RANCANGAN MODUL
KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI
Disusun Oleh:
Nur Rochimah, S.Si., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan
Karunianya rancangan modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul
Kesehatan Anak Usia Dini ini merupakan rangkaian dari beberapa modul yang
digunakan dalam Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini di Program Studi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Agama Islam, Universitas
Singaperbangsa Karawang.
Rancangan modul Kesehatan Anak Usia Dini ini menjelaskan tentang
konsep Kesehatan Anak Usia Dini yang meliputi ciri-ciri umum anak sehat, cara
menjaga Kesehatan anak usia dini dan gangguan Kesehatan yang umumnya
dialami oleh anak usia dini. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang mengambil Mata
Kuliah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini dalam memahami konsep kesehatan
anak usia dini yang dapat dijadikan bekal untuk diimplementasikan di satuan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Nancy Riana, S.Pd., M.Pd selaku
Koordinator Program Studi yang telah mendukung penyusunan rancangan modul
ini. Saya juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang memberikan sumbangsih dan masukan
konstruktif nya untuk kesempurnaan penulisan modul ini.
Demikian modul ini dibuat, semoga dapat memberikan manfaat dalam
pencapaian kompetensi lulusan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Fakultas Agama Islam, Universitas Singaperbangsa Karawang.
Karawang, Oktober 2022
Penyusun
Nur Rochimah, S.Si., M.Pd
NIP. 198907262022032005
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL .............................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 6
A. Deskripsi Singkat ................................................................................. 6
B. Capaian Pembelajaran......................................................................... 6
C. Pokok dan Sub Pokok Bahasan ........................................................... 7
BAB II KONSEP DASAR KESEHATAN ANAK USIA DINI............................. 8
A. Pengertian anak sehat ......................................................................... 8
B. Factor yang mempengaruhi Kesehatan anak ....................................... 8
C. Ciri-ciri anak sehat .............................................................................. 10
D. Menjaga Kesehatan anak usia dini ...................................................... 12
E. Rangkuman ......................................................................................... 17
F. Penugasa ............................................................................................ 17
BAB III PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANAK USIA DINI 18
A. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ..... 18
B. Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini ............. 19
C. Sarana dan Prasarana yang Mendukung PHBS di Satuan PAUD ........ 28
D. Rangkuman.......................................................................................... 30
E. Penugasan........................................................................................... 31
BAB IV PENGEMBANGAN GIZI ANAK USIA DINI ........................................ 32
A. Pengertian Gizi..................................................................................... 32
B. Macam-Macam Zat Gizi ....................................................................... 33
C. Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan ............................................ 38
D. Pengertian Gizi Seimbang.................................................................... 43
E. Pilar Gizi Seimbang.............................................................................. 44
F. Isi Piringku ........................................................................................... 47
G. Rangkuman.......................................................................................... 49
H. Penugasan........................................................................................... 50
BAB V GANGGUAN KESEHATAN ANAK USIA DINI....................................
A. Gangguan Kesehatan fisik anak...........................................................
B. Gangguan Kesehatan mental anak ......................................................
C. Gangguan Kesehatan sosial anak .......................................................
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 3
D. Rangkuman..........................................................................................
E. Penugasan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 4
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi mahasiswa, maka modul
ini digunakan dengan Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum mengikuti perkuliahan, sebaiknya mahasiswa sudah mendownload
modul Kesehatan anak usia dini
2. Pelajari dan pahamilah secara mendalam capaian pembelajaran mata kuliah
dan indikator yang harus dicapai
3. Carilah sumber bacaan lain yang relevan untuk menunjang pemahaman dan
wawasan anda tentang materi ini
4. Apabila ada bagian yang kurang dipahami, buatlah catatan untuk bahan
diskusi dengan dosen saat kegiatan tatap muka daring
5. Kerjakanlah Latihan setelah mempelajari setiap pokok dan sub bahasan
untuk mengukur pemahaman anda
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Periode anak usia dini merupakan periode penting dalam tahap
perkembangan manusia. Pada periode ini individu mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, diantaranya yaitu
adalah faktor Kesehatan dan nutrisi anak. Tumbuh kembang anak usia dini yang
optimal dapat tercapai apabila dalam masa ini anak memiliki kesehatan yang baik
dan kebutuhan nutrisi nya terpenuhi secara optimal. Oleh karena itu, melalui mata
kuliah Kesehatan dan Gizi ini diharapkan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, Fakultas Agama Islam, Universitas Singaperbangsa
Karawang memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman terkait Kesehatan dan
gizi anak usia dini.
Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi anak usia dini membahas konsep
kesehatan dan gizi anak usia dini yang mencakup pengertian anak sehat,
gangguan-gangguan kesehatan anak, perilaku hidup bersih dan sehat serta telaah
tentang gizi yang mencakup pengertian gizi, berbagai macam zat gizi dan pangan
sumber gizi, karakteristik makanan bergizi, dan merancang program Kesehatan
dan gizi di satuan pendidikan anak usia dini. Untuk mendukung proses
pembelajaran pada mata kuliah tersebut disusunlah seri modul Kesehatan dan gizi
anak usia dini.
Modul 1 kesehatan anak usia dini ini disusun untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa dalam bidang Kesehatan anak usia dini. Dengan
menguasai konsep Kesehatan anak usia dini diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan kompetensinya sebagai calon pendidik profesional di bidang
pendidikan anak usia dini. Pada modul ini akan dibahas beberapa topik bahasan,
yaitu konsep dasar Kesehatan anak usia dini, cara menjaga Kesehatan anak usia
dini dan gangguan Kesehatan yang umumnya berpotensi dialami anak usia dini.
B. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajarai Modul 1, secara umum mahasiswa diharapkan
dapat
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 6
memahami karakteristik kesehatan anak usia dini untuk meningkatkan kecerdasan
anak. Secara lebih khusus, setelah mempelajari modul 1 ini mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mampu menjelaskan konsep Kesehatan anak usia dini
2. Mampu menjelaskan cara menjaga Kesehatan anak usia dini
3. Mampu menjelaskan gangguan Kesehatan pada anak usia dini
C. Pokok dan Sub Pokok Bahasan
Pokok dan sub pokok bahasan dalam modul Kesehatan anak usia dini ini
adalah sebagai berikut:
1. Konsep Dasar Kesehatan Anak Usia Dini, dalam pokok bahasan ini akan
dibahas tentang pengertian anak sehat, faktor yang mempengaruhi Kesehatan
anak, dan ciri-ciri anak sehat.
2. Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini, dalam pokok bahasan ini akan dibahas
tentang cara menjaga Kesehatan anak usia dini.
3. Gangguan Kesehatan anak usia dini, dalam pokok bahasan ini akan dibahas
tiga jenis gangguan Kesehatan anak, yaitu gangguan Kesehatan fisik, mental
dan sosial.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 7
BAB II
KONSEP DASAR KESEHATAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian Anak Sehat
Dahulu sehat sering didefinisikan secara sempit, yaitu hanya mengacu
pada kondisi kesejahteraan fisik seseorang atau tidak adanya suatu penyakit di
tubuh seseorang. Namun saat ini, sehat didefinisikan secara lebih luas yaitu, suatu
keadaan fisik, emosional, sosial, ekonomi, budaya, dan spiritual. Masing-masing
komponen tersebut saling berkaitan dan saling berpengaruh serta diasumsikan
memberikan kontribusi yang sama pentingnya bagi kondisi Kesehatan seseorang
(Marotz, 2012). Pendapat tersebut menjelaskan bahwa kondisi sehat bukan hanya
kondisi sejahtera atau sehat secara fisik, tetai juga sejahtera secara emosional,
sosial, ekonomi, budaya, dan spiritual. Definisi ini menggambarkan kondisi yang
lebih kompleks atau lebih luas terkait esehatan seseorang.
Jika mengacu pada UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, kesehatan
didefinisikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. WHO juga berpendapat bahwa sehat adalah keadaan sempurna, baik
fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat
(Constitution of the World Health Organization, 2005 dalam Sartorius, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan adalah suatu keadaan
atau kondisi individu yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial yang
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan tetapi juga memungkinkan
untuk individu tersebut hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi.
B. Faktor yang mempengaruhi Kesehatan anak
Kesehatan merupakan keadaan kompleks yang ditentukan oleh interaksi
berkelanjutan antara faktor genetik individu dengan faktor lingkungan sehari-hari.
Misalnya, kesehatan jangka pendek dan jangka Panjang bayi yang dilahirkan
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan kebiasaan ibu saat hamil. Apakah selama
kehamilan ibu tersebut mengonsumsi alkohol dan obat-obatan, merokok,
melakukan perawatan kehamilan secara berkala, dan terpapar penyakit.
Anak yang dilahirkan dari ibu yang mengabaikan kesehatannya selama
kehamilan akan berpeluang lebih besar untuk melahirkan anak yang premature,
lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan mengakibatkan kelainan
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 8
pada janin (Sebastiani, et.,al, 2018). Anak-anak tersebut juga memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Sebaliknya,
anak yang dilahirkan dari ibu yang sehat akan terlahir sehat, tumbuh di dalam
keluarga yang penuh kasih sayang, mengonsumsi makanan bernutrisi, dan hidup
di lingkungan yang aman serta memiliki kesempatan untuk bermain dan belajar
akan memiliki kehidupan yang lebih sehat (Marotz, 2012). Kondisi tersebut
menjelaskan bahwa kedua faktor tersebut, baik faktor genetic dan faktor
lingkungan saling berkaitan dan berinteraksi dalam mempengaruhi kesehatan
seorang anak.
