ASEP KOSWARA
LIFE
isn’t
A MOVIE
[hidup bukan sebuah sinetron]
-A-Llleifgeiiasnnc’et Paumbloivshiei-n-g
LIFE ISN’T A MOVIE
Penulis: Asep Koswara
Diterbitkan pertama kali
Oleh penerbit: Allegiance Publishing
Jln. Desa Cipadung No. 141. Cibiru-Bandung
cetakan pertama: Juli 2012
ISBN: 979-114-045-7
editor : Allegiance team
desain sampul: Allegiance team
©2012 by Allegiance Publishing
All rights reserved. No part of this publication may be
reproduced in any manner whatsoever without written
permission from the publisher, except in the brief quotations
embodied in critical articles or review.
--Life isn’t a movie--
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi tuhan semesta alam. Berkat rahmat
inayahnyalah penulisan buku yang berjudul “life isn’t a
movie” ini dapat diseleseikan. Ucapan terima kasih juga
untuk semua pihak yang sudah banyak berperan
membantu penulis baik motivasi, masukan, kritik dan
bahkan materinya. Inilah hasil dari semua perjuangan itu
suka dan duka untuk tetap bisa konsisten merangkai kata
demi kata berharap ada manfaat yang bisa dipetik.
Penulisan buku ini merupakan sebuah komitmen
penulis untuk bisa memberikan manfaat kepada teman-
teman pembaca semuanya. Dilandasi oleh sebuah
kesadaran dalam pencarian jati diri menemukan cara
bagaimana hidup yang baik dan ideal itu. Buku-buku yang
berbau motivasi, psikologi, filsafat dan yang lainnya sudah
coba di jamah. Buku ini merupakan sebuah penemuan-
penemuan sekaligus pemahaman hidup yang penulis
dapatkan. Mungkin tulisan isi dalam buku ini masih berbau
subjective karena didasarkan oleh pengalaman, namun
--Life isn’t a movie--
disamping itu penulis juga mencoba memberikan beberapa
fakta-fakta yang ada yang mengarah pada objektifitas.
Judul buku ini sendiri sebetulnya di inspirasi oleh
sebuah iklan di televisi, iklan yang menawarkan asuransi
jaminan sekolah. “life isn’t a movie”, hidup bukan sekedar
film atau sinetron. Hidup memang perlu berbagai macam
persiapan dan perhitungan yang matang untuk lebih baik
di masa depan. Dalam buku ini penulis mencoba
membahas bagaimana kita menyadari eksistensi diri kita di
dunia ini. Dengan mengetahui siapa diri kita, kita juga akan
mengetahui potensi yang ada dalam diri. Lalu setelah itu
kita harus membuat siasat bagaimana memaksimalkan
potensi yang ada untuk membangun kehidupan yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Hal yang paling penting dalam menjalani hidup
agar bisa menjadi lebih baik dan sukses itu adalah cara.
Cara adalah sesuatu yang lebih mahal daripada sukses itu
sendiri. Apabila kita mengetahui bagaimana caranya sukses
maka sudah di pastikan ketika kita mau melakukannya,
maka bukan hal susah untuk menggapai itu semua. Hal
yang perlu diketahui sebelum mengetahui cara adalah
potensi yang ada. ketika kita sudah mengetahui potensi
yang ada dalam diri kita, maka akan dengan mudah kita
akan menemukan cara untuk memaksimalkan itu. Dan kita
tahu bahwa terdapat begitu banyak potensi dahsyat yang
terdapat dalam tiap individu mahluk yang namanya
‘manusia’ itu.
--Life isn’t a movie--
Diharapkan dengan terbitnya buku ini, bisa
memberikan pencerahan bagi siapa saja yang masih
mengalami kegalauan atau bahkan meremehkan
kemampuannya sendiri. Ingat..!! kita dilahirkan sebagai
seorang pemenang. Dari jutaan sel sperma yang ada hanya
satu yang berhasil dan itu adalah kita, apa itu namanya
kalau bukan seorang pemenang? Potensi lain-pun begitu
komplit dalam diri tiap individu manusia itu, dalam buku
ini anda akan menemukan hal-hal tersebut.
Selanjutnya penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna dalam penulisan buku
ini. Namun harapan penulis ada hikmah atau manfaat yang
bisa didapatkan meski hanya sedikit. Suatu kebanggaan
bagi penulis untuk melayani dan berbagi pengetahuan
yang coba penulis ikat dalam buku. Kritik dan saran begitu
penulis harapkan, juga apresiasi dari anda sebagai pembaca
sangat penulis tunggu. Apabila anda sudah membaca buku
ini mohon minta coment, apresiasi atau kritiknya ke no.
0817614014, atau email [email protected].
Bandung, Juli 2012
Asep Koswara
Penulis
--Life isn’t a movie--
--Life isn’t a movie--
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB I LANDASAN HIDUP
A. Aku dan sinetron
B. Siapa bilang tentang “ku”
C. Juga bukan tentang “mu”
D. Apalagi tentang “dia”
E. Pastinya bukan juga “mereka”
F. Ini adalah tentang “kita”
BAB II MENGENAL SELANGIT POTENSI DIRI
A. Terlahir sebagai pemenang
B. Potensi Otak yang luar biasa
C. Dahsyatnya kekuatan pikiran
D. Potensi KECERDASAN Brilian
BAB III CARA BERTINDAK
A. Hasrat keinginan
--Life isn’t a movie--
B. Keyakinan
C. Pretending
D. Action
E. Doa
F. Hasil
BAB IV FASILITAS DAN HUKUM PENDUKUNG
A. Low Attraction
B. Cosmic ordering
C. Imajinasi
D. Intuisi
BAB V KIAT MENGHADAPI MASALAH
A. Masalah bukan masalah
B. Masalah adalah tentang persepsi
C. Menemukan akarnya
D. Menyeimbangkan Sumber Energi
PENUTUP
TENTANG PENULIS
SUMBER BACAAN
--Life isn’t a movie--
PENDAHULUAN
Permasalahan yang sering ditemui dalam setiap
kehidupan manusia adalah kekurang tahuan akan potensi
diri. Menjalani hidup ini hanya sekedar mengisi
kekosongan dan berjalan apa-adanya tanpa ada usaha
yang maksimal. Kepercayaan bahwa ‘takdir dan hidup itu
ada yang mengatur’ sering di persepsi salah, bahkan
menjadi penghambat akan semangat untuk menjalankan
hidup secara maksimal.
Secara kita tahu bahwa tuhan –pun memberikan
kebebasan kepada umatnya untuk bekerja secara maksimal
merubah nasibnya, karena tuhan tidak akan langsung
mengubah tanpa adanya usaha. Dan hidup ini bukan
sekedar sinetron, seperti judul yang dipasang dihalaman
pertama buku ini. Meski banyak orang mengatakan bahwa
hidup ini adalah sinetron dan atau panggung sandiwara,
namun ternyata tidaklah seperti itu. Kalau dalam sinetron
atau drama kita diarahkan oleh sutradara berdasarkan
naskah, namun dalam kehidupan kita, kita diberikan
kebebasan untuk memainkan hidup ini sebebas kita.
--Life isn’t a movie--
Tentunya untuk membuat hidup ini lebih bermakna
dan tidak melakukan hal yang merugikan, butuh
pengetahuan dan aturan tertentu yang membatasi gerak-
gerik kita. Pengetahuan lebih akan potensi dan hukum
kehidupan dunia ini, adalah salah satu hal yang perlu
diketahui. Hal itu karena tuhan menuntut hambanya untuk
berpikir akan hal itu, bahwa sesungguhnya manusia
diciptakan dalam bentuk dan potensi yang luar biasa. Hal
tersebut tentunya hanya bisa didapat apabila ada
kesadaran dan perenungan dari manusianya itu sendiri.
Dan diharapkan ketika sudah mengetahui berbagai potensi
yang ada, itu bisa membuat manusia menjadi lebih bijak
dan banyak bersyukur.
Pertanyaan awal yang harus diketahui sebetulnya
tentang eksistensi kita sebagai manusia di dunia ini.
Mengapa kita hidup? Siapa kita? Dan untuk apa kita hidup?
Untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut
memang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dan
pemahamannya-pun bisa didapatkan dari cara yang
berbeda pula. Setelah mengetahui eksistensi ontologis kita
sebagai manusia, baru yang selanjutnya mengkaji diri dan
potensi yang tersimpan untuk bisa dimaksimalkan dalam
perjalanan hidup ini.
Setiap manusia tentunya mempunyai hasrat dalam
kehidupannya. Setelah mengetahui eksistensi, dan potensi
diri, tak jarang masih banyak yang mengalami kebingungan
tentang cara mereka bertindak. Kebingungan ini sering
ditemui dan kebanyakan hanya terbawa arus saja tanpa
--Life isn’t a movie--
adanya tujuan yang jelas dan dilakukan dengan cara yang
konsisten. Tanpa adanya action dan hanya fokus pada
hasrat dan ambisi saja, sering menjadikan kebanyakan
orang sebagai sang pemimpi di siang bolong. Tak sedikit
orang-orang seperti ini dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Apa sebetulnya yang menyebabkan hal tersebut
sering terjadi?
Budaya instant yang sudah massif, dan
kecenderungan konsumerisme bisa menjadi salah satu
penyebab akan hal tersebut. Keinginan mencapai sebuah
kesuksesan dengan cara yang instan, menjadi trend
manusia saat ini. Padahal yang namanya kesuksesan abadi
tidak akan didapatkan tanpa proses perjuangan yang
panjang dan menyakitkan. Tanpa adanya itu kebahagian
dan kesuksesan hanya akan terlihat semu. Rasa iri terhadap
hasil orang lain sebagai effek dari hal tersebut, padahal
kalaulah mau iri, seharusnya iri terhadap proses bukan
terhadap hasil.
Pada bab pertama dibahas tentang landasan hidup,
bertanya tentang eksistensi ontologis diri. Menjelaskan
bahwa hidup itu tidak hanya tentang _ku, _mu, _nya, dan
_mereka, namun hidup ini adalah tentang _kita. Karena
yang hidup di dunia ini adalah kita maka diharapkan bisa
mempunyai kecintaan yang sama mewariskan hidup yang
lebih baik untuk kehidupan manusia selanjutnya.
Pada bab kedua dijelaskan tentang potensi dahsyat
yang terdapat dalam tiap individu manusia. Dari mulai
--Life isn’t a movie--
potensi otak yang luar biasa, potensi kekuatan pikiran yang
dahsyat dan potensi kecerdasan brilian. Diharapkan ketika
sudah mengetahui begitu luar biasanya potensi yang ada
dalam diri manusia itu, menjadikan kita lebih bersemangat
dan tentunya tidak ada rasa minder, juga memperkuat
keimanan dengan cara banyak bersyukur.
Pada bab ketiga dibahas tentang bagaimana cara
bertindak. Tentunya setelah mengetahui landasan hidup
dan potensi diri yang dimiliki, hal yang selanjutnya harus
dilakukan adalah action atau aksi nyata. Ada beberapa hal
harus dilakukan yang coba penulis gambarkan secara
hierarki dan berurutan. Bertujuan untuk menjadi panduan
cara mencapai sebuah hasrat agar apa yang menjadi
potensi dalam diri bisa dimaksimalkan.
Pada bab empat dibahas tentang fasilitas dan hukum
pendukung. Dalam bab ini lebih dibahas tentang potensi
lain dari manusia yang berhubungan dengan alam. Alam
menjadi potensi lebih dan mempunyai hubungan yang erat
dengan setiap perbuatan manusia.
Pada bab lima dibahas tentang cara mengatasi
masalah. Pastinya dalam perjalanan hidup ini tidaklah
berjalan dengan mulus tanpa adanya masalah. Dalam bab
ini mencoba membahas bagaimana kiat untuk
menyelesaikan dan memandang suatu masalah.
Dalam buku ini intinya mencoba membahas secara
hierarki aturan dan proses perjalanan kehidupan meski
hanya subjektivitas berdasarkan sudut pandang penulis
--Life isn’t a movie--
saja. meski demikian buku ini mencoba memberikan
pandangan yang mendalam tentang makna kehidupan dan
berharap memberikan statement yang bisa menyadarkan
agar menjalani hidup itu penuh dengan ambisi-ambisi dan
harapan. Tidak hanya menjalani hidup ini seperti air
mengalir saja. karena hidup ini sekali maka maksimalkanlah
secara benar.
--Life isn’t a movie--
--Life isn’t a movie--
BAB I
LANDASAN HIDUP
Bagi orang yang tidak menggunakan akal sehat, jika ia
bertanya kepada diri sendiri,
“Bagaimana saya ada?” ia akan menjawab, “Saya ada
entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan
menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah
masalah seperti itu.
(Harun Yahya)
A. Aku dan sinetron
Banyak orang yang meng-analogikan bahwa hidup
manusia bagaikan sebuah sinetron atau dalam lagu
Kalau dikatakan hidup ini hanya “panggung
hidup ini sandiwara”. Manusia hanya sebagai
memang mahluk yang diutus, diciptakan dan
sinetron; berkhendak karena atas ijin dan kasih
peran apa sayangnya tuhan. Apakah anda setuju akan
yang kita ungkapan tersebut?
mainkan? Tentunya jika anda sebagai seorang theis
--Life isn’t a movie--
atau mahluk yang mengakui adanya tuhan, akan setuju
terhadap alasan dari ungkapan diatas. Namun dari hal
tersebut muncul pertanyaan kalaulah hidup itu adalah
sebuah sinetron atau panggung sandiwara apa dan peran
apa yang kita mainkan sebetulnya?
Apakah kita berperan sebagai seorang tokoh protagonist
dengan sikap dan perbuatan yang cenderung melakukan
hal-hal yang baik dan berguna. Atau kita berperan sebagai
tokoh antagonis yang kerjaannya hanya mencari-cari
masalah dan cenderung identik dengan orang yang
mempunyai sipat jahat, iri dan perusak.
Kalau kita perhatikan manusia memang pernah ada
dalam kedua peran (protagonist dan antagonist) diatas.
Pada suatu saat kita pernah melakukan kebaikan dalam
hidup ini, meski kadang kita sering dirundung masalah
namun kita selalu berusaha menyelesaikannya dengan cara
yang baik. Tapi kadang juga sebaliknya kita sering juga
berperan sebagai tokoh antagonis yang banyak
menciptakan masalah. Namun kadang dari masalah-
masalah yang kita ciptakan itulah kita menemukan
keindahan hidup di dunia ini.
Pertanyaan selanjutnya masihkah percaya bahwa
hidup itu adalah sebuah sinetron? Tentunya seperti judul
buku ini hidup itu bukan sekedar sinetron “life isn’t a
movie”. Kenapa penulis beranggapan seperti itu, karena
faktanya banyak permasalahan komplek yang tidak hanya
sekedar pengertian dasar bahwa manusia digerakan oleh
--Life isn’t a movie--
tuhan, namun lebih komplek dari itu. Anggapan bahwa
hidup hanya sebagai sinetron sering menggelincirkan
manusia menganggap remeh dan cenderung menerima dan
berpasrah pada takdir secara apa-adanya. Hal tersebut
tentunya sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
kesadaran manusia mengapa dia hidup dan bagaimana bisa
mempertahankan eksistensinya.
Kadang apa yang di ceritakan dalam sinetron dan
drama hanya fiksi semata yang hanya menonjolkan sisi-sisi
yang cenderung tidak masuk akal. Semua kejadian yang
ada selalu diakhiri dengan moment-moment tertentu yang
kadang dalam kehidupan aslinya tidak pernah terjadi.
Sinetron hanya sebuah hiburan yang diciptaan oleh
seorang script-writer yang selanjutnya diarahkan oleh
sutradara dengan biaya dari produser. Tokoh dalam
sinetron tidak diberikan kewenangan untuk melakukan apa
yang diinginkannya sendiri melainkan ia harus mengikuti
petunjuk naskah dan arahan sutradara berbeda dengan
manusia yang diberikan kebebasan tuhan untuk
menentukan sikap apakah dia menjadi pribadi baik
ataupun buruk dengan konsekuensi tertentu.
