The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kantor, 2022-04-12 21:34:56

Kesenian Barongan di Jawa Tengah

Kesenian Barongan di Jawa Tengah

terdekatnya yakni Kabupaten Tegat dan Pekalongan. Komoditas
unggutan yang diekspor ke Jepang dan Eropa antara [ain: teri
nasi, udang, rajungan, dan bawal putih. Dari bentuk topografi
alamnya yang berupa dataran pantai, dataran rendah dan tinggi,

serta daerah pegunungan, witayah ini mempunyai potensi

wisata, terdapat sekitar 15. obyek wisata yang beruapa pantai

(pantai Blenduk, pantai widuri, cempaka wulung di dataran

tinggi moga), lokasi panjat tebing, tetaga, air terjun dan wisata
gua bisa ditemukan di witayah ini.

Pemalang ternyata memiliki potensi kesenian tradisional

yang cukup besar. Hat ini dibuktikan ketika Pemerintah

Kabupaten Pemalang menggelar Festival Kesenian Tradisional di

Wisma Kridanggo, Senin 31 Desember 2007 tatu. Ada sekitar 17

peserta perwakitan kecamatan dan grup kesenian yang

mengikuti festival. Dan rata-rata penampilan para peserta cukup
menarik perhatian pengunj ung.

Maksud dan tujuan disetenggarakannya festival adalah
untuk mencari bibit-bibit terbaik sekatigus metestarikan serta

meningkatkan prestasi kesenian sebagai warisan budaya bangsa

serta memberikan motivasi kepada semua grup kesenian yang

ada di Kabupaten Pemalang untuk tumbuh dan berkembang

sesuai dengan ciri khas yang ada di daerah masing-masing.
Festival kesenian tradisional diadakan untuk memupuk dan

metestarikan nilai-nilai seni budaya yang ada di daerah sehingga
generasi penerus bangsa tidak lupa akan kekayaan seni yang ada
di lndonesia. Sehingga kesenian tidak akan diambil oteh negara

lain. Dia mengatakan, bahwa beberapa waktu latu kesenian
tradisionat dari Pematang ditampitkan di Kabupaten Jembrana

Bati. Ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari

masyarakat di sana. Sehingga nanti penampilan dari grup yang
mendapat juara I untuk tampit di hari jadi Kabupaten Pemalang.
Sehingga seluruh masyarakat akan mangayubagyo hari jadi

Pematang.

Festiva[ daerah seperti ini adatah momen yang sangat
strategis dan sangat penting datam rangka meningkatkan

pembinaan pelestarian kesenian tradisional. Terlebih tagi datam

I(gmtiailBamgantmn{agafr

era globatisasi yang mau tidak mau, suka tidak suka menimbut-

kan dampak positif maupun negatif. Saat ini menurut Bupati

tetah ada upaya-upaya dari pihak lain yang mengktaim kesenian
tradisiona[ bangsa lndonesia. Ha[ tersebut menunjukkan bahwa
kita hampir terlena. Dan menjadi tupa atas pemilikan budaya
bangsa sehingga kurang pembinaan dan petestarian terhadap
budaya tersebut.

Keberadaan kesenian tradisionat yang ada dan tetah berakar
di masyarakat [uas. Sebagai bangsayang besardan saratdengan
budaya daerah, bangsa lndonesia memitki potensi besar datam
persaingan budaya antar bangsa. Untukitu, menurut Bupati, kita
diwajibkan handarbeni yang dikandung maksud merasa memitiki
dan melestarikannya. Agar sesuatu tersebut tidak direbut oteh

bangsa tain. Upaya petestarian tradisional sangattah penting
agar tetap berkembang sebagai ciri khas budaya masyarakat

lndonesia sebagai sarana perekat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Pemalang
pada khususnya.

Diharapkan peserta yang mendapat kejuaraan dapat

menjadi pemicu dan memacu untuktebih maju padaevent-event
yang tebih tinggi, dan bagi yang tidak menang, untuk dapat
menerima dengan ikhtas dan meningkatkan kuatitasnya pada
masa yang akan datang. Bupati juga mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada para camat dan kepala desa yang tetah

membina kesenian tradisionat di daerahnya, dan atas keikut
sertaannya dalam festivaI kesenian tradisionaI daerah

Kabupaten Pematang. Diantara kesenian tradisionat yang tampit

dalam festival kati ini adatah Ronggeng, Rebana modifikasi,

Wayang Peong, Brendung, Catung, Botoboso, Kuda Kepang,
Lengger, Jaran Ebeg, Kuntulan, Krangkeng, Trebangan.

Kesenian Kuntutan mulai dikenat masyarakat Pematang pada
sekitar awa[ abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul
pergerakan kebangsaan. Tokoh -tokoh masyarakat Pematang saat
itu tak mau ketinggalan ikut datam kancah perjuangan nasional.

Dibentuklah perkumpulan bela diri, khususnya pencak sitat.

I(gsatiailBong ot t aan'leng al

Kegiatan beta diri ini ketika itu setatu diiringi rebana dan pukulan

bedug serta dikumandangkan pula doa-doa salawat Nabi

sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian dan keagannaan.

Setetah kemerdekaan kegiatan ini yang kemudian

dikenalkan dengan nama Kuntulan tetap berlangsung dan

berubah dari alat perjuangan menjadi sarana hiburan. Kesenian

ini biasanya dipentaskan pada acara peringatan hari besar

nasionat, hajatan atau pun menyambut tamu resmi. Kesenian
kuntutan tampak menarik karena memadukan jurus-jurus beta
diri yang nampak artistik, demonstrasi akrobatik dan keindahan

musik rebana dan bedug.

C. Latar Belakang Cerita
Nama asti dari kesenian barongan disebut juga reyog. Huruf-

huruf reyog mewakiti sebuah huruf depan kata-kata datam
ternbang macapat Pocung yang berbunyi: (R) rasa kidung (E)

engkang sukmo adi [uhung (Y) Yang Widhi, Yang Agung, (O) otah
kridaning Gusti (G) getar gutung kersaneng Kang Moho Agung.

Namun karena perkembangan jaman, oteh bupati Ponorogo,

penulisannya sedikit dirubah disesuaikan dengan motto dari kota

ponorogo yaitu (R) resik (E) endah (O) ombar (G) girang -

gumirang. Sebenarnya hal ini patut disayangkan, karena sejarah
yang nan adiluhung ini harus dihitangkan artinya oteh "penguasa"
demi keuntungan sepihak.

Datam sejarah munculnya reog ini muncul beberapa versi
yaitu:

1. Dilatar betakangi kisah tentang perjalanan Prabu Ketana

Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang
mencari caton Permaisurinya. Bersama prajurit berkuda,
dan patihnya yang setia, Bujangganong. Akhirnya gadis
pujaan hatinya tetah ditemukan, Dewi Sanggalangit, putri
Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat agar sang
prabu menciptakan sebuah kesenian baru terlebih dahutu
sebelum dia menerima cinta sang Raja. Maka dari situlah

terciptatah kesenian Reog.

I(jsmian $ amryan t awa teryal

2. Prabu Ketono Sewandono atau Bethoro Katong (raja
Ponorogo) mempunyai seorang putri yang cantik jetita.

Karena kecantikannya tersebut membuat para raja dari
negara tetangga ingin melamarnya. Salah satunya adalah
Prabu Singobarong. Sang Prabu tidak kuasa untuk menolak
tamaran Prabu Singobarong karena kabarnya Prabu

Singobarong itu sekti mandraguna. Kemudian dicaritah
cara untuk menotak Iamaran tersebut dengan
mengadakan sayembara. "Barangsiapa yang bisa
mengalahkan patih Ponorogo bernama patih Bujang

Ganong, yang juga sekti mandraguna, maka dia berhak
mengawini putrinya." Akhirnya terjaditah peperangan
antara prabu Singobarong metawan patih Bujang Ganong
yang dimenangkan patih Bujang Ganong, matah kemudian

prabu Singobarong "nyuwito" di kerajaan Ponorogo.

Pertempuran antara prabu Singobarong metawan patih
Bujang Ganong itutah cikal bakal kesenian reog ponorogo"

hingga sekarang.

Kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggatan yang ingin
menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu

pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya

karena tertalu dipengaruhi dan dikendatikan oteh sang

permaisuri. Oteh karena itu dibuattah barongan yang

terbuat dari kutit macan gembong (harimau Jawa) yang
ditunggangi burung merak. Sang prabu ditambangkan

sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya
melambangkan sang permaisuri.

4. Tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan

Jenggala, yang hampir ditotak oteh Dewi Sanggatangit dari

Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk

memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin.
Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus

mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak

merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para

warok, prajurit, dan patih dari Jenggata pun menjadi

I(js eniailBanrg an I aw a tmg afr

korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman,

Sewondono turun sendiri ke getanggang dan mengalahkan

Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan
tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria
tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta
gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari

cinta.

5. Ada juga legenda yang menggabungkan antara 2 legenda

diatas. Dimulai dari pemberontakan Ki Kutu Suryongalam
yang merupakan Demang Ponorogo yang dianggap disersi
karena berani mengkritik dan beroposisi dengan Bre-

Kertabumi (Brawijaya V), Raja Majapahit waktu itu. Kutu

melihat bersemainya Demak yang ditopang oteh kalangan
Istam merupakan ancaman serius terhadap ketangsungan
Majapahit. Nasehat Kutu ini justru dianggap fitnah oleh
Brawijaya V yang tetah termakan oteh bujuk rayu Dewi
Campa (seorang putri Cina yang dipersernbahkan kepada

Brawijaya dari pihak Demak)" Dewi Campa memang
ditugaskan oteh Demak untuk metakukan lstamisasi

terhadap Kerajaan Majapahit. Akibat pertimbangan yang
diberikannya itu, maka Kutu menuai hukuman politik dan
harus dimusnahkan. Namun begitu, Kutu tak patah arang,

ia membangun basis pertahanan lokat sekatigus

mengkritik Brawijaya V dengan mencipta reyog. Tampilan

reyogyang menggambarkan kepata harimau yang berbatut
butu merak menandakan bahwa Brawiajaya V tak berkutik

diketiak Dewi Campa. Sedang barisan Jathit (pasukan
berkuda) yang bersifat feminim mengilustrasikan bahwa
prajurit Majapahit bak perempuan yang tak bernyati untuk

menggempur Demak Bintoro. Singkat cerita, saat
Majapahit runtuh oteh Demak, maka Demak juga

menghabisi Kutu. Pasukan Demak yang dipimpin Katong
berhasil menduduki Ponorogo. Setanjutnya mitos-mitos
reyog Kutu dikemas ulang oteh Katong yang menceritakan
iring-iringan Prabu Klana Sewandono (Wengker) hendak

I(g*da$Baroryon t au taq rt

mempersunting Dewi Songgotangit (Kediri). Nafas satiris

datam mitos-mitos reyog Kutu dengan sengaja
dilenyapkan oteh Katong, sebab antara Katong dan

Brawijaya V ternyata hubungan bapak-anak. Karena

Katong sebagai pemangku sejarah yang dominan dan
berkuasa, maka bertakutah hukum kekuasaan, yakni yang
menang yang akan membentuk sejarah.

