The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by chan.hamdani, 2023-06-25 00:45:01

Resume Modul 3.1 Guru Penggerak

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Keywords: Modul 3.1 Nilai Nilai Kebajikan

HAMDANI SD NEGERI 106162 MEDAN ESTATE Salan & Bahagia C A L O N G U R U P E N G G E R A K A N G K A T A N 7 FASILITATOR BAPAK TAUFIQ PENGAJAR PRAKTIK IBU PUSPA PESERTA CGP HAMDANI


Table of Conten 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Table of Conten 3.1.a.6 Demonstrasi Kontekstual 3.1.a.4 Eksplorasi Konsep 3.1.a.5 Ruang Kolaborasi 3.1.a.3 Mulai Dari Diri 4 18 50 71 102 Link Youtube, PMM dan Google Drive 139


4


PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN UPT SPF SDN 106162 MEDAN ESTATE Modul 3.1.a.3 Mulai Dari Diri H A M D A N I


PERTANYAAAN PEMANTIK Nadiem Makarim, 2020 chan_hamdani.com chan.hamdani Beban dan Amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua proritas yang terpenting. Tugas saya dalam Pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang -kadang belum tentu itu yang terbaik dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?


Menurut Bapak dan Ibu, kira-kira apa maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut? Seorang pemimpin bertugas untuk melakukan yang terbaik Mampu mengimbangi semua prioritas Menyadari bahwa keinginan pribadi belum tentu menjadi terbaik untuk orang lain Selalu siap untuk menerima kritik dalam setiap kebijakan dan keputusan yang diambil Berpikir tentang sebab akibat sebelum mengambil keputusan, sehingga keputusan bisa berdampak pada peningkatan pembelajaran murid Maksud dari kutipan tersebut adalah untuk mengajak setiap pemimpin merefleksi diri untuk menyadari hal-hal berikut : 1. 2. 3. 4. 5.


1.Pernahkah dalam pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain? Pernah 2.Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Ketika mengambil keputusan terhadap anak yang kerap tidak mengerjakan tugas dan selalu malas belajar karena kelelahan dengan alasan lupa karena kesibukkannya membantu orang tuanya di rumah dikarenakan ada adiknya yang masih kecil dan orang tuanya berkerja jualan di pasar sehingga anak ini menjaga adiknya di rumah. Pertanyaan Pemantik – Survey Pengetahuan Awal


3. Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Pemikiran tentang benar salah, aturan tata tertib, kondisi murid 4.Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu, dan menanyakan diri sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, serta timbul pikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, “Apakah ini sesuai peraturan? Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam kondisi seperti ini? Pernah, saya berpikir apakah ini keputusan saya sudah tepat, apakah adil untuk murid, apakah sesuai dengan peratura.? Pertanyaan Pemantik – Survey Pengetahuan Awal


Apa yang Anda lakukan selama ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Pernahkah Anda berhenti sejenak dan berpikir, apa yang selama ini Anda lakukan telah sesuai prinsip atau nilai kebajikan yang Anda yakini, atau adakah suatu kecenderungan yang biasa Anda lakukan pada saat mengambil suatu keputusan penting? Pemimpin pembelajaran saya kerap dihadapikan pada permasalahan murid yang mengharuskan saya mengambil keputusan. Misalnya Ketika mengambil keputusan terhadap anak yang kerap tidak mengerjakan tugas dengan alasan membantu orang tuanya ataupun tanpa alasan dalam artian dia sengaja melakukan Pernah, namun pikiran itu hanya sekilas saja dan meyakini bahwa keputusan yang saya ambil sudah benar. Ada kecendrungan dalam saya mengambil keputusan, yang saya ambil sudah benar. Ada kecenderungan dalam saya mengambil keputusan, misalnya apakah ini adil untuk murid?, namun aturan juga harus tetap dijalankan Cobalah Anda renungkan dan amati, praktik penerapan pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan dilematis selama ini seperti apa?


Adakah kepentingan suatu golongan yang Anda prioritaskan, kelompok yang mana, mengapa? Lebih sering murid itu sendiri yang menjadi priotas, misal dalam pembelajaran, kerap memilih membiarkan murid itu tidak mengerjakan tugas, karena jika dipaksakan akan semakin mempersulitnya dan menurunkan motivasi belajaranya Cobalah Anda renungkan dan amati, praktik penerapan pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan dilematis selama ini seperti apa?