Faktor Genetic/Keturunan
Faktor genetic merupakan karakteristik yang diturunkan dari orang tua biologis
kepada anak-anak mereka pada saat pembuahan dan menentukan semua sifat
genetik dari individu baru yang unik. Faktor genetic atau keturunan ini membuat
batasan pertumbuhan, perkembangan, dan potensi Kesehatan seseorang.
Misalnya, kita kadang melihat anak yang dilahirkan dari keluarga atau orang tua
yang berbeda memiliki karakteristik fisik yang berbeda, ada anak yang lebih tinggi
atau lebih pendek, ada anak yang dilahirkan dengan penyakit bawaan dan ada
yang tidak sehingga seringkali penyakit seseorang dapat diprediksi dengan
menganalisis riwayat penyakit yang dimiliki keluarganya. Hal tersebut
menggambarkan bahwa faktor genetic memiliki pengaruh terhadap kondisi
kesehatan seseorang.
Faktor Lingkungan
Meskipun faktor genetic menyediakan bahan bangunan dasar yang menentukan
batas kesehatan seseorang, lingkungan memainkan peran yang juga sama
pentingnya. Lingkungan mencakup kombinasi faktor fisik, psikologis, sosial,
ekonomi, dan budaya yang secara kolektif mempengaruhi cara individu
memandang dan menanggapi lingkungannya. Misalnya, ada dua orang
pengendara sepeda, salah satu memakai helm dan salah satunya lagi memilih
untuk tidak memakai helm. Pilihan yang telah dibuat oleh masing-masing
pesepeda ini berpotensi memiliki hasil yang sangat berbeda jika mereka terlibat
dalam kecelakaan. Jika pengendara sepeda yang memutuskan untuk tidak
memakai helm mengalami cedera, kemungkinan besar ia akan mengalami
gangguan kesehatan, ekonomi, sosial, dan psikologis.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 9
Contoh tersebut menggambarkan bahwa faktor lingkungan merupakan
faktor luar dari diri seseorang yang memiliki andil yang besar terhadap kesehatan
orang tersebut. Adapun contoh faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
Kesehatan anak, yaitu: Mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, memiliki waktu
istirahat yang cukup, memiliki akses terhadap pelayanan Kesehatan, terhindar dari
stress, memiliki tempat tinggal dan sekolah yang bersih dan aman. Adapun contoh
faktor lingkungan yang memiliki pengaruh buruk terhadap Kesehatan anak, yaitu:
lingkungan yang tercemar polusi dan bahan kimia, kekerasan, pengabaian dari
lingkungan sekitar, kemiskinan, kelaparan, dan stress atau tekanan. Hal-Hal
tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
Kesehatan anak.
C. Ciri-ciri anak sehat
Ada beberapa ciri anak sehat yang perlu dikenali dan dipahami, yaitu:
▪ Tumbuh Kembang anak sesuai dengan usia
Anak yang sehat akan bertumbuh dan
berkembang sesuai usianya, untuk
mengethaui apakah anak bertumbuh
dan berkembang secara optimal maka
orang tua harus melakukan pengukuran
pertumbuhan (Berat Badan, Tinggi Source: freepik.com
Badan, dan Lingkar Kepala) secara rutin
dan berkala serta melakukan skrining perkembangan anak. pengukuran
pertumuhan anak dan skrining perkembangan anak dapat dilakukan di layanan
fasilitas Kesehatan terdekat atau melalui posyandu. Satuan PAUD dapat
bekerjasama dengan posyandu atau puskesmas terdekat untuk bekerjasama
dalam pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulan, hal
tersebut agar orang tua atau guru dapat segera mengetahui jika terjadi
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan sehingga dapat segera
menindaklanjutinya.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 10
▪ Postur tubuh tegak dan padat
Anak yang sehat memiliki postur tubuh yang tegak dan
padat, postur tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan
tulang dan otot anak maksimal. Agar memiliki postur
tersebut orang tua harus memenuhi asupan nutrisi anak
secara seimbang.
▪ Rambut, kulit, dan kuku bersih dan sehat Source: freepik.com
Kulit anak yang sehat akan terlihat lembap, tidak Source: freepik.com
kering dan bersisik. Rambut anak juga tampak bersih,
berkilau dan kuat, tidak mudah rontok serta tidak
berkutu. Kuku anak berwarna merah muda dan tidak
rapuh. Warna merah muda pada kuku ini
menunjukkan bahwa anak tidak menderita anemia
atau kekurangan darah.
▪ Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
Nafsu makan yang baik memastikan anak mendapatkan
asupan gizi yang cukup dan seimbang. Makan lahap
menunjukkan bahwa tidak ada gangguan mengunyah atau
menelan pada anak. Buang air secara teratur menunjukkan
bahwa pencernaan anak sehat dan cukup serat
Source: freepik.com
▪ Bergerak dan bereaksi aktif, berbicara lancar sesuai usia
Anak yang sehat akan bermain dan bergerak
dengan lincahyang merupakan ciri khas anak-
anak. Kemampuan untuk merespons pembicaraan
dengan berceloteh riang dan melakukan kontak
mata saat berbicara juga menunjukkan bahwa
anak itu sehat dan memiliki fokus atau konsentrasi
yang baik. Source: freepik.com
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 11
▪ Tidur nyenyak dalam waktu cukup
Nutrisi yang cukup menjamin selsel tubuh tumbuh
dengan baik dan metabolisme tubuh berjalan lancar.
Jika semua ini tercukupi, anak akan tidur dengan
nyenyak. Inilah saat ideal bertumbuhnya sel-sel
tubuh dan otak anak.
Source: freepik.com
D. Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini
Untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal, ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk menjaga agar anak tetap
sehat, yaitu:
Memenuhi gizi Anak Usia Dini
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah
satunya adalah faktor gizi. Pemenuhan gizi yang optimal sangat penting untuk
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama perkembangan otaknya.
Anak usia dini dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang beragam dengan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Setiap makanan yang
dikonsumsi memiliki manfaat yang berbeda-beda sesuai zat gizi yang
dikandungnya. Oleh karena itu penting untuk memberikan asupan gizi seimbang
bagi anak, dengan gizi yang seimbang maka diharapkan anak memiliki tubuh yang
sehat, tidak mudah terserang penyakit, infeksi dan lain sebagainya.
Membiasakan perilaku hidup bersih
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukug
Kesehatan anak. periode anak usia dini merupakan periode dimana anak senang
bereksplorasi dengan lingkungannya, ketika bereksplorasi sering kali anak
menyentuh benda-benda apa saja yang ada di sekitarnya tanpa memperhatikan
kebersihannya. Untuk menjaga anak untuk tetap sehat dan mendukung
eksplorasinya orang tua dan guru dapat mengajarkan anak untuk memiliki
kebiasaan hidup bersih. Perilaku hidup bersih anak usia dini dapat dibentuk
melalui pemberian contoh oleh orang dewasa dan melakukan pembiasaan
terhadap perilaku hidup bersih. Adapun petilaku hidup bersih yang harus
dibiasakan sejak dini, yaitu:
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 12
▪ Menjaga kebersihan mulut
Anak-anak perlu dibiasakan untuk menjaga kebersihan mulut melalui
pembiasaan menggosok gigi secara teratur terutama setelah makan dan
juga membersihkan pangkal lidah serta mengajak anak untuk berkunjung
ke dokter gigi untuk memeriksa gigi minimal enam bulan sekali.
▪ Menjaga kebersihan kuku
Menjaga kebersihan kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku secara
teratur karena kuku yang panjang berpotensi untuk menjadi sarang kuman.
Guru dapat bekerjasama dengan orang tua dengan melakukan
pengecekan kuku anak dan mengingatkan orang tua untuk memotong kuku
anak secara teratur.
▪ Mejaga kebersihan tubuh
Pengenalan kebiasaan untuk menjaga kebersihan tubuh anak dapat
dilakukan dengan membiasakan anak untuk mandi dengan menggunakan
sabun, orang tua perlu mengawasi dan membantu anak untuk
membersihkan bagian-bagian tubuh yang sering terlewat oleh anak seperti
sela-sela jari dan belakang telinga.
▪ Menjaga kebersihan kaki
Menjaga kebersihan kaki dapat dilakukan dengan membiasakan anak
untuk mencuci kaki terutama setelah anak bermain dan sebelum tidur, kaki
yang sehat ditunjukkan dengan tidak adanya bau dari kaki, bersih dari
jamur kulit, dan tidak ada infeksi lainnya.
▪ Menjaga kebersihan tangan
Selain memotong kuku, menjaga kebersihan tangan dilakukan dengan
membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun di air mengalir,
mencucui tangan dilakukan setelah anak bermain, sebelum makan, setelah
memegang hewan peliharaan, dan setelah buang air.
▪ Menjaga kebersihan lingkungan
Pembiasaan menjaga kebersihan lingkungan dapat diajarkan kepada anak
melalui kegiatan pembiasaan membuang sampah di tempatnya, orang tua
dan guru harus menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau oleh
anak sehingga anak dapat membuang sampahnya secara mandiri.
▪ Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman
Pada umumnya anak-anak menyukai jajanan, namun tidak semua jajanan
bersih dan aman untuk dimakan, orang tua perlu mengajarkan anak untuk
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 13
dapat memilih makanan atau jajanan yang baik untuk dikonsumsi dan tidak
jajan di sembarang tempat, seperti membeli makanan yang bersih dan
tertutup rapat (tidak dihinggapi lalat atau serangga lain, tidak terpapar
polusi atau debu), memilih makanan yang tidak mengandung bahan kimia
berbahaya, seperti banyak mengandung pengawet, pewarna, dan pemanis
buatan.
