The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by shazafarahiya24, 2022-03-22 01:19:24

PIMK1104 FLIPBOOK

PIMK1104 FLIPBOOK

Guru-Guru Beliau

Bidang Feqah Bidang Hadith Bidang Usul
❖ Abu al-Fath Umar
❖ Abu Ibrahim Ishaq ❖ Ibrahim Bin Isa
Bin Ahmad (650 H) al-Muradi al-Andalusi Bin Umar al-Taflisi.
(belajar Shahih Muslim) (672 H)
❖ Abu Muhammad
Abdul Rahman Bin ❖ Zainuddin Abu al-Baqa’ Bidang Nahu
Nuh al-Muqaddasi Khalid Bin Yusuf ❖ Ahmad Bin Salim
(M.654 H) al-Nablisi (M.663 H)
al-Masri (664 H)
❖ Abu Hafs Umar Bin ❖ Abdul Aziz Bin ❖ Muhammad Bin
As’ad Muhammad (M.662 H)
Abdullah
Dan
ramai
lagi

Sumbangan

❖ Beliau telah ❖ Pada tahun 665 H, beliau mengajar
memberikan di Darul Hadis Al-Asyrafiyyah
1 pendidikan yang (Dimasyq) dan beliau menolak untuk 2
menyeluruh mengambil gaji.
kepada generasi
muda di ❖ Beliau memperoleh beberapa
zamannya. gelaran kehormatan dari pelbagai
Menurut riwayat, negara seperti Syed Ulama al-Hijaz
Imam Nawawi (Arab Saudi), Mufti (Mesir) dan Fakih
berjaya mendidik (Syria)
lebih 100 murid
sehingga menjadi 3
ulama dan fuqaha.

21

Ibnu Solah (643H)

Biodata

● Nama : ‘Uthman Ibnu ash-Solah ‘Abdurrahman
● Panggilan : Sebutan yang biasa digunakan untuk memanggil

bapaknya ash-Solah Abdurrahman melekat pada dirinya dan
menjadi panggilannya
● Lahir : pada tahun 577 H (1181 M) di daerah Syarkhan dekat
Syahruzur bagian dari wilayah Irbil Iraq
● Bapaknya seorang ulama terkemuka. Ia mengarahkan ibnu
Solah untuk menghafal al-Quran dan mengajarinya Tajwid
● Ilmu yang pertama kali dia pelajari dari bapanya adalah fiqh.
Kemudian bapanya mengirimnya ke Mushil (Moshul) untuk
mendengar hadits dari Abu Ja’far ‘Ubaidullah bin Ahmad, yang
terkenal dengan Ibnu Samin

Biodata

● Kemudian dia sering mendatangi beberapa ulama Mushil
untuk mendengarkan hadis dari mereka. Ibnu Solah
bermulazamah (selalu mengikuti) pada gurunya yang
bernama ‘Imaduddin Abu Ahmad bin Yunus.

● Kemudian setelah itu ia memulai melakukan perjalanan

menuntut ilmu menuju beberapa kota seperti Hamdzan,
Nisabur, Marwu, Baghdad serta Damaskus untuk
mendengar dan meriwayatkan hadis dari para ulama
negeri itu.

Setelah perjalanan Ibnu Khallikan
panjang ini, dia
menetap di kota Aktiviti Pendidikan menyebutkan bahwa
al-Quds (Baitul Ibnu Solah tiba di
Maqdis) dengan
Selain itu, dia diberi Kemudian dia pindah ke daerah ini pada
memulai kegiatannya amanah untuk Damaskus yang Syawwal 632 H = Mei
sebagai guru di mengajar di
Madrasah madrasah Sittu penduduknya sudah 1235 M dan bermukim di
as-Syam yang mengenal kemasyhuran sana. Ahli sejarah besar
as-Salahiyyah yang dan kemuliaannya
dibangun oleh Sultan didirikan oleh putri sebelum dia sampai di ini juga menyebutkan
Ayyub yang bernama kota itu. Dia mengajar bahwa Ibnu Solah
Salahuddin Zamrad Khatun, isteri melaksanakan
al-Ayyubiy. di Madrasah
Nashiru ad-Din ar-Rowahiyyah. Ketika tugas-tugasnya dengan
penguasa Himsh
(sebuah kota di raja Asyrof, putera raja sebaik-baiknya tanpa
‘Adil menubuhkan Daru
Syam). al-Hadits cacat sedikitpun.

al-Asyrofiyyah, Ibnu
Solah-lah yang
mengurus lembaga ini
dan mengajar di sana.