Sebelum saya mengambil keputusan untuk menerima atau tidak buku dari penerbit Y, saya sebagai kepala sekolah baru akan membicarakannya terlebih dahulu Bersama wakasek, tentang bagaimana prosedur pemesanan buku, bila yang dikatakan wakasek sama dengan yang dikatakan penerbit Y, maka memang penerbit tersebut sudah menjadi langganan. Adapun terkait komisi, komisi tersebut akan diterima secara terbuka dan digunakan untuk kepentingan sekolah. Jika pihak manajemen memanggil, saya akan mengatakan sebagaimana yang terjadi di masa saya, Adapun prosedur di masa lalu, bukan menjadi wewenang saya untuk menceritakan kepada pihak manajemen. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan? Study Kasus


Di lingkungan sekolah saya menjunjung tinggi kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, tanggungjawab, disiplin, gotong royong, dan budaya musyawarah. Saya, teman sejawat, kepala sekolah, dan seluruh komunitas sekolah berupaya untuk menumbuhkan nilai-nilai ini dalam diri kami masing-masing dengan tujuan untuk membentuk budaya positif di sekolah sekaligus memberikan teladan nilai-nilai kebaikan untuk murid. Nilai-nilai ini menjadi rambu-rambu bagi kami dalam bersikap termasuk dalam mengambil keputusan yang diupayakan untuk berpihak kepada murid Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan? Pertanyaan 1


Pernah, Ketika mengikutkan murid-murid dalam sebuah kegiatan Big Projeck yang diharuskan dikerjakan di rumah secara berkelompok, aturan pengerjaan dilarang orang tua atau siapapun yang membantu dalam kegiatan Big Projek tersebut. Kadang ada orang tua bercerita dengan orang tua yang lainnya bahwa pengerjaan Big Projek nya ada bantuan di dalamnya sehingga murid-murid kelompok yang lain terdengar dan menyatakan keberatan kepada gurunya bahwa kerja Big Projek kelompok tersebut dikerjakan oleh orang tuanya. Saya sebagai seorang guru sempat berpikir untuk mengambil keputusan murid-murid, namun setelah saya berfikir-fikir itu bukan tindakan yang benar, karena hal tersebut justru mengajarkan murid-murid untuk tidak bersikap jujur. Jika belum bisa muridmurid melakukan itu pasti kedepannya mereka akan dapat melakukan dan mengerjakan secara mandiri Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa? Pertanyaan 2


Pernah, karena keputusan tersebut melibatkan kepentingan dua pihak yakni, seperti kepentingan satu murid dengan kepentingan murid yang lain. Saat saya memutuskan untuk membiarkan anak yang tidak mengerjakan tugas dengan alasan lupa/tidak bisa, ataupun sebaliknya, saya memberi konsekuensi seperti yang disepakari awal. Saat saya mengambil keputusan untuk membiarkan, saya khawatir dia akan semakin lalai dan membuat anak yang lain ikut tidak mengerjakan, sebaliknya saat saya memberinya konsekuensi, saya kadang merasa kasihan dan juga khawatir akan semakin membuat lalai. Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu? Pertanyaan 3


Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Pertanyaan : Bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat dengan basis pemimpin pembelajaran? Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan? Bagiamana cara mengambil keputusan sehingga bisa merangkul kepentingan semua pihak? Tantangan adalah bagaimana keputusan itu bisa diterima dan dijalankan dengan senang hati oleh semua pihak, keputusan yang adil dan tidak merugikan pihak manapun, keputusan yang tetap menciptakan suasana kolaboratif dalam sebuah lingkungan. Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Pertanyaan 4


Harapan saya bisa memahami konsep dan prektik Pengambilan Keputusan Berbasis Pimpinan Pembelajaran. Saya ingin mencapai tujuan pembelajaran yakni mampu melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, mampu memahami dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan, mampu menerapkan strategi pengambilan keputusan untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan koflik kepentingan Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3.1 - Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3.1 ini? Pertanyaan 5


18


PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI – NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN UPT SPF SDN 106162 MEDAN ESTATE Modul 3.1.a.4 Ekplorasi Konsep H A M D A N I


Tujuan Pembelajaran Khusus CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral. CGP dapat menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilainilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.