Mengajak anak aktif bergerak
Pada umumnya anak-anak memiliki energi yang besar, itu sebabnya anak-
anak cenderung aktif bergerak. Dengan banyak bergerak tubuh anak akan
semakin sehat dan kuat, namun ada beberapa anak yang cenderung pasif atau
kurang suka berkativitas fisik. Ada Sebagian anak yang lebih suka kegiatan yang
tidak banyak bergerak, terutama jika anak sudah mengenal gadget. Ada beberapa
tips yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mengajak anak aktif bergerak,
diantaranya yaitu:
▪ Ajak dan temani anak untuk melakukan kegiatan fisik favoritnya seperti
bermain bola, bersepeda, berenang dan lain-lain.
▪ Jadilah contoh (role model) bagi anak dengan sering melakukan aktivitas
fisik atau bergerak, karena anak cenderung mencontoh orang dewasa di
sekitarnya sehingga jadilah orang tua atau guru yang aktif bergerak.
▪ Batasi paparan televisi dan gadget
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyusun panduan paparan layar
(screen time) untuk anak di bawah lima tahun, yaitu anak berusia kurang
dari 1 tahun tidak dianjurkan (0 menit) untuk melakukan kegiatan screen
time dan untuk anak usia 1 hingga 4 tahun waktu maksimal screen time
adalah 60 menit.
▪ Jika anak berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk
beraktivitas fisik di luar.
Terkadang ada kondisi yang membatasi aktivitas anak dan keluarga di luar
rumah, wabah penyakit misalnya. Jika kondisi tersebut dialami anak dan
keluarga maka orang tua harus merencanakan aktivitas fisik yang bisa
dilakukan di dalam rumah secara lebih kreatif, misalnya dnegan mengajak
anak untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan rumah yang membuat fisik
anak bergerak (menyapu, mengepel, menyiram tanaman, memasak
bersama, dll) dengan bekerjasama dengan anggota keluarga lainnya.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 14
Aktifitas fisik yang dilakukan oleh anak dapat mencegah anak dari berat
badan berlebih (obesitas). WHO (2019) menyusun panduan durasi aktifitas fisik
yang harus dilakukan oleh anak di bawah lima tahun yaitu:
Usia Durasi Minimal Aktifitas Fisik
< 1 Tahun 30 menit
1-2 Tahun 180 menit
180 menit dengan minimal 60 menit aktifitas fisik sedang
3-4 Tahun hingga berat
Memenuhi imunisasi anak
Imunisasi merupakan langkah Kesehatan yang penting dan efektif untuk
melindungi anak-anak. Sejarah menunjukkan, imunisasi telah membantu
melindungi jutaan anak dari beragam penyakit menular dan membahayakan
nyawa. Imunisasi sangat efektif sehingga beberapa penyakit yang dahulu ditakuti
kini berhasil diberantas atau dapat dikelola dengan mudah. Namun, akhir-akhir ini
dunia mencatat kemunculan penyakit-penyakit baru. Perkembangan ini membuat
imunisasi anak menjadi semakin penting.
Untuk mendapatkan perlindungan seumur hidup, anak perlu mendapatkan
imunisasi lengkap sesuai dosis dan jadwal. Berikut adalah informasi tentang
jadwal imunisasi anak. Untuk informasi tentang imunisasi yang lebih lengkap orang
tua atau guru dapat mendatangi fasilitas pelayanan Kesehatan terdekat.
Sumber: Unicef, 2022
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 15
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan beberapa vaksin dalam
program imunisasi, yaitu:
▪ Hepatitis B
Vaksin ini diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, didahului suntik
vitamin K minimal 30 menit sebelumnya. Vaksin ini berguna untuk
mencegah infeksi hati serius yang disebabkan virus Hepatitis B.
▪ Polio
Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan virus. Dalam kasus
yang parah, polio bisa menyebabkan sesak napas, kelumpuhan, hingga
kematian.
▪ DPT
Ini adalah jenis vaksin gabungan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis,
dan tetanus. Difteri adalah penyakit yang menyebabkan sesak napas,
paru-paru basah, dan gangguan jantung. Pertusis atau batuk rejan yang
bisa memicu gangguan pernapasan, paru-paru basah, bronkitis, dan
kerusakan otak. Tetanus bisa menyebabkan kejang dan kaku otot. Tiga
penyakit ini bisa menyebabkan kematian
▪ BCG
Vaksin ini mencegah perkembangan tuberkulosis (TB), infeksi serius yang
umumnya menyerang paru-paru. Vaksin ini tidak melindungi dari infeksi
TB, tetapi bisa mencegah infeksi TB berkembang ke kondisi penyakit yang
serius seperti meningitis TB. Vaksin BCG hanya diberikan sekali, pada bayi
baru lahir hingga usia 2 bulan. Jika sampai usia 3 bulan vaksin ini belum
diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin dulu, untuk mengetahui
bayi sudah terinfeksi TB atau belum.
▪ Hib
Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza
tipe B. Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan meningitis, paru-paru basah,
radang sendi, dan radang lapisan pelindung jantung.
▪ Campak
Campak adalah infeksi virus pada anak dengan gejala seperti demam,
pilek, batuk kering, ruam, dan radang mata. Jika anak sudah mendapatkan
vaksin MMR, pengulangan vaksin campak kedua tidak diperlukan.
▪ MMR
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 16
Ini adalah vaksin kombinasi untuk mencegah campak, gondongan, dan
rubella. Ketiganya merupakan infeksi serius yang bisa menyebabkan
komplikasi berbahaya seperti meningitis, pembengkakan otak, hingga tuli.
E. Rangkuman
1. Kesehatan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan atau kondisi individu
yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbebas
dari penyakit atau kecacatan tetapi juga memungkinkan untuk individu tersebut
hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi
2. Kesehatan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetic dan faktor
lingkungan, keduanya saling berkaitan dan berinteraksi dalam mempengaruhi
kesehatan seorang anak.
3. Ciri-Ciri anak sehat, yaitu: tumbuh kembang anak sesuai dengan usia; postur
tubuh tegak dan padat; rambut, kulit, dan kuku bersih dan sehat; nafsu makan
baik dan buang air besar teratur; bergerak dan bereaksi aktif, berbicara lancar
sesuai usia; dan tidur nyenyak dalam waktu cukup.
4. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk menjaga
agar anak tetap sehat, yaitu: memenuhi gizi Anak Usia Dini, membiasakan
perilaku hidup bersih, Mengajak anak aktif bergerak, dan memenuhi imunisasi
anak.
F. Penugasan
Panduan Tugas
Buatlah rangkuman materi tersebut dalam bentuk mind mapping!
Contoh mind mapping:
Source: www.learningfundamentals.com
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 17
BAB III
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANAK USIA DINI
F. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Selain di rumah, anak usia dini menghabiskan sebagian besar waktunya di
sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana anak dapat belajar
dan memulai perubahan. Selain orang tua di rumah, anak mendapatkan figur
teladan lainnya di sekolah, yaitu guru. Oleh karena itu, segala perilaku baik yang
dilakukan guru di sekolah diharapkan dapat menjadi teladan (role model) bagi
anak. Selain orang tua, guru memiliki andil yang besar dalam pembentukan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) anak usia dini.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Dengan demikian
PHBS mencakup beragam perilaku yang harus dipraktekkan untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Secara umum, tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan
kualitas kesehatan melalui proses peningkatan pengetahuan dan pemahaman
yang menjadi awal dari kontribusi individu-individu dalam menjalani perilaku
kehidupan sehari- hari yang bersih dan sehat. Sedangkan tujuan penanaman
PHBS di satuan Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) yang dilakukan terhadap anak
usia dini bertujuan untuk dapat membentuk individu-individu yang sadar akan
kebersihan dan kesehatan sejak usia dini dan dapat membawa perubahan perilaku
bagi keluarganya di rumah, bagi anak-anak lain di lingkungan sekitarnya dan lebih
luas lagi dapat membawa perubahan bagi masyarakat dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat. Sekolah dapat mempengaruhi masyarakat, karena melalui
peserta didik, sekolah dapat menyentuh sejumlah besar keluarga di dalam
masyarakat.
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat agar mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar
masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu,
dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
sehat dan meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan manfaat PHBS di Sekolah
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 18
adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga warga sekolah
lainnya menjadi sehat.
G. Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini
1. Pembiasaan Perilaku Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)
di Jamban
Anak usia dini memerlukan bantuan orang tua atau guru untuk untuk
dapat terbiasa BAK dan BAB di toilet atau jamban. Selain menimbulkan bau
yang tidak sedap, tinja (faeces) dan urine manusia banyak mengandung kuman
penyakit. BAK dan BAB di sembarang tempat akan berisiko menularkan kuman
penyakit. Dengan anak terbiasa BAB dan BAK di jamban atau toilet diharapkan
dapat memutus alur penularan penyakit yang bersumber dari tinja dan urine
manusia. Berbagai penyakit yang bersumber dari tinja manusia antara lain
adalah diare, tifus, polio, dan kecacingan.
Kuman penyakit dapat menempel di tangan manusia, atau menempel di
kaki binatang (lalat, kecoa,dan serangga lainnya) dan diterbangkan oleh angin
bersama debu yang apabila hinggap di atas makanan atau minuman akan
mencemari makanan dan minuman. USAID memvisualisasikan alur penularan
penyakit yang bersumber dari tinja (Faeces) melalui gambar berikut:
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 19
Gambar tersebut menunjukkan alur penularan penyakit dari tinja (faeces)
melalui:
1. Tangan, jari, kuku/di bawah kuku (Fingers) masuk langsung ke mulut atau
melalui makanan yang dipegang.
