E-MODUL PENGERTIAN
SEJARAH
NAMA : IHSAN SYUHADA MATONDANG S.Pd
BIDANG STUDI : SEJARAH WAJIB
TAHUN AJARAN 2020-2021
Pengertian Sejarah
– Sejarah merupakan peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau yang kebenarannya bisa kita
buktikan dari peninggalan-peninggalan yang masih ada saat ini sebagai sumber informasi.
Sejarah sendiri memiliki 3 aspek penting, yakni masa lampau, masa kini dan masa yang akan
datang. Ketiganya akan terus berkesinambungan membentuk catatan peristiwa panjang untuk
generasi yang akan datang sebagai bahan pembelajaran
Secara etimologi, sejarah berasal dari kata shajarah – syajaratun yang berarti pohon. Sejarah dapat
dimaknai sebagai pertumbuhan atau perkembangan dari sebuah pohon, yang mana sejarah menjadi
akarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah dapat berarti asal-usul (keturunan) silsilah.
Definisi kedua menyebutkan sejarah sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di
masa lampau.
Sejarah juga dapat dimaknai sebagai pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi di masa lampau. Pengertian yang satu ini menganggap sejarah sebagai suatu
ilmu.
Sejarah sangat berperan bagi kehidupan manusia, terutama sebagai referensi untuk hidup di masa
depan.
Ruang Lingkup Sejarah
Ruang lingkup sejarah dibagi menjadi empat, yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu,
sejarah sebagai kisah, dan juga sejarah sebagai seni. Berikut penjelasan dari setiap ruang lingkup
sejarah.
1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa erat kaitannya dengan sesuatu yang telah terjadi, di mana hal tersebut
benar-benar ada. Hal ini menyangkut kejadian penting, nyata, dan juga aktual.
Sejarah sebagai peristiwa memiliki karakteristik, yaitu bersifat abadi (tidak akan berubah), hanya
terjadi sekali, dan mempunyai pengaruh yang timbul dari berlangsungnya peristiwa sejarah yang
bersangkutan.
Sejarah hanya membahas peristiwa penting masa lampau yang erat kaitannya dengan kehidupan
manusia. Contoh dari ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa yaitu: kemerdekaan Indonesia,
sejarah berdirinya PBB, atau peristiwa sumpah pemuda.
2. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu mempunyai fungsi membahas mengenai kebenaran dari sejarah itu sendiri
secara objektif. Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah mempelajari kenyataan dan kebenaran dengan
mengadakan penelitian mengenai peristiwa sejarah.
Selain itu, sejarah juga dapat diartikan sebagai pengetahuan masa lampau yang disusun secara
sistematis dengan metode kajian secara ilmiah. Sejarah sebagai ilmu memang dapat menjadi sarana
untuk pendidikan karena dapat menambah wawasan pengetahuan.
Sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri: bersifat empiris, memiliki objek, memiliki teori, serta
memiliki metode dan generalisasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Contoh dari ruang lingkup sejarah yang satu ini adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa sejarah, baik melalui fosil, prasasti, situs kuno, maupun bukti ilmiah sejarah lainnya
3. Sejarah Sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah berkaitan dengan penulisan peristiwa oleh seseorang, yang mana ide dari
tulisan tersebut diambil dari sejarah. Sejarah dimaknai sebagai rangkaian cerita dan kisah berupa
narasi yang disusun berdasarkan ingatan dan tafsiran manusia.
Kisah sejarah ini dapat disajikan baik secara lisan maupun tertulis. Kisah sejarah secara lisan
disampaikan pada ceramah-ceramah dan pidato. Sementara itu, kisah tertulis dapat disampaikan
dalam bentuk cerita pendek, majalah, atau bahkan buku.
Contoh dari ruang lingkup sejarah sebagai kisah adalah buku tentang sejarah wali songo, artikel
terbentuknya PBB, serta ceramah pemuka agama tentang sejarah yang biasanya dibawakan di
acara keagamaan.
4. Sejarah Sebagai Seni
Pengertian sejarah sebagai seni hampir sama dengan sejarah sebagai kisah. Hanya saja, sebagai
seni, sejarah ditulis dan diceritakan kembali dengan mempunyai sifat seni di dalamnya. Ini
menyangkut keindahan bahasa dan juga seni penulisannya.
