LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD
RUMAH SAKIT IMMANUEL
KOMITE MUTU RS IMMANUEL
JALAN KOPO NO 161
BANDUNG
LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PERBAIKAN MUTU ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RS IMMANUEL BANDUNG
A. Pendahuluan
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh
tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri dipakai setelah usaha
rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (work practices) telah
maksimum (Barbara, 2001). Universal precaution merupakan upaya pencegahan
penularan penyakit dari tenaga kesehatan dan sebaliknya, hal ini didasari penyebaran
penyakit infeksius melalui medium cairan tubuh dan darah. Pemakaian alat pelindung diri
merupakan upaya untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja yang optimal.
Kepatuhan penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain, motivasi, keterbatasan alat, dan juga sikap dan perilaku dari pekerja itu sendiri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Kunci utama dari sebuah
pencegahan infeksi yang efektif yakni melindungi pasien dari penularan penyakit
menular dan dari kondisi yang disebabkan oleh perawatan yang diterima di rumah
sakit (Juliandi, 2014). Risiko penyebaran infeksi pada petugas kesehatan sangat
tinggi, seperti halnya petugas di instalasi laundry yang menangani linen kotor
(Michael, David, Daniell, Seixas, & Roberts, 2017). Petugas kesehatan pada
unit lain seperti di dapur dan unit pusat sterilisasi juga merupakan bagian di rumah
sakit yang berpotensi terpapar infeksi dan bahaya keselamatan kerja lain dalam
proses kerjanya (Hanum, 2020).
Risiko infeksi dapat ditekan melalui proses-proses pembersihan, desinfeksi, dan
sterilisasi yang benar (Wijaya & Permana, 2016). Pengetahuan para pekerja memiliki
hubungan yang bermakna dengan kepatuhan penggunaan APD (Zahara,
Effendi, & Khairani, 2017). Kepatuhan penggunaan APD pada petugas kesehatan
dipengaruhi pula oleh beberapa faktor lain seperti faktor tingkat organisasi dan
individu seperti tidak tersedianya APD, ketidakharmonisan tempat kerja, dan
persepsi kerentanan yang rendah.
Ketidaknyamanan APD yang digunakan juga menjadi faktor yang mempengaruhi
ketidakpatuhan para petugas dalam mengenakan alat pelindung diri. Hasil
penelitian membuktikan pula adanya laporan bahwa alat pelindung diri seperti
gaun, sepatu boots, masker, sarung tangan, dan kacamata terlalu besar atau terlalu
kecil sehingga petugas merasa tidak nyaman dalam menggunakannya (Tamene,
Afework, & Mebratu, 2020). Kondisi tersebut mengakibatkan banyaknya para
petugas kesehatan yang bekerja dengan penggunaan APD yang tidak lengkap.
Teori Safety Triad oleh Geller, menyatakan bahwa kepatuhan (compliance)
merupakan salah satu factor pada komponen perilaku (behaviour) yang
dipengaruhi oleh faktor manusia (person), dan lingkungan (environtment), sehingga
sejalan dengan upaya peningkatan kepatuhan penggunaan APD, beberapa
peneliti menyatakan pentingnya pengembangan strategi berkelanjutan dalam
meningkatkan kesadaran, khususnya bagi pekerja tentang lingkungan kerja yang
aman (Notoatmodjo, 2012). Sebagai upaya peningkatan kepatuhan penggunaan APD,
Williams et al. (2019) melakukan pengujian terhadap pengembangan program dan
strategi peningkatan kepatuhan penggunaan APD pada tenaga kesehatan dengan
menggunakan metode perubahan atau rekayasa faktor manusia (human factor
design). Intervensi program human factor design tersebut dirancang berdasarkan tiga
aspek utama yaitu aspek fisik, kognitif, dan organisasi.
RS Immanuel senantiasa meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan.
Peningkatan mutu layanan dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. Upaya
peningkatan mutu pelayanan dilakukan di semua unit pelayanan, baik pada unit
pelayanan medik, pelayanan keperawatan, maupun pada unit pelayanan administrasi
dan manajemen melalui program jaminan mutu yang wajib dipantau.
B. Maksud dan Tujuan
a. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bahan evaluasi pencapaian indikator mutu
nasional kepatuhan Penggunaan APD di RS Immanuel
b. Tujuan kegiatan ini adalah:
1) Memberikan informasi tentang upaya meningkatkan kepatuhan
Penggunaan APD oleh seluruh unit
2) Dasar menejemen rumah sakit untuk mengambil keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program serta
menilai langkah-langkah saat ini untuk perencanaan strategis.
