Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru bimbingan dan konseling
Menerima siswa alih tangan dari guru bimbingan dann konseling,
yaitu siswa yang menurut guru bimbingan dan konseling
memerlukan pelayanan pengajaran khusus (pengayaan, remedial)
Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa
dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling
Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa
seperti konferensi kasus
Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling dan upaya tindak
lanjutnya.
5. Wali Kelas : Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam
kegiatan bimbingan konseling di kelasnya masing-masing.
Tugas Pokok dan Fungsi :
Membantu mengelola kelas asuhannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, berperan :
Mengumpulkan data tentang siswa
Menyelenggarakan bimbingan kelompok
Menyelenggarakan penyuluhan
Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
Pengaturan dan penempatan siswa
Mengidentifikasi siswa sehari-hari
Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali
Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
mengikuti layanan bimbingan dan konseling
6. Siswa : Peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan dan
pelayanan bimbingan dan konseling.
7. Komite Sekolah : Wakil dari orang tua/wali siswa, dan pihak terkait yang
berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b. Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan
Pada tahun pelajaran 2020/2021, personil pelaksana kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling di SMK....Takengon berjumlah ...
orang, dengan rincian kelas bimbingan/asuhannya sebagai berikut :
No. N A M A GURU BK KELAS BIMBINGAN
1.
2.
C. Pola Penanganan Siswa Bermasalah
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di
sekolah,
orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Ada 2 (dua) alur mekanisme Pelayanan Konseling, yaitu :
a.Alur Pelayanan Konseling berkaitan Pengembangan Kehidupan
Pribadi dan
Sosial;
Peserta Didik Masalah pengembangan kehidupan
Pribadi (P) dan Sosial (S)
Identitas nama peserta didik
Guru Mata Pelajaran Catatan Anekdot, ditemui di dalam kelas
* Aplikasi/ Pemanfaatan data dari BK
Guru Wali Kelas - Data awal portopolio
· Identitas peserta didik
· Latar belakang pekerjaan, sosial ekonomi
orang tua / wali peserta didik
· Undangan orang tua/wali peserta didik
· Kunjungan rumah (bersama guru BK/
Konselor), sebagai mitra kerja untuk kegiatan
terpadu
· Aplikasi/pemanfaatan data dari BK
Need assessment/ data awal potensi peserta
didik
Memiliki data peserta didik berkaitan latar
belakang keluarga
Layanan :
Informasi
Konseling Individu
Konseling Kelompok
Guru BK/Konselor Bimbingan Kelompok
Konsultasi
Mediasi
Kegiatan Pendukung :
Himpunan Data
Aplikasi Instrumen
Tampilan Kepustakaan
Kunjungan rumah
Undangan Orangtua/ wali peserta didik
Kunjungan rumah
Alih Tangan
Konferensi Kasus
Kepala SMK Mengetahui dan memfasilitasi
Keterangan Alur Mekanisme Pelayanan Konseling :
Peserta didik
Menemui masalah pengembangan kehidupan Pribadi dan/atau social
Guru Mata Pelajaran
Mempunyai catatan (Identitas nama peserta didik dan catatan
Anekdot) yang
ditemui didalam kelas
Wali Kelas
o Mempunyai data awal, portofolio identitas peserta didik
o Memiliki data latar belakang pekerjaan, sosial ekonomi orang
tua/walipeserta didik, bila diperlukan dapat mengundang orang
tua/wali peserta didik.
o Melaksanakan kunjungan rumah bersama guru BK (Konselor)
sebagai mitra kerja untuk kegiatan terpadu.
Guru BK / Konselor
o Mempunyai data awal, portofolio, identitas prestasi peserta didik
(non akademis) dan hasil psikotesnya (kemampuan khusus (bakat),
minat dan kreativitas)
o Memiliki data latar belakang pekerjaan, dan sosial ekonomi orang
tua peserta didik
o Memberikan Layanan, antara lain Informasi, Konseling Individu,
Konseling Kelompok, Bimbingan Kelompok, Konsultasi dan
Mediasi
o Melaksanakan Kegiatan Pendukung antara lain : himpunan data,
aplikasi instrumen, tampilan kepustakaan, kunjungan rumah,
undangan orang tua peserta didik, alih tangan kasus dan konferensi
kasus
Kepala SMK
o Mengetahui alur mekanisme pelayanan BK dalam pengembangan
diri bagi
peserta didik, berkaitan dengan pengembangan kehidupan pribadi
(P) dan
sosial (S)
o Memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru BK
(Konselor)
b. Alur Pelayanan Konseling berkaitan Pengembangan Kemampuan
Belajar dan Pengembangan Karir
Peserta Didik Masalah pengembangan kemampuan belajar (B)
dan
pengembangan karir (K)
Ulangan harian/post test
Pendalaman/pengulangan materi (bimbingan
Guru Mata Pelajaran sebelum remedial)
Remedial
Klinik Mata pelajaran
Aplikasi/ Pemanfaatan data dari layanan BK
Guru Wali Kelas Data hasil evaluasi belajar
Konsultasi dengan orangtua / wali peserta
didik
Aplikasi/ Pemanfaatan data dari layanan BK
Memiliki data prestasi belajar dan hasil tes
psikologi berkaitan dengan kemampuan
akademik
Layanan
Konseling Individu
Konseling Kelompok
Penguasaan Konten
Penempatan dan Penyaluran
Guru BK/Konselor Konsultasi
Kegiatan Pendukung:
Himpunan Data
Aplikasi Instrumen tes & non tes
Tampilan Kepustakaan
Kunjungan Rumah / Undangan Orangtua /
wali peserta didik
Alih tangan kasus
Komferensi Kasus
Kepala SMK Mengetahui dan memfasilitasi
Keterangan Alur Mekanisme Pelayanan Konseling :
Peserta didik
Menemui masalah Pengembangan Kehidupan belajar dan karir
Guru Mata Pelajaran
Melaksanakan ulangan harian/Post Test
Melaksanakan remedial bagi peserta didik
Melaksanakan klinik mata pelajaran yang diatur oleh Kurikulum
Wali Kelas
Mempunyai data hasil evaluasi hasil belajar, yang diperoleh dari
wakasekbidang akademik/kurikulum
Melaksanakan konsultasi dengan orangtuawali, bila perlu
mengundang orang tua/wali peserta didik
Guru Bimbingan Konseling / Konselor
Memiliki data hasil evaluasi belajar peserta didik dan lainnya
yang berhubungan dengan kemampuan akademik dalam belajar
(hasil tes psikologi yang meliputi kemampuan umum/IQ,
kemampuan khusus/bakat, minat dan kreatifitas) serta
perencanaan pengambilan keputusan dalam pemilihan karir
Memberikan Layanan, antara lain : Konseling Individu,
Konseling Kelompok, Penguasaan Konten, Penempatan dan
Penyaluran serta Konsultasi
Melaksanakan Kegiatan Pendukung, antara lain : himpunan data,
aplikasi instrumen tes dan non tes, tampilan kepustakaan,
kunjungan rumah, undangan orang tua/wali, alih tangan kasus,
dan konferensi kasus.
Kepala Sekolah
Mengetahui alur mekanisme pelayanan bimbingan konseling
dalam pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan
kemampuan belajar (B) dan pengembangan karir (K) bagi peserta
didik
Memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh Guru
BK/Konselor
3.1 Tabel Pola Penanganan secara umum terhadap siswa yang bermasalah:
KEPALA SEKOLAH
.
WK. KEPALA SEKOLAH
TENAGA/ KOMITE
INSTANSI AHLI SEKOLAH
GURU PIKET WALI KELAS KOORD. BK &
GURU MP GURU BK/
KONSELOR
SEKOLAH
PTK LAIN
SISWA YANG BERPERILAKU
MENYIMPANG
D. Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi
di SMK ..., adapun sarana yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1.Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan adalah :
a. Alat pengumpul data, seperti: format-format, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket, catatan harian, daftar nilai, kartu
konsultasi dsb.
a. Alat penyimpan data, seperti: kartu pribadi, buku catatan pribadi,
map dsb.
b. Pelengkapan teknis, seperti : buku pedoman, buku informasi,
paket bimbingan (pribadi, belajar dan karir) LKS bimbingan
karir.
E. Pembiayaan
Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMK.....
Takengon tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak diberikan
pertahun melainkan dapat diambil sewaktu-waktu berdasarkan
kebutuhan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan Home
Visit (kunjungan rumah), ATK, dan kegiatan MGBK/seminar,
workshop atau lokakarya Bimbingan dan Konseling.
BAB V
PENUTUP
Bimbingan dan konseling adalah bagian dari program sekolah yang
berarti ikut mensukseskan kredibilitas sekolah dengan memfasilitasi seluruh
peserta didik secara sistematik dan terprogram untuk dapat melaksanakan
aspek-aspek perkembangannya berdasarkan Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (standard based guidance and counseling).
Membuat program bimbingan dan konseling harus berdasarkan kebutuhan
peserta didik dan keadaan lingkungannya (need assessment). Peserta didik
harus merasakan dilayani berdasarkan kebutuhannya, ada rasa nyaman dan
percaya untuk terbuka kepada guru BK/Konselornya supaya dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki semaksimal mungkin dan memiliki
rasa percaya diri untuk meraih cita-citanya.
