KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan YME atas segala rahmat-Nya sehingga modul ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya. Penyusun berharap semoga modul ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peserta didik. Bahkan tidak hanya itu, penyusun berharap lebih jauh lagi agar modul ini para peserta didik dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari – hari. Penyusun sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan modul ini, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penyusun. Untuk itu penyusun begitu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini. Garut, Juni 2021 Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI MODUL 1 PENDAHULUAN PETA KONSEP GLOSARIUM KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP DASAR SEJARAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PENELITIAN DAN HISTORIOGRAFI MODUL 2 PENDAHULUAN GLOSARIUM PETA KONSEP KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT PRA AKSARA DI INDONESIA KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA DAFTAR PUSTAKA
MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU SEJARAH
GLOSARIUM Abadi : sesuatu yang kekal dan tidak pernah berubah sampai kapanpun Anakronisme : Kerancuan waktu dalam sejarah Berfikir sejarah : cara berfikir yang harus diterapkan Ketika seseorang mempelajari sejarah/peristiwa masa lalu. Diakronik, : cara berfikir sejarawan dalam melihat peristiwa sejarah sebagai keterjalinan antar-waktu (periode) Einmalig : Sekali Terjadi Geschicht : Segala sesuatu yang telah terjadi (Jerman); karena itu sejarah melaporkan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Historic : : Masa lampau (Inggris); karena sejarah selalu membicarakan perilaku umat manusia pada masa lalu. Kausalitas : cara berfikir sejarawan dalam melihat peristiwa sebagai jalinan sebab dan akibat. Kronologis : pengetahuan tentang urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa. periodisasi : pembabakan waktu Perkembangan : cara berfikir sejarawan yang berfokus pada peningkatan mutu/kualitas dari aspek-aspek masyarakat di antara satu periode ke periode berikutnya atau berfikir kronologis. Perubahan : cara berfikir sejarawan yang berfokus pada pergantian aspek-aspek tertentu masyarakat di antara satu periode ke periode berikutnya atau disebut dengan periodisasi (pembabakan waktu). Pengulangan Fenomena dimana suatu peristiwa pada masa lalu berulang lagi pada masa sekarang Sinkronik : cara berfikir sejarawan dalam melihat peristiwa sejarah dalam berbagai sudut pandang/aspek atau mutildisiplin ilmu. Silsilah Asal-usul keturunan Syajaratun : merupakan asal dari kata sejarah dari bahasa Arab, yang berarti sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Waktu : seluruh rangkaian ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung (KBBI Online)
PETA KONSEP MODUL 1
PENDAHULUAN A. IDENTITAS MODUL Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : X Judul Modul : Konsep Dasar Ilmu Sejarah B. Capaian Kompetensi Pembelajaran Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia. Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk melakukan penelitian sejarah sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan dan menganalisis peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI Assalamulaikum…. Coba kalian perhatikan gambar di bawah ini!
Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Peran manusia dalam sejarah layaknya pemeran utama dalam drama. Sebegitu pentingkah peran manusia dalam sejarah? Lalu apa sebenarnya sejarah itu sehingga Soekarno berpesan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas merah)? Apa saja ciri-cirinya? Apa manfaat dan kegunaanya? Bagaimana hakikat dan ruang lingkupnya?Sebegitu pentingkah sejarah untuk kita?Bagaimana kita mempelajari sejarah? Bagaimana kita lakukan penelitian sejarah? Mari kita mempelajari bab berikut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL E. MATERI PEMBELAJARAN Modul 1 ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan didalamnya terdapat uraian materi pembelajaran, contoh penugasan mandiri (lembar kerja), Latihan soal dan evaluasi. Pertama : Konsep dasar sejarah mulai dari pengertian, manfaat dan kegunaan sejarah, unsur, keterkaitan sejarah dengan masa kini, konsep pembangun ilmu sejara, konsep berfikir dalam sejarah. Kedua : Sumber sejarah, Metode Penelitian dan Historiografi dalam Sejarah
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik mampu mengemukakan pengertian sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah 2. Peserta didik mampu menjelaskan konsep dasar ilmu sejarah sebagai pisau analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah serta pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat 3. Peserta didik mampu menggunakan konsep dasar ilmu sejarah untuk melakukan pengamatan dan mengidentifikasi berbagai peristiwa sejarah 4. Peserta didik mampu menelaah periodesasi sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global 5. Peserta didik mampu menganalisis sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan 6. Peserta didik menganalisis peristiwa sejarah dengan menggunakan pendekatan berfikir diakronis (kronologi) maupun sinkronis A. Uraian Materi a. Pengertian Sejarah 1. Pengertian Sejarah menurut Bahasa: 1) Bahasa Arab Berasal dari kata šajaratun yang berarti pohon kayu. Menurut Yamin (1958), pohon melambangkan pertumbuhan dan perkembangan yang berkesinambungan 2) Bahasa Inggris Istilah sejarah dinyatakan dalam kata history. Berdasarkan Kamus Cambridge, history adalah kajian atau catatan tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau berupa peristiwa dalam kurun waktu tertentu suatu negara atau subjek lain. 3) Bahasa Yunani
Sejarah berasal dari kata “historia” yang memiliki arti “orang pandai”. Sejarawan E.H Carr (1982) berpendapat, “Sejarah adalah suatu proses interaksi yang berkelanjutan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya; 2. Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli 1) Kuntowijoyo Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu untuk dikonstekstualisasikan ke dalam kehidupan kekinian 2) Herodotus Kajian yang menceritakan jatuh bangunnya masyarakat, tokoh, bangsa dan peradaban . Perkembangan sejarah menurut Herodotus tidaklah berlangsung maju, namun naik turun seperti sebuah lingkaran dan tinggi rendahnya ditentukan oleh manusia 3) Muh Yamin Suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan 4) Ibnu Khaldun Sebuah catatan menegnai masyarakat umat manusia ataupun peradaban dunia serta perubahan yang terjadi terhadap watak mayarakat tersebut 5) Sartono Kartodirjo Sejarah dapat dibagi menjadi dua pengertian yakni: Pertama, sejarah dalam arti subjektif yaitu suatu konstruksi, ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita yang mencakup rangkaian fakta-fakta untuk menggambarkan gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Kedua, sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa yaitu sejarah dalam aktualisasinya. Kejadian tersebut hanya terjadi sekali dan tidak terulang Kembali b. Manfaat Ilmu Sejarah Secara umum dengan mempelajari ilmu sejarah maka kita : 1. Menjelaskan bagaimana manusia dan tindakan mereka mungkin dipengaruhi oleh situasi politik atau masalah ekonomi atau kondisi geografi. Melalui sejarah, kita akan memahami perilaku manusia dan nilai-nilai suatu masyarakat. 2. Memberikan pemahaman bahwa orang-orang pada masa lalu mungkin tidak memiliki nilai yang sama seperti yang kita miliki saat ini. Pemahaman tentang masa lampau akan membantu kita untuk menghindari kesalahan agar tidak terulang pada masa kini dan mendatang.
