itu jarang tidak boros, dan itu diungkapan :
yang berdiam dalam satu rumah untuk “Sampai tidak mempunyai banta lagi”
menghindari percekeokan. Keluarga luas (Bilang kada kabantaan). Masih banyak
(bubuhan) bisa berbentuk keluarga luas ungkapan-ungkapan adat yang berisi yang
utrolokal, satu keluarga yang terdiri dari bermuatan sistem norma yang menjadi
keluarga inti senior dengan keluarga inti acuan tingkah laku dalam kehidupan
anak laki-laki dan anak perempuan. tradisional mereka, yang sebagian masih
dipakai dan relevan untuk masa kini (lihat
Mereka mengenal istilah-istilah Moelyono et al, 1985).
kekerabatan, baik untuk kerabat vertikal
maupun yang horizontal. Di antaranya Religi. Kini orang Banjar umumnya
yang dapat dikemukakan sebagai contoh. adalah pemeluk agama Islam yang
istilah kekerabatan vertikal dari ego ke taat. Penganut agama Islam ini pernah
atas dan ke bawah. Urutan di atas ego di tergolong ke dalam apa yang disebut
antaranya adalah abah (ayah), uma (ibu), golongan “tua” dan “muda”, yang semakin
kai (kake), nini (nenek), datu (istilah lama batas-batas golongan ini semakin
untuk laki-laki dan perempuan). Urutan kabur. Dari keseluruhan penduduk.
di bawah ego adalah anak, cucu, buyut,
cicit (muning). Hubungan antara kerabat Pasar Kue Ramadhan (Pasar Wadai
itu diwujudkan dengan mengikuti norma Ramadhan) di Banjarmasin dengan aneka
sopan santun tertentu. Dalam keluarga inti, cita-rasa, bentuk, warna, digelar pada
yang muda harus menghormati yang lebih setiap bulan Ramadhan. Para Pengunjung
tua. Nama ayah sendiri tidak boleh disebut bukan suju Kaum Muslim untuk keperluan
oleh anak-anaknya, karena menyebut nama berbuka puasa, tapijuga wisatawan
orang tua takut kualat (ketulahan). Untuk mancanegara Kalimantan Selatan
menyapa orang tua dengan istilah plan yang pada tahun 1987 yang berjumlah
atau menyebutnya dengan istilah andika 2.315.336 jiwa, terbagi atas 98,1 %
(lihat Syarifuddin, (1986). beragama Islam, 0.91 % Protestan, 0,35 %
Katolik.
Norma sopan santun tersebut di
atas kiranya didukung oleh ungkapan Bukti ketaatan mereka terhadap agama
adat; bagaimana hubungan orang tua Islam ditandai oleh banyaknya tempat
dengan anak, misalnya orang tuajangan ibadah di pelosok-pelosok daerah ini
memanjakan anak. Ungkapan adat seperti mesjid dan langgar. Catatan tahun
itu misalnya : “Anak jangan terlalu 1977 menunjukkan adanya 1.007 mesjid
dimanjakan, nanti orang tuanya sendiri dan 4.424 buah langgar di Provinsi ini.
dijadikannya budaknya” (Anak jangan Selain itu tersebar pula lembaga-lembaga
satitilahnyakainakuwitan diulahnya kuda). pendidikan agama Islam mulai dari
Sebaliknya, budaya Banjar menuntut tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliah,
anggota masyarakatnya untuk bekerja dan Pendidikan Guru Agama sebagai hasil
keras, dan bertanggung jawab. Hasil kerja swadaya masyarkatnya.
keras itu ditujukan untuk kepentingan
keluarga. Ungkapannya adalah seperti Sehubungan dengan pengamalan
berikut ini. “Sampai-sampai bulu beds ajaran agama Islam berkembang pasar
tak tumbuh lagi” (Bilang kada babulu yang khas, terutama di kota Banjarmasin
lagi landau). Tentang kerja keras tadi yang disebut Pasar Wadai Ramadhan.
Setiap hari beberapa jam menjelang
berbuka puasa selama bulan Ramadhan

134

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar

tumbuh pasar berjenis-jenis “kue” berikutnya lebih diatur lagi dengan
(wadah), dari yang tradisional sampai membangun kios-kios khusus. Terakhir
kue yang baru. Sejak tahun 1985, pasar (1992) pasar ini sudah masuk dalam
kue ini disatukan oleh pemerintah kalender pariwisata tersebut dengan nama
daerah setempat, dan pada tahun-tahun Ramadhan Cake Fair.

Rujukan Riau.
Moelyono, Broto et al
Djenen dan Wisnu Subagyo, Eds
1985 Geografi Budaya Dalam Wilayah 1985 Ungkapan Tradisional yang Berkaitan dengan
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan, Jakarta : Sila-sila dalam Pancasila Daerah Kalimantan
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Selatan,
Daerah Jakarta : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah Syarifuddin R. et al
Melalatoa, M. Junus 1986 Dampak Modernisasi Terhadap Hubungan
1986 “Tinjauan Tentang Porsi Suku bangsa Kekerabatan Daerah Kalimantan Selatan, Jakarta :
di Provinsi Riau Masa kini: Satu Hasil Proses Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan
Perkembangan”. Masyarakat Melayu Riau dan Daerah
Kebudayaannya (S. Budi Santoso et al, Eds.),
Pekanbaru : Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I

BANJAR RADAP RAHAYU, TARI

BANJAR RADAP RAHAYU, TARI, untuk menyambut tamu agung dan
merupakan tarian adat Banjar Provinsi ditarikan dalam upacara perkawinan
Kalimantan Selatan, yang dibawakan masyarakat Banjar. Tari yang dibawakan

NET

Tari Banjar Radap Rahayu, Provinsi Kalimantan Selatan.

