Bilik hitung Improved Neubauer terdiri dari beberapa kotak-kotak kecil, dimana kotak-
kotak tersebut digunakan untuk menghitung sel-sel darah tertentu. Pipet Thoma
digunakan untuk melakukan penganceran darah, pipet dengan bola merah digunakan
untuk mengencerkan darah pada hitung sel eritrosit dan trombosit, sedangkan pipet
dengan bola putih digunakan untuk mengencerkan darah pada hitung sel lekosit.
Selang pada hemocitometer digunakan untuk proses pengambilan darah ataupun
larutan yang akan diencerkan pada pipet Thoma sedangkan kaca penutup digunakan
sebagai penutup cairan yang telah diletakkan pada bilik hitung. Bilik hitung yang
digunakan untuk hitung jumlah sel harus dalam keadaan bersih dan kering.
Gambar 79.Hemositometer
e. Cawan petri
Digunakan untuk menginkubasi sampel setelah dimasukkan ke dalam bilik hitung.
Gambar 80.Cawan petri
f. Kapas / tissue
Digunakan sebagai alas bilik hitung ketika proses inkubasi sampel setelah dimasukkan
ke dalam bilik hitung. Kapas / tissue dibasahkan terlebih dahulu sebelum digunakan,
sehingga selama proses inkubasi, sampel pada bilik hitung tidak mengering.
g. Tally counter
Digunakan untuk menghitung banyaknya sel yang ditemukan pada sediaan. Sebelum
penggunaan sebaiknya Tally counter diuji coba untuk memastikan alat tersebut
berfungsi dengan baik (berhenti ditengah perhitungan).
144 Hemostatis
Gambar 81.Tally counter
h. Objek glass
Digunakan untuk membuat sedian apus darah (SAD) pada penghitungan jumlah
trombosit menggunakan metode manual tidak langsung. Objek glass digunakan
seharusnya bersih, kering dan bebas lemak.
Gambar 82.Objek glass
i. Mikroskop
Digunakan untuk melihat trombosit dengan melakukan perbesaran sebanyak 400x
pada penghitungan jumlah trombosit cara langsung dan perbesaran 1000x pada
penghitungan jumlah trombosit cara tidak langsung. Mikroskop sebaiknya dirawat
secara berkala, baik harian maupun bulanan. Perawatan harian dapat dilakukan
dengan membersihkan lensa okuler dan objektif setelah penggunaan.
Gambar 83.Mikroskop
Hemostatis 145
B.3. Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan biokimia hemostasis dapat dilakukan menggunakan metode manual, semi
otomatis dan otomatis.
Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan biokimia antara lain :
a. Inkubator
Digunakan untuk menginkubasi reagensia dan sampel ketika dilakukan uji biokimia.
Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap suhu dari inkubator, harus dipastikan suhu
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan. Pengecekan suhu inkubator dapat dilakukan
dengan menggunakan thermometer. Pada inkubator basah, air yang masukkan ke
dalam inkubator harus bebas dari logam, sehingga dapat digunakan aquadest.
Penggunaan air biasa pada inkubator dapat menyebabkan karatan pada bagian
inkubator tertentu.
b. Koagulometer
Alat untuk melihat lamanya bekuan terbentuk setelah sampel ditambahkan dengan
pereaksi tertentu. Alat ini harus dikalibrasi secara berkala.
Gambar 84.Koagulometer
c. Agregometer
Aggregasi trombosit merupakan tes standar untuk menentukkan fungsi trombosit.
Aggregasi trombosit merupakan proses tahapan adhesi yang melibatkan reseptor berbeda.
Berbagai macam agen mampu menghasilkan aggregasi trombosit invitro, seperti kolagen dan
enzim proteolitik (trombin, epinefrin, dan serotonin). Alat aggregometer yang digunakan pada
pemeriksaan aggregasi trombosit harus dirawat secara rutin, salah satunya dengan melakukan
kalibrasi secara berkala.
146 Hemostatis
Gambar 85.Agregometer
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Pemeriksaan rumple leede dilakukan dengan membendung pembuluh darah kapiler
menggunakan sfigmomanometer. Hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum
penggunaan sfigmomanometer ?
2) Perhitungan jumlah trombosit tidak langsung dilakukan menggunaan sediaan apus
darah. Apa saja syarat objek glass yang akan digunakan untuk pembuatan SAD ?
3) Bagaimana persiapan alat yang perlu dilakukan untuk pemeriksaan biokimia
hemostasis ?
Ringkasan
1) Pemeriksaan vaskular pada hemostasis dilakukan menggunakan alat sfigmomanometer,
dimana sebelum penggunaan alat tersebut perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
kondisi air raksa dan bulp sfigmanometer (tekanan alat stabil).
2) Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dapat dilakukan dengan cara manual, dimana
peralatan yang digunakan harus dipastikan kebersihan serta fungsinya sebelum
digunakan
3) Pemeriksaan fungsi trombosit dapat dilakukan dengan menguji aggragasi trombosit
menggunakan alat aggregometer, dimana sebelum penggunaan fungsi alat perlu diuji
dengan menggunakan bahan kontrol. Alat juga perlu dikalibrasi secara berkala.
Hemostatis 147
Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Hitung trombosit cara manual dilakukan menggunakan ...
A. Hemometer
B. Koagulometer
C. Sfigmomanometer
D. Hemocitometer
E. Agregometer
2) Perhitungan jumlah trombosit menggunakan SAD dilakukan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran .... kali
A. 10
B. 40
C. 100
D. 400
E. 1000
3) Alat koagulometer digunakan pada pemeriksaan ...
A. Penilaian fungsi vaskular
B. Hitung jumlah trombosit
C. Penilaian fungsi trombosit
D. Penilaian fungsi biokimia hemostasis
E. Kelainan hemostasi
148 Hemostatis
Topik 3
Persiapan Bahan Pemeriksaan Hemostasis
A. PERSIAPAN PENGAMBILAN DARAH PEMERIKSAAN HEMOSTASIS
Pengambilan darah merupakan salah satu tahapan pra analitik yang harus diperhatikan
setiap tahapannya, karena kesalahan pada pengambilan darah dapat menyebabkan kesalahan
hasil pemeriksaan. Ketika proses pengambilan darah perlu diperhatikan beberapa hal seperti
:
a. Riwayat klinis pasien
Sebelum dilakukan pemeriksaan hemostasis, perlu diketahui riwayat klinis perdarahan
pasien, seperti riwayat perdarahan, frekuensi perdarahan, penyebab perdarahan, apakah
perdarahan terjadi setelah mengkonsumsi aspirin dan atau obat-obatan lain seperti terapi
antitrombosit. Untuk menghindari gangguan pre analitik, konsumsi obat-obatan yang dapat
mempengaruhi hasil, dilakukan setelah pengambilan darah dan obat-obatan yang dikonsumsi
oleh pasien selama satu minggu sebelum pengambilan darah, perlu dicatat.
Kondisi hamil berpengaruh terhadap beberapa kadar biokimia hemostasis, seperti
peningkatan kadar fibrinogen, faktor VII, VIII, X, vWF, D-Dimer serta kompleks trombin-
antitrombin. Selain itu keadaan hamil mempengaruhi penurunan antikoagulan fisiologis
dengan cara resistensi activated protein C (APC). Keadaan ini akan kembali normal setelah
proses kelahiran.
Kontrasepsi hormonal juga dapat mempengaruhi hasil uji biokimia hemostasis, seperti
peningkatan konsentrasi fibrinogen, protrombin, faktor VII, VIII dan X. Selain itu dapat
menurunkan inhibitor koagulasi seperti antitrombin, protein S dan tissue factor pathway
inhibitor (TFPI). Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, dapat meningkatkan risiko trombosis
vena 3-6 kali. Peningkatan risiko tergantung pada dosis estrogen dan jenis progesteron yang
digunakan pada kontrasepsi oral.
b. Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil
Untuk meminimalisir kesalahan pada hasil pemeriksaan, pengambilan darah dilakukan
pada pasien yang berpuasa dan pasien yang tidak merokok selama 30 menit sebelum
pengambilan darah. Pengambilan darah sebaiknya tidak dilakukan setelah pasien
mengonsumsi makan berlemak untuk menghindari pembentukan cylomicron pada plasma
yang dapat mempengaruhi absorbansi ketika pembacaan pada alat. Pengambilan darah
sebaiknya dilakukan setelah pasien berpuasa selama delapan jam, sehingga asupan lemak
sudah dimetabolisme tubuh secara sempurna. Merokok dapat mempengaruhi kemampuan
aggregasi trombosit dan proantikoagulan plasma.
Hemostatis 149
Konsumsi kafein dihindari selama dua jam sebelum pengambilan darah. Kafein
mempengaruhi kemampuan fibrinolitik, waktu fibrinolisis memendek, kadar PAI-1
(plasminogen activator inhibitor) menurun dan aktivitas tPA (tissue plasminogen
activator)meningkat. Selain itu, disarankan tidak melakukan kegiatan fisik selama dua jam
sebelum pengambilan darah. Pengambilan darah dilakukan pada pasien yang telah
beristirahat pada waktu tertentu (minimal lima menit). Aktivitas fisik dapat meningkatkan
jumlah sel lekosit dan aktivasi koagulasi seperti, penurunan PT dan fibrinolisis, aktivasi aPTT,
peningkatan D-dimer, tPA dan PAI.
Kondisi stres perlu dihindari karena dapat meningkatkan protein fase akut seperti vWF,
faktor VIII dan fibrinogen.
c. Pengambilan darah
Proses pengambilan darah dilakukan menggunakan alat steril dan non pyrogenik.
