macam apa pun dan tidak pernah dijumpai yang seperti itu dalam perjalanan sejarah
manusia.130
D. Haji Wada’ dan Wasiat Nabi SAW
Haji Wada’ adalah haji pertama dan terakhir Nabi Muhammad SAW, 2 tahun setelah
peristiwa fathu Makkah atau pembebasan kota Makah tepatnya pada bulan Dzulqa’dah Tahun
ke 10 Hijriyah, Nabi Muhammad mengumumkan bahwa dirinya akan melaksanakan ibadah
haji pada tahun itu. Beliau menyerukan agar umat muslim ikut serta dalam rombongannya.
Seluruh umat muslim tentu sangat antusias menyambut seruan Nabi Muhammad tersebut,
puluhan bahkan ratusan ribu umat muslim datang dari seluruh penjuru wilayah dan bergabung
dengan Nabi untuk melaksanakan haji ke Makkah, mereka sangat senang memenuhi panggilan
Allah SWT. Usai pembekalan Nabi Muhammad dan rombonga berangkat ke Makkah pada
Sabtu 25 Dzulqa’dah 10 Hijriyah. Pada 5 Dzulhijjah Nabi memasuki wilayah Makkah dengan
menggunakan unta kesayangannnya, setelah memasuki wilayah Masjidil Haram beliau
kemudian langsung thawaf mengelilingi ka’bah 7 kali dan sholat 2 rakaat di Makam Ibrahim,
kemudian Nabi menuju bukit shafa dan marwah untuk melaksanakan saih (lari-lari kecil).
Menurut buku Sirah Nabawiyah karangan Quraish Shihab, Nabi Muhammad berada di
Makkah selama 4 hari dari 4-7 Dzulhijjah. Pada Kamis 8 Dzulhijjah Nabi Muhammad menuju
ke Mina untuk menginap dan sholat lima waktu. Pada pagi harinya beliau menetap sebentar
sampai matahari terbit kemudian 9 Dzulhijjah melanjutkan perjalanan hingga sampai di
Arafah. Ketika matahari tergelincir Nabi bergerak ke Bathan al-Wadhi atau Urnah untuk
menyampaikan Khutbah yang syarat dengan prinsip-prinsip islam, yaitu Hak asasi manusia,
kewajiban membela kaum lemah khususnya perempuan, adat kebiasaan jahiliyah, dan lain
sebagainya.131
Adapun isi Khutbah nya yaitu “Wahai Manusia, dengarkanlah aku, aku akan berikan
pada kalian wasiat sebab aku tidak tau boleh jadi tidak dapat lagi bertemu kalian setelah tahun
ini di tempat seperti ini. Wahai manusia sesungguhnya orang beriman itu bersaudara dan tidak
halal harta seseorang mukmin kecuali dengan kerelaannya-ketahuilah sesungguhnya aku telah
sampaikan maka saksikanlah ya Allah. Wahai manusia Ketahuilah, sesungguhnya istri-istri
kalian memilik hak atas kalian dan kalian memiliki hak atas mereka. Wahai manusia
sesngguhnya Allah telah membagi setiap ahli waris bagiannya dan tidak boleh berwasiat untuk
ahli waris, dan tidak pula dibolehkan wasiat lebih dari sepertiga, anak zina itu akan
dinasabkan pada ibunya adapun penzina laki-laki tidak memiliki apapun.”
130 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri Al Rahiqul Makhtuq , Bahtsun Fis-Sirah An-Nabawiyah. Terj Kathur Suhardi.
Jakarta Timur : Pustaka al-Kautsar. 1997. hlm. 558-560.
131 Dosen,Sejarah. “Haji Wada’: Haji Pertama dan Terakhir Nabi Muhammad SAW.” Youtube,diunggah 5
Juni.2021.
160
Mencermati wasiat Rasulullah di atas,dapat ditarik banyak pelajaran penting yang dapat
dijadikan pegangan bagi kita sebagai umatnya di zaman yang penuh dengan tantangan
keimanan ini, yaitu sebagai berikut :132
1) Anjuran berwasiat untuk orang yang ditinggalkan.