135

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banjar RADAP RAHAYU

oleh wanita ini menceritakan tentang memiliki tujuan yaitu sebagai ucapan rasa
para bidadari yang turun dari kayangan syukur dan doa agar kegiatan yang akan
yang memberikan anugerah kebaikan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik
bagi daerah yang di datanginya. Tarian ini dan lancar tanpa ada gangguan.

BANTAYO POBOIDE

BANTAYO POBOIDE, RUMAH ADAT, poboide terdapat dua buah tangga yang
adalah rumah adat yang merefleksikan cukup lebar. Kedua tangga tersebut
kemegahan arsitektur tradisional mengapit balkon yang terdapat di serambi
Gorontalo. Rumah ini berbentuk depan. Pada bagian kanan dan kiri
panggung yang semua bagiannya terbuat rumah tersebut terdapat ruang terbuka
dari kayu. Terdapat dua jenis kayu yang yang lebih rendah dari bagian panggung
digunakan yaitu kayu coklat kemerahan bangunan utama dan masing-masing
yang memiliki serat lurus dan kayu hitam. ruang dilengkapi dengan tangga. Bantayo
Yang lebih mendominasi bangunan rumah poboide bagaikan balai besar yang
ini adalah kayu coklat, sedangkan kayu menjadi sebuah tempat ideal yang dapat
hitam digunakan untuk kusen, pegangan mengakomodir berbagai macam kegiatan
tangga, pagar balkon, dan ukiran lubang masyarakat Gorontalo.
angin. Di muka bangunan rumah bantayo

NET

RUMAH ADAT
BANTAYO
POBOIDE,
rumah adat
tradisional
Gorontalo.

banten

BANTEN adalah kelompok etnik yang dengan ibukota Serang. Wilayah asal
mendiami sebagian wilayah Provinsi Jawa kediaman orang Banten ini biasa disebut
Barat bagian barat. Namun sejak tahun “daerah Banten”. Batas wilayah yang
2000 Banten menjadi Provinsi tersendiri disebut daerah Banten itu seringkali

136

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

kurang jelas, karena telah terjadi kecil yang airnya dimanfaatkan untuk
beberapa kali perubahan. Perubahan ini mengairi sawah. Daerah ini pun memiliki
terjadi dalam konteks sejarah perjalanan suaka alam di Ujung Kulon dan Pulau
kekuasaan di daerah Banten tadi Dam, sebagai tempat hidup binatang
khususnya dan di Jawa Barat umumnya. langka seperti badak bercula satu,
Dalam periode 1620-1677, daerah Banten gibon Jawa, harimau, surili, banteng,
itu meliputi wilayah yang sekarang dan berjenis-jenis burung. Banten juga
merupakan Kabupaten Pandeglang, memiliki pantai indah, misalnya Florida,
Serang, Lebak, sebagian Kabupaten Conta Merak, Tasikardi, Labuhan,
Tangerang, bagian barat Kabupaten Bogor, Karangbolong, Pulau Dam.
dan sebagian kecil kabupaten Sukabumi
di bagian barat. Pada periode 1677-1705, Bahasa. Ada sebagian orang yang
daerah Banten lebih meluas ke arah timur, berpendapat bahwa orang Banten adalah
terutama di wilayah Kabupaten Bogor dan juga orang Sunda, karena budayanya
Kabupaten Sukabumi. Batas semacam ini umumnya sama dengan budaya Sunda.
berlangsung sampai dengan dimulainya Namun dalam hal-hal tertentu yang
kekuasaan pemerintahan Belanda tahun timbul dari pengalaman dalam perjalanan
1811. Sejak 1811 sampai masuknya sejarahnya. Salah satu contohnya dapat
kekuasaan Jepang dan kemudian dilihat dalam aspek kebahasaannya.
berdirinya pemerintahan RI, ada wilayah Bahasa yang digunakan di daerah
yang disebut Keresiden Banten, yang Banten sering disebut bahasa Sunda-
hanya meliputi tiga Kabupaten, yaitu Baten, yaitu bahasa yang menunjukkan
Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan beberapa perbedaan dibandingkan
Serang. Di Kabupaten Lebak, khususnya dengan bahasa Sunda yang lain, terutama
di Kecamatan Leuidamar, berdiam satu dalam intonasinya. Selain itu ada pula
kelompok suku bangsa Badui. bahasa Jawa-Banten yang digunakan
oleh masyarakat di daerah Banten Utara.
Alam. Daerah Banten terdiri atas Bahasa Jawa-Banten adalah suatu dialek
dataran tinggi, dataran rendah, dan Jawa yang tumbuh dan berkembang sejak
sebagian rawa-rawa di daerah pantai. Di permulaan abad ke-17 bersamaan dengan
Daerah ini terdapat pula danau-danau

flickr.com/photo

Sisa-sisa bangunan Keraton Kaibon,
yang pada tahun 1832
dibongkar oleh Pemerintah
Hindia Belanda, sekarang
tinggal pondasi dan
sebagian tembok-tembok
serta gapura-gapura saja.

