MAKALAH
DRILLING
NAMA : MOH. ROMADHON ARIZQI
NIM : 1412100148
Makalah DRILLING
Definisi
Proses drilling adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses
pemesinan yanglain. Biasanya di bengkel atau work shop proses ini dinamakan proses
bor, walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat.
Proses drilling dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan
menggunakan matabor (twistdrill).Sedangkan proses bor (boring) adalah
prosesmeluaskan/memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor
(boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada Mesin drilling, tetapi bisa dengan Mesin
Bubut, Mesin Frais, atau Mesin Bor.
Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang
lainyaitu dengan proses boring (memperbesar lubang)
Prinsip Dasar Drilling Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu
gerakan berputar spindle utama (n) dan gerakan laju pemakanan (f).
1. Putaran mata bor (n) Merupakan gerakan berputarnya spindle mesin bor,
dimana gerakan ini sering disebut gerakan utama (mesin motion). Besarnya
putaran spindle ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor, dan
diameter mata bor. Gerakan utama di ukur dalam m/min.
2. Laju pemakanan (f) Adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap
satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan
hasil lubang. Laju pemakan di ukur dalam mm//putaran. Gerak berputar spindle
utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang diteruskan melalui beberapa
sistem transmisi yaitu:
1. Sistem transmisi sabuk (belt) - Sistem diguanan pada mesin bor meja atau
mesin yang dayanya kecil.
2. Sistem transmisi roda gigi (gear) - Biasanya digunakan pada mesin bor yang
dayanya besar. - Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip.
3. Sistem transmini gabungan sabuk dan gigi.
Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, antara lain:
a. Jarak dari tiang ke poros utama
b. Besarnya mata bor yang dapat di pasang
c. Panjang langkah poros utama
d. Jarak dari permukan meja ke spindle utama.
Bagian Mesin
1. Badan/Rumahan
2. Pilar/tiang
3. Tenaga penggerak
4. Transmisi
5. Spindle Head (tempat memasang mata bor)
6. Meja
GAMBAR
BAGIAN – BAGIAN ALAT
Dudukan (Base)
Dudukan atau base merupakan bagian yang menopang semua komponen pada
mesin bor. Biasanya dudukan atau base berada di paling bawah dengan
menempel ke lantai dan dibaut. Dalam pengeboran akan terjadi getaran, jika
pemasangan dudukan atau base ini tidak kuat, maka getaran tersebut akan
membuat keakurasian dalam pengeboran berkurang.
Tiang (Column)
Tiang atau column merupakan bagian yang berguna sebagai penyangga bagian-
bagian pada mesin bor yang terlibat dalam proses pengeboran. Tiang atau
column memiliki bentuk silinder dan memiliki rel atau alur yang berfungsi
sebagai jalur pergerakan vertikal dari meja kerja
Meja (Table)
Meja atau table merupakan bagian dari mesin bor yang berguna sebagai
tempat peletakkan benda kerja yang akan dibor. Meja kerja dapat berputar ke
kanan dan ke kiri dengan sumbu poros yang terdapat pada tiang atau column.
Meja kerja dilengkapi dengan table clamp atau pengunci. Table clamp atau
pengunci berfungsi untuk mengunci atau menjaga posisi meja agar tidak
bergeser dan agar posisinya tetap sesuai kebutuhan.
Mata bor (Drill)
Mata bor atau drill adalah salah satu alat yang penting dalam mesin bor. Mata
bor atau drill berfungsi untuk membuat alur atau lubang yang efisien.
Spindle
Spindle merupakan bagian pada mesin bor yang menggerakkan pencekam atau
chuck dan yang mencekam atau memegang mata bor.
Spindle Head
Spindle head adalah rumah dari konstruksi spindle.
Drill Feed Handle
Drill feed handle merupakan bagian pada mesin bor yang berfungsi untuk
menekankan atau menurunkan mata bor dan spindle ke benda kerja.