Manusia diberikan kebebasan untuk menunjukan
pribadi dan sikapnya terhadap kehidupan. Dengan
segudang potensi fisik maupun jiwa yang tuhan berikan,
bisa menjadi tolak ukur dan landasan akan pilihan yang
akan mereka tentukan. Tentunya manusia dan
kehidupannya lebih besar ditentukan oleh cara mereka
--Life isn’t a movie--
berpikir atas kebebasan yang diberikan tersebut. Jelas
hidup ini bukan dan berbeda dengan sinetron ternyata.
B. Siapa bilang tentang “ku”
Aku bukan seonggok daging, Aku lebih dari itu
Orang bilang aku binatang jalang, tapi aku juga bukan
kamu
Aku aku aku aku dan aku, siapakah aku?
Pertanyaan mendasar yang sebetulnya harus
ditanyakan manusia dalam hidup ini adalah “siapakah
aku?” pertanyaan tersebut merupakan sebuah pertanyaan
onthologis yang bisa membuka tabir kesadaran manusia
dalam menjalani hidup. Banyak manusia yang menjalani
hidup ini layaknya seperti balon yang lepas ke udara yang
tidak tahu arah. Ketika kita sudah mendapatkan jawaban
dari pertanyaan ini, hidup kita akan terarah dan jelas
mengetahui hakikat dan dasar hidup ini.
Siapakah aku ini? Mengapa aku hidup di dunia ini?
Untuk apa? Pertanyaan selanjutnya yang bisa merangsang
kita untuk berpikir. Sayangnya manusia saat ini cenderung
mereka menghindari pertanyaan filsafat seperti itu. Mereka
menjalankan hidup ini layaknya air mengalir tanpa ada
suatu landasan kuat mengapa air itu mengalir.
--Life isn’t a movie--
Aku sadar bahwa ternyata aku bukan hanyasekadar
seonggok daging, sepasang mata, sepasang
telinga, satu hidung dan satu kepala. Aku Siapakah
lebih dari itu ternyata. Bukan hanya fisik aku ini?
yang ada namun juga ada jiwa yang lebih Mengapa
jauh yang menggerakan dan jika jiwa itu aku ada
hilang maka fisik tak berarti apapun. Fisik di dunia
tanpa jiwa bagaikan sampah dan barang ini? Untuk
rongsok yang tak ada artinya jika tidak di apa aku
olah. Atau bagaikan sebuah mobil tanpa hidup?
pengemudi. Mobil analoginya sebagai fisik dan pengemudi
adalah sebagai jiwanya.
Mengapa aku hidup di dunia ini? Ada sebuah
percakapan seorang anak dengan ayahnya. Si anak
bertanya “yah, mengapa aku hidup di dunia ini?”
mendengar pertanyaan seperti itu, si ayah butuh waktu
berbulan-bulan untuk menjawabnya. Sampai pada suatu
saat dia menemukan jawaban yang dipikirnya cocok “nak,
kamu hidup di dunia ini karena kamu harus mewariskan
dunia yang lebih baik daripada dunia yang kamu temui
saat ini” jawab sang ayah.
Itu hanya salah satu alasan yang bisa kita berikan
atau dapatkan tentang eksistensi kita di dunia ini. Dan
mungkin ada banyak jawaban sebagai alasan yang bisa
diberikan yang tentunya setiap individu mempunyai
jawaban dan persepsi yang berbeda.
--Life isn’t a movie--
Hidup itu siapa bilang hanya tentang_ku? Dari
jawaban si ayah diatas tentunya bisa memberikan
penjelasan bahwa kita hidup di dunia ini bukan hanya
tentang_ku saja. ketika kita harus mewariskan dunia yang
lebih baik, tentunya ada orang lain yang ada dan
bertanggung jawab di dunia ini. Setiap ‘ku’ mempunyai
tanggung jawab terhadap apa yang akan diberikan
terhadap hidup ini, namun ‘ku’ tidak akan mungkin bisa
hidup sendiri tanpa adanya yang lain.
Manusia adalah zoon politicon yang membutuhkan
interaksi sosial. Tidak mungkin ada manusia yang bisa
hidup tanpa orang lain. Henry David Thorou saja
meskipun awalnya dia memutuskan bahwa kehidupan
yang ideal itu adalah hidup bersama alam, namun dia juga
tidak bisa lepas dari kehidupan sosial dan memutuskan
untuk kembali ke tengah-tengah manusia. Jangan sombong
akan kemampuan dan kekuatan individu anda dan
meremehkan orang lain. Ingat suatu saat kita pasti
membutuhkan bantuan orang lain, begitupun sebaliknya.
C. Juga bukan tentang “mu”
Seekor mahluk bernama aku ada di bumi ini
Lebih dari itu ada kamu, dia, dia, dia dan mereka
Tapi dimanakah diriku??
--Life isn’t a movie--
Jika hidup ini bukan tentang ‘ku’ apakah itu artinya
tentang ‘mu’? bukan juga ternyata; jika hidup ini hanya
tentang ‘mu’ maka tidak akan sama tidak ada ‘ku’ dan
yang lainnya. artinya ‘mu’ akan hidup sendiri dan hidup
sendiri itu tidak benar dan tidak mungkin adanya.
Muncul dibenakku mengapa ‘mu ‘ ada di dunia ini?
Mengapa harus ada ‘mu’ tidak ‘ku’ saja yang mediami
dunia ini? Apakah tuhan tidak percaya pada ‘ku’ dan ‘mu’
sehingga dia tidak memilih siapa yang harus ada di dunia
ini. Kamu jangan senang dulu karena sebetulnya aku tidak
suka kamu ada dan menguasai dunia ini. Kamu seharusnya
tidak ada di dunia ini cukup aku saja.
Tapi kamu juga mungkin sama tidak
menginginkanku ada dan kamu berharap yang mendiami
dunia ini adalah ‘mu’ sendiri. Namun ini sudah terlanjur,
tuhan telah mengirimku kedunia ini mungkin tuhanmu juga
demikian mengirimu ke bumi ini. Aku tak tahu tuhanmu
tuhan yang mana, tapi tentunya setiap orang punya tuhan
masing-masing yang mereka ciptakan sendiri. Coba kalau
tuhan itu satu, mungkin ia akan mengirim satu saja aku
Siapa atau kamu yang harus berdiam di bumi ini.
kamu? Ketika ada aku dan kamu berarti kita punya
Mengapa tuhan yang berbeda yang mengirim kita ke
ada kamu dunia ini. Sebetulnya sangat malas bagiku
di dunia untuk berdebat masalah ini, namun aku
ini?
bilang seperti ini karena aku gak mau kamu
sombong dan menganggap bahwa bumi ini adalah milikmu
--Life isn’t a movie--
sendiri. Aku paling benci pada orang yang
menyombongkan diri di dunia ini. Karena dunia ini bukan
hanya milikmu tapi miliku juga, jangan pernah kau tidak
menganggapku.
Jika hidup itu hanya tentang_mu dan bukan
tentangku, entah apa yang akan terjadi mungkin? Mungkin
kau akan begitu sombong mengumbar amarah dan merasa
kuat sehingga berlaku sewenang-wenang pada pada apa
yang ada di bumi ini. Untung saja tuhanku juga
mngirimkanku untuk menyaingimu atau mungkin
sebaliknya kau yang menyaingiku.
Tuhanku memberikan kebebasan kepadaku,
bagaimana dengan tuhanmu? Tentunya jika tuhanmu
mempunyai pengetahuan yang sama dengan tuhanku aku
bisa bersama-sama denganmu di dunia ini. Apa yang bisa
kamu lakukan pada dunia ini? Kalau aku sudah tahu
jawabannya bahwa aku harus menjaga bumi ini agar tetap
stabil dan terjaga agar tidak dirusak olehmu.
Sekarang aku tahu bahwa ternyata hidupku bukan
hanya tentangku dan kamu juga jangan pede karena hidup
ini juga bukan hanya tentangmu. Hidup ini tentangku dan
tentangmu juga. Mungkin lebih baik putuskan untuk hidup
bersama antara aku dengan kamu untuk tuhan dan demi
kenyamanan bumi ini. Aku membutuhkanmu dan kamu
juga tentu begitu membutuhkanku, mari bersama saling
membantu.
--Life isn’t a movie--
D. Apalagi tentang “dia”
Dunia ini bukan miliku tapi milikmu, nya, dan mereka juga
Aku harus segera mencari diriku, tapi sungguh sulit bagiku
Tolong _ank au_ apa yang bisa kulakukan?
