“janii!”
Renjani mengerjap saat merasakan tepukan di bahu
kanannya, “ehh, iyaa iya”
Daun mendelik karena mendapati Renjani kembali melamun.
semenjak tidak bersama Mahameru, Renjani jadi banyak
melamun dan Daun tidak suka itu.
“ngelamunin apasih?”
“iya nih, kita lagi kumpul juga”
Renjani nyengir ke arah teman temannya. Bahkan Renjani
tidak sadar jika kini Ayu telah bergabung dengan mereka.
Renjani melamun tentang kenangannya bersama Mahameru
dulu, entahlah. Apakah Mahameru akan menepati janjinya
itu atau tidak nantinya.
“hehehe, maaff yaaa maaf ga lagi deh”
Hari itu di isi dengan penuh canda dan tawa, Renjani bahagia.
Mereka bermain sampai sore di taman itu.
Kelulusan tinggal 2 bulan lagi, Renjani sedih karena sebentar
lagi berpisah dengan teman temannya dan juga Mahameru.
Tubuh yang saling menjadi asing, akan lebih asing lagi jika
sudah lulus, karena nantinya tidak akan setiap hari bertemu.
Mereka akan menempuh jalan masa depan yang pastinya
berbeda.
50
Itu sangat berat bagi Renjani, ia belum mempersiapkan diri
bahwa dirinya dan Mahameru benar benar sudah berpisah.
Memikirkannya membuat Renjani menjadi sesak. Bagaimana
dulu Renjani dan Mahameru bagai nadi yang tidak dapat
dipisahkan, kini harus ikhlas melepas perjalanan yang sudah
tidak sejajar lagi langkahnya.
Renjani meminta Mahameru untuk menemuinya malam ini,
karena Renjani sedang merindu. Padahal di sekolah tadi
mereka bertemu, namun tidak bisa sebebas ini menunjukkan
rasa sayangnya.
Meski harus melewati perdebatan kecil perihal Mahameru
yang merasa cukup dan Renjani yang tidak cukup dengan
pertemuan mereka di sekolah.
“Jani, nanti kalau udah lulus terus aku kerja di luar kota, kita
jadi ldr gapapa?”
Renjani memasukan kedua tangannya ke hoodie yang di
gunakan Mahameru. Renjani selalu suka mengelilingi kota
malam hari bersama Mahameru, karena Renjani ingin
penutup malam yang indah di isi dengan kebahagiaannya
bersama Mahameru.
“yaa gapapa dong Meru, kita pasti bisa jalaninnya kok”
Setelah itu, mereka berbincang bincang di atas motor tua
kesayangan Mahameru. Tentang masa depan, dan
kebahagiaan lainnya.
“semoga kita terus kaya gini sampe nanti ya meru”
51
Sungguh Renjani menyayangi sekali lelaki ini. Tidak ingin
melihatnya terluka, bersedih dan apapun itu.
“iyaa jani, aamiin”
“jani, makasih ya udah selalu jadi rumah untuk aku”
Renjani tersenyum mendengar penuturan dari Mahameru,
terdengar sangat manis di telinganya.
“sama sama meru”
“jan, jangan tinggalin aku ya”
“kamu juga yaa meruu, aku gamau kalau kamu pergi”
“masa aku nyia nyiain kamu jani, ga mungkin lah. Soalnya ga
ada lagi yang kaya kamu”
Semakin mendekati ujian kelulusan, semakin pula semua
murid sibuk mempersiapkan diri dengan belajar. Begitupun
dengan Mahameru.
“anjaayyy, seorang Arjuna belajar!!”
Memang Langit itu suka heboh sendiri, seharusnya bersyukur
temannya itu ingin belajar. Bukannya di dukung justru malah
di ledek, jadi saja mendapat pukulan maut dari Arjuna.
“lambemu itu”
“HAHAHAHA SORRY”
52
Angkasa hanya geleng geleng kepala saja seperti Mahameru.
Kini bukan waktunya untuk bermain main lagi, gerbang masa
depan sudah di depan mata, mereka harus serius.
“jangan serius serius lah, bro!”
“ho’oh nanti kepalanya botak setengah”
Arjuna dan Langit tertawa, Mahameru dan Angkasa lantas
tertawa juga. Membayangkan wajah salah satu guri mereka
yang botak setengah gara gara terlalu serius.
“kumaha mun ngadengeuen ih”
Langit menepak kepala Arjuna akibat perkataan Arjuna yang
tidak bisa di jaga di perpustakaan itu. Meski Langit tertawa
juga mendengar perkataan itu.