Kelistrikan
Mesin bor menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Motor
listrik harus dilengkapi dengan kabel penghubung, kabel power, sekring, saklar
on/off, lampu indicator, serta saklar pengatur kecepatan.
STEP – STEP DRILLING
Memilih bor senter
pilih bor senter dengan diameter batang sedikit lebih kecil dari bor yang
akandigunakan- periksa secara visual apakah sisi potong tidak pecah atau rusak.
Memasang bor senter
pasang bor senter pada cak (cekam). Jepit batang bor senter sepanjang
mungkin,kencangkankan dengan dengan kunci atau dengan tangan saja- jalankan
spindle. Periksa secara visual apakah bor senter berputar betul.Untuk keselamatan
kerja, pastikan kunci cak dalam ukuran yang benar dan masihdalam keadaan baik.
Lepaskan kunci cak setelah
Mengebor senter
benda kerja- jalankan spindle dan sentuhkan ujung senter pada titik tanda benda
kerja.- bersihkan pendingin dan adakan pengisian tangan sampai kedalaman
pengarahsenter- Naikkan bor senter untuk menaikkan beram (cips)- lanjutkan
pengeboran benda kerja sedalam penyenteran yang diperlukancatatan: mengebor
senter harus menggunakan pengisian tangan
Memilih bor
pilih bor pada ukuran yang diperlukan- periksa ukuran bor- periksa secara visual
apakah bor tidak rusak atau usang dan pengasahan sisi potong betul- periksa
apakah bagian tirus batang bor tidak rusak.
Memasang bor
- pilih sarung bor apabila diperlukan. Bersihkan dan periksa ketirusan dalam
danketirusan luar- bersihkan spindle mesin dan rakitlahUntuk keselamatan kerja,
peganglah leher bor sewaktu merakit sarung ke spindlemesin. Bila perlu pakailah
sarung tangan
Memeriksa putaran bor
jalankan spindle dan periksa secara visual apakah putaran bor sudah betu
Mengebor tembus
- pilih putaran dan pengisian bor
- - bor benda kerja dengan pengisian tangan sedalam kira-kira 6 mm.
- - periksa apakah bekas pengeboran sudah baik
- - teruskan pengeboran dengan menggunakan kelem pengisi. Gunakan
pendingin bila perlu
Mengebor lubang buntu
- pilih pengisian dan putaran bor
- lakukan pengisian tangan bor sampai batas diameter penuh bor tecapai
- - setel indek vertical pada nol
Meluaskan lubanga. untuk lubang tembus
- pilih pengisian dan putaran spindle
- - lakukan pengisian dengan tangan setebal 1 mm pada benda kerja
- - hubungkan kelem pengisi dan berikan pendingin
- - adakan pengisian sedalam kira-kira 3 mm
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan metode drilling
Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan
ketrampilan yang diharapkan.
Akan tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin.
Kekurangan metode drilling
Bisa menghambat perkembangan daya inisiatif murid.
Kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan.
Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis
Macam – macam Cacat Produk
Faktor manusia
dalam proses produksi dipercaya menjadi salah satu sumber variasi atau sumber
penyebab cacat yang berpengaruh.