Sebelum penggunaan perlu diperiksa sterilitas serta waktu kadarluarsa jarum. Ketika proses
pengambilan darah, plebotomis harus menggunakan sarung tangan, mengantisepsis daerah
venipunture dan membiarkan alkohol mengering sebelum pengambilan darah.
Pembendungan torniqutte tidak bolah dilakukan lebih dari satu menit, torniquette harus
dilepaskan setelah tabung pertama terisi darah. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
hemokonsentrasi yang dapat meningkatkan kadar fibrinogen, faktor VII, VIII, XII, mengaktivasi
sel endothelial dan fibrinolisis. Diameter jarum yang digunakan minimal 20G untuk
menghindari aktivasi trombosit invitro.
Untuk meminimalisir risiko sampel yang tidak memenuhi syarat, pengambilan darah
menggunakan butterfly needles dan IV catheter sebaiknya dihindari, karena dapat
menyebabkan hemolisis dan mengaktivasi faktor XII ketika darah terpapar oleh permukaan
biomaterial. Pengambilan darah harus dilakukan tanpa reposisi/tanpa trauma dan selama
penampungan, darah harus mengalir dengan lancar. Apabila pengambilan darah dilakukan
mengunakan spuit, pemindahan darah langsung dari jarum spuit kedalam tabung dengan cara
ditusukan pada karet penutup tabung harus dihindari karena dapat menyebabkan sampel
darah lisis.
d. Penampung darah dan antikoagulan
Sample darah untuk pemeriksaan hemostasis harus ditampung dalam wadah kaca
berlapis silikon atau tabung plastik (polypropylene). Tabung yang digunakan harus
diperhatikan tanggal kadaluarsanya. CLSI merekomendasikan penampungan spesimen
dilakukan pada tabung yang berisi antikoagulan Na-sitrat 105-109 mmol/L (3,2%). pH plasma
harus sekitar 7,3 – 7,45. Penampungan sampel menggunakan Na-sitrat 3,8% dapat
menyebabkan nilai PT dan aPTT memanjang.
150 Hemostatis
Penampungan sampel darah menggunakan ETS harus memperhatikan urutan tabung
agar tidak terjadi kontaminasi. WHO dan CLSI merekomendasikan urutan tabung pengambilan
darah adalah tabung kultur/steril, tabung koagulasi (biru), tabung tanpa antikoagulan
(merah), tabung gel (SST/ serum separator tube), tabung heparin (hijau), Tabung EDTA (ungu)
lalu tabung NaF (abu-abu).
Gambar 86.Susunan pengambilan darah menggunakan ETS
e. Proses pengambilan darah
Volume darah yang dimasukkan ke dala tabung na-sitrat minimal 90% dari volume
tabung dengan ratio darah dan antikoagulan 1:9. Volume sampel yang kurang dapat
menyebabkan pengenceran sampel sehingga dapat meningkatkan masa pembekuan. Setelah
darah masuk ke dalam tabung na-sitrat, sampel harus dihomogenisasi dengan baik, yaitu
melakukan end-over-end inversi sehingga antikoagulan terdistibusi dengan baik.
Homogenisasi sampel sangat penting untuk menghindari terbentuknya clot invitro.
Pengocokan, penggunaan vortex dan agitasi sampel tidak boleh dilakukan untuk menghindari
hemolisis dan aktivasi faktor pembekuan yang dapat menyebabkan pemendekan masa
pembekuan atau peningkatan palsu aktivitas faktor pembekuan darah. Pada saat pembuatan
plasma sitrat, harus perhatikan ada tidaknya bekuan, endapan ataupun hemolisis. Bekuan
invitro dapat terbentuk dikarenakan aliran darah ke dalam tabung lambat dikarenakan
penggunaan torniquette yang lama ataupun reposisi ketika pengambilan darah. Hal tersebut
harus dihindari. Hemolisis pada sampel dapat disebabkan pengambilan darah yang lambat
ataupun kesulitan ketika proses pengambilan darah, terlalu lama menggunakan torniquette,
penggunaan alat pangambilan darah yang salah (menggunakan butterfly needles atau IV
catheter, ukuran jarum yang kecil), homogenisasi sampel yang tidak sesuai, centrifugasi
sampel dengan kecepatan yang tidak sesuai (> 1500g), transportasi sampel yang tidak baik
(penggunaan pneumatic tube, waktu simpan, suhu dan kelembaban).
Sampel hemolisis dapat mempengaruhi hasil karena mengandung tromboplastin
ataupun pigmen hemoglobin yang dapat mempengaruhi absorbansi alat fotometer. Eritrosit
yang lisis akan mengeluarkan komponen intraselularnya sehingga dapat mempengaruhi
Hemostatis 151
faktor koagulasi. Hemolisis dapat meningkatkan nilai PT, D-Dimer dan menurunkan kadar
fibrinogen.
Plasma lipemik dan ikterik dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan karena
mempengaruhi absorbansi optikal ataupun transmisi cahaya ketika pembacaan hasil. CLSI
merekomendasikan untuk mengurangi kadar triliserida sampel dengan melakukan
ultrsentrifugasi, akan tetapi ultrasentrifugasi dapat mempresipitasi faktor VIII/vWF.
f. Pengiriman sampel
Pengiriman sampel pemeriksaan hemostasis dilakukan tanpa pendingin pada suhu 15-
O
25 C. Suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar dapat menyebabkan faktor V dan VIII
terdegrdasi. Sebelum pengiriman, sampel harus diperiksa kebenaran identitas, keamanan
wadah dan stabilitas sampel. Pengiriman harus dilakukan dengan hati-hati dan menghindari
getaran. Apabila sampel terjatuh maka sampel tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan.
Penundaan pemeriksaan dapat menyebabkan berkurangnya protein-protein koagulasi.
Penggunaan pneumatic tube system (PTS) dapat mempengaruhi uji fungsi trombosit.
Akselerasi cepat PTS dapat menginduksi getaran, denaturasi protein, sehingga menyebabkan
hemolisis, aktivasi trombosit dan lain-lain.
g. Penolakan sampel
Setiap laboratorium harus memiliki kebijakan tersendiri untuk penolakan sampel.
Beberapa kriteria yang umum untuk penilakan sampel antara lain : Penggunaan tabung /
antikoagulan yang tidak sesuai, tabung penampung sampel (ETS) sudah kadarluarsa, identitas
pasien tidak jelas, volume sampel tidak sesuai, sampel hemolisis, sampel terdapat bekuan.
B. PEMBUATAN PLASMA
Plasma yang digunakan untuk pemeriksaan hemostasis adalah plasma miskin
trombosit/platelet poor plasma (PPP) dan plasma kaya tromobosit/platelet rich plasma (PRP).
Sentrifugasi yang digunakan untuk membuat PPP dan PRP direkomendasikan yang memiliki
rotor dengan jenis swing out buckets sehingga dapat memisahkan plasma dengan sel darah
dan meminimalisir pencampuran kembali sel darah dengan plasma. Sentrifuge disarankan
O
untuk disimpan pada suhu kamar (15-25 C) dan dikalibrasi secara berkala setiap 6 bulan.
152 Hemostatis
Gambar 87.Swing out bucket centrifuge
Pembuatan PPP dilakukan dengan mensentrifugasi darah dengan kecepatan 1500g
kurang dari 15 menit dengan pengaturan brake yang dimatikan. Penggunaan brake rotor
dapat meningkatkan residual mikropartikel,jumlah trombosit serta konsentrasi PT dan
fibrinogen. Sentrifugasi sampel dengan kecepatan >1500g tidak disarankan karena dapat
menstimulus aktivasi trombosit dan hemolisis. Pada keadaan darurat, dapat dilakukan
pemeriksaan parameter hemostasis menggunakan plasma segar yang dibuat dengan
mensentrifugasi pada kecepatan >1500g dengan waktu yang lebih singkat (kurang dari 10
menit).
PRP dibuat dengan melakukan sentrifugasi lebih dari satu kali, dimana sentrifugasi
dilakukan dengan kecepatan sentrifugal yang berbeda untuk mengendapkan sel-sel darah
tertentu sesuai dengan berat sel tersebut. PRP dibuat dengan mensentrifugasi darah dengan
kecepatan 1300 rpm lalu memisahkan plasma yang mengandung trombosit ke dalam wadah
steril lainnya. Plasma tersebut kemudian dicentrifugasi kembali dengan kecepatan yang lebih
tinggi, 2000 rpm untuk mengdapatkan konsentrat trombosit. Bagian 1/3 bawah tabung
merupakan PRP sedangkan bagian 2/3 atas tabung merupakan PPP. Untuk mendapatkan PRP,
maka bagian atas plasma dipindahkan. PRP dapat juga dibuat dengan menggunakan metode
buffy coat. Pada metode tersebut, darah disentrifugasi sehingga terbentuk tiga lapisan,
lapisan sel darah merah, buffy coat dan plasma. Bagian plasma merupakan PPP yang
dipisahkan dari tabung tersebut, lalu lapisan buffy coat yang mengandung lekosit dan
trombosit dipisahkan ke dalam tabung steril lain. Tabung buffy coat dan trombosit tersebut
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan rendah untuk memisahkan lekosit dari trombosit.