Ke empatnya kembali fokus pada pembelajarannya masing
masing. Mahameru gelisah, namun tidak tahu apa yang
membuatnya gelisah. Mereka kembali ke kelas saat dirasa
kepalanya sudah pusing akibat terlalu lama belajar.
Mahameru membuka lipatan kertas yang ia dapatkan di atas
mejanya. Membukanya di bawah meja agar tidak banyak
yang kepo.
Jantung Mahameru berdegup kencang saat membaca kata
pertama yang bertuliskan ‘dari Renjani’.
Mahamaru menutup kembali kertas itu. Menetralisir rasa deg
degan yang menggebu gebu dengan menarik nafas pelan
pelan lalu di hembuskan kembali. Setelah siap, barulah
Mahameru membuka keseluruhan kertas itu, membaca satu
demi satu kata yang di tulis dengan rapih oleh Renjani.
53
Dari Renjani
Untuk Mahameru
Aku tidak pernah menghitung hari, namun ternyata sudah
sejauh ini. Untukmu, orang baik yang selalu menyenangkan
dan menyebalkan dalam satu waktu, seperti yang kutulis
kala itu, meski semestamu tidak bisa menjadi semestaku,
aku mendoakanmu selalu dengan sungguh. Waktu cepat
sekali berlalu, hingga aku sadar bahwa kita mungkin tidak
akan selamanya bertemu. Tidak apa, tetap jaga segalanya
yang sudah kamu punya, ya. Terimakasih sudah memberi
rasa senang yang di orang lain masih belum kutemukan.
Terimakasih sudah menjadi teman dalam sekian halaman.
Semoga banyak hal baik menunggumu di setiap halaman
yang tersisa. Semoga kita bertemu kembali pada titik
terbaik semesta.
Meru, sebentar lagi kita lulus. Selamat sukses untuk
kedepannya ya! Dan maaf untuk segala kesalahanku yang
selalu berharap kita kembali.
Salam hangat, Jani
54
Rasanya Mahameru ingin menangis membaca surat yang di
berikan Renjani untuknya. Sangat tidak menyangka bahwa
gadis itu masih begitu menyayanginya. Ingin Mahameru
teriakkan bahwa dirinya pun masih sama.
Saat mendapati surat dari Renjani tempo hari, Mahameru
merasa Renjani semakin menjaga jarak darinya. Entahlah,
Mahameru tidak tahu mengapa, karena tidak mungkin juga
menanyakan langsung kepada gadis itu.
Hari ini ujian hari pertama di laksanakan, Mahameru dan
yang lainnya sedang fokus masing masing mengfahal materi
yang sudah di pelajari.
Ujian di laksanakan pukul 08.00 , dan sekarang masih pukul
07.00. Masih ada waktu untuk mengasah kembali materi.
“Meru! Aku belum mau pulang, aku masih kangen”
Mahameru menghela nafasnya panjang. Dirinya lelah hari
ini, ingin beristirahat. Namun Renjani meminta untuk
bertemu, jadilah ia sempatkan waktunya untuk gadis itu
terlebih dahulu.
“udah ya jani? Aku cape”
“meru, tapikan ini belum ada satu jam”
Renjani terus merengek di belakangnya, meminta waktu
lebih panjang. Padahal besok mereka bertemu di sekolah.
55
Mahameru berbelok ke arah rumah Renjani, dan Renjani
merengek makin kencang tidak mau di turunkan dari atas
motor.
“jani.. besok kan kita ketemu lagi, aku beneran capee”
“iya, yaudah”
Mahameru melaju meninggalkan Renjani setelah
mengucapkan salam. Renjani sedang merajuk, manjanya
sedang keluar. Namun tubuhnya benar benar lelah kali ini.
Janii
Kamu kenapa? Bosen ya sama aku?
Sesampainya di kamar, Mahameru mendapat pesan seperti
itu dari Renjani. Membuat dirinya sedikit kesal.
Mahameru
Enggak jani. Aku capek, kok kamu jadi ga ngerti gini sih
Janii
Yaudah sih biasa aja ngomongnya, aku minta maaf
Mahameru
Iyaa janii, maaf yaa
Renjani langsung tidak aktif saat Mahameru meminta maaf.
Mahameru kelepasan, Renjani tidak bisa di bentak. Gadis itu
hanya merindukannya, biarlah esok ia akan meminta maaf.
