The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal dalam pemanfaatan SDA

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Prasetya Ws Ep, 2021-03-08 23:12:32

Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan SDA

Menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal dalam pemanfaatan SDA

Keywords: #SMA #SDA

KATA PENGANTAR

Segala Puji Tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan bahan aja digital Geografi dengan materi Persebaran
Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia secara maksimal dan optimal.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Djoko Soelistijo selaku
pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Digital yang telah memberikan bimbinga n
sehingga bahan ajar ini dapat terselesaikan dengan baik oleh penulis.

Selain itu, terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang telah memberikan sebuah kontribusi dan motivasi dalam menyelesaikan bahan ajar ini.
Berkat bantuan dan dorongan terseut, penulis dapat menyelesaikan tugas ini secara maksima l
dan baik.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam bahan ajarr ini, untuk itu kritik
dan saran terhadap penyempurnaan bahan ajar ini sangat diharapkan. Semoga bahan ajar ini
dapat memberikan manfaat bagi siswa khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 6 Maret 2021

Prasetya W S

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I
DAFTAR ISI....................................................................................................................... II
KOMPETENSI INTI ......................................................................................................... III
KOMPETENSI DASAR ..................................................................................................... IV
TUJUAN.............................................................................................................................. IV
PETA KONSEP.................................................................................................................. 1
BAB I Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal.................................................................. 2

1.1 Sumber Daya Alam.................................................................................................. 2
1.2 Kearifan Lokal......................................................................................................... 2
1.3 Pemanfaatan Sumber Daya Alam............................................................................ 3

1.3.1 Pertanian Bekelanjutan.................................................................................... 4
1.3.2 Pertambangan Bekelanjutan............................................................................ 7
1.3.3 Industri Berkelanjutan..................................................................................... 8
1.3.4 Pariwisata Berkelanjutan................................................................................. 9
1.4 Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisien ................................. 13
1.4.1 Sumber Daya Pertanian ................................................................................. 14
1.4.2 Sumber Daya Pertambangan........................................................................... 15
1.4.3 Sumber Daya Indutri....................................................................................... 16
1.4.4 Sumber Daya Pariwisata ................................................................................. 17
1.5 AMDAL Dalam Pemnfaatan Sumber Daya Alam ................................................. 17
1.6 Sertifikat Ekolabel ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 25

ii

KOMPETENSI INTI

KI-1 Menghayati dan mangamalkaan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 menghayati mengamalakan perilaku jujur, disiplin, santun, pedulu, bertanggung jawab,
tanggap, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efekti sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan
international
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minat
KI-4 Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan meyajikan secara efektif, kreatif,
prodduktif, kritis, mandiri, kolaborasi, komunikatif dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengemangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunaka n
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

iii

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganailis bentuk-bentuk kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam bidang
pertanian, pertambangan, industri, dan pariwisata
4.1 Menyajikan contoh tindakan bijaksana pada pemanfaatan sumber daya alam dalam
bidang pertanian, pertambangan, industri dan pariwisata

TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu :

1. Mendekrispikan Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
2. Mengidentifikasi kearifan Lokal
3. Mengidentifikasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di bidang pertanian,

pertambangan, industri dan pariwisata
4. Mengidentifikasi Pemanfaatan Sumber Dayam Alam dengan prinsip Koefisien
5. Menganalisis Amdal dari Pemanfaatan Sumber Daya Alam

iv

Potensi dan Pertanian
Sebaran
Pertambang
Sumber Daya an
Alam

Manfaat dalam
Kehidupan Sehari-hari

Pengelolahan Industri
Sumber Daya Pariwisata

Alam

Kearifan Lokal
1

BAB I
Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal

1.1 Pengertian Sumber Daya Alam Kata Kunci

 Pengertian sumberdaya alam menurut para ahli: 1. Sumber Daya
Menurut Isard (1972 dalam Soerianegara, 1977) Alam
sumberdaya alam sebagai keadaan lingkungan
dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia 2. Kearifan Lokal
untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki 3. Pemanfaatan
kesejahteraannya. Jadi yang dimaksud dengan 4. Ekoefisien
5. AMDAl
6. Ekolabel

sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan alam baik fisik

maupun hayati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna memenuhi

kebutuhan hidupnya agar lebih sejahtera.

 Soerianegara (1977) mendefinisikan sumberdaya alam sebagai unsur-uns ur

lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.

Manusia atau penduduk merupakan sumber daya bagi negaranya. Manusia dapat
memberikan manfaat bagi negara, seperti sebagai tenaga kerja, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pelaku ekonomi, negara, dan sebagainya. Sumber daya
manusia ini penting dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. (gambar)

1.2 Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam

kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada lokalitas dan
komunitas tertentu. Kearifan lokal menurut para ahli :

 Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin (2007)
kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam
berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu
kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku
yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan
hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubunga n