Selain aku dan kamu masih ada mahluk lain yang
menempati bumi ini yaitu ‘dia’. Dia juga seperti aku dank
au; mahluk yang mempunyai bentuk dan sikap yang
hampir sama satu sama lain. Mengapa dia harus terlahir ke
bumi ini. Apakah dia juga diutus oleh tuhannya?
Dia adalah manusia selain aku dan kamu yang mau
tidak mau dan terpaksa harus masuk kedunia ku dan mu.
Sebetulnya aku tidak mau ada dia, mungkin juga dengan
kau. Bahkan buatku ada kau saja rasanya sudah tak
sanggup apalagi tambah ada dia. Dia pasti mempunyai misi
tersendiri dari tuhanya mengapa dia di utus ke dunia ini.
Siapa tahu kalau dia di utus ke bumi ini hanya untuk
merusak saja.
Namun sepertinya aku dan kamu perlu ngobrol
dengan dia. Harus ditanyakan tujuannya hidup ke dunia ini
untuk apa? Jelas kalau aku dan kamu sudah sepakat tinggal
di dunia ini untuk mewariskan dunia yang lebih baik
daripada dunia yang ditemui saat ini. Tapi tak tahu dengan
dia apakah dia setuju dengan alasan dan tujuan kau dan
aku itu. Kalaulah setuju mungkin bisa
berjalan bersama merefleksikan tujuan itu Ada
agar semuanya bisa dicapai dan bisa mahluk
lain juga
--Life isn’t a movie-- ternyata;
siapa
‘dia’?
membahagian sebagai bakti terhadap tuhan masing-masing.
Dia selalu dipandang jelek oleh orang-orang dan
sebetulnya aku sedikit ragu untuk mengajaknya bersama.
Kadang dia terlihat sombong dalam berbicara seakan dia
tidak sadar dan mungkin tidak mau tahu bahwa di dunia
ini tidak hanya dia seorang. Di bumi ini ada aku dan kamu
yang seharusnya dia menyadari akan hal itu. Aku yakin
suatu saat dia akan membutuhkan dan datang mengemis
kepada ku dan atau mungkin kepada mu.
Saya tidak suka akan sikapnya yang selalu
memandang sebelah mata aku dan kamu. Dia pikir dia saja
yang pintar, dia pikir dia saja yang kaya dan serba ada
tanpa membutuhkan orang lain yaitu aku dan kamu. Aku
sadari kehidupan dia memang berlimpah dan bahkan lebih
daripada cukup, namun harusnya sia sadar bahwa semua
itu adalah berkat aku dan kamu juga. Janganlah sombong
dia kalau tidak ingin kusingkirkan dari bumi ini. Mungkin
saja suatu saat nanti tuhanku yang akan mengusir tuhannya
agar tidak mengirim orang seperti dia.
Tapi terlepas dari itu aku dan kau tetap perlu
ngobrol terlebih dahulu dengan dia. Setelah itu aku dan
kau akan menemukan persepsi yang sesungguhnya tentang
dia apakah dia adalah orang yang baik yang diutus
tuhannya ataukah dia melawan tuhannya sendiri. Apabila
mempunyai persamaan persepsi dalam memandang dunia
ini dan bagaimana yang bisa dilakukan untuk menjaganya
--Life isn’t a movie--
mungkin aku dan kamu bisa bersama menjalankan misi itu
bersama-sama dia.
Intinya dia harus tahu bahwa ada aku dan kamu di
dunia ini tidak hanya dia seorang. Kalau begitu berarti
dunia ini sekarang ada tiga penghuni yaitu aku, kamu dan
dia. Namun ini masih sementara mungkin saja masih ada
yang lain yang menduduki bumi ini selain bertiga ini.
Kalaulah ada siapakah itu?
E. Pastinya bukan juga “mereka”
Aku terjebak berada disini bersama kalian
Ini bukan omong kosong jadinya untuk bertindak
Siapakah mereka?
Ya ternyata ada satu mahluk lagi yang mendiami
dunia ini yaitu mereka. Mereka juga diutus oleh tuhan-
tuhannya untuk mendiami bumi ini. Entah mereka juga
diutus sama seperti aku, kamu dan dia untuk menjaga bumi
ini ataukah mereka mempunyai misi berbeda. Mereka
tidaklah satu tentunya, mereka lebih dari satu. Tuhan
menciptakan mereka dalam jumlah yang banyak tidak
seperti tuhanku yang hanya menciptakan ku, tuhanmu
yang hanya menciptakan mu dan tuhannya yang
Ada satu menciptakan dia.
lagi Apa sebetulnya yang diinginkan oleh tuhan
‘mereka’, mereka sehingga ia menciptakan mereka
mengapa dalam jumlah banyak dan menurunkannya
tuhan
mengirim --Life isn’t a movie--
nya?
untuk mendiami bumi ini. Apakah mereka juga diberikan
kebebasan untuk memilih dan bertindak seperti aku, kamu
dan dia? Untuk lebih jelasnya mungkin aku, kamu dan dia
perlu berbincang dengan mereka. Meski dari jumlah
pasukan tentunya mereka paling banyak, namun ini adalah
satu-satunya cara untuk menyatukan persepsi karena sama-
sama diutus kedunia ini.
Aku sendiri khawatir kalau mereka tidak
mengindahkan eksistensi ku, kamu dan dia. Apakah
mungkin mereka juga memiliki sombong dan merasa
paling benar atas apa yang mereka persepsi dengan
mengatasnamakan tuhan mereka. Sering aku dengan dari
kamu dan dia bahwa mereka merasa dirinya paling benar
dan memandang sebelah mata aku, kamu dan dia.
Mereka pernah mengatakan bahwa tuhan
merekalah yang paling benar. Mereka memaksaku untuk
menyembah tuhan mereka, tapi bagaimana dengan tuhan
ku, mu dan dia. Ini sebetulnya yang menjadi pertanyaan
sampai saat ini, apakah tuhannya yang menyuruh
menyembahnya ataukah mereka saja yang merasa paling
benar.
Akan muncul masalah apabila hal ini tidak
diseleseikan dengan jalan yang baik. Mereka meng-klaim
tuhannya paling benar, begitupun dengan ku, mu, dan nya
menganggap tuhan masing-masing kita sudah benar. Harus
bisa disatukan persepsi kalau mereka setuju bahwa
diturunkan ke dunia ini untuk menjaga bumi ini dengan
--Life isn’t a movie--
baik. Apabila masih ada perselisihan antara, aku, dia dan
mereka maka bumi ini akan jauh daripada aman.
Aku, kamu dan dia sudah menyadari bahwa ada
mereka dalam dunia ini. Sekarang tinggal mereka apakah
mereka menyadarinya juga. Kalaulah mereka
menyadarinya maka antara aku, kamu, dia dan mereka
bisa bersatu mewujudkan tugas suci dari tuhan untuk
mendamaikan bumi ini sehingga jauh dari berbagai macam
permasalahan yang ada.
Masih adakah mahluk lain yang menghinggapi bumi
ini selain aku, dia, kamu dan mereka? Kalaulah ada
siapakah itu?
F. Ini adalah tentang “kita”
“Ini duniaku” ujarku, tapi ini juga dunia-mu, nya, mereka
Mungkin adilnya ini dunia kita saja, tapi . . .
Apa yang bisa diberikan untuk dunia kita?
Sepertinya tidak ada lagi mahluk yang ada di dunia
ini. Namun yand ada adalah gabungan dari aku, kamu, dia
dan mereka sehingga membentuk sebuah sebutan yaitu
‘kita’. Ya setelah kita sepakat dan saling menyadari bahwa
hidup itu bukan hanya tentang ‘ku’, juga bukan tentang
‘mu’, ‘nya’ dan ‘mereka’ tapi hidup ini tentang ‘kita’
seharusnya kita harus bisa bersama. Bersama mewujudkan
--Life isn’t a movie--
tugas tuhan dan menyadari peran dan fungsi masing-
masing.
Diantara kita semua sudah ahu bahwa tidak bisa
hidup secara masing-masing dengan ego yang berlebihan.
Aku tidak bisa hidup tanpa kalian, begitupun kalian. Kita
sama-sama saling membutuhkan, maka marilah kita saling
bantu untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih
baik. Jangan lagi ada kehidupan yang individualime yang
hanya memikirkan kepentingan fragmatis pribadi saja. coba
tengok dia, atau mereka yang mendapatkan kesulitan.