ada abad ke 21, di mana masyarakat semakin menjadi beragam secara demografi, maka pendidik akan lebih lagi perlu mengembangkan, membina, dan memimpin sekolahsekolah yang toleran dan demokratis. Kami meyakini bahwa, melalui pembelajaran tentang etika, pemimpinpemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap dalam mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman (Ethical Leadership and Decision Making in Education, Shapiro, J.P., Stefkovich, J.A, New York, 2016, hal. 4) 2.1 Sekolah sebagai Institusi Moral


1Etika Sangat penting, etika merupakan landasan bagi pendidik dalam bersikap, berinteraksi ataupun berelasi dengan komunitas sekolah terutama dengan peserta didik sehingga menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. 1. Bagaimana pentingnya seorang pendidik mempelajari ilmu tentang etika? 2. Mengapa memahami etika atau nilai-nilai kebajikan yang terkandung di dalamnya, semakin diperlukan dalam dunia yang semakin beragam; hal ini berkaitan dengan sekolah sebagai ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya? Etika atau nilai-nilai kebajikan dibutuhkan untuk menghadapi keragaman itu, sehingga kepentingan semua pihak bisa terakomodir, terutama kepentingan murid


1.Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral 2.Dilema etika adalah situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Lanjutan


Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.. Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain. Prinsip – Prinsip Etika


Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les. PERTANYAAN PEMANTIK


Memanggil guru tersebut, mengajaknya berkomunikasi dengan percakapan coaching untuk menemukan solusi terbaik, minat, dan cita-cita. Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan? Nilai Keadilan, kejujuran dengan nilai belas kasihan, empati, simpati


Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dan keputusan yang diambil 2.2 BUJUKAN MORAL DAN DILEMA ETIKA


Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini? Situasi 1 : tetap memberikan konsekuensi kepada Reyhan atas perbuatannya agar kelak dia tidak mengulang kesalahan yang sama dan memegang nilai kejujuran, kemudian mengupayakan untuk tidak sampai membuatnya gagal menerima beasiswa, mengkomunikasikan hal tersebut kepada Pak Didi, bahwa Reyhan memang pantas diberikan konsekuensi, namun ia juga berhak untuk menerima beasiswa atas prestasiprestasinya yang lain. Situasi 2 : jika saya Pak Doni, saya akan menolak permintaan guru-guru untuk makanmakan setelah program pelatihan selesai dan bendahara harus membuat kwitansi palsu karena ini Tindakan yang benar, jika saya menerima permintaan tersebut maka saya telah berbuat salah. Kalua memang harus makan-makan, bisa patungan untuk membayar sendiri, atau saya sebagai Pak Doni akan mentraktir mereka bila kebetulan saya punya uang cukup, kalau tidak patungan bayar masing-masing. 1. 2. Situasi manakah yang lebih menantang bagi Anda untuk mengambil keputusan? Mengapa? Situasi 1 karena terdapat nilai-nilai kebenaran yang saling bertentangan, yakni keadilan dengan rasa belas kasihan Pertanyaan Pemantik


Ketika Murid mengerjakan tugas Big Projeknya dikerjakan di rumah Bersama teman satu kelompoknya dengan catatan tidak diperbolehkan orang tua untuk ikut kerja dalam menyelesaikan Big Projeknya. Namun pada prakteknya ada, ada orang tua bercerita dari kelompok yang berbeda bercerita bahwa ada kelompok yang orang tuanya ikut dalam mengerjakan Big Projek anaknya di rumah. Saya sebagai guru sempat terpikir untuk mengambil keputusan untuk memanggil orang tua yang membantu anaknya dalam menyelesaikan Big Projek tersebut. Bahwa saya sebagai guru memberikan pemberitahuan bahwa yang dilakukan Orang tuanya tidaklah benar bahwa itu akan merusak kemandirian anak, serta kejujuran yang telah ditanamkan akan memudar dengan seiring waktu dengan kebiasaan yang telah dilakukan. Situasi tersbut adalah situasi Bujuk Moral, karena ini adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Benar saat orang tuanya saya beritahu untuk tidak membatu anaknya dalam menyelesaikan Big Projek kelompok (nilai kejujuran dan keadilan) dan salah Ketika orang tua ikut memabantu kerja kelompok anaknya (tidak jujur dan tidak adil untuk peserta lain) Tugas Mandiri


Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan dating Empat Paradigma Dilema Etika


