The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Adisti Amelia, S.E., 2021-07-18 02:25:36

Buku Panduan Kerja BK SMK

Buku Panduan Kerja BK SMK

kegiatan bimbingan) 2 Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk menganalisis dan
memikirkan (think) sebab-sebab mengapa mereka menunjukkan perilaku tertentu
dan apa yang akan dilakukan selanjutnya ( so what)

3

Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta membuat rencana

tindakan untuk memperbaiki perilaku yang dianggap sebagai kelemahan dirinya (

Plan). Kemudian Guru BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana

tindakan untuk memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta didik memiliki

kesadaran untuk berubah (Now What).

Contoh pertanyaan:

rencana apa yang akan dilakukan ?

kapan akan dimulai ?

langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?

3 Tahap Pengakhiran (Terminasi)

Menutup kegiatan dan a

tindak lanjut Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan terhadap

aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok

b

Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek kerjasama

c

M Evaluasi Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
1 Evaluasi Proses a

2 Evaluasi Hasil Guru bimbingan dan konseling atau konselor terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan.
b Guru bimbingan dan konseling atau konselor membangun dinamika
kelompok
c

Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan
dalam didik membuat langkah yang akan dilakukannya
a Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman konseli dalam bimbingan
kelompok
b
Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok.
c
Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor (seperti contoh dalam konseling kelompok)

Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK

Nip. Nip. -

PENGARUH TINGKAT KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA

Belajar adalah Proses proses aktif, yang dimaksud aktif disini adalah bukan hanya aktifitas yang
nampak seperti gerakangerakan badan, akan tetapi juga aktifitas mental, seperti proses berpikir,
mengingat, dan sebagainya.pendapat tersebut dikemukakan oleh Gestalt (dalam Mustaqim,
1991:61). Proses belajar membutuhkan dukungan penuh dari lingkungan sekitar. baik lingkungan
masyarakat, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan
pendukung paling penting karena lingkungan keluarga yang paling sering berinteraksi dengan anak.
Bahkan sejak si anak masih bayi hingga kini, lingkungan keluarga merupakan lingkungan Pengaruh
Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa yang dapat mempengaruhi kondisi
psikis anak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi motivasi belajar anak.

Motivasi belajar merupakan pendorong dalam diri anak/siswa untuk mencapai tujuan belajar
yang ingin dicapai. Motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap siswa bertujuan untuk menumbuhkan
gairah belajar serta mencapai hasil belajar yang efektif dan maksimal. Pencapaian hasil belajar
efektif dan maksimal harus ditunjang dengan berbagai sarana-prasarana yang memadai seperti
perlengkapan alat-alat belajar dan kesiapan jiwa (batin) anak/siswa. Motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat dicapai, yang tentunya dengan dukungan dan
dorongan dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
pendidikan anak. Karena sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga, serta
keluarga itu pula yang mengisi pribasi anak.

Dengan demikian, dapat disadari pentingnya peranan keluarga sebagai dasar pembentukan
kepribadian anak. Untuk mendapatkan keluarga yang harmonis, dapat dilakukan dengan membina
hubungan yang baik antara ayah, ibu, dan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Apabila usaha
tersebut terwujud, maka dalam keluarga akan tercipta suasana kerukunan, kasih sayang, saling
pengertian, dan perasaanperasaan lain yang menyenangkan seperti dinyatakan oleh William J. Goede
bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga atau rumah tangga yang bahagia lebih banyak
kemungkinan tumbuh bahagia sehat secara psikologis (Goede, 1991). Yusuf dan Juntika (2009:78)
menjelaskan bahwa keharmonisan interaksi antar anggota keluarga akan memperlancar penataan
kehidupan pribadu dan sosial kemasyarakatan. Namun jika terjad Jurnal Mahasiswa Bimbingan
Konseling. Ketidakharmonisan, broken home, atau konflik berkepanjangan antara suami-istri atau
orangtua-anak, maka keluarga tersebut menjadi sumber stress bagi keluarga, terutama bagi anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari Senin, 9 Januari 2012, terdapat beberapa
siswa yang memiliki keluara kurang harmonis dan kurang memiliki motivasi belajar yang baik,
sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal.