Biasanya Renjani dahulu yang akan mencairkan suasana,
mengiriminya puisi puisi indah yang membuatnya baper.
56
Biasanya saat sedang berdebat, Renjani dahululah yang
meminta maaf dan mengajaknya berdiskusi, memperbaiki
kesalahan yang terjadi dalam hubungannya.
Satu tahun lebih sudah Mahameru menjalin asmara bersama
Renjani. Ketika Mahameru atau Renjani bosan, maka
keduanya akan meminta waktu sendirian, untuk kemudian
esoknya bertemu dan mencari rasa yang terjebak dalam rasa
bosan itu.
Sungguh hubungan yang dijalani Mahameru dan Renjani
sangat dewasa. Tidak sekalipun Renjani membuat Mahameru
marah. Renjani menyikapinya begitu romantis dan penuh
kelembutan, Mahameru beruntung memilikinya.
Mahameru tersenyum saat tak sengaja kepingan masa lalu
itu terputar dalam ingatannya, untung saja materi
pembelajaran tidak hilang.
Ujian selama 4 hari telah di laksanakan dengan mudah tanpa
ada kendala apapun dari pihak sekolah.
Sorak sorai bertemu salam satu gedung, bersorak senang
bahwa akhirnya ujian berakhir juga.
Tinggal menunggu hasil dan kelulusan beberapa minggu lagi.
Dan kini mereka di bebas tugaskan, namun tetap harus
sekolah untuk absen dan perbaikan nilai yang kurang.
57
Renjani melamun sendirian di perpustakaan. Teman
temannya tadi ke kantin, namun Renjani tidak ingin ikut.
Gadis itu merenung ke arah jendela besar yang mengarah ke
taman. Justru ia malah sedih, waktu tidak sabaran sekali
untuk memisahkan dirinya dengan Mahameru.
Sejak kejadian dimana Renjani mengirim Mahameru surat.
Renjani menjaga jarak dari lingkungan yang di dalamnya
terdapat Mahameru.
Berusaha mempersiapkan diri untuk berpisah setelah lulus
nanti agar tidak terlalu kaget. Mahameru dilihat biasa biasa
saja setelah menerima surat yang di berikannya.
Setelah ini semuanya akan berubah, rasanya akan dibawa
jauh oleh tubuh yang entah akan kemana, setengah jiwanya
mengapung di udara setelah kata selesai itu terucap dari
mulut Mahameru.
Lembarannya akan di tutup secara paksa, dan memulai
kembali lembaran yang di dalamnya hanya ada Renjani tanpa
Mahameru.
Sebenarnya belum siap, namun harus mau dibagaimanapun
itu caranya. ya, Renjani harus siap.
Jari jemarinya kembali menari nari di atas lembaran putih itu,
heningnya perpustakaan menjadikan gesekan tinta itu sedikit
terdengar.
58
Aku bagaikan bunga mawar yang hendak layu, sementara
kamu bagaikan lintasan jutaan bintang yang hanya terjadi
satu kali dalam satu juta tahun cahaya.
Lahirmu sempurna, tuan.
Seolah apa yang kamu genggam dan sentuh akan menjadi
emas dan berharga.
Meskipun aku akan melebur tak bersisa seperti mawar
lainnya, setidaknya karenamu, aku melebur dengan
berharga.
Renjani mengusap air mata yang tak sengaja jatuh mengenai
kertas itu, menghela nafas sebentar lalu kembali menulis
pada lembaran berikutnya.
Mencintamu ibarat menggenggam mawar berduri yang
tajam,
Semakin ku genggam semakin kau melukaiku..
Namun indahnya mawar mampu meruntuhkan segala sakit
yang dirasa..
Tak ada yang lebih indah dari melihat perpaduan antara
indahnya kilauan bintang dengan senyumanmu saat sinarnya
tak sengaja menyapu wajahmu..
Tak ada yang lebih nyaman dari hangatnya sinar rembulan
dengan perpaduan lantunan merdu dari bibirmu..
59
Tak ada yang lebih utuh dari jutaan bintang pada galaksi
dengan perpaduan penutup penghujung hari bersamamu..
Kau mau tahu siapa yang mencintaimu?
Ia menjelma menjadi aku
meru, aku masih mencintaimu
Renjani berjalan menyusuri lorong untuk menuju kantin
bertemu teman temannya. Ini saatnya Renjani menghabisi
sisa waktu bersama teman temannya sebelum lulus. Mungkin
waktunya dengan Mahameru sudah selesai, kini waktunya
untuk ke 3 sahabatnya.