2

dengan lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia,
kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan
waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
 Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau
etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan
diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku
manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.
 Francis Wahono (2005) menjelaskan bahwa kearifan lokal adalah kepandaian
dan strategi-strategi pengelolaan alam semesta dalam menjaga keseimbanga n
ekologis yang sudah berabad-abad teruji oleh berbagai bencana dan kendala
serta keteledoran manusia. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi
sampai pada norma dan tindakan dan tingkah laku, sehingga kearifan lokal
dapat menjadi seperti religi yang memedomani manusia dalam bersikap dan
bertindak, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun menentuka n
peradaban manusia yang lebih jauh.
1.3 Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan. Sumber daya alam merupakan
suatu kekayaan alam yang berupa makhluk hidup atau benda mati yang bisa
memenuhi kebutuhan makhluk hidup jadi pemanfaatan sumber daya alam
berkelanjutan ini merupakan prinsip kearifan lokal yang dilakukan untuk menjaga
kelestarian sumber daya alam di jangka waktu yang panjang. Pemanfaatan sumber
daya alam berkelanjutan ini dikembangkan dalam suatu kegiatan pertanian
pertambangan industri dan juga pariwisata. Dalam melakukan prinsip pemanfaata n
sumber daya alam yang berkelanjutan ini juga dapat didukung dengan
menggunakan prinsip ekoefisien
Pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan merupakan suatu upaya ya atau
Rencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijak untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia di masa sekarang dan masa depan atau
menggunakan sumber daya alam secara baik atau bijaksana agar dapat digunaka n
secara berkepanjangan. Sumber daya alam memiliki 2 prinsip yaitu sumber daya
alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak diperbarui, di mana

3

sumber daya alam tersebut jika terus digunakan dapat berkurang ataupun habis,
maka dari itu penerapan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan harus
dilakukan seperti :
 Mengurangi eksploitasi berlebihan terhadap alam
 Menggunakan sumber daya alam secara efisien
 Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan atau

wilayah tersebut
 Pengelolaan barang tambang sebelum diekspor agar memiliki nilai jual yang

lebih tinggi dan mengurangi penggunaan barang tambang
 Pengelolaan sumber daya alam ini berdasarkan prinsip ekoefisiensi yaitu prinsip

yang menggunakan sumber daya alam dengan biaya yang murah dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan atau wilayah tersebut
1.3.1 Pertanian berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan merupakan suatu gerakan pertanian
menggunakan prinsip ekologi, studi hubungan antara organisme dan
juga lingkungan. Dimana prinsip itu pertanian berkelanjutan ini telah
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terintegrasi sebuah praktek
produksi tanaman dan hewan dalam sebuah lokasi dengan dalam jangka
waktu yang panjang memiliki sebuah fungsi yaitu :
 Dapat memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia
 Dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam

berdasarkan kebutuhan perekonomian dan pertanian
 Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara sangat

efisien
 Menggunakan sumber daya alam yang tersedia di lahan pertanian

secara terintegrasi, dan juga memanfaatkan pengendalian dan siklus
biologis
 Dapat meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara
keseluruhan di wilayah tersebut
a. Manfaat pertanian berkelanjutan :
 Mampu meningkatkan produksi pertanian dam menjamin ketahanan
pangan di dalam negeri

4

 Menghasilkan pangan dkualitas tinggi serta meminimalisas i
kandungan bahan pencemar kimia ataupun bakteri yang
membahayakan.

 Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak
meningkatkan erosi.

 Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan dengan
meningkatkan kesempatan kerja serta menyediakan penghid upa n
layak bagi petani.

 Tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang bekerja atau
hidup di lingkunganpertanian dan bagi yang mengonsumsi hasil
pertanian.

 Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dilahan
pertanian dan perdesaan serta melestarikam SDA dan keragaman
hayati.

b. Indikator kegiatan pertanian berkelanjutan :
 Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
 Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
 Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekonomi sistem

pertanian
 Menghasilkan produksi pertanian yang bermutu dalam jumla h

memadai.
 Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka

panjang.
 Menghindarkan pencemaran yang disebabkan penerapan teknik

pertanian.

Dengan demikian, kegiatan pertanian organik telah menerapkan semua
indikator yang ditentukan dalam kegiatan pertanian berkelanjutan. Tujuan
pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas
alami lingkungan. Contoh pertanian berkelanjutan

 Pranoto Mongso
Pertanian berkelanjutan Pranoto mongso ini Apa yang biasa disebut dengan
aturan waktu musim digunakan oleh para petani pedesaan yang didasarkan pada

5

naluri atau leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah sebuah
pertanian. Berkaitan dengan kearifan lokal tradisional tersebut maka pertanian
berkelanjutan ini memberikan arahan kepada para petani untuk bercocok tanam
mengikuti tanda-tanda alam yang bersangkutan dimana cara tersebut tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana dan prasarana
pendukung seperti air dan saluran irigasi. Dalam perhitungan Pranoto mongso
ini maka alam dapat menjaga keseimbangannya. Dengan adanya pemanasan
global yang sekarang ini terjadi dapat mempengaruhi pergeseran musim hujan
yang tentunya akan mempengaruhi perhitungan dari masa-masa tanam petani.
Hal ini menjadikan bahwa pemanasan global menjadi tantangan dari petani
pedesaan yang menggunakan Pranoto mongso sebagai kearifan lokal di Jawa.
 Nyabuk gunung
Pertanian berkelanjutan Gunung ini merupakan suatu cara bercocok tanam
dengan menggunakan teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur wilaya h
tersebut. Cara ini banyak digunakan oleh para petani di desa yang berada di
lereng bukit. Cara pertanian berkelanjutan ini merupakan suatu cara yang
memiliki bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis
kontur. Cara ini digunakan agar para petani terhindar dari terjadinya bencana
longsor karena menggunakan teras Jawa dengan mengikuti kontur wilayah atau
kondisi tempat tersebut.

