ILMU GIZI DAN DIET
DIET DIABETES
MELLITUS
D3 KEPERAWATAN UPI KAMPUS SUMEDANG
TAHUN 2022
DIET DIABETES MELITUS
Ditulis Oleh:
Duby Nur Komara (1A) 2101780
Aldi Anugrah (1A) 2101803
Fadilah Siti Nurwahyuni (1A) 2101817
Sriwulan Herianti (1A) 2101823
Farah Mufidah (1B) 2101867
Lena Maryam (1B) 2101872
Syahida Nur Fadhilah (1B) 2101870
Fathia Qonita (1C) 2101884
Mariam Maysela (1C) 2109530
Silvi Nurazizah (1C) 2106575
Zahra Marsyifa (1A) 2101774
Dwiyanti Atoriq (1A) 2101790
Rina Firdayanti Nurhadi (1A) 2101811
Antung Farah Zhafirah (1B) 2101859
Annisya Nur Rizky(1B) 2101864
Dwi Agung Subagja (1C) 2105770
Muhamad Fadilah Ilmi (1C) 2105778
Salpani (1B) 2101868
Dosen Pengampu :
Dedah Ningrum, SKM., MKM
Ir. Diding Kelana Setiadi, M.Kes.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya
Kami sebagai penulis sangan berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
DIET DIABETES MELITUS ............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................... ii
1.1 PENGERTIAN DIET.................................................................................. 1
1.2 PENGERTIAN DIET DM.......................................................................... 1
1.3 UNTUK MENGETAHUI APA ITU DIABETES MELITUS? ............... 2
1.4 SYARAT DIET DM .................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 4
2.1 GEJALA PENYAKIT DM ......................................................................... 4
2.2 APA SAJA BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI DAN
DIHINDARI DARI PENYAKIT DM.............................................................. 4
BAB 3 ..................................................................................................................... 7
3.1 BAGAIMANA CARA MENGATUR DIET UNTUK PENYAKIT DM 7
3.2 POLA DIET PADA PENDERITA DM..................................................... 7
3.3 TUJUAN TERAPI DIET ............................................................................ 8
3.4 MEMPERTAHANKAN KADAR GLUKOSA PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS................................................................................... 9
3.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERKENDALINYA KADAR GLUKOSA DARAH ................................... 12
ii
BAB 1
1.1 PENGERTIAN DIET
Diet berasal dari bahasa Yunani, yaitu diaita yang berarti cara hidup.
Definisi diet menurut tim kedokteran EGC tahun 1994 (dalam Hartantri, 1998)
Adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam hal makanan dan minuman yang
Dimakan oleh seseorang dari hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk
Mencapai tujuan dan memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan tertentu.
Manurung (dalam Wulandari, 2000) mengemukakan bahwa perubahan
Perilaku adalah hal pertama yang harus dilakukan bagi mereka yang ingin
Menurunkan berat badannya. Langkah selanjutnya dapat berupa aktivitas fisik
(olahraga) dan diet yang sehat, yaitu diet yang menyeimbangkan antara kebutuhan
Hidrat arang, protein, vitamin, air dan mineral.
1.2 PENGERTIAN DIET DM
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan
(Sulistyowati, 2009). Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan
mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme
pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak
boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula darah namun perlu
diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah. Pengaturan makan
(diet) merupakan komponen utama
keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang
sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan
makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk orang
sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu.
1
1.3 UNTUK MENGETAHUI APA ITU DIABETES MELITUS?
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi
insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Pada perjalanannya, penyakit
diabetes akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang
kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik. Diabetes merupakan
salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikendalikan atau dikelola, artinya apabila seseorang sudah didiagnosis DM,
maka seumur hidupnya akan bergaul dengannya (Isniati, 2007).
Diabetes melitus lebih dikenal sebagai penyakit yang membunuh manusia
secara diam-diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal sebagai “Mother of
Disease” karena merupakan induk dari penyakit - penyakit lainnya seperti
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan
kebutaan. Penyakit DM dapat menyerang semua lapisan umur dan sosial ekonomi
(Anani, 2012; Depkes, 2008).