“eh janii, abis ngapain sih di perpus?”
Ayu menyapanya saat Renjani tiba di meja kantin, Renjani
duduk dan tersenyum bahagia.
“abis nulis puisi, hehehe”
“suka banget ya jann”
“banget marr”
“eh, nanti kitaa pake kebaya samaan yuk?”
Daun memberi usul perihal pakaian yang akan di gunakann
saat kelulusan nanti, “ayo aja rum, warna apa ya?”
Renjani antusias sekali, pasti mereka akan terlihat sangat
cantik dengan balutan kebaya serta make up.
“warna maroon aja, nanti di jait sama ibu aku, gimana?”
60
Renjani, Daun dan Ayu menoleh ke Cemara yang sedang
menaik turunkan alisnya, menunggu persetujuam dari teman
temannya itu.
“setujuuu!!!”
Renjani bahagia memiliki mereka, dunianya berseri saat
sedang bersama sahabatnya. Renjani ingin seperti ini
selamanya, Renjani sangat menyayangi Daun, Ayu dan
Cemara.
Hari kelulusan pun tiba, Renjani dan teman temannya terlihat
sangat cantik memakai kebaya maroon itu. Mahameru dan
teman temannya pun terlihat sangat tampan di balut oleh jas
yang pas di tubuh masing masing.
Renjani tersenyum melihat Mahameru yang terlihat sangat
tampan itu, Begitupun Mahameru yang tersenyum melihat
bagaimana cantiknya Renjani saat ini.
Hari kelulusan di laksanakan dengan meriah, tawa bahagia
bergema saling bersahutan di dalam Aula.
Yang tanpa di sadari semuanya, ini pun pertemuan akhir dari
perjuangan yang telah di bangun sama sama. Tak juga suara
isak tangis dimana mana, karena beratnya melepas mereka
yang sudah terlanjut terikat juga orang orang tersayang.
Renjani menangis dalam diam, tangisannya hanya di saksikan
oleh alam, hatinya berteriak, otaknya memberontak.
61
Belum siap oleh gerbang masa depan yang akan ia hadapi,
untuk menjadi dewasa ia perlu belajar dari kesalahan di masa
lampau yang belum sempat di perbaiki.
Renjani dan Mahameru sedan bertengkar, karena lagi dan
lagi Mahameru menyepelekan hal kecil. Kali ini Renjani ingin
di bujuk, namun Mahameru tidak sepeka itu. Jadi Renjani
mendiamkannya selama 3 hari.
Meru
Assalamualaikum jani, ada yang mau aku omongin
Jantung Renjani berdegup begitu cepat saat mendapat pesan
dari Mahameru sore itu, perasaannya mendadak tidak enak.
Mahameru Tidak pernah seserius ini sebelumnya.
Renjani
waalaikumsalam, omongin apa?
Meru
Aku mau kita sampe sini aja ya, jani
Aku merasa kita ini salah, yang kita lakukan salah. Aku
menyayangimu. Jadi aku ga mau kita terjerat maksiat
Maaf jika sedari awal aku harus datang di hidupmu.
Aku ingin bersamamu dalam ikatan halal yang sesungguhnya
jani, bersedia kamu menungguku?
Aku tau ini menyakitimu, begitupun aku
Sulit untuk aku melepas orang yang aku sayangi dan cintai
62
Aku baru sadar, selama menjalani ini semua aku selalu
merasa berdosa.
Kamu gadis yang baik, aku sayang kamu
Sekali lagi, aku minta maaf yaa
Malam ini, kita ketemu untuk terakhir kalinya yaa
Renjani menangis sesenggukan, dadanya begitu sesak
mendapati pesan pesan yang di kirim oleh Mahameru.
Pantas saja Renjani merasa Mahameru sedikit menjaga jarak
akhir akhir ini, seperti bertemu yang tidak terlalu sering dan
tidak terlalu lama. Jadi ini alasan di balik semuanya.
Sesak? Sudah pasti. Tidak terima? Sudah pasti. Namun mau
bagaimana lagi? Sangat tidak tahu diri jika Renjani menahan
nahan niat baik yang di lakukan Mahameru. Dengan hati
yang sulit dan berat melepaskan Mahameru karena jalan
yang lelaki pilih itu tepat. Mahameru menyudahi semuanya
karena hijrah, karena Allah.
Renjani
Gatau diri kalau aku nahan kamu, Meru
Aku melepas kamu insyaAllah dengan ikhlas
Maaf ya Meru, aku ingin marah. Seharusnya sedari awal
kamu ga usah datang. Aku jadi susah..