C. PERSIAPAN REAGENSIA UJI HEMOSTASIS
Persiapan reagensia pemeriksaan biokimia hemostasis harus disesuaikan dengan kit
insert reagensia yang digunakan. Reagensia yang digunakan harus dipastikan tidak
kadarluarsa. Suhu penyimpanan reagensia harus diperhatikan, suhu alat pendingin harus diuji
untuk memastikan suhu penyimpanan sesuai. Beberapa reagensia harus diencerkan terlebih
Hemostatis 153
dahulu sebelum digunakan. Pengenceran reagensia harus mengikuti aturan kit insert, baik
volume pelarut maupun jenis pelarut yang digunakan, seperti menggunakan larutan buffer
yang disediakan atau penggunaan aquadest sebagai pelarut. Reagensia yang sudah dilarutkan
juga mempunyai batas waktu penyimpanan, sehingga ketika melakukan pelarutan reagensia
harus dicatat tanggal pelaksaan di botol reagensia, sehingga mudah untuk meverifikasi
kelayakan reagensia yang akan digunakan.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan mengapa penggunaan butterfly needles dan IV catheter sebaiknya dihindari
ketika melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan hemostasis
2) Jelaskan urutan penggunaan ETS sesuai dengan rekomendasi CLSI
3) Pada kondisi apakah sampel pemeriksaan hemostasis ditolak
Ringkasan
1. Sebelum pemeriksaan hemostasis, perlu diperhatikan riwayat klinis pasien seperti
riwayat perdarahan, frekuensi perdarahan, penyebab perdarahan, apakah perdarahan
terjadi setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
2. Sebelum pengambilan darah perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi
hasil, seperti makanan yang dikonsumsi, merokok, kondisi stres, konsumsi kafein serta
kegiatan fisik.
3. Proses pengambilan dilakukan menggunakan alat steril dan non pyrogenik serta
memperhatikan sterilitas serta waktu kadarluarsa jarum.
4. Sampel darah untuk pemeriksaan hemostasis ditampung dalam wadah kaca berlapis
silikon atau tabung plastik (polypropylene) menggunakan antikoagulan Na-sitrat 105-
109 mmol/L (3,2%).
5. Proses pengambilan darah perlu diperhatikan perbandingan antikoagulan dengan
darah, homogenisasi serta alat-alat yang digunakan.
6. Pengiriman sampel pemeriksaan hemostasis dilakukan pada suhu 15-25 C, hindari
O
getaran dan penggunaan pneumatic tube system (PTS) dikarenakan dapat
mempengaruhi hasil uji fungsi trombosit
154 Hemostatis
7. Penolakan sampeldapat dilakukan apabila penggunaan tabung / antikoagulan yang tidak
sesuai, tabung penampung sampel (ETS) sudah kadarluarsa, identitas pasien tidak jelas,
volume sampel tidak sesuai, sampel hemolisis, sampel terdapat bekuan.
8. Pembuatan plasma sitrat dapat dilakukan dengan mensentrifugasi sampel dengan
kecepatan 1500g selama 15 menit tanpa pengaturan brake pada sentrifuge.
Tes 3
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Pada pembuatan PPP sampel disentrifugasi pada kecepatan ... g
A. 500
B. 1000
C. 1500
D. 2000
E. 2500
2) Konsentrasi Na sitrat yang digunakan sebagai antikoagulan pada pemeriksaan
hemostasis adalah ... %
A. 1,2
B. 2,2
C. 3,2
D. 4,2
E. 5,2
3) Pemeriksaan hemostasis dapat dipengaruhi oleh plasma lipemik. Untuk menghindari
gangguan lemak yang berasal dari konsumsi makanan, maka dianjurkan berpuasa
selama ... jam
A. 8
B. 6
C. 4
D. 2
E. 1
Hemostatis 155
Kunci Jawaban Tes
Test Formatif 1
1) D
2) D
3) A
4) D
5) B
Test Formatif 2
1) D
2) E
3) D
Test Formatif 3
1) C
2) C
3) A
156 Hemostatis
Glosarium
Petechia : perdarahan spontan ke dalam kulit dikarenakan kelainan trombosit atau
pembuluh darah, berwarna merah berukuran sebesar jarum pentul,
permukaannya datar dan tidak hilang ketika ditekan.
Purpura : perdarahan spontan ke dalam kulit dikarenakan kelainan trombosit
ataupembuluh darah dengan ukuran lebih besar dari petechia
Ekimosis : perdarahan ke dalam jaringan supervisial dan jarang menyebar kedalam
jaringan yang lebih dalam.
butterfly system : Alat pengambilan darah yang digunakan pada pembuluh darah vena
kecil atau sulit seperti pada pembuluh darah vena bayi atau pediatri.
butterfly system terdiri dari jarum berukuran 0,5 – 0,75 inch dengan
selang yang terhubung dengan ETS.
Evacuate tube system : alat pengambilan darah sistem tertutup, dimana darah pasien
mengalir melalui jarum yang masuk ke dalam pembuluh darah vena dan
langsung ditampung pada tabung tanpa terekspos udara luar.
brake rotor : Program pada centrifuge yang dapat digunakan untuk menghentikan
putaran sentrifugasi secara tiba-tiba.
Hemostatis 157
Daftar Pustaka
Dhurat Rachita, Sukesh MS, 2014. Principles and Methods of Preparation of Platelet Rich
Plasma: A Review and Author’s Perspective, India: Wolters Kluwe—Medknow
publications
Keiji Fujimoto, 1999. Principles of Measuremens in Hematology Analyzer Manufactured by
Sysmex Corporation, Japan: Sysmex Journal International Vol 9 No.1
Kiswari Rukman, 2014. Hematologi dan Transfusi, Jakarta: Penerbit Erlangga
Magnette A et al, 2016. Pre analytical issues in the haemostasis laboratory: guidance for the
clinical laboratories, Trombosis Journal
McCall Ruth E, Tankersley Cathee M, 2012. Phlebotomy Essentials fifth edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Setiabudy Rahajuningsih D, 2009. Hemostasis dan Trombosis, Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
158 Hemostatis
Bab 8
PEMERIKSAAN HEMOSTASIS
(VASKULAR, SELULAR)
Dewi Astuti.AMAK,S.Si.,M.Biomed.
Pendahuluan
P
roses hemostasis merupakan proses pencegahan perdarahan pada tubuh yang
dipengaruhi oleh vaskular, trombosit, faktor pembekuan darah dan fibrinolisis.
Pembuluh darah pada tubuh manusia terdiri atas pembuluh darah arteri, vena dan
kapiler. Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri membawa eritrosit yang mengandung
oksigen ke seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis yang membawa eritrosit yang banyak
mengandung karbondioksida. Pembuluh darah arteri terkecil yang berhubungan dengan
pembuluh darah kapiler disebut arteriola. Pembuluh darah vena bertugas membawa darah
dari seluruh tubuh ke jantung. Pembuluh darah vena membawa darah kaya akan
karbondioksida, kecuali vena pulmonalis yang membawa ertirosit kaya akan oksigen.
Pembuluh darah vena terkecil yang berhubungan dengan pembuluh darah kapiler disebut
venula. Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh darah yang menghubungkan antara
pembuluh darah arteriol dan venula , dimana eritrosit melakukan pertukaran oksigen dan
korbondioksida pada seluruh jaringan tubuh. Dikarenakan perbedaan dari komposisi oksigen
dalam darah, darah arteri berwarna lebih terang dibandingkan darah vena. Fungsi yang
berbeda tersebut mempengaruhi struktur dari pembuluh darah arteri, vena dan kapiler.
Pembuluh darah arteri mempunyai dinding pembuluh darah yang tebal dikarenakan darah
yang mengalir pada pembuluh darah arteri memiliki tekanan yang tinggi akibat kontraksi
jantung. Dinding pembuluh darah vena lebih tipis dibandingkan pembuluh darah arteri, dan
memiliki katup yang mencegah aliran darah kembali ke organ tubuh. Pembuluh darah kapiler
merupakan pembuluh darah yang memiliki satu lapis sel yang menghubungkan antara arteriol
dan venula. Berikut merupakan perbedaan antara pembuluh darah arteri, vena dan kapiler :
Hemostatis 159
Gambar 88.Perbedaan struktur pembuluh darah arteri, vena dan kapiler
Ketika terjadi perlukaan pada pembuluh darah, maka proses hemostasis pertama adalah
vasokonstriksi. Vasokonstriksi merupakan penyempitan pembuluh darah dikarenakan adanya
kontraksi otot lunak tunica intima. Vasokontriksi mengurangi aliran darah pada daerah luka
dan mengurangi hilangnya darah. Untuk mengetahui fungsi vaskular pada proses
hemostasis,maka dapat dilakukan pemeriksaan rumple leed.
Selain vaskular, hemostasis dipengaruhi oleh trombosit, baik jumlah ataupun fungsi
trombosit. Trombosit merupakan komponen darah yang dihasilkan dari pecahan
megakariosit, mempunyai ukuran 2-4 μL. Trombosit mempunyai masa hidup selama 10 hari
dalam sirkulasi darah.
Gambar 89.Pembentukkan trombosit
160 Hemostatis
Ketika pembuluh darah luka, maka sel endotel akan rusak, sehingga jaringan ikat
dibawah endotel akan terbuka. Hal tersebutakan mencetus trombosit untuk membuat sumbat
melalui tahap adhesi, agregasi dan pelepasan. Adhesi merupakan proses trombosit melekat
pada permukaan asing seperti serat kolagen. Adhesi trombosit dipengaruhi oleh protein
plasma seperti vWF yang disintesis oleh sel endotel dan megakariosit. vWF berfungsi sebagai
jembatan antara trombosit dan jaringan subendotel. Setelah trombosit melekat pada
permukaan asing, trombosit akan melekat ke trombosit lain, hal ini disebut dengan aggregasi.