Murid-murid ibn Solah

Ibnu Fakhru ad-Din Zainuddin
Khallikan Umar Ibnu Yahya al-Fariqiy

al-Kirjiy

Ibnu Shalah menyusun buku tentang Dalam kitab ini dia Selain itu mereka menganggap
ilmu hadits dan periwayatan, ilmu mengumpulkan dan menyusun buku ini merupakan buku terbaik
tentang keadaan orang-orang yang dengan baik karya-karya yang pernah disusun oleh ahli
meriwayatkan dan fiqh serta para ulama yang telah hadits dalam mengenal ilmu
penjelasan dan fatwanya yang mendahuluinya dari Timur hadits. Al-Imam Muhyiddin
berjudul “Muqoddimatu Ibni dan Barat. an-Nawawi yang wafat 676
ash-Shalahi fi ‘Ulumi al-Hadits”. H/1277 M meringkas kitab
tersebut dalam sebuah kitab
yang dia beri nama “Al-Irsyad ila
Ilmil Isnad”.

Umat menyambut kitab ini dengan Kemudian meringkasnya lagi
sangat baik. Kitab ini mempunyai posisi dengan judul al-Taqrib. Inilah
khusus di kalangan para ulama, baik yang disyarah Imam Suyuthi
pada masa itu maupun pada periode dalam kitabnya “Tadrib al-Rawi”.
sesudahnya. Para ulama
menyempurnakannya dengan memberi
penjelasan, ringkasan dan penataan
susunan.

22

Al-Hafidz Ibnu
Hajar Al-Asqalani

Nama dan Nasab

Beliau bernama Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin
Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Asqalani Al-Mishri

Gelar dan Kunyah Beliau
Beliau seorang ulama besar madzhab Syafi’i, digelari dengan ketua para qadhi,
syaikhul islam, hafizh Al-Muthlaq (seorang hafizh secara mutlak), amirul mukminin
dalam bidang hadist dan dijuluki syihabuddin dengan nama pangilan (kunyah-nya)
adalah Abu Al-Fadhl. Beliau juga dikenal dengan nama Abul Hasan Ali dan lebih
terkenal dengan nama Ibnu Hajar Nuruddin Asy-Syafi’i. Guru beliau, Burhanuddin
Ibrahim Al-Abnasi memberinya nama At-Taufiq dan sang penjaga tahqiq.

Kelahirannya
Beliau dilahirkan tanggal 12 Sya’ban tahun 773 Hijriah dipinggiran sungai Nil di Mesir
kuno. Tempat tersebut dekat dengan Dar An-Nuhas dekat masjid Al-Jadid

Ibnu Hajar adalah seorang yang mempunyai SIFAT
tinggi badan sedang berkulit putih, mukanya
bercahaya, bentuk tubuhnya indah,
berseri-seri mukanya, lebat jenggotnya,
dan berwarna putih serta pendek kumisnya.
Dia adalah seorang yang pendengaran dan
penglihatan sehat, kuat dan utuh giginya,
kecil mulutnya, kuat tubuhnya, bercita-cita
tinggi, kurus badannya, fasih lisannya, lirih
suaranya, sangat cerdas, pandai, pintar
bersyair dan menjadi pemimpin dimasanya

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN IBNU HAJAR

Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim, ayah beliau meninggal ketika ia berumur 4 tahun dan
ibunya meninggal ketika ia masih kecil. Ayah beliau meninggal pada bulam rajab 777 H. setelah berhaji dan
mengunjungi Baitulmaqdis dan tinggal di dua tempat tersebut. Waktu itu Ibnu Hajar ikut bersama ayahnya.
Setelah ayahnya meninggal beliau ikut dan diasuh oleh Az-Zaki Al-Kharubi (kakak tertua ibnu Hajar)
sampai sang pengasuh meninggal. Hal itu karena sebelum meninggal, sang ayah berwasiat kepada anak
tertuanya yaitu saudagar kaya bernama Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ahmad Al-Kharubi (wafat tahun
787 H.) untuk menanggung dan membantu adik-adiknya. Begitu juga sang ayah berwasiat kepada syaikh
Syamsuddin Ibnu Al-Qaththan (wafat tahun 813 H.) karena kedekatannya dengan Ibnu Hajar kecil.