Keluarga kurang harmonis yang dimaksud disini ialah dengan berpisah/bercerainya kedua
orangtua dengan anak ikut salah satu orang tua atau tidak sama sekali (anak ikut anggota keluarga
yang lain selain ayah dan ibu), orangtua yang sering bertengkar, orangtua yang tinggal terpisah
meskipun masih dalam lingkup 1 kota, orangtua yang memiliki banyak hutang sehingga kebutuhan
pendidikan siswa tersebut kurang tercukupi, orangtua yang kurang terbuka dengan anak, dan
orangtua yang kurang memperhatikan hubungan antar orangtua, antara orangtua dengan anak, dan
antara anak dengan anak. Kurangnya motivasi belajar dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa
dalam mengikuti pelajaran, seringnya membolos atau tidak masuk sekolah, siswa mengantuk atau
keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung.

Motivasi belajar yang kurang baik berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal
disebabkan oleh bermacammacam alasan. Namun yang paling mendasar ialah dorongan belajar dan
perhatian dari orangtua serta tingkat keharmonisan keluarga dinilai kurang dalam penilaian si anak.
Jadi besar pengaruh keharmonisan keluarga terhadap motivasi belajar siswa. Dengan kurangnya
dukungan dan dorongan belajar dari orangtua siswa, maka siswa menjadi kurang termotivasi untuk
belajar dengan baik dan maksimal. Selain faktor keharmonisan keluarga, faktor jenis kelamin juga
berpengaruh Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa terhadap
motivasi belajar siswa. Karena siswa perempuan memiliki keinginan dan keuletan belajar lebih
tinggi daripada siswa laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perempuan memiliki motivasi
belajar yang baik dibandingkan siswa laki-laki, namun bukan berarti siswa laki-laki tidak memiliki
motivasi belajar.

Tingkat Keharmonisan dalam Keluarga Menurut K.H.N. Yunan Nasution yang dikutip oleh
Achmad Sanusi (1996:26), terciptanya keluarga yang harmonis adalah dengan adanya sikap saling
menghormati dan menyayangi antara ayah dan ibu, antara orangtua dan anak serta anak dengan
anak. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2000:209) menjelaskan bahwa keluarga harmonis ialah jika
seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan,
dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi diri) yang
meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.

Gunarsa menggambarkan komunikasi dan hubungan timbal balik dalam keluarga sebagai
berikut: a. hubungan suami istri Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. berdasarkan cinta kasih,
baik diungkapkan secara lisan maupun perbuatan, b. hubungan orangtua dengan anak didasarkan
kasih sayang, baik diungkapkan dalam ucapan maupun perbuatan, c. hubungan orangtua dengan
anak remaja berdasarkan kasih sabar, yang diungkapkan dengan kesabaran dalam menghadapi anak-
anaknya baik secara lisan maupun perbuatan, d. hubungan antar anak didasarkan kasih sesama, baik
diungkapkan dalam ucapan maupun perbuatan, e. komunikasi dalam keluarga berlandaskan kasih,
dengan adanya interaksi timbal bail antar anggota keluarga.

Terdapat beberapa faktor penyebab keharmonisan keluarga, yaitu: a) komunikasi interpersonal,
tanpa adanya komunikasi, kemungkinan besar dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman, b)
tingkat ekonomi keluarga, apabila berada pada taraf yang sangat rendah, taraf ekonomi dapat
menyebabkan konflik dalam keluarga, c) sikap orangtua, akan berpengaruh dalam hubungan
orangtua dengan anak-anaknya, d) ukuran keluarga, keluarga dengan ukuran kecil, memungkinkan
kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak.

Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatab belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman, 2010:75) Menurut Sardiman, terdapat 2 jenis motivasi, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, merupakan motif-motif yang fungsinya tidak
perlu adanya rangsangan dari luar diri individu, atau dapat dikatakan motif-motif yang berasal dari
dalam diri individu tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik, merupakan motif-motif yang fungsinya
perlu Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa mendapatkan
rangsangan dari luar diri individu.

Terdapat beberapa ciri-ciri dari motivasi belajar, yaitu: 1) tekun menghadapi tugas, 2) mandiri
menghadapi kesulitan, tidak perlu mengandalkan oranglain 3) minat dalam belajar, ingin memiliki
pengetahuan yang tidak dibatasi waktu, tempat, maupun gender, 4) kemampuan berpendapat dan
mempertahankannya. Fungsi dari motivasi belajar, yaitu: a. memberi semangat seorang pembelajar

dalam kegiatan belajarnya, b. menentukan arah perbuatan seseorang, c. menyeleksi perbuatan yang
ingin dilakukan oleh seseorang. Menurut Sardiman (2010:91-95), mengatakan ada beberapa cara dan
bentuk dalam menumbuhkan motivasi belajar di sekolah, yaitu memberi angka, pemberian hadiah,
saingan atau kompetisi, egoinvolvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman,
hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

PEMERINTAH ACEH

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Jalan ...... Kode Pos: ......

Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah

E-mail:

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan
C Fungsi Layanan Karir
Pemahaman

D Tujuan Peserta didik/konseli mampu memahami Jurusan apa saja yang ada di smk dan dapat
E Topik memutuskan pilihannya
Pemilihan Jurusan pada siswa SMK

F Sasaran Layanan Kelompok 4 Kelas X

G Metode dan Teknik Diskusi

H Waktu 2 x 45 menit

I Media/Alat Kartu sikap

J Tanggal Pelaksanaan Campbell, T. 1994. Tujuh Teori Sosial: Sketsa, Penilaian, Perbandingan. Yogyakarta:
Kanisius.
K Sumber Bacaan Jonhson, D. P. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan Robert M. Z.
L Uraian Kegiatan Lawang. Jakarta: Gramedia.

1 Tahap Awal - Guru BK/Konselor menyampaiakan salam
a Pernyataan - Guru BK/Konselor menyampaiakan tujuan layanan yang meliputi aspek afektif,
Tujuan
kognitif dan psikomotor

b Pembentukan Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawa siswa

Kelompok

(Langkah

pembuatan

kelompok

c Mengarahkan Memberikan penjelasan tentang kegiatan secara operasional yang akan dilakukan

kegiatan(konsoli

dasi)

d Tahap Peralihan (Transisi)

- Guru a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas

BK/Konselor

menanyakan b Guru BK/Konselor memberi kesempatan bertanya kepada setiap kelompok tentang

kalau ada siswa tugas-tugas yang belum mereka pahami

yang belum

mengerti dan c Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung

memberikan jawab peserta dalam melakukan kegiatan

penjelasan

( Storming)

- Guru a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan para peserta untuk melaksanakan tugas

BK/Konselor

menyiapkan b Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya Guru BK/Konselor memulai ke tahap

siswa untuk kerja

melakukan

komitmen

tentang kegiatan

yang akan

dilakukannya

2 Tahap Inti/Kerja

a Eksperientasi Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, metode yang
Kegiatan yang dipilih dengan materi
dialami konseli
dalam suatu
kegiatan bimb.
berdasarkan
teknis tertentu)

b Refleksi 1 Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi respon anggota kelompok
(Pengungkapan melalui pertanyaan yang mengungkap pengalaman peserta tentang apa yang terjadi
perasaan, pada saat mengikuti kegiatan ( What Happened). Pertanyaan pada refleksi identifikasi
pemikiran dan mengacu pada pengukuruan pencapaian apa yang diketahui (pengenalan)
pengalaman
tentang apa 2 Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk menganalisis dan
yang terjadi memikirkan (think) sebab-sebab mengapa mereka menunjukkan perilaku tertentu dan
dalam kegiatan apa yang akan dilakukan selanjutnya ( so what)
bimbingan)

3

Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta membuat rencana tindakan

untuk memperbaiki perilaku yang dianggap sebagai kelemahan dirinya ( Plan).

Kemudian Guru BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana tindakan untuk

memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta didik memiliki kesadaran untuk berubah

(Now What).

Contoh pertanyaan:

rencana apa yang akan dilakukan ?

kapan akan dimulai ?

langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?

3 Tahap Pengakhiran (Terminasi)

Menutup kegiatan a

dan tindak lanjut Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan terhadap

aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok

b

Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek kerjasama

c

M Evaluasi Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
1 Evaluasi Proses a

2 Evaluasi Hasil Guru bimbingan dan konseling atau konselor terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan.
b Guru bimbingan dan konseling atau konselor membangun dinamika
kelompok
c

Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan dalam
didik membuat langkah yang akan dilakukannya
a Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman konseli dalam bimbingan
kelompok
b
Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok.
c
Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
(seperti contoh dalam konseling kelompok)

Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK

Nip. Nip. -

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pada hakekatnya, sekolah menengah adalah lembaga-lembaga pendidikan yang mulai mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Ada beragam pilihan jenis sekolah lanjutan yang bisa dimasuki oleh
para siswa yang akan melanjutkan pendidikannya, yaitu SMA dan SMK. Meskipun mayoritas orang tua
menyekolahkan anaknya di SMA, namun kehadiran SMK juga menjadi salah satu pilihan lain yang cukup
menarik. Seperti kita ketahui bersama bahwa SMK mempunyai nilai plus dimana membekali siswanya dengan
berbagai macam keterampilan dan keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk terjun ke dalam dunia kerja
apabila nantinya tidak dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi.

