The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan SJK Tung Hua, 2021-10-25 03:30:25

Pasukan bintang

Pasukan bintang

Kami semua ketakutan dan saling berpandangan, lalu membaca
doa-doa yang kami bisa. Alhamdulillah segera bisa diatasi.
Perjalanan pun dilanjutkan.

Penginapan di Ujung Kulon cukup memuaskan. Hanya saja kita
tidak boleh sembarangan membiarkan pintu kamar terbuka.
Sebab serangan binatang bisa datang tiba-tiba. Seperti malam
itu, ketika kami sedang asyik membuat workbook di dalam kamar,
kami lupa menutup pintu. Tak disangka monyet-monyet tiba-tiba
merangsek ke dalam kamar perempuan.Kami kaget setengah mati.
Berhamburan,berlarian mencari perlindungan.Keira bersembunyi
di balik kasur. Kami berteriak sejadi-jadinya. Suara Naima yang
cempreng sepertinya membuat si monyet tampak kebingungan.

Petualangan Pasukan Bintang 149

Melihat kepanikan kami. Merekapun hanya mengambil sampah
yang berserakan dan pergi. Kami lega tak terkira.

Gangguan monyet-monyet tadi adalah salah satu ‘hiburan’
pemicu adrenalin bagi anak-anak perempuan. Fasya, bahkan
mulai bersahabat dengan monyet yang ia beri nama Baban.
Katanya kalau dibolehkan ia ingin sekali membawanya pulang.
Baban rupanya tahu bagaimana cara memikat hati anak-anak
perempuan. Tingkahnya menjadi sangat imut dan lucu. Michele,
hobi sekali memberi makan monyet. “Kalau boleh aku juga ingin
bawa pulang Baban akh, he he..”, kata Michele.

Bagi anak laki-laki monyet menjadi serupa teman karib. Mereka
kerap berebut makanan. Berkejar-kejaran dan saling menghibur.
“Padahal sebelumnya aku takut banget sama monyet. Giginya kan
tajam, kebayang kalau nanti digigit”, kenang Althaf.

Sementara itu sunset yang menyemburat di sekitar wilayah nol
kilometer Pulau Jawa adalah ‘gula’ yang membuat suasana di sana
semakin manis.

150 Petualangan Pasukan Bintang

ahmad raid faaizulhaq

Petualangan Pasukan Bintang 151

fatih naufal aqil

152 Petualangan Pasukan Bintang

Kami menikmatinya sambil menaiki kapal yang berlayar menuju
nol kilometer. Perjalanan kami ditemani ikan-ikan yang berenang
beriringan. Pantai disekitar Ujung Kulon dihiasi corak berwarna-
warni. Kami pun tak tahan untuk menjelajahinya.

Semakin lama, deburan ombak semakin kencang, Fahim tampak
tidak nyaman.“Aduh aku enek banget nih pengen muntah”,keluhnya.
Sementara itu Ibad juga terlihat deg-degan. Raut wajahnya sedikit
pucat. Sejujurnya kita semua hampir merasakan hal serupa.

Pak Fajri mengizinkan kami menikmati alam bawah laut dengan
snorkeling. Tanpa ba-bi-bu, dari atas perahu Afkar yang sudah
tidak sabar ingin snorkeling langsung nyemplung ke laut. Dia baru
sadar kalau tidak mengenakan pelampung.

“Waktu itu lupa kalau pelampung di lepas karena gerah. Aduh aku
ketakutan banget, takut tenggelam. Untung aku tidak panik dan
segera berenang mendekati perahu. Aku dapat peringatan satu dari
Pak Fajri”, kenang Afkar.

Petualangan Pasukan Bintang 153

154 Petualangan Pasukan Bintang

memakan
waktu
hampir tujuh
jam akhirnya
kami sampai
di sana..

