The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by bengkeliterasismpn3amang, 2021-09-23 21:59:53

NUSANTARA GHOST BATTLE

Abiyyu Cetta Ugama, Novel

1

Nusantara Ghost Battle

Abiyyu Cetta Ugama
Editor:

Mariratul Mawaddah, M.Pd.

2

Nusantara Ghost Battle
Abiyyu Cetta Ugama

Disklaimer: Buku ini merupakan buku novel remaja karya
Abiyyu Cetta Ugama seorang siswa kelas IX.1 TP 2019/2020
yang dipersiapkan dalam rangka Gebyar Literasi SMP N 3
Ampek Angkek, sebagai salah satu kegiatan Gerakan
Literasi Sekolah.

Penerbit: Bengkel Literasi SMP N 3 Ampek Angkek
Hak cipta @2020 SMP N 3 Ampek Angkek

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala syukur kehadirat Allah
yang selalu melimpahkan berkah dan rahmat kepada
kita semua. Sehingga buku “Nusantara Ghost Battle”
karya Abiyyu Cetta Ugama ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Tujuan penulisan buku ini adalah sebagai salah
satu bentuk giat literasi bagi guru dan siswa di SMP
Negeri 3 Ampek Angkek.

Berimajinasi dan menarasikan kisah kehidupan
dalam bentuk novel adalah suatu hal yang
membutuhkan proses pemikiran dan pengalaman
dalam menulis. Namun meskipun sulit, pada akhirnya
buku ini selesai ditulis.

Yetti Yulia, M.Pd.

4

Ucapan Terimakasih

Beribu sayang dan terimakasih teruntuk yang
paling istimewa untuk kedua orang tua dan semua
keluargaku.

Terimakasih juga untuk teman-teman kelas 9.1 dan
yang lainnya yang telah menginspirasi dan juga menjadi
teman terbaikku, kalian sungguh kreatif dan menghibur.
Romansa adalah keluargaku.

Terimakasih untuk Ibu Mariratul Mawaddah M.Pd.
yang telah mengajari caranya menjadi penulis yang baik
dan dapat memotifasi saya untuk membuat buku perdana
ini.

5

LIBUR

Mumpung libur dua bulan kita bagusnya

ngapain?" tanyaku.

"Oh iya, aku dengar ada kontes

Nusantara Ghost Battle!" Ujar Claudy si

gadis putih itu.

"Hantu? Bertempur? Ah masa sih,

hantu kok diadu," balas Adnan dengan logat

jawanya yang masih melekat didirinya

meskipun tinggal di ibukota.

"Bentar, aku bakal tunjukin," ujar Claudy

sambil browsing di gawainya. Tampak di

sebuah artikel yang menjelaskan bahwa

Nusantara Ghost Battle adalah kontes yang

berbentuk permainan petualangan

menggunakan teknologi hologram. Di

sebuah arena akan dipertempurkan dua

hantu yang dikendalikan oleh pemiliknya.

Hologram tersebut akan aktif jika

pemain memasukkan chip berisi data hantu

beserta kemampuannya. Pemain yang

6

berhasil masuk ke semi final akan dibawa ke

sebuah pulau milik Nusantara Ghost Battle

itu sendiri.

Pemain yang menang akan

mendapatkan penghargaan beserta uang

yang sangat besar jumlahnya.

"Apakah penonton aman dari serangan

hantunya?" Tanyaku.

"Aman, arena difasilitasi keamanan

tingkat tinggi, meskipun tahun lalu pelindung

arena rusak karena kekuatan hantu yang

sangat kuat," balas Claudy.

"Emm, apa saja alat untuk

mengendalikan hantunya?" tanya Adnan.

"Setahuku, kita akan diberikan chip

setelah melewati tes, jadi hantu yang kita

dapatkan akan di sesuaikan dengan diri kita,

kemudian ada beberapa tabung skill, kita

bisa mendapatkan banyak tabung skill

setelah memenangkan 1 pertandingan,"

balas Claudy.