Nyabuk Gunung

Sumber : Ruslanhazmi.wordpress.com

 Tumpang sari
Sistem tumpang sari ini merupakan suatu praktek penanaman beragam biji-
bijian sebagai bagian dari ladang berpindah yang banyak meniru kompleksitas
dan keberagaman sistem vegetasi wilayah subtropis dan tropis. Model pertanian
berkelanjutan ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang

6

berbeda dalam suatu area atau peta tanah yang telah disediakan secara
bersamaan. Banyak yang menganggap cara ini merupakan cara yang yang
tradisional dikarenakan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern dianggap
tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan, namun
terdapat suatu tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini yaitu
untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan
langsung pada permukaan tanah, dan menjaga permukaan tanah dari erosi,
penggunaan volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentanan tanah dari
hama dan perusak lainnya.

1.3.2 Pertambangan Berkelanjutan
Dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan

batubara, menjelaskan bahwasanya pertambangan mineral dan batu bara
merupakan kegiatan usaha pertambangan yang mempunyai peranan
penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada
pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara
berkelanjutan. Artinya aktifitas pertambangan ini disebut memilik i
peran vital untuk menunjang pembangunan ekonomi dan
pembangunan daerah secara berkelanjutan, namun perlu digaris bawahi
untuk melakukan pembangunan secara berkelanjutan harus juga
didasari pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang dilakukan
dengan memadukan kemampuan lingkungan, sumber daya alam, dan
teknologi ke dalam proses pembangunan untuk menjamin generasi yang
akan datang.

Hal tersebut perlu dilakukan, guna mengendalikan pencemaran
dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan. Hal
yang sama juga ditegaskan dalam UU No. 14 Tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, yang
dimana diharuskan untuk mengaitkan pelaksanaan pembanguna n
dengan pengelolaan lingkungan hidup melalui pembanguna n
berwawasan lingkungan, artinya pembangunan yang dilakukan
haruslah upaya yang sadar dan terencana untuk menggunakan serta
mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup

7

Oleh karena itu, sebaiknya peduli terhadap kelestarian
lingkungan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan bertanggung
jawab dalam mengelola pertambangan. Mengelola dengan
memperhatikan prinsip ekoefisien dan ramah lingkungan akan
meminimalisir dampak dari pertambangan.
Terdapat 3 prioritas utama untuk memaksimalkan potensi pertambanga n
berkelanjutan.
1. Menganalisis dampak dan keuntungan sosial, ekonomi, kesehatan,

serta lingkungan selama siklus kegiatan pertambanga n,
keselamatan, dan kesehatan pekerja.
2. Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan termasuk
masyarakat adat dan lokal sert kaum perempuan.
3. Mengembangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui
penyediaan dukungan teknis serta pembanguna fasilitas dan
keuangan kepada negara berkembang dan miskin.

1.3.3 Industri Berkelanjutan
Pembangunan industri dan upaya pelestarian lingkungan masih

sering dilihat seperti dua sisi koin yang bertentangan di mana
pembangunan industri dan pelestarian lingkungan bertolak belakang
sehingga tidak dapat dilihat sebagai suatu kesatuan atau sinkron. Secara
tidak langsung untuk industri dan lingkungan hidup bisa berjalan secara
sinkron dan sinergis yang berguna untuk mencapai suatu tujuan. Hal
tersebut didukung karena jika kualitas lingkungan mendapat
peningkatan akan sangat membantu pada sektor industri untuk
membangun daya saing hal tersebut juga berlaku untuk sebaliknya di
mana sektor industri memiliki kenaikan yang cukup tinggi akan dapat
meningkatkan kualitas lingkungan. Sehingga untuk bisa terus
berkelanjutan industri tersebut harus memasukkan aspek lingkungan ke
dalam Barometer atau hitungan analisa pembangunan dan
pengembangan industri.

Berikut kegiatan kearifan lokal di bidang indutri:

1. Adanya pembatasan penggunaan hutan di Kalimantan dan Jawa

8

2. Adanya pelarangan untuk kegiatan industri pada daerah tertentu
3. Adanya pengembangan industri hasil seni suatu daerah
4. Adanya pelarangan menggunakan bahan-bahan kimia dalam

mengolah industri
5. Pemanfaatan hasil alam dalam pengolahan industry

Dalam melaksanakan aktivitas pada sektor industri perlu
memperhatikan beberapa prinsip berikut yaitu :

1. Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
2. Menjamin kualitas hidup masyarakat sekitar lokal penambangan
3. Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami

Dalam melakukan aktivitas sektor industri pada negara berkembang
memiliki hambatan di dalam melaksanakan kegiatan industr i
berkelanjutan, hambatan tersebut yaitu :

1. Potensi sumber daya alam melimpah namun pemanfaatannya belum
cukup optimal

2. Dukungan pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan yang masih kurang

3. Kawasan industri di negara berkembang belum terpadu secara
sistematis dan hanya kumpulan industri yang berdiri sendiri