Beragamnya jurusan yang ditawarkan di SMK, membuat beragam pula minat dan motivasi dari masing-
masing siswa dalam memilih dan menentukan jurusan yang akan dipelajarinya. Laki-laki ternyata sangat
dominan dalam mempelajari ilmu-ilmu kejuruan yang berkaitan dengan sektor-sektor ekonomi industri seperti
pertanian, kehutanan dan teknologi, sedangkan perempuan lebih dominan bersekolah pada jenis SMK yang
mendalami ilmu-ilmu kejuruan yang sifatnya soft skill (keterampilan lunak), seperti seni dan kerajinan,
kepariwisataan, serta bisnis dan manajemen. Hal ini dibuktikan dengan adanya dominasi siswa tertentu pada
masing-masing jurusan yang ditawarkan di SMK.

Menurut data pokok pendidikan SMK 2011 di SMK Negeri 3 Sukoharjo pada jurusan Teknik
Kendaraan Ringan banyak diminati oleh siswa laki-laki, sedangkan jurusan Pemasaran dan Akuntansi banyak
diminati oleh siswa perempuan. Beragamnya pilihan jurusan yang ditawarkan di SMK, membuat beragam pula
minat dan motivasi siswa dalam memilih jurusan. Akan banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang akan
mereka gunakan sebelum akhirnya siswa memutuskan untuk menekuni bidang tertentu.

Dalam penelitian ini hal yang yang menjadi rumusan masalah adalah apa alasan yang mendasari siswa
laki-laki dan perempuan dalam memilih jurusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan yang
mendasari siswa dalam memilih jurusan di SMK Negeri 3 Sukoharjo. Metode Penelitian ini dilakukan di SMK
Negeri 3 Sukoharjo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus
tunggal terpancang. Sumber data berasal dari informan, yang meliputi informan kunci (siswa) dan informan
pendukung (guru dan orangtua) serta dokumen atau arsip yang berhubungan dengan sejarah perkembangan
SMK N 3 Sukoharjo. Sampling diambil dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan memilih
informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah yang hendak diteliti secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang
sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Triangulasi sumber dan metode digunakan dalam teknik validitas data. Analisis data
menggunakan teknik analisis interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasinya. Review Literatur Untuk memahami konsep gender, maka
kata gender harus dibedakan dengan kata seks (jenis kelamin) terlebih dahulu. Pengertian jenis kelamin
merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat
pada jenis kelamin tertentu (Fakih, 2008: 8).

Menurut Stoller gender adalah konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang
dibangun oleh kebudayaan manusia (Nugroho, 2008: 3). Sementara itu pengertian lain gender adalah keadaan
dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan memperoleh pencirian sosial
sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh
nilai-nilai atau sistem simbol masyarakat yang bersangkutan (Saptari & Holzner, 1997: 21). Gender tidak

dibawa sejak lahir melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, maka dari itu gender dapat berubah. Proses
sosialisasi ini dalam sosiologi dinamakan sosialisasi gender (gender socialization). Sebagaimana sosialisasi
pada umumnya, maka dalam sosialisasi gender terdapat pula beberapa ranah atau media yang berperan penting,
media tersebut adalah keluarga, sekolah, dan media massa. Media tersebut saling memberikan pengaruhnya
dalam rangka pembentukan ideologi pada diri seseorang dan menjadikannya sebagai dasar dalam melakukan
hubungan dengan masyarakat