Dalam hidup ini memang ada Akhirnya
sebagian dari kita, entah itu aku, kamu, dia aku sadar
dan mereka yang lari dan lupa pada yang ternyatai
lainnya yang masih berjalan lambat atau ni adalah
bahkan ngesot. Berjalan bersama akan lebih tentang
indah disbanding berjalan masing-masing. “kita”
Yang berjalam masih ngesot atau pelan
perlu disemangati oleh kita yang sudah bisa lari ata bahkan
diajarai bagaimana caranya lari dalam kehidupan ini.
Ada banyak dan mungkin sering orang-orang yang
kita sakiti di dunia ini. Kita terlalu egois akan persepsi diri
kita sendiri yang sering merasa benar. Diantara kita ada
yang selalu focus pada perbedaan-perbedaan yang ada
diantara kita. Ketidakmauan menerima kekurangan orang
lain juga sering kita tunjukan dengan merasa diri lebih
superior daripada yang lainnya.
--Life isn’t a movie--
Sheh Seow Wah, 2002 seorang konsultan keturunan
konglomerat China yang ada di Indonesia mengatakan
bahwa permasalah manusia dimulai ketika manusia mulai
membuat perbedaan-perbedaan; benar dan salah, baik dan
buruk, mungkin dan tidak mungkin dan nyata dengan
tidak nyata. Perbedaan-perbedaan tersebut sebetulnya
hanyalah produk dari pikiran manusia. Mereka yang terlalu
berpegang teguh pada perbedaan-perbedaan tersebut akan
menderita.
Sebagian dari kita sering mempermasalahkan
permasalahan yang sebetulnya tidaklah penting. Lalu
setelah itu kita memberikan penilaian terhadap
permasalahan tersebut. hal tersebutlah yang sebetulnya
factor utama yang bisa menghadirkan penderitaan diantara
kita.
Hendaknya dalm setiap melihat permasalahan kita
senantiasa melihat permasalahan yang ada dari sudut
pandang yang holistis dan menyeluruh. Karena ini adalah
dunia kita maka belajarlah untuk menggunakan sudut
pandang dalam setiap permasalahan dengan lebih dari satu
sudut pandang. Karena diantara kita tentunya mempunyai
kekurangan masing-masing namun harus diketahui bahwa
kita mempunyai peran dan fungsi kegunaan masing-masing
juga. Hal tersebut dikarenakan kita diciptakan tidak sama,
dan kita hanyalah gabungan dari aku, kamu, dia dan
mereka yang mendiami bumi ini.
--Life isn’t a movie--
Kita masing-masing mempunyai tuhan yang berbeda
sesuai dengan persepsi dibenak kita masing-masing. Namun
kita sepakat lahir ke dunia ini untuk mewariskan dunia
yang lebih baik, menjaga dan memeliharanya. Maka mari
kita sama sama berjalan bergandeng bersama tanpa ada
yang melepaskan genggaman tangan kita. Kita raih
kengginan kita masing-masing dengan cara bersama dan
saling membantu. Karena ini adalah dunia tentang kita.
--Life isn’t a movie--
BAB II
MENGENAL SELANGIT POTENSI DIRI
A. Terlahir sebagai Pemenang
Pernahkah anda belajar biologi? Ya dalam ilmu
biologi dibahas bagaimana proses penciptaan manusia
dalam rahim sang ibu. Sebuah proses yang tentunya
penting untuk kita renungi sebagai sebuah refleksi dari
aktivitas kita sebagai mahluk yang diberi akal untuk
berfikir.
Seperti kita tahu bahwa dalam proses terjadinya
seorang individu diawali dari bertemunya dua jenis zat
berbentuk cairan yang berbeda antara seorang pria dan
seorang perempuan. Hal tersebut diawali dari proses
--Life isn’t a movie--
senggama atau hubungan badan antara seorang pria
dengan seorang perempuan. Pada saat proses hubungan
badan tersebut si pria akan mengeluarkan dengan apa yang
disebut dengan sperma dan si perempuan akan
mengeluarkan ovarium.
Sel sperma tersimpan pada bagian yang namanya
testist. Sel sperma ini sipatnya aktif; dimana ketika sel
sperma itu keluar pada proses hubungan badan dalam
rahim perempuan, ia akan secara aktif mencari untuk
bertemu sel ovarium. Dalam satu kali ejakulasi yaitu
dimana si pria menyemburkan
Satu dari spermanya, jumlah sperma yang keluar
jutaan bisa mencapai jutaan. Namun yang
sperma yang nantinya bertemu dengan sel telur
berhasil; apa ovarium hanya satu saja, sedangkan
namanya sebagian yang lainnya itu mati.
kalau bukan
seorang Dari jutaan sel-sek sperma yang ada,
pemenang? mereka berjuang saling berebut untuk
bisa mencapai sel telur ovarium. Namun disini daya
tangguh dan mungkin keberuntungan yang ada; dimana sel
sperma yang kuatlah yang akan bisa bertahan dan bisa
bertemu dengan sel telur dan yang kemudian terjadi
pembuaahan.
Dalam proses pembuahan itu sendiri, diawali
dengan bertemunya sel sperma dengan sel telur, lalu
kemudian menjadi segumpal darah. Segumpal darah itu
kemudian dalam berjalannya waktu menjadi segumpal
--Life isn’t a movie--
daging dan dalam waktu Sembilan bulan berubah menjadi
mahluk yang namanya ‘manusia’.
Dari proses biologi terbentuknya individu manusia
dalam rahim harusnya menjadi perenungan buat kita.
Coba kita renungkan dari jutaan sel-sel sperma yang keluar
pada saat proses ejakulasi, hanya satu saja yang bisa
bertemu dengan sel telur. Bukankah ini menandakan
bahwa ini adalah sebuah proses perjuangan manusia yang
akhirnya menjadi pemenang. Ya, manusia sebetulnya
dilahirkan sebagai seorang pemenang, namun banyak
diantara kita yang tidak meyadarinya.
Sering kita temukan manusia di bumi ini yang masih
banyak mengeluh, pessimis dalam menjalani hidup ini. Hal
tersebut seharusnya tidaklah terjadi apabila manusia
berfikir dan mau bersyukur atas eksistensinya di dunia yang
dilahirkan sebagai seorang pemenang. Kasus minder,
kurang percaya diri dan menganggap diri tidak mampu
itulah yang terjadi dan sering di temui. Padahal disamping
mereka terlahir sebagai seorang pemenang, manusia juga
terlahir dengan banyak potensi yang ada dalam dirinya.
Karena manusia terlahir sebagai seorang pemenang,
maka manusia-pun seharusnya mempunyai mental
pemenang. Refleksinya bisa ditunjukan pada cara
bagaimana menjalani hidup, dengan penuh anthusias,
yakin dan percaya bahwa terlahir kedunia untuk
menjadikan dunia ini aman dan tentram sebagai tanggung
jawab sang pemenang.
--Life isn’t a movie--
Yang terpenting bukanlah apa yang ada didepan,
dibelakang atau disamping anda, namun yang paling
penting adalah apa yang ada di dalam diri anda. Artinya
dengan proses merenung, berfikir tentang kesadaran kita
sebagai seorang pemenang, tahu akan potensi diri, maka
tidak ada alasan lagi manusia hidup di dunia ini dengan
keluh kesah dan pesimis.
B. Potensi otak yang menakjubkan
Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah
animal symbolicum atau hewan yang berpikir. Setujukah
anda? Yang mungkin satu sisi setuju dan disisi lain tidak.
Memang pembeda utama antara manusia dan binatang
yaitu manusia diberikan kemampuan untuk berpikir. Dan
alat secara fisik untuk proses berpikir tersebut adalah otak.
Otak manusia jauh berbeda dengan otak hewan
baik dari topografhi maupun dari fungsi dang
penggunaannya. Selain itu otak manusia pula mempunyai
potensi luar biasa bahkan dengan computer. Memang
computer hanyalah ciptaan manusia, namun baru-baru ini
kemampuan computer sering diagul-agulkan dan
mempunyai potensi yang lebih baik daripada otak
manusia.