Program bimbingan dan konseling harus pula disusun dalam rencana
yang jelas, baik rincian dari setiap kegiatan yang akan dilakukan, jangka
waktunya, maupun siapa yang akan melakukannya. Agar program
bimbingan dan konseling itu selalu menjadi perhatian bagi pelaksana
pelayanan bimbingan dan konseling, maka program tersebut hendaknya
terbuka dan mudah dipahami bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Guna
mendukung sebuah program banyak faktor yang mempengaruhi,
diantaranya :
1. Guru pembimbing/konselor yang merupakan tenaga profesional.
Tenaga ini hendaknya memiliki modal personal dan modal profesional
yang dapat diandalkan untuk tugas-tugas profesional pelayanan
bimbingan dan konseling itu. Di sebuah sekolah harus ada minimal satu
orang guru BK yang memiliki ijasah S – 1 jurusan Bimbingan dan
Konseling.
2. Prasarana BK.
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling
yang cukup memadai, diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik
yang berkunjung merasa senang baik individu maupun kelompok sesuai
dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Di ruang BK
disimpan pula segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling,
himpunan data peserta didik, informasi pendidikan, informasi jabatan,
kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya.
3. Sarana BK
Sarana BK yang diperlukan untuk menunjang pelayanan bimbingan dan
konseling ialah :
(a) alat pengumpul data, baik tes dan non tes,
(b) alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data,
(c) kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, modul
bimbingan dan konseling, alat bantu bimbingan, (d) perlengkapan
administrasi, seperti alat tulis, format rencana kegiatan, serta blanko
laporan kegiatan.
Program bimbingan dan konseling akan mudah dilaksanakan apabila
ada kerjasama diantara semua pihak yang berkepentingan dalam kesuksesan
pelayanan bimbingan dan konseling. Kerjasama antara kepala sekolah, guru-
guru mata pelajaran, pembina ekskul, pegawai sekolah dengan guru
pembimbing/konselor terjalin sesuai dengan tugas dan peranan masing-
masing dalam pelayanannya. Tanpa kerjasama antar personil itu, kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling akan banyak mengalami hambatan.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BK (KLASIKAL,
KELOMPOK, DAN INDIVIDU)
1. BIMBINGAN KLASIKAL
2. BIMBINGAN KELOMPOK
3. KONSELING KELOMPOK
4. KONSELING INDIVIDU
KEGIATAN PENDUKUNG BK
1. KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)
2. KONFERENSI KASUS
3. ADVOKASI
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Emran Amti (1994) Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta : Rineka Cipta
Prosedur Peneitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmani, Jamal. M (2012).
Kiat Mengembangkan Bakat Anak Disekolah. Yogjakarta: Diva Press.
Asrori, M. (2008).
Memahami dan Membantu Perkembangan Peserta Didik. Pontianak: Untan
Press. Aqib, Zainal (2012).
Aunurrahman. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Aunurrahman. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar
Dikelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Sastrosupono, Suprihadi. 2001. Etika (Sebuah Pengantar). Bandung: Offset
Alumni.
Sarumpaet. 2001. Etiket Bergaul. Bandung: Java Indonesia.
Al-Uqshari, Y. 2005. Percaya Diri Pasti. Jakarta : Gema Insani. Arikunto,
S. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
De Angelis, B. 2005. Confidence-Percaya Diri Sumber Sukses dan
Kemandirian. Terjemahan Baty Subakti. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Grafika, R.S. 2011. UU Sistem Pendidikan Nasiaonal (UU
RI No.20 Tahun 2003). Jakarta: Redaksi Sinar Grafika. Hakim, T. 2005.
Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Hidayat, D. R.
dan A. Badrujama
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016) Print
ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ..... Kode Pos: ..........
Telp. /Fax: ............ Takengon – Aceh Tengah
E-mail:
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Karir
Topik/Tema : Kemampuan dan penyaluran Bakat
Kelas/Semester : X/ Ganjil
Alokasi Waktu : 45 Menit
TujuanLayanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami kiat menyalurkan bakat
1 2. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bakat
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF kemampuan dan penyaluran bakat
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk dapat menyalurkan bakatnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. EvaluasiHasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK/konselor
Nip. Nip. -
STUDI LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN UNTUK PENGEMBANGAN BAKAT
SISWA
Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang dapat membantu siswa dalam mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan potensi dan bakatnya serta kekuatan yang dimilikinya yaitu
layanan penempatan dan penyaluran. Aqib (2012:81) menyatakan bahwa “Layanan penempatan dan penyaluran
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat, sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya”.
Sedangkan Sukardi (2010:62) menyatakan bahwa Layanan bimbingan yang memungkinkan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan, atau program studi, program pilihan,magang, kegiatan ekstrakurikuler) sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya. Layanan penempatan dan penyaluran yang diberikan
kepada peserta didik dapat membantu peserta didik dalam pengembangan bakat yang dimilikinya.
Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata – rata, yang telah
ada pada diri individu secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat baru muncul
bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Seperti yang dijelaskan Asrori (2008:73) bahwa
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang
masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau latent
itu, maka bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan latihan secara serius dan
sistematis agar dapat terwujud.
Tohirin (2013:151) yang mengatakan perencanaan mencakup:“(a) identifikasi kondisi yang menunjukan
adanya permasalahanpada diri siswa tertentu (b) menetapkan siswa yang akan menjadi sasaran layanan, (c)
menyiapkan prosedur langkah-langkah dan perangkat serta fasilitas layanan, dan (d) menyiapkan kelengkapan
administrasi.” Kegiatan perencanaan sangat diperlukan demi menjamin keteraturan dan keberhasilan
penyelenggaraan layanan penempatan dan penyaluran serta menjamin tercapainya tujuan yang hendak dicapai.
Maka kegiatan layanan penempatan dan penyaluran perlu perencanaan, dan disusun serta dilaksanakan dengan
efektif.
Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran untuk pengembangan bakat peserta didik oleh guru
bimbingan dan konseling meliputi, melakukan analisis terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan
permasalahan siswa sesuai prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan dan melaksanakan layanan
penempatan dan penyaluran. Pengembangan bakat merupakan kemampuan atau potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih, agar terwujud perubahan yang progresif, dan berkesinambungan. pengembangan
bakat sangat di pengaruhi oleh keberanian karena dengan keberanian, mampu menghadapi tantangan dan
hambatan baik yang bersifat fisisk, fisikis, kendala-kendala sosial maupun hal yang lainnya. Latihan, dengan
latihan dapat memberikan pengalaman yang tujuannya tersebut dapat meningkatkan keterampilan, berpikir dan
mengembangkan strategi.selain itu, dengan latihan secara terus menerus, bakat yang dipunyai peserta didik
lebih matang dan terus menerus berkembang.
Dukungan lingkungan, dalam mengembangkan bakatnya, peserta didik memerlukan peran lingkungan
seperti: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat karena lingkungan merupakan stimulus eksternal., dalam
pengembangan bakat. Memahami hambatan dan mengatasinya, yaitu agar peserta didik, dapat mengidentifikasi
kendala-kendala yang akan terjadi dalam pengembangan bakat, kemudian mencari jalan keluar untuk
mengatasinya. Hal ini sejalan dengan website Universitas Bina Nusantara (dalam Asmani 2012:42).
Menjelaskan “hal yang harus di tempuh dalam upaya pengembangan bakat ialah, keberanian, latihan, dukungan
lingkungan, memahami hambatan dan mengatasinya”. Bakat merupakan kemampuan atau potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih sehingga dapat mencapai kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan. Evaluasi yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan, karena
evaluasi sangat penting untuk menilai kinerja dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran menurut
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: .......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah
E-mail: ......
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Karir
Topik/Tema : Pengenalan karir kejuruan
Kelas/Semester : X/Ganjil
Alokasi Waktu : 45 Menit
TujuanLayanan
3. Peserta didik/konseli dapatmemahami pengertian bimbingan karir
1 4. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian karir atau pekerjaan
5. Peserta didik/konseli dapat memahami tahap-tahap pengembangan karir
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF pengenalan karir kejuruan
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk dapat mengenal karir kejuruan
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. EvaluasiHasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
PENGENALAN KARIR KEJURUAN
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam
memecahkan masalah karir (pekerjaan) agar mempunyai prestasi kerja yang maksimal. Beberapa pertanyaan
yang sering timbul sehubungan dengan masalah karir antara lain:
a. Bagaimana saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai
b. Bagaimana penyesuaian antara kemampuan diri dengan pekerjaan
c. Bagaimana saya mengetahui berbagai jenis pekerjan
d. Bagaimana menyiapkan diri untuk karir dan masa depan
e. Jenis pendidikan mana yang harus saya tempuh untuk memperoleh pekerjaan di bidang yang saya cita-
citakan
f. Apa hubungan kegiatan saya sekarang dengan karir saya masa depan
Beberapa pertanyaan tersebut sering juga timbul dari kalangan siswa disekolah, sehingga bimbingan karir
perlu untuk diberikan disekolah Dengan bimbingan karir diharapkan dapat membantu siswa memperoleh
pemahaman diri, lingkungan kerjadan dunia kerja agar dapat mengarahkan dirinya ke suatu bidang pekerjaan
yang sesuai dan selaras dengan dirinya dan kebutuhan masyarakat
a. Pemahaman yang lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan dirinya
b. Kesadaran terhadap berbagai jenis pekerjaan
c. Pengenalan terhadap berbagai jenis pekerjaan
d. Persiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja
e. Memecahkan masalah khusus sehubungan dengan pekerjaan
f. Penghargaan yang objektif dan sehat terhadap “kerja”
Karir
Pekerjaan (occupation, vocation, career) merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan
manusia. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memliki pekerjaan yang jelas, apalagi
kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stress dan frustrasi dalam
hidup ini karena masalah pekerjaan. Penelitian Levinson (dalam Isaacson, 1985) menunjukkan bahwa
komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah : (1) keluarga, dan (2) pekerjaan. Dua komponen
tersebut sangat menentukan kebahagiaan hidup manusia, sehingga tidak mengherankan jika masalah pekerjaan
dan keluarga praktis menyita seluruh perhatian, energi, dan waktu orang dewasa.