1.3.4 Pariwisata Berkelanjutan
Dalam pembangunan berkelanjutan sektor pariwisata seringkali

dituding sebagai memberikan dampak negatif dikarenakan dalam
pariwisata interaksi dengan lingkungan cenderung bersifat deskriptif
karena pariwisata mengeksploitasi Sumber daya alam dan kebudayaan
lokal. Sebagai salah satu industri terbesar di dunia pariwisata dituntut
untuk dapat memberikan Interaksi yang lebih positif dan mereduksi
dampak yang disebabkan dan juga memberikan kontribusi pada
pelestarian lingkungan alam maupun budaya. Dari sektor pariwisata
berkelanjutan ini mempertimbangkan dampak ekonomi sosial dan juga
lingkungan yang ditimbulkannya baik saat ini maupun di masa

9

mendatang. Dengan adanya hal tersebut pariwisata berkelanjuta n
memiliki dua pendekatan yaitu
 Mereduksi dampak pariwisata pada lingkungan. Pada pendekatan

ini terdapat jenis-jenis pariwisata berkelanjutan yaitu itu kali wisata
ramah lingkungan, ekowisata dan juga pariwisata yang bertanggung
jawab.
 Mereduksi dampak pariwisata pada sosial budaya. Pada pariwisata
berkelanjutan ini terdapat jenis-jenis pariwisata yaitu pariwisata
berbasis masyarakat atau pariwisata inti rakyat, pariwisata
sukarelawan, pariwisata solidarita.
Terdapat manfaat pengembangan dari kegiatan pariwisata berkelanjuta n
yaitu
1. Menjamin keseimbangan lingkungan pada objek wisata dan
menjamin kelestarian lingkungan alam budaya setempat
2. Meningkatkan rasa cinta atau peduli masyarakat terhadap
lingkungan
3. Meningkatkan devisa negara dari jumlah kunjungan wisatawan
asing
4. Memperluas lapangan kerja yang berorientasi pada faktor
pendukung pariwisata sehingga dapat menyerap angkatan kerja
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan menerima pajak bagi
pemerintah daerah berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah
6. Mendorong Pembangunan Daerah menunjang kegiatan wisata di
daerah tersebut

Pariwisata apapun jenis dan namanya, hendaknya dapat dibangun dan
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjuta n.
Menurut United Nation (2002) prinsip-prinsip tersebut adalah

 Prinsip pertama adalah pembangunan pariwisata harus dapat
dibangun dengan melibatkan masyarakat lokal , visi pembanguna n
pariwisata mestinya dirancang berdasarkan ide masyarakat
lokal dan untuk kesejahteraan masyarakat lokal . Pengelolaa n
kepariwisataan yang telah dibangun mestinya juga melibatka n
masyarakat lokal sehingga masyarakat lokal akan merasa memilik i

10

rasa memiliki untuk perduli terhadap keberlanjutan pariwisata.
Masyarakat lokal harusnya menjadi pelaku bukan menjadi
penonton.
 Prinsip kedua adalah menciptakan keseimbangan antara kebutuhan
wisatawan dan masyarakat. Kepentingan pemberdayaan ekonomi
masyarakat adalah tujuan yang didasarkan atas kerelaan untuk
membentuk kualitas destinasi yang diharapkan oleh wisatawan.
Keseimbangan tersebut akan dapat terwujud jika semua pihak dapat
bekerjasama dalam satu tujuan sebagai sebuah komunitas yang
solid. Komunitas yang dimaksud adalah masyarakat lokal ,
pemerintah lokal , industri pariwisata, dan organisasi kemasyarakat
yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat di mana destinasi
pariwisata dikembangkan.
 Prinsip ketiga adalah pembangunan harus melibatkan para
pemangku kepentingan, dan melibatkan lebih banyak pihak akan
mendapatkan input yang lebih baik. Pelibatan para pemangku
kepentingan harus dapat menampung pendapat organisas i
kemasyarakatan lokal , melibatkan kelompok masyarakat miskin,
melibatkan kaum perempuan, melibatkan asosiasi pariwisata, dan
kelompok lainnya dalam masyarakat yang berpotensi
mempengaruhi jalannya pembangunan.
 Prinsip keempat adalah, memberikan kemudahan kepada para
pengusaha lokal dalam sekala kecil, dan menengah. Program
pendidikan yang berhubungan dengan kepariwisataan harus
mengutamakan penduduk lokal dan industri yang berkembang pada
wilayah tersebut harus mampu menampung para pekerja
lokal sebanyak mungkin.
 Prinsip kelima adalah, pariwisata harus dikondisi untuk tujuan
membangkitkan bisnis lainnya dalam masyarakat artinya pariwisata
harus memberikan dampak pengganda pada sector lainnya, baik
usaha baru maupun usaha yang telah berkembang saat ini.
 Prinsip keenam adalah adanya kerjasama antara masyarakat
lokal sebagai pencipta atraksi wisata dengan para operator penjual