Sekalipun dapat menjadi sebuah seni, sejarah bukan merupakan seni secara mutlak. Hal ini tentu
karena penulisannya tetap melalui proses penelitian secara ilmiah sebelum dituangkan dalam
tulisan yang indah secara kebahasaan.
Contoh dari sejarah sebagai seni, misalnya adanya relief di situs-situs bersejarah atau candi,
patung-patung di kuil, serta seni pahat yang ada di candi.
Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah
Sejarah mengenal dua dimensi, yaitu spasial dan temporal. Spasial berarti ruang, yang merupakan
tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sementara itu, temporal berarti waktu, yang
berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa sejarah.
Istilah ruang dan waktu serta ruang waktu kadang digunakan dalam dua konteks yang berbeda.
Konteks pertama dimaknai bahwa ruang dan waktu tidak dapat terpisahkan. Konteks yang satunya
menyatakan bahwa konsep ruang dan waktu hanya sebatas fisis saja.
Dalam sejarah, ruang dan waktu memiliki keterkaitan yang erat. Ruang merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa sejarah dalam berdasarkan waktu. Oleh karena itu, penelaahan
peristiwa sejarah berdasarkan dimensi waktu tidak dapat terlepas dari dimensi ruang sejarah.
Waktu menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa sejarah itu terjadi. Sementara ruang tentu saja
menitikberatkan pada di mana peristiwa itu terjadi.
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan, baik dari suatu peristiwa
maupun perubahannya dalam sejarah. Segala aktivitas manusia mesti berlangsung bersamaan
dengan tempat dan waktu kejadian.
Perjalanan manusia sebagai pelaku sejarah tidak dapat dilepaskan dari unsur ruang dan waktu,
sebab perjalanan manusia itu sendiri merupakan perjalanan waktu pada suatu tempat yang
ditinggali oleh manusia itu sendiri.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah digunakan untuk mengetahui bagaimana kehidupan dan keadaan pada suatu
zaman. Berikut ini merupakan beberapa contoh sumber sejarah
1. Artefak
Artefak merupakan benda peninggalan buatan manusia di masa lampau yang dapat dipindahkan.
Artefak dapat berupa sendok, piring, kendi, tombak, perhiasan, dan lain sejenisnya. Artefak yang
telah ditemukan biasanya akan disimpan dalam museum.
2. Fosil
Fosil diartikan sebagai sisa makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan, maupun manusia, yang telah
menjadi mineral atau batu. Fosil ini terjadi karena beberapa hal seperti tertimbun, terjebak di dalam
getah, maupun terperosok ke sumur ter (aspal).
Fosil biasanya berumur lebih dari 10.000 tahun. Akan tetapi, ada pula hewan zaman dahulu yang
masih hidup di masa kini seperti komodo. Komodo disebut juga dengan fosil hidup.
Sebagai sumber sejarah, fosil dapat bermanfaat untuk mengetahui kondisi waktu, keadaan
geografi, serta kondisi tempat pada zaman dahulu.
3. Bukti tekstual
Sumber sejarah yang satu ini merupakan peninggalan yang berupa tulisan. Bentuk tulisan ini pun
bermacam jenis dan tidak melulu menggunakan kertas. Media yang digunakan dapat berupa daun
lontar, batu, hingga kulit hewan.
Tulisan dalam media tersebut biasanya berisi satu atau beberapa hal penting pada masa bukti
tekstual tersebut dibuat. Sumber ini tidak hanya berupa tulisan saja, tetapi dapat pula berupa
susunan gambar untuk berkomunikasi.
Contoh dari bukti tekstual ini adalah huruf hieroglyph yang digunakan bangsa Mesir kuno.
· 4. Kebendaan
Sumber sejarah ini berupa semua benda yang merupakan hasil karya manusia, baik berupa
bangunan, sarkofagus, maupun monumen. Hal yang membedakannya dengan artefak adalah
artefak berukuran lebih kecil dan dapat dipindahkan.
Kebendaan lebih bersifat umum dan mencakup semua benda peninggalan yang pernah dibuat
manusia. Di Indonesia sendiri misalnya, ada peninggalan berupa candi seperti Borobudur yang
bercorak Buddha dan Prambanan yang bercorak Hindu.
Piramida Mesir merupakan contoh lain dari sumber sejarah berupa kebendaan. Piramida
merupakan bangunan sejarah yang juga merupakan sebuah makam.