Iya.. sampai nanti malam
63
Malam itu tangis Renjani dan Mahameru menjadi satu.
Semesta yang seperti memberi ruang kepada mereka untuk
melepas rasa sakit dengan memberi satu bintang terang.
Renjani menepuk nepuk dadanya yang sesak. Sementara
Mahameru yang duduk di atas motornya terus terisak.
“jani, aku takut”
“takut apa?”
“takut kamu nikah duluan”
“aku bersedia untuk nunggu meru kalau kamu minta”
“tunggu aku ya?”
“meru aku sayang banget sama kamu”
“aku juga jani”
Malam itu, menjadi malam paling menyakitkan bagi
keduanya. Dimana hubungannya harus di akhiri baik baik
dengan parau suara yang berusaha untuk ikhlas melepas
kepergian raga yang telah lama berjalan beriringan.
“di sekolah nanti, biasa biasa aja yaa meru?”
Mahameru mengangguk, rasanya sangat sesak mendengar
suara lembut itu bergetar menahan tangis. Renjani mengelus
kepala Mahameru untuk terakhir kalinya. Karena setelah ini,
ia tak bisa mengelus puncak kepala lelaki itu lagi.
“udah ya meru? Udah malem, sekarang kamu pulang. Seperti
yang kamu minta, kita selesai”
64
Renjani mengatakan itu di iringi air mata yang tak kunjung
reda. Begitupun Mahameru yang terus terisak hingga tidak
kuasa untuk berbicara.
“aku susah untuk lepasin kamu jani, tapi ini untuk kebaikan
kita juga”
Renjani mengangguk mengerti. Tuhan? Jika sudah karenamu,
maka Renjani tidak bisa menentangnya. Maka tolong
jodohkanlah Renjani dengan Mahameru dalam ikatan yang
sesungguhnya.
“Assalamualaikum, jani”
“waalaikumsalam, meru. Sampai bertemu di titik terbaik
menurut takdir”
Renjani sedang tidak bermimpi. Perpisahan itu nyata terjadi
kepadanya dan Mahameru.
Setelah mengirimi pesan hati hati di jalan untuk Mahameru.
Renjani menghapus semua yang menyangkut tentang
Mahameru. Chat, foto, video dan yang lainnya.
Renjani tidak ingin berlarut dalam kesedihan, jadi dari hal
paling tetkecil. Yaitu kenangan yang berada di ponselnya.
Urusan kenangan dan perasaan pada hatinya biarlah itu di
jawab oleh waktu.
Ke esokannya, Renjani terbangun dengan mata sembab.
Rasanya kosong, tidak ada lagi sapaan chat selamat pagi. Di
sekolah pun jarak yang tercipta tetasa sangat jauh dan
canggung.
65
Hubungan keduanya menemui titik akhir. Dimana akhir yang
memilukan, karena tidak ada alasan untuk saling membenci.
Hari harinya di jalani tanpa ada Mahameru di dalamnya.
Menjalani kebiasaan baru dari awal, sangat sulit namun
tetap mencoba untuk di tekuni. Karena hidup harus terus
berjalan meski separuh jiwanya terbawa oleh rasa yang
membelenggu dalam rumah yang kini telah usang karena di
tinggalkan oleh si pemiliik.
Mahameru tidak salah, Renjani pun tidak salah. Rasa mereka
Pun tidak salah, namun waktunya yang salah.
Mereka sama sama mendaki rasa, namun puncaknya seolah
olah sangat jauh untuk di capai, karena hubungan yang
Tuhan sebut itu sia sia.
Di bulam Mei itu, mereka sama sama melepas raga yang
telah lama berjalan menjadi satu hentakan, untuk kembali
memapah langkahnya dari awal sendiri sendiri.
Senja di bulan Mei yang sangat menyakitkan.
Kakinya melangkah menuju Mahameru yang berdiri di bawah
pohon depan Aula, meski berat namun tetap di lakukan.
“Meru, selamat ya”
Genangan air mata yang sudah di tahannya sejak tadi
akhirnya luruh di hadapan sosok yang sangat di rindukannya
ini. Rasanya inginn memeluk tubuh yang selalu tegak itu,
namun tidak mungkin.
66
Mahameru menatap sendu mata yang membuatnya jatuh
cinta itu, mata yang dulu selalu berbinar menatapnya kini
sendu seperti tidak ada kehidupan.