3. Mengenal siapa diri kita sebagai pribadi dan mengenal siapa kita secara kolektif (sebagai bagian dari suatu kelompok masyarakat dan bangsa). Pemahaman tentang identitas akan menumbuhkan ikatan social contohnya ketika kita mengetahui tentang sejarah keluarga maka akan menumbuhkan jiwa saling membantu karena menjadi bagian dari suatu keluarga). 4. Memahami memori dan tradisi yang diwariskan oleh generasi sebelumnya ke generasi mendatang hingga bagaimana sejarah membentuk kondisi kita saat ini. 5. Menumbuhkembangkan kecakapan berpikir kritis, kreatif, imajinatif, dan relektif 6. Menumbuhkembangkan kecakapan ilmiah seperti mencari sumber (heuristik), memilah sumber (veriikasi), dan menganalisis sumber sejarah (interpretasi). c. Kegunaan Sejarah : d. Hubungan Masa Lalu dan Masa Kini Dalam Sejarah
e. Konsep Pembangun Ilmu Sejarah 1. Manusia dan Sejarah Sejarah adalah ilmu tentang aktivitas manusia yang terjadi pada masa lampau. Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Manusia menjadi penggerak sejarah dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang dicita-citakan. Peran manusia dalam sejarah layaknya pemeran utama dalam drama. 2. Waktu/temporal Mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Menurut Kuntowijoyo (1995), dalam waktu terjadi empat hal, yaitu (1) perkembangan, (2) kesinambungan, (3) pengulangan, (4) perubahan. Konsep waktu terbagi menjadi tiga, yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dalam sejarah, konsep waktu yang paling dominan adalah masa lalu. Akan tetapi, konsep waktu pada masa lalu ini juga mempengaruhi peristiwa pada masa sekarang 3. Ruang/spasial Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Konsep ruang dalam sejarah berkaitan dengan lokasi atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Konsep ruang dalam sejarah menyebabkan adanya pembagian sejarah. Jika mempelajari sejarah menggunakan konsep ruang, kita akan dapat menganalisis dan membandingkan pola kehidupan di suatu daerah, termasuk pola pikir dan pola perilaku masyarakat setempat. 4. Peristiwa Secara pemahaman konvensional, peristiwa yang dikategorikan sejarah memuat hal objektif, unik, dan penting. Namun dalam perkembangan sejarah modern, muncul hal sejarah tematik yang sesuai dengan tema-tema tertentu. 5. Kausalitas ( sebab akibat)
6. Tidak berulang/ hanya sekali terjadi Sejarah bersifat tidak berulang (einmaliq). Kalau terdapat dua peristiwa atau lebih yang mempunyai kesamaan, bukan berarti sejarah berulang. Hal ini hanya sebuah kemiripan, karena unsur-unsur yang melekat dalam masing-masing peristiwa (waktu, pelaku, tempat, kausalitas) berbeda. f. Unsur Sejarah g. Hakikat Sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah dan seni
h. Periodesasi Dalam Sejarah Periodisasi adalah pembagian waktu menurut zamannya. Istilah periodisasi dalam bahasa Indonesia sepadan dengan penzamanan atau pembabakan. Ketiga istilah ini (peridisasi, penzamana dan pembabakan) mempunyai pengertian yang sama, yakni pembagian waktu menurut zamannya. Kata periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode mempunyai tiga pengertian: 1 ) kurun waktu, 2) lingkaran waktu 3) masa. Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode. Periodisasi dalam sejarah berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh sejarawan. Menurut Kuntowijoyo (2008), sejarawan membuat waktu yang terus bergerak agar mudah dipahami dengan membaginya dalam babak-babak, periodeperiode tertentu. Pengklasifikasikan atas waktu pada contoh di atas adalah periodisasi. Tujuan dari periodisasi adalah untuk memudahkan memahami suatu peristiwa bersejarah dalam rentang waktu dan klasiikasi tertentu. Salah satu contoh periodisasi sejarah Indonesia yang dilakukan oleh sejarawan Tauik Abdullah pada karyanya Indonesia dalam Arus Sejarah adalah: • Prasejarah • Kerajaan Hindu-Buddha • Kedatangan dan Peradaban Islam • Kolonialisasi dan Perlawanan • Masa Pergerakan Kebangsaan • Perang dan Revolusi • Pasca-Revolusi • Orde Baru dan Reformasi i. Konsep kronologi dalam sejarah Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan dalam lintasan waktu yang disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal hingga yang paling akhir. Artinya, ilmu sejarah diakronis disampaikan secara kronologis. Kronologi dalam Bahasa Inggris berasal dari Bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti waktu. Merujuk pada kamus Merriam-webster, kronologi adalah pengaturan atau pengorganisasian setiap peristiwa dalam urutan kejadian. Kronologi menurut KBBI adalah urutan waktu dari sejumlah kejadian atau
peristiwa. Sedangkan kronologis menurut KBBI adalah berkenaan dengan kronologi; menurut urutan waktu (dalam penyusunan sejumlah kejadian atau peristiwa. Kronologis mengandung arti pengetahuan tentang urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa. Pengetahuan ini sangat penting dalam pelajaran sejarah yang senantiasa menekankan perlunya mengurutkan seluruh kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktunya, yakni menempatkan kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih dahulu daripada yang terjadi kemudian. Sebagai contoh: peristiwa yang terjadi pada tahun 1945 lebih didahulukan dari pada peristiwa yang terjadi pada tahun 1946, atau peristiwa yang terjadi pada bulan Januari lebih didahulukan daripada peristiwa yang terjadi pada bulan Februari, atau peristiwa yang terjadi pada hari Senin lebih didahulukan daripada peristiwa yang terjadi pada hari Selasa, atau peristiwa yang terjadi pada jam 8 lebih didahulukan daripada peristiwa yang terjadi pada jam 9. Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu yang bergerak dari belakang ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan, atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga mencapai titik akhir. Oleh karena itu, gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai proses perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan progresif tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan j. Berfikir Dalam Sejarah 1. Berfikir Diakronis dalam Sejarah Diakronis berasal dari kata diakronik atau "diachronich". Terdiri dari dua kata, "dia" dalam bahasa latin artinya melalui atau melampau dan "chronicus" yang artinya waktu. Sesuatu yang melintas melalui atau melampaui batas waktu merupakan pengertian dari diakronis. Sehingga diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir
diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. 2. Berfikir Sinkronis Sinkronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “synchronous” yang berarti terjadi secara bersamaan. Seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya, ilmu sejarah memanjang dalam waktu sekaligus juga melebar dalam ruang. Sinkronis dalam ilmu sejarah merujuk pada ruang tempat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang menjelaskan tentang situasi dan kondisi (konteks) suatu masyarakat, sebabakibat, dan korelasi (pola hubungan) atas suatu peristiwa. Situasi dan kondisi yang dimaksud dapat berupa kondisi ekonomi, seperti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat; atau mengacu pada profesinya, misalnya sebagai pedagang, petani, dan lainlain. Kondisi atau konteksnya juga dapat berupa kondisi geografis, misalnya keadaan alam dan sumber daya alamnya, situasi dan kondisi budaya, suku dan tradisi suatu masyarakat, atau situasi dan kondisi sosial tentang keragaman sosial masyarakat yang dapat dilihat dari pelapisan sosial maupun diferensiasi sosialnya. https://www.isplbwiki.net/2018/07/contoh-diakronik-dan-sinkronik-dalam.html
B. Penugasan Mandiri Petunjuk kerja : Baca dan pahami kembali materi mengenai pengertian dan manfaat sejarah Perhatikan kisah 1-4 di bawah ini !! 1. Dari Kisah 1-4 , Analisislah manfaat atau kegunaan apa yang dapat kalian dapatkan dari belajar sejarah dan peristiwa masing-masing kisah tersebut sesuai dengan kegunaan sejarah di atas ? Tulislah jawaban kalian di buku atau media lain! Lembar Aktivitas Belajar 1
1. Perhatikan tulisan di bawah ini! Mohammad Hatta: “Setiap Perbuatan Adalah Demi Negara Yang Dicintai, Janganlah Berkhianat.” Sosok Mohammad Hatta dikenal sebagai seorang negarawan besar Indonesia. Selain menjadi ujung tombak dalam beberapa perundingan dengan pemerintah kolonial Belanda, Hatta adalah ekonom jempolan dan orang pertama yang menjabat wakil presiden Republik Indonesia. Kisah hidup Hatta penuh warna. Dia lahir di Bukttinggi, 12 Agustus 1902, dalam keluarga yang dipengaruhi dua latar belakang yang berbeda. Ayahnya berasal dari keluarga ulama, sementara ibunya berasal dari keluarga pedagang. Namun, Hatta yang terlahir dengan nama Mohammad Athar tak lama menikmati belaian sang ayah. Saat Hatta berumur tujuh bulan, sang ayah meninggal dunia. Memulai pendidikan di Sekolah Rakyat Melayu Fort De kock pada 1913, Hatta pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang pada 1916. Setelah lulus, ia meneruskan studi ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di kota yang sama. Sejak masuk MULO inilah Hatta mulai tertarik pada pergerakan. Ia lantas bergabung dengan Jong Sumatranen Bond. Di sana, hingga 1921, Hatta menjabat bendahara. Sosoknya kian mengemuka semasa menimba ilmu di Nederland Handelshogeschool, Rotterdam pada 1921. Ia bergabung dengan Indische Vereniging yang lantas berubah menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada 1926, Hatta menjadi pemimpin organisasi pergerakan nasional di Belanda tersebut. Karena pengaruhnya yang besar, Hatta berkali-kali ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial. Namun, perjuangannya tak pernah berhenti hingga menjadi sosok yang mendampingi Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Selain menjadi wakil presiden, Hatta juga sempat menjabat Menteri luar negeri dan perdana menteri. Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Jenazahnya kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir. “Kembalikan Saja Uang Itu” Jujur, sederhana, dan teguh memegang prinsip. Begitulah kepribadian Mohammad Hatta. Mahar Mardjono, mantan Rektor Universitas Indonesia yang juga seorang dokter, menjadi saksi hal tersebut ketika mendampingi Bung Hatta berobat ke luar negeri pada 1970-an. “Waktu singgah di Bangkok dalam perjalanan pulang ke Jakarta, Bung Hatta bertanya kepada sekretarisnya, Pak Wangsa, jumlah sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat. Ternyata sebagian uang masih utuh karena ongkos pengobatan tak sebesar dari dugaan. Segera Hatta memerintahkan mengembalikan uang sisa itu kepada pemerintah via Kedubes RI di Bangkok,” ungkap Mahar. Hal serupa juga dilakukan Bung Hatta sesaat setelah lengser dari posisinya sebagai wakil presiden. Kala itu, Sekretaris Kabinet Maria Lembar Aktivitas Belajar 2
Ulfah menyodorkan uang Rp6 juta yang merupakan sisa dana nonbujeter untuk keperluan operasional dirinya selama menjabat wakil presiden. Namun, dana itu ditolaknya. Bung Hatta mengembalikan uang itu kepada negara. Bung Hatta melakukan itu karena tak ingin meracuni diri dan mengotori jiwanya dengan rezeki yang bukanhaknya. Dia selalu teringat pepatah Jerman, 'Der Mensch ist, war es iszt', sikap manusia sepadan dengan caranya mendapat makan. Sumber: Orange Juice For Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa (2014). Hal. 44-47. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Petunjuk kerja : • Kerjakan secara mandiri. • Tulis atau ketik pendapat kalian. • Gunakan berbagai sumber untuk mengerjakan tugas ini. Tugas: 1. Menurut pendapat kalian, mengapa Bung Hatta dimasukkan sebagai salah satu penggerak dalam sejarah Indonesia? 2. Mengapa kisah Bung Hatta dapat menjelaskan bahwa beliau sebagai pelaku dan saksi sejarah? 3. Analisislah bagaimana pandangan hidup Bung Hatta memengaruhi tindakannya? 4. Menurut pendapat kalian, dari sedikit kisah Bung Hatta dari artikel di atas, teladan apa yang patut kalian contoh? Mengapa hal itu patut dicontoh hingga zaman sekarang? Perhatikan bacaan mengenai Pertempuran di Jalan Salak di bawah ini! Kemudian jawablah pertanyaannya! Pertempuran di Jalan Salak Peristiwa gugurnya pahlawan TRIP terjadi pada masa Agresi Militer I. Menurut buku 40 Tahun Kota Malang, kala itu Belanda menjalankan aksi militer pertama pada tanggal 22 Juli 1947. Aksi ini yang disebut clash pertama. Sebelum memasuki Malang, tentara Belanda sengaja menghambat jalur logistik dan lalu lintas. Puncak pertempuran antara para pejuang Malang dan Belanda terjadi pada 31 Juli 1947. Tentara musuh akhirnya berhasil menguasai kota Malang. Namun hanya pusat kota dan jalan-jalan protokol saja yang berada dalam pantauan musuh. Pasukan gerilya masih menguasai kantong-kantong pertahanan yang tersebar di berbagai penjuru, sehingga memungkinkan penyerangan tiba-tiba di malam hari. Setelah menguasai kota Malang selama beberapa hari, terjadi konflik bersenjata antara tentara Belanda dengan tentara pemuda dan anggota laskar-laskar yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Pertempuran yang berpusat di Jalan Salak itu menewaskan 35 anggota TRIP. Jasad mereka kemudian dimakamkan dalam satu kuburan massal. [tsr] Pertanyaan : a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Dimana peristiwa tersebut terjadi? c. Mengapa para pemuda berani melawan Belanda?
