The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Selfia Mauliani, 2022-10-03 01:06:18

Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Proses terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia

berisi tentang proses persebaran nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia

MODUL

PROSES PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA DAN

TERBENTUKNYA JALUR REMPAH DI INDONESIA

1. Identitas

Nama Mata pelajaran : Sejarah Indonesia X

Semester : 1 (satu)

Tahun Ajaran : 2021/2022

Alokasi waktu : 3 Jam x 45 menit

Kompetensi Dasar :

Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

Peserta didik di kelas X Fase E diharapkan 10.4 Menganalisis serta mengevaluasi
mampu menganalisis dan mengevaluasi asal asal usul nenek moyang Indonesia
usul nenek moyang bangsa Indonesia dan dan terbentuknya jalur rempah
terbentuknya jalur rempah. Melalui kegiatan
literasi. Diskusi dan penelitain berbasis
proyek kolaboratif peserta didik mampu
menjelaskan mengnenai asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia dan terbentuknya
jalur rempah, mengkomunikasikannya
dalam bentuk tulisan esai, lisan atau dengan
menggunakan media lain. serta mereka
mampu menggunakan dan menganalisis dan
menevaluasi asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia dan terbentuknya jalur rempah
serta memaknai nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya.

1

INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran 10.4.1 menjelaskan teori-teori tentang asal-
usul nenek moyang bangsa Indonesia
10.4 Menganalisis serta mengevaluasi asal 10.4.2 mengidentifikasi ciri-ciri fisik nenek
usul nenek moyang Indonesia dan moyang bangsa Indonesia
terbentuknya jalur rempah
10.4.3 menguraikan proses persebaran nenek
moyang bangsa Indonesia dan terbentuknya
jalur rempah di Indonesia

10.4.4 menjelaskan pola kehidupan nenek
moyang bangsa Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan hidup dan terbentuknya jalur
rempah di Indonesia
10.2.5 menilai pengaruh peradaban warisan
nenek moyang bangsa Indonesia terhadap
perkembangan kehidupan bangsa Indonesia
hingga saat ini

PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG BERKAITAN
Dengan mempelajari materi Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Terbentuknya Jalur
Rempah, peserta didik diharapkan dapat :

1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Selalu bersyukur kepada Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa atas segala keberhasilan
pembangunan dan limpahan SDA dengan cara berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
sejarah.

2. Kebhinekaan Global
Membentuk kelompok diskusi di kelas tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan
budaya. Dengan pengamatan peristiwa bersejarah secara diakronis dan sinkronis

3. Mandiri
Memiliki inisitif ketika menyampaikan gagasan saat berdiskusi mengenai materi yang
sedang/telah dibahas

2

4. Kritis

Mengimplementasikan sikap kritis dengan menuliskan sumber ketika mengerjakan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

5. Kreatif

Mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari guru dalam bentuk tulisan

sesuai kreativitas masing-masing peserta didik.

6. Gotong Royong

Mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang diberikan oleh guru secara

kolaboratif dengan semangat gotong royong dan saling melengkapi satu sama lain

dalam kelompok.

INFORMASI UMUM

Model Pembelajaran Problem Base Learning

Pembelajaran Luring

Metode Pembelajaran Pemecahan masalah, diskusi, penugasan, dan

evaluasi

Bentuk penilaian Asesmen Individu
● Penugasan LKPD
● Tes tertulis esay didik selama
● Tes lisan
● Keaktifan peserta didik
● Penilaian sikap peserta

kegiatan pembelajaran berlangsung

Asesmen Kelompok hasil kerja LKPD
● Presentasi dalam
● Penilaian

(mengkomunikasikan laporan

bentuk tulisan/media lain)

3

Alat dan Bahan Internet, Modul, Gadget, dan PC Komputer atau
Media Pembelajaran laptop, LCD Proyektor.
Target Peserta didik Prezzi, Video Pembelajaran
Persiapan Pembelajaran Peserta didik regular

Kegiatan pembelajaran a. Mencari informasi mengenai teori asal-
usul nenek moyang bangsa Indonesia dari
berbagai literature yang kredibel

b. Mencari informasi mengenai ciri-ciri fisik
nenek moyang bangsa Indonesia

c. Menyusun teknis kegiatan pembelajaran
peserta didik

d. Menyusun asesmen

Terlampir

4

Kegiatan KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Pendahuluan 15 Menit
Deskripsi Kegiatan
Orientasi :

 Melalui kegiatan tatap muka, pendidik mulai
memasuki kelas

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran

 Pendidik mulai dengan mengabsen peserta didik
satu persatu

 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran belajar kepada
peserta didik.