Menurut Herr dan Cramer (dalam Isaacso, 1985) pekerjaan memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi
kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis orang yang
bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai oleh
masyarakat daripada orang yang menganggur. Secara sosial orang yang bekerja mendapat status sosial yang
lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis
akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat menjadi wahana yang subur untuk
mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.
Pekerjaan tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (work,job, employment) menunjuk pada
setiapkegiatan yang menghasilkan barang atau jasa (Isaacson, 1985); sedang kata karir (career) lebih menunjuk
pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam
pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991). Maka dari itu pemilihan
karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang daripada kalau sekedar mendapat pekerjaan
yang sifatnya sementara waktu. Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka
sejak dini Anda perlu menyiapkannya demi hari depan yang lebih cerah.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Karir
Menurut Ginzberg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karir dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu :
a. Tahap Fantasi : 0 - 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
b. Tahap Tentatif : 12 - 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
c. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)
Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya
ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dan lain-lainnya. Mereka juga senang
bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain menjadi guru, bermain menjadi polisi, dan lain-
lainnya) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang
mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi lingkungan, misalnya dari TV, video,
majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka.
Maka tidak mengherankan jika pekerjaan atau jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional
maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua
dan pendidik tidak perlu cemas ataupun gelisah jika suatu ketika anak ternayata menyebut atau menginginkan
pekerjaan/jabatan yang jauh dari harapan orang tua atau pendidik.
Dalam buku edisi revisinya Ginzberg (1972) menegaskan bahwa proses pilihan karir itu terjadi
sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti
bahwa pilihan karir tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari
bahwa faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting. Meskipun seorang remaja sudah
menentukan pilihan karirnya berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau
peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena “tidak ada lowongan”, maka karir yang
dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ..... Kode Pos: .......
Telp. /Fax...... Takengon – Aceh Tengah
E-mail:
Komponen RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
Bidang Layanan BIMBINGAN KLASIKAL
Topik/Tema
Kelas/Semester SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Alokasi Waktu
: Layanan Dasar
: Belajar
: Konsentrasi siswa dalam belajar
: X-XI-XII/ Ganjil
: 45 Menit
TujuanLayanan
1 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian Konsentrasi siswa dalam belajar
2. Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara menumbuhkan konsentrasi dalam belajar
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF konsentrasi siswa dalam belajar
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk memahami tentang Konsentrasi belajar
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
KONSENTRASI BELAJAR
Konsentrasi belajar terdiri atas dua kata, yaitu kata konsentrasi dan kata belajar. Kata konsentrasi berasal
dari bahasa inggris yaitu concentrate yang berarti memusatkan dan concentration yang berarti pemusatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada
suatu hal. Sedangkan kata belajar merupakan bentuk kata kerja dari kata “ajar”. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2016), belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dimyati dan Mudjiono
(2009: 239), menjelaskan bahwa pengertian dari konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran.
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Sedangkan
menurut Aunurrahman (2014: 180), konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali
tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hal ini disebabkan
kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang
sesungguhnya sedang individu tersebut pikirkan. Konsentrasi belajar siswa dipengaruhi dari kemampuan otak
masing-masing siswa untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari. Pemusatan perhatian ini
untuk meningkatkan kemungkinan siswa dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat.
Kekuatan belajar seseorang setelah 30 menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru
melakukan istirahat selama beberapa menit. Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 240) menjelaskan
bahwa perhatian siswa meningkat pada 15-20 menit pertama, kemudian turun pada 15-20 menit kedua, dan
selanjutnya meningkat dan menurun kembali. Adapun, kecenderungan menurunnya perhatian terjadi sejajar
dengan lama waktu belajar yang dijalankan. Indikator Konsentrasi Belajar Indikator konsentrasi belajar yang
digunakan merupakan hasil modifikasi dari gabungan tujuh indikator konsentrasi belajar menurut Engkoswara
(Aprilia, dkk, 2014) dan dua indikator konsentrasi belajar menurut Slameto (Nuramaliana, 2016: 25),
Keseluruhan indikator konsentrasi belajar yang digunakan berjumlah sembilan indikator yaitu:
1. Adanya penerimaan atau perhatian pada materi pelajaran.
2. Merespon materi yang diajarkan.
3. Adanya gerakan anggota badan yang tepat sesuai dengan petunjuk guru.
4. Mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
5. Mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh.
6. Mampu mengemukakan ide/pendapat.
7. Kesiapan pengetahuan yang didapat segera muncul bila diperlukan.
8. Berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.
9. Tidak bosan terhadap proses pembelajaran yang dilalui.
Faktor Pendukung Konsentrasi Belajar Menurut Hakim dalam Setiani (2014:21), faktor pendukung
terjadinya konsentrasi belajar terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagaimana
berikut:
1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor pertama dan utama yang sangat menentukan seseorang
dapat melakukan konsentrasi atau tidak. Secara garis besar faktor ini terdiri dari faktor jasmaniah dan
rohaniah.
a. Faktor Jasmaniah Faktor ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi kesehatan
badan secara menyeluruh
b. Faktor Rohaniah Untuk dapat melakukan konsentrasi yang efektif, kondisi rohani seseorang
setidaknya memenuhi hal-hal berikut ini: kondisi hidup sehari-hari cukup tenang; memiliki sifat
baik, terutama sabar dan konsisten; taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan daya
pengendalian diri; tidak dihinggapi berbagai jenis masalah yang terlalu berat; tidak emosional; tidak
sedang dihinggapi stres berat; memiliki rasa percaya diri yang cukup; tidak mudah putus asa;
memiliki kemauan keras dan tidak mudah padam; serta bebas dari berbagai gangguan mental, seperti
rasa takut, was-was, dan gelisah.
Faktor Penghambat Konsentrasi Belajar Keberhasilan dalam pemusatan pikiran sebagian besar
tergantung pada diri individu itu sendiri. Ditempat yang paling tepat sekalipun, kadangkala pikiran individu
melayanglayang ke hal-hal lain diluar sesuatu yang dihadapinya. Beberapa gangguan konsentrasi yang dapat
menyebabkan siswa kehilangan konsentrasi belajar menurut Nugroho (2007) dalam Meutirani (2014: 6),
diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak memiliki motivasi
2. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif
3. Kondisi kesehatan siswa
4. Siswa merasa jenuh
Karena sedemikian padatnya aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang siswa, maka seringkali mereka
dihinggapi kejenuhan. Bila hal ini terjadi, bukan merupakan suatu tindakan yang bijaksana apabila orangtua
tetap memaksakan anakya utntuk belajar. Berilah mereka waktu istirahat sejenak (refreshing), sekedar untuk
mengendorkan urat syaraf yang tegang tersebut.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan : .... Kode Pos :
Telp. /Fax ..... Takengon – Aceh Tengah
E-mail: ..........
Komponen RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
Bidang Layanan BIMBINGAN KLASIKAL
Topik/Tema
Kelas/Semester SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Alokasi Waktu
: Layanan Dasar
: Pribadi
: Apa Itu Iduka (Indistri dunia kerja)?
: X-XI-XII/ Ganjil
: 45 Menit
TujuanLayanan
1 3. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian iduka
4. Pesertadiidk/konseli dapat memilih dunia kerja sesuai keahliannya
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF Membangun kepercayaan diri
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
2.5. Peserta didik melakukan perenungan, penghayatan terhadap kisah inspiratif tersebut, kemudian
membuat makna atau poin belajar dari kisah tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik agar bisa menentukan pilihan pekerjaan/dunia industri sesuai
keahlian
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. EvaluasiHasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
Apa Itu Kelas Industri?
Kelas Industri merupakan program pengadaan kelas khusus dalam lingkungan sekolah. Kelas ini
dikelola secara bersama antara sekolah dengan industri. Sekolah diberikan kebebasan untuk mencari rekanan
dan bekerja sama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi di yang ada di sekolah tersebut. Untuk
meningkatkan kualitas SDM yang nantinya harus dihasilkan oleh sekolah, beberapa sekolah ada yang bekerja
sama dengan satu atau bahkan lebih dunia industri.
Mengapa Harus Kelas Industri?
Tujuan Kelas Industri ini adalah untuk mencetak SDM dari SMK yang lebih berkualitas dengan bekerja
sama langsung dengan perusahaan ataupun industri. Dengan model atau sistem pengelolaan bersama antara
pihak industri dan sekolah, akan tercipta iklim belajar yang baru sehingga menjamin mutu pendidikan siswa.
Siapa Saja Peserta Kelas Industri?
Kelas Industri diikuti oleh peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah bekerja sama
dengan perusahaan atau industri tertentu. Industri atau perusahaan tersebut tentunya harus sesuai dengan
kompetensi atau jurusan yang diikuti oleh siswa.
Kapan Program Kelas Industri Berjalan?