Petunjuk Kerja: Simak dan carilah referensi Kembali mengenai hakikat sejarah sebagai ilmu , kisah, peristiwa, dan seni Tugas: Buatlah peta konsep yang menggambarkan hakikat sejarah sebagai ilmu, kisah, seni dan peristiwa Studi Kasus 1 Sepenggal Perjalanan Sejarah Trem di Surabaya Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun jalur trem sepanjang 17 km menghubungkan Wonokromo dan Kalimas. Trem itu akan menggunakan teknologi modern, tetapi jalurnya menggunakan jalur trem lama karena lebih dari 80 persen masih dapat digunakan. Jalur trem di Surabaya tak pernah secara resmi dibongkar. Ia terpendam di bawah aspal, tanah, atau material lainnya. Trem di Surabaya mulai ada pada paruh kedua abad ke-19. Seperti di kota-kota lain, trem ini bagian dari upaya modernisasi transportasi semasa pemerintah kolonial Hindia Belanda demi alas an kepentingan perekonomian. Berbekal izin pada 1886, Ooster Java Stoomtram Maatschappij (OJS) menjadi perusahaan pengelolanya. Trayek awalnya meliputi tiga jalur (Belanda: lijn): UjungLembar Aktivitas Belajar 3 PETA KONSEP Lembar Aktivitas Belajar 4
Sepanjang, Mojokerto-Ngoro, dan Gemekan-Dinoyo. Trem ini mulai beroperasi pada 1889. Tremtrem tersebut hilir-mudik saban setengah jam. Seiring perkembangan kota, OJS terus menambah jalur, terutama di dalam kota. Antara 1913-1916, jalur sisi barat ke pusat kota dibuka. Beberapa persimpangan jalur lalu dibuat untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang terpisah, seperti dari Wonokromo dan Boulevard Darmo ke Willemspein (kini Jembatan Merah). “Orang sekarang dapat melakukan perjalanan setiap sepuluh menit atau kurang menggunakan trem yang semodern di Belanda,” tulis Howard W. Dick dalam Surabaya, City of Work: A Socioeconomic History, 1900- 2000. OJS mengandalkan trem listrik—dibangun pada 1911 dan selesai pada 1924—karena eisien, bebas polusi dan lebih bersih. Untuk mengoperasionalkan trem listrik, OJS harus membebaskan lahan sangat luas. “Kebutuhan untuk membeli hak jalan bagi jaringan (trem) listrik, Oost Java Stoomtram Maatschappij memutuskan untuk menangani bisnisnya secara bersamaan dengan real estate, sehingga menghindari klaim terlalu tinggi dan mendapat keuntungan sampingan dari naiknya harga tanah sekitar akibat adanya perbaikan transportasi umum,” lanjut Dick. Bersama sarana transportasi lain yang terus dibangun, trem menggerakkan perekonomian kota. Para buruh yang umumnya tinggal di luar kota, sangat tergantung pada trem untuk mencapai tempat kerjanya. Pada 1927, sekira 11,4 juga orang menggunakan trem listrik dan 5,2 juta yang menggunakan trem uap. Trem secara tak langsung juga ikut memindahkan pusat kegiatan ekonomi Surabaya. “Kawasan bisnis, yang terletak di Jembatan Merah selama masa kolonial, pindah ke utara Tunjungan,” tulis Peter JM Nas dalam Directors of Urban Change in Asia. Namun, kemunculan mobil yang hampir bersamaan dengan dimulainya operasional trem listrik membuat trem bersaing ketat dengan bus, taksi, opelet, atau mobil pribadi untuk mendapatkan penumpang. Setelah zaman Malaise (krisis ekonomi dunia pada 1930), trem juga harus membagi penumpangnya kepada sepeda yang mulai masuk dari Jepang. Bagi kaum pergerakan, trem dengan kelas-kelasnya dianggap simbol penjajahan. “Kereta api, trem, dan stasiun kereta api adalah tempat yang memungkinkan orang untuk menandai perbedaan kelas, atau dipaksa untuk menerima posisi inferior seseorang,” tulis Dick. Serikat buruh kereta api dan trem di Surabaya melakukan pemogokan pada 1923 sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan. Masa sulit trem berlanjut ketika pendudukan Jepang. Trem sempat berhenti beroperasi selama tiga pekan akibat pemboman Sekutu terhadap instalasi listrik di dekat Malang yang merupakan pemasok listrik untuk Surabaya. “Hanya kereta api OJS, yang berbahan bakar kayu, yang dapat beroperasi menghubungkan Kedurus dan Sepanjang atau lebih jauh ke Ujung, dekat Pelabuhan Tanjung Perak,” kenang Des Alwi dalam Friends and Exiles: A Memoir of the Nutmeg Isles and the Indonesian Nationalist Movement. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mengambil alih trem dan kereta api. Djawatan Kereta Api, yang menjalankannya, membagi penumpang berdasarkan harga tiket: kelas I (seharga 15 sen) dan
kelas II (10 sen). “Ironisnya, kondisi itu justru menjadikan trem selalu merugi karena banyak penumpang yang tidak membayar,” ujar Ella Ubaidi, Executive Vice President Unit Pusat Pelestarian, Pemugaran, dan Arsitektur Design PT KAI, kepada Historia. Buruknya manajamen Djawatan Kereta Api membuat keberadaan trem akhirnya “hidup segan mati tak mau”. Persaingan ketat dengan moda transportasi lain yang lebih modern, akhirnya membuat trem di Surabaya mati pada 1970-an. Sumber artikel: “Sepenggal Perjalanan Sejarah Trem di Surabaya” ditulis oleh M.F. Mukthi tanggal 05 Mei 2015. https://historia.id/urban/articles/sepenggal-perjalanan-sejarah-trem-di-surabaya-Pew89 Petunjuk kerja: • Tugas dikerjakan secara individual. • Kalian dapat mencari dari berbagai sumber lain yang terkait untuk mencari informasi lebih lanjut. Berdasarkan artikel tersebut, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan perkembangan trem pada masa pemerintah Belanda hingga masa sekarang! 2. Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang? 3. Adakah peristiwa pengulangan yang terkait dengan berhentinya trem sebagai salah satu moda transportasi umum apabila kalian hubungkan dengan kejadian pada masa kini terkait dengan nasib dari moda transportasi umum? Jelaskan sesuai dengan kondisi penggunaan moda transportasi umum di daerah kalian! 4. Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu? 5. Mengapa trem dapat menjadi simbol penjajahan bagi kaum pergerakan kemerdekaan pada masa itu? Studi Kasus 2 Dari Mesin Uap Hingga Internet of Thing: Sejarah Revolusi Industri Tonggak perubahan peradaban modern ditandai dengan lahirnya Revolusi Industri pada abad ke-18. Revolusi industri menghantarkan perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industrial. Perubahan besar-besaran terjadi terhadap cara produksi dan pengolahan sumber daya alam yakni peralihan dari tenaga manusia ke mesin. Perubahan tersebut berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaaan dan politik di seluruh penjuru dunia. Revolusi Industri terus memperbarui dirinya dengan munculnya gelombanggelombang Revolusi Industri berikutnya. Periode pertama Revolusi Industri terjadi sekira tahun 1760-1840 di Inggris seiring penemuan mesin uap oleh James Watt. Saat itu, mesin mekanis pertama tersebut menggantikan alat tenun tradisional yang digerakkan
tenaga manusia sehingga meningkatkan produktivitas industri tekstil. Mesin uap juga digunakan pada bidang transportasi laut yang saat itu masih mengandalkan tenaga angin. Kapal uap dapat berlayar selama 24 jam penuh jika dipasok bahan bakar cukup sehingga jauh lebih eisien dan murah dibandingkan tenaga angin. Revolusi Industri memungkinkan bangsa Eropa semakin masif mengirim kapal perang ke seluruh penjuru dunia dan menancapkan pengaruh kolonialisme semakin dalam terutama di belahan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Periode kedua Revolusi Industri ini terjadi awal abad ke-20 ketika tenaga listrik mulai menggantikan mesin uap. Penemuan listrik juga memicu penemuan lain berupa ban berjalan (conveyor belt) pada 1913. Inovasi tersebut mengubah total proses produksi. Pekerja industry kini dilatih untuk menjadi spesialis di masing-masing lini produksi. Dahulu, untuk menyelesaikan satu barang, satu pekerja merakit dari awal hingga akhir. Setelah konsep lini produksi diterapkan, produksi dijalankan sejumlah pekerja yang masing-masing memiliki spesialisasi mengurus satu bagian saja. Penemuan sistem produksi ini sekaligus menandai produksi massal (mass production) sehingga semakin mengukuhkan masyarakat industrial. Perlahan abad industri bertransformasi menjadi abad informasi. Jika gelombang kedua dipicu penemuan listrik dan ban berjalan, periode revolusi ketiga dipicu penemuan teknologi digital dan komputerisasi yang berkembang pesat pasca-Perang Dunia II. Penemuan semikonduktor, transistor, dan cip membuat computer semakin eisien dengan kemampuan sangat canggih tetapi hanya membutuhkan listrik sedikit. Ukuran komputer yang semakin kecil membuat komputer bisa diinstalasi ke dalam mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi. Setelah Revolusi Industri ketiga, manusia tidak lagi memegang kendali penting. Di abad ke-21, Revolusi Industri telah memasuki periode keempat yang terkenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0. Industri 4.0 menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi siber yang ditandai dengan pertukaran data. Gelombang keempat ini mencakup sistem siberisik, cloud computing, cognitive computing, Internet of Things (IoT). Tren tersebut telah mengubah banyak lanskap kehidupan manusia baik ekonomi, dunia bisnis, pasar tenaga kerja, kehidupan sosial, maupun gaya hidup. Ringkasnya, Revolusi Industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia. Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenalrevolusi-industri-dari-10-hingga-40 Petunjuk kerja: • Carilah informasi dari berbagai berbagai sumber, misalnya melalui buku, internet, koran, dan majalah untuk mengerjakan tugas ini. • Kerjakan tugas secara berkelompok. • Kemukakan pendapat dan temuan kalian di diskusi kelas.
