The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Menceritakan tentang aksi kepahlawanan Sabai Nan Aluih dalam membalaskan dendam kematian sang ayah kepada musuhnya yaitu Rajo Nan Panjang

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rasyaaprillia406, 2024-05-27 23:14:17

Sabai Nan Aluih

Menceritakan tentang aksi kepahlawanan Sabai Nan Aluih dalam membalaskan dendam kematian sang ayah kepada musuhnya yaitu Rajo Nan Panjang

Keywords: #SMKBKL#E-BOOK#SumateraBarat#SabaiNanAluih

Sabai nan Aluih Alakisah, di Padang Tarok, Baso, Agam, Sumatera Barat, hiduplah seorang raja bernama Rajo Babanding. Ia memiliki anak perempuan yang sangat cantik dan rajin bernama Sabai nan Aluih. Perangai dan kecantikannya terkenal hingga ke kampung lain, termasuk salah satunya di Kampung Situjuah, dimana ada teman baik Rajo Babanding sendiri, yaitu Rajo nan Panjang. Mengetahui sahabatnya memiliki anak gadis yang cantik jelita, Rajo nan Panjang mengirim utusannya untuk meminang Sabai nan Aluih. Namun, ternyata pinangannya ditolak dengan alasan Rajo nan Panjang seusia dengan sang Ayah. Rajo nan Panjang bersikukuh untuk melamar Sabai nan Aluih secara langsung. Setibanya dirumah Rajo Babanding, Ia malah diajak untuk berunding diluar rumah. Ia menyadari bahwa pinangannya ditolak secara halus dan dirinya ditantang untuk bertarung. Pada hari yang ditentukan, Rajo Babanding berangkat ke Padang Panahunan ditemani seorang pembantunya. Setibanya di sana tampak Rajo nan Panjang berama seorang pengawalnya. Tanpa aba-aba lagi, perkelahian langsung terjadi. Pertarungan antara kedua orang pengawal tidak berlangsung lama. Keduanya jatuh terkapar ditanah dengan keris menancap di tubuh masing-masing. Pertarungan antara Rajo Babanding dengan Rajo nan Panjang terus berlangsung. Namun, tiba-tiba dari balik semak, seorang pengawal Rajo nan Panjang yang lainnya menembakkan peluru ke dada Rajo Babanding, sehingga ia tersungkur tak sadarkan diri ke tanah. Kebetulan, ada seorang gembala yang menyaksikan peristiwa itu dan memberitahukannya kepada Sabai nan Aluih. Mendengar hal itu, Sabai nan Aluih segera berlari menuju Padang Panahunan dengan membawa senapan. Di tengah perjalanan, Ia bertemu dengan Rajo nan Panjang bersama pengawalnya.


Sabai nan Aluih marah sekali karena menganggap Rajo nan Panjang telah berbuat curang dalam perkelahian tersebut. Namun, Rajo nan Panjang malah tertawa mengejek. Sabai nan Aluih yang melihat itu tidak tahan, Ia langsung menarik pelatuk pada senapannya kearah Rajo nan Panjang. Seketika itu pula, Rajo nan Panjang terjatuh ke tanah. Sedangakan para pengawalnya berlari tunggang langgang meninggalkan Sabai nan Aluih dan Rajo nan Panjang yang sudah terkapar ditanah. Setelah melihat para pengawal Rajo nan Panjang yang berlalu meninggalkannya dan Rajo nan Panjang, Sabai nan Aluih pun segera berlari melanjutkan perjalannannya menuju Padang Panahunan. Setelah memakan beberapa waktu yang agak lama untuk menuju Padang Panahunan, atau lebih tepatnya wilayah tempat terjadinya pertarungan antara Rajo Babanding dan Rajo nan Panjang serta para pengawalnya. Akhirnya Sabai nan Aluih sampai di Padang Panahunan, Ia mendapati sang ayah serta pengawalnya telah meninggal. Sesaat, Ia berdiri dengan mata yang mengembun memperhatikan jasad sang ayah, lalu ia berjalan menghampiri jasad sang ayah dan memeluknya. Perasaan juga hatinya sangat sedih karena ayah yang sangat ia sayangi telah pergi untuk selamanya.


Click to View FlipBook Version