Kelas Industri akan berjalan jika sudah ada kesepakatan kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak
perusahaan atau industri. Dunia pendidikan sendiri tentu tidak lepas dari kurikulum yang ada di masing-masing
sekolah. Untuk menyempurnakan pengembangan kurikulum yang selaras antara dunia pendidikan dan dunia
Industri perlu adanya Sinkronisasi Kurikulum. Dengan adanya keselarasan kurikulum antara sekolah dengan
dunia industri, harapannya para siswa bisa mendapat bimbingan dan arahan dari dunia industri sehingga
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas.
Bagaimana Proses Pembelajaran Kelas Industri?
Dari hasil sinkronisasi kurikulum yang telah disepakati sebelumnya, pengadaan kelas industri tentu
dibuat agar tidak tidak mengganggu waktu belajar reguler siswa. Karena selain kurikulum dari industri, siswa
tersebut masih harus mengikuti kurikulum reguler dari pemerintah, sehingga sebisa mungkin kurikulum dari
industri dibuat sebaik mungkin agar tidak bertabrakan dengan kurikulum reguler. Selama mengikuti Kelas
Industri, siswa akan diasah pengetahuan dan keterampilannya. Dengan arahan dan bimbingan expert dari dunia
industri, tentunya diharapkan siswa juga akan memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standard
industri.
Kelas Industri di GameLab
Sebagai platform yang bergerak di bidang Education Technology, GameLab Indonesia selalu
berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. Salah satu bentuk kontribusi tersebut
adalah dengan adanya program Kelas Industri Digital. Nah, berikut ini adalah fitur-fitur yang bisa di akses jika
siswa sudah terdaftar di Kelas Industri GameLab :
A. Kelas Maya
Kelas industri digital GameLab menyediakan kurikulum yang berbasis industri. Disusun oleh expert
industri sehingga diharapkan siswa yang mengikuti memang benar-benar mendapatkan skill yang dibutuhkan
industri. Kurikulum juga akan terus di update sesuai dengan perkembangan pasar dan perkembangan teknologi.
1. Silakan login terlebih dahulu dengan menggunakan akun yang sudah terdaftar di GameLab
2. Untuk melihat menu-menu yang ada, silakan klik pada bagian kiri atas.
5. Menu Kelas Saya akan berisi kelas yang diikuti. Untuk membuka modul di kelas yang diikuti, klik
tombol "Lanjutkan"
6. Modul pada kelas kompetensi yang diikuti akan berisi materi, soal-soal latihan, dan quiz yang harus
diselesaikan oleh peserta. Jika sudah menyelesaikan modul kompetensi, peserta juga akan mendapat
sertifikat sesuai kompetensi yang diikuti.
B. Webinar (Pertemuan Tatap Muka)
Kelas industri digital GameLab juga memberikan pembelajaran berbasis tatap muka menggunakan
aplikasi seperti zoom atau Google Meet. Pertemuan tatap muka sangat penting dilakukan supaya siswa langsung
bisa berinteraksi dengan expert dari industri.
C. Sertifikat Kompetensi
Bagi siswa peserta kelas industri juga akan memiliki sertifikat ketika menyelesaikan kompetensi
tertentu. Tentu untuk mendapatkan sertifikat tidaklah mudah. Siswa harus menyelesaikan materi pelatihan,
mengikuti webinar secara rutin dan mampu menyelesaikan tugas akhir sebagai uji kompetensinya.
D. Magang di Industri
Berikutnya para peserta kelas industri juga diwajibkan untuk magang di industri yang sesuai dengan
bidang kompetensinya. Magang akan memberikan wawasan yang lebih luas dan lebih riil tentang dunia industri
dan dunia kerja. Peserta juga akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif.
E. Job Matching
Terakhir, para peserta kelas industri SMK dan IDUKA di GAMELAB akan mendapatkan fasilitasi
untuk Job Mathing bersama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi. Tujuannya adalah agar siswa SMK
dapat terserap lebih banyak ke dunia kerja. Program Job Matching tujuannya tidak hanya terserap saja, tetapi
juga sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh peserta kelas.
Kerjasama SMK dan IDUKA
Dengan slogan "SMK Bisa!", siswa SMK dipersiapkan agar kapabel, kompetitif dan siap kerja. Siswa
SMK tidak hanya disuguhkan teori, akan tetapi juga praktek lapangan sesuai dengan bidang kejuruannya. Salah
satu program yang bisa diikuti adalah Program Kelas Industri. Selain Program Kelas Industri untuk SMK, kami
dari GAMELAB memiliki berbagai program kerjasama dengan SMK seperti pelatihan guru, pelatihan siap
kerja, magang, kelas industri dan job matching. Adapun kami telah bekerja sama dengan lebih dari 30 SMK di
seluruh Indonesia.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan : ...... Kode Pos : .........
Telp. /Fax ....... Takengon – Aceh Tengah
E-mail: ........
Komponen RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
Bidang Layanan BIMBINGAN KLASIKAL
Topik/Tema
Kelas/Semester SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Alokasi Waktu
: Layanan Dasar
: Sosial
: Norma Tata Krama dalam Bergaul Baik di Lingkungan Rumah, Sekolah dan Masyarakat
: X-XI-XII/ Ganjil
: 45 Menit
TujuanLayanan
1 7. Peserta didik/konseli dapat mengambil pelajaran dari materi tentang tata krama dalam bergaul
Peserta didik/konseli dapat megetahui tata krama dalam bergaul
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF Norma Tata Krama dalam Bergaul Baik di Lingkungan Rumah, Sekolah dan
Masyarakat
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik agar mengetahui tata krama dalam bergaul
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
ETIKA PERGAULAN
Menurut K. Bertens (2002: 4), istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata “ethos” (bahasa
Yunani), dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput;
kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat
kebiasaan. Etimologi kata “etika” sama dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya berasal dari kata yang
berarti adat kebiasaan. Menurut Saerumpaet (2001: 10), etiket adalah kumpulan aturan-aturan yang menerbitkan
dan mengendalikan pergaulan manusia sedangkan menurut Rosadi Ruslan (2008: 31-32),
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:296) menerangkan bahwa kata pergaulan berasal dari
„gaul‟ yang berarti hal bergaul. Sedangkan kata pergaulan memiliki arti: ‟hal bergaul„ atau „kehidupan
bermasyarakat‟. Jadi pergaulan bias diartikan sebagai, “Segala hal yang berkaitan dengan interaksi antara
seseorang dengan orang lain”. Sehingga pengertian pergaulan dapat disimpulkan bahwa dalam pergaulan
merupakan suatu proses hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain 14 yang
mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan induvidu lain atau sebaliknya. Dari beberapa pengertian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika pergaulan maksudnya adalah norma sopan santun atau pedoman
tingkah laku (baik-buruk) dalam pergaulan.
Norma umum ada tiga macam :
1. Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah, misalnya : tata
cara bertamu, duduk, makan, minum, dan sebagainya. Norma sopan santun ini lebih menyangkut tata
cara lahiriah dan pergaulan sehari-hari. Walaupun sikap dan perilaku lahiriah ini bersumber dari
dalam hati dan arena itu mempunyai kualitas moral, namun sikap lahiriah itu sendiri tidak bersifat
moral
2. Norma hukum, yakni norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma hokum ini lebih tegas dan pasti, karena dijamin
oleh hukuman terhadap para pelanggarnya.
3. Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral
mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Norma moral menjadi tolok ukur yang
dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya manusia sebagai manusia, dan bukan
dalam kaitannya dengan tugas atau jawaban tertentu, bukan dalam kaitan dengan status social dan
sebagainya. Yang ditekankan adalah sikap mereka dalam menghadapi tugasnya, dalam menghargai
kehidupan manusia, dalam menampilkan dirinya sebagai manusia dalam profesi yang diembannya.
Dalam pergaulan hidup terdapat empat kaidah atau norma, yaitu norma agama, kesusilaan, kesopanan
dan hukum. Dalam pelaksanaannya, norma terbagi lagi menjadi norma-norma umum (non hukum) dan norma
hukum. Pemberlakuan norma-norma itu dalam aspek kehidupan dapat digolongkan menjadi dua macam kaidah
sebagai berikut:
1. Aspek kehidupan pribadi (individual), meliputi:
a. Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau kehidupan yang beriman
b. Kehidupan kesusilaan, nilai moral dan etika yang tertuju pada kebaikan hidup pribadi demi
tercapainya kesucian hati nurani yang berakhlak berbudi luhur.
2. Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat), meliputi:
a. Kaidah atau norma-norma sopan-santun, tata karma, dan etiket dalam pergaulan sehari;hari dan
bermasyarakat ( pleasant living together).
b. Kaidah-kaidah hukum yang tertuju pada terciptanya ketertiban, kedamaian, dan keadilan dalam
kehidupan bersama atau bermasyarakat yang penuh dengan kepastian atau ketentraman (
peaceful living together).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Menurut Mohammad Ali (2009: 93-98), faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial dalam proses sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama,
yaitu:
1. Lingkungan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga, anak mengembangkan pemikiran tersendiri yang merupakan
pengukuhan dasar emosional dan optimisme social melalui frekuensi dan kualitas interaksi dengan
orang tua dan saudara-saudaranya. Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan
oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai,
disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi perasaan aman
secara material dan mental. Perasaan aman secara material berarti pemenuhan kebutuhan pakaian,
makanan, dan sarana lain yang diperlukan sejauh tidak berlebihan dan tidak berada di luar
kemampuan orang tua. Perasaan secara mental berarti pemenuhan oleh orang tua berupa
perlindungan emosional, menjauhkan ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi, dan memberikan bantuan dalam menstabilkan emosinya. Harmonis-tidaknya,
intensif-tidaknya interaksi antaranggota keluarga akan mempengaruhi perkembangan social remaja
yang ada di dalam keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Kehadiran di Sekolah merupakan perluasan lingkungan lingkungan sosialnya dalam proses
sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan
mencemaskan dirinya. Para guru dan teman-teman sekelas membentuk suatu sistem yang kemudian
menjadi semacam lingkungan norma bagi dirinya. Selama tidak ada pertentangan, selama itu pula
anak tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan. Sekolah merupakan salah satu
lingkungan tempat remaja hidup dalam kesehariannya. Sebagaimana keluarga, sekolah juga
memiliki potensi memudahkan atau 18 menghambat perkembangan hubungan social remaja.