C. Dasar
a. Program kerja Komite PPI RS Immanuel
b. Monitoring Komite Mutu RS Immanuel.
D. Ruang lingkup
a. Pendahuluan
b. Pelaksanaan kegiatan
c. Hasil kegiatan
d. Analisa
e. Rekomendasi
f. Penutup
E. Pelaksanaan Kegiatan
a. Perencanaan
1) Menentukan rencana strategis
2) Melakukan koordinasi dengan unit terkait.
b. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada 01 s/d 30 Juli 2022.
F. HASIL KEGIATAN
No Waktu Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi
Diperlukan ker
1 05 Jul 2022 Rapat Koordinasi semua pihak un
meningkatkan
penggunaan AP
2 07 Jul 2022 Koordinasi dengan tim Pembuatan Lea
3 12 Jul 2022 PKRS penggunaan AP
4 19 Jul 2022 Pelatihan penggunaan Meningkatkan
5 20 Jul 2022 APD terhadap pengu
Penyediaan APD Penyediaan AP
6 25 Jul 2022
Sosialisasi penggunaan Meningkatkan
APD secara berkala dan pelaksanaa
pengunaan APD
Pengawasan kepatuhan Evaluasi pelak
penggunaan APD terhadap pengu
Tindaklanjut PIC
Ketua Komite PPI
rjasama a. Pembuat Leaflet penggunaan
Tim PKRS
ntuk APD Ketua Komite PPI
K Bidang dan
kepatuhan b. Pelatihan penggunaan APD Ka Bagian
K Bidang dan
PD c. Sosialisasi pengunaan APD Ka Bagian
Ketua Komite PPI
berkesinambungan
d. Penyediaan APD
e. Pengawasan
aflet Pendistribusian Leaflet
PD penggunaan APD
Pemahaman Monev oleh supervisi di masing
unaan APD masing unit
PD Monev
Pemahaman Monev
an terhadap
D
ksanaan Monev
unaan APD
1. Pembuat Leaflet penggunaan APD
2. Pelatihan penggunaan APD
3. Sosialisasi pengunaan APD berkesinambungan
4. Penyediaan APD
5. Pengawasan
Kepatuhan penggunaan APD
120
100
80
60
40
20
0
Apr Mei Jun
Pencapaian 82 83 80
Target 100 100 100
Kepatuhan pe
Pelindu
120 Apr Me
100 82 83
100 100
80
60
40
20
0
Pencapaian
Target
Perbandingan Kepatuhan APD
120 Apr Mei Jun
100 82 83 80
100 100 100
80 96.32 96.90 96.10
60
40
20
0
Pencapaian
Target
Provinsi
enggunaan Alat
ung Diri
Intervensi
ei Jun Jul Agt
80 83 97.24
0 100 100 100
G. Analisisa
Berdasarkan hasil kegiatan upaya peningkatan kepatuhan penggunaan APD mutu
bulan Juli 2022 dan berdasarkan data indikator mutu kepatuhan penggunaan APD
mutu bulan Agutus 2022, dapat disimpulkan bahwa :
1) Dengan pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan kepatuhan
penggunaan APD yang berkelanjutan diharapkan kepatuhan
penggunaan APD dapat meningkat
2) Ada perubahan data pada bulan Agustus yang meningkat terhadap
kepatuhan penggunaan APD
Data yang didapat merupakan laporan komite PPI yang didapat berdasarkan audit
klinik berdasarkan instrument kepatuhan pengunaan APD.
H. Rekomendasi
1. Sosialisasi pengunaan APD berkesinambungan yang dilakukan setiap pagi
oleh masing masing unit dalam sharing pagi diperlukan untuk dilanjutkan
2. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dari kelapa ruangan atau
pengatur unit sangat diperlukan untuk dilanjutkan
I. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan pelaksanaan upaya peningkatan Kepatuhan
penggunaan APD di RS Immanuel, disampaikan dengan harapan dapat menjadi
bahan pertimbangan dan masukan untuk meningkatkan pelayanan mutu Rumah Sakit.
Ketua Komite Mutu Sub Komite Peningkatan Mutu
Tedy Wiratna, S.Kep. Ners AR Ricky wardoyo, S.Kep. Ners