Petualangan Pasukan Bintang 155

Disisi lain, Kay dengan penuh semangat empat lima langsung
terjun ke laut. Disentuhnya tripang yang berjejer memanjang.
Sensasinya seperti memegang jelly rasa stroberi. Tiba-tiba Kay
yang sedang asyik snorkeling berteriak. “Awwww tolongggggg”,
suara Kay memecah kesenangan kami menikmati lautan. Kay
berusaha berenang mendekati perahu, rupanya ia disengat
anemon, sejenis rumput laut yang berbisa.

Selain pantai yang indah, hutan disana menyimpan rahasia yang
luar biasa. Sebab hanya disinilah badak jawa bisa kita temukan.
Kami kerap melihat jejak kaki badak disepanjang jalanan hutan.
Kalau beruntung kami dapat mengintip badak bercula satu yang
sedang berkubang di Pulau Cidaon. Di Pulau Paniis kami belajar
menanam pakan badak yang benar.

156 Petualangan Pasukan Bintang

“Meski kami dilarang menyentuh tapak kaki badak,sepertinya pasukan
bintang adalah yang paling beruntung sebab dibolehkan melihat
kamera penjebak badak. Belum ada kakak kelas yang seberuntung
kami. Kalian harus percaya itu!”, seru Afkar.

Memandang hamparan pantai dan daratan Ujung Kulon seperti
memberikan vitamin untuk mata yang lelah karena kemacetan
jalanan sepanjang jalan Kahfi. Jalan yang hampir setiap hari
kami lalui selama pulang pergi ke sekolah. Apalagi melihat
burung merak yang tengah memamerkan sayapnya. Warnanya
mempesona. Gradasi yang sempurna. “Aku kayaknya pengen di sini
terus. Nggak mau pulang, bikin betah, tenang, seru deket pantai bikin
pengen snorkeling terus”, kata Zaki. Kami semua setuju meskipun
nggak yakin kalau Zaki bener-bener mau pindah rumah ke Ujung
Kulon ha ha.. Ujung Kulon memang indah bikin betah.

Masya Allah!

Petualangan Pasukan Bintang 157

Bab 7

kelas
(bukan)

perpisahan

158 Petualangan Pasukan Bintang

Kelas ( bukan ) Perpisahan

Kalian tahu bahwa kelas enam seharusnya menjadi puncak
pencapaian kami di Sekolah Alam Indonesia untuk tingkat dasar.
Pada tahapan ini banyak hal yang sudah terjadi dan kami lalui.
Kami bertumbuh bersama. Beberapa meninggi dengan cepat,
mengalami perubahan tubuh yang membuat mereka masuk pada
fase baligh, sebagian masih saja seperti dulu. Tubuh yang tak
kunjung tinggi, gaya yang masih kekanak-kanakan dan bertahan
pada kebiasaan yang sama.

Petualangan Pasukan Bintang 159

Tapi satu yang pasti pertemanan kami semakin solid. Diam-diam
kami sudah hafal betul kebiasaan masing-masing. Bagi kami ini
bukan sekedar teman sekelas. Lebih dari itu, ini seperti sebuah
geng yang satu sama lain saling melindungi, saling berbagi rahasia,
bahkan saking tingginya rasa saling memiliki diantara kami:
“Barangmu adalah barangku ha ha.. ”

“Woiii main bola yuk, bosen di kelas mulu!”, teriak Fatan.

Kay berlari lebih dulu menuju taman, kemudian disusul Abdul
Malik, Umar, Hisyam, Ibad dan Zaki, sementara Lutfi mengekor
belakangan. Tunggu, jangan membayangkan lapangan besar
tempat kami main bola kaki ini. Adalah taman yang tidak terlalu
luas yang berada di luar area sekolah dan perlu beberapa menit
untuk sampai kesana. Tapi kami tetap bergairah untuk bermain
bola.Ini seperti sebuah pelepasan antara semangat yang menggebu
dan rasa kurang nyaman di dalam kelas yang tertutup dengan
ventilasi yang terbatas.

160 Petualangan Pasukan Bintang

Bagi kami yang terbiasa berkegiatan di alam terbuka, kelas
tertutup seperti sebuah ‘benteng besar’. Tapi bagaimanapun ini
adalah perjalanan sejarah Sekolah Alam Indonesia kami.