1.4 SYARAT DIET DM
Syarat diet Diabetes Mellitus :
1. Energi cukup, kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal,
ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus (kehamilan,
laktasi, komplikasi). Pembagian makanan dalam 3 porsi besar yaitu makan
2
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil selingan
(masing-masing10-15%).
2. Protein, normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak, sedang yaitu 20-25%.
4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa sudah
terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energi total.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
7. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat di dalam sayur dan buah.
8. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur yaitu 3000 mg/hari. Apabila
mengalami hipertensi asupan garam harus dikurangi.
9. Cukup vitamin dan mineral.
3
BAB 2
2.1 GEJALA PENYAKIT DM
Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya :
a. Poliuri (banyak kencing)
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula
darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan
dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita
diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.
b. Polidipsi (banyak minum)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita
akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.
c. Polifagi (banyak makan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar
gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan.
d. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain
dalam tubuh seperti lemak.
2.2 APA SAJA BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI DAN DIHINDARI
DARI PENYAKIT DM
Dalam melaksanakan diet, penderita DM tipe 2 harus mengikuti anjuran
3J, yaitu jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makanan. Jenis dan jumlah
makanan yang banyak mengandung gula serta jadwal makan yang tidak teratur
dapat meningkatkan kadar gula darah. Jumlah kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal, bergantung pada jenis kelamin, umur, aktivitas, dan status gizi.
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita
sebesar 25kal/kgBB dan untuk pria sebesar 30kal/kg BB. Penurunan kebutuhan
4
energi untuk usia > 40 tahun menurut PERKENI tahun 2011 dengan ketentuan
usia 40-59 tahun, kebutuhan energinya dikurangi 5% dan usia 60-69 tahun
kebutuhan energinya dikurangi 10%, usia >70 kebutuhan energinya dikurangi
20% dari kebutuhan energi. Perlu adanya pembatasan makanan dengan indeks
glikemik tinggi karena indeks glikemik yang tinggi pada makanan dapat
mempengaruhi kadar glukosa darah 2 jam setelah makan.
Contoh makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi yaitu roti putih,
minuman bersoda, dan nasi putih. Makanan dengan indeks glikemik rendah
memberikan manfaat tidak hanya untuk glikemik postprandial tetapi juga untuk
lipid. Contoh beberapa makanan dengan indeks glikemik rendah diantaranya beras
merah, gandum, sayuran, dan kacang-kacangan merupakan sumber karbohidrat
yang kaya akan serat. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe dan tahu. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal,
menurut waspadji tahun 2017 pembagian waktu makan yaitu 3 kali makan utama,
3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam.
Adapun bahan makanan yang dibatasi diantaranya :
Sumber karbohidrat : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung,
kentang, ubi dan talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela,
jagung muda, kapri, kacang panjang.
Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.
Bahan Makanan yang Dihindari :
Gula pasir, gula merah, gula batu, madu.
Makanan / minuman manis : abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol,
tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, es krim.
Bumbu : kecap, saus tiram.
5
Buah-buahan yang manis dan diawetkan : durian, nangka, manisan buah,
tape.
Minuman yang mengandung alkohol.
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat
penting. Bilahasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan,
diperlukan obat-obathipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan
utama daripengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan
ideal. Untuk itupenderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet
rendah kalori, padaumumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada
beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat
menormalkan kadar glukosaPenderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan
pembatasan jumlah energi yangketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II
harus mengurangi lemak dan kolesterolserta meningkatkan rasio asam lemak tak
jenuh dengan asam lemak jenuh.