"Intinya, hantu itu hanya bisa di aktifkan di

7

dalam arena saja," sambung Claudy.
"Ok! Langsung daftar!!!" Sorakku

semangat.
"Tunggu dulu! Pendaftarannya buka

besok pagi, jam 08:00 WIB," sela Claudy.
"Yaah, padahal udah gak sabar nih,"

balasku.
"Ya udah, moga salah satu dari kita bisa

menang, biar gak usah nge-kos lagi," ujar
Adnan.

"Betul!" balasku dan Claudy serentak.

***

8

"Kringg!!!" Alarm beker milikku berbunyi,
aku dan Adnan yang sedang tertidur pulas
terkejut mendengarnya.

Aku langsung mematikan alarm itu.
Saking mengantuknya, aku melanjutkan
tidurku.

"Luthfi!!!! Jangan tidur lagi! Udah jam
setengah delapan nih!" Adnan menepuk-
nepuk pipiku.

"Setengah delapan?! Gawat!!! Kita
bakal ngantri lama nih!" ujarku panik.

"Claudy udah keluar dari kamarnya gak?"
tanyaku.

"Kok malah nanya Claudy, mandi cepat
sana!" balas Adnan.

"Aku cuma memastikan dia udah
bangun atau tidak," balasku.

Aku langsung berlari ke kamar mandi
dengan sebuah handuk hijau tua di
pundakku. Aku mandi dengan cepat agar
tidak terlambat.

9

Setelah selesai mandi aku bergegas
mengganti baju. Aku memilih baju batik khas
Minangkabau kemudian dilapisi hoodieputih.
Tak ketinggalan dengan sepatu putih
favoritku.

"Cepetan dong! Gak usah pomade-
pomade-an segala," ujar Adnan.

"Iya, dikit lagi!" balasku.
Setelah selesai kami langsung berlari
keluar kamar.
"Telat bangun?" tanya Claudy dengan
juteknya.
"Tau nih si Luthfi," ujar Adnan.
"Hehe, maaf, tadi malam aku susah
tidur memikirkan kontes itu," balasku sambil
tertawa kecil.
"Ya udah, kita berangkat!" ajak Claudy.
"Naik apa?" tanyaku.
"Angkot," balas Claudy.
"Tunggu dulu! Uang aku ketinggalan,
mana kuncinya Luthfi?" ujar Adnan.
"Kalian berdua sama-sama ceroboh,"

10

ujar Claudy sambil menepuk dahinya.
Adnan berlari secepat kilat menuju

kamar kosnya. Tak lama kemudian dia
kembali sambil memasukkan uangnya ke
saku.

"Ada lagi?" tanya Claudy sambil
menyibakkan rambut panjangnya.

"Gak, ayo berangkat," ujar Adnan.
Kami menaiki sebuah angkot. Setelah
sampai, kami membayar ongkosnya dan
berlari menuju ruang pendaftaran. Ramai
sekali. Pengap dan berisik.
"Gara-gara kalian sih," ujar Claudy.
Kami mengantri cukup lama hingga
akhirnya tiba giliran kami.
"Isi formulir nya dulu ya dek," ujar
seorang wanita di meja pendaftaran.
"Baiklah kak," ujar kami serentak.
Setelah selesai mengisi formulir
pendaftaran kami langsung memberikan
formulirnya pada wanita itu. Lalu kami
menunggu nama kami disebutkan untuk

11

menjalani tes di sebuah ruangan ber-AC.

"Luthfi Al Gazali," namaku disebutkan.

Aku berjalan menuju ruang tes. Di

dalam sana penuh dengan macam-macam

alat yang belum pernah kulihat.

"Duduklah di sini," ujar seorang karyawan

berpakaian seragam putih.

Aku duduk di sebuah kapsul putih

dengan banyak kabel di bawahnya. Aku

dipasangkan sebuah helm.

"Selamat datang di Nusantara Ghost

Battle Test," ujar sistem virtual.

Setelah selesai, muncullah sebuah chip

dari kapsul tersebut.

"Kamu beruntung! Karena hanya orang

tertentu yang bisa berhasil melewati tes ini,"

ujar karyawan tersebut sambil

memberikanku perlengkapan untuk

mengendalikan hantu.

"Baiklah, kamu bisa mengetahui dan

mengetes kemampuan hantu kamu," ujar

karyawan itu.