Dalam menentukan keputusan siswa mempunyai banyak pertimbangan yang berasal dari banyak
sumber. Pertimbangan tersebut terakumulasi dan kemudian mengalami proses penyaringan sebelum akhirnya
menghasilkan suatu keputusan dalam memilih jurusan yang akan mereka geluti nantinya. Berbagai alasan dan
faktor-faktor yang mendasari siswa dalam memilih jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan ini juga turut
mempengaruhi pemaknaan terhadap jurusan itu sendiri. Peneliti selanjutnya menjelaskan mengenai faktor yang
memperngaruhi siswa dalam pemenentukan jurusan yang akan ditekuninya. Beragamnya alasan dan faktor yang
mempengaruhi siswa kemudian akan menghasilkan keanekaragaman pula motivasi siswa dalam memilih
jurusan. Dari konsep di atas akan menghasilkan motivasi berbeda yang melatarbelakangi siswa dalam memilih
dan menentukan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini
skema kerangka berpikir yang akan mempermudah dalam memahaminya. Beragam alasan yang mendasari
siswa dalam pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain: pemilihan jurusan dengan
pertimbangan peluang kerja yang ditawarkan oleh masing-masing jurusan, pertimbangan hobby dan kesenangan
siswa terhadap salah satu jurusan, pemilihan jurusan yang didasarkan atas pertimbangan nilai, pemilihan
jurusan yang didasarkan oleh unsur coba-coba atau iseng terhadap jurusan yang dipilih, dan jurusan sebagai
media untuk mendapatkan ijazah kelulusan. Pemilihan Jurusan Pada Siswa SMK Pemilihan Jurusan di SMK
Petimbangan yang digunakan Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pemilihan Jurusan tertentu di SMK
Beragamnya alasan yang melatarbelakangi siswa dalam memilih jurusan membuat beragam pula antusiasme
siswa dalam mengikuti dan menekuni jurusan yang dipilihnya.

Dalam pemilihan jurusan tentunya siswa telah melakukan berbagai pertimbangan, pemikiran dan
tindakan yang berhubungan dengan persiapan menghadapi masa depannya setelah lulus sekolah nantinya. Ada
informan yang mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar dan ada pula yang kurang bersemangat. Mereka
yang bersemangat umumnya aktif di dalam kelas. Mereka selalu memperhatikan saat guru sedang menerangkan
pelajaran, bertanya apabila ada pelajaran yang kurang dipahaminya, selalu mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, dan tidak membolos sekolah apabila tidak ada alasan atau halangan yang penting dan mendesak.
Sebaliknya, mereka yang mempunyai semangat rendah dalam belajar cenderung pasif di kelas; jarang bertanya,
selalu diam atau bahkan asyik ngobrol sendiri dengan teman saat guru menerangkan pelajaran, jarang
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan membolos saat ada pelajaran yang kurang disukainya. Alasan
pemilihan jurusan ini dapat dilihat dalam konteks pemikiran Weber yang dikutip oleh Johnson (1986: 220-222)
yang berbicara mengenai tindakan sosial manusia.

Tindakan tersebut antara lain: tindakan rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai,
tindakan tradisional dan tindakan afektif. Dalam pemilihan jurusan pada siswa di SMK N 3 Sukoharjo faktor
minat dan keinginan akan menjadi penentu dalam pemilihan jurusan yang akan ditekuninya. Akan tetapi selain
hal tersebut, ternyata faktor konstruksi gender juga ikut bermain di dalamnya. Umumnya para siswa akan
menyesuaikannya dengan peran gender yang disandang oleh masing-masing siswa, yaitu siswa laki-laki dan
perempuan. Laki-laki umumnya memilih jurusan teknik kendaraan ringan sebagai prioritas pilihannya.
Sedangkan perempuan akan memilih jurusan selain otomotif sebagai program studi yang akan ditekuninya,
misalnya perhotelan, akuntansi, pemasaran dan jasa boga. Dengan begitu maka identitas gender seseorang akan
diketahui dari jurusan apa yang dipilih oleh para siswa.

PEMERINTAH ACEH

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Jln. .... No..... Kode Pos......
Telp. / Fack..... Takengon Aceh Tengah

Email :

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..

1. Nama Konseli : NB

2. Kelas/Semester : X/II

3. Hari, Tanggal : Sabtu, 8 Mei 2021

4. Pertemuan ke- : 1

5. Waktu : 45 Menit

6. Tempat : Ruang BK

7. Gejala yang nampak/keluhan :

NB adalah salah seorang siswi kelas X akuntansi di SMK N 1 takengon, pada suatu mata pelajaran kelas

tersebut ditugaskan untuk mengerjakan tugas secara kelompok, pada saat hari tugas itu harus dipresentasikan

justru NB tidak hadir untuk kesekolah dengan alasan terlalu capek mengerjakan tugas yang diakerjakan

sendiri tanpa dibantu oleh anggota kelompoknya, sehingga dia jatuh sakit dan berhalangan untuk hadir

kesekolah padahal hari itu adalah jadwal untuk kelompok tersebut memprentasikan tugas mereka. Setelah

dilakukan layanan mediasi antara NB dengan anggota kelompoknya, ternyata NB tidak memperbolehkan

anggota kelompoknya untuk mengerjakan tugas Bersama dan bersuka rela untuk mengerjakannya sendiri

agar bisa dianggap pintar dan baik oleh temannya, dan NB juga berbohongkepada guru bahwadiajatuhsakit

agar guru bisamemberinilaibaguskepadanya dan memarahianggotakelompoknyakarenamembiarkan

NBmengerjakantugaskelompoktanpadibantu oleh anggotakelompokitusendiri.