Pertanyaan tugas: 1. Analisislah perbedaan dari berbagai periode Revolusi Industri! 2. Jelaskan dampak dari berbagai periode Revolusi Industri pada masyarakat Indonesia! 3. Jelaskan pengaruh Revolusi Industri 4.0 bagi generasi milenial! Pertanyaan relektif: 1. Hal baru apa yang telah kalian pelajari dari penugasan ini? 2. Tuliskan tiga tantangan yang kalian hadapi untuk menyikapi Revolusi Industri 4.0! 3. Tuliskan solusi yang dapat kalian lakukan di masa mendatang untuk menyikapi tantangan dari Revolusi Industri 4.0! Untuk mengasah keterampilan berpikir sinkronik dalam belajar ilmu sejarah, kerjakanlah aktivitas berikut ini secara berkelompok! Lembar Aktivitas 5 (Studi Kasus) Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia Ada satu benda kecil yang diburu oleh seluruh dunia. Bukan berlian maupun permata. Bangsa Eropa rela menyeberangi Samudra untuk mendapatkannya, lalu menjualnya setara emas. Benda itu bernama pala. Buah berwarna kekuningan berbiji hitam dan berselaput merah itu menjadi tujuan pendatang dari berbagai bangsa yang menjejakkan kaki mereka di Kepulauan Banda, Maluku, ratusan tahun lalu. Bagaimana sejarah pala dan Kepulauan Banda? Beginilah kisahnya. Selamat datang di Kepulauan Banda. Mungkin jika bukan karena pala, boleh jadi pulau ini takkan pernah terdengar namanya. Pala adalah jiwa, sejarah, dan ekonomi Kepulauan Banda. Selama berabad lamanya, inilah satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan buah pala. Namun, siapa sangka harumnya buah pala tercium hingga ke negeri seberang. Dimulai dari menjelang abad ke-6, rempah-rempah ini harumnya sudah mencapai Byzantium, 12 ribu kilometer jauhnya dari Banda. Pada tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia, Ibnu Sina menulis tentang “jansi ban”, atau “kacang dari Banda”. Para pedagang Arab sudah begitu lama memperdagangkannya dan mengirimnya ke Venesia untuk kemudian dikirim dan dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa. Harganya fantastis. Pada abad ke- 14, di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi “seven fat oxen”, atau Lembar Kegiatan Belajar 5
tujuh sapi jantan dewasa yang gemuk. “Kesaktian” pala pun berlanjut sampai perburuan akan asal-usul pala ikut mendorong terbentuknya dunia perdagangan modern. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menaklukkan Konstantinopel (kini Istanbul) dan mengembargo perdagangan yang melewatinya. Padahal, selama ratusan tahun sebelumya, para pedagang Arab melewati kota ini untuk mengirim pala ke Venesia. Embargo ini kemudian menghentikan suplai pala ke Eropa. Inilah yang membuat para pedagang dan pengembara lautan Eropa mencari sendiri asal-usul buah pala yang selama ini sering disebut sebagai Fabled Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur. Akhirnya Christoper Columbus berlayar menyeberangi Samudra Atlantik untuk mencari jalan ke India. Vasco de Gama mengitari Cape of Good Hope pada 1497 dan kru kapalnya turun dari kapal sambil menangis berteriak “For Christ and spices!” (Untuk Tuhan dan rempah-rempah). Pada 1511, Alfonso de Albuquerque menyerang pulau-pulau di kepulauan Maluku, termasuk di dalamnya Banda. Dia membangun benteng-benteng untuk mengonsolidasikan monopoli atas perdagangan pala hingga seabad kemudian. Sampai pada tahun 1605, Belanda datang untuk menyingkirkan Portugis setelah menaklukkan Ambon. Untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala, Perusahaan Dagang Hindia Belanda atau Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) membangun pos perdagangan di Banda. VOC juga membuat perjanjian dengan warga. Banda yang mengharuskan warga menjual pala dan bunga pala hanya kepada VOC. namun, warga Banda masih boleh menjual hasil buminya kepada pedagang dari Jawa, Makassar, dan Inggris. Tahun 1609, ketegangan semakin memuncak. Admiral Verhoeff dari Belanda harus meregang nyawa saat negosiasi dengan warga Banda. VOC pun berusaha menggunakan kekuatan dan diplomasi di tahun-tahun berikutnya untuk menguasai Banda sepenuhnya. Bersamaan dengan itu, Inggris datang untuk mendirikan koloni di pulau-pulau terpencil yaitu Pulau Run dan Ay pada tahun 1616. Mengetahui hal tersebut, VOC merasa terancam dan menganggap bahwa Inggris berupaya untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala serta mengusir VOC. Lima tahun kemudian, VOC berhasil menguasai Banda setelah mengirim 2.000 tentara lebih dari Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memimpin pasukan itu untuk membunuh ribuan war ga Banda. Kekejaman dan perbudakan pertama di Nusantara pun terjadi. Belasan ribu orang meregang nyawa akibat ulah Belanda yang datang dan ingin berkuasa. Di satu sisi, Belanda dan Inggris terus terlibat dalam pertempuran hingga 50 tahun ke depan. Belanda ingin sepenuhnya menguasai Kepulauan Banda, tetapi masih ada Inggris di Pulau Run dan Ay. Akhirnya, keduanya sepakat untuk berkompromi dan tukar guling dalam Perjanjian Breda pada 1667. Inggris bersedia memberikan Pulau Run ke Belanda, sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan di New York. Perjanjian ini memuluskan monopoli VOC atas perdagangan pala global.
Tak butuh waktu lama bagi VOC untuk menjelma menjadi perusahaan ter besar di dunia. Pada tahun 1669, VOC membayar divi den tahunan 40%, dengan 50.000 karyawan, 10.000 tentara, dan 200 kapal besar, sebagian besar adalah kapal perang. Belanda mengamankan monopoli perdagangan pala dengan merahasiakan lokasi Pulau Banda, bahkan dengan memandulkan biji-biji pala yang dijual. Petaka datang bagi VOC pada 1769 ketika seorang ahli holtikultura berkebangsaan Prancis, Pierre Poivre, berhasil mencapai Pulau Banda dan menyelundupkan buah pala dan bibit-bibit pohon pala. Prancis kemudian menanam biji dan bibit pohon pala di koloni mereka di Mauritius. Itulah awal kehancuran monopoli pala oleh Belanda. Setelah itu, Inggris berhasil menguasai Banda pada 1796– 1802, dan mengembangkan perkebunan pala di Penang dan Singapura serta daerah-daerah jajahan lain. Pulau Grenada di Karibia, salah satu jajahan Inggris, pada akhirnya menjadi daerah pengekspor pala terbesar di dunia. Terlepas dari kelamnya sejarah buah bernama latin Myristica fragans ini, tanaman pala merupakan pohon hutan yang kecil, tinggi sekitar 18 m dan termasuk dalam family Myristicaceae yang mempunyai sekitar 200 spesies. Tanaman ini tumbuh baik di bawah keteduhan pohon tinggi lainnya dan menjadi rempah-rempah paling langka di zamannya. (K-YN) Sumber: https://indonesia.go.id/ragam/kuliner/ekonomi/buahemas-yang-diperebutkan-dunia Petunjuk kerja: • Kalian dapat mencari dari berbagai sumber lain dan artikel ini untuk mengerjakan tugas di bawah ini. • Tugas dikerjakan secara berkelompok. • Presentasikan temuan kalian di kelas. Tugas: 1. Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa dating ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian? 2. Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan! 3. Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke Kepulauan Banda? 4. Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667?