Perlengkapan Reog yang biasa digunakan dalam pementasan
kesenian tersebut yaitu :

1. Instrumen pengiringnya : berupa kemput, ketuk, kenong,

genggam, ketipung, angktung dan terutama salompret,
menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan
atmosfir mistis, aneh, eksotis sekaligus membangkitkan

gairah

2. Dadak merak : melambangkan kekuasaan / kecantikan.
3. Barong : metambangkan kekuatan atau lelaki perkasa.

Tapi ada sebagian legenda yang menyebutkan bahwa
barong yang dihiasi merak menandakan bahwa Raja

Brawijaya V tak berkutik dibawah dewi campa

(permaisuri) . Dipertukan kekuatan ekstra dan keahtian
tertentu untuk dapat menggunakannya. Dadak yang

berukuran tebih dari 2m dengan berat 50-60 kg harus
diangkat dengan menggunakan gigi. Pada awal mula
pementasannya dahutu, seorang dadak merak selatu

menggunakan hal - hat yang berbau mistis seperti olah

kanuragan, puasa, dan metakukan lakon tertentu. Tapi
dengan perkembangan jaman, hal tersebut sudah mutai
ditinggalkan, dan generasi penerus tebih cenderung
mengolahnya dengan pemikiran yang logis, yaitu dengan
latihan dan pergerakan yang tepat

4" Warok dengan berpakaian hitam : sebagian tegenda

menceritakan bahwa warok merupakan tokoh yang

beringas, dan penuh dengan itmu hitam, tapi legenda yang

tain menceritakan sosok warok adalah pasukan yang
bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara

1(g seriailB arong ar t aw a tery afi

yang baik dan jahat dalam cerita kesenian reog. seseorang

sakti dan memitiki kearifan yang tinggi, serta menjadi

tokoh sentral atau "orang tua" didaerahnya masing-

/ :masing yang disegani.

5. Gembtak penari jatitan oleh sebagian legenda,
gembtak / jatitan adatah tetaki kesayangan dari warok.

Menurut legenda memelihara gembtak adatah tradisi yang
tetah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Seolah

menjadi kewajiban setiap warok untuk memetihara
gembtak agar bisa mempertahankan kesaktiannya.

Apatagi ada kepercayaan kuat di kalangan warok,

hubungan intim dengan perempuan bahkan dengan istri

sendiri, bisa menjadi pemicu lunturnya seturuh kesaktian.
Sating mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenang-

kan adalah ciri khas retaki khusus antara gembtak dan

waroknya. Namun dengan berkembangnya jaman, kesan
tersebut sudah mulai dirubah perlahan-tahan. Gembtak
yang biasa berperan sebagai penari jatitan, kini perannya

digantikan oleh remaja putri. Padahal dutu-dulunya

kesenian ini tampit tanpa seorang wanita pun.
Tapi ada juga tegenda yang menyebutkan bahwa jatitan (

pasukan berkuda yang bersifat feminim mengilustrasi-
kan bahwa prajurit Majapahit bak perempuan yang tidak

bernyali untuk menggempur Demak Bintoro.

Warok kecil: tebih ke tujuan hiburan, yang disuguhkan
sebelum reog memulai jatan cerita. Biasanya dilakukan

oteh anak taki - taki dengan usia berkisar antara 4 - 10

tahun.

Jalan atau alur cerita kesenian barongan atau reog pada
umumnya reog mengacu pada beberapa babad. Satah satunya

adatah babad Ketana Sewandana. Babad Ketana Sewandana yang
konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah
Bandung Bondowoso datam tegenda Lara Jongrang, Babad Kelana
Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono

ft wiar Oooagar ! awa'Iag ai

dari Kerajaan Jenggata, yang hampir ditotak oleh Dewi
Sanggatangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta

Sewandana untuk memboyong seturuh isi hutan ke istana sebagai
mas kimput. Derni memenuhi permintaan sang putri, Sewandono

harus mengatahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak

merak).

Kedahsyatan Reyog Ponorogo dalam mengumputkan dan
mengerakkan massa sempat membuat sebuah organisasi sosiat
potitik sejak tahun 1950-an untuk mendomptengnya sebagai atat.
Tahun 1955 misalnya terbentuk cakra cabang kesenian Reyog
agarna mitik NU, untuk memenangkan partainya pada pemitu.
Kemudian Bren Barisan Reyog Nasional atau BRP atau Barisan
Reyog Ponorogo mitik Tegak. Hat ini membuat Reyog Ponorogo
datam perkembangannya nyaris tiba jurang kematian.

Pada tahun 1965 sampai 1971 saat pemerintah menumpas
PKl, BRP dibubarkan dan imbasnya membuat Reyog-Reyog tain

ikut ujungnya. Ribuan unit Reyog terpaksa dibakar akibat
terpaan isu kesenian ini menjadi penggatak komunis dalam

mengumputkan dan mengerakan massa. Para petaku kesenian ini
akhirnya menjadi pekan atau pencari rumput. Beruntung di akhir
1976, Reyog Ponorogo kembati dihidupkan dengan pendirian INT!

(lnsan Tagwa lttahi Ponorogo). Belajar dari sejarah ini, banyak

petaku seni ini yang tidak ingin tagi ditunggangi. Biarlah Reyog
menjadi milik rakyat tanpa batasan dan diklaim mitik gotongan
tertentu.

Alur cerita pementasan Reog yaitu warok, kemudian jatitan,

Bujangganong, Kelana Sewandana, barulah barongan atau dadak

merak di bagian akhir. Ketika salah satu unsur di atas sedang

beraksi, unsur tain ikut bergerak atau menari meski tidak

menonjot. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2
sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan
oteh 6 - 8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipotes
warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang
pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oteh 6 - 8
gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisionit, penari ini
biasanya diperankan oteh penari taki-taki yang berpakaian

I(g*dan $ arotg an I ava'Iengafi

wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Tarian

pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oteh anak

kecil yang membawakan adegan [ucu. Setetah tarian pembukaan

setesai, baru ditampitkan adegan inti yang isinya bergantung

kondisi dimana seni Reog ditampitkan. Adegan datam seni Reog

biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini
selalu ada interaksi antara pemain dan datang (biasanya
pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton.

Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan
oleh pemain [ain bita pemain tersebut kelelahan. Yang tebih
dipentingkan datam pementasan seni reog adalah memberikan
kepuasan kepada penontonnya. Adegan terakhir adatah singa
barong,

Reog modern biasanya dipentaskan datam beberapa
peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar
Nasionat. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang

ditampitkan adatah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan
atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Kesenian barongan di Kabupaten Pematang banyak dikenat

sebagai Barong Gabel, yang merupakan kesenian gubahan gaya
baru, berdasarkan kesenian tradisional Pemalang. Kabupaten
Pematang ingin menampitkan sesuatu yang lain, maka digatitah
kesenian tradisonal, sehingga muncul kesenian barong gabel,

yang merupakan perpaduan antara sendratari dan musik.

Bentuknya adatah semacam barong, sehingga disebut sebagai

seni barong gabet, yang merupakan gabungan dari seni

tradisional kuntutan, tarian Jawa, dipadu dengan musikalisasi
dari perkusi dan lainnya.

Satu yang khas dari barong gabel adalah, pembuatan topeng
barong, yang terbuat dari bahan glagah, yang biasanya dibuat
untuk sapu. Sapu gtagah sendiri setama ini merupakan satah satu

produk andatan khas Pemalang, khususnya dari wilayah

Pemalang bagian selatan, yang telah diekspor ke mancanegara.

Bahkan pernah pula dibukukan dalam rekor Muri untuk

pembuatan sapu gtagah terbesar.

I(getiailBamgar t atta teryil

Gambar 13. Foto Barongan Kabupaten Pematang
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

Datam lakon seni barong gabet itu, diceritakan di suatu

daerah terdapattah 10 orang satria perempuan, yang sedang
berlatih seni tradisiona[ pencak silat. Namun secara tiba-tiba
muncul dua orang pengikut barong gabet yang menyebar

pagebtug atau bencana. Mengetahui daerahnya diterjang

bencana, akhirnya datang bata bantuan dari dua satria berkuda,

sehingga terjadi peperangan sengit antara pengikut gabe[ dan

para satria.

Gambar 14. Lakon Seni Barong Gabe[
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

Tanpa diketahui tiba-tiba gabetsang pembawa bencana ikut

I fil(e s e nian E arong an aw a fieng a

-i? I

teiiun datam peperangan, sehingga menambah sengit

pertempuran. Namun dengan perJuangan gigih dari para satria
wanita, yang dibantu para kyai akhirnya sang Gabet dapat diusir.
Harrya saja karena tidak berhasil dibinasakaa, Gabet acapk4ti
masih datang untuk menganggu masyarakat pada suatu waktu

tertentu. lnti cerita dari lakon barong gabel adalah kebakan

selatu menang melawan angkara murka, datam bentuk dan ujud
apapun juga.

D.tli
Pola dan Sistem Organisasi

tll

I Di Kabupaten Pemalang pada tahun 60-an banyak rurnah
tri yang hatamannya cukup [uas. Halaman rumah Man Sirnuh

(almarhum), fulanWardi (atmarhum), Man Buget (atmarhum), dan
lrtan Merdi (almarhum) yang berada Lingukungan misalnya; saat-

saat musim ketigo (kemarau) dijadikan seb4ai ar.ena untuk
pergetaran barongan. Sekarang pekarangan-pekarangan. itu
tetah menyempit dan sebagian tetah dlmanfaatkan sebpg3t
torong.lorong kampung yang di[apisi dergan conbtok tar_fg
tebanrya kurang tebih 1,5 meter lni artinya, kesenlan tersebut

' -tldaf munghin tagidrpelgetarkan di ternpatitu.
,

. ll-

Gambar 15. Foto Barongan di Lahan Pekarangan Warga Kabupaten
Fernatarg

(Sumber Foto: laela, Juni 2009)

fuwtitn lBaroag an t aw a lleng a fi

Peralatan kesenian barongan terdiri dari atat musik, rias dan
busana yang digunakan oleh para pemain kesenian barongan.
Atat musik berupa gametan yang terdiri dari Kendhang, Gon&

Demung, Saron, Kethuk dan Kempyang. Sementara, rias

berfungsi untuk mengubah karakter pribadi, untuk memperkuat

ekpresi dan untuk menambah daya tarik penampilan seorang

penari. Sedangkan fungsi penataan busana untuk mendukung isi
atau tema dari tardan untuk memperjelas peran-peran tertentu.

Busana barongan terdiri dari kain yang diwarnai sesuai kutit

harimau. Kain ini digunakan sebagai tubuh Barongan, pada ujung
kain dikaitkan erat-erat dengan topeng kepala Barongan. Kepala
barongan terbuat dari kayu dengan ditapisi kutit kepata harimau
yang dikeringkan. Bagian kepala barongan diberi rambut ijuk,
bagian ekor diberi bambu yang sudah dicat dan diujungnya diberi
ijuk sedangkan bagian mata diberi kaca beting yang berbentuk
bulat. Busana Penthut berupa celana pendek potos warna merah,
baju rompi merah polos ditengkapi dengan boro sampir dam

katung leher. Topeng Penthut dengan ciri benvarna merah dan

hitam, hidung pesek, mata gara, dan rnutut besar. Tokoh Joko
Lodro dalam pertmjukdn Barongan mernalqai celana pendeh

be nra rna mer*r di li lit dengan iari k warfi i hita m, kenrudian pad+

bagian

warna
mata s

[uar. Rias btrsana pawang dalam keseniarrhiiclgan terdlri dari
ikat kepata, cetan pendek warna hitam, kaos lengan pan]ang,
rompi warna hitam dengan ditengkapi kaln yang diikatkan pada
pinggang serta membawa pecut. Selain tokoh-tokoh yang tetah
disebutkan, pertunjukan barongan juga terdiri dari penabuh
gamelan atau pengiringyang memakai busana rompi merah, baju
putih, celana komprang pendek berwarna merah dan memaki
ikat kepala.