Diartikan sebagai fasilitator, iklim kehidupan lingkungan sekolah yang kurang positif dapat
menciptakan hambatan bagi perkembangan hubungan social remaja.
3. Lingkungan Masyarakat
Sebagaimana dalam lingkungan keluarga dan sekolah maka iklim kehidupan dalam masyarakat yang
kondusif juga sangat diharapkan kemunculannya bagi perkembangan hubungan social remaja.
Remaja telah mengarungi perjalanan masa mencari jati diri sehingga faktor keteladanan dan
kekonsistenan sistem nilai dan norma dalam masyarakat juga menjadi sesuatu yang sangat penting.
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial individu itu berbeda-beda karena
individu perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini
yang menyebabkan perkembangan sosial seseorang tidak sama, ada yang tingkat ketrampilan etika
pergaulannya rendah, sedang, tinggi dan ada pula yang sangat tinggi. Semua itu tergantung pengaruh
dari lingkungan individu masing-masing.
Sopan Santun dalam Pergaulan Siswa di Sekolah Menurut Swardi Endraswara (2010 :75-76), dalam
pergaulan sehari-hari di sekolah siswa hendaknya:
1. Mengucapkan salam terhadap teman, guru, kepala sekolah dan pegawai sekolah apabila baru
bertemu pada waktu pagi hari, siang hari dan atau akan berpisah pada siang dan sore hari.
Melaksanakan 5 S (sapa, senyum, salam, sopan dan santun).
2. Menghormati sesama siswa, saling menyayangi, menghargai perbedaan agama yang dianut dan latar
belakang sosial budaya yang dimiliki oleh masing-masing teman baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain dan hak milik teman dan warga
sekolah.
4. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah
benar.
5. Menyampaikan pendapat secara sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
6. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain.
7. Berani mengaku kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa
melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.
8. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradap yang membedakan hubungan dengan orang
lain yang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar, cacian dan
pornografi.
Cara Bergaul yang Efektif Menurut Dianne Doubtire( 2004: 1-16) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
bergaul adalah:
1. Menggunakan percakapan yang baik
2. Mendengarkan
3. Membuat orang lain merasa nyaman
Menurut Sarumpaet (2001: 5) dalam pergaulan banyak hal-hal yang dapat dikerjakan dan tidak boleh
diperbuat yang menyebabkan orang lain lebih senang dan bahagia:
1. Jangan mencela pembicaraan orang lain.
2. Bicarakanlah hal-hal yang menyenangkan hati orang lain.
3. Mengetahui nama orang lain Jikalau kita baru bertemu satu dua kali tetapi sudah dapat menyebut
nama orang dengan baik, orang tersebut mendapat kesan bahwa kita adalah seorang sahabat yang
suka memperhatikannya.
4. Ramah tamah dan riang Dalam pergaulan
5. Bersikap jujur.
6. Berusaha menolong orang.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan : .... Kode Pos :
Telp. /Fax ..... Takengon – Aceh Tengah
E-mail: ..........
Komponen RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
Bidang Layanan BIMBINGAN KLASIKAL
Topik/Tema
Kelas/Semester SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Alokasi Waktu
: Layanan Dasar
: Pribadi
: Meningkatkan rasa percaya diri
: X-XI-XII/ Ganjil
: 45 Menit
TujuanLayanan
1 8. Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian kepercayaan diri
9. Peserta didik/konseli dapat memahami proses terbentuknya rasa percaya diri
Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2 2. Alat / Media : PPT/PDF Membangun kepercayaan diri
Langkah-langkahKegiatanLayanan
1. TahapAwal/Pendahuluan
3 1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik, kemudian
mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3.Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. TahapInti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta didik
berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan PPT
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan PPT
tersebut.
2.5. Peserta didik melakukan perenungan, penghayatan terhadap kisah inspiratif tersebut, kemudian
membuat makna atau poin belajar dari kisah tersebut.
3. TahapPenutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik agar selalu menumbuhkan kepercayaan diri
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
Evaluasi
4 1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal
tersebut menggunakan lembar observasi
2. EvaluasiHasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain:
suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Jadi orang yang
percaya diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Hakim, 2005: 6). Rasa percaya diri ini bisa ditanamkan melalui proses belajar dan pembelajaran sehari-hari
serta menumbuhkan pembiasaan sikap berani dalam bersosialisasi baik di dalam kelas maupun luar kelas atau di
lingkungan sekolah, maka dari itu percaya diri merupakan sifat pribadi yang harus ada pada peserta didik Rasa
kurang percaya diri muncul karena adanya ketakutan, keresahan, khawatir, rasa tak yakin yang diiringi dengan
dada berdebar- debar kencang dan tubuh gemetar yang bersifat kejiwaan atau masalah kejiwaan anak yang
disebabkan rangsangan dari luar. Selain itu rasa kurang percaya diri bisa juga disebabkan oleh perasaan cemas
dan tidak tenang serta perasaan-perasaan lain yang mengikutinya seperti malas, kurang sabar, sulit, susah atau
rendah diri. Siswa yang mempunyai rasa percaya diri tinggi dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki.
Percaya diri merupakan aspek yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan
potensinya. Jika seseorang memiliki bekal percaya diri yang baik, maka individu tersabut akan dapat
mengembangkan potensinya dengan mantap. Namun jika seseorang memiliki percaya diri rendah, maka
individu tersebut cenderung menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam
menghadapi orang, dan sulit menerima realita dirinya. Dengan percaya diri saat maju didepan kelas, dapat
meningkatkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. Selain itu dapat meningkatkan komunikasi
dengan baik, memiliki ketegasan, mempunyai penampilan diri yang baik, dan mampu mengendalikan perasaan.
Memiliki percaya diri yang tinggi dalam diri siswa dapat membantu mencapai prestasi dan hasil belajar yang
lebih baik lagi.
Dengan begitu akan terjadi proses perubahan dalam diri siswa bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga
pada perilaku dan sikap siswa, yaitu keberanian, keaktifan, dan aktualisasi diri siswa saat proses belajar
mengajar. Hal ini dapat dilihat dari adanya gejala-gejala yang tampak diantaranya tidak berani mengungkapkan
pendapat, tidak berani untuk bertanya saat tidak memahami pelajaran, ragu-ragu saat berbicara di depan kelas
dan diam saat ditunjuk guru mata pelajaran untuk maju di depan kelas, cenderung diam, tidak percaya diri
tentang keputusannya, siswa cenderung menutup diri, siswa tidak percaya bahwa dirinya mampu dalam
mengambil keputusan. Oleh karena itu guru bimbigan dan konseling berusaha untuk membantu meningkatkan
percaya diri siswa. Salah satu layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan oleh bimbigan dan
konseling yaitu menggunakan layanan informasi yang diyakini dapat menyelesaikan permasalahan Jurnal
Konseling Digunakannya layanan informasi, karena dengan cara memberikan layanan informasi secara klasikal
inilah maka peserta didik dapat antusias dan termotivasi dalam menyelesaikan permasalahanya.
Menurut Prayitno dan Amti (2008 : 259-260), menyatakan bahwa layanan informasi bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan
untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dihendaki.
Percaya Diri “Percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup
apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu”. Percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan
untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Percaya diri itu akan datang dari kesadaran
seorang individu bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia
inginkan tercapai. Siswa yang mempunyai rasa percaya diri tinggi dapat memahami kelebihan dan kelemahan
yang dimiliki. Kelemahankelemahan yang ada pada dirinya merupakan hal yang wajar dan sebagai motivasi
untuk mengembangkan kelebihan yang dimilikinya bukan dijadikan penghambat atau penghalang dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hakim, 2005: 6). “Rasa percaya diri merupakan sikap mental
optimesme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan
kemampuan diri untuk melakukan penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi” (Surya, 2007: 56).
Hakim menjelaskan terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses, diantaranya:
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-
kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkannya keyakinan
yag kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahankelemahan yang dimilikinya agar tidak
menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan
yang ada pada dirinya (Hakim, 2005 : 2)
Kekurangan pada salah satu proses tersebut, menjadikan seseorang mengalami hambatan untuk
mendapatkan rasa percaya diri. Misalnya saja individu yang mengalami hambatan-hambatan dalam
perkembanganya ketika bersosialisasi akan menjadikan individu tersebut menjadi tertutup dan rendah diri yang
pada akhirnya menjadi kurang percaya diri. “Rasa percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika saya
memutuskan untuk melakukan segala sesuatu, sesuatu pula yang akan saya lakukan”. Kesadaran itulah yang
melahirkan keinginan dan tekad. Misalnya ingin mendapat nilai ujian yang bagus, maka akan berusaha secara
maksimal sampai tujuan bisa tercapai dengan cara belajar yang lebih giat.