C. Latihan Soal Soal pilihan ganda Pilihlah jawaban yang paling benar pada soal di bawah ini! 1. Bacalah artikel singkat di bawah ini dengan cermat! Dijelaskan oleh Kieven (2014), pada beberapa relief di candi zaman peninggalan Majapahit terdapat cerita Panji yaitu sosok yang bertopi. Cerita Panji merupakan kisah cinta antara Putra Panji dari Kerajaan Jenggala/ Kahuripan dan Putri Candrakirana (Sekartaji) dari kerajaan Daha/Kediri. Cerita Panji yang dikisahkan dalam bentuk relief merupakan seni dan sastra warisan budaya Jawa yang tersebar hingga di beberapa wilayah seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar dan Laos. Nilai-nilai penting dari cerita Panji mengajarkan tentang kesederhanaan, kesetiaan, keadilan, perjuangan meraih citacita, dan masih banyak lagi. Sumber artikel: Kieven, L. (2014, October). “Simbolisme Cerita Panji dalam Relief-Relief di Candi Zaman Majapahit dan Nilainya Pada Masa Kini” dalam Cerita Panji Sebagai Warisan Budaya Dunia, Seminar Naskah Panji. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan bacaan di atas, apakah manfaat belajar sejarah dari cerita Panji? a. Memahami nilai-nilai masyarakat di masa lampau. b. Memahami berpikir diakronis (kronologi) c. Memahami historiograi kolonial d. Mengetahui candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit e. Memahami peristiwa masa lalu 2. Pada tahun 1888, terjadi pemberontakan yang dilakukan para petani di Banten. Peristiwa pemberontakan tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Satono Kartodirdjo yang berjudul Pemberontakan Petani Banten 1888. Fokus kajiannya adalah para petani dengan melihat polapola, gejala, dan karakter sosial mereka. Konsep berfikir sejarah yang dominan digunakan dalam penulisan peristiwa sejarah tersebut adalah ..... a. Diakronik b. Sinkronik c. Progresif Mari berlatih
d. Kronologis e. Anakronis 3. Pada 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II. Serangan yang dikenal dengan sebutan Operasi Gagak itu diawali dengan serangan terhadap Kota Yogyakarta. Dalam kejadian tersebut, Belanda berhasil menangkap Soekarno Hatta. Unsur ruang dalam peristiwa sejarah tersebut adalah ..... a. Soekarno-Hatta b. Agresi Militer II c. Operasi Gagak d. Kota Yogyakarta e. Belanda dan Indonesia 4. Perahatikan tabel di bawah ini : Periodisasi di atas disusun oleh sejarawan berdasarkan ..... a. Karakteristik suatu kurun waktu b. Seminar di kalangan sejarawan c. Peristiwa yang mendahuluinya d. Hasil kajian para sejarawan e. Perkiraan para sejarawan 5. Bacalah wacana di bawah ini! “Permasalahan atau kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada di Indonesia masih terus berlangsung. KKN yang terjadi pada era Reformasi merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde Baru. KKN pada masa Orde Baru merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde Lama, dan begitu seterusnya. Bisa kita simpulkan bahwa budaya korupsi telah menjadi budaya yang diturunkan dari generasi satu ke generasi lainnya”.
Berdasarkan tulisan di atas, peristiwa tersebut termasuk ke dalam konsep ..... a. Perubahan b. Perkembangan c. Keberlanjutan d. Pengulangan e. Kausalitas 6. Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah... a. Melihat perubahan dan perkembangan suatu peristiwa sejarah secara struktural b. Mempermudah mengkaji peristiwa sejarah karena telah sesuai urutan waktu c. Tidak terjadi tumpang tindih atau bertumpukan antarperistiwa sejarah d. Mempemudah penerapan konsep periodisasi dan kronologi e. Mempelajari peristiwa sejarah sesuai waktu terjadinya 7. Ketika mengamati fenomena "Revolusi kemerdekaan Indonesia 1945", konsep diakronik dan sinkronik memiliki perbedaan. perbedaan yang dimaksud adalah... a. Melalui pendekatan diakronik, revolusi akan dikaji secara kronologis sedangkan sinkronik membandingkannya dengan revolusi di belahan dunia lain untuk mencari persamaanpersamaan b. Pendekatan diakronik lebih terfokus mengkaji revolusi dari keluasan ruang, sedangkan sinkronik lebih pada waktu yang memanjang c. Melalui pendekatan diakronik, revolusi dikaji secara objektif sedangkan pada sinkronik revolusi dikaji secara objektif d. Melalui pendekatan diakronik, revolusi dikaji menggunakan konsep dan teori ilmu sosial, sedangkan pada sinkronik menggunakan konsep dan teori ilmu humaniora e. pendekatan diakronik bertujuan mencari hukum umum sedangkan pendekatan sinkronik bertujuan mencari generalisasi 8. Perhatikan petikan peristiwa Sejarah Lokal Bekasi berikut ini : Peranan K.H. Noer Ali muncul ketika terjadi Agresi Militer Juli 1947. Beliau menghadap Jenderal Oerip Soemohardjo di Yogyakarta, dan diperintahkan untuk bergerilya di Jawa Barat terutama antara wilayah Karawang dan Bekasi dengan tidak menggunakan nama TNI. Di lapangan politik, peran K.H Noer Ali sangat menonjol. Saat negara Republik Indonesia Serikat kembali ke negara kesatuan, beliau menjadi Ketua Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk bergabung ke dalam NKRI, menjadi Ketua Lasykar Rakyat Bekasi, menjadi Komandan
Batalyon III Hisbullah Bekasi. Dengan sepak terjangnya yang sulit ditangkap musush K.H. Noer Ali digelari “Singa Karawang-Bekasi”, ada juga yang menyebutnya sebagai “Belut Putih” . Atas jasanya dalam perjuangan selama masa kemerdekaan , pada tahun 2006 K.H. Noer Ali berhasil mendapat predikat sebagai pahlawan nasional Pendekatan konsep ruang yang berhubungan dengan sejarah lokal Kota Bekasi tampak pada pernyataan dibawah ini , yaitu …. . a. ketika terjadi Agresi Militer bulan Juli 1947 , K.H. Noer Ali memimpin perang gerilya di Jawa Barat terutama antara wilayah Karawang dan Bekasi b. K.H. Nur Ali pernah menjadi Ketua Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk bergabung ke dalam NKRI. c. selama masa perang kemerdekaan beliau menjadi Ketua Lasykar Rakyat Bekasi, selanjutnya menjadi Komandan Batalyon III Hisbullah Bekasi. d. K.H. Noer Ali digelari “Singa Karawang-Bekasi”, ada juga yang menyebutnya sebagai “Belut Putih” karena sulit ditangkap musuh. e. atas jasanya dalam perjuangan selama masa kemerdekaan , pada tahun 2006 K.H. Noer Ali berhasil mendapat predikat sebagai pahlawan nasional 9. Konsep waktu dalam sejarah mencakup 4 hal, yaitu... a. Perkembangan, Kesinambungan, Pengulangan, dan Perubahan b. Masa Lalu, Perkembangan, Masa Kini, dan Masa Depan c. Lampau, Terbatas, Kisaran Tahun, dan Peradaban d. Primitif, Nomaden, Semi Nomaden, dan Tinggal Menetap e. Anak anak, Remaja, Dewasa, Tua 10. Untuk dapat memahami persitiwa sejarah yang telah lampau maka digunakan berbagai pendekatan dan cara, salah satunya seperti yang dilakukan oleh seorang guru sejarah berikut ini : Bu Veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat urut urutan waktu berlangsungnya sistem Tanam Paksa secara kronologis sejak dimulainya sampai berakhirnya program tanam paksa ( rentang waktu dari tahun 1830 – 1870 ) . Hal yang dilakukan oleh bu Veni dalam mengungkapkan sejarah Tanam Paksa diatas menggunakan pendekatan …. a. diakronis b. sinkronis
c. causalitas d. pengulangan e. keberlanjutan 11. Ketika seorang sejarawan hendak menulis kisah masa lampau usaha pertama adalahnmenemukan jejak-jejak (traces) yang ditiggalkan sebagai buti (evidences) dari serangkaian peristiwa, Jadidicari ubungan antara jeja yangditinggakan dengan peristiwa (Renier dalam Herlina, 2008:7) Jejak masa lampau itu dikenal dengan… a. Jejak Sejarah b. Sumber Sejarah c. Sumber masa lalu d. Sumber benda sejarah e. Peningalan sejarah 12. Ada tiga jenis bukti sejarah, bukti tertulis, lisan dan benda. Yang temasuk sumber benda adalah… a. Pedang, keris, prasasti dan candi b. Kesaksian pelaku, gedung pemerntahan, keris dan patung c. Patung, keris, candi dan pedang d. Kereta kencana, Keraton, buku dan meriam e. Babad, Keraton, keris dan pedang 13. Penyusunan peristiwa sejarah harus dilakukan secara kronologis, artinya .... a. kisah sejarah disusun dengan memberikan periodisasi tonggak-tonggak sejarah b. peristiwa sejarah harus disusun berdasarkan urutan waktu dan kejadian c. peristiwa sejarah harus disusun berdasarkan kepentingan penulisanya d. keuntungan pengungkapan peristiwa sejarah harus diseleksi sesuia dengan tingkat urgensinya e. pengungkapan peristiwa sejarah harus dilakukan secara mendetail. 14. Kronologi adalah urutan peristiwa yang dimulai dari peristiwa yang terendah atau awal terjadi sampai terakhir terjadi. sedangkan tujuan kronologi adalah untuk menghindari kerancuan waktu dalam sejarah yang dikenal dengan.... a. Anakronisme b. Kontinuitas
c. etimologi d. historiografi e. rekontruksi 15. Historiografi yang mengupas penjelasan secara mendalam dengan periode tertentu didasari konsep berpikir… a. diakronik b. kausalitas c. periodisasi d. sinkronik e. Perubahan 16. Sejarah Diponegoro mengajarkan pada kita bahwa penjajah licik dan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan. Makna sejarah dalam soal di atas bermakna… a. Peristiwa b. Kisah c. ilmu d. Seni e. Perubahan 17. Pelaku sejarah dalam konsep berfikir sejarah adalah... a. orang yang mengetahui peristiwa tersebut b. orang yang terlibat langsung peristiwa itu c. orang yang melihat peristiwa itu d. orang yang mendengar peristiwa tersebut e. orang yang mendapat cerita tentang peristiwa itu 18. Sejarah akan menganalisis peristiwa dengan konsep berfikir periodesasi, yaitu.... a. menceritakan peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadian b. pengelompokan waktu berdasarkan kesamaan kondisi ruang dan waktu c. menceritakan peristiwa dengan menganalisis kejadian lintas waktu d. menceritakan peristiwa pada waktu tertentu dengan menghubungkan peristiwa di tempat lain pada waktu tersebut
19. Sejarawan yang mmengatakan bahwa sejarah tidak berkembang lurus ke arah masa depan, tetapi bergerak seperti garis yang melingkar adalah.... a. Aristoteles b. Ibnu Khaldun c. Sartono Kartodirdjo d. Herodotus e. Muhammad Yamin 20. Perhatikan contoh dibawah ini : Penerapan politik etis di Hindia Belanda pada akhirnya mendorong adanya kebangkitan nasional pada awal XX yang menggantikan pola perjuangan rakyat melawan penjajah dari medan tempur ke medan diplomasi Berdasarkan contoh diatas termasuk dalam .. a. Perkembangan b. Keberlanjutan c. Pengulangan d. Perubahan e. Kesinambungan KUNCI JAWABAN 1 A 11 B 2 B 12 C 3 D 13 B 4 A 14 A 5 C 15 C 6 A 16 A 7 A 17 B 8 A 18 B 9 A 19 D 10 A 20 D
D. Penilaian/ Refleksi Peserta Didik Isilah tabel pemahaman di bawah ini dengan jujur: No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda mampu mengemukakan pengertian sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah 2 Apakah anda mampu menjelaskan konsep dasar ilmu sejarah sebagai pisau analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah serta pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat 3 Apakah anda mampu menggunakan konsep dasar ilmu sejarah untuk melakukan pengamatan dan mengidentifikasi berbagai peristiwa sejarah 4 Apakah anda mampu menelaah periodesasi sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global 5 Apakah anda mampu menganalisis sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan 6 Apakah anda menganalisis peristiwa sejarah dengan menggunakan pendekatan berfikir diakronis (kronologi) maupun sinkronis • Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak". • Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik mampu mengemukakan pengertian penelitian dalam sejarah 2. Peserta didik mampu menelaah metode penelitian dalam sejarah 3. Peserta didik mampu menganalisis perbedaan sumber primer dan sekunder dalam penelitian sejarah 4. Peserta didik mampu membuat silsilah keluarga berdasarkan sumber sejarah yang mereka temui 5. Peserta didik mampu menganalisis perbandingan historiografi tardisional, colonial dan historiografi modern 6. Peserta didik mampu menyusun penulisan atau historiografi sejarah A. Uraian Materi Anak-anak, cobalah kalian ambil kertas dan penamu lalu cobalah untuk menulis tentang pengalaman yang paling berkesan yang pernah kamu alami bersama teman-temanmu di sekolah. Pada saat kalian menulis, sumber-sumber apa saja yang kalian perlukan untuk mendukung kebenaran cerita kalian itu? langkah-langkah apa saja yang kalian lakukan dalam penulisan kisah atau cerita kalian itu?