Hal yang perlu diperhatikan adalah computer hanya
ciptaan manusia dan tidak mungkin pencipta lebih inferior
dari pada yang dicipta, begitu logikanya. Ada banyak
--Life isn’t a movie--
potensi dari otak manusia yang kadang sebetulnya kita
sendiri tidak menyadari dan bahkan mungkin tidak mau
tahu dangan tidak mencari tahunya.
Dibawah ini ada beberapa potensi otak yang sangat
menakjubkan, dan semoga hal ini bisa membantu anda
untuk menggunakan otak secara efektif dan efisien.
Potensi-potensi tersebut diantaranya:
1. Otak tidak mengalami kelelahan
Kita sering mendengar seseorang yang mengatakan
bahwa otak mereka sudah lelah dan tidak mampu lagi
untuk melanjutkan pekerjaannya. Salah satu contoh ketika
seseorang membaca buku dalam waktu yang lumayan
lama, kemudian mereka berhenti dan mengatakan bahwa
mereka harus me refresh otak mereka yang lelah. Benarkah
demikian?
Menurut beberapa penelitian para ilmuwan baru-
baru ini hal tersebut sungguh sangat tidak terjadi
sebetulnya. Otak itu sungguh berbeda dengan otot-otot
tubuh yang ada. dalam karakter cara beroperasinya, otak
tidak menyerupai cara kerja otot. Otak bereaksi secara
elektro-kimiawi yang mana sebanding dengan baterai sel-
basah arus searah.
Saat anda mengatakan bahwa otak anda sedang
mengalami kelelahan setelah berjam-jam melakukan kerja
--Life isn’t a movie--
mental, kelelahan tersebut sebetulnya terjadi bukan pada
otak namun pada bagian tubu lain. Biasanya yang
mengalami kelelahan itu adalah mata, otot-otot leher dan
punggung. Sedangkan otak itu sendiri masih dapat terus
bekerja secara hampir tak terbatas.
Biasanya apa yang Nampak sebagai kelelahan
tersebut sering disebabkan oleh factor kebosanan. Misalnya
dalam membaca buku kita sering merasa bosan dan sering
ada dorongan untuk berhenti. Menurut psikolog hal
tersebut sebetulnya bukan sebagai suatu kelelahan, namun
dikarenakan tidak adanya konsentrasi dan kemampuan
untuk menghilangkan hal-hal yang mengganggu pikiran.
2. Kapasitas otak yang tak terbatas
Orang paling bijak sekalipun yang pernah hidup di
dunia ini diperkirakan mereka hanya mengisi kafasitas
otaknya 10 sampai 15% saja. begitu banyak potensi otak
yang tidak dipergunakan ternayata. Sangat disayangkan
sekali apabila potensi otak yang begitu luar biasa dibiarkan
menganggur tanpa diisi secara maksimal.
Pada saat berpikir manusi dalam keadaan sadar, ada
10 samapai 12 bilyun sel-sel kecil yang berperan. Sel-sel
tersebut memiliki serabut-serabut halus yang olehnya pesan
elektro-kimiawi dapat melintas ke sel lain. Proses berpikir
dan mengingat akan menyangkut pada sel-sel tersebut.
namun sayangnya sel-sel tersebut bisa rusak dan bahkan
--Life isn’t a movie--
mati. Untuk menjaga agar sel-sel tersebut terus berjalan
dan berhubungan adalah dengan cara membaca. Menurut
beberapa penelitian membaca bisa memberikan lapisan
penyangga pada potensi terjadinya kerusakan otak sarap.
Otak bisa menyimpan sebanyak 15 trliyun bit
informasi dalam umur 70 tahun. Dengan demikian kita
tahu bahwa ternyata otak kita itu bagaikan rumah pusaka
yang mempunyuatan dan kafasitas yang sebelumnya ada
diluar jangkauan manusia itu sendiri. Saying apabila tidak
dimaksimalkan secara baik.
3. Umur tidak menghalangi belajar
Sering terjadi konsepsi yang salah dan mengatakan
bahwa karena saya sudah tua jadi saya berhenti untuk
belajar. Hal tersebut sungguh tida menjadi penghalang
seharusnya. Belajar adalah tugas dan kewajiban yang harus
tetap dilakukan dalam hidup ini dan “tak ada kata
terlambat dalam belajar”.
Benar memang bertambahnya usia bisa membat
bagian-bagian sel otak kita yang mati dan rusak, namun
tidak benar kalau hal itu berpengarus signifikan terhadap
kemampuan otak. Kerusakan otak yang terjadi sebetulnya
tidak mengurangi kualitas dan kedahsyatan otak, kecuali
pada yang sudah parah atau karena factor kecelakaan.
Kalaulah ada yang malu dan mengatakan “terlalu
tua untuk belajar”, itu sebetulnya hanya alasan fragmatis
saja. biasanya orang yang sudah berumur mengapa mereka
--Life isn’t a movie--
tidak mau belajar, itu karena mereka malu apabila harus
bersama-sama lagi belajar dengan anak yang lebih muda.
Gengsi yang biasa sering di tonjolkan, mereka merasa
bahwa mereka mempunyai pengalaman yang lebih dari
pada mereka yang muda.
Jangan jadikan usia sebagai penghambat karena
tidak ada kata terlambat untuk belajar. Otak kita
mempunyai potensi dan kafasitas yang luar biasa. Orang
bijak bilang “yang penting bukan bagaimana caranya agar
kita selalu tampil muda, namun yang lebih penting
bagaimana agar kita selalu berpikir muda.”
4. I.Q itu tidak begitu penting
Banyak diantara kita yang merasa minder karena
hasil test I.Q atau intelligence quotient-nya ada dibawah
rata-rata atau biasa-biasa saja. apakah hal tersebut penting
untuk diratapi dan tidak berbuat apa-apa.? Tentu itu
merupakan sebuah kesalahan, karena suatu ketika hasil test
I.Q selalu bisa berubah.
Coba bandingkan mana yang lebih baik, seseorang
yang tingkat I.Q-nya rata-rata namun ia terus berusaha
mengembangkan kemampuan-kemampuannya, dengan dia
yang I.Q-nya tinggi namun jarang belajar? Tentu yang
lebih baik itu adalah yang pertama.
--Life isn’t a movie--
Dalam sejarah juga bisa kita lihat orang-orang yang
penting dan menciptakan sejarah mempunyai I.Q yang
biasa-biasa saja. beberapa contoh ad Abraham Lincoln, Jon
Adams, Goldsmith dan Emerson, mereka intelegensi rata-
rata saja. yang membat mereka menjadi sukses dan brilian
adalah karakter dan kemampuan untuk terus maju.
5. Otak berkembang dengan penggunaan
Otak cenderung berhenti berkembang apabila tidak
dipakai. Akan lebih baik apabila otak kita dilatih dengan
konsisten dan terus menerus. Bagaimana cara melatihnya?
Sebetulnya apapun yang kita lakukan terhadap otak, itu
artinya kta sedang melatihnya.
Semakin banyak nalar yang dilakukan, maka akan
semakin mudah untuk melanjutkan kepada nalar yang
baru. Begitupun dengan proses meningkatkan daya ingat,
itu juga dilakukan dengan banyaknya latihan. Semakin sulit
sesuatu maka semakin banyak aktu yang harus kita lakukan
dalam melatihnya.
Saat otak berkembang serat-serat saraf diliputi oleh
substansi yang disebut dengan selaput myelin. Seorang
bayi, memiliki sedikit selaput myelin dalam otaknya
tersebut, itulah alasan mengapa kita sulit mengingat
moment pada saat usia bayi. Para psikolog percaya bahwa
dengan banyak latihan, dampaknya adalah mendorong
--Life isn’t a movie--
agar selaput myelin it uterus bertambah dan daya ingat
klita akan meningkat.
Aspek kepribadian kita-pun tersimpan didalam otak.
Aoabila kita menggerakan kehendak kita untuk melakukan
sesuatu atau menyelesaikan masalah maka yang terjadi
adalah kemudahan masalah tersebut. dengan latihan otak
kita akan lebih peka dan menyelesaikan masalah lebih
mudah daripada apa yang dipikirkan sebelumnya.
C. Dahsyatnya kekuatan Pikiran
Pernahkah anda mendengar istilah bahwa pikiran
adalah segalanya? Ya menurut beberapa penelitian para
ahli motivasi dan psikology mengatakan bahwa pikiran
adalah segalanya. Dimana segala sesuatu yang terjadi itu
disebabkan oleh apa yang dipikirkan sebelumnya.