1(g senitn $ arong an t aw a'Ietg a fi

F. Fungsi Kesenian Barongan

Kesenian barongan merupakan suatu seni yang mendasar-

kan gerak tarinya pada unsur-unsur pantomim (dapat ditihat

pada peniruan gerak penunggang kuda, gerak kudanya sendiri,

serta gerak harimau); akrobatik (kertangkasan dan ketrampitan

gerak); unsur humor (lawakan, banotan); unsur sitire (tema yang

terkandung datam pertunjukan); unsur heroik (peperangan yang

terjadi di antara pemerannya). Semua unsur tersebut terjqtin

til[i datam paduan yang tepat sehingga menjadi suatu seni

flll; pertunjukkan yang tokat. Fungsi kesenian barongan yaitu:

ili,

1.I
Sarana Kebutuhan Estetis

Bagi masyarakat Kabupaten Pematang, barongan

I merupakan satah satu seni pertunjukan tradisonal yang
ill digunakan sebagai sarana kebutuhan estetis. Kesenian

Barongan menyuguhkan berbagai macam atraksi seperti

lr adegan tarian. Penggarapan ragam gerak tari maupun
urutan-urutan sajian pertunjukan adatah wujud dari
t,r.ii,
'|

"ill]i,i pemenuhan setera estetis masyarakat.
lllltllt

:l lr llrlr

2..':ililir

'rlll Sarana Pendidikan
;rtllli Kesenian tradisionat dapat berf ungsi untuk

x:rlii:t mengingatkan, menyarankan, mendidik dan menyampai-

iJlll kan pesan kepada masyarakat. Begitu puta dengan

u '!l kesenian Barongan, banyak nilai-nitai yang bisa kita ambit
'lilii' untuk dijadikan petajaran khususnya pendidikan moral.

Misatnya saja ketika Raden Panji Asmarabangun yang

harus berusaha mempersunting Dewa Sekartaji dengan

berbagai hatangan dan rintangan. Akan tetapi berkat

ketekunan, ketabahan, dan ketaqwaan, maka Raden Panji

dapat mengatasi segata hambatan yang ada.

3. Sarana Totak Bata

Menurut Soedarsono ada tiga fungsi primer dari seni
pertunjukan diantaranya yaitu sebagai sarana ritual yang

I(e s enian {B oro ng an J aw a (e ng a fi

I

penikmatnya adalah kekuatan-kekuatan yang tidak kasat

mata. Mengacu dari pendapat tersebut totak bata

merupakan wujud upacara tradisionat yang bertujuan

untuk mengusir roh jahat yang mengganggu kelangsung-an

hidup. Upacara totak bala yang satah satunya dengan
menggunakan kesenian Barongan adatah rituat penangkal
matapetaka seperti wabah penyakit, menolak hama

tanaman atau kegagatan panen.

4. Sarana Ungkapan Rasa Syukur
Kesenian Barongan sering dipentaskan sebagai sarana

mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan
rejeki, kebahagiaan, kesukesan, ataupun terhindar dari
marabahaya. Pada akhir masa panen biasanya masyarakat
di daerah ini menanggap kesenian Barongan. Pementasan

kesenian Barongan ini tidak [ain adalah untuk

mengucapkan rasa syukur atas [impahan rejeki dalam

bentuk panen yang metimpah. Cara demikian berkembang
[uas dan menjadi satah satu tradisi yang berjalan turun-
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

5. Sarana Hiburan

Kesenian Barongan yang atraktif dan dinamis adatah
tontonan yang memberikan hiburan tersendiri bagi
masyarakat. untuk keperluan hiburan, kesenian Barongan
dapat dipentaskan sesuai acara baikyang bersifat pribadi,
kotektif maupun acara kedinasan. Pementasan Barongan
yang ditaksanakan datam rangka hajat warga setempat

maupun acara ritual tradisonat pada dasarnya selalu

memitiki fungsi hiburan bagi penontonya. Sebagai sarana

Hiburan Barongan biasanya dipentaskan dalam acara
seperti pagetaran seni memperingati Utang tahun suatu

daerah, atau memperingati hari besar.

I(,gsenia rfumgat t atta teryofr

G. Perkembangan Kesenian Barongan lGbupaten Pemalang
Kesenian ini mutai dikenat masyarakat Pematang pada

sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul
pergerakan kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang saat
itu tak mau ketinggalan ikut datam kancah perjuangan nasionat.

Dibentuktah perkumputan beta diri, khususnya pencak sitat.

Kegiatan beta diri ini ketika itu selatu diiringi rebana dan pukulan

bedug serta dikumandangkan puta doa-doa satawat Nabi

sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian dan keagamaan.

Setetah kemerdekaan kegiatan ini yang kemudian

dikenatkan dengan nama kuntulan tetap berlangsung dan

berubah dari atat perjuangan menjadi sarana hiburan. Kesenian

ini biasanya dipentaskan para acara peringatan hari besar

nasiona[, hajatan atau pun menyambut tamu resmi. Kesenian
kuntutan tampak menarik karena memadukan jurus-jurus beta
diri yang nampak artistik, demonstrasi akrobatik dan keindahan

musik rebana dan bedug.

rllenurut legenda Barongan atau Barongan bermuta dari kisah
Demang Ki Ageng Kutu Suryonggatan yang ingin menyindir Raja

Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering
tidak memenuhi kewajibannya karena terlatu dipengaruhi dan

dikendatikan oleh sang permaisuri. Oteh karena itu dibuattah

barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa)
yang ditunggangi burung merak.

Sang prabu ditambangkan sebagai harimau sedangkan merak

yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu

agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng metindungi-nya
dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para
warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati

Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun [atu,

Barongan mulai berkembang menjadi kesenian rakyat.

Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan

Barongan untuk mengembangkan kekuasaannya. Barongan
dimanfaatkan sebagai sarana mengumputkan massa dan

merupakan saturan komunikasi yang efektif bagi penguasa pada

I(SsedoilBamg at t av a'Imgafr

waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita [egendaris
rnengenai Kerajaan Bantarangin yang oleh sebagian besar
masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati

Batorokatong yang beragarna lstam juga memanfaatkan

barongan ini untuk menyebarkan agama lstam.
Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Barongan,

yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah

yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergetimang dosa,

namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa keBada Atlah, maka

surga jaminannya. Selanjutnya kesenian Barongan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah

Barongan terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang
diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Masyarakat pedesaan masa lampau rnenganggap Barongan

dapat menotak segala penyakit yang rnenimpa kehidupan

mereka, seperti halnya adegan Barongan mengetitingi rurnah dan
rnengambit (menggigit) bantat kemudian dilemparkan ke atas

genting-; berarti banta[ dianggap sebagai sumber segala

penyakit, dengan begitu Barongan mengusirnya jauh-jauh. Ada

pula yang berkeyakinan untuk acara ruwatan, agar cepat
mendapatkan jodoh dengan cara ngokop (diigit) oteh Barongan

kemudian dimandikan.
Kesenian Barongan yang kini bisa disakikan sudah bergeser

fungsi, waditra sudah mengatami pengembangan. Begitupun

[agu-lagunya sudah disesuaikan untuk memenuhi selera
penonton. Masyarakat sudah terlalu banyak tersentuh oleh

hadirnya kebudayaan lain sehingga perhatian terhadap Barongan

memudar.

Pada masa lalu kesenian barongan di Kabupaten Pemalang
tumbuh subur dalam masyarakat Beji. Namun, dewasa ini mutai
tergeser kesenian tainnya, khususnya kesenian yang berbau
poputer seperti ndangndut dan group-group band. Di era 70-an
ndangndut sangat poputer dikatangan masyarakat Kabupaten
Pemalang. Dapat dikatakan puta jika seseo!'ang punya khajat di
Kabupaten Pemalang dan tidak bisa menampilkan orkes melayu

I(gsmiailB amq an I aw a ft ng a fr

d(nitednagnkganpdi udte),ngmaanksaa.toian-saatfoannyamnegnLyeeswaa., tape rekorder yang
s"i.,ingg" br;yi cukup
menggelegar.

ililli I
I illti

ilitlii

iiiiirrl
iiiiillll

,lrllii

lilrl

lll

[ii]ii

llil
illrtil
illl rl

lli'

iilill

r
flii

lllr

liilr

illl

,1il
rrllll

lllr

KesniantBaioag*tlaua(nga.fr

O

BAB IV
KESENIAN BARONGAN KABUPATEN KENDAL

A. SejarahKabupatenKendal

Narna Kenda[ diambit dari nama sebuah pohon yakni Pohon
Kendat. Pohon yang berdaun rimbun itu sudah dikenal sejak masa

Kerajaan Demak pada tahun 1500-1546 M yaitu pada masa
Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal pemerintahannya
tahun 1521 M, Suttan Trenggono pernah memerintah Sunan

Katong untuk memesan Pusaka kepada Pakuwojo.

Feristiwa yang rnenimbulkan pertentangan dan !'neng-
akibatkan pertentangan dan nnengakibatkan kematian itu

tercatat datam Prasasti. Bahkan hingga sekarang makam kedua

tokoh datam sejarah Kendal yang berada di Eesa Protomulyo

Kecamatan Katiwungu itu masih dikeranratkan masyarakat

secara [uas. Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana
rnernandang keindahan dan kerindangan pohon Kendat yang
tumbuh di tingkungan sekitar. Sambit menikmati pernandangan
pohon Kendal yang narnpak "sa!-i" itu, Betiau menyebut bahwa di
daerah tersebut ketak bakat disebut "Kendatsari". Pohon besar
yang oleh warga masyarakat disebut-sebut berada di pinggir Jtn
Pemuda Kendal itu juga dikenat dengan nama Kenda[ Growong

karena batangnya bertubang atau growong.
Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal dipakai

untuk menyebutkan suatu witayah atau daerah setetah Sunan
Katong menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh
berita-berita perjalanan Orang-orang Portugis yang oteh Tom
Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15 di Pantai Utara Jawa
terdapat Petabuhan terkenal yaitu Semarang, Tegat dan Kendat.
Bahkan oteh Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16
sejarah PesisirTanah Jawa itu memitiki yang arti sangat penting.

Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendat.

Adatah seorang pemuda bernama Joko Bahu putra dari Ki

I(gserian tBamg an t aua tctgafi

Ageng Cempatuk yang bertempat tinggat di Daerah Kesesi

Kabupaten Pekalongan. Joko Bahu dikenat sebagai seorangyang

mencintai sesama dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun
berhasil memajukan daerahnya. Atas keberhasitan itutah akhir-
nya Sultan Agung Hanyokrokusumo mengangkatnya menjadi
Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahureko. Selain itu
Tumenggung Bahureko juga diangkat sebagai Pangtima Perang
Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin putuh-
an ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran

tanggat 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso

beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari
perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerang-
an VOC di Batavia pada tanggat 26 Agustus 1628 itutah kemudian
dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.

Perkembangan tebih tanjut dengan momentum gugurnya

Tumenggung Bahureko sebagi penentuan Hari jadi dinitai

beberapa katangan kurang tepat. Karena momentum tersebut
merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama
Bahurekso. Sehingga bita tanggat tersebut diambit sebagai

momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek

psikotogis. Muncutnya istitah "gagat dan gugur" dalam mitotogi
Jawa dikawatirkan akan membentuk bias-bias kejiwaan yang
berpengaruh pada perilaku pota rasa, cipta dan karsa warga
Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan
sebagai pertanda awat mula muncutnya Kabupaten Kendat.

Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggat 15 Agustus 2006,
dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof.
Dr. Djutiati Suroyo (guru besar Fakultas sastra Undip Semarang),
Dr. Wasino, M.Hum (dosen Pasca Sarjana Unnes) H. Moenadi
(Tokoh Masyarakat Kendal dengan moderator Dr. Singgih Tri
Sulistiyono. serta setetah diadakan penelitian dan pengkajian
secara komprehensip menyepakati dan menyimpul-kan bahwa
momentum pengangkatan Bahureko sebagai Bupati Kendat,

dijadikan titik totak diterapkannya hari jadi. Pengangkatan

bertepatan pada 12 RabiulAwall0l4 H atau 28 Juti 1605. Tanggat

{gsnin tBaruq aa I atta'Iengai

tersebut persis hari Kamis Legi matam Jumat Pahing tahun 1527

Caka. Penentuan Hari .,!adi ini setanjutnya ditetapkan metatui

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun
7006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal (Lembaran

Daerah No. 20Tahun 2006 Seri E Nomor 15).