Langkah-langkah dalam penulisan cerita pada umumnya hampir sama dengan penulisan dalam sebuah penelitian sejarah. Dalam sebuah penelitian sejarah kita menggunakan langkahlangkah ilmiah sehingga cerita sejarah yang kita tuliskan menjadi objektif dan dapat dibuktikan. Sebagai ilmu, penelitian sejarah dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti mengumpulkan data (heuristic), kritik sumber (verifikasi), interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi). Langkah-langkah penelitian sejarah itulah yang akan kita pelajari di dalam modul ini a. Penelitian Sejarah Kajian ilmu sejarah bukanlah mitos melainkan peristiwa nyata yang terjadi pada masa lampau. Sebagai ilmu, ilmu sejarah menggunakan penelitian ilmiah untuk menyingkap suatu kajian sejarah. Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengungkap, menginvestigasi, dan menganalisis suatu fenomena atau kejadian dengan prosedur ilmiah. Ketika melakukan penelitian sejarah, kalian mirip dengan seorang detektif yang berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, menggunakan berbagai macam sumber untuk memperoleh data, dan selanjutnya mengolah dan menganalisis data untuk disampaikan menjadi laporan penelitian. Louis Gottschalk menerapkan empat kegiatan pokok sebagai cara melakukan penelitian dan penulisan sejarah. Keempat kegiatan tersebut adalah 1) Mengumpulkan berbagai informasi tertulis dan lisan yang relevan; 2) Membuang informasi yang tidak jelas dan keasliannya masih diragukan; 3) Mengambil kesimpulan dari bukti dan sumber sejarah yang tepercaya; dan 4) merangkai semua bukti dan sumber menjadi laporan. b. Sumber Sejarah Sutrasno mendefinisikan sumber sejarah sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai bahan penulisan atau penceriteraan Kembali sejarah. Sedangkan Widja mengartikan sumber sejarah sebagai apa-apa yang ditinggalkan oleh peristiwa masa lampau yang menunjukkan bahwa benar-benar telah ada peristiwa. Ketika kalian melakukan penelitian sejarah, bagaimana kalian melakukan tahapan heuristik (mengumpulkan data) dan melakukan veriikasi data?Hal yang perlu kalian kenali dan pahami adalah sumber sejarah.
Secara umum terdapat dua macam sumber sejarah yaitu: 1. Sumber Sejarah Primer Sumber sejarah primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari subyek dan objek penelitian. Dalam penelitian sejarah, sumber sejarah primer adalah sebagai berikut: a) Arsip. Menurut Lohanda (2011), arsip merupakan sumber utama dikarenakan keberadaan arsip yang tercipta pada waktu yang bersamaan ketika suatu peristiwa bersejarah terjadi. Arsip sebagai bukti untuk menginformasikan suatu peristiwa. Arsip dapat berupa foto, video, ilm, undang-undang, peraturan, catatan kedinasan, suratmenyurat, notulensi rapat, peta, laporan, surat keputusan, surat kabar, undangan, surat perjanjian, poster dan lain-lain yang sezaman dengan peristiwa. b) Fosil c) Artefak d) Hasil wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah. 2. Sumber Sejarah Sekunder Sumber sejarah sekunder adalah data pendukung yang ditulis atau dibuat setelah kejadian selesai. Contoh dari sumber sekunder adalah hasil penelitian sejarawan, laporan penelitian yang relevan, biografi, surat menyurat dan surat kabar yang tidak sezaman dengan peristiwa, serta masih banyak lagi. Berdasarkan bentuknya, terdapat tiga bentuk sumber sejarah, yaitu : a) Sumber tertulis, Contoh dari sumber tertulis adalah prasasti, kronik (catatan perjalanan traveler), babad, hikayat, surat-surat, laporan-laporan, naskah, buku, surat kabar dan majalah b) Sumber benda, Contoh dari sumber benda adalah foto, video, bangunan (contohnya rumah, candi, kantor dan lain-lain), peralatan hidup (contohnya tembikar, guci, meja kursi, buku mesin ketik, dan lain-lain). c) Sumber lisan Contoh dari sumber lisan adalah tradisi lisan (cerita yang diwariskan antargenerasi secara lisan). Misalnya petuah dan cerita rakyat.
c. Metode Penelitian Sejarah Untuk dapat menulis kembali peristiwa masa lalu menjadi suatu tulisan yang mudah difahami dan menarik, diperlukan suatu metode. Metode penelitian sejarah biasa disebut metode sejarah. Metode adalah cara, jalan, atau petunjuk pelaksaan teknis. Adapun yang dimaksud dengan penelitian adalah penyelidikan yang seksama dan teliti terhadap suatu masalah, baik untuk mendukung atau menolak suatu teori atau untuk mendapatkan kebenaran. Oleh karena itu dalam konteks ilmu sejarah, metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis sumber sejarah dan peninggalan masa lampau dalam rangka menghasilkan gambaran yang benar tentang peristiwa itu. Menurut Gilbert J.Geraghan metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis dan mengajukan sintetis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis. Senada dengan Gilbert, Louis Gottschhalk mengatakan, metode sejarah adalah suatu kegiatan mengumpulkan, menguji, dan menganalisa data yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan masa lalu, kemudian direkonstruksi berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah sejarah.