Ibu Dini adalah kepala sekolah SMA Insan Gemilang. Ia seorang kepala sekolah yang cerdas, berbakat, dan juga inovatif. Ia juga memiliki pembawaan yang supel dan menyenangkan. Setiap pagi bu Dini akan meluangkan waktu untuk berjalan berkeliling sekolah, mengunjungi kelaskelas, menyapa guru-guru, dan mendengarkan cerita mereka dan memberi mereka semangat. Murid-murid dan guru-guru akrab dengan Bu Dini. Anggota komunitas sekolah memiliki hubungan yang positif dengannya, dan mereka menaruh kepercayaan yang tinggi padanya. Selain sebagai seorang kepala sekolah, Ibu Dini juga seorang wirausahawan yang sukses dalam bidang kuliner. Selama ini ia dapat membagi waktunya dengan baik. Ia tidak pernah mencampuradukkan urusan pekerjaannya di sekolah dengan bisnisnya. Kasus 1


Semakin lama bisnis kuliner Ibu Dini berkembang pesat. Bisnisnya mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai UKM berprestasi dan Ibu Dini mendapat hadiah berupa pelatihan bisnis selama 3 bulan di bawah bimbingan mentor-mentor pebisnis yang sukses. Ini artinya Ibu Dini harus meninggalkan sekolahnya selama 3 bulan karena lokasi pelatihan di luar kota. Padahal baru-baru ini ia banyak mendapat laporan bahwa sedang banyak terjadi permasalahan di SMA Insan Gemilang, sekolah yang ia pimpin. Guru-guru mulai menurun motivasi kerjanya, siswa-siswa banyak yang melanggar peraturan, dan orangtua murid yang mengeluh karena menurunnya kualitas pendidikan di SMA Insan Gemilang. Bila ia mengikuti program pelatihan bisnis itu, artinya ia harus meninggalkan sekolah lagi selama 3 bulan di tengah kondisi sekolah yang sedang membutuhkan kehadirannya. Di sisi lain ia sangat ingin mengikuti program tersebut karena ia yakin akan mendapat banyak ilmu untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Ada dilema antara kepentingannya sebagai individu dan kepentingan orang banyak yaitu warga sekolah di sini. Manakah yang sebaiknya ia pilih? Kasus 1 Lanjutan


Siapa yang menghadapi dilema? Ibu Dini Apakah dua kebenaran yang ada? Adalah benar jika tokoh tersebut tidak mengikuti pelatihan bisnis selama 3 bulan ·Karena meninggalkan tugas sebagai kepala sekolah Tapi benar juga jika dia mengikuti pelatihan bisnis selama 3 bulan Karena akan mendapat banyak ilmu untuk bisnisnya Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini? Individu lawan kelompok Dilema mengikuti keinginan pribadinya mengikuti pelatihan lawan kepentingan kelompok di sekolah yang membutuhkan kehadirannya Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa? Dapat, jangka pendek lawan jangka Panjang. Karena dalam jangka pendek ia mungkin telah meninggalkan tugasnya, namun dalam jangka Panjang ia akan menjadi pembisnis yang semakin hebat


Hari ini murid-murid kelas 8 di SMP Pelita senang sekali karena mereka akan melakukan studi lapangan ke Taman Safari Cisarua Bogor sebagai bagian dari pelajaran Biologi. Untuk mengikuti studi lapangan ini, setiap murid harus membayar biaya ekstra. Ada 3 murid yang belum membayar oleh karena itu mereka tidak akan mengikuti studi lapangan ini, salah satunya adalah Danang, seorang murid yang sangat cerdas, suka belajar Biologi, dan bercita-cita menjadi seorang dokter hewan. Murid-murid yang tidak bisa mengikuti studi lapangan sudah diberikan tugas pengganti oleh guru Biologi, yaitu mengamati hewan dan perilakunya, yang secara substansi sama dengan tugas yang dilakukan murid-murid lain yang berstudi lapangan ke Taman Safari. Ketika murid-murid sedang sibuk mempersiapkan diri untuk naik ke dalam bus pariwisata yang akan membawa mereka ke Taman Safari, Ibu Dita, guru Biologi sekaligus ketua panitia studi lapangan ini, melihat Danang datang ke sekolah bersama orangtuanya. Danang membawa ransel dan terlihat siap untuk bergabung dalam kegiatan ini. Orangtua Danang mengatakan pada Ibu Dita bahwa anaknya sangat ingin mengikuti kegiatan ini, dan memohon agar Danang diperbolehkan mengikutinya dan mereka berjanji akan membayar dengan cara mencicil. Ibu Dita bingung sekali dengan situasi tersebut. Akhirnya Ibu Dita pun mengajak orang tua Danang untuk bertemu dengan kepala sekolah, Pak Pandu. Bila Anda berada dalam posisi Pak Pandu, apa yang akan Anda lakukan? Menurut peraturan, Danang tidak bisa mengikuti program studi lapangan karena belum membayar biayanya, namun Pak Pandu sadar betul, kalau ia menerapkan peraturan itu, Danang akan sedih dan kecewa, karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan, namun bila Pak Pandu memperbolehkan, bagaimana dengan murid lain yang juga belum membayar dan memutuskan untuk tidak ikut? Kasus 2