12

Aku mengangguk kegirangan dan
berlari ke ruang uji coba.

"Hantu milikku! Palasik Kuduang!" Aku
terkejut.

"Hai! Aku Palasik Kuduang, mari kita
menangkan permainan ini!" ujar Palasik.

"Hai! Ayo kita menangkan! Sebelumnya
izinkan aku mengecek kemampuanmu,"
ujarku.

Hantu yang kudapatkan tampak hanya
seperti gadis muda biasa saja. Saat aku
menekan sebuah tombol, kepalanya lepas
dari tubuhnya, melayang-layang di udara.
Meskipun aku sedikit ketakutan, tapi aku
melanjutkan uji coba ini.

Serangan normal Palasik adalah gigitan
mematikan. Musuh akan kesulitan
menyerangnya, karena kepalanya terbang
cepat.

Kemudian aku memasukkan kapsul skill
"GasiangTangkurak" ke dalam sarung
tangan pengendaliku.

13

"Gasiang batali jo kain kapan, di patang
kamih malam jumaaik, gasiang tangkurak
nan den mainkan, putuihnyo gasiang putuih
maripaik," Palasik yang kembali menjadi
normal memainkan sebuah gasing.

Aku kebingungan, bukannya bertempur
tapi hantu justru bermain gasing. Tak lama
kemudian nyawa musuh computer berkurang
15% dan diam mematung selama10 detik.

"Palasik! Serang dia!!" Sorakku.
Palasik itu langsung menggigit musuh
yang tak bisa bergerak itu.
"Tapi setahuku, palasik itu kan
memakan bayi di dalam kandungan atau
baru lahir," ujarku.
"Tidak mungkin kami gunakan
kemampuan seperti itu, karena kita
bertempur," ujar seorang wanita yang
tampak seperti karyawan di ruang ini.
"He he, betul juga," balasku.
Setelah puas menguji hantu milikku, aku
langsung kembali menemui teman-temanku.

14

"Kamu dapat apa?" tanyaku.

"Aku dapat Jailangkung," ujar Claudy.

"Aku dapat Banaspati," sela Adnan.

"Kalau aku dapat palasik!" ujarku

kegirangan.

"Pertandingan pertama akan

dilaksanakan pada hari Minggu, 24

November 2019," begitulah yang tertulis di

sebuah layar besar. Di layar itu juga

ditampilkan susunan pemain yang akan

bertempur.

"Chipnya jangan sampai hilang ya," ujar

Claudy.

"Pastinya!" balasku dan Adnan.

Setelah itu kami langsung kembali ke

kos kami. Saat tiba di kos, aku langsung

bergegas ke kamar untuk menyimpan

chipnya.

15

Kuntilanak vs Tuyul

H" uh, padahal aku belum latihan

malah disuruh langsung tanding," ujarku.
"Gak usah banyak ngomong, kamukan

dipertandingan kedua melawan Diky Candra
itu," ujar Adnan.

"Diam.... diam, acaranya bakal dimulai,"
sela Claudy.

Semua pemain yang ada di ruang
pemain menatap layar besar, tampak
pembawa acara mulai membuka acara.

"Baiklah, pertandingan pertama adalah
pertempuran Adira Prasaja dengan
kuntilanak versus Putri Aira dengan
Tuyulnya, hihi tampaknya bakal ada
pertarungan yang sengit," ujar pembawa
acara berjas putih itu.

"Kuntilanak lawan tuyul? Tuyul bisa

16

apa?" ujarku meremehkan Tuyul.
"Lihat dulu Bro," ujar lelaki berkacamata

hitam di sampingku.
"He he, iya-iya, ngomong-ngomong

nama kamu siapa?" Tanyaku sambil
menjabat tangannya.

"Aku lawanmu nanti, Diky Candra, hantu
muka rata, kupasti bias mengalahkan Palasik
milikmu," ujarnya sombong.

"Ha ha ha, baiklah! Mari kita bertarung!"
balasku sambil mengepalkan tanganku.