Sejak masa kontrak Sekolah Alam Rawa Kopi berakhir kami
terpaksa mengungsi ke sebuah bangunan sekolah yang tidak
terlalu besar yang ada di daerah Aselih Cipedak. Hampir semua
anak awalnya protes tapi kami mulai membiasakan diri. Berusaha
menikmati apa yang sudah menjadi jalan kami. Setidaknya
kami masih beruntung karena sebelum pindah ke Aselih, kami
masih bisa menikmati harta karun sekolah yang selalu menjadi
rebutan seluruh penduduk Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi,
yaitu buah rambutan dari beberapa pohon yang setiap tahunnya
menghadiahkan buah rambutan ‘rapiah’ yang manis nan segar.

Petualangan Pasukan Bintang 161

Selain mempersatukan, pohon rambutan itu kerap menimbulkan
‘peperangan manis’ diantara kami. Kami berlomba-lomba
mengambil lebih dulu rambutan yang sudah di incar sejak lama itu.
Pada kondisi tertentu, kami harus rela kehilangan buah rambutan
itu karena kurang cepat, kurang sigap dan kurang tinggi ha ha ha..

Tapi tingkatan yang paling sedikit menyebalkan adalah buah yang
kami sudah incar sejak lama itu, tiba-tiba dipanen oleh orang yang
idak kami ketahui.

“Tahu-tahu rambutan udah nggak ada padahal kemarin siang
buahnya meranum menggoda. Aduh kesel banget deh, padahaI kita
sudah janjian sama Kak Alsya mau ambil rambutannya“, cerita Isa
sambil merujuk Uma, Naima, Khansa, Aisyah dan Alsya, kakak
kelasnya.

162 Petualangan Pasukan Bintang

Sungguh pohon rambutan itu telah menjadi salah satu saksi
petualangan kami di SAI. Termasuk menjadi saksi bagaimana
kami mulai berpayah-payah menyelesaikan penelitian yang harus
dirangkum dalam sebuah karya ilmiah layaknya mahasiswa S1
yang akan merampungkan kuliahnya. Bayangkan, kami yang baru
kelas enam SD umur rata-rata dua belas tahun harus membuat
tulisan seperti skripsinya anak kuliahan. Dalam bahasa Inggris
pula. Sungguh ajaib tapi nyata, sebab kami bisa melakukannya!

Awalnya banyak yang merasa berat. Jangankan membayangkan
bentuk penelitiannya, bentuknya, bahkan apa yang mau diteliti
saja kami sempat kelimpungan. Untung saja Pak Nur, Bu Rika,
Pak Dwi, Bu Ria dan Pak Dayat guru kelas kami berhasil
membangkitkan semangat kami dan membuat kami yakin pasti
bisa. Sebab, kalau nggak, kami nggak bisa lulus. Ini syarat kelulusan
Sekolah Alam tingkat dasar selain lulus UN.

Petualangan Pasukan Bintang 163

Tak butuh dua minggu judul penelitian mulai bermunculan.
Banyak tema yang kami angkat. Seru-seru judulnya. Salah
satunya penelitian Hisyam yang berjudul ‘Kenapa Kucing Tidak
Suka Disiram Air’. Judulnya sederhana sih, tapi jujur ini jadi
pertanyaan kami semua. Secara, banyak diantara kami yang
memelihara kucing. Dari penelitian Hisyam kami jadi tahu
bahwa hipotesa kucing takut di siram air itu tidak benar. Rupanya
banyak juga kucing yang hobi main air. “Disiram air berasa main
hujan-hujanan, ha ha.. ”

Mengerjakan penelitian dengan tenggat waktu adalah pelajaran
pertama dari penelitian ini. Kami seperti dikejar-kejar waktu.
Kadang kami tak percaya bisa melewati fase ini.

“Apalagi kalau ingat udah cape-cape nulis, panjang-panjang, eh
laptopnya rusak. Pengen marah dan kezeelllll, untungnya masih
ada satu bab yang tersisa di email”, cerita Fahim. Hal serupa juga
dialami Izul, udah ngetik satu dua bab lupa di save ha ha..