Siapa yang menghadapi dilema? Pak Pandu Apakah dua kebenaran yang ada? Adalah benar jika tokoh tersebut ·mengikuti Danang dalam program studi lapangan ·Karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan Tapi benar juga jika dia tidak mengikutkan Danang dalam program studi lapangan Karena Danang belum membayar biayanya dan kasihan teman lain yang tidak bisa ikut karena belum bayar Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini? Rasa Keadilan lawan rasa kasihan Dilema bersikap adil dengan tidak mengikuti Danang lawan rasa kasihan jika tidak diikutkan Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa? Dapat, individu lawan kelompok. Karena berkaitan antara kepentingan Danang dengan kepentingan teman yang lain


Anda adalah seorang kepala sekolah di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) swasta. Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia menguasai bidang yang diajarkan, dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid-murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas. Beberapa kali Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka. Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai rapor murid. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan studi wisata kelas 7 ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan murid-murid dan orang tua murid pada Pak Doddy, menegurnya atas tindakan memanipulasi laporan keuangan, dan membimbingnya untuk memperbaikinya, namun tidak terdapat perbaikan apa-apa. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy. Kasus 3


Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas. Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi formulir dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Sekolah tersebut adalah sekolah yang baik, dan posisi yang dituju adalah posisi yang strategis. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi formulir tersebut dengan apa adanya, atau akan Anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa pertimbangan Anda ketika melakukan hal tersebut? Kasus 3 Lanjutan


Siapa yang menghadapi dilema? Kepala Sekolah Apakah dua kebenaran yang ada? Adalah benar jika tokoh tersebut mengisi formulir degan sebenar-benarnya Karena sesuai dengan kebenaran yang ada Tapi benar juga jika tidak buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi Karena Dapat membantu Pak Dody untuk diterima kerja Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini? Kebenaran lawan kesetiaan Dilema kebenaran dengan mengisi formulir dengan sebenar-benarnya lawan kesetiaan pada komitmen Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa? Dapat, Rasa Kedilan lawan rasa kasihan. Karena berlaku dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih saying


SMA Permata adalah sekolah swasta berlokasi di Jakarta dengan banyak prestasi yang membanggakan. Setiap tahunnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah selalu tinggi. Hal ini tidak terlepas dari peran yayasan yang menaungi sekolah tersebut yang selalu memperhatikan kepentingan para guru-guru sekolah tersebut. Tahun ini, seperti biasa yayasan akan mengadakan rapat kerja dimana para kepala sekolah harus melaporkan kegiatan tahun ajaran yang telah berjalan dan mempresentasikan rencana kegiatan dan anggaran sekolah untuk tahun ajaran depan. Bapak Zulkarnain, sebagai kepala sekolah mengajukan dua program untuk para guru yaitu program pelatihan guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan program outbound team building guru ke Puncak, Ciawi. Namun ketua yayasan meminta Bapak Zulkarnain untuk memilih salah satu program saja, tidak bisa dua-duanya karena anggaran tahun depan juga akan dialokasikan untuk pembangunan gedung perpustakaan yang baru, mengingat perpustakaan yang lama sudah tidak memadai untuk jumlah murid yang semakin bertambah. Kasus 4


Pak Zulkarnain menjadi bimbang, di satu sisi program pelatihan ini sangat dibutuhkan guruguru. Dalam jangka panjang guru-guru mau tidak mau harus harus terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang interaktif, menarik, dan bermakna bagi murid-murid. Dari hasil supervisi akademik yang dilakukan Pak Zulkarnain dan tim bidang akademik, sebagian besar guru-guru belum terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Namun Pak Zulkarnain juga memahami, setelah hampir 2 tahun masa pandemi dan pembelajaran dilakukan secara daring, ditinjau dari aspek sosial dan emosional, para guru membutuhkan program outbound ini untuk memperkuat ikatan emosi dan sosial antar mereka agar dapat kembali bekerja sama dalam sebuah tim dengan baik, serta bersemangat kembali ke sekolah menyambut murid-murid belajar dalam pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Bila Anda berada dalam posisi Bapak Zulkarnain, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan memilih program pelatihan guru dalam bidang teknologi atau melaksanakan program outbound team building? Apa alasannya? Kasus 4 Lanjutan