Kami semua menonton pertandingan
antara kuntilanak dan tuyul itu, tampak
kuntilanak memulai serangan dengan
menghilang dan mencakar tuyul. Meskipun
cakarannya berhasil, namun tuyul
menyerang balik dengan memukulkan
karung berisi uang curiannya ke arah
kuntilantak. Walaupun serangan biasa, tapi
pertandingan ini terasa sangat
menegangkan.

"Baiklah tuyul, mari kita gunakan rantai

17

emas kita," ujar Aira sambil memasukkan
tabung skill ke sarung tangan pengendalinya.

Tampak tuyul menggenggam rantai
emas dan mengayun-ayunkannya. Tuyul
melempar rantai itu ke arah kuntilanak
sehingga kuntilanak terikat dan tak bias
bergerak.

"Serangan beruntun!" Sorak Aira.
Tuyul memukul-mukul Kuntilantak
secara cepat sehingga nyawa kuntilanak
tinggal 23%.
"Serangan balasan! Akar Mimang!"
Sorak Adira sambil memasukkan tabung skill
ke sarung tangan pengendalinya.
Seketika sebuah akar muncul dari tanah
arena, membuat tuyul pusing. Kuntilanak
menyerang tuyul dengan cakaran bertubi-
tubi.
"Nyawa tuyul tinggal 8%, kecepatan
serangan kuntilanak begitu cepat!"
Claudyterkagum-kagum.
"Serangan akhir, cakaran udara!" sorak

18

Adira.
Kuntilantak terbang ke arah tuyul lalu

mencakarnya. Akhirnya tuyul kalah.
"Pertandingan pertama dimenangkan

oleh Adira Prasaja dengan Kuntilantaknya,"
sorak pembawa acara itu.

Para penonton bersorak gembira.
Begitu juga dengan para pemain di ruang
pemain, tapi tidak denganku.Aku sedikit deg-
degan.

Aku penasaran dengan kemampuan
hantu muka rata itu, bagaimana dia
menyerang? Bagaimana dia melihat,
sedangkan wajahnya rata.

"Baiklah, selanjutnya pertempuran
antara Luthfi Al Gazali dengan Palasik
Kuduangnya versus Diky Candra dengan
Hantu muka ratanya," ujar pembawa acara.

"Semangat Luthfi!!!!" Sorak Adnan dan
Claudy saat aku berjalan menuju arena.

Aku tersenyum kecil dan mengangguk.
Gerbang arena terbuka. Aku berdiri di

19

sebuah kursi dengan meja hologram yang
unik. Aku mulai memakai helm dan sarung
tangan pengendaliku.

Aku memasukkan chipku dan siap untuk
bertarung. Pertandingan dimulai, aku
kebingungan. Kami berdua masih belum
saling serang. Hingga aku terkejut saat hantu
muka rata itu muncul di belakang Palasikku
yang masih berbentuk wanita biasa.

Hantu muka rata itu mencekikku dari
belakang.

"Tak semudah itu, mari kita mulai
Palasik!" Sorakku.

Palasik Kuduang mulai melepaskan
kepalanya dari badannya dan terbang
menggiggi twajah hantu muka rata itu.

"Hantu muka rata! Mundur!" sorak Diky.
Hantu muka rata itu terbang mundur.
Palasik mengejarnya dengan cepat. Saat
Palasik akan menggigit tangan hantu muka
rata itu, ia menghindar.
"Bagaimana bisa?!" Aku terkejut.

20

"Dia menggunakan instingnya," balas
Diky dengan mikrofon yang ada di helmnya.

"Baiklah, serangan bayangan hitam!"
Sorak Diky sambil menggunakan tabung
skillnya.

Bayangan muncul dari kaki hantu muka
rata dan menjalar ke arah kepala Palasik.

"Akhh!" Kepala Palasik terikat oleh
bayangan panas itu.

Nyawa Palasik habis 2% tiap detiknya.
Tubuh Palasik dengan kepala buntungnya itu
berlari ke arah hantu muka rata dan
memukul wajahnya.

"Nyawa keduanya sama-sama 50%,
sangat mendebarkan," ujar pembawa acara.

"Baiklah! Serangan balasan, Gasiang
Tangkurak!" Ujarku sambil menggunakan
tabung skill.