11

paket wisata, sehingga perlu dibangun hubungan kerjasama yang
saling menguntungkan.
 Prinsip ketujuh adalah, pembangunan pariwisata harus mampu
menjamin keberlanjutan, memberikan keuntungan bagi masyarakat
saat ini dan tidak merugikan generasi yang akan datang. Adanya
anggapan bahwa pembangunan pariwisata berpotensi merusak
lingkungan jika dihubungkan dengan peningkatan jumla h
wisatawan dan degradasi daerah tujuan pariwisata adalah sesuatu
yang logis (Hunter dan Green, 1995). Wujud hubungan ini adalah
konsep tentang daya dukung yang menunjukkan suatu pendekatan
manajemen yang memungkinkan pertumbuhan dalam batas yang
dapat diterima (Johnson dan Thomas, 1996).
 Prinsip kedelapan adalah pariwisata harus bertumbuh dalam prinsip
optimalisasi bukan pada exploitasi. Strategi manajemen kapasitas
akan menjadi pilihan yang terbaik, walaupun saat ini
masih mengalami kontroversi yang cukup tajam. Konsep ini
merupakan kebutuhan yang semestinya diakui untuk membatasi dan
menjadi kendali atas dimensi-dimensi pembangunan pariwisata
yang dapat mengancam berkelanjutan penggunaan sumber daya
yang terbatas, pada saat yang bersamaan, konsep tersebut
berhadapan dengan keinginan untuk memaksimalkan peluang
sebagai tujuan pertumbuhan dan mewujudkan manfaat potensial
yang terkait dengan pengunjung yang semakin meningkat.
 Prinsip kesembilan adalah harus ada monitoring dan evaluasi secara
periodic untuk memastikan pembangunan pariwisata tetap berjalan
dalam konsep pembagunan berkelanjutan. Mestinya pembaguna n
pariwisata dapat diletakkan pada prinsip pengelolaan dengan
manajemen kapasitas, baik kapasitas wilayah, kapasitas obyek
wisata tertentu, kapasitas ekonomi, kapasitas social, dan kapasitas
sumberdaya yang lainnya sehingga dengan penerapan manajeme n
kapasitas dapat memperpanjang daur hidup pariwisata itu sendiri
sehingga konsepsi konservasi dan preservasi serta komodifik as i

12

untuk kepentingan ekonomi dapat berjalan bersama-sama dan
pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diwujudkan.
 Prinsip kesepuluh adalah harus adalah keterbukaan terhadap
penggunaan sumber daya seperti penggunaan air bawah tanah,
penggunaan lahan, dan penggunaan sumberdaya lainnya harus dapat
dipastikan tidak disalah gunakan
 Prinsip kesebelas adalah melakukan program peningkata n
sumberdaya manusia dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan
sertifikasi untuk bidang keahlian pariwisata sehingga dapat
dipastikan bahwa para pekerja siap untuk bekerja sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan bidangnya masing-
masing sehingga program sertifikasi akan menjadi pilihan yang
tepat.
 Prinsip kedua belas adalah terwujudnya tiga kualitas yakni
pariwisata harus mampu mewujudkan kualitas hidup ”quality of
life” masyarakat lokal, pada sisi yang lainnya pariwisata harus
mampu memberikan kualitas berusaha ”quality of opportunity”
kepada para penyedia jasa dalam industri pariwisata dan sisi
berikutnya dan menjadi yang terpenting adalah terciptanya kualitas
pengalaman wisatawan ”quality of experience”
1.4 Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dengan Prinsip Ekoefisien
Pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisien telah didefinis ika n
sebagai sebuah konsep dan strategi dalam pengurangan ketergantungan terhadap
pemanfaatan alam pada bidang ekonomi, hal ini dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sejahteraan manusia serta memungkinkan generasi dimasa yang
mendatang mendapatkan dan dapat menggunakan lingkungan secara merata dan
secara optimal. Prinsip ekoefisiensi secara garis besar merupakan sebuah prinsip
atau konsep dalam pemanfaatan sumber daya alam yang menggabungka n antara
efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan. Dalam menggunakan prinsip
ekoefisiensi Untuk memanfaatkan sumber daya alam terdapat unsur yang harus
diperhatikan yaitu :
 Menghemat pemanfaatan sumber daya alam
 Memanfaatkan semua sumber daya alam hasil proses energi

13

 Menghindari kerusakan lingkungan dalam penambangan sumber daya alam
 Menggunakan sumber daya alam yang ditambang untuk jangka waktu yang

lama
 Menghindari timbulnya entropi atau limbah dalam pemanfaatan sumber daya

alam
1.4.1 Sumber daya pertanian

Efisiensi dalam bidang pertanian dapat dilihat dari pola tanam gimana
pola tanam merupakan pengaturan penggunaan lahan pertanian dan budidaya
tanaman dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan pola tanam dibedakan
menjadi dua yaitu
 Pola tanam monokultur
Pada pola tanam monokultur merupakan suatu kegiatan menanam tanaman
sejenis pada satu area tanam. Pola tanam monokultur ini menjadi penggunaa n
lahan yang efisien karena

 Memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan
mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena keseragaman
tanaman yang ditanam

 Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen karena unsur hara
dan sinar matahari yang tercukupi

Namun memiliki kelemahan keseragaman kultivar yang mempercepat
penyebaran organisme pengganggu tanaman atau Hawa.