137

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

penyebaran agama Islam oleh Sultan ini. Sisa artefak dari zaman prasejarah
Faletehan dan kemudian dilanjutkan oleh telah ditemukan di kampung Odel, dua
putranya Sultan Maulana Hasanudin. km sebelah selatan mesjid Agung Banten,
Bahasa ini mendapat dasar berpijak berupa teknologi batu (lithic technology),
yang kuat karena dipergunakan sebagai fragmen gerabah, dan manik-manik.
bahasa resmi keraton. Pengaruh keraton Teknologi batu tadi ada yang berupa
itu menyebabkan bahasa Jawa dapat calon beliung persegi (plank), tipe beliung
berkembang dengan pesat. Bahasa Jawa berupa belincung (pick-adze), martil
Banten itu diperkirakan tidak banyak batu (hammer-stine), serpih bilah yang
berubah dibandingkan dengan keadaan telah digunakan sebagai serut (scaraper)
di daerah asalnya. Bahasa Sunda yang atau gurdi (borer), serpih bilah sebagai
menjadi lingkungannya tentu saja limbah (waste), (lihat Hasan M. Ambary
memberi pengaruh, tetapi dialek Jawa et al, Katalogus Koleksi Data Arkeologi
Banten ini tentu akan memegang unsur- Banten, Jakarta : Direktorat Perlindungan
unsur pokoknya. dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala, 1988).
Latar Belakang Sejarah. Nama
daerah dan masyarakat Banten telah Kebesaran lain dari nama Banten
meninggalkan bekas-bekas zaman adalah sebagai salah satu kerajaan Islam
prasejarahnya dan zaman sejarah ke-16-19, dengan sebuah kota pusat
yang mempunyai arti tersendiri untuk pelayaran dan perdagangan yang kini
menjenguk masa lalu bangsa Indonesia disebut kota “Banten lama”, yang dikenal
dan sumbangan bagi dunia ilmu dengan nama kota Surosowan. Kota itu
pengetahuan. Para ahli asing dan ahli terletak sekitar 10 km sebelah utara kota
bangsa Indonesia dalam bidang terkait Serang yang sekarang, atau 4 km sebelah
telah banyak memberikan perhatian selatan pantai Teluk Banten. Kota ini
terhadap gejala-gejala kesejarahan daerah ramai dikunjungi kapal dan pedagang
asing, misalnya dari Arab, Cina, Persia,
(forum.detik.com) Suriah, India, Turki, Jepang, Pilipina,
dan Eropa (Inggris, Belanda, Prancis,
Menara dan Mesjid Agung Banten. Denmark, Portugis). Pedagang-pedagang
Indonesia datang dari Maluku, Solor,
Makassar, Sumbawa, Jaratan, Gersik,
Juwana, dan Sumatra. Di arena kota
dagang itu diperdagangkan macam-
macam barang, misalnya barang dari
Cina berupa sutra, keramik, bejana
perunggu, almanak, cermin, sisir, akar-
akaran Cina, dayung, dan lain-lain.
Barang-barang dagangan yang berasal
dari anak-negeri adalah berupa beras,
asam, lada, buah-buahan, sayuran, hewan
seperti sapi, kambing, domba, dan lain-
lain (lihat M. Tn. Naniek Harkantiningsih,
“Catatan Singkat Tentang Masyarakat
dan Kota Banten Lama Abad Ke-16-9”,
Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia. 1, X,
1981/1982).