2. Lalat (Flies) hinggap ke makanan (Foods) atau ke wajah.
3. Tanah (Field), bahan makanan yang tidak dicuci atau tidak dimasak.
4. Air/cairan (Fluids), air tidak diolah dulu sebelum dikonsumsi.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua atau guru untuk
membantu anak terbiasa BAK dan BAB di toilet, yaitu melalui kegiatan toilet
training sebagai berikut:
▪ Mengajarkan anak untuk BAB/BAK melalui kegiatan bercerita atau dengan
menunjukkan gambar
▪ Mengingatkan anak-anak untuk memberitahu orang tua atau guru apabila
mereka ingin BAB atau BAK
▪ Mengajarkan dan membiasakan
anak untuk membuka celana sendiri
▪ Membantu dan menuntun anak untuk
menggunakan kloset untuk BAB atau
BAK dengan benar.
▪ Mengajarkan anak untuk cebok (dari
depan ke belakang)
▪ Mengajarkan anak cara menyiram
kloset
▪ Mengajarkan anak mencuci tangan
dengan sabun setelah BAB atau BAK.
▪ Mengajarkan dan membiasakan anak untuk memakai celana sendiri
▪ Menunjukkan berbagai hal yang ada di toilet/jamban yang perlu diketahui
anak (gayung, tempat sampah, tempat menggantung pakaian, cara
membuka kran air, dll)
▪ Berikan apresisasi kepada anak ketika anak berhasil melakukannya
▪ Guru atau orangtua dapat saling bekerjasama untuk melanjutkan perilaku
yang sudah diperkenalkan, sehingga perilaku tersebut secara konsisten
dapat diterapkan baik di sekolah maupun saat anak berada di rumah.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 20
Sumber: twinkl.co.id
2. Pembiasaan Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Ketika bereksplorasi dengan lingkungan nya anak-anak sering kali
menyentuh berbagai macam benda tanpa mmeperhatikan kebersihannya. Hal
tersebut membuat tangan kita menjadi tempat menempelnya kuman penyakit.
Selain dari benda yang kotor, kuman penyakit juga bisa berasal dari cairan tubuh
kita seperti ketika anak bersin atau batuk dan menutup mulut atau hidungnya
dengan tangan maka akan ada kuman atau virus yang menempel di tangan,
begitupun ketika anak selesai BAB dan BAK, jika tidak mencuci tangan dengan
sabun maka kuman dapat menempel di tangan.
Tangan yang terlihat bersih belum tentu terbebas dari kuman, karena
kuman tidak nampak oleh mata dan kuman ada dimana-mana maka harus sering
mencuci tangan. Ada beberapa saat penting yang mengharuskan anak-anak untuk
mencuci tangan, yaitu: sebelum makan, setelah BAK/BAB, setelah
bermain/berkegiatan, setelah memegang binatang, setelah memegang benda
yang kotor. Agar anak memiliki kebiasaan mencuci tangan, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh orangtua maupun guru, yaitu:
▪ Menjelaskan kepada anak tentang banyaknya kuman di sekitar kita dan
kemungkinan kuman-kuman tersebut menempel di tangan kita melalui
kegiatan bercerita dengan buku atau gambar.
▪ Menjelaskan dengan memberikan contoh kapan kita harus mencuci
tangan.
▪ Memberikan contoh cara mencuci tangan yang benar sambil bermain
tepuk atau bernyanyi.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 21
▪ Mengajak anak-anak untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air
bersih yang mengalir pada saat-saat penting
▪ Mendampingi dan menuntun anak-anak untuk melakukan setiap langkah
cuci tangan.
▪ Orang tua maupun guru dapat saling bekerjasama untuk meneruskan
kebiasaan mencuci tangan tersebut baik di rumah maupun di sekolah.
Adapun Langkah-langkah mencuci tangan yang perlu diajarakan orang tua atau
guru kepada anak, yaitu:
1. basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, teteskan sabun, usap dan
gosokkan sabun pada telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian
2. gosok sela-sela jari kedua tangan secara bergantian hingga bersih
4. gosok ujung-ujung jari pada kedua tangan secara bergantian dengan posisi
saling mengunci
5. gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, bilas dengan air bersih
mengalir dan keringkan.
Sumber: freepik.com
3. Pembiasaan untuk Minum Air dan Makan Makanan yang Sehat serta
Higienis
Pembiasaan Minum Air yang Sehat dan Higienis
Air dibutuhkan oleh tubuh manusia karena fungsinya yang sangat penting
untuk kesehatan. Kemenkes RI (2019) menjelaskan manfaat minum air putih
bagi tubuh, yaitu :
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 22
▪ membantu melancarkan pencernaan, jika kurang minum air maka feses
akan keras dan akan menyebabkan sembelit
▪ menjaga tekanan darah, air berfungsi untuk mengencerkan kandungan
garam yang mengikat air sehingga menyebabkan tekanan darah
menjadi tinggi
▪ meningkatkan daya ingat otak, terutama air yang memiliki kandungan
mineral yang tinggi memiliki kandungan kalium yang dapat membantu
mengaktifkan elektrolit pada otak sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi
▪ mencegah penyakit jantung, dengan mengonsumsi air yang cukup
dapat membantu membuka peredaran darah
▪ air juga membuat kulit terhidrasi sehingga kulit tampak lebih sehat dan
lebih lembab
▪ air dapat membantu memecahkan lemak, dengan banyak minum air,
maka kandungan lemak dalam tubuh dapat lebih cepat terbakar
▪ air juga memiliki kandungan kalsium yang baik untuk tulang
Asupan air yang masuk ke tubuh manusia diperoleh melalui makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Orang dewasa membutuhkan kurang lebih 8 gelas
per hari, atau disesuaikan dengan kebutuhan tubuh (usia, BB dan kebutuhan
khusus), sementara kebutuhan anak usia dini adalah 1.200-1.500 ml/hari atau
setara dengan 6-7 gelas per hari. Hasil penelitian membuktikan bahwa
kekurangan air (dehidrasi) yang terjadi pada anak usia sekolah akan
menyebabkan rasa lelah dan menurunnya konsentrasi belajar (Jacques, 2012).
Konsumsi air yang dianjurkan adalah air putih dan sangat dianjurkan untuk tidak
mengkonsumsi minuman manis dan bersoda serta berbagai minuman dalam
kemasan yang mengandung kadar gula tinggi.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan
kebiasaan minum air putih yang aman, higienis dan dalam jumlah yang cukup,
yaitu:
1) Menyampaikan ke orang tua agar setiap anak membawa air minum dalam
wadah yang bersih, tertutup dan aman (bukan botol minuman
kemasan/sekali pakai), minimum 300 ml (1,5 gelas) per anak.
2) Memfasilitasi air minum di sekolah yang dapat dijangkau oleh anak untuk
mengisi ulang botolnya jika anak ingin menambah air minumnya yang sudah
habis
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 23
3) Mengedukasi orangtua murid tentang pentingnya memenuhi kebutuhan air
minum bagi anak, menyiapkan air minum yang sehat, aman dan higienis,
serta mengenali tanda-tanda kekurangan cairan.
4) Mengedukasi anak usia dini tentang:
a. Kebutuhan air sehari dengan menggunakan gelas ukuran 200 ml (6 – 7
gelas untuk kebutuhan sehari, dan 1,5 gelas untuk kebutuhan selama
berkegiatan di PAUD).
b. Mengenali tanda-tanda saat tubuh membutuhkan air minum, yakni merasa
haus, buang air kecil kurang dari 4x sehari dan warna urine yang kuning
pekat.
5) Mengingatkan dan mengajak anak untuk minum bersama setiap selesai
bermain, setelah makan, saat istirahat atau disesuaikan dengan kegiatan
sekolah.
Pembiasaan Untuk Makan Makanan Sehat Dan Higienis
Agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, anak usia dini
membutuhkan asupan yang mencukupi kebutuhan gizi nya. Kebiasaan makan
anak perlu dibentuk agar anak memiliki pola makan yang sehat, yang tidak
hanya cukup secara kuantitas tetapi juga cukup secara kualitas. Makanan yang
sehat adalah makanan yang dibuat dan diolah dengan bahan-bahan yang
bersih dan berkualitas serta mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,
seperti energi, protein, vitamin dan mineral yang diperlukan anak usia dini untuk
tumbuh dan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Keragaman jenis pangan yang dikonsumsi akan mempengaruhi
kecukupan gizi yang dibutuhkan. Semakin beragam jenis pangan yang
dikonsumsi semakin memungkinkan terpenuhinya kebutuhan gizi, bahkan
semakin memungkinkan tubuh memperoleh berbagai zat lainnya yang
bermanfaat bagi kesehatan. Selain memperhatikan keanekaragaman
makanan, juga penting untuk memperhatikan keamanan pangan, yang berarti
bahwa makanan harus bebas dari kuman penyakit atau bahan berbahaya.
Pemberian makanan di sekolah harus memenuhi unsur pendidikan dan
pembiasaan bagi anak-anak agar anak menyukai makanan yang bervariasi dan
mengandung zat gizi (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral). Kegiatan
makan bersama juga merupakan waktu yang tepat untuk memperkenalkan
manfaat makanan yang dimakan beserta zat gizi yang dikandungnya,
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 24
membiasakan anak untuk menjaga kebersihan makanan, mengenal makanan
yang mengandung bahan pewarna dan bahan kimia berbahaya lainnya,
membiasakan anak untuk tertib ketika sedang makan dan membiasakan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk menanamkan pembiasaan makan
makanan yang sehat, bergizi dan aman pada anak usia dini, yaitu:
1) Memperkenalkan makanan sehat dan aman kepada peserta didik (misal
melalui cerita) dan orangtuanya (misal dengan praktek memasak bersama).
2) Meminta orangtua untuk membawakan bekal makanan atau camilan sehat
(dengan memperhatikan prinsip gizi seimbang dan keamanan pangan)
untuk anaknya.
3) Membuat jadwal membawa makanan sehat atau camilan sehat tematik dan
jadwal rutin kegiatan makan bersama di sekolah.
4) Menciptakan suasana yang menyenangkan saat makan bersama.