“selamat juga ya, jani”
Renjani mengangguk sambil tersenyum mendapati suara
yang kini dapat di dengarnya lagi dari jarak dekat.
“kalian juga, selamat yaa”
“siap! Neng jani jugaa”
Renjani tertawa mendengar candaan dari Arjuna. Lalu pamit
untuk kembali ke dalam Aula.
Begitupun Mahameru yang berbalik kembali menghadap
teman temannya.
Pada akhirnya Renjani dan Mahameru yang dulu saling
berhadapan kini menjadi saling membelakangi.
Berjalan di jalannya masing masing untuk mencapai
kesuksesan. Berharap semesta memberikan satu kesempatan
lagi untuk keduanya kembali menciptakan kebahagiaan
bersama.
Renjani kembali membuka buku setelah 1 tahun lulus
sekolah. Kini ia telah bekerja di salah satu perusahaan.
Perasaannya masih sama untuk Mahameru. Ia masih sangat
menyayangi lelaki itu meski banyak lelaki yang ingin
67
memilikinya, namun Renjani tidak mau karena mereka bukan
Mahameru.
Renjani tidak mengetahui kabar Mahameru, mereka benar
benar menjadi asing. Rasanya rindupun tak dapat lagi di
tampung karena begitu banyaknya.
Kini ia janji pada dirinya sendiri untuk menutup lembaran
pada buku yang telah lama tak di sentuhnya itu.
Lalu kemudian membuka lembaran baru tanpa ada Renjani
dan Mahameru di dalamnya. Urusan bersama ataukan tidak
Renjani dan Mahameru nantinya, biarlah itu menjadi urusan
yang Maha kuasa.
Kabar terakhir yang Renjani dapat dari temannya Mahameru,
bahwa Mahameru belum memiliki seseorang lagi, ia
menepati janjinya untuk tetap sendiri dan istiqamah di
jalannya.
Jari jemarinya mulai menari nari pada halaman itu. Tak ada
lagi tangisan yang menemani, melainkan senyum penuh
keikhlasan.
Ikhlas paling serius yang di lakukannya mati matian selama 2
tahun setelah tanpa Mahameru dalam semestanya.
68
Jika nanti aku mencintai seseorang yang lain selain dirimu,
Jika nanti aku menyayangi seseorang yang lain selain dirimu,
Jika nanti aku kembali percaya dengan seseorang yang lain
selain dirimu, jika nanti aku tersenyum, tertawa dan bahagia
dengan seseorang yang lain selain dirimu. Percayalah kamu
pernah menjadi yang tak terganti. Kau pernah menjadi
alasan aku tidak ingin siapapun lagi, kau pernah menjadi
yang paling aku yakini untuk menepati janji janji, dan kau
pernah menjadi karena dari kenapa aku tersenyum, tertawa
dan bahagiaku tercipta.
Kau pernah. Sebelum akhirnya kau memilih pergi dan aku
memilih menutup hati, Untuk menutup semua ini. Aku punya
pertanyaan, bahwa ini cinta yang bodoh atau cinta yang
teramat tulus?
Halaman berikutnya di buka, lalu mulai menulis lagi dengan
perasaan yang masih semu, namun terpaksa untuk
mengikhlas.
69
Selamat melegenda di hatiku. Menjadi orang paling
menyakitkan yang paling pernah ku cintai.
Selamat menempati ruang tersendiri di hati.
Terimakasih telah menjadi kisah cinta yang paling sulit ku
ikhlaskan.
Menjadi sosok manusia yang paling sulit ku sebut namanya
dalam do’a ku, sekali lagi bukan untuk memakimu, tapi
bahagiamu.
Selamat berbahagia untuk hidup kita yang baru. Nanti, jika
bertemu kembali, semoga sudah tidak ada lagi cinta maupun
benci.
Mari bercerita tentang hidup baru di diri, saling menerima
semua hal lalu yang telah pergi. Kau tak perlu tau semua
cerita tentang air mata dan jatuh bangunku untuk sembuh
dan pulih. Tentang hari yang terus berganti, dihiasi ikhlas dan
tidak ikhlas.
Nanti jika bertemu kembali, mari menjadi manusia yang
sama sama tahu diri untuk tidak saling menyakiti. Dan
teruntuk diri sendiri, tak apa, suatu saat nanti jangan takut
jatuh cinta lagi pada hati yang tak menyakiti.
Untukmu, Mahameru.
Sampai nanti.
Dari aku yang masih senantiasa mencintaimu.
70
71
72