Masyarakat kota itu telah mewariskan
tanda-tanda kebesaran zamannya

138

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

itu berupa : (1) Kompleks keraton dinasti Qing, mata uang VOC abad 18, dan
Surosowan, tempat kediaman Sultan dan lain-lain (lihat Ambary et al, 1988).
keluarganya, yang dibangun tahun 1552
pada masa pemerintahan Sultan Maulana Kota Banten Lama, Surosowan,
Hasanuddin; (2) Mesjid Agung Banten, yang pernah berkiprah dalam dunia
dengan bangunan Tiamah - yang sekarang perdagangan, politik dan agama di
menjadi museum -; (3) Kompleks makam panggung sejarah Indonesia dan dunia,
Sultan Banten dan keluarganya, yang akhirnya tinggal nama dan rasa bangga
berada di dalam maupun di luar kompleks saja lagi bagi generasi penerusnya. Kalau
mesjid; (4) Meriam Ki Amuk; (5) Mesjid pada awal abad 18 kota Surosowan
Pecinan Tinggi; (6) Kompleks Karaton berpenduduk 30-an ribu jiwa, lalu terasa
Kaibon, tempat tinggal Ratu Asiyah, aneh kalau pada akhir abad ke 20 ini
ibunda Sultan Syafiuddin; (7) Mesjid (1981) jumlah penduduknya menjadi
Koja; (8) Benteng pertahanan Speelwijk, hanya 12.332 jiwa. Penduduk bekas
bekas benteng pertahanan Belanda yang bandar besar ini sekarang hidup sebagai
didirikan 1585; (9) Klenteng Cina; (10) petani, mencari ikan, meskipun ada
Watu Gilang, batu yang di atasnya para yang menjadi pedagang, buruh, dan
pejabat kerajaan disumpah; (11) danau pegawai negeri. Namun tidak seperti kota
Tasikardi, tempat rekreasi Sultan Agung; Surosowan, Keresidenan Banten yang
dan (12) Mesjid Besar di Kenari, yang pada tahun 1872 berpenduduk 702.000
merupakan mesjid tertua di Banten Lama jiwa (Harkantiningsih, 1981/1982), pada
(lihat Harkantiningsih, 1981/1982). masa 115 tahun kemudian (tahun 1987)
telah menjadi 2.739.609 jiwa. Angka ini
Temuan arkeologi telah memperkaya merupakan penduduk bekas Keresidenan
lagi khasah bahan kajian ilmu Banten yang kini sudah terbagi menjadi
pengetahuan bagi orang masa kini tiga wilayah Kabupaten Serang, Lebak,
tentang kerajaan Banten dan dalam dan Pandeglang.
hubungannya dengan keadaan ekonomi
serta perdagangan dengan dunia luar. Di daerah Banten terdapat tempat-
Temuan-temuan di situs Banten itu tempat, gunung, sungai yang melahirkan
misalnya berupa macam-macam keramik berbagai cerita lisan, baik yang berlatar
hiasan dengan motif binatang, vas bunga, belakang perkembangan sejarah Banten
vas bunga bentuk piala, tutup wadah, maupun yang berdasarkan sistem
tempayan, tungku atau anglo, wadah kepercayaan dari masyarakatnya. Di
berdinding tebal, ornamen bermotif antaranya ada yang berupa mite seperti
tumbuh-tumbuhan, ornamen berbentuk Cilaut Burung, yang ada pertaliannya
burung, kendi dengan cucuk membesar, dengan penyebaran agama misalnya Ucuk
dan lain-lain. Selain itu ditemukan Umum, yang bertalian dengan penjajahan
keramik asing berasal dari Cina (abad misalnya Perang Honcang di Rangkasbitung
15-18) berupa mangkuk piring; keramik dan Leuwi Jurig di Pandeglang, Cibaliung
dari Jepang dan Cina (abad 17-19) berupa yang terkenal dengan cerita kepercayaan
cangkir, pot, jambangan, mangkuk, area dan jadi-jadian seperti Kyai Mansur, Ki
keramik dan keramik lainnya dari Thailand Karta Dukun Maung. Tempat-tempat yang
(abad 15-16); benda-benda dari Eropa mengandung legenda, misalnya Labuan
(abad 17-18) seperti botol keramik, botol dan Leuwi Damar.
kaca, gelas sloki; berbagai bentuk hiasan
pipa cangklong keramik berasal dari Eropa Kesenian. Orang Banten juga
(abad 16-17). Di samping itu ada pula alat mengenal banyak ragam kesenian
permainan debus, jenis-jenis perhiasan tradisional, misalnya segeng, debus,
seperti cincin, peniti, mata uang Cina rudat, calung renteng, rampak bedug,
dll. Kesenian rampak bedug merupakan
salah satu kesenian yang paling dikenal

139

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

luas di daerah Banten. Kesenian para anggotanya. Gerakan dasar berupa
ini diperlombakan setiap tahun, gerakan silat. Musik mengiringi zikir
biasanya seusai Hari Raya Idul Fitri. atau lagu pujian pada Tuhan. Alat musik
Sejumlah kumpulan kesenian mengadu pengiring berupa satu gendang besar, dua
kebolehannya dalam menabuh bedug gendang kecil, dari tiga buah kecrek. Alat
dengan memperlihatkan keterampilan musik pengiring ini mungkin berbeda
dan kelincahannya. Pemainnya biasanya dengan alat bermain debus di Aceh,
para gadis dengan berbusana muslimah. Minangkabau, Sumatra Utara.
Kesenian debus menggambarkan sifat
kekebalan terhadap benda tajam, atau Masa Kini. Bagaimana kondisi budaya
ketahanan terhadap benda panas, seperti mereka masa kini? Kusnaka Adimihardja
menadi air panas, memasak diatas kepala, et al, Sistem Kepemimpinan dalam
dll. Dasar kekebalan mengacu kepada Masyarakat Pedesaan Daerah Jawa Barat
ajaran agama Islam. Untuk bermain (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
debus dibutuhkan latihan dan persyaratan Kebudayaan, 1986) telah memilih dua
yang cukup berat, misalnya berpuasa, buah desa sebagai contoh yakni Desa
tidak meninggalkan shalat lima waktu, Pasanggrahan dan Tanjungsari dalam
hapal doa-doa dari Al-Quran, pantang Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang,
terhadap perbuatan maksiat, mencuri, yang dipandang banyak menyimpan
mabuk-mabukan, dan berjudi. Dalam tradisi Banten abad ke-16. Hal ini
bermain debus, pemain harus mempunyai tampak dalam bahasanya tidak mengenal
keyakinan terhadap ilmu yang dipelajari, tingkatan-tingkatan bahasa (undak-
tidak boleh ada keragu-raguan yang undak basa), masih melakukan pertanian
bisa menimbulkan hal-hal yang tidak ladang atau sawah dengan mengikuti
diinginkan. Pertunjukan debus merupakan ritus-ritus lama. Daerah ini dipercayai
seni yang ditampilkan dalam kelompok, sebagai intinya (huluna) Banten. Di
di mana ada pemimpin atau guru dan sekitar kecamatan ini banyak ditemukan
makam-makam keramat yang dipercayai
masyarakat sekarang, merupakan makam
pengikut dan tentara Sultan Ageng
Tirtayasa yang menyingkir ke selatan
menghindari kepungan tentara Belanda.