6
BAB 3
3.1 BAGAIMANA CARA MENGATUR DIET UNTUK PENYAKIT DM
Cara mengatur diet untuk penderita DM untuk yang pertama kalinya
sebaiknya dengan menimbang makanan untuk mencapai diet dengan porsi yang
sesuai. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah
ditentukan dalam daftar diet. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar
makanan penukar. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi
serat. Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal. Selanjutnya
adapun langkah makan sehat bagi penderita diabetes yaitu makan tiga kali sehari
dan jangan lewatkan waktu makan Lengkapi setiap porsi makan dengan makanan
karbohidrat yang lebih kompleks meliputi roti gandum, oat, dan kentang. Makan
lebih banyak buah dan sayuran. Makan 3 – 5 porsi sayur sehari secara perlahan
namun teratur. Kurangi gula dan makanan manis. Diet bebas gula tidak perlu
benar- benar dipatuhi dengan ketat, gula dapat dipakai sebagai salah satu bahan
didalam makanan, misalnya didalam sereal sarapan gandum utuh. Konsumsi
maksimum gula sebesar 5% dari total kebutuhan energi sehari. Minuman manis
dapat diganti dengan minuman bebas gula. Kurangi garam dengan membatasi
jumlah asupan makanan olahan serta garam tambahan. Rempah dan bumbu dapat
digunakan sebagai alternatif.
3.2 POLA DIET PADA PENDERITA DM
1. Sarapan (06.00-08.00)
Roti gandum 2 tangkap isi telur ceplok atau oatmeal instan 3 sendok
takar.
2. Makan Siang (12.00-13.00)
Makanan pokok: nasi merah atau kentang rebus
Lauk : dada ayam rebus, tumis buncis
7
Serat : sop kacang merah dan wortel
3. Makan Malam (19.00-20.00)
Makanan pokok : nasi merah
Lauk : sop ikan patin
Serat : sayur bayam
4. Camilan (10.00, 16.00, 21.00)
Konsumsilah camilan di antara makan besar, yaitu pukul 10 pagi, 4 sore,
dan malam sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk membuat gula darah tetap stabil
dan tidak terlalu rendah setelah mengonsumsi obat. Anda bisa memilih camilan
seperti yoghurt, kue atau biskuit gandum, bubur kacang hijau, atau buah-buahan
(pisang, apel, melon, alpukat).
Menu yang telah disebutkan merupakan menu makanan yang baik untuk
meringankan gejala diabetes. Namun, seluruh jenis makanan dapat disesuaikan
dengan selera Anda masing-masing. Yang penting, aturan pola makan 3J untuk
penderita diabetes harus dipenuhi.
3.3 TUJUAN TERAPI DIET
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat
bertambah parah apabila tidak diimbangi dengan pengaturan diet yang baik.
Pengelolaan Diabetes Mellitus (Tipe 2) salah satunya dengan diet seimbang.
Kendala penanganan diet Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien mengikuti
terapi diet dan kurangnya dukungan keluarga. Diabetes Mellitus atau kencing
manis adalah penyakit gangguan metabolisme gula darah yang disebabkan
abnormalitas hormon insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah.
8
Semua zat gizi sangat penting dalam diet diabetes. Makanan sumber karbohidrat
harus dibagi merata di sepanjang hari untuk mengimbangi insulin yang mampu
diproduksi oleh tubuh. Gejala penyakit diabetes mellitus diantaranya
meningkatnya rasa haus, dehidrasi, gangguan elektrolit dan penurunan berat
badan.
Tujuan terapi diet diantaranya yaitu dengan mencegah terjadinya
hiperglikemia namun masih memberikan energi cukup Memulihkan dan
mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang normal (gula
darah puasa < 126 mg/dl). Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang
normal. Makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes diantaranya ayam
tanpa kulit, ikan, putih telur, daging tidak berlemak. Sumber protein nabati yang
dianjurkan diantaranya tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah,
kacang kedelai, sayuran yang diperbolehkan diantaranya kangkung, daun kacang,
oyong, ketimun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong.
Buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya, jambu air, salak dan belimbing
diperbolehkan untuk dikonsumsi.Semua jenis karbohidrat seperti nasi, bubur, roti,
mie, kentang, singkong, ubi, sagu, gandum, pasta, jagung, talas, havermout, sereal
dan kentang diperbolehkan namun dibatasi sesuai kebutuhan.