PERKEMBANGAN HIDUP

● Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga
diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri dibawah kepengasuhan kedua orang
tersebut. Zaakiyuddin Abu Bakar Al-Kharubi memberikan perhatian yang luar biasa
dalam memelihara dan memperhatikan serta mengajari beliau. Dia selalu membawa
Ibnu Hajar ketika mengunjungi dan tinggal di Makkah hingga ia meninggal dunia tahun
787 H.

● Pada usia lima tahun Ibnu Hajar masuk Al-Maktab untuk menghafal Alquran, di sana
ada seorang guru yang bernama Syamsuddin bin Al-Alaf yang saat itu menjadi gabenor
Mesir dan juga Syamsuddin Al-Athrusy. Akan tetapi, ibnu Hajar belum berhasil
menghafal Alquran sampai beliau diajar oleh seorang ahli fakih dan pengajar sejati
yaitu Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq As-Safthi Al Muqri’.
Kepada beliau ini lah akhirnya ibnu Hajar dapat mengkhatamkan hafalan Alqurannya
ketika berumur sembilan tahun.

PERKEMBANGAN HIDUP

● Ketika Ibnu Hajar berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam shalat Tarawih di Masjidil
Haram pada tahun 785 H. Ketika sang pengasuh berhaji pada tahun 784 H. Ibnu Hajar
menyertainya sampai tahun 786 H. hingga kembali bersama Al-Kharubi ke Mesir. Setelah
kembali ke Mesir pada tahun 786 H. Ibnu Hajar benAr-benar bersungguh-sungguh dalam
menuntut ilmu, hingga ia hafal beberapa kitab-kitab induk seperti Al-‘Umdah Al-Ahkaam
karya Abdulghani Al-Maqdisi, Al-Alfiyah fi Ulum Al-Hadits karya guru beliau Al-Haafizh
Al-Iraqi, Al-Haawi Ash-Shaghi karya Al-Qazwinir, Mukhtashar ibnu Al-Haajib fi Al-Ushul dan
Mulhatu Al-I’rob serta yang lainnya.

● Pertama kali ia diberikan kesenangan meneliti kitab-kitab sejarah (tarikh) lalu banyak hafal
nama-nama perawi dan keadaannya. Kemudian meneliti bidang sastra Arab dari tahun 792
H dan menjadi pakar dalam syair.Kemudian diberi kesenangan menuntut hadits dan dimulai
sejak tahun 793 H. namun beliau belum konsentrasi penuh dalam ilmu ini kecuali pada tahun
796 H. Diwaktu itulah beliau konsentrasi penuh untuk mencari hadits dan ilmunya.

PERKEMBANGAN HIDUP

● Saat ketidakpuasan dengan apa yang didapatkan akhirnya Ibnu Hajar bertemu dengan
Al-Hafizh Al-Iraqi yaitu seorang syaikh besar yang terkenal sebagai ahli fikih, orang yang
paling tahu tentang madzhab Syafi’i. Disamping itu ia seorang yang sempurna dalam
penguasaan tafsir, hadist dan bahasa Arab. Ibnu Hajar menyertai sang guru selama
sepuluh tahun. Dan dalam sepuluh tahun ini Ibnu Hajar menyelinginya dengan perjalanan
ke Syam dan yang lainnya. Ditangan syaikh inilah Ibnu Hajar berkembang menjadi seorang
ulama sejati dan menjadi orang pertama yang diberi izin Al-Iraqi untuk mengajarkan
hadits. Sang guru memberikan gelar Ibnu Hajar dengan Al-Hafizh dan sangat
dimuliakannya. Adapun setelah sang guru meninggal dia belajar dengan guru kedua yaitu
Nuruddin Al-Haitsami, ada juga guru lain beliau yaitu Imam Muhibbuddin Muhammad bin
Yahya bin Al-Wahdawaih melihat keseriusan Ibnu Hajar dalam mempelajari hadits, ia
memberi saran untuk perlu juga mempelajari fikih karena orang akan membutuhkan ilmu
itu dan menurut prediksinya ulama d daerah tersebut akan habis sehingga Ibnu Hajar
amat diperlukan.