B. Pernerintahan Kabupaten Kendal Sekarang dan Jaman

Doeloe

Kaiwungu pernah berjaya sebagai pusat pemerintahan sejak

awat berdirinya Kabupaten Kendat. Namun karena kondisi

perpotitikan di pusat Mataram pada waktu itu dan adanya

pertimbangan untuk perkembangan pernerintahan, rnenyebab-
kan pusat pemerintahan tersebut pindah ke kota Kendal hingga

sekanang. Sehingga akhirnya Katiwungu hanya digunakan untuk

t.empat tinggat kerabat Ayahanda Bupati yang sering disebut

sebagai Kasepuhan. Sedangkan pemerintahannya dijadikan

sebagai daerah administrasi yaitu Distrik Kal,iwungu.
. keBupati Kendal dan Pusat Femerintahan dari Masa
Masa

1. Fangeran Ario Prawirodiningrat ll Futra Bupati Pangeran

Ario Prawirodiningrat I (Bupati terakhir Kendal dengan

Pusat Pemerintahan masih di Katiwungu) 1813 -1830

7. Raden Tumenggung Furbodiningrat Menantu Bupati P. Anio

Prawirodingrat ll 1832 -1850.

3. Kyai Tumenggung FurbodiningratAsa[ Gresik" 1832 -1850.
4. PangeranArio Notohamiprojo 1857 -1891.
5. R.aden Mas Ario Notonegoro Putra Bupati Pangeran Ar"io

Notohamiprojo 1 891 -191 1

6. Patih Raden Cokro Hadisastro Menantu Bupati Jepara
Sosrodiningrat / lpar R"A. Kartini (menjatankan

pemerintahan sementara karena Bupati meninggal dunia)

1911-1914.

7. Raden Mas Adipati Ario Notohamijoyo atau Raden

Mohammad Putra RM. Ario Notonegorol9l4 -1938

8. Raden Patih Notomudigdo memegang jabatan sementara

I(gsmio*B arong an I aw o teag a fi

karena Bupati Raden Mas Adipati Ario Notohamijoyo

memasuki masa pensiun. 1938.

9. Raden Mas Zarwits Purbonegoro asal Kutoharjo 1939-1942

10. Patih Raden Mas Kusuma Hudoyo 1942 -1945
11. Sukarmo Putra Lurah Ketapang Kendal. (Anggota Sanggiin

diangkat datam masa Revotusi Rakyat Kendat. 1945 -1949
12. R. Rustan MasaAgresi Betanda 1949
13. R. Prayitno Partodijoyo Patih dari Pekalongan 1950 -1956
14. R. Soedjono Bupati Blora 1957-1960

15. Staf Kantor Gubernur - R. Abdu[ Rahman - R. Gondo

Pranoto
16. R. Salatun Wedono Weleri Kendat 1960 -1966
17. MayorSunardi 1966 -1967
18. Letkot RM. SuryoSuseno 1967 - 1972
19. Drs. Abdus Sateh RonowidjoyoAsal Madura 1972 - 1979
20. Drs. Herman Sumarmo Sekwitda Ka. Tega[ 1979 - 1984
21. SudonoYusuf, BA1984 -1989
22. Sumojo Hadiwinoto, SH 1989 - 1998
23. Drs. Djoemadi 1999
24. HendyBoedoro, SH. M.Si 2000 - 2009
25. Dra. Hj. Siti Nurmarkesi 22 JUti 2009 sl dSekarang

C. KeadaanUmumKabupatenKendal

Kabupaten KendaI yang termasuk dalam wilayah

administratif Propinsi Jawa Tengah merupakan satah satu
Kabupaten yang terletak di jalur utama pantai utara Pulau Jawa
atau yang tebih dikenal sebagai daerah pantura. Letak
Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota
Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak
memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten

Kenda[.

-fSecara geografis Kabupaten Kendat tertetak pada posisi 109o

40'- 110o 18' bujur timur dan 6o 32' 24' lintang setatan dengan

luas witayah keseturuhan sekitar 1.002,23 km' atau 100.223

hektar, dengan ketinggian di atas permukaan [aut berkisar antara

I{js enin tB amng at t aw a'leng afi

4-641 meter. Batas witayah Kabupaten Kendal secara
administratif di sebelah utara laut Jawa, sebetah timur kota
Semarang, sebelah selatan Kabupaten Semarang dan

Temanggung, dan sebelah barat Kabupaten Batang. Topografi

Kabupaten Kendal terbagi datam tiga jenis yaitu: daerah
pegunungan yang tertetak di bagian pating selatan, kernudian

daerah perbukitan sebetah tengah, dan dataran rendah serta
pantai di sebetah utara.

Berdasarkan Ferda No. Otr Th 2002, jurnl,ah kecarnatan yang

ada di Kabupaten Kendat sebanyak 19 Kecamatan , terdiri dari 20

Keturahan, 265 Desa, 1 .174 Dukuh, 1478 RW, dan 5.5't9 RT. Dalam
perkenrihangannya sesuai dengan Ferda NIo" 5 Th 2006 tentang

pembentukan Kec. Kaliwungu Setatan atas pemekaran Kec"
Katiwungu yang dipecah rnenjadi dua Keeannatan yaitu Kec.
Katiwungu itu sendiri yang nnetiputi 9 desa, dan Kec" Katiwulrgu

Setatan yang rnetiputi B desa. Sehingga pada tahun 2006 jumtah
Kecarnatan di Kabupaten Kendal rnenjadi 20 Kecamatan dengan
jumtah penduduk yang tetah mencapai 9g7.A62jiwa yang tendiri

dari taki-[aki sejumtah 447.840 jiwa (49,375%l dan perennpLlan
459.22?- jiwa (50,63%) dengan kepadatan rata-rata 905 jiwa

perkilo meter persegi.

Disamping potensi lautnya yang merambah eksport ke
mancanegara, banyak komoditas unggulan lainnya disektor
pertanian, seperti padi, patawija, buah durian, pisang. Bidang
peternakan banyak dijumpai peternakan ayam ras petelur, sapi
kerernan. Bidang perikanan yang menjadi primadona adatah
udang dan teri nasi selain rajungan, ikan panggang, maupun ikan
otahan lainnya. Sektor industri dan perdagangan menjadikan
prospek kedepan mengingat KendaI berdekatan dengan
Semarang. Kawasan lndustri berat seperti Texmaco, Kayu Lapis
lndonesia, Rimba Partiket, lndogas, Tensindo, Tossa Sakti
lndonesia, terdapat di Katiwungu. Sementara industri dan UKM
banyak terdapat diseturuh wilayah Kabupaten Kendal sesuai
dengan karakteristik masing-masing witayah distrik setempat.

Unggutan perkebunan Kabupaten Kendal adalah Ketapa dalam,

{9 saniailB anng an t aan'Ieryafi

kopi, kapok, cengkeh, tembakau, dan teh. Tembakau

mempunyai luas areal tebesar yaitu setuas 6.843.255 ha dengan

produksi sebesar 5.605.310 ton. Sedangkan komoditas

perkebunan lain seperti: aren, jahe, jambu mete, kakao, kapas,

karet, tada, panili, tebu dan sebagainya.
Kabupaten Kendal juga memitiki potensi pariwisata yang

betum banyak digarap. Namun kalau ditihat dari kedekatan
witayah Kabupaten Kenda[ dengan Semarang serta dilewati jatur

lini 1, potensi ini tayak untukdikembangkan antara lain :

1. Pendukung obyek wisata curug sewu Patean, misalnya:

penginapan, hotel, tapangan tenis, gedung pertemuan,

kebun satwa dan gardu pandang;

2. Pengembangan pantai Sendang Sikucing Rowosari ;
Air3. Pengembangan pemandian Hangat Gonoharjo

Limbangan

4. Pengembangan obyekwisata Goa Kiskendo Singorojo ;
5. Rencana Pemanfaatan kawasan di desa Pakis dan Gondang

Kecamatan Limbangan untuk Taman Safari Belantara

Indonesia, dimana telah ditaksanakan study kelayakan

oteh Pemda Kabupaten Kendal bekerjasama dengan pihak

ketiga. Sementara masih menunggu investor petakana ;

6. Pengembangan usaha ecotourism di kawasan kebun teh

Medini di Desa Ngesrep Batong Kecamatan Limbangan

sekaligus pembenahan Goa Jepang (Cave), dan Candi

Promasan sebagai maskot wisatanya.

7. Rencana pengembangan Obyek Wsata Air Terjun Curug

Terong dan Pangleburgongso di Sukorejo dan Limbangan,

Semawur Plantungan

8. Wsata Outbond dan Kutineri Sekatul di Margosari

Limbangan.

9. Rencana pengembangan Obyek Wisata rintisan oleh

investor [oka[, yakni Pantai Muara Kencan di Desa Pidodo

Kuton Kecamatan Patebon

10. Rencana pengembangan Obyek Wisata Taman Rekreasi

CitraAsri di Kec. Limbangan

I(gseilat $ aroq at t au a taq afi

11 . Wisata Retigi berupa obyekwisata untuk kebutuhan rohani
peziarahan di tempat petilasan (makam) para Aulia/ Wati

Attah di Kec. Kaliwungu, dan Gua Bunda Maria Ratu di

Sidomukti Weleri, setain itu Tradisi Nyadran dan Sedekah
Laut pada waktu 1 Muharram (Tahun Baru lslam) di Tanggut

Malang Patebon maupun Rowosari.

D. Latar Belakang Cerita

Seni barongan merupakan sejenis pertunjukan rakyat yang
banyak disenangi oleh warga masyarakat Kota Kenda[ pada
umumnya. Bahkan, banyak orang menganggap bahwa seni

barongan merupakan seni rakyat yang khas di Kota Kendat.

Dengan tanpa menyebut batasan tentang apa yang dimaksud
dengan seni barongan diungkapkan bahwa kesenian ini diduga
berasat dari Jawa Timur dan sudah ada sebelum zaman Islam.
Pemain barongan terdiri dari pemain singa barong, dawangan,
setanan, manukan, Tembem, Penthul dan jaran kepang. Selain
itu ada pemain yang rnemerankan Raden Panji (tokoh utarna laki-
laki), Dewi Sekartaji, Anggraeni atau Candrakirana (tokoh utama
wanita)dan tokoh pembantu. Pertunjukan seni barongan diiringi
oteh musikgametan yang ditabuh oleh para pengrawit.

Gambar 16. Foto Barongan Diiringi Musik Gamelan
(Sumber Foto: Laela, Juni 2009)

fuwtiat rBaaryat t awa fieryal

E. Pola dan Sistem Organisasi

Di Kabupaten Kendat terdapat organisasi Persatuan Kesenian
Barong (Perkebar), ydng beralamat di Tegolayang Barat Rt.01
Rw.05 Tegorejo Kec. Pegandon yang berdiri sejak tahun 1993 dan

diketuai oleh Bapak Sutrisno. Kegiatan utama organisasi ini
antara lain melayani permintaan pertunjukan, memeriahkan

hari peringatan nasiona[ mengadakan tatihan rutin sebanyak dua

butan sekali dan mengikuti festival/lomba. Salah satu

pencapaian dan prestasi organisasi ini adalah Juara I Kesenian
Barong se-Kabupaten Kendal dan Juara I Kesenian Barong tingkat

Kecamatan

Gambar 17. Foto Barongan Saat Lomba
(Sumber Foto: laeta, Juni 2009)

Ketompok kesenian barongan di Kab. Kendal memitiki

jumtah sebanyak 27 ketompok. Jumtah anggota tiap ketompok
yang paling kecit tediri dari 30 orang hingga yang paling besar

mempunyai anggota sebanyak 139 orang. Kesenian ini

merupakan tradisi turun-temurun seperti yang di ungkapkan oleh

kastari (65 tahun) dari desa Langensari Kendal. la sendiri

merupakan generasi yang keempat sejak buyutnya meninggat.