Proses aggregasi dicetus oleh ADP yang dikeluarkan oleh trombosit yang melekat pada
permukaan asing. Trombosit tersebut akan membentuk aggregasi primer yang bersifat
reversibel. Trombosit pada aggregasi primer akan mengeluarkan ADP sehingga terjadi
aggregasi sekunder yang bersifat irreversibel. Proses sumbat trombosit tentunya dipengaruhi
oleh jumlah dan fungsi dari trombosit. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilakukan
pemeriksaan hitung jumlah trombosit dan uji aggregasi trombosit.
Gambar 90.Pembentukkan sumbat trombosit pada perlukaan pembuluh darah
Hemostatis 161
Topik 1
Pemeriksaan Rumple leed
A. PRINSIP PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Dilakukan pembendungan pada pembuluh darah vena, sehingga tekanan darah dalam
pembuluh kapiler meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan menyebabkan darah
keluar dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak sebagai bercak merah
kecil pada permukaan kulit, yang disebut dengan Petechia
Gambar 8.4. Petechia dan purpura
B. TUJUAN PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Pemeriksaan Rumple leed dilakukan untuk menguji ketahanan dinding pembuluh darah
kapiler. Hasil pemeriksaan ini dipengaruhi juga oleh jumlah dan fungsi trombosit. Kondisi
trombositopenia dapat menyebabkan hasil rumple leed positif. Pada pasien yang telah
memiliki purpura secara spontan, percobaan ini tidak perlu dilakukan
C. ALAT PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Pada pemeriksaan rumple leed disiapkan alat-alat sebagai berikut: Spygmomanometer,
Timer/jam, Penggaris, dan Ballpoint. Sebelum digunakan, alat-alat tersebut harus dipastikan
bekerja dengan baik.
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
1. Alat disiapkan.
2. Tekanan darah pasien diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan tekanan
sfigmomanometer selama uji rumple leed.
3. Sfigmomanometer dipasang di lengan atas dan dipompa hingga nilai tengah hasil
penambahan tekanan sistolik dan diastolik (misalkan tekanan sistolik 80 mmHg dan
162 Hemostatis
Diastolik 120 mmHg, maka tekanan sfigmomanometer selama uji rumple leed adalah
100 mmHg ; ((80 + 120) : 2)
4. Tekanan ditahan selama 10 menit (jika uji dilakukan pada lengan yang sama setelah
tes masa perdarahan metode Ivy, maka tekanan ditahan selama 5 menit).
5. Ikatan spygmomanometer dilepaskan setelah masa pembendungan selesai, lengan
yang dibendung dibiarkan hingga kondisi lengan statis (warna lengan serupa dengan
lengan yang tidak dibendung).
6. Adanya Petechia (bercak merah) dihitung pada lingkaran dengan diameter 5 cm, kira-
kira 4 cm distal dari fossa cubiti.
Gambar 91.Lingkar daerah baca petechia pada pemeriksaan rumple leed
E. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Dalam keadaan normal, jumlah Petechia di dalam lingkaran kurang dari atau sama
dengan 10. Hasil rumple leed dinyatakan positif jika dalam lingkaran terdapat > 10 petechia.
Apabila jauh pada bagian distal lengan terbentuk banyak petechia, maka hasil dilaporkan
positif.
F. FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
RUMPLE LEED
Hasil pemeriksaan rumple leed dipengaruhi oleh kondisi klinis ataupun pengerjaan uji
mulai dari pra analitik hingga paska analitik. Kondisi klinis pasien dengan keadaan vaskular
yang kurang baik, jumlah trombosit serta fungsi trombosit yang kurang dari nilai normal akan
menyebabkan petchia mudah terbentuk. Hal tersebut dikarenakan ketika sfigmomanometer
dipasang pada tekanan tertentu, maka pembuluh darah akan mengalami tekanan lebih dari
kondisi normal. Apabila kondisi vaskular kurang baik, maka darah akan merembes keluar ke
jaringan akibat dari tekanan sfigmomanometer. Rembesan darah dapat dihindari apabila
jumlah dan fungsi trombosit baik, karena ketika akan terjadi rembesan, trombosit akan
Hemostatis 163
membentuk sumbat trombosit, sehingga darah tidak keluar ke jaringan dan petechia tidak
terbentuk.
Pada proses uji rumple leed persiapan alat akan mempengaruhi, ketika tekanan
sfigmomanometer tidah stabil, maka tekanan dapat menurun ketika proses uji. Hal tersebut
dapat menyebabkan tekanan darah tidak sesuai dengan SOP, sehingga stimulus
pembentukkan petchia tidak sesuai SOP. Kondisi tersebut dapat menyebabkan hasil rumple
leed negatif palsu. Pada tahap analitik, penetapan daerah hitung petechia serta pengenalan
ATLM terhadap petechia sangat mempengaruhi hasil. Petechia tidak boleh dihitung pada
daerah lipatan siku (<4 cm distal dari fossa cubiti), karena pada bagian tersebut tekanan
sfigmomanometer lebih besar, sehingga akan lebih mudah terbentuk petchia. Perhitungan
petechia di sekitar lipat siku dapat menyebabkan interpretasi positif palsu. Pengenalan ATLM
terhadap petechia juga sangat mempengaruhi hasil, karena jika tidak mengetahui bentuk
petchia maka akan menyebabkan kesalahan interpretasi hasil. Ukuran lingkar daerah baca
juga harus ditentukan dengan tepat, jika kurang dari atau lebih dari 5 cm maka akan
menyebabkan kesalahan interpretasi hasil. Selain melihat daerah baca disekitar lingkaran,
ATLM juga harus melihat bagian voler lengan, jika banyak terdapat petechia, maka hasil uji
rumple leed positif. Kesalahan paska analitik terjadi ketika terjadi kesalahan penulisan hasil
uji, oleh karena itu penulisan hasil harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan hasil uji.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan prinsip pemeriksaan rumple leed
2) Bagaimanakah menginterpretasikan hasil pemeriksaan rumple leed
3) Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan rumple leed
Ringkasan
1. Pemeriksaan rumple leed merupakan uji terhadap kemampuan vaskular pada proses
hemostasis
2. Selain kondisi vaskular, uji rumple leed dipengaruhi oleh jumlah dan fungsi trombosit.
164 Hemostatis
3. Uji rumple leed dinyatakan positif apabila Petechia di dalam lingkaran lebih dari 10 atau
apabila jauh pada bagian distal lengan terbentuk banyak petechia, maka hasil dilaporkan
positif.
4. Uji rumple leed dipengaruhi oleh kondisi klinis ataupun pengerjaan uji mulai dari pra
analitik hingga paska analitik.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Pasien dengan tekanan darah 100/120 mmHg akan melakukan pemeriksaan rumple
leed. Tekanan sfigmomanometer yang diberikan pada lengan pasien tersebut adalah ...
mmHg
A. 80
B. 90
C. 100
D. 110
E. 120
2) Seorang pasien akan melakukan pemeriksaan bleeding time dan rumple leed.
Pemeriksaan bleeding time metode Ivy dikerjakan terlebih dahulu dengan hasil uji 3
menit. Pemeriksaan rumple leed dilakukan setelah uji tersebut, maka tekanan
sfigmomanometer pada uji tersebut dilakukan selama ... menit
A. 3
B. 4
C. 5
D. 7
E. 10
3) Interpretasi uji rumple leed dilakukan padadaerah kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti
dengan diameter lingkaran ... cm
A. 3
B. 5
C. 7
D. 8
E. 10
Hemostatis 165
Topik 2
Pemeriksaan Masa Perdarahan
A. PRINSIP PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan masa perdarahan/bleeding time dapat dilakukan dengan metode Ivy dan
Duke. Metode Ivy dilakukan dengan membuat perlukaan pada bagian voler lengan sedangkan
metode Duke dilakukan membuat perlukaan pada bagian bawah cuping telinga. Metode yang
disarankan adalah metode Ivy, karena pada metode tersebut dilakukan pembendungan
lengan pada tekanan 40 mmHg, sehingga terdapat perlakuan yang standar pada pembuluh
darah kapiler yang dilukai. Metode Duke sebaiknya hanya dilakukan pada pasien bayi, karena
tidak mungkin dilakukan pembendungan pada lengan pasien.
Prinsip pemeriksaan masa perdarahan adalah perlukaan standar dilakukan pada
pembuluh kapiler baik di permukaan volar lengan ataupun bagian bawah cuping telinga.
Lamanya perdarahan pada luka tersebut diukur dan dilaporkan sebagai masa perdarahan.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan masa perdarahan / bleeding time dilakukan untuk menilai kemampuan
vaskular dan trombosit pada proses penghentian perdarahan
C. ALAT PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
Pada pemeriksaan masa perdarahan / bleeding time disiapkan alat-alat sebagai
berikut: Spygmomanometer (untuk metode Ivy), autoklik, lancet, kapas alkohol, kertas saring
dan stopwatch. Sebelum penggunaan, harus dipastikan bahwa lancet dalam kondisi steril,
autoklik dan stopwatch berfungsi dengan baik.
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
I. Metode Duke
1. Alat disiapkan.
2. Bagian daun telinga diantisepsis menggunakan kapas alkohol 70% lalu dibiarkan
mengering.
3. Pada bagian bawah telinga dilakukan penusukan menggunakan lanset dengan
kedalaman 2 mm.
4. Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari daerah yang dilukai.
5. Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap 30 detik
(penghisapan tetesan darah dilakukan tidak dengan cara menekan kertas saring ke
daerah bagian perlukaan).
166 Hemostatis
6. Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
7. Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.
II. Metode Ivy
1. Alat disiapkan.
2. Bagian voler lengan bawah diantisepsis menggunakan kapas alkohol 70% lalu dibiarkan
mengering.