164 Petualangan Pasukan Bintang

Jujur, tugas penelitian mengantarkan kami pada pengalaman
yang luar biasa. Belajar mewawancarai responden, belajar
mengumpulkan data dan akhirnya memperesentasikannya. Fase
terakhir ini benar-benar bikin kita semua sport jantung. Soalnya
presentasinya dalam Bahasa Inggris loh. “Kalau lagi pas nggak
beruntung, kebagian penonton yang banyak nanya. Belum lagi kalau
pertanyaannya susah, untung aku senang Bahasa Inggris, jadi agak
dimudahkan, kan.. ”, kenang Nada.

Pasukan Bintang, kalian memang hebat! (ups.. muji diri sendiri).
Ditengah hiruk-pikuknya persiapan UN alias ujian nasional,
berhasil menyelesaikan penelitian. Padahal ujian nasional adalah
satu-satunya ujian yang harus matang dipersiapkan. Kami
yang terbiasa santai menjadi lebih serius belajar. Para guru juga
mengejar berbagai pelajaran yang belum tersampaikan. Beberapa
kali kami harus mengikuti try out untuk persiapan UN. Lumayan
menguras konsentrasi dan tenaga. Terus terang saat itu kami lelah
dan butuh rihlah.

Petualangan Pasukan Bintang 165

Dufan , Kami Fun !

Fun? Owwww belum tentu kawan! Bagi sebagian kami para
bintang, Dufan adalah another ujian! Roller Coaster, Kora-Kora,
Halilintar dan Hysteria adalah tantangan yang menyeramkan.
Siap-siap bagi mereka yang jantungan, kalian akan uji nyali.

“Ngebayanginnya aja udah bikin aku deg-degan plus penasaran, ha
ha.. ”, ujar Afif. Ia mulai mencari-cari cara gimana supaya bisa
mengalihkan tantangan si Dufan. Kurang jantan kalau nanti ia
nampak ketakutan. Jadi harus ada jalan keluar. Begitu kira-kira
pikiran Afif.

166 Petualangan Pasukan Bintang

Sementara itu, mendengar kata Dufan membuat Alin pusing.”Ini
seperti kamu dikasih kue kesukaan tapi kamu nggak boleh makan kue
itu. Sedihkan?”, ujarnya. Rupanya dokter tidak membolehkan Alin
mencoba permainan yang menantang adrenalin. Meski demikian
Alin tetap ikut ke Dufan. Dan bisa di tebak, kami teman-teman
Alin berusaha selalu menjaga Alin. Guru-guru tak pernah
melepaskan perhatian sedikitpun dari Alin.

“Jagain Alin bener-bener, loh, Nad! Awas, kamu!”, ‘ancam’ kami
kepada Nada yang mengajak Alin mencoba arung jeram.

“Iya, iya, bawel!”, balas Nada.

Antrian panjang mengular menuju permainan Kora-Kora. Di
antara antrian kami riuh membayangkan kocaknya nanti ketika
menaiki Kora-Kora. Saling beradu tantangan siapa yang berani
duduk paling belakang dia yang paling berani.

Petualangan Pasukan Bintang 167

Padahal terus terang dalam hati masing-masing kami sempet keder
juga. Apalagi melihat ekspresi yang tengah duluan naik Kora-
Kora. Ada yang teriak-teriak, ada yang pucat, yang lebih parah
ada yang muntah usai permainan. “Aduh aku jadi mules nih”, bisik
Aisyah.

Seharian penuh kami bermain bersama. Rasanya nggak ingin
semua berakhir. Hari mulai beranjak sore. Matahari tenggelam
dan malam mulai datang. Kami harus segera pulang. Membawa
kenangan yang tak terlupakan. Semoga ini bukan perpisahan,
sebab kami tidak sekedar berteman. Kami adalah squad SAI 16
militan!