Kini mata pencaharian mereka adalah
bertani sawah dan ladang, di samping
itu mereka menghasilkan kopi, cengkeh,
jengkol, petai, pisang, durian, serta
bertanam palawija. Pengolahan tanah

banten.culture-tourism.com

Bedrong Lesung merupakan salah satu
kesenian tradisional masyarakat Cilegon.
Kesenian tradisional ini pada awalnya
merupakan tradisi masyarakat desa dalam
menyambut panen raya, sebagai ungkapan
kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan
yang telah membuahkan hasil. Kesenian
ini merupakan perpaduan antara musik
Lesung atau Lisung (tempat menumbuk
padi tradisional) dengan musik lainnya yang
dimainkan oleh beberapa orang.

140

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

pertanian itu sering dilakukan secara Mereka mempunyai kebiasaan ziarah ke
gotong-royong (royongan) baik atas makam-makam yang dianggap keramat
nama pribadi atau atas nama kelompok. dari pengikut dan tentara Sultan Ageng
Dalam gotong-royong kelompok itu para Tirtayasa seperti telah disinggung di
anggota memperoleh imbalan, yang atas. Di Desa Tanjungsari saja terdapat
jumlahnya tidak ditentukan. Imbalan itu lebih dari 10 makam keramat, misalnya
tidak diterima oleh anggotanya, tetapi makam Ki Jata, Ki Bao, Ki Ceng-ceng,
dikumpulkan dan disimpan oleh seorang Ki Mas Jaganagara, Nyi Mas Gamparan
sesepuh (kokolot) yang pada waktunya Bojong, dan lain-lain. Tokoh yang disebut
digunakan untuk perbaikan langgar terakhir sangat terkenal di kalangan
kampung atau mesjid. Di samping itu masyarakat Tanjungsari. Ia adalah seorang
ada royongan dalam bentuk kerja-bakti, tokoh wanita dari kampung Balaraja
misalnya memperbaiki jalan, jembatan, yang memberontak terhadap Belanda
madrasah, dan lain-lain. Di Desa sekitar tahun 1830. Pemberontakan
Tanjungsari setiap kepala keluarga yang ini terjadi karena Nyi Mas Gamparan
tidak mengikuti kerja bakti dikenakan menentang kaum ningrat (menak) yang
denda Rp. 1.000,- setiap kali absen. Selain
itu mereka mengenal gotong-royong yang banten.culture-tourism.com
disebut liliuran, di mana mereka saling
tolong-menolong dalam mengerjakan Permainan Debus merupakan seni pencak
pertanian tanpa menerima imbalan. silat yang berhubungan dengan ilmu
Namun pada masa-masa terakhir sudah kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat
mulai ada sistem upah (ngalangis); kalau Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian
bekerja antara jam 07.00 -11.00 dibayar tradisional yang dikombinasi dengan seni tari,
Rp. 500,- ditambah makan, atau RP. 600,- seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa
tanpa makan. magis. Debus adalah seni pertunjukan yang
memperlihatkan permainan kekebalan tubuh
Hasil pertanian dan usaha-usaha terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan
lainnya digunakan untuk menutupi benda tajam.
kebutuhan hidup sehari-hari, memperbaiki
rumah, dan dari hasil yang diperoleh
mereka umumnya mencita-citakan untuk
bisa menunaikan ibadah haji. Penduduk
kedua desa tadi khususnya atau desa-
desa lain sekitarnya merupakan penganut
agama Islam yang kuat. Hal itu amat jelas
terlihat dari aktivitas-aktivitas keagamaan
sesuai dengan rukun iman dan rukun
Islam. Selain itu misalnya yang terkait
dengan aktivitas yang bersifat nasional,
satu minggu menjelang peringatan
proklamasi 17 Agustus, secara terus-
menerus diselenggarakan pengajian
bersama (tahlil) di setiap langgar dan
mesjid untuk mendoakan keselamatan
bangsa dan negara.

Di samping ketaatan yang sesuai
dengan ajaran agama Islam, mereka juga
masih memperlihatkan aktivitas yang
didasarkan kepada kepercayaan lama.

141

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

banten

anti kerakyatan. Hingga kini sementara sistem kepemimpinan desa di kedua
orang Desa Tanjungsari percaya bahwa desa khususnya dan pada masyarakat
tokoh ini belum meninggal, ia ngusumah, Banten umumnya, ditandai oleh
dan satu waktu ia akan kembali untuk adanya interaksi dan perpaduan antara
memimpin dan melindungi masyarakat peranan-peranan yang dimainkan oleh
dari berbagai kesulitan hidup. Di Desa pimpinan formal (umaroh), unsur-unsur
Pasanggrahan pun ada makam-makam kepemimpinan agama (ulama), dan unsur
kramat yaitu makam dari tokoh agama kepemimpinan adat (jawara). Ketiga
Islam atau tokoh yang gugur melawan unsur tersebut memainkan peranan
tentara Kompeni. penting dalam membentuk sistem politik
lokal, yang didukung oleh penguasaan
Masyarakat kedua desa tadi pun atas sumber daya ekonomi, keturunan,
mengenal macam-macam pantangan. dan jaringan hubungan kekerabatan
Pantangan-pantangan itu misalnya yang meluas hingga ke luar batas desa.
dilarang kencing menghadap kuburan Hubungan kekerabatan yang dibina dan
keramat, pada bulan Syawal dan Silih dikembangkan di kalangan elite desa
Mulid tidak boleh mendirikan rumah, lebih banyak dikendalikan oleh unsur-
tiap Rebo Wekasan (bulan Syafar minggu unsur kokolot (sesepuh) yang kemudian
terakhir) orang harus tinggal di rumah bermuara pada diri seorang kokolot
agar terhindar dari berbagai bencana, desa yang amat disegani dan dihormati.
hari Jum’at tidak boleh menumbuk padi. Hubungan itu terjadi secara vertikal atau
Atap (suhunan) rumah harus menghadap hubungan kekerabatan antara kokolot
barat-timur (ngulon-ngetan), kalau tidak desa dengan kepala desa dan anggota
demikian pemilik rumah itu akan terus- parentah desa yang lainnya, seperti
menerus menderita sakit. Carik (sekretaris desa), Ulu-ulu (urusan
pengairan), Kabayan (pesuruh desa), Amil
Seperti yang terungkap dalam hasil (urusan agama), dan lain-lain.
penelitian Kusnaka Adimihardja et
al (1986) tersebut di atas, dalam hal Pengembangan Bahasa)
Munadi Patmadiwiria,
Rujukan
1977 Kamus Dialek Jawa Banten - Indonesia,
Edi S. Ekadjati et al, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan
1987 Peta Sejarah Provinsi Jawa Barat (Jakarta, Bahasa).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)