3. Manset spygmomanometer dipasang di lengan atas dan dipompa hingga tekanan 40
mmHg (tekanan dipertahankan selama pemeriksaan berlangsung).
4. Tegangkan kulit bagian lengan bawah menggunakan tangan kiri, kira-kira 3 cm
dibawah lipat siku lakukan penusukan menggunakan lanset dengan kedalaman 3 mm.
5. Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari daerah yang dilukai.
6. Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap 30 detik
(penghisapan tetesan darah dilakukan tidak dengan cara menekan kertas saring ke
daerah bagian perlukaan).
7. Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
8. Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.
E. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
I. Metode Duke
Pada metode Duke, hasil dikatakan normal jika perdarahan terjadi selama 1-3 menit.
II. Metode Ivy
Pada metode Ivy, hasil dikatakan normal jika perdarahan terjadi selama1-6 menit
F. FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
MASA PERDARAHAN
Persiapan yang tidak sesuai pada tahap pra analitik, analitik dan paska analitik dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan masa perdarahan. Pada tahap pra analitik, persiapan alat
dan bahan perlu diperhatikan, fungsi autoklik yang baik, fungsi sfigmomanometer pada
metode Ivy harus dipastikan baik. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap analitik adalah
pemilihan tempat penusukan. Tempat penusukan pada metode Ivy, harus dipastikan bukan
daerah tempat pembuluh darah vena, karena apabila pembuluh darah vena yang tertusuk,
maka masa perdarahan akan memanjang. Hasil pemeriksaan lebih dari 10 menit perlu
dilakukan pengujian ulang karena dikhawatirkan terjadi penusukan pembuluh darah vena.
Apabila hasil uji ulang memang lebih dari 10 menit, maka memang masa perdarahan pasien
memanjang. Pada metode Ivy diameter tetes darah pertama harus minimal 5 mm. Apabila
tetes darah pertama kurang dari 5 mm, dikhawatirkan penusukan kurang dalam, sehingga
perlu dilakukan penusukan ulang. Penggunaan stopwatch tepat waktu juga akan
Hemostatis 167
mempengaruhi hasil. Stopwatch harus dinyala tepat ketika tetes darah pertama keluar dari
daerah perlukaan, tetes darah harus diserap setiap 30 detik dan mematikan stopwatch harus
tepat ketika tetes darah sudah terhenti (tidak terdapat tetes darah pada kertas saring.
Kesalahan pada tahap paskaanalitik dapat terjadi ketika terjadi kesalahan pelaporan hasil,
seperti kesalahan pada penulisan satuan hasil.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan masa
perdarahan
2) Jelaskan bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan masa perdarahan
3) Metode pemeriksaan masa perdarahan yang direkomendasi adalah ... jelaskan
alasannya
Ringkasan
1. Masa perdarahan merupakan salah satu pemeriksaan hemostasis yang dilakukan untuk
menguji fungsi vaskular dan selular
2. Pemeriksaan masa perdarahan dapat dilakukan dengan metode Duke dengan cara
melukai pembuluh darah kapiler pada cuping telinga dan metode Ivy dengan cara
melukai pembuluh darah kapiler pada bagian voler lengan
3. Metode Ivy lebih dianjurkan dilakukan pada pasien dewasa karena terdapat perlakuan
pembendungan lengan menggunakan sfigmomanometer.
4. Metode Duke dianjurkan pada pasien bayi karena tidak memungkinkan melakukan
pembendungan lengan bayi.
5. Kesalahan hasil pemeriksaan masa perdarahan dapat disebabkan kesalahan pada tahap
pra analitik, analitik dan paska analitik.
6. Masa perdarahan yang memanjang menandakan ada kelainan hemostasis
168 Hemostatis
Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Pemeriksaan masa perdarahan metode Ivy dilakukan dengan membendung lengan
pasien pada tekanan tertentu. Tekanan pembendungan tersebut adalah ... mmHg
A. 10
B. 20
C. 30
D. 40
E. 50
2) Tetes darah pertama pada pemeriksaan masa perdarahan metode Ivy harus
berdiameter ... mm
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3) Pemeriksaan masa perdarahan metode Duke dilakukan dengan melakukan perlukaan
pada ...
A. Cuping telinga
B. Tumit kaki
C. Jari tengan
D. Jari manis
E. Bagian voler lengan
Hemostatis 169
Topik 3
Pemeriksaan Hitung Trombosit
Cara Langsung
A. PRINSIP PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA LANGSUNG
I. Metode Rees Ecker
Darah dengan penambahan reagensia Rees Ecker, maka sel selain eritrosit dan
trombosit akan lisis. Jumlah trombosit dihitung pada bilik hitung Improved Neubauer
menggunakan mikroskop pada perbesaran 400x. Jumlah sel trombosit ditentukan dengan
mengalikan faktor perhitungan.
II. Metode Amonium oxalat
Darah dengan penambahan reagensia Amonium oxalat, maka selain trombosit akan lisis.
Jumlah trombosit dihitung pada bilik hitung Improved Neubauer menggunakan mikroskop
pada perbesaran 400x. Jumlah sel trombosit ditentukan dengan mengalikan faktor
perhitungan.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA LANGSUNG
Tujuan Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung adalah untuk mengetahui jumlah
trombosit per mikroliter darah.
C. ALAT DAN BAHAN PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA LANGSUNG
Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung dilakukan dengan menggunakan;
Hemositometer Improved Neubauer, Mikropipet 10 μL, Mikropipet 1000 μL, Tip kuning, Tip
biru, Tabung reaksi, Cawan petri, Mikroskop. Bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini
adalah reagensia amonium oxalat / Rees Ecker dan sampel darah EDTA
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA LANGSUNG
1. Larutan pengencer/reagensia (Rees Ecker/Amonium oxalat) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 1990μL.
2. Darah sampel dimasukkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 10μL, lalu
dihomogenisasi.
3. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam bilik hitung (satu aliran).
4. Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu selama 10 menit di dalam cawan
petri tertutup yang dialasi oleh tissue/kapas basah.
170 Hemostatis
5. Trombosit dihitung pada 25 kotak kecil di bagian tengah bilik hitung dengan luas
2
1mm menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40x. Perhitungan
dilakukan dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah
trombosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan batas atas dihitung, sedangkan
trombosit yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
6. Jumlah trombosit yang ditemukan dikalikan dengan faktor pengenceran, kemudian hasil
perhitungan dilaporkan sebagai jumlah trombosit sampel.
Gambar 92.Bilik hitung Improved Neubauer
Penghitungan :
3
Untuk menentukan jumlah trombosit / µL darah atau / mm darah, maka faktor penghitungan
harus ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah trombosit / µL darah = jumlah trombosit yang dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
Pengenceran sampel (P) :
P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut
Hemostatis 171
= 1990 µL + 10 µL = 200
10 µL
Volume bilik hitung (V) :
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm x 1 mm) X 1 mm = 1 mm 3
10 10
Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 200 = 2000
1/10
Jumlah sel trombosit / µL darah = N X 2000
E. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung
Jumlah trombosit di dalam darah dinyatakan normal jika berjumlah 150.000-450.000
trombosit /µL darah. Jumlah kurang dari 150.000 trombosit /µL darah disebut dengan
trombositopenia, sedangkan jumlah lebih dari 450.000 trombosit /µL darah disebut dengan
trombositosis.
F. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara
Langsung
Ketidaksesuaian pada tahap pra analitik, analitik dan paska analitik dapat
mempengaruhi hasil yang akan dilaporkan. Pada tahap pra analitik, harus diperhatikan fungsi
dan kebersihan alat yang digunakan, alat harus dalam keadaan bersih, kering dan berfungsi
baik. Garis-garis hitung pada bilik hitung harus dipastikan masih bergaris tegas, sehingga
memudahkan perhitungan. Reagensia yang digunakan tidak boleh melewati batas kadarluarsa
dan tidak memiliki endapan. Endapan pada reagensia dapat menyebabkan kesulitan dalam
menentukan trombosit ketika perhitungan, dapat menyebabkan kesalahan perhitungan.
Tahap analitik harus memperhatikan setiap prosedur yang dilaksanakan. Sampel harus
terhomogenisasi baik dengan cara menginversi tabung sampel sebanyak 8-10 kali. Apabila
sampel sudah tidak terhomogenisasi baik, maka jika terambil bagian supernatan sampel
(bagian atas), maka sel yang terhitung akan lebih sedikit (trombositopenia palsu). Pada
pemipetan reagensia dan sampel, harus dipehatikan tekanan pada mikropipet, pengambilan
172 Hemostatis
reagensia, sampel dan pembilasan tip ketika pengenceran dilakukan pada tekanan pertama,
sedangkan membuang seluruh larutan yang tersisa pada tip dilakukan dengan melakukan
tekanan maksimal (tekanan dua).
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Pemeriksaan hitung trombosit cara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan ... dan ...
2) Jelaskan prosedur hitung jumlah trombosit cara langsung
3) Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pada hitung jumlah trombosit cara langsung
adalah ...
Ringkasan
1. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit cara langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan Rees ecker dan amonium oxalat.
2. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit cara langsung dilakukan dengan menghitung
2
trombosit pada bilik hitungImproved Neubauer dengan luas 1mm .
3. Faktor perhitungan sel trombosit diperhitungkan sesuai dengan pengenceran dan
volume bilik hitung ketika perhitungan sel trombosit.