Siapa yang menghadapi dilema? Pak Zulkarnain Apakah dua kebenaran yang ada? Adalah benar jika tokoh tersebut memilih program pelatihan ini sangat dibutuhkan guru-guru Karena dalam jangka Panjang guru-guru mau tidak mau harus terampil menggunakan teknologi Tapi benar juga jika tidak memilih progeam outbounduat Karena Dpara guru membutuhkan program outbound ini untuk memperkuat ikatan emosi dan sosial antara mereka agar dapat Kembali bekerja Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini? Jangka pendek lawan jangka panjang Dilema memilih program outbound dalam jangka pendek lawan program pelatihan untuk manfaat jangka panjang Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa? Dapat, individu lawan kelompok karena membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar


Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. (Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43). Etika sendiri tentunya bersifat relatif, dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 1. 2. 3. 2.3 PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Prinsip pengambil keputusan yakni rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid


·Apa pemahaman Anda dari video prinsip dilema etika tersebut? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), berpusat pada hasil akhir, dikritik karena konsekuensi hasil akhir tidak bisa diprediksi Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), berpusat pada tanggung jawab, dikritik pada penerapannya dianggap terlalu kaku dan mengabaikan keragaman manusia. Bisa jadi peraturannya yang salah, sehingga mungkin terjadi kesalaham ganda. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), aturan emas, peran kunci dalam pembelajaran, memikirkan kepentingan orang lain, melibatkan empati. Dikritik terlalu sederhana sebagai prinsip utama, gagal memberikan contoh kebajikan jika melibatkan 2 pihak yang samasama melakukan perilaku tidak terpuji. 3 prinsip pengambilan keputusan yakni: 1. 2. 3. 3 Prinsip Dilema Etika


Adakah sesuatu yang tidak terduga, atau adakah pertanyaan lanjutan yang masih ingin Anda pelajari selanjutnya pada sesi pendampingan fasilitator dan mentor? Ada, karena ketiganya memiliki kritikan/kekurangan, maka mana sebaiknya digunakan?


Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai guru ‘galak’ , namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari muridmuridnya. Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari, berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah. Ibu Sri sangat khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah Tugas Mandiri : Studi Kasus


Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Memanggil Bu Tati menyuruh untuk mengakhiri hukumannya. Karena jika diteruskan bisa berdampak negatif bagi murid dan sekolah. Mengajak Bu Tati untuk membicarakan permasalahan Pendekatan apa yang ambil? Pendekatan Individu. Pendekatan ini dimulai dengan menanyakan maksud dan tujuan Bu Tati Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda? Berpikr berbasis hasil akhir, karena cara berpikr tersebut tidak bis akita prediksi apakah nanti bisa berhasil dengan baik atau tidak Jawaban Teman


Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Menerima laporan Bu Sri, menunggu Bu Tati selesai mengajar. Kemudian mengajaknya mengobrol dengan percakapan coaching untuk menemukan masalah dan solusinya. Pendekatan apa yang ambil? Pendekatan Coaching, menggali solusi dari potensi yang dimiliki guru Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda? Berpikir Bebasis Rasa Peduli. Jawaban Saya


Jawaban saya dan teman saya berbeda. Dalam responnya beliau langsung memanggil Bu Tati dan memintanya menghentikan hukuman, sementarasaya memilih menunggu Bu Tati selesai mengajar, karena menurut saya Bu tati pasti punya alasan melakukan Tindakan tersebut. Pendekatan yang beliau gunakan pendekatan individu dalam artian komunikasi dari hati ke hati, untuk Bersama – sama membicarakan permasalahan dan menemukan solusi, sementara saya menggunakan pendekatan coaching, dimana mengutamakan potensi guru saat menemukan solusi dari permasalahan. Prinsip berpikir beliau berpikir berbasis hasil akhir, sedangkan saya prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Analisis


50


Click to View FlipBook Version