"Gasiang batali jo kain kapan, Dipatang
kamih malam jumaaik, Gasiang tangkurak nan
den mainkan, putuihnyo gasiang putuih
maripaik," kepala Palasik kembali ke

21

tubuhnya dan memainkan Gasiang
Tangkurak.

"Benda apa itu?" Diky terkejut.
Nyawa hantu muka rata itu berkurang
15% dan diam mematung 10 detik.
"Serangan gabungan! Pukulan dan
Gigitan!" perintahku.
Palasik Kuduang langsung melepaskan
kepalanya dan menyerang Hantu muka rata
itu bersama badannya. Selama 10 detik,
Palasik menyerang hantu muka rata
sehingga nyawanya tinggal 2%.
"Serangan balasan! Bola bayangan
panas!" Perintah Diky.
Bola itu muncul dari kedua tangan hantu
muka rata. Ia melemparkan bola bayangan
itu beruntun-runtun ke arah kepala Palasik
sehingga nyawa Palasik tinggal 5%.
"Gawat! 1 bola bayangan lagi, palasik
akan kalah!" Aku cemas.
"Energiku sudah terkumpul saat
melakukan serangan, Gasiang Tangkurak

22

lagi!" ujar Palasik.

Aku mengaktifkan skill itu lagi. Hantu

muka rata menghilang dan siap memukul

Palasik. Namun terlambat, skill Palasik

sudah aktif dan dia kalah.

"Sial! Padahal sedikit lagi!" Diky kesal.

"Pertandingan mendebarkan ini

dimenangkan oleh Luthfi Al Gazali dengan

Palasik Kuduangnya!!!!" Sorak pembawa

acara.

"Sebelum pertandingan ke 3, kita harus

menunggu selama 15 menit untuk

pengoptimalan pelindung penonton agar

tidak terjadi hal yang tak diinginkan,"

sambung lelaki berjas putih itu.

Saat aku kembali ke ruang pemain,

Claudy dan Adnan menyambutku di gerbang

arena.

"Kamu hebat banget, sumpah!" Ujar

Adnan.

"Aku bangga sama kamu Luthfi,

meskipun orangnya ceroboh tapi cerdas juga

23

dalam menyusun strategi," ujar Claudy.
"Tadi itu hamper saja, aku gak mau

kalau kamu kalah di pertandingan pertama,"
kata Adnan sambil menepuk pundakku.

"Iya, tadi aku ketakutan banget, untung
Palasik membantuku," balasku.

"Ngomong-ngomong wanita di belakang
mu siapa?" tanya Claudy.

Aku membalikkan badan dan terkejut.
"Palasik?! Bagaimana bisa kau.." aku
terkejut saat melihat wanita yang Claudy
maksud.
"Wah! Apakah ada kesalahan? Hantu
milikku tidak bisa muncul di luar arena," ujar
Claudy.
"Atau jangan-jangan, Palasik milikmu
merupakan salah satu dari 3 hantu langka
yang mampu aktif di luar arena. Dua hantu
itu masih belum ada yang mendapatkannya,"
ujar Adnan.
"Betul! Aku bias aktif di luar arena, gak
usah takut, aku tidak akan melepas

24

kepalaku, hehe," sela Palasik.
Aku menelan ludahku untuk membasahi

tenggorokanku yang kering dan mengangguk
dengan sedikit ketakutan.

"Kamu hebat banget Kak," ujar Claudy.
"Ya ampun, aku dipanggil kakak,
panggil Palasik saja, oh iya terima kasih atas
pujiannya, yang hebat itu pemilikku," balas
Palasik.
"Kenapa gak mau dipanggil kakak?"
tanyaku.
"Aku ini hantu loh, meskipun Cuma
buatan tapi jangan samakan aku dengan
manusia," balas Palasik.
"Bisa aja nih Palasik," ujar Adnan

25

Bagian Ke Tiga

N" gomong-ngomong, aku harus

kembali ke chip," pamit Palasik.
"Baiklah!" balasku.
"Selanjutnya pertandingan siapa?"