I(gsmiadBamg an t aw a taqafr

F. Peralatan Kesenian Barongan

1. Atat-alatMusik/gametan

Atat-alat rnusik/gametan yang dipergunakan terdiri

antara lain:

a. Kendang 1 buah, dibuatdari kutitdan kayu
b. Terompet 1 buah, dibuat dari bahan bambu/kayu,

tempurung

c. Demung 1 buah, dibuat dari besi/perunggu dan

d. Sraancroaknny'la dari kayu dari besi/perunggu dan

buah, dibuat

rancaknya dari kayu

e. Bonang barung 1 rancak, bahan besi/perunggu dan

rancaknya dari kayu

t. Kempul I buah, bahan besi/perunggu dan rancaknya

dari kayu

g. Gong suwukan 1 buah, bahan besi/perunggu dan

rancaknya dari kayu

Atat gemelan tersebut ketika pentas, ditetakkan di

atas lantai yang tidak terpisah dengan arena pentas.

2. Kostum

Beberapa kostum yang seringkati digunakan oteh
setiap pemeran, antara lain:

a. Barongan: kepata atau topeng barongan terbuat dari

bahan kayu, dibentuk seperti kepala singa dan diberi
cat menurut setera pembuatnya. Rambutnya dari ijuk,

badannya dari bahan karung goni. Pemainnya

memakai cetana pendek.

b. Gendruwo : topeng dan rambut gendruwo menjadi

satu topeng dari bahan kayu dan rambutnya dari ijuk.

Baju dan celana komprang dibuat dari kain hitam dan
di betakang diberi hiasan, misalnya gambar leak.

c. Barongan : Jamang (ikat kepata dari kutit) diberi

hiasan, sumping (hiasan tetinga) dari bahan kutit

fus enian $arong an t aw a'Iaq a fi

ditatah dan disungging, kelat bahu dari kulit, ditatah
dan disungging, katung utur straples (mekak:jawa)
dari bahan kain yang dibordir dengan benang emas,
sabuk, epek timang dari bahan bludru, kain batik,
celana pendek yang sama dengan straptesnya, bara

dibuat dari bludru dibordir dengan mote, bingget.

d. Penthut dan Tembem: celana dan baju kompreng

benrarna hitam, ikat kepala, topeng untuk Penthul

Iilll' berwarna

G.ilililr

fll!l Fungsi Kesenian Barongan

ill Fungsi kesenian barongan diantaranya untuk memberikan

tJ/' hiburan, bagaimanapun juga rakyat pedesaan memertukan

fiirll

hiburan sebagai pengisi jiwa yang setama ini tebih banyak

|1:l I 'kosong'datam tubuhnya yang keras akibat mata pencaharianya
yang berhubungan dengan alam baik itu petani maupun netayan.
ii

ril, Untuk keperluan suatu upacara adat yang pada waktu tertentu

l

wajib diselenggarakan. Pertunjukan dalam upacara adat

,iln bertujuan untuk 'membujuk' kekuatan gaib yang dominan agar
IN memenuhi kehendak masyarakat yang menyelenggarakan

*I

r(!l kesenian tersebut. Merupakan media pendidikan yang sifatnya

informal karena datam kesenian rakyat, terutama yang

ulr dibawakan datam bentuk cerita, di datamnya selalu disetipkan

sejumlah nasihat dan bagi sang seniman yang memimpin

illl kesenian rakyat, dengan adanya kesenian rakyat dapat

llr

I memberikan kesempatan untuk melahirkan ekpresi jiwanya,

I

setidak-tidaknya dapat metestarikannya, karena disaat bentuk

seni sedang berkembang dan diperhatikan orang, kesenian

daerah justru mengalami kemunduran.

H. Perkembangan Kesenian Barongan Kabupaten Kendal

Seni barongan merupakan sejenis pertunjukan rakyat yang

banyak disenangi oteh warga masyarakat Kampung Kunden dan

Kota Kendat pada umumnya. Bahkan, banyak orang menganggap

bahwa seni barongan merupakan seni rakyat yang khas di Kota

I(grmiolBang an t aw a tng a.fi

Kendat. Dengan tanpa menyebut batasan tentang apa yang

dimaksud dengan seni barongan diungkapkan bahwa kesenian ini
diduga berasal dari Jawa Timur dan sudah ada sebetum zaman

lslam. Pemain barongan terdiri dari pemain singa barong,

dawangan, setanan, manukan, Tembem, Penthul dan jaran
kepang. Setain itu ada pemain yang memerankan Raden Panji
(tokoh utama taki-taki), Dewi Sekartaji, Anggraeni atau
Candrakirana (tokoh utama wanita) dan tokoh pembantu.
Pertunjukan seni barongan diiringi oteh musik gamelan yang

ditabuh oleh para pengrawit.

Gambar 18. Foto Penabuh Gametan Dalam Kesenian Barongan
(Sumber Foto: Laela, Juni 2009)

Ekspresi seni untuk mengungkapkan hasrat estetis ditakukan
oteh setiap individu masyarakat Kampung Kunden di Kabupaten

Kendat, baik tua maupun muda, besar maupun kecil. Ada

berbagai cara yang dilakukan oteh masyarakat Kampung Kunden
di Kabupaten Kendal untuk menuangkan hasrat estetis mereka.
Pengalaman sehari-hari dan pengalaman estetis yang diperoleh
dalam kehidupan mereka, kemudian diungkapkan kembati sesuai
dengan kemampuan skitt dan daya imajinasi tentang keindahan

seni. Kesenian barongan sebagaimana disebutkan di atas, bagi

masyarakat Kampung Kunden di Kabupaten Kendal juga

merupakan media ungkap hasrat estetis yang ada datam diri

I{e s enian (B arong an J aw a lleng a fi

mereka. Cara [ain yang mereka lakukan adatah dengan

mengkonsumsi musik dangdut. Konsumen musik dangdut

terutama adatah katangan remaja. Lirik-tirik lagu yang
didendangkan para penyanyinya, yang berisikan syair

percintaan, tragedi atau kehidupan rumah tangga, dengan

mudah mereka ikuti. Hat ini setain dianggap enak didengar, dapat

merangsang gerak untuk berjoget, juga seringkali isinya

dirasakan berhubungan langsung dengan kehidupan yang
dialaminya. Oteh karena itu, tidak heran apabita anak-anak

muda di Kampung Kunden di Kabupaten Kendal menjadi

pendukung fanatik kesenian ini.

Di katangan anak-anak, ekspresi seni tampak pada pergaulan

sosial maupun di sekotah (SD). Hat pating nampak pada pergaulan

sosial anak-anak di Kampung Kunden Kabupaten Kenda[ anak-

anak sangat menyukai musik dangdut daripada kesenian

barongan. Jenis musik tainnya seperti musik metayu pop juga

telah menjadi musik yang pating disukai oteh anak-anak dan

remaja di Kampung Kunden Kabupaten Kendal. Tidak ada yang

peduti terhadap lirik yang dewasa, bahkan terkesan jorok, yang

rN ii dilantunkan anak-anak lewat serangkaian lagu dangdut lainnya
,ltilr

:ll yang antara lain berjudut: Cinta Sabun Mandi, Berdarah Lagi,

Cintaku Terbagi Dua, Mabuk atau Judi, Hidup di Antara Dua Cinta,
,l;,1 Bota, Nyanyian Perawan, dan lain-tain.

Biasanya pada saat pergantian tahun dalam penanggalan

lslam maka untuk untuk menyambut kedatangannya banyak

masyarakat Muslim yang merayakannya. Di berbagai daerah

disetenggarakan acara-acara untuk memperingati 1 Muharam

datam penanggatan lslam yang sekatigus bertepatan dengan 1

Suro dalam penanggatan Jawa. Untuk menyambut pergantian

tahun lstam dan pergantian tahun Jawa ini, pemerintah
Kabupaten Kendat setatu menggelar acara rutin yaitu Grebeg

Suro. Di datam rangkaian acara Grebeg Suro terdapat even

bertaraf Nasional, yaitu Festival Barongan Nasional. Festival ini

bertujuan untuk menjaga kelestarian kesenian barongan yang

berasal dari Ponorogo sebagai Bumi Barongan. Tempat dimana

I(g*nitt tBamrg an t aua teryafi

kesenian adituhung ini berasal. Ponorogo yang dulunya

merupakan tanah Wengker memang diyakini sebagai tempat
Barongan tahir. Hal ini didasari warisan cerita turun temurun
tentang asat usul Barongan. Ada berbagai versi cerita tentang

asal usul Barongan, yang pertama versi Bantarangin. Bantarangin

merupakan kerajaan yang ada di Ponorogo yang dipimpin seorang

raja bernama Prabu Ketana Sewandana. Menurut versi ini, asal
mula Barongan ketika Prabu Ketana Sewandana berkelana

mencari pendamping hidup yang ditemani oteh pasukan berkuda
dan patihnya yang setia, Bujangganong. Pitihan sang prabu jatuh
ke gadis putri raja Kediri, Dewi Sanggatangit. Perjuangan untuk

memboyong Dewi Sanggalangit tidak semudah membatikkan
telapak tangan, sang putri mau dijadikan istri sang prabu jika

sang prabu mampu memenuhi persyaratan yang diajukannya. la
minta kepada sang prabu agar menciptakan sebuah kesenian

yang belum pernah ada sebetumnya.

Kedua, versi Ki Ageng Kutu Suryangalam. Versi ini

menceritakan pemberontakan Ki Ageng Kutu atau yang sering

disebut Demang Suryangalam. Ki Ageng Kutu merupakan abdi
kerajaan pada masa pemerintahan Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu

murka akan kepemimpinan Bra Kertabumi yang dianggap sering

tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu kuat menerima
pengaruh rekan Cinanya dan dikendalikan oleh permaisurinya.

Demang Suryangatam akhirnya keluar dari kerajaan dan
mendirikan perguruan yang mendidik pemuda-pemuda

setempat. Sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintahan Bra
Kertabumi, Ki Ageng Kutu menciptakan barongan yang terbuat

dari kutit macan gembong yang ditunggangi burung merak. Sang
prabu dilambangkan kepata singa dan permaisuri ditambangkan
burung merak. Dalam pertunjukan Barongan ditampitkan topeng

berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong",
raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan di atasnya

ditancapkan butu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa

yang menyimbotkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang

mengatur dari atas segata gerak-geriknya. Jatilan, yang

I(gwiailBarong aa t au a'Ieng afi o

diperankan oleh ketompok penari gemblak yang menunggang
kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan
Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan
warok, yang berada dibatik topeng badut merah yang menjadi
simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat

topeng singabarong yang mencapai tebih dari 50 kg hanya dengan
menggunakan giginya. Pagelaran Barongan dijadikan Ki Ageng

Kutu sebagai cara pelawanan masyarakat tokat melalui

kepoputeran Barongan.
Ketiga, versi Batoro Katong. Batoro Katong adatah bupati

pertamayang memerintah di Ponorogo. Barongan dijadikan salah

satu atat untuk mengumpulkan massa dan sebagai media

komunikasi yang efektif. Batoro Katong memerintahkan kepada
Ki Ageng Mirah untuk membuat cerita legendaris mengenai
kerajaan Bantarangin yang oleh sebagian besar masyarakat
dipercaya sebagai sejarah asal-usul Barongan Ponorogo. Batoro

Katong memanfaatkan kesenian barongan sebagai media dakwah

menyebarkan lslam di Tanah Wengker. Nama barongan kemudian
dirubah menjadi reyog, yang diambit dari bahasa Arab riyoqun
yang berarti khusnul khotimah.