Menurut Hakim ciri-ciri orang yang mempunyai percaya diri tinggi antara lain: (a) Selalu bersikap tenang
di dalam mengerjakan segala sesuatu. (b) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai. (c) Mampu
menetralisasi ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi. (d) Mampu menyesuaikan diri dan
berkomunikasi di berbagai situasi. (e) Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya. (f) Memiliki kecerdasan yang cukup. (g) Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup. (h).
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang percaya diri adalah siswa yang
miliki sikap tenang, mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, mampu menetralisasi ketegangan,
mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi, memiliki kecerdasana, keahlian dan ketrampilan yang dapat
menunjang kehidupan.
Menurut Hakim ciri-ciri orang yang tidak percaya diri antara lain: (a) Mudah cemas dalam menghadapi
persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu. (b) Gugup dan terkadang bicara gugup. (c) Tidak tahu bagaimana
cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan tertentu. (d) Sering menyendiri dari kelompok yang
dianggap lebih dari dirinya. (e) Mudah putus asa. (f) Cenderung bergantung pada orang lain dalam mengatasi
masalah. (g) Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah. Misalnya dengan menghindari tanggung
jawab atau mengisolasi diri yang menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk (Hakim, 2005: 8-9).
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anak yang ragu atau kurang percaya diri biasanya selalu
memandang negatif tentang dirinya sendiri pada saat beraktivitas dalam proses pembelajaran. Selalu ada
kekurangan di dalam dirinya dibandingkan dengan orang lain. Anak yang ragu terhadap kemampuan diri sendiri
biasanya kurang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain karena salah satu faktor penyebab tidak percaya
diri datang dari kemampuan berkomunikasi. Layanan Informasi Pada buku Seri Panduan Layanan dan Kegiatan
Pendukung Konseling, Prayitno mengungkapkan bahwa layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan
individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan
berbagai informasi. Informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan
perkembangannya (2012:50)
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: ......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah
E-mail:
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan
C Fungsi Layanan Sosial
Pemahaman
D Tujuan Peserta didik/konseli mampu memahami tentang bullying, dampak perilaku bullying
E Topik serta cara mengatasi tindakan bullying
Stop Bullying
F Sasaran Layanan Kelompok (.....) Kelas X/XI/XII
G Metode dan Teknik Diskusi
H Waktu 2 x 45 menit
I Media/Alat Kartu sikap
J Tanggal Pelaksanaan
Triyono, Mastur, 2014, Materi layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang
K Sumber Bacaan Sosial, Yogyakarta, Paramitra
L Uraian Kegiatan
1 Tahap Awal
a Pernyataan - Guru BK/Konselor menyampaiakan salam
Tujuan - Guru BK/Konselor menyampaiakan tujuan layanan yang meliputi aspek afektif,
kognitif dan psikomotor
b Pembentukan Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawa siswa
Kelompok
(Langkah
pembuatan
kelompok
c Mengarahkan Memberikan penjelasan tentang kegiatan secara operasional yang akan dilakukan
kegiatan(konsoli
dasi)
d Tahap Peralihan (Transisi)
- Guru a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
BK/Konselor
menanyakan b Guru BK/Konselor memberi kesempatan bertanya kepada setiap kelompok tentang
kalau ada siswa tugas-tugas yang belum mereka pahami
yang belum
mengerti dan c Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung
memberikan jawab peserta dalam melakukan kegiatan
penjelasan
( Storming)
- Guru a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan para peserta untuk melaksanakan tugas
BK/Konselor
menyiapkan b Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya Guru BK/Konselor memulai ke tahap
siswa untuk kerja
melakukan
komitmen
tentang kegiatan
yang akan
dilakukannya
2 Tahap Inti/Kerja
a Eksperientasi Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, metode yang
Kegiatan yang dipilih dengan materi
dialami konseli
dalam suatu
kegiatan bimb.
berdasarkan
teknis tertentu)
b Refleksi 1 Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi respon anggota kelompok
(Pengungkapan melalui pertanyaan yang mengungkap pengalaman peserta tentang apa yang terjadi
perasaan, pada saat mengikuti kegiatan ( What Happened). Pertanyaan pada refleksi identifikasi
pemikiran dan mengacu pada pengukuruan pencapaian apa yang diketahui (pengenalan)
pengalaman
tentang apa 2 Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk menganalisis dan
yang terjadi memikirkan (think) sebab-sebab mengapa mereka menunjukkan perilaku tertentu dan
dalam kegiatan apa yang akan dilakukan selanjutnya ( so what)
bimbingan)
3
Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta membuat rencana tindakan
untuk memperbaiki perilaku yang dianggap sebagai kelemahan dirinya ( Plan).
Kemudian Guru BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana tindakan untuk
memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta didik memiliki kesadaran untuk berubah
(Now What).
Contoh pertanyaan:
rencana apa yang akan dilakukan ?
kapan akan dimulai ?
langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?
3 Tahap Pengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan a
dan tindak lanjut Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan terhadap
aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok
b
Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek kerjasama
c
M Evaluasi Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
1 Evaluasi Proses a
2 Evaluasi Hasil Guru bimbingan dan konseling atau konselor terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan.
b Guru bimbingan dan konseling atau konselor membangun dinamika
kelompok
c
Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan dalam
didik membuat langkah yang akan dilakukannya
a Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman konseli dalam bimbingan
kelompok
b
Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok.
c
Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
(seperti contoh dalam konseling kelompok)
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
BULLYING
A. Pengertian Bullying
Bullying merupakan perilaku yang tidak sopan dapat berupa pelecehan verbal, fisik atupun mental yang
dilakukan kepada orang orang lain yang dianggap lemah, rendah, tidak berharga dan tidak layak untuk
mendapatkan rasa hormat. Sehingga pelaku bullying merasa memiliki hak untuk menyakiti, menghina atau
mengendalikan orang lain atau perilaku bullying juga dapat dilakukan karena atas dasar perbedaan ras, agama,
gender, seksualitas, atau kemampuan. Perilaku bullying merupakan tindakan kriminal yang dapat merugikan
orang lain. Seseorang yang menjadi korban bullying akan merasa tidak tenang dan kehidupan psikologinya pun
akan merasa terancam dan terganggu.
Bullying terbagi kedalam 3 kategori yaitu :
1) Bullying Verbal yaitu perilaku memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan
orang lain.Contohnya adalah mengeluarkan kata-kata kasar ataupun menggosipkan salah satu teman satu
kelas.
2) Bullying Physical yaitu perilaku memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan
miliknya dan juga pengeroyokan. Contohnya adalah terjadi ketika pemimpin genk nakal dalam suatu
kelompok mengajak teman-teman genknya atau bahkan teman – teman yang ada disekitarnya untuk
memalak, merebut sesuatu yang bukan hak miliknya,memukuli teman sekolah yang dianggap sangat
menyebalkan.
3) Bullying Emotional yaitu perilaku mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan,
mendiskriminasikan.Contoh perbuatannya adalah anak – anak anggota genk nakal yang mengintimidasi
salah seorang teman di sekolahnya yang dianggap lemah atau mengintimidasi teman yang mereka tidak
sukai karena lebih pintar dari mereka.
B. Faktor penyebab Bullying
1. Faktor keluarga :
Pelaku bullying cenderung berasal dari keluarga yang bermasalah atau sering menggunakan kekerasan.
Perilaku orang tua yang memberikan hukuman berlebihan ketika anaknya melakukan kesalahan misalnya orang
tua yang selalu memberikan hukuman berupa pukulan saat anaknya nakal atau tidak mau menuruti perintah
orang tuanya. Dan ketika anak tersebut tidak berani melawan orang tua, maka “perlawanan” ini ditujukan pada
teman-temannya. Faktor latar belakang dari keluarga yang memengaruhi perilaku bullying pada individu yaitu :
a) Lingkungan emosional yang beku dan kaku dengan tidak adanya saling memperhatikan dan memberikan
kasih sayang yang hangat di dalam suatu keluarga.
b) Pola asuh yang asuh serba membolehkan, sedikit sekali memberikan aturan di dalam keluarga ataupun
bertingkah laku.
c) Keluarga yang bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya.
d) Konflik yang terjadi antara orangtua, dan terjadinya ketidakharmonisan di dalam keluarga.
e) Pola asuh orang tua yang otoriter dengan menggunakan kontrol dan hukuman sebagai bentuk disiplin
yang tinggi
2. Teman Sebaya :
Pada masa remaja anak cenderung memiliki keinginan untuk tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
Mereka akan lebih bergantung kepada teman sebayanya untuk itu mencari rasa aman dan dukungan. Teman
sebaya dapat memberikan pengaruh yang positif atau bahkan negatif. Maka dari itu, bullying dapat terjadi
karena pengaruh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara
aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar
dilakukan
3. Faktor lingkungan:
Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying misalnya anak hidup pada
lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka
anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah atau menganggapnya sebagai hal
yang biasa yang tidak melanggar norma. Dan hal tersebut juga dapat ia lakukan kepada siapa saja terutama
kepada orang yang mereka anggap lemah.