Nabi mengisyaratkan bahwa ajalnya tidak lama lagi. Risalahnya hampir sempurna,
karena masa tugasnya pun semakin dekat dengan akhir. Hal ini tidak lepas dari turunnya
firman Allah yang menyatakan bahwan agama ini telah sempurna di surah al-Maidah.
2) Haramnya Riba dan Bahayanya
Bukan sekedar mengharamkan, Nabi justru memberikan keteladanan dengan mengharaan riba
yang diambil pamannya al-Abbas sebagai riba pertama yang dihramkan. Di masa kini,
tantangan umat untuk lepas dari riba begitu dasyat, bahkan pada Zaman sekarang pun itu masih
ada.
3) Islam datang untuk membatalkan segala sesuatu perkara jahiliyyah yang bertentangan
dengan Islam.
Untuk hal ini jangan sampai Islam justru ditarik ke kanan dan ke kiri, diberi label a dan b, yang
justri semakin mengaburkan identitas islam, yang terkadang justru untuk mengembalikan nilai-
nilai jahiliyah dan memasukkannya kembali ke dalam Islam. Paham-paham seperti Islam
liberal, Islam nusantara, dan lain sebaginya. Hal ini perlu diwaspadai, jangan menjadi jalan kita
menghianati wasiat Nabi SAW.
4) Menghindari tipu daya syetan, yang menggelincirkan manusia dari hal-hal yang sepele
Syaithan sangat ahli dalam membuat manusia tergelincir atau tergoda. Walaupun syaithan
frustasi untuk memurtadkan kaum muslim, namun itu tidak menjadi penghalang baginya, ia
selalu membuat kita terbuai oleh godaannya dan menjerumuskan kita ke lubang kemaksiatan.
Tipu daya syaithan yang paling berbahaya adalah mengadu domba sesame mukmin, hingga
persatuan dan kesatuan sulit digapai.
5) Orang Jahiliyah beraga dengan hawa nafsu bukan dalil
Hawa nafsu adalah penghalang untuk sampai kepada Allah. Beberapa orang justru
menuhankan hawa nafsunya, beragama bukanlah dengan hawa nafsu, justru tidak sempurna
iman seseorang hingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang disampaikan Allah dan Rasul-
Nya.
132 Zamakhsyari Hasballah. ”Wasiat terakhir rasulullah SAW saat Haji Wada'.” Medan: Buletin Dakwah
Fakultas Agama Islam, (2018), Hal.1-4
161
6) Seruan untuk memuliakan wanita dan memberikan hak-hak nya.
Wanita adalah pilar masyarakat. Ibu adaah madrasah pertama. Jika wanita bermartabat, maka
akan bermartbat juga umat ini. Karenanya musuh Islam selalu ingin memperdaya wanita dan
mengembalika mereka ke kenistaan jahiliyah.
Pada saat wuquf di Arafah Nabi melafalkan banyak doa, terutama doa untuk umat
islam. Pada saat ini juga turun wahyu Allah yaitu wahyu al-Qur’an surat al-Maidah ayat 3 yang
berbunyi : “Pada hari ini telah aku sempurnakan agamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamau.” Abu bakar ketika mendengar
ayat ini beliau menangis, ia merasa bahwa risalah Nabi telah selesai dan sudah dekat pula
saatnya Nabi menghadap Tuhan, dari sini kita mengetahui keagungan kota Makkah, disanalah
syariat suci dimulai dan disana pula syariat disempurnakan.
Inilah momen terbesar berkumpulnya Rasulullah bersama umat Islam untuk terakhir
kalinya, beliau mengulang-ulang ucapan “Bukankah Aku telah menyampaikan.” Perkataan itu
bisa diartikan bahwa beliau telah menyampaikan risalah yang telah Allah amanahkan kepada
beliau.Sekaligus pertanda bahwa ajal Nabi sudah dekat. Kurang lebih 3 bulan setelah haji
wada’ Rasulullah wafat.133
E. Wafat Rasulullah SAW
Dua bulan setelah kepulangannya dari ibadah Haji Wadha, nabi mengeluhkan rasa sakit
kepalanya. Pada tanggal 28 atau 29 bulan Safar tahun 11 Hijriyah (hari senin) Raulullah
menghadiri penguburan jenazah seorang sahabat di Baqi’. Ketika kembali, di tengah perjalanan
beliau merasakan pusing di kepalanya dan panas mulai merambat pada pada sekujur tubuhnya.