5) Menentukan waktu yang tepat untuk makan camilan atau makanan utama
agar anak siap untuk menghabiskan makanan (jam 10.00 untuk camilan,
makan utama sebelum pulang).
6) Meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya menyiapkan makanan
dan camilan sehat bagi anak-anaknya dan membiasakan orangtua
memberikan makanan dan camilan sehat di rumah.
7) Mengingatkan orangtua untuk :
• Membiasakan anak makan 3 kali sehari dengan menu gizi seimbang.
• Membiasakan sarapan pagi.
• Memberi makanan camilan yang sehat dan bergizi, tidak membiasakan
anak untuk makan jajanan yang tidak sehat (junk food, permen, dll).
• Mengurangi makananan dan minuman yang manis.
8) Meminta dan mengawasi agar penjaja makanan yang menjual makanannya
di lingkungan sekolah menutup makanan yang dijajakan, tidak menjual
makanan dan minuman yang menggunakan zat pewarna berbahaya, tidak
menjual permen dan makanan tidak sehat lainnya serta mengingatkan
untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum mengolah dan menyiapkan
makanan.
9) Bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk menyelenggarakan
kegiatan parenting tentang pentingnya menyiapkan dan memberikan
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 25
makanan sehat kepada anak atau memberikan edukasi dan sosialiasai
kepada anak tentang pentingnya makan makanan sehat bergizi.
4. Pembiasaan untuk Membuang Sampah di Tempat Sampah dan Menjaga
Lingkungan Bersih serta Aman
Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya
merupakan Langkah awal untuk mengajarkan kepada anak tentang pentingnya
menjaga lingkungan dan menjaga kelestarian bumi. Perilaku sederhana ini
membawa dampak yang sangat besar terhadap kelestarian alam dan
lingkungan sekitar kita. Untuk menanamkan kebiasaan membuang sampah
pada tempatnya harus dimulai sejak usia dini. Pembiasaan ini membutuhkan
sinergi atau kerjasama guru dengan orang tua agar dapat dilaksanakan secara
konsisten baik di rumah maupun di sekolah.
Source: freepik.com
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan
pembiasaan menjaga lingkungan agar bersih dan sehat, yaitu:
1) Memperkenalkan jenis sampah berdasarkan sifatnya (sampah organik dan
anorganik) kepada peserta didik.
2) Mengajarkan peserta didik untuk tidak membuang sampah sembarangan,
misalnya di lantai, di selokan/ got, dan di halaman.
3) Menyediakan minimal dua tempat sampah yang kuat, kedap air dan
mempunyai tutup, yang dicat dengan warna yang berbeda.
4) Mengajak dan membiasakan peserta didik untuk membuang sampah di
tempat sampah yang sudah disediakan, sesuai dengan jenis sampah.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 26
5) Mengajak anak untuk bersama-sama membersihkan halaman, ruang kelas
dan alat permainan, dalam suasana yang menyenangkan, pada hari-hari
tertentu di setiap pekan.
6) Meminta orangtua untuk tidak menggunakan kertas, plastik, styreoform dan
botol bekas air dalam kemasan untuk wadah makanan/ minuman bekal anak.
7) Meminta orangtua/pengasuh anak yang menunggu anaknya dan penjaja
makanan untuk membuang sampah di tempat yang sudah disediakan dan
menjaga keberihan lingkungan sekolah.
8) Bekerjasama dengan pengumpul sampah yang diorganisir oleh lingkungan
setempat untuk pengambilan sampah secara reguler.
9) Mengajak orangtua untuk bersama-sama melakukan kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan PAUD.
5. Pembiasaan Berkegiatan di Bawah Matahari Pagi
Semua makhluk hidup terutama manusia membutuhkan sinar matahari,
sinar matahari pagi memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Tubuh manusia
memerlukan sinar matahari untuk membantu meningkatkan produksi vitamin D di
dalam tubuh. Sinar matahari ini menjadi sumber utama vitamin D alami karena
hanya sedikit sekali Vitamin D yang dapat diperoleh dari makanan. Vitamin D dapat
berperan sebagai imunomodulator yang bisa memperbaiki sistem imun tubuh (Yani,
2019). Sistem imun berperan sebagai pertahanan tubuh untuk melawan virus dan
bakteri penyebab penyakit.
Selain untuk meningkatkan sistem imun, berjemur selama 15 menit di pagi hari
sejak matahari terbit hingga pukul 09.00 dapat memperkuat kesehatan tulang anak,
sinar matahari dapat mengaktifkan vitamin D yang berfungsi untuk merangsang
penyerapan kalsium dan fosfor yang dapat memperkuat tulang (Kemenkes,
2018). Adapun upaya yang dapat dilakukan guru agar anak terbiasa berjemur
di pagi hari dapat dilakukan dengan:
1) Mengajarkan kepada anak bahwa matahari sebagai ciptaan Tuhan memiliki
manfaat bagi manusia.
2) Mengajarkan anak tentang pentingnya sinar matahari pagi bagi tubuh melalui
kegiatan bercerita dengan buku atau gambar.
3) Mengajak anak berkegiatan di bawah sinar matahari pagi sebelum masuk ke
dalam kelas. Kegiatan tersebut dapat berupa morning circle atau kegiatan
berbaris di depan kelas atau di halaman sekolah yang terkena sinar matahari
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 27
pagi, guru dapat mengajak anak melakukan pemanasan ringan atau dengan
bermain gerak, tepuk dan lagu.
4) Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya mengajak anak
beraktivitas pagi di luar ruangan bagi anak agar terkena sinar matahari pagi
agar orang tua dapat meneruskan kebiasaan baik tersebut di rumah.
H. Sarana dan Prasarana yang Mendukung PHBS di Satuan PAUD
Untuk mendukung pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di
Lembaga satuan PAUD, maka perlu disediakan sarana dan prasarana sanitasi
di lingkungan sekolah. Penyediaan sarana dan prasarana PAUD, termasuk
sarana dan prasarana sanitasi diatur dalam Bab VIII, Permendikbud no 137
tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 31, bahwa sarana dan prasarana
merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini. Oleh karena itu,
pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, usia,
lingkungan sosial dan budaya lokal, serta jenis layanan.
Selain itu, pengadaan sarana prasarana harus memenuhi prinsip, yaitu:
aman, bersih, sehat, nyaman, dan indah; sesuai dengan tingkat perkembangan
anak; memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar,
dan benda lainnya yang layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan
anak. Merujuk kepada peraturan tersebut, maka Dirjen PAUD DIKMAS
Kemdikbud RI bekerjasama dengan UNICEF (2020) menyusun pedoman
penyediaan sarana dan prasarana higiene dan sanitasi di satuan PAUD yang
memperhatikan beberapa prinsip berikut ini:
1) Sarana higiene dan sanitasi hendaknya menjadi tempat interaktif yang
memacu anak untuk belajar dan berkembang. Dengan menggunakan
fasilitas higiene dan sanitasi, anak dapat mengembangkan keterampilan
motorik halus (dengan membuka kran air, cebok) dan motorik kasar
(jongkok-berdiri, dll), bahasa (menyampaikan kebutuhannya untuk buang
air kecil/besar), sosial emosional (antri menggunakan jamban/toilet), nilai
agama (berdoa sebelum masuk dan setelah keluar dari jamban/toilet),
serta keterampilan yang membuat anak menjadi lebih mandiri.
2) Dirancang dengan melibatkan murid, guru, orangtua, dan masyarakat.
Praktek higiene akan diterapkan lebih baik jika seseorang memahami
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 28
pentingnya peningkatan sanitasi dan mendapat kesempatan untuk
menemukan solusinya.
3) Biaya murah tanpa harus mengorbankan kualitas. Sarana yang dibangun
harus permanen dengan kualitas yang baik, menggunakan material yang
tahan lama dan mudah dibersihkan, sehingga mengurangi biaya untuk
rehabilitasi, dll.
4) Sekolah harus mempunyai rencana operasional dan pemeliharaan. Agar
sarana dan prasarana dapat digunakan dalam jangka Panjang maka
diperlukan rencana operasional dan pemeliharaan fasilitas tersebut.
5) Sarana higiene dan sanitasi harus sesuai, nyaman dan dapat digunakan
oleh semua anak dengan mudah, termasuk oleh penyandang disabilitas,
dengan memperhatikan:
▪ Jarak tempat meletakkan kaki ketika jongkok
▪ Jarak tempat kloset dengan dinding
▪ Tinggi bak air
▪ Tinggi kran untuk cuci tangan dan kemudahan untuk memutar kran
▪ Kemudahan untuk membuka dan menutup pintu jamban
6. Sarana sanitasi yang dibangun, harus sensitif gender. Selain adanya
perbedaan fisik antara anak perempuan dan anak laki-laki, keduanya
mempunyai kebutuhan yang berbeda.
7. Tidak membahayakan dan tidak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dengan menerapkan prinsip berikut ini:
▪ Tidak boros air;
▪ Limbah tidak mencemari tanah dan air tanah;
▪ Aman dari kemungkinan bahaya ketika terjadi bencana.
6. Mendorong perilaku higienis. Oleh karena itu, sarana dan prasarana
sanitasi harus memenuhi persyaratan berikut ini:
▪ Fasilitas higiene dan sanitasi harus mudah digunakan oleh semua anak,
termasuk penyandang disabilitas.
▪ Penyediaan air untuk cebok dan fasilitas untuk cuci tangan harus menjadi
kesatuan dalam penyediaan sarana dan prasarana sanitasi.
▪ Pencahayaan yang cukup (lampu dan sinar matahari) sangat penting
untuk melihat kebersihan jamban serta membuat anak merasa aman dan
nyaman.