4. Pengaruh Media :
Bullying dapat terjadi dari pengaruh media telivisi ataupun media yang lain. Pada media televisi terkadang
ada program yang menyajikan tayangan yang mengandung unsur kekerasan dan tayangan tersebut dapat dilihat
langsung oleh anak maka kemungkinan besar akan tumbuh perilaku agresif pada anak tersebut dan
menggunakan agresif untuk menyelesaikan masalah. Dan hal tersebut akan dia bawah pada lingungkan
sebayanya, dimana ia akan cenderung menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dengan temannya
atau memukul atau menganiaya temannya yang dianggap menyebalkan atau membuatnya merasa tidak nyaman.
C. Dampak dari Bullying
1. Dampak bagi korban
Konsekuensi bullying bagi para korban yaitu bullying dapat membuat remaja merasa cemas, ketakutan
dan mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan membuat mereka menghindari sekolah. Bila bullying
berlanjut dalam jangka waktu yang berulang atau waktu yang lama, dapat mempengaruhi percaya diri siswa,
memunculkan perilaku menarik diri dari lingkungannya, menjadikan remaja cenderung menjadi stress dan
depresi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih parah bullying bahkan dapat mengakibatkan remaja
berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri.
Hal tersebut kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Dan perilaku bullying berkontribusi
terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya
depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa.Dampak negatif bullying juga tampak pada
penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa.
2. Dampak bagi pelaku Bullying
Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya. Para pelaku bullying pada umumnya memiliki percaya diri yang tinggi, cenderung bersifat
agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif,
toleransi yang rendah terhadap frustasi. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka
memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat
menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.
3. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut yang tepat, maka para siswa lain yang menjadi penonton
kejadian bullying akan berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang bisa diterima secara sosial dan
merupakan hal yang wajar untuk dilakukan,dan tidak melanggar norma sosial. Dalam kondisi ini, beberapa
siswa mungkin akan bergabung dengan pelaku bullying karena mereka takut menjadi sasaran berikutnya dan
beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun karena mereka juga merasa takut
untuk melaporkannya kepada guru, atau orang tua mereka, dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu
menghentikannya.
D. Cara Mengatasi Bullying
Bully terjadi ketika terdapat perbedaan kekuatan, yang bisa berwujud perbedaan jumlah (mayoritas vs
minoritas) atau perbedaan kekuatan lain seperti atasan vs bawahan, dewasa vs anak-anak, cerdas vs bodoh, kaya
vs miskin, rupawan vs tidak rupawan.Ini artinya, kita dapat mencegah terjadinya bullying dengan
menyeimbangkan kekuatan yang ada.
Lalu bagaimana cara menyeimbangkan kekuatan Dalam kasus di mana bullying terjadi karena perbedaan
jumlah (mayoritas vs minoritas), di mana mayoritas mem-bully minoritas, bullying dapat diatasi dengan cara
menyeimbangkan jumlah sedemikian sehingga tidak ada lagi mayoritas dan minoritas. Jika anda diposisikan
sebagai minoritas( kelompokyang lemah) yang dengan demikian orang lain berani mem-bully anda secara
beramai-ramai, carilah teman untuk menyeimbangkan kekuatan anda. Mereka tidak akan berani mem-bully
anda, saat anda memiliki banyak teman yang dapat membantu anda melawan mereka.
Jika bullying terjadi antara atasan dan bawahan, maka anda dapat melawan bullying yang dilakukan
atasan anda dengan cara mengemukakan hak-hak anda (yang diakui oleh undang-undang) yang dilanggar oleh
atasan Anda. Untuk itu, anda perlu mempelajari undang-undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
Intinya untuk melenyapkan bullying, yang perlu Anda lakukan adalah :
1) Bullying menyebabkan sang korban kehilangan kepercayaan diri. Bullying membuat sang korban
berpikir bahwa dirinya tidak layak dihargai, di mana dengan perasaan seperti itu, Melawan tindakan
bullying itu, bukan menerimanya secara pasif. Anda dapat melawannya dengan memperbanyak teman,
meminta pertolongan dari lembaga-lembaga yang berkonsentrasi dalam kasus bullying.
2) Para pelaku bullying akan membuat sang korban semakin tidak berdaya melawan bullying. Maka Jika
anda menjadi korban bullying,yang perlu anda ingat adalah jangan menyalahkan diri anda sendiri agar
anda merasa tetap layak untuk dihargai dan bisa melawan bullying.
3) Untuk menghilangkanbullying, anda juga perlu mengingat kembali kelebihan dan kebaikan anda. anda
perlu membangun image diri yang positif. Semakin anda percaya bahwa anda layak dihargai karena
kualitas-kualitas anda, anda akan semakin merasa kuat. Dan semakin anda merasa kuat, maka anda
berani melawan tindakan bullying yang menimpa anda.
E. Layanan yang digunakan untuk Bullying
Informasi yang diberikan adalah bermaksud untuk mengenalkan siswa pada hal-hal yang
berkaitan dengan sekolah, termasuk di dalamnya mengenai bullying. Layanan informasi yang diberikan
diupayakan dapat menumbuhkan pemahaman siswa mengenai bahaya dari perilaku bullying, karena siswa yang
tidak memahami perilaku bullying akan beranggapan bahawa perilaku bullying adalah kenakalan yang masih wajar untuk
dilakukan oleh siswa. Dan lama-kelamaan persepsi ini akan membuat siswa merasa aman dan nyaman untuk
melakukan kepada tingkat berikutnya. Hal tersebut dapat berakibat pada terus berkembangnya perilaku
bullying, bahkan tidak menutup kemungkinan bullying akan menjadi suatu tradisi turun temurundi sekolah
tersebut
Salah satu informasi yang dapat diberikan dalam layanan informasi yaitu informasi “mengenai sosial-
budaya’’, khusunya pada bahasan “antarbudaya” bahwa manusia ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa. Mereka dijadikan seperti itu bukan untuk saling bersaing dan bermusuhan karena perbedaan budaya
yang ada, tapi seharusnya mereka saling mengenal dan menerima sehingga tercipta kondisi dinamis
yangmendorong ke pada perubahan yang semakin baik. Hal tersebut perludiinformasikan pada siswa karena
salah satu penyebab bullying yaitu perbedaan etnis/ras,dan juga agama. Melalui pemberian informasi mengenai
sosial budaya,atau agama maka diharapkansiswa mampu memahami perbedaan tersebut sebagai suatu kekuatan
untuk dapat saling memberi dan berbagi bukan menjadi alasan untuk salingbermusuhan. Dan memberikan
informasi kepada siswa tentang konsekuensi yang akan diterima siswa dari sekolah(hukuman) apabila dia
terbukti melakukan tindakan bullying.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: ......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah
E-mail:
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan
C Fungsi Layanan Belajar
Pemahaman
D Tujuan Peserta didik/konseli mampu memahami faktor yang menimbulkan kesulitan dalam
E Topik belajar
Kesulitan Belajar pada siswa
F Sasaran Layanan Kelompok 2 / Kelas X
G Metode dan Teknik Diskusi
H Waktu 2 x 45 menit
I Media/Alat Kartu sikap
J Tanggal Pelaksanaan
Abu Ahmadi. (2007).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Entang, M. (1983). Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidi. Jakarta:
K Sumber Bacaan Dep P dan K
L Uraian Kegiatan
1 Tahap Awal
a Pernyataan Tujuan - Guru BK/Konselor menyampaiakan salam
- Guru BK/Konselor menyampaiakan tujuan layanan yang meliputi aspek afektif,
kognitif dan psikomotor
b Pembentukan Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawa
Kelompok siswa
(Langkah
pembuatan
kelompok
c Mengarahkan Memberikan penjelasan tentang kegiatan secara operasional yang akan dilakukan
kegiatan(konsolida
si)
d Tahap Peralihan (Transisi)
- Guru BK/Konselor a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
menanyakan kalau
ada siswa yang b Guru BK/Konselor memberi kesempatan bertanya kepada setiap kelompok tentang
belum mengerti tugas-tugas yang belum mereka pahami
dan memberikan
penjelasan c Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung
( Storming) jawab peserta dalam melakukan kegiatan
- Guru BK/Konselor a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan para peserta untuk melaksanakan tugas
menyiapkan siswa
untuk melakukan b Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya Guru BK/Konselor memulai ke tahap
komitmen tentang kerja
kegiatan yang
akan dilakukannya
2 Tahap Inti/Kerja
a Eksperientasi Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, metode
Kegiatan yang yang dipilih dengan materi
dialami konseli
dalam suatu 1 Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi respon anggota kelompok
kegiatan bimb. melalui pertanyaan yang mengungkap pengalaman peserta tentang apa yang terjadi
berdasarkan teknis pada saat mengikuti kegiatan ( What Happened). Pertanyaan pada refleksi
tertentu) identifikasi mengacu pada pengukuruan pencapaian apa yang diketahui
(pengenalan)
b Refleksi
(Pengungkapan
perasaan,
pemikiran dan
pengalaman
tentang apa yang
terjadi dalam 2 Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk menganalisis dan
kegiatan memikirkan (think) sebab-sebab mengapa mereka menunjukkan perilaku tertentu
bimbingan) dan apa yang akan dilakukan selanjutnya ( so what)
3
Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta membuat rencana
tindakan untuk memperbaiki perilaku yang dianggap sebagai kelemahan dirinya (
Plan). Kemudian Guru BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana
tindakan untuk memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta didik memiliki
kesadaran untuk berubah (Now What).
Contoh pertanyaan:
rencana apa yang akan dilakukan ?
kapan akan dimulai ?
langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?