Tanya Claudy.
"Dino Febryan dengan Jessica Nadia,"

ujarku.
"Hantu dia?" tanya Adnan.
"Antu Aru Aru versus Hantu Bengkek,"

balasku.
"Antu Aru Aru? Hantu Bengkek?" Adnan

kebingungan.
"Antu Aru Aru itu hantu perempuan yang

suka membawa korban ke pohon Aru/Waru
yang penuh duri, aku menebak kalau serangan
hantu itu di permainan ini adalah duri pohon
Aru," ujarku.

"Kalau Bengkek?" tanya Adnan.
"Aku kurang tau," balasku.

26

"Biar aku jelaskan, Hantu Bengkek itu
adalah hantu air yang kepalanya botak,
tangan kirinya lebih panjang dari pada
tangan kanannya dan tentunya tangan
kirinya sangat kuat, konon katanya hantu ini
bias diusir dengan cara melemparkan telur
ayam kampung," jelas si Claudy.

"Ooh, beragam juga ya hantu di
Indonesia ini," balas Adnan.

"Oh iya, aku tadi melihat banyak
kamera, permainan ini disiarkan di televisi?"
tanyaku.

"Haduh! Masa baru nyadar sih, acara ini
di siarkan langsung," Claudy menepuk
dahinya.

"Kembali lagi di Nusantara Ghost
Battle!!Baiklah penonton sekalian, kita
akan masuk pertandingan ketiga.
Pertempuran antara Dino Febryan dengan
Antu Aru Aru versus Jessica Nadia dengan
HantuBengkek," lelaki itu membuka
pertandingan.

27

Kedua pemain itu telah mempersiapkan

diri untuk mulai bertarung, dan pertempuran

dimulai. Pertama Antu Aru Aru tampak

melakukan gerakan seperti mengangkat

sesuatu, tak lama kemudian muncullah

ranting kayu pohon aru dari bawah tanah.

Ranting kayu itu bergerak cepat menuju

Hantu Bengkek, namun Hantu Bengkek

melindungi diri dengan tangan kirinya yang

kuat.

Meskipun berdarah namun nyawanya

tak berkurang sama sekali.

"Bagaimana bisa?!" Dino terkejut.

"Jangan remehkan kekuatan

Bengkekku," ujarJessica.

"Energi sudah terkumpul, aktifkan skill

pohon aru," sorak Dino sambil mengaktifkan

skillnya.

Sebuah pohon aru tumbuh dari

belakang Bengkek, ranting-ranting

berdurinya mengikat tubuh bengkek

membawa ke udara. Bengkek berusaha

28

membelah rantingnya, namun tak bisa.
Semakin bergerak, ikatannya menguat

dan durinya semakin menusuk ke dalam.
"Nyawamu akan habis 3% tiap detik,"

ujar Antu Aru Aru sambil tersenyum bengis.
"Tak semudah itu, pukulan air!"Jessica

mengaktifkan skill.
Bengkek mengangkat dan mengayun-

ayunkan tangan kirinya, sehingga muncul air
dari sekeliling kepalan tangan kirinya.

"Bummm!!!" pohon aru terbelah dua dan
tumbang.

"Serangan dari bawah!" sorak Jessica.
Bengkek memunculkan pusaran air
melalui mata air di bawah tanah dan masuk
ke dalamnya.
Berenang menuju Antu Aru Aru,
"Brushhh!!!" gemercik air terdengar dari
bawah kaki Antu Aru Aru, kemudian pusaran
air muncul dan menghisapnya ke dalam.
"Meskipun tak bias terekam oleh kamera,
tapi pertempuran bawah tanah itu luar biasa,"

29

ujar pembawa acara itu.
"Bukankah itu curang!" Protes Dino.
"Hahaha, permainan ini telah disusun

sedemikian rupa agar tiap hantunya memiliki
kemampuan yang seimbang," ujar Jessica
dengan tawa gelinya.

"Nyawa Antu Aru Aru tinggal 25%,
sebenarnya apa yang terjadi di bawah
sana?!" Dino panik.

"Baiklah! Serangan duri Aru," sorak
Dino.

Di dalam pusaran air itu muncul duri
yang mengikuti pusaran air dan menusuk
tubuh Bengkek, serangan mematikan itu
membuat nyawa Bengkek tinggal 10%.