Penyakit Rasulullah SAW semakin berat, sehingga beliau bertanya-tanya kepada istri-istrinya.
“Dimana giliranku besok?. Kemudian beliau pergi ke tempat Aisyah dan izin kepada istri-
istrinya untuk memasuki bilik Aisyah.Pada masa-masa awal sakit, nabi memaksakan diri untuk
tetap mengimami sholat. Empat hari sebelum wafat sakitnya nabi menyuruh Abu Bakar
menggantikan posisinya menjadi imam sholat, karena sakitnya semakin parah dan tidak bisa
ke Masjid.
Pada saat hari terakhir Rasulullah SAW mengagetkan pada saat umat Islam
mengerjakan shalat subuh dengan diimami Abu Bakar, nabi membuka tabir atau kelambu
kamar Aisyah. Nabi melihat mereka tengah berbaris shalat, lalu tersenyum bahagia. Menyadari
adanya nabi, Abu Bakar segera mundur ke belakang mengira nabi akan keluar kamar untuk
sholat. Annas menceritakan, “Umat Islam sangat senang saat melihat nabi, akan tetapi, nabi
memberi isyarat agar mereka melanjutkan sholat. Nabi masuk kembali ke kamar dan menutup
133 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Al Rahiqul Makhtuq , Bahtsun Fis-Sirah An-Nabawiyah terj Sirah
Nabawiyah, (Depok:Gema Insani), hlm.351-352.
162
kembali tabir.134 Setelah itu, nabi tidak keluar lagi pada waktu-waktu sholat berikutnya.” Nabi
memebri nasihat kepada Hasan dan Husain untuk selalu berbuat baik dan tidak lupa untuk
menasihati istri-istrinya juga. Beliau pun memberikan wasiat kepada manusia “Jagalah sholat,
jagalah sholat! Dan budak-budak kalian (jangan sekali-kali kalian abaikan).”135
Abdurrahman Ibn Abu Bakar masuk dengan membawa sebatang siwak. Aisyah
mengisahkan, ”Kepala nabi sedang dipangku waliku. Aku melihanya menatap siwak itu dan
aku tahu nabi menginginkannya. Aku pun melunakkan siwak dengan mengunyahnya sedikit.”
Di dekat Nabi ada bejana berisi air, kemudian nabi mencelupkan kedua tangannya, lalu
mengusap wajahnya sembari berkata, ‘Laa ilaaha illa Allah, sesunggunya mati memiliki
sekarat atau rasa sakit.’ Sambil bersiwak, nabi mengangkat tangan atau jarinya, memusatkan
pandangannya ke atap, dan bibirnya bergerak-gerak mengatakan, ‘Bersama orang-orang yang
telah engkau beri kenikmatan, yaitu golongan para nabi, kaum syuhada, dan orang-orang
shaleh. Ya Allah, karuniakanlah ampunan dan rahmatmu kepadaku, dan pertemukanlah aku
dengan Rafiq al-a’la. Ya Allah, pertemukanlah aku dengan Rafiq al-a’la.’ Nabi mengulangi
perkataan itu sebanyak tiga kali. Tangannya mulai lemas. Kemudian akhirya nabi benar-benar
menjumpai al-Raiq al-A’la.
Innalilahi WaInnailaihi Rajiun (segala sesuatu hanya milik Allah dan hanya kepadanya
akan kembali). Kejadian ini berlangsung pada waktu dhuha sedang panas-panas nya , yaitu
pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah, umur beliau saat itu telah mencapai 63
tahun lebih 4 hari. Rasulullah SAW dimandikan oleh Ali bin Abi Thalib, pamannya Abbas, al-
Fadhl bin Abbas, Qutsam bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran serta dihadiri pula oleh
Aus bin Khaula al-Anshari. Beliau dikafani dengan tiga lapis kain putih yang dibuat di Sahul
yairu sebuah negeri di Yaman tanpa gamis dan sorban.