Tes 3
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Perhitung sel trombosit manual cara langsung, dapat dilakukan menggunakan larutan …
A. Turk
B. Hayem
C. Amonium oxalate
D. EDTA
E. New methilen blue
Hemostatis 173
2) Luas bilik hitung yang digunakan untukmenghitung sel trombosit manual cara langsung
2
adalah … mm
A. 0,25
B. 1
C. 4
D. 9
E. 16
3) Tinggi bilik hitung Improved Neubauer yang digunakan pada hitung sel trombosit
manual cara langsung adalah … mm
A. 0,05
B. 0,1
C. 0,25
D. 0,5
E. 1
174 Hemostatis
Topik 4
Pemeriksaan Hitung Trombosit
Cara Tidak Langsung
A. PRINSIP PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA TIDAK LANGSUNG
Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit pada hapusan darah dengan
3
caradibandingkan dengan jumlah eritrosit dalam 1mm darah.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA TIDAK LANGSUNG
Tujuan Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung adalah untuk mengetahui jumlah
trombosit per mikroliter darah.
C. ALAT DAN BAHAN PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA TIDAK
LANGSUNG
Pada pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung digunakan alat-alat sebagai
berikut ; Kaca objek, Pipet Pasteur, Mikroskop. Hitung jumlah trombosit cara tidak langsung
dilakukan dengan membandingkan jumlah trombosit per 1000 eritrosit pada hapusan darah
3
dengan jumlah eritrosit dalam 1mm darah. Oleh karena itu pada metode ini juga dilakukan
hitung jumlah eritrosit dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut ; Mikropipet 10μL,
mikropipet 1000 μL, tip kuning, tip biru, tabung reaksi, bilik hitung Improved Neubauer,
mikroskop. Bahan yang digunakan adalah darah EDTA, sedangkan reagensia yang digunakan
adalah pewarna Giemsa, larutan metanol dan larutan Hayem untuk menghitung jumlah sel
eritrosit.
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARA TIDAK LANGSUNG
1. Membuat sediaan hapus darah
a) Letakkan 1 tetes darah EDTA pada 2-3 mm dari ujung kaca objek. Letakkan kaca
0
penghapus dengan sudut 30-45 terhadap kaca objek didepan tetes darah.
b) Tarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetes darah, tunggu
sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
c) Dengan gerakan yang mantap, doronglah kaca penghapus sehingga terbentuk
hapusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek dan hapusan darah harus
berbentuk lidah api.
d) Biarkan hapusan mengering di udara. Tuliskan identitas pasien pada bagian
tebal hapusan dengan pensil.
Hemostatis 175
Sediaan apus darah yang baik adalah sediaan dengan panjang ½ - 2/3 panjang
kaca objek, terdapat bagian tipis dimana sel darah tidak saling bertumpuk dan
tidak saling terpisah jauh, sediaan tidak bergaris dan berlubang-lubang.
Gambar 93.pembuatan sediaan apus darah
Gambar 94.Hasil sediaan apus darah yang baik.
Sediaan apus darah yang tidak layak digunakan antara lain; bergaris, dapat disebabkan
karena ujung kaca penggeser yang tidak rata (gambar A), mendorong kaca penggeser
dengan ragu-ragu (gambar B), mendorong kaca penggeser terlalu cepat (gambar C),
tetes darah terlalu sedikit (gambar D),
176 Hemostatis
Tetes darah belum menyebar keseluruh tepi kaca penggeser (gambar E), kaca objek
kotor, berlemak, atau dikarenakan sampel darah dengan kadar lipid yang tinggi (gambar
F), tekanan kaca penggeser yang tidak rata/seimbang (gambar G) dan pembuatan SAD
tertunda sehingga tetes darah sudah mulai mengering (gambar H).
Gambar 8.9. SAD yang tidak layak digunakan
2. Cara mewarnai sediaan apusan darah
a) Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan
b) Fiksasi sediaan apus darah dengan methanol absolute selama 2 – 3 menit.
Hemostatis 177
Gambar 95.Fiksasi sediaan dengan methanol absolut
c) Genangi sediaan hapus darah dengan zat warna Giemsa, biarkan selama 20 -30
menit.
Gambar 96.Sediaan digenangi zat warna Giemsa
d) Bilas dengan air mengalir.
e) Keringkan di udara
3. Cara pemeriksaan hitung trombosit dan pelaporan
Cara hitung jumlah sel eritrosit :
a) Larutan pengencer/reagensia Hayem dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 1990μL.
b) Darah sampel dimasukkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 10μL, lalu
dihomogenisasi selama 1-2 menit.
c) Campuran tersebut dimasukkan ke dalam bilik hitung (satu aliran).
d) Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu selama 1-2 menit agar sel
yang dimasukkan kedalam bilik hitung statis, tidak bergerak.
e) Sel eritrosit dihitung pada 5 kotak kecil di bagian tengah bilik hitung dengan
2
luas 1/5 mm menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40 x.
178 Hemostatis
Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”.
Ketentuan “kiri atas” adalah trombosit yang menyinggung garis batas sebelah
kiri dan batas atas dihitung, sedangkan trombosit yang menyinggung garis
batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
f) Jumlah sel eritrosit yang ditemukan dikalikan dengan faktor pengenceran,
kemudian hasil perhitungan dilaporkan sebagai jumlah sel eritrosit sampel.
Penghitungan :
3
Untuk menentukan jumlah sel eritrosit / µL darah atau / mm darah, maka faktor
penghitungan harus ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah sel eritrosit / µL darah = jumlah sel eritrosit yang dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
Pengenceran sampel (P) :
P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut
= 1990 µL + 10 µL = 200
10 µL
Volume bilik hitung (V) :
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1/5 mm x 1/5 mm x 5 kotak) X 1 mm = 1 mm 3
10 50
Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 200 = 10.000
1/50
Pemeriksaan hitung trombosit dan pelaporannya :
a) Hitung dahulu jumlah eritrosit secara manual dengan bilik hitung
Hemostatis 179
b) Letakkan SAD pada meja mikroskop lalu cari lapang pandang yang baik (sel-sel
darah tidak menggumpal dan tidak saling berjauhan) menggunakan perbesaran
100x.
c) Letakkan 1 tetes minyak imersi pada bagian lapang pandang lalu geser lensa
objektif ke perbesaran 1000x (lensa objektif 100x)
d) Trombosit dihitung per 1000 eritrosit pada pada perbesaran 1000x
e) Jumlah trombosit per µL darah dihitung dengan melakukan perhitungan
sebagai berikut :
Jumlah trombosit per µL : Jumlah trombosit SAD X Jumlah eritrosit per µL darah
Jumlah eritrosit SAD
Jumlah sel eritrosit / µL darah = N X 10.000
Gambar 97. Daerah baca pada SAD dilihat secara makroskopis
Gambar 98.Trombosit pada SAD
180 Hemostatis
E. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT CARATIDAK
LANGSUNG
Jumlah trombosit di dalam darah dinyatakan normal jika berjumlah 150.000-450.000
trombosit /µL darah. Jumlah kurang dari 150.000 trombosit /µL darah disebut dengan
trombositopenia, sedangkan jumlah lebih dari 450.000 trombosit /µL darah disebut dengan
trombositosis.
F. FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
HITUNG TROMBOSIT CARA TIDAK LANGSUNG
Pada pemeriksaan hitung trombosit cara tidak langsung sangat dipengaruhi oleh
pengerjaan tahap pra analitik, analitik dan paska analitik. Pada tahap pra analitik perlu
diperhatikan kaca objek yang yang digunakan. Kaca objek harus yang bersih dan bebas dari
lemak. Kaca objek yang kotor dan berlemak, dapat menyebabkan apusan darah yang dibuat
menjadi tidak rata dan berlubang, sehingga akan mengurangi daerah baca dan sebaran sel
menjadi tidak merata. Penggunaan larutan pewarnaan perlu diperhatikan masa kadarluarsa,,
kebersihan serta konsentrasi larutan yang dapat mewarnai sel secara maksimal. Pewarna yang
kotor juga dapat mengganggu pemeriksaan karena dapat menyebabkan adanya kotoran pada
apusan, sebaiknya larutan pewarnaan disaring terlebih dahulu sebelum digunakan.
Konsentrasi pewarna yang dapat mewarnai maksimal perlu diuji terlebih dahulu sebelum
digunakan. Walaupun kit insert reagensia telah menjelaskan konsentrasi pengenceran yang
harus dilakukan, akan tetapi kemampuan reagensia akan dapat menurun sejalan dengan masa
penyimpanan dikarenakan suhu penyimpanan reagensia. Pewarna yang tidak maksimal
mewarnai dapat menyebabkan hasil pewarnaan sel menjadi tidak jelas, sehingga menyulitkan
dalam mengidentifikasi sel-sel pada sediaan apus darah.
Pada tahap analitik, cara membuat apusan darah dapat mempengaruhi hasil. Syarat
apusan darah yang layak digunakan adalah memiliki panjang sediaan 2/3 kaca objek, apusan
darah tidak bergaris dan tidak berlubang serta memiliki daerah baca. Apusan darah yang baik
didapat dengan menentukan sudut apusan yang baik ketika membuat sediaan. Pada
pembuatan apusan, ketika tetes darah cukup banyak, maka sudut kaca penghapus diperkecil,
sehingga menyebabkan geseran apusan menjadi lebih panjang, dimana hal tersebut membuat
sebaran sel menjadi baik. Sudut kaca penghapus yang besar dapat menyebabkan apusan
darah menjadi pendek. Selain cara pembuatan apusan, cara mewarnai sediaan juga
mempengaruhi, dimana pewarnaan harus dilakukan sesuai prosedur. Pemilihan daerah baca
sangat menentukan hasil pemeriksaan. Daerah baca dilihat secara mikroskopis, dimana sel-sel
darah tersebar rata dan tidak saling menumpuk. Pengenalan trombosit secara mikroskopis
sangat mempengaruhi hitung trombosit, karena jika tidak mengenali sel trombosit maka akan
Hemostatis 181
terjadi kesalahan perhitungan. Penulisan hasil pada tahap paska analitik harus diperhatikan
agar tidak terjadi kesalahan pelaporan hasil.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan prosedur hitung jumlah trombosit cara tidak langsung
2) Jelaskan syarat SAD yang layak untuk diwarnai untuk pemeriksaan hitung jumlah sel
trombosit cara tidak langsung
3) Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pada hitung jumlah trombosit cara
tidak langsung ...