Tanam Monokultur

Sumber : Cypex.pertanian.go.id

14

 Pola tanam multikultur
Pola tanam multikultur merupakan suatu kegiatan menanam lebih dari satu jenis
tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dalam melakukan pola tanam
multikultur memiliki keuntungan yaitu
 Mengurangi serangan populasi hama atau organisme pengganggu
tanaman
 Meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menanam kacang-kacangan
 Memutus siklus hidup hama atau penyakit karena sistem multikultur ini
diikuti dengan rotasi tanaman yang memutus siklus organisme
pengganggu tanaman
 Menghasilkan diversifikasi hasil panen sehingga dapat meningkatka n
gizi masyarakat dan pendapatan petani
 Mengendalikan perkembangan hama dan penyakit tanaman karena
menanam tanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama
penyakit tanaman yang berdampingan

Pola Tanam Multikultur

Sumber : Cybex.pertanian.go.id

1.4.2 Sumber daya pertambangan
Seperti yang diketahui Undang-undang Republik Indonesia nomor 4

tahun 2009 tentang Pertambangan mineral dan batubara menjelaskan kebijakan
dalam kegiatan ekspor mineral dan juga batubara titik larangan ekspor tambang
mentah dimaksudkan agar Indonesia memperoleh keuntungan dari kegiatan
pengolahan barang tambang mentah yang dapat dirasakan secara merata oleh
masyarakat. Risiko ini ditentukan pada kegiatan penambangan yaitu
ketidakpastian penemuan cadangan atau produksi saat dilakukan proses
eksplorasi, risiko teknologi yang berkaitan dengan ketidakpastian biaya, risiko

15

pasar yang berkaitan dengan perubahan harga dan juga risiko kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak serta harga domestik.

Seperti yang diketahui pertambangan konvensional memiliki dampak
negatif yang cukup tinggi akibat menggunakan metode pertambangan nama,
dapat dilihat dari data yang ada ada bahwa pertambangan konvensional tersebut
memiliki dampak yang besar terhadap kerusakan lingkungan hal tersebut
disebabkan karena eksplorasi mineral dan minyak bumi yang masih
menggunakan metode konvensional dimana tidak memperhatikan keadaan
lingkungan. Berbeda dengan metode pertambangan baru di mana metode
pertambangan ini lebih ramah terhadap lingkungan oleh sebab itu prinsip
ekoefisiensi ini dapat diterapkan pada sektor pertambangan namun harus
menggunakan perencanaan yang terpadu untuk mengurangi dampak negatif
pada lingkungan. Dampak lingkungan yang diakibatkan anne-marie kegiatan
pertambangan harus melalui proses rehabilitasi suatu lahan post-mining agar
segera dapat mengembalikan daya dukung ekologi pada makhluk hidup.
Keselarasan lingkungan dengan sebuah proses pertambangan akan menjaga
keseimbangan ekosistem alam sekitar atau lingkungan sekitar atau lingkunga n
sekitar.
1.4.3 Sumber Daya Industri

Prinsip ekoefisiensi pada sumber daya industri ini mengendalika n
jumlah limbah yang dihasilkan dan penggunaan bahan baku produksi, dapat
menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningka tka n
keuntungan bagi pelaku Industri atau pemilik modal. Prinsip ekoefisiensi dalam
kegiatan industri sendiri memiliki tujuan :
 Mengurangi intensitas energi berbagai produk dan jasa
 Mengurangi persebaran bahan beracun
 Meningkatkan kemampuan bahan untuk didaur ulang
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan secara

berkelanjutan
 Memperpanjang masa guna produk
 Meningkatkan intensitas pelayanan berbagai produk dan jasa

16

1.4.4 Sumber Daya Pariwisata
Penerapan dalam prinsip ekoefisiensi pada kegiatan pariwisata yaitu

dalam bidang :
 Agrowisata : merupakan kegiatan wisata dengan melibatkan penggunaa n

lahan pertanian dan juga menggunakan fasilitas yang ada, Hal itu
menyebabkan daya tarik bagi wisatawan. Kegiatan pariwisata ini
mengembangkan pada bidang pertanian.
 Ekowisata : merupakan kegiatan pariwisata dengan wawasan lingkunga n
yang mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial
ekonomi budaya masyarakat lokal, dan juga aspek pembelajaran
Pendidikan. Pada kegiatan pariwisata ini atau wisata dengan kegiatan
berbasis alam yang memiliki tujuan mengkonservasi lingkungan dan
menyejahterakan masyarakat setempat. Kegiatan ekowisata dapat
dilakukan pada :
 Kawasan cagar alam
 Kawasan suaka margasatwa
 Kawasan Taman Nasional, Hutan Raya, dan Wisata Alam

1.5 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Dalam Pemanfaatan
Sumber Daya Alam
AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar

dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup untuk diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan suatu proses
studi formal yang digunakan untuk memperkirakan suatu dampak terhadap lingkunga n
oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya
masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan
perencanaan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) lebih menekankan kepada
suatu tindakan yang digunakan untuk memperkirakan atau merencanakan dampak yang
akan diterima oleh lingkungan dari suatu tindakan kan atau suatu kegiatan proyek.
Dalam membuat AMDAL telah diatur dalam peraturan peraturan :

17

 UU No 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkunga n
(AMDAL)

 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)

 Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 77 tahun 1994 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan

 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari suatu proses yang lebih besar dan penting, Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) mencakup komponen-komponen yaitu :

 Studi Pra-proyek
Studi Pra-Proyek dilakukan guna untuk mengukur dan memperkiraka n
perubahan keadaan lingkungan. Dimana pengukuran ini dilakukan berdasarkan
data fisik, data kimia, data biologi, data sosial ekonomi, dan data sosial budaya.

 Laporan Penilaian
Laporan penilaian ini merupakan laporan yang dibuat setelah Hasil studi Pra-
Proyek tersebut ada, hal itu guna untuk menganalisis kemungkinan yang akan
terjadi jika proyek tersebut berjalan.