Kemudian kaum muslimin menshalatinya sendiri-sendiri tanpa jamaah. Jasad
Rasulullah SAW diletakkan di atas sehelai kain merah yang dipakainya untuk selimut lalu
dimasukkan ke dalam kubur oleh Abbas, Ali, al-Fadhl, Qutsam dan Syuqran kemudian ditutup
dengan sembilan batu.Rasulullah SAW dimakamkan di tempat Beliau wafat yaitu sekitar
tempat tidurnya di kamar Aisyah ra. Kabar meninggalnya Rasul ini membuat seluruh penduduk
Mekkah sangat bersedih. Mereka merasa kehilangan sosok yang begitu bijak dan mulia.
F. Kehidupan Sahabat Pasca Rasulullah SAW
Tersebarlah berita yang menyedihkan itu, langit dan penjuru kota Madinah pun menjadi
kelabu. Anas berkata. “Aku tidak mendapatkan hari yang lebih indah dan lebih bercahaya dari
pada hari di kala Rasulullah memasuki kota Madinah, dan aku tidak pernah menemukan hari
yang lebih gelap dari pada hari ketika Rasulullah SAW wafat.” Sikap Umar sangat tidak terima
bahwa beliau sudah wafat, dan berkata : “Sesungguhnya beberapa orang dari kaum munafik
beranggapan bahwa Rasulullah telah wafat ! Sesungguhnya Rasulullah itu tidak wafat,akan
tetapi pergi menemui Tuhannya sebagaimana Nabi Musa bin Imran pergi kepada Nya, ia pergi
134 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam, ( Jakarta: Zaman, 2014), hlm. 94-
95.
135 Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Al Rahiqul Makhtum , Bahtsun Fis-Sirah An-Nabawiyah terj Sirah
Nabawiyah, (Depok:Gema Insani), hlm.351-352.
163
meninggalkan kaumnya selama 40 hari, kemudian dia kembali lagi kepada merekasetelah
sebelumnya dikabarkan telah wafat. Demi Alah, Rasulullah benar-benar akan kembali,
sungguh dia akan memotong tangan dangan kaki mereka yang menganggap bahwa beliau telah
wafat.”
Kemudian Abu bakar datang lantas menyingkap kain nya, lalu mencium nya dan
menangis. Setelah itu Abu bakar keluar dan berkata “Barang siapa menyembah
Muhammad,sesungguhnya beliau sudah wafat, tetapi barang siapa yang menyembah Allah,
Allah selalu hidup tak akan meninggal.” Tidak
lama setelah beliau wafat dan jenazahnya belum dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan
anshar berkumpul di balai kota di Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa
yang akan dipilih menjadi pemimpin.menggantikan posisi Nabi sebagai Khalifah.
Namun dengan semangat ukhuywah islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih.
Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar yang tinggi mendapat penghargaan yang tinggi dari
umat islam, sehingga masingmasing pihak menerima dan membaiatnya.136 Dalam
kepemimpinannya, Abu memulai misi dengan menyerukan agama Allah kepada generasi
pertama islam yakni As-Sabiqul Awwalun. Dalam dakwahnya ia sangat sabar dan sungguh-
sungguh.
Orang yang berhasil diajaknya masuk islam adalah Zubair bin Awwam, Utsman bin
Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Auf. Abu
menuntun mereka menemui Rasul untuk belajar Islam hingga mereka beriman. Abu bakar pun
wafat dan digantikan posisinya oleh Umar bin Khattab. Pada masa umar bin Khattab, kondisi
politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam memperoleh hasil yang gemilang
dan Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya
karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya.
Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian
berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.Dalam banyak hal Umar bin Khatthab
dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius. Selanjutnya Khalifah
ketiga yaitu Usman bin Affan. Pada masa pemerintahan nya beliau meninggalkan jejak
peradaban yang berjasa yaitu membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar
dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Prestasi yang terpenting bagi Khalifah Ustman
adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Baka. Khalifah ketiga
yaitu Ali bin Abi Thalib. Peristiwa yang terkenal dalam masa Ali adalah terjadinya perang
antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang tersebut terjadi di daerah bernama Siffin, sehingga
perang ini disebut sebagai perang Siffin.137
136 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan
keenambelas 2004. hal. 35
137 S.Dian Andriyanto. Kisah Para Sahabat Nabi, perjuangan 4 khalifah setelah Rasulullah SAW wafat.
Tempo.com 2021.