Kusmiyati Hadish et al,
1979 Sastra Lisan Sunda : Mite, Fabel, dan

Legende. (Jakarta ; Pusat Pembinaan dan

bantian

BANTIAN adalah salah satu kelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang
orang Dayak yang berdiam dalam letakny a saling berjauhan. Rumahnya
wilayah Kabupaten Barito Utara, Provinsi merupakan rumah tunggal berdiri di atas
Kalimantan Tengah. Orang Bantian antara tiang setinggi satu setengah meter di atas
lain berdiam di desa Tembada, Kecamatan tanah, dengan ukuran luas rata-rata 5 x 6
Gunung Purei. Mereka berdiam di lereng- meter. Tiang rumah itu terbuat dari kayu
lereng bukit atau di tengah hutan yang ulin, atap daun rumbia atau sirap yang
berdekatan dengan sungai. Mereka hidup dibuat dari kayu ulin atau kayu telujen,

142

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bantian

dinding dari kulit kayu, sedangkan lantai dengan pola berpindah-pindah, tetapi
dari belahan-belahan bambu. Pada masa memang karena kesuburan tanahnya yang
lalu mereka hidup berkelompok dalam tidak mendukung untuk ditanami terus
satu rumah panjang yang disebut berang. menerus. Tentu saja pengetahuan untuk
bisa menyuburkan tanah itu dan teknologi
Menurut hasil penelitian Badan pendukungnya juga belum mereka kuasai.
Koordinasi Penelitian Daerah, Provinsi Namun, mereka memiliki konsepsi-
Kalimantan Tengah, (1975) (lihat juga konsepsi dan kepercayaan serta tindakan
Seri Profit Masyarakat Terasing di berupa upacara mulai dari menebang
Indonesia, 1, 1987) jumlah penduduk hutan sampai kepada saat menuai agar
Desa Tembaga sebanyak 298 jiwa di padinya selamat dan berhasil dengan baik.
antara 2.514 jiwa penduduk Kecamatan Mereka pun memberi korban untuk roh
Gunung Purei. Orang Bantian mempunyai dan setan penghuni ladang itu. Upacara
bahasa sendiri yaitu bahasa Bantian. itu disebut tiwah padi. Selain padi mereka
Sebagian besar dari mereka mengerti juga bertanam ubi kayu, ubi rambat,
bahasa Indonesia, kecuali golongan orang keladi, mentimun, sebagai makanan
tua-tua. tambahan. Cara perladangan seperti ini
sering menyebabkan kekurangan pangan
Mata Pencaharian. Mereka hidup terutama padi, misalnya dalam periode
dari bertanam padi di ladang dengan 1971-1974. Keadaan itu menyebabkan
sistem berpindah-pindah, dengan mereka hanya makan ubi, umbut rotan,
menggunakan alat-alat sederhana. umbi-umbian yang ada di hutan atau
Ladang berpindah itu bukan semata-mata buah-buahan. Sayur dan lauk-pauk adalah
karena mengikuti tradisi nenek moyang daun ubi, pucuk rotan, rebung, ikan,
daging hasil buruan yang tidak selalu ada.
kbri-canberra.org.au Pada musim panen padi mereka makan
tiga kali sehari, sedangkan pada musim
Tari Giring-giring yang dipopulerkan oleh paceklik hanya dua atau satu kali saja.
kalangan suku Dayak Ma’anyan dan ditarikan
dalam acara-acara bergembira, menyambut Sebagai mata pencaharian tambahan
tamu dan juga sebagai selingan pada pesta- adalah meramu hasil hutan, berburu,
pesta atau acara tertentu. berkebun, serta membuat anyam-
anyaman. Rotan dan damar merupakan
hasil hutan terpenting yang diramu.
Sampai periode 1970-an, rotan itu
lebih sering ditukar (barter) dengan
barang kebutuhan seperti beras, garam,
tembakau, minyak tanah, pakaian,
dan lain-lain. Dalam Keadaan sulit
atau paceklik para tengkulak memberi
kesempatan untuk meminjamkan
barang-barang tertentu yang nantinya
diganti dengan rotan yang seringkali
perhitungan harga rotan itu menjadi
sangat murah. Di kebun mereka menanam
kelapa yang hasilnya belum begitu
berarti untuk dipasar kan, lebih banyak
untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Berburu bukanlah suatu pekerjaan
tetap dan binatang human adalah babi,