Terlepas dari versi asa[-usul Barongan, bagaimanakah

perkembangan Barongan itu sendiri. Barongan mengalami

perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu hingga
menjadi Barongan seperti yang kita lihat saat ini. Perubahan-
perubahan mendasar dapat kita tihat dari beberapa hal antara
lain. Kata Barongan dutunya adalah Reyog. Kata reyog yang
diubah menjadi Barongan dikarenakan kebiJakan pemerintah
daerah. Kebijakan pemda menghapuskan huruf "y" dalam reyog
ini memang didasarkan pada penulisan dalam Kamus Bahasa
lndonesia yang diterbitkan oteh Depdiknas pada tahun 1983.

Dalam kamus itu memang ditutiskan bukan reyog tetapi

Barongan. Belakangan penutisan Barongan dlJadlkan stogan kota
oleh pemda, yang berarti resik, omber, dan glrang gumirang.
Padahat datam prinsip konco reyog, terutama Embah Bikan, dan
(atm) Embah Mujab dan juga yang tersirat dalam Babad Ponorogo

1(6enian tBomng at t awa Iagrt

menjetaskan bahwa reyog itu mempresentasikan makna

teologis-kulturat masyarakat Ponorogo yang masih bernama

Wengker waktu itu. Reyog mereka maknai (r) rasa kidung, (e)

engwang sukma aditihung, (y) Yang Widhi, (o) otah kridaning

Gusti, dan (g) getar gulung kersaning Karig Moho Kuoso.

Penggantian reyog menjadi Barongan pada saat itu sempat

menimbutkan potemik. Bupati Ponorogo yang saat itu dijabat

oleh Markum Singodimejo yang mencetuskan nama Barongan

tetap mempertahankan sebagai slogan resmi Kabupaten

Ponorogo. Peran pemerintah datam pergeseran itu cukup

signifikan, dengan berbagai instruksi bupati, wajah Barongan
sedikit demi sedikit beribah menjadi tebih teratur dan seragam.

Gambar 19. Foto Reog Ponorogo
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

Bicara tentang Barongan tidak bisa tepas dari istitah penari
jathit, yaitu sejenis tarian yang menjadi bagian dari Barongan.

Pada awatnya kata jathit di masyarakat diidentikkan dengan

istitah gembtak. Kenapa demikian? Karena gembtak berasal dari

jathit. lstitah gembtak terjadi pada zaman Demang Suryangatam.
Setain menjadi demang ia juga mendirikan sebuah perguruan,
para siswanya diberi ilmu kesaktian dan kebat terhadap semua
senjata, merekatah yang disebut warok. Untuk menjadi warok

I{j senian $ aron6 an I aw a feng a fi

harus menjalankan laku, syaratnya seorang warok harus bisa

mengekang hawa nafsu, menahan lapar dan haus serta tidak

bersentuhan dengan perempuan. Jika para caton warok ini tidak

bisa mengekang hawa nafsu untuk berhubungan seksua[ dengan

perempuan, maka lunturtah semua ilmu yang dimitikinya.

Akibatnya para warok mengambil anak asuh yang disebut

gembtak. Dahutu warok dikenal mempunyai banyak gembtak,

yaitu anak tetaki belasan tahun usia 12-15 berparas tampan dan

terawat yang dipetihara sebagai ketangenan, yang kadang tebih

disayang ketimbang istri dan anaknya. Memetihara gemblak

adatah tradisi yang mengakar pada komunitas Barongan. Bagi

seorang warok hal tersebut wajar dan diterima masyarakat.

Dijaman moderen ini makna gembtak sudah mulai bergeser

kearah yang positif. Gembtak saat ini sudah sutit ditemui, tradisi

memelihara gembtak saat ini mutai luntur. Gembtak yang dutunya

biasa berperan sebagai penari jathit, kini perannya digantikan
oleh remaja putri. Pergeseran nitai gemblak membuat tari jathit

semakin berkembang

Pada awalnya Barongan tidak mempunyai alur cerita dan

bentuk keseniannya menyerupai arak-arakkan, yang berhenti

disetiap perempatan jalan sebagai panggungnya. Tidak ada urut-

urutan cerita. Barongan pada saat itu hanya untuk hobi betaka

lr dan jauh dari komersial. Namun seiring perkembangan jaman,
tl

I Barongan sudah banyak mendapat sentuhan-sentuhan dari

seniman-seniman Barongan lulusan dari sekolah seni. Mereka

memberikan gerakan-gerakan yang tertata koreografis-nya dan

adanya estetika panggung. Disitu ada alur cerita, ada urutan

siapa yang tampit tebih dahulu. Urutan yang tampil pertama

adatah warok, kemudian jathit, bujangganong, Ketana

Sewandana kemudian dadak merak. Jadilah format Barongan

festival seperti saat ini.

Ditengah-tengah budaya barat yang terus-terusan merasuk

ke bangsa kita, sutit memang mempertahankan kesenian
tradisional seperti Barongan. Keberadaan Barongan di masa

depan ditentukan generasi muda itu sendiri, bagaimana mereka

l(9vilan $atoag an t atta ftryafi

mau menghargai dan sampai kapan terus melestarikannya di
tengah berbagai pengaruh modernitas yang deras menyerbu.
Namun pemuda tebih tertarik akan perkembangan budaya dari
luar daripada harus melestarikan budaya tradisionat adituhung
ini. Katau hat ini terus dibiarkan, tidak menuntut kemungkinan
kejadian pengktaiman Barongan sebagai budaya mitik negara
lain akan terjadi tagi. Atau bahkan Barongan akan hilang dari
bumi tempat asatnya dan tinggat namanya saja. Semua pihak
harus berperan mendorong generasi penerus untuk lebih "cinta"
terhadap budaya tradisionat. Mutai kecil harus ditanamkan sikap
untuk terus melestarikan budaya warisan teluhur ini.

Ekspresi seni anak-anak di sekotah pating nampak pada
kegiatan menggambar. Ha[ ini mungkin terjadi karena dalam

proses petaksanaan pengajarannya sarana yang dibutuhkan

untuk kegiatan tersebut cukup irit, bisa ditakanakan oleh siapa

saja, tidak mengganggu ketas [ain, dan waktu pelaksanaannya

tidak memertukan waktu banyak, dan hasitnya pun dapat

dikoteksi. Setain itu, asas pendidikan seni anak-anak tetah

menempatkan seni rupa sebagai media yang pating besar

petuangnya bagi pengembangan potensi anak, terutama yang

berkaitan dengan pengembangan kreativitas, sehingga

petakanaannya di sekotah menempati posisi yang cukup penting

dibanding dengan seni musik dan seni tari untuk melestarikan

kesenian barongan di Kabupaten Kendat.

f(gscnior tfuottg @t ! atn tagd

BAB V
KESENIAN BARONGAN KABUPATEN SEI,IARANG

A. Kondisi Geografis dan WilayahAdministrasi

Kabupaten Semarang merupakan salah satu dari 35
kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, secara geografi terletak

antara 110014'54" sampai dengan 110o39'33' bujur timur dan

antara f3'57" sampai dengan f39'50" Lintang Selatan dengan

tluas wilayah 95.020,6 Ha atau 2,29% dari luas witayah Jawa

l{ Tengah. Secara administrasi terbagi atas 17 kecamatan dan yang

ti terdiri dan 27 kelurahan dan 208 desa. Kabupaten Semarang

mempunyai posisi strategis karena merupakan penyanggga Kota

Semarang sebagai ibu kota Propinsi Jawa Tengah. Adapun batas

witayah adminstrasi Kabupaten Semarang adatah sebagai berikut

- Sebetah Utara Kota Semarang, Kabupaten Demak
- SebelahTimur Kabupaten Boyotati dan Kabupaten
- Sebetah Selatan
- Sebelah Barat Grobogan
Kabupaten Boyotali dan Kabupaten

Magetang

Kabupaten Temanggung dan

Kabupaten Kendal

B. Topografi dan Kelerengan

Kondisi topografi Kabupaten Semarang sangat bervariasi,

terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian

berkisar antara 120 m sampai dengan 2.000 m di atas permukaan

air [aut. Ketinggian rata-rata 607 m dpt. Titik tertinggi berada

pada ketinggian 1.450 m dp[, yaitu di Desa Batur Kecamatan

Getasan dan terendah 310 m dpt di Desa Candirejo Kecamatan

Ungaran. Curah hujan rata-rata mencapai 2.288 mm'. Curah
hujan tertinggi terjadi pada butan Januari, dan terendah pada

butan Aprit. Suhu harian berkisar 23'C - 26" C.

l(iuttiolfuangal t ava tmgaf

C. Klimatologi

lktirn merupakan kondisi rata-rata dari semua peristiwayang

terjadi di atmosfer yang terdapat pada suatu daerah yang luas
serta pada waktu relatif tama. Secara umum witayah Kabupaten

Semarang beriktim tropis, curah hujan rata-rata tahunan sebesar
1925,2 mm' dan hari hujan rata-rata adatah 97. Curah hujan

tertinggi terjadi pada Kecamatan Sumowono (2.886 mm'; dan

terendah pada Kecamatan Susukan (1513 mm'). Pada umumnya
bulan Juli dan Agustus merupakan bulan kering (curah hujan < 60
mm'/ tahun).

Temperatur udara berkisar antara 18,68'C sampai 31,60'C
dan sebagian besarwitayah ini bersuhu sejuk. Kelembaban udara

relatif berkisar antara 80-81%, sedang penyinaran matahari

berkisar antara 60-65%. Menurut ktasifikasi tipe curah hujan dari
Shcmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk tipe iktim B, yaitu
dengan ratio Q (jumtah rata-rata bulan kering dibagi jumtah
rata-rata bulan basah) berkisar antara 14,3% - 33,3%.

D. PenggunaanLahan

Menurut jenisnya penggunaan tanah meliputi tanah kering,
tanah sawah, dan penggunaan lainnya. Fungsi guna [ahan di
tanah kering mencakup pekarangan, [adang gembala, tegalan,
tambak/ kolam, rawa, dan penggunaan tanah kering lainnya.
Sedangkan fungsi tahan sawah meliputi sawah irigasi teknis,
inigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan tadah hujan. Jenis

penggunaan lahan ini tersebar hampir seluruh witayah

kecamatan di Kabupaten Semarang.
Penggunaan tanah di Kabupaten Semarang sebagian besar di

dominasi oleh tanah kering yang yang luasnya mencapai
60.741,291 Ha (63,92%) sedangkan luas tanah sawah hanya

24.678,115 Ha (25,97%1. Dan sisanya adalah penggunaan tanah

setain kategori tersebut yang berupa hutan negara dan

perkebunan negara/ swasta.

I(puniut thrroryar t aw a tagrt

E. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Semarang sampai akhir tahun

2003 mencapai 844.889 jiwa, terdiri dari 418.670 jiwa taki-laki
dan 426.219 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan sebesar 0,45%
dengan kepadatan penduduk rata-rata 889 jiwa/km. Kepadatan
terendah terdapat di Kecamatan Sumowono dengan kepadatan
rata-rata 529 jiwa /km sedangkan kepadatan tertinggi terdapat

di Kecamatan Ungaran dengan kepadatan penduduk 1.561

jiwa/km'.