Pikiran merupakan produk daripada fungsi otak.
Benarkah itu? Ya satu sisi benar namun disisi lain juga
kurang tepat karena berpikir itu tidak hanya melibatkan
otak namun melibatkan emosi juga. Hal yang
menyedihkan adalah sedikit dari manusia yang mau
menggunakan otaknya tersebut untuk berpikir.
Otak manusia seharusnya tidak hanya digunakan
untuk gudang penyimpanan fakta-fakta saja, namun
seharusnya juga digunakan untuk berfikir. Ada satu
unkapan bahwa aku ber[ikir maka aku ada. Faktanya
--Life isn’t a movie--
memang benar manusia adalah animal symbolicum, yang
dimana ia harus berpikir sebagai pembeda dengan mahluk
yang lainnya. apabila manusia tidak menggunakan otaknya
untuk berpikir, maka apa bedanya dengan binatang yang
ada.
Kalau anda pernah nonton acaranya hitam-putih di
trans7, Dedi Corbuzier mengatakan hati-hati dengan
pikiran anda. Mengapa demikian? Mengapa kita harus hati-
hati dengan pikiran kita? Seperti yang sudah dijelaskan
diatas bahwa pikiran adalah segalanya. Artinya realitas
empiris yang terjadi dalam kehidupan kita adalah feed
back daripada apa yang kita pikirkan. Apabila kita berpikir
sukses, maka kita-pun akan sukses.
Jika yang kita pikirkan adalah hal-hal negative yang
tentunya bukan kebaikan untuk diri kita, maka respon
yang akan terjadi-pun akan negative pula. Itulah yang
dimaksud untuk menggunakan pikiran dengan hati-hati.
Dan hal tersebut saat ini sudah banyak dipelajari. Bahkan
dikatakan bahwa penemuan paling hebat abad ini adalah
manusia bisa sukses hanya menggunakan kekuatan pikiran
dengan baik.
Salah satu contoh dahsyatnya kekuatan pikiran bisa
dilihat dari sebuah contoh dibawah ini:
Suatu hari dalam suatu event televisi, ada sebuah
pertunjukan hypnotist. Pada saat itu si penghipnotist
meminta penonton untuk hadir ke panggung dan bersedia
untuk di hypnotis.
--Life isn’t a movie--
Tiba-tiba yang hadir ke panggung lebih dari dua
orang, namun si peng hypnotist hanya meminta satu orang
saja dan yang lainnya disuruh turun lagi.
Pada saat itu orang yang di hypnotist tersebut
disugesti bahwa tangannya akan di sentuhkan besi panas.
Lalu si penghipnotist mendekatkan sebuah pensil pada
tangan yang di hipnotis tersebut. tau apa yang terjadi?
Tangan orang yang di hipnotis tersebut melepuh.
Dari cerita ditas bisa ditunjukan bahwa ternyata
begitu dahsyatnya kekuatan pikiran itu. Saking takutnya
karena akan disentuhkan besi panas, membuat pikiran
orang yang di hypnotist itu percaya bahwa sebuah pensil
adalah besi panas, meski padahal itu hanya sebuah sugesti.
Menjaga pikiran kita untuk selalu berpikir positive
adalah hal paling penting. Itu juga demi kehidupan dan
kebaikan sebagai efek terhadap kehidupan kita. Pikiran
yang positive akan mempunyai cara-cara tertentu untuk
mewujudkannya dalam bentuk yang positive juga. Begitu
dahsyatnya seseorang bisa membengkokan besi atau
memecahkan gelas hanya dengan menggunakan kekuatan
pikiran saja. Hal itu menunjukan bahwa kekuatan pikiran
itu lebih dahsyat daripada kekuatan fisik.
Ini sebuah potensi yang luar biasa yang
dianugrahkan tuhan kepada manusia. Akan sangat
disayangkan apabila kita tidak menggunakannya secara
maksimal. Cobalah untuk terus melatih dan selalu
mengasahnya untuk mendapatkan hasil yang luarbiasa.
--Life isn’t a movie--
Yang paling mahal dari sesuatu hasil adalah cara. Begitupun
dengan harapan kita mendapatkan hasil yang luar biasa
dalam hidup ini, maka temukanlah cara. Salah satunya
adalah cara berpikir.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan sebagai sarana
mengasah pikiran kita adalah dengan merenung.
Renungkanlah sesuatu dari hal yang terkecil; misalkan
ketika kita duduk malam hari sambil memandangi langit,
kita bertanya “ko dilangit itu ada bintang ya? Buat apa
siyy?” dari pertanyaan tersebut akan merangsang kita
untuk berfikir dan berusaha menemukan jawabannya.
Selain itu konsumsi bacaan kita juga menentukan
pada keinginan dan kemampuan kita dalam berpikir. Ada
banyak buku-buku yang hanya menyajikan fakta-fakta saja
yang tidak mendorongkita untuk berfikir. Sampai saat ini
buku yang bisa membuat saya berfikir adalah buku-buku
filsafat. Dengan mempelajari filsafat, tidak hanya
memberikan fakta-fakta, namun memberikan jalan untuk
kita menemukan landasan, cara dan strategi berpikir yang
baik dan benar serta holistis.
D. Potensi kecerdasan
Disamping manusia terlahir sebagai pemenang juga
mempunyai potensi otak yang luar biasa, manusia juga
mempunyai potensi kecerdasan yang luar biasa pula.
Sebagai animal symbolicum atau hewan yang berfikir,
--Life isn’t a movie--
manusia dibekali potensi kecerdasan oleh tuhan. Dan
saying apabila kita tidak menyadari dan memaksimalkan
potensi tersebut.
Apa saja potensi kecerdasan yang terdapat di dalam
diri manusia itu? Begitu banyak sebetulnya namun disni
saya akan mencoba mengutip dari kecerdasan yang pernah
dilontarkan pertama kali oleh Howard Gardner, seorang
Psikolog. Dalam bukunya “Frames of Mind: The Theory of
Multiple Intelligences”, Gardner mengatakan ada Sembilan
kecerdasan yang ada dalam diri manusia itu. Meski pada
mulanya ada delapan dan belum lama Gardner
menambahkan spiritual intelligence sebagai satu potensi
kecerdasan manusia juga.
Kesembilan kecerdasan itu adalah Linguistic
intelligence (Kecerdasan linguistik), Logical–mathematical
intelligence (Kecerdasan logika-matematika), Spatial
intelligence (Kecerdasan visual-spasial), Bodily-kinesthetic
intelligence (Kecerdasan gerak tubuh), Musical intelligence
(Kecerdasan musikal), Interpersonal intelligence
(Kecerdasan interpersonal), Intrapersonal intelligence
(Kecerdasan Intrapersonal), Naturalist intelligence
(Kecerdasan natural) dan yang terakhir adalah Spiritual
intelligence (kecerdasan rohani).
Dari kesembilan kecerdasan tersebut, mari kita
bahasa satu persatu:
1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistic)
--Life isn’t a movie--
Kecerdasan Linguistik atau dalam bahasa inggrisnya
sering disebut dengan istilah linguistic Intelligence, adalah
sebuah kemampuan yang dimiliki oleh manusia, yang
mana kemampuan tersebut seperti yang disebutkan diatas,
adalah pembeda antara manusia dengan mahluk lainnya
misalnya dengan binatang. Kecerdasan Linguistik (Abd.
Kadir, 2010) adalah kemampuan menyusun pikiran dengan
jelas dan mampu menggunakannya secara kompeten
melalui kata-kata seperti bicara, membaca dan menulis.
Setidaknya ada Selain itu, Linguistic Intelligence
tiga jenis (Willi, 2010) is the capacity to use
kecerdasan language, your native language and
bahasa yang perhaps other languages, to express
harus what’s on your mind and to
dikembangkan; understand other people. (kecerdasan
membaca, linguistic adalah kemampuan dalam
menulis dan menggunakan bahasa; bahasa ibu
berbicara (native), dan bahasa asing, untuk
mengungkapkan apa yang ada di
pikiran kita dan mengerti apa yang orang lain katakan)
Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan Linguistik adalah kemampuan dalam aktivitas
berbahasa. Kemampuan berbahasa merupakan fungsi yang
dihasilkan oleh otak manusia tepatnya adalah otak kiri
atau hemisfer kiri. Kemampuan bahasa disini adalah
meliputi kemampuan dalam menggunakan kata-kata, baik
secara oral maupun verbal.