Apersepsi :
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan berdasar pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya (Teori-teori tentang asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia, dan ciri-ciri fisik
nenek moyang bangsa Indonesia)
 Mengingat kembali materi prasyarat dengan
mengajukan pertanyaan atau kegiatan Tanya-
jawab dua arah
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan

Motivasi :
 Apabila materi ini dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi
tentang proses persebaran nenek moyang bangsa
Indonesia dan terbentuknya jalur rempah di
Indonesia.

Pemberian acuan :
 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai, materi pokok yaitu proses

persebaran nenek moyang bangsa Indonesia dan

terbentuknya jalur rempah di Indonesia

 Pendidik menyampaikan mengenai kontrak
belajar (kegiatan pembelajaran, tata tertib, dan
teknik assessment) yang digunakan pada
pertemuan hari ini

Kegiatan Inti Stimulation 10 Menit
● Peserta didik melakukan kegiatan literasi pada 20 menit

materi yang terdapat pada modul
● Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta

didik
“setelah membaca dan menggali informasi,
bangaimana proses persebaran nenek moyang
bangsa Indonesia?”

“setelah membaca dan menggali informasi dari
berbagai sumber dan buku modul, bagaimana
proses terbentuknya jalur rempah di Indonesia?”

Data Collecting/ Pengumpulan Data
● Guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok

(disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-
masing)
● Peserta didik bergabung dengan kelompok
masing-masing secara heterogen (Kebhinekaan
Global)
● Setiap kelompok, mengumpulkan informasi,
yang diperlukan dengan melakukan literasi
digital dan non digital tentang proses persebaran
nenek moyang bangsa Indonesia dan
terbentuknya jalur rempah di Indonesia
● Guru memberikan artikel literasi mengenai
proses persebaran nenek moyang bangsa
Indonesia dan proses terbentuknya jalur rempah
di Indonesia
● Peserta didik menganalisis artikel yang
diberikan oleh guru tersebut sehingga dapat
menambah pemahaman materi tentang proses
persebaran nenek moyang bangsa Indonesia dan
proses terbentuknya jalur rempah di Indonesia

Data Processing/Pengolahan Data
● Secara berkelompok mengasosiasikan hasil

literasinya dengan penjelasan dari pendidik
dengan mengerjakan lembaran kerja peserta
didik (LKPD) yang telah dibagikan sambil
mengulang bahan bacaan yang diberikan.
● Peserta didik menjawab permasalahan
berdasarkan hasil literasi yang diberikan oleh
pendidik.

Penutup Verification/Pembuktian 20 Menit
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja 5 Menit

masing-masing secara bergantian
● Setiap kelompok dapat membadningkan hasil

kerja dengan kelompok lain
● Setiap kelompok mengkoreksi hasil kerja

masing-masing
● Kelompok yang telah menyelesaikan hasil kerja,

mendapat apresiasi. Sedangkan, kelompok yang
belum menyelesaikan hasil kerjanya diberi
motivasi.

Generalization/Menarik Kesimpulan
● Peserta didik membuat kesimpulan tentang

materi pembelajaran hari ini yaitu membuat peta

persebaran nenek moyang bangsa Indonesia dan
peta jalur rempah di Indonesia
● Peserta didik mengerjakan lembar asesmen
formatif kognitif.

● Pendidik mengajak peserta didik untuk
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang sudah berlangsung (Lembar
Refleksi terlampir)

● Pendidik memberikan peguatan dengan
memberikan pernyataan bahwa dengan belajar
sejarah melalui pemahaman proses persebaran
nenek moyang bangsa Indonesia dan proses
terbentuknya jalur rempah peserta didik
diharapkan dapat meningkatkan daya berpikir
serta analisisnya mengenai proses persebaran
nenek moyang bangsa Indonesia dan proses
terbentuknya jalur rempah di Indonesia

● Pendidik memberikan penguatan dan evaluasi
pemmbelajaran yang telah dilakukan pada
pertemuaan ini

● Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan
mengarahkan peserta didik untuk berdoa
sesudah belajar dan memotivasi peserta didik

untuk menjaga kesehatan.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Proses Terbentuknya Jalur Rempah di

Indonesia

Nama :

Kelas :

Mata Pelajaran : Sejarah

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Proses
Terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia
2. Peserta didik diharapkan dapat membedakan peta Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa
Indonesia dan Proses Terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia
3. Peserta didik mampu memberi contoh dari Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan
Proses Terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia
4. Peserta didik mampu membuat Peta Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Proses
Terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia
5. Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