Langkah penelitian sejarah secara umum dapat digambarkan seperti di bawah ini: Langkah pertama di dalam penelitan sejarah adalah heuristic, namun demikian sebelum melangkah ke tindakan heuristik itu peneliti harus terlebih dahulu sudah mengetahui topik atau tema apa yang akan menjadi objek penelitiannya. Topik dipilih berdasarkan dua pertimbangan, yaitu kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional adalah hubungan pribadi antara peneliti dengan objek yang ditelitinya. Misalnya, seorang peneliti yang lahir dan tinggal di Jakarta akan lebih bagus menulis sejarah kota Jakarta daripada peneliti yang tinggal di luar kota. Kemampuan intelektual adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang peneliti terhadap objek yang ditelitinya. Misalnya, seorang ahli sejarah tentang sosial-ekonomi tidak akan mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang perkembangbiakan tanaman. Jadi, sebuah penelitian harus dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya 1) Heuristik Setelah mengetahui topik atau tema penelitian, maka peneliti dapat menggunakan langkahlangkah-langkah atau proses metodologis penelitian sejarah. Langkah pertama adalah Heuristik. Heuristik berasal dari bahasa Yunani, heurikein yang berarti menemukan. Dalam kegiatan penelitian sejarah, heuristic berarti kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan menghimpun jejakjejak masa lalu berupa sumber-sumber sejarah. 2) Veriikasi yang berarti melakukan pemeriksaan keaslian sumber sejarah. Setelah data terkumpul dan terorganisasi dengan baik, proses berikutnya adalah menguji keaslian dan keabsahan data. Proses ini lazim disebut verifikasi atau kritik sumber. Setiap sumber harus diuji keaslian dan keabsahannya karena setiap sumber dapat saja dipengaruhi
oleh prasangka, kondisi ekonomi, dan iklim politik saat penelitian berlangsung. Pengujian dilakukan dengan membandingkan, memilah, menghubunghubungkan antar data, demi mendapatkan data yang relevan dan paling mendekati kebenaran. Dalam tahapan kritik sumber atau verifikasi ini, terdapat dua cara melakukan kritik sumber, yaitu: a) Kritik eksternal, yaitu kritik terhadap keaslian informasi atau dokumen seperti bahannya (dokumen dengan tulisannya) dan orangnya (pelaku dan saksi). Keaslian dokumen diverifikasi tidak hanya terbatas pada sumber tertulis saja, tetapi juga terhadap sumber benda (seperti artefak), penjelasan pelaku atau saksi sejarah yang sering disebut sebagai sejarah lisan, dan lain-lain. Kritik eksternal dilakukan menyangkut pertanyaan-pertanyaan: • Apakah gaya bahasa dan penulisan sesuai dengan periode waktu waktu terjadinya peritiwa sejaah. Apakah gaya yang sama juga terlihat pada tulisan-tulisan lain dari penulis yang sama. • Apakah ada bukti bahwa penulis memperlihatkan ketidaktahuan terhadap hal atau peristiwa yang seharusnya sudah diketahui • Apakah penulis melaporkan hal, peristiwa, atau tempat yang seharusnya belumdapat diketahui selama periode perbuatan tulisan tersebut Kritik eksternal dalam hal keaslian data terkait dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : • Apakah data awal telah diubah, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan menyalinnya? • Apakah dokumen itu asli atau salinan? • Jika tanggal dan penulis data tidak diketahui, apakah ada petunjuk internal yang menunjukkan asal mulanya ? b) Kritik internal Kritik internal adalah kritik atau verifikasi terhadap kredibilitas atau keterpercayaan data; jadi menyangkut isi informasi, apakah dapat dipercaya atau tidak. Dalam hal ini seorang pernulis harus bersifat objektif dan netral dalam menggunakan data yang telah diperoleh sehingga peristiwa sejarah itu terjamin kebenarannya. Kritik internal umumnya terkait erat dengan keabsahan (validitas) dan makna data. Dalam hal keabsahan data, kritik internal menggunakna pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: • Apa yang dimaksudkan penulis dengan setiap kata atau pertanyaan dalam data • Seberapa jauh penulis dapat dipercaya
• Bagaimana menafsirkan (interpretasi) kata-kata yang digunakan penulis 3) Intepretasi Setelah di verifikasi, data lalu di interpretasi. Di sini peneliti melakukan penafsiran suatu peristiwa, fakta sejarah, atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa yang harus dilandasi oleh sikap objektif hingga akhirnya mampu mengolah dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal. Bagi peneliti, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif. Kalaupun membutuhkan sikap subjektif, haruslah subjektif rasional. Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para peneliti juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Rekonstruksi peristiwa sejarah disampaikan secara deskriptif harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Pada langkah ini, peneliti/ sejarawan dituntut untuk dapat berimajinasi yang terbatas membayangkan bagaimana peristiwa pada masa lalu itu terjadi dan bagaimana benang merah dari semua sumber yang didapatkan. Namun, bukan berarti imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Batasan di sini adalah fakta-fakta sejarah yang ada tidak boleh menyimpang. Selain itu peneliti harus sangat berhati-hati karena sangat rentan bagi peneliti untuk memasukkan sisi subjektifnya. Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah. 4) Historiografi Langkah terakhir adalah historiografi yang berasal dari kata historia artinya sejarah dan graphia artinya penulisan. Menulis kisah sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai faktafakta hasil penelitian dari berbagai sumber sehingga didapatkan sebuah deskripsi/ gambaran
tentang suatu peristiwa sejarah secara utuh dan kronologis, dengan menggunakan bahasa yang baik, dan logis. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran dalam menyajikan peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan yang logis sistematis dan bermakna. Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronologi peristiwa, analisis sebab akibat, dan uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan. Dengan demikian, hasilnya dapat memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca tentang topik tersebut. Langkah-langkah penelitian sejarah Histiriografi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu : a) Historiografi naratif adalah penulisan sejarah yang berisi tentang rekaman peristiwa atau tindakan pelaku secara pribadi yang berlangsung dalam waktu tertentu. b) Historiografi strukturalis/ sosial adalah penulisan sejarah tentang perubahan yang terjadi di masyarakat. Bentuk-bentuk historiografi antara lain dapat berupa: a) Narasi, isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh sumber sejarah. b) Deskriptif, isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan dengan narasi. c) Analistis, isinya lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah. Sehingga tidak sekedar bercerita tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan yang baik adalah gabungan antar unsur naratif, deskriptif dan analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber dan analisa terhadap peristiwa sejarah. Penulisan sejarah adalah upaya peneliti sejarah melakukan rekonstruksi sumber-sumber yang ditemukan, diseleksi, dan dikritisi. Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan beberapa kaidah penulisan, seperti: a) Kronologis (dari kurun waktu awal hingga akhir ) b) Memerlukan proses serialisasi, seleksi dan pembabakan c) bahasa dan format penulisan yang digunakan harus baik dan benar menurut tata bahasa. d) Memperhatikan konsistensi, misalnya penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan rujukan sumber. e) Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya. f) Tujuan yang diharapkan pada bab pendahuluan, penjelasan pada bab pembahasan dan kesimpulan pada bab penutup
d. Pendekatan dalam sejarah e. Sejarah dan Teori Sosial Pada materi awal dari bab ini, kalian sudah dipelajari bahwa perbedaan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora adalah penekanan diakronis dan sinkronisnya. Kedua disiplin ilmu tersebut sama-sama bersifat diakronis dan sinkronis. Akan tetapi, ilmu sejarah cenderung diakronis sementara ilmu sosial-humaniora cenderung sinkronis. Masing-masing disiplin ilmu sosial humaniora memiliki kekhasan, baik cara pandang (perspektif), teori, maupun metode dalam mengkaji suatu fenomena sosial. Objek kajian dari ilmu sosial dan humaniora adalah manusia dan lingkungan. Manusia dapat dilihat sebagai individu dan kelompok. Masing-masing dari disiplin ilmu memiliki sejarah kelahiran. Dalam ilsafat ilmu pengetahuan, hal ini disebut sebagai ontologi. Sementara cara ilmu tersebut dipelajari disebut sebagai epistemologi. Adapun nilai atau guna dari suatu ilmu yang dipelajari disebut sebagai aksiologi. Ketiga hal itulah yang membedakan satu ilmu dengan yang lain. Dengan kata lain, masing-masing ilmu sosial humaniora memiliki ilsafat ilmu yang berbeda. Walaupun berbeda, ilmu-ilmu tersebut saling membutuhkan. Ketika nanti belajar lebih lanjut tentang semua materi dari buku ini (baik itu ilmu sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi yang merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial humaniora), kalian akan melihat bahwa ilmu-ilmu tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam menjelaskan fenomena kehidupan yang kompleks. Seorang sejarawan bernama Peter Burke dalam karyanya yang berjudul History and Social Theory (1991) menjelaskan bagaimana hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial lainnya. Sebelum abad ke-19, di Eropa, terutama etika Abad Pencerahan (Age of Enlightenment), hubungan antara sejarawan dan ilmuwan sosial saling mendukung. Tetapi ketika awal abad 19,
masing-masing disiplin ilmu memfokuskan dan mempertahankan disiplin ilmunya masingmasing, termasuk ilmu sejarah. Penulisan ilmu sejarah dari arsip-arsip sejarah disampaikan tanpa menggunakan teori social sebagai pisau analisis. Hal yang sama juga terjadi pada disiplin ilmu sosial lainnya, kajian mereka mengaburkan sejarah. Hal ini didobrak oleh para penganut aliran Annales di Perancis. Aliran ini memadukan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora untuk mengkaji berbagai peristiwa sejarah. Perpaduan antara ilmu sejarah dan ilmu social menghasilkan berbagai karya, seperti yang dilakukan oleh Joseph Schumpeter yang juga dikenal sebagai ekonom dengan studinya tentang History of Economic Analysis (Sejarah Analisis Ekonomi) yang terbit pada tahun 1954. Lalu ada Max Weber, seorang sosiolog yang juga menggunakan pendekatan dan sumber sejarah ketika melakukan penelitian tentang etika Protestan dan semangat kapitalisme. Hal yang sama juga dilakukan oleh sejarawan Fernand Braudel yang menggunakan teori ilmu sosial baik itu geograi, sosiologi, dan ekonomi dalam berbagai historiograinya. Pada karyanya yang berjudul The Mediterranean and the Mediterranean World in the Age of Philip II (1949), Braudel menggunakan teori-teori geografi Perpaduan antara sejarah dan ilmu sosial humaniora, juga terjadi di Indonesia, Kuntowijoyo (2018) menjelaskan bahwa penggunaan teori-teori sosial dalam penelitian sejarah dipelopori oleh sejarawan Sartono Kartodirdjo. Hal ini dapat kalian temukan ketika membaca karyanya yang berjudul Pemberontakan Petani di Banten tahun 1888. Penggunaan teoriteori sosial seperti birokrasi, kelas sosial, dan perubahan sosial dapat kalian temukan dalam tulisannya. Apabila kalian membaca historiograi masa kini, misalnya tentang sejarah suatu kota, beberapa sejarawan akan menggunakan teori modernitas, struktur sosial, struktur ekonomi untuk menjelaskan makna sosial atas kajian sejarah. Hal ini bukan hanya terjadi pada ilmu sejarah melainkan juga pada ilmu sosial humaniora lainnya yang memadukan antara pendekatan sejarah dan pendekatan keilmuan lain. Ketika kalian membaca karya ilmuwan social politik seperti Herbert Feith dan Lance Castle ketika mengkaji pemikiran politik Indonesia 1945-1965, sumber-sumber sejarah digunakan untuk menjelaskan berbagai pengaruh sistem politik dan partai politik Indonesia. Sumber sejarah yang mereka gunakan seperti naskah pidato dan tulisan Bung Karno, M. Natsir, Bung Hatta, dan tokohtokoh sosial politik Indonesia lainnya. Ketika kalian melakukan penelitian sejarah, untuk menafsirkan makna sosial dan menganalisis suatu kajian sejarah, kalian dapat menggunakan berbagai teori dari berbagai disiplin ilmu. Beberapa contoh dapat kalian temukan dari berbagai sumber, baik buku, jurnal maupun sumber-sumber lainnya.