Faktor mesin
mesin-mesin yang digunakan selama melakukan proses produksi juga merupakan
sumber variasi yang menyebabkan banyaknya jumlah cacat yang ditentukan pada
produk jadi. Penyebab yang termasuk dalam kategori mesin adalah pengaturan
mesin berubah dan maintenance yang kurang efektif. Pengaturan mesin berubah
dapat diakibatkan oleh mekanik yang salah dalam melakukan setting mesin yang
berakibat pada cepat atau lambatnya putaran mesin, jarum yang tumpul karena
tidak dilakukan penggantian sehingga mengakibatkan hasil jahitan tidak normal
karena ketika jarum yang tumpul tepat jatuh pada posisi benang anyaman kain,
142 maka kain akan tertarik ikut benang tumpul dan terjadi kerutan pada kemeja,
sekoci longgar dikarenakan posisi dan pengaturan ketegangan benang tidak
seimbang atau dapat juga terjadi karena kesalahan memasang benang sehingga
hasil jahitan tidak kuat dan mengkerut, yang terakhir adalah looper bergeser, hal
ini terjadi karena kait looper/jarum gagal tidak bisa masuk ke loop benang pada
waktu yang tepat sehingga mengakibatkan jahitan terlewat. Penyebab cacat
kemeja selanjutnya adalah maintenance mesin yang kurang efektif, hal ini karena
perawatan atau reparasi dilakukan hanya ketika terjadi kerusakan pada
komponen mesin sehingga mengakibatkan mesin tidak lancar atau berisik. Mesin
tidak lancar tersebut karena mesin jahit kurang pelumasan atau terdapat sisa
benang-benang lepas yang tersangkut di mesin atau dapat juga dikarenakan
penumpukan debu dan serat kain pada gigi mesin.
Faktor Material
Material yang digunakan dalam proses produksi merupakan salah satu penyebab
terjadinya cacat. Penyebab cacat yang termasuk dalam kategori material adalah
karena operator salah dalam memilih jenis benang sehingga tidak sesuai dengan
karakteristik halus atau tebal dari fabric. Jika jenis benang tidak tepat maka dapat
mengakibatkan jahitan berkerut sehingga sebelum memulai produksi sebaiknya
dilakukan pengecekan untuk mensinergikan antara benang, jarum, dan bahan.
Cacat juga dapat timbul karena kualitas material pendukung yang kurang baik,
yaitu kualitas benang kurang baik sehingga benang mudah putus ataupun
tersangkut.
Faktor Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pekerjaan bisa sangat bervariasi dan
dapat menjadi sumber penyebab terjadinya cacat pada produk jadi. Penyebab
cacat ini terjadi karena kesalahan metode dalam menjahit dikarenakan skill
operator kurang ketika menjahit dan dalam menggunakan mesin jahit operator
tidak menyesuaikan tarikan kain dan sepatu jahit sehingga mengakibatkan kemeja
berkerut. Selain itu karena kendali kain yang buruk dan kontrol pada sepatu mesin
atau lubang alas sepatu terlalu besar juga mengakibatkan jahitan terlewat.
Penyebab lain yang termasuk dalam kategori metode adalah kesalahan
pemasangan komponen benang dan jarum, hal ini terjadi karena operator terburu-
buru dan kurangnya pengetahuan terhadap metode pemasangan sehingga dapat
menyebabkan jahitan loncat, benang atas mudah putus, dan jarum mudah patah.
Tidak adanya 143 Standar Operating Procedure atau SOP sehingga setting mesin
maupun cara pengoperasiannya belum standar, selain itu kurangnya pengawasan
sehingga inspeksi produk hanya dilakukan pada tahap finishing.
Faktor Lingkungan
Lingkungan juga menjadi faktor yang dapat menyebabkan kecacatan pada produk
jadi. Hal ini terjadi karena faktor manusia tidak terlepas dari faktor lingkungan
dimana apabila faktor lingkungan tidaklah mendukung untuk kondisi kerja yang
baik, maka faktor manusia akan sangat terganggu yang menyebabkan banyaknya
kesalahan proses produksi karena terganggunya konsentrasi karyawan karena
masalah lingkungan
Menanggulangi Cacat
1. Situasi ini menunjukkan bahwa keadaan proses berada di luar pengendalian ,
sehingga proses akan menghasilkan produk cacat secara terus-menerus.
Sistem industri berada dalam kondisi paling buruk. Untuk itu perlu dilakukan
perbaikan dengan meminimalkan variasi yang terjadi pada proses dengan
melakukan perbaikan pada faktor penyebab.
2. Uji stabilitas untuk semua CTQ data variabel dalam keadaan tidak stabil