▪ Ventilasi yang baik akan mencegah bau dan pengap.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 29
▪ Penggunaan kloset leher angsa akan mencegah masuknya lalat, kecoa,
dll
9. Mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengurangi waktu tunggu.
Keterbatasan jumlah fasilitas membuat anak akan mencari tempat lain
untuk BAB dan BAK, serta “melupakan” praktek cuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir.
10. Memilih lokasi yang baik, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut
ini:
▪ Keamanan: aman dari binatang berbahaya, risiko pelecehan, dll.
▪ Lokasi jamban tidak jauh dari jangkauan pantauan orang dewasa atau
suara anak dapat terdengar dari jamban.
▪ Mudah dimonitor penggunaannya.
▪ Ketersediaan fasilitas hanya akan bermanfaat dalam peningkatan
kesehatan dan higiene jika digunakan dengan tepat, misalnya dengan
menempatkan fasilitas cuci tangan di dekat pintu masuk kelas
I. Rangkuman
1. PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Tujuan penanaman PHBS di satuan PAUD yang dilakukan
terhadap anak usia dini bertujuan untuk dapat membentuk individu-individu
yang sadar akan kebersihan dan kesehatan sejak usia dini dan dapat
membawa perubahan perilaku bagi keluarganya di rumah, bagi anak-anak lain
di lingkungan sekitarnya dan lebih luas lagi dapat membawa perubahan bagi
masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus ditanamkan pada
Anak Usia Dini, yaitu: pembiasaan perilaku buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) di jamban; pembiasaan mencuci tangan pakai sabun (CTPS);
pembiasaan untuk minum air dan makan makanan yang sehat serta higienis;
pembiasaan untuk membuang sampah di tempat sampah dan menjaga
lingkungan bersih serta aman; dan pembiasaan berkegiatn di bawah matahari
pagi.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 30
3. pengadaan sarana dan prasarana Higiene dan sanitasi di satuan PAUD perlu
mempertimbangkan dan memenuhi prinsip, yaitu: aman, bersih, sehat,
nyaman, dan indah; sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar, dan
benda lainnya yang layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan anak.
J. Penugasan
Buatlah media sosialisasi dan edukasi terkait PHBS untuk anak usia
dini!
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 31
BAB IV
GANGGUAN KESEHATAN ANAK USIA DINI
A. Gangguan Kesehatan fisik anak
1. Anemia Kekurangan Zat Besi
2. Karies Gigi
3.
B. Gangguan Kesehatan mental anak
C. Gangguan Kesehatan sosial anak
D. Rangkuman
E. Penugasan
Studi Kasus Kesehatan Anak Usia Dini
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 32
BAB V
PENGEMBANGAN GIZI ANAK USIA DINI
A. Pengertian Gizi
Kata “Gizi” berasal dari dialek dalam bahasa Mesir yang memiliki arti
“makanan”. Kata “gizi” dalam Bahasa Inggris disebut “nutrition”. Gizi dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan berbagai
macam makanan yang masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat mempertahankan
kehidupan. Namun, makna gizi sangat luas, tidak hanya tentang ragam pangan
dan kegunaannya bagi tubuh, tetapi juga tentang ragam cara memperoleh dan
mengolah zat gizi tersebut supaya tubuh tetap terjaga kesehatannya. Zat gizi
merupakan zat yang terkandung dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam proses metabolisme (pencernaan, penyerapan makanan dalam usus halus,
transportasi oleh darah, pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, proses
biologis, penyembuhan, dan kekebalan tubuh) (Paramashanti, 2019).
Tubuh manusia sangat memerlukan zat gizi untuk menghasilkan energi
yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Zat gizi juga diperlukan tubuh sebagai
zat pembangun sehingga proses pertumbuhan pada anak, penggantian jaringan
tubuh yang rusak serta pengaturan semua fungsi tubuh dapat berjalan dengan
baik. Adapun fungsi zat gizi, yaitu:
a. Penghasil energi tubuh
Zat makanan yang dikonsumsi oleh sistem pencernaan tubuh yang kemudian
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan energi. Dengan adanya energi,
maka manusia dapat untuk melakukan berbagai macam aktifitas atau kegiatan
sehari-hari. Adapaun zat-zat penghasil energi adalah lemak, karbohidrat, dan
protein.
b. Pembentuk sel jaringan tubuh
Adapun zat gizi pembentuk sel jaringan tubuh adalah protein, air, dan mineral.
Ketiga zat tersebut secara bersama-sama akan diolah oleh organ tubuh sampai
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 33
terbentuk sel jaringan tubuh baru khususnya sebagai pengganti jaringan yang
rusak.
c. Pengatur fungsi reaksi biokimia yang ada dalam tubuh (stimulansia)
Supaya fungsi dan reaksi biokimia yang ada dalam tubuh dapat berjalan dengan
baik dan cepat, maka tubuh memerlukan berbagai jenis zat sebagai stimulansia
dalam proses tersebut. Zat vitamin yang dapat membantu dalam proses reaksi
biokimia pada tubuh sampai berjalan dengan baik.
B. Macam-Macam Zat Gizi
Zat gizi berdasarkan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu zat gizi makro yang merupakan zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar dan zat gizi mikro
yang merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil
atau sedikit. Berikut akan dijabarkan secara lengkap macam-macam zat gizi,
secara lengkap, yaitu:
Zat Gizi Makro
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Dalam nutrisi pada manusia setiap 1gram karbohidrat
dapat menghasilkan energi sekitar 4 kalori. Kebutuhan energi tersebut
berbeda untuk setiap orang. Ada beberapa hal yang membuat kebutuhan
energi berbeda antara lain jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, serta
tempat tinggal orang tersebut. Beberapa sumber karbohidrat bisa dengan
mudah didapatkan dari bahan pangan yang ada di sekitar kita, seperti pada
biji-bijian berupa beras, jangung maupun gandum; pada umbi-umbian
seperti singkong, ubi jalar, dan kentang; dan pada buah-buahan seperti
pisang dan buah manis lainnya.
2. Protein
Protein berperan penting dalam pembentukan struktur, fungsi, serta
regulasi sel-sel makhluk hidup. Protein juga berfungsi sebagai pembawa
oksigen dalam darah (hemoglobin). Protein merupakan penyusun utama
semua makhluk hidup dan sebagai material utama dalam kulit, otot,
tendon, saraf, dan darah serta membentuk enzim dan antibodi. Pada
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 34
manusia protein menyumbang 20% berat total tubuh. Protein seperti
sebuah mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua
makhluk hidup. tubuh manusia sendiri terdiri dari sekitar 100 triliun sel, dan
masing-masing sel memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel memiliki ribuan
protein berbeda dan Bersama dengan sel, protein melakukan tugasnya
menjaga fungsi tubuh dengan baik (Paramashanti, 2019). Adapun
beberapa fungsi protein, yaitu:
b. Membentuk dan memperbaiki sel serta jaringan tubuh yang rusak
c. Membuat hormon dan membantu sel-sel mengirim pesan untuk
mengkoordinir kegiatan tubuh.
d. Menciptakan antibodi untuk system kekebalan tubuh
e. Berperan pada kontraksi otot dan gerakan
f. Membuat enzim
g. Sebagai cadangan dan sumber energi tubuh
Protein terdiri atas 2 macam,
antara lain protein hewani serta
protein nabati. Protein hewani
merupakan protein yang berasal dari
hewan. Sumber protein hewani
sebagai berikut: ikan, keju, telur,
susu, dan lain sebagainya.
Sedangkan protein nabati merupakan
protein yang bersumber dari tumbuh- Source: freepik.com
tumbuhan. Sumber protein nabati
sebagai berikut: tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
3. Lemak
Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh. Lemak termasuk
pembangun dasar jaringan tubuh karena ikut berperan dalam membangun
membran sel. Bobot energi yang dihasilkan lemak 2 ¼ kali lebih besar
dibandingkan karbohidrat dan protein. Selam proses pencernaan lemak
akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Hal ini dilakukan agar
lemak dapat diserap oleh organ pencernaan, untuk kemudian dibawa ke
organ yang membutuhkan. Adapun beberapa fungsi lemak, yaitu:
a. Pelindung tubuh dari suhu rendah atau dingin
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 35
b. Pelarut vitamin A, D, E, dan K
c. Penghasil energi paling besar
d. Salah satu penyusun membran sel
e. Penahan rasa lapar, karena adanya lemak akan memperlambant
pencernaan
f. Sebagai pembawa berbagai zat esensial
g. Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital, yaitu sebagai bantalan lemak
Berdasarkan sumbernya, lemak dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu lemak nabati serta lemak hewani. Lemak nabati yaitu lemak
yang berasal dari tumbuhan. Contoh sumber lemak nabati antara lain:
margarine, kemiri, minyak kelapa, dan lain sebagainya. Sedangkan lemak
hewani yaitu lemak yang bersumber dari hewan. Adapun sumber lemak
hewani antara lain: susu, daging, keju, dan lain sebagainya. Seseorang
yang memiliki kelebihan lemak, tubuh akan menjadi gemuk. Sedangkan
yang kekurangan lemak membuat kurangnya berat badan.
Zat Gizi Mikro
1. Vitamin
Vitamin adalah suatu senyawa organic kompleks yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang sedikit. Walaupun demikian, vitamin memiliki peranan
yang sangat penting untuk proses pertumbuhan. Avitaminose atau
kekurangan vitamin dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada
proses metabolisme tubuh, hal ini disebabkan karena fungsi zat gizi vitamin
yang tidak dapat untuk digantikan oleh senyawalain. Tanda-tanda orang
yang kekurangan vitamin, yaitu:
a. Pertumbuhan badan menjadi terhambat.
b. Tidak bersemangat bekerja.
c. Badan menjadi lesu.