3.4 MEMPERTAHANKAN KADAR GLUKOSA PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS
a. Mempertahankan kadar gula darah sampai mendekati normal. Mengontrol
kadar gula darah dengan pola hidup sehat harus Anda lakukan.
Mengendalikan gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai
dari memperhatikan asupan makanan, mengatur pola makan dan istirahat,
serta berolahraga rutin,
Berikut ini adalah tips gaya hidup sehat dengan diabetes untuk menjaga kadar
gula darah tetap normal.
1. Konsumsi makanan yang tepat
9
Anda perlu menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi, makanan
tinggi lemak dan kalori, serta membatasi sumber karbohidrat sederhana.
terapkanlah pola makan teratur dengan gizi seimbang. Cara ini menjadi kunci
kesuksesan untuk mengontrol gula darah pada pasien diabetes. Artinya, Anda
tetap harus mengonsumsi karbohidrat sekalipun makanan ini menghasilkan gula.
2. Mengontrol porsi makan
Tak hanya mengonsumsi makanan yang tepat untuk diabetes, mengontrol
porsinya juga penting dalam menjaga kadar gula dalam darah. Berikut adalah
beberapa cara dan tips mengontrol porsi makan sehingga pasien diabetes dapat
menjaga kadar gula darah tetap normal. Perhatikan ukuran dan berat makanan.
Makan dalam porsi kecil, tapi sering sepanjang hari. Hindari makan di restoran
berkonsep sekali makan (all-you-can-eat). Perhatikan informasi kandungan
makanan dalam kemasan, ketahui komposisinya. Makan secara perlahan-lahan
sehingga makanan bisa dicerna dengan baik oleh tubuh.
3. Aktif bergerak dan olahraga teratur
Salah satu cara untuk mengontrol kadar gula darah Anda adalah dengan rutin
berolahraga. Olahraga dapat membantu sel-sel di otot Anda mengambil lebih
banyak glukosa dan mengubahnya menjadi energi, sehingga mampu
menurunkan gula darah.
4. Istirahat cukup
Cara lain untuk mengontrol kadar gula darah Anda agar tetap di batas
normal adalah mendapatkan istirahat yang cukup. Sedikit banyak, kurang
tidur terus-menerus membuat kualitas hidup Anda terpengaruh dan
mengganggu sekresi (pelepasan) insulin. Idealnya, tidur yang baik berkisar
antara 7-9 jam setiap malamnya. Tidur yang cukup dapat menyeimbangkan
hormon, menghindari stres, dan membuat Anda mendapatkan cukup energi
untuk beraktivitas dan berolahraga pada esok harinya. Dengan demikian,
kadar gula darah pun dapat terkendali dengan baik.
b. Mempertahankan berat badan menjadi normal. Lalu, bagaimana cara
10
mempertahankan berat badan ideal?
1. Buat catatan dan perhatikan apa yang Anda makan
Diari makanan dapat membantu Anda mempertahankan berat badan agar
tidak kembali seperti semula. Membuat catatan makanan maksudnya agar
Anda mampu menahan dan mengontrol jenis makanan apa saja yang boleh
dan tidak boleh dikonsumsi, serta anda dapat mengidentifikasi jumlah kalori
yang masuk kedalam tubuh anda.
2. Tetap aktif berolahraga
Menurut American College of Sports Medicine, meskipun berat badan sudah
stabil dan seimbang, latihan atau berolahraga minimal 250 menit per minggu akan
membantu Anda mempertahankan bobot tubuh yang seimbang. CDC pun juga
merekomendasikan para pelaku diet, ataupun yang sudah berhasil diet, untuk
berolahraga ringan selama 60-90 menit setiap harinya dalam seminggu.
3. Selalu cek timbangan berat badan
Cara lain untuk membantu mengendalikan berat yang seimbang adalah dengan
rajin menimbang berat badan.
4. Jangan lupa untuk biasakan sarapan
Peneliti menemukan, bahwa sarapan pagi merupakan faktor penting untuk
mencegah berat badan naik lagi. Maka dengan sarapan, hal itu bisa menjadi salah
satu cara yang patut dilakukan demi menjaga berat badan ideal.