● Imam Ibnu Hajar juga melakukan rihlah (perjalanan tholabul ilmi) ke negeri Syam, Hijaz dan
Yaman dan ilmunya matang dalam usia muda hingga majoriti ulama dizaman beliau
mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar.

KEWAFATAN IBNU HAJAR

Pada malam Sabtu, 28 Dzulhijjah, berselang dua jam setelah shalat Isya,
orang-orang dan para sahabatnya berkerumun di dekat Ibnu Hajar untuk
membacakan surah Yasin. Ketika sampai ayat ke-58, keluarlah roh dari jasadnya.

Berita wafatnya sang ulama ini menimbulkan luka mendalam bagi warga. Mereka
menganggap, hari itu merupakan hari musibah yang sangat besar.Orang-orang
menangisi kepergiannya sampai-sampai orang non-Muslim pun ikut meratapi
kematian beliau. Pada hari itu, pasar-pasar ditutup demi menyertai kepergiannya.
Para pelayat yang datang pun sampai-sampai tidak dapat dihitung. Semua para
pembesar saat itu datang melawat..

23

Imam As Suyuthi

Biodata

● Nama : Al-Imam al-Hafizh abu al-Fadhl Jalal ad-Din ‘abd
ar-Rahman ibn Kamal ad-Din abi al-Manaqib abi Bakr ibn
Nashir ad-Din Muhammad ibn Sabiq ad-Din abi Bakr ibn Fakhr
ad-Din ‘Utsman ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn Saif ad-Din
Khadhr ibn Najm ad-Din abi al-Shalah Ayub ibn Nashir ad-Din
Muhammad ibn as-Syaikh Hammam ad-Din al-Hammam
al-Khudhairiy al-Usyuthiy.

● Laqab : Jalal al-Din.
● Kuniyah : Abu al-Fadhl
● Beliau dilahirkan di Mesir setelah maghrib malam Ahad, awal

bulan Rajab tahun 849, tepatnya pada 3-10-1445 Masehi
● Nama ayah beliau adalah Abu Bakr Muhammad ibn Abi Bakr.
● Ibu Imam as-Suyuthi adalah keturunan Turki.

Pendidikan

Kerjaya Imam as-Suyuthi bermula dari keprihatinan ayahnya terhadap pelajaran, ayahnya sangat mengalu-alukan kelahirannya,
bahkan memberikan sepenuh perhatian kepada Imam as-Suyuthi, mendidiknya menghafal al-Quran, bahkan menemaninya belajar
hadis dari Ibn Hajar al-Asqalani. Maka Imam as-Suyuthi yang kecil itu membesar dengan baik kerana mendapat perhatian penuh
daripada ibu bapa dan guru-gurunya. Beliau dapat menamatkan pengajiannya di Masjid al-Shaikhuni selepas kematian bapanya.

Setelah menghafal al-Qur’an, ia melanjutkan petualangan intelektualnya dengan mendalami fiqih mazhab Syafi’i kepada ‘Alamuddin
al-Bulqaini dan diteruskan dengan putra al-Bulqaini. Ia mendalami ilmu-ilmu keagamaan dan bahasa Arab dengan Syeikh
Syarafuddin al-Minawi dan Muhyiddin al-Kafiyaji (w. 889 H). Selanjutnya mendalami kitab Shahih Muslim, as-Syifa fi Ta’rif Huquq
al-Musthafa, dan sebagainya bersama Syeikh Syamsuddin Muhammad Musa. Kemudian mempelajari hadits dan bahasa Arab sekitar
empat tahun bersama Taqiyuddin al-Syumani al-Hanafi (w. 872 H).

Rihlah merupakan suatu keperluan penting bagi penuntut ilmu, kerana dengan rihlah kita dapat menyingkap tabir cakrawala demi
mendapat kelebihan-kelebihan. Masing-masing daerah menyimpan ilmu-ilmu dan ulama yang berbeza, apa yang ada pada ulama di
suatu daerah mungkin tidak dimiliki ulama daerah lain, maka, setelah imam as-Suyuthi banyak menuntut ilmu dari para ulama di
daerahnya, beliau kemudian pergi menuntut ilmu ke berbagai daerah untuk memperoleh hadis atau sanad keilmuan.