8. TujuanKonseling:

 MenolongNBmendapatkanpengertian yang terusmenerusdari pada mekanisme penyesuaian dirinya

sendiri

 Membentuk kembali struktur kepribadian NB dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tak disadari

menjadi sadar kembali, dengan menitik beratkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman-

pengalaman masa anak-anak, terutamausia 2-5 tahun, untukditata, disikusikan, dianalisis dan

ditafsirkan sehingga kepribadian nabila bias direkonstruksi lagi.

 Meningkatkan kesadaran/realistis dalam semua hal yang dilakukan NB dalam kehidupan sehari-hari.

 Mengaktifkan Kembali “ego” nya yang selama ini hamper tidak berfungsi dalam penyesuaian dirinya

sendiri.

9. Rencana pendekatan, teknik dan media yang digunakan: (tuliskanrencanapendekatankonselingapa yang

dipakai&kemungkinanteknikspesifik yang akandigunakandalampendekatankonseling yang digunakan. Media

bisadideskripsikanbilamemangada)
……………………………………………………...............................................................................

10. TahapanKonseling (deskripsikantahapankonselingsesuaidengankemungkinantahapan yang digunakan)

11. RencanaEvaluasi (deskripsikanrencanaevaluasi yangakandigunakan).

Lampiran: (tuliskan format apasajaygmendukunglayanankonsleing individual/kelompok)

Takengon 2021

Guru BK/ Konselor

........................................

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia

PEMERINTAH ACEH

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Jalan ...... Kode Pos: ......

Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah

E-mail:

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1 Nama peserta didik/konseli RM
2 Kelas /Semester X/2
3 Bidang Layanan Pribadi, Belajar
4 Topik / Permasalahan Sering tidak masuk sekolah
5 Fungsi layanan Pengentasan
Wali kelas dan Guru BK
6 Pihak yang Terlibat
Siswa segera masuk sekolah kembali
7 Tujuan Kegiatan
Sering tidak masuk sekolah karena sakit dan terdapat
8 Gambaran ringkas masalah sedikit permasalahan keluarga

9 Alamat Kunjungan Kenyeren, Pegasing
Selasa, 14 april 2021 (45 Menit)
10 Hari/Tanggal dan lama Orang Tua (Ibu)
kunjungan
Adanya perubahan setelah dilakukan home visit
11 Anggota keluarga yang Konseling Individu
dikunjungi

12 Rencana Evaluasi

13 Tindak lanjut

14 Catatan Khusus

Mengetahui : …………,………….
Kepala Sekolah, Guru BK/Konselor

....................................... .........................................
NIP. NIP.

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: ......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah

E-mail:

LAPORAN KEGIATAN ADVOKASI
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1 Nama peserta didik/konseli

2 Kelas /Semester XII / 2

3 Masalah Kurangnya pemahaman tentang bahaya Narkoba

4 Tujuan Adokasi Agar para siswa tidak mendekati narkoba

5. Pihak yang Terlibat dan bantuan 1. Pihak KePolisian
yang diberikan 2. Guru bk

6. Kegiatan Guru BK Guru BK mengundang pihak kepolisian untuk
7. Laporan Akhir memberikan advokasi tentang narkoba pada siswa

Semua siswa mengerti dan paham tentang bahaya
narkoba

Mengetahui : …………,………….
Kepala Sekolah, Guru BK/Konselor

....................................... .........................................
NIP. NIP.

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: ......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah

E-mail:

LAPORAN KEGIATAN KONFERENSI KASUS
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1 Nama peserta didik/konseli Rabu, 19 april 202
2 Hari/Tanggal 45 Menit
3 Waktu
4 Deskripsi Kasus 1. Berkelahi dengan siswa sekolah lain
2. Membuat perjanjian damai/ MOU
5. Pihak yang Terlibat 1. Wali kelas
2. Guru bk (masing-masing sekolah)
6. Hasil 3. Waka kesiswaan (masing-masing sekolah)
7. Kelas Siswa yang berkelahi akhirnya berdamai

Mengetahui : X – XI
Kepala Sekolah,
…………,………….

Guru BK/Konselor

....................................... .........................................
NIP. NIP.


Click to View FlipBook Version