5. Motivasi diri selalu
Tidak ada salahnya memotivasi diri untuk tetap tampil sehat, bugar dan
menarik. Dengan begitu, Anda bisa mengingatkan diri Anda bahwa makan
makanan sehat dan rajin berolahraga merupakan metode paten yang harus
diterapkan seumur hidup. Masalah stabil atau turunnya berat badan adalah bonus
semata yang bisa Anda dapat dari hidup sehat tersebut. Selain itu, menjaga berat
badan dan hidup sehat juga bisa menghindari Anda dari risiko kesehatan serius
11
seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker tertentu, dan masalah kesehatan
lainnya.
c. Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah yang dapat
menyebabkan pingsan.
Gula darah seseorang dapat dianggap rendah apabila turun di bawah 70
mg/dL. Dalam dunia medis, kondisi tubuh saat gula darah terlalu rendah ini
dikenal dengan istilah hipoglikemia. Hipoglikemia yang dibiarkan begitu saja atau
tidak diobati dapat menimbulkan sejumah komplikasi berbahaya. Beberapa di
antaranya, yakni:
Kejang
Hilang kesadaran
Bahkan kematian
Gula darah rendah juga bisa berkontribusi pada kondisi berikut:
Pusing dan lemas,Sempoyongan hingga mudah terjatuh, Cedera, Kecelakaan saat
berkendara, Risiko demensia lebih besar pada kelompok lanjut usia (lansia).
Berikut ini beragam cara mencegah gula darah rendah yang baik dilakukan:
Sering cek gula darah.
Sedia camilan.
Perhatikan "bahan bakar" saat berolahraga, Dengarkan saran dokter,
Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
3.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERKENDALINYA KADAR GLUKOSA DARAH
1. Faktor Internal
a. Penyakit dan Stres
Seseorang yang sedang menderita sakit karena virus atau bakteri tertentu
akan merangsang produksi hormon tertentu yang secara tidak langsung
berpengaruh pada kadar gula darah (Tandra, 2008). Adapun menurut Leslie
(2007), kadar gula darah dipengaruhi oleh stress seseorang. Stress adalah segala
12
situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan individu untuk berespon atau
melakukan tindakan. Stress muncul ketika ada ketidakcocokan antara tuntutan
yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki, (Style, 2007). Diabetes yang
mengalami stress dapat merubah pola makan, latihan, penggunaan obat yang
biasanya dipatuhi diabetes dan hal ini yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2008). Bila stress menetap, respon stress akan
melibatkan hipotalamus pituitari. Hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing
factor, yang menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi glukokartikoid,
terutama kortisol. Peningkatan kortisol akan mempengaruhi peningkatan kadar
glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2008). Selain itu kortisol juga dapat
menginhibisi pengambilan glukosa oleh sel tubuh (Guyton, 2007).
b. Obesitas
Obesitas artinya berat badan yang berlebih minimal sebanyak 20% dari berat
badan idaman. Rumus untuk menentukan berat badan idaman adalah sebagai
berikut : (TB dalam cm-100) –10%. Hal ini berarti indeks masa tubuh lebih dari
25 kg/m2 (Sukardji, 2007). Individu dengan Diabetes Mellitus tipe II diketahui
sebanyak 80% diantaranya adalah obesitas. Obesitas menyebabkan reseptor
insulin pada target di seluruh tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang
sehingga insulin dalam darah tidak dapat dimanfaatkan (Ilyas, 2007).