Vitamin juga bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan serta proses
metabolisme normal dalam tubuh. Vitamin tidak bisa dihasilkan sendiri oleh
tubuh. Oleh karena itu vitamin harus diperoleh dari makanan. Vitamin dapat
dibagi menjadi 2 macam, antara lain: vitamin yang dapat larut dalam air
serta vitamin yang dapat larut dalam lemak. Vitamin yang dapat larut dalam
air yaitu vitamin C dan vitamin B, sedangkan vitamin yang dapat larut dalam
lemak antara lain: Vitamin A, D, E, dan K.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 36
Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehata mata, menjaga Kesehatan
kulit, sebagai antioksidan dan imunitas tubuh. Vitamin A juga berfungsi
sebagai pendukung perkembangan janin di dalam rahim. Kekurangan
vitamin A dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit
mata, kulit menjadi kering, dan pertumbuhan terganggu. Adapun sumber
vitamin A terdapat pada buah-buahan berwaran merah dan kuning
(wortel,pisang, papaya), telur, kangkung, susu, dan lain sebagainya.
Vitamin B
Vitamin B merupakan gabungan dari 15 macam ataupun lebih vitamin yang
dapat dikenal dengan vitamin B komplek, yang mana memiliki peran yang
sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Adapun bahan
pangan sumber vitamin B antara lain: pisang, daging, kacang-kacangan,
bayam, telur, susu, dan lain-lain.
Vitamin C
Vitamin C memiliki fungsi yang penting untuk menjaga kesehatan gigi, gusi,
dan tulang serta menghaluskan kulit, membentuk sel-sel tubuh,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan sebagai antioksidan. Penyakit akibat
kekurangan vitamin C antara lain penyakit kudis, muncul sariawan, dan
gusi menjadi berdarah. Sumber vitamin C banyak terdapat pada jeruk,
pepaya, tomat, arbei, stroberi, kol, dan lain sebagainya. Kebutuhan vitamin
C per hari untuk bayi yaitu 30 mg, anak-anak 60 mg, dewasa sekitar 75
mg, ibu hamil 100 mg, dan ibu menyusui 150 mg.
Vitamin D
Vitamin D memiliki fungsi untuk membantu dalam proses pembentukan
tulang dan gigi, mengatur kadar fosfor yang terdapat pada darah. Sumber
vitamin D banyak terdapat pada ikan, susu, serta kuning telur. Kekurangan
vitamin D dapat mengakibatkan penyakit rakitis (pelunakan tulang pada
anak-anak). Kebutuhan akan vitamin D untuk anak-anak sampai dewasa
400 SI. Sumber vitamin D dapat diperoleh dari makanan (ikan, telur, hati,
kedelai, udang, dan susu) dan paparan sinar matahari pagi.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 37
Vitamin E
Vitamin E memiliki fungsi yang penting untuk fungsi darah, mencegah
keguguran dan pendarahan pada ibu hamil, menjaga jaringan Kesehatan
kulit, mata, darah merah, dan hati serta sebagai antioksidan alami. Sumber
vitamin E banyak terdapat pada berbagai jenis sayuran hijau, susu, kuning
telur, dan daging. Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan
kemandulan, keguguran dan gangguan saraf maupun otot.
Vitamin K
Vitamin K memiliki fungsi untuk membantu dalam proses pembekuan
darah. Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan darah menjadi lebih
sukar untuk membeku dan menurunya kepadatan tulang. Kebutuhan akan
vitamin K perhari adalah 1 miligram. Sumber vitamin K banyak terdapat
pada bayam, hati, alpukat, dan bunga kol.
Source: freepik.com
Gambar Pangan Sumber Vitamin
2. Mineral
Mineral dibutuhkan oleh manusia juga sama dengan vitamin, yaitu
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Walaupun begitu, kebutuhan mineral
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 38
sangatlah penting. Mineral digolongkan dalam dua kelompok: Mineral
Makro (kalsium, fosfor, magnesium, natrium dan kalium) dan Mineral Mikro
(zat besi, seng, mangan, kuprum, klor, selenium dan yodium. Kekurangan
salah satu dari mineral tersebut juga dapat menimbulkan beragam
penyakit. Seperti, apabila kekurangan Iodium dapat mengakibatkan
kekerdilan dan penyakit gondok, kekurangan zat besi dapat
mengakibatkan anemia, dan lain sebagainya. Adapun manfaat masing-
masing mineral tersebut, yaitu:
a. Kalsium dan Fosfor merupakan mineral yang paling banyak dalam
tubuh manusia. Kalsium dan fosfor bermanfaat untuk pembentukan
tulang dan gigi serta mengatur proses pembekuan darah. Adapaun
bahan pangan penghasil kalsium dan fosfor diantaranya teri, sarden,
susu sapi, dan keju.
b. Natrium dan Kalium merupakan elektrolit utama dalam tubuh yang
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Natrium dapat diperoleh dari garam dapur, daging sapi, terlur ayam dan
margarin sedangkan kalium dapat diperoleh dari kacang merah,
pisang, bayam, dan kacang kedelai.
c. Zat Besi bermanfaat untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh,
membentuk sel darah merah, meningkatkan kemampuan belajar, dan
membantu system kekebalan tubuh. Adapun bahan pangan yang
mengandung zat besia, diantaranya adalah susu sapi, bayam, daging
sapi, ayam dan hati ayam.
d. Zink bermanfaat untuk membantu proses metabolisme di dalam tubuh
dan meningkatkan kekebalan tubuh sebagai antioksidan.
e. Yodium berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
otak anak. Yodium dapat diperoleh dari garam dapur beryodium,
udang, telur, dan susu sapi.
C. Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan
Gizi memiliki peran yang sangat strategis dalam tumbuh kembang
manusia, yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena
individu dapat mencapai potensinya secara maksimal dengan gizi yang
cukup. Pemenuhan gizi tersebut dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan.
Periode ini disebut dengan critical period atau window of opportunity yang
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 39
menunjukkan bahwa fase ini sangat penting dan dapat menentukan
kehidupan seorang anak di masa depannya. Periode ini dimulai sejak dalam
periode kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).
Infografis 1000 Hari Pertama Kehidupan
Intervensi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak pada
periode ini memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan. Malnutrisi
periode awal kehidupan dapat menyebabkan dampak permanen dari
perkembangan otak, sistme kekebalan tubuh, dan pertumbuhan fisik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya kapasitas untuk belajar,
kinerja yang buruk di sekolah, kerentanan lebih besar terhadap infeksi dan
penyakit serta kehilangan potensi penghasilan di masa depan. Dampak
lain dari kekurangan gizi di awal kehidupan adalah meningkatnya beban
ekonomi negara karena produktivitas menurun dan biaya perawatan
Kesehatan yang mahal meningkat (Fikawati, et.,al, 2020)
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 40
Menurut Rahayu, et.,al (2018) ada beberapa titik kritis yang harus
diperhatikan selama periode 1000 hari pertama kehidupan, yaitu:
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
Selama kehamilan seorang ibu penting untuk memiliki status gizi
yang baik agar dapat mnejalankan proses kehamilan denga naman dan
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik serta
memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak. Jika ibu hamil
memiliki status gizi kurang maka akan berdampak pada pertumbuhan janin
yang terganggu, penyebab utama terjadinya bayi pendek (stunting) dan
meningkatkan risiko obesitas dan penyakit degeneratif pada masa dewasa.
Janin yang ada di rahim ibu memperoleh zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam
tubuh ibunya. Oeh karena itu, selama hamil atau menyusui seorang ibu
harus menambah jumlah asupan dan jenis makanan yang dimakan untuk
mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang
mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI.
Apabila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi
yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang
ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat
besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi.
Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh
seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran
dan buah-buahan. Selama masa kehamilan seorang ibu harus
memperhatikan dan mnejaga asupan nutrisinya agar pembentukan,
pertumbuhan dan perkembangan janinnya optimal. Idealnya, berat badan
bayi saat dilahirkan adalah tidak kurang dari 2500 gram, dan panjang
badan bayi tidak kurang dari 48 cm. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran
berat badan (BB) dan panjang badan (PB) bayi setelah lahir dan dilanjutkan
dengan pengukuran BB dan PB secara berkala selama periode emas masa
pertumbuhannya.
2. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)
Pada periode ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
kepada bayi secara eksklusif pasca ibu melahirkan. Dalam satu jam
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 41
pertama kehidupannya setelah dilahirkan ke dunia, pastikan bayi
mendapatkan kesempatan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
IMD adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau perut sang
ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber Air Susu Ibu (ASI)
dan menyusu. IMD sangat bermanfaat bagi bayi karena bayi bida
mendapatkan kolostrum yang terdapat pada tetes ASI pertama ibu yang
kaya akan zat kekebalan tubuh. Tidak hanya bagi bayi, IMD juga sangat
bermanfaat bagi Ibu karena membantu mempercepat proses pemulihan
pasca persalinan. Meskipun manfaatnya begitu besar, banyak ibu yang
tidak berhasil mendapatkan kesempatan IMD, karena kurangnya
pengetahuan dan dukungan dari lingkungan.
Infografis Inisiasi Menyusui Dini
Melalui proses IMD maka kesempatan bayi untuk mendapat
kolostrum semakin besar. Kolostrum merupakan ASI terbaik yang keluar
pada hari ke 0-5 setelah bayi lahir yang mengandung antibodi (zat
kekebalan) yang melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi
atau infeksi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai bayi
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 42
berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. WHO merekomendasikan
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun untuk meningkatkan daya tahan
tubuh anak dan mengurangi risiko kontaminasi dari makanan atau
minuman selain ASI.
3. Periode 6 – 24 bulan (540 hari)
Pada usia 6 bulan ke atas, anak mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi
kebutuhan anak. Pengetahuan dalam pemberian MP ASI menjadi sangat
penting mengingat banyak terjadi kesalahan dalam praktek pemberiannya,
seperti pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yang usianya kurang
dari 6 bulan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau diare.