Maka Imam as-Suyuthi mengembara ke Syiria, Yaman, India, Maroko, Mesir dan banyak wilayah Islam lainnya. Ia pun berkali-kali
mengunjungi Hijaz baik untuk menunaikan ibadah haji maupun menimba pengetahun. Beliau bertemu dan belajar dengan banyak
ulama pada saat itu, dan beliau juga menuntut ilmu dari murid-murid ayahnya. Imam as-Suyuthi belajar berbagai ilmu pengetahuan
dari mereka, seperti tafsir, hadis, fikih, mantiq, ilmu kalam, adab, serta ilmu tata bahasa.

Guru

● Ibrahim ibn Ahmad ibn Yunus al-Ghaziy ● Abu Bakr ibn Ahmad ibn Ibrahim
Tsamma al-Halbiy Burhan al-Din (ibn
al-Dhu’ayyaf), lahir tahun 792 H. al-Makkiy Fakhru al-Din al-Mursyidiy (w.
876 H)
● Ahmad ibn Ibrahim ibn Sulaiman ● Abu Bakr ibn Shidqah ibn ‘Aliy
al-Munawiy Zakyu al-Din (w. 880).
al-Qalyubiy Abu al-‘Abbas (w. 868 H)
● Ibrahim ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn ● Abu Bakr ibn Muhammad ibn Syaddiy

al-Dairiy al-Hanafiy Burhan al-Din (w. al-Hushaniy (al-Hushkafiy) al-Syafi’i
876 H). Taqiyyu al-Din (w. 881 H)

● Abu Bakr ibn ‘Aliy ibn Musa al-Hasyimiy

al-Haritsiy al-Makkiy (w. 895 H)

MURID Ahmad ibn ‘Aliy ibn Zakaria Abu al-Khair ibn ‘Amus
Syihab ad-Din al-Judayyidiy ar-Rasyidiy al-Hashariy

Asy-Syihab ibn Abi al-Amir
al-Iyasiy al-Hanafiy asy-Syafi’i

Ahmad ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn as-Siraj
al-Bukhariy al-Hanafiy

Ibrahim ibn ‘Abd ar-Rahman
ibn ‘Ali al-‘Alqamiy al-Qahiriy
asy-Syafi’i

Ahmad ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn ‘Aliy ibn Hajar
al-Haitamiy asy-Syafi’i

‘Abd al-Wahhab ibn Ahmad
asy-Sya’raniy

Wafat Karya

Imam as-Suyuthi wafat disebabkan sakit tumor 1. Al-Itqan fi ‘Ulum al-Quran
ganas di lengan kiri beliau. Ada juga yang 2. Mafatih al-Ghaib fi at-Tafsir
mengatakan beliau jatuh kemudian terbaring sampai 3. Nawahid al-Abkar wa Syawarid al-Afkar
tujuh hari hingga akhirnya beliau wafat sebelum 4. Tafsir al-Jalalain
fajar malam Jumat, 19 Jumadil Ula tahun 911 5. Turjuman al-Quran
H/17-10-1505 M di rumah beliau. Beliau dibacakan 6. Bidang Hadis dan Ulum al-Hadis
surat Yasin ketika sekarat, kemudian disholatkan 7. Jami’ al-Kabir (Jam’u al-Jawami’)
oleh banyak orang di rumah beliau setelah shalat 8. At-Tawsyih ‘ala al-Jami’ ash-Shahih
Jumat. Kemudian dishalatkan lagi untuk yang kedua 9. Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim ibn al-Hajjaj
kalinya oleh banyak orang yang jumlahnya tidak 10. Alfiyyah fi Mushtholah al-Hadis
bisa dihitung karena saking banyaknya. 11. Tadrib ar-Rawi fi Syarhi Taqrib
Orang-orang di Damaskus juga melakukan shalat
ghaib untuk beliau. Imam as-Suyuthi Rahimahullah an-Nawawi
dikuburkan di Kairo. 12. Al-Luma’ fi Asbabi Wurud al-Hadis
13. Al-Musalsalat al-Kubro
14. Bidang Fikih dan Ushul Fikih
15. Al-Hawi li al-Fatawi

SYUKRAN !


Click to View FlipBook Version