f. Penulisan Sejarah ( Historiografi) Historiografi berasal dari bahasa latin historiographia : historia berarti sejarah, narasi ; dan graphia berarti penulisan. Pada tahap historiograpi, fakta-fakta yang telah dikumpulkan dikritik dan diinterpretasi kemudian disajikan dalam bentuk tulisan yang logis, sistematis, dan bermakna. Menulis cerita sejarah bukan sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian tetapi juga menyampaikan ide, gagasan, serta emosi kita melalui interpretasi sejarah. Oleh karena itu dibutuhkan kecakapan dan kemahiran dalam menulis. Dewasa ini, ada tuntutan baru agar historiograpi lebih dari sekedar narasi peristiwa, kendati narasi peristiwa tetap dianggap sebagai tuntutan minimal asalkan lengkap dan komprehensif. Menurut sifatnya, terdapat dua model penulisan historiografi, yaitu : 1. Historigrafi diskriptif-naratif, yaitu penulisan sejarah hanya berisi barasi kronologisfakta peristiwa yang telah diinterpretasikan tanpa ada suatu analisis yang lebih mendalam terhadap peristiwa tersebut. Jadi model ini bersifat informatif. Menurut R.Moh.Ali, dalam model penulisan diskriptif-naratif ini, rangkaian kejadian dan peristiwa dibuat berjajar dan berderetderet (kronologis) tanpa menjelaskan latar belakangnya, kesalingterkaitan peristiwa, serta hubungan sebab akibat di antaranya. 2. Historiografi deskriptif-eksplanatif atau deskritif-argumentatif, yaitu narasi peristiwa diberi bobot tambahan, yaitu analisis peristiwa. Analisis itu terutama berfokus pada hubungan sebab akibat (kausalias) serta dampak peristiwa bagi generasi pada peristiwa itu terjadi serta bagi generasi setelahnya. Untuk menambah ketajaman dan bobot analisis sejarah, dewasa ini pendekatan interdisipliner yang melibatkan ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan. Pendekatan ini terutama untuk penelitan serta model penulisan sejarah diskriptif-eksplanasi. Ilmu-ilmu sosial itu diantaranya sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi, dan demografi. Penggunaan ilmu-ilmu sosial ini hanya sebagai ilmu bantu dalam rangka mempertajam analisis bukan untuk dijadikan sejarah sebagia ilmu sosial. Sebab tidak seperti ilmu-ilmu sosial,peristiwa sejarah itu bersifat diakronis (memanjang dalam waktu atau bekesinambungan dan dalam ruang yang terbatas atau sempit) dan idiografis (unik). Historiografi sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan baik dari Indonesia maupun luar Indonesia pada umumnya dikelompokan dalam tiga jenis yaitu: 1. Historiografi Tradisional Historiografi tradisional yaitu tulisan sejarah dari masa Kerajaan Hindu-Buddha, masuknya Islam di Indonesia, dan Kerajaan-Kerajaan Islam. Ciri khas dari historiografi tradisional adalah berpusat pada istana, raja, dan bangsawan karena banyak menuliskan sejarah yang berkaitan dengan kekuasaan dan penguasa; Berpusat pada
kedaerahan karena banyak menuliskan sejarah suatu daerah tertentu; dan Religiosentris yaitu berpusat pada hal yang berkaitan dengan agama, kepercayaan dan hal yang dianggap sakral. 2. Historiografi Kolonial Historiografi kolonial yaitu tulisan sejarah dari masa kolonial. Ciri khas dari historiografi kolonial yaitu Eropa sentris yang memusatkan pada tulisan sejarah tentang berbagai bangsa Eropa yang pernah singgah dan bahkan berkuasa di Nusantara. Karena ditulis oleh sejarawan dan ilmuwan Eropa, pandangannya cenderung berangkat dari kacamata bangsa Eropa. Sebagai contoh karya Thomas Stamford Rafles The History of Java yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1817. Ada pula Belanda-sentris yaitu tulisan sejarah yang dibuat oleh sejarawan dan ilmuwan Belanda yang kuat dengan pandangan bangsa Belanda. Sebagai contoh De Atjeher (1893) karya Christiaan Snouck Hurgronje dan Geschiedenis van Nederlandsch Indie karya F.W Stapel yang terbit pada tahun 1939. Sumber sejarah historiograinya adalah arsiparsip dari pemerintah Hindia Belanda. 3. Historiografi Modern Historiograi modern, menurut Sartono Kartodirjo adalah penulisan sejarah yang menempatkan rakyat Indonesia sebagai pelaku sejarah dari sejarahnya sendiri dengan menerapkan studi kritis. Ciri khas dari historiograi modern adalah Indonesia sentris. Karya dari Sartono Kartodirjo Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888 merupakan salah satu contohnya. Ciri lain dari historiografi modern adalah membangun nasionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh M. Yamin, penulisan sejarah bertujuan untuk membangun kecintaan, rasa bangga dan membangun identitas suatu bangsa. Bung Karno menyatakan Jas Merah yaitu “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!”. Semboyan ini bertujuan untuk membangun nasionalisme agar kita selalu belajar sejarah sehingga kita dapat memahami berbagai kejadian lebih baik. Kekhasan lain dari historiograi modern adalah tidak hanya berpusat pada tokohtokoh besar tetapi juga menampilkan peran rakyat. Contoh ini dapat kalian temukan dari banyak historiograi sejarawan Indonesia, misalnya peran perempuan dalam sejarah pergerakan nasionalisme, peran petani, buruh, dan masih banyak lagi.
B. Penugasan Mandiri ➢ Lembar Kerja 1 Petunjuk: Bacalah kisah inspiratif dibawah ini Tugas : Buatlah kesimpulan yang bisa kalian ambil dari kisah inspiratif di bawah! ➢ Lembar Kerja 2 Petunjuk kerja : Bacalah Kembali mengenai metode dan Langkah-langkah dalam penelitian sejarah dan keterkaitan sejarah dengan teori sosial Tugas: Buatlah mind mapping yang menarik mengenai metode dan Langkah-langkah dalah penelitian sejarah
➢ Lembar Kerja 3 Petunjuk Kerja: Bacalah Kembali mengenai sumber dalam sejarah Tugas: 1. Buatlah silsilah keluargamu dalam bentuk gambar 2. Identifikasi sumber-sumber sejarah 3. Identifikasi dari sumber sejarah di atas yang bisa membantu kamu dalam membuat silsilah keluarga 4. Perhatikan gambar dibawah sebagai arahan untuk membuat silsilah keluargamu
➢ Lembar Kerja 4 Petunjuk kerja: Bacalah referensi dan sumber mengenai historiografi dalam sejarah Tugas: 1. Kerjakan soal di bawah ini: a. Berdasarkan materi tentang jenis historiografi Indonesia, temukan perbedaan dan persamaan dari ketiga historiografi tersebut! b. Tuliskan pendapat dan alasan kalian, historiograi mana yang lebih baik? 2. Buatlah historiografi sejarah • Lakukan penelitian sejarah yang berkaitan dengan tempat kalian tinggal/berada. Misalnya sejarah kota, kampung, desa; dan yang terkait dengan penduduknya, seperti migrasi, kesehatan penduduk, pemukiman dan lain-lain; sejarah yang terkait tentang bencana, misalnya gunung meletus, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit dan lain-lain; sejarah yang terkait tentang peran perempuan, peran pedagang dan lain-lain; sejarah yang terkait dengan bangunan, misalnya masjid, gereja, pura, vihara, klenteng, candi dan lain-lain; sejarah tentang makanan, kuliner, sejarah tentang musik, lagu, tarian; sejarah sekolah kalian dan masih banyak topik yang dapat kalian teliti. • Sumber sejarah yang dapat kalian gunakan adalah buku teks atau sumber sejarah lainnya. • Gunakan langkah-langkah penelitian seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya yaitu tentang bagaimana melakukan penelitian sejarah. • Terapkan etika penelitian ketika kalian ingin mendapatkan sumber sejarah untuk penelitian.
C. Latihan Soal Pilihlah jawawan yang paling tepat! 1. Corak sejarahnya bersifat istana-sentris dan memberikan legitimasi yang kuat kepada penguasanya. Ini merupakan salah satu ciri dari… a. Historiografi modern b. Historiografi nasional c. Historiografi tradisional d. Historiografi klasik e. Historiografi colonial 2. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam perkembangan historiografi di Indonesia, kecuali… a. Historiografi klasik b. Historiografi kolonial c. Historiografi tradisional d. Historiografi modern e. Historiografi nasional 3. Dalam penulisan sejarah tentu saja ada hubungan yang terjalin erat dengan unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan mitologi, pandangan hidup yang dikisahkan dan uraian peristiwa pada masa lampau, seperti tercermin dalam Babad atau Hikayat. Makna tersebut merupakan bagian dari ulasan sejarah yang terkait dalam historiografi… a. modern b. kolonial c. klasik d. tradisional e. nasional