Sebaliknya, penundaan pemberian MP ASI akan menghambat
pertumbuhan bayi karena zat-zat gizi yang dihasilkan dari ASI tidak
mencukupi kebutuhan lagi sehingga akan menyebabkan kurang gizi.
https://promkes.kemkes.go.id/
Infografis Makanan Pendamping ASI
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 43
Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan
perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik
mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai
gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI
atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain dengan
tekstur makanan yang bertahap, diawali dengan makanan lumat, makanan
lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1
tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara
seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak
selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam
pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi
makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai
diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan
nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori. Demikian pula
jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak
berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
D. Pengertian Gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Di
Indonesia, pedoman gizi seimbang divisualisasikan dalam “tumpeng gizi
seimbang”. Pada tumpeng gizi seimbang digambarkan seluruh unsur
utama yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat. Dalam pedoman Gizi
Seimbang susunan makanan dipastikan memenuhi kebutuhan gizi untuk
mencegah terjadinya kekurangan maupun kelebihan gizi, Hal ini berarti,
seseorang diharuskan mengonsumsi beraneka ragam makanan dan
memenuhi kelompok zat gizi dengan porsi yang cukup dan tepat, porsinya
tidak boleh kurang ataupun terlalu banyak.Mengikuti pedoman gizi
seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi seseorang sehingga
dapat mempertahankan berat badan normal.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 44
Tumpeng gizi seimbang memiliki empat lapis yang secara
berurutan dari bawah ke atas menunjukkan besaran anjuran konsumsi
kelompok makanan tersebut dimana lapisan paling bawah dianjurkan
dikonsumsi lebih banyak, sedangkan lapisan paling atas dianjurkan
dikonsumsi lebih sedikit. Setiap lapisan tumpeng gizi seimbang
menunjukkan bahan makanan, yaitu:
▪ Zat sumber tenaga: karbohidrat, protein, dan lemak. Contoh: beras, roti,
umbi-umbian, jagung, dan sebagainya.
▪ Zat pembangun: protein hewani dan protein nabati. Contoh: daging
merah, ayam/ungags, ikan, hati, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan
▪ Zat pengatur: vitamin dan mineral. Contoh: terdapat dalam semua jenis
makanan, khususnya pada buah dan sayur.
Tumpeng Gizi Seimbang
E. Pilar Gizi Seimbang
Tumpeng gizi seimbang menggambarkan prinsip dari 4 pilar gizi seimbang,
yaitu:
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 45
Pilar 1: konsumsi beraneka ragam
pangan
Tidak ada satu pun jenis makanan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan menjaga kesehatan,
kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru
lahir hingga usia 6 bulan. Untuk itu, setiap
orang harus mengonsumsi pangan yang
bergizi, berimbang dan beragam (B3) untuk memastikan asupan berbagai
gizi yang dibutuhkan.
Pilar 2: Biasakan Perilaku hidup bersih
Membiasakan perilaku hidup bersih
termasuk salah satunya adalah menjaga
keamanan makanan akan menghindarkan
atau mencegah kita dari risiko terpapar
berbagai sumber infeksi.
Pilar 3: lakukan aktivitas fisik secara rutin
Melakukan aktivitas fisik dapat
menyeimbangkan antara pengeluaran dan
pemasukan zat gizi terutama sumber energi
di dalam tubuh. Memperlancar sistem
metabolisme dalam tubuh termasuk
metabolisme zat gizi.
Pilar 4: pantau berat badan secara berkala
Memantau berat badan secara teratur
bermanfaat mencegah penyimpangan berat
badan dari berat badan normal dan dapat
segera mendeteksi gangguan pertumbuhan
pada anak.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 46
Mengacu pada 4 pilar gizi seimbang tersebut, ada beberapa pesan gizi
seimbang yang dapat dilakukan sebagai cara untuk memastikan gizi
seimbang bagi anak usia 4-6 tahun, yaitu:
1. Biasakan makan tiga kali sehari. Kebutuhan gizi sehari anak dapat
terpenuhi dengan mengonsumsi makanan utama sebanyak tiga kali
sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Pastikan
makanan yang dikonsumsi beragam, sehat, dan memiliki zat gizi yang
tinggi.
2. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein, Omega 3, DHA dan
EPA. Makanan sumber protein dan kaya akan Omega 3, DHA dan EPA
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Makanan kaya protein
termasuk ikan, telur, susu pertumbuhan, daging, ayam, tempe dan tahu.
Ikan dan telur sangat baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak karena
kedua jenis pangan tersebut mempunyai kualitas protein yang bagus.
Sumber protein nabati juga baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak, contohnya tempe dan tahu.
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan
buah-buahan mengandung vitamin dan mineral. Tergolong antioksidan,
salah satu fungsi vitamin adalah untuk mencegah kerusakan sel. Sayur
dan buah juga mengandung serat, yang membantu fungsi pencernaan
dengan melancarkan buang air besar dan dapat mencegah dan
menghambat perkembangan sel kanker usus besar atau kanker kolon.
Biasakan anak mengonsumsi sayur dan buah sejak usia dini, karena
dampaknya positif hingga masa dewasa.
4. Batasi mengonsumsi makanan minuman yang terlalu manis, asin
dan/atau berlemak. Makanan manis, asin dan berlemak meningkatkan
risiko kelebihan berat badan sehingga rentan terhadap penyakit kronis
tidak menular seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung. Oleh karena itu, konsumsi makanan camilan yang
terlalu manis, asin dan berlemak perlu dibatasi.
5. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Aktivitas fisik yang bisa dilakukan yaitu bermain dan berolahraga.
Banyak permainan tradisional Indonesia yang bisa kembali digalakkan
untuk mendukung kesehatan dan kebugaran secara fisik dan
mendukung perkembangan sosial-emosional anak terhadap lingkungan
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 47
bermain. Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk anak adalah aktivitas fisik
yang banyak mengeluarkan tenaga (permainan aktif), seperti kejar-
kejaran, lempar bola, main sepeda, berenang dan lari pagi. Sebaiknya
aktivitas fisik atau olahraga dilakukan setiap hari selama 60 menit.
6. Sajikan susu tanpa menambahkan gula. Susu pertumbuhan adalah
salah satu sumber protein hewani dan mineral kalsium yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun seringkali susu
disajikan dengan tambahan gula, sehingga meningkatkan risiko
kelebihan berat badan. Ketika memberikan susu pertumbuhan untuk
anak, sebaiknya jangan menambahkan gula, karena pemberian susu
dengan kadar gula yang tinggi membuat anak menjadi terbiasa dengan
rasa yang sangat manis. Pola makan manis perlu dihindari sejak usia
dini.
7. Sarapan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan otak anak, karena lambung kita kosong selama lebih dari
8 jam sejak makan malam. Otak memerlukan energi yang diperoleh
langsung dari makanan. Sarapan yang sehat terdiri dari pangan sumber
karbohidrat (nasi, ubi, mie, roti, sagu, jagung dan serealia lain), pangan
sumber protein (telur, ikan daging, tahu, tempe), sayuran dan buah
(sayuran hijau, tomat, ketimun, pisang, pepaya), dan minuman. Menu
sarapan boleh ditambahkan susu. Untuk menanamkan kebiasaan
sarapan, pastikan menu sarapan mudah dibuat dan disukai oleh anak.
Sarapan sebaiknya memenuhi sekitar 15-35 persen kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya.
8. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Anak usia 4-6 tahun butuh
mengonsumsi 5-6 gelas atau 1200- 1500 ml sehari. Sebaiknya anak
tidak dibiasakan minum minuman manis atau bersoda karena jenis
minuman tersebut kandungan gulanya tinggi.
F. Isi Piringku
Untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak usia dini, perlu untuk
mengatur komposisi makanan anak dalam penyajian makanan sekali
makan. Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep “isi
piringku” sebagai pengganti pedoman 4 sehat 5 sempurna sebagai acuan
penyajian porsi makanan untuk sekali makan. Untuk memudahkan
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 48
penerapan konsep isi piringku untuk anak usia dini, maka bahan makanan
dikelompokkan menjadi 5 kelompok makanan, yaitu:
1. Makanan pokok. Makanan pokok mengandung zat penghasil tenaga,
yang dikenal dengan karbohidrat. Adapun beberapa jenis makanan
pokok dapat berupa:
Nasi Jagung rebus Kentang Goreng
2. Lauk Hewani. Lauk hewani adalah sumber protein hewani dan lemak
yang mengandung zat pembangun dan zat tenaga. Adapun beberapa
contoh makanan lauk hewani dapat berupa:
Ikan Goreng Ayam Goreng Telur mata sapi
3. Lauk Nabati. Sumber protein juga bisa didapatkan dari Lauk nabati
seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Adapun beberapa contoh
makanan lauk nabati dapat berupa:
Tempe goreng Tahu goreng
4. Sayuran. Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang berfungsi
menjalankan proses pengaturan metabolisme tubuh
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 49
Beragam sayuran
5. Buah-Buahan. Buah-Buahan juga sumber vitamin dan mineral yang
berfungsi menjalankan proses pengaturan metabolisme tubuh
Buah-buahan
Video isi piringku https://youtu.be/LfQLqk4oHvE
Sumber: Panduan “isi piringku” Danone
G. Rangkuman
1. Gizi diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan
berbagai macam makanan yang masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat
mempertahankan kehidupan. Adapun fungsi zat gizi, yaitu: penghasil
energi tubuh, pembentuk sel jaringan tubuh, dan pengatur fungsi reaksi
biokimia yang ada dalam tubuh.
Modul Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 50