--Life isn’t a movie--
Pada dasarnya, setidaknya ada tiga jenis kecerdasan
berbahasa yang harus dikembangkan yaitu kemampuan
bicara, membaca dan menulis. Memang kalau kita lihat
sekarang, ketiga kemampuan tersebut mempunyai
perhatian khusus; dimana kita bisa lihat dari perkembangan
dan banyak munculnya lembaga-lembaga pendidikan.
Lembaga lembaga tersebut menjadi sarana yang sangat
efektif untuk mengembangkan ketiga kemampuan
berbahasa. Bahkan agar anak-anak mempunyai dan
menguasai keterampilan tersebut lebih dini, adanya
pendidikan usia dini (TK/RA/PAUD, dll) adalah sarana
yang tepat. Sehingga ketika memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya, si anak diharapkan mempunyai kemampuan
lebih.
Kecerdasan linguistik sebetulnya Lingkungan
dimiliki oleh setiap manusia namun adalah faktor
perbedaan tingkatan dalam memahami paling utama
bahasa-lah yang membedakannya. yang
Orang yang kecerdasan linguistik-nya mempengaruhi
tinggi biasanya dimiliki oleh orang- perkembangan
orang yang pandai dalam negosiasi, berbahasa.
nulis ataupun orasi; bisa dikatakan
bahwa orang yang mempunyai kecerdasan bahasa tinggi
adalah orang yang pandai dalam berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan. Biasanya orang yang tingkat linguistik
intelligent-nya tinggi itu adalah orang yang mengetahui
tentang tata bahasa dengan baik. Dalam artian orang itu
mempunyai kemampuan dalam merangkai kata dari mulai
--Life isn’t a movie--
tatanan kalimat sampai ungkapan lainnya, yang semuanya
terorganisir.
Tidak ada faktor genetik yang menyebabkan
seseorang mempunyai kecerdasan berbahasa yang rendah
kecuali cacat bawaan seperi bisu dan tuli. Seperti yang
dikatakan Gardner bahwa potensi kecerdasan pada
seseorang itu, faktor utama yang mempengaruhinya adalah
lingkungan. Oleh karena itu, kecerdasan berbahasa seorang
anak pada masa-masa awal pertumbuhannya sampai usia
sekolah, perkembangannya tidak boleh kita biarkan
sendiri. Potensi tersebut harus dibantu oleh lingkungan
terdekatnya yaitu terutama orang tua.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para
orang tua agar perkembangan anaknya dalam berbahasa
berjalan dengan baik. Tips-tipsnya antara lain:
Pertama: ajak si anak ngobrol. Ngobrol disini
memang mungkin sangat berbeda dengan ngobrol dengan
anak dewasa, namun yang terpenting disini adalah stimulus
yang kita beri kepada si anak. Stimulus tersebut akan
memberikan efek kepada otak si anak agar terus mengolah
kata-kata sehingga bisa menyusunnya dengan baik. Anak
yang jarang bicara akan berpengaruh terhadap
perkembangan kecerdasan bahasanya dibanding dengan
anak yang banyak bicara. Maka jangan khawatir jika anak
anda banyak ngoceh ataupun banyak bertanya, karena itu
sebagai tanda bahwa perkembangan kecerdasan bahasanya
berjalan dengan baik.
--Life isn’t a movie--
Kelemahan anak dalam berbahasa akan terlihat
pada usia sekolah yaitu antara 4-7 tahun. Disini anak
dituntut untuk bersosialisasi dengan anak yang lainnya,
maka jika kemampuan bahasanya rendah, si anak tersebut
akan cerderung diam. Dan apabila tidak ada penanganan
segera baik dari orang tua maupun sekolah maka anak
tersebut akan cenderung seperti itu sampai usia dewasa.
Kedua: buat anak anda mencintai buku. Maksud
mencintai disini bukan berarti cinta saja, namun
maksudnya ajari anak anda untuk gemar membaca buku.
Dengan membaca buku maka kemampuan anak akan
berkembang dengan baik. Si anak akan banyak mendapat
kosakata baru sehingga proses berbahasanyapun
bertambah. Juga- tidak hanya kemampuan berbahasa
namun kemampuan kognitif-nya juga. Maka, sisihkan
sedikit uang untuk membelikan si anak buku atau ajak si
anak pergi ke perpustakaan atau juga pergi ke toko-toko
buku.
Ketiga: minta si anak untuk menulis. Menulis
merupakan sarana pengungkapan apa yang ada dipikiran.
Dengan menulis kita akan tau apa yang orang rasakan,
latar belakang pendidikan seseorang dan tujuan seseorang.
Coba suruh anak anda untuk menuliskan sesuatu baik itu
cerpen, puisi ataupun diari. Dan menurut Willi Walnut.
2010, cara efektif mengasah kemampuan berbahasa adalah
dengan menulis diari, bahkan dia menyarankan “keep a
diary and write at least 250 word per day about anything
on your mind” (tulislah diari kurang lebih 250 kata dalam
--Life isn’t a movie--
sehari tentang apapun yang ada dipikiran kita”. Sebetulnya
saran ini bukan untuk anak-anak saja, namun buat semua
orang yang ingin kecerdasan bahasanya berkembang
dengan baik dan selalu terjaga.
Keempat: kenali bakat si anak. Sebagai orang tua
harus pandai-pandai untuk mengenali bakat yang dimiliki
oleh anak anda sedini mungkin. Dan ketika anda sudah
mengenalinya jangan ragu-ragu untuk memfasilitasinya.
Misalkan ketika anda melihat anak anda berbakat terhadap
musik maka fasilitasi alat-alat yang mendukungnya, atau
bila perlu anda memasukannya ke sekolah musik.
Dalam perkembangannya kecerdasan linguistik perlu
dukungan terutama dari lingkungan keluarga yaitu orang
tua. Perkembangan berbahasa dengan baik akan
menunjang kecerdasan linguistik anak. Perkembangan
inilah yang nantinya akan mempengaruhi kualitas hidup si
anak. Ketika proses perkembangan linguistiknya bagus
maka kualitas hidupnya-pun akan bagus pula. Bahasa
adalah pembuka ilmu pengetahuan. Bahasa adalah
pembuka rejeki..!!
2. Logical–mathematical intelligence (Kecerdasan
logika-matematika)
Kecerdasan ini mengacu pada penggunaan nomor
secara efiesin dan juga kemampuan penalaran. Anak yang
mempunyai jenis kecerdasan ini akan mengandalkan
--Life isn’t a movie--
penalaran dan atau akan menjelajah ketika belajar. Mereka
dapat belajar dengan baik melalui komputasi, menghitung,
grafik, membandingkan dan mengklasifikasi. Selain itu
sering melibatkan pemikiran saintifik, termasuk pemikiran
secara heuristik, induktif dan deduktif, membuat inferens,
mengkategori, generalisasi, perhitungan dan pengujian
hipotesis.
Adapun jenis pekerjaan yang dituntut mempunyai
kecerdasan ini adalah seorang matematik (ahli matematik),
Saintis (ahli sain), Jurutera, dan Akuntan. Sedangkan
contoh tokoh-tokohnya adalah Carl Friedrich Gauss, Al-
Khawarizmi, dan Isaac Newton.
3. Spatial intelligence (Kecerdasan visual-spasial)
Kecerdasan ini mengacu pada pengertian yang tepat
tentang ruang, visualisasi, dan kemampuan untuk
menunjukkan perasaan. Para siswa yang mempunyai
kemampuan baik dengan warna, garis, bentuk, ruang dan
peka terhadap hubungan antara mereka, mereka juga
memiliki kemampuan untuk dengan cepat menemukan
arah.
Ciri-ciri dari seseorang yang mempunyai
kemampuan ini adalah bisa dilihat dari kegiatan berburu,
bermain teka-teki, dan suka membayangkan atau
berimajinasi. Cara mereka berpikir, mereka berpikir dalam
gambar dan diagram. Selain itu biasanya mereka dapat
--Life isn’t a movie--