edi ismail Download PDF
  • 8
  • 0
KARAMNYA REZIM NARKOBA
Awalnya, Kampung Ambon adalah kawasan pasar gelap ganja hingga tahun 2008 sampai akhirnya diporakporandakan Satuan Brimob (Brigade Mobil) Kedung Halang, Bogor, Jawa Barat. Operasi dilakukan sejak Juli hingga Desember 2008.

Setelah polisi meninggalkan Kampung Ambon, bisnis gelap Narkoba beralih
ke sabu tahun 2009. Kampung Ambon pun kian riuh rendah. Hanya dengan
mengantar jemput para pemadat, penghasilan para pengojek sepeda motor di sana mencapai Rp 700.000 sehari. Para juru parkir pun memperoleh pendapatan yang sama. Para penimbang sabu mendapat Rp 8 juta per bulan. Para pencuci cangklong Rp 3,5 juta, petugas kebersihan rumah, Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.

Setiap pekan, para bandar membagi “uang berisik” kepada para tetangga
sebesar Rp 350 ribu. Uang tersebut diberikan sebagai tanda maaf karena
ketidaknyamanan warga terhadap kehadiran lapak-lapak yang menjadi sumber suara gaduh.

Mei 2012 sampai Maret 2013 menjadi masa Polres Metro Jakbar menabuh
genderang perang besar di Kampung Ambon. Pasar gelap sabu di kampung yang kini disebut Komplek Permata itu mulai gulung tikar setelah bandar besar terakhir, Morison Manuel Yunus ditangkap pada 22 September 2013, yaitu enam bulan setelah lapak pemadat paling ramai miliknya, Lapak Mangga, diporakporandakan.

Usai perang besar, Polres Metro Jakarta Barat melakukan berbagai langkah preventif dan preemtif lewat program RW Bebas Narkoba. Program yang dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan ini, bertujuan memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi warga di RW 7, Kedaung Kaliangke, Cengkareng tersebut.
View Text Version Category : 98
  • Follow
  • 0
  • Embed
  • Share
  • Upload
Related publications