Ringkasan
1. Hitung jumlah sel trombosit dapat dilakukan menggunakan metode tidak langsung,
dengan menghitung sel trombosit per 1000 sel eritrosit pada sediaan apus darah lalu
3
dibandingkan dengan jumlah eritrosit dalam 1mm darah.
2. Sediaan apus darah yang layak digunakan adalah SAD dengan panjang sediaan ½ - 2/3
panjang kaca objek, tidak bergaris, tidak berlubang dan memiliki daerah yang cukup tipis
untuk membaca apusan secara mikroskopis.
3. Hitung jumlah trombosit cara tidak langsung perlu memperhatikan kebersihan alat yang
akan digunakan, kualitas pewarnaan, tehnik membuat sediaan, perhitungan sel serta
pelaporan hasil.
Tes 4
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Pewarnaan yang dapat digunakan untuk mewarnai SAD adalah ...
A. Hayem
B. Rees Ecker
C. Amonium oxalat
D. New methilen blue
E. Giemsa
182 Hemostatis
2) Kaca objek yang berlemak dapat menyebabkan sediaan tampak ...
A. Bergaris
B. Berlubang
C. Pendek
D. Terputus-putus
E. Tebal
3) Pada hitung jumlah trombosit cara tidak langsung dilakukan perhitungan sel eritrosit /
μL. Pada hitung sel eritrosit tersebut, digunakan reagensia ...
A. Hayem
B. Rees Ecker
C. Amonium oxalat
D. New methilen blue
E. Giemsa
Hemostatis 183
Topik 5
Pemeriksaan Hitung Trombosit
Menggunakan Alat Otomatisasi
A. PRINSIP PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT MENGGUNAKAN ALAT
OTOMATISASI
1. Metode Impedans
Alat otomatisasi dengan metode impedance, menghitung sel berdasarkan ukuran
sel. Pada metode electrical impedance sel dihitung berdasarkan ukuran sel. Sel
dalam darah akan melewati orifice/celah, dimana sel yang tersebut akan melewati
celah satu persatu dan mengganggu aliran listrik ketika melewati celah. Besar
gangguan aliran listrik sebanding dengan ukuran sel.
2. Metode Flow cytometri
Pengukuran jumlah dan sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan yang melewati
celah sempit, sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat
lewat satu persatu, melewati sinar laser, dimana absorbansi setiap sel akan diukur
dengan melalui beberapa sudut sehingga dapat diketahui granula, diameter sel serta
kompleksitas intra sel .
3. Metode Flouresensi Flowsitometri
Alat otomatisasi metode flouresensi flowsitometri mempunyai prinsip seperti alat
flowsitometri, hanya saja dilakukan penambahan reagensia flowresensi untuk
menghitung sel spesifik. Pewarnaan flowresensi akan menginformasikan rasio inti
sel dan plasma dari setiap sel yang diwarnai, sehingga berguna dalam membedakan
sel trombosit, eritrosit berinti dan retikulosit.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT MENGGUNAKAN ALAT
OTOMATISASI
Tujuan Pemeriksaan Hitung Trombosit menggunakan alat otomatisasi adalah untuk
mengetahui jumlah trombosit per mikroliter darah.
C. ALAT PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT MENGGUNAKAN ALAT
OTOMATISASI
Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung dilakukan dengan menggunakan; alat
otomotatisasi seperti, Sysmex KX-21, Medonix, Sysmex XE-5000, ADVIA 120 dan lain-lain.
Pada penggunaan alat otomatisasi bahan yang diperlukan adalah sampel darah EDTA,
⌂Hemostasis 184
reagensia dari alat otomatisasi tersebut serta bahan control. Bahan kontrol terdiri dari tiga
level, yaitu low, normal dan high. Bahan kontrol low memilikinilai hasil pemeriksaan dibawah
nilai normal, bahan kontrol normal memiliki hasil pemeriksaan di dalam batas nilai normal,
dan bahan kontrol high memiliki hasil pemeriksaan diatas nilai normal. Ketiga kontrol tersebut
harus dikerjakan sebelum sampel dikerjakan untuk memastikan bahwa alat dapat mampu
menghitung sel dalam batas nilai rendah, normal dan tinggi.
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT MENGGUNAKAN ALAT
OTOMATISASI
Pada modul ini akan dijelaskan cara kerja pemeriksaan hitung jumlah trombosit
menggunakan alat Sysmex KX-21.
1. Menyalakan alat
a. Sambungkan kabel power pada stabilisator (stravo).
b. Nyalakan alat ( saklar on/off yang berada pada sisi kanan bawah alat)
c. Alat akan melakukan auto clean sendiri.
d. Secara otomatis alat akan melakukan pemeriksaan latar belakang.
e. Pastikan alat berada pada posisi siap ( ready )
2. Menjalankan bahan control
a. Pastikan alat dalam status Ready, kemudian tekan tombol (Select)
b. Tekan tombol (2) untuk memilih “ 2. Quality Control “
c. Pada layar QC, tekan tombol ( Sample No) untuk memilih nomor file (Control
Level) yang dikehendaki, kemudian tekan tombol ( Enter )
d. Tekan tombol (1) untuk memilih (1. QC Analayze) dan layar Control Analisis
akan tampil.
e. Homogenisasikan bahankontrol yang akan diperiksa dengan baik.
f. Buka tutupnya dan letakkan di bawah Aspirate Probe. Pastikan ujung probe
menyentuh dasar botol darah kontrol agar tidak menghisap udara.
g. Tekan Start Switch untuk memulai proses
h. Tarik botol bahankontrol dari bawah probe setelah terdengar bunyi Beep dua
kali.
i. Setelah hasil tertampil pada layar, tekan tombol (1) untuk menyimpan atau (2)
untuk menolak hasil kontrol tersebut.
j. Tekan (3) untuk memilik (3.Print) agar hasil kontrol tercetak.
3. Melakukan pemeriksaan darah dengan Whole Blood (WB) Mode
a. Pastikan alat dalam status Ready, kemudian tekan tombol (Sample No) untuk
memasukakkan nomor identitas darah sampel, kemudian tekan tombol (Enter).
b. Homogenisasikan darah sampel yang akan diperiksa dengan baik.
Hemostatis 185
c. Buka tutupnya dan letakkan di bawah Aspirate Probe. Pastikan ujung probe
menyentuh dasar botol darah sampel agar tidak menghisap udara.
d. Tekan Start Switch untuk memulai proses
e. Tarik botol darah sampel dari bawah probe setelah terdengar bunyi Beep dua
kali.
f. Hasil akan tertampil pada layar dan secara otomatis tercetak pada kertas
printer.
4. Melakukan pemeriksaan darah dengan Pre-Diluted Mode(digunakan ketika volume
sampel sedikit)
a. Lakukan pengenceran darah sampel dan cairan cellpack dengan perbandingan
1:26, 20 µL darah sampel dilarutkan dengan 500µL cellpack.
b. Pastikan alat dalam status Ready, Jika sistem tidak pada Pre-Diluted Mode tekan
tombol (Mode) untuk mengubah Analysis Mode dan gunakan
tombol(Left/Right) untuk memilih (Pre-Diluted), kemudian tekan tombol
(Enter)
c. Pastikan alat dalam status Ready, kemudian tekan tombol (Sample No) untuk
memasukkan nomor identitas darah sampel, kemudian tekan tombol (Enter).
d. Homogenisasikan darah sampel yang akan diperiksa dengan baik.
e. Buka tutupnya dan letakkan di bawah Aspirate Probe. Pastikan ujung probe
menyentuh dasar botol darah sampel agar tidak menghisap udara.
f. Tekan Start Switch untuk memulai proses
g. Tarik botol darah sampel dari bawah probe setelah terdengar bunyi Beep dua
kali.
h. Hasil akan tertampil pada layar dan secara otomatis tercetak pada kertas
printer
Gambar 99.Sysmex KX-21
186 Hemostasis
E. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT
MENGGUNAKAN ALAT OTOMATISASI
Jumlah trombosit di dalam darah dinyatakan normal jika berjumlah 150.000-
450.000 trombosit / µL darah. Jumlah kurang dari 150.000 trombosit / µL darah disebut
dengan trombositopenia, sedangkan jumlah lebih dari 450.000 trombosit / µL darah disebut
dengan trombositosis.
Pemeriksaan hitung trombosit dapat dilaporkan ketika sebelum pemeriksaan sampel,
bahan kontrol memasuki rentang nilai sesuai kit dan tidak terdapat tanda peringatan pada alat
hematology analyzer. Apabila terjadi ketidaksesuaian pada saat pemeriksaan, alat akan
memberikan peringatan dengan memberikan tanda/flagging. Ketika tanda flagging tampak
pada monitor, maka ATLM harus menindaklanjuti sebelum mengeluarkan hasil. Contoh tanda
flagging pada alat Sysmex KX-21 terkait pemeriksaan hitung jumlah trombosit :
PL : frekuensi relatif dari PLT-LD (platelet lower discriminator) melewati batas
PU : frekuensi relatif dari PLT-UD (platelet upper discriminator) melewati batas
F. FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
HITUNG TROMBOSIT MENGGUNAKAN ALAT OTOMATISASI
Hitung trombosit menggunakan alat otomatisasi sangat dipengaruhi oleh pengerjaan
tahap pra anallitik, analitik dan paska analitik. Pada tahap pra analitik perlu diperhatikan
pengambilan sampel darah yang dengan antikoagulan yang sesuai baik itu jenis maupun
volume. Pengambilan darah sebaiknya tidak terlalu lama yang dapat menyebabkan terjadinya
gumpalan, pemeriksaan harus dilakukan dengan segera atau kurang dari 1 jam dan alat
otomatis yang dipergunakan harus terkalibrasi dan melakukan control yang sesuai.