1.1Pendahuluan

Literasi Bacaan (Gambaran umum)

A. Bacalah artikel ini dengan seksama!

Jakarta - Indonesia terkenal sebagai negara dengan ratusan suku bangsa, budaya, bahasa, adat,
dan kebiasaan. Ratusan suku ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di pedalaman
hutan Kalimantan dengan suku Dayak.
Suku Dayak berasal dari pulau Kalimantan, dan terdiri dari berbagai etnis suku. Masing-masing
suku ini mempunyai kebiasaan, adat, dialek, budaya, serta wilayahnya sendiri.
Suku Dayak adalah nama yang diberi penjajah kepada penghuni pedalaman pulau Borneo yang
tinggal di pulau Kalimantan. Kalimantan sendiri terbagi menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Di Kalimantan, ada 5 atau 7 suku asli, yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau, dan
Tidung. Menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia 2010, suku bangsa yang
ada di kalimantan dibagi menjadi tiga, yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia, dan suku asal
Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Dulu, masyarakat Dayak memiliki budaya maritim
atau bahari. Makanya, hampir semua nama sebutan orang Dayak memiliki suatu arti yang
berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai. Biasanya dapat ditemukan di nama-nama rumpun
atau nama kekeluargaannya. Meski ada beberapa suku adat yang tinggal di pulau Kalimantan, yang
paling mendominasi adalah suku Dayak. Suku Dayak berasal dari semua lima provinsi di
Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Utara. Lalu, dari mana asal daerah suku Dayak? Orang dayak adalah penduduk
asli pulau Kalimantan. Dayak menjadi istilah umum untuk 200 sub kelompok lebih etnis suku yang
umumnya tinggal di sungai atau pegunungan pedalaman bagian selatan dan tengah pulau
Kalimantan.
Tak hanya di pulau Kalimantan bagian Indonesia, suku Dayak juga dapat ditemukan di pulau
Kalimantan bagian Malaysia dan Brunei. Suku Dayak sendiri memiliki 6 rumpun yaitu Rumpun
Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum- Ngaju, dan
Rumpun Punan. Rumpun Dayak Punan adalah suku Dayak yang paling tua mendiami pulau
Kalimantan. Sedangkan rumpun Dayak lainnya merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak
Punan dengan kelompok Proto Melayu, moyang Dayak yang berasal dari Yunan, Tiongkok.
Keenam rumpun tadi terbagi lagi ke dalam 405 sub-etnis, yang meskipun berjumlah ratusan, tetapi
tetap memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri ini biasanya menjadi faktor penentu
bagi suatu sub-suku di Kalimantan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak.
Ciri-cirinya seperti memiliki rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, sumpit, mandau,
beliung atau kapak Dayak, mata pencaharian, dan seni tari. Di kecamatan-kecamatan Kalimantan
yang menjadi wilayah adat Dayak, mereka dipimpin seorang Kepala Adat yang dapat memimpin
satu atau dua suku Dayak yang berbeda.

Dalam kesehariannya, orang Dayak berkomunikasi menggunakan bahasa Dayak yang termasuk ke
dalam kategori bahasa Austronesia di Asia. Mereka awalnya memiliki keyakinan tradisional yaitu
Kaharingan, namun mulai banyak yang masuk Islam sejak abad ke-19 dan banyak juga yang
memilih agama Kristen. Wah, menarik ya? Apakah detikers berminat mengunjungi perkampungan
suku Dayak asli yang berasal dari Pulau Kalimantan?

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5519430/asal-usul-suku-dayak-dari-pulau-
kalimantan
sumber : Detik.com
Dari artikel diatas, analisisnya :
1. Suku-suku yang ada di Kalimantan?
2. Asal suku yang ada di Kalimantan?
1.2Kegiatan Inti
Jika kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam pembelajaran ini,
selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan rasa ingin tahu, semangat, pantang
menyerah, kreatif dan inovatif.
1.3Uraian Materi

Teori tersebut adalah Teori Yunan, Nusantara, Taiwan, dan Out of Africa.
Siapa ya pencetus teori-teori tersebut, dan bagaimana konsepnya?

Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
1. Zaman Glasial

Secara umum, pengertian zaman glasial adalah waktu di mana suhu menurun dalam
periode waktu yang lama dalam iklim bumi, mengakibatkan peningkatan luas es di
kawasan kutub dan gletser gunung. Sisa lautan yang ada tidak tertutupi es tetapi
memiliki suhu tertinggi rata-rata kurang lebih 40 C. Kemudian secara geologis,
zaman es seringkali digunakan untuk merujuk pada waktu lapisan es di belahan bumi
utara dan selatan. Dengan definisi ini kita masih juga dalam masa-masa zaman es.
Menurut beberapa ahli, masa ini terjadi berulang-kali dengan diselingi masa-masa
yang lebih hangat yang dimaksud periode interglasial. Pada zaman es atau zaman
glasial air laut membeku sehingga menyebabkan permukaan air laut turun hingga

mencapai 100 meter. Selain itu, garis pantai juga menjorok ke laut dan kemungkinan
banyak sekali pulau yang menyatu pada zaman glasial.
Puncak zaman glasial ditandai ditandai dengan menurutnya permukaan laut hingga
mencapai kurang lebih -145 meter. Periode ini berakhir pada 14.000 tahun lalu, dan
diikuti dengan mulai naiknya air laut. Berakhirnya zaman glasial kurang lebih terjadi
pada 20.000 tahun silam, yang kemudian mengakibatkan berakhirnya musim dingin
dan berakhir pula zaman es. Iklim selanjutnya menjadi panas, mengakibatkan semua
daratan yang sebelumnya terbentuk karena turunnya muka air laut, lalu tertutup
kembali, termasuk juga paparan Sunda dan Sahul.
Ciri-ciri zaman Glasial
1. Menurunnya suhu bumi dalam kurun waktu yang lama.
2. Meningkatnya luas es di kutub-kutub dan glester di pegunungan
3. Berakhir pada 20 ribu tahun yang lalu.
4. Munculnya pulau-pulau baru di Nusantara.
5. Garis pantai semakin menjorok ke laut
Pengaruh Glasiasi Terhadap Flora dan Fauna di Indonesia
Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang karena
banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut Cina Selatan kering,
sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara.
Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa
melelehnya es, maka gelombang migrasi manusia ke bumi Nusantara mulai terjadi.
Zaman glasial telah menyebabkan persebaran flora dan fauna di dunia terutama di
Indonesia. Saat bumi mengalami zaman glasial, laut-laut berubah menjadi es dan
mengakibatkan menyambungnya daratan-daratan serta benua-benua. Indonesia juga
mengalami hal yang sama dengan daratan yang lainnya. Pada saat itu, Paparan
Sunda yang dulunya berupa sebuah lautan yang memisahkan Indonesia dengan Asia
menjadi berupa sebuah es yang menghubungkan Asia dengan Indonesia bagian
barat. Selain itu Bagian Indonesia timur juga tersambung dengan benua yang lain,
yaitu Australia dan disebut dengan Paparan Sahul.
Saat Indonesia bagian barat tersambung dengan Asia, maka binatang-binatang yang
berada di Asia bisa dengan mudah bermigrasi ke Indonesia bagian barat. Lalu saat

Indonesia bagian timur tersambung dengan Australia, maka binatang yang tinggal di
Australia dapat bermigrasi dengan bebas tanpa harus menyeberang melewati lautan
yang memisahkan Indonesia dengan Australia.
Maka dari itulah binatang yang hidup di Asia mempunyai kemiripan dengan
binatang yang tinggal di Indonesia bagian barat, seperti badak jawa, harimau jawa,
dan beberapa lainnya. Sementara itu, hewan yang berada di Indonesia bagian timur
juga mempunyai kemiripan dengan hewan yang hidup di Australia seperti kanguru,
burung Cendrawasih, dan beberapa lainnya.
Jika melihat fakta-fakta yang ada saat ini, bisa disimpulkan bahwa akibat dari zaman
glasial dapat mempengaruhi persebaran fauna di dunia, khususnya di Indonesia. Saat
zaman glasial terjadi, Di daerah tropis mengalami zaman hujan (pluvial) yang
diselingi dengan zaman kering (interpluvial). Pada saat itu Indonesia juga
mengalami zaman pluvial karena Indonesia berada pada daerah tropis. Hampir setiap
hari Indonesia mengalami hujan yang mengakibatkan banyaknya terbentuk hutan-
hutan hujan di Indonesia dan daerah tropis yang lainnya. Contoh: hutan hujan tropis
di Kalimantan. Itu pula sebabnya ada kemiripan flora antara Indonesia dengan
daerah tropis di belahan bumi lainnya.
2. Zaman Interglasial
Pengertian zaman Interglasial adalah masa diantara dua zaman es. Pada periode ini
temperatur suhu udara naik hingga menyebabkan lapisan es di kutub dan di gunung
mencair. Hal ini mengakibatkan permukaan air laut naik dan terjadinya banjir besar
di banyak tempat. Hal ini membuat banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan
selat. Zaman Interglasial disebut juga kala Holosen, yakni kala dalam skala waktu
geologi yang terjadi pada kurang lebih 10.000 tahun yang lalu.
Zaman interglasial atau holosen merupakan periode paling muda dari usia bumi. Di
mana lempengan-lempengan bumi tak lagi mengalami gerakan secara besar- besaran.
Hal ini kemudian memungkinkan pengkajian/penelitian mengenai keadaan bumi di
waktu lampau dapat dilakukan lebih akurat daripada masa-masa sebelumnya.
Periode Holosen merupakan kala ke empat dan paling akhir dari periode Neogen.
Selain disebut dengan zaman interglasial, periode ini kadang disebut sebagai "Kala
Alluvium". Pada masa ini sebagian besar es di kutub telah mulai mencair sehingga