168 Petualangan Pasukan Bintang

Motivasi untuk Prestasi

Kelas Enam artinya kamu sudah besar. Sudah harus ujian
sungguhan! Tak ada lagi alesan buat males-malesan. Makanya
kami butuh semangat tambahan. Motivator manakah yang siap
kasih semangat? Ayo kami butuh bantuan. Terpilihlah bapak Aris
Setiawan yang akan mendongkrak supaya kami punya alasan
untuk menang menghadapi segala ujian.

Kami duduk melingkar. Pak Aris mulai bertutur dan melemparkan
pertanyaan sederhana. Kami diminta untuk menebak jawabannya.
Tentang sebuah kapal, mungkin karena kami kurang konsentrasi
tak ada satupun yang berhasil memberikan jawaban. Sebab
kami hanyut dalam muhasabah yang menguras air mata kami.

Petualangan Pasukan Bintang 169

Pak Aris bercerita betapa pentingnya menjaga hubungan baik
antara anak dan orang tua. Karena ini merupakan salah satu jalan
mendatangkan rahmat Allah.

Kami mulai membayangkan bagaimana bandelnya, ngeyelnya dan
ulah lain yang kerap kami lakukan pada orangtua. Kami mulai
menitikkan air mata. Kemudian, beberapa diantara kami ada yang
sesegukan. Tumpah segala rasa. Masya Allah begitu hebatnya orang
tua kami yang sabar penuh kesabaran mendidik dan merawat
kami. Aiman, anak laki-laki di kelas kami yang jago gambar itu
menangis, Isa menunduk menahan air mata, sementara Khansa
tak kuasa menahan tangis. Rasanya mau meledak dada ini.

Tak tanggung-tanggung kegiatan motivasi yang kami beri nama
mabit berlangsung dua kali. Jika yang pertama diadakan di sekolah
SAI Cipedak, yang kedua di Kampung Mahgfiroh. Masya Allah
lokasinya indah banget.

170 Petualangan Pasukan Bintang

Udaranya segar, pepohonan rindang, rumput hijau menghampar
luas dan penataan yang sangat artistik membuat kami betah.
Meskipun, perjalanan menuju kesini cukup menegangkan.

Mobil yang kami tumpangi berjalan hati-hati. Mobil kelas Hoshi
diramaikan dengan takbir.Sebaliknya mobil kelas Akira sepertinya
lebih riang. Buktinya mereka malah karaokean. Ha ha ha..

Acara mabit di Maghfiroh lebih santai. Kami lebih menikmati
suasana tempatnya. Banyak tempat-tempat yang menarik yang
bisa kita explore. Salah satunya danau buatan yang lumayan kece.
Mungkin, ini tempat paling favorit kami untuk berkumpul.

“ Yang lucu waktu kami harus mengerjakan ujian dan kami
‘mendiskusikan’ jawabannya di danau itu. Kami saling menyamakan
jawaban ha ha.. ”, kenang Alin.

Petualangan Pasukan Bintang 171

UN , Mari Kita Hadapi !

Bismillah, saatnya tiba. Kami saling berpandangan sebelum masuk
kelas. Ada yang berbeda hari ini. Kami semua mengenakan
seragam hitam putih. Tak ada yang memakai kaos dekil dengan
sepatu booth atau sendal gunung. Ini membuat sedikit kami repot.
Pasalnya tak ada di antara kami yang memiliki seragam lengkap.
Kami sempat kelimpungan mencari ikat pinggang yang berlogo
SD.

“Bu.. aku panas nih badannya, tapi aku bawa obat.. ”, kata Michele.
“Iya, Alhamdulillah kamu usahain dulu kerjain ujiannya, nanti kalau
panas lagi minum obatnya ya.. karena kalau ujian susulan agak repot
nanti.. ”, ucap Bu Rika lembut menyemangati Michele.

172 Petualangan Pasukan Bintang

Bunyi bel tanda ujian berbunyi. Kami kaget seketika tidak pernah
sebelumnya masuk kelas dengan ditandai bel. Ruangan sedikit
menegangkan sebab kursi berbaris rapih. Kami semua duduk di
tempat yang ditentukan.