 Pembuatan Keputusan
Dalam pembuatan keputusan yang berdasarkan sebuah laporan penilaian dan
hasil prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan. Dalam pembuatan
keputusan ini seringkali menuai kritik dikarenakan dalam pengambila n
keputusan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur politik.

 Persetujuan proyek
Persetujuan proyek ini mengandung suatu rekomendasi dari hasil analis is
interaksi antara proyek dengan lingkungan.

 Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek ini dilakukan dua hingga tiga tahun guna untuk memanta u
proyek tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi dan berjalan sesuai apa
yang dituju oleh proyek tersebut

18

KOMPONEN – KOMPONEN AMDAL

Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan

Pengelolahan Pemantauan Pengelolahan Pengambilan Dokumen Yang
Lingkungan Proyek Proyek Keputusan Penting

Dalam studi AMDAL ini memiliki empat hal yang harus tercakup di dalamnya yaitu

1. Penyajian Informasi Lingkungan(PIL) dan Analisis Dampak Lingkungan(ANDAL)
untuk studi bagi kegiatan yang direncanakan

2. Penyajian Evaluasi Lingkungan(PEL) Dan Studi Evaluasi Lingkungan(SEL) bagi studi
untuk kegiatan yang telah berjalan

3. Rencana kelola lingkungan(RKL) setiap pekerjaan akan pengelolaan dampak kegiatan
pada lingkungannya

4. Rencana pemantauan lingkungan(RPL) study pemantauan pengelolaan lingkungan
5. Kerangka acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan studi evaluasi lingkunga n

dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan
yang telah berjalan atau sedang direncanakan

Terdapat beberapa pendekatan studi AMDAL yaitu

1. Pendekatan AMDAL kegiatan tunggal
Diperuntukkan bagi satu jenis usaha di bawah satu instansi yang membida ngi
usaha tersebut. Contohnya pembangunan jalan tol, PLTU, lapangan golf, masjid
agung, rumah sakit, sekolah, dll.

2. Pendekatan AMDAL kegiatan terpadu atau multisektor

19

Diperuntukkan bagi jenis usaha yang memilki sistem terpadu dan melibatka n
lebih dari satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya
pembangunan hutan tanaman industri, industri pulp, permukiman terpadu, dll.
3. Pendekatan AMDAL kegiatan dalam kawasan
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang berkokasi di dalam suatu kawasan zona
pengembangan wilayah pada satu hamparan ekosistem. Contohnya
pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll.
4. Pendekatan AMDAL kegiatan regional
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang saling terkait dan merupakan kewenangan
lebih dari satu instansi, wilayah administratif, dan hamparan ekosistem.
Contohnya pembukaan dan pengelolaan gambut sejuta hektar, reklamasi pantai
utara Jawa melibatkan provinsi Jakarta dan Banten.

Tujuan pelaksanaan AMDAL yaitu

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari

rencana usaha atau kegiatan
3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkunga n

hidup
4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana

usaha dan kegiatan
5. Memberikan suatu solusi alternatif untuk meminimalisasi dampak negatif yang terjadi

pada lingkungan sekitar
6. Digunakan untuk mengambil sebuah keputusan tentang penyelenggaraan izin usaha

Manfaat AMDAL

Manfaat dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yaitu menjamin suatu usaha H1
menjamin kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan, berarti bahwa dalam kegiatan
pembangunan tidak terlalu berdampak kepada lingkungan sehingga dapat menjamin usaha atau
kegiatan pembangunan itu sendiri dan juga menjamin keberlangsungan hidup masyarakat yang
ada di sekitar. Dimana layak secara lingkungan tersebut juga berarti kegiatan tersebut sesuai

20

dengan peruntukannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan atau diminimalis ir
dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan.
Manfaat AMDAL dari beberapa sudut pandang :

 Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
 Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
 Menghindari konflik dengan masyarakat
 Menjaga agar pembangunan Sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjuta n
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup

 Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa
 Menjamin keberlangsungan usaha
 Menjadi referensi bagi peminjaman kredit
 Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar dan juga lingkunga n
 Sebagai bukti ketataan hukum

 Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
 Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan
 Melaksanakan kontrol terhadap usaha pada lingkungan sekitar
 Terlibat dalam proses pengambilan keputusan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
bagian dari suatu proses yang lebih besar dan penting, Analisis Mengenai Dampak Lingkunga n
(AMDAL) mencakup :

1. Pengelolaan lingkungan
2. Pemantauan proyek
3. Pengelolaan proyek
4. Pengambilan keputusan
5. Dokumen yang penting

21

MEKANISME DALAM MEMPEROLEH DOKUMEN AMDAL
Alur perolehan dokumen AMDAL:

Perlingkupan RKL
(Rencana Kelolah Lingkungan

KA Anda l RPL
(Rencana Pengelolahan
(Kera ngka Acuan dan a nanlisis
da mpak lingkungan Li ngkungan)

Andal
(Analisis dampak lingungan)

1.6 Serifikat Ekolabel
Sertifikat ekolabel merupakan sebuah label produk yang menunjukkan bahwa

produk tersebut diproduksi dengan mengindahkan atau sesuai dengan kaidah-
kaidah kelestarian lingkungan hidup. Sertifikat ekolabel ini untuk produk yang
bahan bakunya berasal dari sumber daya alam, dan menunjukkan produk tersebut
bahwa benar-benar berasal dari sumber daya alam yang dikelola secara Lestari dan
proses produksinya tidak merusak lingkungan hidup. Terdapat tiga kriteria utama
dalam konsep pelestarian sumber daya alam pada sertifikat ekolabel yaitu

1. Kelestarian produksi
2. Ekologi
3. Dan sosial budaya

Selain ketiga konsep itu sertifikat ekolabel memiliki 2 prinsip yaitu sertifikat
ini bersifat sukarela sesuai dengan kebutuhan pasar dan proses sertifikasi dilakukan
oleh lembaga sertifikasi yang independen.