3 Tahap Pengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan dan a
tindak lanjut Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan terhadap
aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok
b
Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek kerjasama
c
M Evaluasi Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
1 Evaluasi Proses a
2 Evaluasi Hasil Guru bimbingan dan konseling atau konselor terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan.
b Guru bimbingan dan konseling atau konselor membangun dinamika
kelompok
c
Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan penguatan
dalam didik membuat langkah yang akan dilakukannya
a Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman konseli dalam bimbingan
kelompok
b
Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok.
c
Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor (seperti contoh dalam konseling kelompok)
Mengetahui Takengon, Juli 2021
Kepala Sekolah, Guru BK
Nip. Nip. -
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa tidak selamanya mampu menunjukkan prestasi belajar yang baik dan maksimal seperti yang
diharapkan orang tua dan guru. Artinya, prestasi belajar siswa tidak akan selamanya baik, dan juga tidak akan
selamanya buruk. Hal ini disebabkan, pencapaian prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor termasuk faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran, serta
interaksi seluruh faktor tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar tersebut apabila dapat dipenuhi dan diperhatikan dengan baik dapat menunjang prestasi belajar siswa.
Namun sebaliknya, apabila tidak diperhatikan akan menjadi faktor yang justru menimbulkan masalah dan
hambatan bagi proses pembelajaran.
Menurut Dalyono (1997:239) menjelaskan faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan dalam belajar,
yaitu faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang timbul dari
luar siswa.
1. Faktor Internal a. Sebab yang bersifat fisik: karena sakit, k 17 b. Sebab yang bersifat karena rohani :
intelegensi, bakat, minat,motivasi, faktor kesehatan mental, tipe-tipe khusus seorang pelajar.
2. Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga, yaitu tentang bagaimana cara mendidik anak, hubungan orang tua
dengan anak. Faktor suasana : suasana sangat gaduh atau ramai. Faktor ekonomi keluarga : keadaan yang
kurang mampu. b. Faktor Sekolah, misalnya faktor guru, guru tidak berkualitas, hubungan guru dengan murid
kurang harmonis, metode mengajar yang kurang disenangi oleh siswa. Faktor alat : alat pelajaran yang kurang
lengkap. Faktor tempat atau gedung. Faktor kurilulum : kurikulum yang kurang baik, misalnya bahan-bahan
terlalu tinggi, pembagian yang kurang seimbang. Waktu sekolahdan disiplin kurang. c. Faktor Mass Media dan
Lingkungan Sosial, meliputi bioskop,TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik. Lingkungan sosial meliputi
teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat.
Menurut Drs. Oemar Hamalik, (2005:117) faktor-faktor yang bisa menimbulkan kesulitan belajar dapat
digolongkan menjadi 4(empat) yaitu 1. Faktor-faktor dari diri sendiri, yaitu faktor yang timbul dari dirisiswa itu
sendiri, disebut juga faktor intern. Faktor intern 18 antara lain tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas,
kurangnya minat,kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti pelajaran,kebiasaan belajar dan
kurangnya penguasaan bahasa. 2. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah, yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dalam sekolah, misal cara memberikan pelajaran,kurangnya bahan-bahan bacaan, kurangnya alat-alat, bahan
pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggaraan pelajaran yang terlalu padat. 3. Faktor-faktor
dari lingkungan keluarga, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam keluarga siswa, antara lain kemampuan
ekonomi keluarga, adanya masalah keluarga, rindu kampung (bagi siswa dariluar daerah), bertamu dan
menerima tamu dan kurangnya pengawasan dari keluarga. 4. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat,
meliputi gangguan dari jenis kelamin lain, bekerja sambil belajar, aktif berorganisasi, tidak dapat mengatur
waktu rekreasi dan waktu senggang dan tidak mempunyai teman belajar bersama.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78-93), menjelaskan faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar dalam dua golongan atau dua kelompok a. Faktor intern (faktor dalam diri siswa itu sendiri)
Faktor-faktor intern yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu faktor fisiologis dan psikologis
pada siswa.
1. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa
seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh, dan
sebagainya.
2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa
meliputi tingkat intelegensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap mata pelajaran yang rendah,
minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.
a. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1998). Jadi
intelegensi sebeneranya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ
tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya degan
intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak
merupakan pengontrol hampir seluruh aktivitas manusia. Seorang guru sudah sepantasnya
menyadari tingkat intelegensi siswa baik yang positif maupun negatif, yang dapat menimbulkan
kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan.
b. Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, setiap individu
pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai
dengan kapasitas masing-masing. Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak
lahir. Slemeto (2003:57) mengatakan bakat kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang
dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karema anak itu senang belajar dan
pastilah selanjutnya anak lebih giat lagi dalam belajaranya itu. Apabila seseorang harus mempelajari
bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa, dan memiliki rasa tidak senang
terhadap belajarnya sehingga ia mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar.
Menurut Sarwono (2002), sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu. Sikap yang pasif, rendah diri, dan kurang percaya diri merupakan, faktor yang
menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajar. Sikap siswa yang positif terhadap mata
pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
c. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam din siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar (Sardiman, 2006:75). Motivasi
merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan
belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar
(Hamalik, 1990:118) Motivasi belajar dapat dilihat pada minat dan perhatian siswa pada pelajaran,
semangat dan keyakinan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar, tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar, reaksi yang ditunjukkan 23 terhadap stimulus yang diberikan guru,
dan rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas-tugas belajar (Sudjana, 1989:61) Motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan
mungkin melakukan akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan
belajarnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju
pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. e)
Minat Menurut S.B.
d. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau 24 aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas
tersebut secara konsisiten dengan senang. Sedangkan pengertian minat menurut Winkel (2007: 212)
minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang
tertentu. Pendapat Abu Ahmadi (2007:151) mengemukakan bahwa minat adalah sikap jiwa
seseorang yang setuju pada sesuatu dengan unsur perasaan yang kuat. Minat siswa terhadap bidang
pelajaran apapun tidak dapat dipisahkan dari bakat nyata bidang tersebut. Pada kenyataannya, tidak
semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan
minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari temannya, gurunya, dan orang
tuanya. Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa yang serupa itu mampu mengembangkan
minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran dan mampu pula mengarahkan segala daya dan 25
upayanya untuk menguasaiya, niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil, sekalipun ia
tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata. Minat seorang siswa dalam mempelajari suatu mata
pelajaran tertentu akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap siswa dalam memahami materi.
Apabila dari diri siswa tidak timbul minat untuk belajar maka pelajaran pun tak pernah terjadi proses
dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.
e. Kesehatan Badan yang kurang sehat akan menyebabkan lekas lelah, mengantuk, daya konsentrasi
hilang dan kurag semangat. Keadaan tersebut mengakibatkan penerimaan dan respon terhadap
pelajaran berkurang sehingga otak tak mampu bekerja secara maksimal dalam memproses ,
mengelola, mengintepretasi dan mengorganisir bahan pelajaran. (Ahmadi dan Widodo, 1991:76)
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelektual, tetapi menyangkut segi kesehatan mental
dan emosional.
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Jalan ...... Kode Pos: ......
Telp. /Fax ...... Takengon – Aceh Tengah
E-mail:
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan
C Fungsi Layanan Pribadi
Pemahaman
D Tujuan Peserta didik/konseli mampu memahami faktor penyebab keharmonisan keluarga
E Topik yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa
Kurangnya keharmonisan pada keluarga
F Sasaran Layanan Kelompok 3 Kelas X/XI/XII
G Metode dan Teknik Diskusi
H Waktu 2 x 45 menit
I Media/Alat Kartu sikap
J Tanggal Pelaksanaan
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-
K Sumber Bacaan 266
L Uraian Kegiatan
1 Tahap Awal
a Pernyataan Tujuan - Guru BK/Konselor menyampaiakan salam
- Guru BK/Konselor menyampaiakan tujuan layanan yang meliputi aspek afektif,
kognitif dan psikomotor
b Pembentukan Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawa
Kelompok (Langkah siswa
pembuatan kelompok
c Mengarahkan Memberikan penjelasan tentang kegiatan secara operasional yang akan dilakukan
kegiatan(konsolidasi
)
d Tahap Peralihan (Transisi)
- Guru BK/Konselor a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
menanyakan kalau
ada siswa yang b Guru BK/Konselor memberi kesempatan bertanya kepada setiap kelompok
belum mengerti dan tentang tugas-tugas yang belum mereka pahami
memberikan
penjelasan c Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan
( Storming) tanggung jawab peserta dalam melakukan kegiatan
- Guru BK/Konselor a Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan para peserta untuk melaksanakan tugas
menyiapkan siswa b Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya Guru BK/Konselor memulai ke tahap
untuk melakukan
komitmen tentang kerja
kegiatan yang akan
dilakukannya Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, metode
yang dipilih dengan materi
2 Tahap Inti/Kerja
1 Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi respon anggota
a Eksperientasi kelompok melalui pertanyaan yang mengungkap pengalaman peserta tentang apa
Kegiatan yang yang terjadi pada saat mengikuti kegiatan ( What Happened). Pertanyaan pada
dialami konseli refleksi identifikasi mengacu pada pengukuruan pencapaian apa yang diketahui
dalam suatu (pengenalan)
kegiatan bimb.
berdasarkan teknis
tertentu)
b Refleksi
(Pengungkapan
perasaan, pemikiran
dan pengalaman
tentang apa yang
terjadi dalam