164
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab langsung fathul Makkah adalah pelanggaran yang dilakukan kaum
Quraisy Makkah atas perjanjian Hudaibiyah. Mereka melanggar salah satu poin
perjanjian tersebut yaitu gencatan senjata selama sepuluh tahun. Kabilah Bani Bakr
merupakan sekutu Quraisy Makkah melakukan penyerangan ke Kabilah Khuza’ah yang
merupakan sekutu kaum muslimin dan Kaum Quraisy Makkah terlibat dalam
penyerangan tersebut. Atas dasar pelanggaran tersebut Nabi Muhammad saw.
menghimpun pasukan yang berjumlah sepuluh ribu menuju Makkah untuk
membebaskannya. Nabi Muhammad saw. memasuki kota Makkah dengan kemenangan
yang gemilang. Ia tidak mendapatkan perlawanan berarti, kecuali perlawanan kecil dari
pasukan yang dihimpun Ikrimah bin Abu Jahal.
Wasiat Rasulullah di atas,dapat ditarik banyak pelajaran yang dapat dijadikan pegangan
bagi kita sebagai umatnya di zaman yang penuh dengan tantangan keimanan ini, yaitu
sebagai berikut: Anjuran berwasiat, haramnya riba, menghargai wanita Kejadian wafat
Rasulullah SAW berlangsung pada waktu dhuha,yaitu pada hari Senin, 12 Rabiul
Awwal tahun 11 Hijriyah, umur beliau saat itu telah mencapai 63 tahun lebih 4 hari.
Tersebarlah berita yang menyedihkan itu dan pada saat itu masyarat muslim sangat tidak
terima, terutama Umar bin Khattab dan Abu bakar.
165
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik.A.B. (2016) As-Sirah An-Nabawiyah Li Ibni Hisyam, terj. Fadhli Bahri; Shirah
Nabawiyah Ibnu Hisyam. (Bekasi: PT Darul Falah).
Al-Mubarakfuri Shafiyurrahman (1997) Al Rahiqul Makhtuq , Bahtsun Fis-Sirah An-
Nabawiyah. Terj Kathur Suhardi. (Jakarta Timur : Pustaka al-Kautsar).
Al-Mubarakfuri Shafiyurrahman (2018), Al Rahiqul Makhtum , Bahtsun Fis-Sirah An-
Nabawiyah terj Sirah Nabawiyah, (Depok:Gema Insani).
Intan, S. (2019). Fathul Makkah (Keteguhan Nabi Muhammad saw. Menjalankan
Perjanjian). Jurnal al-Hikmah, 21(2).
Ibrahim A.Qasim dan Muhammad A. Saleh.(2014). Buku Pintar Sejarah Islam. (Jakarta:
Zaman).
Jumala, N. F. N. (2019). Gambaran sistem pendidikan Islam pada masa sahabat. Jurnal
Serambi Ilmu, 20(1),
Mastanning, M. (2017). Perbandingan Tingkat Validitas Metode Penelitian Sejarah dan Sanad
Hadis (Studi Kasus Haji Wada’) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Sejarah.Dosen. (2021). “Haji Wada’: Haji Pertama dan Terakhir Nabi Muhammad SAW.”
Youtube.
Andriyanto. S.Dian (2021) Kisah Para Sahabat Nabi, perjuangan 4 khalifah setelah
Rasulullah SAW wafat. Tempo.com.
Yatim Badri. (2004). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada) Cetakan keenambelas.
166
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sirah Nabawiyah berisi perincian kisah hidup rasulullah, yakni asal-muasal,
suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum dia dilahirkan. Kemudian
berlanjut kepada kelahiran dia, masa kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi
nabi, serta perjuangan-perjuangan dia dalam menegakkan Islam hingga akhir
hayatnya.
Mempelajari sirah bukanlah semata-mata bacaan ringan atau hiburan, tapi
mempelajari sirah adalah mengkaji agama. Karena ia menjadi penunjang
memahami sumber pokok dari syariat ini. Dengan mempelajari sirah Nabi ﷺdan
memahaminya dengan baik kita dapat mempraktikkan ubudiyah kepada Allah
dengan cara benar.
167