22

 Tujuan dan Fungsi Ekolabel
Dalam pencantuman logo ekolabel ini memiliki tujuan untuk

menciptakan permintaan dan penawaran produk ramah lingkungan sekaligus
memperbaiki lingkungan secara berkelanjutan. Secara tidak langsung produk
yang telah memiliki logo ekolabel ini telah menerapkan prinsip berkelanjuta n.
Ekolabel sendiri menjadi sarana penyampaian informasi yang akurat dan tidak
menyesatkan bagi konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu kegiatan
produksi barang atau jasa.
 Terdapat manfaat manfaat ekolabel bagi pemerintah yaitu:
 Manfaat ekologi bagi pemerintah
 Mengedukasi penduduk Indonesia agar lebih peka terhadap lingkungan hidup
 Merupakan langkah nyata pemerintah dalam upaya pelestarian fungs i
lingkungan hidup
 Produk Indonesia memiliki daya saing di pasar global sehingga terbuka peluang
ekspor yang dapat meningkatkan devisa negara
 Menunjukkan kepada negara-negara maju, kontribusi Indonesia sebagai negara
berkembang yang dapat menghasilkan produk industri yang ramah lingkun ga n
dengan sebuah proses berkelanjutan

Secara garis besar konsumen ikut berperan dalam menerapkan ekolabel
dengan memberi masukan dalam pemilihan produk dan kriteria ekologi dan
konsumen tidak hanya sebatas pada orang yang mengonsumsi tetapi juga terlihat
dalam pelestarian lingkungan. Sertifikasi ekolabel memiliki tujuan menyatakan
bahwa produk yang dihasilkan secara keseluruhan prosesnya telah memenuhi
regulasi-regulasi yang ada di Indonesia.

 Lembaga penerbit ekologi
Logo ekolabel yang ada di Indonesia terbagi kan oleh lembaga sertifikas i

ekolabel (LSE). Dimana dokumen tersebut diakreditasi oleh komite Akreditasi
Nasional dan lembaga verifikasi ekolabel (SWADEKLARASI) yang diterbitkan
oleh Kementerian lingkungan hidup. Produk ramah lingkungan dihasilka n
dengan biaya besar sehingga cenderung lebih mahal dibandingkan yang lain
dikarenakan harus sesuai dengan prinsip ekonomi dan dan tidak dapat atau harus
memenuhi standar dari ekologi tersebut.

23

Pada perdagangan bebas lingkungan menjadi salah satu faktor yang
membatasi ruang gerak pedagang barang maupun jasa antarnegara. Pembatasan
tersebut bukan hanya digunakan untuk membatasi namun digunakan untuk
melindungi kualitas lingkungan global dari munculnya dampak negatif atau
derasnya arus perdagangan dunia yang dapat merusak lingkungan hidup.
Kebijakan ini yang cenderung membatasi ruang gerak negara berkembang
terutama pada jenis komoditas berbasis SDA yang padat karya. Hal inilah yang
mendorong munculnya istilah "disguissed nontariff trade barrier" atau
lingkungan sebagai hambatan non tarif yang tersamar dalam perdagangan.
Dengan adanya Hal itu menyebabkan komoditas-komoditas di negara
berkembang lebih memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan
negara-negara maju.

24

Daftar Pustaka

Andi M. Akhmar dan Syarifuddin, 2007. Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan,
PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua, Kementerian Negara Lingkunga n
Hidup RI dan Masagena Press, Makasar

Francis Wahono, 2005.Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Penerbit
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta

Muntasib, E.K.S. dan B. Masy’ud. (1998). Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Lingkungan. Bogor: IPB dengan BAPEDAL: Kerja Sama Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.

Muntasib, E.K.S.H. (1999). Hutan dan Lingkungan. Bogor: Pusat Penyuluhan Kehutanan dan
Perkebunan Kerja Sama dengan Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor.

Ridwan,N, (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal.

http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2- landasan-keilmuan- kearifanlokal.pdf.

Santoso, I. 2009. Eksistensi Kearifan Lokal Pada Petani Tepian Hutan dalam Memelihara
Lingkungan Kelestarian Ekosistem Sumberdaya Hutan

Soerianegara, I. (1977). Pengelolaan Sumber Daya Alam bagian I. Bogor: Sekolah Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009

Sonny Keraf, 2002, Etika Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas), Hal.103- 122.

Tunggung Seno Aji, 2003. Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Dalam Mengelola Hutan dan
Lingkunyannya, Tesis S 2 Ilmu Kehutanan, UGM, Yogyakarta

UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara

UU No. 14 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup

UU No 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009. Tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup.

25

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan

26


Click to View FlipBook Version