143

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bantian

kijang, harimau, dan lain-lain. Alat yang kelambu, tikar, bantal, cermin, bedak,
digunakan ialah tombak, sumpit, mandau, sisir, pakaian satu stel, sandal, dan
tombak, jerat, serta dibantu anjing. Hasil lain-lain. Setelah syarat ini terpenuhi
perburuan itu selain untuk kebutuhan barulah dilangsungkan perkawinan yang
sendiri juga dibagikankepadatetangga. disahkan oleh kepala adat (penghulu).
Mereka tidak mengenal cara pengawetan Kedua penganten duduk di atas gong lalu
daging itu sehingga hasil buruan itu diijabkan atau disahkan.
dimakan habis dan kalau diperlukan lagi
mereka kembali berburu. Selanjutnya, Balian melakukan upacara
pengolesan darah binatang (darah ayam
Kalau bicara tentang perdagangan, atau babi yang dipotong). Pengolesan itu
yang lebih tepat disebut sistem barter, dilakukan dengan uang perak. Olesan
maka barang dagangannya adalah rotan, itu pertama pada penganten pria dan
damar, ayam, barang kerajinan, dan kemudian pada penganten perempuan,
sedikit kelapa. Barang kerajinan berupa yang dioleskan pada keningnya, telapak
tikar dan gawang yang dibuat dengan tangan, dada, telapak kaki. Sementara itu
hiasan-hiasan indah. Barang yang juga Barlian juga membacakan mantra-mantra,
menjadi incaran pedagang luar adalah agar kedua mempelai selamat dalam
barang antik berupa guci, dan piring kuno. mengarungi bahtera hidupnya. Sebagai
Barang ini sering ditukar dengan radio, imbalan Barlian mendapat sebuah guci,
tape recorder, dan lain-lain. satu buah piring putih, dan uang seikhlas
yang punya hajat. Selanjutnya selama satu
Kekerabatan. Dalam sistem sampai dua tahun penganten ini berdiam
kekerabatan mereka menarik garis di lingkungan kerabat isteri, kemudian
keturunan secara patrilineal. Warisan lebih pindah selama satu sampai dua tahun
banyak diperoleh anak pria dari pada anak di lingkungan kerabat suami. Akhirnya
wanita karena anak pria dianggap sebagai mereka kembali lagi ke lingkungan
pengganti orang tua. Perkawinan diawali kerabat isteri sampai dibuatkan rumah
dengan peminangan apabila seorang pria atau membuat rumah sendiri.
telah menunjuk seorang gadis pilihannya
kepada pihak kerabatnya sendiri. Kehamilan bagi seorang wanita
Peminangan itu biasanya dimintai bantuan dianggap biasa, namun tidak
seorang tua atau tokoh masyarakat. diperkenankan bekerja yang berat-berat.
Apabila pinangan itu diterima dengan Selain itu ada beberapa pantangan baik
membawa persyaratan tertentu, maka bagi suami atau isteri, misalnya tidak
sang perjaka diantar ke rumah sigadis boleh memotong ayam, tidak boleh
dan terus tinggal di sana. Sementara mengurus mayat, membelah kayu,
kedua makhluk ini sudah bisa melakukan menganyam, dan tidak boleh melihat
hubungan seks seperti halnya suami penyu. Demikian pula peristiwa kelahiran
isteri. Masa ini sesungguhnya masih dapat dianggap biasa karena itu merupakan
disebut sebagai masa pertunangan. kewajiban wanita. Setelah melahirkan ada
larangan bagi wanita itu, misalnya selama
Apabila satu waktu sudah ada biaya satu bulan tidak boleh makan nasi ketan,
barulah pihak perempuan mengadakan kelapa, jeruk, dan selama empat hari tidak
pesta perkawinan. Adat mereka mengenal boleh makan garam.
mas kawin berupa 5 sampai 10 buah guci
(belanai), pakaian, kain. Ibu penganten Kesenian. Masyarakat ini pun
perempuan juga meminta sali orang mengenal beberapa jenis kesenian, seperti
buanak, yaitu tebusan biaya perawatan seni tari, seni suara, dan seni musik. Seni
pada waktu melahirkan anak gadisnya tari diadakan dalam pesta perkawinan,
itu. Tebusan itu berupa isi kamar tidur, penerimaan tamu, misalnya tari giring-
yang pada masa sekarang berupa kasur, giring yang diikuti bunyi instrumen