Jessica terkejut, dia tak menyangka
kalau Antu Aru Aru bisa mengatur
serangan meskipun di dalam air.

"Kemampuan seimbang seperti yang
kamu katakan," ujar Dino dengan nada
sombong.

"Lumpur Bengkek!" perintah Jessica

30

yang kesal.
Bengkek memukulkan tangan kirinya ke

tanah, seketika muncul air di sela tanah
yang sedikit retak. Air itu membuat tanah
arena menjadi lumpur. Antu Aru Aru sulit
bergerak dan tak bisa memunculkan pohon
aru.

"Pukulan Bengkek!" sorak Jessica.
Bengkek berlari kencang ke arah Antu
Aru Aru dengan pose akan memukul.
Namun Antu Aru Aru memunculkan ranting
pohon aru dari belakang Bengkek dan
menusuk dia. Pukulan Bengkek sudah
mengenai Antu Aru Aru, namun Bengkek
mati lebih dahulu.
"Luar biasa!!! Detik-detik menegangkan
yang mengesankan!!!" Sorak lelaki berjas
putih itu.
"Untuk sementara, tanah berlumpur
arena harus dibersihkan dahulu sebelum
pertandingan berikutnya," sambung lelaki
itu.

31

"Selanjutnya pertandingan siapa lawan
siapa?" tanya Adnan.

"Claudy lawan Keysa Amalia," ujarku.
"Aku? Oh iya, aku lupa!" Claudy terkejut.
"Aku masih ingat ada orang yang ledek
kami ceroboh," ujar Adnan.
"Ishh!! Aku lupa bukan ceroboh!!"
geram si Claudy.
"Siapa juga yang ngomongin kamu, ha
ha ha," ujar Adnan.
"Udah jelas! Kemarin itu aku bilang
kalian ceroboh," balas Claudy sambil
mengepalkan tangannya.
"Gak kamu aja kok," Aku juga
memancing emosi Claudy.
"Udah jangan nyindir aku!" bentak
Claudy.
"Ha ha ha," Aku dan Adnan tertawa
terbahak-bahak.
"Plakkk!!!" tangan Claudy mendarat di
pipi kami. Perih, tamparannya sekuat
Bengkek.

32

"Dasar Bengkek," ledek Adnan.
"Jangan samakan aku denga nhantu
botak itu!!!" Claudy tambah kesal.
"Mau tampar lagi?" sambung Claudy
sambil berpose ingin menampar.
"Udah udah, lihat nih pipiku memerah,"
ujarku.
"Makanya jangan cari masalah!" jawab
Claudy sambil cemberut.
"Ngomong-ngomong kamu terlihat
cantik kalau cemberut," ujar Adnan.
"Gombal! Bilang aja mau bikin aku gak
ngambek lagi, dasar dah," balas Claudy
dengan juteknya.
"Rasain!!" Aku tertawa geli.
"Ishh!! Udahlah, jangan ngambek lagi
dong," ujar Adnan.
"Iya iya, karena kita sahabat aja aku
maafin," balas Claudy sambil mengibaskan
rambutnya.
"Kalau gak sahabatan?" tanyaku.
"Ih banyak ngomong banget sih!

33

Mending aku mikirin strategi buat
pertandingan nanti," balas Claudy sambil
menghentak-hentakkan kakinya.

"Aku bakal bantu," ujar Adnan.
"Aku juga!" sahutku.
"Gak usah, aku bisa sendiri," balas
Claudy yang agak mengambek.
"Yakin? Musuh kamu Jerangkongloh,"
ujarAdnan.
"Emang napa?" tanya Claudy.
"Kamu bias dikurung dalam kumpulan
tulang belulang, dan Jailangkungmu bias
apa?" jelas si Adnan.
"Jailangkungku bias menyerang tanpa
menyentuh bahkan memanggil belasan
arwah," balas Claudy.
"Ah masa sih, boneka dari kayu dan
tempurung itu bisa sehebat itu?" Remehku.
"Lihat aja nanti, kalian bakal ternganga,"
balas Claudy.
"Ternganga karena kalah, ha ha ha," ujar
Adnan.

34

35


Click to View FlipBook Version