F. Perekonomlan

Kondisi perekonomian suatu daerah diantaranya dapat
ditihat dari beberapa indikator, salah satunya adalah dengan

melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB

Kabupaten Semarang pada Tahun 1999 berdasarkan harga
konstan mencapai Rp. 999.629.794,00 sedangkan tahun 2003
sebesar Rp. 1.167.267.046,00 sehingga selama periode tersebut
terjadi kenaikan rata-rata 8,U% tiap tahunnya. Ditihat dari
kondisi tiap sektornya, pada 1999 sektor industri pengotahan
menduduki urutan pertama dengan Rp. 419.660.659,00 disusul

oleh pertanian; perdagangan, rumah makan, dan jasa
akomodasi; jasa-jasa; bangunan/ konstruksi; tembaga
,l keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; angkutan dan

tetekomunikasi; tistrik gas dan air minum; dan sektor yang pating

rendah memberikan sumbangan adalah penggatian, yaitu

sebesar Rp. 2.046. 37 6,0O.

G. PerkembanganWilayah

Kabupaten Semarang merupakan daerah hintertand Kota
Semarang yang memitiki potensi pertumbuhan ekonomi dari
sektor industri, pertanian dan pariwisata (lntanpari). Ketiga

sektor ini oteh pemerintah daerah Kabupaten Semarang tetah

ditetapkan sebagai sektor andalan dalam pembangunan wilayah

Kabupaten Semarang. Perkembangan industri di Kabupaten

KfsAtUotWrlaua(agd

Semarang semakin meningkat seiring dengan bergesernya fungsl

Kota Semarang dari kota industri menjadi kota perdagangan dan

jasa. Pergeseran fungsi tersebut mendorong berpindahnya
industri ke daerah hinterland Kota Semarang, yaitu wilayah

Kendal, Demak dan Kabupaten Semarang.

Menurut Thee Kian Me (19941, indikator utama tingkat

perkembangan industri adatah sumbangan keluaran industri

manufaktur dalam Produk Domestik Bruto. Berdasarkan
indikator tersebut, Kabupaten Semarang termasuk dalam

katagori daerah industri dengan sumbangan sektor industri
sebesar 40,7 % dari total PDRB. Setidaknya ada lima kecamatan
yang berkembang menjadi daerah industri, yaitu Kecamatan

Ungaran, Kecamatan Bergas, Kecamatan Bawen, Kecamatan

Pringapus dan Kecamatan Pabetan.

Dari kondisi tersebut di atas, tertihat bahwa sektor industri
memiliki peranan penting datam pengembangan witayah

Kabupaten Semarang. Dalam revisi RT/R\il Kabupaten Semarang

2000-2010, diperkirakan bahwa beberapa witayah kecamatan
akan berkembang menjadi witayah perkotaan. Sebagai contoh

adalah Witayah Kecamatan Bergas pada tahun 2009 akan

memitikl witayah pedesaan terkecit sebesar 2.660,44 Ha (56%
dari luas tota[), yang berartl bahwa 46 persen dari luas witayah
Kecamatan Bergas akan berubah menjadi witayah perkotaan. Ha[

ini mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan dari

industri terhadap perkembangan wilayah Kecamatan Bergas.

Ferkembangan industri di witayah Kabupaten Semarang

berjatan secara sporadis dan merupakan industri non kawasan.

Datam Rencana Tata Ruang Witayah Kabupaten Semarang tahun
2000-2010, Kecamatan Bergas bersama dengan Kecamatan

Bawen, Kecamatan Pringapus dan sebagian Kecamatan Ungaran

ditetapkan sebagai zona industri.

Perkembangan industri di Kabupaten Semarang tetah

mendorong pemerintah daerah untuk membuat kebijakan
pengembangan industri yang dituangkan datam RT/Ril dalam
bentuk penetapan zona industri, yang metiputi empat

KpniailtuMgatattateryd

rHnts.t" ___-._I

kecamatan, yaitu Kecamatan Ungaran, Kecamatan Bergas,

Kecamatan Pringapus, dan Kecamatan Bawen.

Kecamatan Bergas merupakan salah satu kecamatan di
witayah Kabupaten Semarang yang memiliki perkembangan

cukup pesat dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan tain.
Dengan PDRB (berdasarkan harga konstan) pada tahun 2002
sebesar Rp. 151.913.182.000,- atau 13,5% dari PDRB Kabupaten

Semarang, menjadikan Kecamatan Bergas terbesar kedua
setetah Kec. Ungaran. Bahkan bita ditihat dari PDRB perkapita

penduduk, Kecamatan Bergas menempati peringkat paling atas
dengan PDRB perkapita penduduksebesarRp. 2.966.243,- .

Berkaitan dengan perkembangan industri, Kecamatan
Bergas juga merupakan satu dari tujuh betas kecamatan di

Kabupaten Semarang yang mengalami perkembangan industri

sangat pesat. Fenerimaan dari sektor industri mencapai

70,7%.dan total PDRB kecamatan, sementara kontribusi industri

Kecamatan Bergas terhadap industri di wilayah Kabupaten

Semarang mencapai 23,14%.

Gambar 20. Sebaran Lok6i lndustri
(Sumber: Sumber : www. google_earth. com, Juni 2fi)9)

H. SemarangTempoDulu

Semarang seiring dengan berjalannya waktu

f<pAUorytlawatlcagfi

I

mengalami perubahan bila dibandingkan dengan kondisi saat ini.
Hal tersebut tertihat dari beberapa ruas jalan khususnya pusat
kota yang beratih fungsi menjadi kawasan industri dan kawasan
bisnis. Adapun kondisi semarang pada tempo dulu dapat terlihat
pada gambar berikut dibawah ini.

Gambar 21. Gedung Gris Tempo Dutu
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

Gambar diatas merupakan gedung Gris pada saat tahun 1933
yang dulunya digunakan sbagai tempat santai para bangsawan
Betanda. Gedung Gris saat ini kondisi kurang terawat dengan baik

dan dapat ditihat pada lokasi saat ini di Jalan Pemuda Kota

Semarang. Di dekat lokasi gedung Gris juga terdapat gedung

Pertamina yang dutunya digunakan sebagai markas penjuang TKR
di jatan Bojong. Gambar gedung Pertamina dapat ditihat sebagai
berikut:

rtI(S-wtiailD arongat t wa taq

Gambar 22. Gedung Pertamina Tempo Dulu
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

l. StrukturPertunjukan

Struktur pertunjukan Kesenian Kabupaten Semarang hampir
sama dengan pertunjukan pada Kabupaten lrtagetang. Batasan

tentang struktur pertunjukan Barongan dalam tulisan ini
mengacu pada pendapat Djetantik (1994:41) bahwa struktur
metiputi pengorganisasian, penataan dan hubungan antara
bagian-bagian tertentu untuk membentuk satu kesatuan wujud.
Dengan demikian pertunjukan Barongan metiputi etemen-
elemen atau bagian-bagian yang sating terkait dan terorganisir

guna terwujudnya satu kesatuan bentuk pertunjukan. Elemen-
etemen tersebut tidak dapat ditepaskan dengan etemen yang lain

dan masing-masing bagian saling terkait, menunjang, dan

mendukung. Sehingga antar etemen memitiki hubungan yang

saling mempengaruhi hingga tercipta suatu pertunjukan
barongan. Etemen-etemen itu meliputi tema, gerak, iringan,

tata rias, dan busana serta properti. Properti datam pertunjukan
barongan datam hat ini adatah sesaji.

Sebelum pertunjukan barongan dimutai dengan Lancaran

Kebogiro, pengrawit memainkan iringan ini hampir satu jam

maksudnya agar masa mendengar adanya pertunjukan Barongan.

Dalam acara pementasan barongan juga ditengkapi dengan

f$sAtUag*ltttdtcngan

adanya sesaji yang terdiri dari Menyan wangi, kembang setaman,
endog pithik, gedhang, suruh, dan beras kuning. Sesaji ditaruh di
arena pertunjukan kemudian dihadapan sesaji tersebut pawang

membacakan doa dengan tujuan agar datam pertunjukan

barongan diberi kelancaran. Seluruh pemain yang tertibat datam
kesenian barongan juga ikut berdoa yang dipimpin oleh pawang,
suasana pada saat pembacaan doa hening. Selesai pembacaan
doa maka di mu lai lah pertunj ukan kesenian barongan.

Pertunjukan dimutai dengan tampitnya peran barongan di
atas arena pertunjukan. Barongan memasuki arena pertunjuk-an

dari sisi kiri. Tepat di tengah arena pertunjukan, Barongan
merebahkan badan, kemudian sambiI menoteh-nolehkan

kepatanya. Tampilan tokoh Barongan ini menggambarkan atau
menceritakan bahwa dia bertugas menjaga kemanan hutan.

Setetah itu tiba-tiba muncul Penthut.

Gambar 23. Penthut Datam Kesenian Barongan
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

Penthul merupakan utusan dari Raden Panji fumarabangun
untuk mencari binatang yang dapat berbicara sebagai syarat
dalam meminang Dewi Sekartaji putri dari Kediri. Binatang yang
dimakud adatah Barongan atau Singo Barong. Penthul dan Singo

{gnialfurong a t awa tagafr

Barong bertemu dan berhadapan di arena pertunjukan,

kemudian Penthul menyampaikan maksudnya kepada Singo
Barong bahwa dia akan diajak ke istana untuk dijadikan syarat
Raden Panji datam meminang Dewi Sekartaji. Namun ajakan
Penthut ditolak oteh Singo Barong. Terjaditah peperangan antara
Singo Barong dan Penthut. Singo Barong menyerang Penthut
hingga Penthul tidaksanggup melawan dan terjatuh. Penthut pun
akhirnya keluar dari arena pertunjukan, kemudian muncullah

Joko Lodro.

Kemuncutan Joko Lodro yaitu untuk membantu Penthul

datam melawan Singo Barong. Akhirnya peperangan antara Singo

Barong dan Joko Lodro tidak dapat dihindarkan. Joko Lodro
menyerang Singo Barong dengan menggunakan senjata ciri
khasnya yaitu clurit. Singo Barong akhirnya dapat dikatahkan
Joko Lodro dan setanjutnya mereka keluar dari arena per-

tunjukan seolah-otah pergi ke istana. Kemudian muncul pemain
yang akan metakukan akrobatik setetah mengatami intrance.

Bersama seorang pawang, pemain intrance memasuki arena

pertunjukan. Tampilan ini merupakan penggambaran dari

prajurit Raden Panji Asmarabangun yang gigih dan kuat. Pawang
berperan dan benrenang membuat pemain intrance. Setetah
pemain intrance dan pawang sudah berada di arena pertunjukan,
pawang mulai membacakan mantra. Kemudian pemain intrance
mutai ada tanda-tanda sudah kemasukan, pemain intrance mutai
kejang dan pandangan kosong. Oteh pawang pemain intrance
segera dibaringkan dan mata pemain intarance mutai terpejam.
Pawang kemudian menutupi tubuh pemain lntrance dengan
properti jaran kepang. Atas perintah pawang dengan tanda
cambukan pecut tiba-tiba pemain intrance bangun dan menaiki
kuda kepang. Setelah pemain intrance menalkl kuda kepang dan
berlari kesana kemari, pawang lalu membacakan mantra [agi.
Setanjutnya pawang kemudian mengamblt tampah yang berisi
kaca beting dan memberikan kepada pemaln lntrance untuk
dimakan. Dengan lahapnya pemain lntrance memakan kaca
beting yang kemudian disusul dengan memakan padl. Setelah

f,esUtUoaettauteryd

seturuh rangkaian demonstrasi sudah diperagakan pemain
intrance, pawang membacakan mantra dan mengusap wajah

pemain intrance sebanyak tiga kati. Tubuh pemain intrance tiba-

tiba terbujur lemas dengan mata tertutup, kemudian oteh

pawang dibaring-kan. Selang beberpa menit pemain membuka

mata, terbangun dan sadarkan diri. Adapun mantra yang

dibacakan pawang untuk membat pemain intrance sadar adalah

sebagai berikut:

Bi smi I lohi r rohmoni r r ohi m

"Niyatingsun semedi nutupi babahon hawasonga. Saperlu
minta srayoning kang akaryo jagat. filugi -mugi kosirnakno

koki danyong nyai danyang kang monggon ano ing jiwa
ragone.........(sebut nomo osli pemoinnya) teko welas
teka asih. Welos osih ono ing jobong boyine
(sebut nama sipemoin) kong manggon ona ing keblat

sekawon limo poncer. Awoh humo omin, muga

koporingonokabul".