Ujian pun dimulai. Kali ini mata pelajaran matematika. Beberapa
anak bisa mengerjakan dengan lancar,yang sebagian mengandalkan
Bismillah dan yang lain lagi menghitung kancing ha ha..

“Sepertinya kami semua bisa menyelesaikan ujian kurang dari waktu
yang ditentukan. Akh leganya”, ujar Ribbiy.

“Terimakasih guru pengawas yang membolehkan kami menjawab
dengan menghitung kancing ha ha.. ”, kenang Amira.

“Aku tuh nulisin satu-satu rincian materi, eh kelar tuh ciri planet
Jupiter”, kata Naima ke Mima setelah UN IPA.

Waktu ujian yang panjang sempat membuat kami bosan. Apalagi,
kami tidak terbiasa duduk di kursi berlama-lama.

Petualangan Pasukan Bintang 173

174 Petualangan Pasukan Bintang

terimakasih
guru pengawas
yang
membolehkan
kami menjawab
dengan
menghitung
kancing ha ha..

Petualangan Pasukan Bintang 175

Pengawas ujian sepertinya tahu kebiasaan anak Sekolah Alam
Indonesia. Alhasil kami diberi izin untuk selonjoran di lantai. Anak
laki-laki mulai iseng melempar kertas. Kami saling melempar dan
‘perang kertas’ pun dimulai. Guru pengawas hanya geleng-geleng
kepala. Sepertinya dia pun tidak sabar menunggu bel akhir ujian.,
dan..

‘Tettttttttt’ bel akhirnya berbunyi, serempak kami berteriak
‘Alhamdulillah’!

Aah..ternyata soal UN lebih gampang daripada soal TO..terdengar
celetukan temen-temen.. dengan wajah berseri-seri.

176 Petualangan Pasukan Bintang

Bukan Perpisahan ,

tapi Awal Reunian

Masa-masa menengangkan sudah berlalu. Bye.. bye.. penelitian,
presentasi, US dan UN. Saatnya bersantai sungguhan. Kami
merancang piknik bersama. Pergi ke luar kota, mungkin bagi
beberapa Pasukan Bintang ini acara keluar kota bersama untuk
terkahir kali. Untuk itu tidak boleh ada yang melewatkan acara
ini, semua harus ikut.

Petualangan Pasukan Bintang 177

Bis besar mengantarkan kami ke Taman Safari. Perjalanan
lumayan menyenangkan meskipun AC bis nggak bekerja dengan
baik. Udara di dalam bis lumayan panas. Tapi kami tidak peduli
kami sibuk ngobrol dan ghibah bersama. Ups, yang terakhir
bercanda, jangan dianggap serius ya.

Akhirnya kami sampai juga. Kami tidur di caravan secara
berkelompok. Faris, Kemal, Izul, Pilar, Ayyash dan Zaki satu
kelompok. Sementara Nada, Fatina, Keira dan Nasya di caravan
yang lain. Tidur di caravan menjadi pengalaman yang menarik.
Kami hampir tidak tidur semalaman. Cerita mengalir seperti air.

Kami tertawa bersama, kemudian tiba-tiba sedih karena beberapa
dari kami harus pindah sekolah demi mencapai cita-cita masing-
masing.

178 Petualangan Pasukan Bintang

Petualangan Pasukan Bintang 179

Siang menjelang, kami beranjak keluar dari caravan. Anak laki-
laki berinisiatif main benteng-bentengan. Meski lelah karena tidak
tidur semalaman, kami masih bersemangat mengikuti permainan
legend ini. Kami terbagi menjadi dua grup. Masing-masing terdiri
dari dua puluh dua anak gabungan anak laki-laki dan perempuan.
Terjadi perdebatan alot dalam penentuan anggota kelompok.
Nain menjadi rebutan karena paling piawai bermain benteng-
bentengan. Begitu juga dengan Kay dan Abdul Malik. Setelah
setengah jam berdebat, akhirnya kami memutuskan antar kelas
saja, yaitu pertandingan antara Akira dan Hoshi. Pertandingan
seru berlangsung heboh dan ketat. Semua bertahan agar tidak
kebobolan. “Woi.. awas Kemal.. Kemal.. !”, teriak Nain, rupanya
Kemal hampir lolos dari pengawasan tim Akira.