Pada tahap analitik, pastikan sebelum diperiksa darah dalam keadaan homogen dan
pada saat pemeriksaan probe alat terendam pada darah sampel sehingga tidak ada udara yang
terhisap.Penulisan hasil pada tahap paska analitik harus diperhatikan agar tidak terjadi
kesalahan pelaporan hasil.
Beberapa kondisi klinis pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan pada alat,
seperti pseudotrombositopenia, aggregasi trombosit dan trombosit megalositik dapat
menurunkan jumlah trombosit, sedangkan banyaknya sel mikrositosis dapat meningkatkan
jumlah trombosit.
Hemostatis 187
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan prinsip penghitungan jumlah sel trombosit menggunakan alat otomatisasi
dengan metode Impedance
2) Apa yang anda ketahui tentang bahan kontrol alat hematology analyzer
3) Pada hitung jumlah trombosit menggunakan hematology analyzer, kapan metode pre
dilute digunakan
Ringkasan
1. Hitung jumlah trombosit per μL darah dapat dilakukan menggunakan alat otomatisasi
dengan metode Impedance, flow cytometri dan flouresensi flowsitometri.
2. Hitung jumlah trombosit menggunakan alat otomatisas harus menggunakan bahan
kontrol sebelum melakukan pemeriksaan sampel
3. Pada alat otomatisasi dapat digunakan beberapa metode/mode pemeriksaan, seperti
whole blood dan pre-dilute yang digunakan ketika jumlah sampel darah sedikit.
Tes 5
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Hitung sel trombosit dapat dilakukan menggunakan alat hematology analyzer. Ketika
perhitungan sel dilakukan berdasarkan ukuran sel, maka alat tersebut bekerja dengan
prinsip ..
A. Impedance
B. Flow cytometri
C. Flowresensi flowcytometri
D. Absorbansi
E. Otomatisasi
188 Hemostasis
2) Untuk memastikan alat dapat melakukan pemeriksaan dengan baik, sebelum melakukan
pemeriksaan hitung sel trombosit menggunakan alat hematology analyzer, seharusnya
dilakukan ...
A. Auto clean
B. Bacground check
C. Pemeriksaan bahan kontrol
D. Mengencerkan sampel dengan diluent
E. Aspirate sampel
3) Beberapa kondisi klinis dapat mempengaruhi hasil hitung jumlah trombosit
menggunakan alat otomatisasi, keadaan yang dapat menyebabkan hasil trombositosis
adalah ...
A. Pseudotrombositopenia
B. Sel mikrositik
C. Giant trombosit
D. Trombosit megaloblastik
E. Aggregasi trombosit
Hemostatis 189
Topik 6
Pemeriksaan Agregasi Trombosit
A. PRINSIP PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
Pemeriksaan agregasi tombosit dilakukan menggunakan metoda turbidimetrik menurut
Born yang didasarkan pada perubahan transmisi cahaya. Sebelum penambahan platelet
agonist (agregator), transmisi cahaya yang melalui PRP rendah karena trombosit masih
tersuspensi dalam PRP. Setelah penambahan agonist maka trombosit akan mengalami
agregasi kemudian agregat trombosit akan mengendap, sehingga plasma menjadi jernih dan
akhirnya transmisi cahaya meningkat.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
Untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit
C. ALAT PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
Pada modul ini diinformasikan pemeriksaan aggregasi trombosit menggunakan alat
Chrono-log. Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini antara lain : Agregometer Chrono-Log
model 490, kuvet dan stir bar,Tabung sitrat berisi 1 mL Na-sitrat 3,2%, Sentrifuge swing rotor,
Pipet volumetrik 5 mL, Cup Eppendorf 500 mL, mikropipet 500 µL, mikropipet adjustable 10-
100 mL, Stopwatch.
Reagensia yang dipergunakan adalah larutan salin (NaCl 0,9%) steril non pirogen dengan
osmolaritas 308 mOsm/L (Otsuka), Reagen komersial yang mengandung 2,5 mg ADP
lyophilized (Chrono-Par & Chrono-Lume) yang dilarutkan dengan 5 mL larutan saline sehingga
konsentrasinya menjadi 10 mM, kemudian dibagi masing-masing berisi 40 mL larutan ADP
pada cup Eppendorf.
Gambar 100.Agregometer Chrono-Log
190 Hemostasis
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
1. Pembuatan Platelet Rich Plasma (RPP) dan Platelet poor Plasma (PPP)
Sebanyak 9,0 ml darah dimasukkan kedalam tabung sitrat yang berisi 1 mL Na
sitrat 3.2%. Pembuatan PRP dilakukan dengan mensentrifugasi darah dengan
kecepatan 1000 rpm selama 15 menit atau 100 g selama 15 menit. Plasma yang
diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam tabung plastik. Jumlah
trombosit PRP harus 200.000-300.000/ µL. Jika jumlah trombosit <100.000/µL
sulit untuk melakukan setting optical baseline.
Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya, disentrifus lagi
3500 rpm selama 15 menit atau 2400 g selama 20 menit. Plasma yang diperoleh
adalah PPP. Kemudian dimasukkan 500 µL kedalam kuvet pemeriksaan.
Pemeriksaan
a. Nyalakan alat, tunggu sampai suhu incubation wells pada alat mencapai
0
suhu 37 C. Nyalakan komputer, ketik data pasien.
b. Siapkan PRP dan PPP. Masukkan 5 kuvet kedalam lubang incubation
wells, 4 kuvet diisi dengan PRP sebanyak 500 µL dan 1 kuvet sebagai
blanko diisi dengan PPP sebanyak 500 µL.
c. 4 kuvet yang berisi 500 µL PRP dimasukkan sebutir magnet yang
berfungsi sebagai pengaduk.
0
d. Kelima kuvet tersebut diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37 C.
e. Satu kuvet yang berisi PPP dan stir bar dipindahkan ke lubang optical
chamber, kemudian PPP set switch ditekan ke angka 1.
f. 4 kuvet yang berisi PRP secara berurutan dimasukkan ke lubang optical
chamber PRP kemudian tombol stirrer dijalankan.
0
g. Inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3 menit pada suhu 37 C.
h. Buat garis baseline untuk menentukan batas atas dan bawah pada trace
1,2,3 dan 4 pada agregometer.
i. Siapkan reagen ADP kemudian masukkan larutan ADP berbagai
konsentrasi sebagai berikut :
Tabung PRP 500 µL (Trace 1) ADP, Konsentrasi 10 µM 5 µL
Tabung PRP 500 µL (Trace 2) ADP, Konsentrasi 5 µM 5 µL
Tabung PRP 500 µL (Trace 3) ADP, Konsentrasi 2 µM 5 µL
Tabung PRP 500 µL (Trace 4) ADP, Konsentrasi 1 µM 5 µL
j. Biarkan grafik berjalan selama 13 menit
k. Hasil agregasi akan tampak pada layar secara otomatis dinyatakan dalam
persen.
Hemostatis 191
E. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
ADP 1,2,5 dan 10 µM berturut-turut : 3-15%, 11 – 36%, 25 – 68% dan 49 – 84%
F. FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
AGREGASI TROMBOSIT
Faktor-faktor teknis yang perlu diperhatikan agar pada tes agregasi trombosit
didapatkan hasil yang sesuai karena bila diabaikan menghambat pembentukan transmisi
cahaya antara lain : darah diambil dalam keadaan puasa 10 – 12 jam, tabung yang digunakan
terbuat dari bahan plastik atau gelas belapis silikon, pemeriksaan harus dikerjakan dalam
waktu kurang dari 3 jam setelah pengambilan darah, jumlah trombosit normal, Plasma tidak
hemolisis dan keruh serta kadar trigliserida normal.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan prinsip pemeriksaan agregasi trombosit
2) Apakah fungsi pemeriksaan agregasi trombosit
3) Sebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan agregasi trombosit
Ringkasan
1. Untuk mengetahui fungsi trombosit dapat dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit.
2. Pemeriksaan agregasi tombosit dilakukan menggunakan metoda turbidimetrik menurut
Born yang didasarkan pada perubahan transmisi cahaya.
3. Untuk mengurangi kesalahan hasil maka perlu diperhatikan waktu pengambilan darah,
kondisi pasien, bahan dan alat yang digunakan, serta kondisi plasma.
192 Hemostasis
Tes 6
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Untuk membuat PPP, sampel darah disentrifugasi dengan kecepatan ... rpm
A. 500
B. 1000
C. 1500
D. 2000
E. 2500
2) Jenis sentrifuge yang digunaka untuk membuat PPP dan PRP adalah ...
A. Micro rotor
B. Swing out rotor
C. Fixed angle rotor
D. Drum rotor
E. Winshield rotor
3) Pemeriksaan aggregasi trombosit dilakukan dengan menambahkan reagensia berupa..
A. Platelet agonist
B. PPP
C. PRP
D. Platelet
E. Plasma
Hemostatis 193