(Niat saya berdoa untuk menutupi sembilan hawa nafsu

untuk memohon pertindungan Tuhan Yang Maha Esa.
tubuh.Semoga dihitangkan dari pengaruh jin dan syetan yang ada
pada .......(sebut nama asti pemain).

bayi..Datanglah rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang di dalam
jabang ....(sebut nama pemain) yang

menempati tima penjuru. SemogaAtlah mengabutkan)

Dengan sadarnya pemain intrance, semua pemain kesenian
barongan yaitu Barongan, Penthul, Joko Lodro memasuki arena
pertunjukan, mereka menari-nari bersama-sama seraya diiringi
lagu Prau Layar dan Cakepan Witing Ktapa. Setetah berhentinya
iringan [agu dalam pertunjukan maka berakhirtah pertunjukan

Barongan.

Pada intinya pota pertunjukan kesenian Barongan dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu pembuka, inti, sajian dan bagian

penutup. Bagian pembuka sering disebut pra tontonan yang
dimaksud untuk mengundang datangnya penonton. Bagian inti

Kgwian Aooryut I asataW afr

terdiri atas dua bagian, yaitu bagian peperangan, dan mendem
(intrance). Adapun bagian penutup adalah bagian akhir yang
dimakudkan untuk menutup pertunjukan secara keseluruhan.

J. Jenis-JenisGerak

Gerak pada sajian Barongan terdiri dari gerak Barongan,

Penthul dan Joko Lodro. Adapun gerakannya sebagai berikut:

1. GerakBarongan

Gerak Barongan dapat dibedakan menjadi gerak

kepata, gerak badan dan gerak kaki.

a. GerakKepala:
- Tolehan ke kanan dan ke kiri (yaitu kepala ber-

gerak ke samping kanan dan kiri yang digerakan

- oleh keduatangan pemain bagian kepata)
Menganggukyaitu kepata bergerak ke atas dan ke

bawah yang digerakkan oleh kedua tangan pemain

b. bagian kepala ke arah atas dan bawah.

-Gerak Kaki: yaitu gerakan kedua kaki melangkah

Berjatan,

secara bergantian kaki pemain depan berjalan

- diikuti oteh pemain belakang.

Kuda-kuda yaitu gerak kaki merendah dengan

posisi mengangkag atau kaki membuka

c. G- eraRkeBbaadahn, :yaitu gerakan tubuh merendah atau

merebahkan diri hingga menyentuh tanah yang

ditakukan oteh kedua pemain dari jongkok hingga

- duduk secara bersama-sama.

Betok, yaitu tubuh meliuk ke kanan atau ke kiri

yang ditakukan oteh pemain bagian kepata yang

bergerak dengan kedua kakinya ke kanan dan ke

kiri kemudian diikuti oteh pemain bagian ekor

secara bergantian.

KgfurUrry$awata4ofr

2. Gerak Penthut

Gerak yang disajikan oteh pemain Fenthul umumnya

bervariasi dan diwarnai gerak-gerak improvisasi yang
kuat. Terlebih Penthul pada prinsipnya adalah tari tunggal
sehingga tidak terpaku pada penari [ain. Adapun gerak
sekaran Penthulan adalah sebagai berikut:

a. Gerak Laku Tetu: hitungan kesatu sampai keempat

kaki melangkah ke kiri bergantian, tangan kanan
nyekithing di depan muka datam posisi membuka,

tangan kiri berada di depan tangan kanan dalam posisi
menutup, kepata berpaing ke kanan, badan sorong ke

kiri. Selanjutnya pada hitungan kelima sampai

kedelapan gerakan yang sama tapi arahnya ke kanan.

b. Sekaran Tumpang Tati: Hitungan pertama dan kedua

tangan kiri nyekithing di dekat pinggang, tangan

kanan nyekithing bergerak dari samping kanan ke arah

depan muka, posisi badan condong ke kiri, kepata
gedheg ke kiri. Hitungan ketiga, keempat tangan kiri

datam posisi yang sama, tangan kanan nyekithing
bergerak dari arah depan muka ke sebelah kanan

pinggul, posisi badan condong ke kanan, kepata

gedheg ke kanan. Gerakan tersebut diutang sampai
hitungan keenam, ketujuh, dan kedetapan.

c. Sekaran geyolan: hitungan pertama sampai keempat,

kaki kanan di depan, kedua tangan lambeyan, badan
oyog ke depan, kepata tertunduk. Hitungan ketima
kedetapan kaki kanan masih di depan, kedua tangan
lambeyan badan oyog ke betakang, kepata tengadah.
Berikutnya hitungan pertama sampai keempat kaki

metangkah ke klri bergantian, kedua tangan

dipinggut, pinggut digoyangkan ke kanan dan ke kiri,
kepala menyesuaikan. Hitungan kelima kedetapan
kaki metangkah ke kanan bergantian, kedua tangan
dipinggut, pinggut digoyangkan ke kanan dan ke kiri,

kepala menyesuaikan.

I(4wda$Baroryattattateryal

3. GerakJoko Lodro
a. Sekaran Gandrungan: Hitungan pertama sampai

keempat tangan kiri memegang pinggut, tangan kanan
ngrayung bergerak dari arah depan pusar ke arah

depan muka sebelah kanan, kaki datam posisi

mengangkang, gerak kepala menyesuaikan. Hitungan

kelima sampai kedetapan, tangan kiri memegang

pinggul, tangan kanan ngrayung bergerak dari arah

depan muka sebetah kanan ke arah depan dada

sebelah kiri, kaki datam posisi mengangkang, gerakan
kepata menyesuaikan. Berikutnya hitungan pertama
sampai keempat kaki melangkah mundur bergantian,

tangan lambeyan. Hitungan ketima sampai kedetapan

kaki metangkah maju bergantian, tangan lambeyan.

b. Gerak ater-ater terdiri atas empat hitungan, dapat

diuraikan sebagai berikut: hitungan pertama dan
kedua tangan dipinggut, posisi kaki mengangkang,

pundak digerakan ke kiri kemudinan ke kanan.

Hitungan ketiga dan keempat kedua tangan masih
dipinggut, badan digetarkan.

c. Gerak singgetan, hitungan kelima sampai kedetapan

tangan kiri mengepat di depan pinggut sebetah kiri,
tangan kanan mengepal di samping pinggut sebetah
kanan, kaki kanan metangkah ke kanan (posisi kaki
mengangkang), posisi badan tegak lurus. Hitungan

pertama sampai keempat kaki kiri metangkah ke

depan, tangan kanan bergerak di depan dada.

Hitungan ketima sampai kedetapan kaki kanan
bergerak sejajar dengan kaki kiri, tangan kanan

kembati ke posisi semuta (di sebetah kanan pinggut),
badan oyog dari kiri ke kanan, kepala gedheg.

d. Gerak keweran, pada hitungan kelima sampai ke

delapan dan hitungan pertama sampai ketujuh

berjalan maju atau mundur, kedua tangan tambeyan

di depan dada. Hitungan kedelapan kaki kanan

fg-ufutMutgdrlavnfuUafr

junjungan, siku di depan kaki kiri, posisi tangan kiri di
depan dada. Berikutnya hitungan pertama sampai
keempat, dengan posisi berdiri dengan satu kaki (kaki
kanan masih junjungan siku, kaki kiri metompat ke

betakang dua tangkah. Hitungan ketima sampai

kedelapan kaki kanan melengkah ke kanan (posisi kaki

mengangkang) tangan kanan bergerak ke samping

kanan pinggul, gerakan kepala menyesuaikan.

K. Peralatan

Menariknya suatu pertunjukan barongan tidak terlepas dari
perlengkapan yang terdiri dari alat musik, rias dan busana yang

digunakan oleh para pemain kesenian barongan. Alat musik
berupa gamelan yang terdiri dari Kendhang, Gong, Demung,

Saron, Kethuk dan Kempyang. Sementara, rias berfungsi untuk
mengubah karakter pribadi, untuk memperkuat ekpresi dan

untuk menambah daya tarik penampilan seorang penari.

Sedangkan fungsi penataan busana untuk mendukung isi atau
tema dari tar dan untuk memperjetas peran-peran tertentu.

Berikut ini adatah uraian busana yang dipakai dalam pertunjukan

Barongan:

1. Barongan

Busana barongan terdiri dari kain yang diwarnai sesuai
kulit harimau. Kain ini digunakan sebagai tubuh Barongan,
pada ujung kain dikaitkan erat-erat dengan topeng kepala
Barongan. Kepala barongan terbuat dari kayu dengan
ditapisi kutit kepala harimau yang dikeringkan. Bagian
kepata barongan diberi rambut ijuk, bagian ekor diberi
bambu yang sudah dicat dan diujungnya diberi ijuk

sedangkan bagian mata diberi kaca beling yang berbentuk
butat.

2. Penthul

Busana Penthul berupa celana pendek polos warna merah,

baju rompi merah potos dilengkapi dengan boro sampir
dam kalung leher. Topeng Penthut dengan ciri benrarna

l(1$&nUory&!&,afcngdfr

merah dan hitam, hidung pesek, mata gara, dan mutut

besar.
3. Joko Lodro

Tokoh Joko Lodro datam pertunjukan Barongan memakai

celan pendek berwarna merah dititi dengan jarik warna

hitam, kemudian pada bagian perut diikat sampur warna
merah dan membawa cturit warna hitam serta memaki

topeng dengan ciri warna hitam, mata sipit dan

mempunyai gigidua di depan yang menonjo[ ke [uar.
4. Pawang

Rias busana pawang dalam kesenian barongan terdiri dari

ikat kepata, celan pendek warna hitam, kaos lengan

panjang, rompi warna hitam dengan ditengkapi kain yang
diikatkan pada pinggang serta membawa pecut.
Setain tokoh-tokoh yang telah disebutkan, pertunjukan

barongan juga terdiri dari penabuh gametan atau

pengiring yang memakai busana rompi merah, baju putih,
cetana komprang pendek berwarna merah dan memaki
ikat kepata.

Gambar 24. Pertatan Kesenian Barongan
(Sumber Foto: Laeta, Juni 2009)

fiI{e s e nian (B arong an J aw a teng a

E-. Waktu danTempat Pertunjukan
Datarn pennentasan Barongan memerlukan waktu kurang

tebih 3 jam. Pertunjuran ini dapat disajikan kapan saja baik pada
waktu siang atau nnatam hari" Tempat pertunjukannya biasanya
dihataman rumah, lapangan bahkan ada yang ketiting jatan

tergantung makud dan tujuan pertunjukannya Barongan

tersebut tampit dan dipentaskan. Jarak posisi antara pemain dan
pengiring menyatu datam satu arena. Di bawah ini gambar denah
arena pertunj ukan Barongan

A

B

cD

Keterangan:

A. Arena Pertunjukan
B. Para Pemain
C. lnstrumen Pengiring

D. Tempatperatatan

MsniarBaraagotllawatleryrt
O


Click to View FlipBook Version