180 Petualangan Pasukan Bintang

Berjajar panjang dari tim Hoshi yang kena ada Zaki, Luthfi,
Ayyash, Umar, Fahim, Naima dan Afkar nunggu diselamatkan
sama tim mereka. Tim Akira terus memimpin kemenangan, skor
3-0.

“Wah ini kayaknya salah tempat kita, makanya kita kalah nih,
kayaknya tempatnya salah nih.. pindah-pindah!”, teriak anak-anak
Hoshi.

Kami pun berpindah tempat permainan. Permainan dimulai
kembali Dzaki, Nain, Ibad, Fatih, Isaac, Afif dari tim Akira mulai
maju menyerang.

Petualangan Pasukan Bintang 181

182 Petualangan Pasukan Bintang

Petualangan Pasukan Bintang 183

Disusul Khansa, Aisyah, Fatina dan Uma. Barisan penyerang
dari tim Hoshi dimotori oleh Kemal, Fahim, Naufal, Umar, Zaki,
Naima, Mima dan Isa, yang disusul Luthfi berlari menyerang kubu
Akira dan kami saling beradu kekuatan, kelincahan dan kecekatan.
Awas Izul dari belakang, teriak tim pertahanan Akira. Tim Hoshi
sudah mencoba berbagai strategi, bahkan mengendap-endap
lewat belakang caravan, seperti yang dilakukan Izul, Fahim dan
Kemal. Yang tak kalah penting adalah tim yang jaga rumah kami
agar tidak kebobolan lawan. Akhirnya kelas Akira keluar sebagai
pemenang dengan skor 9-0. “Mereka punya Fatina, Aisyah, Isa dan
Khansa yang larinya gesit.. ”, kata Naima dan dibenarkan temen-
temen Hoshi yang lain, padahal tim Hoshi punya Uma, Mima,
Umar, Naufal dan Afkar yang gesit menyerang.

184 Petualangan Pasukan Bintang

Dalam permainan selalu ada yang menang dan kalah, ini adalah
permainan yang paling kompak dan berkesan yang kami rasakan.

Kesenangan dan keriangan terus berlanjut. Kami berlari bersama
menuju wahana yang ada di Taman Safari. Untunglah pengunjung
tidak terlalu ramai. Sehingga kami bisa menaiki wahana berkali-
kali. “Kebayangkan kita bolak-balik naik Mining Coaster, nggak
perlu ngantri, lagi, lagi dan lagi!”, seru rombongan Mima, Nada,
Keira dan Fatina.

Malam hari setelah sholat Maghrib, kami harus berkumpul
kembali ke aula restoran. Ini adalah acara yang bikin deg-degan
sekaligus bikin sedih.

Petualangan Pasukan Bintang 185

186 Petualangan Pasukan Bintang

enam tahun
bersama
kami bukan
lagi teman
tapi saudara
sepermainan..

Petualangan Pasukan Bintang 187

Sebab acara tiba-tiba menjadi syahdu. Tanpa dipandu kami
menyanyikan lagu Guruku Tersayang. Anak-anak yang jago
gambar seperti Ayman, Isaac dan Althaf memberikan karya
mereka buat para guru. Sayang, Pak Nur dan Bu Ria tidak bisa
membersamai kami kala itu karena ada keperluan yang tidak bisa
ditinggalkan.

Sesungguhnya, kami semua berusaha untuk tidak menangis.
Sepanjang perjalanan kami masih berusaha riang, tidak mau
membayangkan bahwa inilah perpisahan. Sampai akhirnya, di
masjid El Syifa tempat kami semua dijemput oleh orang tua
masing-masing. Kami semua sudah tidak kuat lagi.

188 Petualangan Pasukan Bintang

Tangisan pecah.