144

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bantian

berupa gong, tengkanong, dan gendang. pengenalan dan belum banyak yang
Tarian ini dibawakan oleh pasang pria dan masuk sebagai penganutnya. Di luar itu,
wanita yang masing-masing memegang mereka mempunyai kepercayaan warisan
bambu yang di dalamnya diisi dengan biji leluhurnya. Dalam kepercayaan ini dikenal
jagung yang dengan gerak-gerak tertentu adanya kekuasaan tertinggi bernama
menimbulkan bunyi yang memperindah Saniang yang menciptakan alam semesta
bunyi instrumen lain-lainnya tadi. Tari ini. Saniang berada di langit yang ke tujuh
kuntau menyerupai pencak silat atau seni yang disebut Pinangkoi. Alam ini diyakini
bela diri yang dimainkan oleh pria atau terbagi dua, yaitu alam dunia dan alam
wanita. Tari perang dimainkan oleh dua atas atau alam roh yang ada di langit ke
orang pria yang memegang mandau dan tujuh tadi.
perisai. Tari ini berasal dari tradisi masa
lampau untuk menyambut orang-orang Dalam menjalankan tugasnya Saniang
yang pulang ‘perang’ atau mengayau, dibantu oleh delapan penguasa alam
di mana tradisi mengayau itu sekarang roh itu yaitu yang disebut Berito yang
sudah tidak ada lagi. Yang tersisa sekarang bertugas mencabut nyawa manusia.
dalam tarian itu adalah kegagahan dan Jangking, Lebok, Enok bertugas menjaga
sifat keberaniannya. Instrumen musik roh yang hidup agar tidak diganggu oleh
pengiringnya adalah gong, tengkanong, setan, jin, dan makhlukmakhluk jahat
dan gendang. Tari lain yang hanya lainnya. Pengelengai, Jaga, Pengenyantoh,
dimainkan dalam rangka suatu upacara bertugas menjaga roh orang yang telah
adat atau kegiatan pengobatan. Tarian meninggal; dan Jus Kelelungan yang
ini biasanya dilakukan oleh kepala adat bertugas membagi rezeki. Orang Bantian
(Penghulu) atau kepala kampung. Salah juga percaya bahwa roh (lian) ada juga
satu nyanyian yang biasa dinyanyikan di dalam berbagai benda, seperti pada
sembarang kesempatan adalah nyanyian batu, kayu atau tumbuh-tumbuhan.
bernama dongkoi, misalnya pada waktu Benda-benda seperti mandau, tombak,
sedang memasak, menjaga ladang, dipercayai mempunyai kekuatan gaib.
menyambut tamu, atau dalam pertemuan Mereka percaya pula bahwa makhluk-
muda-mudi. Lirik-lirik pantunnya bersifat makhluk halus atau setan ada yang jahat
bebas tergantung kepada penyanyi dan dan ada yang baik. Mahkluk halus yang
situasinya. jahat misalnya merua, biang bilau, rimau,
bongai, dan lain-lain; sedangkan yang
Kepercayaan. Dalam hal keyakinan baik misalnya tontin, bausi, biang nangka,
agama, masyarakat Bantian seperti di Tumenggung datu, dan lain-lain. Karena
desa Tambaba sudah mengenal agama itu mereka biasanya menyediakan sajen
seperti agama Katolik, Protestan, atau upacara untuk menolak setan jahat
dan Islam, namun baru pada tingkat tadi.

bantik

BANTIK adalah kelompok sosial yang dari daerah Toli-toli sekitar abad ke-16.
berdiam di beberapa tempat di pesisir Mereka terbilang kelompok kecil namun
barat laut, utara dan selatan kota Manado, memiliki bahasa tersendiri yang biasa
dalam wilayah Kabupaten Minahasa, disebut bahasa Bantik. Bahasa ini banyak
Provinsi Sulawesi Utara. Sumber tertentu persamaannya dengan bahasa Sangir.
menyebutkan bahwa mereka ini datang Pada masa lalu berbagai aktivitas budaya,

145

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL

bantik

misalnya dalam acara-acara perkawinan, yaitu tarian Mahamba. Mayoitas suku
memperlihatkan perbedaan atau variasi bantik menempati daerah pesisir pantai.
dibandingkan dengan yang ada dalam Tempat tinggal suku bantik di kota
budaya orang Minahasa, yang merupakan Menado bermukim di daerah Minanga
lingkungan sosial yang dominan di (Malalayang), Bengkol, Buha, Singkil,
sekitarnya. Kini orang Bantik cenderung Meras, Kima Bajo, Molas, dan Bailang.
mengidentikasi dirinya sebagai orang
Minahasa. Sebagian besar dari mereka Rujukan
memeluk agama Kristen. Sekarang suku
bantik telah menyebar ke berbagai daerah •http://www.yipd.or.id/berita_agenda/index.
termasuk Menado. Suku bantik memiliki php?act=detail&p_id=11364&p_cat=1, diakses pada
salah satu tarian perang yang sangat khas tanggal 25 Juni 2009.
dan menjadi tarian kebanggan mereka

pinetreegold.com

Tari Kabasaran
budaya Bantik
di tanah
Minahasa.
Tarian ini
ditujukan untuk
menyambut
tamu.

BANUA WALIO

BANUA WALIO merupakan rumah empat lantai. Ciri lain terlihat juga pada
adat masyarakat Buton, Sulawesi banyaknya tiang penyangga pada bagian
Tenggara. Rumah ini merupakan bentuk samping bangunan rumah. Jumlah tiang
dari istana Malige yang ditempati oleh terbanyak ditempati oleh Sultan, biasanya
Sultan Buton. Rumah adat ini berbentuk tiangnya berjumlah 8 buah, untuk
panggung dengan atap seperti pelana rumah para bangsawan jumlah tiangnya
yang bertumpuk. Bagian dari rumah sebanyak 6 buah, dan bagi rakyat biasa
adat ini dapat menunjukan tingkat serta jumlah tiangnya hanya ada empat buah.
martabat penghuninya, seperti, bagi Rumah adat ini dibangun diatas sandi
kaum bangsawan rumah terdiri dari yang menjadi landasan dasar. Rumah ini

146

ENSIKLOPEDIA SUKU, SENI & BUDAYA NASIONAL


Click to View FlipBook Version