permukaan air laut naik kembali. Dataran rendah di daerah paparan sunda dan
paparan sahul kemudian tergenang air yang kemudian menjadi laut transgresi.
Dengan begitu muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan mulai
bermunculan manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia saat ini.
Ciri-ciri Zaman Interglasial

1. Berlangsung setelah zaman glasial
2. Suhu bumi mengalami peningkatan.
3. Lapisan es di kutub-kutub dan glester gunung mencair.
4. Permukaan air laut meningkat.
5. Tenggelamnya pulau-pulau termasuk, paparan Sunda dan Sahul.
6. Terjadi banjir di banyak wilayah.
7. Manusia purba lenyap, muncul manusia cerdas (Homo Sapiens)
Pengaruh interglasial terhadap flora dan fauna di Indonesia
zaman interglasial, es-es yang telah menghubungkan antara Indonesia dengan Asia
dan Australia kembali menjadi laut, yaitu pada Paparan Sunda dan Paparan Sahul.
Pada saat itu, binatang-binatang yang sudah bermigrasi ke Indonesia tidak dapat
kembali lagi ke daerah asalnya sehingga para binatang tersebut harus menetap di
Indonesia. Inilah yang membuat flora dan fauna di Indonesia memiliki kesamaan
dengan flora dan fauna di wilayah benua Asia dan Australia.
Keanekaragaman flora fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan
perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori
”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Lothar
Wegener (1880-1930). Kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri
atas satu benua besar yang disebut ”Pangaea”dan satu samudra besar ”panthalassa”,
karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua Eurasia
di bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia bagian tengah)
dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan
Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat tenaga
endogen, kurang lebih 20 – 50 juta tahun yang lalu Afrika dan Asia selatan
bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri dengan Antartika.
Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula flora dan fauna

saat itu. Keanekaragaman dan persebaran flora dan fauna bumi selanjutnya juga
dipengaruhi oleh adanya periode glasiasi (periode pencairan es) dan periode
interglasial (periode kering yang panjang) yang menyebabkan banyak jenis flora
dan fauna berevolusi dan suksesi akibat adanya perubahan musim tersebut.
Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan
ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban
lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan
kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus
2)Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan
yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
3)Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah,
seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
4)Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi
terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan
tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur
Peta Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Gambar 1

Gambar 2
Suku-suku di Indonesia
a. Suku Wedoid

Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak
serta suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari
mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan sederhana, sehingga sulit sekali
menyesuaikan diri dengan masyarakat modern
b. Suku Negroid
Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Akan
tetapi, masih ada di pedalaman Malayasia dan Filipina keturunan suku negroid.
Suku yang masuk suku negroid misalnya suku Semang di Semenanjung
Malaysia dan suku Negrito di Filipina.
Jalur Rempah di Indonesia
https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/jalur-rempah-memuliakan-masa-
lalu-untuk-kesejahteraan-masa-depan
Glosarium
Deutro Melayu melayu muda

Proto Melayu melayu tua
Penugasan!

1. Peta Proses Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

2. Peta Proses Terbentuknya Jalur Rempah di Indonesia

3. Tabel persebaran suku-suku di Indonesia dan budaya yang mendukung

No. Jenis Manusia Purba Bukti yang Persebaran Jalur Migrasi

mendukung/ suku-suku di

hasil budaya Indonesia

yang dibawa

1.

2.

3.

Dst.


Click to View FlipBook Version