Anak-anak perempuan saling berpelukan, menangis tersedu
seolah tak akan lagi bertemu.

Enam tahun bersama kami bukan lagi teman tapi saudara
sepermainan. Jadi tidak mungkin kami dipisahkan. Sudah banyak
yang dilakukan. Makan satu piring, minum satu gelas, baju saling
pinjam dan kadang saling nginap-nginapan. Tidak terbayang
kalau harus berpisah. Kami sepertinya tidak rela. Catat, kami
cuma menyebar bukan berpisah!

Sampai bertemu hai Pasukan Bintang di Mekah kota impian!

Petualangan Pasukan Bintang 189

Bab 8

kami
adalah

bin ang

190 Petualangan Pasukan Bintang

Bintang - Bintang dalam Cerita

A’AM ADZKI AFIF
Hobi makan, dance dan Kritis dan suka Suka sains dan nggak
Wibu (Anime Lover). bercerita. (Adzki pindah alergi dengan “math”
Tanya dia tentang sekolah waktu kelas 2)
anime nggak bakalan
missed jawabannya.

AFKAR AGHNAT AISYAH
Supel dan update Seru banget kalau lagi Cewek iseng yang
banget, pokoknya cerita, bisa bergaul paling nggak suka
sumber informasi dengan siapa saja. kucing.
angkatan kita dech!.
Nggak heran kalau
temennya banyak.

Petualangan Pasukan Bintang 191

192 Petualangan Pasukan Bintang

Petualangan Pasukan Bintang 193

ALIN ALTHAF AMEERA
Nggak ada yang berani
Jago gambar, cool abis, nyaingin tulisannya. Lembut di luar, receh
Rapi banget guys! di dalam J
diam di luar berisik di
dalam J

AYYASH AYMAN BAGAS
Suka pakai jaket di Jago gambar dan Cowok yang tidak suka
kelas dan lucu. teman yang baik. main sepak bola dan
hobi masak. (pindah
sekolah di Bandung
waktu kelas 6)

CACA DZAKY FAHIM
Youtuber angkatan 16 Nggak pernah malu Cowok paling kalem di
dan selalu membuat bertanya. kelas kita yang hobinya
ceria acara. (Caca naik gunung dan baca
pindah sekolah waktu buku.
kelas 5)
Petualangan Pasukan Bintang
194

FAIZ FARIS FASYA
Komedian dan iseng. Sempet jadi idola Animal lover, Girls
cewek-cewek sekelas. paling berani sama
ehm..! binatang ular
peliharaannya lho.

FATAN FATIH FATINA
Cowok cool yang Suka anime dan teman Sampai kita lulus,
hobi matematika, yang menyenangkan. nggak ada teman
kebayangkan? sekelas yang bisa
nyusul tinggi badannya.
Jangkung banget!

HANA HISYAM IBAD
Ekspresif plus kreatif. Ketawanya lucu J Penasaran banget sama
(Hana pindah sekolah yang dia nggak ngerti.
di Yogyakarta waktu Teman yang asyik dan
kelas 5)
baik.

Petualangan Pasukan Bintang 195

196 Petualangan Pasukan Bintang

Petualangan Pasukan Bintang 197

ICHA ISA ISAAC
Lembut, kalem, dapat Selalu terima laporan Hobi menggambar,
diandalkan. (Icha cewek yang dijailin suka iseng dan smiling
pindah sekolah waktu cowok. boy.
kelas 5)

IZUL JASMINE NAYLA KALILA
Senang ngobrol, jadi Cewek yang ceria dan Soal kreatifitas, dia
jangan heran kalau seneng banget main sama jagonya. (Kalila pindah
temennya banyak. Kalila. (pindah sekolah waktu sekolah di Hongkong
kelas 3) waktu kelas 4)

KAY KEIRA KEMAL
Kocak abis, senang Cewek yang peduli Calon atlit renang yang
guyonan. banget sama temen suka iseng.
sekelasnya.

198 Petualangan Pasukan Bintang


Click to View FlipBook Version