c. Makanan / Asupan Makan
Makanan diperlukan sebagai bahan bakar dalam pembentukan ATP. Selama
pencernaan, banyak zat gizi yang diabsorpsi untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh sampai makanan berikutnya. Di dalam makanan yang dikonsumsi,
terkandung karbohidrat, lemak dan protein (Tandra, 2008). Kadar gula darah
sebagai tercantum pada apa yang dimakan dan oleh karenanya sewaktu makan
diperlukan adanya keseimbangan diet. Mempertahankan kadar gula darah agar
mendekati nilai normal dapat dilakukan dengan asupan makanan yang seimbang
sesuai dengan kebutuhan (Sukardji, 2007). Makanan yang berbeda dapat
memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap kadar gula darah. Faktor-faktor
13
penting dalam diri karbohidrat terhadap kenaikan kadar gula darah (Rimbawan,
2009) adalah sebagai berikut :
(1) Kandungan serat dalam makanan
(2) Proses pencernaan
(3) Cara pemasakannya
(4) Ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat anti
nutrient
(5) Waktu makan dengan kecepatan lambat dan cepat
(6) Pengaruh intoleransi glukosa
(7) Pekat atau tidaknya makanan
Pasien Diabetes Mellitus memiliki kemampuan tubuh yang terbatas untuk
mengatur metabolisme hidrat arang dan jika toleransi hidrat arang dilampaui,
pasien akan mengalami glikosuria dan ketonuria yang pada akhirnya dapat
menjadi ketoasidosis, maka pembatasan kandungan kandungan hidrat arang dalam
diet pasien Diabetes Mellitus harus dilakukan (Perkeni, 2009).
d. Jumlah latihan fisik / Olahraga yang dilakukan
Manfaat latihan fisik atau olahraga sebagai terapi Diabetes Mellitus telah
cukup lama dikenal sebagai salah satu upaya penanggulangan penyakit Diabetes
Mellitus, disamping obat dan diet (Darmono, 2008). Latihan fisikdpat
meningkatkan sensifitas jaringan terhadap insulin. Pada Diabetes Mellitus tipe I
peningkatan sensitifitas jaringan terhadap insulin tersebut dapat mengurangi
kebutuhan insulin, sedangkan pada Diabetes Mellitus tipe II peningkatan
sensitifitas jaringan tersebut sangat penting dalam regulasi kadar glukosa darah
(Ilyas, 2008).
e. Perawatan baik dengan Tablet maupun insulin
14
Cara kerja obat hipoglikemik oral pada umumnya merangsang sel beta
pankreas untuk mengeluarkan insulin atau mengurangi absorpsi glukosa dalam
usus, sehingga dapat menurunkan kadar glukosadalam darah. Pencegahan dengan
mengatur pola makan masih merupakan pengobatan utama, tetapi bila hal ini
bersama latihan jasmani ternyata gagal, maka diperlukan penambahan obat oral.
Obat hipoglikemik oral diberikan agar Diabetes Mellitus dapat terkontrol dengan
baik (Soegondo, 2009).
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat
agar mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara atau mengatasi
masalah-masalah dan meningkatkan kesehatannya. Pendidikan bagi pasien
Diabetes Mellitus berhubungan dengan perilaku pasien dalam melakukan
pengendalian terhadap kadar glukosa darah agar tetap stabil. Hasil atau perubahan
perilaku dengan cara ini membutuhkan waktu yang lama, namun hasil yang
dicapai bersifat tahan lama karena didasari oleh kesadaran sendiri (Notoadmodjo,
2007).
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan penampakan dari hasil ”tabu” dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan adalah
hasil pengetahuan manusia yang sekedar menjawab pertanyaan ”what”
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam
diri orang tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutan (Rogers, 2007). Jadi,
pengetahuan merupakan tingkatan terendah dalam domain kognitif. Pengetahuan
merupakan hasil dari tingkah laku, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan pada suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pasien Diabetes
Mellitus akan mampu melakukan pengendalian kadar glukosa darah dengan baik
15
jika didasari dengan pengetahuan mengenai penyakut Diabetes Mellitus baik
tanda dan gejala maupun penanganannya.
c. Kedekatan dan Keterpaparan terhadap Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi, mempengaruhi kemampuan, semakin banyak sumber
informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya (Notoatmodjo, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan
seseorang dalam meingkatkan kualitas kesehatannya adalah terjangkaunya
informasi yaitu tersedianya informasiinformasi terkait dengan tindakan yang akan
diambil seseorang. Pada pasien Diabetes Mellitus, dengan adanya kemudahan
untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian kadar gula darah dapat
memfasilitasi terjadinya tindakan untuk melakukan pengendalian kadar gula darah
mereka.
16